PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

(1)

No. Daftar FPIPS: 1650/UN. 40. 2. 7/PL/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan IPS

Oleh

NITA AWALITA SUNDARI

0901344

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK

MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12

Bandung)

Oleh

Nita Awalita Sundari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Nita Awalita Sundari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Saat ini pelaksanaan pembelajaran di SMP khususnya mata pelajaran IPS masih dilakukan secara terpisah (parsial). Hasil observasi di kelas VIII E menunjukkan proses pembelajaran kurang dapat memfasilitasi siswa dalam mengeksplorasi kemampuan siswa baik secara lisan maupun tulisan, sehingga kreativitas siswa di kelas ini rendah. Hal ini disebabkan karena guru tidak mempunyai banyak waktu dalam membimbing siswa melakukan kegiatan yang dapat memacu kreativitasnya. Oleh karenanya diperlukan satu model pembelajaran yang dapat membantu guru mengintegrasikan materi sehingga waktu yang diperlukan guru di dalam kelas pun menjadi lebih singkat tetapi materi yang disampaikan lebih bermakna dan menyeluruh. Salah satunya yaitu model pembelajaran tematik. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana guru merencanakan, melaksanakan, merefleksikan, mengidentifikasi kendala, dan upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa. Sejalan dengan permasalahan di atas, model pembelajaran tematik dalam penelitian ini berangkat dari tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sosilaisasi, Cita-Cita, Pelaku Utama Perekonomian Indonesia, dan Pasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam empat siklus. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah wawancara, observasi, dan catatan lapangan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan triangulasi, member check, dan expert opinion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan kreativitas siswa. Pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tematik guru dituntut untuk menentukan tema yang sesuai dengan kurikulum dan perkembangan siswa SMP. Pada siklus I kreativitas siswa terlihat dari dimensi proses dimana siswa dengan cepat menyelesaikan LKS mencari kata (creative learning). Siklus II kreativitas siswa lebih menonjol pada dimensi produk, siswa membuat lambang dan iklan lowongan kerja yang sesuai dengan cita-cita mereka. Dimensi proses lebih meningkat ketika siswa melakukan diskusi kelompok pada siklus III. Pada siklus IV siswa membuat sebuah produk yang bernilai ekonomis. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk menerapkan model pembelajaran tematik pada tema yang berbeda sehingga pembelajaran IPS untuk tingkat SMP sesuai dengan tuntutan kurikulum yang menyatakan bahwa pembelajaran IPS pada tingkat SMP harus dilakukan secara integrasi sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa.


(5)

ABSTRACT

Today, the application of learning in Junior High School, especially IPS subject is still explained partially. The result observation at the eighth class E shows the process of educational activity cannot facilitate the student in exploring their capability whether spoken or written. So that, the student’s creativity is still low in this class. This is because of that the teachers have not got much time to guide the students to do the creative activities. That’s way, it will need a learning models which can assist the teachers to integrate the materials. Consequently, the time needed by the teachers at the class, become shorter and more. However, the explained materials are more meaningful and integrated. One of them is the thematic learning models. The problems formulation in this research are how the teacher planning, doing, reflecting obstruction, and solution to increase the students creativity. In accordance with the problems above, the research thematic learning models come from the theme of the everyday’s students activity. The used theme in this research are Socialization, Goals, Indonesia Economic Prime Behavior, and Market. The research uses the qualitative approaching with the classroom action research methods which are applied in four cycles. The adopted data collection technique by the writer is interviewing, observating and journal fields. The observation subject is the students of the eighth class E in SMP Negeri 12 Bandung. The observation data process uses the data analysis technique of triangulating application, member check and expert opinion. The observation result shows that the learning of thematic learning models application can increase the students creativity. Accordingly, the learning of thematic learning models usage insist the teachers to determine the suitable theme of curriculum and students development of SMP (Junior High School). On the other hands, the cycle I of students creativity can be seen from the dimension process where the students can finish LKS fast to find the words (creative learning). And the cycle II of students creativity are more dominant in the dimension product, where the students make the symbol and the job vacant advertisement that are suitable with their ambition. The dimension process will be increasing when the students discuss the problems in the group of cycle III. In cycle IV, the students create the valuable economic product. Based on the observation result, the teachers are suggested to apply thematic learning models to the different themes. So that, IPS learning for the students of Junior High School in accordance with curriculum insistence explanation that IPS learning in Junior High School level must be done properly to increase the students creativity.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Tematik ... 10

B. Model Pembelajaran Tematik dalam Pembelajaran IPS ... 13

C. Tinjauan Tentang Kreativitas ... 23

D. Kreativitas dalam Pembelajaran IPS ... 30

E. Hubungan antara Pembelajaran Tematik dengan Kreativitas dalam Pembelajaran IPS ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 34

B. Jenis dan Desain Penelitian ... 34


(7)

D. Prosedur Penelitian ... 38

E. Instrumen Penelitian ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 44

G. Teknik Analisis dan Validitas Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Sekolah SMP Negeri 12 Bandung ... 48

B. Deskripsi Guru Mitra ... 57

C. Deskripsi Kelas VIII E ... 59

D. Deskripsi Siswa Kelas VIII E ... 59

E. Tahap Pembentukan Tema Pembelajaran IPS Kelas VIII ... 60

F. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 63

1. Tahap Orientasi Awal ... 63

2. Refleksi Temuan Awal Penelitian ... 68

3. Perencanaan ... 69

G. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan ... 71

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ... 71

a. Deskripsi Observasi Tindakan ... 71

b. Refleksi ... 73

c. Perencanaan ... 78

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 ... 80

a. Deskripsi Observasi Tindakan ... 80

b. Refleksi ... 84

c. Perencanaan ... 89

3. Pelaksanaan Tindakan Siklus 3 ... 91

a. Deskripsi Observasi Tindakan ... 91

b. Refleksi ... 94


(8)

4. Pelaksanaan Tindakan Siklus 4 ... 99

a. Deskripsi Observasi Tindakan ... 99

b. Refleksi ... 100

H. Analisis Hasil Penelitian ... 104

I. Analisis Keterkaitan Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Kreativitas ... 125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 131

B. Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA ... 135 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Dimensi Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran IPS ... 29

4.1 Daftar Nama Kepala Sekolah yang Pernah Menjabat di SMP 12 Bandung ... 49

4.2 Data Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 12 Bandung ... 53

4.3 Pemetaan Tema Sosialisasi ... 60

4.4 Pemetaan Tema Cita-Cita ... 61

4.5 Pemetaan Tema Pelaku Utama Perekonomian Indonesia ... 61

4.6 Pemetaan Tema Pasar ... 62

4.7 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Tematik yang Dilakukan Guru di dalam Kelas pada Siklus 1 …...……… 74

4.8 Hasil Observasi Keterlaksanaan Kreativitas pada Siklus 1 ..……….. 76

4.9 Hasil Kerja Siswa Tentang Klasifikasi Pekerjaan ... 83

4.10 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Tematik yang Dilakukan Guru di dalam Kelas pada Siklus 2 ………...…. 85

4.11 Hasil Observasi Keterlaksanaan Kreativitas pada Siklus 2 ………….. 87

4.12 Hasil Presentasi Siswa (Siklus 3) ... 92

4.13 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Tematik yang Dilakukan Guru di dalam Kelas pada Siklus 3 ….…………..…. 94

4.14 Hasil Observasi Keterlaksanaan Kreativitas pada Siklus 3 ………….. 96

4.15 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Tematik yang Dilakukan Guru di dalam Kelas pada Siklus 4 ……… 101

4.16 Hasil Observasi Keterlaksanaan Kreativitas pada Siklus 4 …………. 102

4.17 Perbandingan Perencanaan yang Dilakukan Guru Pada Siklus Pertama sampai Siklus Keempat ... 106


(10)

4.18 Perbandingan Pelaksanaan Model Pembelajaran Tematik yang

Dilakukan Guru Pada Siklus Pertama sampai Siklus Keempat ... 108 4.19 Perbandingan Kreativitas yang Dilakukan Siswa

Pada Siklus Pertama sampai Siklus Keempat ... 110 4.12 Hasil Temuan Siklus 1 sampai Siklus 4 ... 115


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart ... 35

3.2 Pemetaan Tema Sosialisasi ... 37

4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 12 Bandung ... 49

4.2 Pemetaan Tema Sosialisasi ... 70

4.3 Pemetaan Tema Cita-Cita ... 79


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi terhadap kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung pada tanggal 29 Januari 2013. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran IPS di sekolah yaitu terlalu banyaknya konsep dalam materi pembelajaran IPS, sehingga siswa lebih mementingkan pengetahuannya saja dengan cara menghafal berbagai konsep dan siswa kurang mampu mengembangkan konsep tersebut dengan kehidupan nyata yang mereka hadapi sehari-hari. Sistem pendidikan seperti ini membuat anak berpikir secara parsial dan terkotak-kotak, sehingga pada akhirnya dapat mematikan kreativitasnya.

Kreativitas siswa di SMP Negeri 12 Bandung khususnya kelas VIII E ini rendah, hal ini disebabkan kerena siswa kurang mengekspresikan pengalamannya baik secara lisan maupun tertulis. Siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk mengemukakan gagasan-gagasan yang baru. Pembelajaran pun lebih didominasi oleh guru, sehingga siswa tidak pernah bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. Guru merasa tidak mempunyai banyak waktu dalam mengembangkan kreativitas siswa ini sehingga tidak menjadi prioritas utama dalam pembelajaran IPS.

Menurut Clark Moustakis (Munandar, 2009: 18) kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. Kreativitas ini ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.

Pembelajaran IPS yang peneliti temukan saat ini masih bersifat tradisional, dimana pusat pembelajaran hanya ada pada guru semata (teacher oriented). Siswa tidak diberikan kesempatan untuk memilih pembelajaran seperti apa yang akan mereka tempuh selama proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan siswa baik


(13)

2

secara lisan maupun tertulis menjadi kurang tereksplorasi di dalam kelas. Permasalahan lain yang ditemukan oleh peneliti yaitu pada saat ini pelaksanaan pembelajaran di SMP untuk mata pelajaran IPS masih dilakukan secara terpisah.

Kenyataan ini mendorong perlunya penerapan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran IPS adalah model pembelajaran tematik. Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan bermakna bagi anak karena model pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran tematik yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pembelajaran yang dikemas dalam suatu tema atau bisa disebut dengan istilah tematik yang berasal dari integrasi antara satu Kompetensi Dasar dengan Kompetensi Dasar lainnya yang sesuai dengan silabus dan pembelajaran IPS. Pendekatan tematik ini merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dengan kata lain pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa konsep disiplin ilmu sosial sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Model pembelajaran ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Model pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing) (Trianto, 2011: 157). Tema yang dijadikan fokus pembelajaran diambil berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah disusun oleh Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP). Tema pada pembelajaran IPS kemudian dikembangkan menjadi beberapa konsep dan ditindaklanjuti dengan berbagai aktifitas belajar siswa yang mengarahkan pada peningkatan kreativitas siswa itu sendiri.


(14)

3

Model pembelajaran tematik ini sangat cocok bagi siswa untuk meningkatkan kreativitasnya. Setelah siswa menyelesaikan satu tema mereka dapat memutuskan pemecahan masalah secara kreatif atau membuat produk berupa rangkuman, kerajinan tangan, karya tulis sederhana, atau karya seni lainnya yang dipresentasikan di depan kelas. Pembelajaran tematik juga memiliki peluang untuk meningkatkan kreativitas akademik maupun non akademik. Hal ini disebabkan model ini menekankan pada peningkatan kemampuan analitis terhadap konsep-konsep yang dipadukan.

Penelitian terdahulu yang menggunakan model pembelajaran tematik adalah penelitian tesis karya Yulia Karahmatika (2009) dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang dipublikasikan oleh Jurusan Pendidikan IPS Pasca Sarjana UPI dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Model Pembelajaran Tematik”. Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu beliau telah berhasil mendeskripsikan penerapan model pembelajaran tematik yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMP terutama dalam berketerampilan sosial. Keterampilan sosial yang dimaksud yaitu kemampuan bekerja sama di dalam kelompok, menyumbangkan dan menerima pendapat di dalam tugas dan diskusi, juga mengembangkan kepemimpinan siswa.

Penelitian lain juga dikemukakan oleh Setiana (2009) dengan judul “Pengaruh Implementasi Pendekatan Tematik Model Webbing Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”. Penelitian ini adalah penelitian tesis dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dipublikasikan oleh Jurusan Pendidikan IPS Pasca Sarjana UPI. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa implementasi pendekatan tematik model webbing dapat berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep oleh siswa kelas III dalam pembelajaran IPS SD. Peningkatan pemahaman konsep sebagai dampak dari implementasi pembelajaran tematik model webbing masih terbatas pada konsep konkret yang mencapai penguasaan 80% sedangkan pada konkret abstrak penguasaannya hanya mencapai 40%. Berpengaruh secara signifikan terhadap


(15)

4

peningkatan kreativitas siswa kelas III pada pembelajaran IPS SD. Peningkatan kreativitas siswa sebagai dampak atas implementasi pendekatan tematik model webbing masih terbatas pada tahap, tingkat, dan derajat kreativitas tertentu. Ditinjau dari aspek tahapan kreativitas, peningkatan secara signifikan hanya terjadi pada tahap persiapan dan inkubasi. Ditinjau dari aspek tingkatan kreativitas berdasarkan sudut pandang person, pendekatan pembelajaran tematik model webbing mampu meningkatkan kreativitas anak secara signifikan pada tingkat kelancaran dan kepraktisan. Ditinjau dari aspek produk kreativitas, pembelajaran tematik model webbing mampu mengembangkan dimensi kreativitas praktis dan berguna. Dari aspek derajat kreativitasnya, pendekatan pembelajaran tematik model webbing ternyata mampu meningkatkan keseluruhan tingkat kreativitas yakni rasa ingin tahu, suka meneliti/mengamati dan berkreasi sederhana.

Berdasarkan penelitian terdahulu di atas maka pembelajaran IPS hendaknya dilaksanakan melalui pendekatan pembelajaran tematik baik secara internal (disiplin ilmu) maupun eksternal (dikaitkan dengan mata pelajaran lain). Oleh karena itu, saran dari penelitian di atas menyebutkan bahwa untuk peneliti selanjutnya untuk lebih menitikberatkan pada strategi guru dan gaya guru untuk meningkatkan dimensi kreativitas yang lebih tinggi dengan menggunakan model pembelajaran tematik.

Menurut Depdikbud (1996: 3) model pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Namun demikian, masih banyak pihak yang belum memahami dan mampu menerapkan model pembelajaran ini secara baik.

Kegiatan pembelajaran masih bepusat pada guru (teacher oriented). Serta guru masih kesulitan untuk mengintegrasikan pembelajaran, karena background guru yang bukan dari lulusan sarjana IPS. Hal ini menyebabkan siswa kurang memahami materi secara keseluruhan yang mengakibatkan kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran IPS, sehingga kreativitas siswa pun rendah.


(16)

5

Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara peneliti dengan guru mitra Ibu Yani Chendrayani, S.Pd. Beliau merasa cukup kesulitan dalam mengintegrasikan pelajaran IPS di SMP, karena Ibu ini lulusan dari pendidikan sejarah, sehingga dalam pembelajaran IPS, konsep disiplin ilmu sejarah lebih mendominasi dalam proses pembelajaran di kelas yang pada akhirnya menyebabkan konsep IPS yang disampaikan guru menjadi terpisah-pisah. Masalah rendahnya kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS tersebut, terkait langsung dengan kemampuan guru itu sendiri untuk berinovasi khususnya dalam mengembangkan model pembelajaran. Latar belakang pendidikan ilmu sosial pada guru IPS di tingkat SMP menjadi salah satu kendala bagi guru untuk menyelenggarakan pendidikan secara terintegrasi.

Berangkat dari permasalahan tersebut, melalui penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran IPS. Karena penelitian ini dilakukan secara kolaboratif yang menyertakan guru sebagai subjek penelitian, sehingga pada akhirnya di samping memperkenalkan model pembelajaran tematik, juga secara substansial dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPS terutama untuk meningkatkan kreativitas siswa.

Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung)”.


(17)

6

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah seperti berikut:

1. Rumusan Masalah Umum

“Bagaimana penerapan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung?”

2. Rumusan Masalah Khusus

a. Bagaimana merencanakan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung?

b. Bagaimana melaksanakan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung?

c. Bagaimana merefleksikan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung?

d. Bagaimana kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung?

e. Bagaimana upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung?


(18)

7

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

“Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung”.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengidentifikasi rancangan penerapan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

b. Mengeksplorasi model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

c. Merefleksikan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

d. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung. e. Menganalisis upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala

dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dunia pendidikan terutama bagi peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model pembelajaran tematik.


(19)

8

2. Manfaat Praktis

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kontribusi bagi berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan, seperti :

a. Bagi Siswa

1. Meningkatkan kreativitas sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.

2. Memberikan wawasan serta dapat mengembangkan kemampuan serta kualitas siswa dalam pembelajaran IPS.

b. Bagi Guru

1. Melatih guru untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat terpadu (integrated) dengan menggunakan model pembelajaran tematik. 2. Meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

c. Bagi Sekolah

1. Sekolah mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya melalui penerapan model pembelajaran tematik.

2. Sekolah diharapkan mampu mencermati kebutuhan siswa.

E. Struktur Organisasi

Skripsi ini tersusun dari lima bab dengan rincian sebagai berikut:

Bab I adalah bab pendahuluan, yang akan menguraikan secara umum tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi.

Bab II berisi kajian pustaka yang memuat pengertian dan konsep dasar model pembelajaran tematik serta kajian tentang kreativitas. Pada bab ini juga disampaikan mengenai bukti-bukti empirik yang berhubungan dengan konsep model pembelajaran tematik dengan kreativitas pada pembelajaran IPS.


(20)

9

Bab III merupakan metode penelitian yang mencakup lokasi dan subjek penelitian, jenis dan desain penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis dan validitas data.

Bab IV membahas laporan hasil penelitian yang meliputi observasi dan refleksi awal, pelaksanaan tindakan yang akan menempuh beberapa siklus, analisis hasil penelitian serta analisis keterkaitan penerapan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas.

Bab V menguraikan tentang penutup yang mencakup kesimpulan dan saran terhadap proses pembelajaran, pendidik, dan pemegang kebijakan yang memiliki kompetensi terhadap perkembangan pendidikan.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 12 Bandung Jalan Dr. Setiabudhi No. 195 untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII. Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester 2 tahun ajaran 2012/2013, yaitu bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung, pada Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 36 anak, terdiri dari 20 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Karakteristik siswa kelas VIII E secara kemampuan merupakan kelas yang heterogen.

B. Jenis dan Desain Penelitian

Permasalahan inti dalam penelitian ini adalah penerapan model tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS. Permasalahan ini berkaitan dengan proses pembelajaran mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama. Hal ini berarti penelitian bertujuan untuk memecahkan permasalahan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu penelitian ini bersifat penelitian tindakan kelas (classroom action research).

Secara esensial penelitian tindakan kelas adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan menggunakan prosedur tertentu untuk mencari informasi tentang pembelajaran yang dilakukan guru maupun siswa di kelas. Penelitian tindakan kelas ini berupaya untuk memecahkan masalah pembelajaran dengan melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas sangat tepat dilakukan peneliti untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam proses belajar mengajar, sehingga kekurangan tersebut dapat diperbaiki.


(22)

35

Penelitian ini akan dimulai dengan studi pendahuluan atau tahap orientasi awal, temuan dari orientasi awal, kemudian dijadikan bahan refleksi bersama antara peneliti dengan observer, untuk menentukan langkah-langkah kegiatan selanjutnya (tindakan, observasi, refleksi, dan penyusunan rencana ulang) hingga tujuan penelitian tercapai.

Desain Penelitian mengacu pada model Kemmis dan MC Taggart (Arikunto, 2010: 16) yang terdiri atas 4 komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana Tindakan dapat digambarkan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart (Sumber: Arikunto, 2010: 16)

Alasan peneliti memilih model Kemmis dan Taggart karena model ini hanya membutuhkan satu kali tindakan pada setiap siklusnya. Langkah pertama yaitu perencanaan, selanjutnya pelaksanaan, pengamatan, kemudian refleksi.

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan


(23)

36

Menurut Sanjaya (2011: 57) model ini memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. Adanya perencanaan, yakni kegiatan yang disusun sebelum tindakan dimulai. Peneliti menyusun tindakan yang sesuai observasi awal, kemudian setelah hasilnya diketahui bahwa kreativitas siswa kurang maka peneliti merencanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa baik dalam dimensi proses maupun dimensi produk.

2. Adanya tindakan itu sendiri, yakni perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya. Dalam pelaksanaannya peneliti pun dibantu oleh guru mitra yang berperan sebagai observer.

3. Observasi, yakni kegiatan yang dilakukan oleh pengamat (observer) untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan guru. Obervasi juga dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa selama penelitian berlangsung. 4. Refleksi, yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis

hasil observasi, terutama untuk melihat berbagai kelemahan yang perlu diperbaiki.

C. Definisi Operasional

Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari perbedaan dalam penelitian ini, penulis kemukakan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik ini merupakan bagian dari pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996 :3). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang berangkat dari satu tema yang diambil dari Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial pada tingkat satuan pendidikan


(24)

37

SMP/MTs yang diintegrasikan secara kreatif dan inovatif untuk memacu semangat belajar siswa sehingga dapat meningkatkan kreativitasnya.

Dengan demikian yang dimaksud dengan upaya meningkatkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran tematik pada penelitian ini adalah proses pembelajaran IPS dengan menggunakan tema-tema tertentu untuk meningkatkan kreativitas siswa sekolah menengah pertama khususnya siswa SMP Negeri 12 Bandung kelas VIII E.

Salah satu tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sosialisasi. Berikut adalah gambar pemetaan tema yang digunakan dalam penelitian:

Gambar 3.2 Pemetaan Tema Sosialisasi

Indikator model pembelajaran tematik yang peneliti lakukan diadaptasi dari pendapat Kunandar (2009: 335) tentang karakteristik-karakteristik pembelajaran tematik, yaitu:

a. Berpusat pada siswa

b. Memberikan pengalaman langsung

c. Pemisahan antar disiplin ilmu sosial tidak begitu jelas d. Menyajikan konsep dari berbagai disiplin ilmu sosial e. Bersifat fleksibel

f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

SOSIALISASI Sosiologi

-Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial

Ekonomi

-Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem

perekonomian Indonesia


(25)

38

2. Kreativitas

Menurut Clark Moustakis (Munandar, 2009: 18) kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. Kreativitas yang dimaksud dalam penelitian ini dilihat dari aspek proses dan produk dari kreativitas itu sendiri yang ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada maupun hal-hal yang sudah ada sebelumnya dan dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.

Kreativitas sebagai fokus penelitian ini terutama kemampuan untuk: a. Berani mengemukakan pendapat dengan gagasan-gagasan baru.

b. Menghasilkan suatu produk atau karya nyata yang kreatif yang sesuai dengan tema pembelajaran.

c. Mampu mengekspresikan kemampuannya baik secara lisan maupun tertulis. Contohnya dapat menceritakan atau menulis cerita imajinatif. d. Berani mengajukan pertanyaan.

e. Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. f. Percaya diri

g. Toleran terhadap perbedaan pendapat

Metode belajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPS diantaranya metode berkelompok, diskusi, dan tanya jawab dengan harapan akan meningkatkan kreativitas siswa SMP pada mata pelajaran IPS. Prinsip belajar sambil bermain pun dilakukan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mamacu kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.

D. Prosedur Penelitian 1. Observasi Awal

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini, mengembangkan sebagaimana lazimnya dalam penelitian tindakan yaitu berbentuk siklus. Penelitian ini dilaksanakan tidak hanya dalam satu siklus saja, melainkan beberapa kali hingga mencapai tujuan yang diinginkan.


(26)

39

Sebelum tahap-tahap siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan penelitian pendahuluan (orientasi) untuk mengidentifikasi dan mengangkat masalah dan ide yang tepat dalam kemampuan guru mengembangkan atau meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama dengan menggunakan model pembelajaran tematik. Pada kegiatan ini, guru sudah terlibat secara aktif dan intensif dalam rangkaian kegiatan penelitian.

Observasi awal dilakukan dengan pengamatan dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran IPS Ibu Yani Chendrayani, S.Pd. (YC) dan pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran, semuanya dilakukan untuk mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi awal siswa dan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran IPS yang berlangsung di kelas VIII E SMPN 12 Bandung.

2. Refleksi Awal

Berdasarkan hasil observasi awal, memunculkan permasalahan yang akan ditindaklanjuti dengan memberikan tindakan yang menjawab permasalahan. Tindakan yang dipilih merupakan tindakan yang akan memberikan dampak positif terhadap permasalahan yang ada.

a. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan tindakan disusun berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan selama tahap pendahuluan. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan persiapan pelaksanaan penelitian pada setiap siklus.

Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk memberikan perlakuan dalam PTK, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, yaitu dengan menggunakan tema Sosialisasi dengan Kompetensi Dasar (KD) yang diintegrasikan, yaitu: a. Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial; b. Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia Selain itu, juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa: 1) lembar kegiatan siswa; 2) lembar pengamatan unjuk kerja (kreativitas); 3) lembar evaluasi.


(27)

40

b. Siklus Pertama

1) Tahap Rencana Tindakan

Tahap rencana tindakan pada siklus 1 juga menyangkut rencana penelitian. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a) Mengadakan pertemuan, peneliti dan guru pengamat berdiskusi tentang persiapan penelitian.

b) Menyusun jadwal penelitian tindakan kelas.

c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan tema Sosialisasi.

d) Menyusun lembar kegiatan siswa yang dapat memicu kreativitas siswa dengan tema Sosialisasi. Kreativitas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu:

(1) Siswa diminta untuk mencari kata (creative learning) yang berhubungan dengan tema Sosialisasi.

(2) Siswa diminta untuk membuat karangan (cerita kreatif) tentang hubungan sosial yang pernah mereka alami sehari-hari baik itu di rumah, sekolah, maupun lingkungan sekitar siswa.

(3) Siswa diminta untuk menganalisis masalah yang bersumber dari media cetak (koran) kemudian siswa membuat solusi kreatif dalam memecahkan masalah tersebut.

e) Menyusun lembar observasi mengenai kemampuan kreativitas siswa. f) Menyusun lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran

tematik.

g) Menyusun lembar catatan lapangan.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan tindakan yang telah disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini menggunakan perangkat pembelajaran yang telah disusun pada perencanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan sejalan dengan proses belajar mengajar di kelas.


(28)

41

Pada tahap ini, siswa mulai diberi tindakan-tindakan untuk merumuskan tema apa yang akan dipelajarinya. Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan perangkat pembelajaran yang telah disusun sebelumnya yaitu model pembelajaran tematik. Adapun tahapannya sebagai berikut.

a) Pemetaan Kompetensi Dasar

Pada tahap ini guru melakukan pemetaan pada semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bidang kajian IPS yang dapat dipadukan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh. Kegiatan ini pun dilakukan bersama-sama siswa, sehingga proses pembelajaran pun melibatkan siswa secara langsung.

b) Penentuan Topik/Tema

Setelah pemetaan Kompetensi Dasar selesai, langkah selanjutnya dilakukan penentuan topik/tema. Topik/tema yang ditentukan harus relevan dengan Kompetensi Dasar yang telah dipetakan. Dengan demikian, dalam satu mata pelajaran IPS pada satu tingkatan kelas terdapat beberapa topik yang akan dibahas. Tema juga dipilih berdasarkan konsensus antar siswa, misal dari buku-buku bacaan, pengalaman, minat, dan isu-isu yang sedang berkembang di mayarakat.

c) Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan-kegiatan belajar yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari tema/topik atau materi pembelajaran terpadu.

d) Membimbing siswa melakukan kegiatan kreatif

Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan kreatif setelah mereka memahami satu tema yang sebelumnya telah dibahas bersama-sama. Contohnya seperti curah pendapat tentang tema yang telah ditentukan, menceritakan atau menulis cerita imajinatif dan membuat sebuah karya yang sesuai dengan tema yang telah dipelajari.


(29)

42

e) Membimbing siswa mengembangkan dan memamerkan hasil karya

Guru membimbing siswa untuk melaporkan hasil karyanya di depan kelas dalam bentuk presentasi. Setiap individu mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya tersebut.

f) Mengevaluasi dan menganalisis proses kegiatan belajar mengajar

Guru bersama siswa mengkaji ulang proses kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan. Apakah karya yang siswa hasilkan sesuai dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya atau tidak. Pada tahap ini siswa diminta melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan yang diajukan.

3) Tahap Pengamatan (Observasi)

Dalam penelitian ini pelaksanaan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini yaitu guru mitra. Observasi dilakukan dalam upaya pengumpulan data. Data yang dikumpulkan adalah data deskriptif kualitatif.

4) Tahap refleksi

Hasil analisis data digunakan sebagai bahan refleksi yaitu merupakan kegiatan analisis dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Tahap refleksi menghasilkan hal positif (kelebihan) dan hal negatif (kekurangan) tentang kreativitas siswa, maupun keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran tematik.

Hal positif (kelebihan) terus dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Observer sekaligus peneliti mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan dan diterapkan pada siklus berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama yang turun ke lapangan untuk mengumpulkan data sesuai dengan keperluan penelitian. Dengan posisi sebagai instrumen utama, peneliti juga menggunakan beberapa instrumen yang dapat membantu jalannya penelitian, seperti catatan


(30)

43

lapangan, lembar panduan observasi, pedoman wawancara, profil sekolah dan dokumentasi.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi kreativitas dilakukan untuk melihat kreativitas siswa yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan memberikan komentar dan tanda ceklis (√) pada keterlaksanaan model pembelajaran tematik dan kreativitas yang dilakukan oleh siswa. Lembar observasi keterlaksanaan proses pembelajaran dengan model pembelajaran tematik dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kesesuaian antara perencanaan yang dilakukan guru sebelum mengajar dengan keterlaksanaan di dalam kelas.

Instrumen ini digunakan observer untuk mengamati peneliti dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran atau tindakan berlangsung. Panduan observasi dalam mengamati keterlaksanaan model pembelajaran tematik yaitu guru melakukan pemetaan kompetensi dasar, menentukan topik/tema yang sesuai dengan kompetensi dasar, menentukan tema sesuai dengan isu sentral yang sedang berkembang saat ini, mengembangkan pembelajaran melalui tema yang telah ditentukan, mengintegrasikan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Panduan observasi dalam aspek kreativitas yaitu berani mengemukakan pendapat dengan gagasan-gagasan baru, menghasilkan suatu produk atau karya nyata yang kreatif yang sesuai dengan tema pembelajaran, mampu mengekspresikan kemampuannya baik secara lisan maupun tertulis. Contohnya dapat menceritakan atau menulis cerita imajinatif, berani mengajukan pertanyaan, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, percaya diri, dantoleran terhadap perbedaan pendapat

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan rekaman kejadian yang dilakukan oleh observer maupun peneliti sendiri untuk menuliskan hal-hal yang terjadi selama penelitian berlangsung. Catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan refleksi


(31)

44

terhadap keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran tematik dan kreativitas siswa.

3. Lembar Wawancara

Menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa tentang model pembelajaran tematik. Serta untuk mengetahui kualitas guru dalam melaksanakan model pembelajaran di kelas dalam meningkatkan kreativitas siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran, sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Observasi dilaksanakan secara menyeluruh di dalam kelas.

Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru mitra yang berlaku sebagai observer dengan berpedoman pada instrumen atau lembar observasi. Pengamat dapat mengamati aspek-aspek yang sesuai dengan yang tertera pada lembar observasi sehingga dapat mengukur atau menilai proses belajar antara lain: tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, kegiatan kreatif yang dilakukan peserta didik, partisipasi peserta didik pada saat presentasi hasil karyanya. Jadi melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku peserta didik, kegiatan yang dilakukan, tingkat partisipasi saat melakukan kegiatan, proses kegiatan yang dilakukan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatan. Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung.

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan dilakukan untuk mendeskripsikan kegiatan pembelajaran. Adapun tujuannya untuk memperoleh data secara obyektif, yang tidak tertulis dalam lembar observasi selama pemberian tindakan. Catatan lapangan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penyempurnaan pada tindakan selanjutnya. Catatan lapangan dilakukan oleh peneliti dan pengamat.


(32)

45

Peneliti menyusun catatan lapangan yang berkaitan dengan kondisi pembelajaran atau iklim pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung. Semua data atau temuan di lapangan yang berkaitan dengan suasana belajar di kelas VIII E pada saat pembelajaran IPS, pengelolaan kelas, kegiatan guru atau kegiatan siswa dicatat dalam catatan lapangan (field notes). Catatan lapangan ini juga berisi tentang komentar sebagian siswa di kelas VIII E dan guru. Beberapa kejadian yang terjadi dalam proses belajar mengajar, dicatat dalam catatan lapangan sebagai bahan refleksi dan analisis.

3. Wawancara

Untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran tematik. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang sejauh mana dukungan sekolah dan lingkungan terhadap peningkatan kualitas proses belajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini terhadap guru mitra dan beberapa orang siswa.

Pada tahap penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru mitra yang mengajar IPS di kelas VIII E. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, metode pada saat mengajar IPS dan kegiatan pendidikan yang pernah diikuti baik pelatihan, lokakarya, maupun seminar. Wawancara juga dilakukan dengan beberapa siswa di kelas VIII E, tujuannya untuk mengetahui sikap mereka terhadap pelajaran IPS, cara guru mengajar, (performance) guru dan sikap siswa terhadap guru. Informasi yang diperoleh melalui wawancara awal tersebut membantu penulis untuk melihat serta memperoleh gambaran awal pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.


(33)

46

G. Teknik Analisis dan Validitas Data 1. Rencana Analisis Data

Semua data yang terkumpul melalui observasi, mengalami proses analisis sebagai berikut triangulasi, penyederhanaan data, dan menyimpulkan data. Data yang terkumpul terdiri dari kreativitas siswa dianalisis secara deskriptif berdasarkan karya yang dihasilkan oleh siswa itu sendiri (produk) yang muncul atau dimiliki oleh siswa pada saat proses pembelajaran. Kreativitas siswa yang diamati yaitu melalui pengamatan tentang kreativitas siswa yang muncul baik dalam dimensi proses maupun dalam dimensi produk.

2. Kegiatan Validitas Data

Dalam kegiatan validitas data pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik triangulasi, member check, dan expert opinion.

a. Triangulasi

Menurut Lexy J. Moleong (2012: 330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Teknik triangulasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah mengambil keputusan (Sanjaya, 2011: 117)

Menurut Wina Sanjaya (2011: 112) terdapat beberapa cara menggunakan triangulasi, yaitu :

1) Dengan menggunakan waktu yang cukup dalam proses penelitian.

2) Dengan membandingkan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Artinya peneliti melakukan perbandingan antarteori.

3) Dengan cara mencari data dari berbagai suasana, waktu, dan tempat sehingga peneliti dapat melakukan pengecekan atau dapat membandingkan data yang diperoleh.


(34)

47

4) Dengan cara mengamati objek yang sama dalam berbagai situasi. Artinya peneliti perlu mengembangkan berbagai instrumen untuk mendapatkan informasi yang sama.

5) Mencari data dari berbagai sumber.

6) Menggunakan berbagai metode dan teknik analisis data.

b. Member Check (Pengecekan anggota)

Pengecekan anggota dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data, yaitu siswa, guru, dan kolabolator. Kegiatan ini penulis lakukan dengan cara menanyakan kembali informasi yang disampaikan sebagian siswa kelas VIII E dan Ibu YC pada waktu yang berbeda.

c. Expert Opinion

Expert opinion yaitu meminta nasehat dari pakar atau ahli. Pada penelitian tindakan kelas ini, expert opinion dilakukan dengan meminta saran atau nasehat dari dosen pembimbing. Dalam kegiatan ini peneliti mengkonsultasikan temuan peneliti kepada Dr. Eded Tarmedi, M.A selaku pembimbing I dan kepada Yeni Kurniawati, M.Pd selaku pembing II, untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi data dapat dipertanggung jawabkan.


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Umum

Penerapan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Bandung kelas VIII E sangat membantu siswa dalam memahami konsep dan generalisasi masing-masing disiplin ilmu sosial yang berbeda dengan menggunakan sebuah tema dalam proses pembelajaran. Siswa lebih memahami makna keterpaduan materi IPS yang berasal dari berbagai disiplin ilmu sosial yaitu, sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Pengembangan kreativitas siswa pun lebih meningkat karena guru mampu menggunakan prinsip belajar sambil bermain sehingga dalam proses pembelajaran pun siswa tidak dibatasi ruang geraknya dalam mengeksplorasi kemampuan baik secara tertulis maupun secara lisan, yang pada akhirnya pembelajaran IPS pun jauh lebih bermakna.

Penerapan model ini dimaksudkan untuk menjembatani antara banyaknya disiplin ilmu sosial yang harus dipelajari siswa SMP dengan keterbatasan guru dalam mengembangkan kreativitas siswa di dalam kelas. Meskipun disiplin ilmu sosial yang harus dipelajari siswa sangat banyak, melalui model pembelajaran tematik ini, kesulitan siswa tersebut dapat diatasi dengan baik bahkan guru pun mampu mengembangkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran tematik ini.

B. Kesimpulan Khusus

1. Perencanaan yang dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa terdapat empat tahap, yaitu pemetaan Kompetensi Dasar, penentuan Topik/tema, penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam indikator sesuai topik/tema, dan pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam hal ini perencanaan yang matang dalam membentuk sebuah tema yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar harus dilakukan oleh guru yang


(36)

132

kreatif juga dalam mengemas tema pembelajaran yang menarik bagi siswa. Guru juga memilih metode, media, sumber, dan evaluasi belajar yang lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat meningkat kreativitas siswa pada mata pelajaran IPS.

2. Pelaksanaan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran IPS dilakukan guru dengan melaksanakan tiga tahap pelaksanaan, yaitu tahap kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kreativitas siswa pun dikembangkan melalui dua dimensi kreativitas yaitu dimensi proses dan dimensi produk. Pelaksanaan model pembelajaran tematik pun dapat membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran IPS yang lebih bermakna bagi siswa. 3. Refleksi yang dilakukan guru lebih kepada untuk memperbaiki

kekurangan-kekurangan dalam penerapan model pembelajaran tematik, yaitu dalam hal pengembangan tema pembelajaran. Guru harus mampu membuka wawasannya dalam mengembangkan sebuah tema yang ada kaitannya dengan masing-masing disiplin ilmu sosial seperti ekonomi, sosiologi, sejarah, dan sosiologi.

4. Kendala yang dihadapi oleh guru untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran tematik pada pembelajaran IPS, bersifat relatif dan lebih menekankan pada keterbatasan waktu dikaitkan dengan luasnya permasalahan nyata serta luasnya materi yang harus dipelajari siswa. Keterbatasan guru dalam mengembangkan tema menjadi kendala utama selain kendala yang lain muncul dari segi siswa, bahwa siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran tematik sebagai model yang digunakan ketika proses belajar mengajar pada pembelajaran IPS, sehingga siswa merasa bingung ketika guru memulai pembelajaran dari sebuah tema yang sebetulnya tidak ada dalam buku paket yang dipegang siswa. Siswa terlalu fokus kepada sumber belajar yaitu buku paket yang diberikan pihak sekolah. Buku paket tersebut sebetulnya belum merupakan IPS terpadu, sehingga


(37)

133

menyulitkan guru dalam memberi pengertian kepada siswa bahkan sebetulnya buku paket itu hanya sebagai acuan dalam proses pembelajaran.

5. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran tematik pada pembelajaran IPS yaitu guru harus lebih mengembangkan kemampuannya dalam mengintegrasikan masing-masing disiplin ilmu sosial menjadi sebuah tema sehingga dapat memacu kreativitas dan pemahaman siswa tentang model pembelajaran tematik. Dengan demikian peran guru di dalam kelas tidak terlalu mendominasi karena hampir seluruh aktifitas di kelas dilakukan oleh siswa.

C. Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan peneliti kepada pihak yang akan melaksanakan penelitian sejenis sehubungan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut.

1. Bagi peneliti khususnya, upaya meningkatkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran tematik pada pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama dapat dikembangkan pada penelitian lebih lanjut dengan menggunakan tema yang berbeda dengan tujuan peningkatan kualitas proses pembelajaran.

2. Peningkatan kreativitas dalam dimensi proses dengan menggunakan model pembelajaran tematik dalam penelitian ini masih rendah, maka untuk penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan kreativitas hendaknya dititikberatkan pada strategi dan gaya guru untuk meningkatkan kreativitas khususnya dimensi proses.

3. Bagi pendidik yang ingin menerapkan model pembelajaran tematik supaya menentukan tema yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa dan tema yang dipilih lebih beragam lagi. Sehingga dapat meningkatkan profesional guru SMP serta diharapkan guru lebih kreatif dan inovatif dalam mengemas tema pembelajaran.


(38)

134

4. Bagi pemegang kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan khususnya bagi Dinas Pendidikan yang ada di Kota Bandung, umumnya bagi Dinas Pendidikan yang ada di seluruh Indonesia untuk lebih mensosialisasikan model pembelajaran tematik pada guru SMP khususnya mata pelajaran IPS. Dengan demikian kinerja guru dalam proses pembelajaran pun dapat meningkat seiring dengan pemahaman guru IPS tentang keterpaduan materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Daties, M. (2010). Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran IPS Kelas VII Pokok Bahasan Kreativitas dalam Tindakan Ekonomi di SMP Negeri 143 Jakarta Utara). Tesis tidak diterbitkan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Depdikbud. (1996). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas Prov. Jabar.

Depdiknas. (2007). Naskah Kajian Kurikulum Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan (IPS). Departemen Pendidikan Nasional: Badan Penelitian dan Sosial Pengembangan Pusat Kurikulum.

Filsaime, D. K., (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Karahmatika, Y. (2009). Upaya Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Tematik (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang). Tesis tidak diterbitkan. Bandung. Jurusan Pendidikan IPS SPs UPI.

Kunandar. (2009). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Moleong, J. (2012). Metotodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Rosdakarya.

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Mustolikh. (2012). Model Pembelajaran Tematik Kebencanaan Berbasis Konstruktivistik Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial. Makalah yang dipaparkan pada Seminar Nasional Inovasi Pembelajaran IPS. UPI Bandung.


(40)

136

NCSS. (1994). “Curriculum Standar for Social Studies, Expection for Excelence”. Washington: NCSS.

Nurhasanah. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Tematik Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Rachmawati, Y dan Kurniati, E (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak. Jakarta: Kencana.

Ruhimat, M. (2011). Proceeding International Seminar: Developing Social Skill and Characters in Teaching Social Studies in School. Bandung: FPIPS UPI.

Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Sapriya. (2012). Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Setiana, N (2009). Pengaruh Implementasi Pendekatan Tematik Model Webbing Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Tesis tidak diterbitkan. Bandung. Jurusan Pendidikan IPS SPs UPI.

Supardan, D. (2000). Kreativitas Guru Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Deskriptif-Analitis terhadap Guru dan Implikasinya untuk Program Pengembangan Kreativitas Guru Sejarah Sekolah Menengah Umum di Kotamadya Bandung). Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

(2011). Pengembangan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Sejarah. Makalah dipaparkan pada Seminar Nasional Pendidikan Sejarah. UPI Bandung.

Supriadi, D. (2001). Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

(2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Umum

Penerapan model pembelajaran tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Bandung kelas VIII E sangat membantu siswa dalam memahami konsep dan generalisasi masing-masing disiplin ilmu sosial yang berbeda dengan menggunakan sebuah tema dalam proses pembelajaran. Siswa lebih memahami makna keterpaduan materi IPS yang berasal dari berbagai disiplin ilmu sosial yaitu, sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi. Pengembangan kreativitas siswa pun lebih meningkat karena guru mampu menggunakan prinsip belajar sambil bermain sehingga dalam proses pembelajaran pun siswa tidak dibatasi ruang geraknya dalam mengeksplorasi kemampuan baik secara tertulis maupun secara lisan, yang pada akhirnya pembelajaran IPS pun jauh lebih bermakna.

Penerapan model ini dimaksudkan untuk menjembatani antara banyaknya disiplin ilmu sosial yang harus dipelajari siswa SMP dengan keterbatasan guru dalam mengembangkan kreativitas siswa di dalam kelas. Meskipun disiplin ilmu sosial yang harus dipelajari siswa sangat banyak, melalui model pembelajaran tematik ini, kesulitan siswa tersebut dapat diatasi dengan baik bahkan guru pun mampu mengembangkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran tematik ini.

B. Kesimpulan Khusus

1. Perencanaan yang dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa terdapat empat tahap, yaitu pemetaan Kompetensi Dasar, penentuan Topik/tema, penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam indikator sesuai topik/tema, dan pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam hal ini perencanaan yang matang dalam membentuk sebuah tema yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar harus dilakukan oleh guru yang


(2)

132

kreatif juga dalam mengemas tema pembelajaran yang menarik bagi siswa. Guru juga memilih metode, media, sumber, dan evaluasi belajar yang lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat meningkat kreativitas siswa pada mata pelajaran IPS.

2. Pelaksanaan model pembelajaran tematik untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran IPS dilakukan guru dengan melaksanakan tiga tahap pelaksanaan, yaitu tahap kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kreativitas siswa pun dikembangkan melalui dua dimensi kreativitas yaitu dimensi proses dan dimensi produk. Pelaksanaan model pembelajaran tematik pun dapat membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran IPS yang lebih bermakna bagi siswa. 3. Refleksi yang dilakukan guru lebih kepada untuk memperbaiki

kekurangan-kekurangan dalam penerapan model pembelajaran tematik, yaitu dalam hal pengembangan tema pembelajaran. Guru harus mampu membuka wawasannya dalam mengembangkan sebuah tema yang ada kaitannya dengan masing-masing disiplin ilmu sosial seperti ekonomi, sosiologi, sejarah, dan sosiologi.

4. Kendala yang dihadapi oleh guru untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran tematik pada pembelajaran IPS, bersifat relatif dan lebih menekankan pada keterbatasan waktu dikaitkan dengan luasnya permasalahan nyata serta luasnya materi yang harus dipelajari siswa. Keterbatasan guru dalam mengembangkan tema menjadi kendala utama selain kendala yang lain muncul dari segi siswa, bahwa siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran tematik sebagai model yang digunakan ketika proses belajar mengajar pada pembelajaran IPS, sehingga siswa merasa bingung ketika guru memulai pembelajaran dari sebuah tema yang sebetulnya tidak ada dalam buku paket yang dipegang siswa. Siswa terlalu fokus kepada sumber belajar yaitu buku paket yang diberikan pihak sekolah. Buku


(3)

menyulitkan guru dalam memberi pengertian kepada siswa bahkan sebetulnya buku paket itu hanya sebagai acuan dalam proses pembelajaran.

5. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran tematik pada pembelajaran IPS yaitu guru harus lebih mengembangkan kemampuannya dalam mengintegrasikan masing-masing disiplin ilmu sosial menjadi sebuah tema sehingga dapat memacu kreativitas dan pemahaman siswa tentang model pembelajaran tematik. Dengan demikian peran guru di dalam kelas tidak terlalu mendominasi karena hampir seluruh aktifitas di kelas dilakukan oleh siswa.

C. Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan peneliti kepada pihak yang akan melaksanakan penelitian sejenis sehubungan dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut.

1. Bagi peneliti khususnya, upaya meningkatkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran tematik pada pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama dapat dikembangkan pada penelitian lebih lanjut dengan menggunakan tema yang berbeda dengan tujuan peningkatan kualitas proses pembelajaran.

2. Peningkatan kreativitas dalam dimensi proses dengan menggunakan model pembelajaran tematik dalam penelitian ini masih rendah, maka untuk penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan kreativitas hendaknya dititikberatkan pada strategi dan gaya guru untuk meningkatkan kreativitas khususnya dimensi proses.

3. Bagi pendidik yang ingin menerapkan model pembelajaran tematik supaya menentukan tema yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa dan tema yang dipilih lebih beragam lagi. Sehingga dapat meningkatkan profesional guru SMP serta diharapkan guru lebih kreatif dan inovatif dalam mengemas tema pembelajaran.


(4)

134

4. Bagi pemegang kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan khususnya bagi Dinas Pendidikan yang ada di Kota Bandung, umumnya bagi Dinas Pendidikan yang ada di seluruh Indonesia untuk lebih mensosialisasikan model pembelajaran tematik pada guru SMP khususnya mata pelajaran IPS. Dengan demikian kinerja guru dalam proses pembelajaran pun dapat meningkat seiring dengan pemahaman guru IPS tentang keterpaduan materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Daties, M. (2010). Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving

(CPS) terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran IPS Kelas VII Pokok Bahasan Kreativitas dalam Tindakan Ekonomi di SMP Negeri 143 Jakarta Utara). Tesis tidak

diterbitkan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Depdikbud. (1996). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas Prov. Jabar.

Depdiknas. (2007). Naskah Kajian Kurikulum Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan

(IPS). Departemen Pendidikan Nasional: Badan Penelitian dan Sosial

Pengembangan Pusat Kurikulum.

Filsaime, D. K., (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Karahmatika, Y. (2009). Upaya Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik

Melalui Model Pembelajaran Tematik (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang). Tesis tidak

diterbitkan. Bandung. Jurusan Pendidikan IPS SPs UPI.

Kunandar. (2009). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali

Pers.

Moleong, J. (2012). Metotodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Rosdakarya.

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Mustolikh. (2012). Model Pembelajaran Tematik Kebencanaan Berbasis

Konstruktivistik Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial. Makalah yang

dipaparkan pada Seminar Nasional Inovasi Pembelajaran IPS. UPI Bandung.


(6)

136

NCSS. (1994). “Curriculum Standar for Social Studies, Expection for Excelence”.

Washington: NCSS.

Nurhasanah. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Tematik Terhadap

Kemampuan Kognitif Siswa. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Rachmawati, Y dan Kurniati, E (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas pada

Anak. Jakarta: Kencana.

Ruhimat, M. (2011). Proceeding International Seminar: Developing Social Skill

and Characters in Teaching Social Studies in School. Bandung: FPIPS

UPI.

Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Sapriya. (2012). Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Setiana, N (2009). Pengaruh Implementasi Pendekatan Tematik Model Webbing

Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

Tesis tidak diterbitkan. Bandung. Jurusan Pendidikan IPS SPs UPI.

Supardan, D. (2000). Kreativitas Guru Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah

(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Guru dan Implikasinya untuk Program Pengembangan Kreativitas Guru Sejarah Sekolah Menengah Umum di Kotamadya Bandung). Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

(2011). Pengembangan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran

Sejarah. Makalah dipaparkan pada Seminar Nasional Pendidikan Sejarah.

UPI Bandung.

Supriadi, D. (2001). Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

(2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis siswa

2 22 286

PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA MELALUI TAYANGAN REALITY SHOW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 4 51

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OTENTIK (AUTHENTIC LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP NEGERI 7 BANDUNG.

4 8 40

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KOMIK BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian tindakan kelas di kelas VII F smp negeri 12 Bandung.

3 11 70

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 8-9 SMP Negeri 30 Bandung).

0 1 54

PENERAPAN MODELCONCEPT ATTAINMENT(PEROLEHAN KONSEP) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP NEGERI 30 BANDUNG.

0 0 16

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KUTABULUH).

0 5 32

MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12 SMP Negeri 1 Bandung.

1 2 47

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung.

0 0 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

2 11 40