PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi
Hitung Campuran Melalui Media Patung Pada Siswa
Kelas IV SDN Gunungkuning

DI SUSUN OLEH :
DENDY TRENDYANSYAH RESMANA
(140641132)
SD14-A4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2018
1

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan penting untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut juga telah dicantumkan dalam Undang
Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran siswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Menurut Purwanto (2014:39) belajar merupakan proses dalam diri
individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan
dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Tujuan pendidikan tersebut dapat
tercapai apabila guru mampu mewujudkan suatu proses belajar mengajar yang
baik. Guru harus mampu mengetahui karakteriktistik siswa dan juga materi yang
akan disampaikan. Salah satu mata pelajaran yang siswanya sering mengalami
kesulitan yaitu matematika. Hal tersebut dikarenakan siswa merasa tidak mampu

berpikir secara abstrak, selain itu guru tidak menampilkan media-media yang
dapat membantu siswa memahami materi.
Pelajaran matematika merupakan pelajaran berhitung yang dirasakan
sulit oleh sebagian besar siswa. Data di sekolah menunjukkan bahwa nilai ratarata matematika kelas IV lebih rendah dibandingkan dengan pelajaran yang lain
misal bahasa indonesia, IPA, IPS.
Hasil belajar siswa yang kurang pada materi operasi hitung campuran di
kelas IV diakibatkan oleh kelemahan guru dan siswa. Kelemahan guru tersebut

2

adalah kurangnya kemampuan untuk menarik perhatian siswa, kurangnya
kemampuan untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dan kurangnya
kemampuan untuk menciptakan media-media pembelajaran yang inovatif.
Sebaliknya kelemahan siswa adalah kesulitan memahami materi pemelajaran dan
cepat bosan dalam menerima materi.
Media

pembelajaran

PATUNG (Papan


Berhitung) dapat

menjadi

alternatif dalam membantu guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi operasi hitung campuran. Media PATUNG membantu partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran, hal itu diharapkan dapat meningkatnya hasil belajar
siswa. Media pembelajaran PATUNG adalah media visual dan merupakan media
grafis yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima.
Media PATUNG adalah singkatan dari “Papan Hitung” media ini berbentuk papan
yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan operasi bilangan dan
dilengkapi oleh soal-soal latihan. Media PATUNG ini menekankan pada
pengulangan kalimat yang terdapat pada media. Kalimat pada media tersebut
dibacakan oleh siswa sebelum menyelesaikan soal yang disediakan oleh guru.
Setelah membacakan kalimat yang tertera pada papan berhitung, siswa
mengerjakan soal yang disediakan oleh guru di media papan berhitung tersebut.
Kemudian soal dibahas bersama-sama oleh guru dan siswa.
Berdasarkan pembahasan di atas maka, untuk mengatasi masalah belajar
anak


peneliti

mencoba

untuk

menyelesaikan

masalahnya. Penyelesaian

masalah tersebut dilakukan peneliti dengan cara menerapkan
media PATUNG dalam pembelajaran. Selanjutnya untuk melihat
hasil dari implementasi media PATUNG peneliti merumuskan
membuat Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil
Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Melalui Media PATUNG
Pada Siswa Kelas IV SDN Gunungkuning ”.
B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar siswa rendah.

3

2. Guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran matematika materi

operasi hitung campuran.
3. Guru tidak dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif.
4. Siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran.
5. Guru selalu menggunakan metode ceramah.

C. Pembatasan Masalah

Peneliti melakukan batasan-batasan masalah yang akan dibahas, meliputi:
Peningkatan hasil belajar melalui media pembelajaran PATUNG dengan subjek
penelitian yaitu siswa kelas IV SDN Gunungkuning yang berjumlah 29 siswa.
Adapun materi yang dipilih oleh peneliti adalah operasi hitung campuran pada
semester genap. Dalam hal ini peneliti akan melakukan tindakan dalam dua siklus
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
D. Rumusan Masalah


Berdasarkan

latar

belakang

masalah,

identifikasi

masalah,

dan

pembatasan masalah, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah penerapan media pembelajaran PATUNG pada materi operasi hitung
campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Gunungkuning ?
E. Pemecahan Masalah


Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media
pembelajaran PATUNG. Penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan empat langkah pada setiap siklus yaitu perencanaan (planning),
aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti, maka
tujuan dari PTK;

4

1. Secara umum yang menjadi tujuan dalam PTK ini adalah untuk

meningkatkan sikap profesionalitas guru dan meningkatkan kualitas
pembelajaran di SDN Gunungkuning sehingga dapat memiliki nilai
akademik yang baik.
2. Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui
apakah penerapan media pembelajaran PATUNG pada materi operasi
hitung campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN
Gunungkuning.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah

Memberikan kontribusi

yang

baik mengenai media-media

pembelajaran yang inovatif dalam rangka peningkatan kualitas dan hasil
pembelajaran di sekolah.
2. Bagi Guru

Mengetahui media-media pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan

untuk


meningkatkan

hasil

belajar

siswa,

serta

profesionalitas guru juga akan semakin meningkat.
3. Bagi Siswa

Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan juga siswa mampu
meningkatkan kemampuan berhitung yang secara otomatis akan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

BAB II

5


LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Belajar

Skinner dalam Walgito (2009:166) memberikan definisi belajar
“Learning is a process of progressive behavior adaptation”. Dari definisi
tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses
adaptasi perilaku yang bersifat progersif. Ini berarti bahwa sebagai akibat
dari belajar adanya sifat progresivitas, adanya tendensi ke arah yang lebih
sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya. Sementara Mc Geoch
dalam Walgito (2009:167) memberikan definisi mengenai belajar
“Learning is a change in performance as a result of practice”. Ini berarti
bahwa belajar membawa perubahan dalamperformance, dan perubahan itu
sebagai

akibat

dari


latihan

(practice).

Pengertian

latihan

atau practice mengandung arti bahwa adanya usaha dari individu yang
belajar.
Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:13) berpendapat
pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi
terus menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami
perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi
intelek semakin berkembang. Selain itu Morgan, dkk. memberikan definisi
mengenai belajar “Learning can be defined as any relatively permanent
change in behavior which occurs as a result of practice or experience ”.
Hal yang muncul dalam definisi ini ialah bahwa perubahan perilaku
atau performance itu relatif permanen (Walgito, 2009:167). Di samping itu
juga dikemukakan bahwa perubahan perilaku itu sebagai akibat belajar
karena latihan (practice) atau karena pengalaman (experience).
Berdasarkan berbagai pengertian belajar yang telah dikemukakan
oleh beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

6

proses untuk memperoleh perubahan perilaku sebagai hasil dari latihan
atau pengalaman dari seseorang.
2. Hasil Belajar

Hasil belajar juga merupakan suatu komponen yang sangat penting
bagi pembelajaran. Hasil belajar menjadi variabel dependen atau variabel
yang dipengaruhi. Artinya bahwa hasil belajar merupakan hasil dari sebuah
tindakan yang diberikan dalam proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2009:3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Pendapat tersebut menekankan bahwa
hasil belajar berasal dari suatu interaksi. Interaksi adalah komunikasi
anatar guru dan peserta didik. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar.
Sedangkan menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah polapola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,
dan ketrampilan. Hal ini berarti hasil belajar merupakan cerminan siswa
pada saat melakukan proses pembelajaran. Cerminan ini merupakan akibat
dari terjadinya suatu proses interaksi anatar guru dan murid yang disebut
dengan proses pembelajaran.
Bersasarkan berbagai pengertian hasil belajar di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh
seseorang

setelah

mengevaluasi

untuk

melakukan

proses

mengetahui

pembelajaran

tercapai

tidaknya

dengan
suatu

cara
tujuan

pembelajaran.
Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu: (Slameto, 2010:54)
a)

Faktor Intern
Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar. Dalam faktor intern terdapat tiga faktor penting yaitu:
faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor
jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor

7

psikologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yaitu: inteligensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan juga kesiapan.
b)

Faktor Ekstern
Faktor Ekstern yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor
ekstern dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor
sekolah, dan faktor masyarakat.
Faktor keluarga memberikan berbagai macam interaksi yang

memberikan pengaruh kepada siswa, berupa: cara orang tua mendidik,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran,waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Sedangkan
dalam faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan terdapat dua faktor
yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern meliputi jasmaniah, sikologis, dan kelelahan sedangkan faktor
ekstern meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.

3. Operasi Hitung Campuran
Operasi hitung campuran bilangan bulat merupakan materi pokok
dari kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SD. Mata
pelajaran matematika operasi hitung campuran terdapat pada kelas 4
dengan SK 1 yaitu memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan dalam pemecahan masalah dan KD 1.4 yaitu melakukan operasi
hitung bilangan campuran. Materi tersebut merupakan lanjutan dari materi
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang telah mulai
dipelajari sejak kelas 2 yang terdapat pada SK 1 dengan KD 1.4 yaitu
melakukan

penjumlahan

dan
8

pengurangan

bilangan

sampai

500. Prasyarat materi yang harus dikuasai siswa sebelum mempelajari
materi operasi hitung campuran adalah operasi hitung dasar dan
pemahaman tentang bilangan bulat (positif dan negatif). Beberapa kendala
yang sering ditemukan dalam mengajarkan operasi hitung campuran
adalah materi prasyarat yang dikuasai siswamasih lemah. Di samping itu
pula, masih banyak siswa yang tidak mengerti mana yang harus
didahulukan dalam penghitungan hitung campuran.
Kompetensi yang dituntut dalam mempelajari operasi hitung
campuran bilangan bulat adalah siswa dapat melakukan operasi hitung
campuran bilangan bulat dan memecahkan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan operasi hitung campuran bilangan bulat. Kompetensi ini
sering tidak tercapai karena siswa tidak memahami teori dasar melakukan
operasi hitung campuran, serta karena lemahnya pada operasi hitung dasar
dan kurangnya ketelitian siswa terhadap tanda bilangan dan tanda
operasinya. Selain itu siswa juga kurang memeahami sifat-sifat pengerjaan
operasi hitung campuran. Adapun sifat-sifat operasi hitung campuran
sebagai berikut: a) Operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (-) sama
kuat, artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih
dahulu. b)Operasi perkalian (x) dan pembagian (:) sama kuat, artinya
operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu. c) Operasi
perkalian (x) dan pembagian (:) lebih kuat dari pada operasi penjumlahan
(+) dan pengurangan (-), artinya operasi perkalian (x) dan pembagian (:)
dikerjakan terlebih dahulu dari pada operasi penjumlahan (+) dan
pengurangan (-).
Untuk mencapai tujuan belajar pada materi operasi hitung
campuran maka proses belajar mengajar di dalam kelas harus berlangsung
secara aktif bagi siswa. Berdasarkan paradigma kontruktivisme Rusman
(2015:51) menjelaskan bahwa belajar adalah kegiatan aktif siswa untuk
membangun

pengetahuannya.

Siswa

belajar

dengan

aktif

untuk

menemukan solusi dari permasalahan yang dipelajari. Belajar dengan

9

malakukan secara mandiri dan guru hanya sebagai fasilitator yang
memfasilitasi siswa untuk dapat secara aktif menemukan pengetahuan.
B. Kerangka Berpikir
Hasil belajar yang baik, idealnya tercapai karena proses belajar mengajar
berlangsung dengan baik pula. Sehingga tercapai tujuan dari proses belajar yang
telah ditetapkan. Namun dalam sebuah kelas yang terdapat di SDN Gunungkuning
khusunya di kelas 4, pada mata pelajaran matematika dengan materi pembelajaran
operasi hitung campuran tujuan pembelajaran tersebut tidak tercapai, hal tersebut
ditandai dengan nilai pelajaran pada mata pelajaran matematika yang lebih rendah
dibandingkan mata pelajaran lainnya. Lebih lanjut nilai ulangan siswa kelas 4
SDN Gunungkuning

juga menunjukan rata-rata nilai yang belum mencapai

KKM.
Rendahnya hasil belajar pada siswa kelas 4 SDN Gunungkuning
diakibatkan oleh prsoses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak
menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika materi
operasi hitung campuran. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu peneliti
melakukan PTK dengan dua siklus. Pada siklus pertama akan diberikan tindakan
yaitu guru menggunakan media PATUNG pada pembelajaran matematika materi
operasi hitung campuran. Setelah tindakan dilakukan selanjutnya peneliti
mengamati hasil belajar dengan penggunaan treatmean tersebut. Jika hasil
tersebut

belum

mencapai

target

peningkatan

yang

ditetapkan

maka

dilakukan treatmeant atau tindakan pada siklus yang kedua yaitu dengan guru
menggunakan media PATUNG dalam pembelajaran materi operasi hitung
campuran. Dari hasil siklus tersebut diharapkan terjadi peningkatan siknifikan
pada hasil belajar siswa. Artinya bahwa penerapan media PATUNG dapat
meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung campuran siswa
kelas IV SDN Gunungkuning.

10

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori di atas, maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah: Pembelajaran matematika materi operasi
hitung campuran dengan menggunakan media pembelajaran PATUNG dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

11

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Sebagai subjek adalah siswa kelas IV SD Negeri Gunungkuning.
Jumlah siswa kelas IV sebanyak 29 orang yang terdiri dari laki-laki dan
perempuan, pengambilan subjek penelitian ditentukan karena hasil belajar siswa
kelas IV masih rendah.
B. Tempat dan waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang dipergunakan dalam melakukan
kegiatan untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilaksanakan di
SD Negeri Gunungkuning pada kelas IV. SD tersebut beralamat di Desa
Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Penelitian ini akan
dilaksanakan selama 3 Minggu, yaitu pada tanggal 5 Maret 2018 sampai dengan
tanggal 19 Maret 2018.

C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah atau cara yang harus
dilakukan secara teratur dan sistematis oleh peneliti untuk mencapai tujuan-tujuan
penelitiannya. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus yang
berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama yaitu: (a) perencanaan,
(b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.
Perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk membuat rencana
yang akan dijadikan acuan dalam melakukan tindakan. Pelaksanaan tindakan
adalah aktifitas yang dilakukan oleh guru berdasarkan pada rancangan atau
rencana yang telah disusun. Pengamatan adalah tindakan yang dilakukan guru
untuk mengamati dan mencatat hal-hal yang diperlukan dan terjadi dalam proses
pelaksanaan tindakan berlangsung. Refleksi adalah proses untuk melihat kembali

12

atau mengulas kembali tentang perubahan yang terjadi pada proses tindakan yang
telah dilakukan. Untuk lebih jelasnya digambarkan pada gamabr berikut ini:

1. Sikuls 1
a. Perencanaan tindakan I

Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan lancar serta
perubahan akibat tindakan dapat direkam dengan baik maka dalam
perencanaan ini harus disiapkan dengan lengkap. Beberapa kegiatan
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Merancang program pelaksanaan pembelajaran yang konsisten

dengan metode atau model yang akan dilakukan (RPP).
2) Menyusun lembar observasi aktivitas siswa.
3) Merancang dan menyiapkan media atau alat pelajaran yang akan
digunakan.
4) Menyusun instrumen evaluasi dan uji instrumen.
b. Pelaksanaan tindakan I

13

Pada tahapan ini rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran akan diterapkan. Kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan RPP yang telah disusun.
c. Pengamatan atau Pengumpulan data I

Tahapan ini terkait dengan pelaksanaan tindakan kelas.
Kegiatan ini dengan menggunakan lembar observasi yang meliputi
aktivitas siswa serta hasil belajar.
d. Refleksi I

Tahapan refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, berdasar
data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Kegiatan yang dilakukan
adalah analisis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan
yang telah dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk dasar perbaikan
dalam menyusun perencanaan pada siklus berikutnya.
2. Siklus 2
a. Perencanaan tindakan II

Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan lancar serta
perubahan akibat tindakan dapat direkam dengan baik maka dalam
perencanaan ini harus disiapkan dengan lengkap. Beberapa kegiatan
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Merancang program pelaksanaan pembelajaran yang konsisten

dengan metode atau model yang akan dilakukan (RPP).
2) Menyusun lembar observasi akivitas siswa.
3) Merancang dan menyiapkan media atau alat pelajaran yang akan
digunakan.
4) Menyusun instrumen evaluasi dan uji instrumen.
b. Pelaksanaan tindakan II

14

Pada tahapan ini rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran akan diterapkan. Kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan RPP yang telah disusun.
c. Pengamatan atau Pengumpulan data II

Tahapan ini terkait dengan pelaksanaan tindakan kelas.
Kegiatan ini dengan menggunakan lembar observasi yang meliputi
aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
d. Refleksi II

Tahapan refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, berdasar
data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Kegiatan yang dilakukan
adalah analisis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan
yang telah dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa.
D. Instrumen Penelitian

Sebelum dilaksanakannya PTK, maka disusun berbagai instrumen
terlebih dahulu yang akan digunakan pada saat dilakukannya PTK yaitu sebagai
berikut:
1. Membuat input instrumental yang digunakan untuk memberi perlakuan

dalam PTK, yaitu menyusun RPP dan juga menyusun perangkat
pembelajaran berupa lembar pengamatan.
2. Membuat output instrumental yang digunakan untuk menganalisis data
setelah memberi perlakuan PTK, instrumennya adalah butir tes.

Langkah-langkah yang dilakukan sebelum menyusun instrumen
penelitian diantaranya adalah sebagai berikut:

15

1. Menyusun kisi-kisi
Tujuan penyusunan kisi-kisi tes adalah untuk menjaga agar tes yang

akan disusun sesuai dengan materi.
2. Menentukan tipe tes
Tipe tes yang digunakan adalah pilihan ganda.
3. Menentukan jumlah soal

Jumlah yang digunakan untuk uji coba sebanyak 25 soal pilihan ganda
dengan alokasi waktu 30 menit.

E.

Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan daftar siswa kelas IV, jumlah siswa kelas IV, baik laki-laki
maupun perempuan, dan daftar nilai siswa kelas IV.
2. Tes

Tes dilakukan setiap akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa
kelas IV khususnya untuk peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan media PATUNG . Data hasil belajar siswa ini didapat dari hasil
evaluasi setiap akhir siklusnya.
3. Pengamatan (observasi)

Pengamatan betujuan untuk memperoleh data tentang proses
berlangsungnya belajar mengajar yang meliputi aktivitas siswa, suasana atau
situasi belajar siswa.

F.

Teknik Analisis Data

16

Teknik analisis data yang digunakan perlu dikemukakan
secara jelas dan rinci sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan
pada saat dilakukannya kegiatan observasi.
a. Data hasil belajar siswa
Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah. Analisis data hasil belajar
dilakukan dengan cara menghitung rata-rata nilai dan
ketuntasan belajar siswa secara klasikal.
b. Menghitung nilai rata-rata
Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata yaitu:

X=

Σx
N
Keterangan :
X = rata-rata nilai

Σx

= jumlah seluruh nilai

N = jumlah siswa
c. Menghitung ketuntasan belajar
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat ditentukan dari
ketuntasan belajar baik tuntas secara individu maupun tuntas secara
klasikal
1.

Ketuntasan belajar individu
Ketuntasan belajar individu dihitung dengan menggunakan
analisis deskriptif persentase, yaitu :

Persentase (%) =

jumlah nilai yang di peroleh siswa
Jumlah nilai maksimal

2.

Ketuntasan belajar Klasikal
17

x 100 %

Ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan menggunakan
analisis deskriptif persentase, yaitu:

Persentase (%) =

jumlah siswayang tuntas belajar individu

x 100 %

jumlah seluruh siswa

3.

Keaktifan siswa
Analisis keaktifan siswa dilakukan dengan memperhatikan setiap
factor yang diteliti dengan rumus :
Persentase (%) =

n
N

x 100%

Keterangan :
n = sekor yang diperoleh siswa
N = jumlah sekor maksimal
% = tingkat persentase
G.

Indikator Keberhasilan
Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas

ini sebagai berikut:
1. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dengan
nilai rata-rata kelas ≥ 70, ketuntasan belajar individu
mencapai ≥ 70% dan ketuntasan belajar klasikal mencapai ≥
70%
2. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat
dengan kriteria tinggi dan mencapai persentase ≥ 75%

18

DAFTAR PUSTAKA
Arief

S.Sadiman, dkk. (2009). Media Pendidikan, Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatan. Jakarta: Rajawali Pers. .
Arikunto,
Suharsimi.2009.Dasar-dasar
Evaluasi
Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara.

Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Depdiknas.2003.Undang-undang Republik Indonesia
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dimyati
dan
Mudjiono.2009.Belajar
Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.

nomor

20
dan

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Marifah, Hermin. Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung
Perkalian Bersusun Ke Bawah dengan Media Papan Napier
Pada Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas III SD
Dapuan
Surabaya. http://ejournal.unesa.ac.id/article/1315/18/article.p
df diakses pada 1 Januari 2018.
Slameto.2010.Belajar
dan
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka Cipta.

19

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

SOAL LATIHAN UTS IPA KELAS 1 SEMESTER 1 GANJIL 2016 KUMPULANSOALULANGAN

5 199 1

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

10 138 52

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62