ANALISIS DESKRIPTIF USAHA BATU ALAM : Studi Pada Pengusaha Batu Alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.

(1)

ANALISIS DESKRIPTIF USAHA BATU ALAM

(Studi Pada Pengusaha Batu Alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh : Milly Puspasari

0906132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

ANALISIS DESKRIPTIF USAHA BATU ALAM

(Studi Pada Pengusaha Batu Alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon)

Oleh :

MILLY PUSPASARI

Sebuah Skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi

dan Bisnis

© Milly 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lain tanpa ijin penulis


(3)

MILLY PUSPASARI

ANALISIS DESKRIPTIF USAHA BATU ALAM

(Studi Pada Pengusaha Batu Alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING I

Dr. Ikaputera Waspada, M.M NIP. 19610420 198703 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, M.M NIP. 19610420 198703 1 002


(4)

Milly Puspasari, 2014

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Tinjauan Pustaka ...Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Industri ...Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Konsep Ciri-Ciri Karakteristik Responden ...Error! Bookmark not defined.

1. Usia ...Error! Bookmark not defined.

2. Jenis Kelamin ...Error! Bookmark not defined.

3. Pendidikan ...Error! Bookmark not defined.

a. Pengertian Pendidikan ...Error! Bookmark not defined.

b. Tingkat Pendidikan ...Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Konsep Tenaga Kerja ...Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Tenaga Kerja ...Error! Bookmark not defined.

2. Penggolongan Tenaga kerja ...Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Konsep Pendapatan ...Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Pendapatan ...Error! Bookmark not defined.

2. Jenis-jenis Pendapatan ...Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Konsep Manejemen Keuangan ...Error! Bookmark not defined.

2.1.6 Konsep Keputusan Investasi ...Error! Bookmark not defined.

2.1.7 Penilaian Investasi ...Error! Bookmark not defined.

2.1.8 Landasan Teori ...Error! Bookmark not defined.


(5)

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis ...Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

3.3 Populasi dan Sampel ...Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Populasi ...Error! Bookmark not defined.

3.1.2 Sampel ...Error! Bookmark not defined.

3.4 Jenis dan Sumber Data ...Error! Bookmark not defined.

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined.

3.6 Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Analisis Penilaian Usul Investasi ...Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kabupaten Cirebon ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Gambaran usaha batu alam dilihat dari karakteristik responden ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Gambaran usaha batu alam dilihat dari unit usaha ...Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Gambaran usaha batu alam dilihat dari tenaga kerjaError! Bookmark not defined.

4.2.4 Gambaran usaha batu alam dilihat dari Pendapatan .Error! Bookmark not defined.

4.2.5 Gambaran usaha batu alam dilihat dari laba/keuntungan ... Error! Bookmark not defined.

4.2.6 Gambaran perbandingan usaha batu alam dengan usaha unggulanlainnya dilihat dari tenaga kerja ...Error! Bookmark not defined.

4.2.7 Gambaran perbandingan usaha batu alam dengan usaha unggulanlainnya dilihat dari pendapatan ...Error! Bookmark not defined.

4.2.8 Gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode NPV ... Error! Bookmark not defined.

4.2.9 Gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode Paybackperiod

...Error! Bookmark not defined.

4.2.10 Gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode IRR ... Error! Bookmark not defined.

4.2.11 Gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode ARR ... Error! Bookmark not defined.

4.2.12 Gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode Profitability . Error! Bookmark not defined.


(6)

Milly Puspasari, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran...Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(7)

ABSTRAK

“Analisis Deskriptif Usaha Batu Alam (Studi Pada Pengusaha Batu Alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon).”

Oleh

Milly Puspasari 0906132

Dalam pelaksanaan usaha batu alam, keuangan secara efisien menjadi tolak ukur dalam menentukan penilaian investasi yang akan diperoleh dari usaha tersebut, dan juga perkembangan usaha batu alam dan karakteristik pengusaha batu alam sebagai gambaran deskriptif usaha tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran deskriptif usaha batu alam dan penilaian investasi usaha batu alam. Data yang digunakan adalah data keuangan tahun 2011 – 2013 di Kecamatan Dukupuntang dan data industri batu alam di Kabupaten Cirebon.

Teknik analisis menggunakan analisis dekriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perkembangan usaha batu alam tiap tahunnya dari tahun 2008-2012, dan analisis penilaian investasi dengan metode NPV, Payback Period, IRR, ARR dan PI menunjukkan hasil empat metode menyatakan usaha batu layak dilaksanakan dan metode IRR menyatakan tidak layak untuk dilaksanakan. Namun karena empat metode menyatakan usaha batu alam ini layak maka disimpulkan bahwa usaha batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon layak untuk dilaksanakan atau menguntungkan.

Kata kunci : usaha batu alam, analisis deskriptif, perkembangan usaha, penilaian investasi, NPV, Payback Period, IRR, ARR dan PI


(8)

Milly Puspasari, 2014

ABSTRAC

“Descriptive Analysis of Natural Stone Enterprises (Studies in Natural Stone Employers in the District Dukupuntang Cirebon).”

By Milly Puspasari

0906132

In the implementation of natural stone business, financial efficiently become a benchmark in determining the investment appraisal to be obtained from these efforts, as well as business development of natural stone and natural stone business characteristics as descriptive overview of the business.

This study aims to describe the efforts descriptive natural stone and natural stone business investment assessment. The data used is the financial year 2011 - 2013 in the District Dukupuntang and natural stone industry data in Cirebon.

Engineering analysis using descriptive analysis. The results of this study showed a natural stone business development each year from 2008-2012, and analysis of investment appraisal with the NPV, Payback Period, IRR, ARR, and PI shows the results of four methods of feasible states stone business and IRR method states not feasible . However, because of the four methods declared natural stone business is worth, we conclude that the natural stone business in the District of Cirebon Dukupuntang feasible or profitable.

Keywords: natural stone business, descriptive analysis, business development, investment appraisal, NPV, Payback Period, IRR, ARR, and PI


(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan dan sekaligus peluang untuk mewujudkan negara yang maju dan mandiri. Tantangan paling fundamental adalah upaya Indonesia untuk mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta pemerataan pembangunan secara berkesinambungan. Untuk mewujudkannya menurut Bakrie (2004:206), “diperlukan peningkatan efisiensi ekonomi, produktivitas tenaga kerja, dan konstribusi yang signifikan dari setiap sektor pembangunan”.

Sektor industri di Indonesia memiliki beberapa jenis kelompok yaitu, industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga. Industri kecil mempunyai peranan yang sangat besar terhadap roda perekonomian suatu negara. Menurut M. Irfan dalam Anoraga dan Sudantoko (2002:242), “peranan usaha kecil itu dapat meningkatkan ekspor non migas, penyerapan tenaga kerja, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)”.

Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi industri kecil dari berbagai komoditi yang dimiliki. Salah satunya penyumbang UMKM di Jawa Barat yaitu Kabupaten Cirebon. Menurut DISPERINDAG (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Kabupaten Cirebon, komoditi unggulan Kabupaten Cirebon tahun 2013 ada sembilan jenis komoditi yang dijadikan sentra kerajinan industri di Kabupaten Cirebon diantaranya yaitu meubel/kerajianan rotan, meubel kayu,


(10)

2

Milly Puspasari, 2014

emping melinjo, roti dan makanan ringan, batu alam, sendal karet, batik, konveksi, dan kerajinan kulit kerang.

Tabel 1.1

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Hasil Produksi dan Pendapatan Usaha Komoditi Unggulan di Kabupaten Cirebon Tahun 2012 No Jenis Usaha Unit Usaha Tenaga Kerja Hasil Produksi Pendapatan (Rp. 000,-)

1 Kerajinan rotan 1.305 56.269 72.902 ton 1.520.321.199 2 Meubel kayu 1.220 7.210 990.158 pcs 259.301.779 3 Emping melinjo 132 1.194 957 ton 19.175.643 4 Roti & makanan ringan 417 5.029 13.202 ton 146.142.050 5 Batu alam 344 2.010 5.119.081 m2 173.622.917 6 Sandal karet 20 225 35.250 kodi 4.355.100 7 Batik 403 3.691 19.043 kodi 54.227.000 8 Konveksi 595 5.985 5.319.000 pcs 20.051.600 9 Kerajinan kulit kerang 7 681 290.000 pcs 199.335.000 Sumber : Data penelitian (data diolah)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa usaha batu alam memiliki urutan keempat terbesar jika dilihat pada jumlah pendapatan yang diterimanya yaitu sebesar Rp 173.622.917.000. Urutan pertama dipegang oleh usaha kerajinan rotan dengan jumlah pendapatan sebesar Rp 1.520.321.199.000, urutan kedua dipegang oleh usaha mebeul kayu dengan jumlah pendapatan sebesar Rp 259.301.779.000, selanjutnya urutan ketiga dipegang oleh usaha kerajinan kulit kerang dengan jumlah pendapatan sebesar Rp 199.335.000.000.

Usaha batu alam ini jika dibandingkan jumlah unit usaha dan jumlah tenaga kerja dengan usaha unggulan Kabupaten Cirebon lainnya yaitu usaha emping melinjo, usaha batik, konveksi dan usaha roti dan makanan ringan, usaha batu alam memiliki jumlah unit usaha dan jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit dibandingkan usaha unggulan tersebut. apakah hal ini dikarenakan hasil produksi batu alam dan harga jual produk batu alam yang dapat membuat jumlah pendapatan menjadi lebih besar dibandingkan dengan usaha unggulan lainnya.


(11)

3

Perolehan jumlah pendapatan ini menunjukkan bahwa usaha batu alam dapat menghasilkan pendapatan yang besar walaupun tenaga kerja dan unit usaha batu alam sedikit.

Dari kesembilan sentra kerajinan industri yang ada di Kabupaten Cirebon, salah satunya yang dapat dikembangkan dan memiliki potensi adalah sentra IKM Batu Alam. Sentra IKM Batu Alam tersebar pada empat wilayah di Kabupaten Cirebon yaitu Kecamatan Depok, Kecamatan Gempol, Kecamatan Dukupuntang, dan Kecamatan Palimanan. Berikut ini daftar sentra batu alam yang ada di Kabupaten Cirebon.

Tabel 1.2

Daftar Sentra Industri Batu Alam Kabupaten Cirebon 2012 Kecamatan Unit Usaha Tenaga Kerja

Kecamatan Depok 63 569

Kecamatan Dukupuntang 237 1014

Kecamatan Gempol 9 39

Kecamatan Palimanan 35 388

Jumlah 344 2.010

Sumber : DISPERINDAG Kabupaten Cirebon

Dari data Tabel 1.2 dapat dilihat terdapat empat sentra industri batu alam di Kabupaten Cirebon. Kecamatan Dukupuntang merupakan salah satu wilayah yang memiliki unit usaha dan tenaga kerja paling banyak di antara empat wilayah sentra industri batu alam di Kabupaten Cirebon yaitu sebanyak 237 unit usaha dan 1014 tenaga kerja. Hal ini dapat dikatakan bahwa Kecamatan Dukupntang merupakan pusat sentra industri batu alam di Kabupaten Cirebon.

Dikarenakan Kecamatan Dukupuntang merupakan wilayah yang memiliki unit usaha dan tenaga kerja paling banyak diantara wilayah sentra industri batu alam di Kabupaten Cirebon, maka akan memiliki jumlah penjualan batu alam


(12)

4

Milly Puspasari, 2014

paling besar dibandingkan dengan wilayah sentra industri batu alam lain. Berikut ini data perkembangan volume penjualan di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.

Tabel 1.3

Perkembangan Volume Penjualan Batu Alam di Kecamatan Dukupuntang Tahun Volume

Penjualan

Perkembangan (%)

2007 1.361.440 -

2008 1.529.928 12,38

2009 1.561.656 2,07

2010 3.143.680 101,30

2011 3.231.571 2,80

2012 3.440.521 6,47

Sumber : DISPERINDAG Kabupaten Cirebon data diolah

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat perkembangan volume penjualan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Pada perkembangan volume penjualan industri batu alam mengalami fluktuasi, pada tahun 2008 volume penjualan mengalami perkembangan sebesar 12,38 % tetapi pada tahun 2009 mengalami perkembangan sebesar 2,07 %, perkembangan tahun 2009 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun 2010 perkembangan volume penjualan industri batu alam mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu 101,30 %, selanjutnya pada tahun 2011 perkembangan volume penjualan batu alam mengalami penurunan menjadi 2,80 % dan pada tahun 2012 perkembangan volume penjualan batu alam mengalami kenaikan sebesar 6,47 %.

Adanya peningkatan pada unit usaha dan tenaga kerja pada industri batu alam di Kabupaten Cirebon menunjukkan bahwa setiap tahunnya banyak peminat untuk berinvestasi pada industri batu alam. Dengan bertambahnya minat untuk berinvestasi pada batu alam maka hal ini menciptakan peluang bagi pemerintah


(13)

5

Kabupaten Cirebon untuk mengembangkan usaha batu alam karena usaha batu alam ini termasuk salah satu komoditi unggulan bagi Kabupaten Cirebon. Terutama pengembangan usaha di daerah kecamatan Dukupuntang yang memiliki konstribusi yang paling tinggi dalam memproduksi batu alam. Namun dilihat dari perkembangan volume penjualan batu alam selama enam tahun perkembangannya tidak selalu meningkat melainkan cenderung fluktuasi selain itu, pada tahun 2011 dan 2012 perkembangan volume penjualan hanya sebesar 2,80 % dan 6,47 % tidak sebesar pada tahun 2010 yang mencapai 101,30% perkembangan volume penjualannya.

Perkembangan volume penjualan yang fluktuasi ini dapat mempengaruhi investasi pada industri batu alam. Dikarenakan tujuan suatu usaha atau perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba finansial. Untuk dapat memperoleh keuntungan suatu usaha harus dapat memilih mana proyek investasi yang menguntungkan atau tidak, hal ini agar investasi yang dilakukan dapat menguntungkan pada masa sekarang atau mendatang.

Pemilihan proyek investasi yang menguntungkan atau tidak, dapatdilakukan dengan cara penilaian usul investasi pada usaha batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul : “ ANALISIS DESKRIPTIF INDUSTRI BATU ALAM (Studi Pada Pengusaha Batu Alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon)”.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk melihat kelayakan dan seberapa besar keuntungan untuk dapat berinvestasi pada usaha batu alam di Kabupaten Cirebon, penulis merumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini diantaranya :

1. Bagaimana gambaran usaha batu alam dilihat dari karakteristik responden?


(14)

6

Milly Puspasari, 2014

3. Bagaimana gambaran usaha batu alam dilihat dari tenaga kerja? 4. Bagaimana gambaran usaha batu alam dilihat dari Pendapatan? 5. Bagaimana gambaran usaha batu alam dilihat dari laba/keuntungan? 6. Bagaimana gambaran perbandingan usaha batu alam dengan usaha

unggulan lainnya dilihat dari tenaga kerja dan pendapatan ?

7. Bagaimana gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode

NPV?

8. Bagaimana gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode

Paybackperiod?

9. Bagaimana gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode

IRR?

10. Bagaimana gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode

ARR?

11. Bagaimana gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode

Profitability Index?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian yang ini sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran usaha batu alam dilihat dari karakteristik responden?

2. Mengetahui gambaran usaha batu alam dilihat dari unit usaha? 3. Mengetahui gambaran usaha batu alam dilihat dari tenaga kerja? 4. Mengetahui gambaran usaha batu alam dilihat dari Pendapatan? 5. Mengetahui gambaran usaha batu alam dilihat dari laba/keuntungan. 6. Mengetahui gambaran perbandingan usaha batu alam dengan usaha

unggulan lainnya dilihat dari tenaga kerja dan pendapatan.

7. Mengetahui gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode


(15)

7

8. Mengetahui gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode

Paybackperiod.

9. Mengetahui gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode

IRR.

10.Mengetahui gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode

ARR.

11.Mengetahui gambaran penilaian investasi usaha batu alam melalui metode

Profitability Index.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini ada beberapa manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Ilmiah. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan pemikiran mengenai kelayakan usaha produksi batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.

2. Manfaat Praktis. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat disajikan bahan informasi bagi pihak pengusaha batu alam dalam menentukan strategi dan pengembangan usaha batu alam di Kabupaten Cirebon.


(16)

34 Milly Puspasari, 2014

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pengusaha pengrajin batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menganalisis kelayakan usaha batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengamati cara-cara yang digunakan. Menurut Sugiyono (2010:2), “sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analitik. Metode deskriptif menurut M. Nazir (2005:54) adalah “suatu metode

dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Metode deskriptif analitik merupakan penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang atau yang muncul pada saat penelitian berlangsung.


(17)

35

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010 : 80), mengatakan bahwa pengertian “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudan ditarik kesimpulannya”. Populasi penelitian ini adalah pengusaha batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon sebanyak 236 orang pengusaha.

3.1.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti itu dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Menurut Sugiyono (2010 : 81), “untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representati/mewakili”.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane (Firman feisal, 2012:61):

n =

Dimana :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = presisi yang digunakan 10% (0,1)

Dari rumus sampel diatas maka sampel penelitian dapat dihitung sebagai berikut :


(18)

36

Milly Puspasari, 2014

n =

n =

n =

n = 80,24 dibulatkan menjadi 80.

Berdasarkan hasil tersebut maka jumlah responden yang diperlukan sebanyak 80 responden pengusaha batu alam yang berada di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Bahan untuk menyusun suatu informasi diperoleh dari sumber data.

Suharsimi Arikunto (2002 : 7) mengemukakan bahwa “sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh”. Berdasarkan pernyataan

tersebut, maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh melalui penyebaran angket kepada pengusaha batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Data sekunder diperoleh dari DISPERINDAG dan laporan BPS.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian.

2. Studi observasi, yaitu dengan cara meneliti secara langsung pengusaha batu alam yang berada di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. 3. Wawancara, yaitu dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung

dengan tanya jawab lisan kepada para responden yang dilakukan sebagai pelengkap data.


(19)

37

4. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data-data dari buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang didapat dari hasil penelitian terdiri dari data kualitatif dandata kuantitatif, yang selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan jenisnya.Analisiskuantitatif yang berkenaan dengan aspek finansial dengan menghitung NetPresent Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Average Rate of Return (ARR), Payback Period (PBP), Profitability Index (PI).Sedangkan data kualitatif berkenaan dengan analisis deskriptif gambaran tentang usaha batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon dilihat dari ciri karakteristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin dan jenjang pendidikan selain itu pula menganalisis perkembangan usaha batu alam yang meliputi perkembangan unit usaha, tenaga kerja, pendapatan dan keuntungan usaha batu alam tersebut.

Untuk mengetahui mana usulan proyek yang menguntungkan atau tidak, maka perlu dilakukan evaluasi proyek dengan cara menghitung manfaat dan biaya yang diperlukan sepanjangan umur usaha. Setelah dilakukan identifikasi terhadap semua manfaat dan biaya, maka baru dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai dari kriteria investasi. Adapun metode yang digunakan dalam analisis penilaian usul investasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.6.1 Analisis Penilaian Usul Investasi

1. Net Present Value (NPV/Nilai Bersih Sekarang)

Net Present Value mencerminkan besarnya tingkat pengembalian dari usulan usaha atau proyek, oleh karena itu usulan proyek yang layak diterima haruslah memiliki nilai NPV > 0, jika tidak maka usaha itu akan merugi. Menurut Ibrahim (2009:143) rumus yang digunakan untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut:


(20)

38

Milly Puspasari, 2014

NPV = ∑ ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (1-1) atau

NPV = ∑

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (1-2)

dimana:

NB = Net Benefit = Benefit – Cost B = Benefit yang telah di discount

C = Cost yang telah di discount (Biaya Investasi + Biaya Operasi) i = Discount Factor

n = Tahun (waktu) Kriteria :

• NPV > 0 : usaha layak

• NPV = 0 : usaha berada dalam keadaan break even point • NPV < 0 : usaha tidak layak

2 Internal Rate of Return (IRR)

IRR dapat menggambarkan besarnya suku bunga tingkat pengembalian atas modal yang diinvestasikan. Menurut Ibrahaim (2009:147), dalam kriteria investasi IRR harus lebih besar dari Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) agar dikatakan usaha tersebut feasible atau layak. Rumus yang digunakan untuk menghitung IRR adalah sebagai berikut:

IRR = i1 + x (i2– i1) ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (2-1)

dimana:

i1 = adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1.

i2 = adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2.


(21)

39

 IRR discount rate = usaha layak.

 IRR <discount rate = usaha tidak layak.

3 Average Rate of Return (ARR)

Menurut Neti dan Lizza (2010:104), “Average Rate of Return (ARR) yaitu suatu metode yang membandingkan antara aliran kas masuk bersih dengan aliran kas keluar atau jumlah investasi”. Rumus untuk menghitung Average Rate of Return adalah sebagai berikut :

ARR =

x 100% ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (3-1)

Kriteria :

 Apabila ARR hitung > ARR yang disyaratkan, maka usul investasi diterima.

 Apabila ARR hitung < ARR yang disyaratkan, maka usul investasi ditolak.

4 Profitability Index (PI)

Menurut Neti dan Lizza (2010:106), “PI adalah metode yang membandingkan antara present value kas masuk bersih dengan present value

investasi”. Rumus untuk menghitung PI adalah sebagai berikut:

PI =

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. (4-1)

Kriteria :

 PI > 1 = usaha layak


(22)

40

Milly Puspasari, 2014

5 Analisis Pay Back Period (PBP)

Menurut Neti dan Lizza (2010:105), “Payback Period adalah suatu metode yang menghitung masa pengembalian dari sejumlah investasi, yang diperoleh dengan cara membagi jumlah investasi dengan aliran kas mauk bersih per tahun”. Rumus untuk menghitung Payback Period adalah sebagai berikut:

PBP =

x 1 tahun ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (5-1)

Kriteria :

 PBP > periode maksimum = usaha tidak layak


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dari hasil pembahasan mengenai analisis deskriptif usaha batu alam (studi pada pengusaha batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ciri-ciri karakteristik responden usaha batu alam yaitu pada ciri karakteristik usia pengusaha batu alam rata-rata termasuk pada usia produktif usia 20 – 54 tahun, ciri karakteristik jenis kelamin pengusaha batu alam termasuk pada jenis kelamin laki-laki, dan ciri karakteristik pendidikan pengusaha batu alam termasuk pada tingkat pendidikan SMA.

2. Perkembangan unit usaha batu alam pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang paling besar pada lima tahun terakhir yaitu 183,33% dan tahun 2012 perkembangan yang paling sedikit yaitu 0,88%.

3. Perkembangan tenaga kerja usaha batu alam pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang paling besar pada lima tahun terakhir yaitu 153,02% dan tahun 2012 perkembangan yang paling sedikit yaitu 1,57%.

4. Perkembangan pendapatan usaha batu alam pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang paling besar pada lima tahun terakhir yaitu 116,75% dan tahun 2012 perkembangan yang paling sedikit yaitu 0,438%.

5. Perkembangan laba/keuntungan usaha batu alam pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang paling besar pada lima tahun terakhir yaitu 119,87% dan tahun 2012 perkembangan yang paling sedikit yaitu 0,43%.

6. Perbandingan usaha batu alam dengan usaha unggulan lainnya dilihat dari tenaga kerja, posisi usaha batu alam bila dilihat dari tenaga kerja berada pada posisi ke-6 dengan sebesar 1.497 orang. Perbandingan usaha batu alam dengan usaha unggulan lainnya dilihat dari pendapatan, posisi usaha batu alam berada pada posisi ke-5 dengan sebesar Rp 130.990.664.000.


(24)

58

Milly Puspasari, 2014

7. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode NPV, hasil perhitungan

NPV menunjukkan bahwausul investasi diterima dengan kriteria hasil NPV = + (positif.

8. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode Paybackperiod, hasil perhitungan Paybackperiod menunjukkan bahwa usul investasi diterima dengan kriteria hasil PPhit< PP yang disyaratkan.

9. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode IRR, hasil perhitungan

IRR menunjukkan bahwa usul investasi ditolak dengan kriteria hasil IRR > tingkat bunga.

10. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode ARR, hasil perhitungan

IRR menunjukkan bahwa usul investasi diterima dengan kriteria hasil ARRhit> ARR yang disyaratkan.

11. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode Profitability Index, hasil perhitungan Profitability Index menunjukkan bahwa usul investasi diterima dengan kriteria hasil PI > 1.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang telah disimpulkan diatas, untuk pengembangan industri batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, penulis memberikan saran seperti berikut ini :

1. Dalam proses produksi batu alam kebanyakan pengusaha membuang limbah pada aliran sungai kecil yang mengalir. Hal ini dapat mencemarkan air bersih yang ada karena aliran air ini dimanfaatkan juga oleh para petani padi yang ada di wilayah sekitar, maka untuk pembuangan limbah oleh para pengusaha harus dipikirkan kembali untuk kelestarian lingkungan sekitar.

2. Dilihat dari beberapa aspek penjualan, pendapatan dan laba, industri batu alam mengalami kenaikan namun tidak terlalu tinggi pada tahun ketiga. Sebaiknya para pengusaha melakukan promosi dan distribusi untuk memperluas pangsa pasar sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.


(25)

59

3. Para pengusaha batu alam dalam mencatatan laporan keuangan mereka masih menggunakan pencatatan biasa dan tidak ada manajer keuangan semua diurus oleh pemilik usaha batu alam tersebut. Dengan demikian peneliti menyarakan agar para pemilik usaha batu alam sudah harus dapat mengetahui tentang manajemen keuangan baik itu cara pencatatannya, laporan keuangan dan analisis-analisis tentang keuangan. Hal ini berguna untuk perencanaan usaha batu alam di tahun-tahun berikutnya dan menjadi patokan usaha itu terus berkembang atau tidak.


(26)

60 Milly Puspasari, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. & J. Sudantodo. 2002. Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha Kecil. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Bakrie, Aburizal. 2004. Merebut Hati Rakyat. Jakarta : PT Primamedia Pustaka. Budiwati, Neti & Suzanti, Lizza. 2010. Manejemen Keuangan Koperasi. Bandung

: Lab Koperasi UPI.

Case, Fair. 2002. Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta: Prenhallindo.

Dermawan, Sjahrial. 2010. Manajemen Keuangan. Jakarta : Mitra Wacana Media. Dominick, Salvatore. (1994). Teori Mikro Ekonomi Edisi Ketiga. Jakarta:

Erlangga.

Firman, Faisal. 2012. Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Produksi Budidaya Ikan Mas Di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur. Bandung : Skripsi FPEB.

Lukas, Setia A. 2008. Teori&Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Muana, Nanga. 2001. Makroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor : Departemen Argibisnis Fakultas Ekonomi dan Manejemn IPB.

Rangkuti, Freddy. 2003. Business Plan Teknis Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus, Cetakan ke 3. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Sadono, Sukirno. 2004. Makroekonomi. Jakarta. PT Gragindo.

Samuelson, Paul A dan Nourdhaush, William D. 1994. Makroekonomi Edisi Keempatbelas. Jakarta: Erlangga

Sugiharso, I Gusti Ngurah Agung. 2008. Teori Ekonomi Mikro, Suatu Anilisis Terapan. Jakarta : Rajawali Pers.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Jakarta : Alfabeta.


(27)

61

Sutrisno. 2013. Manajemen Keuangan: Teori, Konep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia

Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komperhensip Edisi ke 2. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

UU No 20 Tahun 2008 Jurnal :

Amelia, G.P.S. 2012. Studi Kelayakan Investasi Mesin Pengolahan Hasil Panen Tembakau di Bojonegoro. [online] jurnal ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1.


(1)

5 Analisis Pay Back Period (PBP)

Menurut Neti dan Lizza (2010:105), “Payback Period adalah suatu metode yang menghitung masa pengembalian dari sejumlah investasi, yang diperoleh dengan cara membagi jumlah investasi dengan aliran kas mauk bersih per tahun”. Rumus untuk menghitung Payback Period adalah sebagai berikut:

PBP =

x 1 tahun ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... (5-1)

Kriteria :

 PBP > periode maksimum = usaha tidak layak


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dari hasil pembahasan mengenai analisis deskriptif usaha batu alam (studi pada pengusaha batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ciri-ciri karakteristik responden usaha batu alam yaitu pada ciri karakteristik usia pengusaha batu alam rata-rata termasuk pada usia produktif usia 20 – 54 tahun, ciri karakteristik jenis kelamin pengusaha batu alam termasuk pada jenis kelamin laki-laki, dan ciri karakteristik pendidikan pengusaha batu alam termasuk pada tingkat pendidikan SMA.

2. Perkembangan unit usaha batu alam pada tahun 2010 mengalami peningkatan

yang paling besar pada lima tahun terakhir yaitu 183,33% dan tahun 2012 perkembangan yang paling sedikit yaitu 0,88%.

3. Perkembangan tenaga kerja usaha batu alam pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang paling besar pada lima tahun terakhir yaitu 153,02% dan tahun 2012 perkembangan yang paling sedikit yaitu 1,57%.

4. Perkembangan pendapatan usaha batu alam pada tahun 2010 mengalami

peningkatan yang paling besar pada lima tahun terakhir yaitu 116,75% dan tahun 2012 perkembangan yang paling sedikit yaitu 0,438%.

5. Perkembangan laba/keuntungan usaha batu alam pada tahun 2010 mengalami

peningkatan yang paling besar pada lima tahun terakhir yaitu 119,87% dan tahun 2012 perkembangan yang paling sedikit yaitu 0,43%.

6. Perbandingan usaha batu alam dengan usaha unggulan lainnya dilihat dari tenaga kerja, posisi usaha batu alam bila dilihat dari tenaga kerja berada pada posisi ke-6 dengan sebesar 1.497 orang. Perbandingan usaha batu alam dengan usaha unggulan lainnya dilihat dari pendapatan, posisi usaha batu


(3)

7. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode NPV, hasil perhitungan NPV menunjukkan bahwausul investasi diterima dengan kriteria hasil NPV = + (positif.

8. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode Paybackperiod, hasil perhitungan Paybackperiod menunjukkan bahwa usul investasi diterima dengan kriteria hasil PPhit< PP yang disyaratkan.

9. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode IRR, hasil perhitungan IRR menunjukkan bahwa usul investasi ditolak dengan kriteria hasil IRR > tingkat bunga.

10. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode ARR, hasil perhitungan IRR menunjukkan bahwa usul investasi diterima dengan kriteria hasil ARRhit> ARR yang disyaratkan.

11. Penilaian investasi usaha batu alam melalui metode Profitability Index, hasil perhitungan Profitability Index menunjukkan bahwa usul investasi diterima dengan kriteria hasil PI > 1.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang telah disimpulkan diatas, untuk pengembangan industri batu alam di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, penulis memberikan saran seperti berikut ini :

1. Dalam proses produksi batu alam kebanyakan pengusaha membuang limbah

pada aliran sungai kecil yang mengalir. Hal ini dapat mencemarkan air bersih yang ada karena aliran air ini dimanfaatkan juga oleh para petani padi yang ada di wilayah sekitar, maka untuk pembuangan limbah oleh para pengusaha harus dipikirkan kembali untuk kelestarian lingkungan sekitar.

2. Dilihat dari beberapa aspek penjualan, pendapatan dan laba, industri batu alam mengalami kenaikan namun tidak terlalu tinggi pada tahun ketiga. Sebaiknya para pengusaha melakukan promosi dan distribusi untuk memperluas pangsa pasar sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.


(4)

59

3. Para pengusaha batu alam dalam mencatatan laporan keuangan mereka masih

menggunakan pencatatan biasa dan tidak ada manajer keuangan semua diurus oleh pemilik usaha batu alam tersebut. Dengan demikian peneliti menyarakan agar para pemilik usaha batu alam sudah harus dapat mengetahui tentang manajemen keuangan baik itu cara pencatatannya, laporan keuangan dan analisis-analisis tentang keuangan. Hal ini berguna untuk perencanaan usaha batu alam di tahun-tahun berikutnya dan menjadi patokan usaha itu terus berkembang atau tidak.


(5)

Rineka Cipta.

Bakrie, Aburizal. 2004. Merebut Hati Rakyat. Jakarta : PT Primamedia Pustaka. Budiwati, Neti & Suzanti, Lizza. 2010. Manejemen Keuangan Koperasi. Bandung

: Lab Koperasi UPI.

Case, Fair. 2002. Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta: Prenhallindo.

Dermawan, Sjahrial. 2010. Manajemen Keuangan. Jakarta : Mitra Wacana Media. Dominick, Salvatore. (1994). Teori Mikro Ekonomi Edisi Ketiga. Jakarta:

Erlangga.

Firman, Faisal. 2012. Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Penggunaan Faktor Produksi Budidaya Ikan Mas Di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur. Bandung : Skripsi FPEB.

Lukas, Setia A. 2008. Teori&Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Muana, Nanga. 2001. Makroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor : Departemen Argibisnis Fakultas Ekonomi dan Manejemn IPB.

Rangkuti, Freddy. 2003. Business Plan Teknis Membuat Perencanaan Bisnis dan

Analisis Kasus, Cetakan ke 3. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Sadono, Sukirno. 2004. Makroekonomi. Jakarta. PT Gragindo.

Samuelson, Paul A dan Nourdhaush, William D. 1994. Makroekonomi Edisi Keempatbelas. Jakarta: Erlangga

Sugiharso, I Gusti Ngurah Agung. 2008. Teori Ekonomi Mikro, Suatu Anilisis Terapan. Jakarta : Rajawali Pers.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Jakarta : Alfabeta.


(6)

61

Sutrisno. 2013. Manajemen Keuangan: Teori, Konep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia

Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komperhensip Edisi ke 2. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

UU No 20 Tahun 2008 Jurnal :

Amelia, G.P.S. 2012. Studi Kelayakan Investasi Mesin Pengolahan Hasil Panen Tembakau di Bojonegoro. [online] jurnal ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1.