ANALISIS KETEPATAN INSTRUKSI KEGIATAN PRAKTIKUM DALAM LEMBAR KERJA SISWA MATA PELAJARAN SAINS KELAS 1-6 SEKOLAH DASAR.

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan IPA (Sains) di SD, seperti pada umumnya, memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian intelektual anak. Masyarakat umum mengenal pembelajaran sains sebagai pola pembelajaran yang lebih banyak memberikan informasi tentang konsep-konsep materi sains yang dapat berupa fenomena-fenomena alam atau lingkungan sekitar, terminology konsep, atau tentang prinsip-prinsip dan hukum-hukum dalam sains. Namun, jika pola pembelajaran hanya dalam bentuk memberikan informasi saja siswa dapat terjebak dalam sistem pembelajaran yang hanya mengandalkan hafalan, dan hafalan ini dapat dengan mudah dilupakannya jika tidak dikaji lagi. Cara pembelajaran seperti ini cenderung membuat siswa mudah bosan dalam belajar, lebih buruknya lagi siswa akan tidak menyukai pelajaran sains.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Pengembangan Pendidikan-Institut Teknologi Bandung (LP3-ITB) (WWW.lp3.itb.ac.id:2003) , diketahui bahwa rendahnya prestasi belajar siswa dalam setiap mata pelajaran yang ada dapat disebabkan beberapa faktor antara lain : kurang minatnya siswa terhadap mata pelajaran tertentu, sulitnya motivasi siswa dalam menyelesaikan mata pelajaran tertentu, dan kurang tepatnya cara guru mengajar dalam proses belajar mengajar dan masih banyak faktor-faktor yang lainnya. Proses belajar mengajar pada hakekatnya merupakan proses


(2)

2

komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber melalui saluran tertentu kepada penerima pesan. Namun dalam proses komunikasi sering terjadi berbegai hambatan baik dalam diri penyampai pesan (guru) maupun penerima pesan (siswa/murid). Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyampaikan pesan kepada siswa yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai.

Pencapaian tujuan pengajaran Sains dapat dilakukan dengan adanya proses belajar mengajar yang baik, yakni dengan selalu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran proses kegiatan belajar mengajar. Lembaga Penelitian Pengembangan Pendidikan-Institut Teknologi Bandung (LP3-ITB) (WWW.lp3.itb.ac.id:2003) mengemukakan bahwa dalam proses belajar mengajar terdapat faktor internal dan eksternal, dimana faktor internal terdiri atas, sikap, pandangan hidup, perasaan senang, motivasi dan pengalaman. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas rangsangan dari luar, dorongan, lingkungan dan media.

Oleh karena itu, guru dapat memberikan media belajar yang variatif sebagai sumber belajar. Ada berbagai macam sumber belajar yang dapat digunakan guru dan siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep sains bagi siswa. Mudhoffir (1992:1-2) menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang


(3)

3

(siswa) dan dapat memudahkan terjadinya proses belajar. Sumber belajar yang tepat akan mempermudah siswa untuk memahami pelajaran dan membawa siswa untuk belajar mengalami, sehingga prestasi belajar diharapkan dapat tercapai sesuai dengan tujuan pengajaran.

Dalam memilih sumber belajar ada hal-hal tertentu yang perlu diperhatikan antara lain: pesan relevan dengan tujuan/sasaran belajar, struktur pengajaran jelas, mudah dicerna/dipahami, sistematika belajar yang logis,kualitas visual keindahan (menarik), memberi motivasi, kesederhanaan (sederhana, jelas terbaca), penonjolan (penekanan pada hal yang penting), kebulatan (kesatuan konsep yang bulat), dan keseimbangan (seimbang dan harmonis).

Salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep sainsnya adalah dengan menggunakan media LKS (Lembar Kerja Siswa). Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan media cetak yang sekarang ini banyak dan hampir digunakan disetiap sekolah. LKS selain digunakan sebagai media dalam proses pengajaran, juga berfungsi sebagai alat evaluasi dari setiap pokok bahasan yang diajarkan berdasarkan kurikulum program pengajaran.

Pada hakikatnya, LKS selayaknya berisi serangkaian instruksi kegiatan (percobaan) yang dapat dilakukan oleh siswa baik secara individu maupun secara berkelompok. Tujuannya agar siswa dapat mempraktekkan dan membuktikan secara langsung prinsip-prinsip atau hukum-hukum dalam sains, dengan demikian siswa dapat menemukan sendiri pemahamannya.


(4)

4

Namun, pada kenyataannya dalam buku LKS yang dikeluarkan oleh penerbit sedikit sekali memuat rangkaian kegiatan kerja siswa (percobaan), lebih banyak soal-soal baik dalam bentuk pilihan ganda, esai, maupun menjodohkan (Firman dan Widodo, 2008:67). Hal ini tentu saja telah menggeser fungsi LKS yang sebenarnya. Selain itu, kolom atau tempat penulisan jawaban untuk soal-soal esai juga terkadang sangat sempit. Sehingga membuat siswa bingung harus menulis di mana, sebab sebagian pertanyaan menuntut uraian jawaban yang tidak singkat. Terutama bagi sebagian siswa kelas 1, di mana motorik halusnya masih belum berkembang sempurna, sehingga tulisan mereka dalam ukuran yang besar dan masih naik turun. Permasalahan lain seputar LKS adalah instruksi kegiatan kerja siswa maupun soal-soal tersebut disampaikan dengan kalimat yang kurang jelas maksudnya, atau instruksi yang kurang tepat dilakukan oleh siswa.

Petunjuk praktikum atau lembar kerja siswa yang saat ini digunakan di sekolah-sekolah sangat bervariasi, masing-masing LKS tentu mempunyai keunggulan dan kekurangan tersendiri dalam mengembangkan proses sains. Dalam beberapa penelitian tentang LKS menunjukkan bahwa LKS yang ada selama ini belum mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Salihati (2008), tentang analisis keterampilan observasi pada lembar kerja siswa (LKS), menunjukkan bahwa tingkat keterampilan yang paling banyak dikembangkan dalam LKS masih merupakan keterampilan observasi sederhana yaitu keterampilan menggunakan alat indera dan keterampilan mengidentifikasi persamaan objek pengamatan. Sedangkan keterampilan observasi dengan tingkatan yang lebih


(5)

5

kompleks yaitu memilih dan menggunakan seperangkat instrumen pengukuran yang cocok untuk melakukan observasi masih kurang dikembangkan dalam LKS.

Demikian juga beberapa penelitian lain yang menganalisis lembar kerja siswa menunjukkan bahwa LKS ternyata belum sepenuhnya membantu siswa dalam menemukan sendiri capaian-capaian dalam pembelajaran sains. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurohmayani (2009) tentang kemunculan kompetensi dalam LKS, menunjukkan bahwa konsep yang terakomodasi dalam LKS hanya sebesar 30,86%. Selain itu, LKS yang dianalisis ternyata kurang mengembangkan konsep yang dituntut oleh kompetensi dasar. Aspek yang paling banyak dimunculkan pada LKS berdasarkan KD adalah aspek psikomotor (40,86%), dan afektif sebanyak 29,03%.

Kesimpulan senada juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Kurnia (2008) tentang analisis profil keterampilan proses pada LKS. Berdasarkan kompetensi dasar standar isi menunjukkan bahwa LKS-LKS yang dianalisis kurang mengembangkan keterampilan proses yang dituntut oleh kurikulum, khususnya KD. Selain itu, kalimat perintah dan kalimat soal yang ada dalam LKS ternyata kurang dipahami oleh siswa.

Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti bagaimanakah tingkat ketepatan instruksi kegiatan dalam Lembar Kerja Siswa mata pelajaran Sains, khususnya LKS yang digunakan di sekolah dasar.


(6)

6

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Masalah umum penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah tingkat ketepatan instruksi kegiatan dalam Lembar Kerja Siswa mata pelajaran Sains kelas 1 – 6 SD?”. Secara khusus rumusan masalah yang diteliti pada ketepatan instruksi kegiatan dikemukakan seperti berikut.

(1) Bagaimanakah kejelasan arahan kerja yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD?

(2) Bagaimanakah ketepatan sistematika prosedur kerja pada kegiatan siswa yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD?

(3) Bagaimanakah ketepatan alat dan bahan yang akan digunakan siswa pada kegiatan yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD? (4) Bagaimanakah ketepatan alokasi waktu yang dibutuhkan bagi siswa dalam

menyelesaikan suatu kegiatan yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD?

(5) Bagaimanakah tingkat keamanan kegiatan yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD saat dilakukan oleh siswa?

(6) Bagaimanakah kesesuaian kegiatan yang terdapat dalam LKS pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD dengan SK dan KD pelajaran Sains kelas 1-6 SD? (7) Bagaimanakah fisibilitas kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam LKS mata

pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD dilakukan oleh siswa?

(8) Bagaimanakah ketepatan LKS yang dirancang berdasarkan aspek-aspek pada rumusan permasalahan.


(7)

7

1.3Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian analisis ketepatan instruksi kegiatan dalam LKS pelajaran sains kelas 1 – 6 SD. Tujuan tersebut dirumuskan sebagai berikut:

(1) Mengetahui bagaimanakah kejelasan arahan kerja yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD.

(2) Mengetahui bagaimanakah ketepatan sistematika prosedur kerja pada kegiatan siswa yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD.

(3) Mengetahui bagaimanakah ketepatan alat dan bahan yang akan digunakan siswa pada kegiatan yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD.

(4) Mengetahui berapa lamakah prediksi alokasi waktu yang dibutuhkan bagi siswa dalam menyelesaikan suatu kegiatan yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD.

(5) Mengetahui bagaimanakah tingkat keamanan kegiatan yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD saat dilakukan oleh siswa.

(6) Mengetahui kesesuaian kegiatan yang terdapat dalam LKS pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD dengan SK dan KD pelajaran Sains kelas 1-6 SD.

(7) Mengetahui fisibilitas kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD dilakukan oleh siswa.


(8)

8

(8) Mengetahui ketepatan LKS yang telah dirancang berdasarkan permasalahan diatas .

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai nilai manfaat yang tinggi baik bagi penulis sendiri, pendidik, siswa maupun bagi pengembangan sumber belajar pelajaran Sains itu sendiri. Di bawah ini manfaat dalam penelitian analisis ketepatan instruksi kegiatan dalam LKS pelajaran sains kelas 1 – 6 SD.

(1) Manfaat bagi penulis dapat mengetahui aspek kejelasan arahan kerja siswa, sistematika prosedur kerja, ketepatan alat dan bahan, alokasi waktu untuk setiap kegiatan siswa dalam LKS, tingkat keamanan kegiatan tersebut bagi siswa, dan kemungkinan kegiatan tersebut dilaksanakan oleh siswa, serta kesesuaian kegiatan yang terdapat dalam LKS dengan SK dan KD pelajaran Sains kelas 1-6 SD. Hal ini berguna untuk perbaikan pada waktu yang akan datang.

(2) Manfaat bagi pendidik, bisa digunakan sebagai bahan masukan untuk menyelenggarakan persiapan, penyusunan, dan pendistribusian LKS secara lebih baik

(3) Manfaat bagi siswa, mereka memperoleh sumber belajar yang berkualitas dan sesuai dengan jenjang pendidikannya sehingga menimbulkan minat belajar yang tinggi


(9)

9

(4) Manfaat bagi pengembang kegiatan dan soal Sains untuk memperkaya variasi kegiatan dan soal-soal khususnya bidang LKS.

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan secara teoretis dan secara praktis. Secara teoretis, hasil penelitian dapat digunakan untuk mengembangkan kegiatan LKS pelajaran Sains baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Guru pelajaran Sains, penulis, dan pembaca dapat menjadikan pedoman pengukuran tingkat ketepatan kegiatan dan soal sebagai alternatif dalam memilih jenis bahan ajar baik buku teks, maupun buku penunjang

b. Siswa dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pemicu untuk meningkatkan kemampuan Sainsnya.

c. Pengembang buku pelajaran Sains dapat menjadikan hasil penelitian sebagai informasi tentang tingkat ketepatan instruksi kegiatan yang telah ditentukan atau dicantumkan dalam bahan ajar tersebut.

1.5Definisi Operasional

1. Analisis ketepatan instruksi kegiatan

Penelaahan terhadap kegiatan-kegiatan percobaan yang terdapat dalam LKS. Aspek-aspek yang dianalisis meliputi :

a. Analisis kejelasan arahan kerja, yaitu penelaahan terhadap kejelasan kalimat arahan kerja, kejelasan takaran/ukuran bahan yang digunakan,


(10)

10

kejelasan arahan penggunaan alat kerja, kejelasan instruksi pengamatan sehingga diperoleh pemahaman yang tepat.

b. Analisis sistematika prosedur kerja, yaitu penelaahan terhadap kelengkapan instruksi langkah-langkah kerja, keteraturan langkah-langkah kerja, dan kesesuaian langkah kerja dengan alat dan bahan yang digunakan.

c. Analisis ketepatan alat dan bahan kegiatan, yaitu penelaahan terhadap kelengkapan alat dan bahan yang akan digunakan, ketersediaan alat dan bahan (mudah didapat), keamanan dan kemudahan dalam menggunakan alat dan bahan tersebut.

d. Prediksi alokasi waktu kegiatan, menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh siswa untuk menyelesaikan satu kegiatan dalam LKS. Aspek yang analisis meliputi alokasi waktu yang dibutuhkan pada persiapan alat dan bahan, pelakasanaan kegiatan, membereskan alat kerja dan ruangan, diskusi, serta enaluasi dan penutup.

e. Analisis keamanan kegiatan, yaitu menganalisa tingkat keamanan kegiatan yang terdapat dalam LKS yang harus dilakukan oleh siswa, baik dari segi keamanan alat dan bahan, maupun dari segi keamanan langkah-langkah kerja.

f. Analisis fisibilitas pelaksanaan kegiatan, yaitu kemungkinan langkah-langkah kerja tersebut dilakukan oleh siswa ditinjau dari aspek-aspek


(11)

11

kejelasan arahan kerja, sistematika prosedur kerja, ketersediaan alat dan bahan, alokasi waktu, dan keamanan kegiatan bagi siswa.

g. Analisis kesesuaian kegiatan LKS dengan SK dan KD, yaitu menganalisa kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam LKS cocok atau sesuai dengan capaian pada standar kompetensi atau kompetensi dasar.

2. LKS (Lembar Kerja Siswa)

LKS (Lembar Kerja Siswa) adalah salah satu media pembelajaran yang digolongkan yang digolongkan sebagai media pengayaan. LKS memuat lembar kerja yang harus dilakukan/dijawab oleh siswa serta konsep/materi ajar.


(12)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Arikunto (2002) menyatakan, penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesa tertentu, tetapi hanya mengemukakan apa adanya tentang suatu variable, gejala, atau keadaaan. Menurut Isaac (Sanjaya, 2005:20), penelitian deskriptif tidak perlu mencari atau menerangkan hubungan antara variable, menguji hipotesis, dan lain sebagainya. Penelitian ini hanya mencoba menggambarkan apa adanya tentang ketepatan instruksi kegiatan yang ada dalam LKS SD kelas 1-6 dari tiga penerbit yang berbeda.

Penggunaan metode penelitian ini karena penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas, sikap, persepsi, dan pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskriptif digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan (Sa’ud, 2007:84).

Selain itu, alasan pemilihan metode penelitian ini karena penelitian kualitatif ini memiliki ciri khas atau karakteristik sebagai berikut:

a. Kajian naturalistik: melihat situasi nyata yang berubah secara alamiah, terbuka, tidak ada rekayasa pengontrolan variable.


(13)

35

b. Analisis induktif: mengungkapkan data kasus, detail, untuk menemukan kategori, dimensi, hubungan penting dan asli, dengan pertanyaan terbuka. c. Holistik: totalitas fenomena dipahami sebagai sistem yang kompleks,

keterkaitan menyeluruh tak dipotong padahal terpisah, sebab akibat. d. Data kualitatif: deskripsi rinci-dalam, persepsi-pengalaman orang.

e. Hubungan dan persepsi pribadi: hubungan akrab peneliti-informan, persepsi dan pengalaman pribadi peneliti penting untuk pemahaman fenomena-fenomena.

f. Dinamis: perubahan terjadi terus.

g. Orientasi keunikan: tiap situasi khas, pahami sifat khusus dan dalam konteks social historis, analisis silang kasus, hubungan waktu-tempat. h. Empati netral: subjek murni, tidak dibuat-buat.

(Sa’ud, 2007:134) Penelitian kualitatif ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif noninteraktif (non interactive inquiry) atau penelitian analitis yang berfokus pada analisis konsep. Penelitian ini mengkaji data berdasarkan analisis dokumen yang diperoleh secara langsung dari hasil pengamatan. Hal ini sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sa’ud (2007:91) bahwa analisis konsep merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep penting diinterpretasikan pengguna atau pelaksana secara beragam sehingga banyak menimbulkan kebingungan.

Konsep atau dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini adalah buku LKS pelajaran Sains SD kelas 1-6 dari tiga penerbit yang berbeda. Penelitian ini berfokus


(14)

36

pada analisis tentang tingkat ketepatan LKS pelajaran sains kelas 1 – 6 SD dilakukan melalui 7 sudut pandang yang berbeda. Pertama analisis aspek kejelasan arahan kerja siswa yang terdapat dalam LKS. Kedua, analisis sistematika prosedur kerja pada kegiatan siswa. Ketiga, analisis ketepatan alat dan bahan yang akan digunakan siswa pada kegiatan. Keempat prediksi alokasi waktu yang dibutuhkan bagi siswa dalam menyelesaikan suatu kegiatan. Kelima, keamanan kegiatan yang terdapat dalam LKS dilakukan oleh siswa. Keenam, kesesuaian kegiatan LKS dengan SK dan KD pelajaran Sains kelas 1-6 SD. Ketujuh, kemungkinan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam LKS dilakukan oleh siswa

Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data berbentuk deskripsi, berupa tulisan dari subjek atau objek penelitian. Hal ini sebagaimana pendapat Sugiono (2007:98) bahwa data yang diperoleh dengan metode kualitatif adalah data deskriptif terutama data berupa ucapan pada saat eksplanasi atau tulisan dari objek itu sendiri.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes. Tes yang dilakukan adalah dengan mengujicobakan LKS yang telah dirancang berdasarkan rumusan permasalahan yang ada.

3.2Sumber Penelitian

Sumber penelitian ini adalah LKS pelajaran sains kelas 1- 6 SD yang digunakan di SD daerah Bandung pada semester 1. Meliputi 24 buah LKS yaitu LKS kelas satu sampai kelas enam dari penerbit yang yang berbeda, yaitu LKS V dari penerbit A, LKS W dari penerbit B, dan LKS X dari penerbit C.


(15)

37

3.3Instrument Penelitian

Instrumen atau alat pengumpul data penelitian yang dipergunakan adalah pedoman analisis ketepatan instruksi kegiatan dan LKS yang telah dirancang berdasarkan rumusan permasalahan. Pedoman analisis ketepatan instruksi kegiatan ini meliputi pedoman analisis kejelasan arahan kerja, sistematika prosedur kerja, kejelasan alat dan bahan, prediksi alokasi waktu, keamanan kegiatan, dan fisibilitas kegiatan tersebut dilakukan oleh siswa. Untuk analisis ketepatan kegiatan dengan SK dan KD digunakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar berdasarkan Standar Isi Mata Pelajaran Sains SD.

Pedoman analisis ketepatan instruksi kegiatan dan LKS yang digunakan berupa data cek (check lists). Menurut Narbuko dan Achmadi (2009:74), Check lists adalah suatu daftar yang berisi nama-nama subjek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki, yang bermaksud mensistematiskan catatan observasi, sehingga peneliti tinggal memberikan tanda (check) pada blanko tersebut untuk tiap subjek yang diobservasi. Pedoman-pedoman analisis tersebut adalah sebagai berikut.


(16)

38

1. Pedoman Analisis Kejelasan Arahan Kerja Dalam Kegiatan LKS

Tabel 3.2 Pedoman Analisis Kejelasan Arahan Kerja Dalam Kegiatan LKS

Tabel 3.3 Rubrik Kriteria Analisis Kejelasan Arahan Kerja Dalam Kegiatan LKS

No ASPEK ANALISIS KRITERIA KETEPATAN

1 Kejelasan Arahan Kerja 1) Kejelasan Kalimat Arahan Kerja

- Meliputi pengguaan kalimat yang mudah dipahami.

- Kejelasan instruksi perlakuan yang harus dilakukan siswa.

- Meliputi kelengkapan instruksi arahan kerja yang harus dilakukan siswa.

- Berapa lama waktu perlakuan atau pengamatan.

2) Kejelasan Jumlah/Takaran Bahan Yang Digunakan

- Meliputi kejelasan berapa banyak bahan yang harus digunakan.

3) Kejelasan Jumlah/Ukuran Alat Kerja Yang Digunakan

- Meliputi kejelasan berapa banyak atau berapa ukuran alat kerja yang digunakan.

4) Kejelasan Arahan Penggunaan Alat Kerja - Meliputi kejelasan bagaimana alat kerja

tersebut digunakan.

5) Kejelasan Instruksi Pengamatan

- Meliputi kejelasan hal yang harus diamati dalam kegiatan tersebut, dan berapa lama waktu pengamatannya.

KELAS PENERBIT KEGIATAN KEJELASAN KALIMAT ARAHAN KERJA KEJELASAN JUMLAH/ TAKARAN BAHAN YANG DIGUNAKAN KEJELASAN JUMLAH/ UKURAN ALAT KERJA YANG DIGUNAKAN KEJELASAN ARAHAN PENGGUNAAN ALAT KERJA KEJELASAN INSTRUKSI PENGAMATAN 1 dst.


(17)

39

2. Pedoman Analisis Sistematika Prosedur Kerja Dalam Kegiatan LKS

Tabel 3.4 Pedoman Analisis Sistematika Prosedur Kerja Dalam Kegiatan LKS

KELAS PENERBIT KEGIATAN TAHAPAN SISTEMATIKA PROSEDUR KERJA KETERATURAN LANGKAH-LANGKAH KERJA KESESUAIAN LANGKAH KERJA DENGAN ALAT DAN

BAHAN 1

dst.

Tabel 3.5 Rubrik Kriteria Analisis Sistematika Prosedur Kerja Dalam Kegiatan LKS

No ASPEK ANALISIS KRITERIA KETEPATAN

2 Sistematika Prosedur Kerja

1) Tahapan Sistematika Prosedur Kerja

Penilaian terhadap ada tidaknya pemisahan tahapan-tahapan sistematika kegiatan yang berurutan, yaitu:

- pemaparan alat dan bahan, - pemaparan langkah kerja

- pemaparan instruksi pengamatan

- dan pemaparan pertanyaan atau bahan diskusi.

2) Keteraturan Langkah-Langkah Kerja

- Penilaian terhadap instruksi langkah-langkah kerja yang tepat urutannya.

3) Kesesuaian Langkah Kerja Dengan Alat Dan Bahan

- Penilaian terhadap kesesuaian langkah kerja dengan alat dan bahan yang dipaparkan.

3. Pedoman Analisis Ketepatan Alat Dan Bahan Dalam Kegiatan LKS

Tabel 3.6 Pedoman Analisis Ketepatan Alat Dan Bahan Dalam Kegiatan LKS

KELAS PENERBIT KEGIATAN KEJELASAN ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN KETERSEDIAAN ALAT &BAHAN (MUDAH DIDAPAT) KEMUDAHAN PENGGUNAAN ALAT DAN BAHAN 1


(18)

40

Tabel 3.7 Rubrik Kriteria Analisis Ketepatan Alat Dan Bahan Dalam Kegiatan LKS

No ASPEK ANALISIS KRITERIA KETEPATAN

3 Ketepatan Alat Dan Bahan 1) Kejelasan Alat Dan Bahan Yang Digunakan - Kejelasan alat dan bahan apa yang

digunakan pada langkah-langkah kerja - Kelengkapan alat dan bahan yang digunakan

pada langkah-langkah kerja

2) Ketersediaan Alat &Bahan (Mudah Didapat) - Alat dan bahan tersebut mudah ditemukan,

atau mudah dibuat.

- Alat yang digunakan ada disetiap sekolah. 3) Kemudahan Penggunaan Alat Dan Bahan

- Alat dan bahan mudah digunakan oleh siswa

4. Pedoman Analisis Prediksi Alokasi Waktu Dalam Kegiatan LKS

Tabel 3.8 Pedoman Analisis Prediksi Alokasi Waktu Dalam Kegiatan LKS

Tabel 3.9 Rubrik Kriteria Analisis Prediksi Alokasi Waktu Dalam Kegiatan LKS

No ASPEK ANALISIS KRITERIA KETEPATAN

4 Prediksi Alokasi Waktu 1) Persiapan Alat Dan Bahan

- Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan alat dan bahan di dalam kelas.

2) Pelaksanaan Kegiatan

- Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan tersebut. KELAS PENERBIT KEGIATAN ALOKASI WAKTU (MENIT)

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

PELAKSANAAN KEGIATAN

MEMBERESKAN ALAT KERJA & RUANGAN

TOTAL WAKTU


(19)

41

3) Membereskan Alat Kerja Dan Ruangan

- Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membereskan alat dan bahan serta ruangan yang telah digunakan. 5. Pedoman Analisis Keamanan Kegiatan Dalam LKS

Tabel 3.10 Pedoman Analisis Keamanan Kegiatan Dalam LKS

KELAS PENERBIT KEGIATAN KEAMANAN

ALAT DAN BAHAN

KEAMANAN LANGKAH

KERJA 1

dst.

Tabel 3.11 Rubrik Kriteria Analisis Keamanan Kegiatan Dalam LKS

No ASPEK ANALISIS KRITERIA KETEPATAN

5 Keamanan Kegiatan 1) Keamanan Alat Dan Bahan

- Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan aman bagi siswa

2) Keamanan Langkah Kerja

- Kegiatan tersebut secara keseluruhan aman bagi siswa

- Ada tidaknya arahan agar berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan yang

berbahaya.

6. Pedoman Analisis Kesesuaian Kegiatan LKS Dengan Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar

Tabel 3.12 Pedoman Analisis Kesesuaian Kegiatan LKS Dengan Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar

KELAS PENERBIT SESUAI TIDAK

SESUAI 1


(20)

42

Tabel 3.13 Rubrik Kriteria Analisis Kesesuaian Kegiatan LKS Dengan Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar

No ASPEK ANALISIS KRITERIA KETEPATAN

6 Kesesuaian Kegiatan Dengan SK dan KD

SK dan KD kegiatan tersebut sesuai dengan Standar Isi dari mata pelajaran Sains SD.

7. Pedoman Analisis Fisibilitas Pelaksanaan Kegiatan Dalam LKS

Tabel 3.14 Pedoman Analisis Fisibilitas Pelaksanaan Kegiatan Dalam LKS

KELAS PENERBIT KEGIATAN ASPEK KEJELASAN ARAHAN KERJA ASPEK SISTEMATIKA PROSEDUR KERJA ASPEK KETERSEDIAAN ALAT DAN BAHAN ASPEK ALOKASI WAKTU ASPEK KEAMANAN KEGIATAN ASPEK KESESUAIAN DENGAN SK DAN KD 1 dst.

Tabel 3.15 Rubrik Kriteria Analisis Fisibilitas Pelaksanaan Kegiatan Dalam LKS

No ASPEK ANALISIS KRITERIA KETEPATAN

7 Kemungkinan Pelaksanaan Kegiatan

Terpenuhi semua kriteria yang dianalisis dari aspek-aspek berikut:

1) Kejelasan Arahan Kerja 2) Sistematika Prosedur Kerja 3) Ketepatan Alat Dan Bahan 4) Prediksi Alokasi Waktu 5) Keamanan Kegiatan

6) Kesesuaian Kegiatan Dengan SK dan KD 3.4Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian untuk pengujian LKS yang telah dirancang berdasarkan rumusan permasalahan dilakukan di kelas 5 SD Lab School-Percontohan kota Bandung, Jawa Barat.


(21)

43

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas V semester 2 SD Lab School-Percontohan kota Bandung yang berjumlah 49 orang siswa yang memiliki kemampuan setara.

3.5Teknik Pengumpulan Data

Peneliti memerlukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian guna memperoleh data yang relevan dan sesuai. Teknik penelitian tersebut sebagai berikut.

1. Studi kepustakaan, yaitu upaya untuk mendapatkan keterangan ilmiah yang menjadi landasan berpikir dalam menentukan arah penelitian. Sumber ini berupa buku-buku teks, karya ilmiah, artikel dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Sumber dapat juga diperoleh melalui internet.

2. Studi analisis (tahap pelaksanaan), penelitian langsung melibatkan peneliti di lapangan dengan cara:

a. Analisis LKS

Peneliti melakukan analisis secara langsung terhadap 18 LKS untuk menjawab permasalahan penelitian. Dari 18 LKS yang telah diperoleh, hanya LKS petunjuk kegiatan percobaan saja yang akan dianalisis. Pengumpulan data ketepatan instruksi kegiatan pada LKS diperoleh dengan data cek (checklist).


(22)

44

b. Percobaan/eksperimen

Peneliti melakukan percobaan/eksperimen secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang ada dalam LKS untuk mengetahui prediksi alokasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.

c. Uji coba LKS

LKS yang telah dirancang berdasarkan rumusan permasalahan diuji cobakan di kelas 5 SD Lab School-Percontohan Bandung.

d. Dokumentasi

Dokumentasi ini dibantu oleh media kamera digital untuk memfoto instrument penelitian dan kegiatan penelitian.

e. Angket siswa

Angket ini merupakan tanggapan siswa terhadap LKS yang telah dirancang berdasarkan rumusan permasalahan dan diuji cobakan di kelas 5 SD Lab School-Percontohan Bandung. Angket tanggapan siswa ini bertujuan untuk mengetahui pandangan-pandangan siswa terhadap LKS yang diujikan. Angket ini menggunakan rumus persentase Arikunto (2002), “Untuk mengetahui prosentase responden untuk tiap kategori di dalam suatu variable atau dimensi maka digunakan rumus perhitungan distribusi frekuensi sebagai berikut:”


(23)

45

Dimana :

P : persentase responden

f : jumlah responden yang termasuk dalam kriteria n : jumlah keseluruhan responden

Hasil perhitungannya diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut: 0% = tak seorangpun responden

1-19% = sangat sedikit responden 20-39% = sebagian kecil responden 40-59% = sebagian responden 60-79% = sebagian besar responden 80-99% = hampir seluruh responden 100% = seluruh responden

(Arikunto, 2002) 3.6Teknik Analisis Data

Semua data mentah yang telah diperoleh akan dikelompokkan berdasarkan kelompoknya untuk kemudian diolah/dianalisis. Langkah-langkah dalam analisis data adalah sebagai berikut:

a. Menentukan persentase kegiatan dan non kegiatan

b. Mengolah data yang diperoleh dari hasil analisis dengan cara deskriptif. c. Mengolah data yang diperoleh dari hasil uji coba LKS dengan cara stitistik


(24)

46

3.7Alur Analisis Data Penelitian

Pengklasifikasian data

Penganalisisan

data

Perancangan LKS berdasarkan rumusan permasalahan

Pengumpulan

data

Pengolahan data hasil analisis dan uji coba

LKS Pengujicobaan

LKS


(25)

117 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V ini yang disampaikan adalah kesimpulan dan saran-saran berdaarkan hasil penelitian.

5.1 Simpulan

Penelitian ini dilakukan atas dasar adanya LKS mata pelajaran Sains yang digunakan oleh pendidik di sekolah dasar yang memiliki ketidaktepatan pada instruksi kegiatan praktikumnya. Bahkan ditemukan LKS pelajaran Sains yang tidak memiliki kegiatan praktikum sama sekali, lebih banyak soal-soal, baik dalam bentuk pilihan ganda, esai, maupun menjodohkan. Hal ini tentu saja telah menggeser fungsi LKS pelajaran Sains yang sebenarnya.

Berdasarkan tujuan penelitian ini, peneliti berusaha mendiskripsikan hasil yang diperoleh di lapangan sesuai rumusan masalah yang diterapkan. Hasil penelitian tersebut sebagai berikut.

1) Analisis terhadap aspek kejelasan arahan kerja yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD, persentase rata-ratanya sebesar 58,1%. Aspek ini cenderung rendah di setiap kelas.

2) Analisis terhadap aspek sistematika prosedur kerja pada kegiatan siswa yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD, persentase


(26)

118

rata-ratanya sebesar 75,4%. Item yang cenderung tidak tepat adalah item tahapan sistematika prosedur kerja.

3) Analisis terhadap aspek ketepatan alat dan bahan yang akan digunakan siswa pada kegiatan yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD, persentase rata-ratanya sebesar 87,8%. Item yang cenderung tidak tepat adalah item kejelasan alat dan bahan.

4) Analisis terhadap aspek prediksi alokasi waktu yang dibutuhkan bagi siswa dalam menyelesaikan suatu kegiatan yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD, menunjukkan bahwa rata-rata kegiatan yang membutuhkan alokasi waktu tidak melebihi 1 kali pertemuan (2 jam pelajaran) adalah sebesar 74,2%.

5) Analisis terhadap aspek tingkat keamanan kegiatan yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD, menunjukkan persentase rata-rata kegiatan tersebut aman untuk dilakukan oleh siswa sebesar 85,1%.

6) Analisis terhadap aspek kesesuaian kegiatan yang terdapat dalam LKS pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD dengan SK dan KD pelajaran Sains kelas 1-6 SD, menunjukkan persentase rata-rata sebesar 98%. Masih ditemukan kegiatan yang kurang sesuai dengan tuntutan pada Kompetensi Dasar topic tersebut.

7) Analisis terhadap aspek fisibiliti kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam LKS mata pelajaran Sains kelas 1 - 6 SD dapat dilakukan oleh siswa


(27)

119

menunjukkan persantase rata-rata sebesar 67% kegiatan tersebut dapat dilakukan.

8) Berdasarkan hasil angket tanggapan siswa terhadap LKS yang diujikan pada 49 siswa kelas V SD lab School-Percontohan UPI, menunjukkan bahwa LKS yang dirancang berdasarkan aspek analisis penelitian tersebut telah memenuhi kriteria ketepatan instruksi kegiatan.

Berdasarkan delapan pernyataan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang terdapat pada LKS pelajaran Sains kelas 1-6 sekolah dasar masih terdapat ketidaktepatan dan harus diperbaiki. Kegiatan-kegiatan pada LKS tersebut masih dapat dilaksanakan oleh siswa, namun membutuhkan bimbingan penuh dari guru.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran berkaitan dengan perancangan dan penggunaan LKS pelajaran Sains bagi siswa-siswa sekolah dasar. Saran-saran tersebut sebagai berikut.

1) LKS pelajaran Sains sebagai salah satu media penunjang pembelajaran selayaknya lebih banyak memuat kegiatan praktikum yang berkualitas, dengan instruksi-instruksi yang tepat, sehingga siswa dapat menemukan sendiri konsep sains pada kegiatan yang mereka lakukan.


(28)

120

2) Guru sebaiknya melakukan uji coba kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, sebelum siswa yang melakukannya. Sehingga, dapat diketahui apakah kegiatan tersebut memungkinkan untuk dilakukan oleh siswa ditinjau dari semua aspek.

3) Guru dapat membuat LKS sendiri yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan ketersedian alat dan bahan kegiatan praktikum.

4) Penulis LKS yang diterbitkan oleh penerbit sebaiknya melakukan uji coba kegiatan yang dicantumkan pada LKS, sebelum sebelum LKS tersebut diedarkan dan digunakan oleh siswa-siswa sekolah dasar. Sehingga, dapat diketahui apakah kegiatan tersebut memungkinkan untuk dilakukan oleh siswa ditinjau dari semua aspek.


(29)

ix DAFTAR ISI

Halaman

ATSTRAK ...iv

PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TATEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

TAT I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Definisi Operasional ... 9

TAT II INSTRUKSI KEGIATAN YANG TEPAT PADA LKS PELAJARAN SAINS ... 12

2.1 Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar ... 12

2.2 Lembar Kerja Siswa Pelajaran Sains ... 14

2.3 Kegiatan Praktikum dalam LKS ... 29

TAT III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

3.1 Metode dan Desain Penelitian ... 34

3.2 Sumber Penelitian ... 36

3.3 Instrumen Penelitian ... 37

3.4 Lokasi dan Subyek Penelitian ... 42

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.6 Teknik Analisis Data ... 45


(30)

x

TAT IP HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN ... 47

4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Analisis Perhitungan Kegiatan dalam Buku LKS SAINS SD ... 47

4.1.2 Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan dalam Buku LKS SAINS SD ... 50

4.1.3 Persentase Tingkat Ketepatan Instruksi Kegiatan dalam LKS SAINS SD Pada Lima Penerbit ... 84

4.1.4 Uji LKS ... 87

4.2 Pembahasan ... 90

4.2.1 Analisis Aspek Kejelasan Arahan Kerja ………... 90

4.2.2 Analisis Aspek Sistematika Prosedur Kerja ... 97

4.2.3 Analisis Aspek Ketepatan Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Kegiatan LKS ..………..…. 100

4.2.4 Analisis Aspek Prediksi Alokasi Waktu dalam Kegiatan LKS………. 104

4.2.5 Analisis Aspek Keamanan Kegiatan dalam LKS …………. 106

4.2.6 Analisis Aspek Kesesuaian Kegiatan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ………... 108

4.2.7 Analisis Aspek Fisibilitas Kegiatan ……….. 110

4.2.8 Uji LKS ……… 113

TAT P SIMPULAN DAN SARAN ... 117

5.1 Simpulan ... 117

5.2 Saran ... 119


(31)

xi LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR TATEL

Tabel Halaman

2.1 Perbedaan antara pertanyaan produktif dan pertanyaan nonproduktif….24

2.2 Keterampilan Proses Sains dan Indikator-Indikatornya ... 31

3.1 Pedoman Analisis Kejelasan Arahan Kerja Dalam Kegiatan LKS ... 38

3.2 Rubrik Kriteria Analisis Kejelasan Arahan Kerja Dalam

Kegiatan LKS ... 38

3.3 Pedoman Analisis Sistematika Prosedur Kerja Dalam Kegiatan LKS… 39

3.4 Rubrik Kriteria Analisis Sistematika Prosedur Kerja Dalam

Kegiatan LKS ... 39

3.5 Pedoman Analisis Ketepatan Alat Dan Bahan Dalam

Kegiatan LKS ... 39

3.6 Rubrik Kriteria Analisis Ketepatan Alat Dan Bahan Dalam

Kegiatan LKS ... 40 3.8 Pedoman Analisis Prediksi Alokasi Waktu Dalam Kegiatan LKS.. 40 3.9 Rubrik Kriteria Analisis Prediksi Alokasi Waktu Dalam

Kegiatan LKS ... 40

3.10 Pedoman Analisis Keamanan Kegiatan Dalam LKS ... 41

3.11 Rubrik Kriteria Analisis Keamanan Kegiatan Dalam LKS ... 41

3.12 Pedoman Analisis Kesesuaian Kegiatan LKS Dengan Standar

Kompetensi Dan Kompetensi Dasar ... 41 3.13 Rubrik Kriteria Analisis Kesesuaian Kegiatan LKS Dengan

Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar ... 42

3.14 Pedoman Analisis Kemungkinan Pelaksanaan Kegiatan Dalam

LKS……… .. 42


(32)

xii

Dalam LKS ... 42

4.1 Jumlah Kegiatan dalam Buku LKS SAINS Kelas 1-6 SD dari

Lima Penerbit ... 48

4.2 Persentase Kegiatan Praktikum dalam Buku LKS SAINS

Kelas 1-6 SD dari Lima Penerbit ... 49

4.3 Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan dalam LKS SAINS

SD Kelas 1 ... 51 4.4 Persentase Ketepatan Item Pada Aspek Analisis Kegiatan Dalam

LKS Kelas 1 ... 55

4.5 Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan dalam LKS SAINS

SD Kelas 2 ... 56 4.6 Persentase Ketepatan Item Pada Aspek Analisis Kegiatan Dalam

LKS Kelas 2 ... 60 4.7 Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan dalam LKS SAINS

SD Kelas 3 ... 61 4.8 Persentase Ketepatan Item Pada Aspek Analisis Kegiatan Dalam

LKS Kelas 3 ... 64

4.9 Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan dalam LKS SAINS

SD Kelas 4 ... 65 4.10 Persentase Ketepatan Item Pada Aspek Analisis Kegiatan Dalam

LKS Kelas 4 ... 69 4.11 Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan dalam LKS SAINS

SD Kelas 5 ... 70 4.12 Persentase Ketepatan Item Pada Aspek Analisis Kegiatan Dalam

LKS Kelas 5 ... 76 4.13 Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan dalam LKS SAINS

SD Kelas 6 ... 77 4.14 Persentase Ketepatan Item Pada Aspek Analisis Kegiatan Dalam

LKS Kelas 6 ... 83


(33)

xiii

4.16 Rata-Rata Persentase Ketepatan Item pada Aspek Analisis

Kegiatan dalam 30 LKS ... 86

4.17 Persentase Tingkat ketepatan Instruksi Kegiatan dalam LKS

Sains SD pada Lima penerbit ... 87

4.18 Nilai Hasil Penyelesaian Lembar Kerja Siswa ... 88

4.19 Angket Justifikasi Siswa tentang Ketepatan LKS yang Diujikan ... 89

4.20 Persentase Ketepatan Item-Item Pada Aspek Kejelasan Arahan kerja. 92

4.21 Persentase Ketepatan Item-Item Pada Aspek Sistematika

Prosedur Kerja ... 98

4.22 Persentase Ketepatan Item-Item Pada Aspek Ketepatan

Alat dan Bahan ... 102

4.23 Persentase Ketepatan Item-Item Pada Aspek Keamanan Kegiatan .... 107


(34)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

2.3 Lampiran 1 Hasil Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan LKS Kelas 1

2.4 Lampiran 2 Hasil Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan LKS Kelas 2

2.5 Lampiran 3 Hasil Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan LKS Kelas 3

2.6 Lampiran 4 Hasil Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan LKS Kelas 4

2.7 Lampiran 5 Hasil Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan LKS Kelas 5

2.8 Lampiran 6 Hasil Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan LKS Kelas 6

2.9 Lampiran 7 Deskripsi Ketepatan Item-Item Aspek Analisis dalam Lembar

Kerja Siswa Pelajaran Sains Kelas 1 Sekolah Dasar

2.10 Lampiran 8 Deskripsi Ketepatan Item-Item Aspek Analisis dalam Lembar

Kerja Siswa Pelajaran Sains Kelas 2 Sekolah Dasar

2.11 Lampiran 9 Deskripsi Ketepatan Item-Item Aspek Analisis dalam Lembar

Kerja Siswa Pelajaran Sains Kelas 3 Sekolah Dasar

2.12 Lampiran 10 Deskripsi Ketepatan Item-Item Aspek Analisis dalam Lembar

Kerja Siswa Pelajaran Sains Kelas 4 Sekolah Dasar

2.13 Lampiran 11 Deskripsi Ketepatan Item-Item Aspek Analisis dalam Lembar

Kerja Siswa Pelajaran Sains Kelas 5 Sekolah Dasar

2.14 Lampiran 12 Deskripsi Ketepatan Item-Item Aspek Analisis dalam Lembar

Kerja Siswa Pelajaran Sains Kelas 6 Sekolah Dasar


(35)

xv

2.16 Lampiran 8 Hasil Perhitungan Angket Justifikasi Siswa


(36)

121

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian. Bandung: Rosdakarya.

Awaliyah, R.N. (2010). Pengaruh Penugasan Fenetik Melalui Lembar Kerja Siswa

TerhadapPenguasaan Konsep Pada Keanekaragaman Hayati). Skripsi pada

Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Dahar, Ratna. Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Darmodjo, H. dan Kaligis, R.E.J. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sekolah Dasar Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Dhari. (1998). Metode Pembelajaran. Malang: Depdikbud.

Firman, H. dan Widodo, A. (2008). Panduan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Hardjito. (2002). Internet Untuk Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://www.pustekkom.go.id [21 Oktober 2010]

Hidayah, I. et al. (2006). Pendidikan Matematika 2. Semarang: Jurusan Matematika UNNES.

Indrianto, L. (1998). Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa Dalam Pengajaran

Matematika Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika. Skripsi

pada IKIP Semarang: Tidak diterbitkan

Kaesah. (2009). Pembelajarn IPA Topik Bunyi Melalui metode eksperimen untuk

meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas IV SDN Giri Mekar Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Kurnia, R.N.R. (2008). Analisis Profil Keterampilan Proses Pada Lembar Kerja

Siswa. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.


(37)

122

Kurniati, T. (2001). Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses Untuk

Meningkatkan Ketampilan Berpikir Kritis Siswa. Tesis pada SPs UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Mudhoffir. (1992). Prinsip-Prinsip Pengolalaan Pusat Sumber Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyati, Y. (2008). Analisis Pertanyaan yang Dikembangkan dalam Lembar kerja

Siswa. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nurohmayani, S. (2009). Kemunculan Kompetensi Dalam Lembar Kerja Siswa.

Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rahmawati, L. (2006). Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa

SMP Salafiyah Pekalongan Kelas VII Semester II Tahun 2005/2006 dalam Pembelajaran Garis dan Sudut Melalui Implementasi metode Inkuiri dengan Memanfaatkan Lembar Kerja Siswa (LKS). Skripsi pada FIP UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Rezeki, S. A. (2005). Analisis LKS Biologi Karya Guru-Guru SMP di Kabupaten

Pekalongan yang Digunakan Siswa Kelas II Semester 2 Tahun Pelajaran 2003/2004. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.

Rustam, A. (2008). Pengembangan Bahan Ajar. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rustam, A. dan Wulan, A.R. (2007). Strategi Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Russel, T. dan Herlen, W. (1990). Assesing Science in the Primary School.

PRACTIKAL TASK. London: Paul Chapman Publishing ltd.

Rustaman, N.Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., dan Nurjhani, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar

Biologi. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Salihati, A.R.H. (2008). Analisis Keterampilan Observasi yang Dikembangkan dalam

Lembar Kerja Siswa. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI


(38)

123

Sanjaya, A. (2010). Penggunaan Lembar Kerja Sisiwa (LKS) untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linier

Satu Variabel. [Online]. Tersedia:

http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/penggunaan-lembar-kerja-siswa-lks-untuk.html [21 Oktober 2010].

Sanjaya, W. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: San Grafika.

Sartika, D. (2008). Peran Lembar Kerja Siswa (LKS) Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Tidak

diterbitkan.

Sa’ud, U.S. (2007). Penelitian pendidikan Dasar. Modul pada Program pascasarjana pendidikan Dasar UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sumaatmadja, N. (1984). Perspektif studi Sosial. Bandung: Alumni.

Supriatno, B. (2007). Basic Scientific Inquiry in Science Education and It’s

Assessment. Seminar Proceding of The First International Seminar of Science

Education: Science Education Facing Againt The Challenges of The 21 Century. 27 oktober 2007, hlm. 19-28.

Suyitno, A. et al. (1997). Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: FMIPA UNNES.

Usman, M. Uzer. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Widodo, A.T. (1993). Tingkat Keterbacaan Teks: Suatu Evaluasi Terhadap Buku

Teks Ilmu Kimia Kelas 1 SMA. Disertasi. Jakarta: IKIP Jakarta. Tidak

diterbitkan.

Wulansari, N. (2008). Analisis Keterampilan Interpretasi yang Dikembangkan dalam

Lembar Kerja Siswa. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Wulansari, R.S. (2008). Analisis Kemunculan Aspek-Aspek Inkuri dalam Kegiatan

Praktikum Biologi. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

WWW.lp3.itb.ac.id:2003. Pelaksanaan "Lokakarya Peningkatan Mutu Pengajaran Tahun 2003”. [Online]. Dikunjungi pada 26 Januari 2011.


(1)

xiii

4.16

Rata-Rata Persentase Ketepatan Item pada Aspek Analisis

Kegiatan dalam 30 LKS ...

86

4.17

Persentase Tingkat ketepatan Instruksi Kegiatan dalam LKS

Sains SD pada Lima penerbit ...

87

4.18

Nilai Hasil Penyelesaian Lembar Kerja Siswa ...

88

4.19

Angket Justifikasi Siswa tentang Ketepatan LKS yang Diujikan ...

89

4.20

Persentase Ketepatan Item-Item Pada Aspek Kejelasan Arahan kerja. 92

4.21

Persentase Ketepatan Item-Item Pada Aspek Sistematika

Prosedur Kerja ...

98

4.22

Persentase Ketepatan Item-Item Pada Aspek Ketepatan

Alat dan Bahan ... 102

4.23

Persentase Ketepatan Item-Item Pada Aspek Keamanan Kegiatan .... 107

4.24

Persentase Fisibilitas Pelaksanaan Kegiatan ... 112


(2)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

2.3

Lampiran 1 Hasil Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan LKS Kelas 1

2.4

Lampiran 2 Hasil Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan LKS Kelas 2

2.5

Lampiran 3 Hasil Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan LKS Kelas 3

2.6

Lampiran 4 Hasil Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan LKS Kelas 4

2.7

Lampiran 5 Hasil Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan LKS Kelas 5

2.8

Lampiran 6 Hasil Analisis Ketepatan Instruksi Kegiatan LKS Kelas 6

2.9

Lampiran 7 Deskripsi Ketepatan Item-Item Aspek Analisis dalam Lembar

Kerja Siswa Pelajaran Sains Kelas 1 Sekolah Dasar

2.10

Lampiran 8 Deskripsi Ketepatan Item-Item Aspek Analisis dalam Lembar

Kerja Siswa Pelajaran Sains Kelas 2 Sekolah Dasar

2.11

Lampiran 9 Deskripsi Ketepatan Item-Item Aspek Analisis dalam Lembar

Kerja Siswa Pelajaran Sains Kelas 3 Sekolah Dasar

2.12

Lampiran 10 Deskripsi Ketepatan Item-Item Aspek Analisis dalam Lembar

Kerja Siswa Pelajaran Sains Kelas 4 Sekolah Dasar

2.13

Lampiran 11 Deskripsi Ketepatan Item-Item Aspek Analisis dalam Lembar

Kerja Siswa Pelajaran Sains Kelas 5 Sekolah Dasar

2.14

Lampiran 12 Deskripsi Ketepatan Item-Item Aspek Analisis dalam Lembar

Kerja Siswa Pelajaran Sains Kelas 6 Sekolah Dasar


(3)

xv

2.16

Lampiran 8 Hasil Perhitungan Angket Justifikasi Siswa

2.17

Lampiran 9 Foto-Foto kegiatan praktikum


(4)

121

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian. Bandung: Rosdakarya.

Awaliyah, R.N. (2010). Pengaruh Penugasan Fenetik Melalui Lembar Kerja Siswa

TerhadapPenguasaan Konsep Pada Keanekaragaman Hayati). Skripsi pada

Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Dahar, Ratna. Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Darmodjo, H. dan Kaligis, R.E.J. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sekolah Dasar Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Dhari. (1998). Metode Pembelajaran. Malang: Depdikbud.

Firman, H. dan Widodo, A. (2008). Panduan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Hardjito.

(2002).

Internet

Untuk

Pembelajaran.

[Online].

Tersedia:

http://www.pustekkom.go.id

[21 Oktober 2010]

Hidayah, I. et al. (2006). Pendidikan Matematika 2. Semarang: Jurusan Matematika

UNNES.

Indrianto, L. (1998). Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa Dalam Pengajaran

Matematika Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika. Skripsi

pada IKIP Semarang: Tidak diterbitkan

Kaesah. (2009). Pembelajarn IPA Topik Bunyi Melalui metode eksperimen untuk

meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas IV SDN Giri Mekar Kecamatan Ciater

Kabupaten Subang. Skripsi pada FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Kurnia, R.N.R. (2008). Analisis Profil Keterampilan Proses Pada Lembar Kerja

Siswa. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.


(5)

122

Kurniati, T. (2001). Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses Untuk

Meningkatkan Ketampilan Berpikir Kritis Siswa. Tesis pada SPs UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Mudhoffir. (1992). Prinsip-Prinsip Pengolalaan Pusat Sumber Belajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Mulyati, Y. (2008). Analisis Pertanyaan yang Dikembangkan dalam Lembar kerja

Siswa. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurohmayani, S. (2009). Kemunculan Kompetensi Dalam Lembar Kerja Siswa.

Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Rahmawati, L. (2006). Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa

SMP Salafiyah Pekalongan Kelas VII Semester II Tahun 2005/2006 dalam

Pembelajaran Garis dan Sudut Melalui Implementasi metode Inkuiri dengan

Memanfaatkan Lembar Kerja Siswa (LKS). Skripsi pada FIP UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Rezeki, S. A. (2005). Analisis LKS Biologi Karya Guru-Guru SMP di Kabupaten

Pekalongan yang Digunakan Siswa Kelas II Semester 2 Tahun Pelajaran

2003/2004. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.

Rustam, A. (2008). Pengembangan Bahan Ajar. Jurusan Pendidikan Biologi

FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rustam, A. dan Wulan, A.R. (2007). Strategi Pembelajaran Biologi. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Russel, T. dan Herlen, W. (1990). Assesing Science in the Primary School.

PRACTIKAL TASK. London: Paul Chapman Publishing ltd.

Rustaman, N.Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R.,

Rochintaniawati, D., dan Nurjhani, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar

Biologi. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Salihati, A.R.H. (2008). Analisis Keterampilan Observasi yang Dikembangkan dalam

Lembar Kerja Siswa. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.


(6)

123

Sanjaya, A. (2010). Penggunaan Lembar Kerja Sisiwa (LKS) untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linier

Satu

Variabel.

[Online].

Tersedia:

http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/penggunaan-lembar-kerja-siswa-lks-untuk.html

[21 Oktober 2010].

Sanjaya, W. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: San Grafika.

Sartika, D. (2008). Peran Lembar Kerja Siswa (LKS) Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Tidak

diterbitkan.

Sa’ud, U.S. (2007). Penelitian pendidikan Dasar. Modul pada Program pascasarjana

pendidikan Dasar UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1984). Perspektif studi Sosial. Bandung: Alumni.

Supriatno, B. (2007). Basic Scientific Inquiry in Science Education and It’s

Assessment. Seminar Proceding of The First International Seminar of Science

Education: Science Education Facing Againt The Challenges of The 21

Century. 27 oktober 2007, hlm. 19-28.

Suyitno, A. et al. (1997). Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang:

FMIPA UNNES.

Usman, M. Uzer. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widodo, A.T. (1993). Tingkat Keterbacaan Teks: Suatu Evaluasi Terhadap Buku

Teks Ilmu Kimia Kelas 1 SMA. Disertasi. Jakarta: IKIP Jakarta. Tidak

diterbitkan.

Wulansari, N. (2008). Analisis Keterampilan Interpretasi yang Dikembangkan dalam

Lembar Kerja Siswa. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Wulansari, R.S. (2008). Analisis Kemunculan Aspek-Aspek Inkuri dalam Kegiatan

Praktikum Biologi. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

WWW.lp3.itb.ac.id:2003.

Pelaksanaan

"Lokakarya

Peningkatan

Mutu