PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL KETERPADUAN (INTEGRATED MODEL) DALAM PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN TEMA "KEBUTUHAN KELUARGA" : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Danau Batur Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang- Banten.
PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL
KETERPADUAN (INTEGRATED MODEL) DALAM
PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN TEMA
"KEBUTUHAN KELUARGA"
( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Danau Batur
Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang- Banten )
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoieh Gelar Magister
Pendidikan Program Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar.
*>D'A/^
Oleh:
Hasim
NIM.009798
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDOSESIA
BANDUNG
2003
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
UNTUK MENEMPUH UJIAN TAHAP II
PEMBIMBING I
Prof. Dr. Helms Siamsuddin, M.A
Nipl1^188282
PEMBIMBING II
Prof. Dr.Hi.Mulvani Sumantri, M.Sc
NIP. 130 203 756
PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL KETERPADUAN
(INTEGRATED MODEL) DALAM PEMBELAJARAN IPS SD
DENGAN TEMA "KEBUTUHAN KELUARGA "
( Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas III Sekolah Dasar Negeri Danau Batur
Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Propinsi Banten )
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menemukan cara belajar yang tepat untuk
menciptakan kondisi belajar yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan
kreativitas belajar siswa. Dengan demikian penelitian ini menitik beratkan
pada upaya guru dalam menumbuhkan dan meningkatkan aktivitas belajar
siswa. kemudian dilakukan analisis secara kualitatif terhadap data yang
dikumpulkan melalui observasi berupa kegiatan siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung. Data menunjukan bahwa melalui pembelajaran
terpadu model keterpaduan ( integrated model ) adanya peningkatan
kreativitas siswa melalui beragam aktivitas siswa : siswa lebih aktif
mendengarkan penjelasan guru, merespon pertanyaan guru, mengajukan
pertanyaan, melakukan pengamatan, kerja sama dalam kelompok, dan
menyelesaikan tugas. Hal ini dapat dibuktikan juga dengan adanya
peningkatan nilai rata-rata dari tes akhir dilakukan setiap tindakan dari siklus
pertama sampai siklus ke lima : siklus pertama nila rata-rata 6,07, siklus
kedua nilai rata-rata 6,46 , siklus ke tiga 6,67 , siklus ke empat 7,09 dan
siklus ke lima 7,44.
Pada pembelajaran terpadu yang dikembangkan dapat meningkatkan
kreativitas siswa hai ini nampak pada saat proses pembelajaran berlangsung
siswa lebih bersemangat dalam belajar, siswa merasa lebih akrab, siswa
lebih berani mengeluarkan pendapat dalam menjawab pertanyaan, berani
bertanya, karena guru selalu memberikan kesempatan dalam
mengumpulkan dan mengolah informasi melalui dirinya sendiri, guru selalu
melibatkan siswa dalam menyiapkan media pembelajaran, guru berperan
sebagai sumberyang terbuka, pembimbing dan mengarahkan siswa.
Dalam proses pembelajaran siswa merasa lebih banyak tahu tentang hal-hal
yang sedang dipelajari, karena dalam membicarakan tema sentral yang
terpilih mengaitkan beberapa bidang stud, siswa dapat mempelajari satu
masalah dengan mengaitkan banyak bidang studi, sehingga pembelajaran
lebih bermakna secara holistik.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
i
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR BAGAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
6
C. Batasan Istilah
8
D. Tujuan Penelitian
9
E. Manfaat penelitian
10
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar
11
B. Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial di sekolah Dasar
14
1. Pengertian llmu Pengetahuan Sosial
14
2. Tujuan P.IPS di Sekolah Dasar
15
3. Ruang Lingkup Materi P.IPS di SD
17
4. Proses Pembelajaran IPS di SD
19
VI
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
21
1. Teori Piaget
22
2. Teori Bruner
25
D. Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar
'"T 1. Model Keterhubungan (Connected)
(27
28
2. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
31
3, Model Keterpaduan (Integrated)
33
E. Hasil Penelitian Yang Relevan
41
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
42
B. Metode Penelitian yang digunakan
43
C. Prosedur Penelitian
44
D. LatarSituasi Sosial, Subjek Dan Data Penelitian
48
E. Tahapan Penelitian
49
F. Analisis dan Penafsiran Data
54
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data penelitian
57
1. Deskripsi Data Awal
57
2. Temuan Awal Penelitian ( Studi orientasi)
61
3. Pelaksanaan Tindakan
63
Vll
3.1. Tindakan pertama Penelitian
63
3.2. Tindakan kedua Penelitian
72
3.3. Tindakan ketiga Penelitian
82
3.4. Tindakan keempat Penelitian
93
3.5. Tindakan kelima Penelitian
104
B. Deskripsi Pendapat Guru Tentang Penerapan
Pembelajaran Terpadu Model Keterpaduan
(Integrated Model)
117
C. Deskripsi Pendapat Siswa Tentang Penerapan
Pembelajaran Terpadu Model Keterpaduan
(IntegratedModel)
118
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
120
B. REKOMENDASI
122
DAFTAR PUSTAKA
124
via
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1. Contoh skema Pembelajaran Terpadu
Model Keterhubungan (Connected)
30
Bagan 2. Contoh skema Pembelajaran Terpadu
Model Jaring Laba-laba (Webbed)
32
Bagan 3. Contoh skema Pembelajaran Terpadu
Model Keterpaduan (Integrated)
34
Bagan 4. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrated Mdel)) pada tindakan pertama
65
Bagan 5. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrate Model)) pada tindakan kedua
72
Bagan 6. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrated Model)) pada tindakan ketiga
82
Bagan 7. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrated Model)) pada tindakan keempat
93
Bagan 8. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrated Model)) pada tindakan kelima
IX
104
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel I Pelaksanaan Tindakan I
67
2. Tabel II Pelaksanaan Tindakan II
73
3. Tabel III Pelaksanaan Tindakan III
84
4. Tabel IV Pelaksanaan Tindakan IV
95
5. Tabel V Pelaksanaan Tindakan V
1°5
6. Tabel VI Deskripsi Pengembangan Pembelajaran
Terpadu model Keterpaduan (IntegratedModel)
114
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Suasana Pembelajaran pada Tindakan I
185
Gambar 2. Suasana Pembelajaran pada Tindakan II
186
Gambar 3. Suasana Pembelajaran pada Tindakan III
187
Gambar 4. Suasana Pembelajaran pada Tindakan IV
188
Gambar 5. Suasana Pembelajaran pada Tindakan V
189
XI
DAFTAR LAM PI RAN
Halaman
1. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan I
128
2. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan II
140
3. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan III
151
4. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan IV
161
5. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan V
171
6. Rekapitulasi Nilai setiap tindakan
180
7. Jadwal Kegiatan Penelitian Kelas
182
8. Matrik Mata Pelajaran kelas III Semester I
184
9. Gambar 1. Suasana Pembelajaran pada Tindakan I
185
10. Gambar 2. Suasana Pembelajaran pada Tindakan II
186
11. Gambar 3. Suasana Pembelajaran pada Tindakan III
187
12. Gambar 4. Suasana Pembelajaran pada Tindakan IV
188
13. Gambar 5. Suasana Pembelajaran pada Tindakan V
189
14. Pedoman Observasi
190
15. Angket Untuk Siswa Sebelum Penerapan PT
193
Xll
16. Angket Untuk Siswa Sesudah Penerapan PT
194
17. Kuestioner Untuk Guru
196
18. Surat Keputusan Pembimbing
200
19. Surat Permohonan untuk Mengadakan Penelitian
201
20. Rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Tangerang
202
21. Rekomendasi dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan Curug
203
22. Surat Keterangan dari Kepala SD. Negeri Danau Batur
204
23. Riwayat Hidup Peneliti
205
Xlll
BAB!
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Kurikuium Berbasis Kompetisi (KBK) Sekolah Dasar,
pengertian llmu Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang
diorganisir dari konsep-konsep dan keterampilan Sejarah, Geografi,
Sosiologi, Antropolgi, dan Ekonomi. Fungsi mata pelajaran di Sekolah
Dasar adalah mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap, serta
keterampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang
dihadapi sehari-hari serta menumbuhkan rasa bangga dan anta terhadap
perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini.
Dan tujuannya agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, nilai
dan sikap, serta keterampilan sosial yang berguna oagi dirinya,
mengembangkan pemahaman
tentang pertumbuhan masyarakat
Indonesia masa lampau hingga kini sehingga siswa bangga sebagai
bangsa Indonesia.
( Puskur-BPP, Depdiknas, 2001: 9 ).
Menurut data dari NIER tahun 1999 (dalam S. Belen 2002 : 1) ,
contoh negara-negara yang menerapkan kurikuium berbasis materi
(content-based curriculum approach) adalah RRC, Fiji, Indonesia dan
Jepang. Negara-negara yang telah menerapkan kurikuium berbasis
kompetisi (competence/outcome-based curriculum approach) adalah
Australia, New zeland, Kanada, Inggris, Belanda, Singapura dan
Thailand. Negara-negara yang sedang beralih dari kurikuium berbasis
materi ke kurikuium berbasis kompetensi adalah India, Korea Selatan,
dan Prancis (khususnya pendidikan kejuruan). Negara-negara yang
menerapkan yang menerapkan kombinasi kurikuium berbasis materi dan
berbasis kompetensi adalah Jerman, Laos, Malaysia, Filipina dan
Amerika Serikat. Negara-negara yang sedang beralih dari kurikuium
bebasis materi ke model kombinas* adalah Prancis dan Vietnam. Data ini
menunjukkan bahwa dunia Intemasiona! cenderung meninggalkan
pendekatan kurikuium berbasis materi dan beralih menganut kurikuium
berbasis kompetensi. Kurikuium ini menekankan dalam PBM bukanlah
belajar apa yang harus dipelajari (learning what to be learned ), tetapi v
belajar bagaimana belajar ( learning how to learned .), jadi yang
ditekankan dalam PBM bukanlah siswa mempelajari ilmu atau mata
pelajaran sebagai produk tetapi sebagai proses. u
Ada tiga hai yang berkaitan dengan sasaran P.IPS di sekolah
dasar, yaitu: (1) Pendidikan P.IPS tidak semata berorientasi kepada hasil
tetapi juga proses. (2) Sasaran pembelajaran P.IPS harus utuh
menyeluruh. (3) Pembelajaran P.IPS akan lebih berarti apabila dilakukan
secara berkesinambungan, terus-menerus, holistik dan melibatkan siswa
secara langsung.
Pembelajaran P.IPS lebih memberikan kesempatan kepada siswa
dalam mengembangkan diri seluas-luasnya menurut norma dan nilai yang
berlaku di lingkungan masyarakat. Walaupun kemudian diakui dewasa ini
pendidikan IPS dihadapkan kepada masalah peningkatan kualitas yang
serius, bahkan diduga terancam eksistensinya sebagai pendidikan yang
dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
berfikir, apresiasi dan internalisasi nilai misalnya, dengan adanya
anggapan dari masyarakat bahwa pendidikan IPS belum mempunyai
kedudukan yang setaraf atau lebih tinggi dengan pendidikan IPA dan
matematika. Keberadaan pendidikan IPS kurang memberikan gambaran
positif mcngenai pentingnya diberikan materi IPS tersebut. Sering
terdengar keluhan peserta didik di sekolah dasar yang mengatakan
bahwa pendidikan IPS adalah pelajaran hapalan dan materi pelajaran ^
tersebut terialu banyak. Demikian juga guru dalam menyelesaikan
tugasnya menyampaikan materi pendidikan IPS kepada peserta didiknya
hanya sebatas transpormasi ilmu pengetahuan.
Pendidikan IPS diharapkan mampu membina perubahan dan •
harapan-harapan baru yang merupakan tuntutan kehidupan dan
perkembangan masyarakat akan tetapi harapan tersebut dalam
kenyataannya menunjukkan bahwa sekolah belum mampu memenuhi
tuntutan perkembangan masyarakat.
Harapan tersebut belum dapat dicapai dengan baik karena
masing-masing mata pelajaran berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya
keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Hal
inilah yang menyebabkan situasi pembelajaran terasa kurang menarik
dan kurang bermakna bagi siswa. Untuk menarik minat, gairah dan
kreativitas siswa dalam pembelajaran, setiap mata pelajaran yang ada
kaitannya dengan materi-materi mata pelajaran lain hendaknya
dilaksanakan melalui proses pembelajaran terpadu diantaranya melalui ,.
model keterpaduan (integratedmodel).
Pembelajaran terpadu model keterpaduan (integrated model)
merupakan pendekatan belajar-mengajar yang memadukan empat
bidang studi atau lebih dengan memprioritaskan konsep-konsep,
keterampilan atau sikap yang dipadukan dari masing-masing bidang studi
yang bertolak dari tema sentral (Fogarty, 1991 :76). Pembelajaran terpadu model ini secara psikologis dapat v
memberikan pengalaman yang bermakna bagi peseta didik, karena
dalam pembelajarannya siswa akan memahami konsep-konsep, seiain
yang sudah mereka pahami. Pembelajarannya berpusat pada siswa, ,
artinya aktivitas dalam pembelajaran lebih ditekankan pada siswa.
Dengan demikian
model keterpaduan (integrated model)
merupakan pembelajaran terpadu yang dapat memberikan peluang yang
cukup besar bagi peningkatan belajar siswa secara bermakna kearah
tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal.
Ciri utama dari perkembangan anak sekolah dasar adalah bersifat
holistik, terpadu saling keterkaitan antara aspek perkembangan yang satu
dengan aspek yang lainnya. Perkembangan fisik tidak dapat dipisahkan
dengan perkembangan mental, emosional dan atau sebaliknya.
Perkembangan tersebut akan terpadu dengan pengalaman , kehidupan
dan lingkungannya. Demikian juga dalam proses belajar anak.
Keterkaitan antar aspek perkembangan dalam proses belajar anak
tersebut,
merupakan
bukti
berlakunya prinsip holistik dalam
perkembangan anak. Prinsip ini mengandung implikasi bahwa proses
membelajarkan anak sekolah dasar harus bersifat terpadu. v.
Untuk itulah pembelajaran terpadu model keterpaduan (integrated
Model), perlu dikembangkan padasuatu pembelajaran di Sekolah Dasar,
v karena dengan pembelajaran terpadu bagi siswa lebih memungkinkan
untuk memahami suatu fenomena dari berbagai
segi. Dengan
diterapkannya pembelajaran terpadu model keterpaduan (integrated
model), maka akan lebih memungkinkan terbentuknya semacam jalinan
antar skemata (pengetahuan) yang telah dimiliki oleh siswa sesuai ,
dengan potensi yang ada pada siswa itu sendiri. Hal ini akan membawa
dampak positif bagi kebermaknaan belajar siswa dari materi yang v
dipelajarinya. Rujukan nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan
keterkaitannya
dengan
konsep-konsep
lain
akan
menambah
kebermaknaan konsep yang dipelajari siswa.
Dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam,
pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pembelajaran terpadu sebagai alternatif pembelajaran
di Sekolah Dasar dengan tema terpusat yang dipilih dalam penelitian ini
adalah "Kebutuhan Keluarga " yang diambil dari kelas 3 semester I
dengan pembelajaran model keterpaduan (Integrated model). Penelitian
ini merupakan tindakan kelas (action research) yang bertujuan untuk ,
memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas dan ingin meningkatkan
pemahaman konsep serta aktivitas belajar siswa tentang kebutuhan
keluarga.
Melalui pembelajaran terpadu diharapkan siswa dapat memahami
suatu permasalahan secara menyeluruh (holistik). Dengan demikian u
siswa lebih memahami arti kehidupan, yang saling keterkaitan antar
konsep (materi) pelajaran dengan masalah yang ada di sekitar •
(khususnya di lingkungan keluarga). Selain itu juga dapat meningkatkan
keterampilan proses sains, berkomunikasi, memecahkan masalah, berfikir t
kritis dan kreatif. Sedangkan bagi guru, pembelajaran terpadu dapat
meningkatkan keterampilan mengorganisasi dan merencanakan •
pengajaran serta membina semangat kerja sama dengan teman sejawat.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak-pihak yang peduli
terhadap masalah pendidikan menyimpulkan bahwa kualitas pendidikan di negara kita saat ini sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-
negara lain. Rendahnya kualitas pendidikan di negara kita, terbukti
dengan rendahnya kemampuan membaca kritis dan rendahnya tingkat L
kreativitasnya siswa Sekolah Dasar jika dibandingkan dengan negara-
negara lain. Berbicara masalah kualitas pendidikan tentunya terkait
langsung dengan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru-guru di
kelas terutama di Sekolah Dasar. Proses pembelajaran di kelas lebih
didominasi oleh guru, sehingga siswa ditempatkan sebagai objek dalam
belajar dan bukan subjek, akibatnya siswa menjadi pasif. Proses
pembelajaran seperti itu tentunya tidak sesuai dengan hakekat belajar itu
sendiri terutama pada mata pelajaran iPS.
Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan dalam satu bidang i
ilmu pengetahuan cenderung selalu diiringi oleh transformasi temuan ilmu
itu ke dalam bidang lain. Belajar tidak sebatas memperoieh informasi
tetapi belajar untuk memahami. Apa yang dimaksud dengan memahami
ialah lebih dari sekedar melakukan apa yang dimiliki. Memahami
menyangkut proses membuat koneksi (keterkaitan), menggunakan
pengetahuan secara lincah dan fleksibel sehingga terbentuk suatu
wawacan yang bermakna.
Berdasarkan uraian latar belakang dan kajian teori, maka
penelitian ini difokuskan pada pengembangan Pembelajaran Terpadu
Model keterpaduan (Integrated model ) di kelas 3 SD, dengan tema
sentral "Kebutuhan Keluarga". Yang menjadi masalah utamanya adalah
Mengapa Pembelajaran Terpadu Model keterpaduan (Integrated model)
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas 3 Sekolah Dasar ?
Untuk lebih memudahkan dan terarahnya penelitian ini, maka ,
masalah tersebut dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana
pengembangan
pembelajaran terpadu
model
keterpaduan
( Integrated model) di Sekolah Dasar
dapat
meningkatkan
aktivitas
belajar siswa selama
mengikuti v
pembelajaran ?
2. Bagaimana pandangan guru tentang pengembangan pembelajaran
terpadu model keterpaduan (Integrated model) di Sekolah Dasar ?
3. Bagaimana
pandangan
siswa
tentang
pembelajaran terpadu model keterpaduan (Integr
Sekolah Dasar ?
4. Apa saja kelemahan dan kekuatan yang muncul dalam l
pelaksanaan
pembelajaran
terpadu
model
keterpaduan
(Integrated Model) di Sekolah Dasar ?
C. Batasan Istilah
Untuk menghindari persepsi yang berbeda mengenai istilah- istilah
yang digunakan dalam penelitian ini, maka periu diberikan batasan istilah
sebagai berikut:
a. Pembelajaran terpadu adalah suatu model dalam proses berlajar
KETERPADUAN (INTEGRATED MODEL) DALAM
PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN TEMA
"KEBUTUHAN KELUARGA"
( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Danau Batur
Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang- Banten )
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoieh Gelar Magister
Pendidikan Program Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar.
*>D'A/^
Oleh:
Hasim
NIM.009798
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDOSESIA
BANDUNG
2003
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
UNTUK MENEMPUH UJIAN TAHAP II
PEMBIMBING I
Prof. Dr. Helms Siamsuddin, M.A
Nipl1^188282
PEMBIMBING II
Prof. Dr.Hi.Mulvani Sumantri, M.Sc
NIP. 130 203 756
PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL KETERPADUAN
(INTEGRATED MODEL) DALAM PEMBELAJARAN IPS SD
DENGAN TEMA "KEBUTUHAN KELUARGA "
( Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas III Sekolah Dasar Negeri Danau Batur
Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Propinsi Banten )
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menemukan cara belajar yang tepat untuk
menciptakan kondisi belajar yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan
kreativitas belajar siswa. Dengan demikian penelitian ini menitik beratkan
pada upaya guru dalam menumbuhkan dan meningkatkan aktivitas belajar
siswa. kemudian dilakukan analisis secara kualitatif terhadap data yang
dikumpulkan melalui observasi berupa kegiatan siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung. Data menunjukan bahwa melalui pembelajaran
terpadu model keterpaduan ( integrated model ) adanya peningkatan
kreativitas siswa melalui beragam aktivitas siswa : siswa lebih aktif
mendengarkan penjelasan guru, merespon pertanyaan guru, mengajukan
pertanyaan, melakukan pengamatan, kerja sama dalam kelompok, dan
menyelesaikan tugas. Hal ini dapat dibuktikan juga dengan adanya
peningkatan nilai rata-rata dari tes akhir dilakukan setiap tindakan dari siklus
pertama sampai siklus ke lima : siklus pertama nila rata-rata 6,07, siklus
kedua nilai rata-rata 6,46 , siklus ke tiga 6,67 , siklus ke empat 7,09 dan
siklus ke lima 7,44.
Pada pembelajaran terpadu yang dikembangkan dapat meningkatkan
kreativitas siswa hai ini nampak pada saat proses pembelajaran berlangsung
siswa lebih bersemangat dalam belajar, siswa merasa lebih akrab, siswa
lebih berani mengeluarkan pendapat dalam menjawab pertanyaan, berani
bertanya, karena guru selalu memberikan kesempatan dalam
mengumpulkan dan mengolah informasi melalui dirinya sendiri, guru selalu
melibatkan siswa dalam menyiapkan media pembelajaran, guru berperan
sebagai sumberyang terbuka, pembimbing dan mengarahkan siswa.
Dalam proses pembelajaran siswa merasa lebih banyak tahu tentang hal-hal
yang sedang dipelajari, karena dalam membicarakan tema sentral yang
terpilih mengaitkan beberapa bidang stud, siswa dapat mempelajari satu
masalah dengan mengaitkan banyak bidang studi, sehingga pembelajaran
lebih bermakna secara holistik.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
i
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR BAGAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
6
C. Batasan Istilah
8
D. Tujuan Penelitian
9
E. Manfaat penelitian
10
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar
11
B. Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial di sekolah Dasar
14
1. Pengertian llmu Pengetahuan Sosial
14
2. Tujuan P.IPS di Sekolah Dasar
15
3. Ruang Lingkup Materi P.IPS di SD
17
4. Proses Pembelajaran IPS di SD
19
VI
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
21
1. Teori Piaget
22
2. Teori Bruner
25
D. Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar
'"T 1. Model Keterhubungan (Connected)
(27
28
2. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
31
3, Model Keterpaduan (Integrated)
33
E. Hasil Penelitian Yang Relevan
41
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
42
B. Metode Penelitian yang digunakan
43
C. Prosedur Penelitian
44
D. LatarSituasi Sosial, Subjek Dan Data Penelitian
48
E. Tahapan Penelitian
49
F. Analisis dan Penafsiran Data
54
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data penelitian
57
1. Deskripsi Data Awal
57
2. Temuan Awal Penelitian ( Studi orientasi)
61
3. Pelaksanaan Tindakan
63
Vll
3.1. Tindakan pertama Penelitian
63
3.2. Tindakan kedua Penelitian
72
3.3. Tindakan ketiga Penelitian
82
3.4. Tindakan keempat Penelitian
93
3.5. Tindakan kelima Penelitian
104
B. Deskripsi Pendapat Guru Tentang Penerapan
Pembelajaran Terpadu Model Keterpaduan
(Integrated Model)
117
C. Deskripsi Pendapat Siswa Tentang Penerapan
Pembelajaran Terpadu Model Keterpaduan
(IntegratedModel)
118
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
120
B. REKOMENDASI
122
DAFTAR PUSTAKA
124
via
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1. Contoh skema Pembelajaran Terpadu
Model Keterhubungan (Connected)
30
Bagan 2. Contoh skema Pembelajaran Terpadu
Model Jaring Laba-laba (Webbed)
32
Bagan 3. Contoh skema Pembelajaran Terpadu
Model Keterpaduan (Integrated)
34
Bagan 4. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrated Mdel)) pada tindakan pertama
65
Bagan 5. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrate Model)) pada tindakan kedua
72
Bagan 6. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrated Model)) pada tindakan ketiga
82
Bagan 7. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrated Model)) pada tindakan keempat
93
Bagan 8. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrated Model)) pada tindakan kelima
IX
104
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel I Pelaksanaan Tindakan I
67
2. Tabel II Pelaksanaan Tindakan II
73
3. Tabel III Pelaksanaan Tindakan III
84
4. Tabel IV Pelaksanaan Tindakan IV
95
5. Tabel V Pelaksanaan Tindakan V
1°5
6. Tabel VI Deskripsi Pengembangan Pembelajaran
Terpadu model Keterpaduan (IntegratedModel)
114
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Suasana Pembelajaran pada Tindakan I
185
Gambar 2. Suasana Pembelajaran pada Tindakan II
186
Gambar 3. Suasana Pembelajaran pada Tindakan III
187
Gambar 4. Suasana Pembelajaran pada Tindakan IV
188
Gambar 5. Suasana Pembelajaran pada Tindakan V
189
XI
DAFTAR LAM PI RAN
Halaman
1. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan I
128
2. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan II
140
3. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan III
151
4. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan IV
161
5. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan V
171
6. Rekapitulasi Nilai setiap tindakan
180
7. Jadwal Kegiatan Penelitian Kelas
182
8. Matrik Mata Pelajaran kelas III Semester I
184
9. Gambar 1. Suasana Pembelajaran pada Tindakan I
185
10. Gambar 2. Suasana Pembelajaran pada Tindakan II
186
11. Gambar 3. Suasana Pembelajaran pada Tindakan III
187
12. Gambar 4. Suasana Pembelajaran pada Tindakan IV
188
13. Gambar 5. Suasana Pembelajaran pada Tindakan V
189
14. Pedoman Observasi
190
15. Angket Untuk Siswa Sebelum Penerapan PT
193
Xll
16. Angket Untuk Siswa Sesudah Penerapan PT
194
17. Kuestioner Untuk Guru
196
18. Surat Keputusan Pembimbing
200
19. Surat Permohonan untuk Mengadakan Penelitian
201
20. Rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Tangerang
202
21. Rekomendasi dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan Curug
203
22. Surat Keterangan dari Kepala SD. Negeri Danau Batur
204
23. Riwayat Hidup Peneliti
205
Xlll
BAB!
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Kurikuium Berbasis Kompetisi (KBK) Sekolah Dasar,
pengertian llmu Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang
diorganisir dari konsep-konsep dan keterampilan Sejarah, Geografi,
Sosiologi, Antropolgi, dan Ekonomi. Fungsi mata pelajaran di Sekolah
Dasar adalah mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap, serta
keterampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang
dihadapi sehari-hari serta menumbuhkan rasa bangga dan anta terhadap
perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini.
Dan tujuannya agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, nilai
dan sikap, serta keterampilan sosial yang berguna oagi dirinya,
mengembangkan pemahaman
tentang pertumbuhan masyarakat
Indonesia masa lampau hingga kini sehingga siswa bangga sebagai
bangsa Indonesia.
( Puskur-BPP, Depdiknas, 2001: 9 ).
Menurut data dari NIER tahun 1999 (dalam S. Belen 2002 : 1) ,
contoh negara-negara yang menerapkan kurikuium berbasis materi
(content-based curriculum approach) adalah RRC, Fiji, Indonesia dan
Jepang. Negara-negara yang telah menerapkan kurikuium berbasis
kompetisi (competence/outcome-based curriculum approach) adalah
Australia, New zeland, Kanada, Inggris, Belanda, Singapura dan
Thailand. Negara-negara yang sedang beralih dari kurikuium berbasis
materi ke kurikuium berbasis kompetensi adalah India, Korea Selatan,
dan Prancis (khususnya pendidikan kejuruan). Negara-negara yang
menerapkan yang menerapkan kombinasi kurikuium berbasis materi dan
berbasis kompetensi adalah Jerman, Laos, Malaysia, Filipina dan
Amerika Serikat. Negara-negara yang sedang beralih dari kurikuium
bebasis materi ke model kombinas* adalah Prancis dan Vietnam. Data ini
menunjukkan bahwa dunia Intemasiona! cenderung meninggalkan
pendekatan kurikuium berbasis materi dan beralih menganut kurikuium
berbasis kompetensi. Kurikuium ini menekankan dalam PBM bukanlah
belajar apa yang harus dipelajari (learning what to be learned ), tetapi v
belajar bagaimana belajar ( learning how to learned .), jadi yang
ditekankan dalam PBM bukanlah siswa mempelajari ilmu atau mata
pelajaran sebagai produk tetapi sebagai proses. u
Ada tiga hai yang berkaitan dengan sasaran P.IPS di sekolah
dasar, yaitu: (1) Pendidikan P.IPS tidak semata berorientasi kepada hasil
tetapi juga proses. (2) Sasaran pembelajaran P.IPS harus utuh
menyeluruh. (3) Pembelajaran P.IPS akan lebih berarti apabila dilakukan
secara berkesinambungan, terus-menerus, holistik dan melibatkan siswa
secara langsung.
Pembelajaran P.IPS lebih memberikan kesempatan kepada siswa
dalam mengembangkan diri seluas-luasnya menurut norma dan nilai yang
berlaku di lingkungan masyarakat. Walaupun kemudian diakui dewasa ini
pendidikan IPS dihadapkan kepada masalah peningkatan kualitas yang
serius, bahkan diduga terancam eksistensinya sebagai pendidikan yang
dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
berfikir, apresiasi dan internalisasi nilai misalnya, dengan adanya
anggapan dari masyarakat bahwa pendidikan IPS belum mempunyai
kedudukan yang setaraf atau lebih tinggi dengan pendidikan IPA dan
matematika. Keberadaan pendidikan IPS kurang memberikan gambaran
positif mcngenai pentingnya diberikan materi IPS tersebut. Sering
terdengar keluhan peserta didik di sekolah dasar yang mengatakan
bahwa pendidikan IPS adalah pelajaran hapalan dan materi pelajaran ^
tersebut terialu banyak. Demikian juga guru dalam menyelesaikan
tugasnya menyampaikan materi pendidikan IPS kepada peserta didiknya
hanya sebatas transpormasi ilmu pengetahuan.
Pendidikan IPS diharapkan mampu membina perubahan dan •
harapan-harapan baru yang merupakan tuntutan kehidupan dan
perkembangan masyarakat akan tetapi harapan tersebut dalam
kenyataannya menunjukkan bahwa sekolah belum mampu memenuhi
tuntutan perkembangan masyarakat.
Harapan tersebut belum dapat dicapai dengan baik karena
masing-masing mata pelajaran berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya
keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Hal
inilah yang menyebabkan situasi pembelajaran terasa kurang menarik
dan kurang bermakna bagi siswa. Untuk menarik minat, gairah dan
kreativitas siswa dalam pembelajaran, setiap mata pelajaran yang ada
kaitannya dengan materi-materi mata pelajaran lain hendaknya
dilaksanakan melalui proses pembelajaran terpadu diantaranya melalui ,.
model keterpaduan (integratedmodel).
Pembelajaran terpadu model keterpaduan (integrated model)
merupakan pendekatan belajar-mengajar yang memadukan empat
bidang studi atau lebih dengan memprioritaskan konsep-konsep,
keterampilan atau sikap yang dipadukan dari masing-masing bidang studi
yang bertolak dari tema sentral (Fogarty, 1991 :76). Pembelajaran terpadu model ini secara psikologis dapat v
memberikan pengalaman yang bermakna bagi peseta didik, karena
dalam pembelajarannya siswa akan memahami konsep-konsep, seiain
yang sudah mereka pahami. Pembelajarannya berpusat pada siswa, ,
artinya aktivitas dalam pembelajaran lebih ditekankan pada siswa.
Dengan demikian
model keterpaduan (integrated model)
merupakan pembelajaran terpadu yang dapat memberikan peluang yang
cukup besar bagi peningkatan belajar siswa secara bermakna kearah
tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal.
Ciri utama dari perkembangan anak sekolah dasar adalah bersifat
holistik, terpadu saling keterkaitan antara aspek perkembangan yang satu
dengan aspek yang lainnya. Perkembangan fisik tidak dapat dipisahkan
dengan perkembangan mental, emosional dan atau sebaliknya.
Perkembangan tersebut akan terpadu dengan pengalaman , kehidupan
dan lingkungannya. Demikian juga dalam proses belajar anak.
Keterkaitan antar aspek perkembangan dalam proses belajar anak
tersebut,
merupakan
bukti
berlakunya prinsip holistik dalam
perkembangan anak. Prinsip ini mengandung implikasi bahwa proses
membelajarkan anak sekolah dasar harus bersifat terpadu. v.
Untuk itulah pembelajaran terpadu model keterpaduan (integrated
Model), perlu dikembangkan padasuatu pembelajaran di Sekolah Dasar,
v karena dengan pembelajaran terpadu bagi siswa lebih memungkinkan
untuk memahami suatu fenomena dari berbagai
segi. Dengan
diterapkannya pembelajaran terpadu model keterpaduan (integrated
model), maka akan lebih memungkinkan terbentuknya semacam jalinan
antar skemata (pengetahuan) yang telah dimiliki oleh siswa sesuai ,
dengan potensi yang ada pada siswa itu sendiri. Hal ini akan membawa
dampak positif bagi kebermaknaan belajar siswa dari materi yang v
dipelajarinya. Rujukan nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan
keterkaitannya
dengan
konsep-konsep
lain
akan
menambah
kebermaknaan konsep yang dipelajari siswa.
Dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam,
pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pembelajaran terpadu sebagai alternatif pembelajaran
di Sekolah Dasar dengan tema terpusat yang dipilih dalam penelitian ini
adalah "Kebutuhan Keluarga " yang diambil dari kelas 3 semester I
dengan pembelajaran model keterpaduan (Integrated model). Penelitian
ini merupakan tindakan kelas (action research) yang bertujuan untuk ,
memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas dan ingin meningkatkan
pemahaman konsep serta aktivitas belajar siswa tentang kebutuhan
keluarga.
Melalui pembelajaran terpadu diharapkan siswa dapat memahami
suatu permasalahan secara menyeluruh (holistik). Dengan demikian u
siswa lebih memahami arti kehidupan, yang saling keterkaitan antar
konsep (materi) pelajaran dengan masalah yang ada di sekitar •
(khususnya di lingkungan keluarga). Selain itu juga dapat meningkatkan
keterampilan proses sains, berkomunikasi, memecahkan masalah, berfikir t
kritis dan kreatif. Sedangkan bagi guru, pembelajaran terpadu dapat
meningkatkan keterampilan mengorganisasi dan merencanakan •
pengajaran serta membina semangat kerja sama dengan teman sejawat.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak-pihak yang peduli
terhadap masalah pendidikan menyimpulkan bahwa kualitas pendidikan di negara kita saat ini sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-
negara lain. Rendahnya kualitas pendidikan di negara kita, terbukti
dengan rendahnya kemampuan membaca kritis dan rendahnya tingkat L
kreativitasnya siswa Sekolah Dasar jika dibandingkan dengan negara-
negara lain. Berbicara masalah kualitas pendidikan tentunya terkait
langsung dengan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru-guru di
kelas terutama di Sekolah Dasar. Proses pembelajaran di kelas lebih
didominasi oleh guru, sehingga siswa ditempatkan sebagai objek dalam
belajar dan bukan subjek, akibatnya siswa menjadi pasif. Proses
pembelajaran seperti itu tentunya tidak sesuai dengan hakekat belajar itu
sendiri terutama pada mata pelajaran iPS.
Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan dalam satu bidang i
ilmu pengetahuan cenderung selalu diiringi oleh transformasi temuan ilmu
itu ke dalam bidang lain. Belajar tidak sebatas memperoieh informasi
tetapi belajar untuk memahami. Apa yang dimaksud dengan memahami
ialah lebih dari sekedar melakukan apa yang dimiliki. Memahami
menyangkut proses membuat koneksi (keterkaitan), menggunakan
pengetahuan secara lincah dan fleksibel sehingga terbentuk suatu
wawacan yang bermakna.
Berdasarkan uraian latar belakang dan kajian teori, maka
penelitian ini difokuskan pada pengembangan Pembelajaran Terpadu
Model keterpaduan (Integrated model ) di kelas 3 SD, dengan tema
sentral "Kebutuhan Keluarga". Yang menjadi masalah utamanya adalah
Mengapa Pembelajaran Terpadu Model keterpaduan (Integrated model)
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas 3 Sekolah Dasar ?
Untuk lebih memudahkan dan terarahnya penelitian ini, maka ,
masalah tersebut dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana
pengembangan
pembelajaran terpadu
model
keterpaduan
( Integrated model) di Sekolah Dasar
dapat
meningkatkan
aktivitas
belajar siswa selama
mengikuti v
pembelajaran ?
2. Bagaimana pandangan guru tentang pengembangan pembelajaran
terpadu model keterpaduan (Integrated model) di Sekolah Dasar ?
3. Bagaimana
pandangan
siswa
tentang
pembelajaran terpadu model keterpaduan (Integr
Sekolah Dasar ?
4. Apa saja kelemahan dan kekuatan yang muncul dalam l
pelaksanaan
pembelajaran
terpadu
model
keterpaduan
(Integrated Model) di Sekolah Dasar ?
C. Batasan Istilah
Untuk menghindari persepsi yang berbeda mengenai istilah- istilah
yang digunakan dalam penelitian ini, maka periu diberikan batasan istilah
sebagai berikut:
a. Pembelajaran terpadu adalah suatu model dalam proses berlajar