PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL KETERPADUAN (INTEGRATED MODEL) DALAM PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN TEMA "KEBUTUHAN KELUARGA" : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Danau Batur Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang- Banten.

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL

KETERPADUAN (INTEGRATED MODEL) DALAM
PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN TEMA
"KEBUTUHAN KELUARGA"

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Danau Batur
Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang- Banten )

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoieh Gelar Magister
Pendidikan Program Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar.

*>D'A/^

Oleh:
Hasim
NIM.009798

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDOSESIA
BANDUNG
2003

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
UNTUK MENEMPUH UJIAN TAHAP II

PEMBIMBING I

Prof. Dr. Helms Siamsuddin, M.A

Nipl1^188282

PEMBIMBING II

Prof. Dr.Hi.Mulvani Sumantri, M.Sc
NIP. 130 203 756

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL KETERPADUAN


(INTEGRATED MODEL) DALAM PEMBELAJARAN IPS SD
DENGAN TEMA "KEBUTUHAN KELUARGA "

( Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas III Sekolah Dasar Negeri Danau Batur
Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Propinsi Banten )
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menemukan cara belajar yang tepat untuk

menciptakan kondisi belajar yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan
kreativitas belajar siswa. Dengan demikian penelitian ini menitik beratkan
pada upaya guru dalam menumbuhkan dan meningkatkan aktivitas belajar
siswa. kemudian dilakukan analisis secara kualitatif terhadap data yang

dikumpulkan melalui observasi berupa kegiatan siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung. Data menunjukan bahwa melalui pembelajaran
terpadu model keterpaduan ( integrated model ) adanya peningkatan
kreativitas siswa melalui beragam aktivitas siswa : siswa lebih aktif

mendengarkan penjelasan guru, merespon pertanyaan guru, mengajukan

pertanyaan, melakukan pengamatan, kerja sama dalam kelompok, dan
menyelesaikan tugas. Hal ini dapat dibuktikan juga dengan adanya
peningkatan nilai rata-rata dari tes akhir dilakukan setiap tindakan dari siklus
pertama sampai siklus ke lima : siklus pertama nila rata-rata 6,07, siklus
kedua nilai rata-rata 6,46 , siklus ke tiga 6,67 , siklus ke empat 7,09 dan
siklus ke lima 7,44.

Pada pembelajaran terpadu yang dikembangkan dapat meningkatkan

kreativitas siswa hai ini nampak pada saat proses pembelajaran berlangsung
siswa lebih bersemangat dalam belajar, siswa merasa lebih akrab, siswa

lebih berani mengeluarkan pendapat dalam menjawab pertanyaan, berani
bertanya, karena guru selalu memberikan kesempatan dalam

mengumpulkan dan mengolah informasi melalui dirinya sendiri, guru selalu
melibatkan siswa dalam menyiapkan media pembelajaran, guru berperan

sebagai sumberyang terbuka, pembimbing dan mengarahkan siswa.
Dalam proses pembelajaran siswa merasa lebih banyak tahu tentang hal-hal

yang sedang dipelajari, karena dalam membicarakan tema sentral yang
terpilih mengaitkan beberapa bidang stud, siswa dapat mempelajari satu
masalah dengan mengaitkan banyak bidang studi, sehingga pembelajaran
lebih bermakna secara holistik.

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR

i

ABSTRAK

v

DAFTAR ISI

vii


DAFTAR BAGAN

ix

DAFTAR TABEL

x

DAFTAR GAMBAR

xi

DAFTAR LAMPIRAN

xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


1

B. Rumusan Masalah

6

C. Batasan Istilah

8

D. Tujuan Penelitian

9

E. Manfaat penelitian

10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


A. Prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar

11

B. Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial di sekolah Dasar

14

1. Pengertian llmu Pengetahuan Sosial

14

2. Tujuan P.IPS di Sekolah Dasar

15

3. Ruang Lingkup Materi P.IPS di SD

17


4. Proses Pembelajaran IPS di SD

19

VI

C. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

21

1. Teori Piaget

22

2. Teori Bruner

25

D. Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar
'"T 1. Model Keterhubungan (Connected)


(27
28

2. Model Jaring Laba-laba (Webbed)

31

3, Model Keterpaduan (Integrated)

33

E. Hasil Penelitian Yang Relevan

41

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tujuan Dan Manfaat Penelitian


42

B. Metode Penelitian yang digunakan

43

C. Prosedur Penelitian

44

D. LatarSituasi Sosial, Subjek Dan Data Penelitian

48

E. Tahapan Penelitian

49

F. Analisis dan Penafsiran Data


54

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data penelitian

57

1. Deskripsi Data Awal

57

2. Temuan Awal Penelitian ( Studi orientasi)

61

3. Pelaksanaan Tindakan

63

Vll

3.1. Tindakan pertama Penelitian

63

3.2. Tindakan kedua Penelitian

72

3.3. Tindakan ketiga Penelitian

82

3.4. Tindakan keempat Penelitian

93

3.5. Tindakan kelima Penelitian

104

B. Deskripsi Pendapat Guru Tentang Penerapan

Pembelajaran Terpadu Model Keterpaduan

(Integrated Model)

117

C. Deskripsi Pendapat Siswa Tentang Penerapan
Pembelajaran Terpadu Model Keterpaduan

(IntegratedModel)

118

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

120

B. REKOMENDASI

122

DAFTAR PUSTAKA

124

via

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Contoh skema Pembelajaran Terpadu
Model Keterhubungan (Connected)

30

Bagan 2. Contoh skema Pembelajaran Terpadu

Model Jaring Laba-laba (Webbed)

32

Bagan 3. Contoh skema Pembelajaran Terpadu
Model Keterpaduan (Integrated)

34

Bagan 4. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan

(Integrated Mdel)) pada tindakan pertama

65

Bagan 5. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan

(Integrate Model)) pada tindakan kedua

72

Bagan 6. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan

(Integrated Model)) pada tindakan ketiga

82

Bagan 7. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan

(Integrated Model)) pada tindakan keempat

93

Bagan 8. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan

(Integrated Model)) pada tindakan kelima

IX

104

DAFTAR TABEL
Halaman

1. Tabel I Pelaksanaan Tindakan I

67

2. Tabel II Pelaksanaan Tindakan II

73

3. Tabel III Pelaksanaan Tindakan III

84

4. Tabel IV Pelaksanaan Tindakan IV

95

5. Tabel V Pelaksanaan Tindakan V

1°5

6. Tabel VI Deskripsi Pengembangan Pembelajaran

Terpadu model Keterpaduan (IntegratedModel)

114

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Suasana Pembelajaran pada Tindakan I

185

Gambar 2. Suasana Pembelajaran pada Tindakan II

186

Gambar 3. Suasana Pembelajaran pada Tindakan III

187

Gambar 4. Suasana Pembelajaran pada Tindakan IV

188

Gambar 5. Suasana Pembelajaran pada Tindakan V

189

XI

DAFTAR LAM PI RAN
Halaman

1. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated

(keterpaduan ) pada tindakan I

128

2. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated

(keterpaduan ) pada tindakan II

140

3. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated

(keterpaduan ) pada tindakan III

151

4. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated

(keterpaduan ) pada tindakan IV

161

5. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated

(keterpaduan ) pada tindakan V

171

6. Rekapitulasi Nilai setiap tindakan

180

7. Jadwal Kegiatan Penelitian Kelas

182

8. Matrik Mata Pelajaran kelas III Semester I

184

9. Gambar 1. Suasana Pembelajaran pada Tindakan I

185

10. Gambar 2. Suasana Pembelajaran pada Tindakan II

186

11. Gambar 3. Suasana Pembelajaran pada Tindakan III

187

12. Gambar 4. Suasana Pembelajaran pada Tindakan IV

188

13. Gambar 5. Suasana Pembelajaran pada Tindakan V

189

14. Pedoman Observasi

190

15. Angket Untuk Siswa Sebelum Penerapan PT

193

Xll

16. Angket Untuk Siswa Sesudah Penerapan PT

194

17. Kuestioner Untuk Guru

196

18. Surat Keputusan Pembimbing

200

19. Surat Permohonan untuk Mengadakan Penelitian

201

20. Rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Tangerang

202

21. Rekomendasi dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan

Kecamatan Curug

203

22. Surat Keterangan dari Kepala SD. Negeri Danau Batur

204

23. Riwayat Hidup Peneliti

205

Xlll

BAB!

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Kurikuium Berbasis Kompetisi (KBK) Sekolah Dasar,

pengertian llmu Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang

diorganisir dari konsep-konsep dan keterampilan Sejarah, Geografi,
Sosiologi, Antropolgi, dan Ekonomi. Fungsi mata pelajaran di Sekolah
Dasar adalah mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap, serta

keterampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang

dihadapi sehari-hari serta menumbuhkan rasa bangga dan anta terhadap

perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini.
Dan tujuannya agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, nilai
dan sikap, serta keterampilan sosial yang berguna oagi dirinya,

mengembangkan pemahaman

tentang pertumbuhan masyarakat

Indonesia masa lampau hingga kini sehingga siswa bangga sebagai
bangsa Indonesia.

( Puskur-BPP, Depdiknas, 2001: 9 ).

Menurut data dari NIER tahun 1999 (dalam S. Belen 2002 : 1) ,

contoh negara-negara yang menerapkan kurikuium berbasis materi

(content-based curriculum approach) adalah RRC, Fiji, Indonesia dan
Jepang. Negara-negara yang telah menerapkan kurikuium berbasis
kompetisi (competence/outcome-based curriculum approach) adalah
Australia, New zeland, Kanada, Inggris, Belanda, Singapura dan

Thailand. Negara-negara yang sedang beralih dari kurikuium berbasis
materi ke kurikuium berbasis kompetensi adalah India, Korea Selatan,
dan Prancis (khususnya pendidikan kejuruan). Negara-negara yang

menerapkan yang menerapkan kombinasi kurikuium berbasis materi dan
berbasis kompetensi adalah Jerman, Laos, Malaysia, Filipina dan
Amerika Serikat. Negara-negara yang sedang beralih dari kurikuium
bebasis materi ke model kombinas* adalah Prancis dan Vietnam. Data ini

menunjukkan bahwa dunia Intemasiona! cenderung meninggalkan

pendekatan kurikuium berbasis materi dan beralih menganut kurikuium
berbasis kompetensi. Kurikuium ini menekankan dalam PBM bukanlah

belajar apa yang harus dipelajari (learning what to be learned ), tetapi v
belajar bagaimana belajar ( learning how to learned .), jadi yang
ditekankan dalam PBM bukanlah siswa mempelajari ilmu atau mata

pelajaran sebagai produk tetapi sebagai proses. u

Ada tiga hai yang berkaitan dengan sasaran P.IPS di sekolah

dasar, yaitu: (1) Pendidikan P.IPS tidak semata berorientasi kepada hasil

tetapi juga proses. (2) Sasaran pembelajaran P.IPS harus utuh
menyeluruh. (3) Pembelajaran P.IPS akan lebih berarti apabila dilakukan
secara berkesinambungan, terus-menerus, holistik dan melibatkan siswa
secara langsung.

Pembelajaran P.IPS lebih memberikan kesempatan kepada siswa

dalam mengembangkan diri seluas-luasnya menurut norma dan nilai yang

berlaku di lingkungan masyarakat. Walaupun kemudian diakui dewasa ini

pendidikan IPS dihadapkan kepada masalah peningkatan kualitas yang

serius, bahkan diduga terancam eksistensinya sebagai pendidikan yang

dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
berfikir, apresiasi dan internalisasi nilai misalnya, dengan adanya

anggapan dari masyarakat bahwa pendidikan IPS belum mempunyai
kedudukan yang setaraf atau lebih tinggi dengan pendidikan IPA dan
matematika. Keberadaan pendidikan IPS kurang memberikan gambaran

positif mcngenai pentingnya diberikan materi IPS tersebut. Sering
terdengar keluhan peserta didik di sekolah dasar yang mengatakan
bahwa pendidikan IPS adalah pelajaran hapalan dan materi pelajaran ^
tersebut terialu banyak. Demikian juga guru dalam menyelesaikan

tugasnya menyampaikan materi pendidikan IPS kepada peserta didiknya
hanya sebatas transpormasi ilmu pengetahuan.
Pendidikan IPS diharapkan mampu membina perubahan dan •

harapan-harapan baru yang merupakan tuntutan kehidupan dan

perkembangan masyarakat akan tetapi harapan tersebut dalam
kenyataannya menunjukkan bahwa sekolah belum mampu memenuhi
tuntutan perkembangan masyarakat.

Harapan tersebut belum dapat dicapai dengan baik karena

masing-masing mata pelajaran berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya
keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Hal

inilah yang menyebabkan situasi pembelajaran terasa kurang menarik
dan kurang bermakna bagi siswa. Untuk menarik minat, gairah dan
kreativitas siswa dalam pembelajaran, setiap mata pelajaran yang ada

kaitannya dengan materi-materi mata pelajaran lain hendaknya

dilaksanakan melalui proses pembelajaran terpadu diantaranya melalui ,.
model keterpaduan (integratedmodel).

Pembelajaran terpadu model keterpaduan (integrated model)

merupakan pendekatan belajar-mengajar yang memadukan empat
bidang studi atau lebih dengan memprioritaskan konsep-konsep,
keterampilan atau sikap yang dipadukan dari masing-masing bidang studi
yang bertolak dari tema sentral (Fogarty, 1991 :76). Pembelajaran terpadu model ini secara psikologis dapat v
memberikan pengalaman yang bermakna bagi peseta didik, karena

dalam pembelajarannya siswa akan memahami konsep-konsep, seiain

yang sudah mereka pahami. Pembelajarannya berpusat pada siswa, ,
artinya aktivitas dalam pembelajaran lebih ditekankan pada siswa.
Dengan demikian

model keterpaduan (integrated model)

merupakan pembelajaran terpadu yang dapat memberikan peluang yang

cukup besar bagi peningkatan belajar siswa secara bermakna kearah
tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal.

Ciri utama dari perkembangan anak sekolah dasar adalah bersifat

holistik, terpadu saling keterkaitan antara aspek perkembangan yang satu

dengan aspek yang lainnya. Perkembangan fisik tidak dapat dipisahkan

dengan perkembangan mental, emosional dan atau sebaliknya.
Perkembangan tersebut akan terpadu dengan pengalaman , kehidupan

dan lingkungannya. Demikian juga dalam proses belajar anak.
Keterkaitan antar aspek perkembangan dalam proses belajar anak

tersebut,

merupakan

bukti

berlakunya prinsip holistik dalam

perkembangan anak. Prinsip ini mengandung implikasi bahwa proses
membelajarkan anak sekolah dasar harus bersifat terpadu. v.

Untuk itulah pembelajaran terpadu model keterpaduan (integrated

Model), perlu dikembangkan padasuatu pembelajaran di Sekolah Dasar,
v karena dengan pembelajaran terpadu bagi siswa lebih memungkinkan
untuk memahami suatu fenomena dari berbagai

segi. Dengan

diterapkannya pembelajaran terpadu model keterpaduan (integrated
model), maka akan lebih memungkinkan terbentuknya semacam jalinan
antar skemata (pengetahuan) yang telah dimiliki oleh siswa sesuai ,

dengan potensi yang ada pada siswa itu sendiri. Hal ini akan membawa
dampak positif bagi kebermaknaan belajar siswa dari materi yang v

dipelajarinya. Rujukan nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan
keterkaitannya

dengan

konsep-konsep

lain

akan

menambah

kebermaknaan konsep yang dipelajari siswa.

Dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam,

pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pembelajaran terpadu sebagai alternatif pembelajaran
di Sekolah Dasar dengan tema terpusat yang dipilih dalam penelitian ini
adalah "Kebutuhan Keluarga " yang diambil dari kelas 3 semester I

dengan pembelajaran model keterpaduan (Integrated model). Penelitian
ini merupakan tindakan kelas (action research) yang bertujuan untuk ,

memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas dan ingin meningkatkan

pemahaman konsep serta aktivitas belajar siswa tentang kebutuhan
keluarga.

Melalui pembelajaran terpadu diharapkan siswa dapat memahami

suatu permasalahan secara menyeluruh (holistik). Dengan demikian u
siswa lebih memahami arti kehidupan, yang saling keterkaitan antar

konsep (materi) pelajaran dengan masalah yang ada di sekitar •

(khususnya di lingkungan keluarga). Selain itu juga dapat meningkatkan
keterampilan proses sains, berkomunikasi, memecahkan masalah, berfikir t
kritis dan kreatif. Sedangkan bagi guru, pembelajaran terpadu dapat

meningkatkan keterampilan mengorganisasi dan merencanakan •
pengajaran serta membina semangat kerja sama dengan teman sejawat.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak-pihak yang peduli
terhadap masalah pendidikan menyimpulkan bahwa kualitas pendidikan di negara kita saat ini sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-

negara lain. Rendahnya kualitas pendidikan di negara kita, terbukti
dengan rendahnya kemampuan membaca kritis dan rendahnya tingkat L
kreativitasnya siswa Sekolah Dasar jika dibandingkan dengan negara-

negara lain. Berbicara masalah kualitas pendidikan tentunya terkait
langsung dengan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru-guru di
kelas terutama di Sekolah Dasar. Proses pembelajaran di kelas lebih

didominasi oleh guru, sehingga siswa ditempatkan sebagai objek dalam

belajar dan bukan subjek, akibatnya siswa menjadi pasif. Proses

pembelajaran seperti itu tentunya tidak sesuai dengan hakekat belajar itu
sendiri terutama pada mata pelajaran iPS.

Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan dalam satu bidang i

ilmu pengetahuan cenderung selalu diiringi oleh transformasi temuan ilmu
itu ke dalam bidang lain. Belajar tidak sebatas memperoieh informasi

tetapi belajar untuk memahami. Apa yang dimaksud dengan memahami
ialah lebih dari sekedar melakukan apa yang dimiliki. Memahami

menyangkut proses membuat koneksi (keterkaitan), menggunakan
pengetahuan secara lincah dan fleksibel sehingga terbentuk suatu
wawacan yang bermakna.

Berdasarkan uraian latar belakang dan kajian teori, maka

penelitian ini difokuskan pada pengembangan Pembelajaran Terpadu
Model keterpaduan (Integrated model ) di kelas 3 SD, dengan tema
sentral "Kebutuhan Keluarga". Yang menjadi masalah utamanya adalah

Mengapa Pembelajaran Terpadu Model keterpaduan (Integrated model)
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas 3 Sekolah Dasar ?
Untuk lebih memudahkan dan terarahnya penelitian ini, maka ,

masalah tersebut dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut:

1. Bagaimana

pengembangan

pembelajaran terpadu

model

keterpaduan

( Integrated model) di Sekolah Dasar

dapat

meningkatkan

aktivitas

belajar siswa selama

mengikuti v

pembelajaran ?

2. Bagaimana pandangan guru tentang pengembangan pembelajaran

terpadu model keterpaduan (Integrated model) di Sekolah Dasar ?

3. Bagaimana

pandangan

siswa

tentang

pembelajaran terpadu model keterpaduan (Integr
Sekolah Dasar ?

4. Apa saja kelemahan dan kekuatan yang muncul dalam l
pelaksanaan

pembelajaran

terpadu

model

keterpaduan

(Integrated Model) di Sekolah Dasar ?

C. Batasan Istilah

Untuk menghindari persepsi yang berbeda mengenai istilah- istilah

yang digunakan dalam penelitian ini, maka periu diberikan batasan istilah
sebagai berikut:

a. Pembelajaran terpadu adalah suatu model dalam proses berlajar

Dokumen yang terkait

Penelitian Tindakan Kelas PKn SD

1 15 20

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF (PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Tritunggal Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 17

PENERAPAN MAPPING DALAM MODEL PAIKEM PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU KELAS IVA SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 79

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU SK EKONOMI MENGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Pesisir Utara)

1 19 85

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Tahun

3 28 175

BAB II 10 MODEL PEMBELAJARAN TERPADU (INTEGRATED LEARNING) - BAB II

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU Progam Studi Pendidikan Sejarah FKIP UNS Angga

0 1 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT(NUMBERED HEADS TOGETHER) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS XI IPA 3 TAHUN PELAJARAN 20112012 (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 8 Surakarta)

1 2 86

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA SITUS PERADABAN DUNIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

1 1 14

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD 5 KANDANGMAS

0 1 19