PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU SK EKONOMI MENGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Pesisir Utara)

(1)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU SK EKONOMI

MENGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

(Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Pesisir Utara)

Oleh Beni Saputra

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU SK EKONOMI

MENGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

(Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Pesisir Utara) Oleh

BENI SAPUTRA

Proses kegiatan belajar mengajar yang banyak berlangsung di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia khususnya Lampung masih banyak menggunakan pembelajaran yang bersifat tradisional. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode ceramah, yaitu sebuah metode pembelajaran yang bersifat teacher centered. Hal ini menyebabkan kurangnya motivasi belajar siswa dan mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai pengaruh motivasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Pesisir Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester Ganjil SMP Negeri 3 Pesisir Utara sebanyak 2 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 54 orang. Dengan menggunakan rumus T. Yamane dengan probability sampling didapat sampel sebanyak 48 orang yang selanjutnya dilakukan alokasi proporsional sampling agar sampel yang diambil lebih proporsional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneitian verifikatif dengan pendekatan ex post facto. Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa:

1. Ada pengaruh yang positif tentang motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan Fhitung > Ftabel yaitu

5,771 > 4,3009 dengan persamaan regresi Y = 26,262 + 0,373X yang menunjukkan bahwa ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Koopratif tipe STAD .

2. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam pembelajaran Koopratif tipe STAD dengan nilai korelasi sebesar 0,334 serta kontribusi sebesar 11,1%.


(3)

(4)

(5)

(6)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTARISI ... . xiii

DAFTARTABEL……… xvii

DAFTARGAMBAR………... xix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka... 7

1. Motivasi Belajar Siswa ... 7

2. Hasil Belajar ... 10

3. Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD ... 15

B. Penelitian Yang relevan ... 20

C. Kerangka Pikir ... 21

D. Hipotesis ... 23

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24


(7)

xiv

B. Populasi dan Sampel ... 25

1. Populasi ... 25

2. Sampel ... 25

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 26

C. Variabel Penelitian ... 27

D. Definisi Operasional Variabel ... 27

E. Persyaratan Analisis Data ... 29

1. Observasi ... 29

2. Dokumentasi ... 29

3. Angket/kuesioner ... 29

4. Wawancara ... 30

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 30

1. Uji Validitas ... 30

2. Uji Reliabiitas ... 31

G. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Data Hasil Belajar ... 32

2. Data Motivasi Belajar ... 33

H. Persyaratan Untuk Statistik Parametrik ... 33

1. Perhitungan Data Hasil Belajar dan Data Motivasi Belajar ... 33

2. Pengujian Data Skor Motivasi Belajar dan Data Hasil Belajar Siswa ... 35

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 38

1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 3 Pesisir Utara, Lampung Barat . 39 2. Visi dan Misi SMP Negeri 3 Pesisir Utara Lampung Barat ... 39

3. Situasi Umum Pengelolaan Sekolah ... 40

4. Sarana dan Prasarana Sekolah ... 41

5. Kondisi Guru dan Karyawan ... 41

6. Kondisi Siswa ... 42


(8)

xv

1. Data Motivasi Belajar ... 43

2. Data Hasil Belajar ... 44

C. Uji Persyaratan Instrumen ... 45

1. Uji Validitas Instrumen ... 45

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 47

D. Analisis Data ... 48

1. Uji Normalitas ... 48

2. Uji Linearitas (X Terhadap Y) ... 49

3. Uji Regresi Linear Sederhana ... 50

E. Pembahasan ... 53

1. Pengaruh Motivasi Belajar (X) Terhadap Hasil Belajar Siswa (Y) 53

2. Signifikansi Pengaruh Motivasi Belajar (X) Terhadap Hasil Belajar Siswa (Y) ... 55

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Pemetaan ... 63

2. Silabus ... 66

3. RPP ... 68

4. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar... 74

5. Angket Motivasi Belajar ... 75

6. Kisi – Kisi Soal Belajar ... 77

7. Soal Hasil Belajar ... 84

8. Data Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII ... 86

9. Data Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII ... 88


(9)

xvi

11.Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar ... 99

12.Hasil Uji Reliabilitas Soal Hasil Belajar ... 104

13.Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ... 106

14.Hasil Uji Normalitas Motivasi-Hasil Belajar ... 107

15.Hasil Uji Linearitas Motivasi-Hasil Belajar ... 108


(10)

1

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses kegiatan belajar mengajar yang banyak berlangsung di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia khususnya Lampung masih banyak

menggunakan pembelajaran yang bersifat tradisional. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode ceramah sebuah metode pembelajaran yang bersifat Teacher Centered. Pada pembelajaran ini gurulah sebagai pusat pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajarnya siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru. Metode pembelajaran yang seperti itu biasa sangat membosankan akibatnya ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Siswa ada yang sibuk bermain, ngobrol, ataupun sibuk dengan kegiatannya sendiri. Siswa merasa enggan untuk mengikuti pelajaran karena merasa bosan mendenngarkan penjelasan guru. Pada akhirnya ketika ujian semester berlangsung mereka merasa sulit dalam mengerjakan soal, sehingga hasil nilai semesternya pun rendah. Sikap bosan dan enggan untuk mengikuti pelajaran seperti yang disebutkan diatas menunjukan bahwa rendahnya motivasi belajar siswa. Akibatnya hasil belajar siswa di akhir semester rendah.


(11)

2 Oleh karena itu diperlukan sebuah pembelajaran yang tidak membuat siswa merasa bosan. Sebuah pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu nyang dapat diterapkan adalah model pembelajaran Koperatif Tipe STAD. Pembelajaran yang bersifat Student Centered ini akan mengajak siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan memungkinkan ada banyak interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Dengan begitu siswa tidak akan merasa bosan dan motivasi belajarnya pun dapat meningkat. Dengan motivasi belajar yang tinggi siswa dapat mencapai hasil belajar yang tinggi.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 3 Pesisir Utara dan keterangan guru bidang studi Ekonomi, diperoleh hasil belajar yang dicapai siswa di SMP Negeri 3 Pesisir Utara umumnya kurang optimal, khususnya pada bidang studi Ekonomi. Berdasarkan observasi awal diperoleh data hasil mid semester sebagai berikut :

Tabel 1.1. Hasil Mid Semester Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas

Nilai

Jumlah Siswa < 6,5 ≥ 6,5

VIIIA 15 Siswa 13 Siswa 28

VIIIB 15 Siswa 11 Siswa 26

Siswa 30 Siswa 24 Siswa 54

% 55,55% 44,44% 100%

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 3 Pesisir Utara

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran IPS Terpadu khususnya mata pelajaran Ekonomi di SMP Negeri 3 Pesisir Utara diketahui bahwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung selama ini masih


(12)

3 tradisional, yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Guru merasa lebih mudah mengajar dengan menggunakan metode tradisional ini. Hanya cukup dengan memberikan catatan dan menjelaskan materi kepada siswa. Kemudian berdasarkan hasil wawancara ke beberapa siswa di SMP Negeri 3 Pesisir Utara dapat diketahui bahwa ternyata siswa merasa kurang senang terhadap pembelajaran yang berlangsung setiap harinya. Pembelajaran dirasa monoton sehingga menimbulkan rasa jenuh dan enggan untuk serius dalam belajar.

Bertitik tolak dari uraian masalah diatas, maka diperlukanlah sebuah inovasi dalam pembelajaran di SMP Negeri 3 Pesisir Utara yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu dilakukanlah penelitian eksperimen guna mengetahui pengaruh motivasi belajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap hasil belajar siswa, dengan judul ‘’ Pengaruh Motivasi Belajar Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Di Smp 3 Negeri Pesisir Utara’’.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.

3. Upaya yang dilakukan sekolah dalam peningkatan hasil belajar siswa. 4. Upaya yang dilakukan sekolah dalam peningkatan motivasi belajar siswa.


(13)

4 5. Rendahnya motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara

Tahun Pelajaran 2012/2013.

6. Masih rendahnya hasil belajar ekonomisiswa kelas VIII.

7. Kurangnya pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013.

8. Belum diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dimaksudkan membahas masalah tentang motivasi belajar siswa (X), terhadap hasil belajar ekonomi (Y), dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Z), yaitu apakah ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap hasil belajar siswa? 2. Bagaimanakah signifikansi pengaruh motivasi belajar menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap hasil belajar siswa?


(14)

5

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh motivasiterhadap hasil belajar siswa menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD?

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru ekonomi untuk meningkatkan hasil belajar.

2. Dapat memberikan masukan dalam meningkatkan pelaksanaan motivasi dan prestasi belajar siswa.

3. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman mengajar yang berguna untuk bekal di masa mendatang bagi peneliti.

4. Dapat dijadikan sebagai informasi bagi peneliti lain yang akan mengkaji lebih dalam lagi.


(15)

6

G. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Masalah Penelitian

Faktor-Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMP Negeri 3 Pesisir Utara tahun 2012-2013.

2. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini meliputi semua siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Kabupaten Pesisir Barat tahun 2012-2013.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi.

4. Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian ini adalah pada SMP Negeri 3 Pesisir Utara, Kab. Pesisir Barat.

5. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012-2013.


(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi adalah tenaga pendorong yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi pada setiap siswa berbeda, ada yang tinggi, ada yang rendah. Motivasi erat kaitannya dengan hasil belajar. Motivasi dapat ditingkatkan dengan cara menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2002 : 239)

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

Menurut Sardiman (2008: 73) mengemukakan bahwa,

Kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.


(17)

Djali (2008: 101) mengemukakan bahwa,

Motivasi adalah fisiologis dan pisikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar. Motivasi merupakan dorongan yang membuat siswa semangat belajar. Penetapan tujuan belajar dapat menjadi penyebab munculnya motivasi belajar dalam diri siswa motivasi tidak muncul dengan sendirinya. Ada beberapa unsur yang berkaitan dengan motivasi sebagai mana dijelaskan oleh Hamalik (2004: 158) yang mengemukakan bahwa,

Ada tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut. a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective aurowsal. c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar tampak pada sikapnya dalam belajar. Siswa akan mampu menetukan tujuan belajarnya sendiri dan selalu berusaha mencari cara untuk mencapai tujuannya itu. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi memiliki karakter yang berbeda dari siswa lain yang motivasi belajarnya rendah. Johnson dan Schwitzgebel & Kalb dalam Djali (2008: 109) menyimpulkan bahwa,

Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan.


(18)

2. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya.

3. Mencari stuasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya.

4. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.

5. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6. Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang,status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan.

Motivasi yang ada pada diri seseorang timbul dari dalam dirinya sendiri dan bias timbul dari luar dirinya. Hal ini sejalan dengan Hamalik (2004: 162-163) yang mengumukakan bahwa,

Motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis :

1. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional.

2. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali pertentangan, dan persaingan.

Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang.

Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para manajer/pemimpin organisasi

perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai/karyawan yaitu teori x atau teori y. Teori X ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para


(19)

pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Teori Y ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja. Penelitian teori x dan y menghasilkan teori gaya kepemimpinan ohio state yang membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur. Teori Z dapat anda baca di artikel lain di situs organisasi.org ini. Gunakan fasilitas pencarian yang ada untuk

menemukan apa yang anda butuhkan.

Teori kebutuhan McClelland menyatakan bahwa pencapaian, kekuasaan/ kekuatan dan hubungan merupakan tiga kebutuhan penting yang dapat membantu menjelaskan motivasi. Kebutuhan pencapaian merupakan dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan berjuang untuk berhasil. Kebutuhan kekuatan dapat membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya, dan kebutuhan hubungan merupakan keinginan antarpersonal yang ramah dan akrab dalam lingkungan organisasi. Abraham Maslow, mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia

menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan


(20)

sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya). Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya). Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki). Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan). Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya) Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan.

Adanya motivasi berfungsi sebagi penggerak seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Menurut Sardiman (2008: 85) bahwa,

Ada tiga fungsi motivasi:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

2. Menetukan arah perbuatan, yakni kearah tuajuan yang hendak dicapai titik.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yangharus dikerjakan guna mencapai tujuan.

Seorang guru harus mampu memotivasi siswanya dalam aktivitas belajar. Mengajak, membimbing, dan mendorong siswa supaya semangat belajar ada


(21)

beberapa hal yang bias dilakukan guru untuk memotivasi siswa, di antaranya dengan memberikan hadiah atau memuji. Hal ini sependapat dengan Hamalik (2004: 166-168) mengemukakan bahwa,

Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya, sebagai berikut.

1) Memberi angka, 2) pujian, 3) hadiah, 4) kerja kelompok, 5) persaingan, 6) tujuan dan level of aspiration, 7) sarkasme, 8) penilaian, 9) karya wisata dan ekskursi, 10) dalam pendidikan, 11) belajar melalui radio.

2. Hasil Belajar

Belajar merupakan proses modifikasi pengetahuan dan perubahan tingkah laku. Kedua proses tersebut dapat dilakukan melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Syah (2003: 68) mengemukakan bahwa:

Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Bruner dalam Nasution (2008: 9) mengungkapkan bahwa proses belajar dapat dibedakan pada tiga fase diantaranya informasi, transformasi, dan evaluasi. Informasi yang kita peroleh saat pembelajaran ada yang menambah,

memperhalus, dan memperdalam pengetahuan, ada pula yang bertentangan dengan pengetahuan yang kita miliki. Informasi tersebut kita transformasi atau ubah ke dalam bentuk yang abstrak atau konseptual sehingga dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Selanjutnya kita melakukan penilaian manfaat pengetahuan tersebut terhadap gejala-gejala yang lain.


(22)

Nasution (2008: 3) mengatakan tujuan belajar yang utama ialah bahwa apa yang dipelajari itu berguna di kemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah. Nasution menyatakan hal tersebut dinamakan transfer belajar. Transfer belajar ada yang bersifat khusus ada yang bersifat umum. Pada pembelajaran transfer umum atau pemahaman konsep merupakan yang lebih utama. Memahami konsep fundamental bagi seseorang akan memudahkannya untuk memperluas dan mendalami

pengetahuan.

Uno (2008: 10) mengungkapkan mengenai teori belajar kognitif.

Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpatah-patah, terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir, bersambung-sambung, menyeluruh.

Demikian halnya dengan pembelajaran dalam kelas yang direncanakan dan dilaksanakan oleh guru. Materi pelajaran diberikan secara menyeluruh dan tidak terpisah-pisah. Misalnya siswa dibelajarkan untuk dapat menggunakan alat-alat ukur, tidak selalu pembelajaran harus diberikan dengan terlebih dahulu membelajarkan mengenai pengukuran, melainkan dapat dibelajarkan langsung pada alat-alat ukur. Pada prosesnya siswa akan mengalami secara langsung cara menggunakan alat-alat ukur sekaligus memahami hakikat dari kegiatan pengukuran.

Belajar merupakan satu kesatuan dari banyak kegiatan, seperti membaca, menulis, berhitung, berlatih, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut


(23)

memiliki tujuan yang akan dicapai. Dengan adanya belajar, diharapkan adanya perubahan sikap, nilai, dan perilaku sebagai hasil belajar. Ada beberapa hasil belajar yang harus dicapai dalam proses belajar. Seperti dikemukakan oleh Hamalik (2004: 30) bahwa,

Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek berikut: 1) pengetahuan, 2) pengertian, 3) kebiasaan, 4) keterampilan, 5) apresiasi, 6) emosional, 7) hubungan sosial, 8) jasmani, 9) etis atau budi pekerti, dan 10) sikap.

Seperti halnya dengan kegiatan yang lainnya, kegiatan belajar dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Belajar dilakukan supaya pengetahuan dan wawasan siswa bertambah. Selain itu, belajar juga bertujuan untuk agar adanya perubahan perilaku positif dari dalam diri siswa. Sebagaimana Sardiman (2008: 26-28) mengemukakan bahwa,

Ditinjau secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis: 1. Untuk mendapatkan pengetahuan.

2. Penanaman konsep dan keterampilan. 3. Pembentukan sikap.

Sardiman (2008: 28-29) mengemukakan bahwa,

Sesuai dengan uraian mengenai tujuan belajar, hasil belajar meliputi: a. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta

(kognitif).

b. Hal ihwal personal, keperibadian atau sikap (afektif).


(24)

Untuk dapat mencapai tujuan dan hasil belajar terlebih dahulu siswa harus memahami tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan dari kegiatan belajar. Berikut ini, William Burton dalam Hamalik (2004: 31-32)

menyimpulkan prinsip-prinsip belajar tentang hasil belajar:

1. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.

2. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.

3. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apa bila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.

4. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian

pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.

5. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatuakan menjadi keperibadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.

6. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah besipat kompleks dan dapat berubah-ubah (adaftable), jadi tidak sederhana dan statis. Setelah melakukan perbuatan belajar, maka seseorang akan memperoleh suatu hasil yang disebut hasil belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) bahwa: Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) menyatakan: Bahwa setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Dari kedua pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.


(25)

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar

merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.

Hasil belajar ekonomi adalah hasil belajar yang di capai siswa dalam mata pelajaran ekonomi selama siswa mampu mempelajari pokok bahasan yang diajarkan. Untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar diperlukan adanya suatu pengukuran hasil belajar yaitu melalui suatu evaluasi atau tes dan dinyatakan dalam bentuk angka.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan model

pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Model ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang sederhana dan sebuah model yang bagus bagi seorang guru pemula untuk menggunakan pendekatan kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dimulai dengan penjelasan tentang konsep materi oleh guru, kemudian siswa bekerja dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan cara diskusi. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dimulai dengan penjelasan tentang konsep materi oleh guru, lalu siswa bekerja dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan


(26)

cara diskusi. Selanjutnya diadakan evaluasi untuk menentukan poin

peningkatan individu dan poin kelompok, pembelajaran ini diakhiri dengan pemberian penghargaan kepada kelompok terbaik.

Menurut Slavin dalam Rusman (2010: 213) mengemukakan bahwa,

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan bentuk belajar kooperatif yang paling mudah digunakan. Siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut kinerja dan jenis kelamin.

Melaksanakan pembelajaran menggunakan konsep belajar kooperatif tipe STAD ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu:

a. Presentasi kelas

Materi pelajaran disampaikan pada presentasi kelas bisa digunakan pengajaran langsung atau diskusi pelajar yang dipimpin oleh guru. Presentasi kelas ini tidak berbeda dengan pengajaran biasa, hanya berbeda pada pemfokusan terhadap STAD. Dengan cara ini siswa harus memperhatikan secara seksama selama presentasi kelas karena dengan demikian akan membantu mereka dalam tes, dan skor tes mereka dapat dimasukkan.

b. Belajar Kelompok

Kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang dengan kemampuan yang heterogen, akan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok mereka. Keberhasilan dan kegagalan anggota kelompok akan sangat memengaruhi kesuksesan kelompok. Fungsi utama dari kelompok adalah untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok terlibat dalam kegiatan belajar, dan secara khusus adalah

mempersiapkan kelompok agar berhasil baik dalam tesnya.


(27)

Setelah dilakukan satu atau dua kali pertemuan dan satu atau dua kegiatan kelompok, siswa diberi tes secara individual, siswa tidak boleh saling membantu satu sama lain pada saat tes. Para siswa tidak boleh untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga setiap siswa bertanggungjawab secara individual untuk memahami materinya (Slavin, 2008: 144). Tanggungjawab individual ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan satu sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan (Slavin, 2008: 12).

d. Poin peningkatan individu

Setiap siswa diberi skor dasar yang diperoleh dari rata-rata prestasi siswa pada tes yang serupa sebelumnya. Hasil tes siswa di beri poin peningkatan yang ditentukan berdasarkan selisih skor tes terdahulu (skor dasar dengan skor tes terakhir). Kriteria pemberian poin peningkatan dapat dilihat pada tabel.

Tabel 2.1. Kriteria Peningkatan Individu

Skor kuis atau tes terakhir Poin

Peningkatan Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 10 poin sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 0 poin sampai 10 poin di atas skor dasar 20

Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30

Hasil Terbaik 40

Slavin dalam Rusman (2010: 216). e. Penghargaan kelompok setelah dilakukan penghitungan poin

peningkatan individu, dilakukan pemberian penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok.

Untuk menentukan poin peningkatan kelompok digunakan rumus:

NK =Jumlah poin peningkatan setiap anggota kelompok poin peningkatan kelompok


(28)

Kelompok yang memperoleh poin sesuai dengan kriteria yang telah

diterapkan berhak memperoleh penghargaan. Berdasarkan poin peningkatan kelompok terdapat 4 tingkatan penghargaan yang diberikan seperti pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Kriteria Poin Peningkatan Kelompok

Kriteria Hadiah atau Predikat

X < 15 Cukup

15 < X < 25 Baik

X > 25 Sangat Baik

Slavin dalam Rusman (20108: 216). Untuk lebih jelasnya uraian di atas dapar dipaparkan sebagai berikut:

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD:

a. Membentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang, dari kumpulan yang heterogen.

b. Guru menyajikan pelajaran secara umum.

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

e. Memberi evaluasi. f. Kesimpulan.

Salah satu ciri pembelajaran kooperatif Tipe STAD adalah adanya kelompok belajar. Guru sebagai motor dalam kegiatan belajar di kelas harus membentuk kelompok belajar siswa.


(29)

B. Penelitian Yang Relevan

Tabel 2.3 Penelitian yang relevan

No Nama Judul Hasil

1. Hesti Kartika Sari (2003)

Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas XI

Semester Ganjil MA Al-Fatah Natar Tahun Pelajaran 2007/2008

ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS semester ganjil MA Al-Fatah Natar tahun pelajaran

2007/2008 yang dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh thitung>ttabel yaitu

5,560>1,688 koofisien

determinasi (r2) sebesar 0,633.

2. Emi Tusaida (2005)

Pengaruh motivasi belajar, persepsi siswa tentang metode

mengajar guru dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA N 1 Sumber Jaya Lampung Barat Tahun Pelajaran 2008/2009.

ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA N 1 Sumber Jaya Lampung Barat Tahun Pelajaran 2008/2009 yang dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh thitung>ttabel yaitu 10,903>1,665

koofisien determinasi (r2) sebesar 0,650.

3. Firman

Rohardiwinata (2008)

Implementasi model pembelajaran koopratif tipe STAD (Student Teams Achievment Divisions)_untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri Airnaningan tahun pelajaran 2007/2008.

1. Pembelajaran Kooopratif Tipe STAD dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Pembelajaran Koopratif Tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.


(30)

C. Kerangka Pikir

Hasil belajar siswa merupakan tolak ukur yang menggambarkan mutu proses belajar pada lembaga pendidikan termasuk sekolah.makin tinggi hasil yang diperoleh siswa menunjukkan makin tinggi keberhasilan siswa dalam belajar dan guru dalam mengajar. Jika sebaliknya, hasil belajar siswa rendah

menunjukkan rendah juga proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa tersebut, yaitu menilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti evaluasi. Banyak faktor yang menyebabkan hasil yang diperoleh siswa tinggi atau rendah. Faktor tersebut dapat berupa faktor dari dalam diri dan dari luar diri siswa.

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar adalah motivasi belajar yang terdapat dalam diri siswa. Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa biasanya dipengaruhi oleh kegiatan belajar mengajar yang disajikan oleh guru. Oleh karena itu guru perlu menampilkan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan tidak membosankan, supaya motivasi belajar siswa dapat tetap stabil. Guru bisa menghidupkan suasana belajar yang

menyenangkan dikelas dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

Setiap individu memiliki motivasi belajar dalam dirinya masing-masing, siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat dilihat dari kebiasaan bertingkah laku seperti dalam mengerjakan tugas, pantang menyerah dalam


(31)

mengerjakan soal-soal, mau mencari dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, belajar tanpa disuruh oleh orang lain. Hasil belajar yang akan lebih baik dan memuaskan jika hal-hal tersebut dimiliki oleh siswa. Dengan

demikian, diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat dengan adanya motivasi belajar yang tinggi dalam kegiatan belajar menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap terhadap variabel terikat dan pengaruh variabel moderator terhadap variabel bebas dan variabel terikat.

Pada penelitian ini terdapat tiga bentuk variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar (X), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar (Y), dan variabel moderatornya adalah model pembelajaran Koopratif Tipe STAD (Z). Untuk memperjelas hubungan ketiga variabel maka dapat dijelaskan pada bagan pemikiran sebagai berikut

Gambar 2.1 Bagan Paradigma Pemikiran

Keterangan: X: motivasi belajar Y: hasil belajar

Z: model pembelajaran kooperatif tipe STAD

X Y

Z


(32)

D. Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh motivasi belajar menggunakan model pembelajaraan Koopratif Tipe STAD terhadap hasil belajar siswa.

2. Pengaruh motivasi belajar menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap hasil belajar siswa signifikan.


(33)

III. METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang empirik tentang pengaruh disiplin belajar dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk mencapai tujuan tersebut, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survei.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2003:56). Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh variabel-variabel dalam suatu populasi.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat penelitian sehingga menggunakan pendekatan Ex Post Facto dan Survei. Ex Post Facto adalah penelitian yang meneliti peristiwa yang telah


(34)

terjadi dengan merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 2005:7).

Sedangkan pendekatan survey yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh faktor-faktor dan gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau pun suatu daerah (Nazir, 2003:56).

B.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 2 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 54 siswa.

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013.

No Kelas Jumlah siswa yang menjadi populasi

1 VIIIa 28 siswa

2 VIIIb 26 siswa

Jumlah 54 siswa

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 3 Pesisir Utara, Tahun Pelajaran 2012/2013

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:118).

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus T. Yamane yaitu:


(35)

= � �( )2+ 1 Keterangan:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Tingkat signifikansi

(Riduwan, 2005:65)

Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini adalah :

0,05

1 47,58 54

54

2 

 dibulatkan menjadi 48 3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk

mempermudah dalam menganalisis data dan menghemat waktu penelitian, yang nantinya dari sampel itu dapat mewakili populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel adalah probability sampel dengan menggunakan random sampling. Teknik ini merupakan pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi unsur (anggota) populasi yang dipilih untuk menjadi sampel (Sugiyono, 2009:120).

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Nazir,2003:82), hal ini dilakukan dengan cara:


(36)

Jumlah sampel tiap kelas = � ℎ

X Jumlah siswa tiap kelas.

Tabel 3.2 Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas

Kelas Perhitungan Pembulatan Persentse (%)

VIIIa

1 , 23 26 54 48

23 47, 91

VIIIb

8 , 24 28 54 48

25 52,09

Jumlah 48 100

Sumber : pengolahan data 2010

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 48 siswa dari seluruh populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

C.Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini akan diteliti dua macam variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Penetapan variabel-variabel ini berdasarkan permasalahan penelitian yang merupakan permasalahan asosiatif. Variabel bebas terdiri dari motivasi belajar (X), sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar ekonomi (Y), dan variabel moderatornya adalah model pembelajaran kooperatif Tipe STAD (Z).

D.Defenisi Operasional Variabel

Berikut ini adalah tabel yang memuat definisi operasional variabel yang disertai dengan indikator dan skala pengukurnya


(37)

Tabel 3.3 Defenisi Operasional Penelitian

Variabel Indikator Sub indikator Skala

Pengukuran Motivasi belajar (X) 1. Adanya ketertarikan terhadap mata pelajaran ekonomi 2. Adanya dorongan dan kebutuhan 3. Adanya keinginan dalam mencapai cita-cita 4. Adanya kegiatan pembelajaran yang menarik motivasi belajar 5. Adanya persaingan dalam belajar

a. Siswa memiliki rasa tertarik untuk belajar ekonomi b.Siswa memiliki

dorongan dalam dirinya untuk belajar

c. Siswa memiliki keinginan untuk mencapai cita-cita d.Adanya rangsangan yang menarik motivasi siswa untuk belajar

e. adanya hal-hal yang menunjukan persaingan dalam belajar Interval Hasil belajar ekonomi siswa (Y)

Hasil tes atau ulagan harian pada mata pelajaran ekonomi

a. Tingkat besarnya nilai yang diperoleh dari hasil ulangan harian pelajaran ekonomi Interval

E.Persyaratan Analisis Data

Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:


(38)

1. Observasi

Teknik observasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yaitu meliputi kegiatan atau aktivitas pembelajaran di SMP Negeri 3 Pesisir Utara.

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data keadaan siswa, sejarah atau gambaran sekolah dan hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2012/2013 berupa data nilai siswa pada hasil belajar materi yang ingin diteliti pada guru yang bersangkutan.

3. Angket/Kuesioner

Untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar serta hasil belajar ekonomi siswa digunakan angket atau kuesioner. Teknik kuesioner yang digunakan adalah likert, yaitu skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

4. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan

mengumpulkan keterangan-keterangan yang lebih jelas dari responden yang diharapkan mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini. Wawancara ini dilaksanakan bertanya secara langsung kepada responden.


(39)

F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas

Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

= �Σ − Σ (Σ )

�Σ 2Σ 2 �Σ 2Σ 2 Keterangan:

= Koefisien korelasi yang menyatakan validitas X = Skor butir soal

Y = Skor total N = Jumlah sampel

(Arikunto, 2008: 72) Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut

dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka

koefisien korelasi tersebut signifikan.

Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas


(40)

yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. (Sugiyono, 2010: 188)

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bila correlated itemtotal correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid).

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:

11 = −

1 1− Σσ12

�2 Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari Σσi2

= jumlah varians skor tiap-tiap item

σt2

= varians total (Arikunto, 2008: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen

diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0 sampai 1.


(41)

Menurut Sayuti dalam Saputri (2010: 30), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut:

1. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel. 2. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel. 3. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup reliabel. 4. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel.

5. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai dengan 1,00 berarti sangat reliabel. Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Hasil Belajar

Pengumpulan data hasil belajar siswa dilakukan dengan memberikan soal pilihan jamak sebanyak 15 soal diakhir penelitian. Adapun bentuk

pengumpulan datanya berupa tabel.

2. Data Motivasi Belajar

Untuk memperoleh data motivasi belajar siswa disediakan angket berupa pertanyaan-pertanyaan berbentuk pilihan jamak dengan tiga pilihan jawaban. Dalam angket terdiri dari kisi-kisi yang terdiri dari dua indikator dan setiap indikator memiliki sub indikator, yaitu:


(42)

a. Keyakinan dan kemajuan b. Aktivitas belajar

c. Kesukaan memecahkan masalah d. Minat terhadap soal

e. Keuletan menghadapi kesulitan f. Ketekunan menghadapi tugas Motivasi ekstrinsik, terdiri dari:

a. Persaingan b. Pujian c. Hukuman

d. Pemberitahuan hasil belajar

H. Persyaratan Untuk Statistik Parametrik

1. Perhitungan Data Hasil Belajar dan Data Motivasi Belajar Siswa

a) Data Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa berupa soal tes tertulis berbentuk pilihan jamak. Proses analisis untuk data hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

(1) Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari setiap soal.

(2) Persentase pencapian hasil belajar sswa dperoleh dengan rumus:

% � � �

= � ℎ 100%


(43)

� − ℎ

= Ʃ

Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa disesuaikan dengan KKM yang berlaku di sekolah yaitu 65. Apabila nilai siswa ≥75, maka dikategorikan tuntas.

b)Data Motivasi Belajar

Data diperoleh dari instrumen berupa angket dengan 12 soal dan terdiri dari tiga pilihan jawaban setelaj data terkumpul, didakan penggolongan pertanyaan negatif dan positif. Untuk pertanyaan positif, urutn nilainya adalah: a = 3, b = 2, dan c = 1. Sedangkan untuk pertanyaan negatif urutan nilainya adalah a = 1, b = 2, dan c = 3. Untuk skor akhir dihitung dengan rumus:

ℎ = ℎ ℎ

Pengkategorian afektif adalah sebagai berikut: Skor 1,00 sampai 1,50 = motivasi rendah Skor 1,51 sampai 2,50 = motivasi sedang Skor 2,51 sampai 3,00 = motivasi tinggi

2. Pengujian Data Skor Motivasi belajar dan Data Hasil Belajar Siswa

Data skor motivasi belajar dan hasil belajar siswa dari penelitian dianalisis untuk menguji hipotesis dengan melakukan uji sebagai berikut :


(44)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap hasil belajar siswa dan hasil tes motivasi belajar siswa, menggunakan program komputer. Pada

penelitian ini uji normalitas digunakan dengan uji kolmogorov smirnov. Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung

menggunakan program komputer yaitu SPSS 17.0 dengan metode kolmogorov smirnov yang berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai signifikasi. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

H0 : data tidak terdistribusi secara normal

H1 : data terdistribusi secara normal

Pedoman pengambilan keputusan:

1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

2. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05.


(45)

Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05; dan jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan sebaliknya. Serta jika t hitung > t tabel maka H0

ditolak dan sebaliknya.

(Priyatno, 2010: 73).

c. Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresiliniersederhana dilakukan untuk menghitung persamaan regresinya. Dengan menghitung persamaan regresinya maka dapat diprediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif.

= +

Dengan:

=

2

2 − 2

= − 2 − 2

(Priyatno, 2010: 55)

Untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Reggression Linear.


(46)

Hipotesis pertama

H0 : Tidak terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil

belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

H1 : Terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar

siswa menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

Hipotesis kedua

H0 : Pengaruh motivasi belajar menggunakan model pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD terhadap hasil belajar siswa tidak signifikan.

H1 : Pengaruh motivasi belajar menggunakan model pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD terhadap hasil belajar siswa sangat signifikan.


(47)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai motivasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang positif antara motivasi belajarterhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajarterhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013.


(48)

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh motivasi belajarmenggunakan model pembelajaran Kooperatif tipa STAD terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Guru hendaknya mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa agar mampu berprestasi dan mencapai hasil belajar yang diinginkan. Peranan guru dan orang tua juga sangat dibutuhkan untuk memberikan semangat belajar siswa baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah agar siswa memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

2. Pihak sekolah, guru, dan orang tua bekerja sama dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3. Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat digunakan oleh guru untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Renny.2009. Studi Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan Kooperatif Tipe STAD dengan Memperhatikan Kemampuan Awal. Skripsi, FKIP.

Universitas Lampung.

A. M. Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grafindo Persada. 236 hlmn.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 370 hlmn.

---. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. 308 hlmn.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Djaali, Prof. Dr. H. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

242 hlmn.

Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Grafindo. Jakarta.

Syukrina, Elvi. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta


(50)

(51)

Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Pesisir Utara

Mata Pelajaran : IPS Terpadu

Kelas/Semester : VIII/ Genap

Tahun Pelajaran : 2012/2013 Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Tahap Berpikir Indikator Tahap Berpikir Materi Pokok Ruang Lingkup Alokasi Waktu Nilai Karakter 7. Memahami Kegiatan perekonomia n Indonesia. 7.2. Mendeskripsi-kan pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia C2 Produk:

1. Mendeskripsikan arti sistem perekonomian dan macam-macamnya

2. Mengidentifikasi kebaikan dan kelemahan macam-macam sistem ekonomi 3. Mengidentifikasi ciri-ciri

utama perekonomian Indonesia

4. Mendeskripsikan pelaku-pelaku kegiatan

perekonomian di Indonesia

5. Mengidentifikasi kebaikan dan kelemahan sistem perekonomian Indonesia. C2 C2 C2 C2 C2 Pelaku-Pelaku Ekonomi Dalam Sistem Perekono mian indonesi a

- 4x40 menit

Berpikir logis Teliti Pemahaman Pemahaman Membentuk kelompok kerja,aktif,


(52)

Proses :

1. Melakukan diskusi

kelompok dan diskusi kelas selama proses pembelajaran berlangsung

Afektif:

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi : Jujur, Peduli, dan Tanggung jawab.

2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi : Bertanya dan berkomunikasi,

Menyumbang ide atau Pendapat, dan Menjadi pendengar yang baik.


(53)

Mengetahui,

Kepala sekolah Guru mata pelajaran IPS

Drs. Balia Elpika Yulyani, S.Pd

NIP. 19930804 199601 1 001 NIP

-Guru Peneliti

Beni Saputra NPM 0913031005


(54)

Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Pesisir Utara Mata Pelajaran : IPS Terpadu

Kelas/Semester : VIII/ Genap Tahun Pelajaran : 2012/2013

Standar Kompetensi : 7. Memahami Kegiatan Perekonomian Indonesia.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran* Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen 7.2. Men- deskripsi-kan pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomi an Indonesia -Macam-macam sistem perekonomian - Sistem perekonomian Indonesia Melakukan diskusi kelompok untuk mendeskripsikan sistem perekonomian dan macam-macamnya Melakukan diskusi kelompok untuk mengidentifikasi ciri-ciri utama

 Mendeskripsikan arti sistem perekonomian dan macam-macamnya

 Mengidentifikasi kebaikan dan kelemahan macam-macam sistem ekonomi

 Mengidentifikasi ciri-ciri utama perekonomian Indonesia  Mendeskripsikan Tes Tertuis Tes Tertulis Tes Tertulis Tes Pilihan Jamak Tes Pilihan Jamak Tes Pilihan Jamak

4 JP Buku sumber


(55)

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran* Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Waktu Belajar Teknik Bentuk Instrumen -Pelaku-pelaku kegiatan per-ekonomi di Indonesia Ciri-ciri utama perekonomi-an Indonesia . Kebaikan dan kelemahan sistem perekonomian Indonesia. perekonomian Indonesia, pelaku-pelaku kegiatan perekonomian, serta kelebihan dan kekurangan sistem perekonomian Indonesia. pelaku-pelaku kegiatan perekonomian Indonesia  Mengidentifikasi kebaikan dan kelemahan sistem perekonomian Indonesia Tes Tertulis Tes Tertulis Tes Pilihan Jamak Tes Pilihan Jamak Mengetahui,

Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Pesisir Utara

Februari 2013 Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


(56)

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran*

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Waktu Belajar Teknik Bentuk

Instrumen Drs. Balia

NIP. 196308041996011001 Elpika Yulyani, S. Pd

NIP.

-Guru Peneliti

Beni Saputra NPM 0913031005


(57)

Satuan Pendidikan : SMPN 1 PESISIR UTARA

Mata Pelajaran : EKONOMI

Kelas / Semester : VIII / Delapan

Materi Pembelajaran : Sistem dan Pelaku Perekonomian di Indonesia

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

---A. Standar Kompetensi :Memahami kegiatan perekonomian Indonesia

B. Kompetensi Dasar :Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia

C. Indikator : Kognitif:

a. Produk:

1. Mendeskripsikan arti sistem perekonomian dan macam-macamnya.

2. Mengidentifikasi kebaikan dan kelemahan macam-macam sistem ekonomi. 3. Mengidentifikasi ciri-ciri utama perekonomian Indonesia.

4. Mendeskripsikan pelaku-pelaku kegiatan perekonomian Indonesia.

5. Mengidentifikasi kebaikan dan kelemahan sisem perekonomian Indonesia. b. Proses:

1. Melakukan diskusi kelompok untuk mendeskripsikan sistem perekonomian dan macam-macamnya.

2. Melakukan diskusi kelompok untuk mengidentifikasi ciri-ciri utama perekonomian Indonesia, pelaku kegiatan ekonomi, serta kelebihan dan kekurangan sistem perekonomian Indonesia.

Psikomotor:

Membuat laporan hasil diskusi kelompok. Afektif:

a. Karakter:

Mengembangkan karakter yang terkait dengan kemampuan berpikir kritis, bertanggung-jawab, tekun, toleran, dan menghargai pendapat orang lain serta mampu mengendalikan emosi.

b. Keterampilan sosial:

Mengembangkan keterampilan mengemukakan pendapat, berkomunikasi, dan keterampilan bekerja sama.

D. Tujuan pembelajaran: 1. Kognitif:

a. Produk:

1. Siswa dapat mendeskripsikan arti sistem perekonomian dan macam-macamnya.

2. Siswa dapat mengidentifikasi kebaikan dan kelemahan macam-macam sistem ekonomi.


(58)

Indonesia.

5. Siswa dapat mengidentifikasi kebaikan dan kelemahan sisem perekonomian Indonesia.

b. Proses:

1. Melakukan diskusi kelompok untuk mendeskripsikan sistem perekonomian dan macam-macamnya.

2. Melakukan diskusi kelompok untuk mengidentifikasi ciri-ciri utama perekonomian Indonesia, pelaku kegiatan ekonomi, serta kelebihan dan kekurangan sistem perekonomian Indonesia.

2.

Pisikomotor:-Siswa membuat laporan hasil diskusi kelompok. 3. Afektif:

a. Karakter:

Mengembangkan karakter yang terkait dengan kemampuan berpikir

kritis,bertanggung-jawab ,tekun ,toleran, dan menghargai pendapat orang lain serta mampu mengendalikan emosi.

b. Keterampilan sosial:

Mengembangkan keterampilan mengemukakan pendapat, berkomunikasi, dan keterampilan bekerja sama.

E. Materi pembelajaran:

1. Sistem perekonomian dan macam-macamnya.

2. Kebaikan dan kelemahan macam-macam sistem perekonomian. 3. Ciri-ciri utama perekonomian Indonesia

4. Pelaku-pelaku kegiatan perekonomian Indonesia.

5. Kebaikan dan kelemahan sistem perekonomian Indonesia. F. Bahan/sumber:

Buku Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VIII SMP dan MTs G. Alat:

Peta konsep, buku teks

H. Metode/Model pembelajaran:

Diskusi dan tanya jawab/model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD I. Langkah-langkah kegiatan:

Pertemuan I (2x40 menit)

No. Aktivitas Pembelajaran Nuansa kooperatif Tipe

STAD A. Pendahuluan

1. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap

dalam mengikuti pembelajaran.

2. Apersepsi:


(59)

3. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran: kognitif (produk, proses); psikomotorik; dan afektif (keterampilan sosial dan perilaku berkarakter).

B. Kegiatan Inti

1. Siswa dibagi dalam 5 kelompok secara heterogen

oleh guru.

Membentuk kelompok-kelompok

2. Guru memberikan gambaran umum materi pokok

yang akan dipelajari.

Guru menyajikan pelajaran secara umum

3. Siswa memperhatikan guru yang sedang

memberikan gambaran materi pokok yang akan dipelajari.

4. Guru memberikan tugas kelompok. Setiap

kelompok akan mendapatkan tugas yang berbeda. a. Kel 1 : sistem perekonomian liberal (ciri,

kebaikan, dan kelemahan).

b. Kel 2 : sistem perekonomian sosial (ciri, kebaikan, dan kelemahan).

c. Kel 3 : sistem perekonomian campuran (ciri, kebaikan, dan kelemahan).

d. Kel 4 : sistem perekonomian Indonesia (ciri, kebaikan, dan kelemahan).

e. Kel 5 : pelaku-pelaku sistem perekonomian Indonesia

Guru memberi tugas kepada kelompok

5. Siswa dibimbing untuk mencari berbagai

informasi terkait dengan tugas yang telah diberikan guru.

6. Guru memfasilitasi para siswa untuk

menyumbangkan idenya dalam menyelesaikan tugas kelompok.

7. Guru memfasilitasi setiap kelompok siswa untuk

bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok.

8. Siswa dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya (diskusi klasikal) secara berurutan di mulai dari kelompok 1 sampai kelompok 3 secara bergantian.

Presentasi kelompok

9. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada

ketiga kelompok apabila ada hal-hal yang belum

dimengerti. Diskusi dan tanya jawab

10. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelas dan

melakukan tanya jawab.

11. Guru memberikan pertanyaan terbuka kepada

seluruh siswa terkait dengan materi yang telah

dipresentasikan Evaluasi

12. Siswa berlomba-lomba untuk dapat menjawab


(60)

mampu menjawab pertanyaan dengan benar serta mengumumkan kelompok yang terbaik dalam presentasi kelompok.

14. Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan

hasil kegiatan belajar. C. Penutup

1. Guru memberikan posttest kepada siswa untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terkait materi pelajaran yang telah dipelajari.

2. Guru memberi tugas pada setiap kelompok yang

sudah presentasi untuk memperbaiki hasil diskusinya setelah memperoleh masukan dari siswa kelompok lain. Tugas dikumpul pada pertemuan berikutnya.

3. Guru mengingatkan kembali bahwa presentasi

dilanjutkan pertemuan selanjutnya (kelompok 4 dan 5).

Pertemuan II (2x40 menit)

No. Aktivitas Pembelajaran Nuansa kooperatif Tipe

STAD A. Pendahuluan

1. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap

dalam mengikuti pembelajaran.

2. Apersepsi:

Siapakah pelaku kegiatan ekonomi di Indonesia?

3. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran:

kognitif (produk, proses); psikomotorik; dan afektif (keterampilan sosial dan perilaku berkarakter).

D. Kegiatan Inti

1. Siswa dibagi duduk dalam kelompoknya seperti

pertemuan sebelumnya.

Membentuk kelompok-kelompok

2. Guru memberikan gambaran umum materi pokok

yang akan dipelajari.

Guru menyajikan pelajaran secara umum

3. Siswa memperhatikan guru yang sedang

memberikan gambaran materi pokok yang akan dipelajari.

4. Guru memberikan tugas kelompok. Untuk kel 1-3

memeriksa tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Untuk kel 4 dan 5 menyiapkan presentasi kelompoknya.

Guru memberi tugas kepada kelompok


(61)

diberikan guru.

6. Guru memfasilitasi para siswa untuk

menyumbangkan idenya dalam menyelesaikan tugas kelompok.

7. Guru memfasilitasi setiap kelompok siswa untuk

bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok.

8. Siswa dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya (diskusi klasikal) secara berurutan di mulai dari kelompok 4 dilanjut kelompok 5.

Presentasi kelompok

9. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada

ketiga kelompok apabila ada hal-hal yang belum

dimengerti. Diskusi dan tanya jawab

10. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelas dan

melakukan tanya jawab.

11. Guru memberikan pertanyaan terbuka kepada

seluruh siswa terkait dengan materi yang telah

dipresentasikan Evaluasi

12. Siswa berlomba-lomba untuk dapat menjawab

pertanyaan guru.

13. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang

mampu menjawab pertanyaan dengan benar serta mengumumkan kelompok yang terbaik dalam presentasi kelompok.

Pemberikan penghargaan

14. Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan

hasil kegiatan belajar.

J. Sumber pembelajaran:

Buku pelajaran Ekonomi kelas VIII K. Penilaian :

1. Tehnik penilaian

a. Penilaian proses belajar mengajar b. Penilaian hasil data penilaian c. Tes tertulis

2. Bentuk Instrumen

a. Tes pilihan jamak

b. Tes identifikasi unjuk kerja 3. Aspek penilaian : kognitif dan efektif


(62)

Mengetahui,

Kepala sekolah Guru mata pelajaran IPS

Drs. Balia Elpika Yulyani, S.Pd

NIP. 19930804 199601 1 001 NIP

-Guru Peneliti

Beni Saputra NPM 0913031005


(63)

“SISTEM DAN PELAKU PEREKONOMIAN INDONESIA”

Indikator Kompetensi Siswa

Ranah

Kognitif Pertanyaan Jawaban

Nomor Soal Mendeskripsikan arti sistem perekonomian dan macam-macamnya. .

C2 Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional, kecuali ... a. Barter

b. Untuk kebutuhan sendiri c. Diatur oleh pemerintah d. Kegiatannya berburu

C Alasan :

Berikut ini ciri-ciri ekonomi tradisional: a. Barter

b. Untuk kebutuhan sendiri c. Kegiatannya berburu

1

Negara yang menganut sistem ekonomi liberal adalah ...

a. Iran c. Arab Saudi b. Jepang d. Indonesia

B Alasan :

Negara yang menganut sistem ekonomi liberal adalah Jepang.

2

Pertanyaan mendasar yang menunjukkan sistem ekonomi suatu negara antara lain berikut ini, kecuali ...

a. Bagaimanakah caranya memproduksi barang dan jasa?

b. Apakah barang dan jasa yang harus diproduksi?

c. Mengapa barang dan jasa tersebut diproduksi?

d. Untuk siapakah barang dan jasa tersebut diproduksi?

C Alasan :

Para ahli ekonomi membagi masalah pokok ekonomi yang dihadapi masyarakat ke dalam 3 persoalan, yaitu:

a. Bagaimanakah caranya memproduksi barang dan jasa?

b. Apakah barang dan jasa yang harus diproduksi?

c. Untuk siapakah barang dan jasa tersebut diproduksi?

5

Negara mengendalikan kehidupan ekonominya, berarti 75egara tersebut menganut 75egara ekonomi …

a. Liberal

D Alasan :

Sistem ekonomi sosialis disebut juga sistem ekonomi terpusat. Karena segala sesuatunya


(64)

c. Bebas d. Sosialis

dari pusat. Pemerintah yang menguasai seluruh kegiatan ekonomi.

Pernyataan yang benar mengenai 76egara ekonomi sosialis adalah …

a. Manusia diberi kebebasan untuk berkarya b. Kemakmuran masyarakat secara merata

dan tidak ada penindasan ekonomi c. Setiap orang akan bebas bersaing dalam

bidang ekonomi

e. Menjamin kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi

B Alasan :

Pilihan jawaban a, c, dan d merupakan ciri-ciri dari sistem ekonomi liberal

8

Sistem perekonomian yang lebih mengutamakan keuntungan individu tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat adalah …

a. Sistem perekonomian liberal b. Sistem perekonomian sosialis c. Sistem perekonomian campuran d. Sistem perekonomian ekonomi

A Alasan :

Sistem ekonomi liberal adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan sepenuhnya dalam segala bidang

perekonomian kepada maing-masing individu untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

10

Kebebasan berusaha, kebebasan berdagang, dan kebebasan dalam mengurus diri sendiri

merupakan semboyan dari kaum … a. Komunis b. Liberal c. Sosialis d. Bisni B Alasan :

Liberal artinya adalah bebas

14

Adanya persaingan bebas dalam suatu 76egara perekonomian mengakibatkan …

a. Perdagangan bebas yang semakin maju b. Pemerasan suatu bangsa oleh bangsa lain c. Kemakmuran rakyat dapat terlaksana d. Rakyat tidak bebas berusaha


(65)

perekonomian sosialis, kecuali a. Rakyat menguasai dan mengatur

perekonomian

b. Produksi disesuaikan dengan daya beli masyarakat

c. Negara menguasai bidang yang menyangkut hajat hidup orang banyak d. Sumber penting dikuasai 77egara

Alasan :

Ciri-ciri perekonomian sosialis:

a. Semua sumber daya ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh negara

b. Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan bersama. Semua perusahaan milik negara sehingga tidak ada perusahaan swasta. c. Segala keputusan mengenai jumlah

dan jenis barang ditentukan oleh pemerintah.

d. Harga-harga dan penyaluran barang dikendalikan oleh negara.

e. Semua warga masyarakat adalah karyawan bagi negara.

Sistem ekonomi yang memberikan kesempatan lebih besar kepada pemilik modal adalah …

a. Campuran b. Sosialis

c. Demokrasi ekonomi d. Liberalis

D Alasan :

Sistem ekonomi liberal memberikan kebebasan kepada siapapun untuk mengembangkan usahanya.

18

Mengidentifikasi

kebaikan dan kelemahan macam-macam sistem ekonomi

C2 Salah satu kebaikan dari penerapan 77ystem ekonomi liberal adalah …

a. Menumbuhkan motivasi masyarakat untuk berkreasi

b. Mengutamakan kepentingan rakyat c. Kemakmuran rakyat merata

d. Pemerintah bertanggung jawab atas perkembangan ekonomi

A Alasan :

Kelebihan sistem ekonomi liberal : a. Setiap individu diberi kebebasan

memiliki kekayaan dan sumber daya produksi

b. Individu bebas memilih lapangan pekerjaan dan bidang usaha sendiri c. Adanya persaingan menyebabkan


(66)

berkembang

d. Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan masyarakat

Sistem perekonomian sosialis mempunyai kelemahan, yaitu …

a. Ada perbedaan kelompok antara yang kaya dam miskin

b. Kemampuan masyarakat yang tidak merata

c. Adanya kebebasan dalam berusaha dan bersaing

d. Kurang mendorong orang untuk aktif berprestasi

D Alasan :

Kekurangan sistem ekonomi sosialis:

a. Mamatikan kreativitas dan inovasi setiap individu

b. Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya

c. Kurang adanya variasi dalam memproduksi barang, karena hanya terbatas pada ketentuan pemerintah

9

Banyak 78ystem berkembang yang menganut 78ystem perekonomian campuran karena …

a. Pemerintah menguasai dan mengatur

perekonomian

b. Hak milik swasta diakui dan diberi

bimbingan oleh pemerintah

c. Sumber dan alat produksi dikuasai oleh

78ystem

d. Kaum bermasalah menguasai kehidupan

masyarakat

B Alasan :

Kebaikan dari sistem ekonomi campuran di antaranya adalah hak milik swasta diakui dan diberi bimbingan oleh pemerintah

17

Sistem perekonomian campuran muncul disebabkan oleh …

a. Adanya kebebasan berusaha dan bersaing

b. Adanya kelemahan 78ystem sosialis dan

liberalis

c. Pemerintah perlu campur tangan dalam

perekonomian

D Alasan :

Salah satu penyebab munculnya sistem perekonomian campuran adalah untuk mengantisipasi adanya monopoli pada bidang tertentu


(67)

Ciri yang paling menonjol dari 79ystem ekonomi campuran adalah …

a. Keberadaan swasta dalam perekonomian

sangat diakui sebagai mitra pemerintah dalam mencapai kesejahteraan

masyarakat

b. Masyarakatnya bersifat agraris

c. Peranan swasta tidak penting

d. Pemerintah mengatur seluruh kegiatan

perekonomian

A Alasan :

Ciri yang paling menonjol dari sistem ekonomi campuran adalah keberadaan swasta dalam perekonomian sangat diakui sebagai mitra pemerintah dalam mencapai kesejahteraan masyarakat 24 Mengidentifikasi ciri-ciri utama perekonomian Indonesia

C2 Sistem ekonomi Indonesia adalah … a. Tradisional

b. Demokrasi pancasila c. Sentral

d. Liberal

B Alasan :

Sistem ekonomi Indonesia adalah demokrasi pancasila

3

Sistem perekonomian yang dianut oleh bangsa Indonesia berdasarkan asas …

a. Gotong royong dan kekeluargaan b. Demokrasi ekonomi

c. Kebebasan tanggung jawab

d. Keadilan social

A Alasan :

Sistem perekonomian yang dianut oleh bangsa Indonesia berdasarkan atas asas gotong royong dan kekeluargaan

11

Berikut ini merupakan hal-hal yang harus dihindari dalam demokrasi ekonomi, kecuali

a. Sistem etatisme

b. Sistem free fight liberalism

c. Monopoli

d. Perhatian terhadap rakyat

D

Hal-hal yang harus dihindari dalam demokrasi ekonomi adalah

a. Sistem etatisme

b. Sistem free fight liberalism

c. Monopoli


(68)

Sistem etatisme harus dihindarkan dari perekonomian Indonesia karena …

a. Meningkatkan jumlah tenaga kerja b. Mematikan potensi unit ekonomi 80ector

swasta

c. Menambah jumlah pengangguran

d. Membantu usaha di 80ector usaha

Alasan :

Sistem etatisme, dimana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara

Mendeskripsikan pelaku-pelaku kegiatan perekonomian

Indonesia

C2 Pelaku ekonomi Indonesia, kecuali ... a. BUMN b. LSM c. BUMS d. Koperasi B Alasan :

Pelaku kegiatan ekonomi Indonesia sebagai berikut:

BUMN, BUMS, dan Koperasi

4

Berikut ini yang bukan termasuk pelaku-pelaku ekonomi di dalam perekonomian Indonesia yaitu ...

a. Pemerintah b. Koperasi c. Rumah tangga

d. Swasta

C Alasan :

Rumah tangga tidak termasuk dalam pelaku perekonomian Indonesia

13

Di dalam sistem perekonomian Indonesia perekonomian disusun berdasarkan atas asas kekeluargaan, bentuk usaha yang sesuai adalah ...

a. Koperasi b. BUMN c. BUMS

d. Usaha perorangan

B Alasan :

Bentuk usaha yang sesuai berdasarkan asas kekeluargaan adalah koperasi

21

Berikut ini peran swasta dalam perekonomian Indonesia adalah ...

a. Meningkatkan sumber pendapatan negara

A Alasan :

Peran swasta dalam perekonomian


(69)

b. Pengatur kegiatan ekonomi

c. Menghasilkan barang yang vital bagi masyarakat

d. Menyalurkan hasil pembangunan kepada

masyarakat

a. Membantu pemerintah mengurangi pengangguran

b. Menambah sumber devisa bagi pemerintah

c. Meningkatkan sumber pendapatan negara melalui pajak

d. Membantu pemerintah memakmurkan bangsa

Salah satu peran koperasi dalam kehidupan ekonomi di Indonesia adalah ...

a. Menciptakan kesempatan dan lapangan kerja baru

b. Membantu pemerintah memakmurkan bangsa

c. Menambah sumber devisa bagi pemerintah

d. Sebagai gerakan ekonomi rakyat dan soko

guru perekonomian nasional

D Alasan :

Peran koperasi:

a. Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat

b. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perkonomian nasional dengan

koperasi sebagai soko gurunya

23

Berdasarkan UUD 1945 Pasal 33, pelaku utama dalam sistem demokrasi ekonomi adalah ...

a. BUMN, BUMS, dan Koperasi b. BUMD, PT, dan Koperasi c. PT, CV, dan Koperasi

d. BUMN, Telkom, dan Pertamina

A Alasan :

Pelaku utama demokrasi ekonomi adalah BUMN, BUMS, dan Koperasi


(1)

HASIL UJI LINEARITAS MOTIVASI BELAJAR-HASIL BELAJAR

Case Processing Summary Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Hasilbelajar * Motivasi 48 100.0% 0 .0% 48 100.0%

Report Hasilbelajar

Motivasi Mean N Std. Deviation

1.38 40.8300 1 .

1.50 45.5533 3 4.59126

1.75 54.1700 2 .00000

2.00 60.6667 3 15.63881

2.13 67.7233 3 19.46457

2.15 63.3300 1 .

2.25 47.3333 6 15.84508


(2)

2.38 49.1667 6 14.87840

2.43 46.0000 1 .

2.47 28.0000 1 .

2.50 47.5000 2 4.94975

2.63 55.5000 4 2.88675

2.67 48.0000 1 .

2.83 67.2925 4 16.87470

2.98 52.0000 2 22.62742

3.00 77.3333 6 15.94574

3.33 59.1700 1 .

Total 55.9515 48 16.56831

ANOVA Table

Sum of Squares df Hasilbelajar * Motivasi Between Groups (Combined) 6563.615 17

Linearity 1620.724 1

Deviation from Linearity 4942.891 16

Within Groups 6338.310 30


(3)

ANOVA Table

Mean Square F Sig.

Hasilbelajar * Motivasi Between Groups (Combined) 386.095 1.827 .072

Linearity 1620.724 7.671 .010

Deviation from Linearity 308.931 1.462 .180

Within Groups 211.277

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Hasilbelajar * Motivasi .354 .126 .713 .509

Dari

output

di atas hasil uji linieritas dapat kita lihat pada Tabel

output

ANOVA.

Dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada

Linearity

sebesar 0,010. Karena

signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel Motivasi

Belajar dan Hasil Belajar Siswa terdapat hubungan yang

linier.


(4)

HASIL UJI REGRESI LINEAR SEDERHANA

MOTIVASI BELAJAR – HASIL BELAJAR SISWA

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Hasilbelajar 55.9515 16.56831 48

VAR00002 79.6389 14.83795 48

Correlations

Hasilbelajar VAR00002 Pearson Correlation Hasilbelajar 1.000 .334

VAR00002 .334 1.000

Sig. (1-tailed) Hasilbelajar . .010

VAR00002 .010 .

N Hasilbelajar 48 48


(5)

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 VAR00002a . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Hasilbelajar

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .334a .111 .092 15.78646

a. Predictors: (Constant), VAR00002

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1438.160 1 1438.160 5.771 .020a

Residual 11463.764 46 249.212

Total 12901.925 47

a. Predictors: (Constant), VAR00002 b. Dependent Variable: Hasilbelajar


(6)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 26.262 12.567 2.090 .042

VAR00002 .373 .155 .334 2.402 .020

a. Dependent Variable: Hasilbelajar

Dari output uji

Regression Linear

di atas dapat kita lihat pada Tabel Model

Summary

menunjukkan nilai koefisien korelasi (R) yang menunjukkan tingkat

hubungan antar variabel yaitu 0,334. Sehingga

R Square

atau koefisien determinasi

sebesar 0,111. Sedangkan pada Tabel ANOVA

memaparkan tentang uji keliniearan,

dapat kita lihat pada tabel bahwa diperoleh F hitung sebesar 5,771 lebih besar dari F

tabel (N=48) 4,0471, sehingga Ho ditolak. Dan nilai signifikansi kurang dari 0,05

yaitu 0,020. Jadi model linear antara Motivasi belajar dengan Hasil belajar siswa

signifikansi.

Pada Tabel Coefficients

memaparkan nilai konstanta a dan b dari persamaan linear :

Y = 26,262 + 0,373 X.

Pada tabel ini juga dapat kita lihat bahwa diperoleh t hitung mutlak untuk koefisien a

sebesar 2,090 lebih besar dari t tabel yaitu 2,012, sehingga Ho ditolak dan koefisien a

signifikan. Dan pada koefisien b diperoleh t hitung sebesar 2,402 lebih besar dari t

tabel yaitu 2,012, sehingga Ho ditolak dan koefisien b signifikan.


Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 01 LIMPUNG.

0 0 114

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN EKONOMI

0 0 8