KOMPETENSI PRIBADI TUTOR YANG DIHARAPKAN OLEH TUTEE DAN TUTOR PROGRAM TUTORIAL PAI UPI.

(1)

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi KOMPETENSI PRIBADI TUTOR YANG DIHARAPKAN

OLEH TUTEE DAN TUTOR PROGRAM TUTORIAL PAI UPI (Studi Deskriptif terhadap Tutor dan Peserta Program Tutorial PAI UPI

Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Konseling Jurusan Psikologi Bimbingan dan Bimbingan

Oleh

IMAS HALIMATUSA’DIAH 060724

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi KOMPETENSI PRIBADI TUTOR YANG DIHARAPKAN OLEH TUTEE

DAN TUTOR PROGRAM TUTORIAL PAI UPI

(Studi Deskriptif terhadap Tutor dan Peserta Program Tutorial PAI UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Imas Halimatusa’diah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Imas Halimatusa’diah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Imas Halimatusa’diah, 2013


(4)

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi ABSTRAK

Imas Halimatusa’diah (060724). 2013. Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi Deskriptif terhadap Tutor dan Peserta Program Tutorial PAI UPI Tahun Ajaran 2012/2013).

Tuntutan sebagai seorang mahasiswa akan menghadapi pola-pola interaksi sosial yang lebih luas dan beragam. Interaksi sosial dengan kelompok teman sebaya berpengaruh dalam perkembangan yang dialami oleh mahasiswa. Oleh karena itu, diperlukan layanan yang melibatkan mahasiswa lain sebagai tutor, dan layanan yang diberikan oleh tutor ditentukan dengan oleh kompetensi pribadinya. Program Tutorial merupakan penerapan peer helper di Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian bertujuan untuk merumuskan kompetensi pribadi tutor yang diharapkan oleh tutee dan tutor program tutorial PAI UPI, sebagai acuan pengembangan program pelatihan kompetensi pribadi tutor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian yaitu tutor dan peserta program tutorial PAI UPI tahun ajaran 2012/2013 dengan sampel penelitian tutor 39 dan tutee 224. Hasil penelitian menunjukkan gambaran kompetensi pribadi tutor yang diharapkan oleh tutee dan tutor Program Tutorial UPI tergolong dalam kriteria tinggi. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya yaitu untuk mengembangkan program pelatihan untuk seorang tutor secara terpadu berdasarkan pemanfaatan profil kompetensi pribadi tutor sehingga dapat dimanfaatkan menjadi salah satu media layanan bimbingan dan konseling di UPI. Kata Kunci : Kompetensi Pribadi Tutor, Peer Helper


(5)

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi ABSTRACT

Imas Halimatusa’diah (060724). 2013. Tutor Personal’s Competence which is Expected by Tutee and The Tutor of PAI’s UPI Tutorial Program (Descriptive

Study to Tutor and The Participant of UPI’s PAI Tutorial Program year of

2012/2013).

The demand as a student to face expanding and variety social interaction system. Social interaction with peer groups influence towards the development of student’s progress. Therefore, it’s needed service which involves another student as tutor, and giving service by tutor curtained with his personal competence. Tutorial Program as a peer helper implementation in UPI. The Research purposes to formulating tutor’s personal competence which is expected by tutee and the tutor of PAI’s UPI Tutorial Program as reference of the developing of training program’s tutor personal competence. This research use quantitative descriptive method. The research population are tutor and participant of UPI’s PAI Tutorial Program year of 2012/2013 with 224 tutee and 39 tutor as research sampling. The outcome of research shows description of tutor’s personal competence which is expected by tutee and the tutor of UPI’s PAI Tutorial Program classed as high criteria, the recommendation for the research, next is to developing training program for a tutor, so it’s able to used to become one of media of guidance and counseling in UPI.


(6)

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGATAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Metode Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Penelitian ... 8

BAB II KOMPETENSI PRIBADI HELPER ... 9

A. Program Tutorial PAI UPI ... 9

B. Konsep dan Kerangka Pemikiran Peer Helper ... 27

C. Peer Helper dalam Layanan Bimbingan dan Konseling... 31

D. Kompetensi Pribadi Tutor ... 33

E. Pentingnya Kompetensi Pribadi Tutor dalam Interaksi Kelompok Teman Sebaya ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43

A. Desain Penelitian ... 43

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

C. Definisi Operasional... 44

D. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 47

E. Teknik Analisis Data ... 54

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

C. Pengorganisasian Program Pelatihan Kompetensi Pribadi Tutor ... 69

D. Ekspektasi Tutor dan Tutee dalam Mengembangkan Kegiatan Tutorial 78 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Rekomendasi ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemetaan Waktu untuk kegiatan tutoria………... 26

Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel Peserta Program Tutorial UPI Tahun Akademik 2012-2013 ………... 44

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Pribadi Tutor……...………. 49

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen ……….………. 52

Tabel 3.4 Pedoman Penafsiran Koefisien Reliabilitas ………...……….. 54

Tabel 3.5 Kategori Pemberian skor Jawaban Kompetensi Pribadi Tutor………...………... 55

Tabel 4.1 Standar Checklist Perencanaan Program Pelatihan Pengembangan Kompetensi Pribadi Tutor... 71


(8)

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Gambaran Umum Harapan Tutee dan Tutor Terhadap Kompetensi Pribadi Tutor Program Tutorial PAI UPI Tahun Ajaran

2012/2013……….. 58 Grafik 4.2 Gambaran Umum Aspek Kesukarelaan pada Kompetensi Pribadi

Tutor…………..……… 58 Grafik 4.3 Gambaran Umum Aspek Keterbukaan pada Kompetensi Pribadi

Tutor……….. 59 Grafik 4.4 Gambaran Umum Aspek Empati pada Kompetensi Pribadi Tutor... 59 Grafik 4.5 Gambaran Umum Aspek Tanggung Jawab pada Kompetensi

Pribadi Tutor……… 60 Grafik 4.6 Gambaran Umum Aspek Stabilitas Emsosi pada Kompetensi

Pribadi Tutor………... 60

Grafik 4.7 Gambaran Umum Aspek Kehangatan pada Kompetensi Pribadi

Tutor……… 61 Grafik 4.8 Gambaran Umum Aspek Bersikap Positif pada Kompetensi

Pribadi Tutor………. 61 Grafik 4.9 Gambaran Umum Aspek Berprestasi pada Kompetensi Pribadi

Tutor……….. 62 Grafik 4.10 Gambaran Umum Aspek Suportif pada Kompetensi Pribadi Tutor. 62 Grafik 4.11 Gambaran Umum Harapan Tutee (per Fakultas) Terhadap

Kompetensi Pribadi Tutor Program Tutorial PAI UPI Tahun

Ajaran 2012/2013……….. 63 Grafik 4.12 Gambaran Umum Perbedaan Prioritas Harapan Tutee dan Tutor

Terhadap Kompetensi Pribadi Tutor Program Tutorial PAI UPI


(9)

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses pembelajaran yang terjadi pada tiap individu dalam mengembangkan berbagai dimensi pribadinya. Baik itu berupa dimensi akal/pikiran, jasmani, ataupun yang termasuk dimensi potensi yang dimilikinya. Perkembangan berbagai dimensi ini tidak lain untuk mengantarkan individu pada perwujudan diri yang utuh atau mengantarkan diri pada perkembangan yang optimal, karena saat proses pendidikan individu diperkenalkan pada berbagai aspek perkembangan dirinya, bagaimana memahami keadaan dirinya, lingkungan sekitar dan paling utama adalah bagaimana individu mempergunakan berbagai informasi yang diterimanya untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya.

Seperti yang tertulis dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Pasal 1, pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Apabila diteliti lebih lanjut maka pada intinya tujuan pendidikan mengarahkan potensi yang dimiliki oleh individu ke arah penguasaan kekuatannya, kekuatan individu dalam menghadapi berbagai aspek terutama kekuatan diri dan pengendalian terhadap sesuatu yang dianggap sebagai suatu kelemahan diri. Semakin tinggi fase pendidikan yang ditempuh semakin besar pula potensi yang harus dikembangkan serta penguasaan terhadap semua aspek diri yang dimiliki tiap individu. Tidak terkecuali ketika berada pada proses pendidikan di perguruan tinggi, seorang peserta didik atau lebih dikenal sebagai mahasiswa akan dihadapkan pada situasi-situasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan masa-masa pendidikan sebelumnya.


(10)

2

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi Masa remaja akhir atau dewasa dini dihadapkan pada proses perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang cukup panjang, bersamaan dengan munculnya masalah-masalah penyesuaian diri (Hurlock, 2003: 246). Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Dewasa dini juga memasuki fase pendidikan tinggi. Tuntutan sebagai seorang mahasiswa akan menyebabkan perubahan yang signifikan pada aspek kehidupan tiap individunya, salah satunya menghadapi pola-pola interaksi sosial yang lebih luas dan beragam.

Mahasiswa menurut Yusuf (2006: 1) merupakan individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan, kedewasaan atau kemandirian yang terkait dengan pemaknaan dirinya sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospritual. Untuk mencapai kematangan, mahasiswa masih banyak memerlukan bantuan karena kurang memiliki pemahaman akan diri dan lingkungannya dan juga pengalaman dalam menentukan arah dalam kehidupannya. Hal pertama yang dirasakan oleh seorang mahasiswa adalah keluar dari konteks sosial lingkungan keluarga, dimulai dengan berpisah dari orang tua. Tidak sedikit mahasiswa yang merantau dari daerahnya masing-masing demi menempuh pendidikan di universitas yang diinginkannya. dan harus beradaptasi dengan konteks sosial yang baru seperti relasi teman sebaya yang baru, berbagai aktivitas perkuliahan yang jadwalnya tidak berurutan seperti ketika di SMA dan teknis pembelajarannya cenderung lebih belajar mandiri dibandingkan belajar di kelas bersama dosen sehingga seorang mahasiswa.

Piaget (Santrock, 2004; 178) menjelaskan bahwa hubungan orang tua dan anak berbeda sekali dengan hubungan anak tersebut dengan teman sebayanya. Pertemuan yang intensif dengan teman sebaya di kampus menambah kesenjangan hubungan dengan orang tua, menyebabkan individu tersebut cenderung lebih terbuka dan lebih bersedia menerima saran dari teman sebayanya. yang memiliki kesamaan dengan dirinya dalam usia, minat dan latar belakang. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika menjadi seorang mahasiswa kedekatan hubungan denga teman sebaya meningkat secara drastis, dan pada saat yang bersamaam kedekatan dengan orang tua menurun drastis. Beberapa penelitian juga


(11)

3

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi menunjukkan bahwa perasaan positif terhadap teman sebaya lebih besar dari pada kedua orangnya. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh J.S. Volpe, di rentang usia 10-24 tahun menunjukkan seseorang lebih respek terhadap teman sebayanya (Sarwono, 2006: 35).

Usaha yang dilakukan seorang individu untuk dapat melakukan adaptasi atas perubahan yang ada pada diri dan lingkungannya akan menentukan arah penyesuaian diri pada individu tersebut; dan upaya yang dilakukan remaja untuk melakukan penyesuaian diri sebagian besar dipengaruhi teman sebaya. Pemilihan teman sebaya perlu mendapatkan perhatian, karena pada saat individu bergabung dengan teman sebaya yang menyimpang maka individu tersebut akan mengalami resiko yang lebih besar. Oleh karena itu, diperlukan sosok teman sebaya yang dapat memfasilitasi remaja lain untuk melakukan penyesuaian diri yang mengarah pada arah yang positif.

Program Tutorial merupakan salah satu contoh penerapan peer helper di Universitas Pendidikan Indonesia. Program tutorial merupakan bagian dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang dikontrak oleh semua mahasiswa baru/mahasiswa tingkat awal yang beragama Islam. Pokok pikiran pembentukan program tutorial adalah mempersiapkan dan membentuk pribadi muslim di Universitas Pendidikan Indonesia untuk lebih ilmiah, edukatif, dan religius. Hal tersebut lebih dipertegas dengan tujuan dari program tutorial ini yakni mengembangkan sumber daya manusia yang mempunyai jiwa kepeloporan dan kemampuan yang unggul dalam pengembangan Universitas Pendidikan Indonesia. Pengembangan sumber daya manusia ditujukan untuk seorang mahasiswa yang pada akhirnya mengarah pada pembentukan pribadi muslim, karena sebagian besar mahasiswa UPI beragama Islam. Proses pembentukan seseorang menjadi seorang pribadi yang unggul sudah menjadi salah satu paket pembentukan pribadi muslim. Sehingga pada akhirnya adanya program tutorial di UPI berkontribusi dalam memfasilitasi mahasiswa mengembangkan kepribadiannya melalui pendekatan keagamaan khususnya agama islam.

Kegiatan tutorial sebagian besar dilakukan secara berkelompok, tiap kelompok memiliki seorang tutor untuk membantu kelompok tersebut. Istilah peer


(12)

4

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi helper pada program tutorial disebut tutor dan peserta tutorial pada program tutorial disebut tutee. Ada beberapa tahap yang harus dilalui seseorang untuk menjadi seorang tutor, ada serangkaian tes yang harus dilaksanakan oleh calon tutor baik itu secara keilmuan (Agama Islam) maupun kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang tutor. Setelah lulus seleksi menjadi seorang tutor, ada beberapa pelatihan yang harus diikuti oleh seorang tutor sebagai bekal awal untuk menjadi seorang tutor yang diharapkan mampu membantu atau memfasilitasi peserta tutorial itu sendiri.

Program tutorial dilaksanakan pada akhir pekan tiap minggunya selama satu semester atau kurang lebih enam bulan. Teknis pelaksanaan program tutorial dibagi menjadi dua kegiatan yakni kuliah dhuha dan kegiatan mentoring. Kuliah dhuha merupakan pengantar materi yang akan disampaikan saat kegiatan mentoring, pemateri kuliah dhuha biasanya dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) ataupun tokoh-tokoh Islam Indonesia. Kegiatan mentoring merupakan proses program tutorial yang utama karena selain estimasi waktu yang lebih banyak untuk kegiatan ini juga merupakan pusat kegiatan yang dilakukan secara berkelompok.

Mahasiswa baru peserta program tutorial dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang anggotanya merupakan teman sebaya yang berjumlah sekitar 10 orang hingga 12 orang dan dipandu oleh seorang tutor. Seperti proses pembelajaran pada umumnya, kegiatan mentoring pun ada sesi penyampaian materi dan mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan materi. Disana terjadi proses pertukaran inforamasi antara tutor dan tutee, saling melengkapi dalam hal keilmuan khususnya ilmu agama Islam. Namun sesi selanjutnya merupakan proses yang tidak ada dalam pembelajaran seperti di kelas yakni sharing. Disana tutor dan tutee berbagi dalam berbagai hal, saling bertukar pikiran, sampai saling membantu dalam menyelesaikan permasalaha yang sedang dihadapi. Sesi tersebut melibatkan semua anggota kelompok yang dapat saling berbagi dan membantu satu sama lainnya. Hal tersebut berlangsung selama satu semester dengan intensitas pertemuan satu kali tiap pekannya. Sehingga menumbuhkan kelekatan diantara semua anggota kelompok, selain itu tidak sedikit kelompok tersebut


(13)

5

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi melakukan kegiatan lain di luar jadwal tutorial per-pekannya misalnya seperti hiking bersama, makan bersama ataupun hanya sekedar berkumpul membicarakan berbagai hal.

Hasil studi awal berdasarkan hasil evaluasi selama kegiatan mentoring yang dilakukan oleh program tutorial mengenai tutor yang dirasakan oleh tutee menyatakan bahwa sebanyak 53,3 % memiliki peran yang signifikan terhadap tutee. Peran tersebut ditunjukkan tutor dengan sikap tanggung jawab terhadap kelompoknya, kerelaan tutor dalam membantu tuteenya, serta membantu tutee dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru di kampus. Program tutorial memiliki berbagai aspek yang sejalan dengan bagaimana tutor dilaksanakan di tingkat universitas.

Natawidjaja (Yusuf, 2006: 29) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan agar individu itu dapat memahami dirinya. Layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu posisi sentral di setiap tingkatan pendidikan, termasuk jenjang perguruan tinggi. Saat ini sedikit mahasiswa yang mengenal adanya bimbingan dan konseling di tingkat perguruan tinggi. Sehingga bimbingan dan konseling perlu hadir dengan beragam layanan, salah satunya mengenalkan tutor dikalangan mahasiswa dengan bekerja sama dengan program tutorial. Tujuannya untuk mengembangkan serta membangun terciptanya layanan bimbingan dan konseling yang melibatkan tutor dalam pencapaian tujuan layanan bimbingan dan konseling. Seorang tutor membantu konselor profesional untuk meningkatkan pelayanan, bukan untuk mengganti keberadaan konselor profesional. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Carter (2005) bahwa konseling teman sebaya berpusat pada kelonggaran untuk berdiri sendiri tergantung pada siapa yang memenuhi syarat sebagai teman sebaya dan pada batas-batas fungsi konseling.

Upaya untuk meningkatkan peranan tutor agar selaras dengan kebutuhan tutee saat ini atau agar sesuai dengan kondisi terkini, maka diperlukan perumusan kompetensi pribadi tutor yang diharapkan, agar dapat menumbuhkan kepercayaan tutee terhadap tutor tersebut. Program konseling teman sebaya yang efektif


(14)

6

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi tergantung pada sosok tutor yang telah mengalami proses pemilihan dan pelatihan tutor. Oleh karena itu diperlukan perumusan profil kompetensi pribadi tutor sebagai data awal mengenai bagaimana sosok tutor yang diharapkan oleh tutee, dan merupakan awal dari pengembangan layanan bimbingan dan konseling yang melibatkan teman sebaya sebagai mitra yang dapat memfasilitasi mahasiswa lainnya untuk berkembang secara well adjustment.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Keberhasilan suatu program layanan bimbingan dan konseling yang melibatkan tutor terletak pada adanya pelatihan bagi tutor itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan adanya profil mengenai kompetensi pribadi tutor yang dapat dijadikan landasan sebagai pengembangan pelatihan bagi tutor yang sesuai dan dapat meningkatkan keefektifan tutor sebagai mitra konselor professional.

Pada kenyataannya di UPI khususnya pada program tutorial, yang dijadikan peer helper sebagai sosok pembimbing sebaya adalah seorang tutor. Oleh karena itu diperlukan gambaran bagaimana sosok pribadi tutor yang akan dijadikan seorang tutor. Rumusan pertanyaan untuk penelitian ini adalah

“Bagaimana kompetensi pribadi tutor yang diharapkan tutee dan tutor program

tutorial PAI UPI?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kompetensi pribadi tutor yang diharapkan tutee dan tutor sebagai acuan pengembangan perorganisasian program pemilihan tutor.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif, metode deskriptif bersifat memperjelas setiap langkah penelitian dengan terperinci. Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama, menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Yakni mengambarkan


(15)

7

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi kompetensi pribadi tutor yang diharapkan oleh peserta dan tutor program tutorial UPI.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan ilmiah yang berisi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sitematis. Sehingga memungkinkan untuk melakukan pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistik.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penggunaan data secara langsung dengan menggunakan inventori artinya akan diperoleh dari responden penelitian tanpa melalui orang keduan atau ketiga. Inventori yang digunakan berbentuk Semantic Differential Technique, yaitu dengan menggunakan serangkaian skala yang memiliki bobot dan dicerminkan melalui rangkaian kata sifat yang menunjukan kepada karakteristik stimulus yang disajikan kepada responden untuk mengungkap data mengenai kompetensi pribadi tutor yang diharapkan oleh tutee program tutorial PAI UPI.

Data yang diperoleh berupa data nominal yaitu respon mengaharapkan atau tidak mengharapkan terhadap setiap karakteristik. Data ini dianalisis dengan menggunakan teknik presentase.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi Program Tutorial MKDU PAI UPI, Unit Pengembangan Teknis Layanan Bimbingan dan Konseling yang berada di Universitas Pendidikan Indonesia, dan mahasiswa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan pada khususnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengembangkan layanan bimbingan konseling yang memanfaatkan metode


(16)

8

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi teman sebaya. Serta sebagai bahan acuan dalam mengembangkan model pelatihan untuk tutor program tutorial PAI UPI.

F. Sistematika Penulisan

Berikut sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian.

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Konsep Kompetensi Pribadi Tutor, terdiri dari Program Tutorial PAI UPI, konsep dan kerangka pemikiran peer helper, peer helper dalam layanan bimbingan dan konseling, kompetensi pribadi tutor, dan pentingnya kompetensi pribadi tutor dalam interaksi sosial kelompok teman sebaya.

Bab III Metode Penelitian, meliputi desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, pengembangan instrumen penelitian, teknik analisis data, dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.


(17)

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yaitu pendekatan kuantitatif. Menurut Sukmadinata (2009: 53) pendekatan kuantitatif merupakan bentuk penelitian yang dilakukan dengan menggunakan angka-angka, struktur, percobaan dan pengolahan statistik.

Metode penelitian menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari permasalahan yang terjadi pada masa sekarang. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah atau rekayasa manusia. Penelitian deskriptis mengkaji aktifitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaanya dengan fenomena lain (Sukmadinata, 2009: 72).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesi dengan subjek penelitian yakni mahasiswa UPI (S1) peserta program tutorial PAI UPI tahun akademik 2012-2013. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Sampel Random, sehingga setiap unsur dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih.

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan sistem tabel yang dikembangkan dari Iscaac dan Michael (Sugiyono, 2011: 128). Berdasarkan data yang diperoleh dari Program Tutorial UPI tahun ajaran 2012-2013 jumlah seluruh peserta (tutee) dan tutor program tutorial (sampel penelitian) ini adalah 4923. Dari tabel yang diungkapkan oleh Isaac dan Michael, populasi dengan 4923 dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10%, maka penentuan jumlah sampel untuk tutee dalam penelitian ini adalah 224 dengan taraf kesalahan 5% dan untuk tutor 39.


(18)

44

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi Tabel 3.1

Jumlah Populasi dan Sampel Peserta Program Tutorial UPI Tahun Akademik 2012-2013

No Fakultas Populasi Sampel

1 FIP 735 37

2 FPIPS 695 35

3 FPMIPA 604 30

4 FPTK 555 28

5 FPOK 522 26

6 FPEB 460 23

7 FPBS 905 45

Jumlah 4476 224

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman menafsirkan istilah dalam penelitian, maka diperlukan penjelasan istilah melalui definisi operasional. Kompetensi pribadi peer helper dimaksudkan dalam penelitian adalah sebagai kemampuan pribadi yang harus dimiliki oleh tutor. Menurut NPHA “National Peer Helper Asociation” (Aldag, 2005: 9), mengemukakan mengenai kualifikasi peer helper harus memiliki karakteristik:

1. Memiliki sikap yang positif,

2. Memiliki sikap suportif bagi siswa yang lainnya, 3. Dapat dipercaya oleh siswa lainnya,

4. Memiliki prestasi akademik yang baik, 5. Memiliki keterampilan dalam komunikasi.

Menurut Gonzalez, (1994: 61) syarat utama untuk menjadi peer helper adalah: 1. Berpotensi dijadikan sebagai role model,

2. Bertanggung jawab

3. Memiliki prestasi yang baik,


(19)

45

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi Menurut Suwarjo (2008: 4) yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan peer helper yang memperhatikan aspek:

1. Kesukarelaan (voluntary), 2. Kestabilan emosi,

3. Kemampuan bergaul,

4. Popularitas secara positif, dan 5. Prestasi akademik,

Berasumsi pada kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang helper, sekurang-kurangnya seorang helper perlu memiliki tiga kompetensi, yaitu kompetensi pribadi (personal competencies), kompetensi inti (core competencies), dan kompetensi pendukung (supporting competencies). Begitu pula dengan seorang tutor, sekurang-kurangnya perlu memiliki tiga kompetensi tersebut, namun aspek-aspek kompetensi yang perlu dimiliki serta indikator akan ada beberapa perberbedaan karena adanya perbedaan peran serta fungsi yang terdapat pada keduanya.

Pada prinsip mengenai kompetensi pribadi peer helper yang dikemukakan oleh National Peer Helper Association (NPHA) (Aldag, 2005: 22), serta diselaraskan dengan pendapat Gonzalez dan Suwarjo, maka kompetensi pribadi helper sebaya yang dimaksud dalam penelitian, yaitu sifat-sifat tutor yang menunjukan: kesukarelaan (voluntary), keterbukaan, empati, tanggung jawab, stabilitas emosi, kehangatan, bersikap positif, berprestasi, dan suportif.

Kesukarelaan (voluntary), kesukarelaan yang dimaksud adalah wujud dari suatu kepedulian terhadap lingkungan dan orang-orang sekitar dirinya. Karakteristik kesukarelaan ditunjukan melalui sifat sukarela dalam membantu dan menolong sesama tanpa mengharapkan imbalan apapun dari apa yang dilakukan. Kesukarelaan sangat penting dan di angkat menjadi salah satu aspek kompetensi pribadi yang perlu ada pada diri seorang tutor karena dalam menjalankan peranannya akan selalu di tuntut untuk memberikan dan mengorbankan waktu dan tenaga yang dimilikinya tanpa ada imbalan secara materil.

Keterbukaan, merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh tutor untuk bersedia menerima sesuatu dari lingkungan sekitarnya baik itu berupa kritikan,


(20)

46

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi perubahan yang terjadi dilingkungan, maupun penerimaan terhadap pihak lain yaitu teman sebaya. Keterbukaan ini penting dan dijadikan salah satu aspek yang perlu ada pada diri seorang tutor karena keterbukaan merupakan kunci awal dari adanya kondisi penerimaan untuk memberikan bantuan, pengembangan diri, dan merupakan kunci untuk mencapai situasi menerima diri tutee apa adanya.

Empati, yakni kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan kemampuan dalam menempatkan diri dalam situasi tertentu. Beberapa karakteristik empati ditunjukan dengan peka terhadap permasalahan yang dihadapi oleh orang lain serta memiliki kemampuan mendengarkan secara aktif. Empati sangat penting karena sebagai seroang tutor memerlukan pemahaman terhadap situasi lingkungan dan kepekaan terhadap situasi pribadi teman sebaya yang lain secara pribadi.

Tanggung jawab, aspek tanggung jawab merupakan perwujudan dari kesadaran akan kewajibannya baik itu sebagai diri sendiri maupun sebagai seorang tutor. Salah satu karakteristik tanggung jawab dapat ditunjukan melalui kesungguh-sungguhan menjalani setiap peranan serta tugas yang dimiliki. Tanggung jawab penting karena dapat membentuk kesungguhan dalam memberikan bantuan dan menjalankan peranan sebagi tutor bagi tutee.

Stabilitas emosi, yakni kriteria yang menunjukan kemampuan dalam mengelola emosi dalam berbagai situasi. Stabilitas emosi dapat ditunjukan melalui ketenangan dalam menentukan sikap. Stabilitas emosi penting karena perlunya ketenangan dalam menanggapi suatu permasalahan sehingga dapat menciptakan pengambilan keputusan sebaik mungkin.

Kehangatan adalah kemampuan dalam menciptakan situasi serta kondisi nyaman. Beberapa karakter seorang yang hanga dapat ditunjukkan dengan sikap ramah dalam berinteraksi dengan orang lain. Kehangatan penting karena tutor akan dapat membantu tutee salah satunya dengan selalu menciptakan situasi nyaman selama program tutorial PAI UPI berlangsung.

Bersikap positif, salah satu kompetensi pribadi yang menunjukan bagaimana dirinya memandang orang lain, lingkungan, serta dirinya sendiri. Sikap positif ini ditunjukan melalui rasa penerimaan, hormat serta mencintai dirinya,


(21)

47

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi orang lain, serta lingkungannya. Bersikap positif penting karena mempengaruhi pada sudut pandang seroang tutor terhadap dirinya, dan temannya dan aspek bersikap positif akan menentukan pada penerimaan serta situasi unconditional positive regard pada diri tutee

Berprestasi, adalah kemampuan yang dimiliki baik itu dalam hal akademik maupun non-akademik dan kemampuan itu diakui oleh orang lain yang ada disekitarnya. Kemampuan ini diperlukan sebagai salah satu nilai tambah bagi tutor. Berprestasi penting karena melihat dari salah satu peranan yang ada pada tutor yaitu sebagai pembimbing sebaya dalam hal akademik maupun non akademik.

Suportif, sifat ini merupakan aspek yang dapat terlihat melalui ciri-ciri memberi dukungan kepada teman yang lain, serta berupaya membantu orang lain sebaik mungkin yang bisa dilakukan. Suportif penting karena pada umumnya peran seoang tutor sebagai pendukung yang positif bagi teman sebaya yang lainnya.

Instrumen ungkap kompetensi pribadi tutor yang diharapkan ini merupakan instrumen yang terdiri dari pernyataan-pernyataan forable dan unfavorable. Pernyataan yang dihadapkan itu memiliki skala satu sampai tujuh dimana skala itu menunjukan kecenderungan sikap untuk memilih.

D. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen dikembangkan dengan cara memodifikasi kalimat dan alternatif jawaban pada instrumen pengungkap kompetensi pribadi Peer Helper Alam Setia Bakti (2011) yang memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0.953 berada pada kategori sangat tinggi. Modifikasi dilakukan karena perbedaan jenjang pendidikan subjek penelitian (subjek penelitian peneliti terdahulu berada pada jenjang Sekolah Menengah Atas).

Instrumen yang digunakan adalah inventori kompetensi tutor yang dikembangkan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Analisis teoritis tentang kompetensi helper, terutama yang berkaitan dengan kompetensi pribadi tutor itu sendiri.


(22)

48

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi 2. Pengembangan kisi-kisi instrumen yang didasarkan pada definisi operasional

tentang kompetensi pribadi tutor.

1. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang disusun untuk mendapatkan data tentang kompetensi pribadi tutor dalam bentuk skala semantic differential technique yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda ataupun checklist, namun tersusun dalam satu garis kontinum dimana jawaban positif terletak dibagian kanan garis dan jawaban yang negatif terletak dibagian kiri garis. Setiap item yang dikembangkan untuk instrumen pengungkap harapan tutee mengenai profil kompetensi pribadi tutor menggunakan 7 skala pilihan respon dimana ketujuh skala tersebut merupakan pilihan dan perbandingan dua situasi yaitu, (1) sangat setuju dengan pernyataan sebelah kiri, (2) lumayan setuju dengan pernyataan sebeleah kiri, (3) setuju dengan pernyataan sebelah kiri, (4) tidak memilih pernyataan sebelah kiri dan sebelah kanan (netral), (5) setuju dengan pernyataan sebelah kanan, (6) lumayan setuju dengan pernyataan sebelah kanan, (7) sangat setuju dengan pernyataan sebelah kanan, yang masing-masing pilihan memiliki skor tersendiri yang disesuaikan dengan skala yang terdapat pada pilihan tersebut.

2. Kisi-kisi Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang disusun untuk mendapatkan data tentang kompetensi pribadi tutor dalam bentuk semantic differential technique. Kisi-kisi instrumen disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini.


(23)

49

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi Tabel 3.2

KISI-KISI INSTRUMEN KOMPETENSI PRIBADI TUTOR Aspek Kompetensi

Pribadi

Sub Aspek Kompetensi

Pribadi

Indikator Nomor dan Butir Pernyataan A. Kesukarelaan

(Voluntary)

1. Sukarela dalam menolong tutee

2. Peduli terhadap lingkungan a. Tidak mengharapkan imbalan apapun ketika membantu tutee.

a. Memiliki kepedulian terhadap teman-teman disekitarnya.

1, 2, 6,

3, 4, 5, 7

B. Keterbukaan 1. Penerimaan terhadap tutee 2. Keterbukaan

terhadap situasi baru

3. Terbuka terhadap kritikan

a. Memahami dan menerima tutee. a. Menerima terhadap

situasi serta lingkungan baru, b. Selalu melakukan

penyesuaian

terhadap perubahan lingkungan

a. Bersikap positif terhadap kritikan

8, 9, 10

11, 12, 13

14, 15

16, 17 C. Empati 1. Peka terhadap

permasalahan tutee a. Memiliki pengertian dan pemahaman terhadap permasalahan teman sebaya b. Peduli terhadap

permasalahan yang sedang dihadapi oleh teman

18, 19

20, 21, 23, 24


(24)

50

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi 2. Mendengarkan secara aktif curhatan tutee a. Memiliki kesungguhan dalam mendengarkan keluhan 22, 25 D. Tanggung Jawab

1. Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai tutor a. Sungguh-sungguh dalam menjalankan perannya sebagai tutor b. Sungguh-sungguh dalam menjalankan perannya sebagai pelajar

c. Meminta maaf apabila melakukan kesalahan

26, 27

28, 29, 30, 31 32, 33 E. Stabilitas Emosi 1. Dapat mengendalikan emosi a. Memiliki ketenangan dalam bersikap

b. Memiliki ketegasan dalam sikap

34 35, 36, 39

37, 38, 40 F. Kehangatan 1. Ramah

2. Memupuk rasa akrab

a. Memperlakukan setiap orang secara bersahabat

b. Memiliki cara bicara yang sopan santun

a. Memiliki

keterampilan dalam bergaul

42, 43, 47

45, 48

41, 44, 46

G. Bersikap Positif

1. Positif terhadap diri sendiri dan orang lain

2. Positif terhadap dosen dan pengurus tutorial

a. Mencintai tutee-nya b. Menerima

kekurangan diri tutee dan dirinya a. Menghormati dosen

serta staff tutorial lainnya

52, 53, 54 51, 55


(25)

51

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi H. Berprestasi 1. Berprestasi

akademik

2. Berprestasi non-akademik

a. Memiliki nilai yang baik dalam bidang akademik

a. Memiliki

kemampuan yang menonjol diluar kemampuan akademik

56, 59

57, 58, 60

G. Suportif 1. Memberikan dukungan pada teman

a. Tekun dalam melaksanakan perannya sebagai tutor

b. Selalu berupaya dalam menentukan solusi terbaik

61, 62, 63, 65, 66

64, 67, 68

3. Pengujian Alat Ukur a. Uji Validitas Rasional

Uji kelayakan dilakukan dengan cara menimbang (judgement), pada setiap butir pernyataan yang dibuat dengan melihat kesesuaian, konstruk dan konten setiap butir pernyataan berdasarkan landasan teori, definisi operasional, dan ketetapan dan kesesuaian bahasa untuk subjek yang akan memberikan respon. Penimbangan atau uji validitas rasional dilakukan oleh tiga dosen ahli. Uji validitas rasional dilakukan dengan meminta pendapat dosen ahli untuk memberikan penilaian pada setiap item.

b. Uji Validitas Item

Uji validitas item dilakukan dengan cara mencari harga korelasi antara data ordinal dengan data ordinal lainnya. Perhitungan validitas instrumen menggunakan teknik korelasi Range Order yang dikembangkan oleh Charles Spearman, dengan rumus sebagai berikut:


(26)

52

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi

ho =

Keterangan :

ho : Koefisiensi korelasi Range Order 1 : Bilangan konstan

6 : Bilangan konstan

d : Perbedaan antar pasangan jejang : Sigma atau jumlah

n : Jumlah responden

Selanjutnya menghitung uji-t dengan menggunakan rumus : t

2

1 2 r n r

  Keterangan :

t : Nilai thitung yang dicari

r : Koefisien Korelasi hasil r-hitung n : Jumlah responden

Untuk mengetahui signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan harga r-hitung dengan harga r-tabel. Jika r-hitung lebih besar daripada r-tabel, maka perbedaan itu signifikan, sehingga instrumen dinyatakan valid signifikan. Tetapi jika r-hitung lebih kecil daripada r-tabel, maka item tersebut tidak valid. Nilai r-tabel untuk α = 0. 05 dengan derajat kebebasan (dk = 40-2) adalah 1,664. Hasil uji validitas instrumen disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Instrumen

Penilaian Item Jumlah

Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20, 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36, 37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,52,52, 53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68

68 1-


(27)

53

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi Hasil pengujian validitas instrumen pengungkap kompetensi pribadi tutor dengan menggunakan korelasi range order, dari 68 item pernyataan valid.

c. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketepatan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan beberapa kali dengan hasil yang relatif sama.

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk dijadikan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:154). Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat kesamaan data.

n ∑

Keterangan :

α : Koefisiensi realibilitas Alpha Cronbach S2 : Varians skor keseluruhan

Si : Varians masing-masing item

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items .969 .973 68 software SPSS versi 16.0 for windows.

R = α = R =


(28)

54

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas sebagai berikut :

Tabel 3.4

Pedoman Penafsiran Keofisien Reliabilitas Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,973. Dengan demikian, tingkat reliabilitas instrumen berada pada kategori reliabilitas yang tinggi.

4. Pengembangan Program

Berdasarkan analisis permasalahan, untuk mencapai suatu kompetensi pribadi tutor yang dapat memberikan pengaruh positif pada lingkungannya maka diperlukan suatu pelatihan yang tepat. NPHA (Aldag, 2005: 25) menyatakan untuk dapat menjalankan peranannya sebagai peer helper, serangkaian pelatihan perlu diberikan. Tujuan utama pelatihan yang dilakukan pada tutor adalah mengembangkan berbagai keterampilan yang dimiliki dan mampu menggunakannya dalam memberikan bantuan.

Secara operasional program pelatihan untuk mengembangkan kompetensi pribadi tutor disusun menjadi suatu rangkaian kegiatan pelatihan yang direncanakan secara sistematis, terarah, dan terpadu untuk mencapai tujuan yang diselaraskan dengan kebutuhan.

E. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab pernyataan penelitian, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:


(29)

55

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi 1. Penyeleksian Data

Penyeleksian data bertujuan untuk memilih data yang memadai untuk diolah berdasarkan kelengkapan jawaban, dan jumlah angket yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah angket yang disebar.

2. Penyekoran Data Hasil Penelitian

Penyekoran dilakukan secara sederhana dengan mengacu pada pedoman penyekoran sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kategori Pemberian skor Jawaban Kompetensi Pribadi Tutor Alternatif

Jawaban

Keterangan Pemberian

Skor 7

6 5 4

3 2 1

Sangat setuju dengan pernyataan favorable Setuju dengan pernyataan favorable Lumayan setuju dengan pernyataan favorable Netral (tidak setuju dengan pernyataan favorable dan not favorable) Lumayan setuju dengan pernyataan notfavorable Setuju dengan pernyataan notfavorable Sangat setuju dengan pernyataan notfavorable

7 6 5 4

3 2 1

Kriteria penyekoran pada tabel 3.5 berdasarkan klasifikasi kemunculan alternatif jawaban beserta skor yang diperoleh. Apabila disimpulkan secara sederhana maka, (1) jika rentang skor yang muncul 4<X<1 maka dikatakan bahwa responden lebih memilih pernyataan yang nonfavorable berarti responden memiliki harapan yang rendah terhadap aspek item pernyataan kompetensi pribadi tutor, (2) jika dalam rentang skor 4 pada suatu pernyataan maka diperoleh bahwa responden tidak cenderung untuk memilih pernyataan favorable dan pernyataan notfavorable (netral), berarti responden lebih cenderung memiliki harapan yang biasa-biasa saja terhadap penguasaan kompetensi pribadi tutor, (3) jika skor memiliki rentang 4>x>7 maka dikatakan bahwa responden lebih memilih pada


(30)

56

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi pernyataan yang favorable, berarti responden memiliki harapan yang lebih terhadap penguasaan kompetensi pribadi terhadap tutor.

3. Analisis Statistika

Prosedur pengolahan dan analisis data mengenai profil kompetensi pribadi tutor dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik yaitu dengan bantuan software MS. Exell 2007 dan SPSS for windows versi 16.0.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penyusunan proposal penelitian dibawah bimbingan dosen mata kuliah skripsi.

2. Pengajuan dosen pembimbing penulisan skripsi kepada dekan fakultas pendidikan melalui surat ketua jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan. 3. Penerbitan surat pengangkatan dosen pembimbing penulisan skripsi dari

dekan fakultas ilmu pendidikan.

4. Pengajuan izin penelitian kepada dekan fakultas ilmu pendidikan melalui surat ketua jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan.

5. Pengajuan permohonan izin penelitian kepada rektor universitas pendidikan Indonesia melalui surat dekan fakultas ilmu pendidikan.

6. Pelaksanaan penelitian tentang kompetensi pribadi tutor sebaya pada peserta dan tutor program tutorial UPI.


(31)

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berikut kesimpulan mengenai kompetensi pribadi tutor yang diharapkan oleh tutee dan tutor Program Tutorial UPI berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan.

1. Pada umumnya gambaran kompetensi pribadi tutor yang diharapkan oleh tutee dan tutor Program Tutorial UPI berdasarkan hasil data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan pada tutor dan tutee tergolong dalam kriteria tinggi. Harapan tutee dan tutor yang tinggi terhadap kompetensi pribadi seorang tutor agar seorang tutor menampilkan diri secara positif, memberikan dukungan dalam berbagai situasi dan kondisi, serta peka terhadap lingkungan sekitar sehingga seorang tutor dapat memiliki kompetensi pribadi yang baik.

2. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kompetensi pribadi tutor, tutee mengaharapkan seorang tutor memiliki prioritas kompetensi pribadi: bersikap positif, kehangatan, kesukarelaan, suportif, keterbukaan, tanggung jawab, empati, berprestasi, stabilitas emosi. Sedangkan tutor mengaharapkan seorang tutor memiliki prioritas kompetensi pribadi: keterbukaan, bersikap positif, suportif, empati, kesukarelaan, tanggung jawab, kehangatan, berprestasi, stabilitas emosi.

B. REKOMENDASI

Berikut beberapa hal yang perlu direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian mengenai kompetensi pribadi tutor:

1. Berdasarkan hasil penelitian terungkap bagaimana harapan tutee dan tutor terhadap kompetensi pribadi tutor sangat berpengaruh terhadap pengembangan kegiatan tutorial baik itu untuk gambaran sosok tutor yang diinginkan oleh peserta Program Tutorial UPI maupun gambaran untuk menentukan bagaimana mengembangkan kriteria-kriteria calon tutor selanjutnya dalam hal ini kompetensi pribadi tutor. Oleh karena itu


(32)

80

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi dibutuhkan serangkaian program pengembangan pelatihan untuk seorang tutor secara terpadu berdasarkan pemanfaatan profil kompetensi pribadi tutor ini.

2. Program pelatihan pengembangan kompetensi pribadi seorang tutor dapat dilaksanakan dengan mengoptimalkan dukungan sistem yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia. Salah satunya bekerja sama dengan UPT LBK, Program Tutorial dapat berkerja sama dengan UPT LBK untuk mengadakan program pelatihan pengembangan kompetensi pribadi tutor tersebut.

3. Kegiatan tutorial yang sudah berkembang baik di UPI dapat dimanfaatkan menjadi salah satu media layanan bimbingan dan konseling di UPI. Karena secara tidak langsung kegiatan tutorial ini memiliki prinsip-prinsip dasar seperti bimbingan teman sebaya (peer guidance), walaupun saat ini dalam pelaksanaan tutorial ini masih bagian dari Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yakni mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) dan materi-materi yang diberikan pun masih terkait dengan mata kuliah tersebut. Namun dalam pelaksanaan yang akan datang dapat dimasukkan beberapa layanan bimbingan teman sebaya.


(33)

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi DAFTAR PUSTAKA

Aldag, Mine. (2005). Developing Peer Helping Program And Testing Effectiveness. Thesis of middle east technical University. Disertasi Doktor pada Social Sciences of Middle East Technical University. [online]. Tersedia: etd.lib.metu.edu.tr/upload/3/12606220/index.pdf [17 Oktober 2011]

Ali. Muhammad dan Muhammad Ari. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Bakti, Alam S. (2011). Kompetensi Pribadi Peer Helper yang Diharapkan oleh

Siswa dan Guru pada Sekolah Menengah Atas. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Boulton, M. et.al. (1999). “Concurrent and longitudinal links between friendship and victimazion: implication for befriending interventions. Journal of Adolescence. 22 (4).

Brammer, L. M., dan MacDonald, G. (1999). The helping relationship: Process and skills. Boston: Allyn and Bacon.

Carr, R.A. (1981). Theory and Practice of Peer Counseling. Ottawa: Canada Employment and Immigration Commision.

Carter, T.D. (2005). Peer Counseling: Roles, Fungction, Boundaries, ILRU Program. [online]. Tersedia:

http://irlu.org/html/publications/reading_in_IL/boundaries.htmlL/boundari es.html. [17 Oktober 2011]

Chaplin, J.P. (2001). Kamus Lengkap Psikologi. (Alih Bahasa oleh Kartini Kartono). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Corey, Gerald. (2005). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Bandung: PT. Refika Aditama. Terjemahan: E. Koeswara.

Gerungan, W.A. (2000). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Gonzales, Jhon. (1994). The Effect of Peer Counselor Training And Ethnicity On The Self-Esteem And School Attitude of At Risk Hispanic Adolescent. Disertasi: Faculty of Texas Tech University. [online]. Tersedia di:


(34)

82

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi Hatch. (2002). The Teaching of Empathy for High School and College Student:

Testing Rogerian methods with The Interpersonal Reactivity Index. Adolescence, 29 (116). 961-975. [online]. Tersedia di: EBSCOhost database. [Oktober 2011]

Hurlock, Elizabeth B. (2003). Psikologi Perkembangan. Alih bahasa oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Kan, P.V. (1996). Peer counseling in explanation. [online]. Tersedia:

http://www.peercounseling.com. [17 Oktober 2011]

Murad, Abdul. 2005. Standar Kualitas Kompetensi Konselor Proifesional. Disertasi Doktor pada PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Myrick, R. D., dan Folk, B. E. (1999). The Power of peervention: A manual for the trainers of peer facilitator. Minneapolis: Educational Media Corporation.

Santrock, J.W. (2004). Perkembangan Remaja (Edisi ke Enam). Jakarta: Erlangga. Adelar, Shinto B. dan Saragih, Sherly.

Sarwono, Sarlito W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suwarjo, (2008). “Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) untuk

Mengembangkan Resiliensi Remaja. Makalah pada Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP UNY, Yogyakarta. [online]. Tersedia:staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Suwarjo,M.Si,Dr./Pee rCounsResiliensiSiswa.pdf. [12 Agustus 2012]

Taylor, Shelly E. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana.

Tindal, J.D dan Gray, H.D. (1985). Peer Counseling in-depth Look at Training Peer Helpers. Muncie: acceleration development inc.

Syaodih S, Nana. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Willis, S.S. (2004). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta. Yusuf, Syamsu dan Juntika N. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan


(1)

55

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi 1. Penyeleksian Data

Penyeleksian data bertujuan untuk memilih data yang memadai untuk diolah berdasarkan kelengkapan jawaban, dan jumlah angket yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah angket yang disebar.

2. Penyekoran Data Hasil Penelitian

Penyekoran dilakukan secara sederhana dengan mengacu pada pedoman penyekoran sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kategori Pemberian skor Jawaban Kompetensi Pribadi Tutor Alternatif

Jawaban

Keterangan Pemberian

Skor 7 6 5 4 3 2 1

Sangat setuju dengan pernyataan favorable Setuju dengan pernyataan favorable Lumayan setuju dengan pernyataan favorable Netral (tidak setuju dengan pernyataan favorable dan not favorable) Lumayan setuju dengan pernyataan notfavorable Setuju dengan pernyataan notfavorable Sangat setuju dengan pernyataan notfavorable

7 6 5 4 3 2 1

Kriteria penyekoran pada tabel 3.5 berdasarkan klasifikasi kemunculan alternatif jawaban beserta skor yang diperoleh. Apabila disimpulkan secara sederhana maka, (1) jika rentang skor yang muncul 4<X<1 maka dikatakan bahwa responden lebih memilih pernyataan yang nonfavorable berarti responden memiliki harapan yang rendah terhadap aspek item pernyataan kompetensi pribadi tutor, (2) jika dalam rentang skor 4 pada suatu pernyataan maka diperoleh bahwa responden tidak cenderung untuk memilih pernyataan favorable dan pernyataan

notfavorable (netral), berarti responden lebih cenderung memiliki harapan yang

biasa-biasa saja terhadap penguasaan kompetensi pribadi tutor, (3) jika skor memiliki rentang 4>x>7 maka dikatakan bahwa responden lebih memilih pada


(2)

56

Imas Halimatusa’diah, 2013

pernyataan yang favorable, berarti responden memiliki harapan yang lebih terhadap penguasaan kompetensi pribadi terhadap tutor.

3. Analisis Statistika

Prosedur pengolahan dan analisis data mengenai profil kompetensi pribadi tutor dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik yaitu dengan bantuan software MS. Exell 2007 dan SPSS for windows versi 16.0.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penyusunan proposal penelitian dibawah bimbingan dosen mata kuliah skripsi.

2. Pengajuan dosen pembimbing penulisan skripsi kepada dekan fakultas pendidikan melalui surat ketua jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan. 3. Penerbitan surat pengangkatan dosen pembimbing penulisan skripsi dari

dekan fakultas ilmu pendidikan.

4. Pengajuan izin penelitian kepada dekan fakultas ilmu pendidikan melalui surat ketua jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan.

5. Pengajuan permohonan izin penelitian kepada rektor universitas pendidikan Indonesia melalui surat dekan fakultas ilmu pendidikan.

6. Pelaksanaan penelitian tentang kompetensi pribadi tutor sebaya pada peserta dan tutor program tutorial UPI.


(3)

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berikut kesimpulan mengenai kompetensi pribadi tutor yang diharapkan oleh

tutee dan tutor Program Tutorial UPI berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan.

1. Pada umumnya gambaran kompetensi pribadi tutor yang diharapkan oleh tutee dan tutor Program Tutorial UPI berdasarkan hasil data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan pada tutor dan tutee tergolong dalam kriteria tinggi. Harapan tutee dan tutor yang tinggi terhadap kompetensi pribadi seorang tutor agar seorang tutor menampilkan diri secara positif, memberikan dukungan dalam berbagai situasi dan kondisi, serta peka terhadap lingkungan sekitar sehingga seorang tutor dapat memiliki kompetensi pribadi yang baik.

2. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kompetensi pribadi tutor, tutee mengaharapkan seorang tutor memiliki prioritas kompetensi pribadi: bersikap positif, kehangatan, kesukarelaan, suportif, keterbukaan, tanggung jawab, empati, berprestasi, stabilitas emosi. Sedangkan tutor mengaharapkan seorang tutor memiliki prioritas kompetensi pribadi: keterbukaan, bersikap positif, suportif, empati, kesukarelaan, tanggung jawab, kehangatan, berprestasi, stabilitas emosi.

B. REKOMENDASI

Berikut beberapa hal yang perlu direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian mengenai kompetensi pribadi tutor:

1. Berdasarkan hasil penelitian terungkap bagaimana harapan tutee dan tutor terhadap kompetensi pribadi tutor sangat berpengaruh terhadap pengembangan kegiatan tutorial baik itu untuk gambaran sosok tutor yang diinginkan oleh peserta Program Tutorial UPI maupun gambaran untuk menentukan bagaimana mengembangkan kriteria-kriteria calon tutor selanjutnya dalam hal ini kompetensi pribadi tutor. Oleh karena itu


(4)

80

Imas Halimatusa’diah, 2013

dibutuhkan serangkaian program pengembangan pelatihan untuk seorang tutor secara terpadu berdasarkan pemanfaatan profil kompetensi pribadi tutor ini.

2. Program pelatihan pengembangan kompetensi pribadi seorang tutor dapat dilaksanakan dengan mengoptimalkan dukungan sistem yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia. Salah satunya bekerja sama dengan UPT LBK, Program Tutorial dapat berkerja sama dengan UPT LBK untuk mengadakan program pelatihan pengembangan kompetensi pribadi tutor tersebut.

3. Kegiatan tutorial yang sudah berkembang baik di UPI dapat dimanfaatkan menjadi salah satu media layanan bimbingan dan konseling di UPI. Karena secara tidak langsung kegiatan tutorial ini memiliki prinsip-prinsip dasar seperti bimbingan teman sebaya (peer guidance), walaupun saat ini dalam pelaksanaan tutorial ini masih bagian dari Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yakni mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) dan materi-materi yang diberikan pun masih terkait dengan mata kuliah tersebut. Namun dalam pelaksanaan yang akan datang dapat dimasukkan beberapa layanan bimbingan teman sebaya.


(5)

Imas Halimatusa’diah, 2013

Kompetensi Pribadi Tutor Yang Diharapkan Oleh Tutee Dan Tutor Program Tutorial PAI UPI (Studi DAFTAR PUSTAKA

Aldag, Mine. (2005). Developing Peer Helping Program And Testing

Effectiveness. Thesis of middle east technical University. Disertasi Doktor

pada Social Sciences of Middle East Technical University. [online]. Tersedia: etd.lib.metu.edu.tr/upload/3/12606220/index.pdf [17 Oktober 2011]

Ali. Muhammad dan Muhammad Ari. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Bakti, Alam S. (2011). Kompetensi Pribadi Peer Helper yang Diharapkan oleh

Siswa dan Guru pada Sekolah Menengah Atas. Skripsi pada FIP UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Boulton, M. et.al. (1999). “Concurrent and longitudinal links between friendship

and victimazion: implication for befriending interventions. Journal of

Adolescence. 22 (4).

Brammer, L. M., dan MacDonald, G. (1999). The helping relationship: Process and skills. Boston: Allyn and Bacon.

Carr, R.A. (1981). Theory and Practice of Peer Counseling. Ottawa: Canada Employment and Immigration Commision.

Carter, T.D. (2005). Peer Counseling: Roles, Fungction, Boundaries, ILRU

Program. [online]. Tersedia:

http://irlu.org/html/publications/reading_in_IL/boundaries.htmlL/boundari es.html. [17 Oktober 2011]

Chaplin, J.P. (2001). Kamus Lengkap Psikologi. (Alih Bahasa oleh Kartini Kartono). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Corey, Gerald. (2005). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Bandung: PT. Refika Aditama. Terjemahan: E. Koeswara.

Gerungan, W.A. (2000). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Gonzales, Jhon. (1994). The Effect of Peer Counselor Training And Ethnicity On

The Self-Esteem And School Attitude of At Risk Hispanic Adolescent.

Disertasi: Faculty of Texas Tech University. [online]. Tersedia di:


(6)

82

Imas Halimatusa’diah, 2013

Hatch. (2002). The Teaching of Empathy for High School and College Student:

Testing Rogerian methods with The Interpersonal Reactivity Index.

Adolescence, 29 (116). 961-975. [online]. Tersedia di: EBSCOhost database. [Oktober 2011]

Hurlock, Elizabeth B. (2003). Psikologi Perkembangan. Alih bahasa oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Kan, P.V. (1996). Peer counseling in explanation. [online]. Tersedia:

http://www.peercounseling.com. [17 Oktober 2011]

Murad, Abdul. 2005. Standar Kualitas Kompetensi Konselor Proifesional. Disertasi Doktor pada PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Myrick, R. D., dan Folk, B. E. (1999). The Power of peervention: A manual for

the trainers of peer facilitator. Minneapolis: Educational Media

Corporation.

Santrock, J.W. (2004). Perkembangan Remaja (Edisi ke Enam). Jakarta: Erlangga. Adelar, Shinto B. dan Saragih, Sherly.

Sarwono, Sarlito W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suwarjo, (2008). “Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) untuk

Mengembangkan Resiliensi Remaja. Makalah pada Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP UNY, Yogyakarta. [online]. Tersedia:staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Suwarjo,M.Si,Dr./Pee rCounsResiliensiSiswa.pdf. [12 Agustus 2012]

Taylor, Shelly E. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana.

Tindal, J.D dan Gray, H.D. (1985). Peer Counseling in-depth Look at Training

Peer Helpers. Muncie: acceleration development inc.

Syaodih S, Nana. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Willis, S.S. (2004). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta. Yusuf, Syamsu dan Juntika N. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan