Perancangan Interior Bin House di Bandung dengan Konsep From Tradition to Modern.

(1)

Universitas Kristen Maranatha | iv

ABSTRAK

PERANCANGAN INTERIOR BIN HOUSE DI BANDUNG DENGAN KONSEP “FROM TRADITON TO MODERN”

Jessica / 1063049

Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional oleh pemerintah Indonesia. Josephine Werratie Komara atau yang populer dengan nama Obin adalah salah satu desainer batik Indonesia yang karya-karyanya dikenal hingga ke mancanegara. Obin memiliki tekad untuk melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya pada kain, tentu saja akan menambah rasa cinta, peduli, dan menghargai budaya bangsa.

Untuk mewujudkan tekad Obin dan meningkatkan kualitas karyanya, maka dibutuhkan fasilitas-fasilitas untuk mendukung usaha yang sudah dibangun sejak puluhan tahun, sehingga desain interior secara langsung berperan dalam mendukung terciptanya interior ruangan yang dapat memberikan kenyamanan bagi pemilik maupun konsumen.

Konsep dalam perancangan interior Bin House adalah “From Tradition To

Modern”. Konsep tersebut dipilih karena melihat keinginan Obin untuk terus melestarikan kain tradisional Indonesia untuk generasi yang akan datang.

Kata Kunci: batik, Bin House, kain tradisional Indonesia, “From Tradition To


(2)

Universitas Kristen Maranatha | v

ABSTRACT

THE INTERIOR DESIGN OF BIN HOUSE IN BANDUNG

WITH THE CONCEPT OF “FROM TRADITION TO MODERN”

Jessica / 1063049

Batik is typical cloth of Indonesian people. It was decided as a world cultural heritage by UNESCO on October 2, 2009, which then becomes the National Batik

Day by Indonesia’s government. Josephine Werratie Komara, or better known

with the name Obin, is one of Indonesia’s batik designers. Her works are well known throughout the world. Obin is determined to preserve Indonesian culture,

specifically by focusing on cloth. This of course will increase people’s love, care,

and appreciation towards the national culture.

In order to fulfill Obin’s determination, and to improve the quality of her works, it

is necessary to have some facilities to support the business that have been built for decades, so that the interior design can directly participate in the creation of the interior of a room which can give comfort for both the owner and consumers.

The concept of the interior design of Bin House is “From Tradition to Modern”. This concept is chosen because of Obin’s desire to preserve Indonesia’s

traditional cloth for the generations to come.

Keywords: batik, Bin House, Indonesia’s traditional cloth, “From Tradition To


(3)

Universitas Kristen Maranatha | vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Ide / Gagasan Perancangan ... 3

1.4 Rumusan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Perancangan ... 4

1.6 Manfaat Perancangan ... 4

1.7 Ruang Lingkup Perancangan ... 4

1.8 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Batik ... 7

2.1.1 Sejarah Batik di Indonesia ... 7

2.1.2 Jenis Batik ... 8

2.1.3 Motif Batik ... 10

2.2 Bin House ... 11

2.2.1 Sejarah Bin House ... 11

2.3 Galeri Seni ... 18

2.3.1 Definisi Galeri Seni ... 18

2.3.2 Macam Galeri Seni ... 18

2.3.3 Fungsi Galeri ... 19


(4)

Universitas Kristen Maranatha | vii

2.3.5 Standar Perencanaan dan Perancangan Galeri ... 20

2.4 Store / Retail ... 20

2.4.1 Definisi Retail ... 20

2.4.2 Fungsi dan Karakteristik Retail ... 21

2.4.3 Ergonomi Retail ... 22

2.4.4 Display ... 23

2.5 Studi Banding Rumah Batik Komar ... 25

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI ... 29

3.1 Deskripsi Proyek ... 29

3.1.1 Deskripsi Lokasi ... 30

3.1.2 Deskripsi Fungsi Objek Studi ... 30

3.1.3 Analisa Site ... 31

3.1.4 Analisa Bangunan ... 33

3.2 Analisa Fungsional ... 35

3.2.1 Identifikasi User ... 35

3.2.2 Flow Activity & Job Description Bin House... 36

3.3 Programming ... 40

3.3.1 Tabel Kebutuhan Ruang ... 40

3.3.2 Bubble Diagram ... 41

3.3.3 Zoning-Blocking ... 42

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR BIN HOUSE ... 44

4.1 Implementasi Konsep ... 44

4.1.1 Konsep Bentuk ... 45

4.1.2 Konsep Warna ... 45

4.1.3 Konsep Tekstur….………....………...………. 46

4.1.4 Konsep Pola.………...… 46

4.1.5 Konsep Material .………...……….…...………... 46

4.1.6 Konsep Pencahayaan .………...……….………...… 47


(5)

Universitas Kristen Maranatha | viii

4.2 Konsep Desain ... 47

4.3 Penerapan Konsep Pada Interior Bin House ... 48

4.3.1 Lantai I ………. 49

4.3.2 Lantai II ……….………... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... xii LAMPIRAN


(6)

Universitas Kristen Maranatha | ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ... 9

Gambar 2.2 ... 9

Gambar 2.3 ... 10

Gambar 2.4 ... 11

Gambar 2.5 ... 11

Gambar 2.6 ... 13

Gambar 2.7 ... 15

Gambar 2.8 ... 16

Gambar 2.9 ... 16

Gambar 2.10 ... 17

Gambar 2.11 ... 17

Gambar 2.12 ... 18

Gambar 2.13 ... 22

Gambar 2.14 ... 22

Gambar 2.15 ... 23

Gambar 2.16 ... 24

Gambar 2.17 ... 25

Gambar 2.18 ... 25

Gambar 2.19 ... 26

Gambar 2.20 ... 27

Gambar 2.21 ... 27

Gambar 2.22 ... 28

Gambar 2.23 ... 28

Gambar 2.24 ... 28

Gambar 3.1 ... 32

Gambar 3.2 ... 33

Gambar 3.3 ... 34

Gambar 3.4 ... 35


(7)

Universitas Kristen Maranatha | x

Gambar 3.6 ... 42

Gambar 3.7 ... 42

Gambar 3.8 ... 43

Gambar 3.9 ... 43

Gambar 4.1 ... 46

Gambar 4.2 ... 46

Gambar 4.3 ... 47

Gambar 4.4 ... 47

Gambar 4.5 ... 48

Gambar 4.6 ... 48

Gambar 4.7 ... 50

Gambar 4.8 ... 51

Gambar 4.9 ... 52

Gambar 4.10 ... 53

Gambar 4.11 ... 54

Gambar 4.12 ... 55

Gambar 4.13 ... 56

Gambar 4.14 ... 57

Gambar 4.15 ... 58

Gambar 4.16 ... 59

Gambar 4.17 ... 60

Gambar 4.18 ... 61

Gambar 4.19 ... 62

Gambar 4.20 ... 63

Gambar 4.21 ... 64

Gambar 4.22 ... 65

Gambar 4.23 ... 66

Gambar 4.24 ... 67

Gambar 4.25 ... 68

Gambar 4.26 ... 69


(8)

Universitas Kristen Maranatha | xi Gambar 4.28 ... 71 Gambar 4.29 ... 72 Gambar 4.30 ... 73


(9)

Universitas Kristen Maranatha | xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisa Site ... 32 Tabel 3.2 Tabel Kebutuhan Ruang ... 40


(10)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional oleh pemerintah Indonesia. Seiring berkembangnya zaman, keindahan batik semakin banyak mengundang peminat bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Hal ini menyebabkan banyaknya bermunculan desainer-desainer batik berbakat yang menciptakan karya-karya yang beraneka ragam.

Salah satu desainer batik Indonesia yang karya-karyanya dikenal hingga ke mancanegara yaitu Josephine Werratie Komara atau yang populer dengan nama Obin. Obin terlahir sebagai perempuan keturunan Tionghoa yang mulai mencintai kekayaan budaya Indonesia sejak masih kecil, terutama pada kain. Sejak pertengahan tahun 1970 Obin mengumpulkan potongan-potongan kain


(11)

Universitas Kristen Maranatha | 2 dari seluruh pelosok Indonesia. Bagi Obin, kain mencirikan budaya dan tradisi, karena itu jika budaya dan tradisi hilang maka kain hanya akan menjadi selembar kain. Selama puluhan tahun dengan pendekatan modern, Obin konsisten menghidupkan kembali kebudayaan dan tradisi yang sudah banyak ditinggalkan karena dianggap kuno.

Melihat tekad Obin yang ingin melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya pada kain, tentu saja akan menambah rasa cinta, peduli, dan menghargai budaya bangsa. Di zaman modern ini, semakin banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap budayanya, hal ini tentu sangat disayangkan melihat begitu beranekaragamnya budaya Indonesia yang harus di lestarikan.

Pada tahun 1986, Obin membuka toko pertamanya di daerah Menteng Jakarta Pusat yang diberi label Bin House. Lokasi Bin House yang berada di daerah Menteng merupakan rumah tinggal yang dijadikan toko oleh Obin. Kondisi bangunan masih menggunakan bangunan tua, dengan luas bangunan ± 500m². Bangunan ini memiliki lahan parkir yang dapat menampung sekitar 4 sampai 5 mobil. Memiliki halaman yang tidak terlalu luas dan terdapat workshop kecil pada bagian belakang rumah. Interior rumah Bin House masih menggunakan lantai dan dinding asli bangunan tua. Di bagian dalam bangunan terdapat area toko yang tidak terlalu luas dan banyak sekat dinding sehingga terkesan sempit.

Untuk mewujudkan tekad Obin dan meningkatkan kualitas karyanya, maka dibutuhkan fasilitas-fasilitas untuk mendukung usaha yang sudah dibangun sejak puluhan tahun, sehingga desain interior secara langsung berperandalam mendukung terciptanya interior ruangan yang dapat memberikan kenyamanan bagi pemilik maupun pengunjung yang pada saat ini masih kurang memadai.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan permasalahan yaitu fasilitas pada Bin House masih kurang memadai dari fungsi dan desainnya.


(12)

Universitas Kristen Maranatha | 3 Store Bin House memiliki luas lahan yang sempit dengan ruangan terbatas sementara jumlah koleksi kain yang sangat beragam sehingga terlihat kurang menarik pada display. Sempitnya sirkulasi pada store Bin House serta kurangnya pencahayaan alami juga menyebabkan kesan tidak ergonomis dan mengurangi kenyamanan pemilik, pekerja dan pengunjung. Maka dari itu timbul ide untuk merancang interior pada Bin House yang dapat memenuhi kebutuhan pemilik, pekerja, dan pengunjung dilihat dari fungsi dan desainnya, serta dapat memberikan edukasi mengenai budaya Indonesia khususnya kain pada pengunjung.

1.3 Ide / Gagasan Perancangan

Ide untuk merancang Bin House timbul karena fasilitas yang kurang memadai baik dari luas lahan maupun pen-display-an pada kain produk Obin,

oleh karena itu dengan lokasi yang berada di Jl. Tamblong – Asia Afrika, yang

merupakan salah satu destinasi wisata sejarah di Bandung, Bin House akan dirancang secara modern namun tetap menjaga ciri khas dari Obin sendiri yaitu tradisional, agar mengundang pengunjung untuk lebih mengenal budaya Indonesia, khususnya kain batik secara lebih dalam. Perancangan interior Bin

House diperuntukkan bagi masyarakat yang berusia 15 – 50 tahun. Fasilitas

yang dirancang meliputi area store, area gallery dan cafe, serta area fitting room.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang diidentifikasi dan ide perancangan mengenai perancangan Bin House maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang Bin House dengan unsur modern yang dapat

memfasilitasi pengunjung dengan edukasi mengenai kain tradisional Indonesia?

2. Bagaimana desain display pada Bin House yang sesuai dengan produk


(13)

Universitas Kristen Maranatha | 4

3. Bagaimana penerapan konsep dalam perancangan sehingga merefleksikan

visi Obin yaitu “From Tradition To Modern” dalam implementasi desain

yang dapat mendukung aktifitas pengunjung?

1.5 Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, adapun tujuan perancangan Bin House yaitu :

1. Mengaplikasikan unsur modern yang dapat memfasilitasi pengunjung

dengan memberikan edukasi mengenai kain tradisional Indonesia.

2. Mengaplikasikan desain display pada Bin House yang sesuai dengan

produk kain batik yang dapat mendukung kegiatan komersial pada Bin House.

3. Mengaplikasikan konsep yang merefleksikan visi Obin yaitu “From

Tradition To Modern” dalam implementasi desain yang dapat mendukung aktifitas pengunjung.

1.6 Manfaat Perancangan

Perancangan Bin House diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Mengajak masyarakat untuk lebih mencintai, menghargai, dan peduli

terhadap budaya Indonesia, khususnya pelestarian kain tradisional Indonesia

2. Mengajak masyarakat untuk bersama-sama melestarikan budaya

Indonesia.

1.7 Ruang Lingkup Perancangan

Perancangan Bin House difokuskan kepada tata ruang dan ergonomi display produk sesuai kebutuhan. Fasilitas dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu fasilitas utama, fasilitas pendukung dan service area dengan penjelasan sebagai berikut:


(14)

Universitas Kristen Maranatha | 5 1. Store Area

Area tempat menjual berbagai macam kain tradisional Indonesia produk Obin, pakaian, dan aksesoris.

2. Gallery

Berupa area pamer yang menampilkan koleksi kain tradisional Indonesia milik Obin dan informasi mengenai sejarah kain sesuai dengan visi Obin dalam melestarikan kain tradisional Indonesia.

3. Cafe

Merupakan tempat untuk para pengunjung Bin House bersantai dan dapat dijadikan sarana untuk melakukan diskusi mengenai kain tradisional Indonesia.

b. Fasilitas pendukung

1. Information Center

Ruangan untuk meletakan meja resepsionis dan difungsikan sebagai sarana informasi bagi pengunjung Bin House.

2. Fitting Room

Fitting room umumnya digunakan untuk mencoba baju yang akan dibeli oleh pengunjung, namun dalam perancangan Bin House ini ditambahkan area duduk yang dilengkapi meja untuk dapat menggelar kain sehingga pengunjung dapat lebih mudah dalam memilih kain serta dapat berdiskusi mengenai kain tradisional Indonesia.

c. Service Area 1. Storage

Fasilitas ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu storage untuk menyimpan produk Bin House dan storage untuk menyimpan keperluan operasional dan maintenance Bin House.

2. Kantor

Merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan operasional Bin House. Fasilitas ini dibagi menjadi ruang kerja untuk owner, manajer dan staf. 3. Lavatory


(15)

Universitas Kristen Maranatha | 6 1.8 Sistematika Penulisan

Penyusunan laporan tugas akhir ini diuraikan menjadi beberapa bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan pembahasan mengenai latar belakang, ide/gagasan perancangan Bin House, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, dan ruang lingkup perancangan serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Merupakan kumpulan hasil studi literatur serta hasil survei yang digunakan sebagai dasar perancangan interior Bin House.

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

Pembahasan mengenai deskripsi proyek, deskripsi site, identifikasi user secara lengkap, flow activity, user activity, zoning-blocking, implementasi konsep dan tema pada perancangan.

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR BIN HOUSE

Bab ini menjelaskan mengenai perancangan interior Bin House melalui

penerapan konsep desain yaitu “From Tradition to Modern” pada ruang

interior baik perancangan secara umum maupun secara khusus. Perancangan tersebut mencakup elemen lantai, dinding, ceiling, warna, material, bentuk, pencahayaan, penghawaan, tekstur, pola, furniture, dan sirkulasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil perancangan yang telah dilakukan yang menjawab rumusan masalah dan saran mengenai perancangan untuk fungsi fasilitas sejenis.


(16)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada perancangan Bin House dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu Bin House dirancang dengan bangunan yang memiliki luasan cukup dan tidak sempit sehingga sirkulasi menjadi nyaman. Dalam perancangan Bin House terdapat fasilitas berupa galeri yang dikhususkan untuk memudahkan pengunjung untuk mengeksplorasi koleksi kain tradisional Indonesia dan memberikan informasi mengenai sejarah kain tradisional kepada pengunjung. Display pada area store di desain dan di tata lebih jelas sesuai dengan jenis produk yang ditampilkan. Pada display menggunakan jenis open display dimana pengunjung dapat menyentuh untuk mengetahui tekstur kain dan jenis kain sehingga terlihat menonjolkan karya Bin House. Pencahayaan menggunakan spotlight pada setiap display agar pengunjung dapat melihat


(17)

Universitas Kristen Maranatha | 75 produk dengan lebih jelas. Perancangan Bin House menerapkan konsep “From Tradition To Modern” dengan memadukan unsur tradisional pada interior bangunan yang kontras dengan unsur kontemporer. Terdapat 2 unsur tradisional yang diaplikasikan yaitu menggunakan motif batik kawung dan motif Cina peranakan yang diimplementasikan pada galeri dan lobby. Sedangkan unsur kontemporer diinterpretasikan ke dalam bentuk geometris diimplementasikan pada seluruh fasilitas pada store Bin House.

5.2 Saran

Berdasarkan penjelasan-penjelasan sebelumnya penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Guna memberikan edukasi tentang pelestarian kain batik tradisional

Indonesia diharapkan dapat diselenggarakan event regular baik berupa diskusi atau pameran untuk menyebarluaskan pelestarian kain tradisional Indonesia.

2. Dalam merancang Bin House beberapa hal yang perlu diperhatikan

adalah konsep yang diangkat, desain yang sesuai dengan fungsi, dan fasilitas harus sesuai dengan kebutuhan pengunjung.


(18)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Panero, Julius, AIA, ASID. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Jakarta: Erlangga

Kusrianto, Adi. (2013). Batik Filosofi, Motif, dan Kegunaan. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Drs. Hamzuri. (1994). Batik Klasik, Classical Batik. Penerbit Djambatan. Kerlogue, Fiona. (2004). Batik Design, Style & History. Thames & Hudson. Roojen, Pepin van. (1993,2001). Batik Design. Singapore: Pepin van Roojen.

Gilbert D. (2003), Retail Marketing Management, 2nd Edition, Financial

Times/Prentice Hall, London.

Berman, B, and Evans, J, R. (2001), Retail Management. A Strategic Approach,

8th Edition, Upper Saddle River, Prentice Hall.

Davidson R. William, Sweeney J. Daniel, Stampfl W. Ronald. (1988). Retailing Management, 6th Edition, John Wiley.

Shultz J. William. (1992), The Rotarian, Rotary International.

http://www.binhouse.com/ http://www.museumkain.org/ http://batikmarkets.com/batik.php indonesia.gunadarma.ac.id

http://nationalgeographic.co.id/ http://www.tokohindonesia.com/

http://e-journal.uajy.ac.id/713/3/2TA12980.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/2234/3/2TA12716.pdf

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01786-DS%20Bab2001.pdf


(1)

Universitas Kristen Maranatha | 4 3. Bagaimana penerapan konsep dalam perancangan sehingga merefleksikan visi Obin yaitu “From Tradition To Modern” dalam implementasi desain yang dapat mendukung aktifitas pengunjung?

1.5Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, adapun tujuan perancangan Bin House yaitu :

1. Mengaplikasikan unsur modern yang dapat memfasilitasi pengunjung dengan memberikan edukasi mengenai kain tradisional Indonesia.

2. Mengaplikasikan desain display pada Bin House yang sesuai dengan produk kain batik yang dapat mendukung kegiatan komersial pada Bin House.

3. Mengaplikasikan konsep yang merefleksikan visi Obin yaitu “From Tradition To Modern” dalam implementasi desain yang dapat mendukung aktifitas pengunjung.

1.6Manfaat Perancangan

Perancangan Bin House diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Mengajak masyarakat untuk lebih mencintai, menghargai, dan peduli terhadap budaya Indonesia, khususnya pelestarian kain tradisional Indonesia

2. Mengajak masyarakat untuk bersama-sama melestarikan budaya Indonesia.

1.7Ruang Lingkup Perancangan

Perancangan Bin House difokuskan kepada tata ruang dan ergonomi display produk sesuai kebutuhan. Fasilitas dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu fasilitas utama, fasilitas pendukung dan service area dengan penjelasan sebagai berikut:


(2)

Universitas Kristen Maranatha | 5 1. Store Area

Area tempat menjual berbagai macam kain tradisional Indonesia produk Obin, pakaian, dan aksesoris.

2. Gallery

Berupa area pamer yang menampilkan koleksi kain tradisional Indonesia milik Obin dan informasi mengenai sejarah kain sesuai dengan visi Obin dalam melestarikan kain tradisional Indonesia.

3. Cafe

Merupakan tempat untuk para pengunjung Bin House bersantai dan dapat dijadikan sarana untuk melakukan diskusi mengenai kain tradisional Indonesia.

b. Fasilitas pendukung 1. Information Center

Ruangan untuk meletakan meja resepsionis dan difungsikan sebagai sarana informasi bagi pengunjung Bin House.

2. Fitting Room

Fitting room umumnya digunakan untuk mencoba baju yang akan dibeli oleh pengunjung, namun dalam perancangan Bin House ini ditambahkan area duduk yang dilengkapi meja untuk dapat menggelar kain sehingga pengunjung dapat lebih mudah dalam memilih kain serta dapat berdiskusi mengenai kain tradisional Indonesia.

c. Service Area 1. Storage

Fasilitas ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu storage untuk menyimpan produk Bin House dan storage untuk menyimpan keperluan operasional dan maintenance Bin House.

2. Kantor

Merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan operasional Bin House. Fasilitas ini dibagi menjadi ruang kerja untuk owner, manajer dan staf. 3. Lavatory


(3)

Universitas Kristen Maranatha | 6 1.8Sistematika Penulisan

Penyusunan laporan tugas akhir ini diuraikan menjadi beberapa bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan pembahasan mengenai latar belakang, ide/gagasan perancangan Bin House, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, dan ruang lingkup perancangan serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Merupakan kumpulan hasil studi literatur serta hasil survei yang digunakan sebagai dasar perancangan interior Bin House.

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

Pembahasan mengenai deskripsi proyek, deskripsi site, identifikasi user secara lengkap, flow activity, user activity, zoning-blocking, implementasi konsep dan tema pada perancangan.

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR BIN HOUSE

Bab ini menjelaskan mengenai perancangan interior Bin House melalui penerapan konsep desain yaitu “From Tradition to Modern” pada ruang interior baik perancangan secara umum maupun secara khusus. Perancangan tersebut mencakup elemen lantai, dinding, ceiling, warna, material, bentuk, pencahayaan, penghawaan, tekstur, pola, furniture, dan sirkulasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil perancangan yang telah dilakukan yang menjawab rumusan masalah dan saran mengenai perancangan untuk fungsi fasilitas sejenis.


(4)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada perancangan Bin House dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu Bin House dirancang dengan bangunan yang memiliki luasan cukup dan tidak sempit sehingga sirkulasi menjadi nyaman. Dalam perancangan Bin House terdapat fasilitas berupa galeri yang dikhususkan untuk memudahkan pengunjung untuk mengeksplorasi koleksi kain tradisional Indonesia dan memberikan informasi mengenai sejarah kain tradisional kepada pengunjung. Display pada area store di desain dan di tata lebih jelas sesuai dengan jenis produk yang ditampilkan. Pada display menggunakan jenis open display dimana pengunjung dapat menyentuh untuk mengetahui tekstur kain dan jenis kain sehingga terlihat menonjolkan karya Bin House. Pencahayaan menggunakan spotlight pada setiap display agar pengunjung dapat melihat


(5)

Universitas Kristen Maranatha | 75

produk dengan lebih jelas. Perancangan Bin House menerapkan konsep “From Tradition To Modern” dengan memadukan unsur tradisional pada interior bangunan yang kontras dengan unsur kontemporer. Terdapat 2 unsur tradisional yang diaplikasikan yaitu menggunakan motif batik kawung dan motif Cina peranakan yang diimplementasikan pada galeri dan lobby. Sedangkan unsur kontemporer diinterpretasikan ke dalam bentuk geometris diimplementasikan pada seluruh fasilitas pada store Bin House.

5.2 Saran

Berdasarkan penjelasan-penjelasan sebelumnya penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Guna memberikan edukasi tentang pelestarian kain batik tradisional Indonesia diharapkan dapat diselenggarakan event regular baik berupa diskusi atau pameran untuk menyebarluaskan pelestarian kain tradisional Indonesia.

2. Dalam merancang Bin House beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah konsep yang diangkat, desain yang sesuai dengan fungsi, dan fasilitas harus sesuai dengan kebutuhan pengunjung.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Panero, Julius, AIA, ASID. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Jakarta: Erlangga

Kusrianto, Adi. (2013). Batik Filosofi, Motif, dan Kegunaan. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Drs. Hamzuri. (1994). Batik Klasik, Classical Batik. Penerbit Djambatan.

Kerlogue, Fiona. (2004). Batik Design, Style & History. Thames & Hudson.

Roojen, Pepin van. (1993,2001). Batik Design. Singapore: Pepin van Roojen.

Gilbert D. (2003), Retail Marketing Management, 2nd Edition, Financial Times/Prentice Hall, London.

Berman, B, and Evans, J, R. (2001), Retail Management. A Strategic Approach, 8th Edition, Upper Saddle River, Prentice Hall.

Davidson R. William, Sweeney J. Daniel, Stampfl W. Ronald. (1988). Retailing Management, 6th Edition, John Wiley.

Shultz J. William. (1992), The Rotarian, Rotary International.

http://www.binhouse.com/ http://www.museumkain.org/ http://batikmarkets.com/batik.php indonesia.gunadarma.ac.id

http://nationalgeographic.co.id/ http://www.tokohindonesia.com/

http://e-journal.uajy.ac.id/713/3/2TA12980.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/2234/3/2TA12716.pdf

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01786-DS%20Bab2001.pdf