KONTRIBUSI POWER TUNGKAI DAN ANTISIPASI TERHADAP KEMAMPUAN RIPOSTE DALAM PERMAINAN ANGGAR : Studi Deskriptif pada Alet UKM Anggar UPI Bandung.
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KONTRIBUSI POWER TUNGKAI DAN ANTISIPASI TERHADAP KEMAMPUAN RIPOSTE
DALAM PERMAINAN ANGGAR
(Studi Deskriptif Pada Atlet UKM Anggar UPI Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh
Agus Mahardika Putra 0900025
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
(2)
Agus Mahardika Putra, 2013
KONTRIBUSI POWER TUNGKAI DAN ANTISIPASI TERHADAP KEMAMPUAN RIPOSTE
DALAM PERMAINAN ANGGAR
(Studi Deskriptif Pada Atlet UKM Anggar UPI Bandung)
Oleh
Agus Mahardika Putra
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagai dari syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
©Agus Mahardika Putra 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
(3)
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, dengan dicetak ulang, di photocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Agus Mahardika Putra
Nim : 0900025
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Judul : KONTRIBUSI POWER TUNGKAI DAN ANTISIPASI
TERHADAP KEMAMPUAN RIPOSTE DALAM PERMAINAN ANGGAR
Disetujui dan disahkan oleh
Pembimbing I,
(Drs. H. Hadi Sartono, M.Pd.) NIP. 196001131987031002
Pembimbing II,
(Drs. Basiran, M.Pd.) NIP. 195611281986031004
(4)
Agus Mahardika Putra, 2013
(Dr. H. R. Boyke Mulyana, M.Pd.) NIP. 196210231989031001
(5)
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
KONTRIBUSI POWER TUNGKAI DAN ANTISIPASI TERHADAP KEMAMPUAN RIPOSTE
DALAM PERMAINAN ANGGAR
(Studi Deskriptif pada Alet UKM Anggar UPI Bandung) Pembimbing: 1. Drs. H. Hadi Sartono, M.Pd.
2. Drs. Basiran, M.Pd.
Agus Mahardika Putra*
Penelitian ini di latarbelakangi untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari power tungkai dan antisipasi terhadap kemampuan riposte dalam permainan anggar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang terfokus pada deskripsi peneliti pada saat kegiatan berlangsung, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menyimpulkan dan menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang atau yang nampak dalam situasi tertentu. Instrumen yang digunakan adalah tes power tungkai melalui standing broad jump dan Digital type anticipation reaction tester untuk tes antisipasi, serta kuhadja fencing tes untuk tes kemampuan riposte. Populasi dalam penelitian ini adalah Atlet UKM Anggar UPI Bandung sebanyak 15 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive
sampling artinya pengambilan sampel dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan. Sampel yang diambil adalah atlet UKM Anggar UPI Bandung yang pernah mengikuti kejuaraan nasional sebanyak sepuluh orang. Dari hasil penghitungan signifikansi koefisien korelasi berganda antara variable power tungkai dan
antisipasi terhadap kemampuan riposte diperoleh = 57.44 sedangkan
dengan dk = (2): (10-2-1) pada taraf nyata = 0,05 diperoleh nilai sebesar
4,74. Kesimpulannya adalah diperoleh > . Jadi dalam hal ini Ho
ditolak dan Hi diterima atau dapat dinyatakan bahwa korelasi berganda antara
variable power tungkai dan antisipasi terhadap kemampuan riposte memiliki korelasi yang signifikan. Mengenai besarnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut, maka peneliti melakukan penghitungan dengan
menggunakan rumus koefisien determinasi r2 x 100%. Berdasarkan hasil
pengolahan dan analisis data, besarnya kontribusi dari masing-masing variabel yaitu: dari power tungkai sebesar 73.96%, dari antisipasi sebesar 92.16%, sedangkan kontribusi dari power tungkai dan antisipasi terhadap kemampuan riposte sebesar 94.09%. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa power tungkai dan antisipasi memberikan kontribusi yang positif terhadap kemampuan riposte dalam permainan anggar.
(6)
Agus Mahardika Putra, 2013
(7)
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Batasan Penelitian ... 8
F. Definisi Operasional ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Olahraga Anggar ... 11
B. Teknik Dasar Olahraga Anggar ... 15
C. Teknik Riposte ... 25
D. Power Tungkai ... 27
E. Struktur Anatomi tungkai ... 29
F. Antisipasi ... 33
G. Proses Pengolahan Informasi atau Stimulus Yang Mengakibatkan Terjadinya Gerak Riposte ... 34
H. Sistem Energi Teknik Riposte ... 36
I. Kontribusi Power Tungkai Terhadap Kemampuan Riposte ... 37
J. Kontribusi Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte ... 37
K. Kontribusi Power Tungkai dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar ... 38
L. Anggapan Dasar ... 39
M. Hipotesis ... 40 BAB III METODE PENELITIAN
(8)
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
A. Metode Penelitian ... 42
B. Variabel dan Desain Penelitian ... 43
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 46
D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 48
E. Instrumen Penelitian ... 49
F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 52
G. Hipotesis Statistika ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data ... 58
B. Diskusi Penemuan ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 68
(9)
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Asal mula lahirnya olahraga anggar yang kini kita kenal sekarang ditemukan pada relief yang di pahat di kuil Madinet-Habu di luxor, Mesir. Pada relief tersebut diperlihatkan bentuk senjata anggar dengan ujung senjata yang tumpul serta para pemain yang menggunakan masker (pelindung kepala). Ukiran tersebut juga memperlihatkan penonton, pendukung pemain, dan seorang pencatat nilai .
Di dalam olahraga anggar terdapat tiga jenis senjata, diantaranya yaitu: floret (foil), degen (epee), dan sabel (sabre). Dari ketiga jenis senjata tersebut, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda baik dalam bentuk senjata, bidang sasaran, teknik tangkisan, pegangan, maupun peraturan pennainan.
Untuk bisa bermain olahraga anggar tentunya tidak bisa dilakukan secara singkat namun harus melalui proses latihan serta penguasaan teknik dasar terlebih dahulu karena dengan memilki teknik dasar yang baik maka akan mengurangi timbulnya cedera. Pentingnya penguasaan teknik dasar di ungkap oleh Harsono (1988:100) bahwa: "Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting oleh karena akan menentukan gerakan keseluruhan". Oleh karena itu gerak-gerak dasar dalarn setiap cabang olahraga terutama anggar, harus dilatih dan di kuasai dengan baik karena itu merupakan modal awal untuk bisa bermain anggar.
(10)
Berbagai teknik dasar dalam olahraga anggar tentunya harus dikuasai dengan baik, agar kualitas penampilan terjaga dengan baik dan dapat terhindar dari timbulnya cedera. Di dalam olahraga anggar tcrdapat beberapa teknik yang harus dikuasai salah satunya teknik Riposte.
Riposte adalah teknik serangan balasan yang harus dipelajari dengan baik,
karena ketika lawan melakukan serangannya, maka atlet harus cepat mengambil keputusan dengan cara melakukan riposte (serangan balasan) dengan sesegera mungkin dan diusahakan harus tembus terhadap sasaran tanpa kehilangan keseimbangan. Mengenai riposte, Gaugler (1997:279) menjelaskan bahwa: "The
riposte is the thrust delivered immediately after the adversary's attack has been parried". Penjelasan tersebut menerangkaii bahwa riposte mempakan tindakan
balasan yang dilakukan segera setelah sebelumnya menangkis senjata lawan terlebih dahulu. Untuk lebih memahami penjelasan yang telah di ungkapkan oleh Gaugler, maka penulis akan mencoba mendeskripsikan pelaksanaan riposte. Langkah awal dalam melakukan riposte yaitu: Pertama, atlet yang hendak melakukan riposte berada pada posisi siap. Kedua, ketika lawan akan melakukan serangan maka segeralah mengambil keputusan dengan cara melakukan tangkisan
(parry) untuk menghalau serangan yang datang. Ketiga, setelah menangkis senjata
lawan maka dengan segera melakukan serangan balasan dan di upayakan ujung senjata hams tepat sasaran sesuai dengan jenis senjata masing-masing, baik itu
floret, degen, maupun sabel.
Dalam melakukan riposte tentunya dibutuhkan perangkat pelaksana, pendukung, dan pemelihara gerak. Berdasarkan sistematika fisiologik, pelaksana
(11)
3
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan pendukung gerak terdiri dari ergosistema I, ergosistema II, dan ergosistema III. Mengenai sistematika fisiologik, Griwijoyo (2007:5) bahwa:
Dalam menjalankan fungsinya sebagai satu ergosistema, sistema sistem anatomis tersebut secara fisiologis dikelompokkan menjadi tiga kelompok dan jadilah Sistematika Fisiologik yaitu:
a. Perangkat pelaksana gerak, disebut Ergosistema Primer (ES-I) atau Sistema Kerja Primer (SK-I) yang terdiri dari:
• Sistema skelet
• Sistema muscular
• Sistema nervorum
b. Perangkat pendukung gerak, disebut Ergosistema Sekunder ' (ES-II) atau Sistema Kerja Sekunder (SK-II) yang terdiri
dari:
• Sistema hemo-hidro-limfatik
• Sistema respirasi
• Sistema kardiovaskular
c. Perangkat pemulih/pemelihara, disebut Ergosistema Tersier (ES-III) atau Sistema Kerja Tersier (SK-III) yang terdiri dari:
• Sistema digestivus
• Sistema exkresi
• Sistema reproduksi
Fungsi dari kerangka jika di hubungkan dengan aktivitas fisik terletak pada persendiannya yang mengakibatkan pergerakan menjadi luas atau lentuk. Kemudian fungsi dari otot yaitu berkontraksi. Perwujudan dari kontraksi otot dapat berupa kekuatan dan daya tahan otot. Selanjutnya fungsi dari susunan syaraf adalah menghantarkan rangsangan. Hubungannya dengan aktivitas fisik adalah kemampuan dalam mengkoordinasikan fungsi otot untuk menghasilkan ketepatan gerakan. Kemudian fungsi dari hemo-hidro-limfatik, repirasi, dan cardiavaskular secara bersama-sama menghasilkan satu kualitas yaitu daya tahan umum atau
(12)
kemampuan aerobik. Fungsi dari Ergosistema III yaitu untuk Pemulih/Pemelihara. Dari fungsi dasar tersebut dapat dikembangkan kedalam komponen fisik berupa: fieksibilitas, kelincahan, kecepatan, kekuatan, dan daya tahan. Secara khusus, otot-otot tungkai harus mempunyai power dan daya tahan otot yang memadai sehingga tungkai dapat bergerak secara eksplosif dalam waktu relatif lama. Sedangkan otot-otot lengan harus mempunyai kekuatan dan daya tahan otot guna mengatasi tahanan dari senjata anggar. Persendian pada tungkai, badan dan lengan harus lebih lentuk atau fleksibel dalam mendukung setiap gerakan. Seperti halnya yang di jelaskan oleh Harsono (1988:204) bahwa: "Komponen fisik yang diperlukan dalam cabang olahraga anggar adalah kekuatan otot, daya tahan otot, agilitas, kelentukan, dan power". Jika seorang atlet anggar sudah memiliki kekuatan otot, daya tahan otot, agilitas, kelentukan, dan power, maka ketika pertandingan berlangsung atlet yang bersangkutan akan merasa rileks karena sudah mempunyai modal yang besar dan siap untuk menampilkan kemampuannya. Untuk dapat melakukan riposte, tentunya dibutuhkan suatu keterampilan yang baik. Mengenai keterampilan, mengutip pendapat Singer dalam Mahendra (2007:6) mengemukakan bahv/a: "Keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efisien dan efektif". Selanjutnya masih mengenai keterampilan, mengutip pendapat Singer dalam Mahendra (2007:8) dalam bukunya mengidentifikasi ada empat aspek atas variabel yang mencirikan keterampilan. Ke empat aspek itu adalah "Kecepatan, akurasi, bentuk, dan kesesuaian". Kecepatan gerak dan akurasi dalam melakukan riposte sangat di perlukan dalam permainan anggar karena dapat menghasilkan
(13)
5
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
poin secara cepat. Disamping kecepatan gerak dan akurasi, aspek dari bentuk dan kesesuaian dalam merespon stimulus harus di perliitungkan pula, karena jika salah perhitungan dalam merespon stimulus, maka akan mendapatkan kerugian besar / yang akan mengakibatkan kekalahan. Untuk mengatasi ketidak sesuaian dalam merespon stimulus tersebut, di butuhkan kemampuan antisipasi yang baik. Jika seorang atlet sudah memiliki tingkat antisipasi yang baik, maka akan dengan cepat merespon stimulus yang datang tanpa harus memilih respon apa yang harus dilakukan.
Berdasarkan fakta di lapangan sering kali atlet gagal dalam melakukanriposte oleh karena antisipasi yang dilakukan tidak tepat, contohnya seperti: atlet (A) melakukan serangan dan atlet (B) melakukan riposte. Ketika atlet (B) akan menangkis senjata lawan ternyata lawan tersebut melakukan gerak tipu atau memutar senjata yang mengakibatkan senjata yang diarahkan ke atlet (B) tidak dapat di tangkis sehingga serangan yang dilakukan atlet (A) berhasil dan riposte yang dilakukan atlet (B) gagal. Fakta kedua, gagalnya seorang atlet dalam melakukan riposte disebabkan karena kurangnya power tungkai sehingga riposte yang dilakukan mudah tertangkis oleh lawan.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa power tungkai sangat berpengaruh terhadap hasil riposte, karena riposte adalah serangan balasan yang harus dilakukan sesegera mungkin dan gerakan yang di hasilkan harus eksplosif supaya tidak dapat di tangkis oleh lawan dan tembus terhadap sasaran. Selain power tungkai, faktor antisipasipun sangat diperlukan dalam melakukan
(14)
terjadi, sehingga proses pengambilan keputusan dapat lebih cepat dilakukan. Jika seorang atlet sudah memiliki power tungkai dan tingkat antisipasi yang baik maka ketika terjadi stimulus dari lavvan main atlet tersebut akan cepat tanggap dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kontribusi power tungkai dan antisipasi terhadap kemampuan riposte dalam permainan anggar. Dari penelitian ini nantinya akan diketahui seberapa besarkah sumbangan yang dihasilkan oleh power tungkai dan antisipasi terhadap kemampuan riposte. Jika sumbangan dari kedua variabel ini diketahui, maka akan menghasilkan data yang jelas serta informasi yang menguntungkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah power tungkai memberikan kontribusi yang positif terhadap
kemampuan riposte dalam permainan anggar?
2. Apakah antisipasi memberikan kontribusi yang positif terhadap kemampuan
riposte dalam permainan anggar?
3. Apakah power tungkai dan antisipasi secara bersama-sama memberikan
(15)
7
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalah yang telah di uraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ingin mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai kontribusi power
tungkai terhadap kemampuan riposte dalam pennainan anggar.
2. Ingin mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai kontribusi
antisipasi terhadap kemampuan riposte dalam pennainan anggar.
3. Ingin mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai kontribusi power
tungkai dan antisipasi secara bersama-sama terhadap kemampuan riposte dalam permainan anggar.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat bennanfaat bagi seluruh mahasiswa FPOK dan umumnya bagi pihak lain yang berkepentingan dalam bidang olahraga anggar. Selain itu di bawah ini ada beberapa manfaat lain yang akan diperoleh yaitu:
1. Di pandang secara teoretis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan
yang berarti bagi para atlet maupun pelatih anggar dalam upaya menambah keilmuan di bidang kepelatihan.
2. Di pandang secara praktis dapat menjadi acuan bagi para atlet, pelatih, serta para
pembina anggar dimanapun berada agar dapat memilih bentuk lalihan mana yang sesuai demi meningkatkan kemampuan riposte dalam permainan.
(16)
E. Batasan Penelitian
Batasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar masalah yang diteliti lebih terarah dan jelas kemana tujuannya. Mengenai batasan penelitian di jelaskan oleh Sugiyono (2012:286) bahwa: "Pembatasan dalam penelitian kuantitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasebilitas masalah yang akan dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu".
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini di batasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Penelitian ini yaitu mengenai kontribusi power tungkai dan
antisipasi terhadap kemampuan riposte dalam permainan anggar.
2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah power tungkai dan antisipasi.
3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan riposte.
4. Sanipel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang turut serta aktif dalam
UKM Anggar UP1 Bandung.
5. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
F. Definisi Operasional
Jika di lihat dari sudut pandang penafsiran seseorang terhadap suatu istilah itu berbeda-beda. Untuk menghindari kesalahan pengertian tenlang istilah-istilan dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan dan menjabarkan satu-persatu istilah tersebut, diantaranya seperti yang tertera pada halaman Sembilan.
(17)
9
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Power adalah hasil dari kekuatan dan kecepatan. Menurut Harsono (1988:200) dalam bukunya Coaching dan Aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching, "... power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat". Kemudian Sajoto (1988:55) mengungkapkan hal yang sama bahwa "..: power adalah kemampuan melakukan gerakkan secara eksplosif'.
Power tungkai dalam penelitian ini adalah kemampuan otot tungkai untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat ketika melakukan Hposte.
Antisipasi menurut Mahendra (2007:64) "antisipasi adalah proses pendugaan terhadap apa yang akan terjadi, sehingga proses pengambilan keputusan dapat lebih cepat dilakukan". Antisipasi dalam penelitian ini yaitu proses pendugaan terhadap apa yang akan terjadi ketika dalam melakukan riposte.
Riposte adalah serangan balasan. Mengenai riposte Gaugler (1997:279)
menjelaskan bahwa: "The riposte is the thrust delivered immediately after the
adversary's attack has been parried". Penjelasan tersebut menerangkan bahwa riposte merupakan tindakan balasan yang dilakukan segera setelah sebelumnya
menangkis senjata lawan terlebih dahulu.
Olahraga anggar dalam arti global adalah olahraga beladiri yang menggunakan senjata berupa pedang anggar yang dimainkan dengan cara menusuk, memotong dan menangkis. Teknik dasar olahraga anggar meliputi teknik siap {on guard position) dan bergerak {movement and distance). Selanjutnya Anderson (1970:6) menjelaskan bahwa: "Fencing is essentially an
(18)
" skill where the perfection of the technique can be seen as a means to an
end-to defeat an opponent". Artinya bahwa anggar adalah suatu keterampilan
dimana kesempurnaan dari ilmu pengetahuan tentang teknik dapat dilihat sebagai suatu usaha dalam mengalahkan lawan.
(19)
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang jelas maka dibutuhkan suatu metode penelitian yang sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak di teliti, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data nantinya. Data yang dihasilkan akan sangat bermakna apabila mengikuti prosedur atau metode yang secara teori betul-betul memberikan kontribusi yang besar terhadap suatu penelitian, sehingga tidak akan terjadi kejanggalan-kejanggalan yang akan mengganggu keberhasilan suatu penelitian. Mengenai metode penelitian,
Sugiyono (2009:2) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keguanan
tertentu”. Dari penjelasan tersebut berarti untuk mendapatkan data dari suatu penelitian maka harus dilakukan dengan cara yang ilmiah dalam artian bahwa segala kegiantan penelitian yang dilakukan harus berdasarkan dengan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Yang dimaksud dengan rasional dalam pembahasan ini adalah kegiatan-kegiatan penelitan harus dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia. Yang dimaksud dengan empiris adalah cara-cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati oleh panca indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara dalam melakukan penelitiannya itu seperti apa dan bagaimana
(20)
Agus Mahardika Putra, 2013
pelaksanaannya. Yang dimaksud dengan sistematis adalah proses yang digunakan dalam suatu penelitian harus menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis, supaya tahapan-tahapan dalam penelitian terlihat jelas dan terperinci satu persatu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Menurut Arikunto (2010:3) menjelaskan bahwa: “Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah di sebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian”. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode yang terfokus pada deskripsi peneliti pada saat kegiatan berlangsung, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menyimpulkan dan menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang atau yang nampak dalam situasi tertentu.
B. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian
Suatu penelitian akan terlaksana manakala ada subjek atau objek yang hendak diteliti, yaitu berupa variabel. Variabel adalah suatu subjek atau objek yang ditetapkan oleh peneliti yang nantinya akan dipelajari dan diteliti sehingga akan mengasilkan data atau informasi mengenai hal yang diteliti tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009:38) bahwa:
(21)
44
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Di dalam variabel penelitian terdapat dua macam variabel, yang pertama variabel bebas dan yang kedua variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap variabel terikat. Seperti yang
dijelaskan oleh Sugiyono (2009:39) bahwa: “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadikan sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat)”. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009:39) bahwa:
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas”. Dari kedua penjelasan mengenai variabel bebas
dan variabel terikat maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas adalah variabel yang memberi pengaruh sedangkan varibel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah power tungkai
(X1) dan antisipasi (X2). Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah
kemampuan riposte (Y) 2. Desain Penelitian
Setelah variabel bebas dan variabel terikat ditentukan, selanjutnya dibuatlah desain penelitian. Desain penelitian adalah suatu rancangan dan rencana penelitian dalam mengumpulkan data. Ahli lain mengumpamakan desain
(22)
Agus Mahardika Putra, 2013
penelitan dengan paradigma penelitian. Mengenai paradigma penelitian, Sugiyono (2009:42) menjelaskan seperti yang tertera pada halaman 45.
Jadi paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Penelitian deskriptif mempunyai berbagai macam desain penelitian. Hanya saja penggunaannya disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang hendak diteliti. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menggunakan desain paradigma ganda dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat (Sugiyono. 2009:44). Desain penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
rx1y
rx1x2y
rx2y
Gambar.3.1 Desain Penelitian Sumber: Sugiyono (2009:44)
Keterangan:
X
1
X
2
(23)
46
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
X1 = Tes Power Tungkai
X2 = Tes Antisipasi
Y = Kemampuan Riposte
Sedangkan langkah-langkah dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
Gambar. 3.2 Langkah-langkah Pengumpulan Data Populasi
Sampel
Analisis Dan Pengolahan Data Tes Kemampuan
Riposte
Tes Antisipasi Dengan Menggunakan
Digital-type Speed Anticipation Reaction Tester Tes Power
Tungkai Dengan menggunakan
tes Standing Broad Jumps
(24)
Agus Mahardika Putra, 2013
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah bagian terbesar dari suatu kelompok. Mengenai populasi
Sugiyono (2009:80) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Selanjutnya Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Anggar UPI Bandung.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian terkecil dari suatu kelompok. Mengenai sampel
Sugiyono (2009:81) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Selanjutnya Arikunto
(2010:174) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Berdasarkan penjelasan kedua ahli tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa sampel merupakan bagian terkecil dari populasi yang sebelumnya telah melalui proses pemilihan. Pada dasarnya tahap pemilihan sampel dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non-Probability Sampling. Dari kedua teknik sampling tersebut kemudian dipecah lagi menjadi beberapa teknik sampling, seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009:82) bahwa:
(25)
48
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Probability sampling meliputi, simple random, proportionate
stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.
Dari kedua teknik sampling tersebut maka yang menjadi acuan peneliti dalam pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik sampling
Non-probability sampling yaitu teknik sampling purposive. Mengenai Non-Non-probability sampling Sugiyono (2009:84) menjelaskan bahwa: “Non-probability sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang/kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Selanjutnya
mengenai Sampling purposive Sugiyono (2009:85) menjelaskan bahwa:
“Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu”.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 10 (Sepuluh) atlet UKM Anggar UPI Bandung dengan pertimbangan pernah mengikut kejuaraan nasional (KEJURNAS) dan memiliki kesiapan yang matang baik dari segi fisik, teknik maupun mental sehingga cocok untuk dijadikan sumber data.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Suatu penelitian akan berjalan dengan baik manakala direncanakan dengan matang, termasuk perencanaan tempat dan waktu penelitian. Ini dimaksudkan
(26)
Agus Mahardika Putra, 2013
agar sampel maupun peneliti bisa mempersiapkan diri dalam mengikuti proses penelitian nantinya. Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu di UKM Anggar UPI Bandung. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitiannya yaitu pada tanggal 21-25 Januari 2013.
E. Instrumen Penelitian
Pada dasarnya tujuan dari meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap sesuatu hal yang hendak diukur untuk mengetahui kebenarannya. Dalam melakukan pengukuran maka dibutukan alat ukur yang tepat. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan dengan instrumen penelitian. Mengenai instrumen
Sugiyono (2009:102) menjelaskan bahwa: “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes merupakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes Power Tungkai
Tes power tungkai yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
Standing Broad Jump AAHPER, yang dikutip dari Nurhasan dan Hasanudin
(27)
50
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Prosedur Pengetesan
Mula-mula sampel berdiri pada papan tolak/garis pembatas dengan lutut ditekuk sampai membentuk sudut ± 45º dengan kedua lengan lurus ke belakang. Kemudian sampel menolakan tungkai ke depan sekuat-kuatnya dan mendarat dengan kedua tungkai.
b. Skor
Setelah langkah-langkah di atas dilakukan maka skor yang dicatat dilihat dari jarak lompatan terbaik yang diukur mulai dari dalam papan tolak/garis pembatas sampai batas tumpuan kaki/badan yang terdekat dengan papan tolak. Sampel diberi 3 kali kesempatan dalam melakukannya dan nilai yang di ambil adalah nilai yang terbaik dari 3 kali percobaan tersebut.
c. Prosedur Pengambilan Data
Dari setiap percobaan yang dilakukan maka skor yang dinyatakan sah apabila sampel melakukan Standing Broad Jump sesuai dengan prosedur pengetesan. Sedangkan skor yang dinyatakan tidak sah apabila sampel melakukan Standing Broad Jump tidak sesuai dengan prosedur pengetesan.
2. Tes Antisipasi
Tes antisipasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
(28)
Agus Mahardika Putra, 2013
dikutip dari Wicaksono (2011:67). Digital-Type Speed Anticipation Reaction
Tester adalah alat tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat antisipasi reaksi
seseorang dalam suatu kondisi tertentu.validitas tes ini yaitu 0.912 dan reliabilitasnya yaitu 0.783. Pada alat tes ini terdapat tombol start dan papan yang di dalam papan tersebut terdapat daerah momentum dan blank spot.
a. Prosedur Pengetesan
Adapun pelaksanaan tes ini mula-mula sampel berdiri di depan alat tes tersebut. setelah sampel siap melakukan tes, maka dengan segera sampel menekan tombol start maka akan muncul cahaya yang berjalan di daerah momentum. Sampel memperhatikan cahaya yang berjalan di daerah momentum. Setelah memasuki blank spot, sampel membayangkan cahaya itu tetap berjalan pada daerah blank spot. Sampel menekan tombol jika sudah diperkirakan cahaya itu sudah masuk pada lingkaran setelah daerah blank spot. Setelah tombol di tekan, maka dalam lingkaran tersebut cahaya akan menyala.
b. Skor
Skor yang dicatat apabila cahaya itu sudah masuk pada lingkaran setelah daerah blank spot. Setelah tombol ditekan, maka dalam lingkaran tersebut cahaya akan menyala dan skorpun akan diperoleh. Tes dilakukan selama 3 kali percobaan. Nilai yang diambil adalah nilai terbaik dari 3 kali percobaan.
c. Prosedur Pengambilan Data
Dari setiap percobaan yang dilakukan maka skor yang dinyatakan sah apabila sampel melakukan tes Antisipasi sesuai dengan prosedur yang telah
(29)
52
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ditetapkan. Skor dinyatakan tidak sah apabila sampel menekan tombol sebelum daerah momentum dan sesudah lingkaran.
3. Tes Kemampuan Riposte
Tes yang digunakan dalam mengukur kemampuan riposte adalah dengan menggunakan Kuhadja Fencing Tes dari Collins yang dikutip dari Yusep Rustandi (2002:35) dengan tingkat koefisien validitas = 0,98 dan tingkat
koefisien reliabilitas = 0.82 – 0,95. Kuhadja Fencing Tes berbentuk lingkaran
yang terdiri dari 10 lingkaran. Lingkaran tengah mempunyai diameter 2,5 cm, lingkaran berikutnya kearah luar ditambah 2,5 cm dan lingkaran paling luar mempunyai diameter 25 cm. nilai untuk lingkaran paling luar adalah 1 (satu) dan lingkaran berikutnya ditambah satu untuk setiap lingkarannya sampai pada pusat lingkaran dengan nilai 10 (sepuluh). Perlengkapan yang digunakan dalam melakukan tes ini yaitu: senjata anggar, sarung tangan anggar, boneka anggar (popi), stopwatch, kamera, dan alat tulis.
a. Prosedur Pengetesan
Dalam pelaksanaan tes ini, mula-mula sampel berdiri pada garis pembatas. Kemudian sampel berada pada posisi siap sedia atau on guard menghadap ke
arah sasaran yang telah disiapkan. Setelah ada aba-aba “Ya” sampel melakukan
riposte ke arah sasaran sebanyak mungkin dalam waktu 10 detik.
b. Skor
Skor yang dicatat adalah jumlah skor yang diperoleh selama 10 detik melakukan riposte.
(30)
Agus Mahardika Putra, 2013
c. Prosedur Pengambilan Data
Dari setiap percobaan yang dilakukan maka skor yang dinyatakan sah apabila riposte yang dilakukan tepat pada sasaran dan kembali pada gari pembatas yang telah disediakan. Skor yang dinyatakan tidak sah apabila riposte yang dilakukan tidak tepat sasaran, tungkai ketika melakukan riposte tidak ditolakan secara sempurna, dan pada saat kembali setelah melakukan riposte, kaki tidak berada pada garis yang telah disediakan.
F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil tes merupakan data yang sesuai dengan hasil penelitian di lapangan. Data-data tersebut nantinya akan diolah dan dianalisis untuk memperoleh informasi dalam rangka menguji hipotesis dan menyimpulkan hasil penelitian. Setelah semua data yang diperoleh terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data sehingga data-data tersebut mengandung arti. Untuk mengolah dan menganalisis data-data-data-data tersebut diperlukan beberapa pendekatan statistika sehingga dapat diketahui besarnya kontribusi power tungkai dan antisipasi terhadap kemampuan riposte. dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus-rumus penghitungan statistika. Adapun langkah langkah rumus penghitungan statistika yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Langkah pertama adalah mencari rata-rata dari setiap kelompok data yaitu
(31)
54
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
∑ (Nurhasan, at al. 2008:24)
Keterangan:
X = Skor rata-rata yang dicari Xi = Nilai data
∑ = J umlah n = Jumlah sampel
2. Menghitung simpangan baku dari setiap kelompok data atau dari
variabel-variabel yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
√
∑ –(Nurhasan, at al. 2008:39)
Keterangan:
S = Simpangan baku yang dicari
Σ = Jumlah
1
= Skor yang dicapai seseorang
= Nilai rata-rata
n = Banyaknya sampel
3. Mencari Tskor, tujuannya untuk menyetarakan dari beberapa jenis skor yang
berbeda satuanya, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
̅
̅ (Nurhasan, at al. 2008:54)
4. Menguji normalitas dari tiap-tiap kelompok dengan menggunakan uji
(32)
Agus Mahardika Putra, 2013
a. Membakukan setiap bilangan dari hasil observasi, X1, X2, …Xn dengan
menjadikan bilangan baku Z1, Z2, …, Zn dengan menggunakan rumus:
S X
X
(Nurhasan, at al. 2008:118)
(X dan S merupakan nilai rata-rata dan simpangan baku sampel)
b. Untuk setiap bilangan baku, menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian menghitung peluang F (Zi) = P (Z - Zi).
c. Kemudian menghitung proporsi 1,2....n yang lebih kecil atau sama
dengan i. Jika ini dinyatakan oleh S (1), maka
n
yang Banyaknya
S n i
i
1, 2,...
d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) dan menentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga mutlak
tersebut, sebutlah harga terbesar Lo criteria Uji Normalitas Liliefors, adalah:
1. Hipotesis diterima apabila Lo < Lt, maka kesimpulannya data tersebut
berdistribusi normal.
2. Hipotesis ditolak apabila Lo > Lt, maka kesimpulannya data tersebut
berdistribusi tidak normal.
(33)
56
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2 2
Yi Xi
XiYi
rxy (Nurhasan, at al. 2008:57)
Keterangan:
rxy = Korelasi yang dicari.
Xi = Perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variabel (x).
Yi = Perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variabel (y).
5. Menghitung signifikansi koefisien korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk
menerima atau menolak hipótesis. Rumus yang digunakan adalah:
√
(Nurhasan, at al. 2008:159)
Keterangan:
t = Nilai t hitung yang dicari. r = Koefisien korelasi variabel. n = Jumlah sampel.
6. Menghitung koefisien korelasi ganda (Multiple) dengan menggunakan rumus:
√
(Nurhasan, at al. 2008:69)
= koefisien korelasi ganda antara variable X1 dan X2 secara
bersama-sama dengan variable Y
Ryx1 = koefisien korelasi X1 dengan Y
Ryx2 = koefisien korelasi X2 dengan Y
Ryx3 = koefisien korelasi X1 dengan X2
7. Menghitung keberartian korelasi berganda dengan menggunakan rumus:
(34)
Agus Mahardika Putra, 2013 Keterangan:
n = Banyaknya anggota sampel k = Banyaknya variable bebas R= Korelasi ganda
8. Untuk mengetahui seberapa besar persentase kontribusi dari tiap-tiap variabel
bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan rumus determinan sebagai berikut:
Keterangan:
D = Persentase yang dicari.
= Kuadrat dari korelasi.
G. Hipotesis Statistika
Sesuai dengan masalah penelitian, maka hipotesis statistik yang dirumuskan dalam masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H0 : r = 0 tidak terdapat kontribusi yang positif antara power tungkai dengan
kemampuan riposte.
Hi : r ≠ 0 terdapat kontribusi yang positif antara power tungkai dengan kemampuan riposte.
2. H0 : r = 0 tidak terdapat kontribusi yang positif antara antisipasi dengan
kemampuan riposte.
Hi : r ≠ 0 terdapat kontribusi yang positif antara antisipasi dengan kemampuan riposte.
3. H0 : r = 0 tidak terdapat kontribusi yang positif secara bersama-sama antara
(35)
58
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hi : r ≠ 0 terdapat kontribusi yang positif secara bersama-sama antara power tungkai dan antisipasi dengan kemampuan riposte.
(36)
Agus Mahardika Putra, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan dan analisis data mengenai kontribusi power tungkai dan antisipasi terhadap kemampuan riposte dalam permainan anggar, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Power tungkai memberikan kontribusi yang positif terhadap kemampuan
riposte dalam permainan anggar.
2. Antisipasi memberikan kontribusi yang positif terhadap kemampuan riposte
dalam permainan anggar.
3. Power tungkai dan antisipasi secara bersama-sama memberikan kontribusi
yang positif terhadap kemampuan riposte.
B. SARAN
Supaya hasil penelitian ini dapat memperkaya disiplin ilmu pengetahuan kepelatihan olahraga untuk meningkatkan prestasi anggar maka perlu penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk para peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai power tungkai
dan antisipasi terhadap kemampuan riposte, penulis menyarankan untuk mengganti bentuk tes, baik itu bentuk tes power tungkai maupun tes antisipasi dengan menggunakan alat yang lebih canggih agar data yang dihasilkan lebih
(37)
67
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bermakna dan dapat dipercaya kebenarannya, meskipun bentuk tes yang sebelumnya menunjukan hasil yang signifikan.
2. Berkaitan dengan penelitian mengenai kontribusi power tungkai dan antisipasi
terhadap kemampuan riposte dalam permainan anggar yang penulis lakukan, sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak, agar data yang dihasilkan lebih signifikan.
3. Untuk mahasiswa FPOK yang hendak meneliti hal yang sama, penulis
menyarankan untuk melakukan penelitian pada atlet profesional dengan menggunakan metode eksperimen agar data yang dihasilkan lebih bermakna.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan dan peningkatan prestasi olahraga anggar khususnya di lingkungan UKM Anggar UPI Bandung, umumnya untuk peningkatan prestasi olahraga anggar di Jawa Barat dan Indonesia.
(38)
Agus Mahardika Putra, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, B. (1970). Fencing Based On The Yorkshire Television Series. London: Stanley Paul.
Arikunto, S, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.rineka Cipta.
Cheris, E. (2002). FENCING Steps to Success. Amerika Serikat: Human Kinetik. Damiri, A. (1992). Anatomi Manusia Bagi Pelatih Angkat Besi. FPOK IKIP
Bandung
Gaugler, W.M. (1997). The Science Of Fencing. Amerika: Laureate Press. Giriwijoyo, Y.S.S. (2007). Ilmu Faal Olaharaga. Bandung: FPOK UPI Bandung. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek Aspek Psikologis Dalam Coaching.
Jakarta: C.V. Tambak Kusuma.
Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Motorik. FPOK. Bahan Ajar. Bandung. FPOK UPI.
Nurhasan, at al. (2008). Modul Matakuliah Statistika. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Nurhasan, dan Hasanudin. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Rustandi, Y. (2002). Pebandingan Antara Tangkisan Diagonal Tujuh Dengan Tangkisan Diagonal Delapan Terhadap Ketepatan Tusukan Riposte Pada Atlet Anggar. Skripsi Master Pada Program S1 FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.
(39)
69
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud. Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI
Bandung.
WICAKSONO, Lungit. (2011). PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP ANTISIPASI REAKSI DAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN (Studi Ex Post Facto Kemampuan Antisipasi Reaksi dan Koordinasi Mata dan Tangan Pada Wanita Lansia Kelompok Elderly (60-74 tahun) YangAktif Melakukan Senam Aerobik dan Olahraga Jalan Kaki). SPS UPI Bandung.
Yusup, Ucup. et al. (2008). Anatomi Manusia. Bandung: FPOK UPI [Online]. Tersedia:http://old.kaskus.co.id/showpost.php.[8 November 2012]
(1)
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan:
n = Banyaknya anggota sampel k = Banyaknya variable bebas R= Korelasi ganda
8. Untuk mengetahui seberapa besar persentase kontribusi dari tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan rumus determinan sebagai berikut:
Keterangan:
D = Persentase yang dicari. = Kuadrat dari korelasi.
G. Hipotesis Statistika
Sesuai dengan masalah penelitian, maka hipotesis statistik yang dirumuskan dalam masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H0 : r = 0 tidak terdapat kontribusi yang positif antara power tungkai dengan
kemampuan riposte.
Hi : r ≠ 0 terdapat kontribusi yang positif antara power tungkai dengan
kemampuan riposte.
2. H0 : r = 0 tidak terdapat kontribusi yang positif antara antisipasi dengan
kemampuan riposte.
Hi : r ≠ 0 terdapat kontribusi yang positif antara antisipasi dengan
kemampuan riposte.
3. H0 : r = 0 tidak terdapat kontribusi yang positif secara bersama-sama antara power tungkai dan antisipasi dengan kemampuan riposte.
(2)
58
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hi : r ≠ 0 terdapat kontribusi yang positif secara bersama-sama antara power
(3)
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan dan analisis data mengenai kontribusi power tungkai dan antisipasi terhadap kemampuan riposte dalam permainan anggar, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Power tungkai memberikan kontribusi yang positif terhadap kemampuan
riposte dalam permainan anggar.
2. Antisipasi memberikan kontribusi yang positif terhadap kemampuan riposte dalam permainan anggar.
3. Power tungkai dan antisipasi secara bersama-sama memberikan kontribusi yang positif terhadap kemampuan riposte.
B. SARAN
Supaya hasil penelitian ini dapat memperkaya disiplin ilmu pengetahuan kepelatihan olahraga untuk meningkatkan prestasi anggar maka perlu penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk para peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai power tungkai dan antisipasi terhadap kemampuan riposte, penulis menyarankan untuk mengganti bentuk tes, baik itu bentuk tes power tungkai maupun tes antisipasi dengan menggunakan alat yang lebih canggih agar data yang dihasilkan lebih
(4)
67
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bermakna dan dapat dipercaya kebenarannya, meskipun bentuk tes yang sebelumnya menunjukan hasil yang signifikan.
2. Berkaitan dengan penelitian mengenai kontribusi power tungkai dan antisipasi terhadap kemampuan riposte dalam permainan anggar yang penulis lakukan, sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak, agar data yang dihasilkan lebih signifikan.
3. Untuk mahasiswa FPOK yang hendak meneliti hal yang sama, penulis menyarankan untuk melakukan penelitian pada atlet profesional dengan menggunakan metode eksperimen agar data yang dihasilkan lebih bermakna.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan dan peningkatan prestasi olahraga anggar khususnya di lingkungan UKM Anggar UPI Bandung, umumnya untuk peningkatan prestasi olahraga anggar di Jawa Barat dan Indonesia.
(5)
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, B. (1970). Fencing Based On The Yorkshire Television Series. London: Stanley Paul.
Arikunto, S, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.rineka Cipta.
Cheris, E. (2002). FENCING Steps to Success. Amerika Serikat: Human Kinetik. Damiri, A. (1992). Anatomi Manusia Bagi Pelatih Angkat Besi. FPOK IKIP
Bandung
Gaugler, W.M. (1997). The Science Of Fencing. Amerika: Laureate Press. Giriwijoyo, Y.S.S. (2007). Ilmu Faal Olaharaga. Bandung: FPOK UPI Bandung. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek Aspek Psikologis Dalam Coaching.
Jakarta: C.V. Tambak Kusuma.
Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Motorik. FPOK. Bahan Ajar. Bandung. FPOK UPI.
Nurhasan, at al. (2008). Modul Matakuliah Statistika. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Nurhasan, dan Hasanudin. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Rustandi, Y. (2002). Pebandingan Antara Tangkisan Diagonal Tujuh Dengan Tangkisan Diagonal Delapan Terhadap Ketepatan Tusukan Riposte Pada Atlet Anggar. Skripsi Master Pada Program S1 FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.
(6)
69
Agus Mahardika Putra, 2013
Kontribusi Power Tungkai Dan Antisipasi Terhadap Kemampuan Riposte Dalam Permainan Anggar (Studi Deskriptif Pada Alet Ukm Anggar Upi Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud. Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI
Bandung.
WICAKSONO, Lungit. (2011). PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP ANTISIPASI REAKSI DAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN (Studi Ex Post Facto Kemampuan Antisipasi Reaksi dan Koordinasi Mata dan Tangan Pada Wanita Lansia Kelompok Elderly (60-74 tahun) YangAktif Melakukan Senam Aerobik dan Olahraga Jalan Kaki). SPS UPI Bandung.
Yusup, Ucup. et al. (2008). Anatomi Manusia. Bandung: FPOK UPI [Online]. Tersedia:http://old.kaskus.co.id/showpost.php.[8 November 2012]