IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS II SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENYIMAK DAN BERBICARA BAGI SISWA KELAS II

SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Nuryat Widiastuti

0902830

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Halaman Hak Cipta

IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENYIMAK DAN BERBICARA BAGI SISWA

KELAS II SDN PASIRWANGI KABUPATEN

BANDUNG BARAT

Oleh Nuryat Widiastuti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Nuryat Widiastuti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Nuryat Widiastuti 0902830

IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA BAGI SISWA

KELAS II SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing 1

Dr. Babang Robandi, M.Pd NIP. 19610814 198603 1 001

Pembimbing II

Dra. Tatat Hartati, M.Ed, Ph.D NIP. 19530312 197903 2 002

Mengetahui, Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Babang Robandi, M.Pd NIP. 19610814 198603 1 001


(4)

ABSTRAK

Implementasi Teknik Bercerita untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten

Bandung Barat Oleh

Nuryat Widiastuti 0902830

Penelitian ini dilatarbelakangi karena keterbatasan siswa dalam menyimak dan menceritakan kembali mengenai dongeng yang telah disampaikan. Hal tersebut diindikasikan terjadi karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki guru dalam menyampaikan dongeng kepada siswa. Selain itu untuk keterampilan berbicara, siswa tidak memiliki keberanian dalam menceritakan kembali dongeng di depan kelas. Atas dasar tersebut maka peneliti menggunakan teknik bercerita untuk meningkatkan ketrampilan menyimak dan bericara siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN Pasirwangi kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 25 siswa. Hasil yang diperolah menunjukan adanya peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara siswa dengan menggunakan teknik bercerita. Dengan nilai KKM yang telah ditetapkan mencapai 63, hasil keterampilan menyimak yang diperoleh pada siklus I sebanyak 13 siswa atau 52% siswa mencapai nilai KKM dan untuk hasil keterampilan berbicara sebanyak 10 siswa atau 40% siswa mencapai nilai KKM. Selanjutnya hasil penilaian keterampilan menyimak dan berbicara siswa pada siklus II meningkat secara signifikan, yaitu pada keterampilan menyimak sebanyak 19 siswa atau 76% mencapai KKM dan untuk keterampilan berbicara sebanyak 17 siswa atau 68% siswa mencapai KKM, kemudian hasil penilaian tersebut kembali meningkat pada siklus III dengan perolehan persentase 92% atau sebanyak 23 siswa mencapai KKM pada keterampilan menyimak, dan sebanyak 21 siswa atau 84% siswa telah mencapai KKM pada keterampilan berbicara. Sehingga dengan adanya data-data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi teknik bercerita dapat meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan pokok bahasan menceritakan kembali isi dongeng. Oleh karena itu disarankan bahwa teknik bercerita dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa.


(5)

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

E. Hipotesis Tindakan... 5

F. Penjelasan Istilah ... 5

BAB II IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA... 6

A. Kajian Teori ... 6

1. Teknik Pembelajaran Bahasa ... 7

2. Teknik Bercerita ... 7

a. Pengertian bercerita ... 7

b. Manfaat Bercerita ... 8

c. Jenis-jenis Cerita ... 9

d. Unsur-Unsur Cerita Anak ... 11


(6)

3. Keterampilan Menyimak ... 14

a. Pengertian Menyimak ... 14

b. Tujuan Menyimak ... 15

c. Jenis Menyimak ... 15

d. Tahapan Menyimak ... 16

e. Keterampilan Menyimak di Sekolah Dasar ... 17

4. Keterampilan Berbicara ... 18

a. Pengertian Berbicara ... 18

b. Tujuan Berbicara ... 19

c. Jenis-jenis Berbicara ... 20

d. Tahapan Berbicara ... 20

e. Keterampilan Berbicara di Sekolah Dasar ... 22

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Pendekatan dan Metode ... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

C. Subjek Penelitian ... 31

D. Prosedur Penelitian... 31

E. Instrumen Penelitian... 35

F. Analisis dan Interpretasi Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 39

1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38

2. Deskripsi Siklus I ... 39

3. Deskripsi Siklus II ... 51

4. Deskripsi Siklus III ... 63

B. Pembahasan ... 75

1. Perencanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara siswa dengan menggunakan teknik bercerita ... 75


(7)

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbicara siswa dengan menggunakan teknik bercerita ... 76

3. Hasil Belajar Siswa ... 78

a. Keterampilan Menyimak ... 78

b. Keterampilan Berbicara ... 79

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 83

A. Simpulan ... 83

B. Rekomendasi ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85 RIWAYAT HIDUP


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1 Refleksi Siklus I ... 47

4.2 Resume Pelaksanaan Siklus I ... 49

4.3 Refleksi Siklus II ... 59

4.4 Resume Pelaksanaan Siklus II ... 61

4.5 Refleksi Siklus III ... 71


(9)

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Bagan Kerangka Berpikir Implementasi Teknik Bercerita untuk Meningkatkan

Keterampilan Menyimak dan Berbicara ... 26

3.1 Bagan Alur Penelitian model Kemmis & Mc Taggart ... 29

4.1 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Keterampilan Menyimak... 78

4.2 Grafik Persentase Perbandingan Ketuntasan Keterampilan Menyimak ... 79

4.3 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Keterampilan Berbicara ... 80


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 87

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 98

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 108

Lampiran B 1. Hasil Lembar Observasi Siklus I ... 118

2. Hasil Lembar Observasi Siklus II ... 124

3. Hasil Lembar Observasi Siklus III ... 130

4. Lembar Wawancara ... 136

Lampiran C 1. Rubrik Penilaian Keterampilan Menyimak Siklus I ... 137

2. Rubrik Penilaian Keterampilan Menyimak Siklus II ... 138

3. Rubrik Penilaian Keterampilan Menyimak Siklus III ... 139

4. Format Penilaian Keterampilan Berbicara ... 140

Lampiran D 1. Lembar Kegiatan Siswa Siklus I ... 142

2. Lembar Evaluasi Siswa Siklus I ... 143

3. Lembar Evaluasi Siswa Siklus II ... 144

4. Lembar Evaluasi Siswa Siklus III ... 145

5. Hasil Belajar Keterampilan Menyimak Siswa Siklus I ... 146

6. Hasil Belajar Keterampilan Menyimak Siswa Siklus II ... 147

7. Hasil Belajar Keterampilan Menyimak Siswa Siklus III ... 148

8. Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ... 149

9. Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ... 151

10.Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa Siklus III ... 153

11.Perbandingan Nilai Keterampilan Menyimak dan Berbicara Siswa Siklus I, II dan III ... 155

Lampiran E 1. Foto Kegiatan Siklus I ... 156


(11)

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Foto Kegiatan Siklus II ... 157 3. Foto Kegiatan Siklus III ... 158

Lampiran F

1. Surat Ijin Penelitian dari UPI

2. Surat Keputusan Dosen Pembimbing


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kurikulum di sekolah, khususnya di sekolah dasar siswa dituntut untuk dapat menguasai seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum. Salah satu kunci untuk menguasai seluruh mata pelajaran tersebut adalah dengan siswa menguasai keterampilan berbahasa. Karena bahasa merupakan penerjemah semua mata pelajaran tersebut.

Keterampilan berbahasa (language arts, language skills), dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan mambaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang disebut caturtunggal (Tarigan, 2008:2).

Seperti yang telah disebutkan diatas, diantara keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan menyimak dan berbicara. “Menyimak dan berbicara di pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah” (Tarigan, 2008:2). Selain itu,

berbicara juga merupakan aktivitas untuk mengembangkan aspek

keterampilan yang lain. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai keterampilan berbicara bagi siswa sekolah dasar sangatlah penting agar siswa dapat mengembangkan keterampilan berbahasanya.

Sebenarnya, sekolah-sekolah telah lama menuntut para siswa menyimak secara ekstensif, namun pengajaran langsung bagaimana cara yang terbaik untuk menyimak tetap saja terlupakan dan diabaikan berdasarkan pada asumsi bahwa hal itu merupakan kemampuan alamiah belaka (Tarigan, 2008:12).

“Pembicara yang efektif dan cemerlang pada akhirnya akan hancur jika ia gagal untuk menyimak dengan baik dan benar” (Hermawan, 2012:29). Ini merupakan bukti dari hubungan yang erat antara keterampilan menyimak dan berbicara. Hal tersebut seiring dengan yang disebutkan oleh Brooks (964:134)


(13)

2

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam Tarigan (2008:3-4), bahwa menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah secara langsung, yang merupakan komunikasi tatap muka atau face to face communication. Hubungan tersebut terdapat pada hal-hal sebagai berikut:

1. Ujaran (Speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru

(imitasi). Oleh karena itu, model atau contoh yang disimak serta direkam oleh anak sangat penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara.

2. Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam

masayarakat tempat hidupnya. Hal ini terlihat dalam ucapan, intonasi, kosa kata, pengguanaan kata-kata dan pola-pola kalimat yang digunakan anak.

3. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan

kualitas berbicara seseorang.

4. Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aid) akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pada penyimak. Pada umumnya anak menggunakan bahasa yang didengar serta disimaknya.

Anak-anak yang telah meninggalkan taman kanak-kanak telah dibekali dengan permulaan sejumlah keterampilan. Diantara semua itu tentu terdapat hal-hal yang erat kaitannya dengan keterampilan menyimak, yaitu:

1. Anak-anak akan mampu menyimak dengan baik bila suatu cerita

dibacakan dengan nyaring.

2. Anak-anak dapat menyimak serta menuruti petunjuk-petunjuk lisan yang disampaikan dengan jelas. (Anderson, dalam Tarigan, 2008:66).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa rendahnya keterampilan menyimak tersebut disebabkan oleh kurangnya siswa dalam memusatkan perhatian pada bacaan yang didengarnya. Hal tersebut juga menyebabkan rendahnya keterampilan berbicara siswa saat mengulang cerita yang telah disampaikan guru. Ini terjadi karena diindikasikan terjadinya gangguan-gangguan. Salah satu gangguan yang dialami adalah dalam menyampaikan cerita, guru hanya membaca biasa dari buku dengan kurangnya intonasi dan mimik guru


(14)

3

sehingga guru tidak ekspresif dalam bercerita. Akibatnya siswa sulit mendalami dan ikut berada didalam alur cerita.

Kelemahan tersebut membuat penulis mencari cara alternatif dalam membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan bericara siswa. Maka, peneliti merasa teknik yang cocok dalam meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa adalah dengan menggunakan teknik bercerita.

Dengan teknik bercerita, diharapkan dongeng yang dibacakan akan membawa imajinasi siswa masuk kedalam alurnya. Sehingga adegan demi adegan yang ada dalam dongeng dapat tersampaikan dengan jelas. Siswa pun menjadi terarah dalam mengikuti alur dongeng serta gangguan-gangguan yang terjadi selama pembelajaran dapat diabaikan oleh siswa karena menariknya dongeng yang disampaikan. Sehingga setelahnya diharapkan pula siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicaranya dalam menceritakan kembali isi dongeng yang telah disampaiakan oleh guru.

Maka dari permasalahan yang telah dideskripsikan diatas, selanjutnya, peneliti memutuskan untuk mengambil judul penelitian, “Implementasi Teknik Bercerita untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang diatas, dengan demikian penulis merumuskan masalah, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan

berbicara dengan menggunakan teknik bercerita?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan

berbicara dengan menggunakan teknik bercerita?

3. Apakah penerapan teknik bercerita dapat meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa?


(15)

4

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa kelas II di SDN Pasirwangi.

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang:

1. Perencanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara dengan menggunakan teknik bercerita.

2. Teknis pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara dengan menggunakan teknik bercerita.

3. Dapat tidaknya teknik bercerita dalam meningkatkan keterampilan

menyimak dan berbicara siswa.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritis :

Mendapatkan teori baru tentang peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara mengenai isi dongeng pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan teknik bercerita sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis : a. Manfaat bagi siswa

1) Membantu siswa dalam menguasai dan meningkatkan

keterampilan menyimak dan berbicara mengenai isi dongeng. 2) Siswa menjadi tidak jenuh dalam kegiatan belajar menyimak dan

berbicara mengenai isi dongeng pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas.

b. Manfaat bagi guru

1) Memberikan alternatif cara pembelajaran menyimak dan berbicara

bagi guru.


(16)

5

E. Hipotesis Tindakan

Penerapan teknik bercerita yang baik dapat meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa mengenai isi dongeng pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

F. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu istilah teknik, bercerita, menyimak dan berbicara. Selanjutnya istilah-istilah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

Teknik adalah cara penyampaian mengenai penerapan suatu metode secara mendetail. Teknik dalam pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam pembelajaran yang telah disusun berdasarkan metode pembelajaran yang akan digunakan. Jadi teknik disini merupakan cara-cara penjabaran dari sebuah metode dalam pembelajaran.

Bercerita adalah suatu cara penyampaian mengenai kisah suatu kejadian atau peristiwa yang disampaikan melalui lisan melalui teknik-teknik tertentu. Teknik-teknik yang dimasksud meliputi penggunaan media, atau pun penggunaan teknik suara seperti intonasi, mimik wajah dan tempat penyampaian cerita.

Menyimak adalah keterampilan dalam mendengarkan, memahami serta menilai untuk mendapatkan informasi yang telah disampaikan secara lisan. Disini, dengan siswa dapat menyimak secara baik, siswa diharapkan menjadi lebih mudah dalam menangkap jalannya cerita yang disampaikan guru.

Berbicara adalah keterampilan mengungkapkan pesan melalui pengucapan secara lisan dalam rangka menyampaikan ide, gagasan dan perasaaan. Dalam hal ini, apabila siswa memiliki keterampilan berbicara dengan baik, maka ia akan mudah dalam berbicara menyampaikan isi dongeng yang telah disampaikan oleh guru.


(17)

27

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan gabungan, yaitu gabungan antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2011:14).

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2011:15), adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, peneliti merupakan instrumen kunci pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dan pada generalisasi.

Selanjutnya, metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu Action Research yang dilakukan dikelas, diterjemahkan menjadi penelitian tindakan yang oleh Carr & Kemmis didefinisikan dengan ide pokok sebagai berikut:

1. Penelitian tindakan merupakan satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.

2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, diantaranya adalah guru, siswa atau kepala sekolah.

3. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah memperbaiki situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan. (Wardhani dan Wihardit, 2008:1.3-1.4).


(18)

28

Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Tujuan utama pembuatan PTK adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan guru dalam pengembangann profesionalnya. Tetapi secara rinci tujuan PTK adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah

pembelajaran.

3. Meningkatkan sikap profesional pendidikan dan tenaga kependidikan.

4. Menumbuhkembangkan budaya akademik dilingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap sikap proaktif dalam melakukan perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan. (Natalia dan Dewi, 2008:10).

Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan model spiral Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005:66), yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang berkelanjutan, artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya. Seperti nampak pada gambar berikut:


(19)

29

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian model Kemmis & Mc Taggart Secara rinciKemmis dan Taggart (wiriaatmadja. 2008:66) menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan sebagai berikut:

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Perencanaan Siklus I

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

Hasil Refleksi Siklus I

Perencanaan Siklus II

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

Hasil Refleksi Siklus II

Perencanaan Siklus III

Pelaksanaan Observasi

Refleksi


(20)

30

1. Tahap refleksi awal

Refleksi awal dilakssanakan sebagai kegiatan awal untuk mendapatkan informasi awal mengenai kondisi yang berkaitan dengan tema penelitian. Pada tahap ini, peneliti melaksanakan observasi pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui kondisi nyata di lapangan. Sehingga dengan dilaksanakannya refleksi awal dapat dilakukkan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian sehingga dapat ditetapkan tujuan penelitian. Pada saat melaksanakan tahap ini, setidaknya peneliti telah mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

2. Tahap perencanaan (plan)

Pada tahap ini dalam penyususnannya didasari dari hasil refleksi awal. Tahap perencanaan ini merupakan langkah tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang dikehendaki sebagai solusi dari permasalahan.

3. Tahap tindakan (act)

Disini tindakan yang telah direncanakan direalisasikan. Dalam hal ini peneliti mengimplementasikan tahap-tahap teknik bercerita dalam meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa dalam pembelajaran.

4. Tahap pengamatan (observe)

Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini data pelaksanaan tindakan mengenai penggunaan teknik bercerita dan rencana yang telah dibuat dikumpulkan. Pada tahap ini juga menggunakan instrumen penelitian, yaitu berupa jenis data observasi yang diisi oleh teman sejawat dan guru kelas.

5. Tahap refleksi (reflect)

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini pula dilakukan pertimbangan baik buruknya atau berhasil belum berhasilnya tindakan kemudian dianalisis untuk memberikan arahan bagi perbaikan tindakan


(21)

31

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

selanjutnya. Untuk memudahkan refleksi dapat memunculkan kelebihan dan kekurangan setiap tindakan. Hal tersebut dapat dijadikan dasar perencanaan sikllus selanjutnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD tempat peneliti melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP), yaitu di SDN Pasirwangi. SDN Pasirwangi terletak di Kampung Pasirwangi Desa Gudang Kahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Lokasi sekolah dasar tersebut terletak didalam perkampungan warga Pasirwangi, sehingga lokasi SD sangat mudah dijangkau oleh siswa-siswa yang mayoritas bertempat tinggal di sekitar Kampung Pasirwangi tersebut.

Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga minggu dan disesuaikan dengan jadwal hari pembelajaran bahasa Indonesia di kelas II SDN Pasirwangi Lembang. Jadwal pelaksanaan penelitian disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Siklus Hari / Tanggal Alokasi Waktu

I Selasa, 14 Mei 2013 4 x 35 menit

II Selasa, 21 Mei 2013 4 x 35 menit

III Rabu, 29 Mei 2013 4 x 35 menit

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II B SDN Pasirwangi yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Umumnya mereka adalah merupakan siswa yang aktif dan ceria.

D. Prosedur Penelitian

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan penelitian awal dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Mengadakan evaluasi pada kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas II sebelum menggunakan teknik bercerita.


(22)

32

2. Mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran bahasa Indonesia yang

dilaksanakan di sekolah tempat penelitian.

Setelah melaksanakan penelitian awal, maka penelitian pun dimulai dengan prosedur penelitian sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan, yaitu sebagai berikut:

a. Menganalisis kurikulum pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas II untuk menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

dijadikan pedoman dalam pembelajaran.

c. Memilih media yang menarik dan sesuai dengan pokok bahasan.

d. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar soal tes.

e. Konsultasi instrumen penelitian kepada dosen pembimbing agar

instrumen yang disusun sesuai dengan tujuan yang ditargetkan. f. Memperbaiki instrumen jika diperlukan.

2. Tahap pelaksanaan dan pengamatan

Metode penelitian yang dipakai merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus, setiap siklus terdapat empat tahapan yang akan dipaparkan sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan teknik bercerita pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan kegiatan sebagai berikut:

a) Siswa mendengarkan guru bercerita mengenai dongeng dengan

menggunakan teknik bercerita.

b) Siswa dengan guru bertanya jawab mengenai isi dongenng yang disampaikan oleh guru.


(23)

33

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Secara berkelompok, siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) mengenai dongeng yang telah guru sampaikan.

d) Guru bersama-sama siswa membahas LKS yang telah siswa kerjakan.

e) Siswa mengerjakan lembar evaluasi mengenai dongeng yang telah guru sampaikan.

f) Guru bersama-sama siswa membahas lembar evaluasi yang

telah siswa kerjakan

g) Setiap siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali

isi dongeng yang telah disampaikan oleh guru. 2) Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat dan guru kelas II. Observasi dilaksanakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dengan menggunakan teknik bercerita. Pelaksanaan pada tahap ini menggunakan lembar observasi sebagai panduan kegiatan.

3) Refleksi

Setelah mempelajari hasil belajar bahasa Indonesia dan telah

disesuaikan dengan ketercapaian indikator, untuk siklus

selanjutnya kemudian peneliti mengulang kegiatan pada siklus I dan perbaikan-perbaikan yang telah direfleksikan agar hasil belajar mencapai indikator yang telah ditargetkan.

b. Siklus II

1) Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan teknik bercerita pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan kegiatan sebagai berikut:

a) Siswa mendengarkan guru bercerita mengenai dongeng dengan

menggunakan teknik bercerita.

b) Siswa dengan guru bertanya jawab mengenai isi dongenng yang disampaikan oleh guru.


(24)

34

c) Siswa mengerjakan lembar evaluasi mengenai dongeng yang telah guru sampaikan.

d) Guru bersama-sama siswa membahas lembar evaluasi yang

telah siswa kerjakan.

e) Secara berkelompok, setiap siswa berlatih bercerita dalam kelompoknya.

f) Setiap siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali

isi dongeng yang telah disampaikan oleh guru. 2) Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat dan guru kelas. Observasi dilaksanakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dengan menggunakan teknik bercerita. Pelaksanaan pada tahap ini menggunakan lembar observasi sebagai panduan kegiatan.

3) Refleksi

Setelah mempelajari hasil belajar bahasa Indonesia dan telah

disesuaikan dengan ketercapaian indikator, untuk siklus

selanjutnya kemudian peneliti mengulang kegiatan pada siklus II dan perbaikan-perbaikan dari kelemahan yang telah direfleksikan agar hasil belajar mencapai indikator yang telah ditargetkan. c. Siklus III

1) Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan teknik bercerita pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan kegiatan sebagai berikut:

a) Siswa mendengarkan guru bercerita mengenai dongeng dengan

menggunakan teknik bercerita.

b) Siswa dengan guru bertanya jawab mengenai isi dongenng yang disampaikan oleh guru.

c) Siswa mengerjakan lembar evaluasi mengenai dongeng yang telah guru sampaikan.


(25)

35

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d) Guru bersama-sama siswa membahas lembar evaluasi yang

telah siswa kerjakan

e) Secara berkelompok, setiap siswa berlatih bercerita dalam kelompoknya.

f) Setiap siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali

isi dongeng yang telah disampaikan oleh guru. 2) Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat dan guru kelas. Observasi dilaksanakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dengan menggunakan teknik bercerita. Pelaksanaan pada tahap ini menggunakan lembar observasi sebagai panduan kegiatan.

3) Refleksi

Setelah mempelajari hasil belajar bahasa Indonesia dan telah disesuaikan dengan ketercapaian indikator, kemudian peneliti menganalisis serta membuat kesimpulan dari pelaksanaan pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh kebenaran objektif dalam pengumpulan data agar masalah yang diteliti dapat direflesikan. Oleh sebab itu, maka peneliti menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Instrumen persiapan pembelajaran

Instrument yang digunakan dalam persiapan pembelajaran adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bahasa Indonesia dengan teknik bercerita. RPP dibuat persiklus yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan, materi pokok, media pembelajaran, teknik pemebelajaran dan evaluasi.

2. Instrumen pelaksanaan pembelajaran

Instrumen pelaksanaan pembelajaran yang digunakan adalah alat tes berupa soal-soal lembar kegiatan siswa dan lembar evaluasi pembelajaran


(26)

36

untuk mengetahui keterampilan menyimak siswa dan instrumen penilaian keterampilan berbicara siswa untuk mengukur keterampilan berbicara

siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dengan

menggunakan tekik bercerita. (Instrumen penilaian keterampilan menyimak dan berbicara terlampir).

3. Instrumen pengumpulan data

Peneliti akan menggunakan instrumen pengumpulan data penelitian sebagai berikut:

a. Observasi

Sutisno Hadi (Sugiyono, 2011:203) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Disini, peneliti dibantu oleh rekan sejawat atau guru kelas melakukan pengamatan untuk melihat adanya hubungan yang terjadi di lapangan denngan pembelajaran menyimak dan berbicara denngan teknik bercerita.

b. Wawancara

Esterberg (Sugiyono, 2011:317) menyatakan bahwa, wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Disini peneliti melakukan wawancara kepada siswa pada siklus III.

c. Tes

Penilaian teknik tes adalah pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan benar oleh testi (Wahyudin, 2006:40). Bentuk tes yang digunakan oleh peneliti adalah tes lisan dan tertulis. Tes tertulis dilakukan dengan menjawab soal-soal yang berkaitan dengan keterampilan menyimak isi dongeng. Tes lisan dilakukan terkait dengan keterampilan berbicara siswa dengan menceritakan kembali isi dongeng yang telah disampaikan.


(27)

37

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Foto

Pada tahap pelaksanaan tindakan oleh peneliti, proses

pembelajaran yang sedang berlangsung diabadikan melalui alat perekam gambar berupa kamera foto. Tentu saja dalam hal ini peneliti memerlukan rekan sejawat ataupun guru kelas untuk membantu merekam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga data yang dihimpun menjadi lebih akurat dengan adanya foto sebagai penguat dari data-data yang ada.

F. Analisis dan Interpretasi Data

Setelah selesai melaksanakan kegiatan dalam penelitian maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif meliputi data tes tertulis siswa, kemudian data yang telah dikumpulkan tersebut dikumulatifkan untuk mengetahui jumlah skor yang didpat siswa. Selanjutnya data yang didapat masing-masing siswa dihitung kembali untuk mendapatkan nilai rata-rata siswa pada setiap siklusnya. Serta dikumpulkan juga data kualitatif berupa data hasil observasi, angket dan tes lisan selama proses pembelajaran, kemudian dibuat presentase dari masing-masing instrumen yang digunakan.

Data yang telah dianalisis kemudian diinterpretasikan atau ditafsirkan dengan cara hasil analisis data dihubungkan dengan teori-teori yang diterapkan dalam penelitian dalam hal ini mengenai teknik bercerita, kemudian diidentifikasi apakah teori-teori yang diterapkan sesuai atau tidak dengan hasil yang didapat, sehingga dari hasil-hasil tersebut peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai penelitian yang dilakukan.


(28)

83

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelah dilaksanakannya kegiatan penelitian mengenai implemetasi teknik bercerita dalam meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa. pada siswa kelas II B SDN Pasirwangi kecamatan Lembang, maka didapatlah simpulan yang dijabarkan sebgai berikut:

1. Perencanaan siklus I, disusun berdasarkan hasil observasi pada awal penelitia, sedangkan perencanaan siklus II dan III disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, sehingga kegiatan perencanaan pada setiap siklusnya berlangsung menjadi lebih baik.

2. Pelaksanaan pembelajaran pada keterampilan menyimak dan berbicara siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada keterampilan menyimak siswa yang mengalami peningkatan signifikan pada siklus II diikuti dengan meningkatnya kembali pada siklus III. Pada siklus I banyak sekali siswa yang tidak berani bercerita kembali di depan kelas, tetapi pada siklus II mulai terlihat banyaknya siswa yang berani bercerita di depan kelas, kemudian diikuti oleh siklus III siswa berebut mengacungkan tangan ingin bercerita di depan kelas.

3. Hasil belajar siswa, dengan nilai KKM yang telah ditetapkan mencapai 63, hasil keterampilan menyimak yang diperoleh pada siklus I sebanyak 52% siswa mencapai nilai KKM dan untuk hasil keterampilan berbicara sebanyak 40% siswa mencapai nilai KKM. Selanjutnya hasil penilaian keterampilan menyimak dan berbicara siswa pada siklus II meningkat secara signifikan, yaitu pada keterampilan menyimak sebanyak 76% mencapai KKM dan untuk keterampilan berbicara sebanyak 68% siswa mencapai KKM, kemudian hasil penilaian tersebut kembali meningkat pada siklus III dengan perolehan persentase 92% siswa mencapai KKM pada keterampilan menyimak, dan sebanyak 84% siswa telah mencapai KKM pada keterampilan berbicara


(29)

84

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Merujuk pada deskripsi yang dijabarkan diatas maka penelitian dengan menggunakan teknik bercerita dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan pokok bahasan menceritakan kembali isi dongeng telah berhasil dalam meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa, khususnya pada siswa kelas II B SDN Pasirwangi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan diatas, untuk memperbaiki proses pembelajaran di sekolah dasar, khusunsnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia, maka peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, adapun saran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas keterampilan menyimak dan berbicara siswa meningkat setelah menggunakan teknik bercerita dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk itu diharapkan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan pokok bahasan menceritakan kembali isi dongeng guru khususnya guru kelas II SDN Pasirwangi, menggunakan teknik bercerita. karena dapat meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa dengan menggunakan teknik bercerita pada siswa kelas II SDN Pasirwangi. Untuk itu pula peneliti mengharapkan pada peneliti lain yang tertarik pada penelitian dengan teknik bercerita seperti yang peneliti lakukan ini agar meningkatkan kemampuannya serta memperdalam teknik bercerita ini agar terlaksana serta hasilnya lebih baik dari penelitian ini.


(30)

85

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qudsi, M dan Nurhidayah, U. (2010). Mendidik Anak Lewat Dongeng. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Ari Ermawan, M, Keterampilan berbahasa: aspek berbicara.

http://ariermawan.blogspot.com/2012/09/keterampilan-berbicara.html [23

April 2013].

Cahyani, I dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Derti. (2011). Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara melalui Storyteling bagi Siswa Kelas III SDN 2 Tonjong Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon. UPI. Tidak Diterbitkan.

Hartati, T dan Chuariah, Y. E. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Bandung: UPI PRES

Hermawan, H. (2011). Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Natalia, M. M dan Dewi, K. I. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas.

Nurhayati. (2010). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Teknik Bercerita Di SDN Wanakerta IV Kabupaten Garut. Skripsi. UPI. Tidak Diterbitkan

Nurjanah, N. (2011). Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami Isi Cerita Melalui Teknik Bercerita (Storytelling) di Kelas V SDN Cisarandi I Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Skripsi. UPI. Tidak Diterbitkan.

Purnamasari, I. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa. Skripsi. UPI. Tidak Diterbitkan

Rosdiana, Y. et al. (2008). Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.


(31)

86

Nuryat Widiastuti , 2013

Implementasi Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Kelas II SDN Pasirwangi Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Solchan, TW et al. (2008). Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sutisna, A. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Teknik Bercerita (Story Telling) di Kelas V (Lima) SDN Kadupandak I Kabupaten Cianjur. UPI. Tidak Diterbitkan.

Syamsudin. et al. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wahyudin, U. et al. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS Wardhani, I dan Wihardit, K. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka:

Departemen Pendidikan Nasional.

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(1)

untuk mengetahui keterampilan menyimak siswa dan instrumen penilaian keterampilan berbicara siswa untuk mengukur keterampilan berbicara siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan tekik bercerita. (Instrumen penilaian keterampilan menyimak dan berbicara terlampir).

3. Instrumen pengumpulan data

Peneliti akan menggunakan instrumen pengumpulan data penelitian sebagai berikut:

a. Observasi

Sutisno Hadi (Sugiyono, 2011:203) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Disini, peneliti dibantu oleh rekan sejawat atau guru kelas melakukan pengamatan untuk melihat adanya hubungan yang terjadi di lapangan denngan pembelajaran menyimak dan berbicara denngan teknik bercerita. b. Wawancara

Esterberg (Sugiyono, 2011:317) menyatakan bahwa, wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Disini peneliti melakukan wawancara kepada siswa pada siklus III.

c. Tes

Penilaian teknik tes adalah pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan benar oleh testi (Wahyudin, 2006:40). Bentuk tes yang digunakan oleh peneliti adalah tes lisan dan tertulis. Tes tertulis dilakukan dengan menjawab soal-soal yang berkaitan dengan keterampilan menyimak isi dongeng. Tes lisan dilakukan terkait dengan keterampilan berbicara


(2)

d. Foto

Pada tahap pelaksanaan tindakan oleh peneliti, proses pembelajaran yang sedang berlangsung diabadikan melalui alat perekam gambar berupa kamera foto. Tentu saja dalam hal ini peneliti memerlukan rekan sejawat ataupun guru kelas untuk membantu merekam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga data yang dihimpun menjadi lebih akurat dengan adanya foto sebagai penguat dari data-data yang ada.

F. Analisis dan Interpretasi Data

Setelah selesai melaksanakan kegiatan dalam penelitian maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif meliputi data tes tertulis siswa, kemudian data yang telah dikumpulkan tersebut dikumulatifkan untuk mengetahui jumlah skor yang didpat siswa. Selanjutnya data yang didapat masing-masing siswa dihitung kembali untuk mendapatkan nilai rata-rata siswa pada setiap siklusnya. Serta dikumpulkan juga data kualitatif berupa data hasil observasi, angket dan tes lisan selama proses pembelajaran, kemudian dibuat presentase dari masing-masing instrumen yang digunakan.

Data yang telah dianalisis kemudian diinterpretasikan atau ditafsirkan dengan cara hasil analisis data dihubungkan dengan teori-teori yang diterapkan dalam penelitian dalam hal ini mengenai teknik bercerita, kemudian diidentifikasi apakah teori-teori yang diterapkan sesuai atau tidak dengan hasil yang didapat, sehingga dari hasil-hasil tersebut peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai penelitian yang dilakukan.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelah dilaksanakannya kegiatan penelitian mengenai implemetasi teknik bercerita dalam meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa. pada siswa kelas II B SDN Pasirwangi kecamatan Lembang, maka didapatlah simpulan yang dijabarkan sebgai berikut:

1. Perencanaan siklus I, disusun berdasarkan hasil observasi pada awal penelitia, sedangkan perencanaan siklus II dan III disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, sehingga kegiatan perencanaan pada setiap siklusnya berlangsung menjadi lebih baik.

2. Pelaksanaan pembelajaran pada keterampilan menyimak dan berbicara siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada keterampilan menyimak siswa yang mengalami peningkatan signifikan pada siklus II diikuti dengan meningkatnya kembali pada siklus III. Pada siklus I banyak sekali siswa yang tidak berani bercerita kembali di depan kelas, tetapi pada siklus II mulai terlihat banyaknya siswa yang berani bercerita di depan kelas, kemudian diikuti oleh siklus III siswa berebut mengacungkan tangan ingin bercerita di depan kelas.

3. Hasil belajar siswa, dengan nilai KKM yang telah ditetapkan mencapai 63, hasil keterampilan menyimak yang diperoleh pada siklus I sebanyak 52% siswa mencapai nilai KKM dan untuk hasil keterampilan berbicara sebanyak 40% siswa mencapai nilai KKM. Selanjutnya hasil penilaian keterampilan menyimak dan berbicara siswa pada siklus II meningkat secara signifikan, yaitu pada keterampilan menyimak sebanyak 76% mencapai KKM dan untuk keterampilan berbicara sebanyak 68% siswa mencapai KKM, kemudian hasil penilaian tersebut kembali meningkat


(4)

Merujuk pada deskripsi yang dijabarkan diatas maka penelitian dengan menggunakan teknik bercerita dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan pokok bahasan menceritakan kembali isi dongeng telah berhasil dalam meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa, khususnya pada siswa kelas II B SDN Pasirwangi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan diatas, untuk memperbaiki proses pembelajaran di sekolah dasar, khusunsnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia, maka peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, adapun saran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas keterampilan menyimak dan berbicara siswa meningkat setelah menggunakan teknik bercerita dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk itu diharapkan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan pokok bahasan menceritakan kembali isi dongeng guru khususnya guru kelas II SDN Pasirwangi, menggunakan teknik bercerita. karena dapat meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa dengan menggunakan teknik bercerita pada siswa kelas II SDN Pasirwangi. Untuk itu pula peneliti mengharapkan pada peneliti lain yang tertarik pada penelitian dengan teknik bercerita seperti yang peneliti lakukan ini agar meningkatkan kemampuannya serta memperdalam teknik bercerita ini agar terlaksana serta hasilnya lebih baik dari penelitian ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qudsi, M dan Nurhidayah, U. (2010). Mendidik Anak Lewat Dongeng. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Ari Ermawan, M, Keterampilan berbahasa: aspek berbicara. http://ariermawan.blogspot.com/2012/09/keterampilan-berbicara.html [23 April 2013].

Cahyani, I dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Derti. (2011). Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara melalui Storyteling bagi Siswa Kelas III SDN 2 Tonjong Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon. UPI. Tidak Diterbitkan.

Hartati, T dan Chuariah, Y. E. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Bandung: UPI PRES

Hermawan, H. (2011). Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Natalia, M. M dan Dewi, K. I. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas.

Nurhayati. (2010). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Teknik Bercerita Di SDN Wanakerta IV Kabupaten Garut. Skripsi. UPI. Tidak Diterbitkan

Nurjanah, N. (2011). Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami Isi Cerita Melalui Teknik Bercerita (Storytelling) di Kelas V SDN Cisarandi I Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Skripsi. UPI. Tidak Diterbitkan.

Purnamasari, I. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa. Skripsi. UPI. Tidak Diterbitkan


(6)

Solchan, TW et al. (2008). Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sutisna, A. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Teknik Bercerita (Story Telling) di Kelas V (Lima) SDN Kadupandak I Kabupaten Cianjur. UPI. Tidak Diterbitkan.

Syamsudin. et al. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wahyudin, U. et al. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS Wardhani, I dan Wihardit, K. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka:

Departemen Pendidikan Nasional.

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

LATIHAN BERCERITA TENTANG TOKOH IDOLANYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

1 9 98

IMPLEMENTASI METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI DI TK KARTINI 2 Implementasi metode bercerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini TK Kartini 2 Kratonan Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

0 2 18

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA PADA SISWA SEKOLAH DASAR.

0 1 38

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA DI KELAS V SDN PASIR MUNCANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 49

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL FILM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN INPRES CIKAHURIPAN KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 38

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DI SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 2 32

IMPLEMENTASI PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAGI SISWA KELAS V DI SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 37

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 1 38

PENERAPAN TEKNIK MEMPERLIHATKAN DAN BERBICARA (SHOW AND TELL) MELALUI PERMAINAN HIMPUNAN KATA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS II SDN KARANGNANGKA II KECAMATAN SITURAJA SUMEDANG.

0 1 46