PENERAPAN TEKNIK MEMPERLIHATKAN DAN BERBICARA (SHOW AND TELL) MELALUI PERMAINAN HIMPUNAN KATA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS II SDN KARANGNANGKA II KECAMATAN SITURAJA SUMEDANG.

(1)

EUIS TATI SUMIATI

PENERAPAN TEKNIK MEMPERLIHATKAN DAN BERBICARA (SHOW AND TELL) MELALUI PERMAINAN HIMPUNAN KATA UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS II SDN KARANGNANGKA II

KECAMATAN SITURAJA SUMEDANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Drs. H DEDE TATANG SUNARYA M.Pd NIP: 195703251985031005

Pembimbing II

MAULANA, M.Pd NIP: 1980012520021221002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas

RIANA IRAWATI, M.Si NIP: 198011252005012002


(2)

PENERAPAN TEKNIK MEMPERLIHATKAN DAN BERBICARA (SHOW AND TELL) MELALUI PERMAINAN HIMPUNAN KATA UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS II SDN KARANGNANGKA II

KECAMATAN SITURAJA SUMEDANG

(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas II SD Negeri Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang)

Oleh

EUIS TATI SUMIATI 0904629

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Penguji I

Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd NIP. 195703251985031005

Penguji II

Ani Nur Aeni, M.Pd NIP. 197608222005012002

Penguji III

Asep Kurnia Jayadinata, M.Pd NIP. 198009292008011023

Mengetahui,

Ketua Porgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M.Si NIP. 198011252005012002


(3)

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN……….

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR DIAGRAM... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A . Latar Belakang……….... 1

B.Perumusan dan Pemecahan Masalah... 7

1. Perumusan Masalah... 7

2. Pemecahan Masalah... 7

C.Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian... 10

1. Tujuan Penelitian... 10

2. Manfaat Penelitian... 11

D.Batasan Istilah... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD………... 12

3. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia………. 14

4. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia………... 15

B. Keterampilan Berbicara…..…………..………... 16

1. Pengertian Berbicara .………. 16

2. Tujuan Berbicara .……….. 18

3. Konsep Dasar Berbicara……….……… 19

4. Metode Berbicara………. 19

C. Pembelajaran Berbicara di SD……….……… 20

1. Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Berbicara………. 21

2. Teknik Pembelajaran Berbicara di SD….……... 22

D. Permaianan Sebagai Pendukung Pembelajaran……….……... 23

1. Pengertian Permainan…..…….………...……... 23

2. Hakikat Permainan……… 24

3. Tujuan Permainan ……… 25


(4)

5. Contoh-contoh Permainan sebagai Pendukung Pembelajaran….. 25

E. Teknik Memperlihatkan dan Berbicara melalui Permainan Himpunan kata………... 26 1. Pengertian ……….……… 26

2. Langkah-langkah Pembelajaran Memperlihatkan dan Berbicara melalui Permainan Himpunan kata………... 31

F. Temuan Hasil yang Relevan……….. 31

G. Hipotesis Tindakan……… 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian………... …... 31

1. Lokasi Penelitian………...……….. 31

2. Waktu Penelitian………... 32

B. Subjek Penelitian………... 32

C. Metode dan Desain Penelitian………... 34

1. Metode Penelitian ………... 34

2. Desain Penelitian………... 37

D. Prosedur Penelitian………... 39

1. Tahap Perencanaan Tindakan………... 40

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan…………... 41

3. Tahap Observasi………... 41

4. Tahap Analisis dan Refleksi………... 42

E. Instrumen Penelitian………... 43

1.Lembar Observasi………... 43

2.Lembar Wawancara ………... 43

3.Lembar Tes………... 43

4.Catatan Lapangan……… ………... 44

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data………... 44

1.Teknik Pengolahan Data………... 45

2.Analisis Data………... 47

G. Validasi Data………... 47

1.Trianggulasi………... 48

2.Member check... 48

3.Audit Trail … ………... 49

4.Expert Opinion ………... 49

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal………... 51

B.Paparan Data Tindakan………... 54

1. Paparan Data Tindakan Siklus I…………... 54

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I………... 54

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I…………... 56

c. Paparan Data Hasil Belajar Siklus I………... 66

d. Analisis dan Refleksi Siklus I………... 67

2.Paparan Data Tindakan Siklus II…... 71

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II………... 71


(5)

c. Paparan Data Hasil Belajar Siklus II………... 82

d. Analisis dan Refleksi Siklus II………... 83

3.Paparan Data Tindakan Siklus III….………... 86

a.Paparan Data Perencanaan Siklus III…………... 86

b.Paparan Data Pelaksanaan Siklus III………... 87

c.Paparan Data Hasil Belajar Siklus III...…………... 95

d.Analisis dan Refleksi Siklus III………... 96

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru…………... 100

1.Paparan Pendapat Siswa………... 100

2.Paparan Pendapat Guru………... 101

D. Pembahasan………... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ……… 109

B.Saran /Rekomendasi……….. 112

DAFTAR PUSTAKA………... 114

LAMPIRAN-LAMPIRAN………... 115


(6)

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel

3.1 Daftar Guru dan Kepala SDN Karangnangka II……….. 33

3.2 Daftar Jumlah Siswa SDN Palasari………. 48

3.3 Daftar Jumlah Siswa Kelas IV-A SDN Cadaspangeran………….. 49

3.4 Kriteria Ketuntasan Minimum………. 58

4.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa...………... 63

4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ………... 74

4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I………... 76

4.4 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I………... 77

4.5 Analisis dan Refleksi Siklus I……….. 79

4.6 Rangkuman Hasil Siklus I...………... 82

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II...…….. 91

4.8 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II………..…... 92

4.9 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II……… 94

4.10 Analisis dan Refleksi Siklus II………….……….. 95

4.11 Rangkuman Hasil Siklus II...………... 88

4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III……….. 105

4.13 Hasil Observasi Kinerja Guru Sikuls III.………. 106

4.14 Hasil Tes Belajar Siklus III..………... 108

4.15 Analisis dan Refleksi Siklus III………... 109


(7)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram

4.1 Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guur……….... 103 4.2 Peningkatan Aktivitas Siswa Tiap Siklus………. 104 4.3 Peningkatan Ketuntasan Siswa……….. 105


(8)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Siklus I………. 115

2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I……… 120

3. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I……… 121

4. Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I………. 122

5. Tabel Tes Belajar Siswa Siklus I…………..……….. 128

6. Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I…………..………... 129

7. Hasil Wawancara Siswa Siklus I……… 132

8. Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I……….. 133

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Siklus II……… 136

10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II……….. 140

11. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II………. 141

12. Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II……… 142

13. Tabel Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II…...…………... 145

14. Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II…………..………. 146

15. Hasil Wawancara Siswa Siklus II……….. 149

16. Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II……… 150

17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Siklus III……….. 153

18. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III………. 158

19. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III………. 159

20. Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus III……….. 160

21. Tabel Hasil Belajar Siswa Siklus III…………..………. 166

22. Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III…………..……… 167

23. Hasil Wawancara Siswa Siklus III……… 170

24. Hasil Wawancara Pada Guru…...………... 171

25. Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus III……….. 172

26. Pedoman Wawancara……….. 175

27. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa……….. 177


(9)

29. Format Tes Belajar……….. 181

30. Catatan Lapangan……… 182

31. SK Pembimbing……….………. 183

32. Surat Ijin Penelitian………...……….. 184

33. Surat Keterangan Penelitian………..……….. 185


(10)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Manusia adalah mahkluk sosial,mereka selalu hidup berkelompok mulai dari kelompok kecil, misalnya keluarga sampai kelompok besar seperti organisasi sosial,sehingga dalam tiap kelompok itu satu sama lain saling berinteraksi, interaksi sosial antaranggota kelompok harus ditopang dan didukung oleh alat komunikasi vital yang mereka pahami, yaitu bahasa. Dimana ada kelompok manusia, disitu pasti ada bahasa. Kenyataan ini berlaku baik dimasyarakat tradisional maupun modern.

Dalam setiap anggota kelompok masyarakat diperlukan keterampilan berkomunikasi salah satunya adalah berkomunikasi secara lisan. Komunikasi lisan sering terjadi dalam kehidupan manusia, sehingga diperlukan keterampilan berbicara dalam penyampaian bahasa lisan sebagai media penyampaian sangatlah penting untuk dikuasai,sehingga pesan yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli tetapi dalam bentuk lain yakni dalam bentuk bahasa. Pendengar kemudian mencoba mengalihkan pesan dalam bentuk bunyi bahasa tersebut kedalam bentuk semula.

Menurut Mudini (2009: 2), “Rata-rata anak masuk sekolah dasar (SD), terutama yang berada di kota sudah dapat berbahasa Indonesia sebagaimana orang dewasa. Sudah dapat atau sudah mampu diartikan sebagai kemampuan atau kompetensi menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi sehari-hari, misalnya untuk berbicara dengan orang tuanya atau dengan teman sepermainanya”.

Akan tetapi, ini baru salah satu segi dari kemampuan berbahasa Indonesia. Seorang yang mahir atau terampil berkomunikasi dengan tetanggga atau temannya belum tentu mampu mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk berpidato pada suatu upacara. Kemampuan berbicara pada situasi tidak formal seperti pada berbincang-bincang dengan tetangga atau temannya itu tidak sama dengan kemampuan berbahasa Indonesia (berbicara) pada situasi formal.


(11)

Kemampuan berbahasa (berbicara) ragam formal tidak akan diperoleh dengansendirinya. Kemampuan ini harus direnggut lewat jalur sekolah, lewat program yang direncanakan secara khusus, dan lewat latihan-latihan. Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan yang paling praktis dan taktis untuk melakukan komunikasi ialah berbicara. Di mana saja, kapan saja, dan siapa saja berbicara untuk berkomunikasi. Bahkan terhadap bayi yang belum mampu berbahasa pun orang menyapa dengan bahasa. Oleh karena itu, guru yang mengajarkan keterampilan berbahasa (dengan fokus berbicara) diharapkan dapat memberikan dorongan kepada siswa melalui perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik.

Kegiatan berbicara diawali dari suatu pesan yang harus dimiliki pembicara yang akan disampaikan kepada penerima pesan agar penerima pesan dapat menerima atau memahami isi pesan itu. Menurut Mudini (2009: 5), “Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan hubungan dan kerja sama denagn manusia lain”. Hubungan dengan manusia lainnya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan perasaan, menyampaikan suatu informasi, ide atau gagasan serta pendapat atau pikiran dengan suatu tujuan.

Dalam menyampaikan pesan seseorang menggunakan suatu media atau alat yaitu bahasa, dalam hal ini bahasa lisan. Seorang yang akan menyampaikan pesan tersebut mengharapkan agar penerima pesan dapat memahaminya. Pemberi pesan disebut juga pembicara dan penerima pesan disebut penyimak atau pendengar. Peristiwa proses penyampaian pesan secara lisan seperti itu disebut berbicara. Dengan rumusan lain dapat dikemukakan. Tarigan (Resmini, 2009: 149), “Bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan”.

Jadi, pada hakikatnya berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima pesan atau informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, berbicara itu dapat dibantu dengan mimik dan pantomimik pembicara.


(12)

Kemampuan berbicara merupakan tuntutan utama yang harus dikuasai oleh seorang guru. Jika seorang guru menuntut siswanya dapat berbicara dengan baik, maka guru harus memberi contoh berbicara yang baik hal ini menunjukkan bahwa di samping menguasai teori berbicara juga terampil berbicara dalam kehidupan nyata. Guru yang baik harus dapat mengekspresikan pengetahuan yang dikuasainya secara lisan.

Tarigan (Djuanda, 2008: 55) berpendapat bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai bentuk atau wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sang pendengar atau penyimak.

Sebagaimana diungkapkan Tarigan (Resmini, 2009: 151) konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup delapan hal, sebagai berikut.

1) Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal 2) Berbicara adalah proses individu berkomunikasi

3) Berbicara adalah ekspresi kreatif

4) Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari 5) Berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman 6) Berbicara sarana memperluas cakrawala

7) Kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat 8) Berbicara adalah pancaran pribadi

Dalam pembelajaran berbicara, guru memegang peranan penting dalam keberhasilan pembelajaran, karena keberhasilan proses mengajar dipengarui oleh faktor kemampuan guru itu sendiri dalam kegiatan pembelajaran. Dalam upaya meningkatkan pembelajaran berbicara, guru sebaiknya menentukan teknik, media dan sumber belajar yang tepat untuk melatih keterampilan berbicara.

Demikian pula halnya dengan permasalahan yang timbul pada proses pembelajaran di kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja. Ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan evaluasi, dalam pembelajaran berbicara, guru jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara di depan kelas, dalam hal ini guru hanya bercerita didepan kelas, semua siswa menyimak cerita guru dan siswa disuruh menjawab pertanyaan


(13)

berdasarkan cerita dan menceritakan kembali cerita yang telah dibacakan oleh guru.Berdasarkan pada proses pembelajaran tersebut, maka siswa mengalami kesulitan-kesulitan sebagai berikut.

1. Siswa kurang mampu berbicara dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. 2. Siswa kurang mampu berbicara dengan menggunakan kalimat yang runtut.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 16 Januari 2013, terdapat beberapa kendala yang terjadi pada proses pembelajaran berbicara, dalam hal ini peranan guru kurang optimal, terutama dalam menentukan metode, media, dan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan pembelajaran berbicara, sehingga hasil yang diharapkan kurang memuaskan. Permasalahan tersebut dapat diidentifikasi melalui langkah-langkah sebagai berikut.

1. Pengamatan yang dilakukan terhadap proses pembelajaran berbicara dalam kaitannya dengan mendeskripsikan tumbuhan atau binatang yang ada sekitar sesuai dengan ciri-cirinya. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas, perilaku, serta kemampuan siswa dalam pembelajaran berbicara.

2. Wawancara yang dilakukan terhadap guru dan siswa untuk memperoleh data dan informasi mengenai kesulitan atau hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pembelajaran berbicara.

3. Tes yang dilakukan terhadap siswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam hal berbicara.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan melalui pelaksanaan berbicara terhadap siswa kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedangmaka diperoleh data sebagai berikut.

Dari data awal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa ada tujuh orang siswa (39%) dinyatakan sudah tuntas dan 11 orang siswa (61%) dinyatakan belum tuntas. Dengan demikian, kemampuan siswa kelas II SDN Karangnangka II dalam pembelajaran berbicara masih rendah. Upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara perlu pemilihan teknik dan media yang tepat dalam pembelajaran berbicara. Salah satu teknik dan media pembelajaran yang tepat pada pembelajaran berbicara adalah teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata.


(14)

Dengan pertimbangan bahwa dalam pembelajaran berbicara diperlukan teknik dan media pembelajaran yang cocok. Karena anak-anak usia SD kelas II mempunyai ketertarikan yang kuat terhadap apa saja yang mereka lihat dari suatu benda atau gambar. Karena dari gambar yang telah dilihatnya, siswa akan dapat menceritakan gambar tersebut dengan gayanya sendiri. Ketertarikan anak terhadap kondisi tersebut menuntut guru untuk menjadikan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata sebagai acuan untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran berbicara.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba melakukan penelitian

dengan judul “Penerapan TeknikMemperlihatkan dan Berbicara (show and tell) melalui Permainan Himpunan Katauntuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.”

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan gambaran prestasi hasil yang telah dikemukakan di atas, ditemukan permasalahan yang mengakibatkan rendahnya prestasi akademik dalam kegiatan berbicarapada siswa kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang, yang dideskripsikan sebagai berikut.

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran denganteknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katauntuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran denganteknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katauntuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang?

c. Bagaimanakah peningkatan kemampuan berbicara dengan menerapkan permainan himpunan katauntuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang?


(15)

2. Pemecahan Masalah

Untuk memperbaiki permasalahan yang muncul berkaitan dengan hambatan dalam berbicara, digunakan teknik pembelajaran yang cocok. Pemilihan teknik ini berkaitan dengan kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sebagai guru yang profesional, harus mempunyai pengetahuan dan persediaan strategi-strategi pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar--mengajar sehari-hari. Guru tidak terpaku pada satu strategi saja. Guru bisa memilih dan juga memodifikasi sendiri teknik-teknik pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelas mereka.Dalam teknik-teknik dan permainan pembelajaran tentang berbicara, ada salah satu yang cocok digunakan pada pembelajaran berbicara, salah satunya adalah teknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata.

Adapun menurut Resmini (2009: 170) penjelasan tentangteknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kataakan diuraikan sebagai berikut.

Teknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell) merupakan kegiatan yang menjembatani siswakearah pembelajaran yang menyenangkan antara kegiatan di rumah dan di sekolah, karena dalam hal ini siswa sudah negenal benda-benda yang ada disekitar rumah dan sekolah, karena dalam hal ini guru memberikan dorongan dan membantunya untuk merencanakan apa yang akan diceritakan atau dideskripsikan oleh siswa.

Berdasrkan pendapat Suyatno (2005: 44) mn bahwa Permainan himpunan kata adalah.

Permainan yang dikembangkan untuk mengidentifikasi kata-kata, yang dipergunakan untuk mendeskripsikan suatu benda (rumah, tumbuhan, dan hewan) dengan komponen yang tepat, dengan cara menuliskan cirri-ciri komponen tersebut ke dalam gambar sebagai himpunan yang menampung kata-kata tersebut sesuai dengan komponen.

Adapun alasan peneliti berkeyakinan bahwa dengan teknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata dapat mengatasi kesulitan bebicara adalah sebagai berikut.


(16)

Setelah siswa menyusun kata-kata sehingga menjadi himpunan kata tentang ciri-ciri suatu benda tersebut, maka siswa akan dapat mendeskripsikan benda (tumbuhan atau binatang) dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai dengan benda tersebut.

2. Membantu siswa berbicara menggunakan kalimat yang runtut, dengan permainan himpunan kata, maka siswa akan secara mudah untuk mendeskripsikan benda berdasarkan ciri-ciri tersebut, dalam mendeskripsikannya tidak akan keluar jalur dari benda tersebut, sehingga kalimat yang diucapkan akan tersusun secara runtut.

Berdasarkan kelebihan-kelebihan dari teknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui himpunan kata. Tahapan pembelajaran berbicara adalah sebagai berikut.

Adapun alasan peneliti berkeyakinan bahwa dengan teknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata dapat mengatasi kesulitan bebicara adalah sebagai berikut.

1. Membantu berbicara dengan pilihan kata yang tepat

Setelah siswa menyusun kata-kata sehingga menjadi himpunan kata tentang ciri-ciri suatu benda tersebut, maka siswa akan dapat mendeskripsikan benda (tumbuhan atau binatang) dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai dengan benda tersebut.

2. Membantu siswa berbicara menggunakan kalimat yang runtut, dengan permainan himpunan kata, maka siswa akan secara mudah untuk mendeskripsikan benda berdasarkan ciri-ciri tersebut, dalam mendeskripsikannya tidak akan keluar jalur dari benda tersebut, sehingga kalimat yang diucapkan akan tersusun secara runtut.

Berdasarkan kelebihan-kelebihan dari teknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui himpunan kata. Tahapan pembelajaran berbicaramenurut Resmini (2009: 170) sebagai berikut.

1) Guru membagi siswa dalam kelompok bertiga

2) Siapkan gambar bunga atau benda-benda yang dapat diisi oleh kata-kata (Sebagai himpunan).


(17)

3) Kata-kata yang disajikan sebaiknya satu jenis.

4) Isi bangun dengan komponen benda tersebut “ Binatang Kucing”

5) Secarakelompok mereka mengisi himpunan tersebut dengan kata-kata yang sesuai dengan benda tersebut (Kucing).

6) Guru memberikan Lembar Kegiatan siswa yang harus dikerjakan oleh setiap siswa, berupa himpunan kata sebagai bahan acun untuk mempermudah siswa dalam mendeskripsikan benda tersebut.

7) Siswa secara individu mendeskripsikan benda tersebut, berdasarkan himpunan kata dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. Dalam hal ini siswa boleh mengembangkan kata-kata yang terdapat dalam himpunan menjadi kalimat yang runtut.

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran berbicara maka dilakukan tes. Dalam penilaian berbicara, guru tidak hanya menilai hasilnya, tetapi dalam proses pembelajaranpun tidak lepas dari penilaian.Teknik yang digunakan untuk pengolahan data proses yaitu dengan memberikan penilaian terhadap aspek keaktifan, kerjasama dan kesungguhan. Masing-masing mempunyai skala nilai 3-2-1. Siswa mendapat nilai 3 apabila semua indikator dilaksanakan, siswa mendapat nilai 2 apabila hanya dua indikator yang dilaksanakan, dan siswa mendapat nilai 1 apabila hanya satu indikator yang dilaksanakan. Pelaksanaan aktivitas siswa ditargetken 85%, siswa dapat mengikuti pelajaran secara aktif, bersungguh-sungguh dan dapat bekerjasama dalam kagiatan kelompok. Sementara itu dari aspek kinerja guru dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, target yang diharapkan mencapai 90% dari semua indicator yang telah ditetapkan.

Dalam pengolahan data proses mencakup kinerja guru dan aktivitas siswa. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, teknik wawancara, teknik catatan lapangan, dan teknik tes. Pengolahan data dilakukan dengan cara ditetapkan aspek yang diobservasi berdasarkan indikator atau deskriptor diolah dengan kriteria rentang Baik (B), Cukup (C), Kurang (K)


(18)

pada saat melakukan refleksi dari setiap tindakan yang dilakukan pada setiap siklus dalam penelitian, kemudian dibaca dan ditelaah secara mendalam

Untuk teknik pengolahan data hasil belajar ditetapkan skor ideal dicari kelulusan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam pembelajaran berbicara. KKM yang ditentukan adalah 66. Itu dapat diartikan jika nilai siswa berada di atas KKM maka siswa tersebut dapat dikatakan tuntas dan jika nilai siswa berada di bawah KKM maka dapat dikatakan belum tuntas. Pembelajaran dapat dikatakan tuntas secara klasikal apabila siswa yang tuntas mencapai 84% atau 15 siswa dari jumlah siswa keseluruhan.

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mengetahui gambaran penerapan teknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata dapat meningkatkan kemampuan berbicara di kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.

b. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran teknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata dapat meningkatkan kemampuan berbicara di kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.

c. Mengetahui hasil pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell)) melalui permainan himpunan kata di kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut ini.

a. Bagi guru Sekolah Dasar dapat memperluas ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta keterampilan mengenai penerapan


(19)

teknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata dalam pembelajaran berbicara.

b. Bagi siswa sekolah dasar dengan teknikmemperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata, dapat memotivasi dan membangkitkan siswa dalam pembelajaran mendeskripsikan tumbuhan atau binatang disekitar menggunakan pilihan kata yang sesuai dan mendeskripsikan tumbuhan atau binatang disekitar dengan menggunakan kalimat yang runtut.

c. Bagi peneliti adalah dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai penerapan tumbuhan atau binatang disekitar dalam suatu pembelajaran khususnya dalam pembelajaran berbicara.

d. Bagi sekolah dasar,penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut.

1) Meningkatkan minat, dan keaktifan siswa dalam belajar berbicara. 2) Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pembelajaran berbicara. 3) Meningkatkan kemampuan untuk belajar mandiri dan tidak tergantung

sepenuhnya kepada guru.

4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam pilihan kata yang tepat dan kesantunan dalam berbicara.

e. Bagi Lembaga UPI penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut.

1) Meningkatkan kualitas dan mutu lulusan UPI selaku lembaga yang berkiprah dalam ilmu keguruan.

2) Menerapkan ilmu yang diperoleh mahasiswa sesuai dengan kebutuhan pendidikan di masyarakat.

3) Menjadikan UPI sebagai lembaga pendidikan yang lulusannya berperan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.


(20)

D.Batasan Istilah

Untukmenghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok masalah yang diteliti, berikut ini akan dijelaskan secara operasional istilah yang dipandang perlu untuk diketahui kejelasannya.

1. Teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) merupakan kegiatan yang menjembatani siswakearah pembelajaran yang menyenangkan antara kegiatan di rumah dan di sekolah, karena dalam hal ini siswa sudah negenal benda-benda yang ada disekitar rumah dan sekolah, karena dalam hal ini guru memberikan dorongan dan membantunya untuk merencanakan apa yang akan diceritakan atau dideskripsikan oleh siswa(Resmini, 2009: 170).

2. Permainan himpunan kata adalah permainan yang dikembangkan untuk mengidentifikasi kata-kata, yang dipergunakan untuk mendeskripsikan suatu benda (rumah, tumbuhan, dan hewan) dengan komponen yang tepat, dengan cara menuliskan ciri-ciri komponen tersebut ke dalam gambar sebagai himpunan yang menampung kata-kata tersebut sesuai dengan komponen(Suyatno, 2005: 44).

3. Kemampuan berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Resmini, 2009: 194). Indikator kemampuan berbicara antara lain sebagai berikut.

1) Siswa mampu berbicara dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. 2) Siswa mampu berbicara dengan menggunakan kalimat yang runtut.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dilaksanakannya penelitian ini adalah di Kelas II SDN Karangnangka II, Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Adapun alasannya ialah sebagai berikut.

a. Guru-guru SDN Karangnangka II, Kecamatan Situraja memberikan motivasi untuk mengadakan inovasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di kelas II.

b. Guru/peneliti ingin meningkatkan pemahaman siswa kelas II pada pembelajaran berbicara.

Adapun pertimbangan memilih lokasi penelitian tersebut adalah

a. Berdasarkan penelitian, pembelajaran berbicara masih tergolong rendah, sehingga perlu dilakukan sebuah upaya untuk meningkatkannya.

b. Selain itu pertimbangan lain yang menyebabkan penulis mengadakan penelitian di SDN Karangnangka II, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang adalah karena penulis mengenal betul latar belakang dan kondisi yang dialami oleh siswa.

c. Ingin mengadakan pembaharuan tentang cara-cara mengajar dengan menerapkan model pembelajaran yang dianggap masih asing oleh guru-guru yang lain dan faktor lainnya yang mempengaruhi proses belajar mengajar terutama berkenaan dengan pembelajaran berbicara.

Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban dan tanggung-jawab moral bagi penulis untuk dapat memperbaiki permasalahan yang ada. Untuk lebih jelasnya denah sekolah SDN Karangnangka II, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang sebagai berikut.


(22)

Gambar 3.1

Denah SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja

2. Waktu Penelitian

Lamanya penelitian tindakan yang dilakukan kurang lebih enam bulan. Terhitung bulan Januari 2013 sampai dengan Juni 2013. Waktu tersebut difokuskan pada kegiatan persiapan, pengumpulan data, pengorganisasian, dan penyusunan laporan penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran dengan menerapkan model teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata di kelas II SDNKarangnangka II, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri Karangnangka II tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 18 orang yang terdiri 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Dilakukannya penelitian terhadap siswa kelas II, karena peneliti mengenal betul permasalahan yang dihadapi oleh siswa kelas II tersbut, khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia tentang keterampilan berbicara. Dalam hal ini siswa mengalami kesulitan dalam

W C

Ruang Kelas III

Ruang Kelas II

Ruang Kelas I

Ruang Kelas IV

Ruang Kelas V

Ruang Kelas VI

Ruang Perpustakaan

Ruang Kepala Sekolah/Guru Lapangan Upacara

Pintu Gerbang


(23)

mendeskripsikan benda (tumbuhan atau binatang) dengan pilihan kata yang sesuai dan mendeskripsikan benda (tumbuhan atau binatang) dengan kalimat yang mudah dipahami.

Tabel 3.1

Daftar Guru dan Kepala SDN Karangnangka 11 Kecamatan Situraja

No Nama Guru NIP Tugas Mengajar

1 Supriadi, S.Ag 195802271981091001 Kepala Sekolah 2. Mimi Suryati 196006041974032001 Guru Kelas 3. Aan Aneh Hasanah 196007111976012001 Guru Kelas 4. Enan Ratnasih, S.Pd 196303061987031009 Guru PJOK 5. Kokom Komariah, S.Pd 196009011979122003 Guru Kelas 6. Tuti Kusniawati, S.Pd 196401271983052006 Guru Kelas

7. Euis Tati Sumiati - Guru Kelas

8. Taryati - Guru Kelas

9. Tantry Marliani, S.PdI - Guru Agama 10. Nur Wulan Pebriani, S.PdI - Guru Sukwan

11. Pipin Suryana - Penjaga

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Siswa SDN Karangnangka 11 Kecamatan Situraja

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

L P

1 I 14 9 23

2 II 10 8 18

3 III 15 16 31

4 IV 11 8 19

5 V 5 11 16

6 VI 10 12 22


(24)

Tabel 3.3

Daftar Jumlah Siswa Kelas II SDN Karangnangka 11 Kecamatan Situraja

No Nama Siswa Jenis Kelamin

L P

1 Ali Mukti √

2 Citra Ayu √

3 Desi Septiani √

4 Dian Ari Kusuma √

5 Fazi Fauzan √

6 Iwan Wahyudin √

7 Linda Marsela √

8 Linda Novianti √

9 Moh Abdul Kudus √

10 Meta Nurasih √

11 Moh Zaki √

12 Ripa Gustiani √

13 Rudi Nur Cahya √

14 Moh Solehudin √

15 Yoga Yogaswara √

16 Silvi Oktaviani √

17 Dimas Budiman √

18 Moh Rizki √

JUMLAH 10 8 18

C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas pertama kali dikenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Adapun pengertian dari PTK menurut Carr dan Kemmis (Wibawa, 2003: 7) yang dimaksud dengan istilah PTK adalah sebagai berikut

Suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa, atau kepala sekola) dalam situasi-situasi sosial (termasuk Pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) pratik-pratik social atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai pratik-pratik ini, dan (c) situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) tenpat pratik-pratik tersebut dilaksanakan.


(25)

Sementara itu pengertian PTK menurut Suhardjono (Mulyasa, 2009: 10) menjelaskan PTK dengan memisah-misahkan kata-kata yang tergabung didalamnya, yakni Penelitian + Tindakan+ Kelas, dengan paparan sebagai berikut. a. Penelitian-menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan-menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.

c. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengetian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan guru atau tenaga pendidik dalam praktek pembelajaran sebagai upaya perbaikan berdasarkan hasil refleksi dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan. Adapun beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme seorang guru, (Wibawa, 2003:3) sebagi berikut.

a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya, dan menjadi refleksi dan kritis terhadap apa yang dia dan siswanya lakukan.

b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi professional. Guru tidak lagi sebagi seorang praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaa perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya.

c. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

d. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran. e. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut

untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adapts berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secar berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional,


(26)

mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.

Metode yang peneliti gunakan dalam pengolahan datanya adalah metode deskriptif kualitatif sejalan pendapat Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007: 3) mendefinisikan bahwa, “Metodologi kualitatif prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati”. Dalam penelitian ini peneliti memilih

menggunakan pendekatan kualitatif, dengan alasan pendapat Moleong (2007: 5) Pertama, menyesuaikan metode lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat berhubungan antara peneliti dan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Selain itu, peneliti kualitatif mempunyai sejumlah ciri yang dapat membedakan dari pendekatan lain, sehingga pendekatan kualitatif dapat dijadikan pendekatan untuk mengolah data sesuai dengan karakteristik. Menurut pendapat Moleong (2007: 4-8) karakteristik pendekatan kualitatif adalah.

Latar ilmiah, manusia sebagai instrumen, metode kualitatif, analisis secara induktif, teori dasar, deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, ada batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan kata, desain yang bersifat sementara, hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Berdasarkan pernyataan diatas dijelaskan bahwa manusia sebagai instrumen, dalam hal ini yang dijadikan subjek baik observer, peneliti dan subjek, yang memungkinkan terciptanya sebuah penelitian, yang didasari oleh hasil penelitian yang dibahas secara bersama-sama baik oleh peneliti maupun observer yang menghasilkan dugaan sementara sebagai bahan acuan berhasilnya atau tidaknya suatu penelitian, dalam hal ini siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian.

Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan guru atau tenaga pendidik dalam praktek pembelajaran sebagai upaya perbaikan berdasarkan hasil refleksi dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan. Penelitian tindakan kelas adalah bentuk relektif yang dilakukan guru


(27)

yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat pertimbangan kurikulum, pengembangan perbaikan di sekolah, dan meningkatkan kemampuan mengajar.

Penelitian tindakan kelas ini atas dasar permasalahan yang ditemukan atau dihadapi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian tindakan kelas ini memiliki tujuan untuk mengetahui kekurangan selama proses pembelajaran di kelas, sehingga dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti memerlukan bantuan pengamat atau observer. Secara umum pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digolongkan menjadi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan yang terakhir adalah tahap refleksi.

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini model PTK yang digunakan adalah model Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1999: 71), yaitu model spiral yang terdiri dari empat komponen, antara lain: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian mengadakan perencanaan kembali untuk siklus selanjutnya. Pelaksanaan siklus dilaksanakan secara berulang-ulang dan berkelanjutan (siklus spiral) sampai masalah yang dihadapi dapat terpecahkan dan peningkatan yang diharapkan tercapai. Sebelum pelaksanaan tindakan, pertama membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Kedua setelah rencana tersusun dengan matang barulah tindakan tersebut dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilakukannya tindakan, dilakukan pengamatan mengenai proses pelaksanaan tindakan itu sendiri. Keempat, berdasarkan hasil tersebut kemudian dilakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan maka rencana tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya. Berikut ini dikutipkan model visualisasi bagan yang disusun oleh kedua ahli di atas yaitu Kemmis dan Mc Taggart.


(28)

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral (Kemmis & Mc,Taggart dalam Kasbolah, 1999: 70)

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan didalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen. Keempat komponen tersebut menurut Kasbolah (1999: 71-74) meliputi: (1) perencanaan (planning), (2) aksi/tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Secara empirik dari ketepatan hipotesis tindakan yang diajukan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan hendaknya selalu didasrkan atas pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh, berupa peningkatan kinerja dan hasil program.

c. Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan dapat disejajarkan kedudukannya dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang didapatkan hendaknya dikaji dan dipahami bersama (peneliti dan praktisi).

Rencana awal Refleksi

Tindakan/

Observasi Rencana yg direvisi

Refleksi Tindakan/ Observasi

Rencana yg direvisi Refleksi

Tindakan/ Obeservasi


(29)

Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk mengurangi pernyataan-pernyataan guru yang bersifat mengontrol siswa, agar strategi bertanya dapat berlangung dengan baik.Berdasarkan Gambar 3.1 di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan kelas yang diawali dengan perencanaan tindakan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan, atau seperangkat rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku sebagai solusi; penerapan tindakan yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh praktisi sebagai upaya perbaikan, perubahan dan peningkatan yang diinginkan serta merupakan implementasi dari rancangan yang telah dibuat, pada tahapan ini tindakan harus sesuai dengan rancangan dengan tujuan supaya tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai; melakukan observasi yaitu aktivitas mengenai proses dan hasil dari suatu tindakan yang dilakukan dan mencatat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung, kegiatan ini dilakukan oleh yang mengobservasi atau observer bersamaan dengan pelaksanaan tindakan; yang terakhir melakukan refleksi yang dilaksanakan setelah selesai tindakan.

Refleksi dilakukan bersama peneliti, praktisi, observer dan pihak sekolah untuk mengkaji dan mempertimbangkan hasil dari suatu tindakan, hal-hal apa saja yang harus dipertahankan dan hal-hal yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Dari hasil refleksi diperoleh suatu kesimpulan untuk memperbaiki atau mempertahankan pola pembelajaran pada siklus berikutnya yang tergambar dalam penyusunan perencanaan berikutnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

D.Prosedur Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan secara umum langkah-langkah dalampenelitian yaitu terdiri dari perencanaan (plan), tindakan (action), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Penelitian yang digunakan adalah dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Tanggart, penelitian tindakan kelas melalui beberapa


(30)

esensial.Adapun tahapan penelitian untuk setiap siklus pada pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seperti tampak di bawah ini.

a. Tahap Perencanan Tindakan

Tahap perencanaan tindakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk memperbaiki praktik pembelajaran berbicara dengan penerapan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata. Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan adalah sebagai berikut:

1) Melakukan observasi dan wawancara terhadap guru praktik untuk mendapatkan gambaran awal tentang keadaan keseluruhan SDN Karangnangka II sebagai lokasi penelitian dan keadaan proses belajar Bahasa Indonesia, khususnya kelas II.

2) Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesiapada KTSP 2006 di kelas II. Dalam tahapan ini diawali dengan telaah kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia kelas II. Dari hasil pengkajian standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, isi materi, metode pembelajaran yang digunakan serta media atau alat peraga yang digunakan. Dari hasil pengkajian akan diketahui faktor munculnya permasalahan mengenai metode pembelajaran yang masih menggunakan metode konvensional atau metode ceramah dan hanya menggunakan papan tulis sebagai media pembelajaran. Dengan penerapan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katadiharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang berbicara.

3) Merumuskan penerapan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katadalam proses pembelajaran berbicara di kelas II semester II dengan mempertimbangkan teknik penerapan dalam pembelajaran yang dijadikan alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang berbicara.


(31)

4) Memberikan penjelasan, pemahaman konsep, cara pelaksanaan penerapan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katauntuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang berbicara di kelas II.

5) Menyusun rencana penelitian yaitu menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh dari siklus pertama sampai siklus berikutnya. Serta sekaligus merancang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam tiap siklus. 6) Menyusun dan menetapkan teknik pengamatan pada setiap tahapan penelitian

dengan menggunakan alat observasi, wawancara dan tes tertulis. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap penerapan tindakan ini, yaitu penerapan tindakan terhadap pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan penerapan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kataadalah sebagai berikut: Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan tindakan ini adalah sebagai berikut.

a. Penulis sebagai peneliti dan guru kelas II sebagai praktisi melaksanakan pembelajaran dengan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katadalam pembelajaran berbicarasiswa kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.

b. Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran berbicaradilaksanakan observasi untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil penerapan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katadalam pembelajaran berbicara siswa kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang Kabupaten Sumedang. Hal ini karena walaupun persiapan telah disusun semaksimal mungkin, tidak menutup kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaannya di lapangan sehingga memerlukan solusi pemecahannya.

c. Tahap Observasi

Observasi sebagai alat pemantau merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari tindakan setiap siklus. Observasi merupakan teknik


(32)

mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati dan diteliti. yaitu untuk memantau kegiatan guru, observasi digunakan untuk mencatat setiap tindakan yang dilakukan oleh guru sesuai dengan masalah PTK itu sendiri. Berhubungan dengan kegiatan siswa, obervasi dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku-perilaku siswa sebagai pengaruh tindakan yang dilakukan guru. Adapun tujuan kegiatan observasi ini mendapatkan informasi atau keterangan mengenai proses pembelajaran dengan penerapan berbicara siswa kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Pengamatan tersebut mengacu pada lembar pengamatan kinerja guru dan akivitas siswa yang telah disediakan sejak awal.

Melalui kegiatan observasi diharapkan mendapatkan data tentang setiap perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran sehingga peneliti dapat menentukan langkah-langkah berikutnya apabila menemukan sesuatu yang harus diperbaiki dalam proses pembelajaran tersebut.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Refleksi menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.Kegiatan refleksi terhadap penelitian ini meliputi hal-hal yang tercantum di bawah ini.

1) Mengecek data yang diperoleh dan terkumpul dari pengamatan hasil observasi yakni berdasarkan hasil format observasi kinerja guru dan kemampuan siswa tentang menulis puisi. Data yang telah terkumpul kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan analisis dan diinterpretasi sehingga dapat diketahui hasil dari pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Hasil analisis dan interpretasi tersebut sebagai dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat diketahui akan berhasil tidaknya terhadap tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan sekaligus untuk memperoleh gambaran terhadap siklus pertama.

2) Setelah diperoleh data kemudian mendiskusikan langkah selanjutnya dengan berdasarkan dari hasil data yang diperoleh.


(33)

3) Menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada hasil analisis data tindakan sebelumnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Lembar Observasi

Menurut pendapa Nasution (Sugiono, 2005: 64) bahwa“Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.” Observasi

dilakukan untuk mendapatkan informasi proses pembelajaran berbicara (kinerja guru dan aktivitas siswa) kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Melalui observasi ini diharapkan akan diperoleh gambaran tentang interaksi antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa.

Adapun instrumen observasi berupa formulir yang disusun berisi tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan ketika penerapan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katadalam pembelajaran berbicara di kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja. Siswa melakukan kegiatan secara berkelompok didalam kelas yang sebelumnya telah dibagi secara heterogen. Dari 18 siswa menjadi 6 kelompok yang tiap kelompoknya beranggotakan 3 orang.

2. Lembar Wawancara

Wiriaatmadja (2005: 117) memberikan penjelasan bahwa, “Wawancara yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai hal-hal

yang dipandang perlu”. Wawancara dilakukan pada saat penelitian berlangsung

yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran berbicara melalui Penerapan penerapan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katadalam pembelajaran berbicara di kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja, Kabupaten


(34)

Sumedang. Lembar wawancara digunakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan.

Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan dalam wawancara adalah berupa lembar pedoman wawancara, meliputi nama, waktu, tempat, dan masalah-masalah berupa pertanyaan yang diajukan disertai kesimpulan.

3. Tes/PenilaianHasil Belajar

Tes hasil belajar merupakan alat pengukur. Teknik tes dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data yang hasilnya akan diolah dengan analisis statistik. Menurut Safari (2003: 7), “Tes adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi”. Adapun jenis tes yang digunakan adalah tes individual, yaitu tes yang dilakukan kepada siswa secara perorangan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan pembelajaran berbicara dengan penerapan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katadalam pembelajaran berbicara di kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja.

Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam tes hasil belajar adalah berupa rekaman hasil berbicara yang harus dilaksanakan oleh siswa dalam mengidentifikasi benda (tumbuhan atau binatang) berdasrkan cirinya pada siswa kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja.

4. Catatan Lapangan

Bogdan dan Biklen (Moleong, 1999: 153) memberikan penjelasan bahwa

“Catatan Lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,

dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data kualitatif dan relatif terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan Lapangan ini digunakan untuk mencatat kejadian yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan selama pembelajaran berbicara berlangsung, yang difokuskan pada kinerja guru dalam pembelajaran berbicara dengan menerapkan penerapan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata di kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja.

Alat pengumpul data yang digunakan dalam catatan lapangan adalah berupa catatan yang berisi tentang temuan-temuan yang terjadi pada waktu proses


(35)

pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dimulai pada saat peneliti dan observer melakukan refleksi dari setiap tindakan pada setiap siklusnya. Proses ini merupakan penentu baik atau tidaknya proses penelitian tindakan kelas (PTK). Data yang akan dikumpulkan dari tindakan berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi setelah selesai pembelajaran, dan dari hasil kerja kelompok selama proses pembelajaran, sedangkan data yang bersifat kualitatif, diperoleh dari hasil respon anak didik berupa wawancara dan catatan lapangan. Sebelum data dianalisis, peneliti mengelompokkan siswa berdasarkan tiga kategori, yaitu: siswa berkemampuan tinggi, siswa berkemampuan sedang dan siswa berkemampuan rendah. Pengelompokan ini didasarkan pada ketentuan KKM dan pertimbangan hasil raport siswa.

Setelah dianalisis, hasil pengolahan data dapat digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, misalnya perubahan kinerja guru, aktivitas siswa atau perubahan kelas. Berikut penjelasan mengenai observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa serta tes hasil belajar.

a) Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi (1) Kinerja guru

Aspek kinerja guru yang diamati dalam proses pelaksanaan pembelajaran menerapkan metode kolaborasi, terdiri dari tiga kegiatan, yakni kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kriteria penilaian yang digunakan adalah baik (B) skornya 3, cukup (C) skornya 2 dan kurang (K) skornya 1. Jumlah skor adalah jumlah kriteria yang diperoleh dikali skor aspek tertentu. Jika untuk menentukan persentase terhadap pengolahan kinerja guru adalah jumlah skor yang diperoleh dibagi jumlah skor ideal dikali 100%.

Persentase = x100%

n keseluruha skor

Jumlah

skor Jumlah


(36)

Target yang ingin dicapai adalah untuk tahap kegiatan awal 90%, kegiatan inti pembelajaran 90%, dan kegiatan akhir 90%. Secara keseluruhan target yang ingin dicapai dari aspek kinerja guru adalah 90%.

(2) Aktivitas siswa

Aspek aktivitas siswa yang diamati dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode kolaborasi meliputi tiga aspek penilaian yaitu keaktifan, partisipasi dan aspek kerjasama dalam pelaksanaan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata. Cara penaksiran aspek ini dengan melihat dan mengacu pada indikator yang tampak. Pemerolehan skor setiap satu jika satu indikator tampak, skor dua jika dua indikator dan skor tiga jika tiga indikator tampak dan nol jika tidak ada satupun indikator yang tampak. Dalam menentukan kriteria penilaian terhadap aktivitas siswa.

Target yang ingin dicapai adalah ≥ 85% untuk interpretasi dengan kategori

baik (B).

b) Teknik Pengolahan Data Hasil Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hasil peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata. Teknik pengolahan data untuk hasil belajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui data hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar siswa yang diperoleh siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa ini dilakukan dengan menggunakan KKM.

Keterangan:

1) KKM Mata Pelajaran (60) diperoleh dari hasil nilai rata-rata KKM Standar Kompetensi (SK).

2) KKM Standar Kompetensi (SK) yaitu 70 diperoleh dari rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD).

3) KKM Kompetensi Dasar (KD) yaitu 65 diperoleh dari hasil rata-rata KKM Indikator (60 + 70 + 65) : 3 = 65


(37)

1) Kompleksitas tinggi (60) 2) Daya dukung rendah (70) 3) Intake siswa sedang (65)

Maka KKM indikator = 60 + 70 + 65 = 65 3

10 x ideal skor

dapat di yang skor Nilai

KKM = 65 Skor Ideal = 6

KKM Klasikal adalah 84% atau 15 siswa dari jumlah siswa keseluruhan. .

2.Analisis Data

Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstrak yaitu merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorikan, kemudian dijadikan, dimaknai dan terakhir diperiksa kebenarannya.Kegiatan akhir yang dilakukan adalah dengan mengadakan pemeriksaan validasi data. Adapun teknik yang digunakan dalam pemeriksaan validasi data dalam penelitian ini adalah teknik Member check, Triangulasi, Audit trail danExpert opinion.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Hasil observasi dan wawancara dianalisis dan refleksi pada setiap tindakan, hasil tes dianalisis secara kualitatif, hasil kerja kelompok pada siklus I berupa lembar pengamatan dan refleksi.

G. Validasi Data

Validasi data dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 168-171), yaitu.

a. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau perbandingan terhadap data itu.

b. Member check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari


(38)

narasumber, siapapun juga (kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, dan lain-lain) apakah keterangan, atau informasi itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya.

c. Audit trail adalah cara memeriksa keabsahan data dengan cara diskusi, dalam hal ini peneliti dengan berbekal catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi, kemudian dikonfirmasikan kepada peserta diskusi, dalam audit trail ini juga memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam pengambilan kesimpulan.

d. Expert Opinion adalah pengecekan data terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian profesional. Dalam hal ini peneliti mengemukakan temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian, peneliti juga mengemukakan hambatan-hambatan yang ditemukan selama penelitian, dan meminta solusi bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan yang dipeoleh.

Semua validasi tersebut digunakan dalam penelitian ini, karena hal tersebut akan lebih memperjelas dari hasil penelitian. Adapun validasi tersebut adalah: 1. Triangulasi

Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, kontruksi, atau analisis dengan membandingkan hasil orang lain, misal mitra peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Peneliti memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif tentang aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Selain itu wawancara dengan siswa, dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran berbicara siswa kelas IISDN Karangnangka II dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata.

2. Member check

Member check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber. Member check dilakukan untuk mengemukakan hasil temuan sementara untuk memperoleh tanggapan, pendapat dari guru praktisi atau siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran yakni menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata,dalam pelaksanaan pembelajaran berbicarapada siswa kelas II SDN Karangnangka II.


(39)

Contohnya pelaksanaan kegiatan ini adalah pada saat peneliti mengecek kekurangan atau informasi mengenai penerapan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata, baik keuntungannya maupun kekurangannya melalui observasi atau wawancara dengan siswa, guru kelas atau mitra pengamat di sekolah untuk memperoleh kebenaran data yang jelas dan benar adanya.

3. Audit trail

Audit trail adalah cara memeriksa keabsahan data dengan cara diskusi, dalam hal ini peneliti dengan berbekal catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi. Dalam kegiatannya peneliti, meminta bantuan kepada rekan sejawat atau mitra peneliti untuk memeriksa kesalahan-kesalahan atau kekurangan yang dilakukan untuk menarik kesimpulan atau memeriksa catatan-catatan untuk kegiatan selanjutnya, dilaksanakan ketika pelaksanakaan pembelajaran sudah selesai. Peneliti mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpul data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing dan teman-teman mahasiswa.

Contohnya memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti lainnya

4. Expert Opinion

Expert Opinion adalah pengecekan data terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian professional. Peneliti mengemukakan temuan-temuan yang diperoleh selama penelitian, peneliti juga mengemukakan hambatan-hambatan yang ditemukan selama penelitian, dan meminta solusi bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan yang diperoleh.

Contohnya mengkonsultasikan temuan kepada pembimbing dan dosen mata kuliah Bahasa Indonesia mengenai pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katasehingga validasi data temuan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Semua tahapan validasi data pada penelitian ini dilakukan secara berurutan dari siklus I sampai dengan siklus III sehingga data yang terkumpul betul-betul bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya.


(40)

Dari keempat teknik pengecekan keabsahan data yakni trianggulasi, member chek, audit trail, dan expert opinion di atas, maka peneliti menggunakan data yang akurat dan benar dalam penelitian pembelajaran berbicara dengan menerapkan metode teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata pada siswa kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan, mengenai kemampuan berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata di kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang, maka peneliti dapat mengambil beberapa point kesimpulan. Adapun kesimpulan yang dirangkum merupakan hasil temuan selama ini mengadakan penelitian di lapangan, yang diperoleh akan menjadi rekomendasi yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan kemampuan berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata.

1. Perencanaan

Perencanaan dalam pembelajaran pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata, menunjukan hasil yang meningkat, hal ini dibuktikan dengan prilaku siswa yang awal pelajaran perhatianya kurang terfokus pada waktu pembelajaran. Adapun peningkatan tentang perencanaan yang dipersipakan oleh guru yang terdiri dari aspekmenyiapkan RPP, menyiapkan media/alat peraga dan menyiapkan alat evaluasi Adapaun hasil perencanaa yang dilakukan oleh guru yang terdiri dari tiga indikator, tiap siklusnya mengalami peningkatan, dibuktikan pada siklus I mencapai 55%, siklus II mencapai 88% dan siklus III mencapai 100% dari target yang ditetapkan yaitu 90%. Perencanaan sudah dilakukan oleh guru semaksimal mungkin,dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa penerapan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata, dapat meningkatkan hasil administrasi pembelajaran, dalam hal ini tugas dan peranan guru dalam mempersiapkan perencanaan, media, instrumen pembelajaran berdasarkan indikator yang ditetapkan dan alat evaluasi.


(42)

2) Pelaksanaan

Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katamengalami peningkatan tiap siklusnya, dilihat dari hasil observasi tiap siklus mengalami peningkatan, terbukti pada waktu pelaksanaan dalam kegiatan inti yang terdiri dari tiga indikator pada siklus I mencapai 66%, siklus II mencapai 88% dan siklus III mencapai 100%.

Dalam kegiatan inti pembelajaran yang terrdiri dari delapan indikator, pada siklus I, baru mencapai persentse 66%. Pada siklus II mencapai 77%, dan siklus III 95%, dengan demikian aspek kinerja garu tiap siklusnya mengalami peningkatan.

Sedangkan kinerja guru dalam aspek evaluasi atau kegiatan akhir pelajaran yang terdiri dari tiga indikator, pada siklus I mencapai 55%, siklus II mencapai 88% dan siklus III mencapai 100% dari 90% target yang ditetapkan.Secara keseluruhan aspek kinerja guru mengalami peningkatan tiap siklusnya, terbukti pada waktu pelaksanaan siklus I, mencapai persentase 60.05% dengan interpretasi cukup dari 90% yang ditetapkan. Pada siklus II mencapai 84.75% dengan interpretasi baik, dan siklus III mencapai 98.75%, dengan interpretasi baik, dengan demikian aspek kinerja garu tiap siklusnya mengalami peningkatan

Dengan demikian teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katadapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran berbicara, dalam hal ini guru dapat mengetahui perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dan melakukan evaluasi secara akurat baik itu penilaian proses maupun penilaian hasil belajar.

1. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katamengalami peningkatan tiap siklusnya, dilihat dari hasil observasi, terbukti pada waktu pelaksanaan siklus I aktivitas siswa dengan


(43)

kategori baik hanya mencapai 8 orang (45%), sedangkan kategori cukup mencapai 8 orang (45%), kategori kurang sebanyak 2 orang (11%). Pada waktu siklus II aktivitas siswa mencapai 12 orang (73%) yang mencapai kategori baik, sedangkan 6 orang (33%) yang mencapai kategori cukup. Siklus III aktivitas siswa mencapai 16 orang (88%) yang mencapai kategori baik, sedangkan 2 orang (12%) yang mencapai kategori cukup, sedangkan termasuk kategori kurang pada siklus II dan III tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaranberbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katadapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berkerja sama dan meningkatkan rasa solidaritas terhadap teman kelompoknya.

3. Hasil Belajar

Kemampuan siswa dalam pembelajaran berbicara mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran berbicara dalam indikator, menentukan pilihan kata dan keruntutan kalimat, pada siklus I siswa yang tuntas mencapai 11 orang atau 61% sedangkan yang belum tuntas terdiri dari 7 orang atau 39%, dengan rata-rata kelas mencapai 65.33.Pada siklus II siswa yang tuntas mencapai 14 orang atau 77% sedangkan yang belum tuntas terdiri dari 4 orang atau 23%, dengan rata-rata kelas mencapai 79.77.Pada siklus III siswa yang tuntas mencapai 17 orang atau 95% sedangkan yang tidak tuntas terdiri dari 1 orang atau 5%, dengan rata-rata kelas mencapai 86.38dari target keberhasilan adalah 85% dari KKM yaitu 66. Sehingga nampak adanya suatu peningkatan dalam proses pembelajaran berbicara dengan indikator, menentukan pilihan kata dan penggunaan kalimat yang runtut pada siswa kelas IISDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.

Selain peningkatan hasil belajar, peningkatanpun terjadi dalam aktivitas siswa dalam hal siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mau berkomunikasi dengan teman kelompoknya, begitu pula dalam kerjasama siswa dalam mengidentifikasi ciri-ciri benda (hewan atau tumbuhan) secara bersama-sama melalui permainan himpunan kata, menimbulkan keberanian dalam diri siswa untuk maju ke depan membacakan hasil diskusi.


(44)

Proses kinerja guru yang dimulai dari perencanaan sampai dengan evaluasipun mengalami peningkatan, yang asalnya guru jarang membuat RPP, pada waktu pelaksanaan pembelajaran yang asalnya jarang menggunakan media, setelah mengadakan penelitian ada perubahan mengguanakan media yang sesuai, begitu pula dengan evaluasi, sudah ada perubahan dengan disediakannya alat evaluasi yang akan membantu proses pengolahan hasil evaluasi.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa, terutama dalam dalam indikator, menentukan pilihan kata dan berbicara dengan menggunakan kalimat yang runtut.Dengan demikian telah terjadi peningkatan sebesar 54% terhitung dari data awal sampai dengan siklus III.

B. Saran

Dengan memperhatikan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengenai penerapanteknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katadengan indikator, menentukan pilihan kata dan berbicara menggunakan kalimat yang runtut, untuk meningkatkan kemampuan berbicaramelalui tahapan membuat tahapan membuat himpunan kata utuk menentukan ciri-ciri benda dalam kelompok, di kelas II Sekolah Dasar Negeri Karangnangka II,adapun saran sebagai implikasi yaitu sebagai berikut:

1. Bagi guru SD

a. Seyogyanya bagi guru harus menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan mengenai pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata.

b. Hendaknya guru memperbaharui pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata.

c. Seyogyanya ada inovasi pembelajaran yang sesuai dengan fasilitas dan kemampuan siswa.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan, mengenai kemampuan berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata di kelas II SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang, maka peneliti dapat mengambil beberapa point kesimpulan. Adapun kesimpulan yang dirangkum merupakan hasil temuan selama ini mengadakan penelitian di lapangan, yang diperoleh akan menjadi rekomendasi yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan kemampuan berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata.

1. Perencanaan

Perencanaan dalam pembelajaran pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata, menunjukan hasil yang meningkat, hal ini dibuktikan dengan prilaku siswa yang awal pelajaran perhatianya kurang terfokus pada waktu pembelajaran. Adapun peningkatan tentang perencanaan yang dipersipakan oleh guru yang terdiri dari aspekmenyiapkan RPP, menyiapkan media/alat peraga dan menyiapkan alat evaluasi Adapaun hasil perencanaa yang dilakukan oleh guru yang terdiri dari tiga indikator, tiap siklusnya mengalami peningkatan, dibuktikan pada siklus I mencapai 55%, siklus II mencapai 88% dan siklus III mencapai 100% dari target yang ditetapkan yaitu 90%. Perencanaan sudah dilakukan oleh guru semaksimal mungkin,dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa penerapan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata, dapat meningkatkan hasil administrasi pembelajaran, dalam hal ini tugas dan peranan guru dalam mempersiapkan perencanaan, media, instrumen pembelajaran berdasarkan indikator yang ditetapkan dan alat evaluasi.


(2)

2) Pelaksanaan

Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katamengalami peningkatan tiap siklusnya, dilihat dari hasil observasi tiap siklus mengalami peningkatan, terbukti pada waktu pelaksanaan dalam kegiatan inti yang terdiri dari tiga indikator pada siklus I mencapai 66%, siklus II mencapai 88% dan siklus III mencapai 100%.

Dalam kegiatan inti pembelajaran yang terrdiri dari delapan indikator, pada siklus I, baru mencapai persentse 66%. Pada siklus II mencapai 77%, dan siklus III 95%, dengan demikian aspek kinerja garu tiap siklusnya mengalami peningkatan.

Sedangkan kinerja guru dalam aspek evaluasi atau kegiatan akhir pelajaran yang terdiri dari tiga indikator, pada siklus I mencapai 55%, siklus II mencapai 88% dan siklus III mencapai 100% dari 90% target yang ditetapkan.Secara keseluruhan aspek kinerja guru mengalami peningkatan tiap siklusnya, terbukti pada waktu pelaksanaan siklus I, mencapai persentase 60.05% dengan interpretasi cukup dari 90% yang ditetapkan. Pada siklus II mencapai 84.75% dengan interpretasi baik, dan siklus III mencapai 98.75%, dengan interpretasi baik, dengan demikian aspek kinerja garu tiap siklusnya mengalami peningkatan

Dengan demikian teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katadapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran berbicara, dalam hal ini guru dapat mengetahui perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dan melakukan evaluasi secara akurat baik itu penilaian proses maupun penilaian hasil belajar.

1. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katamengalami peningkatan tiap siklusnya, dilihat dari hasil observasi, terbukti pada waktu pelaksanaan siklus I aktivitas siswa dengan


(3)

kategori baik hanya mencapai 8 orang (45%), sedangkan kategori cukup mencapai 8 orang (45%), kategori kurang sebanyak 2 orang (11%). Pada waktu siklus II aktivitas siswa mencapai 12 orang (73%) yang mencapai kategori baik, sedangkan 6 orang (33%) yang mencapai kategori cukup. Siklus III aktivitas siswa mencapai 16 orang (88%) yang mencapai kategori baik, sedangkan 2 orang (12%) yang mencapai kategori cukup, sedangkan termasuk kategori kurang pada siklus II dan III tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaranberbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katadapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berkerja sama dan meningkatkan rasa solidaritas terhadap teman kelompoknya.

3. Hasil Belajar

Kemampuan siswa dalam pembelajaran berbicara mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran berbicara dalam indikator, menentukan pilihan kata dan keruntutan kalimat, pada siklus I siswa yang tuntas mencapai 11 orang atau 61% sedangkan yang belum tuntas terdiri dari 7 orang atau 39%, dengan rata-rata kelas mencapai 65.33.Pada siklus II siswa yang tuntas mencapai 14 orang atau 77% sedangkan yang belum tuntas terdiri dari 4 orang atau 23%, dengan rata-rata kelas mencapai 79.77.Pada siklus III siswa yang tuntas mencapai 17 orang atau 95% sedangkan yang tidak tuntas terdiri dari 1 orang atau 5%, dengan rata-rata kelas mencapai 86.38dari target keberhasilan adalah 85% dari KKM yaitu 66. Sehingga nampak adanya suatu peningkatan dalam proses pembelajaran berbicara dengan indikator, menentukan pilihan kata dan penggunaan kalimat yang runtut pada siswa kelas IISDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.

Selain peningkatan hasil belajar, peningkatanpun terjadi dalam aktivitas siswa dalam hal siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mau berkomunikasi dengan teman kelompoknya, begitu pula dalam kerjasama siswa dalam mengidentifikasi ciri-ciri benda (hewan atau tumbuhan) secara bersama-sama melalui permainan himpunan kata, menimbulkan keberanian dalam diri siswa untuk maju ke depan membacakan hasil diskusi.


(4)

Proses kinerja guru yang dimulai dari perencanaan sampai dengan evaluasipun mengalami peningkatan, yang asalnya guru jarang membuat RPP, pada waktu pelaksanaan pembelajaran yang asalnya jarang menggunakan media, setelah mengadakan penelitian ada perubahan mengguanakan media yang sesuai, begitu pula dengan evaluasi, sudah ada perubahan dengan disediakannya alat evaluasi yang akan membantu proses pengolahan hasil evaluasi.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa, terutama dalam dalam indikator, menentukan pilihan kata dan berbicara dengan menggunakan kalimat yang runtut.Dengan demikian telah terjadi peningkatan sebesar 54% terhitung dari data awal sampai dengan siklus III.

B. Saran

Dengan memperhatikan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengenai penerapanteknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katadengan indikator, menentukan pilihan kata dan berbicara menggunakan kalimat yang runtut, untuk meningkatkan kemampuan berbicaramelalui tahapan membuat tahapan membuat himpunan kata utuk menentukan ciri-ciri benda dalam kelompok, di kelas II Sekolah Dasar Negeri Karangnangka II,adapun saran sebagai implikasi yaitu sebagai berikut:

1. Bagi guru SD

a. Seyogyanya bagi guru harus menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan mengenai pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata.

b. Hendaknya guru memperbaharui pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menerapkan teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan kata.

c. Seyogyanya ada inovasi pembelajaran yang sesuai dengan fasilitas dan kemampuan siswa.


(5)

2. Bagi Siswa SD

a. Hendaknya siswa termotivasi dan terangsang untuk mampu berbicara dengan indikator, menentukan pilihan kata dan berbicara menggunakan kalimat yang runtut.

b. Hendaknya siswa dibiasakan untuk melakukan diskusi, karena siswa bisa terlatih mengungkapkan gagasannya berupa tanggapan atau jawaban. 3. Bagi Sekolah

a. Seyogyanya ada dukungan dan bantuan fasilitas yang mendukung pembelajaran.

b. Hendaknya menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat masing-masing siswa.

c. Hendaknya sekolah menggali bakat dan potensi dalam diri siswa melalui pembelajaran berbicara dan media pembelajaran.

4. Bagi Peneliti

a. Hendaknya teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katamenjadi acuan bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian tentang pembelajaran berbicara.

b. Hendaknya teknik memperlihatkan dan berbicara (show and tell) melalui permainan himpunan katamenjadi bahan perbandingan dengan model yang lain, dalam penelitian tentang pembelajaran yang lainnya.

5. Bagi Lembaga

a. Seyogyanya lembaga UPI memfasilitasi para mahasiswa yang sedang melaksanakan penelitian.

b. Sebaiknya pihak lembaga menyediakan sumber-sumber yang mendukung terhadap pelaksanaan penelitian


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2006). Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

Depdikbud. (1999) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud

Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung : Pustaka Latifah.

Djuanda, D. dkk. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa danSastra Indonesia. Bandung : UPI Press.

Kasbolah. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud

Mudini. (2009) Modul Bahasa Indonesia Program Bermutu Pembelajaran Berbicara di SD. Jogjakarta. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Ketaga Pendidikan (PPPPTK).Depdiknas.

Moleong, L.J. (2004), Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Mulyasa. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya Nursobah Titi. (2006). Penerapan Model Cooperative LearningTteknik Bercerita

Berpasangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas III SDN Cimeuhmal Kecamatan Cimeuhmal Kabupaten Subang. Skripsi pada UPI Kampus Sumedang: Tidak diterbitkan. Resmini, N, dkk. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia, Bandung : UPI Press.

Suyatno. (2005) Permainan Pendukung Pembelajaran. Jakarta : Gramedia

Santosa, Fuji.(2004) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Depdiknas, Universitas Terbuka.

Safari, (2003) Evaluasi Hasil Belajar,Jakarta Depdiknas

Sanjaya, W.( 2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Wibawa, (2003) Penelitian Tundakan Kelas (PT), Jakarta Depdiknas

Wiriaatmadja, R. (2005) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA LUGU MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS II SDN KARANGANYAR 02 SEMARANG

4 33 250

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE TEBAK KATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Tebak Kata Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas II SD Negeri 01 Jetis Kecamatan Jat

4 9 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE TEBAK KATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Tebak Kata Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas II SD Negeri 01 Jetis Kecamatan Jat

0 7 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM MENCERITAKAN KEGEMARAN SISWA MELALUI TEKNIK PERCAKAPAN PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Dalam Menceritakan Kegemaran Siswa Melalui Teknik Percakapan Pada Siswa Kelas II SDN 02 Kaliwuluh Kecamatan Kebakkrama

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM MENCERITAKAN KEGEMARAN SISWA MELALUI TEKNIK PERCAKAPAN PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Dalam Menceritakan Kegemaran Siswa Melalui Teknik Percakapan Pada Siswa Kelas II SDN 02 Kaliwuluh Kecamatan Kebakkrama

0 1 15

PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 0 32

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2.

0 3 26

Penerapan Metode Permainan Tebak Kata untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Mendeskripsikan Benda pada Siswa Kelas I SDN Cibodas I Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang.

2 30 45

IMPLEMENTASI TEKNIK BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS II SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

1 1 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA KERTAS PETAK BERWARNA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENENTUKAN LUAS JAJARGENJANG DI KELAS IV SDN KARANGNANGKA II KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 50