PERANAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PROGRAM PAUD PADA PKBM AZ-ZAHRA KELURAHAN TAMAN SARI KECAMATAN BANDUNG WETAN KOTA BANDUNG.

(1)

PERANAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PROGRAM PAUD PADA PKBM AZ-ZAHRA KELURAHAN TAMAN SARI KECAMATAN BANDUNG WETAN

KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

Yuyu Koyimah

1003199

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PERANAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PROGRAM PAUD PADA PKBM AZ-ZAHRA KELURAHAN TAMAN SARI KECAMATAN BANDUNG WETAN

KOTA BANDUNG

Oleh

Yuyu Koyimah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©

Yuyu Koyimah

2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ii

ABSTRAK

Yuyu Koyimah.Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Keberhasilan Program PAUD pada PKBM Az – Zahra Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah.Fakultas Ilmu Pendidikan 2013

Peranan orang tua dalam meningkatkan keberhasilan program merupakan tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anaknya dan kerja sama antara keluarga atau orang tua dengan sekolah.Program pendidikan anak usia dini pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjawab tangtangan pendidikan anak usia dini. Usia dini merupakan usia anak mulai 0-6 tahun disebut dengan masa keemasan ( golden age ) dimana seluruh aspek perkembangan anak mengalami perkembangan yang pesat. PAUD az – Zahra yang berlokasi di JlCihampelas-Cimaung No 238/25B. Lembaga ini berdiri pada tahun 2004 .mengalami peningkatan jumlah peserta didik setiap tahunnya sebagai indikator peningkatan keberhasilan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan orang tua dalam penyelenggaraan program PAUD dalam upaya meningkatkan keberhasilan program PAUD Az- Zahra yang meliputi , peranan orang tua, kerja sama keluarga dan lembaga pendidikan, dan penyenggaraan program pendidikan yang meliputi 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan , tahap penilaian, tahap pengawasan serta faktor pendorong dan faktor penghambat dalam meningkatkan keberhasilan program PAUD diPKBMAz – Zahra .

Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif, dengan jumlah responden satu orang kepala sekolah sebagai pengelola program PAUD, dua orang tutor pembelajaran PAUD dan orang tua peserta didik sebanyak empat orang. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah pengumpulan data denganobservasi, pengumpulan data denganwawancara, pengumpulan data melalui dokumen dan triangulasi. Ananalisis yang digunakan adalah analisis deskripsi kualitatif yaitu mendeskripsikan hasil pengumpulan data dalam bentuk uraian atau narasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peranan orang tua secara konsep keluarga dapat dilakukan dengan baik, begitupun penyelenggaraan program dilaksanakan dengan baik hanya saja kerja sama anatara lembaga sekolah dan orang tua peserta didik dari enam indicator kerjasama yang telah ditentukan oleh peneliti tidak maksimal dijalankan tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi peningkatan keberhasilan program PAUD di PKBM Az – Zahra ,indikasinya adalah peningkatan prestasi yang telah diraih dan peningkatan jumlah peserta didik dari tahun ketahun ,Rekomendasi yang dapat diberikan kepada pengelola adalah upaya peningkatan kerja sama antara orang tua peserta didik dengan lembaga pendidikan kegiatan bisa berupa parenting yang diadakan rutin dengan penyelengaraan meliputi komponen – komponen kerjasama yang diindikasikan bisa meningkatkan keberhasilan secara berkelanjutan.untuk orang tua adanya pemamfaatan komponen kerjasama dalam koridor pemantauwan atau pengawasan perkembangan anak sebagai upaya peningkatan keberhasilan program PAUD di PKBM Az–Zahra.


(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……… i

ABSTRAK………. ii

KATA PENGANTAR……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH………. iv

DAFTAR ISI……….…………. v

DAFTAR TABEL DAN BAGAN………. viii

DAFTAR LAMPIRAN……….. ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian……… 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah…..……… 13

C. Tujuan Penelitian……… 13

D. Manfaat/Signifikasi Penelitian……… 13

E. Struktur Organisasi ……… 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga... 15

1. Peranan Orang Tua……… 16

2. Kerjasama Keluarga dengan Sekolah……… 21

B. Program Anak Usia Dini……… 28

1. Perkembangan Anak Usia Dini……… 34

2. Prinsip – Prinsip Penyelanggaraan Program PAUD……… 38

3. Standar Proses Pembelajaran……….. 40

C. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM )……… 54

1. Pengertian PKBM……… 54


(6)

Vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian……… 66

B. Desain Penelitian……… 70

C. Metode Penelitian……… 74

D. Definisi Operasional……… 75

E. Instrumen Penelitian……… 77

F. Proses Pengembangan Instrumen………. 79

G. Teknik Pengumpulan Data……… 79

H. Analisis Data ……… 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data……… 86

1. Kondisi Objektif Paud Az – Zahra……… 86

2. Deskripsi hasil Penelitian……… 95

2.1Identitas Informan……… 95

2.2Pendapat Informan……….……… 96

B. Pembahasan Data 1. Peranan orang tua dalam meningkatkan keberhasilan program PAUD di PKBM Az-Zahra……….113

2. Penyelenggaraan program anak usia dini di PKBM Az-Zahra ………...117

3. Bentuk komunikasi dalam kerjasama sebagai upaya meningkatkan keberhasilan program PAUD di PKBM Az-Zahra. …... ……... 121

4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Keberhasilan Program PAUD diPKBM Az- Zahra ………123


(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……… 127

B. Saran………..…... 132

DAFTAR PUSTAKA


(8)

Vi

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Tabel 1.1 Sarana PAUD Az – Zahra……….. 11

Tabel 2.1 Kompetensi Pengawas……… 52

Tabel 4.1 Daftar guru PAUD Az- Zahra……… 90

Tabel 4.2 Kegiatan pembelajaran……….. 91

Tabel 4.4 Jadwal mata pelajaran PAUD Az – Zahra………. 92

Tabel 4.5 Perkembangan jumlah siswa Lembaga PAUD Az-Zahra.. 95

Tabel 4.5 Identitas informan………. 96


(9)

DAFTAR LAMPIRAN 1. SK Pembimbing

2. Permohonan izin penelitian

3. Permohonan izin mengadakan penelitian 4. Hasil Frekuensi Bimbingan

5. Kisi – Kisi Penelitian 6. Pedoman Observasi

7. Pedoman Wawancara Pengelola dan Tutor 8. Pedoman Wawancara Orang Tua

9. Hasil Wawancara Pengeloladan Tutor 10.Hasil Wawancara Orang Tua

11.Dokumentasi Wawancara 12.Kondisifisik PKBM Az – Zahra 13.Riwayat Hidup


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, mengembangkan dan memajukan pendidikan di Indonesia bukan semata-mata merupakan tugas pemerintah saja, akan tetapi masyarakat luas juga memiliki peran dan tanggung jawab yang besar terhadap laju perkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia yang dimulai dari kelurga dalam melakukan perannya melalui jenjang pendidikan informal dengan melakukan fungsinya sebagai pendidik pertama dan utama serta masyarakat yang berperan aktif dalam mengembangkan jalur pendidikan , maka proses dari itu semua hasilnya adalah jalur pendidikan nonformal yang merupakan penopang dan pengembang dalam rangka mempersiapkan dan mewujudkan generasi yang peduli dengan pendidikan serta siap bersaing secara global di kancah internasional melalui pendidikan yang bermutu.

Persoalan mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sesungguhnya tidak terlepas dari berbagai faktor baik yang bersifat struktural maupun kultural.Artinya bahwa jika kualitas sumber daya manusia hendak ditingkatkan maka upaya strategis yang dilakukan tidak hanya memperhatikan persoalan kondisi sosio ekonomi kultural masyarakat semata tetapi penting memperhatikan faktor struktural yakni berbagai kebijakan strategis yang benar-benar menyentuh upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia secara dini melalui berbagai program atau kegiatan konkrit.

Dengan hadirnya PKBM sebagai lembaga pendidikan nonformal di Indonesia telah memberikan sumbangan terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia khususnya dalam bidang pendidikan praktis. Seperti salah satunya program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hal tersebut didirikan dan dikembangkan untuk menunjang pelayanan proses pendidikan anak usia dini yang lebih baik


(11)

sebagaimana peranannya sebagai lembaga komplementer dari keberadaan lembaga pendidikan formal di bawah naungan instansi pendidikan.

Pengelolaan lembaga pendidikan program PAUD perlu mendapat perhatian baik oleh lembaga pemerintah sebagai pemegang otoritas dan kebijakan melalui petunjuk teknis pengelolaan maupun pedoman dan standarisasi pengelolaan lembaga pendidikan nonformal yang diiringi dengan kontrol operasional atau pengawasan secara berkelanjutan. Selain itu, peranan keluarga dan masyarakat sebagai unsur yang tak terpisahkan dalam hal pengelolaan dan pengembangan lembaga pendidikan nonformal masih perlu ditingkatkan seperti dalam hal yang terkait dengan SDM (baik pengelola maupun tutor yang bersangkutan) melalui kegiatan peningkatan sumber daya manusia seperti mengadakan dan mengikuti pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan sistem yang ada pada lembaga pendidikan nonformal baim secara makro dalam pengelolaan proses pendidikannya, maupun secara mikro pada proses pembelajaran yang dikembangkan di lembaga nonformal seperti PKBM Az – Zahra .

Cihampelas merupakan daerah wisata yang sangat terkenal bahkan sampai kemancanegara hal tersebut banyak mengundang pendatang untuk mengais rezeki,hal tersebut mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk pendatang yang ada dicihampelas , efeknya adalah munculnya pemukiman padat penduduk. PKBM Az – Zahra berada diantara daerah wisata Cihampelas tampil sebagai salah satu solusi yang hadir dimasyarakat dalam bidang pendidikan masyarakat, satuan program yang dihadirkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat seperti adanya les privat dan les musik itu diadakan berdasarkan permintaan orang tua dan tidak ada kelas khusus dan tenaga khusus yang menangani.

Program Pendidikan Usia Dini ( PAUD ) yang diselenggarakan oleh PKBM Az – Zahra dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan klasifikasi usia seperti : kelompok A (usia 3 – 4 tahun) , kelompok B (usia 4 – 5 tahun) , dan kelompok C (usia 5 – 6 tahun). Adapun waktu pembelajaran masing-masing kelompok adalah satu jam (60 menit) kecuali kelompok C ditambah tigapuluh


(12)

menit menjadi satu setengah jam (90 menit). Hal ini karena kelompok C merupakan kelompok yang dipersiapkan untuk masuk SD sehingga ada penambahan waktu belajar agar mereka lebih siap ketika duduk di bangku SD kelak. Pembagian waktu belajar yang lebih singkat jika dibandingkan dengan PAUD formal ini karena ruangan kelas yang sangat terbatas. PAUD Az-Zahra memiliki dua kelas yang terletak di lantai bawah dan lantai atas, masing-masing berkapasitas limabelas sampai enambelas orang untuk lantai bawah sedangkan untuk lantai atas bisa menampung sekitar duapuluh anak.

Setelah selesai penyelenggaraan program PAUD PKBM Az – Zahra membuka pengajian anak – anak sore yang penyelenggaraannya diharapkan untuk menfasilitasi anak – anak berkegiatan diluar penyelenggaraan program PAUD , pengajian ini terbuka untuk para alumni dan umum selain itu ada pelajaran bermain musik tradisional angklung. Grup musik angklung yang bernama Gema Angklung Az-Zahra atau disingkat Gaung Az-Zahra ini telah berkiprah selama satu tahun dan telah menjuarai dua kejuaraan dari tiga lomba yang diikuti, yaitu juara satu di festival musik angklung Baltos dan juara tiga di festival musik angklung labamboos SMP Labschool UPI Bandung. Grup angklung ini juga telah cukup banyak menerima undangan sebagai bintang tamu di kegiatan-kegiatan musik tradisional bambu di antaranya di Museum Sri Baduga, Gyant Hyper Point, dan lain-lain.

PKBM Az-Zahra ini selain menyelenggarakan pendidikan untuk anak usia dini juga menyelenggarakan pendidikan non formal untuk usia sekolah dasar yang dikelompokkan ke dalam Taman Pendidikan Quran (TPQ). Gaung Az-Zahra merupakan gabungan antara kelompok PAUD dan kelompok TPQ (Taman Pendidikan Quran), di mana jadwal latihannya adalah dua hari dalam satu minggu yaitu setiap hari Rabu dan Jum‘at sore.

PKBM Az – Zahra merupakan lembaga yang dapat memberikan akses pendidikan sehingga kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan semakin luas melalui kegiatan program PAUD,TPQdan penyelenggaraan music tradisional


(13)

angklung.,PKBM Az – Zahra yang ada sekarang sudah dapat menunjukkan fungsinya memenuhi kebutuhan masyarakat yang berarti berwawasan kemasyarakatan.― …..pembelajaran yang diselenggarakan dengan menggunakan berbagai potensi (sumber daya ) yang ada pada lingkungan masyarakat, yang terdiri atas sumber daya alam , sumber daya manusia , sumber daya budaya dan sumber daya teknologi ― (Hatimah. 2008;3.19)

Upaya pengembangan, penguatan dalam semua potensi yang ada agar penyelenggaraan pendidikan baik itu pendidikan anak usia dini,pengajian alumni ,TPQ dan musik tradisional angklung terus dikembangkan agar lulusannya benar-benar berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Manusia tanpa pendidikan akan menjadi sesosok raga tanpa isi. Dengan demikian PKBM Az – Zahra merupakan suatu institusi terdepan yang langsung berada di tengah-tengah masyarakat yang mengelola dan mengimplementasikan konsep belajar sepanjang hayat atau Life Long Learning dan Life Long Education serta pendidikan untuk semua atau Education For All.

Seperti menurut UNESCO dalam Hatimah,2008;3.11 ―mencanangkan pilar – pilar pentingdalam pendidikan yakni bahwa pendidikan hendaknya mengembangkan kemampuan belajar untuk mengetahui(learning to know ), belajar untuk melakukan sesuatu(learning to do ), belajar menjadi seseorang (learning to be ), menjalani kehidupan bersama (learning to life together).Dalam konteks Indonesia , penerapan konsep pilar – pilar pendidikan ini adalah bahwa system pendidikan nasional berkewajiban untuk mempersiapkan seluruh warganya agar mampu berperan aktif dalam semua sector kehidupan guna mewujudkan kehidupan yang cerdas , aktif , kreatif, dan mengutamakan persatuan dan kesatuan ―

Mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tugas pemerintahan Negara Indonesia dalam pembukaan Undang-undang 1945 dilakukan melalui pendidikan yang diatur lebih lanjut dalam Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional jalur pendidikan dibagi menjadi pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan


(14)

informal yang dapat saling melengkapi. Ketiga jenis pendidikan itu berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui ketiga jenis pendidikan itu diharapkan potensi peserta didik berkembang sehingga menjadi manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan formal, non formal dan informal pada hakekatnya memiliki fungsi dan tujuan yang sama namun wahana yang dilalui peserta didik berbeda untuk mengembangkan potensi dirinya dalam suatu proses pendidikan. Kalau pendidikan formal menempuh jalur pendidikan yang berstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, maka pendidikan non formal menempuh jalur diluar jalur pendidikan formal yang dapat juga dilaksanakan secara berjenjang den berstruktur. Sementara itu pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang keberadaan dan peranannya turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan informal yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga‖ Keluarga adalah kelompok pertama yang mengenalkan nilai – nilai kebudayaan ada anak, dan di sinilah yang dialami interaksi dan disiplin pertama yang dikenakan kepadanya dalam kehidupan social ― (Hatimah,2008;2.32 )

Lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengalaman seumur hidup. Pendidikan keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan, ketrampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarganya yang bersangkutan. peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan belajar pada setiap saat dalam


(15)

perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing.

Orang tua atau keluarga berperan dalam menentukan hari depan anaknya. Secara fisik supaya anak-anaknya bertumbuh sehat dan berpostur tubuh yang lebih baik, maka anak-anak harus diberi makanan yang bergizi dan seimbang. Secara mental anak-anak bertumbuh cerdas dan cemerlang, maka selain kelengkapan gizi perlu juga diberi motivasi belajar disertai sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan secara sosial suapaya anak-anak dapat mengembangkan jiwa sosial dan budi pekerti yang baik mereka harus di beri peluang untuk bergaul mengaktualisasikan diri, memupuk kepercayaan diri seluas-luasnya. Bila belum juga terpenuhi biasanya karena soal teknis seperti hambatan ekonomi atau kondisi sosial orang tua. Seorang anak sangat memerlukan bimbingan kedua orang tuanya dalam mengembangkan bakat serta menggali potensi yang ada pada diri anak tersebut. Dalam rangka menggali potensi dan mengembangkan bakat dalam diri anak maka seorang anak memerlukan pendidikan sejak dini

Orang tua yang tidak memperdulikan anak-anaknya, orang tua yang tidak memenuhi tugas-tugasnya sebagai ayah dan ibu, akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup anak-anaknya. Terutama peran seorang ayah dan ibu adalah memberikan pendidikan dan perhatian terhadap anak-anaknya.

Keluarga sangat mempengaruhi bagi pengembangan kepribadian anak dalam hal ini orang tua harus berusaha untuk menciptakan lingkungan keluarga yang sesuai dengan keadaan anak. Dalam lingkungan keluarga harus diciptakan suasana yang serasi, seimbang, dan selaras, orang tua harus bersikap demokrasi baik dalam memberikan larangan, dan berupaya merangsang anak menjadi percaya diri.

Komunikasi ibu dan ayah dalam keluarga sangat menentukan pembentukan pribadi anak-anak di dalam dan di luar rumah. Selanjutnya dikatakan bahwa


(16)

seorang ayah umumnya berfungsi sebagai dasar hukum bagi putra-putrinya, sedangkan seorang ibu berfungsi sebagai landasan moral bagi hukum itu sendiri.

Sebagaimana dikemukakan oleh Baihaqi (2008,187 ) bahwa :

―Kepribadian berkembang melalui pematangan dalam lingkungan yang menunjang dan oleh usaha – usaha aktif pada pihak pribadi untuk merelisasikan kodratnya , maka daya – daya kreatif didalam manusia menyatakan dirinya lebih jelas lagi. Apabila manusia menderita atau neurotic,maka hal itu disebabkan karena lingkungan menyebabkannnya demikian lewat ketidaktahuan dan patologi social , atau karena mereka telah mendistorsikan pikiran mereka .

Tugas-tugas serta peran yang harus dilakukan orang tua tidaklah mudah, salah satu tugas dan peran orang tua yang tidak dapat dipindahkan adalah mendidik anak-anaknya. Sebab orang tua memberi hidup anak, maka mereka mempunyai kewajiban yang teramat penting untuk mendidik anak mereka. Tugas sebagai orang tua tidak hanya sekadar menjadi perantara makhluk baru dengan kelahiran, tetapi juga memelihara dan mendidiknya, agar dapat melaksanakan pendidikan terhadap anak-anaknya, maka diperlukan adanya beberapa pengetahuan tentang pendidikan.

Orang tua memiliki kewajiban untuk memenuhi hak pendidikan atas anaknya. Dengan pendidikan, anak akan dapat mengembangkan potensi-potensi dan bakat yang ada pada dirinya. Sehingga ia akan menjadi generasi-generasi yang kuat, kuat dari faktor psikologis maupun fisiologis. Seorang anak merupakan generasi penerus dari generasi sebelumnya.Setiap generasi ke generasi akan memiliki pengaruh yang ditimbulkan dari generasi sebelumnya, generasi yang lemah akan mewariskan kelemahan kepada generasi berikutnya begitu juga dengan generasi yang kuat akan mewariskan kekuatan kepada generasi sesudahnya. Dengan memenuhi hak anak atas pendidikan diharapkan akan menjadi generasi yang kuat yang dapat mewariskan kekuatan pada generasi berikutnya


(17)

Banyak faktor yang secara tidak langsung, dalam keluarga yang mempengaruhi pembinaan pribadi anak. Di samping itu, tentunya banyak pula pengalaman-pengalaman anak, yang mempengaruhi nilai pendidikan baginya, yaitu pembinaan-pembinaan tertentu yang di lakukan orang tua terhadap anak, baik melalui makan dan minum, buang air, tidur dan sebagainya. Semuanya termasuk unsur pembinaan bagi pribadi anak.

Setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang berkembang secara sempurna. Mereka menginginkan anak yang dilahirkan itu kelak menjadi orang yang sehat dan kuat, berketrampilan, cerdas, pandai dan beriman. Yang bertindak sebagai pendidik dalam keluarga adalah ayah dan ibu (orang tua) si anak. Pendidikan yang harus dijalankan orang tua adalah pendidikan bagi perkembangan akal dan rohani anak, pendidikan ini mengacu pada aspek-aspek kepribadian secara dalam garis besar. Menggenai pendidikan akal yang dilakukan orang tua adalah menyekolahkan anak karena sekolah merupakan lembaga paling baik dalam mengembangkan akal dan interaksi sosial.

Kartono ( 1990:133 ) memandang pentingnya anak dimasukan kedalam lingkungan social diluar keluarga sebagai bentuk interaksi social dengan lingkungan masyarakat dan sebagai pemenuhan fungsi intelektual, sebagaimana dikemukakan bahwa :

―Menginngat perkembangan anak amat pesat pada usia sekolah,dan mengingat bahwa lingkungan keluarga sekarang tidak lagi mampu memberikan seluruh fasilitas untuk mengembangkan fungsi-fungsi anak ----terutama fungsi intelektual dalam mengejar kemajuan zaman modern --- maka anak memerlukan satu lingkungan sosial yang baru dan lebih luas ; berupa sekolahan,untuk mengembangkan semua potensinya.‖

Pendidikan tidak langsung yang telah terjadi pada anak sebelum ia masuk pergaulan sosial diluar rumah, tentu saja setiap anak mempunyai pengalamannya sendiri, yang tidak sama terhadap anak lain. Pengalaman yang di bawa oleh anak-anak dari rumah itu, akan menentukan sikapnya terhadap lingkungan sosial dan orang selain anggota keluarga yang merupakan orang asing bagi anak.


(18)

Pendidik kedua yaitu tutor PAUD mempunyai tugas yang cukup berat, yaitu ikut membina pribadi anak disamping mengajarkan pengetahuan agama kepada anak, tutor juga mempunyai tugas memperbaiki pribadi anak yang kurang baik, karena tidak mendapat pendidikan dalam keluarga.

Sebagaimana dikemukakan oleh Hatimah (2008;1.27) Peranan kunci guru atau tutor dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian yang meliputi : 1. Menumbuhkan kemandirian dengan mennyediakan kesempatan untuk

mengambil keputusan dan bertindak.

2. Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak, dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa.

3. Menyediakan system dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar siswa mempunyai peluang optimal untuk berlatih.

Tutor PAUD bertugas membawa anak didik kearah kebaikan, setiap tutor PAUD harus menyadari bahwa segala sesuatu pada dirinya akan merupakan unsur pembinaan bagi anak didik. Di samping pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan dengan sengaja oleh tutor dalam pembinaan anak didik, juga sangat penting adalah menentukan tujuan pendidikan ― tujuan pendidikan merupakan merupakan hal yang sangat mendasar (fundamental ),karena dari tujuan itulah akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa ― ( Sadulloh,2007;79)

Hal lain yang menentukan pada penyelengaaran pendidikan adalah kepribadian tutor, sikap dan cara hidup tutor itu sendiri, bahkan cara berpakaian, cara bergaul, berbicara dan menghadapi setiap masalah, yang secara tidak langsung tidak tampak hubungannya dengan pengajaran, namun dalam pendidikan atau pembinaan pribadi si anak, hal-hal tersebut sangat berpengaruh dalam proses pembinaan pribadi anak.

Program PAUD sebagai salah satu program yang dilaksanakan diPKBM Az- Zahra dalm proses pembinaan pribadi anak dan hal ini menjadi penting mengingat kebutuhan masyarakat sekitar PKBM Az- Zahra yang relatif tinggi, Hal ini disebabkan karena lokasi Az- Zahra yaitu Jl. Cihampelas merupakan daerah wisata jadi banyak penduduk yang sekitar yang menjadi pedagang


(19)

ataupun karyawan untuk fasilitas wisata seperti : hotel ,mall, toko – took suvernir jasa tranfortasi dan sebagainya,menjadikan masyarakat yang ada dPKBM Az- Zahra adalah masyarakat yang multicultural mereka mempunyai keanekaragaman budaya berupa bahasa ,gaya hidup atau adat istiadat dan agama.

Program PAUD Az- Zahra mempunyai karakteristik pembelajaran yang islami yang bermuatan ketauhidan dan ritual – ritual agama islam tetapi saja ada orang tua non muslim yang mempercayakan anaknya untuk belajar dPKBM Az—Zahra walaupun ada dilema tersendiri karena apabila dibuat kelas tersendiri tidak memungkinkan mengingat jumlah anak peserta didik tersebut. Disinilah letak perlunya memahami perbedaan cara yang digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan komunikasi dengan peserta didik maupun dengan orang tua hal ini diperlukan berbagai dinamika dan nilai – nilai dari berbagai gaya komunikasi.

Warga masyarakat Cihampelas sebagai masyarakat multikultural disebabkan oleh mereka kebanyakan pendatang yang mencari mata pencaharian disekitar Cihampelas. Upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini dalam arti

―……keanekaragam budaya yang ada dimasyarakat (bahasa, etnis, cara hidup, seni, dan nilai – nilai adat istiadat , harus dijadikan dasar penggayaan dalam pembelajaran sehingga seorang guru harus dapat menciptakan proses belajar untuk hidup bersama dalam damai dan harminis.hal ini sesuai dengan salah satu pilar belajar yang diperkenalkan oleh UNESCO yaitu learning to live together “ ( Hatimah,2008;7.5)

Dalam upaya peningkatan keberhasilan selain ditunjang oleh kompetensi tutor dalam pelaksanaanya juga tidak lepas dari keberadaan sarana penunjang fisik baik itu bangunan maupun sarana da prasarana didalamnya

‗…….segala sesuatu seperti bahan,media, peralatan ,lingkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya. Dengan demikian ,siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri ,memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri,


(20)

kritis,kreatif, dan mampu mempertangungjawabkan pemikirannya secara rasional ― (Hatimah (2008;1.27) .

PKBM Az- Zahra awalnya tumbuh dari kegiatan mengaji iqro anak – anak yang dilakukan oleh Bu.Idah sebagai pendiri PKBM Az-Zahra sambil menjaga ibunya yang sedang sakit , sekarang menjadi PKBM yang berkembang dengan beberapa program seperti : TPQ dan TK Iqro, MDA,DTA dan PAUD dengan jumlah tutor sebanyak 5 orang.Keberhasilan ini tidak lepas dari usaha yang pantang menyerah dalam menhadapi tantangan dan rintangan dalam pelaksanaan untuk upaya peningkatan keberhasilan program.

Kondisi fisik keadaan PKBM Az- Zahra terdiri dari dua lantai yaitu: 1. Dua kelas lantai atas seluas 5x2 m2 dan bawah 4x2m2.

2. APE luar terdiri dari :1 unit ayunan,1 unit tread mill.

3. APE dalam terdiri dari boneka tangan,boneka peraga,puzzle,paku- pakuan,hijaiyah,balok bongkar pasang,

Kelengkapan sarana prasarana di PKBM Az- Zahra terdiri dari : Tabel 1,1 Sarana PAUD Az - Zahra

NO NAMA BARANG SATUAN KET

1 Loker anak 2 Unit

2 Meja Belajar Siswa 10 Unit

3 Kursi 50 Unit

4 White Board 1 Unit

5 DVD 1 Unit

6 Radio 1 Unit

7 Televisi 1 Unit

8 Keyboard 1 Unit

9 Angklung 1 set


(21)

11 Kamar Mandi 1 Unit Tersedia

Melihat rincian kondisi fisik serta sarana prasrana yang dimiliki oleh PKBM Az-Zahra relative kondusif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar hal tersebut dikarenakan diPKBM Az-Zahra awalnya merupakan tempat tinggal yang dirubah menjadi PKBM.Dalam pelaksanaan program disuatu PKBM yang salah satu diantaranya adalah program PAUD tidak lepas dari peranan orang tua sebagai pengguna jasa program tersebut adapun bentuk - bentuk kerjasama bisa dilakukan atau bersinergi dengan pengelola sehingga peningkatan keberhasilan program tersebut dapat tercapai.

Komunikasi merupakan salah satu syarat dalam proses atau kegiatan bersosialisai baik dikeluarga,masyarakat maupun dilembaga hal tersebut sangat mempengaruhi dalam upaya peningkatan keberhasilan suatu program,yang apabila kurangnya komunikasi bisa menyebabkan tidak terlaksananya program tertutama dalam pelaksanaan program pendidikan anak usia dini banyak hal yang harus dipersiapkan selain kompetensi tutor juga dalam penyelenggaraannya diharapkan dapat memenuhi standart pelaksanaan program anak usia dini.

Pendidikan bisa dimulai setelah usia sekolah dasar yaitu usia tujuh tahun ternyata tidaklah benar. Bahkan pendidikan yang dimulai pada usia TK (4 - 6 tahun) . Pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0 - 4 tahun mencapai 50%, hingga usia 8 tahun mencapai 80%. Artinya bila pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal maka otak anak tidak akan berkembang secara optimal. Pada dasawarsa kedua yaitu usia 18 tahun perkembangan jaringan otak telah mencapai 100%. Oleh sebab itu masa kanak-kanak dari usia 0 - 8 tahun disebut masa emas (Golden Age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia sehingga sangatlah penting untuk merangsang pertumbuhan otak anak dengan memberikan perhatian


(22)

terhadap kesehatan anak, penyediaan gizi yang cukup, dan pelayanan pendidikan.

Berdasarkan latar belakang pemikiran inilah maka penulis tertarik untuk mengangkat peranan orang tua dihubungkan dengan peningkatan keberhasilan PKBM dan menetapkannya kedalam suatu judul karya tulis yaitu : Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Keberhasilan Program PAUD Pada PKBM Az- Zahra Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah diatas diatas maka permasalahan dalam karya tulis ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penyelengaraan program anak usia dini di PKBM Az-Zahra.

2. Bagaimana peran orang tua dalam meningkatkan keberhasilan program PAUD di PKBM Az-Zahra.?

3. Bagaimana kerjasama orang tua dalam meningkatkan keberhasilan program PAUD di PKBM Az-Zahra. ?

4. Apa faktor pendorong dan penghambat dalam meningkatkan keberhasilan program PAUD PKBM Az- Zahra

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peranan orang tua dalam meningkatkan keberhasilan program PAUD di PKBM Az-Zahra.

2. Untuk mengetahui penyelengaraan program anak usia dini di PKBM Az-Zahra.

3. Untuk mengetahui bentuk komunikasi dalam kerjasama sebagai upaya meningkatkan keberhasilan program PAUD di PKBM Az-Zahra.


(23)

4. Untuk mengetahui factor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat dalam meningkatkan keberhasilan program PAUD di PKBM Az-Zahra.

D. Manfaat / Signifikasi Penelitian

1. Secara teoritis, dapat menambah literatur sehingga dapat mempertajam kemampuan dalam penulisan karya ilmiah,khususnya mengenai PKBM 2. Secara Praktis, dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PKBM

AZ-ZAHRA dalam operasional.

E. Stuktur Organisasi Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut ini rencana penulis dalam membagi pokok pembahasan terdiri dari : BAB I berisi : Pendahuluan yaitu meliputi latar belakang masalah,identifikasi masalah,perumusan dan pembatasan masalah,tujuan penelitian,manfaat penelitian ,definisi operasional, dan sistematika penulisan. BAB II berisi : Landasan teoritis atau kajian teoritis yaitu konsep yang berhubungan dengan judul dan permasalahan penelitian.

BAB III berisi : Metodologi penelitian ,yang membahas tentang metode yang digunakan dalam memperoleh data serta menyelesaikan masalah yang ada pada objek penelitian tersebut.

BAB IV berisi : Hasil penelitian dan pembahasan yang menjabarkan mengenai lokasi penelitian serta deskripsi hasil penelitian mengenai perana orang tua dalam meningkatkan keberhasilan program PAUD

BAB V berisi : Kesimpulan dan saran tentang penelitian sehubungan adanya permasalahan penelitian tersebut.


(24)

68 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi

Lokasi dalam penelitian ini adalah PKBM Az- Zahra yang terletak Jl Cihampelas – Cimaung No. 238/25 Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung

Menurut Suwandi.Basrowi .(2008;188) “ Subjek penelitian sebagaimana yang dikemukakan Spradly (1987 ) merupakan sumber informasi,sedangkan Moleong (1989 ) mengemukakan bahwa subjek penelitian merupakan orang dalam pada latar penelitian”

Melaksanakan penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena peneliti inggin mendapatakan gambaran atau menelaah secara menyeluruh subjek atau informan dalam penelitian yaitu pengelola atau kepala sekolah PKBM Az- Zahra sebanyak satu orang, tutor sebanyak dua orang, orang tua peserta didik sebanyak empat orang dengan asumsi bahwa pengelola sebagai pemberi jasa apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan peranan orang tua dalam upaya keberhasilan program PAUD diPKBM Az-Zahra adapun kriteria tutor adalah tutor yang sudah mengajar lama sehingga tahu peranan seperti apa yang harus dan sudah dilakukan orang tua sebagai mitra kerja dalam upaya meningkatakan keberhasilan PKBM Az-Zahra, Adapun orang tua karena orang tua peserta didik selain sebagai subjek sentral dalam penelitian ini juga punya criteria seperti aktifitasnya terhadap program PAUD cukup intens,orang tua selain sebagai penguna jasa dalam program PAUD di PKBM Az-Zahra juga inggin mengetahui bentuk bentuk peranan yang dilakukan orang tua dalam upaya peningkatan keberhasilan.program PAUD di PKBM Az-Zahra.


(25)

Penentuan ketiga subjek tersebut sebagai subjek penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tutor yang berperan dalam proses pengelolaan lingkungan belajar 2. Kepala sekolah sebagai penentu kebijakan atas pengelolaan

lingkungan belajar.

3. Orang tua yang aktif dalam memonitoring perkembangan anak disekolah.

Pengelola yang jadi responden adalah

1. Nama :Jubaidah

Tempat / Tanggal Lahir :Bandung,31 Desember 1979

Pendidikan : S1

Lama Mengajar : 2004 s/d sekarang ( 9 tahun ) Tutor yang jadi responden adalah

1. Nama : Yuki Lasmeta Sari

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 26 Mei 1991

Pendidikan : SMK (sedang melanjutkan program D IV)

Lama Mengajar : 1 tahun

2. Nama : Tedi Setiawan

Tempat / Tanggal Lahir : 27 Mei 1975

Pendidikan : SMA


(26)

Keluarga yang jadi responden adalah

1. Nama Ayah : Yudi Hadiansyah Tempat / Tanggal Lahir : Bandung , 25 juni 1986 Pendidikan Ayah : SMA

Pekerjaan Ayah :Karyawan Swasta Nama Ibu :Ayi Mulyani

Tempat / Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 20 November 1987 Pendidikan Ibu : SMA

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Cihampelas/Cimaung 04/07 no.228/25 Nama Anak : Amel Azqia Aufa

Usia Anak : 4 tahun

Tempat /Tanggal Lahir : Bandung, 18 april 2009 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 1

2. Nama Ayah : Supriatna

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung,4 november 1964 Pendidikan Ayah : SD

Pekerjaan Ayah : Wiraswasta Nama Ibu : Apong Sumarni Tempat / Tanggal Lahir : 03 April 1968 Pendidikan Ibu : SD

Pekerjaan Ibu : Pedagang

Alamat : Jl. Cihampelas Gg Cimaung no. 228/25 Nama Anak : Nessa Radisty

Usia Anak : 4 tahun


(27)

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 6

3. Nama Ayah : Adrian Lakani

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 13 Juni 1980 Pendidikan Ayah : SMA

Pekerjaan Ayah : Wirausaha

Nama Ibu : Meti

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung,26 Mei 1987 Pendidikan Ibu : SMP

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Cihampelas – Cimaung 08/07 Nama Anak : Riani Rahma Lakani

Usia Anak : 4 tahun

Tempat /Tanggal Lahir : Bandung, 27 Februari 2009 Jenis Kelamin : perempuan

Anak Ke : 1

4. Nama Ayah : Rosid

Tempat / Tanggal Lahir : Ciamis,17 september 1986 Pendidikan Ayah : SMA

Pekerjaan Ayah : Wirausaha

Nama Ibu : Ani

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung,1 Agustus 1991 Pendidikan Ibu : SMP

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Alamat :Jl. Cihampelas - Cimaung Nama Anak :Keysha Nur Husna

Usia Anak : 3 tahun

Tempat /Tanggal Lahir : Bandung, 4 Januari 2010 Jenis Kelamin : Perempuan


(28)

Anak Ke : 1

B. Desain Penelitian

Menentukan disain dalam pelaksanaan penelitian sangatlah penting, supaya dalam pelaksanaanya mempunyai acuan yang jelas dalam melaksanakan penelitian dilapangan supaya hasilnya bisa komprehensif yang pertama adalah :

1. Menentukan subjek penelitian,

Dalam menentukan subjek yaitu dari pengelola PKBM terdiri dari satu orang, tutor sebanyak dua orang serta orang tua siswa sebanyak lima orang dengan harapan dalam penelitian ini mendapatkan informasi yang dingginkan harus rerspesentatif, dengan data yang inggin diperoleh agar data yang didapat dapat menyeluruh dan komprehensif dengan fakta dilapangan dalam penentuan subjekpun ada kriteria yang ditetapkan. 2. Penentuan metode pengumpulan data,

Data yang dikumpulkan dalampenelitian kualitatif meliputi data pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Fokus pengamatan dilakukan terhadap tiga komponen utama, yaitu space (ruang, tempat ) yang terdapat di PKBM dan lingkungan sekitar PKBM Az- Zahra, aktor ( pelaku ) yang dimaksud dengan pelaku adalah informan yang peneliti pilih untuk mengumpulkan informasi yaitu pengelola sebanyak satu orang, tutor sebanyak dua orang, orang tua siswa sebanyak lima orang, dan aktifitas (kegiatan) yang selama ini diteliti adalah kegiatan belajar mengajar atau interaksi yang terjadi dPKBM Az – Zahra selama kegiatan yang dilaksanakan atau yang diadakan oleh PKBM interaksi yang diamati


(29)

adalah antara anak dan orang tua,anak dengan tutor,orang tua dan tutor, orang tua dan pengelola, juga interaksi yang terjadi antara tutor dan pengelola.Selama penelitian berlangsung,peneliti memposisikan diri sebagai human instrument yang meluangkan waktu banyak dilapangan . langkah – langkah yang peneliti lakukan untuk mendapatkan kemurnian fenomena adalah sebagai berikut;

Pertama, melakukan pendekatan kepada subjek penelitian ( informan ) .dalam proses pendekatan ini, peneliti selalu berusaha hadir ditengah – tengah mereka hal ini sudah peneliti lakukan semenjak tahun 2010 dan penelitipun mengkomunikasikan kepengelola bahwa peneliti hadir untuk melakukan penelitian ditempat tersebut ini dilakukan agar pengelola tidak merasa aneh dengan sikap peneliti yang terlalu banyak mencari tahu mengenai banyak hal untuk menggali informasi dari tutor, orang tua dan anak peserta didik PAUD .Pengumpulan data dimulai dengan memusatkan perhatian pada kegiatan observasi secara terus – menerus dengan mengamati ragam aktifitas sosial, dengan cara membuka mata lebar – lebar pada beberapa kasus , tempat, dan waktu yang berbeda – beda , dan member kesempatan seluas – luasnya kepada subjek penelitian untuk mengungkapkan secara bebas pengalaman – pengalamannya.

Data yang diperoleh dari obsevasi langsung berupa perincian atau data deskriptif tentang kegiatan ,perilaku,orientasi tindakan pengelola,tutor dan orang tua serta anak dalam berinteraksi secara keseluruhan selama proses kegiatan di PKBM Az – Zahra, hubungan yang bermakna dari interaksi interpersonal dan proses pemetaan yang merupakan bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati. Setelah membangun hubungan dengan informan ,barulah secara bertahap peneliti mulai memasuki penggalian fenomena penelitian.

Proses pendekatan dengan informan semakin mudah karena peneliti sering bertemu dengan informan ,Peneliti sedapat mungkin beradaptasi


(30)

dengan para informan. Dengan begitu, informan akan jauh lebih bersemangat dalam menjawab berbagai pertanyaan peneliti dan lebih familier.

Kepada mereka yang sangat sulit diajak bicara , biasanya pembicaraan mengarah pada upaya pembelaan kepada mereka ,dengan berperan sebagai pembela mereka, maka akan lebih mudah bagi peneliti untuk mendapatkan data yang diinginkan .kalau model ini juga masih sulit, biasanya peneliti menggunakan kata sanjungan dan berbagai cara kata pemanis lain yang bisa membanggakan hati mereka.

Kedua,melakukan wawancara kepada pengelola,pendekatan kepada pengelola jauh lebih mudah dibandingkan dengan yang lainnya dikarenakan ada kedekatan sebelumnya dengan pengelola. Sebagai pengelola merasa mendapatkan teman berdiskusi untuk saling bertukar pikiran , atau tukar pendapat, atau bahkan tidak segan – segan mereka meminta masukan kepada peneliti berkaitan dengan program PAUD yang telah dilaksanakan berkaitan dengan strategi fenomena yang dihadapi informan.

Ketiga, Setelah menjalin hubungan dengan pengelola peneliti menjalin hubungan dengan informan berikutnya yaitu tutor dan orang tua yang menjadi subjek peneliti hal ini terasa lebih sulit dikarenakan pola komunikasi yang berbeda terutama orang tua ,orang tua kurang bisa diajak komunikasi yang serius memerlukan waktu yang relatirif lama untuk menggali informasi yang peneliti butuhkan dan menyelaminya cukup lama.

Pelaksanaan wawancara diusahakan menghindari wawancara yang bersifat formal terutama terhadap orang tua mereka lebih senang suasana yang tidak resmi, dan menciptakan suasana informal, alamiah ( tampa mencatat atau menggunakan alat perekam lainnya), dan memberi


(31)

kesempatan seluas – luasnya kepada informan untuk mengungkapakan secara bebas pengalaman pengalamannya.

Keempat, , menggunakan teknik dokumentasi .Dokumen yang dicari bisa berasal dari informan .dengan melakukan berbagai upaya pendekatan akhirnya didapatkan arsip – arsip yang diperlukan peneliti dengan meyakinkan informan bahwa data itu akan dijaga kerahasiaanya dan peneliti tidak akan menggunakan data itu untuk keperluan selain untuk penelitian.

Kelima, melakukan identifikasi dan klasifikasi terhadap data – data yang bersifat tetap atau tidak menunjukan perubahan dalam berbagai variasi situasi dan kondisi. Melalui cara interpretative understanding ini diharapkan dapat mempermudah peneliti secara langsung membuat klasifikasi dan identifikasi perolehan data dilapangan. Dalam kegiatan ini pencatatan data dan informasi dengan menggunakan fied notes , dilakukan sesegera mungkin setelah wawancara mendalam berlangsung. Selanjutnya hasil observasi, perilaku tindakan informan dipilah – pilah untuk dilakukan pendalaman lebih lanjut melalui wawancara mendalam sehingga diperoleh makna dan pemahaman. Proses pengumpulan data dihentikan setelah dianggap „jenuh‟ yaitu setelah tidak ada jawaban baru lagi dari lapangan .Artinya, peneliti selalu memperoleh informasi yang sama atau sejenis dari informan – informan baru. Situasi ini ditandai dengan data yang terkumpul selalu menunjukan hal yang sama dari berbagai situasi dan sumber yang berbeda.

Objektivitas dan keabsahan data dilakukan dengan reliabilitas dan validitas data yang diperoleh.Untuk pembuktian validitas data ditentukan kredibilitas temuan dan intepretasinya dengan mengupayakan temuan , dan penafsiran yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan disetujui oleh subjek penelitian atau informan.


(32)

Pengambilan data dilakukan secara terus menerus baik melalui pengamatan yang dilakukan secara terus – menerus selama kegiatan yang terdapat dPKBM Az- Zahra yang dikuti oleh peneliti maupun wawancara. Pengamatan dilakukan secara berulang – ulang selain untuk menemukan hal – hal yang konsisten , juga dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kreteria reabilitas data.

C. MetodePenelitian

Pendekatan digunakan adalah pendekatan naturalistik atau disebut juga pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan sebab masalah yang diteliti memerlukan suatu pengungkapan yang bersifat deskriptif dan komprehensif.

Seorangpeneliti kualitatif haruslah sensitif dengan kondisi lingkungan dan danfenomena yang terjadidisekitarpeneliti agar mendapatkan hasil penelitian yang holistic seperti yang dikemukakan oleh Moleong ( 2010;6 )‟…….penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memehami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku,persepsi,motivasi, tindakan, dll., secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah “

Dalam pendekatan yang dilakukan metode ini lebih pada suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh , komprehensif, dan holistik yang mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan , tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari setiap informan dalam upaya informasi yang didapat dapat mewakili setiap informan dan validitas datapun dilakukan melalui mengecek ulang pertanyaan kepada informan yang sama untuk melihat konsistensinya.


(33)

Sebagaimana menurut Suwandi.Basrowi .(2008;188) “Penelitian kualitatif dijadikan kerangka berpikir untuk melakukan penelitian karena ; pertama, studi tersebut akan mengungkap tentang „makna‟ dan „

pemahaman‟ para aktor; dan kedua, akan mengungkap pola berpikir

subjektif-individualistik sebagai gejala yang penuh makna . Pengunaan pendekatan kualitatif juga bertujuan untuk memahami tindakan dari dalam diri individu, termasuk kehidupan , aktifitas, dan pengalaman subjek penelitian . Perspektif ini berada pada area subjektif dan bergerak pada aras makna, dan berupaya mengungkap pemahaman makna dari berbagai tindakan individu”

Setiap penelitian mempunyai karakter termasuk penelitian yang dilakukan diPKBM Az- Zahra dalam upaya mengungkap peranan orang tua terhadap suatu program yaitu program PAUD yang ada dPKBM Az- Zahra, banyak hal yang akan diamati diobservasi maupun responden yang akan diwawancara agar mendapatkan hasil penelitian yang komprehensif dan holistic adapun karakter penelitian kualitatif

Menurut Bodgan dan taylor,(1992:21-22); Fatchan,(2001:1 ). dalam Suwandi.Basrowi . (2008;23) :“……..berupaya mengungkap keunikan individu, kelompok, masyarakat, atau organisasi tertentu dalam kehidupannya secara komprehensif dan rinci .Pendekatan ini merupakan suatu metode penelitian yang diharapkan dapat menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan , tulisan, atau perilaku yang diamati dari suatu individu, masyarakatatau organisasi tertentu dalam suatu setting tertentu pula.kesemuanyaiti dikaji dari sudut pandang yang utuh ,komprehensif, dan holistic

Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiaanya dilakukan dalam kondisi yang alamiah ( natural setting ) ; sering juga disebut juga sebagai metode etnografi, karena awalnyametode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya.

Seperti yang dikemukakan oleh Mulyana ,( 2010;150 ) “Penelitian

kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi prilaku manusia dan menganalisis kualitas – kualitasnya …….” hal tersebut dikuatkan Hadjar,(1996: 33- 34 ) dalam Suwandi.Basrowi .(2008;131) “ penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum


(34)

terhadap kenyataan soaial dari perspektif partisipan .pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan social yang menjadi focus penelitian .berdasarkan analisi tersebut kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstraktentang kenyataan –kenyataan”.

D. Definisi Operasional 1.Peranan Orang Tua

Dalam penelitian ini maksud dari peranan keluarga adalah analisis terhadap perilaku peranan orang tua dapat dilakukan melalui tiga ketentuan peranan orang tua adalah pernyataan formal dan terbuka tentang perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang dalam membawa perannya. Gambaran peranan orang tua adalah suatu gambaran tentang perilaku yang sacara aktual ditampilkan sesorang dalam membawakan perannya, sedangkan harapan peranan orang tua adalah harapan orang-orang terhadap perilaku yang ditampilkan seseorang-orang dalam membawakan perannya,yang dilakukan melalui proses : 1) memelihara dan membesarkannya, 2) melindungi dan menjamin kesehatannya, 3) men didiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan.Dalam menunjukan perannya sebagai upaya meningkatan keberhasilan program pendidikan usia dini Az- Zahra Cihampelas – Cimaung.

Hal tersebut bisa dilihat dalam proses kegiatan yang dilakukan atau dilaksanakan di PKBM Az- Zahra peranan seperti apa saja yang dilakukan oleh setiap informan ( orang tua ) yang termaksud adalah anggota keluarga dalam menunjukan perannya terhadap anak dalam koridor kegiatan stimulasi anak pada program PAUD yang diadakan oleh PKBM az- Zahra 2. Meningkatkan Keberhasilan

Meningkatkan keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya perubahan secara betahap dalam penyelenggaraan proses pembelajaran dan meningkatnya kompetensi tutor yang berimbas pada penyelenggaraan


(35)

proses pembelajaran dan peningkatan prestasi baik didalam proses pembelajaran melalui penilaian akhir semester maupun prestasi yang diperoleh dalam perlombaan diluar PKBM Az - Zahra

3. Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )

Penelitian ini menggambarkan secara umum tujuan dari program PAUD adalah memberikan dukungan bagi kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya anak usia dini serta meningkatkan pengetahuan ,keterampilan dan kesadaran orang tua dan masyarakat akan pentingnya anak usia dini.Begitupun dalam penelitian ini tujuan dari PAUD tetap pada alurnya.

4. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM )

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah tempat pembelajaran dan sumber informasi bagi masyarakat yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, berisi berbagai macam keterampilan fungsional yang berorientasi pada pemberdayaan potensi setempat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat dalam bidang ekonomi , sosial dan budaya.

Dalam penelitian ini PKBM merupakan wadah atau lembaga pendidikan yang mempunyai satuan program berupa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang merupakan satuan program yang diteliti oleh peneliti dilihat dari sudut pandang peningkatan keberhasilan program tersebut.

E. Instrumen Penelitian

Setelah peneliti merasa yakin dengan judul penelitian yang akan dikerjakan maka peneliti turun kelapangan untuk menggali informasi yang dibutuhkan dengan menentukan informan. Pada proses awal peneliti melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada setiap informan dalam arti membangun kepercayaan terlebih dahulu hal tersebut sambil menganalisis


(36)

prilaku dengan asumsi merancang pedoman wawancara ,memang cukup sulit untuk pengkondisian dikarenakan kebiasaan informan dalam berkomunikasi tidak resmi sehingga peneliti harus pandai mengemas pertanyaan menjadi pertanyaan yang mudah dimengerti oleh informan. Data diperoleh selain melalui observasi mengenai interaksi antara anak , orang tua, pengelola , dan tutor, peneliti juga mewawancara para informan tersebut selain hal tersebut peneliti juga mencari informasi yang berupa dokumen – dokumen lembaga.Terkadang untuk memperkuat data yang diperoleh peneliti mengecek informasi dengan mengabungkan semua intrumen yaitu seperti hasil observasi dengan wawancara dan dipastikan dengan dokumen yang ada sebagai arsip lembaga.

Menurut Sugiono (2012: 62-63 ) “ Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,berbagai sumber,dan berbagai cara.Bila dilihat dari setting-nya , data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting ), pada laboratorium dengan metode eksperimen,di rumah dengan berbagai responden ,pada suatu seminar , diskusi, dijalan dan lain – lain. Bila dilihat sumber datanya , maka sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data , dan sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung mengumpulkan data , misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen . selanjutnya dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview ( wawancara ), kuesioner ( angket ) dokumentasi dan gabungan keempatnya.

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti melakukan beberapa kegiatan yang diantaranya melalui observasi hal tersebut dilakukan cukup lama yaitu dari tahun 2010,dan hal tersebut sudah dikomunikasikan kepada pengelola mengenai maksud peneliti mengenai kehadiran peneliti ditengah – tengah mereka.

Sebagaimana menurut Bodgan (1972;3) dalam Moleong (2010:164 )

“……..medefinisiskan secara tepat pengamatan berperan serta sebagai


(37)

lama antara peneliti dengan subjek dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tampa gangguan”.

Hal tersebut dikuatakan Jorgensen (1989;13-14 ) dalam Mulyana (2010;162 ) mengemukakan bahwa metode pengamatan berperan serta ( pengamatan terlibat ) dapat didefinisikana berdasarkan tujuh cirri berikut :

1. Minat khusus pada makna dan interaksi manusia berdasarkan perspektif orang – orang dalam atau anggota – anggota situasi atau keadaan tertentu.

2. Fondasi penelitian dan metodenya adalah kedisinian dan kekinian kehidupan sehari hari.

3. Bentuk teori dan penteorian yang menekannkan interpretasi dan pemahaman eksistensi manusia.

4. Logika dan proses penelitian terbuka ,luwes oportunistik,dan menuntut redefinisi apa yang problematic, berdasarkan fakta yang diperolah dalam situasi nyata eksitensi manusia.

5. Pendekatan dan rancangan yang mendalam ,kualitatif, dan studi kasus.

6. Penerapan peran partisipan yang menuntut hubungan langsung dengan pribumi dilapangan.

7. Penggunaan pengamatan langsung bersama metode lainnya dalam mengumpulkan informasi

F. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam proses pengembangan instrument , peneliti melakukan beberapa tahapan , yaitu :

a. Membuat kisi – kisi

b. Menjabarkan kisi – kisi penelitian kedalam pedoman wawancara dan pedoman observasi.

c. Mengkonsultasikan kepada pembimbing tentang pedoman wawancara dan observasi

d. Melakukan penelitian lapangan.

Pembuatan intrumen dimulai dengan pembuatan kisi – kisi pertanyaan yang berkembang menjadi pertanyaan wawancara ,adapun untuk pengembangan instrument observasi dilakukan semenjak peneliti berperan serta didalam program PKBM Az- Zahra tahun 2010,tampa melakukan


(38)

interpensi apapun terhadap yang terjadi didalamnya kecuali memposisikan sebagai sahabat dan tutor program PAUD diPKBM Az- Zahra

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dalam upaya mengumpulkan data yang sebanyak banyaknya sumbernyapun bervariasi ini terus dilakukan peneliti agar data yang didapat bisa menggambarkan tentang peranan orang tua dalam meningkatakan keberhasilan PKBM Az- Zahra.

Menurut Sugiono (2012: 63 ) “ Dalam penelitian kualitatif,

pengumpulan data dilakukan pada natural setting ( kondisi yang alamiah ), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation ), wawancara mendalam (in depth interiview ) dan dokumentasi,

Catherine Marshall, Gretchen B.Rossman, menyatakan bahwa “the

fundamental methods relied on by qualitative researchersvfor gathering information are,participation in the setting,direct observation,in-depth interviewing,document review “

Maka berdasarkan hal itu pula peneliti mengunakan teknik pengumpulan data tersebut yang berupa :

1. Pengumpulan data dengan Observasi

Observasi yang dilakukan oleh peneliti dilakukan semenjak juni 2010 pada tahun ajaran baru walaupun sebelumnya sudah melakukan observasi tapi tidak berperan serta dalam proses kegiatan belajar mengajar maupun pengelolaan baru setelah juni 2010 peneliti masuk dan mulai melakukan pengamatan.

Selama proses penelitian peneliti terlibat dalam kegiatan sehari- hari yang dilaksanakan di PKBM Az-Zahra mulai dari proses kegiatan belajar mengajar, rapat – rapat intern maupun ekstern tetapi dalam pelaksanaan


(39)

ini peneliti tidak melakukan hal hal yang dapat mempengaruhi data yang akan diperoleh ini diharapkan akan mendapatkan data yang sebenar – benarnya atau validitas data dapat terjaga tampa campur tangan peneliti tapi tupoksi sebagai tutor sesuai dengan tata tertib tau kebiasaan PKBM Az-Zahra dilakukan dalam arti peneliti mencoba profesional dalam melaksanakan tugas sebagai tutor.

Subtansi data yang diperolah merujuk pada bahan yang secara potensial mampu memberikan informasi deskriptif guna menjawab masalah yang diajukan.Bahan tersebut diperoleh dari hasil pengamatan ,partisipasi, wawancara, pengambilan rekaman foto ataupun tape recorder, dokumen tertulis, dan sebagainya. Dalam proses pengambilan data itu, peneliti harus membuat jarak keterlibatan dan menghindari bias.penjagaan jarak keterlibatan dan penghindaran bias dapat menjamin validitas dan reabilitas data lapangan yang dikumpulkan (Suwandi.Basrowi .2008;54)

Pada prosesnya peneliti mengkomunikasikan baik kepada pengelola maupun kepada sesame tutor bahwa peneliti walaupun sebagai tutor peneliti juga sedang melakukan observasi dalam proses pengumpulan data,hal ini ada dampak positif dan negatifnya , positifnya mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti, tetapi dampak negatifnya apabila ada data yang diperlukan dirahasiakan ,maka peneliti tidak diizinkan untuk melekukan observasi.Mengngat akan kedudukan peneliti pihak pengelolapun mengkhawatirkan apabila penelitian sdah dirasa perlu atau selesai maka peneliti akan berhenti menjadi tutor diPKBM tersebut.

Awalnya obervasi yang dilakukan belum fokus pada permasalahan apa yang akkn diangkat tapi peneliti inggin mengetahui upaya peningkatan keberhasilan PKBM tersebut seperti apa dan apa saja factor penghambat dan pendorongnya seiring waktu maka peneliti menemukan focus penelitian.


(40)

2. Pengumpulan data dengan wawancara/interview

Suatu waktu ada kejadian saat kami melakukan rapat antara tutor untuk menentukan siapa peserta didik yang akan mendapatkan hadiah atas prestasi yang didapat dalam penentuan anak berprestasi ada orang tua yang secara tidak sengaja mendengar percakapan diskusi kami dan menyebar dan asumsi – asumsi di orang tuapun berkembang dengan sendirinya,maka karena itu pula saya mencoba menggali informasi dari orang tua bahwa informasi yang sebenarnya itu seperti apa dan yang memberikan informasi kepada mereka siapa yang awalnya praduga akhirnya mendapatkan jawaban.

Peneliti mendapatkan fokus penelitian dan pedoman wawancara peneliti menerima semua informasi yang ada melalui proses wawancara untuk mengecek informasi tersebut hal ini dilakukan agar peneliti menemukan permasalahn secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancara diminta pendapat , dan ide - idenya

3. Teknik pengumpulan data melalui dokumen

Pengumpulan data melalui dokumen relatif mudah karena datanya pasti dan tidak berubah – ubah ,dokumen juga mempunyai kredibilitas yang tinggi karena mencerminkan keadaan aslinya,dan dibuat untuk kepentingan dokumentasi untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan / dilakukan diPKBM Az – Zahra .

Sebagaimana menurut Sugiono (2010:83 ) “ Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku .dokumen bisa berbentuk tulisan , gambar , atau karya – karya monumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian , sejarah kehidupan ( life histories) ,ceritera, biografi, peraturan , kebijakan . dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup , sketsa dan lain lain . dokumen berbentuk karya misalnya karya seni , yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain – lain . Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam


(41)

penelitian kualitatif. Dalam hal dokumen Bodgan menyatakan “ In most tradition of qualitative research,the phrase personal document is used broadly to refer to any firt person narrative produced by an individual which describes his or her own actions,experience adan

belief “

4. Teknik pengumpulan data Tiangulasi

Pada teknik pengumpulan data ini peneliti menggunakan data yang berbeda – beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama . peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam , dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.hal ini sangat memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data karena dalam prosesnya sekaligus menguji kredibilitas data dengan mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data.

Sebagaimana Sugiono (2010 : 85 ) menurut Mathinson (1988) mengemukakan bahwa “ the value of triangulation lies in providing evidence –whether convergent, inconsistent, of contracdictory “.Nilai dari teknik pengumpulan data dengan trianggulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas) , tidak konsisten atau kontradiksi. Oleh karena itu dengn menggunakan teknik trianggulasi dalam pengumpulan data ,maka data yang diperoleh akan lebih konsisten tuntas dan pasti. Melalui triangulasi “can build on the strengths of each type of data collection while minimizing the

weakness in any single approach “ (Patton .1980 ) Dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandigkan dengan satu pendekatan.

H. Analisis Data

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan analisis data yang berguna untuk memberi jawaban rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal . Analisis data dalam penalitian kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial yang bersifat unik dan kompleks


(42)

yang terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi ( keragaman )

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola,kategori,dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data (Suwandi.Basrowi .2008;91)

Dalam pelaksanaan penelitian di PKBM Az- Zahra peneliti melakukan beberapa tahapan hal ini sebagai acuan atau memberi arahan bagaimana penelitian secara fenomologi dilakukan . Adapun tahapan tahapan tersebut adalah yang meliputi tiga tahap, yaitu : tahap pralapangan , tahap dilapangan dan tahap analisi data.

1. Tahap Pralapangan

Tahap ini meliputi, proses pengamatan awal mempersiapakan pedoman pengamatan dan pedoman wawancara,pemilihan lokasi penelitian ,pemilihan model pengamatan dan model wawancra

a. Pengamatan awal

Pengamatan awal merupakan kegiatan mengunjungi beberapa kali ke PKBM Az-Zahra tampa berinteraksi dengan subjek hanya mengamati subjek,lengkungan subjek,tindakan subjek,tampa melakukan wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran global tentang lingkungan fisik PKBM Az- Zahra dan kondisi sosial subjek penelitian

b. Mempersiapkan pedoman pengamatan dan wawancara.

Pedoman wawancara yang disiapkan berupa pertanyaan penelitian meliputi dua hal. Pertama,pertanyaan subtantif, pertanyaan yang berkaitan


(43)

dengan masalah subtansif dalam lingkungan yang khusus yang diteliti oleh peneliti. Kedua, yaitu pertanyaan yang lebih dekat dekat dengan masalah yang mendasar dan masalah teoretis yang lebih luas.Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data yang menyeluruh dan sempurna. c. Memilih lokasi penelitian dan cara memasukinya

Saat peneliti memutuskan untuk melaksanakan penelitian dPKBM Az- Zahra peneliti membicarakannya terlebih dahulu kepada pengelola hanya saja peneliti meminta semua tetap dilaksanakan seperti biasanya agar alami dan tidak dibuat - buat dalam pelaksanaan programnya.

2. Tahap memasuki lapangan

Ketika pertama kali memasuki lokasi penelitian banyak sekali informasi yang diterima,kadang peneliti merasa sayang meninggalkan moment tersebut..usaha – usaha yang dilakukan peneliti dalam upaya mendapatkan informasi yang diinginkan adalah :

a. Menjalin hubungan

Peneliti masuk kelapangan berusaha mendapatkan kepercayaan subjek dengan cara menjalin hubungan baik dengan mereka.

Untuk mendapatkan kesan baik peneliti masuk kedalam PKBM Az- Zahra sebagai tutor PAUD terhitung Juli 2010. Selain itu peneliti membina persamaan dengan subjek .Tukar – menukar informasi sambil lalu,untuk memecahakan kebekuan suasana.

b. Membina hubungan yang sudah terjalin

Untuk menjaga keutuhan hubungan dengan subjek,peneliti membina hubungan agar informasi yang diharapkan betul – betul tuntas.


(44)

Setelah data semua didapat melalui berbagai instrumen pengumpulan data maka peneliti menganalisi data tersebut agar menjadi data yang layak,maka langkah – langkah yang dilakukan adalah :

a. Reduksi data (Abstraksi )

Data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan observasi selanjutnya penulis menyeleksi semua data yang berhubungan dengan penelitian peran orang tua dalam meningkatkan keberhasilan program pendidikan anak usia dini.

b. Penyajian Data / Display Data

Data disajikan kedalam daftar kategori yang telah ditentukan,penyajian data disusun secara naratif yang disususn secara sistematis berdasarkan fokus penelitian peran orang tua dalam meningkatkan keberhasilan program pendidikan anak usia dini.

c. Mengambil esimpulan / verifikasi

Setelah dilakukan reduksi dan penyajian data , maka kegiatan berikutnya adalah membuat kesimpulan dari data yang telah diperoleh. Agar kesimpulan yang dibuat tidak bias dan diragukan , maka harus diverifikasikan ( menganbil kesimpulan ).


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Peran prasekolah paling penting adalah untuk memastikan pentingnya memelihara dan membesarkan anak,peran orangtua di dalamnya dan tidak menjadi pengganti untuk keluarga atau sumber lain .hasil dari penelitian ini dalam upaya melakukan perannya orang tua peserta didik program PAUD Az – Zahra melakukan perannya dengan baik memelihara dan membesarkan anak dengan orangtua dapat bertindak sebagai bentuk dilarutkan dari keluarga besar dikarenakan banyak beberapa keluarga yang masih tinggal serumah dengan orang tuanya, Hal ini menawarkan dukungan orang tua dan menghindari isolasi membesarkan anak. Dukungan untuk keluarga sebagai keluarga besar mungkin hanya menjadi peran terbaru untuk lembaga pendidikan untuk menggabungkan semua komponen tersebut.

Pentingnya pemeliharaan kesehatan sejak dini sangatlah penting. Setiap tahap perkembangan anak juga perlu dipantau agar anak tumbuh dan berkembang dengan sehat, cerdas, dan bermoral.seperti pemeriksaan rutin ke dokter gigi, melakukan penimbangan keposyandu dan uang melegakan hal inipun dari hasil wawancara yang peneliti lakukan bahwa orang tua peserta didik program PAUD di PKBM Az- Zahra sudah melaksanakan.

Pada program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) Az – Zahra menggunakan rencana pembelajaran disusun dengan cara menjabarkan aspek-aspek perkembangan dalam PerMen 58 tahun 2009.Rencana pembelajaran digunakan untuk memberi arahan dalam menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan bermain anak. Rencana pembelajaran yang tepat akan memberikan dukungan yang tepat sesuai dengan kebutuhan belajar dan tahap perkembangan anak. Karenanya rencana pembelajaran perlu dievaluasi untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Peran pendidik PAUD untuk


(46)

melaksanakan tugas-tugas profesi secara profesional. Salah satu komponen profesional yang menjadi tugas profesi pendidik PAUD adalah penguasaan ragam aspek perkembangan anak usia dini, kurikulum untuk PAUD, merencanakan dan mengelola pembelajaran pada anak usia dini . Penguasaan praksis yang tidak hanya berdasarkan pengalaman (comonsense) tetapi memiliki landasan konsep yang kuat secara teori akan terlihat dalam penyusunan dan perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan.

DiPKBM Az- Zahra pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan memenuhi standart yang ditetapkan yang terdiri daripenyambutan, pembukaan (saat lingkaran), inti dan penutup yang berupa kegiatanpembelajaran yang ada hanya pembukaan, berupa do’a pembuka dilanjutkan dengan bernyanyi dan permainan tepuk kemudian bacaan hafalan surat-surat pendek, do’a-do’a harian. Sedangkan kegiatan inti hanya satu kegiatan yaitu penugasan baik berupa kognitif, afektif, ataupun kreativitas. Dan untuk kegiatan penutup sebelum berdo’a pulang, anak-anak diberikan kosa kata dalam bahasa Inggris seperti tentang warna, binatang, dan lain-lain hanya saja penggunaan APE masih kurang dimaksimalkan dikarenakan waktu pembelajaran yang terbatas . Berdasarkan observasi dan wawancara pendidik dalam melakukan penataan lingkungan bermain jarang dilakuka dikarenakan lebih focus pada bentuk stimulasi kognitif ini dapat merefleksikan berbagai pemahaman dan penguasaan aspek profesi lainnya dari pendidik PAUD, diantaranya adalah pemahaman perkembangan anak, penguasaan program dan/atau kurikulum PAUD, pemahaman sumber belajar dan media pembelajaran anak usia dini.

Evaluasi atau penilaian kegiatan bermain merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan anak didik sebagai hasil kegiatan bermainnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana pertumbuhan dan perkembangan kemampuan anak didik selama waktu tertentu. Cara mengevaluasi adalah dengan mengamati perkembangan moral, sosial emosional, kemampuan berbahasa, daya pikir, fisik dan motorik serta hasil karyanya.


(47)

Pencatatan kehadiran anak didik dan anekdot harus dilakukan agar dapat diketahui anak didik yang rajin dan selalu mengikuti kegiatan bermain. Dengan adanya pencatatan kehadiran anak didik dapat diketahui anak didik yang kadang-kadang atau sering tidak masuk, sehingga pengelola atau pendidik dapat memberikan pembinaan dengan terlebih dahulu mengetahui sebab-sebabnya. Misalnya, anak sakit atau pergi dengan orang tuanya. Ada juga anak yang tidak masuk karena ingin ditunggu oleh ibunya, malu atau takut dengan orang lain. Untuk memecahkan masalah tersebut, maka perlu dipikirkan bagaimana cara menciptakan lingkungan Kelompok Bermain yang menyenangkan bagi anak didik.

Penilaian perkembangan anak tidak dilakukan secara terpisah dengan proses pembelajarannya. Hal ini dilaksanakan mengingat penilaian lebih menekankan pada menilai kegiatan dan perbuatan anak.

Dengan demikian, proses pengawasan di program paud dilakukan setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan, pelaksanaan dan penialaian yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil di lembaga sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.

Supaya orang tua dan sekolah tidak salah dalam mendidik anak, oleh karena itu harus terjalin kerjasama yang baik di antara kedua belah pihak. Orang tua mendidik anaknya di rumah, dan di sekolah untuk mendidik anak diserahkan kepada pihak lembaga sekolah atau tutor, agar berjalan dengan baik kerja sama di antara orang tua dan lembaga sekolah maka harus ada dalam suatu rel yang sama supaya bisa seiring seirama dalam memperlakukan anak, baik di rumah ataupun di sekolah, sesuai dengan kesepahaman yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam memperlakukan anak.

Kalau saja dalam mendidik anak berdasarkan kemauan salah satu pihak saja misalnya pihak keluarga saja taupun pihak sekolah saja yang mendidik anak, hal ini berdasarkan beberapa pengalaman tidak akan berjalan dengan baik atau dengan kata lain usaha yang dilakukan oleh orang tua atau sekolah


(1)

Pencatatan kehadiran anak didik dan anekdot harus dilakukan agar dapat diketahui anak didik yang rajin dan selalu mengikuti kegiatan bermain. Dengan adanya pencatatan kehadiran anak didik dapat diketahui anak didik yang kadang-kadang atau sering tidak masuk, sehingga pengelola atau pendidik dapat memberikan pembinaan dengan terlebih dahulu mengetahui sebab-sebabnya. Misalnya, anak sakit atau pergi dengan orang tuanya. Ada juga anak yang tidak masuk karena ingin ditunggu oleh ibunya, malu atau takut dengan orang lain. Untuk memecahkan masalah tersebut, maka perlu dipikirkan bagaimana cara menciptakan lingkungan Kelompok Bermain yang menyenangkan bagi anak didik.

Penilaian perkembangan anak tidak dilakukan secara terpisah dengan proses pembelajarannya. Hal ini dilaksanakan mengingat penilaian lebih menekankan pada menilai kegiatan dan perbuatan anak.

Dengan demikian, proses pengawasan di program paud dilakukan setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan, pelaksanaan dan penialaian yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil di lembaga sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.

Supaya orang tua dan sekolah tidak salah dalam mendidik anak, oleh karena itu harus terjalin kerjasama yang baik di antara kedua belah pihak. Orang tua mendidik anaknya di rumah, dan di sekolah untuk mendidik anak diserahkan kepada pihak lembaga sekolah atau tutor, agar berjalan dengan baik kerja sama di antara orang tua dan lembaga sekolah maka harus ada dalam suatu rel yang sama supaya bisa seiring seirama dalam memperlakukan anak, baik di rumah ataupun di sekolah, sesuai dengan kesepahaman yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam memperlakukan anak.

Kalau saja dalam mendidik anak berdasarkan kemauan salah satu pihak saja misalnya pihak keluarga saja taupun pihak sekolah saja yang mendidik anak, hal ini berdasarkan beberapa pengalaman tidak akan berjalan dengan baik atau dengan kata lain usaha yang dilakukan oleh orang tua atau sekolah


(2)

Yuyu Koyimah, 2013

Peranan Orangtua Dalam Meningkatkan Keberhasilan Program PAUD Pada PKBM Az-Zahra Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan mentah lagi-mentah lagi karena ada dua rel yang harus dilalui oleh anak dan akibatnya si anak menjadi pusing mana yang harus diturut, bahkan lebih jauhnya lagi dikhawatirkan akan membentuk anak berkarakter ganda.Partisipasi dan keterlibatan aktif orang tua di program Pendidikan Anak usia Dini ( PAUD) Az- Zahra dirasakan dan dihargai oleh anak yang dapat berasal darinya rasa aman selain melihatnya sebagai model dan insentif bagi pertumbuhan pribadinya sendiri. Ada beberapa bentuk kerjasama yang dilakukan walaupun tidak sesuai dengan indikator ditetapkan oleh peneliti namun esesnsi dati komunikasi itu terjadi komunikasi terjadi dalam bentuk informal (kekeluargaan ) dan insidental berdasarkan kebutuhan justru ini lebih efektif hanya saja dampaknya bagi orang tua yang acuh tak acuh pada perkembangan anaknya akan mengakibatkan kurangnya mendapat informasi.

Manfaat lain untuk anak-anak dalam kemitraan yang dilakukan di PAUd Az – Zahra anatara orang tua- lembaga pendidikan yang konstruktif adalah peningkatan kemampuan dari semua orang dewasa untuk membimbing dan memelihara perkembangan anak yang memerlukan bimbingan. Orang tua dan tutor yang nyaman dapat berbagi pengamatan pribadi dan wawasan, pengetahuan umum dan gagasan, dan kejadian khusus dan reaksi satu sama lain untuk mengekspos banyak informasi yang dapat membantu mereka memberikan jawaban yang paling tepat untuk setiap anak. Seperti pertukaran informasi pasti manfaat anak. Sebagai orang tua dan guru merencanakan bersama-sama, mereka mengidentifikasi dan mendamaikan pemahaman mereka terhadap kebutuhan anak-anak dan tujuan mereka untuk anak-anak .

Dalam beberapa kasus, tutor dan orang tua dapat bekerja sama untuk memberikan respon yang konsisten, perasaan itu dapat membantu anak-anak belajar jika semua orang dewasa menanggapi perilaku tertentu dalam cara yang sama.

Beberapa keuntungan bagi anak-anak yang dihasilkan ketika orang tua dan tutor bekerja sama, berbagi informasi, dan mengembangkan ketrampilan mereka diukur. Selain itu, tutor memberikan latar belakang informasi dan keterampilan dari keahlian dan pengalaman mereka dalam menangani


(3)

berbagai anak-anak, serta model untuk teknik bimbingan positif. Tidak ada pertanyaan bahwa orang tua memiliki pengetahuan langsung tentang anak-anak mereka, tetapi sering pengalaman hidup dengan mereka adalah satu-satunya kesempatan untuk belajar tentang perkembangan anak. Banyak orang tua tidak pernah memiliki kesempatan untuk belajar perkembangan informasi yangrelevan dan sering salah paham sifat anak-anak berkembang.

Melibatkan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan merupakan kebutuhan sekolah. Terjadi simbiosis mutualisme ketika keterlibatan orang tua dapat difasilitasi dengan baik. Banyak jalan yang bisa ditempuh sekolah untuk menarik para orang tua agar terlibat dalam segala aktifitas sekolah. Tapi tentu saja semua bentuk dorongan sekolah untuk melibatkan para orang tua dalam pendidikan harus memperhatikan latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan tiap keluarga. Karena semua keluarga memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda untuk anak-anak mereka.

Dikarenakan beberapa kerjasama tidak berjalan dengan baik pada Program PAUD Az- Zahra maka komunikasi yang ditempuh untuk menjalin komunikasi dua arah antara pendidik dan orang tua adalah pengadaan papan informasi. Papan informasi adalah papan yang ditempel di dinding atau dipasang di tempat strategis sehingga mudah diakses dan dibaca oleh orang tua maupun pendidik. Papan informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menempel berbagai pesan dari pendidik yang dimaksudkan untuk diketahui orang tua peserta didik maupun pesan dari orang tua peserta didik untuk diketahui oleh pendidik.Hal ini relatif cukup menyembatani kurangnya kerjasama antara pengelola,tutor dengan orang tua walaupun karena kurangnya tersebut mengakibatkan seringnya terjadi salah paham yang diakibatkan menyumbatnya saluran komunikasi

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul. Yang harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap


(4)

Yuyu Koyimah, 2013

Peranan Orangtua Dalam Meningkatkan Keberhasilan Program PAUD Pada PKBM Az-Zahra Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan pribadi anak misalnya anak yang terdidik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa akan cenderung menjadi manusia yang religius pula.

Sebagai faktor pendukung dan penghambat adalah orang tua dalam mendukung program yang dilaksanakan oleh PAUD Az – Zahra. Lingkungan dan keluarga sebagai pendidikan kedua setelah sekolah, orang tua memiliki peran yang cukup strategis dalam membantu tutor/pendidik memaksimalkan proses pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah. Dalam menyikapi berbagai perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat dalam masyarakat, maka orang tua harus memiliki pegangan edukatif dalam menciptakan suasana pembelajaran.

B. Saran

Sebagai upaya meningkatkan keberhasilan dalam pelaksanaan program PAUD diPKBM Az- Zahra maka hal- hal yang perlu dilaksanakan adalah:

a. Adaya kegiatan parenting untuk menyamakan persepsi tentang perkembangan anak dan mentsimulasinya.

b. Adanya penggunaan saluran komunikasi dengan orang tua digunakan secara maksimal untuk menghindari kesalahpahaman.Sebagai upaya atau bentuk kerjasama anatara pengelola, tutor/pendidik dan orang tua


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1990). Jakarta: balai Pustaka.

Hasbullah. (1999)Dasar – Dasar Pendidikan.Jakarta: RajaGrafindo Persada

Sukmadinata,Nana Syaodih, (2003)Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung ; Remaja Rosdakarya

Muhibbinsyah, (2011).Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung; Remaja Rosdakarya

Margono,S. (2009)Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta ; Rineka Cipta

Hatimah,I.dan Sadri, (2008).Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan Jakarta; Universitas Terbuka

Kartono,K. (1990).Psikologi Anak,. Bandung; Mandar Maju

Baihaqi, (2008).Psikologi Pertumbuhan. Bandung;Remaja Rosdakarya.

Basrowi dan Suwandi, (2008)Memahami Penelitian Kualitatif.Jakarta ;Rineka Cipta

Moleong,Lexy,J (2010)Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung:Remaja Rosdakarya.

Mulyana,D. (2010) Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Sadulloh,U. dan Robandi,B dan Muharam A. (2007) .Pedagogik.Bandung: Cipta Utama

Sugiono.(2012).Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung;Alfabeta

Patilima,Hamid.(2011). Metode Penelitian Kualitatif.Bandung;Alfabeta

Mansur.(2011). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam.Yogyakarta :Pustaka Pelajar

Thalib,Bachri,S.(2010).Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif..Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.


(6)

Yuyu Koyimah, 2013

Peranan Orangtua Dalam Meningkatkan Keberhasilan Program PAUD Pada PKBM Az-Zahra Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Barnawi,Arifin Mohammad.(2012) Etika & profesi Kependidikan.Jogjakarta: Ar-Ruz Media

Wiyani,A,N.Barnawi.(2012).Format Paud Konsep, Karakteristik dan Implemntasi Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruz Media

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderat Pendidikan Anak Usia Dini,Non Formal dan Informal Kementrian Pendidikan Nasional (2011). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan PAUD Berbasis Taman Pendidikan AlQuran (PAUD-TPQ

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderat Pendidikan Anak Usia Dini,Non Formal dan Informal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2012). Standard dan Prosedur Penyelenggaraan Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM)

Direktorat Pendidikan Madrasah direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI (2011)Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran Pedoman Pengembangan Silabus Pedoman Penilaian.

http://endang965.wordpress.com/peraturan-diknas/standar-proses/ 4/08/2013


Dokumen yang terkait

Pengaruh kompetensi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan yayasan Az-Zahra di Pondok Petir, Sawangan, Depok.

2 9 162

Konsep Diri Orang Tua Bertato di Kota Bandung (Studi Deskriptif Konsep Diri Orang Tua Bertato di Kota Bandung)

1 23 105

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ORANG TUA DALAM MELAKUKAN DETEKSI DAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK MELALUI PENERAPAN PROGRAM PARENTING EDUCATION (Penelitian Tindakan pada Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 4-6 Tahun di Kampung Linggawastu Kecamatan Bandung Wetan K

0 4 45

PEMIMPIN PELOPOR SEBAGAI FAKTOR PENGGERAK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI RW. 14 KELURAHAN TAMANSARI KECAMATAN BANDUNG WETAN KOTA BANDUNG.

0 2 36

EFEKTIVITAS KEGIATAN PERSATUAN ORANG TUA MURID (POM) DALAM MENDUKUNG PENYELENGGARAAN PROGRAM PAUD DI POS PAUD MIANA V RW 02 KELURAHAN GEGERKALONG KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG.

3 18 39

OPTIMALISASI PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PROGRAM PARENTING : Studi Deskriptif di PKBM Mitra Insani, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

0 1 45

PENERAPAN PROGRAM PELIBATAN ORANG TUA SISWA DALAM PEMBELAJARAN: Studi Kasus terhadap Program Guru Tamu di TK Global Cendikia School Kelurahan Babakan Sari Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung Tahun Ajaran 2011-2012.

0 0 32

GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DI KELURAHAN KEBON JAYANTI KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG.

0 0 2

OPTIMALISASI PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PROGRAM PARENTING DI PAUD WISANA BANDUNG - repository UPI S PLS 1102801 Title

0 0 4

KAJIAN MITIGASI BENCANA KEBAKARAN DI PERMUKIMAN PADAT (STUDI KASUS: KELURAHAN TAMAN SARI, KOTA BANDUNG)

0 0 10