Pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 20 tahun 2007 ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan dan status kepegawaian : survei pada guru-guru sekolah menengah pertama negeri di Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN NASIONAL NO 20 TAHUN 2007 DITINJAU
DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN
DAN STATUS KEPEGAWAIAN
Survei Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan
Jogonalan, Kabupaten Klaten

Heribertus Ratna Dwi Setyawan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan pemahaman guru
terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2007 ditinjau dari
masa kerja, (2) perbedaan pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2007 ditinjau dari tingkat pendidikan,
(3) perbedaan pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No. 20 tahun 2007 ditinjau dari status kepegawaian.
Penelitian ini merupakan penelitian survei. Populasi penelitian ini adalah
seluruh guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Jogonalan,
Kabupaten Klaten yang berjumlah 98 orang. Teknik pengumpulan data adalah
kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan Analysis of
Variance (ANOVA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan pemahaman
guru terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2007 ditinjau
dari masa kerja (sign. value = 0,574 > α = 0,05); (2) tidak ada perbedaan
pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2007 ditinjau dari tingkat pendidikan (sign. value = 0,096 > α = 0,05); (3) tidak
ada perbedaan pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 20 tahun 2007 ditinjau dari status kepegawaian (sign. value = 0,464 > α
= 0,05).

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

TEACHER’S UNDERSTANDING TOWARDS NATIONAL EDUCATION
MINISTER’S DEGREE NO 20, 2007 PERCEIVED FROM THE DURATION
OF WORKING SERVICE, EDUCATION LEVEL
AND EMPLOYMENT STATUS
A Survey on the State Junior High School Teachers in Jogonalan District
Klaten Regency
Heribertus Ratna Dwi Setyawan
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2009
This study intends to find out: (1) the different perception of teachers
toward National Education Minister Degree No. 20, 2007 perceived from the
duration of working service, (2) the different perception of teachers toward
National Education Minister Degree No. 20, 2007 perceived from the degree of
education (3) the different perception of teachers toward National Education
Minister Degree No. 20, 2007 perceived from the rank of their employment status.
This study is a survey study. The population was 98 teachers State Junior
High School in Jogonalan District, Klaten Regency. Questionnaire and interview
were used to collect the data. Analysis of Variance (ANOVA) was used to analyse
the collected data.

The result of the study shows that: (1) the different perception of teachers
toward National Education Minister Degree No. 20, 2007 perceived from the
duration of working service was not found (sign. Value = 0.574 > α = 0.05);
(2) the different perception of teachers toward National Education Minister
Degree No. 20, 2007 perceived from the degree of education was not found ( sign.
Value = 0.096 > α = 0.05); (3) the different perception of teachers toward
National Education Minister Degree No. 20, 2007 perceived from the rank of their
employment status was not found (sign. Value = 0.464 > α =0.05).

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN NASIONAL NO 20 TAHUN 2007
DITINJAU DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN
DAN STATUS KEPEGAWAIAN
Survei Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan
Jogonalan, Kabupaten Klaten


SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:
Heribertus Ratna Dwi Setyawan
021334087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN NASIONAL NO 20 TAHUN 2007

DITINJAU DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN
DAN STATUS KEPEGAWAIAN
Survei Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan
Jogonalan, Kabupaten Klaten

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:
Heribertus Ratna Dwi Setyawan
021334087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009


i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah Nya
2. Bapak & Ibu
3. Kakak – adikku
4. Sanak- saudara yang telah membantu perjuangan ini

5. Teman-teman seperjuangan

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Temukan dan hadapilah semua yang ada saat
ini dengan penuh semangat untuk melihat
masa depan
Karena pada akhirnya, masa depan harus kita
raih dan bukan datang dengan sendirinya

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA


Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama

: Heribertus Ratna Dwi Setyawan

Nomor Mahasiswa

: 021334087


Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN NASIONAL NO 20 TAHUN 2007
DITINJAU DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN
DAN STATUS KEPEGAWAIAN
Survei Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan
Jogonalan, Kabupaten Klaten
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 01 Oktober 2009
Yang menyatakan

(Heribertus Ratna Dwi Setyawan)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN NASIONAL NO 20 TAHUN 2007 DITINJAU
DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN
DAN STATUS KEPEGAWAIAN
Survei Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan
Jogonalan, Kabupaten Klaten

Heribertus Ratna Dwi Setyawan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan pemahaman guru
terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2007 ditinjau dari
masa kerja, (2) perbedaan pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2007 ditinjau dari tingkat pendidikan,
(3) perbedaan pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 20 tahun 2007 ditinjau dari status kepegawaian.
Penelitian ini merupakan penelitian survei. Populasi penelitian ini adalah
seluruh guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Jogonalan,
Kabupaten Klaten yang berjumlah 98 orang. Teknik pengumpulan data adalah
kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan Analysis of
Variance (ANOVA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan pemahaman
guru terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2007 ditinjau
dari masa kerja (sign. value = 0,574 > α = 0,05); (2) tidak ada perbedaan
pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2007 ditinjau dari tingkat pendidikan (sign. value = 0,096 > α = 0,05); (3) tidak
ada perbedaan pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 20 tahun 2007 ditinjau dari status kepegawaian (sign. value = 0,464 > α
= 0,05).

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
TEACHER’S UNDERSTANDING TOWARDS NATIONAL EDUCATION
MINISTER’S DEGREE NO 20, 2007 PERCEIVED FROM THE DURATION
OF WORKING SERVICE, EDUCATION LEVEL
AND EMPLOYMENT STATUS
A Survey on the State Junior High School Teachers in Jogonalan District
Klaten Regency
Heribertus Ratna Dwi Setyawan
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2009
This study intends to find out: (1) the different perception of teachers
toward National Education Minister Degree No. 20, 2007 perceived from the
duration of working service, (2) the different perception of teachers toward
National Education Minister Degree No. 20, 2007 perceived from the degree of
education (3) the different perception of teachers toward National Education
Minister Degree No. 20, 2007 perceived from the rank of their employment status.
This study is a survey study. The population was 98 teachers State Junior
High School in Jogonalan District, Klaten Regency. Questionnaire and interview
were used to collect the data. Analysis of Variance (ANOVA) was used to analyse
the collected data.
The result of the study shows that: (1) the different perception of teachers
toward National Education Minister Degree No. 20, 2007 perceived from the
duration of working service was not found (sign. Value = 0.574 > α = 0.05);
(2) the different perception of teachers toward National Education Minister
Degree No. 20, 2007 perceived from the degree of education was not found ( sign.
Value = 0.096 > α = 0.05); (3) the different perception of teachers toward
National Education Minister Degree No. 20, 2007 perceived from the rank of their
employment status was not found (sign. Value = 0.464 > α =0.05).

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “PEMAHAMAN
GURU TERHADAP PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NO 20 TAHUN 2007 DITINJAU DARI MASA KERJA, TINGKAT
PENDIDIKAN DAN STATUS KEPEGAWAIAN ”. Skripsi ini diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang
merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan,
saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini
penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Akuntansi dan Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penulis menyusun skripsi, meluangkan waktu, memberikan saran,
masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima
kasih untuk semuanya.
4. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. dan Bapak Ig. Bondan
Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen tamu, yang telah memberikan masukan
dan meluangkan waktu untuk menguji penulis.
5. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada
penulis selama kuliah.
6. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala
keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.
7. Kepala sekolah SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Jogonalan beserta staff
dan guru mata pelajaran, atas ijin, bantuan dan keramahtamahan selama
penulis melakukan penelitian.
8. Bapak dan Ibu tercinta, Agustina, Cyrillus, Eufrasia dan Henrycus, yang
tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril
maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu
beserta kalian semua.
9. Seluruh keluarga Mitro Hardjono terima kasih atas dukungan, saran dan
kepercayaan yang telah diberikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
10. Buat Eko Guswanto (makasih yo brow), Dedy Purnomo dan Ari
Widhianto terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11. Angkatan 2002 dan 2004 “ Candra, Harso, Adi, Valent, Thomas, Putri,
Sukaca, Brama, Venty, Lasmex, Emy, Wina, Garet, ike, Devi. Terima
kasih atas semangat dan dukungannya selama ini.
12. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntasi 2002.
13. Buat teman-teman seperjuangan di Gondang “Gendut”, Tiar”, Totok” Mz
Slamet”, Mz Gory” ”, Blondo”, Mangoen”. Terima kasih atas doa dan
dukunganya selama ini.
14. Buat teman-teman di parkiran “SADHAR” Mz Heri”, Pak Kemis”, Pak
Bambang”, Pak Munaji”, Pak Totok”, Mz Joko”. Terima kasih atas
semangat dan doa yang kalian berikan pada waktu ujian.
15. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat
diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 15 September 2009

Penulis

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... iv
MOTTO ..............................................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................

1

B. Batasan Masalah ...................................................................................

5

C. Rumusan Masalah ..................................................................................

5

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................

6

E. Manfaat Penelitian .................................................................................

6

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penilaian .................................................................................................

8

B. Standar Penilaian Pendidikan.................................................................. 12
C. Masa Kerja .............................................................................................. 19
D. Tingkat Pendidikan ................................................................................. 20
E. Status Kepegawaian ................................................................................ 22
F. Kerangka Teoritik ................................................................................... 23
G. Hipotesis.................................................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 27
C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 27
D. Populasi Penelitian ................................................................................. 28
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ....................................................... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 35
G. Teknik Pengujian Instrumen .................................................................. 36
H. Teknik Analisis Data............................................................................... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM
A. SMP Negeri 1 Jogonalan ........................................................................ 45
B. SMP Negeri 2 Jogonalan......................................................................... 50

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ........................................................................................ 53
B. Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas ...................................... 59
C. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 63
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 67

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 74
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 74
C. Saran ....................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel .............................................................. 29
Tabel 3.2 Tabel Skor Operasional Variabel...................................................... 33
Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ...................... 37
Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian .................. 40
Tabel 5.1 Sebaran Responden Penelitian .......................................................... 53
Tabel 5.2 Deskripsi Responden Menurut Masa Kerja ...................................... 53
Tabel 5.3 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ......................... 54
Tabel 5.4 Deskrepsi Responden Menurut Status Kepegawaian....................... 55
Tabel 5.5 Pemahaman Guru Terhadap Permendiknas No. 20 Tahun 2007 ...... 55
Tabel 5.6 Pemahaman Guru Terhadap Permendiknas No. 20 Tahun 2007
Ditinjau Dari Masa Kerja ................................................................. 56
Tabel 5.7 Pemahaman Guru Terhadap Permendiknas No. 20 Tahun 2007
Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan ..................................................... 57
Tabel 5.8 Pemahaman Guru Terhadap Permendiknas No. 20 Tahun 2007
Ditinjau Dari Status Kepegawaian .................................................... 58

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.9 Rangkuman Pengujian Normalitas Variabel Penelitian ................... 59
Tabel 5.10 Rangkuman Pengujian Normalitas Variabel Penelitian................... 60
Tabel 5.11 Rangkuman Pengujian Normalitas Variabel Penelitian................... 61
Tabel 5.12 Tabel Homogenitas ......................................................................... 62
Tabel 5.13 Pemahaman Guru Terhadap Permendiknas No. 20 Tahun 2007
Ditinjau Dari Masa Kerja ................................................................. 64
Tabel 5.14 Pemahaman Guru Terhadap Permendiknas No. 20 Tahun 2007
Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan ................................................... 65
Tabel 5.15 Pemahaman Guru Terhadap Permendiknas No. 20 Tahun 2007
Ditinjau Dari Status Kepegawaian ................................................... 66

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMP N 1 Jogonalan....................................... 49
Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMP N 2 Jogonalan....................................... 52

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner........................................................................................ 79
Lampiran 2 Data Prapenelitian........................................................................... 84
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas .................................................. 86
Lampiran 4 Data Induk Penelitian ..................................................................... 90
Lampiran 5 Deskripsi Data ................................................................................ 99
Lampiran 6 F Tabel............................................................................................ 106
Lampiran 7 r product moment............................................................................ 108
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 109

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah proses berkesinambungan yang
seharusnya terus berjalan dan berkembang dalam proses hidup manusia.
Pendidikan yang bermutu dan berkualitas tentunya akan menghasilkan sumber
daya manusia yang mampu mengoptimalkan potensi sumber daya lainnya
yang ada di negaranya. Hal ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional yang tertuang dalam Undang- Undang No. 20 tahun 2003
(Sisdiknas, pasal 3), sebagai berikut:
”Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab.”
Pendidikan diharapkan dapat menggerakkan setiap individu untuk
meningkatkan kualitas keberadaannya serta mampu berpartisipasi dalam gerak
pembangunan. Lebih jauh lagi pendidikan merupakan alat untuk memperbaiki
keadaan sekarang dan mempersiapkan dunia esok yang lebih sejahtera.
Mengingat bahwa pendidikan merupakan masalah yang amat kompleks dan
teramat penting karena menyangkut macam-macam sektor kehidupan bagi
pemerintah dan rakyat Indonesia, maka perlu langkah-langkah pemecahan
permasalahan secara terpadu yang dimulai dari pendidik.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

Guru sebagai salah satu unsur dalam proses belajar mengajar (PBM)
memiliki multi peran, tidak terbatas hanya sebagai pengajar yang melakukan
transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pembimbing yang mendorong
potensi, mengembangkan alternatif, dan memobilisasi siswa dalam belajar.
Artinya, guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks terhadap
pencapaian tujuan pendidikan. Guru tidak hanya dituntut untuk mampu
menguasai ilmu yang akan diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan
dan keterampilan teknis mengajar, namun guru juga dituntut untuk
menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa.
Ada banyak peserta didik memiliki tingkat kecerdasan dan
keterampilan yang tinggi, tetapi mereka tidak mempunyai tanggung jawab dan
dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Hal
demikian kemungkinan disebabkan guru sebagai pendidik kurang memiliki
kecakapan yang memadai pada bidang profesinya serta memiliki pemahaman
yang cukup tentang standar penilaian pendidikan. Pendidik atau guru adalah
profesi. Oleh karena itu kehadiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi guru dalam menerapkan standar penilaian
pendidikan di dalam kegiatan belajar mengajar.
Bagi seorang guru, kepuasan dalam mengajar bukan hanya dilihat dari
sukses dalam menyampaikan materi, namun dari pencapaian yang didapat dari
penyampaian materi tersebut. Karena suksesnya sebuah pendidikan bukan
karena sistem pendidikan yang diterapkan namun lebih dari itu yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

pendidikan yang baik memerlukan seorang pendidik yang baik pula
(Bhaskara Rao, 2003: 28).
Pandangan guru terhadap Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005,
diduga berbeda karena faktor antara lain: masa kerja, tingkat pendidikan dan
status kepegawaiannya. Ditinjau dari masa kerja, banyak guru memiliki masa
kerja yang bervariasi. Bagi guru yang sudah bekerja dalam waktu lama akan
mempunyai pemahaman yang lebih baik dalam hal penilaian dibandingkan
dengan guru yang baru saja merintis karirnya. Karena guru yang sudah bekerja
dalam waktu lama lebih berpengalaman terhadap prinsip penilaian ataupun
aspeknya bila dibandingkan dengan guru yang baru merintis karirnya.
Sedangkan pemahaman terhadap Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005,
guru yang baru merintis karirnya lebih baik pandangannya dikarenakan selalu
mengikuti perkembangan pendidikan.
Dalam hal pemberian nilai, seorang pendidik yang telah mengajar lama
biasanya dalam memberikan penilaian lebih mengutamakan banyak aspek.
Aspek-aspek tersebut antara lain: prestasi atau pencapaian, usaha, aspek
pribadi dan sosial serta kebiasaan bekerja. Sedangkan guru yang baru merintis
karirnya lebih mengedepankan kedisiplinan dan kenyataan yang sebenarnya.
Diantara keduanya yang memiliki pandangan yang lebih baik adalah guru
yang lama mengajar.
Tingkat pendidikan guru adalah tingkat pendidikan minimal yang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijasah dan/atau
sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

berlaku. Guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan
sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab sehingga dapat menerapkan standar penilaian pendidikan
yang diharapkan pemerintah.
Di masa sekarang belum semua guru berstatuskan pegawai tetap baik
negeri maupun swasta. Dengan kata lain masih banyak yang berstatus sebagai
guru bantu dan guru honorer. Keberadaan standar penilaian pendidikan diduga
dipandang sangat positif oleh guru yang berstatus tetap baik guru yang
berstatus pegawai negeri ataupun tetap yayasan dikarenakan mereka
mempunyai penghasilan tetap, sehingga terpacu untuk mampu memahami dan
menerapkan standar penilaian pendidikan untuk mencapai mutu penilaian
peserta didik. Sedangkan bagi guru yang berstatus pegawai tidak tetap,
keberadaan standar penilaian dirasa membebankan pikiran mereka karena
tidak sesuai dengan penghasilan yang mereka peroleh.
Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2007 ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, dan
status kepegawaian. Penelitian ini mengambil judul “Pemahaman Guru
Terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2007 Ditinjau
dari Masa Kerja, Tingkat Pendidikan, dan Status Kepegawaian”. Penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

merupakan survei pada guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di
Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.

B. Batasan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman guru
terhadap Peraturan Manteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang
standar penilaian nasional. Penelitian ini memfokuskan pada 3 faktor yang
diduga kuat mempengaruhi pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian nasional,
yaitu: masa kerja, tingkat pendidikan, dan status kepegawaian.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 ditinjau dari masa kerja?
2. Apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 ditinjau dari tingkat pendidikan?
3. Apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 ditinjau dari status kepegawaian?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 ditinjau dari
masa kerja.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 ditinjau dari
tingkat pendidikan.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman guru terhadap
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 ditinjau dari
status kepegawaian.

E. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak- pihak yang
berkepentingan, antara lain:
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dalam
menerapkan standar penilaian nasional.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi sekolah untuk semakin
meningkatkan kualitas dengan menyediakan guru yang berkompeten
sehingga terciptalah siswa yang cerdas dan kompetitif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang
membutuhkan

dan

menambah

perbendaharaan

bacaan

khususnya

mengenai pendidikan. Di samping itu diharapkan hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai dasar bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penilaian
Tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu
melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita
jelas-jelas mengadakan pengukuran dan penilaian. Pada dasarnya, pengukuran
(measurement) yang berarti proses, cara, perbuatan mengukur sedangkan
penilaian (evaluation) yang bearti proses, cara, perbuatan menilai;pemberian
nilai. Sementara orang memang lebih cenderung mengartikan kedua kata
tersebut sebagai suatu pengertian yang sama sehingga dalam memakainya
hanya tergantung dari kata mana yang sedang siap untuk diucapkannya.
Meskipun kini memiliki makna yang lebih luas, namun pada awalnya
pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa.
Menurut Ralph Tyler (Arikunto, 2008:3), evaluasi adalah sebuah proses
pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian
mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum
dan apa sebabnya. Sedangkan Cronbach dan Stufflebeam (Arikunto, 2008:3),
menambahkan pengertian tersebut bahwa proses evaluasi bukan sekedar
mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat
keputusan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

Dengan mengetahui arti penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam
sistem pendidikan, maka dapat dikatakan bahwa tujuan dan fungsi penilaian
ada beberapa hal (Arikunto, 2008:10):
1. Penilaian berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan penilaian, guru mempunyai cara untuk
mengadakan seleksi atau penilaiaan terhadap siswanya. Penilaian itu
sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain:
a) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
b) Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya.
c) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
d) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan
sebagainya.
2. Penilaian berfungsi diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi
persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui
kelemahan siswa. Di samping itu, diketahui pula sebah-musabab
kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru
mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya.
Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari
cara untuk mengetahuinya.
3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri-sendiri, sehingga
pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang
ada. Akan tetapi disebabkan keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan
yang bersifat individual kadang-kadang suka sekali dilaksanakan.
Pendekatan yang lebih bersifat melayani adalah pengajaran secara
kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana
seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok
siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam
kelompok yang sama dalam belajar.
4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan. Bahwa keberhasilan suatu program
ditentukan oleh berbagai faktor yaitu guru, metode mengajar, kurikulum,
sarana, dan sistem administrasi.
Menurut (Arikunto, 2008:11), ciri-ciri penilaian dalam pendidikan
adalah sebagai berikut:
1. Penilaian dilakukan secara tidak langsung dengan mengukur kepandaian
melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

2. Penilaian bersifat kuantitatif artinya menggunakan simbol bilangan
sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu lalu diinterpretasikan ke
bentuk kualitatif.
3. Penilaian pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang
tetap.
4. Penilaian bersifat relatif artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu
waktu ke waktu yang lain.
5. Penilaian sering terjadi kesalahan-kesalahan. Adapun sumber kesalahan
dapat ditinjau dari berbagai faktor, yaitu:
a) Terletak pada alat ukurnya
b) Terletak pada orang yang melakukan penilaian
c) Terletak pada anak yang dinilai
d) Terletak pada situasi di mana penilaian berlangsung

Pada dasarnya hakikat penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas
penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah (Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005).
Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan adalah :
1. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 63 ayat (1) butir b bertujuan menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.
2. Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk semua
mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok
mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga,
dan kesehatan merupakan penilaian akhir untuk menentukan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

3. Penilaian akhir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempertimbangkan
hasil penilaian peserta didik oleh pendidik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 64.
4. Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk semua
mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan
melalui ujian sekolah/madrasah untuk menentukan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan.
5. Untuk dapat mengikuti ujian sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), peserta didik harus mendapatkan nilai sama atau lebih besar
dari nilai batas ambang kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP, pada
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran
estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.

Sedangkan hasil penilaian belajar oleh pemerintah (pasal 66) adalah:
1. Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1)
butir c bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran
iptek dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional.
2. Ujian nasional diadakan secara obyektif, berkeadilan, dan akuntabel.
3. Ujian nasional diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyakbanyaknya dua kali dalam satu tahun pelajaran.
4. Pemerintah menugaskan BSNP untuk menyelenggarakan ujian nasional
yang diikuti oleh semua peserta didik

Walau hal yang dinilai tidak sama bagi setiap satuan pendidikan atau
pemerintah, namun secara garis besar dapat ditentukan unsur umum dalam
penilaian yang menyangkut faktor-faktor yang harus dipertimbangkan yaitu
(Arikunto, 2008:276):
1. Prestasi/ pencapaian
Nilai prestasi harus mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana
telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap bidang studi. Simbol
yang digunakan untuk menyatakan nilai, baik huruf maupun angka,
hendaknya hanya merupakan gambaran tentang prestasi saja.
2. Usaha
Terpisah dari nilai prestasi, guru dapat menyampaikan laporannya kepada
orang tua siswa. Laporan atau nilai tidak boleh dicampuri dengan nilai
prestasi sama sekali. Yang sering terjadi adalah kecenderungan dari guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

untuk menilai unsur usaha ini lebih rendah bagi anak yang prestasinya
rendah dan sebaliknya.
3. Aspek pribadi dan sosial
Unsur ini juga perlu dilaporkan terutama yang berhubungan dengan
berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dalam memberikan nilai pribadi,
seorang pendidik harus hati-hati sekali. Lebih baik lagi jika diterangkan
dengan khusus dan jelas sehingga mudah dimengerti oleh siapa saja.
4. Kebiasaan bekerja
Yang dimaksud dengan kebiasaan bekerja adalah hal-hal yang
berhubungan dengan kebiasaan melakukan tugas.

B. Standar Penilaian Pendidikan
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007,
standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik. Dijelaskan lebih lanjut bahwa proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan hasil belajar dilakukan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam
proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan
pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Dalam
Standar Penilaian Pendidikan terdapat beberapa pengertian antara lain
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007):
1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik.
2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan
menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
4. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan
satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

5. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periode tersebut.
6. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut.
7. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan
sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan KD pada semester tersebut.
8. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu
persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang
diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif
dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang
akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah.
9. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran
pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran
tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
10. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar
(KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang
satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi.

Standar penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip adalah sebagai berikut
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007):
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan
peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Untuk memenuhi standar penilaian pendidikan, seorang guru
diharapkan dapat menerapkan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan
setiap harinya. Secara tidak langsung tugas dari seorang guru bukan hanya
mendidik atau mengajar bahan mata pelajaran, namun lebih dari itu seorang
guru dituntut mampu untuk memberikan penilaian yang obyektif kepada anak
didik. Mengukur kemampuan seorang anak didik dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik dan instrumen penilaian sebagai berikut (Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007):
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik
penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok,
dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
3. Tes observasi berupa pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran
berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk
tugas rumah dan/atau proyek.
5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan (a) substansi, adalah mempresentasikan kompetensi yang
dinilai, (b) konstuksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalahmenggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf
perkembangan peserta didik.
6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
ujian sekolah/ madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi dan
bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
7. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti
validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.
Selain

menggunakan

teknik

dan

instrumen

penilaian

dalam

memberikan nilai pada pendidikan dasar, seorang pendidik juga diharapkan
memiliki mekanisme dan prosedur penilaian diantaranya sebagai berikut
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007):
1. Penilaian belajar pada jenjang pendidikan dasar dan memengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas dilakukan oleh pendidik dibawah koordinasi satuan pendidikan.
4. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada
UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan
melalui ujian sekolah/madrasah untuk memperoleh pengakuan atas
prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari
satuan pendidikan.
5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk kelompok mata
pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik
berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik.
6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agam
dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan
mempertimbangkan hasil ujian sekolah/madrasah.
7. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: (a)
menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c)
melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

dari ujian sekolah/madrasah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil
penilaian.
8. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku
beriman dan bertagwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama
dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan
sumber lain yang relevan.
9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan
tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik
sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan
kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata
pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.
10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata
pelajaran yang relevan.
11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat
keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala
sekolah/madrasah.
12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum
diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai
KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.
13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam
bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan
deskripsi kemajauan belajar.
14. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan
langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN.
15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
bekerjasam dengan instansi terkait.
16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah
satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu
pertimbangan dala

Dokumen yang terkait

Perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, dan status sekolah : survei guru ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman.

0 9 147

Tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja, profesionalisme guru, dan tingkat pendidikan : studi kasus pada guru SMA/MA di kecamatan Ngaglik, Sleman.

0 9 135

Persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru : survei guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman.

0 0 193

Pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari locus of control dan masa kerja : survei pada guru-guru sekolah menengah pertama negeri dan swasta di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

1 3 172

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja, jenjang pendidikan, status guru dan golongan jabatan guru.

0 4 181

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, DAN MASA KERJA GURU

0 0 104

Pemahaman guru terhadap Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 20 tahun 2007 ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan dan status kepegawaian : survei pada guru-guru sekolah menengah pertama negeri di Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten - USD Repos

0 0 162

Persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru : survei guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman - USD Repository

0 0 191

PROFESIONALITAS KERJA GURU DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN STATUS KEPEGAWAIAN

0 0 126

Perbedaan tingkat pemahaman guru ekonomi terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, dan status sekolah : survei guru ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman - USD Repository

0 0 145