PROFESIONALITAS KERJA GURU DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN STATUS KEPEGAWAIAN

  

PROFESIONALITAS KERJA GURU DITINJAU DARI TINGKAT

PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN STATUS KEPEGAWAIAN

Survei : Guru-Guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Tri Ningsih

  

041334079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  PERSEMBAHAN Jika hari ini seorang Perdana Menteri berkuasa Jika hari ini seorang Raja menaiki takhta

  Jika hari ini seorang Presiden sebuah negara Jika hari ini seorang Ulama yang mulia Jika hari ini seorang Peguam menang bicara Jika hari ini seorang penulis terkemuka

  Jika hari ini siapa sahaja menjadi dewasa; Sejarahnya dimulakan oleh seorang guru biasa Dengan lembut sabarnya mengajar tulis-baca...

  ( Guru oh guru... Usman Awang 1979 ) Skripsi ini kupersembahkan untuk : ♥ GURU – GURU SEDARI KECIL KU

  ♥ ORANG TUA TERKASIH

  

MOTTO

...Life is God’s gift to you. The way you live your life is yor gift to

God. Make it fantastic one...

  

...Masa lalu adalah kenangan penuh pelajaran

Masa kini adalah kenyataan

Masa depan adalah pengharapan penuh misteri...

  

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,

kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana

layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 6 Maret 2009 Tri Ningsih

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma : Nama : Tri Ningsih

  Nomor Mahasiswa : 041334079 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PROFESIONALITAS KERJA GURU DITINJAU DARI TINGKAT

  

PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN STATUS KEPEGAWAIAN

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet

atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 12 Maret 2009 Yang menyatakan Tri Ningsih

  

ABSTRAK

PROFESIONALITAS KERJA GURU DITINJAU DARI TINGKAT

PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN STATUS KEPEGAWAIAN

  

Survei : Guru-guru SMA se-Kota Yogyakarta

Tri Ningsih

Universitas Sanata Dharma

2009

  Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) perbedaan profesionalitas kerja

guru ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan profesionalitas kerja guru

ditinjau dari masa kerja; dan (3) perbedaan profesionalitas kerja guru ditinjau dari status kepegawaian.

  Penelitian ini merupakan penelitian survei. Jumlah populasi penelitian

sebanyak 1.829 guru. Sampel penelitian adalah guru-guru Sekolah Menengah

Atas se-Kota Yogyakarta yang berjumlah 317 orang. Teknik penarikan sampel

adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik

analisis data menggunakan Analysis of Variance (ANOVA).

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan

profesionalitas kerja guru ditinjau dari tingkat pendidikan (sign. value= 0,659 >

α= 0,05); (2) tidak ada perbedaan profesionalitas kerja guru ditinjau dari masa

kerja (sign. value= 0,324 >

  α=0,05) dan (3) tidak ada perbedaan profesionalitas kerja guru ditinjau dari status kepegawaian (sign. value=0,539 > α=0,05).

  ABSTRACT TEACHER’S PROFESSION PERCEIVED FROM LEVEL OF EDUCATION, PERIOD OF SERVICE, AND OFFICIAL STATUS A Survey done on High School Teachers in Yogyakarta Tri Ningsih Sanata Dharma University

  2009

The research aims to find out the difference of teacher’s profession

perceived from (1) level of education; (2) period of service; (3) official status.

  This study is a kind of an observation research. The research population was

all high school teachers in Yogyakarta. The samples were 317 teachers. The

technique of taking samples was purposive sampling. The technique of collecting data was questionnaire. The technique of analysing the data was Analyse Of Variance (ANOVA).

  The results of the research show that there isn’t any difference in teachers profession perceived from (1) level of education (sign. value= 0,659> α= 0,05); (2) period of service (sign. value= 0,324>

  α= 0,05); and (3) official status (sign. value= 0,539> α= 0,05).

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kasih, yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan

skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak.

  Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

  

a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

  

b. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  

c. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

  

d. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma dan Pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktu, memberikan saran dan kritik yang sangat berarti dalam membimbing penyelesaian skripsi ini.

  e.

  

Bapak S. Widanarto, S.Pd., M.Si dan Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. f.

  

Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

tambahan pengetahuan selama proses perkuliahan.

  g.

  

Keluarga terkasih bapak ibu di rumah yang telah sabar menunggu & danardono

sahabat hati yang ada selalu.

h. Teman-teman, Dwi In teman sepenelitian, Via juga teman-teman PAK’A & PAK’B ’04 atas hari-hari bersamanya selama perkuliahan bertahun-tahun.

i. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dan karenanya peniulis mengharapkan berbagai kritik, saran dari semua pihak.

  Semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pembaca.

  Yogyakarta, 6 Maret 2009 Penulis

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

PERSEMBAHAN ....................................................................................... iv

MOTTO ..................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................... vii

ABSTRAK ............................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Batasan masalah ........................................................................ 4 C. Rumusan Masalah ..................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian .................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik

  1. Profesionalitas Kerja Guru ................................................ 7

  2. Tingkat Pendidikan ............................................................ 12 3.

  Masa Kerja ......................................................................... 14

  4. Status Kepegawaian ........................................................... 15

  B. Kerangka Berpikir ..................................................................... 17 C.

  Hipotesis ................................................................................... 20

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jenis Penelitian .......................................................................... 21 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 21 C. Subjek Dan Objek Penelitian .................................................... 21 D. Populasi Dan Sampel ................................................................ 22 E. Operasionalisasi Variabel ......................................................... 23 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 28 G. Teknik Pengujian Instrumen .................................................... 28 H. Teknik Analisis Data ............................................................... 32 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ......................................................................... 37

  1. Deskripsi Responden Penelitian ........................................ 37 2.

  Profesionalitas Kerja Guru ................................................ 40

  B. Analisis Data ............................................................................ 44

  C. Pembahasan ............................................................................. 51

  BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

  A.

  Kesimpulan .............................................................................. 60

  B. Saran ........................................................................................ 60 C.

  Keterbatasan ............................................................................ 63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Profesionalitas Kerja Guru............................... 23Tabel 3.2 Skoring Pernyataan Profesionalitas Kerja Guru ........................................ 26Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Untuk Variabel Profesionalitas Kerja Guru ..... 29Tabel 3.4 Rumusan Perhitungan Anova .................................................................... 35Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian ................................................................... 37Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden ................................................................. 38Tabel 4.3 Masa Kerja Responden .............................................................................. 38Tabel 4.4 Status Kepegawaian Responden ................................................................ 39Tabel 4.5 Profesionalitas Kerja Guru ......................................................................... 40Tabel 4.6 Profesionalitas Kerja Guru Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan .................. 40Tabel 4.7 Profesionalitas Kerja Guru Ditinjau Dari Masa Kerja ............................... 41Tabel 4.8 Profesionalitas Kerja Guru Ditinjau Dari Status Kepegawaian ................. 43Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Profesionalitas Kerja Guru Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan .................. 45Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Profesionalitas Kerja Guru Ditinjau Dari Masa Kerja ............................... 45Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Profesionalitas Kerja Guru Ditinjau Dari Status Kepegawaian ................. 46Tabel 4.12 Rangkuman Tabel Homogenitas .............................................................. 47Tabel 4.13 Tabel ANOVA Profesionalitas Kerja Guru Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan ................................................................................... 48Tabel 4.14 Tabel ANOVA Profesionalitas Kerja Guru Ditinjau Dari Masa Kerja ... 49Tabel 4.15 Tabel ANOVA Profesionalitas Kerja Guru Ditinjau Dari Status Kepegawaian ...........................................................................

  50

  DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. KUESIONER PENELITIAN ........................................................... 68

LAMPIRAN 2. DATA VALIDITAS DAN RELIABILITAS ................................... 77

LAMPIRAN 3. DATA INDUK PENELITIAN ........................................................ 85

LAMPIRAN 4. ANALISIS DATA............................................................................ 98

LAMPIRAN 5. SURAT IZIN PENELTIAN ............................................................. 106

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh

  kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya. Kualitas SDM tersebut meliputi seluruh kemampuan dan potensi diri yang dimiliki oleh setiap individu terkait. Untuk menghasilkan individu yang berkualitas diperlukan suatu tatanan sistem pendidikan yang berkualitas pula. Guru merupakan salah satu komponen yang memegang peran utama dalam sistem pendidikan tersebut.

  Perkembangan profesi guru sejalan dengan perkembangan masyarakat dan sistem persekolahan. Sejalan dengan perkembangan masyarakat, guru

dituntut memiliki tingkat kemampuan yang memadai dalam mendayagunakan

teknologi komunikasi dan informasi. Guru dengan kemampuan artifisialnya

dituntut untuk dapat membelajarkan siswa dalam jumlah yang besar dan selalu

mempersiapkan diri menghadapi perkembangan jaman yang semakin mengglobal. Sementara sejalan dengan perkembangan sistem persekolahan, guru dituntut memiliki kompetensi – kompetensi tertentu yang harus dikuasai sesuai dengan standar mutu yang sudah ditetapkan pemerintah.

  Kompetensi-kompetensi keguruan yang dituntut untuk dikuasai seorang

guru yang profesional pada saat ini adalah kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial (Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat 3). Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi: pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisaikan berbagai

potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik dan masyarakat sekitar.

  Banyak permasalahan yang dihadapi para guru karena ketidakmampuannya menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di sekelilingnya sebagai akibat dari keterbatasan mereka sebagai individu ataupun kemampuan sekolah dan pemerintah. Permasalahaan semakin tampak oleh sebab adanya tuntutan agar institusi pendidikan termasuk guru untuk selalu menyesuaikan diri dengan segala perkembangan yang ada dalam masyarakat. Berhadapan dengan tantangan seperti itu baik pemerintah maupun guru harus berusaha untuk menumbuhkan dan meningkatkan profesionalitas kerjanya.

  Ada berbagai faktor yang berhubungan dengan profesionalitas kerja guru, diantaranya: tingkat pendidikan guru, masa kerja guru, dan status

  

kepegawaian guru. Tingkat pendidikan yang ditempuh seorang guru adalah

salah satu unsur penentu keahliannya dalam bekerja. Guru yang menempuh

tingkat pendidikan yang lebih tinggi diduga akan memiliki kemampuan pada

proses belajar siswa, menguasai secara mendalam materi pelajaran dan metode

pembelajaran, mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan

belajar dari pengalamannya, serta menyadari bagian dari masyarakat belajar

dalam lingkungan profesinya. Keseluruhan hal itu memungkinkan mereka

untuk selalu meningkatkan profesionalitas kerjanya. Jadi jelas bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seorang guru, maka semakin tinggi

profesionalitas kerjanya. Sedangkan guru dengan tingkat pendidikan yang

rendah, maka rendah pula pemahamannya akan pengetahuan dari kompetensi

  • – kompetensi keguruan yang sebenarnya dituntut untuk dimiliki olehnya

    sehingga hal ini akan berdampak pada rendahnya profesionalitas kerjanya.

  Ditinjau dari masa kerja, guru dengan masa kerja yang lama diduga

memiliki profesionalitas kerja yang tinggi. Hal ini disebabkan pada rentang

waktu yang lama seseorang akan memiliki pemahaman, pengetahuan, dan

kebiasaan yang lebih baik. Selama rentang waktu itu, guru tersebut dapat

selalu belajar dan akhirnya kemampuannya menjadi semakin terasah. Hal ini

berbeda dengan pengetahuan dan kompetensi dari seseorang yang belum

begitu berpengalaman dimana mereka cenderung memiliki keahlian profesi

yang belum teruji. Dengan demikian diduga kuat bahwa semakin lama masa

kerja yang dilalui oleh guru, semakin tinggi pula profesionalitas kerjanya, dan sebaliknya semakin pendek masa kerjanya semakin rendah pula profesionalitas kerjanya.

  Status kepegawaian yang dimiliki seorang guru diduga juga akan

mempengaruhi profesionalitas kerjanya. Guru dengan status pegawai tetap,

misalnya, dilihat dari aspek ekonomi guru cenderung mendapatkan imbalan

yang lebih baik dibandingkan dengan guru berstatus pegawai tidak tetap

ataupun guru honorer. Dari aspek psikologis dan sosial pun guru berstatus

pegawai tetap akan lebih memiliki keadaan psikologis dan sosial yang lebih

baik dibanding guru berstatus tidak tetap atau guru honorer. Jadi diduga kuat

bahwa semakin tinggi status kepegawaian guru semakin tinggi pula

profesionalitas kerjanya, dan sebaliknya semakin rendah status kepegawaiannya smakin rendah pula profesionalitas kerjanya

  Dari uraian di atas, diketahui bahwa ada banyak hal yang dapat

mempengaruhi profesionalitas kerja guru. Pada penelitian ini, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “PROFESIONALITAS KERJA

GURU DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN

STATUS KEPEGAWAIAN”. Penelitian ini merupakan penelitian survei yang

dilakukan di beberapa SMA swasta dan negeri di kota Yogyakarta.

B. Batasan Masalah Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat profesionalitas kerja guru.

  

Faktor-faktor tersebut antara lain faktor pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya. Fokus penelitian ini adalah tingkat pendidikan, masa kerja, dan status kepegawaian guru.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah ada perbedaan profesionalitas kerja guru ditinjau dari tingkat pendidikan?

2. Apakah ada perbedaan profesionalitas kerja guru ditinjau dari masa kerja?

  3. Apakah ada perbedaan profesionalitas kerja guru ditinjau dari status kepegawaian?

D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui profesionalitas kerja guru ditinjau dari tingkat pendidikan.

  

2. Untuk mengetahui profesionalitas kerja guru ditinjau dari masa kerja.

  3. Untuk mengetahui profesionalitas kerja guru ditinjau dari status kepegawaian.

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Lembaga Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat profesionalitas kerja guru serta membantu untuk meningkatkan profesionalitas kerja guru.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi para mahasiswa berikutnya dan menjadi pembanding untuk penelitian sejenis serta sebagai tambahan pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesionalitas Kerja Guru Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:702), kata “profesional”

  berasal dari kata sifat (adjektiva) yang berarti bersangkutan dengan profesi; memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya; mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (bukan amatir). Kenneth Lynn dalam Muhammad Nurdin (2008:100) memberikan definisi profesi sebagai berikut: “ A profession delivers esoteric service based on esoteric knowledge systematically formulated and applied to the needs of a client” (suatu profesi yang menyajikan jasa dengan berdasarkan pada ilmu pengetahuan yang dipahami oleh orang tertentu secara sistematik yang diformulasikan dan diterapkan untuk memenuhi kebutuhan klien). Dari pengertian tersebut, dapat ditarik pengertian bahwa dalam suatu pekerjaan yang bersifat profesional dipergunakan teknik serta prosedur yang bertumpu pada landasan intelektual, yang secara sengaja harus dipelajari dan secara langsung dapat dipergunakan bagi kemaslahatan orang lain. Pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan lain (Samana, 1989:40).

  Pengajaran dilaksanakan oleh tenaga-tenaga profesional. Tingkat profesionalisasi itu didasarkan pada kemampuan khusus, pengalaman, latar belakang akademis, ijazah, dan gelar yang dimilikinya. Chamberlin seperti

  

dikutip oleh Oemar Hamalik (2006:26) menyebutkan tingkat-tingkat

profesional terdiri dari: cadet teacher, executive teacher, lead teacher, master teacher, provisional teacher, profesional teacher, regular teacher, senior teacher, special teacher, teacher assistant, teacher intern, dan team teacher .

  Siegart sebagaimana dikutip oleh Rahardi (Media MNPK, 1998:29) menyatakan bahwa ada tiga sikap dasar bagi individu dan masyarakat untuk dapat menjadi profesional antara lain adanya keseimbangan antara sikap altruistik dengan sikap non altruistik atau egoistik dalam diri individu maupun masyarakat, adanya penonjolan kepentingan luhur dalam praktek kerja keseharian dan munculnya sikap solider antar teman seprofesi. Menurut Rahardi (Media MNPK, 1998:30), profesionalisme kerja memiliki tiga ciri utama yang saling terkait sebagai berikut:

  

1. Adanya kapasitas atau stok keahlian yang bersumber pada ilmu

pengetahuan dan teknologi yang benar dan mapan

  2. Adanya moral, etika, serta perilaku baik secara individu maupun kelompok yang baik.

  

3. Adanya pelayanan atau pengabdian yang tulus terhadap individu,

masyarakat dan lingkungan.

  Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jabatan guru tergolong jabatan profesional karena memenuhi ke tiga macam sikap dasar profesionalisme.

  Dalam Undang – Undang tentang Guru tahun 2005 BAB I pasal 1 disebutkan pula bahwa :

“Guru adalah tenaga profesional yang mempunyai dedikasi dan loyalitas

tinggi dengan tugas utama menjadi agen pembelajaran yang memotivasi,

memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga

menjadi manusia berkualitas yang mengaktualisasikan potensi

  

kemanusiaannya secara optimum, pada jalur pendidikan formal jenjang

pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini formal”.

  Ciri-ciri profesional tugas guru sebagai pendidik dan pengajar menurut Hariwung (1989:9) antara lain :

  

1. Adanya suatu keutuhan teori intelektual, yang diperluas oleh penelitian

dan terorganisasi. Hal ini sudah dapat dipenuhi dengan adanya teori – teori

tentang ilmu kependidikan yang dikembangkan dalam penelitian.

  

2. Adanya teknik intelektual. Disini terdapat sejumlah teknik intelektual yang

meliputi metodologi pengajaran, teknik evaluasi, dan teknik metodologi penelitian pendidikan.

  

3. Penggunaan teknik tersebut terhadap peristiwa – peristiwa praktis. Metode

dan teknik pendidikan dimaksud juga sudah banyak membantu dalam

pemecahan masalah-masalah praktis di dalam berbagai situasi di sekolah

4. Suatu jangka waktu latihan dan sertifikasi yang relatif lama.

  

5. Serangkaian standar atau patokan dan suatu ketentuan etika yang

dilaksanakan. Untuk ini, terdapat Kode Etik Guru Indonesia, yang

ditetapkan dalam Konggres PGR ke XII tanggal 21-25 November 1973 di

Jakarta.

  

6. Kemampuan untuk menerapkan kepemimpinannya sendiri. Tugas guru di

dalam proses belajar mengajar adalah suatu penerapan kepemimpinan kependidikan, yang bersumber pada kepemimpinan pendidikan secara struktural dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

  

7. Suatu perhimpunan anggota-anggota profesi dengan kualitas komunikasi

yang tinggi.

  

8. Pengakuan sebagai profesi. Pengakuan dimaksud ditunjukkan oleh

penempatan lulusan dalam bidang pekerjaan sebagai guru di sekolah sesuai dengan jenjang pendidikan.

  

9. Kepentingan profesional untuk penggunaan tugas guru secara

bertanggung jawab. Hal ini ditunjukkan oleh tuntutan masyarakat terhadap

kualitas lulusan yang dapat dipertanggung jawabkan.

  

10. Hubungan yang mapan antara PGRI dengan organisasi-organisasi

profesional lainnya.

  Profesionalitas kerja guru diukur berdasarkan suatu standar kompetensi

yang telah ditetapkan pemerintah. Menurut Mulyasa (2007:26), kompetensi

guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi,

sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi

  

guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman peserta didik

pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

  Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 disebutkan bahwa

kompetensi dasar guru antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Kompetensi

pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang

meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi

kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,arif,

dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik

memenuhi standar kompetensi. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru

sebagai bagian dari masyarakat untuk bergaul dan berkomunikasi secara

efektif dengan peserta didik dan masyarakat sekitar.

  Peraturan Mendiknas Nomor 16 Tahun 2007 menyebutkan bahwa

terdapat sejumlah indikator dalam setiap kompetensi dasar keguruan. Dalam

kompetensi pedagogik, indikator-indikator pengukuran yang termasuk di

dalamnya antara lain :

  

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,

kultural, emosional, dan intelektual.

  2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

  

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

diampu.

  4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

  5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

  5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

  

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

  Pada kompetensi profesional, indikator-indikator pengukuran yang termasuk di dalamnya antara lain :

  4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

  3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

  

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

  

1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang

keluaraga, dan status sosial ekonomi.

  Pada kompetensi sosial, indikator-indikator pengukuran yang termasuk di dalamnya antara lain :

  4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

  

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

  3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

  2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

  1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

  Pada kompetensi kepribadian, indikator-indikator pengukuran yang termasuk di dalamnya antara lain :

  10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

  

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

  8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

  7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

  2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

  3. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.

  

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif.

  

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi

dan mengembangkan diri.

A. Tingkat Pendidikan

  Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang telah diselesaikan seseorang dalam masa hidupnya. Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang berdampak pada kompetensi yang dimilikinya. Profesi guru telah menjadi profesi yang menuntut dimilikinya profesionalitas kerja yang tinggi. Salah satu cara yang dapat membentuk setiap profesional adalah melalui pendidikan prajabatan.

  Terdapat empat macam program pendidikan guru antara lain (Sahertian, 1994:68)

1. Program non gelar (program diploma) dengan rincian sebagai berikut:

  a. Program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun

  b. Program Diploma II (D2) dengan lama studi 2-3 tahun

  c. Program Diploma III (D3) dengan lama studi 3-5 tahun

  2. Program gelar yang melalui jenjang Sarjana (S1) dengan lama studi 4-7 tahun

  3. Program Pasca Sarjana (S2) dengan lama studi 6-9 tahun

  4. Program Doktor (S3) dengan lama studi 8-11 tahun Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 menyebutkan bahwa kualifikasi akademik guru meliputi:

  1. Kualifikasi Akademi Guru Melalui Pendidikan Formal

  Kualifikasi akademik Guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup kualifikasi akademik Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudatul Atfal (RA), Guru Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Guru Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Guru Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Guru Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Luar Biasa/Sekolah Menengah atas Luar Biasa

(SDLB/SMPLB/SMALB), dan Guru Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) sebagai berikut:

  a. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik

pendidikan minimum Diploma Empat (D4) atau Sarjana (S1) dalam

bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari

program studi yang terakreditasi.

  b. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI

Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma Empat (D-IV)

atau Sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1

PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang

terakreditasi.

  c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs

Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus

memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma Empat

(D-IV) atau Sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata

pelajaran yang diampu, dan diperoleh dari program studi yang

terakreditasi.

  d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA

Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus

memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma Empat

(D–IV) atau Sarjana (S1) program studi sesuai dengan mata

pelajaran yang diampu, dan diperoleh dari program studi yang

terakreditasi.

  e. Kualifikasi akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB

Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat,

harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma

Empat (D–IV) atau Sarjana (S1) program pendidikan khusus atau

Sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, dan

diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

  f. Kualifikasi akademik Guru SMK/MAK

Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, harus

memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma Empat

(D–IV) atau Sarjana (S1) program pendidikan khusus atau Sarjana

yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, dan diperoleh dari

program studi yang terakreditasi.

  2. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Sertifikasi dan Kesetaraan Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai Guru dalam bidang – bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

C. Masa Kerja

  Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:550), menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masa adalah waktu, zaman atau lama waktu tertentu.

  Sedangkan yang dimaksud dengan kerja (1990:428), adalah kegiatan

melakukan sesuatu; sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Jadi yang

dimaksud dengan masa kerja adalah rentang masa seorang guru melaksanakan tugasnya sebagai pengajar pada suatu lembaga pendidikan tertentu. Masa kerja berhubungan dengan waktu kerja seseorang yaitu dari

segi kuantitas seseorang di dalam menjalani pekerjaannya (Tulus, 1992:113).

  

Pengalaman mengajar adalah masa kerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan atau surat keterangan yang sah dari lembaga berwenang (Muslich, 2007:14). Masa kerja seorang guru berstatus PNS terhitung pada saat diterimanya SK (Surat Keputusan) yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan untuk guru berstatus non PNS masa kerjanya terhitung saat diterimanya surat pengangkatan yang dikeluarkan oleh lembaga atau satuan pendidikan tempat ia bekerja. Masa kerja biasa dihitung dalam satuan tahun.

D. STATUS KEPEGAWAIAN

  Secara umum status kepegawaian tenaga pendidikan pada suatu lembaga pendidikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : guru tetap dan guru tidak tetap (Suwondo, 2003:439)

  

1. Guru tetap. Guru tetap adalah guru yang telah diangkat menjadi pegawai

tetap pada suatu instansi pendidikan yang berkewajiban mengajar 24 jam per minggu dan melaksanakan tugas administrasi lainnya. Guru Tetap dapat berstatus pegawai negeri sipil (PNS) atau bukan PNS.

  2. Guru tidak tetap. Guru tidak tetap adalah guru yang belum diangkat menjadi pegawai tetap pada suatu instansi pendidikan, baik instansi pendidikan negeri maupun swasta. Guru tidak tetap dapat berstatus guru bantu. Pengadaan guru bantu dapat dilakukan melalui ikatan kerja dengan sistem kontrak yang sebelumnya proses seleksi yang berorientasi pada standar kompetensi guru dan dilaksanakan secara terpadu melalui kerja sama antara pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten /kota. Ada pula yang membedakan status kepegawaian guru menjadi :

  1. Pegawai Negeri Sipil

  2. Guru Tetap Yayasan

  3. Guru Bantu

  4. Guru Honorer

  Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 pasal 1 menyebutkan bahwa :

Guru tetap adalah guru yang dipekerjakan secara permanen oleh pemerintah,

pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainnya yang menyelenggarakan

satuan pendidikan.

Guru tetap Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah guru tetap yang diangkat

sebagai pegawai negeri sipil oleh pemerintah dan/ pemerintah daerah

berdasarkan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Guru tetap non PNS adalah guru tetap yang diangkat oleh BHP, atau badan

hukum lainnya yang menyelenggarakan satuan pendidikan, berdasarkan

perjanjian kerja.

Guru tidak tetap adalah guru yang diangkat secara sementara oleh pemerintah,

pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainnya yang menyelenggarakan

satuan pendidikan, berdasarkan perjanjan kerja.

Status karyawan pada suatu organisasi dapat pula dibedakan menjadi

(http/www.portalhr.com):

  

1. Karyawan kontrak. Karyawan kontrak adalah karyawan yang dipekerjakan

oleh perusahaan untuk jangka waktu tertentu, waktunya terbatas maksimal hanya tiga tahun. Status karyawan kontrak hanya dapat dapat diterapkan untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu : a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya.

  b. Pekerjaan yang diperlkirakan peyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun.

  c. Pekerjaan yang bersifat musiman.

  d. Untuk pekerjaan yang bersifat tetap, tidak dapat diberlakukan status karyawan kontrak. e. Jika setelah kontrak kemudian perusahaan atau organisasi menetapkan yang bersangkutan menjadi karyawan tetap, maka masa kontrak tidak dihitung sebagai masa kerja.

  

2. Karyawan tetap. Karyawan tetap adalah karyawan yang bekerja pada suatu

organisasi dimana tidak ada batasan jangka waktu lamanya karyawan tersebut bekerja. Hubungan kerja antara organisasi dan karyawan tetap dituangkan dalam perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu. Perusahaan atau organisasi dapat mensyaratkan masa percobaan maksimal tiga bulan, dan masa kerja dihitung sejak masa percobaan.