(B. Sastra) Strategi Meningkatkan Kualitas Olah Bahasa untuk Cerita Pendek Tulisan Siswa Sekolah Dasar dengan Pendekatan Genrebased.
(B. Sastra)
Strategi Meningkatkan Kualitas Olah Bahasa untuk Cerita Pendek Tulisan Siswa Sekolah Dasar
dengan Pendekatan Genrebased
Kata kunci: genre, systemic functional linguistics, lexicogrammar, text
Djatmika; Primasita, Fitria Akhmerti; Priyanto, Agus Dwi
FSSR UNS, Penelitian, DP2M Dikti, Hibah Bersaing Lanjutan, 2012
Penelitian ini dilakukan untuk melihat kualitas olah bahasa dari siswa sekolah dasar yang mendapatkan
pelatihan menulis teks dengan jenis genre report dan naratif. Sebanyak 29 teks karya para siswa ini
menjadi objek kajian olah kebahasaan dengan fokus pada olah struktur teks dan olah tekstur teks.
Hasil analisis menunjukkan bahwa semua penulis anak di dalam penelitian ini telah menunjukkan
kemampuan memilih jenis unit wacana yang harus hadir dalam baik dalam teks report maupun teka
naratif. Selain itu, mereka juga sudah mahir dalam mengurutkan unit-unit wacana tersebut sehingga
genre dari teks yang ditulisnya terbangun dengan benar. Lebih daripada itu, beberapa responden bahkan
menunjukkan keterampilan yang berlebih berkaitan dengan olah unit wacana untuk genre ini, yaitu
menggunakan unit wacana yang sifatnya pilihan di dalam sebuah teks naratif. Unit-unit wacana pilihan
yang digunakan dengan benar tersebut tentu saja menjadi nilai keterampilan plus bagi para penulis
tersebut. Namun demikian, terdapat beberapa responden yang berupaya melakukan improvisasi dalam
hal olah struktur teks ini. Ada unit wacana yang seharusnya tidak muncul untuk sebuah teks report
ditambahkan pada bagian awal dan akhir teks tersebut. Penambahan yang dimaksudkan untuk
memberikan daya tarik dari teks yang dibuat itu justru agak merusak jenis genre dari teks yang
bersangkutan.
Sementara itu, kualitas leksikogramatika untuk teks yang dibuat para responden juga merepresentasikan
keterampilan mereka dalam hal menyusun konstruksi kalimat dan pemilihan kosa kata. Hanya ada
beberapa kekurangan olah tata gramatika, yaitu ketidaklengkapan elemen kalimat, kesalahan
menggunakan konjungsi, dan konstruksi kalimat yang terlalu panjang. Ketiga kekurangan olah tata
gramatika ini lebih disebabkan oleh sifat spoken dari teks yang dibuat para penulis tersebut.
Dari uraian tentang kualitas struktur dan tekstur teks di atas, maka dapat dinyatakan di sini bahwa model
panduan menulis yang dapat digunakan oleh para guru bahasa bagi para siswa sekolah dasar itu harus
memuat dan menjelaskan secara rinci jenis-jenis genre yang terjadi dalam interaksi verbal sehari-hari
dalam kehidupan nyata. Dari jenis genre itu, kemudian dijelaskan jenis-jenis unit wacana yang sifatnya
wajib hadir dan juga yang opsional. Selanjutnya, panduan itu juga harus menjelaskan bagaimana
mengurutkan unit-unit wacana tersebut untuk dapat membangun sebuah teks dengan sebuah jenis
genre tertentu. Jabaran olah struktur teks itu juga harus dilanjutkan dengan jabaran tentang olah
leksikogramatika sebagai aspek dari tektur teks. Jabaran ini harus menjelaskan dan memberikan model
tentang olah tata gramatika konstruksi kalimat yang digunakan dalam membangun sebuah unit wacana
dan olah pemilihan kosa kata yang sesuai dengan sebuah teks yang berjenis genre tertentu.
Strategi Meningkatkan Kualitas Olah Bahasa untuk Cerita Pendek Tulisan Siswa Sekolah Dasar
dengan Pendekatan Genrebased
Kata kunci: genre, systemic functional linguistics, lexicogrammar, text
Djatmika; Primasita, Fitria Akhmerti; Priyanto, Agus Dwi
FSSR UNS, Penelitian, DP2M Dikti, Hibah Bersaing Lanjutan, 2012
Penelitian ini dilakukan untuk melihat kualitas olah bahasa dari siswa sekolah dasar yang mendapatkan
pelatihan menulis teks dengan jenis genre report dan naratif. Sebanyak 29 teks karya para siswa ini
menjadi objek kajian olah kebahasaan dengan fokus pada olah struktur teks dan olah tekstur teks.
Hasil analisis menunjukkan bahwa semua penulis anak di dalam penelitian ini telah menunjukkan
kemampuan memilih jenis unit wacana yang harus hadir dalam baik dalam teks report maupun teka
naratif. Selain itu, mereka juga sudah mahir dalam mengurutkan unit-unit wacana tersebut sehingga
genre dari teks yang ditulisnya terbangun dengan benar. Lebih daripada itu, beberapa responden bahkan
menunjukkan keterampilan yang berlebih berkaitan dengan olah unit wacana untuk genre ini, yaitu
menggunakan unit wacana yang sifatnya pilihan di dalam sebuah teks naratif. Unit-unit wacana pilihan
yang digunakan dengan benar tersebut tentu saja menjadi nilai keterampilan plus bagi para penulis
tersebut. Namun demikian, terdapat beberapa responden yang berupaya melakukan improvisasi dalam
hal olah struktur teks ini. Ada unit wacana yang seharusnya tidak muncul untuk sebuah teks report
ditambahkan pada bagian awal dan akhir teks tersebut. Penambahan yang dimaksudkan untuk
memberikan daya tarik dari teks yang dibuat itu justru agak merusak jenis genre dari teks yang
bersangkutan.
Sementara itu, kualitas leksikogramatika untuk teks yang dibuat para responden juga merepresentasikan
keterampilan mereka dalam hal menyusun konstruksi kalimat dan pemilihan kosa kata. Hanya ada
beberapa kekurangan olah tata gramatika, yaitu ketidaklengkapan elemen kalimat, kesalahan
menggunakan konjungsi, dan konstruksi kalimat yang terlalu panjang. Ketiga kekurangan olah tata
gramatika ini lebih disebabkan oleh sifat spoken dari teks yang dibuat para penulis tersebut.
Dari uraian tentang kualitas struktur dan tekstur teks di atas, maka dapat dinyatakan di sini bahwa model
panduan menulis yang dapat digunakan oleh para guru bahasa bagi para siswa sekolah dasar itu harus
memuat dan menjelaskan secara rinci jenis-jenis genre yang terjadi dalam interaksi verbal sehari-hari
dalam kehidupan nyata. Dari jenis genre itu, kemudian dijelaskan jenis-jenis unit wacana yang sifatnya
wajib hadir dan juga yang opsional. Selanjutnya, panduan itu juga harus menjelaskan bagaimana
mengurutkan unit-unit wacana tersebut untuk dapat membangun sebuah teks dengan sebuah jenis
genre tertentu. Jabaran olah struktur teks itu juga harus dilanjutkan dengan jabaran tentang olah
leksikogramatika sebagai aspek dari tektur teks. Jabaran ini harus menjelaskan dan memberikan model
tentang olah tata gramatika konstruksi kalimat yang digunakan dalam membangun sebuah unit wacana
dan olah pemilihan kosa kata yang sesuai dengan sebuah teks yang berjenis genre tertentu.