MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE.
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK DENGAN STRATEGI THINK TALK
WRITE
(PTK di Kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
EFA SUFRIANTI 1105308
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG
(2)
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK DENGAN STRATEGI THINK TALK
WRITE
(PTK di Kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan)
Oleh Efa Sufrianti
sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Efa Sufrianti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
EFA SUFRIANTI (1105308). Meningkatkan Keterampilan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek Dengan Strategi Think Talk
Write, (PTK di Kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran karya sastra yaitu mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek. Selain itu juga kurangnya guru menerapkan strategi pembelajaran yang menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga keaktifan siswa sangat kurang. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu 1) Ingin memperoleh gambaran keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk Write. 2) Ingin memperoleh gambaran seberapa besar peningkatan keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk Write. Strategi Think Talk Write adalah strategi yang mendorong siswa untuk berpikir, berbicara/berdiskusi, dan kemudian menuangkan hasil pemikiran dan berdiskusi dalam bentuk tulisan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas dan keterampilan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan menerapkan strategi Think Talk Write mengalami peningkatan. Hal ini terlihat aktivitas guru; pada Siklus I mencapai nilai 66,66, sedangkan pada Siklus II mencapai nilai 88,88. Sedangkan aktivitas siswa pada Siklus I sebesar 55,55 dan Siklus II mencapai nilai 77,77. Demikian pula, pada Siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 56,66 dan Siklus II 81,66. Sementara itu tes evaluasi: Pra Siklus diperoleh nilai rata-rata 51,33, Siklus I 63,33, dan Siklus II 78,66. Dari hasil penelitian diatas bahwa penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar kelompok. Direkomendasikan kepada semua pihak terutama kepala sekolah, guru, dan peneliti selanjutnya dapat menguasai pembelajaran dengan menerapkan strategi Think Talk Write guna meningkatkan kemampuan siswa.
(6)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...
PERNYATAAN ...
ABSTRAK ...
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Kajian Teori ... 6
B. Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen di Kelas V .... 13
C. Hasil Penelitian Terdahulu ... 14
D. Kerangka berpikir... 16
E. Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Desain Penelitian ... 19
(7)
C. Partisipan dan Lokasi Penelitian ... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ... 26
E. Instrumen Penelitian ... 27
F. Analisis Data ... 31
G. Indikator Keberhasilan ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Pelaksanaan Penelitian ... 34
B. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 50
C. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 55
D. Pembahasan ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Rekomendasi ... 59 DAFTAR PUSTAKA ...
RIWAYAT HIDUP ...
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 14 Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru dengan Strategi TTW ... 28 Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Strategi TTW ... 29 Tabel 3.3 Indikator Keberhasilan Siswa Pada Pembelajaran Mengidentifikasi
Unsur Intrinsik Cerita Pendek ... 32 Tabel 4.1 Tes Hasil Belajar Siswa Dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita
Pendek Pada Pra Siklus ... 34 Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 39 Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 40 Tabel 4.4 Hasil Pembelajaran Kelompok dalam Keterampilan Mengidentifikasi
Unsur Intrinsik Cerpen Pada Siklus I ... 41 Tabel 4.5 Hasil Tes Keterampilan Siswa Dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik
Cerpen Pada Siklus I... 42 Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 46 Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 47 Tabel 4.8 Hasil Pembelajaran Kelompok Dalam Keterampilan Mengidentifikasi
Unsur Intrinsik Cerpen Pada Siklus II ... 48 Tabel 4.9 Hasil Tes Keterampilan Siswa dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik
Cerpen Pada Siklus II ... 48 Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus
II... 51 Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus
(9)
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa Dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek Pada Pra Siklus Sampai Siklus II... 53 Tabel 4.13 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa
Dalam Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek Pada Pra Siklus Sampai Siklus II... 54
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 17 Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (E, Yusnandar dan
Nur’aeni,2014, hlm. 23) ... 20 Gambar 3.2 Alur PTK dengan Strategi Think Talk Write dalam Pembelajaran
(11)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus II ... 51 Grafik 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus
II ... 52 Grafik 4.3 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa dalam
Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen Pada Pra Siklus Sampai Siklus II ... 54
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Evaluasi Pra Siklus Lampiran 2. RPP Siklus I
Lampiran 3. Tes Kelompok Siklus I Lampiran 4. Evaluasi Siklus I
Hasil Tes Kelompok dan Evaluasi Siklus I Lampiran 5. RPP Siklus II
Lampiran 6. Tes Kelompok Siklus II Lampiran 7. Evaluasi Siklus II
Hasil Tes Kelompok dan Evaluasi Siklus II Lampiran 8. Foto Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 9. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Lampiran 10. Surat Permohonan Izin Melaksanakan Penelitian Lampiran 11. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian Lampiran 12. Riwayat Hidup Peneliti
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia harus mengacu pada prinsip-prinsip praktik pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi siswa secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki, kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan tuntutan kehidupan di masa depan. Kompetensi dalam pembelajaran sastra di sekolah dasar harus mencakup beberapa kemampuan yaitu, kemampuan mengapresiasi sastra, kemampuan berekspresi sastra, dan kemampuan menelaah hasil sastra. Dengan demikian, guru mampu mengembangkan gagasan tentang strategi mengajar yang sesuai dengan standar yang diharapkan dengan materi ajar yang lebih menyenangkan untuk siswa. Pada dasarnya siswa selalu menginginkan kegiatan belajar yang bisa membuatnya nyaman dan semangat untuk mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan Maret 2015 di SDN Umbul Kapuk diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa kelas V pada pembelajaran Bahasa Indonesia masih rendah. Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran karya sastra siswa kurang memahami pembelajaran tersebut. Salah satunya siswa mempunyai kesulitan untuk mengidentifikasi unsur intrinsik cerita yang didalamnya terdapat tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat. Serta kurangnya penerapan metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap karya sastra dan kemalasan siswa dalam membaca atau memahami cerita. Kebanyakan siswa hanya melihat karya sastra tersebut tanpa membacanya terlebih dahulu. Disamping itu juga dalam proses pembelajaran siswa merasa bosan karena kurangnya strategi atau metode yang diterapkan dalam proses belajar.
(14)
2
Kondisi siswa tersebut jika dibiarkan saja akan mengakibatkan siswa semakin kesulitan dalam mempelajari dan memahami materi tentang karya sastra khususnya memahami cerita beserta unsur yang terkait didalamnya. Kemampuan siswa harus ditingkatkan dalam kegiatan pembelajaran, untuk itu peran guru dalam hal ini harus lebih kreatif dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat dan harus mampu menciptakan pembelajaran yang diminati siswa, siswa menjadi senang saat belajar, adanya komunikasi yang baik antar siswa dengan siswa dan siswa dengan guru, sehingga diakhir kegiatan dengan diadakannya evaluasi untuk siswa mendapat hasil yang memuaskan dan KKM dapat tercapai.
Menurut Isah C dan Hodijah (2008, hlm.169), pengajaran sastra bertujuan mendorong tumbuhnya sikap apresiatif terhadap karya sastra, yaitu sikap menghargai dan mencintai karya sastra. Sikap penghargaan terhadap prosa misalnya, dapat ditunjukkan dengan perilaku, (1) gemar membicarakan dan mendengarkan cerita bermutu, (2) gemar membicarakan cerita yang dibaca dan didengarnya, (3) gemar mengumpulkan buku-buku cerita, (4) gemar mengikuti pembicaraan dan diskusi tentang prosa, (5) gemar mengumpulkan ulasan-ulasan tentang prosa, (6) suka membantu orang lain dalam menelaah dan memahami suatu cerita, (7) dapat menikmati nilai-nilai yang terkandung dalam suatu cerita, (8) gemar mengikuti perlombaan yang berkaitan dengan cipta sastra.
Dengan demikian, pada pembelajaran karya sastra ini seorang guru harus bisa membangun minat dan kegemaran siswa. Dengan adanya minat dan kegemaran siswa maka pembelajaran karya sastra akan lebih meningkat dan siswa bisa lebih mudah mengapresiasi sebuah karya sastra. Jika semua siswa bisa diberi kesempatan menemukan kesenangan terhadap bacaan, mereka akan bisa membangun dasar yang kokoh bagi apresiasi sastra. Diawali dari menyenangi karya sastra yang dibacanyalah, siswa akan meningkat ke tahap berikutnya. Setelah merasa senang dengan bacaan, baru kemudian siswa didorong untuk menginterpretasikan makna cerita atau puisi melalui diskusi atau aktivitas kreatif, mereka bisa memasuki tahap
(15)
3
berikutnya lagi yaitu, tahap kesadaran pada apresiasi. Dari situlah, siswa dapat diajak untuk memberi tanggapan terhadap buku, membahas bagaimana perasaan mereka tentang cerita itu dan apa makna cerita itu bagi mereka. Kesulitan belajar yang sangat terlihat itu adalah dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek. Dalam mengidentifikasi unsur intrinsik ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat yang terkait dalam cerita tersebut. Kebanyakan siswa sulit dalam menentukan tema dan latar/setting Dengan pembelajaran yang seperti itu maka peneliti harus memberikan inovasi dalam pembelajaran dan penerapan strategi.
Hal yang harus diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran ialah tujuan pembelajaran, karakteristik materi pembelajaran, dan keadaan siswa. Suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah strategi think talk write. Strategi think talk write diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin yang pada dasarnya dibangun melalui proses berpikir, berbicara, dan menulis. Strategi tersebut mempunyai kelebihan yaitu dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir misalnya bagaimana siswa memikirkan penyelesaian suatu masalah atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca masalah, kemudian berbicara ialah bagaimana siswa mengkomunikasikan hasil pemikirannya dalam proses diskusi dan bertukar pikiran dengan teman kelompoknya.
Tahap pertama dari strategi Think Talk Write dalam proses pembelajaran dimulai dari proses berpikir dalam membaca dan memahami suatu cerita pendek yang selanjutnya siswa menuangkan ide-ide dalam menyelesaikannya, menjawab soal, dan permasalahan pada lembar kerja siswa. Tahap yang kedua yaitu siswa melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya dan melaporkan hasil kerja kelompoknya pada kelompok lain di depan kelas atau bisa disebut dipresentasikan. Tahap akhir yaitu tahap yang ketiga siswa menuliskan kesimpulan hasil pembelajaran yang sudah dilalui, dengan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan
(16)
4
Seperti yang dijelaskan di atas, maka judul penelitian ini “Meningkatkan Keterampilan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek dengan Strategi Think Talk Write”. (PTK di Kelas V SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan).
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah yang menjadi fokus untuk mengatasi masalah dalam keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek tersebut, adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk Write ?
2. Seberapa besarkah peningkatan keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk Write ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti bertujuan untuk memperbaiki masalah yang dihadapi siswa dalam keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek, adapun tujuan penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Ingin memperoleh gambaran keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk Write ?
2. Ingin memperoleh gambaran seberapa besar peningkatan keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think
Talk Write ?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu: 1. Manfaat dari segi teori
Dari segi teori dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dan dengan
(17)
5
adanya strategi Think Talk Write dapat memberikan pembaharuan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Manfaat dari segi praktik
Dari segi praktik dengan diterapkannya strategi Think Talk Write hasil belajar siswa dapat meningkat. Strategi Think Talk Write salah satu strategi yang dapat menyelesaikan masalah dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen. Karena tahap yang ada pada strategi tersebut ialah berpikir dalam proses berpikir siswa dapat menuangkan ide-ide dalam menyelesaikan masalah, tahap kedua siswa berdiskusi atau bertukar pikiran dengan teman kelompoknya pada tahap ini siswa dapat berinteraksi dengan teman-temannya, kemudian tahap terakhir yaitu menulis hasil dari proses berpikir dan proses berdiskusi. Tahap dalam strategi Think Talk Write merupakan solusi yang tepat dalam meningkatkan keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen.
3. Manfaat dari segi isu serta aksi sosial
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi peneliti selanjutnya dan meningkatkan pemahaman terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya karya sastra yaitu cerita pendek dalam keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik, serta dengan diterapkannya strategi Think Talk Write dapat mendukung proses belajar dan keterampilan siswa agar lebih meningkat.
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini penelitian yang dilakukan dilingkungan sekolah. Dengan penelitian tindakan kelas, peneliti dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran di kelas, mengetahui karakteristik siswa, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar di dalam kelas.
PTK bukanlah melakukan tindakan satu kali lantas selasai, peneliti bersama guru kelas berupaya terus untuk memperoleh hasil yang optimal dengan cara dan prosedur yang dinilai paling efektif. (E, Yusnandar, dan Nur’aeni:2014 hlm. 16).
Berdasarkan pernyataan diatas, artinya penelitian dilakukan bukan hanya satu kali tetapi dilakukan beberapa kali sampai siswa memperoleh hasil yang optimal atau mencapai hasil yang diharapkan sementara itu dilakukan dengan cara dan prosedur yang dibilang efektif untuk siswa hal ini bertujuan memperbaiki dan meningkatkan proses serta hasil belajar siswa.
Alasan peneliti melakukan penelitian tindakan kelas karena mengarahkan para guru untuk berlaku professional dalam proses apapun yang berkaitan dengan lingkungan pendidikan dan sekolah. Dengan penelitian tindakan kelas, guru dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran menjadi lebih efektif. Fokus penelitian tindakan kelas ini adalah terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan guru, kemudian dicobakan, dan dievaluasi apakah tindakan-tindakan alternatif itu dapat memecahkan persoalan proses pembelajaran yang dihadapi guru.
Karena itu, dengan adanya penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini memudahkan peneliti untuk dapat menemukan metode
(19)
20
yang digunakan dalam menangani persoalan proses pembelajaran yang dihadapi siswa.
Berikut ini adalah gambar prosedur penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart dan modifikasinya berupa alur PTK kegiatan pembelajaran keterampilan dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan menerapkan strategi Think Talk Write (TTW).
Gambar 3.1
Desain PTK model Kemmis dan Mc Taggart ( E, Yusnandar dan Nur’aeni, 2014, hlm. 23)
OBSERVASI REFLEKSI
SIKLUS I
RENCANA TINDAKAN
REFLEKSI OBSERVASI
SIKLUS II (Dst)
(20)
21
Gambar 3.2
Alur PTK dengan Strategi Think Talk Write dalam Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek
PRA SIKLUS
Observasi
Mengamati pembelajaran
mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek
Refleksi
Peneliti dan guru berdiskusi mengenai permasalahan siswa dalam pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dan memahami rencana kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut
SIKLUS I
Rencana
Membuat RPP dengan materi mengidentifikasi unsur intrinsik cerita menggunakan strategi think
talk write
Tindakan
Melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan rencana. Penerapan strategi think talk write
dalam pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik cerita.
Mengadakan evaluasi Refleksi
Menganalisis dan mengevaluasi hasil tindakan pembelajaran, apakah ada peningkatan atau tidak. Jika tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Observasi
Guru sebagai mitra mengamati pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam mengidentifikasi unsur intrinsik dengan menerapkan strategi think talk
write
(21)
22
1. Pra siklus a. Observasi
Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran bekerjasama dengan guru kelas yang berkaitan dengan pembelajaran menidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan belajar siswa dalam keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek.
b. Refleksi
Dalam kegiatan ini peneliti dan guru kelas mendiskusikan masalah yang dihasilkan melalui proses pengamatan yang berkaitan dengan pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, peneliti bersama guru mitra perlu mengadakan perbaikan dalam pembelajaran dengan menerapkan strategi Think Talk Write (TTW).
2. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti mencatat hasil pengamatan dan temuan yang diperoleh pada tahap sebelumnya yaitu pra siklus. Peneliti dalam kegiatan ini, diawali dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menerapkan strategi Think Talk Write (TTW). b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus satu ini dilakukan sesuai dengan beberapa tahap pada strategi TTW, strategi tersebut mempunyai tahapan-tahapan dengan urutan sebagai berikut:
1) Think
Siswa membaca teks berupa cerita pendek. Pada tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban atau garis besar (strategi penyelesaian) untuk menemukan
(22)
23
yaitu tema, tokoh dan penokohan, latar/setting, alur, dan amanat. Siswa membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak dipahami dengan menggunakan bahasanya sendiri.
2) Talk
Siswa diberikan kesempatan untuk membicarakan hasil penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun, serta bertukar pikiran ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Kemajuan komunikasi siswa akan terlihat pada dialognya dalam berdiskusi, baik dalam bertukar ide dengan teman kelompok ataupun refleksi mereka sendiri yang diungkapkannya kepada teman sekelompoknya.
3) Write
Pada tahap ini, kemudian siswa menuliskan ide-ide yang diperolehnya pada kegiatan tahap pertama dan kedua. Pada tahap ini terdapat pembelajaran keterampilan menulis siswa, karena dari proses berpikir siswa kemudian siswa menuangkannya dalam bentuk tulisan. Hal itu dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam mengidentifikasi unsur yang terkait pada cerita pendek sehingga lebih terarah. Tulisan ini terdiri atas landasan konsep yang digunakan, berkaitan dengan materi sebelumnya, strategi penyelesaian, dan solusi yang diperoleh.
4) Presentasi
Beberapa siswa dari perwakilan kelompoknya ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut didepan kelas. Rencana kegiatan pembelajaran bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan, sesuai dengan keadaan yang ada selama proses pembelajaran di kelas.
(23)
24
c. Observasi
Dalam kegiatan ini peneliti memfokuskan pengamatan terhadap aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Hal-hal yang diteliti dalam proses pembelajaran dengan strategi
Think Talk Write (TTW).
1) Peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung
2) Merencanakan kegiatan belajar siswa d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dibantu oleh guru mengevaluasi dan mendiskusikan tentang temuan-temuan yang muncul pada kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan, apakah ada peningkatan hasil tindakan, jika hasil belum maksimal maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.
B. Definisi Operasional
1. Pengertian Cerita Pendek
Menurut Darisman (2005, hal.17) cerita pendek adalah cerita singkat yang dibuat pengarang tentang sesuatu hal yang pernah dialaminya atau hanya khayalan si pengarang saja. Panjang cerita pendek atau cerpen biasanya kurang dari 10.000 kata atau 3-4 halaman folio.
2. Unsur Intrinsik Cerita
Di dalam suatu cerita terdapat unsur-unsur cerita. Unsur-unsur cerita inilah yang membangun sebuah cerita. Unsur-unsur tersebut ialah tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat.
(24)
25
adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana. Alur adalah jalan cerita yang merangkai peristiwa-peristiwa dalam cerita menjadi sebuah cerita yang utuh. Serta amanat adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui cerita.
3. Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita
Mengidentifikasi unsur cerita artinya menentukan atau menetapkan unsur-unsur dari cerita yang didengar atau dibaca. Untuk mengidentifikasi unsur cerita dari cerita yang dibaca, pahami isi cerita tersebut dengan cermat. Kemudian, temukan kata-kata yang menerangkan tempat, suasana, serta tokoh didalamnya. (Nur Arfah, dkk, 2013, hlm. 21).
4. Strategi Think Talk Write
Menurut Huinker dan Laughlin (Aris S, 2014, hlm.212) Think talk
write merupakan suatu model pembelajaran untuk melatih keterampilan
peserta didik dalam menulis. Think talk write menekankan perlunya peserta didik mengomunikasikan hasil pemikirannya. menyebutkan bahwa aktivitas yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi peserta didik adalah dengan penerapan pembelajaran think talk write.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Aris S, 2014, hlm. 212-213), Think artinya berpikir. Berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Talk artinya berbicara. Bicara artinya pertimbangan, pikiran, dan pendapat. Write artinya menulis. Menulis merupakan membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena.
Oleh sebab itu, model think talk write merupakan perencanaan dan tindakan yang cermat mengenai kegiatan pembelajaran, yaitu melalui kegiatan berpikir (think), berbicara/berdiskusi, bertukar
(25)
26
pendapat (talk), dan menulis hasil diskusi (write) agar kompetensi yang diharapkan tercapai.
C. Partisipan dan Lokasi Penelitian 1. Partisipan
Sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai bulan Mei 2015.
Dalam penelitian ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah aktivitas belajar siswa melalui pembelajaran mengidentifikasikan unsur intrinsik cerita pendek dengan menerapkan strategi Think Talk Write SDN Umbul Kapuk Kec. Taktakan yang secara keseluruhan berjumlah 30 siswa.
2. Lokasi Penelitian
Nama sekolah : SDN Umbul Kapuk Kecamatan : Taktakan
Kabupaten : Serang
Provinsi : Banten
Alasan dilakukannya penelitian di SDN Umbul Kapuk karena di SD tersebut mempunyai masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek. Untuk itu, peneliti menerapkan strategi Think Talk Write sebagai salah satu upaya untuk mengatasi, memperbaiki, dan meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono, (2013, hlm. 308) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
(26)
27
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan berbagai cara, data yang dikumpulkan meliputi:
1. Observasi
Dilakukannya observasi ini untuk mengamati aktivitas siswa dan guru pada saat melakukan proses belajar mengajar. Sehingga peneliti dapat melihat kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi siswa agar mendapatkan solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mengatasi masalah yang dihadapi.
2. Tes
Tes ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan pemahaman siswa melalui materi yang diajarkan yaitu mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan dokumen berupa foto dan gambar agar menjadi bukti nyata dan akurat sehingga dapat dipercaya.
E. Instrumen Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa observasi, tes, dan dokumentasi.
a. Observasi
Dilakukannya observasi ini untuk mengamati aktivitas siswa dan guru pada saat melakukan proses belajar mengajar. Sehingga peneliti dapat melihat kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi siswa agar mendapatkan solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mengatasi masalah yang dihadapi.
Menurut Sutrisno Hadi, (Sugiyono, 2013, hlm. 203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
(27)
28
Untuk penelitian ini, peneliti melakukan observasi ke sekolah dasar untuk mencari permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Bertujuan untuk memperoleh data prilaku siswa sehingga didapatkan hasil dan perubahan siswa dalam memperbaiki proses pembelajaran. Untuk itu peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran berlangsung dengan membuat pedoman observasi sebagai berikut:
1) Observasi aktivitas guru 2) Observasi aktivitas siswa
Tabel 3.1
Lembar Observasi Aktifitas Guru dalam Tahap-Tahap Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
Think
1 Guru menjelaskan tentang mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen
2 Guru membacakan cerpen
3 Menginstruksikan siswa untuk memperhatikan unsur intrinsik yang terkandung dalam cerpen
4 Meminta masing-masing siswa untuk menuangkan gagasan tentang mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen
Talk
5 Menginstruksikan siswa untuk mendiskusikan hasil pemikirannya dengan cara bertukar pendapat dalam teman kelompok
6 Meminta siswa untuk menyusun pendapat/ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok
7 Membimbing siswa dalam menanggapi dan memberi masukan kepada teman kelompok
Write
8 Guru membimbing siswa dalam menuliskan hasil kesepakatan atas jawaban dari tugas yang diberikan 9 Menuliskan hasil jawaban pada lembar evaluasi yang
disediakan
(28)
29
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktifitas Siswa dalam Tahap-Tahap Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
Think
1 Mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru 2 Membaca dan memahami cerpen dari guru
3 Memperhatikan unsur intrinsik yang terkait pada cerpen
4 Secara individu menuangkan gagasan mengenai mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen yang sudah dibaca dan dipahami
Talk
5 Siswa mendiskusikan hasil pemikirannya dengan cara bertukar pendapat dalam kelompok
6 Siswa menyusun pendapat/ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok
7 Menanggapi dan memberi masukan kepada teman kelompok
Write
8 Siswa menuliskan hasil kesepakatan atas jawaban dari tugas yang diberikan
9 Semua siswa menuliskan hasil jawaban mereka di kertas yang sudah disediakan dengan tulisan yang rapi
Jumlah Rata-rata
Keterangan :
Rata-rata = jumlah nilai Ya X 100
Jumlah aspek yang diamati
Kategori Penilaian
80 – 100 = A (SANGAT BAIK) 70 – 80 = B (BAIK)
50 – 60 = C (CUKUP) 10 – 40 = D (KURANG)
(29)
30
b. Tes
Tes adalah tindakan yang dilakukan berupa tes lisan dan tertulis atau yang lainnya. Tes yang akan dilakukan oleh peneliti adalah tes tertulis karena tes tersebut berkaitan dengan pembelajaran keterampilan menulis siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik pada cerpen.
Tes ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan pemahaman siswa melalui materi yang diajarkan yaitu mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek.
Selanjutnya nilai dapat dimasukkan kedalam lembar penilaian proses pembelajaran keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen dengan strategi Think Talk Write (Terlampir). Dengan kriteria sebagai berikut:
Keterangan:
Nilai 20 jika dalam 5 aspek (tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat) semua benar
Nilai 15 jika dalam 5 aspek (tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat) sebagian besar benar
Nilai 10 jika dalam 5 aspek (tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat) sebagian kecil benar
Nilai 5 jika dalam 5 aspek (tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat) semua salah
Penilaian:
Nilai Akhir = jumlah dari semua aspek Kriteria penilaian:
90 - 100 = A (SANGAT BAIK) 70 – 80 = B (BAIK)
50 – 60 = C (CUKUP) 10 – 40 = D (KURANG)
(30)
31
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan alat atau media untuk memotret serta merekam kegiatan yang sedang dilakukan. Peneliti menggunakan dokumentasi untuk memperlihatkan atau membuktikan bahwa data yang didapat benar adanya.
F. Analisis Data
Menurut Sugiyono, (2013, hlm. 335) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Setelah data diperoleh melalui pengumpulan data, selanjutnya data tersebut diolah melalui tahap-tahap berikut ini:
1. Deskripsi data
Data yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk uraian deskripsi. Data yang disajikan meliputi hasil observasi, tes pada pra siklus sampai siklus selanjutnya.
2. Interpretasi
Temuan-temuan yang ada di interpretasi dengan merujuk kepada acuan teoritik tentang mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan menerapkan strategi think talk
write. Peneliti dalam proses ini, berusaha untuk memunculkan arti dari
setiap data yang diperoleh. 3. Validitas
(31)
32
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
4. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang sudah dideskripsikan, dianalisis dan diinterpretasi kemudian disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian dan hipotesis tindakan apakah hipotesis diterima atau ditolak.
G. Indikator Keberhasilan
Ketuntasan belajar siswa dapat dijadikan acuan melalui indikator yang sudah dicapai oleh siswa tersebut. Ketuntasan tersebut dapat dilihat dari berhasil atau tidaknya indikator yang sudah ditetapkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan menerapkan strategi Think Talk Write terdapat beberapa indikator dalam setiap aspek. Berikut indikator keberhasilan siswa pada pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek:
Tabel 3.3
Indikator Keberhasilan Siswa Pada Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek
No Aspek yang diamati Indikator
1 Menyebutkan unsur intrinsik cerpen
- Siswa dapat menyebutkan unsur intrinsik cerpen
- Siswa dapat memahami unsur intrinsik cerpen yaitu tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat
2 Mengidentifikasi unsur intrinsik yang terkandung dalam cerpen
- Siswa dapat menentukan tema, tokoh/penokohan, latar, alur, dan amanat dalam cerita
3 Menyimpulkan isi cerita yang didengar
- Siswa dapat mendengar dan memperhatikan cerita yang didengarnya pada saat guru membacakan cerpen tersebut
- Siswa dapat menyimpulkan isi cerita dengan tepat
(32)
33
Berdasarkan tabel diatas, siswa diharapkan dapat mencapai nilai yang sesuai dengan KKM yaitu 70% jika nilai siswa kurang dari 70% maka siswa belum mencapai keberhasilan. Jika semua siswa mencapai nilai lebih dari 70% berarti siswa sudah mencapai indikator yang sudah ditentukan. Sehingga 100% pemahaman mengenai keterampilan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk
Write mencapai keberhasilan.
(33)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan pembahasan yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Penerapan strategi Think Talk Write (TTW) merupakan strategi yang
cocok untuk diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen. Hal tersebut terlihat bahwa dimulai dari pra siklus sampai siklus II keterampilan siswa di kelas V SDN Umbul Kapuk mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Strategi ini dapat mendorong siswa untuk berpikir, berbicara/berdiskusi, dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Selain itu, untuk mempengaruhi dan memanipulasi ide-ide sebelum menuangkannya dalam bentuk tulisan. Sehingga strategi ini sangat berperan dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen yang membutuhkan ide-ide untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Selain itu, strategi ini pun mengubah siswa menjadi aktif
2. Keterampilan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen di kelas V SDN Umbul Kapuk setelah menerapkan strategi Think Talk
Write menjadi meningkat. Hal ini terlihat pada aktivitas guru; pada
Siklus I mencapai nilai 66,66, sedangkan pada Siklus II mencapai nilai 88,88. Sedangkan aktivitas siswa pada Siklus I sebesar 55,55 dan Siklus II mencapai nilai 77,77. Demikian pula dengan tes kelompok; pada Siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 56,66 dan Siklus II 81,66. Sementara itu tes evaluasi; Pra Siklus diperoleh nilai rata-rata 51,33, Siklus I 63,33, dan Siklus II 78,66.
(34)
59
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti bermaksud merekomendasikannya kepada:
1. Guru
Penelitian ini menghasilkan RPP yang bisa digunakan oleh guru untuk pembelajaran Bahasa Indonesia dan menerapkan strategi Think Talk
Write (TTW) dalam proses kegiatan belajar mengajar serta dapat
dijadikan acuan untuk meningkatkan proses berpikir siswa, berdiskusi, dan mengembangkan tulisan siswa khususnya di kelas V, karena sudah terbukti dapat meningkatkan pamahaman siswa berdasarkan proses perkembangannya. Ditambah lagi dengan adanya intrumen yang dilakukan dapat mempermudah guru dalam mengamati proses belajar siswa. Selain itu, siswa kelas V SD berada pada tahapan belajar berpikir kreatif, berinteraksi dengan temannya dan berdiskusi dalam menuangkan ide-ide baik lisan maupun tulisan, sehingga strategi ini dianggap sebagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
2. Kepala Sekolah
Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini, Kepala Sekolah dapat menginformasikan kepada guru-guru lain untuk menerapkan strategi
Think Talk Write dalam proses pembelajaran di kelas, karena strategi Think Talk Write dipandang ampuh dan efektif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.
3. Peneliti Selanjutnya
Dari hasil penelitian ini data yang diperoleh dapat dijadikan acuan untuk para peneliti selanjutnya dalam menerapkan strategi Think Talk
Write (TTW) karena tidak hanya untuk pembelajaran Bahasa Indonesia
(35)
DAFTAR PUSTAKA
Agunsari, Devi. (2012). Penggunaan Strategi Think-Talk-Write (TTW) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas IV SDN Kedaleman 1 Kecamatan Cibeber Kota Cilegon. (Skripsi). Cilegon.
Cahyani, I, dan Hodijah. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. Bandung: UPI PRESS.
Darisman, (2005). Ayo Belajar Berbahasa Indonesia Untuk Kelas 5 SD. Jakarta: Yudhistira.
Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mega, N, Arfah, dkk. (2013). Kreatif Bahasa Indonesia Untuk SD Kelas 5. Jakarta: Duta.
Nirmala, D, Cahya. (2012). Penerapan Strategi Think-Talk-Write (TTW) Sebagai
Upaya Meningkatkan Kemampuan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMP Al-Azhar 3 Bintaro. (Skripsi). UIN Syarif Hidayattullah, Jakarta.
Perdana, I, Gema. (2014). Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Konsep Sumber Daya Alam pada Pembelajaran IPS. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia,
Serang.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tukan, P. (2006). Mahir Berbahasa Indonesia SMA X. Jakarta: Yudistira.
Yusnandar, E dan Nur’aini. (2014). Metode Penelitian Pendidikan di Kelas. Serang: UPI.
(1)
31
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan alat atau media untuk memotret serta merekam kegiatan yang sedang dilakukan. Peneliti menggunakan dokumentasi untuk memperlihatkan atau membuktikan bahwa data yang didapat benar adanya.
F. Analisis Data
Menurut Sugiyono, (2013, hlm. 335) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Setelah data diperoleh melalui pengumpulan data, selanjutnya data tersebut diolah melalui tahap-tahap berikut ini:
1. Deskripsi data
Data yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk uraian deskripsi. Data yang disajikan meliputi hasil observasi, tes pada pra siklus sampai siklus selanjutnya.
2. Interpretasi
Temuan-temuan yang ada di interpretasi dengan merujuk kepada acuan teoritik tentang mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan menerapkan strategi think talk
write. Peneliti dalam proses ini, berusaha untuk memunculkan arti dari
setiap data yang diperoleh. 3. Validitas
(2)
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
4. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang sudah dideskripsikan, dianalisis dan diinterpretasi kemudian disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian dan hipotesis tindakan apakah hipotesis diterima atau ditolak.
G. Indikator Keberhasilan
Ketuntasan belajar siswa dapat dijadikan acuan melalui indikator yang sudah dicapai oleh siswa tersebut. Ketuntasan tersebut dapat dilihat dari berhasil atau tidaknya indikator yang sudah ditetapkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan menerapkan strategi Think Talk Write terdapat beberapa indikator dalam setiap aspek. Berikut indikator keberhasilan siswa pada pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek:
Tabel 3.3
Indikator Keberhasilan Siswa Pada Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek
No Aspek yang diamati Indikator
1 Menyebutkan unsur intrinsik cerpen
- Siswa dapat menyebutkan unsur intrinsik cerpen
- Siswa dapat memahami unsur intrinsik cerpen yaitu tema, tokoh/penokohan, latar/setting, alur, dan amanat
2 Mengidentifikasi unsur intrinsik yang terkandung dalam cerpen
- Siswa dapat menentukan tema, tokoh/penokohan, latar, alur, dan amanat dalam cerita
3 Menyimpulkan isi cerita yang didengar
- Siswa dapat mendengar dan memperhatikan cerita yang didengarnya pada saat guru membacakan cerpen tersebut
- Siswa dapat menyimpulkan isi cerita dengan tepat
(3)
33
Berdasarkan tabel diatas, siswa diharapkan dapat mencapai nilai yang sesuai dengan KKM yaitu 70% jika nilai siswa kurang dari 70% maka siswa belum mencapai keberhasilan. Jika semua siswa mencapai nilai lebih dari 70% berarti siswa sudah mencapai indikator yang sudah ditentukan. Sehingga 100% pemahaman mengenai keterampilan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek dengan strategi Think Talk
Write mencapai keberhasilan.
(4)
Efa Sufrianti, 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan pembahasan yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Penerapan strategi Think Talk Write (TTW) merupakan strategi yang
cocok untuk diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen. Hal tersebut terlihat bahwa dimulai dari pra siklus sampai siklus II keterampilan siswa di kelas V SDN Umbul Kapuk mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Strategi ini dapat mendorong siswa untuk berpikir, berbicara/berdiskusi, dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Selain itu, untuk mempengaruhi dan memanipulasi ide-ide sebelum menuangkannya dalam bentuk tulisan. Sehingga strategi ini sangat berperan dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen yang membutuhkan ide-ide untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Selain itu, strategi ini pun mengubah siswa menjadi aktif
2. Keterampilan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen di kelas V SDN Umbul Kapuk setelah menerapkan strategi Think Talk
Write menjadi meningkat. Hal ini terlihat pada aktivitas guru; pada
Siklus I mencapai nilai 66,66, sedangkan pada Siklus II mencapai nilai 88,88. Sedangkan aktivitas siswa pada Siklus I sebesar 55,55 dan Siklus II mencapai nilai 77,77. Demikian pula dengan tes kelompok; pada Siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 56,66 dan Siklus II 81,66. Sementara itu tes evaluasi; Pra Siklus diperoleh nilai rata-rata 51,33, Siklus I 63,33, dan Siklus II 78,66.
(5)
59
Efa Sufrianti, 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti bermaksud merekomendasikannya kepada:
1. Guru
Penelitian ini menghasilkan RPP yang bisa digunakan oleh guru untuk pembelajaran Bahasa Indonesia dan menerapkan strategi Think Talk
Write (TTW) dalam proses kegiatan belajar mengajar serta dapat
dijadikan acuan untuk meningkatkan proses berpikir siswa, berdiskusi, dan mengembangkan tulisan siswa khususnya di kelas V, karena sudah terbukti dapat meningkatkan pamahaman siswa berdasarkan proses perkembangannya. Ditambah lagi dengan adanya intrumen yang dilakukan dapat mempermudah guru dalam mengamati proses belajar siswa. Selain itu, siswa kelas V SD berada pada tahapan belajar berpikir kreatif, berinteraksi dengan temannya dan berdiskusi dalam menuangkan ide-ide baik lisan maupun tulisan, sehingga strategi ini dianggap sebagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
2. Kepala Sekolah
Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini, Kepala Sekolah dapat menginformasikan kepada guru-guru lain untuk menerapkan strategi
Think Talk Write dalam proses pembelajaran di kelas, karena strategi Think Talk Write dipandang ampuh dan efektif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.
3. Peneliti Selanjutnya
Dari hasil penelitian ini data yang diperoleh dapat dijadikan acuan untuk para peneliti selanjutnya dalam menerapkan strategi Think Talk
Write (TTW) karena tidak hanya untuk pembelajaran Bahasa Indonesia
(6)
Efa Sufrianti, 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Agunsari, Devi. (2012). Penggunaan Strategi Think-Talk-Write (TTW) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas IV SDN Kedaleman 1 Kecamatan Cibeber Kota Cilegon. (Skripsi). Cilegon.
Cahyani, I, dan Hodijah. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah
Dasar. Bandung: UPI PRESS.
Darisman, (2005). Ayo Belajar Berbahasa Indonesia Untuk Kelas 5 SD. Jakarta: Yudhistira.
Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mega, N, Arfah, dkk. (2013). Kreatif Bahasa Indonesia Untuk SD Kelas 5. Jakarta: Duta.
Nirmala, D, Cahya. (2012). Penerapan Strategi Think-Talk-Write (TTW) Sebagai
Upaya Meningkatkan Kemampuan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMP Al-Azhar 3 Bintaro. (Skripsi). UIN Syarif Hidayattullah, Jakarta.
Perdana, I, Gema. (2014). Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Konsep Sumber Daya Alam pada Pembelajaran IPS. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia,
Serang.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tukan, P. (2006). Mahir Berbahasa Indonesia SMA X. Jakarta: Yudistira.
Yusnandar, E dan Nur’aini. (2014). Metode Penelitian Pendidikan di Kelas. Serang: UPI.