PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PETANI BUNGA HIAS DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG TAHUN 1988-2012.

(1)

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PETANI BUNGA HIAS DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG TAHUN 1988-2012

Dari sistemTradisionalkeAgrobisnis

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh : TiwiKartiwi ( 0705297)

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PETANI BUNGA HIAS DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG TAHUN 1988-2012

Dari sistemTradisionalkeAgrobisnis

Oleh TiwiKartiwi

Sebuahskripsi yang

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanapadaFakultasIlmuPendidikanSejarah

© TiwiKartiwi2014 UniversitasPendidikan Indonesia

Desember 2014

HakCiptadilindungiundang-undang.

Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhyaatausebagian, dengandicetakulang, difoto kopi, ataucaralainnyatanpaijindaripenulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PETANI BUNGA HIAS DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG TAHUN 1988-2012

Dari sistemTradisionalkeAgrobisnis

TiwiKartiwi 0705297

Disetujuidan Disahkan Oleh Pembimbing : Pembimbing 1

Dra.Moerdiyah Winarti M.Hum NIP .196005291987032002

Pembimbing 2

Drs. SyariefMoeis NIP . 19590305198901001

Mengetahui,

KetuaJurusanProgram StudiPendidikanIlmuSejarah

Prof. Dr Dadang. Supardan, M.Pd NIP .19570408198403103

Tiwi Kartiwi

0705297


(4)

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PETANI BUNGA HIAS DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG TAHUN 1988-2012

Dari sistemTradisionalkeAgrobisnis

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I Penguji II

Yeni Kurniawati,Sumantri.S.Pd.M.Pd Ayi Budi Santosa M.si NIP.197706022003122001 NIP. 196303111989011001

Penguji III

Drs. Suwirta M.Hum NIP. 196110141986011001

Mengetahui :

KetuaJurusanPendidikanIlmuSejarah FakultasPendidikanIlmuPengetahuanSosial

UniversitasPendidikan Indonesia

Prof.Dr. H.Dadang. Supardan, M.Pd NIP. 197706022003122001


(5)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAKSI

Skripsi ini yang berjudul “ Perkembangan Kehidupan Petani Bunga Hias di Desa

Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012” Dari Sistem tradisional ke Agrobisnis . Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana upaya para petani di Cihideung dalam mengembangkan cara-cara pertanian dengan sistem Agrobisnis. Penelitian difokuskan pada tahun 1988-2012, karena pada periode tersebut terdapat perubahan sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Cihideung dari sistem tradisional ke Agrobisnis. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian skripsi ini yaitu menggunakan metode historis,yang meliputi tiga tahapan yakni, pengumpulan sumber-sumber Heuristik baik secara lisan maupun tulisan disertai dengan kritik eksternal maupun internal, selain studi literature juga menggunakan teknik wawancara terhadap sumber-sumber terkait dalam permasalahn penelitian. Adapun metode historiografi meliputi penafsiran, penjelasan, dan penyajian.Untuk memperdalam analisis, penulis menggunakan pendekatan interdisipliner mellaui kajian ilmu sosiologi dan ilmu-ilmu pertanian dengan banyak menggunakan konsep-konsep seperti perubahan sosial, pengertian masyarakat Desa dan pertanian berbasis Agrobisnis. Mayoritas penduduk Desa Cihideung merupakan petani bunga hias yang terletak di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelumnya masyarakat ini bermata pencaharian sebagai petani sayur mayur, namun pada tahun 1988 dimana perintisan bunga hias ini dibuka setelah adanya kerjasama dengan PT. Bunga Nusantara Cisarua-Bogor yang disertai pembangunan akses jalan raya sehingga pengunjung wisatawan dapat menikmati keindahan Desa Cihideung. Selanjutnya pada tahun 2010 kehidupan petani bunga hias berubah ke sistem Agrobisnis. Permintaan bunga hias ini sangat besar terutama untuk dekorasi pesta pernikahan, hari raya keagamaan, tahun baru, kebutuhan toko bunga ( florist) dan hotel. Upaya masyarakat petani maupun pemerintah sangat berpengaruh bagi perkembangan Desa Cihideung dengan ditandai adanya program Sekolah Lapang (SL) dan badan penyuluh lapangan (PPL) untuk membina para petani bunga hias Desa Cihideung. Kontribusi secara langsung yaitu kemajuan desa terlihat dari perubahan sosial maupun ekonomi dari sektor pertanian bunga hias. Dan kini Desa Cihideung telah terkenal dengan wisata bunga. Namun, untuk permasalahan lain adalah banyaknya para pendatang dari kota ke Desa Cihideung untuk membeli lahan tanah untuk dijadikan daerah parawisata alam, Vila-vila, dan restaurant. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan khusus dari pemerintah dalam menyikapi permasalahan itu disertai kesadaran warga masyarakat desa Cihideung agar tidak menjual tanahnya kepada para pendatang dari kota untuk bisnis wisata kuliner di Desa Cihideung


(6)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR………... ii

UCAPAN TERIMAKASIH……….... iii

DAFTAR ISI………. iv

DAFTAR GAMBAR……… v

DAFTAR TABEL……… vi

DAFTAR TABEL GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah………. 1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah……….. 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 6

1.4 Metode Penelitian………... 8

1.5 Sistematika Penulisan……… 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka……….. 14

2.1.1 Pertanian dan Masyarakat Desa……… 14


(7)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.3 Manajemen Agrobisnis………... 23

2.1.4 Kebijakan Pemerintah dalam Sektor Pertanian……… 26

2.1.5 Pengertian Perubahan Sosial……….. 28

2.1.6 Teori-Teori Perubahan Sosial……….... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 39

3.1 Persiapan Penelitian... 41

3.1.1 Penentuan dan pengajuan tema penelitian... 41

3.1.2 Penyusunan rancangan penelitian... 42

3.3.1 Mengurus perijinan penelitian... 42

3.3.1 Menyiapkan perlengkapan penelitian... 43

3.1.5 Bimbingan... 43

3.2 Pelaksanaan penelitian... 44

3.2.1 Heuristik ( Pengumpulan Sumber)... 44

3.2.2 Kritik Sumber... 48

3.2.1 Interpretasi... 54

3.3 Penulisan laporan penelitian... 54

BAB IV PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PETANI BUNGA HIAS DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG


(8)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KABUPATEN BANDUNG BARAT.

4.1 Gambaran umum Desa Cihideung Kecamatan Parongpong

Kabupaten Bandung Barat………... 59

4.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif………... 59

4.1.2 Kondisi Demografis Desa Cihideung Kecamatan Parongpong pada tahun 1988……… 63

4.1.3 Kehidupan Sosial-Ekonomi warga Cihideung sebelum berkembangnya Agrobisnis pada tahun 1988……… 73

4.2 Upaya petani bunga hias dalam mengembangkan Pertanian dengan sistem Agrobisnis... 78

4.2.1 Pelaksanaan kegiatan pertanian dengan sistem Agrobisnis……… 78

4.2.2 Proses produksi pertanian (Agroproduct)……… 85

4.2.3 Bagian pemasaran hasil pertanian( Agromarketing)……… 99

4.2.4 Kendala-kendala yang dihadapi oleh petani bunga hias di Desa Cihideung……… 103

4.3 Peranan tokoh masyarakat dan munculnya kelompok-kelompok petani Bunga hias……… 105 4.3.1 Perkembangan kelompok-kelompok tani bunga hias di Desa Cihideung


(9)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahun 2010 dengan sistem Agrobisnis……… 105

4.4 Peran pemerintah daerah dalam pengembangan Agrobisnis bunga hias…… 117

4.4.1 Peran pemerintah dalam mengembangkan program Agrobisnis bunga hias... 117

4.4.2 Pelaksanaan kegiatan Sekolah Lapangan ( SL)……… ... 119

4.4.3 Petugas Penyuluh Lapang ( PPL) dinas pertanian Kabupaten Bandung Barat……… 121

4.4.4 Sarana dan Prasarana kelompok-kelompok tani yang di bangun oleh pemerintah melalui sistem GAP dan GHP……… 123

4.6 Dampak sosial, ekonomi dan budaya dari penerapan sistem Agrobisnis bagi warga Sekitar Desa Cihideung……… 127

BAB V PENUTUP……… 148

5.1 Kesimpulan……… 148

5.2 Saran……… 153

DAFTAR PUSTAKA……… 153 RIWAYAT HIDUP


(10)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1 Peta wilayah Desa Cihideung Kecamatan Parongpong………... 60

4.2 Daerah Cihideung tahun 1988 sampai tahun 2012……….. 74

4.3 Keadaan sosial Penduduk Desa Cihideung……… 76

4.4 Mata air Irung-irung……… 77

4.5 Peralihan komoditas sayuran ke Agrobisnis bunga hias……… 78

4.6 Toko bunga dan tanaman hias khas Cihideung………. 81

4.7 Pasar bunga Wastukencana... 84

4.8 Bangunan plastik green House……… 94

4.9 Bunga hias potong siap panen………. 97

4.10 Kegiatan Sekolah Lapangan SL... 121

4.11 Kegiatan program PPL... 113

4.12 Kunjungan rapat GAPOKTAN... 115

4.13 Kegiatan survei dinas pertanian dan registrasi kebun……… 118

4.14 Peresmian GAPOKTAN……… 122

4.15 Festival bunga hias khas Desa Cihideung……… 144

DAFTAR TABEL


(11)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahun 1988-2012………... 64 4.2 Mata pencaharian penduduk Desa Cihideung Kecamatan Parongpong

Tahun 1988-2012……… 67 4.3 Perkembangan pendidikan masyarakat Cihideung pada pendidikan formal

pada tahun 1988-2012 rata-rata……… 70 4.4 Perkembangan pendidikan masyarakat Desa Cihideung pada angka

tahun 2009-2012………. 72

4.5 Jenis tanaman hias pot dan bunga hias pot di Desa Cihideung……….. 81 4.6 Bagian utama bangunan plastik atau rumah bunga Green House…………... 91

4.7 Sarana produksi untuk budidaya bunga hias………... 95 4.8 Perkembangan kelompok tani Asosiasi bunga hias di Cihideung……… 117

4.9 Perkembangan penduduk Desa Cihideung kepala keluarga Buruh tani……… 129 4.10 Jumlah kepala keluarga yang sejahtera di bidang pertanian………. 141

GAMBAR BAGAN

4.1 Profil Kelompok Tani Setiawargi tahun 2009……….. 105 4.2 Struktur Organisasi Kelompok Tani Setiawargi Desa Cihideung tahun


(12)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012


(13)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada awal tahun 1988, mayoritas penduduk Cihideung merupakan desa yang mengandalkan sektor pertanian dan peternakan. Budidaya pertanian di Desa Cihideung biasanya menanam sayuran, seperti: kentang, kol, tomat, wortel, dan cabai. Pada umumnya petani di desa Cihideung menanam sayuran atas keinginan dan insiatif sendiri, tanpa melihat arah pemasaran yang jelas, petani juga belum mengenal bimbingan yang khusus. Pengertian bertani sayuran tradisional mengacu pada cara bertani dari proses dan hasil dari keseluruhannya tidak ada perencanaan dan manajemen yang baik, sehingga arah dan tujuannya kurang maksimal yang mana mengakibatkan jumlah produksi hasil pertanian sayuran terlampau banyak, dan bahkan harganya tidak laku sama sekali dipasaran. Sedangkan, dalam sektor peternakan di desa Cihideung yaitu memelihara sapi perah, yang susu sapinya bisa di jual kepada pengecer yang langsung didistribusikan ke KUD Puspa Mekar di Kecamatan Parongpong.

Pada tahun 1989 di desa Cihideung merupakan jalan setapak, dan tidak begitu terkenal, namun setelah adanya pelebaran jalan aspal yang diresmikan langsung oleh kementrian penerangan, yaitu bapak Harmoko beserta istri dari Wapres RI yaitu Een Sudarmono, yang ketika itu masih dalam pemerintahan Presiden Soeharto, Desa Cihideung mulai dikenal sebagai desa budidaya tanaman hias pot yang mulai ramai dikunjungi wisatawan.

Ketika krisis melanda Indonesia pada tahun 1998, sangat berpengaruh besar pada petani tradisional tanaman bunga hias pot seperti: bugenvil, bunga sepatu, alamanda, dan lain-lainnya. Sehingga pada waktu itu banyak petani mengalami kerugian besar dalam usahanya.


(14)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian pada tahun 2010 petani di Desa Cihideung menghidupkan kembali sektor tanaman hias dengan model manajemen Agrobisnis dengan nama kelompok tani Giri Mekar yang menggantikan kelompok tani tanaman hias KUD BICI ketika awal berdirinya tahun 1989 yang bersifat tradisional.

Berikut ini adalah pengertian dari Manajemen Agrobisnis yang ditulis E. Gumbira-Sa’id dan A. Harizt Intan (2001:212). Bahwa pengertian dari manajemen yaitu suatu rangkaian proses yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganiasasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pengendalian dalam rangka memberdayakan seluruh sumber daya organiasasi, baik sumber daya manusia, modal, material, maupun teknologi secara optimal untuk mencapai organisasi.

Pada tahun 2010 diterapkan Agrobisnis bunga hias potong para petani Cihideung dapat merencanakan dan memenejerial secara langsung pertaniannya dengan sasaran dan tujuan yang baik. Pengaruhnya ternyata berdampak positif bagi kehidupan petani bunga hias dari segi perekonomian yang mana sistem pertaniannya sudah mulai modern dan sudah meninggalkan cara- cara tradisional. Sistem peralihan dari cara tradisional ke sistem modern Agrobisnis membuat daerah Cihideung menjadi sejahtera dengan dikenalnya sebagai desa Agrowisata bunga dan menjadi salah satu tempat pariwisata bunga yang sangat terkenal di Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.

Jenis bunga potong yang ditawarkan dari sistem Agrobisnis pada tahun 2010 ini, seperti: bunga Mawar, bunga Gerberra, bunga Anyelir, bunga Krisan merupakan jenis yang paling diminati masyarakat, untuk dijadikan dekorasi-dekorasi seperti: upacara besar, resepsi pernikahan dan kebutuhan hotel/ florist (toko bunga). Pasar potensial bunga hias umumnya adalah kota-kota besar, seperti, Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Malang, dan Denpasar. Permintaan bunga potong yang paling tinggi terjadi pada hari-hari besar Islam, Natal serta Tahun baru, Imlek, dan saat ada upacara-upacara (peresmian).


(15)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Upaya terus dilakukan oleh para petani bunga hias yang tersebar di beberapa Kecamatan Prongpong yang khususnya memiliki sentra Agrobisnis bunga hias yang terbesar di Kabupaten Bandung Barat yang di bagi menjadi tiga daerah, yakni sekitar wilayah Kecamatan Cihideung, Cisarua, dan Lembang. Perkembangan dalam sektor pertanian yang terjadi di Desa Cihideung menjadikannya sebagai Desa paling maju dalam tingkat perekonomian, diantara daerah sentra bunga hias lainnya, dan menjadikan Desa Cihideung sebagai tempat percontohan yang mendapat penghargaan sebagai Desa “Agrowisata bunga” di kawasan Kabupaten Bandung Barat untuk Desa Cihideung.

Jalur Desa Cihideung letak daerahnya sangat strategis dengan tempat wisata alam, yaitu dekat dengan wisata Tangkuban Perahu, dimana daerah ini sering dilewati pengunjung domestik untuk berwisata alam. Hampir 85% penduduknya membangun green house ( rumah bunga) di area rumah pekarangannya, yang diantaranya tanaman hias seperti ( Bonsai, Palm, Anturium, dll) yang berjajar dengan pot-pot berisi tanaman hias, yang tertata rapi di setiap sudut pekarangan depan rumah penduduk Desa Cihideung. Para pengunjung wisatawan yang kebetulan melewati Desa Cihideung, Pada umumnya sangat tertarik untuk membeli aneka bunga hias dan tanaman hias yang tertata rapi di setiap sudut area pekarangan rumah penduduk masyarakat Desa Cihideung, karena tanaman hias potnya sangat beraneka ragam jenis dari mulai: tanaman Palm, Bonsai, Kembang Sepatu, Kumis Kucing, Anturium, dan lain-lainnya.

Kemajuan desa Cihideung ini, tidak terlepas dari program Sekolah Lapangan (SL) dan adanya penyuluhan-penyuluhan pertanian, Sebagai upaya pemerintah dalam mengembangkan kawasan bisnis pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk disekitarnya, maka dibentuk lembaga sebagai wadah untuk menampung berbagai aspirasi masyarakat petani bunga hias didaerah Kabupaten Bandung Barat yang melingkupi daerah dan Kecamatan Cisarua,


(16)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cihideung, dan Lembang. Kelompok tani atau yang biasa disingkat ( POKTAN ) ini bertujuan untuk:

a. Meningkatkan produktivitas, produksi dan mutu hasil bunga hias sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

b. Meningkatkan efisiensi produktivitas bunga hias.

c. Mengatasi permasalahan teknis yang menyebabkan target produksi tidak tercapai.

d. Melakukan koreksi terhadap kesalahan teknis yang terjadi secara terulang sehingga mengakibatkan penurunan produksi dan mutu hasil. e. Mempertahankan kelestarian lingkungan produksi, menjaga kesehatan,

keselamatan dan keamanan pekerja secara berkelanjutan.

Pada Umumnya pertanian bunga hias ini telah memberikan simpati bagi pemerintah Kabupaten Bandung Barat, dan membantu dalam upaya pembangunan daerah dari sektor pertanian dari Agrobisnis bunga hias ini, sesuai dengan penerbitan nomor registrasi dan surat keterangan registrasi kebun/ lahan usaha dilakukan oleh Dinas Propinsi dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/Permentan/OT.140/10/2010. Tentang tata cara penerapan registrasi kebun/ lahan usaha.

Dan selanjutnya, pertanian dengan komoditas Agrobisnis bunga hias ini, yang berada dikawasan daerah Cihideung mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehingga pemerintah Kabupaten Bandung Barat ikut berpartisipasi dalam membantu perkembangannya, baik itu didalam aspek permodalan, pelatihan sumber daya manusia, serta berbagai penyuluhan dalam cara-cara penanaman bunga diikuti dengan penyuluhan, macam- macam obat-obatan pestisida yang cocok untuk hama tanaman bunga.

Desa Agrobisnis merupakan konsep dari suatu sistem yang integratif dan terdiri dari beberapa sub- sistem atau bagian, yaitu: (1) sub-sistem


(17)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengadaan sarana produksi ( Agroindustri hulu), (2) sub-sistem produksi usaha tani, (3) sub-sistem pengolahan dan industri hasil pertanian (Argoindustri hilir), (4) sub-sistem pemasaran dan perdagangan, dan (5) sub-sistem kelembagaan penunjang (Davis and Golberg, 1957 ; Downey and Erickson, 1987); Saragih (1998).

Konsep ini dijalankan melalui program Agrobisnis yang lebih modern untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha pertanian dalam suatu sistem yang menyeluruh, berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi yang digerakan oleh masyarakat serta di fasilitasi oleh pemerintah. Peran aktif pemerintah ini merupakan upaya yang positif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, khususnya petani bunga hias di Desa Cihideung.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian. Penelitian ini dinilai penting untuk dikaji dengan tujuan untuk melihat potensi Agrobisnis bunga hias dan pengaruh terhadap masyarakat Desa Cihideung dilihat dari aspek sosial dan ekonomi. Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada agrobisnis bunga hias ( Mawar, Krisan, Gerrbera, Anyelir). Serta bagaimana upaya para petani dalam menghadapi permasalahan dari sistem pertanian Agrobisnis yaitu keterbatasan modal yang sangat tinggi dengan sempitnya lahan untuk bertani bunga hias, sementara lahan di Desa Cihideung telah banyak dibangun villa-vila dan tempat – tempat wisata dan kuliner yang mulai bermunculan di Desa Cihideung sehingga petani bunga hias itu perlu lahan yang sangat luas untuk bertani bunga hias.

Alasan penulis mencantumkan tahun 2012 adalah pertama, gambaran umum mengenai petani bunga hias yang sudah mengenal sistem Agrobisnis bunga hias, dimana petani Desa Cihideung lebih tertarik pada bunga hias ( Krisan, Gerberra, Anyelir dan Mawar), yang sebelumnya mengandalkan pertanian sayur mayur yang bercorak pertanian tradisional sebelum tahun 1988. kedua, Latar belakang penulis yang lahir dan dibesarkan di daerah Desa Cihideung sehingga


(18)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ada keinginan penulis untuk mengangkat sesuatu yang beda dan menarik dalam Agrobisnis bunga hias, dengan adanya bantuan dan partisipasi pemerintah, di bidang sektor pertanian di Kabupaten Bandung Barat untuk para petani bunga hias Cihideung.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian. Tujuannya untuk melihat potensi dari Agrobisnis bunga hias dan kontribusinya terhadap masyarakat Desa Cihideung. Bila dilihat dari aspek sosial dan ekonominya.

Berkaitan dengan kepentingan skripsi ini, penulis merumuskan permasalahannya tersebut dalam sebuah skripsi yang berjudul

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PETANI BUNGA HIAS DESA

CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG TAHUN 1988-2012: Dari sistem Tradisional ke Agrobisnis.”

1.2Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan beberapa pokok pemikiran yang diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah utama yang akan di bahas dalam kajian penulisan,

yaitu “Perkembangan Kehidupan Agrobisnis Petani Bunga Hias di Desa

Cihideung Kecamatan Parongpong, pada tahun 1988-2012: Dari tradisional ke

Agrobisnis modern.

Untuk memudahkan dan mengarahkan dalam pembahasan, penulis mengidentifikasikan beberapa permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kehidupan awal petani sayur tradisional di Desa Cihideung sebelum diberlakukannya Agrobisnis bunga hias?

2. Bagaimana upaya para petani di Cihideung dalam mengembangkan cara-cara pertanian sistem Agrobisnis?


(19)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana pengaruh dari sistem pertanian Agrobisnis terhadap kehidupan masyarakat Desa Cihideung?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan kehidupan awal petani sayur tradisional di Desa Cihideung sebelum diberlakukannya Agrobisnis bunga hias.

2. Menjelaskan upaya para petani di Desa Cihideung dalam mengembangkan cara-cara pertanian sistem Agrobisnis.

3. Menjelaskan pengaruh dari sistem pertanian Agrobisnis terhadap kehidupan masyarakat di Desa Cihideung.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan setelah adanya penelitian mengenai perkembangan Agrobisnis bunga hias di Kabupaten Bandung Barat, yaitu:

1. Bagi penulis, penulisan skripsi ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan bisa mengangkat potensi dan keunikan yang dimiliki oleh daerah Cihideung dari sektor pertanian yang lebih modern melalui Agrobisnis bunga hias.

2. Bagi petani Agrobisnis bunga hias, petani bunga hias diharapkan mendapatkan informasi yang jelas mengenai faktor yang utama sehingga dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan hidup untuk masa depannya.

3. Bagi pemerintah Kabupaten Bandung Barat dapat memberikan evaluasi atau gambaran yang jelas dari upaya partisipasinya dalam rangka membantu penduduk di daerah pedesaan , di dalam sektor pertanian terutama dalam bidang Agrobisnis bunga hias di Desa Cihideung. Dan sebagai gambaran


(20)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

umum untuk informasi selanjutnya dalam sejarah pertanian yang ada di Jawa Barat dalam sistem ekonomi yang lebih modern.

4. Bagi masyarakat desa Cihideung, bagi masyarakat desa yang belum mengenal Agrobisnis bunga hias dapat dijadikan bahan rujukan atau informasi untuk memulai usaha bertani secara modern. Dan penulisan skripsi ini dapat mengangkat eksistensi sebagai pelopor untuk mendorong masyarakat di daerah lain, untuk tertarik di bidang sektor pertanian terhadap Agrobisnis bunga hias yang berpeluang besar untuk dikembangkan dan diikuti oleh masyarakat lainnya, untuk berbisnis dibidang pertanian yang lebih modern dan tergolong masih langka dalam budidaya tani bunga hias.

1.4Metode Penelitian.

Dalam melakukan penelitian sejarah maka metode yang digunakan untuk mendeskripsikan peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau, adalah dengan menggunakan metode historis. Menurut Ismaun (2005:34) metode historis adalah rekonstruksi imajinatif tentang gambaran masa lampau peristiwa- peristiwa sejarah secara kritis analistis berdasarkan bukti-bukti dan data peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah. Langkah-langkah penelitian ini mengacu pada proses metodologi penelitian dalam penulisan sejarah yang mengandung empat langkah penting yaitu:

1.Heuristik, yaitu menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan pembahasan. Sumber sejarah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sumber tertulis dan sumber lisan. Dalam hal ini penulis mencari sumber kepustakaan yang berkaitan dengan judul skripsi. Penulis menjadikan sumber lisan yang dipandang relevan dengan penelitian ini,untuk mengumpulkan sejumlah informasi dari narasumber maka dilakukan proses


(21)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara dengan petani bunga hias dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini. Beberapa narasumber yang berkompetensi diwawancarai seperti petani bunga hias dan dinas-dinas pemerintahan terkait penulisan skripsi yang ada diwilayah Desa Cihideung Kecamatan Kabupaten Bandung Barat. Dalam upaya mengumpulkan bahan untuk keperluan penelitian, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah cara-cara atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah :

a. Studi literatur, merupakan cara mempelajari sumber-sumber yang terkumpul dalam bentuk tulisan atau sumber tertulis lainnya yang berhubungan dan mendukung permasalahan dari kajian ini. Setelah literatur terkumpul, serta fakta yang telah ditemukan dianggap memadai untuk penulisan ini, maka akan lebih mempermudah dalam proses penulisannya. Studi literatur juga merupakan teknik yang digunakan oleh penulis dengan membaca berbagai sumber berhubungan, dengan mengkaji sumber seperti buku yang membantu penulis dalam menentukan landasan teori dan keterangan tentang permasalahan yang akan di kaji. Khususnya studi literatur tentang sosial-ekonomi karena penelitian ini dikaji dari sudut pandang sosial – ekonomi. Selain, buku-buku yang sesuai dengan kajian penelitian maupun informasi dari surat kabar maupun internet yang memang di pandang relevan dengan permasalahan yang hendak diangkat oleh penulis..

b. Wawancara adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan pendapat, aspirasi harapan, persepsi, keinginan dan lain-lain dari individu atau responden dengan cara memberikan pertanyaan yang diajukan kepada responden oleh penulis. Pada tahap ini penulis mewawancarai beberapa narasumber yang berkaitan dengan perkembangan Agrobisnis bunga hias.


(22)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Studi dokumentasi, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam bentuk rekaman, baik gambar, suara, tulisan atau lain-lain. Studi dokumentasi ini mempunyai kelebihan, yaitu apabila terdapat kekeliruan, sumber datanya masih tetap, belum berubah, hal tersebut menjadikan penulis lebih yakin dalam melakukan penelitian karena didukung dengan adanya bukti fisik dari studi dokumentasi.

1. Kritik sumber, dilakukan terhadap sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh dalam langkah pertama, yaitu kritik terhadap sumber-sumber primer maupun skunder. Semua sumber dipilih melalui kritik eksternal dan internal. Sehingga diperoleh fakta-fakta yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Kritik intern merupakan proses penyeleksian data dengan menyelidiki kredebilitas sumber atau kebiasaan yang dipercayai, sedangkan kritik ekstern menyelidiki otentitas sumber atau keaslian sumber. Tujuan dari kegiatan-kegiatan itu ialah bahwa setelah sejarawan berhasil mengumpulkan sumber-sumber dalam penelitiannya, ia tidak akan menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber itu. Langkah selanjutnya ia harus menyaringnya secara kritis, terutama terhadap sumber-sumber pertama, agar terjaring fakta yang menjadi pilihannya, kritik sumber, dilihat dari bahan materi (ekstern) sumber maupun terhadap substansi atau isi sumber (Sjamsudin, 1996: 131).

2. Interpretasi, yaitu penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah serta penyusunan yang menyangkut seleksi sejarah. Tahap ini diawali dengan melakukan penafsiran terhadap fakta yang berasal dari sumber tertulis maupun lisan yang telah melalui fase kritik. Penulis menganalisis dan mengkaji fakta-fakta tersebut, kemudian diinterpretasikan oleh penulis. Penginterpretasian ini diharapkan dapat menjawab permasalahan dalam penulisan skripsi ini. Tahap ini dapat dilakukan melalui historical thinking, dimana peneliti berusaha memahami lebih dalam sebuah peristiwa sejarah dengan memposisikan diri


(23)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai pelaku, sehingga seolah-olah dapat menghidupkan kembali peristiwa sejarah tersebut.

3. Historiografi, merupakan tahapan terakhir dari metode ilmiah sejarah dalam penulisan skripsi. Dalam historiografi ini, fakta-fakta yang telah melalui berbagai macam proses kemudian disusun menjadi satu kesatuan sejarah yang utuh sehingga terbentuklah suatu skripsi. Dalam proses ini, penulis mengerahkan seluruh daya pemikiran dan menuangkannya ke dalam skripsi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu sintesis dari seluruh penelitian yang telah dilakukan. Bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan, catatan-catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena ia pada akhirnya harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya dan penemuannya itu dalam suatu penelitian utuh yang disebut historiografi (Sjamsudin, 1996: 156).

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan memahami penulisan ini, maka penulis menggunakan sistematika sebagai berikut ini:

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis mengungkapkan latar belakang masalah, mengapa penulis memilih tema ini. Selain itu, bab ini juga memuat rumusan masalah yang akan dibahas, batasan masalah yang ditulis ada bagian selanjutnya bertujuan agar pembahasan dalam skripsi ini tidak meluas dari garis yang telah ditetapkan. Bab ini juga memuat tujuan penelitian yang menjelaskan tentang hal-hal yang akan disampaikan untuk menjawab permasalahan yang telah ditentukan. Bagian selanjutnya adalah sistematika penulisan.


(24)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab kedua adalah tinjauan pustaka. Bab ini akan memaparkan mengenai sumber-sumber literatur yang peneliti gunakan dalam mendukung penulisan karya ilmiah ini. Buku-buku yang digunakan adalah buku yang berkaitan dengan perkembangan pertanian di Indonesia, berbagai kebijakan pemerintah dalam pengembangan pertanian tersebut, permasalahan yang terdapat pada pertanian serta buku-buku yang berkaitan dengan sosial ekonomi masyarakat. Selain itu, teori yang penulis gunakan terkait perubahan sosial yang terjadi di Desa Cihideung.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah yang peneliti tempuh dalam melakukan penyusunan karya ilmiah ini. Dalam hal ini peneliti menggunakan metodelogi sejarah. Tahapan pertama dalam metode ini adalah pengumpulan berbagai sumber yang relevan dengan melakukan kritik eksternal dan internal, interpretasi, yaitu menganalisis dari fakta-fakta yang telah didapatkan dari kegiatan sebelumnya. Historiografi merupakan hasil akhir dari penelitian dan dijadikan laporan sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

BAB 1V KEHIDUPAN PETANI AGROBISNIS BUNGA HIAS KABUPATEN BANDUNG BARAT PADA TAHUN 1988- 2012”.

Dalam Bab empat akan diuraikan hasil penelitian yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun sebelumnya. Pembahasannnya meliputi gambaran umum sebelum tahun 1988 dimana ekonomi kerakyatan bersifat tradisional, namun pada tahun 2012 ekonomi pedesaan lebih modern dengan menggunakan sistem Agrobisnis bunga hias potong di wilayah Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Perekonomian kerakyatan yang lebih modern dengan sistem Agrobisnis bunga hias menjadikan pedesaan ini menjadi salah satu daerah Agrowisata bunga yang


(25)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cukup terkenal di Provinsi Jawa Barat. Kemudian akan dipaparkan oleh penulis mengenai bagaimana latar belakang berkembangnya Agrobisnis Bunga hias dengan baik melalui partisipasi pemerintah di Kabupaten Bandung Barat, melalui wadah kelompok tani ( POKTAN) dilihat prosedur dan implementasinya terhadap warga masyarakat di Desa Cihideung. Uraian selanjutnya akan memaparkan perkembangan usaha Agrobisnis bunga hias jenis (Anyelir, Gerberra, Krisan,dan Mawar) pada awal 2012 dengan sistem Agrobisnis yang lebih modern , yang dilihat dari jumlah petani bunga hias, aspek modal, proses cara tanam yang menurut SOP dan GAP, input produksi, dan proses pemasaran. Dalam pembahasan yang terakhir, diuraikan mengenai perubahan sosial dari ekonomi kerakyatan tradisional tanaman hias pot biasa, ke Agrobisnis bunga hias yang bersifat modern yang ada di desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat, melalui partisipasi dan bantuan pemerintah pada tahun 1988-2012. Pembahasan dalam bab ini ditulis berdasarkan sumber tertulis yang diperoleh dan juga dari hasil wawancara.

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan mengenai interpretasi penulis terhadap kajian yang menjadi bahan penelitiannya disertai dengan analisis penulis dalam membuat sebuah kesimpulan terhadap permasalahn yang telah diajukan sebelumnya. Berdasarkan hasil kajian dan pembahasan yang peneliti dan kaji yaitu perkembangan kehidupan petani bunga hias di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012 dari sistem ekonomi kerakyatan tradisional ke Agrobisnis modern. Hasil penelitian ini dideskripsikan pada bab-bab sebelumnya lalu dianalisis menjadi suatu kesimpulan. Bab ini juga merupakan rekomendasi bagi peneliti dan pihak-pihak terkait dalam mengatasi permasalahan yang penulis temukan di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.


(26)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012


(27)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Pada bab III ini, penulis akan memaparkan metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji berbagai permasalahan yang berkenaan dengan skripsi

yang berjudul “Perkembangan Kehidupan Petani Agrobisnis Bunga Hias Desa Cihideung Pada Tahun 1988 -2012”: Dari Tradisional ke Sistem Agrobisnis. Permasalahan yang dikaji yaitu tentang perkembangan Agrobisnis

bunga Hias di Desa Cihideung serta pengaruhnya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode historis dengan menggunakan studi literatur dan studi dokumentasi serta wawancara dengan narasumber terkait dengan permasalahan yang penulis bahas sebagai teknik penelitiannya. Metode historis atau metode sejarah yaitu metode yang penulis gunakan dalam menjawab semua permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan skripsi ini. Metode historis adalah suatu proses menguji dan menjelaskan serta menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Gooschalk, 1975:32).

Langkah-langkah dalam penelitian sejarah menurut Ismaun (2005: 42) terdiri dari empat tahap, antara lain:

1. Heuristik

Heuristik merupakan salah satu tahap awal dalam penelitian sejarah, yaitu proses mencari, menemukan, mengumpulkan data-data atau sumber-sumber sejarah yang dianggap sesuai dengan fokus kajian sebagai sebuah teknik atau tata cara.


(28)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain proses tersebut peneliti juga mencari sumber-sumber primer, dengan cara melakukan wawancara dengan beberapa pelaku sejarah dan saksi sejarah.

2. Kritik Sumber

Tahap ini merupakan tahap kedua dalam penelitian sejarah yang bertujuan melakukan kritik terhadap sumber yang telah diperoleh. Tujuan yang hendak dicapai dalam tahap ini adalah untuk memilih sumber yang relevan dengan masalah yang dikaji dan membandingkan data-data yang diperoleh dari sumber-sumber primer maupun sekunder dan disesuaikan dengan tema atau judul penelitian skripsi ini.

Adapun kritik terhadap sumber lisan dilakukan oleh peneliti dengan cara sebagai berikut:

1). Melihat usia dari narasumber pada waktu periode tersebut berlangsung. 2). Melihat latar belakang pendidikan narasumber tersebut.

3). Kondisi kesehatan baik fisik dan psikis narasumber pada waktu diwawancarai. 4). Melihat aspek-aspek sosial. Seperti apakah narasumber terlibat secara

langsung atau tidak langsung dalam peristiwa tersebut.

3. Interpretasi

Interpretasi merupakan tahapan yang harus dilalui oleh peneliti sebelum menuangkan data dan fakta yang diperoleh menjadi sebuah bentuk tulisan. Dalam tahap ini peneliti melakukan penafsiran terhadap fakta yang sudah melalui sebuah tahap kritikan. Setelah itu menghubungkan hal tersebut untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai dampak dari keberadaan Agrobisnis bunga hias di Desa Cihideung.


(29)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Historiografi merupakan proses penyusunan hasil interpretasi dalam

bentuk tulisan yang utuh dalam bentuk skripsi yang berjudul “Perkembangan Kehidupan Petani Agrobisnis Bunga Hias Desa Cihideung Pada Tahun 1988 -2012”: Dari Tradisional ke Sistem Agrobisnis”.

Secara singkat Wood Gray ( Sjamsuddin, 2007: 89) mengemukakan terdapat enam langkah dalam penelitian secara yang bersifat teknis yaitu sebagai berikut:

1. Memilih judul topik yang sesuai.

2. Mengusut semua evidensi ( bukti) yang relevan dengan topik.

3. Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung.

4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan ( kritik sumber).

5. Menyusun hasil-hasil penelitian ( catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya.

6. Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.

Dari semua pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya terdapat suatu kesamaan dalam metode ini adalah mengumpulkan sumber, menganalisis, dan menyajikannya dalam bentuk karya tulis ilmiah. Dan untuk memperkuat analisis maka peneliti menggunakan pendekatan interdisipliner dalam penelitian skripsi ini.

3.1 Persiapan Penelitian

Pada tahapan awal, ada beberapa hal yang dilakukan peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Langkah awal ini adalah memilih dan menentukan topik penelitian. Kemudian topik tersebut diajukan kepada tim pertimbangan


(30)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyususunan skripsi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam persiapan penelitian tersebut sebagai berikut:

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian.

Langkah awal yang dilakukan penulis untuk memulai penulisan skripsi ini adalah memilih dan menentukan topik yang akan di bahas. Topik yang telah ditentukan tersebut kemudian dijabarkan dalam sebuah judul yaitu

Perkembangan Kehidupan Petani Agrobisnis Bunga Hias Desa Cihideung Pada Tahun 1988 -2012”: Dari Tradisional ke Sistem Agrobisnis”. Setelah judul tersebut disetujui, kemudian diajukan ke Tim Pertimbangan dan Penulisan Skripsi (TPPS Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia. Kemudian dipresentasikan melalui seminar proposal pada hari Rabu tanggal 12 Febuari 2014 dengan surat keputusan TPPS dan Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dengan nomor 05/TPPS/JPS/PEM/2014. Selain itu ditetapkan pula pembimbing yang terdiri dari Pembimbing I adalah Dra. Murdiyah Winarti, M.Hum, dan Pembimbing II adalah Drs. Syarif Moeis. S.Pd.

3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini berupa proposal skripsi yang diajukan kepada TPPS untuk dipresentasikan dalam seminar seperti yang telah dijelaskan di atas. Proposal penelitian ini pada dasarnya memuat:

a. Judul Penelitian

b. Latar belakang masalah. c. Rumusan masalah. d. Tujuan penelitian. e. Tinjauan pustaka.

f. Metode dan teknik penelitian, dan g. Sistematika penulisan.


(31)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.1.3 Mengurus Perijinan Penelitian

Mengurus perijinan dilakukan dalam rangka memperlancar proses penelitian dalam mencari sumber-sumber yang dibutuhkan. Dalam mengurus perijinan ini, penulis membuat surat keterangan ijin penelitian ke instansi-instansi dan lembaga-lembaga terkait. Surat keterangan ini berupa surat pengantar dari dekan FPIPS UPI Bandung yang ditujukan:

1. Kepala Bappeda Kab. Bandung Barat

2. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Barat.

3. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten/ Provinsi Bandung. 4. Kepala Dinas Arsip Daerah Kabupaten Bandung Barat. 5. Kantor Kecamatan Lembang.

6. Kepala Desa Cihideung.

3.1.4 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian di lapangan, penulis terlebih dahulu mempersiapkan perlengkapan penelitian. Hal ini berguna agar dalam proses penelitian memperoleh kelancaran sehingga mendapatkan hasil penelitian yang baik. Adapun perlengkapan penelitian ini, antara lain:

1. Surat izin penelitian dari dekan FPIPS.

2. Surat Izin penelitian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat. 3. Instrumen wawancara.

4. Alat perekam. 5. Kamera foto. 6. Alat Tulis.


(32)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menentukan langkah yang tepat dalam proses penyusunan skripsi, penulis melakukan konsultasi atau bimbingan dengan Pembimbing I oleh Dra. Murdiyah Winarti, M.Hum. dan Pembimbing II yaitu Drs. Syarif Moeis. S.Pd. Penulis melakukan konsultasi sesuai dengan waktu dan teknik yang telah disepakati bersama baik dengan Pembimbing I maupun Pembimbing II, sehingga penulis dapat berkomunikasi dan berdiskusi secara kontinue menegenai permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan skripsi.

Dalam proses bimbingan selain menentukan teknis dari bimbingan itu sendiri, penulis juga menerima masukan dan arahan terhadap proses penulisan skripsi ini, baik teknis penulisan maupun terhadap isi dari skripsi ini. Setelah melakukan beberapa kali bimbingan dan konsultasi dengan Dosen Pembimbing, penulis menulis menerima masukan tentang permasalahan-permasalahan penting yang harus dikaji dalam skripsi. Salah satunya adalah penulis diarahkan untuk menyoroti tentang apa yang terjadi permasalahan petani di Kecamatan Parongpong dari tahun 1998-2010 ( sebelum ditetapkannya Kecamatan Lembang sebagai pertanian modern atau Agrobisnis) sebagai tambahan di latar belakang penelitian. Selain itu, pembimbing menyarankan untuk merubah judul penelitian agar lebih jelas arahan dan kajian historisnya. Pada awalnya, skripsi ini berrjudul :

Kehidupan Petani Agrobisnis Bunga Hias Kabupaten Bandung Barat Pada Tahun 2006-2010. Menjadi “Perkembangan Kehidupan Petani Agrobisnis Bunga Hias Desa Cihideung Pada Tahun 1988 -2012”: Dari Tradisional ke Sistem Agrobisnis.

3.2 Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai tahapan pelaksanaan penelitian dalam usaha untuk mencari dan mengumpulkan data yang relevan sebagai kajian penulisan skripsi. Adapun tahapan itu adalah heuristik, kritik, interprestasi dan


(33)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

historiografi. Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan tersebut dapat dilihat dari uraian di bawah ini.

3.2.1 Heuristik ( Pengumpulan Sumber)

Pada tahap ini penulis melakukan pencarian, pengumpulan dan pengklasifiksian berbagai sumber yang berhubungan dengan masalah penelitian. Sumber sejarah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber literatur berupa buku-buku dan dokumen-dokumen yang dapat membantu penulis dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dikaji serta sumber lisan.

Heuristik merupakan tahapan yang kegiatannya mencari, menemukan serta mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan yang menjadi kajian penelitian dan digunakan sebagai sumber dalam penelitian skripsi ini. Menurut Sjamsuddin ( 2007 : 95) sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang langsung ataupun tidak langsung menceritakan pada kita mengenai suatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lampau.

Dalam proses pengumpulan sumber, lebih dititikberatkan pada sumber tertulis dan sumber lisan. Sumber tertulis diperlukan dalam penelitian ini sebagai rujukan, sedangkan sumber lisan digunakan apabila sumber tertulis mengenai permasalahan yang dikaji dirasa masih kurang, oleh karenanya peneliti menjadikan sumber lisan sebagai rujukan.

Kegiatan heuristik yang dimaksudkan sebagai usaha mencari dan menemukan sumber sejarah, selanjutnya mencari beberapa narasumber terkait dan sejaman dengan judul penelitian untuk diwawancarai sebagai sumber lisan. Peneliti memfokuskan pada pencarian sumber tertulis dan sumber lisan untuk digunakan dalam menjawab permasalahan yang di bahas. Untuk mempertegas dan melengkapi dari sumber tulisan yang ditemukan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan dibawah ini :


(34)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pengumpulan Sumber Tertulis.

Pada tahap ini peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai macam sumber tertulis yang berhubungan dengan tema yang dikaji dari jenis-jenis sumber sejarah yang digunakan peneliti antara lain seperti buku-buku, artikel, dokumen-dokumen, serta karya ilmiah yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini dilakukan karena dalam melakukan proses penelitian menggunakan teknik studi literatur sebagai salah satu teknik dalam pengumpulan data. Dalam tahap ini, peneliti mengunjungi berbagai perpustakaan di Kota Bandung maupun di luar Kota Bandung seperti Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di Perpustakaan UPI peneliti mencari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian sejarah dan mengenai sosial-ekonomi, masalah-masalah dalam pembangunan serta pertanian. Peneliti juga mengunjungi beberapa kelompok tani ( POKTAN ), untuk meminjam buku pedoman Registrasi Perkebunan, serta mengunjungi instansi-instansi pemerintah yang terkait selain mengunjungi perpustakaan UPI. Instansi-instanisi pemerintah yang dikunjungi diantaranya:

1. Kantor Dinas Pertanian di Kabupaten Bandung Barat, penelitian memperoleh data mengenai perkembangan Agrobisnis pertanian bunga hias di Desa Cihideung dari tahun 1988-2012.

2. Kantor Pemerintahan Kecamatan Parongpong, peneliti memperoleh data mengenai letak dan kondisi geografis kecamatan Parongpong serta kehidupan sosial dan tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012, yang merupakan kantor wilayah Kecamatan Parongpong Desa Cihideung.

3. Kantor Pemerintahan Desa Cihideung, peneliti memperoleh data mengenai letak dan kondisi geografis Desa Cihideung serta kehidupan sosial dan tingkat pendidikan penduduk Desa Cihideung .


(35)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kantor BPPT pertanian Kecamatan Parongpong peneliti memperoleh informasi tentang data mengenai peran Dinas pertanian dalam mengembangkan Agrobisnis bunga hias potong di seluruh Kabupaten Bandung Barat, yang mana peneliti lebih difokuskan pada Desa Cihideung.

5. Kantor BPS ( Badan Pusat Statistik) Kabupaten Bandung Barat, peneliti memperoleh data mengenai perkembangan penduduk dan data-data lainnya yang berkaitan dalam hal sosial-ekonomi di suatu daerah.

6. Kantor Pemerintahan Desa Cihideung, peneliti memperoleh data mengenai letak dan kondisi geografis Desa Cihideung serta,

7. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) peneliti meminjam buku-buku dan jurnal-jurnal mengenai pertanian, perubahan sosial, dan masyarakat pedesaan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yang akan dikaji.

8. Media elektronik, peneliti Searching internet sebagai penunjang dalam melengkapi penelitian yang akan dikaji dengan menggunakan jurnal-jurnal umum yang berkaitan dengan masyarakat pertanian di wilayah pedesaan. 2. Pengumpulan Sumber Lisan

Mengingat kajian yang peneliti angkat dalam penelitian ini adalah tergolong dalam kajian sejarah lokal dengan data-data yang terkumpul di lapangan sehingga peneliti menggunakan teknik wawancara. Maka dari itu peneliti menemui berbagai narasumber yang dapat memberikan informasi serta jawaban atas masalah yang dibahas dalam bahasan penelitian ini.

Melalui penggunaan teknik wawancara tersebut peneliti mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian skripsi. Narasumber dipilih dengan pertimbangan bahwa mereka benar-benar mengalami dan mengetahui terjadinya permasalahan pada masa lampau sesuai dengan kajian peneliti. Teknik


(36)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara ini berkaitan erat dengan penggunaan sejarah lisan ( Oral History). Seperti yang diungkapkan Kuntowijoyo (2003: 28-30) mengemukakan bahwa:

Sejarah lisan sebagai metode dapat dipergunakan secara tunggal dan dapat pula sebagai bahan dokumenter. Sebagai metode tunggal sejarah lisan tidak kurang pentingnya jika dilakukan dengan cermat. Banyak sekali permasalahan sejarah bahkan zaman modern ini yang tidak tertangkap dalam dokumen-dokumen. Dokumen hanya menjadi saksi dari kejadian-kajian penting menurut kepentingan pembuat dokumen dan zamannya. Tetapi tidak \melestarikan kejadian-kejadian individual dan yang unik ketika dialami oleh seseorang dan segolongan. Selain sebagai metode, sejarah lisan juga dipergunakan sebagai sumber sejarah.

Terbatasnya sumber tertulis yang menerangkan mengenai perkembangan serta dampak Agrobisnis bunga hias potong bagi masyarakat Cihideung, Kecamatan Parongpong sejak awal disebabkan kurangnya penelitian sejarah pada tingkat lokal. Penulis kemudian mencari informasi langsung kepada para petani bunga hias potong di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong dan tokoh masyarakat yang berkaitan dengan kajian penelitian untuk di wawancarai serta aparatur pemerintah sebagai narasumber lisan. Proses mencari narasumber tersebut dilakukan dengan cara mendatangi instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan yang dapat memberikan informasi secara umum mengenai perkembangan pertanian di Kecamatan Parongpong. Selain itu, penulis juga mendatangi Kecamatan Parongpong dan Desa Cihideung. Sehingga terkumpul data berupa sumber lisan yang didapat melalui teknik wawancara lisan ini berguna sebagai pendukung dan pelengkap sumber tertulis yang ditemukan dilapangan.

Menurut Helius Sjamsuddin, terdapat dua kategori untuk sumber lisan, yaitu sebagai berikut:

1. Sejarah lisan (oral history) yaitu ingatan tangan pertama yang dituturkan secara lisan oleh orang-orang yang diwawancarai oleh sejarawan.


(37)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tradisi lisan ( oral tradition) yaitu narasi dan deskripsi dari orang-orang dan peristiwa-peristiwa pada masa lalu yang disampaikan dari mulut ke mulut selama beberapa generasi.

Setelah sumber-sumber yang berkenaan dengan masalah itu diperoleh dan dikumpulkan, kemudian dilakukan penelaahan serta pengklasifikasian terhadap sumber-sumber informasi yang ada sehingga benar-benar dapat diperoleh sumber yang relevan dengan masalah peneliti yang dibahas.

Peneliti pertama kali mewawancarai salah satu tokoh masyarakat Desa Cihideung yang bernama Adil Hendra, beliau adalah ketua Kelompok Tani (POKTAN) Cihideung. Dari beliau penulis bisa mengetahui bagaimana sejarah awalnya penduduk Cihideung menanam tanaman hias dan bertani bunga potong, sebagai mata pencaharian utama desa Cihideung, sehingga terjadinya perubahan Sosial-Ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar sejak di berlakukannya sistem Agrobisnis Bunga hias potong yang dari tradisional ke modern. Dimana beliau juga adalah tokoh yang masih hidup dalam sejarah perkembangan Desa Cihideung dalam sektor pertanian bunga hias pada tahun 1988-2012.

3.2.2 Kritik Sumber

Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan kritik sumber. Menurut Lucey (1984: 46) dalam Sjamsudin (2007: 133) terdapat lima pertanyaan yang harus digunakan untuk mendapatkan kejelasan keamanan sumber-sumber tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Siapa yang mengatakan itu?

b. Apakah dengan satu atau cara lain kesaksian itu telah diubah?

c. Apakah sebenarnya yang dimaksud oleh orang itu dengan kesaksiannya itu?

d. Apakah orang yang memberikan kesaksian itu seorang saksi mata (


(38)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Apakah saksi itu mengatakan hal yang sebenarnya (truth) dan memberikan kita fakta yang diketahui itu?

Kegiatan ini perlu dilakukan mengingat semua data yang diperoleh dari sumber tertulis atau lisan tidak mempunyai tingkat kebenaran yang sama. Kritik sumber merupakan suatu proses yang sangat penting dalam penelitian karya ilmiah terutama karya sejarah, karena hal ini akan menjadi karya sejarah sebagai sebuah produk dari proses ilmiah itu sendiri yang dasar dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Kritik sumber dapat dilakukan terhadap sumber tertulis maupun sumber lisan. Informasi berupa data atau fakta dari sumber tertulis dipilah-pilih sesuai dengan kajian penelitian hanya tidak begitu mendetail karena sudah yakin dengan keaslian buku atau dokumen tersebut dilihat dari nama penulis, penerbit, tahun terbit dan tempat buku diterbitkan serta lembaga yang mengeluarkan dokumen tersebut. Misalnya surat keputusan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah terkait kebijakan pertanian.

Kritik sumber yang dilakukan penulis tidak hanya dilakukan terhadap sumber-sumber literatur atau sumber tertulis saja, tetapi juga dilakukan terhadap sumber lisan yang telah dikumpulkan melalui hasil wawancara. Kritik sumber yang dilakukan oleh penulis terhadap sumber lisan atau hasil wawancara dengan cara melakukan penilaian terhadap narasumber. Kritik dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal seperti faktor usia, pendidikan, kedudukan, pekerjaan, tempat tinggal, perilaku narasumber dalam mengatakan suatu hal yang dikaji apakah memang benar-benar fakta atau tidak. Kemudian penulis mengadakan kaji banding atau cross checking terhadap data lisan dari beberapa narasumber dengan tujuan untuk mendapatkan kecocokan dari fakta-fakta yang ada guna meminimalisir subjektivitas narasumber.

Kritik sumber dilakukan dengan dua cara yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik sumber bagi sejarawan erat kaitannya dengan tujuan sejarawan itu


(39)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam rangka mencari kebenaran (Sjamsudin, 1996: 16). Kritik sumber terbagi dalam dua bagian yaitu kritik eksternal dan internal. Tahapan kritik sangat penting dilakukan karena menyangkut verifikasi sumber, untuk diuji tentang kebenaran dan ketepatan sumber-sumber yang akan digunakan. Dengan demikian dapat dibedakan yang benar dan tidak benar. Serta yang mungkin dan yang meragukan Hal ini juga didasarkan atas penemuan dan penyelidikan bahwa dari sebenarnya kesaksian itu harus dipahami, sehingga sumber yang diperoleh memiliki kredibilitas yang tinggi. Adapun kritik yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini untuk lebih jelasnya sebagai berikut.

1. Kritik Eksternal

Kritik eksternal merupakan suatu cara untuk melakukan pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah yang digunakan, baik itu sumber tertulis maupun sumber lisan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sjamsudin (2007: 134) mengungkapkan bahwa:

Kritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal-usul dari sumber. Suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah di ubah oleh tertentu atau tidak. Kritik eksternal dilakukan guna menilai kelayakan sumber tersebut sebelum mengkaji isi sumber. Kritik eksternal terhadap sumber tertulis bertujuan untuk melakukan penelitian asal-usul sumber terutama yang berbentuk dokumen. Peneliti melakukan pemilihan buku-buku yang dianggap relevan dengan permasalahan yang dikaji. Kritik terhadap sumber-sumber buku tidak terlalu mendalam dengan pertimbangan bahwa buku-buku yang peneliti pakai merupakan buku-buku hasil cetakan yang didalamnya memuat nama peneliti buku, penerbit, tahun terbit, dan tempat diterbitkannya buku tersebut. Sehingga


(40)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kriteria tersebut dapat dianggap sebagai suatu jenis pertanggungjawaban atas buku yang telah diterbitkan.

Penulis melakukan kritik eksternal terhadap sumber tertulis maupun sumber lisan. Dalam melakukan kritik eksternal terhadap sumber-sumber tertulis, penulis memperhatikan beberapa aspek dalam akademis dari penulis yaitu: melihat latar belakang penulis buku atau dokumen untuk melihat keaslian dan keotentikannya, memperhatikan aspek tahun penerbitan, serta tempat buku yang diterbitkan. Sehingga, penulis menyimpulkan bahwa sumber literature tersebut merupakan sumber tertulis yang dapat dignakan dipenelitian ini.

Adapun penulis melakukan Kritik eksternal terhadap sumber lisan yang dilakukan oleh penulis dengan cara mengidentifikasi narasumber. Kritik eksternal terhadap sumber:

a. Data ( dokumen, arsip, buku-buku).

Dokumen-dokumen yang peneliti jumpai di BPS Kabupaten Bandung, dilihat dari kondisi fisiknya yang sangat lusuh dan ruksak karena diakibatkan oleh termakannya oleh waktu. Berhubung penelitiannya dilakukan penelitian dari tahun 1988 sehingga sangat wajar jika buku dan dokumen yang tidak begitu utuh lagi.

b. Lisan

Sumber lisan, penulis melakukan dengan cara melihat usia narasumber, kedudukan sosial narasumber, kedudukan, kondisi fisik dan prilaku, pekerjaan, pendidikan keujuran, agama dan keberadaannya pada kurun waktu 1988-2012. Rata-rata usia yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua sehingga daya ingatannya masih cukup baik. Penulis melakukan penelitian kebeberapa narasumber antara lain: Bapak Adil Hendra (45 tahun), Bapak Lanjar (67 tahun), Bapak Deden ( 42 tahun), Bapak Wawan (47 tahun), Bapak Eman ( 48 tahun), Bapak Alit (61 tahun), Bapak Erin Suhendi ( 50 tahun), Ibu Desi Siti Faizah (23),


(41)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bapak Adang Hidayat ( 39 tahun), Bapak Oki Faturahman ( 43 tahun) dan Ibu Cicah (47 tahun). Beliau yang di wawancarai adalah para petani bunga hias dan sebagian adalah aparatur pamong desa yang menjadi sumber lisan yang digunakan oleh peneliti.

2. Kritik Internal

Menurut Ismaun (2005 : 50) kritik sumber sejarah yaitu suatu kritik yang dilakukan untuk menilai kredebilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab, dan moralnya. Kritik internal dilakukan terhadap aspek “ dalam” yaitu isi dari sumber atau kesaksian sejarah melalui kritik internal ini, sejarawan memutuskan tentang reliabilitas kesaksian tersebut, yakni apakah kesaksian itu dapat diandalkan atau tidak. Arti yang sebenarnya dari kesaksian itu harus dipahami, karena bahasa tidak statis dan selalu berubah, serta kata-kata mempunyai dua pengertian (arti harfiah dan arti sesungguhnya). Selain itu, kredebilitas saksi juga harus ditegakan.

Kritik internal untuk sumber tertulis dilaksanakan peneliti dengan melakukan konfirmasi dan membandingkan berbagai informasi dalam suatu sumber dengan sumber yang lain yang membahas masalah yang serupa. Untuk sumber lisan, peneliti melakukan perbandingan anatara hasil wawancara narasumber satu dengan narasumber yang lain ( cross checking) dengan tujuan untuk mendapatkan kecocokan dan fakta-fakta yang ada , guna meminimalisasi subjektivitas narasumber. Selain itu, peneliti juga melakukan proses perbandingan antara sumber tertulis dengan sumber lisan yang didapat oleh peneliti. Tahap ini bertujuan untuk memilah-milih data dan fakta yang berasal dari sumber primer dan sekunder yang diperoleh sesuai dengan judul penelitian.

Sejarawan harus memutuskan apakah kesaksian itu dapat diandalkan (reliable) atau tidak. Begitu pula menurut Nugroho Notosusanto (1984:40) bahwa penelitian terhadap sumber sejarah tersebut mempunyai dua segi, yaitu kritik


(42)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

internal dan kritik eksternal. Kritik internal berkaitan dengan persoalan apakah sumber itu memang merupakan sumber sejati yang dibutuhkan atau tidak.

a. Data ( dokumen, arsip, buku-buku).

Dalam studi kasus buku-buku dan dokumen dilapangan, yang difokuskan pada Desa Cihideung dalam hal sumber dilihat dari kritik internal peneliti menemukan data-data Sumber Profil desa yang kurang lengkap, karena dari tahun ke tahun tidak berubah seperti data pertumbuhan penduduk, mata pencaharian, dan pendidikan, sehingga peneliti mencari data-data lagi ke BPS Bandung Barat di Jalan Cimareme untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. Dari sumber eksternal peneliti kesulitan untuk mendapatkan peta wilayah Desa Cihideung, karena sumber-sumber datanya terbatas sehingga peneliti memutuskan untuk ke BPS untuk mendapatkan peta wilayah Desa Cihideung. Disamping itu kritik Internal lainnya adalah buku-buku yang ada di BPS Bandung Barat khususnya dalam data kependudukan dari segi pendidikan kurang akurat, sehingga peneliti membandingkan lagi dengan pergi ke BPS Kabupaten Bandung untuk meneliti keakuratan data-data profil Kecamatan Parongpong khususnya Desa Cihideung, dengan cara menelaah secara mendalam data penduduk Desa Cihideung dari tahun 1988-2009 di BPS Kabupaten Bandung, sedangkan dari tahun 2009-2012 di BPS Kabupaten Bandung Barat. Dalam rangka membandingkan dan menguji keakuratan data-data penduduk Desa Cihideung Kecamatan Parongpong.

b. Lisan.

Dari sumber petani bunga hias, penulis memilih Bapak Adil Hendra (45 tahun). Penulis memilih beliau karena memiliki wawasan yang luas tentang kehidupan petani bunga hias pada tahun 1998-2012. Dan kebetulan beliau adalah tokoh sentral dalam menghidupkan kembali kelompok-kelompok petani bunga hias di Desa Cihideung, jadi peneliti sangat mudah dalam mendapatkan data-data secara maksimal dari bapak Adil karena beliau adalah saksi yang masih hidup


(43)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam sejarah perekonomian Desa Cihideung yang tahun ke tahunnya mengalami perubahan baik itu dari sistem tradisional ke Agrobisnis yang lebih modern.

3.2.3 Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran terhadap sumber sejarah merupakan tahap ketiga dalam metode penelitian sejarah. Interpretasi merupakan tahapan untuk menafsirkan fakta-fakta yang terkumpul dengan mengolah fakta setelah dikritisi dengan merujuk beberapa referensi pendukung peristiwa yang menjadi kajian peneliti. Pendekatan ini menggunakan pendekatan interdisipliner, maksud dari pendekatan tersebut adalah bentuk pendekatan dalam penelitian sejarah yang menggunakan bantuan disiplin ilmu lain( ilmu sosial) dalam mempertajam analisis kajian (Sjamsudin,1996:189).

Fakta-fakta yang diperoleh dipilih dan ditafsirkan kemudian dihubungkan sehingga diharapkan menjadi sebuah rekonstruksi yang menggambarkan kehidupan para petani di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1998-2010. Selain itu, proses interprestasi ini peneliti menggunakan pendekatan interdisipliner yaitu bentuk pendekatan dalam penelitian sejarah yang menggunakan bantuan disiplin lain ( ilmu sosial) dalam mempertajam analisis kajian (Sjamsudin, 1996: 189). Beberapa disiplin ilmu sosial yang dipakai sebagai ilmu bantu dalam pembahasan diantaranya adalah sosiologi dan ekonomi.

Tahap interpretasi ini, peneliti melakukan salah satu penafsiran terhadap fakta mengenai kebijakan pemerintah yang menetapkan Desa Cihideung sebagai desa percontohan dalam hal pertanian yang maju dan modern. Akan tetapi, fakta lain yang terjadi di Desa Cihideung adalah terjadinya penyempitan lahan pertanian akibat pembangunan tempat wisata, restauran, dan villa oleh masyarakat kota atau pendatang. Sehingga, peneliti bisa menafsirkan bahwa ada hal yang


(44)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kontradiksi antara kebijakan pemerintah dengan hal yang terjadi di Desa Cihideung terkait pertanian.

3.3Penulisan Laporan Penelitian

Langkah terakhir ini merupakan langkah terakhir dari keseluruhan prosedur penelitian. Tahap terakhir ini disebut historiografi. Historiografi merupakan hasil rekontruksi melalui proses pengujian dan penelitian secara kritis terhadap sumber-sumber sejarah ( Ismaun 2005 :28-37).

Pada tahap ini peneliti harus mengerahkan seluruh daya pikirannya, seperti yang diungkapkan oleh Sjamsudin (2007:153) yaitu:

“Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya pikirannya. Bahkan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan. Tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya , karena pada akhirnya ia harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitian utuh yang disebut historiografi”.

Hal ini dikarenakan peneliti dituntut untuk dapat menghasilkan sebuah sintesis dari hasil penelitiannya yang diwujudkan dalam penulisan peristiwa

sejarah yang berjudul”“Perkembangan Kehidupan Petani Agrobisnis Bunga Hias Desa Cihideung Pada Tahun 1988 -2012”.

Hasil laporan penelitian ini disusun dalam bentuk karya ilmiah dalam gaya bahasa yang sederhana, ilmiah dan menggunakan tata bahasa penulisan yang baik dan benar. Penelitian ini menggunakan cara-cara penelitian atau teknik penelitian yang sesuai dengan pedoman penelitian karya ilmiah yang dikeluarkan oleh UPI. Laporan hasil penelitian ini disusun untuk kebutuhan studi tingkat sarjana, sehingga sistematika yang digunakan sesuai dengan buku penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun tujuan lain yang penulis paparkan yaitu untuk mengkombinasikan hasil temuan atau penelitian tidak hanya untuk memberikan wawasan diri sendiri namun temuan itu menjadi komsumsi seluruh publik dan bersifat umum. Akan tetapi, penelitian ini


(45)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan wawasan yang dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi masyarakat luar, khususnya petani bunga hias yang ada dikawasan wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Sistematika laporan ini dibagi kedalam lima bab sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, yang berisi beberapa hal diantaranya latar belakang masalah yang menjadi alasan peneliti mengambil kajian tentang “Perkembangan Kehidupan Petani Agrobisnis Bunga Hias Desa Cihideung Pada Tahun 1988

-2012”. Agar kajian ini lebih terarah maka dibuat rumusan masalah. Dalam bab ini dijabarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, mengemukakan penjelasan beberapa sumber

kepustakaan yang menjadi rujukan yang relevan dalam tinjauan permasalahan

yang sedang dikaji, dengan judul ”Perkembangan Kehidupan Petani Agrobisnis

Bunga Hias Desa Cihideung Pada Tahun 1988 -2012”. Belum ada yang membahas dengan lengkap sesuai dengan judul yang peneliti angkat, tapi dengan ini peneliti menggunakan referensi-referensi lain yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang dikaji. Peneliti menggunakan buku-buku yang membahas tentang pertanian terutama bunga hias potong dengan sistem Agrobisnis, buku perubahan sosial serta teorinya di dalam masyarakat serta yang lainnya. Kajian pustaka sangatlah penting dalam suatu karya ilmiah.

Bab III Metodelogi Penelitian, bab ini mengungkap rangkaian kegiatan

serta langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian untuk penelitian skripsi ini. Adapun langkah-langkah tersebut adalah pertama, persiapan penelitian yang terdiri dari pengajuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian, mengurus perijinan, dan proses bimbingan. Kedua adalah pelaksanaan penelitian


(46)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terdiri dari heuristik ( pengumpulan sumber) baik itu sumber tertulis maupun sumber lisan, melakukan kritik sumber baik internal maupun eksternal, penafsiran atau interpretasi dari fakta-fakta yang telah dikumpulkan dan terakhir melaporkan hasil penelitian dalam bentuk tulisan atau yang disebut Historiografi.

Bab IV Pembahasan Perkembangan Agrobisnis bunga hias di desa

Cihideung Kecamatan Parongpong, merupakan pembahasan mengenai permasalahan yang telah dirumuskan. Dalam bab ini menjelaskan pula hasil penelitian yang berkontribusi dengan adanya sistem Agrobisnis bunga hias yang lebih modern terhadap perkembangan Desa Cihideung Kecamatan Parongpong dari kehidupan sosial dan ekonomi. Pembahasan ini mencakup gambaran secara umum tentang wilayah Desa Cihideung, serta perkembangan Agrobisnis bunga hias serta pengaruhnya pada masyarakat sekitar. Pembahasan dalam bab ini ditulis berdasarkan sumber tertulis dan hasil wawancara yang diperoleh melalui data-data yang konkrit.

Bab V Kesimpulan & Saran, dalam bab ini diuraikan mengenai

kesimpulan yang merupakan keseluruhan hasil penafsiran peneliti terhadap permasalahan penelitian yang sudah dilakukan, serta adanya kesimpulan dari jawaban terhadap beberapa permasalahan yang telah diajukan sebelumnya kepada pihak-pihak yang terkait pada permasalahan ini.


(47)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012


(1)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abbas, T. (1983).” Usaha Tani “, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hanafi, R. (2010).” Pengantar Ekonomi Pertanian”. Yogyakarta: CV. Andi

Offset.

Ismaun. ( 1992).” Sejarah Sebagai Ilmu”. Bandung: Historia Utama Press.

Gottschalk,L. (1985).” Mengerti Sejarah”. Jakarta: Universitas Indonesia

Press.

Mubiarto.( 1989).” Pengantar Ekonomi Pertanian”. Jakarta: LP3ES.

Rintuh, C.dkk.( 2003).” Kelembagaan dan Ekonomi Rakyat”.Yogyakarta:

Pusat Studi Ekonomi Pancasila ( PUSTEP).

Rukmana, R. (1997).” Krisan”. Yogyakarta: Kanisius.

Sayogyo, P. ( 1984).” Sosiologi Pedesaan”, Jakarta: Gajah Mada University Press.

Sjamsuddin, H. (1996).” Metodologi Sejarah “. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

Soekanto, S.( 1990).” Sosiologi suatu pengantar”. Jakarta: Rajawali Press. Soekanto, B. (1984).” Bunga Rampai Sosiologi Indonesia”. Bandung: Koperasi STBA.

Tim Penyusunan UPI. (2008)” Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”. Bandung: UPI. Widodo, S. (2003).” Peran Agrobisnis Usaha kecil dan Menengah untuk

memperkokoh Ekonomi Nasional”. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

--- ( 2011),” Informasi Teknis Budidaya”. Jakarta: Direktorat Budidaya dan Pasca panen Florikultura Direktorat Jenderal Holtikultura Kemenerian Pertanian.


(2)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

--- ( 2010).” Pedoman Registrasi Kebun”Jakarta : Direktorat Budidaya

Tanaman Hias Direktorat Jenderal Holtikultura.

--- ( 2010)” Standar Operasional Prosedur Budidaya Krisan Potong

Kabupaten Sukabumi”. Bandung : Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dinas Pertanian Tanaman Pangan.

Sumber Jurnal

Budi Sayoga (2010),” Konsolidasi Paradigma Komunikasi Pembangunan pedesaan

yang Demokratis”. Juni 2010.2 (11), 1-89.

Desai, D.E (1974). Evaluation of concept of agribusinise and its application.

Indian journal of Agricultural Economic. 1974. 29 (4), 32-43.

Rauf Hatu (2011)”, Perubahan Sosial Culltural Masyarakat Pedesaan”. Desember

2011.4,( 8), 1693-9034.

Schuch, E.G.(1974). The exchange rate and U.S. Agricultural. American Journal Agriculltural Economics 1974. 3 (56), 1-13.

Sri Wahyuni (2003),” Kinerja Kelompok tani dan Metode Pemberdayaan “. Juni

2003. 1 ,( 22), 1-10. Artikel

Soetrisno.( 2009).” Paradigma baru pembangunan pertanian berbasis


(3)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Skripsi

Hadikusumah, U.( 2013)” Kehidupan Petani Sayur di Desa Cibodas Kecamatan

Lembang Tahun 1922-2010 Dari Tradisional ke Sistem Agrobisnis. Skripsi Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Dokumen

BPS Kabupaten Bandung (1988). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 1989). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 1990). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 1991). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 1992). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 1993). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 1994). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.


(4)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

--- ( 1995). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 1996). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 1997). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 1998). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 1999). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 2000). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 2001). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 2002). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 2003). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- ( 2004). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- (2005). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.


(5)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

--- (2006). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung

--- (2007). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung

--- (2008). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung

--- (2009). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung

--- (2010). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung

--- (2011). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung.

--- (2012). Kabupaten Bandung dalam Angka. Kecamatan Parongpong : Kantor Statistik Kabupaten Bandung


(6)

Tiwi Kartiwi, 2014

Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun 1988-2012