GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG.
GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN
KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
Oleh Winda Iswandani
NIM 1205696
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
HALAMAN ORISINALITAS
GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN
KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG
Oleh Winda Iswandani
Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi DIII Keperawatan
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Winda Iswandani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
KTI ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
(5)
GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN
KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG
Oleh Winda Iswandani
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Kesehatan gigi dan mulut di Indonesia merupakan penyakit masyarakat yang diderita oleh 38,5% penduduk. Data dari RISKESDAS (2013) mencatat bahwa prevalensi nasional masalah gigi dan mulut menempati angka 25,9%. Penyakit yang terbanyak diderita masyarakat Indonesia adalah karies gigi dan penyakit periodontal. WHO dalam RISKESDAS (2007) menyatakan bahwa 90% dari anak sekolah di dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies gigi. Anak usia sekolah perlu mendapat perhatian mengingat perpindahan dari gigi susu menjadi gigi permanen memiliki resiko tinggi terkena karies gigi pada tahap ini. Pentingnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut masih belum mendapat perhatian khususnya dalam hal pendidikan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene berdasarkan karakteristik di SDN Jalan Anyar Kota Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi pada penelitian ini berjumlah 183 orang. Sampel yang digunakan adalah 126 orang yang merupakan siswa-siswi SDN Jalan Anyar Kota Bandung dengan menggunakan teknik sampling Stratified Random Sampling. Instrumen yang digunakan adalah test pengetahuan tentang Oral Hygiene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 42,1% berpengetahuan baik, 27,8% berpengetahuan cukup, dan 30,2% berpengetahuan kurang. Berdasarkan karakteristik umur, Pengetahuan yang paling tinggi ada pada umur 11 dan 12 tahun dengan jumlah 15,9% sedangkan berdasarkan tingkatan kelas, yang berpengetahuan paling tinggi adalah kelas VI dengan jumlah 17,5%. Materi pengertian tentang kesehatan gigi, responden mampu menjawab dengan 98,4% dibandingkan dengan materi alat perawatan gigi. Kesimpulan penelitian di atas terdapat responden berpengetahuan yang baik sebesar 42,1%.
(6)
THE PORTRAYAL OF 7-12 YEARS OLD CHILDREN’S KNOWLEDGE ABOUT ORAL HYGIENE BASED ON ITS CHARACTERISTICS
IN JALAN ANYAR PRIMARY SCHOOL BANDUNG
By
Winda Iswandani
Indonesia University of Education
ABSTRACT
Oral health is suffered by 38,5% people in Indonesia. RISKESDAS (2013) reported that the national prevalence of oral problems reached 25.9%. Most of the people suffer teeth caries and periodontal diseases. WHO, in RISKESDAS (2007), states that 90% of children in the world and some adults have suffered teeth caries. The children should get more attention, concerning that they experience the changes from deciduous/milk teeth to permanent teeth, which have risk of teeth caries. However, the importance of oral health has not well considered. The objective of this study is to know the portrayal of 7-12 years
old children’s knowledge about oral hygiene. The study was conducted in Jalan Anyar Primary School Bandung. It is a descriptive quantitative study that involved 183 children as population. Specifically, it involved 126 children as samples, which were chosen by using Stratified Random Sampling technique. A set of question items about oral hygiene was used as the instrument. The findings of this study show that there were 42.1% children who had good knowledge, 27.8% who had adequate knowledge, and 30.2% children who had lack knowledge about oral hygiene. Next, based on their age, children who demonstrated best knowledge were 11-12 years old children (15.9%) and VI grade students (17.5%). Third, based on the most comprehended material, the children had best understanding on the definition of oral health (98.4%), and least comprehended materials on the equipments of teeth treatment (40.5%). To conclude, there were 42.1% children who had good knowledge on oral hygiene.
(7)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan masalah... 4
C. Tujuan penelitian ... 4
D. Manfaat penelitian ... 4
E. Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Pengetahuan ... 7
1. Pengertian Pengetahuan ... 7
2. Tingkat pengetahuan ... 7
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 8
4. Cara memperoleh pengetahuan ... 10
B. Anak Usia Sekolah ... 13
1. Anak Usia Sekolah ... 13
2. Implementasi teori Piaget dalam pendidikan ... 14
3. Perkembangan anak usia sekolah ... 15
4. Tugas perkembangan anak usia sekolah ... 16
C. Oral Hygiene ... 17
1. Pengertian Oral hygiene ... 17
2. Sistem imunitas rongga mulut ... 17
(8)
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi oral hygiene ... 19
5. Faktor resiko untuk oral hygiene ... 19
6. Perawatan gigi ... 20
D. Kerangka Pemikiran ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Desain penelitian ... 23
B. Partisipan ... 23
C. Definisi Operasional... 23
D. Instrumen penelitian ... 24
E. Proses pengembangan instrumen ... 25
F. Prosedur pelaksanaan penelitian ... 25
G. Teknik pengolahan dan analisa data ... 27
H. Etika penelitian... 29
I. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 30
J. Waktu penelitian ... 32
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Gambaran umum lokasi penelitian... 33
B. Profil objek penelitian ... 33
C. Hasil Penelitian ... 33
D. Pembahasan ... 37
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 41
A. Simpulan ... 41
B. Implikasi ... 41
C. Rekomendasi ... 41
D. Keterbatasan dan hambatan... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 24 Tabel 3.2 Kisi-kisi Butir Soal ... 25 Tabel 3.3 Interpretasi Data ... 29
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 22 Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian ... 27 Gambar 4.1 Profil pengetahuan anak usia 7 sampai dengan
12 tahun tentang Oral Hygiene ... 34 Gambar 4.2 Profil pengetahuan anak usia 7 sampai dengan
12 tahun berdasarkan tingkatan kelas ... 34 Gambar 4.3 Profil pengetahuan anak usia 7 sampai dengan
12 tahun berdasarkan umur ... 35 Gambar 4.4 Profil pengetahuan anak usia 7 sampai dengan 12 tahun
tentang Oral Hygiene berdasarkan indikator ... 36 Gambar 4.5 Profil pengetahuan anak usia 7 sampai dengan 12 tahun
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi butir soal Lampiran 2 Butir soal penelitian Lampiran 3 Kunci jawaban butir soal
Lampiran 4 Hasil uji validitas dan reliabilitas Lampiran 5 Surat Permohonan Responden Lampiran 6 Lembar Persetujuan Responden Lampiran 7 Olah data hasil penelitian Lampiran 8 Surat ijin studi pendahuluan
Lampiran 9 Surat keterangan ijin studi pendahuluan Lampiran 10 Surat ijin uji validitas
Lampiran 11 Surat ijin penelitian
Lampiran 12 Surat keterangan ijin penelitian Lampiran 13 Format Bimbingan
(12)
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya, sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Banyak organ yang berada dalam mulut, seperti orofaring, kelenjar parotid, tonsil, uvula, kelenjar sublingual, kelenjar submaksilaris, dan lidah (A. Aziz, 2009). Mulut merupakan bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang makanan yang mengandung gula, apabila anak terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung gula dan jarang membersihkannya, maka giginya gigi pada anak akan mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).
Menurut WHO dalam RISKESDAS (2007) diperkirakan bahwa 90% dari anak sekolah di dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies gigi sedangkan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia merupakan penyakit masyarakat yang diderita oleh 38,5% penduduk Indonesia. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9%, diantaranya sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas angka nasional yaitu DKI Jakarta 29,1%, Jawa Barat 28%, Yogyakarta 32,1%, Jawa Timur 27,2%, Kalimantan Selatan 36,1%, Sulawesi Utara 31,6%, Sulawesi Tengah 35,6%, Sulawesi Selatan 36,2%, Sulawesi Tenggara 28,6%, Gorontalo 30,1%, Sulawesi Barat 32,2%, Maluku 27,2%, Maluku Utara 26,9%.
Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dengan prevalensi 61% penduduk. Penyakit yang terbanyak yang diderita masyarakat Indonesia adalah karies gigi dan penyakit periodontal. RISKESDAS (2007) menunjukkan prevalensi penduduk yang bermasalah gigi dan mulut dan yang menerima
(13)
2
perawatan dari tenaga medis gigi dalam 12 bulan terakhir adalah 23,4% dan terdapat 1,6% penduduk yang telah kehilangan seluruh gigi aslinya. Dari penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut terdapat 29,6% yang menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga kesehatan gigi.
WHO (2012) pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan karena hal tersebut dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit rongga mulut. Kesehatan gigi dan mulut menjadi salah satu aspek pendukung paradigma sehat serta merupakan strategi pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010. Usaha kesehatan gigi dan mulut berbasis masyarakat (UKBM), antara lain: bahwa sudah 56,7% Puskesmas di Indonesia (Rifaskes, 2011) yang sudah melaksanakan usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM), sedangkan untuk Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) 86% Puskesmas di Indonesia sudah melaksanakannya.
Hasil penelitian Kusnoto dkk mengenai kebersihan gigi dan mulut yang diukur dengan menggunakan Oral Hygiene Index Simplied (OHIS) menunjukkan bahwa rata-rata kebersihan gigi dan mulut murid sekolah dasar kelas IV – VI di wilayah DKI Jakarta termasuk kategori sedang yaitu 53,8% dari seluruh murid yang diperiksa. Hasil penelitian Setiawan menunjukkan bahwa 88,3% responden mempunyai status kebersihan gigi dan mulut pada kategori tidak bersih, hanya 11,7% responden yang mempunyai status kebersihan gigi pada kategori bersih. Hal ini merupakan masalah yang perlu ditanggulangi mengingat bahwa kebersihan gigi dan mulut merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
Kesadaran seseorang akan pentingnya kesehatan gigi terlihat dari pengetahuan yang ia miliki. Fankari 2004 dalam Kawuryan (2008) menjelaskan bahwa salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Salah satu masalah pada kesehatan gigi dan mulut adalah tingginya angka karies/gigi berlubang.
Karies gigi di Jawa Barat menduduki peringkat keenam dari penyakit yang dikeluhkan masyarakat, prevalensi karies di Jawa Barat sebesar 79,7%
(14)
3
(RISKESDAS, 2007). Kota Bandung merupakan ibu kota Jawa Barat yang mempunyai penduduk sebesar 2.394.920 jiwa (Disduk 2010). Berdasarkan data sosial ekonomi masyarakat Kota Bandung tahun 2010 terlihat bahwa sikat gigi merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang dikeluhkan masyarakat Kota Bandung. Dalam satu bulan sebanyak 19% penduduk Kota Bandung mengeluh sakit gigi (RSKGM, 2011).
Pemerintah bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) telah berupaya menangani masalah kesehatan gigi melalui program pemeriksaan gigi gratis enam bulan sekali. Pemerintah juga telah membuat program kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di setiap sekolah (Hutabarat, 2009). Harapannya dengan adanya program-program tersebut masalah kesehatan gigi dapat teratasi.
Pemilihan makanan menjadi salah satu pemicu bagaimana kondisi gigi dan mulut seseorang. Kebersihan gigi dan mulut kadang tidak mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat. Bagi anak-anak khususnya yang menduduki bangku sekolah dasar, tentunya belum banyak mendapat perhatian yang lebih. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini tidak bisa dianggap sebagai suatu masalah yang kecil. Untuk anak yang masih menduduki sekolah dasar justru harus memperhatikan pencegahan dari gigi yang berlubang maupun kebersihan mulut yang lain. Tercatat bahwa anak usia 9-11 tahun masih belum terlalu memperhatikan kebersihan mulut mereka dengan tidak memperhatikan cara menggosok gigi yang baik dan benar. Menurut Potter & Perry (2005), gigi permanen yang tumbuh pada anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena perpindahan dari gigi susu menjadi gigi permanen memiliki resiko tinggi terkena karies gigi.
Data dari Puskesmas Padasuka Kota Bandung menunjukkan bahwa angka prevalensi indeks karies adalah sebanyak 9,56% untuk kelas II, sebesar 4,8% untuk kelas IV, dan 3,4% untuk kelas VI. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SDN Jalan Anyar Kota Bandung pada tanggal 30 Maret 2015 didapatkan informasi bahwa dari sepuluh siswa yang berhasil diwawancarai, tiga diantaranya selalu menyikat gigi pada saat mandi saja, enam orang lainnya selalu
(15)
4
menyikat gigi setelah sarapan, pada saat mandi sore, dan malam sebelum tidur. Sepuluh siswa tersebut mengatakan bahwa mereka pernah mengalami sakit gigi akan tetapi tidak pernah diperiksakan ke dokter gigi, dan empat orang diantaranya terdapat gigi berlubang.
Hal inilah yang mendorong dilakukannya penelitian tentang “Gambaran
Pengetahuan Anak Usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene”. B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengangkat rumusan masalah
“Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Anak Usia 7 sampai dengan 12 tahun
tentang Oral Hygiene berdasarkan Karakteristik di SDN Jalan Anyar Kota
Bandung ?”
C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene berdasarkan karekteristik.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene di SDN Jalan Anyar Kota Bandung.
b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan responden di SDN Jalan Anyar Kota Bandung berdasarkan kategori kelas.
c. Untuk mengidentifikasi pengetahaun responden di SDN Jalan Anyar Kota Bandung berdasarkan kategori umur.
D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengembangan ilmu keperawatan anak.
(16)
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi SDN Jalan Anyar
Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah dalam memberikan pendidikan kesehatan bagi para siswa di sekolah terkait kebersihan gigi dan mulut. b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi bagi mahasiswa di Program Studi Keperawatan UPI tentang Gambaran Pengetahuan siswa SD tentang Oral Hygiene berdasarkan karakteristik sehingga dapat menjadi langkah awal bagi perawat untuk merencanakan pemberian pendidikan dan penyuluhan tentang Oral Hygiene, juga sebagai tindakan preventif dan promotif untuk mencegah dampak negatif akibat tidak memperhatikan kebersihan gigi dan mulut.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya berkaitan dengan tema
Oral hygiene.
E.Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah
Untuk mempermudah dalam penyusunan selanjutnya, maka penulis memberikan rancangan isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN. Merupakan uraian tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Merupakan landasan teori yang digunakan dalam analisis temuan di lapangan dan uraian mengenai kerangka pemikiran penelitian. BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, partisipan, populasi dan sampel, instrument penelitian, prosedur penelitian dan analisa data serta prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan sampai penyusunan laporan akhir.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini membahas mengenai
(17)
6
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini membahas mengenai hasil analisis temuan. Selain itu, pada bab ini juga dibahas mengenai rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.
(18)
(19)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Setiadi, 2013).
Pada penelitian ini mengukur sejauh mana pengetahuan anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene berdasarkan karakteristik di SDN Jalan Anyar Kota Bandung.
B.Partisipan
Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas II sampai dengan kelas VI SDN Jalan Anyar Kota Bandung yang terbagi dalam lima kelas.
C.Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.
(20)
24
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Alat
Ukur Skala Skor
Pengetahuan tentang Oral
Hygiene
Capaian skor anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang
Oral Hygiene
Segala sesuatu yang diketahui anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral
Hygiene, antara lain:
a. Pengetahuan tentang kesehatan gigi b. Penyebab masalah kesehatan gigi c. Akibat masalah
kesehatan gigi d. Perawatan gigi e. Alat perawatan
gigi
f. Contoh masalah kesehatan gigi
Butir soal
Ordinal Jika responden menjawab dengan benar, diberikan 1 sedangkan jika responden menjawab salah diberikan nilai 0.
D.Instrumen Penelitian
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah butir soal. Butir soal yang tertera pada penelitian ini adalah pernyataan Benar Salah sebanyak 15 pertanyaan, responden memilih jawaban yang telah disiapkan yang dianggap benar dengan diberi tanda checklist. Butir soal ini telah dibuat oleh peneliti yang sebelumnya yaitu Dewanti (2012) di SDN Pondok Cina 4 Depok kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Butir soal pada penelitian ini berbentuk pertanyaan
dimana disediakan pilihan jawaban “benar” atau “salah” dan responden diminta
memilih satu jawaban tersebut. Pertanyaan dibagi dalam pertanyaan (+) dan (-), dimana jika jawaban yang benar diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0.
Untuk memudahkan dalam menyusun instrument, maka diperlukan kisi-kisi. Berikut kisi-kisi dari instrument dalam penelitian ini.
(21)
25
Tabel 3.2 Kisi-kisi Butir soal
No. Pertanyaan Nomor Soal
(+) (-)
1. Pengertian Kesehatan gigi 1
2. Penyebab masalah kesehatan gigi 2, 3
3. Akibat masalah kesehatan gigi 4
4. Perawatan gigi a. Menggosok gigi
1) Waktu/frekuensi menggosok gigi
2) Cara menggosok gigi yang benar
b. Pengaturan makanan
5, 7 11 12, 13
6, 8
15
5. Alat perawatan gigi 9 10
6. Contoh masalah kesehatan gigi 14
Total Pertanyaan 11 4
E.Proses pengembangan instrumen 1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner. Butir soal diuji validitas kepada SDN Sukasenang Kota Bandung kepada 30 responden. Hasil uji validitas kemudian diukur dengan menggunakan perangkat lunak komputer. Dari 22 pertanyaan, tujuh pertanyaan gugur sedangkan 15 pertanyaan dipakai untuk penelitian dan sudah diperbaiki. Pertanyaan yang gugur adalah pertanyaan nomor 4, 12, 13, 14, 15, 19, dan 22. 2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas pada butir soal didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,68 menggunakan perangkat lunak komputer.
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah penelitian bermanfaat untuk mempermudah dalam menyelesaikan penelitian adalah sebagai berikut:
(22)
24
Menentukan masalah, rumusan masalah, studi kepustakaan, studi pendahuluan, penyusunan proposal penelitian dan instrument, mengajukan proposal pada dosen pembimbing, serta permohonan izin penelitian kepada
(23)
26
pihak-pihak terkait dan izin pengambilan data kepada kepala SDN Jalan Anyar Kota Bandung.
2. Pelaksanaan Penelitian
Melakukan kontrak waktu dengan para responden, menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, izin persetujuan penelitian dari para responden, pembagian butir soal, pengumpulan butitr soal, dan pengecekkan kelengkapan lembar jawaban responden.
3. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Pengisian butir soal dilakukan dengan mendatangi langsung SDN Jalan Anyar Kota Bandung dengan terlebih dahului mendapatkan izin dari kepala sekolah. Pengambilan data dilakukan setelah siswa diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan, tata kerja penelitian serta memotivasi siswa agar mengisi jawaban dengan jujur, cermat, dan teliti. Setelah itu siswa diminta untuk mengisi dengan lengkap butir soal yang telah disediakan dalam bentuk pilihan benar salah. Selama pengambilan data, peneliti mendampingi siswa agar dapat memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang tidak dimengerti. Kemudian peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban yang telah diisi. Setelah itu peneliti membagi responden dengan cara dikocok untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan perhitungan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 126 orang. 4. Pengolahan dan analisa data
a. Pengolahan data hasil butir soal b. Menganalisis data
c. Membuat kesimpulan
Adapun langkah-langkah/prosedur penelitian digambarkan dengan skema pada gambar berikut ini:
(24)
27
Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian
G.Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Menurut Setiadi (2013), ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam pengolahan data ke dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Editing/memeriksa
Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan
oleh para pengumpul data. Pemeriksaan data pertanyaan yang telah selesai Menentukan subjek penelitian
(Siswa Kelas II-VI SD)
Menggambarkan pengetahuan 1. Baik
2. Cukup 3. Kurang
Kesimpulan
Menentukan variabel penelitian (Gambaran Pengetahuan)
Analisis dan Pengolahan Data Melakukan pengukuran
(25)
28
1) Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada jawabannya, meskipun jawaban hanya berupa tidak tahu atau tidak mau menjawab. 2) Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit
pengolahan data atau berakibat pengolah data salah membaca.
3) Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak relevan maka editor harus menolaknya.
b. Coding
Coding adalah mengklarifikasi jawaban-jawaban daripada responden
ke dalam bentuk angka/bilangan. Biasanya klarifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban (Setiadi, 2013). Skor yang didapat oleh para responden dihitung dengan kategori sebagai berikut:
1) Jika jawaban benar diberikan nilai 1 2) Jika jawaban salah diberikan nilai 0 c. Processing
Setelah semua butir soal terisi penuh dan benar, serta sudah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data yang sudah di-entry dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari butir soal ke paket program komputer.
d. Cleaning
Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.
e. Mengeluarkan informasi, disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan.
2. Analisis data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisis secara deskriptif ini menghasilkan distribusi dan presentase dari setiap variabel dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan diagram. Untuk mengetahui pengetahuan anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene berdasarkan karakteristik yang diperoleh dari wawancara dengan alat bantu
(26)
29
butir soal. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0.
Rumus yang dipakai untuk menghitung persentase adalah sebagai berikut:
Keterangan:
X = hasil persentase
F = hasil pencapaian/jumlah jawaban yang benar N = hasil pencapaian maksimal/jumlah total pertanyaan 100% = bilangan konstanta tetap
Jumlah jawaban benar yang dihitung kemudian dikategorikan menjadi: 1) Baik, apabila presentase 76% - 100%
2) Cukup, apabila presentase 56% - 75% 3) Kurang, apabila presentase ≤55%
Hasil Analisa data akan disajikan dalam bentuk diagram dan persentase. Adapun data yang ditampilkan adalah diagram frekuensi pengetahuan tentang
Oral Hygiene, sedangkan interpretasi tabel menurut Arikunto (2010) sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Interpretasi Hasil
Skor Interpretasi
100% Seluruh
76 - 99% Hampir seluruh
51 - 75% Sebagian besar
50% Setengahnya
26 - 49% Hampir Setengahnya
1 - 25% Sebagian Kecil
0% Tidak satupun
H.Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2011), etika penelitian meliputi: 1. Informent Consent (Lembar Persetujuan)
X = F x 100% N
(27)
24
Informent Consentmerupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan meberikan lembar persetujuan. Informent Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
(28)
30
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informent Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. 2. Anominity (Tanpa Nama)
Masalah etika keperawatn adalah masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode atau inisial nama pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
I. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Jalan Anyar Kota Bandung yang bertempat di Jl. Padasuka No. 99/209 C Kelurahan Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul Bandung – 40125 Indonesia.
2. Subjek penelitian a. Populasi
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa SD kelas II-VI yang berjumlah 183 orang di SDN Jalan Anyar Kota Bandung. b. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Dalam penelitian ini sampelnya adalah siswa kelas II sampai dengan kelas VI SD di SDN Jalan Anyar Kota Bandung.
(29)
31
Kriteria responden yang layak untuk diteliti: 1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2011). Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah:
a) Siswa/i berusia 7-12 tahun
b) Siswa yang hadir pada saat pengisian butir soal c) Bersedia berpartisipasi menjadi responden d) Responden mampu membaca dan menulis e) Mampu berbahasa Indonesia
2) Kriteria eklusi
Kriteria eklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai sebab antara lain: a) Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu
b) Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan, seperti subjek yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap.
c) Subjek menolak berpartisipasi
Cara pengambilan sampel ini menggunakan teknik Stratified Random
Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi anggotanya tidak homogen dan
berstrata secara proporsional. Asumsi penggunaan metode ini, bahwa populasi adalah heterogen, terdiri atas beberapa lapis/stratum, dimana tiap stratum sifatnya homogen dan destructible. Jumlah pemilihan sampel setiap kelas dilakukan dengan cara dikocok.
Rumus: n =
Keterangan:
N : Besarnya populasi n : Besarnya sampel
(30)
32
Perhitungan sampel: n =
=
n
=
=
=
= 126,2
orang = 126 orangDengan menggunakan rumus sampel Populasi x Total sampel
Total populasi
Maka jumlah sampel setiap kelas adalah sebagai berikut:
Kelas II =
x 125 = 27 siswa
Kelas III =
x 125 = 24 siswa
Kelas IV =
x 125 = 27 siswa
Kelas V =
x 125 = 23 siswa
Kelas VI =
x 125 = 25 siswa
Jumlah = 126 siswa
J. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat, 04 Juni – 05 Juni 2015 di SDN Jalan Anyar Kota Bandung. Pengisian butir soal dilakukan pada jam pelajaran selama 20 menit di kelas masing-masing setelah siswa diberi penjelasan mengenai teknik pengisian dan tujuan penelitian.
(31)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pengolahan data tentang “Gambaran
Pengetahuan anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene berdasarkan karakteristik di SDN Jalan Anyar Kota Bandung dapat disimpulkan: 1. Pengetahuan Anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene
diperoleh bahwa hampir setengah responden memiliki pengetahuan baik sebesar 42,1%, yang mempunyai pengetahuan cukup sebesar 27,8%, dan yang berpengetahuan kurang sebesar 30,2%.
2. Pengetahuan Anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene berdasarkan karakteristik didapatkan bahwa responden pada kelas VI memiliki pengetahuan yang paling baik yaitu sebesar 17,5% dan pada karakteristik umur, yang memiliki pengetahuan yang baik ada pada umur 11 dan 12 tahun dengan presentase 15,9%.
3. Pengetahuan Anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene berdasarkan indikator didapatkan bahwa penguasaan terhadap oral hygiene yang paling baik adalah pada materi pengertian kesehatan gigi sedangkan yang paling rendah ada pada materi alat perawatan gigi.
B.Implikasi
Diharapkan dengan tingginya pengetahuan Anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene dapat menekan angka kesakitan gigi dan mulut dengan penyuluhan secara periodik yang bisa langsung dilaksanakan melalui program penyuluhan dengan metode yang menarik dan disukai oleh anak-anak, seperti demonstrasi.
C.Rekomendasi 1. SDN Jalan Anyar
Dalam memberikan penyuluhan perlu diperhatikan mengenai penyampaian materi tentang Oral Hygiene.
(32)
42
2. Pendidikan Keperawatan
Perlu dilaksanakannya pendidikan kesehatan mengenai Oral Hygiene pada alat keperawatan gigi dan menyiapkan media penyampaian secara langsung dengan demonstrasi.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Perlu adanya promotif dan preventif terhdap pemberian pendidikan kesehatan mengenai oral hygiene khususnya pada materi alat perawatan gigi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya berkaitan dengan tema Oral
hygiene. Penelitian ini menjadi dasar pada penelitian selanjutnya dengan
memperluas variabel.
D.Hambatan dan Keterbatasan
1. Pada saat penelitian, peneliti mendapatkan hambatan pada responden kelas I karena responden pada anak kelas I ini tidak diteliti disebabkan siswa belum bisa berpikir logis dan ada beberapa diantara mereka yang belum bisa membaca dan menulis.
2. Waktu penelitian yang bersamaan dengan Ujian Kenaikan Kelas SDN Jalan Anyar.
(33)
DAFTAR PUSTAKA
Andriana, D. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada anak. Jakarta: SalembaMedika.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta.
Aziz, A.A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.
Alhamda, S. (2011).Dental and Oral Hygiene Status with Dental Caries Status (Study in Student Age Group 12 Years in Elementary School City of Bukittinggi).BeritaKedokteranmasyarakat, 27 (2), hlm.108-115.
Chasanah, C. (2004). Gambaran penyuluhan metode ceramah dan metode
demonstrasi terhadap peningkatan pengetahuan gigi dan mulut siswa kelas IV SD Lempuyangan 1 Yogyakarta. Jurusan kesehatan gigi Politeknik
Kesehatan, Yogyakarta.
Columbia University College of Dental Medicine. Cleaning your’s child mouth
and teeth. November 24, 2011.
Depkes RI. (2012). Rencana Program pelayanan kesehatan gigi dan mulut. [online] Tersedia di:
http://dinkes.babelprov.go.id/sites/default/files/data/Renc.Program.pdf Dewanti.(2012). Hubungan Tingkat pengetahuan Tentang kesehatan gigi dengan
perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di SDN Pondok Cina 4 Depok. (SKRIPSI). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,
Depok.
Fitriani, R. (2006). Perawatan Kesehatan Gigi Anak. Desember 23, 2011. http://www.kharisma.de/?q=node/297diakses pada tanggal 26 April 2015 Hari Soetjiningsih, C. (2012). Perkembangan Anak sejak pembuahan Sampai
dengan Kanak-kanak Akhir. Jakarta: Prenada Media Group.
Hidayat. (2011), A.A. (2013). Metodologi penelitian keperawatan dan teknik
analisis data. Jakarta : Salemba Medika.
Hockenberry, M.J, &Wilson, D. (2007). Wong’s nursing care infants and
children. St.Louis: Mosby Elsevier.
Hutabarat, N. (2009). Peran petugas kesehatan, guru, dan orang tua dalam
melaksanakan UKGS dengan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut murid sekolah dasar di Kota Medan tahun 2000. Tesis. Sumatera
(34)
Ircham Machfoedz dan Asmar Yetti Zein. (2005). Menjaga kesehatan Gigi dan Mulut Anak-anak dan Ibu Hamil. Yogyakarta: Tramaya
Isrofih, Nonik. (2007). Pengaruh pendidikan kesehatan gigi terhadap
pengetahuan dan sikap anak usia sekolah di SD Boto Kembang Kulonprogo Yogyakarta. Program studi keperawatan. Fakultas ilmu kesehatan.
Universitas Pekalongan.
Isyraq.27. Substansi Dan Definisi Pengetahuan. Diakses dari:
http:isyraq.wordress.com/2007/11/2006/substansi-dan-definisi pengetahuan/(hlm. 8) pada tanggal 14 Aril 2015
Janiwarthy, Bethsaida & Pieter Zan, Herri (2013). Pendidikan Psikologi untuk
Bidan Suatu Teori dan Terapannya. Edisi 1. Yogyakarta: Rapha Publishing
Kawuryan, U. (2008). Hubungan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut
dengan kejadian karies anak SDN Kleco II Kelas V dan VI Laweyan Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (2012). Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS).[online] Tersedia di:
http://pbpdgi.or.id/wp-content/uploads/2015/04/UKGS.pdf diakses tanggal 16 Juni 2015
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. [online]. Tersedia di:
http://www.depkes.go.id/resources/download/
Kementerian Kesehatan RI. (2012). Laporan Riset Fasilitas Kesehatan 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian pendidikan dan Kebudayaan.(2013). Kurikulum 2013. [online]. Tersedia di:
file:///D:/materi%20kuliah/download/Downloads/116-215-1-SM.pdfdiaksestanggal 15 Juni 2015
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan .Jakarta: Salemba medika.
Potter, P.A. ,& Perry , A.G. (2005). Fundamental Nursing : concept, process, and
practice (6 theds). St.Louis. Mosby Year Book.
(35)
Yogyakarta. Program studi ilmu keperawatan. Universitas muhammadiyah
Yogyakarta. Yogyakarta. Riskesdas. (2007). Diakses melalui:
http: //www.academia.edu/5793136/BABI pada tanggal 15 April 2015 Roeslan, Budi Oetomo. (2002). Respon Imun di Dalam Rongga Mulut, Majalah
ilmiah Kedokteran Gigi, Scientific Journal in Dentistry No.49 Tahun 17, September 2002
Setiadi.(2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha ilmu.
Schuurs, A.H.B. (1992). Patologi gigi-geligi: kelainan-kelainan jaringan keras
gigi, hlm. 135. (Sutatmi Surya, penerjemah). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Taufik. (2010) . Arti Pengetahuan Menurut para Ahli. Diakses dari:
http: //arti-pengetahuan-menurut-para-ahli/2010/09/.html. tanggal 24 April 2015
(1)
32
Perhitungan sampel: n =
=
n
=
=
=
= 126,2
orang = 126 orangDengan menggunakan rumus sampel Populasi x Total sampel Total populasi
Maka jumlah sampel setiap kelas adalah sebagai berikut: Kelas II =
x 125 = 27 siswa Kelas III =
x 125 = 24 siswa Kelas IV =
x 125 = 27 siswa Kelas V =
x 125 = 23 siswa Kelas VI =
x 125 = 25 siswa
Jumlah = 126 siswa
J. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat, 04 Juni – 05 Juni 2015 di SDN Jalan Anyar Kota Bandung. Pengisian butir soal dilakukan pada jam pelajaran selama 20 menit di kelas masing-masing setelah siswa diberi penjelasan mengenai teknik pengisian dan tujuan penelitian.
(2)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pengolahan data tentang “Gambaran
Pengetahuan anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene berdasarkan karakteristik di SDN Jalan Anyar Kota Bandung dapat disimpulkan: 1. Pengetahuan Anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene
diperoleh bahwa hampir setengah responden memiliki pengetahuan baik sebesar 42,1%, yang mempunyai pengetahuan cukup sebesar 27,8%, dan yang berpengetahuan kurang sebesar 30,2%.
2. Pengetahuan Anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene berdasarkan karakteristik didapatkan bahwa responden pada kelas VI memiliki pengetahuan yang paling baik yaitu sebesar 17,5% dan pada karakteristik umur, yang memiliki pengetahuan yang baik ada pada umur 11 dan 12 tahun dengan presentase 15,9%.
3. Pengetahuan Anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene berdasarkan indikator didapatkan bahwa penguasaan terhadap oral hygiene yang paling baik adalah pada materi pengertian kesehatan gigi sedangkan yang paling rendah ada pada materi alat perawatan gigi.
B.Implikasi
Diharapkan dengan tingginya pengetahuan Anak usia 7 sampai dengan 12 tahun tentang Oral Hygiene dapat menekan angka kesakitan gigi dan mulut dengan penyuluhan secara periodik yang bisa langsung dilaksanakan melalui program penyuluhan dengan metode yang menarik dan disukai oleh anak-anak, seperti demonstrasi.
C.Rekomendasi
1. SDN Jalan Anyar
Dalam memberikan penyuluhan perlu diperhatikan mengenai penyampaian materi tentang Oral Hygiene.
(3)
42
2. Pendidikan Keperawatan
Perlu dilaksanakannya pendidikan kesehatan mengenai Oral Hygiene pada alat keperawatan gigi dan menyiapkan media penyampaian secara langsung dengan demonstrasi.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Perlu adanya promotif dan preventif terhdap pemberian pendidikan kesehatan mengenai oral hygiene khususnya pada materi alat perawatan gigi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya berkaitan dengan tema Oral
hygiene. Penelitian ini menjadi dasar pada penelitian selanjutnya dengan
memperluas variabel.
D.Hambatan dan Keterbatasan
1. Pada saat penelitian, peneliti mendapatkan hambatan pada responden kelas I karena responden pada anak kelas I ini tidak diteliti disebabkan siswa belum bisa berpikir logis dan ada beberapa diantara mereka yang belum bisa membaca dan menulis.
2. Waktu penelitian yang bersamaan dengan Ujian Kenaikan Kelas SDN Jalan Anyar.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Andriana, D. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada anak. Jakarta: SalembaMedika.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta.
Aziz, A.A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.
Alhamda, S. (2011).Dental and Oral Hygiene Status with Dental Caries Status (Study in Student Age Group 12 Years in Elementary School City of Bukittinggi).BeritaKedokteranmasyarakat, 27 (2), hlm.108-115.
Chasanah, C. (2004). Gambaran penyuluhan metode ceramah dan metode
demonstrasi terhadap peningkatan pengetahuan gigi dan mulut siswa kelas IV SD Lempuyangan 1 Yogyakarta. Jurusan kesehatan gigi Politeknik
Kesehatan, Yogyakarta.
Columbia University College of Dental Medicine. Cleaning your’s child mouth
and teeth. November 24, 2011.
Depkes RI. (2012). Rencana Program pelayanan kesehatan gigi dan mulut. [online] Tersedia di:
http://dinkes.babelprov.go.id/sites/default/files/data/Renc.Program.pdf Dewanti.(2012). Hubungan Tingkat pengetahuan Tentang kesehatan gigi dengan
perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di SDN Pondok Cina 4 Depok. (SKRIPSI). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,
Depok.
Fitriani, R. (2006). Perawatan Kesehatan Gigi Anak. Desember 23, 2011. http://www.kharisma.de/?q=node/297diakses pada tanggal 26 April 2015 Hari Soetjiningsih, C. (2012). Perkembangan Anak sejak pembuahan Sampai
dengan Kanak-kanak Akhir. Jakarta: Prenada Media Group.
Hidayat. (2011), A.A. (2013). Metodologi penelitian keperawatan dan teknik
analisis data. Jakarta : Salemba Medika.
Hockenberry, M.J, &Wilson, D. (2007). Wong’s nursing care infants and
children. St.Louis: Mosby Elsevier.
Hutabarat, N. (2009). Peran petugas kesehatan, guru, dan orang tua dalam
melaksanakan UKGS dengan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut murid sekolah dasar di Kota Medan tahun 2000. Tesis. Sumatera
(5)
Ircham Machfoedz dan Asmar Yetti Zein. (2005). Menjaga kesehatan Gigi dan Mulut Anak-anak dan Ibu Hamil. Yogyakarta: Tramaya
Isrofih, Nonik. (2007). Pengaruh pendidikan kesehatan gigi terhadap
pengetahuan dan sikap anak usia sekolah di SD Boto Kembang Kulonprogo Yogyakarta. Program studi keperawatan. Fakultas ilmu kesehatan.
Universitas Pekalongan.
Isyraq.27. Substansi Dan Definisi Pengetahuan. Diakses dari:
http:isyraq.wordress.com/2007/11/2006/substansi-dan-definisi pengetahuan/(hlm. 8) pada tanggal 14 Aril 2015
Janiwarthy, Bethsaida & Pieter Zan, Herri (2013). Pendidikan Psikologi untuk
Bidan Suatu Teori dan Terapannya. Edisi 1. Yogyakarta: Rapha Publishing
Kawuryan, U. (2008). Hubungan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut
dengan kejadian karies anak SDN Kleco II Kelas V dan VI Laweyan Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (2012). Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS).[online] Tersedia di:
http://pbpdgi.or.id/wp-content/uploads/2015/04/UKGS.pdf diakses tanggal 16 Juni 2015
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. [online]. Tersedia di:
http://www.depkes.go.id/resources/download/
Kementerian Kesehatan RI. (2012). Laporan Riset Fasilitas Kesehatan 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian pendidikan dan Kebudayaan.(2013). Kurikulum 2013. [online]. Tersedia di:
file:///D:/materi%20kuliah/download/Downloads/116-215-1-SM.pdfdiaksestanggal 15 Juni 2015
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan .Jakarta: Salemba medika.
Potter, P.A. ,& Perry , A.G. (2005). Fundamental Nursing : concept, process, and
practice (6 theds). St.Louis. Mosby Year Book.
Rahayu, E.M. (2005). Pengaruh pendidikan kesehatan gigi dan mulut terhadap
(6)
Yogyakarta. Program studi ilmu keperawatan. Universitas muhammadiyah
Yogyakarta. Yogyakarta. Riskesdas. (2007). Diakses melalui:
http: //www.academia.edu/5793136/BABI pada tanggal 15 April 2015 Roeslan, Budi Oetomo. (2002). Respon Imun di Dalam Rongga Mulut, Majalah
ilmiah Kedokteran Gigi, Scientific Journal in Dentistry No.49 Tahun 17, September 2002
Setiadi.(2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha ilmu.
Schuurs, A.H.B. (1992). Patologi gigi-geligi: kelainan-kelainan jaringan keras
gigi, hlm. 135. (Sutatmi Surya, penerjemah). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Taufik. (2010) . Arti Pengetahuan Menurut para Ahli. Diakses dari:
http: //arti-pengetahuan-menurut-para-ahli/2010/09/.html. tanggal 24 April 2015