STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI PT.GRIYA NUTRISI BANDUNG.

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI PT. GRIYA NUTRISI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Oleh

Sri Wahyuni

1103102

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

LEMBAR HAK CIPTA

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI PT.GRIYA NUTRISI BANDUNG

Oleh Sri Wahyuni

1103102

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©Sri Wahyuni

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak cipta dilindungi Undang Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di fotocopy atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI PT. GRIYA NUTRISI BANDUNG

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing l

Dr. Hj.Ratih Hurriyati,M.Si NIP.196802.25199301.2001

Pembimbing ll

Oce Ridwanudin,SE.,MM NIP. 19810407.201012.1.022

Mengetahui :

Ketua ProgramStudi Manajemen Industri Katering

Agus Sudono, SE.,MM NIP.19820508.200812.1.002

Mahasiswa

Sri Wahyuni NIM 1103102


(4)

Sri Wahyuni, 2015

ABSTRAK

Sri Wahyuni, 1103102 “Strategi Pengembangan Bisnis di PT.Griya Nutrisi Bandung” skripsi ini dibawah bimbingan Dr. Hj. Ratih Hurriyati, M.Si dan Oce Ridwanudin, SE., MM.

PT.Griya Nutrisi Bandung merupakan salah satu katering yang fokus dalam bidang pelayanan penyediaan produk makanan diet, non diet dan snack dengan kandungan gizi yang tepat untuk pasien ataupun konsumen lainnya dengan cara konsultasi dengan ahli gizi yang berada di PT.Griya Nutrisi Bandung. Adapun permasalahan yang dihadapi pada saat ini oleh PT.Griya Nutrisi Bandung yaitu naik turunnya pendapatan serta belum tercapainya target penjualan, sehingga dibutuhkan strategi dalam mengembangkan bisnisnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor internal serta faktor ekternal yang dapat mempengaruhi strategi pengembangan bisnis bagi PT.Griya Nutrisi Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode survei untuk mendapatkan gambaran mengenai lingkungan perusahaan baik itu lingkungan internal yang merupakan kekuatan serta kelemahan ataupun lingkungan eksternal yang merupakan peluang serta ancaman bagi PT.Griya Nutrisi Bandung. Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan, maka dianalisis dengan menggunakan matriks IFAS, matriks EFAS, IE, matriks SWOT dan QSPM.Adapun hasil IFAS PT.Griya Nutrisi Bandung yaitu 3,75 sedangkan hasil EFAS PT.Griya Nutrisi Bandung yaitu 3,61. Sedangkan penentuan urutan prioritas strategi menggunakan QSPM yang menhasilkan dua belas strategi yang bisa diterapkan oleh PT.Griya Nutrisi Bandung, dan strategi utama untuk PT.Griya Nutrisi Bandung yaitu dengan menjaga kualitas serta mengembangkan produk dengan hasil STAS 6,41


(5)

Sri Wahyuni, 2015

ABSTRACT

SriWahyuni, 1103102 “Business Development Strategy at Griya Nutrisi Corporate, Bandung”this last assignment under advise ofDr. Hj.Ratih Hurriyati, M.Si and Oce Ridwanudin, SE., MM.

Griya Nutrisi corporate is one of catering that focus on service of diet, non diet food, and snack provider with right nutrient content for medical patient or other consumer by consultate with master of nutrient in Griya Nutrisi Corp. Bandung. There are some trouble that faced nowadays by Griya Nutrisi corp. Bandung it is revenue fluktuated and have not risen sales target so need any strategy in develop its business. The goal from this research to know internal and external factor which can influence business develop strategy at Griya Nutrisi corp. Bandung. The method that use in this research is descriptive qualitative with use survey method to get describing abaout corporate environment on internal which is strength and weakness or external which is opportunity and treath for Griya Nutrisi corp. After get the needing data, so analyzed by use IFAS matriks, EFAS matriks, IE, SWOT matriks and QSPM. The result from IFAS Griya Nutrisi corp.Bandung is 3,75 and EFAS in Griya Nutrisi corp. Is 3,61. Whereas determine of priority strategy level use QSPM which resulted twelve strategy that can apply by Griya Nutrisi corp. Bandung, and main strategy for Griya Nutrisi corp. Bandung is keep quality and also develop product with the result STAS 6,41.


(6)

Sri Wahyuni, 2015

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMAKASIH ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1Kajian Pustaka 2.1.1 Pariwisata 2.1.1.1Pengertian Pariwisata ... 8

2.1.1.2Bentuk-bentuk Pariwisata ... 8

2.1.1.3Jenis-jenis Priwisata ... 9

2.1.2 Usaha Jasa Boga atau Katering 2.1.2.1Pengertian Usaha Jasa Boga atau Katering ... 10

2.1.2.2 Macam-macam Usaha Jasa Boga atau Katering ... 10

2.1.2.3 Penggolongan Usaha Jasa Boga ... 11

2.1.2.4 Persyaratan Higiene Sanitasi Usaha Jasa Boga ... 11

2.1.3 Pengembangan Usaha atau Bisnis 2.1.3.1 Pengertian Usaha atau Bisnis ... 12


(7)

Sri Wahyuni, 2015

2.1.3.2Motif Pengembangan Usaha atau Bisnis ... 12

2.1.4 Konsep Manajemen Startegi 2.1.4.1 Pengertian Manajemen Strategi ... 13

2.1.4.2 Proses Manajemen Strategi ... 14

2.1.4.3 Manfaat Manajemen Strategi ... 16

2.1.4.4 Level Strategi ... 17

2.1.4.5 Tipe-tipe Strategi ... 18

2.1.4.6 Visi dan Misi Perusahaan ... 19

2.1.5 Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal ... 20

2.1.6 Konsep Analisis SWOT dan QSPM ... 26

2.1.6.1 Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) ... 26

2.1.6.2 QSPM ... 30

2.2Penelitian Terdahulu ... 31

2.3Kerangka Pemikiran ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Objek Penelitian ... 36

3.2 Metode Penelitian ... 36

3.3Operasional Variabel ... 37

3.4Metode Penarikan Responden ... 40

3.5Jenis dan Sumber data ... 40

3.6Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.7Teknik Analisis Data ... 42

3.7.1 Analisis IFAS ... 43

3.7.2 Analisis EFAS ... 44

3.7.3 Analisis IE ... 47

3.7.4 Analisis SWOT ... 48

3.7.5 Pemilihan Alternatif QSPM ... 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(8)

Sri Wahyuni, 2015

4.1 Gambaran Umum PT. Griya Nutrisi Bandung

4.1.1 Sejarah PT. Griya Nutrisi Bandung ... 52

4.1.2 Visi dan Misi PT. Griya Nutrisi Bandung ... 53

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Griya Nutrisi Bandung ... 53

4.2 Pembahasan Keadaan Faktor Internal, Faktor Eksternal dan Strategi Pengembangan Bisnis bagi PT.Griya Nutrisi Bandung 4.2.1 Keadaan Faktor Internal ... 55

4.2.2 Keadaan Faktor Eksternal ... 58

4.2.3 Strategi Pengembangan Bisnis bagi PT.Griya Nutrisi Bandung ... 67

4.3 Formulasi Alternatif Strategi 4.3.1 Analisis Matrik IFAS ... 62

4.3.2 Analisis Matrik EFAS ... 63

4.3.3 Analisis Matrik IE ... 65

4.3.4 Analisis SWOT ... 66

4.4 Penentuan Urutan Prioritas Strategi Menggunakan QSPM di PT.Griya Nutrisi Bandung ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... ix

LAMPIRAN – LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Berbicara tentang industri pariwisata, Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam, sehingga banyak tempat industri pariwisata yang indah untuk dikunjungi oleh wisatawan. Selain itu Jawa Barat memiliki potensi yang sangat besar dalam pemanfaatan alam tersebut, untuk menambah perekonomian masyarakat setempat, mengingat Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang sangat padat penduduknya. Salah satu ciri khas dari Jawa Barat yaitu banyaknya gunung dan lembah yang memberikan pemandangan alam secara alami. Struktur ekonomi di Jawa Barat di dominasi oleh industri pengolahan, perdagangan dan pertanian. Keunggulan yang dimiliki oleh Jawa Barat yaitu perkebunan dan jasa, hasil dari perkebunan diantaranya kakao, karet, tebu, kopi dan masih banyak lagi, sedangkan keunggulan jasa merupakan wisata yang ditawarkan kepada wisatawan. Wisatawan yang berkunjung ke kota-kota di Jawa Barat sangat banyak, dan salah satu kota yang sering dikunjungi oleh wisatawan yaitu Kota Bandung.

Kota Bandung merupakan kota metropolitan di Jawa Barat sekaligus sebagai Ibu Kota Jawa Barat yang sering dikunjungi oleh wisatawan sebagai objek untuk berwisata. Kota ini pada zaman dahulu dikenal sebagai Paris Van Java (bahasa Belanda) atau ”Paris dari Jawa” karena terletak di dataran tinggi, sehingga udara di Kota Bandung menjadi sejuk. Inilah salah satu alasan wisatawan menjadikan Bandung sebagai tujuan wisata. Mengingat hal itu maka pemerintah menambah dan meningkatkan kualitas alat transportasi seperti pesawat, kereta api, bus, taxi dan alat transportasi lainnya yang dapat menunjang kegiatan wisata, sehingga orang-orang yang ingin beriwisata tidak merasa kesulitan dalam mendapatkan alat transportasi untuk datang ke objek wisata yang diinginkan khususnya Kota Bandung. Pengertian pariwisata menurut Undang-Undang No.10 tahun 2009 Pasal 1 ayat 3 menyebutkan bahwa “ Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung dengan fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah”. Dari


(10)

pengertian tersebut sangat jelas bahwa pemerintah sangat mendukung terhadap perkembangan industri pariwisata, khususnya yang berada di Kota Bandung. Dukungan yang diberikan oleh pemerintah sangat berpengaruh terhadap wisatawan yang datang, sehingga semua instansi dapat bekerjasama untuk mengembangkan industri pariwisata yang berada di Kota Bandung.

Objek wisata yang terdapat di Kota Bandung diantaranya Gedung sate yang merupakan ikon Kota Bandung, Tangkuban Perahu, Kawah Putih, Situ Patenggang, Ciater, Air Terjun Maribaya yang termasuk dalam kategori wisata alam. Sedangkan untuk wisata belanja yang ada di Kota Bandung diatanya Cihampelas Walk (Ciwalk), Pasar Baru, Pasar Gede Bage, Rumah Mode, Paris Van Java Mall dan sebagainya. Kampung seniman yang berada di daerah Jelekong merupakan gambaran dari wisata budaya yang masih dipertahankan sampai sekarang karena wisata budaya merupakan warisan yang harus dilestarikan, Saung Udjo yang menampilkan budaya sunda dan sebagainya. Banyaknya museum di Kota Bandung merupakan salah satu wisata yang termasuk kepada wisata pendidikan.

Selain dari objek wisata yang tersebar, Kota Bandung juga memiliki potensi bisnis yang sangat besar di bidang kuliner. Bermacam-macam makanan yang ditawarkan oleh para pelaku bisnis kepada wisatawan yang datang ke Kota Bandung, mulai dari makanan tradisional sampai makanan internasional. Semua itu dilakukan oleh para pelaku bisnis untuk memberikan kepusan kepada wisatawan yang datang, sehingga wisatawan merasa tertarik dan berkeinginan untuk kembali berwisata ke Kota Bandung. Hal ini merupakan peluang yang sangat besar bagi para pelaku bisnis untuk mengembangkan bisnis serta meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Menurut Husein (2008,hal.4) mengatakan bahwa

Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung didalam bidang perniagaan (Produsen, pedagang, konsumen dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka

Berdasarkan pengertian bisnis diatas disebutkan bahwa bisnis merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang berkecimpung di bidang perniagaan baik itu perniagaan yang dilakukan oleh produsen, pedagang,


(11)

konsumen maupun oleh perusahaan atau industri dimana perusahaan atau industri itu berada. Besarnya peluang untuk berbisnis di Kota Bandung, maka secara tidak langsung terjadi persaingan yang tinggi diantara pelaku bisnis lainnya.

Jumlah para pelaku bisnis yang berada di Kota Bandung dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal tersebut menunjukan bahwa bisnis memberikan peluang bagi para pelaku bisnis untuk mendapatkan keuntungan. Persaingan di antara pelaku bisnispun tidak dapat dihindari.Persaingan yang terjadi diantara pelaku bisnis membuat para pelaku bisnis berpikir bagaimana caranya agar bisa bersaing dengan para pelaku bisnis lainnya. Salah satu usaha atau bisnis yang sering di perbincangkan akhir-akhir ini yaitu usaha jasa boga yang didalamnya terdapat katering. Pada saat ini bisnis katering merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan karena pada saat ini katering sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk menunjang kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang ataupun perusahaan.

Menurut Menteri Kesehatan RI Nomor 715/Menkes/SK/V/2003 disebutkan bahwa “Jasa boga atau catering adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan diluar tempat usaha atas dasar pesanan. Sedangkan menurut sumber Departemen Perindustrian dan Perdagangan menyebutkan bahwa “Usaha jasa boga adalah usaha yang meliputi usaha penjualan makanan jadi (siap konsumsi) yang terselenggara melalui pesanan-pesanan untuk perayaan, pesta, seminar, rapat, paket perjalanan haji, angkutan umum, dan sejenisnya”. Dengan demikian di zaman sekarang katering merupakan salah satu usaha yang sangat menjanjikan, karena usaha jasa boga yang banyak dibutuhkan sebagai penunjang dalam sebuah acara. Banyaknya katering yang berada di kota bandung merupakan salah satu bukti bahwa bisnis katering banyak memberikan keuntungan.

Beberapa katering yang terdapat di Kota Bandung diantaranya yaitu Destiny Catering, Pradha Catering, Santika catering, Bayam Sebelas Catering, Sarahfie Catering dan Bakul Ma’Ecot Catering, Resep Bunda Catering, Kencana Careting dan sebagainya. Katering-katering tersebut memiliki segmen yang berbeda-beda, mulai dari katering yang melayani jasa untuk wedding services,


(12)

khitanan, ulang tahun maupun pesanan boxuntuk para pegawai suatu perusahaan, snak untuk anak sekolah sampai pada katering yang menawarkan makanan untuk orang yang membutuhkan makanan khusus bagi orang yang mempunyai penyakit tertentu(diet).

Salah satu katering yang berada di kota Bandung yaitu PT. Griya Nutrisi yang merupakan perusahaan catering penyedia dan melayani produk makanan sehat dan snack yang diolah dengan memperhatikan kandungan gizi yang tepat terutama bagi klien yang mempunyai keluhan penyakit. Sebagai “One Stop Solution Company”, PT. Griya Nutrisi Bandung merupakan pelopor dalam memproduksi dan memberikan pelayanan diet bagi masyarakat yang berorientasi pada kebutuhan gizi dan kualitas makanan, dan setiap klien dilayani secara profesional dan personal untuk konsultasi.

Pangsa pasar dari PT.Griya Nutrisi Bandung yaitu pasien atau konsumen yang memiliki penyakit tertentu dan disarankan untuk mengkonsumsi makanan khusus (diet). Namun seiring denagn berjalannya waktu, pangsa pasar PT.Griya Nutrisi Bandung memiliki pangsa pasar yang luas seperti pemenuhan makanan untuk karyawan suatu perusahaan sehingga dapat meningkatkan penjualan. Adapun yang menjadi pesaing bagi PT.Griya Nutrisi Bandung yaitu Kencana Katering dan Resep Bunda Katering yang menyediakan jasa pelayanan untuk memenuhi kebutuhan makanan khusus (diet) serta katering-katering yang mengembangkan produknya

Tabel 1.1

Data Pendapatan Periode April 2014 – Maret 2015 di PT. Griya Nutrisi Bandung

Bulan dan Tahun

Paviliun ll (Rp) dalam

jutaan

Catering Diet (Rp) dalam jutaan

April 2014 197 33

Mei 2014 187 33

Juni 2014 202 31


(13)

Agustus 2014 210 32

September 2014 212 32

Oktober 2014 234 34

November 2014 240 36

Desember 2014 231 38

Januari 2015 236 37

Februari 2015 255 39

Maret 2015 285 40

Sumber: Peneliti, 2015

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa pendapatan yang terjadi di PT. Griya Nutrisi Bandung terjadi kenaikan dan penurunan. Pada bulan April sampai bulan agustus terjadi fluktuasi, yaitu pada bulan April pendapatan yang diperoleh Rp.197.000.000 sedangkan pada bulan mei terjadi penurunan menjadi Rp.187.000.000. terjadi kenaikan kembali pada bulan juni sebesar Rp.202.00.000 dan kembali terjadi penuruan menjadi Rp.200.000, setelah itu penjualan naik secara terus menerus, hanya hanya terjadi penuruan di bulan November, dan puncaknya terjadi pada bulan Maret 2015 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.285.000.000 dikarenakan pada bulan ini terjadi pancaroba atau perarilahan musim sehingga banyak orang yang sakit.

Penjualan padaCatering Diet terjadi penurunan dan kenaikan yang tidak terlalu jauh sehingga pendapatan yang diperoleh tidak jah berbeda dengan tahun sebelumnya. Namun pada tahun sebelumnya pendapatan yang diperoleh dari catering diet ini mencapai Rp.100.800.000, sedangkan tahun ini pendapatan yang diperoleh dari catering diet hanya Rp.40.000.000. Menurut salah satu Manajer Operasional mengatakan bahwa “untuk target catering diet minimal Rp.55.200.000”. berdasrkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan tidak sesuai dengan target yang diharapkan oleh PT. Griya Nutrisi Bandung

Berdasarkan pemaparan masalah diatas dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan dan penuruan pendapatan di PT.Griya Nutrisi Bandung, dan target penjualan yang belum tercapai. Hal ini mengindikasikan bahwa PT.Griya Nutrisi


(14)

Bandung belum berkembang dengan baik. Jika dibiarkan secara terus menerus, maka berdampak pada perkembangan bisnis, oleh karena itu dibutuhkan strategi pengembangan bisnis agar PT.Griya Nutrisi Bandung dapat meningkatkan pendapatan dan tercapainya target penjualan. Strategi yang dilakukan bertujuan agar PT.Griya Nutrisi Bandung mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama dan bersaing dengan katering lainnya. Adapun cara yang dilakukan untuk mengatasi persaingan tersebut,maka PT.Griya Nutrisi Bandung harus membuat strategi bagaimana cara mengembangkan usaha ataupun bisnis mereka agar dapat bertahan dan berkembang sesuai dengan harapan.

Menurut Hunger dan Wheelen (2003:hal.4) menyatakan bahwa “Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang”. Apabila suatu manajemen dapat mengambil keputusan dan tindakan yang benar maka usaha ataupun bisnis yang sedang mereka jalankan akan dapat berkembang dan bersaing dengan usaha atau bisnis lainnya. Perumusan strategi dapat dilakukan melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat). Analisis SWOT dapat diketahui melalui analisis faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan analisis faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman perusahaan.Berdasarkan pemaparan masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Strategi Pengembangan Bisnis di PT. Griya Nutrisi Bandung “.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas,maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana keadaan faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi PT.Griya Nutrisi Bandung

2. Bagaimana keadaan faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi PT.Griya Nutrisi Bandung

3. Bagaimana strategi pengembangan bisnis bagi PT.Griya Nutrisi Bandung berdasarkan analisis SWOT


(15)

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan diadakannya penelitian ini yaitu :

1. Untuk menganalisis keadaan faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi PT.Griya Nutrisi Bandung

2. Untuk menganalisis keadaan faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi PT.Griya Nutrisi Bandung

3. Untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis apa yang tepat bagi PT.Griya Nutrisi Bandung berdasarkan analisis SWOT

1.4Kegunaan Penelitian

Selain tujuan, penelitian yang dilakukan di PT. Griya Nutrisi mempunyai kegunaan yaitu :

1. Kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan inspirasi kepada akademis dalam mengembangkan ilmu manajemen khususnya manajemen strategi untuk mengembangkan suatu usaha atau bisnis agar usaha yang dijalankan bisa bertahan lama.

2. Kegunaan praktis

Penelitian ini sebagai bahan masukan kepada PT. Griya Nutrisi strategi apa yang tepat untuk mengembangkan bisnisnya berdasarkan analisis SWOT sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis pada PT.Griya Nutrisi Bandung yang beralamat di Jl. Sampurna No. 5 Bandung. Adapun yang dijadikan objek dari penelitian ini yaitu strategi pengembangan bisnis yang dianalisis melalui analisis SWOT yaitu faktor internal yang meliputi Strength atau kekuatan dan Weakness atau kelemahan, serta faktor eksternal yang meliputi Oppurtunity atau peluang dan Threats atau ancaman perusahaan. Hasil dari analisis SWOT dapat memberikan masukan terhadap PT.Griya Nutrisi Bandung dalam mengembangkan usahanya. Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun atau penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

3.2 Metode Penelitian

Pada umumnya metode penelitian ada dua yaitu kualitatif dan kuantitatif. Menurut Moleong (2010,hal. 6) mengatakan bahwa “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian”. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu penelitian dilakukan untuk memahami tentang apa saja yang terjadi di tempat penelitian. Sedangkan menurut Juliansyah Noor (2013,hal. 33) mengatkan bahwa “Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia”. Berdasarkan pengertian penelitian kualitatif tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menyelidiki hal-hal yang terjadi baik itu masalah sosial maupun manusia di suatu organisasi

Menurut Juliansyah Noor mengatakan bahwa “Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti


(17)

hubungan antar variabel”. Biasanya penelitian kuantitatif berupa angka-angka yang dihasilkan dari pengolahan data.

Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode penelitian survei yang termasuk kedalam deskriptif kualitatif. Menurut Wahyu (2010,hal.16) mengatakan bahwa “Metode survei adalah mengajukan pertanyaan pada orang-orang untuk dianalisis sebagai alat pengumpul data”. Metode survei ini termasuk kedalam metode survei deksriptif, dimana penelitian ini hanya untuk mengukur suatu fenomena. Sedangkan menurut Husein (2010,hal.7) menyebutkan bahwa “Tujuan penelitian ini bersifat suatu paparan pada variabel-variabel yang diteliti,misalnya tentang siapa, yang mana, kapan dan dimana, maupun ketergantungan variabel pada sub-sub variabelnya”.

3.3 Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan upaya menerjemahkan sebuah konsep variabel kedalam instrumen pengukuran. Operasional variabel dapat membantu peneliti menyususun kuisisoner untuk melakukan pengukuran berdasarkan aspek-aspek atau indikator yang ada.

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Strategi pengembangan bisnis Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang Hunger dan Wheelen Faktor internal meliputi Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan) Strength (kekuatan) 1. Memiliki staf

ahli gizi untuk konsultasi 2. Memberikan produk yang berkualitas 3. Memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen 4. Memiliki kendaraan operasional yang cukup Interval


(18)

(2003,hal 4) 5. Memiliki sumber daya manusia yang handal

6. Memiliki akses yang dekat antara perusahaan dengan bahan baku

7. Memiliki sistem manajemen yang baik Weakness (kelemahan) 1. Kurangnya promosi 2. Tempat operasional yang berpindah pindah

3. Tingginya turn over tenaga kerja 4. Kurangnya kerjasama dengan perusahaan lain 5. Harga produk

yang mahal 6. Sistem pembukuan yang kurang baik Faktor eksternal meliputi oppurtunity (peluang) dan treath (ancaman) Oppurtunity (peluang) 1. Dukungan pemerintah terhadap gaya hidup sehat 2. Adanya ketentuan bagi penderita penyakit Interval


(19)

tertentu yang disarankan untuk makan makanan khusus 3. Tingginya

tingkat kesadaran masyarakat untuk hidup sehat 4. Sedikitnya

pesaing usaha sejenis

5. Kemajuan IPTEK 6. Tingginya

permintaan jasa katering

7. Kekuatan tawar menawar dengan konsumen

Threat (ancaman) 1. Terjadinya

kenaikan harga bahan baku 2. Kondisi cuaca

yang

mempengaruhi ketersediaan bahan baku 3. Rendahnya dauya beli masyarakat terhadap makanan sehat 4. Datangnya

pesaing baru di usaha katering 5. Banyaknya

katering yang mengembangka n produknya


(20)

6. Adanya barang pengganti atau substitusi

3.4 Metode Penarikan Responden

Menurut Juliansyah Noor (2013,hal. 148) mengatakan bahwa “Tidak semua penelitian mempunyai populasi dan jika dalam penelitian mengambil beberapa diwawancarai untuk memperoleh keterangan tentang suatu hal,maka mereka bukan dinamakan sampel tetapi responden”. Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini tidak ada populasi ataupun sampel, tetapi dalam penelitian ini hanya ada responden. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu berjumlah empat orang yang merupakan pihak internal PT.Griya Nutrisi Bandung yaitu Manajer Operasional, Manajer HRD, cook dan konsultan ahli gizi. Pihak internal tersebut merupakan orang-orang yang berwenang mengambil keputusan dalam perusahaan serta bertanggung jawab atas kepurusan yang telah di buat

3.5Jenis dan Sumber Data

Menurut Wahyu (2010,hal 79) mengatakan bahwa “Sumber data merupakan faktor yang sangat penting, karena sumber data menyangkut kualitas dari hasil penelitian”. Jenis data yang sering digunakan dalam penelitian ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Wahyu (2010, hal 79) mengatakan bahwa “Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan”. Sedangkan data skunder merupakan data atau informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian yang bersifat publik, yang terdiri dari struktur organisasi data kearsipan, dokumen, laporan-laporan serta buku-buku dan yang linnya yang berkenaan dengan penelitian ini.

Pada penelitian ini jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder,sedangkan sumber data dalam penelitian ini yaitu PT.Griya Nutrisi


(21)

Bandung dan respondenyang terpilih. Berikut merupakan tabel jenis dan sumber data yang diperoleh:

Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data

No Data Penelitian Jenis Data Sumber

1. Profil perusahaan Sekunder

PT.Griya Nutrisi Bandung

2. Data penjualan Sekunder

PT.Griya Nutrisi Bandung

3. Data pasien diet khusus Sekunder

PT.Griya Nutrisi Bandung

4.

Tanggapan responden terhadap faktor internal dan eksternal PT. Griya Nutrisi Bandung

Primer

Responden atau pihak internal PT. Griya

Nutrisi Bandung

Sumber : Peneliti (2015)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data ataupun informasi yang dibutuhkan pada saat melakukan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan cara:

a. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada objek untuk melihat apa saja yang terjadi dilapangan sehingga peneliti dapat mengumpulkan data penelitian. Observasi yang dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengn penelitian.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data baik secara langsung atapun tidak langsung yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Wawancara dilakukan secara


(22)

langsung dengan HRD (Human Recourses Development), Manajer Operasional,cook dan konsultan ahli gizi di PT.Griya Nutrisi Bandung. c. Diskusi

Cara yang dilakukan oleh peneliti untuk bertukar pikiran serta pendapat dengan pihak internal PT.Griya Nutrisi Bandung mengenai faktor internal dan eksternal perusahaan

d. Kuisioner

Setelah melakukan observasi dan mewawancarai dan diskusi dengan responden, hal yang harus dilakukan yaitu membuat kuisioner untuk responden. Kuisioner dapat membantu memperoleh data yang valid untuk penelitian. Kuisioner berisi pernyataan faktor internal dan faktor eksternal yang dimiliki oleh PT.Griya Nutrisi Bandung yang diberikan kepada pihak internal perusahaan

e. Studi literatur

Studi literatur merupakan pengumpulan data sebagai pendukung dengan cara mempelajari buku-buku untuk memperoleh informasi yang berhubungan dan berkaitan dengan masalah penelitian.

3.7Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini,analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT dengan menghitung IFAS (Internal Factors Analysis Strategic) dan analisis EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategic)dengan menggunakan skala model likert. Menurut Arikunto (2009, hal. 190) mengatakan bahwa “ Dengan skala ini responden diminta untuk membubuhkan tanda () pada salah satu dari lima kemungkinan jawaban yang tersedia “sangat setuju”, “setuju”, “tentu tidak”, “tidak setuju”, “ sangat tidak setuju”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2011,hal. 93) mengatakan bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial”. Hampir sama dengan Arikunto bahwa jawaban setiap item pernyataan mempunyai skor yang berbeda. Menurut Sugiyono (2011,hal. 93) menyebutkan bahwa “


(23)

jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain “sangat setuju”, “setuju”, “ragu-ragu”, “tidak setuju”, sangat tidak setuju””.

Berdasarkan pernyataan Arikunto dan Sugiyono maka pada penelitian ini untuk menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan, peneliti menggunakan skala likert dengan “sangat tidak setuju” dengan skor 1, “tidak setuju” dengan skor 2, “kurang setuju” dengan skor 3, “setuju” dengan skor 4 dan “sangat setuju” dengan skor 5

3.7.1 Analisis IFAS(Internal Factors Analysis Strategic)

Menurut Wahyu (2010,hal.111) mengatakan bahwa “IFAS adalah suatu bentuk analisis strategis dari faktor-faktor internal organisasi/perusahaan”. Langkah-langkah dalam menyususn IFAS adalah sebagai berikut :

1. Membuat matrik yang terdiri dari 5 kolom dan 4 baris.

2. Pada baris 2 dibuat faktor kekuatan dan faktor kelemahan organisasi. 3. Pada kolom 2, berikan bobot pada masing-masing faktor dimulai dari

angka 0,0... untuk faktor yang tidak penting, dan 1,0 untuk faktor yang dianggap sangat penting. Indikator penting dan tidaknya faktor adalah tingkat peran faktor tersebut terhadap dampaknya bagi keputusan strategis.

4. Pada kolom 3 adalah rating untuk masing-masing faktor. Angka ratingdimulai dari angka 1 untuk kondisi lemah dan sampai 4 bagi faktor yang kuat berpengaruh bagi organisasi/perusahaan. Cara memberikan rating adalah :

a. Faktor kekuatan adalah nilai positif 1 (+1) bagi kekuatan yang bernilai kecil dan positif 4 (+4) bagi faktor kekuatan yang memiliki nilai sangat besar.


(24)

b. Faktor kelemahan adalah nilai positif 1 (+1) bagi kelemahan yang bernilai besar dan positif 4 (+4) bagi faktor kelemahan yang memiliki nilai sangat sedikit.

5. Kolom 4 adalah skor, yaitu perkalian antara bobot dan rating (kolom 2 dan kolom 3) dari masing-masing faktor. Hasil skor pembobotan masing-masing faktor ini akan dimulai dari angka 1 (lemah) sampai pada angka 4 (kuat). Namun karena pada penbelitian ini menggunakan skala likert, maka skkor pembobotan dimulai dari angka 1 “sangat tidak setuju” sampai angka 5 “sangat setuju”

6. Selanjutnya hasil skor ini dijumlahkan untuk memperoleh total skor pembobotan. Total skor pembobotan ini akan menunjukan potret organisasi/perusahaan didalam menyikapi kekuatan dan kelemahan terhadap kondisi objektif internal organisasi/perusahaannya. Total skor faktor internal ini dapat dipergunakan untuk membandingkan dengan kekuatan dan kelemahan dari organisasi/perusahaan lainnya. 7. Kolom 5 berisi tentang komentar atau catatan dari masing-masing

faktor. Kolom ini bersifat bila mana diperlukan. Tabel 3.3 Tabel IFAS

Faktor-faktor strategis

internal Bobot Rating Skor

Komentar

Kekuatan (Strengths) 1.xxx

2.xxx

x,xx x,xx

x x

x,xx x,xx W (Weakness)

1.xxx 2.xxx

x,xx x,xx

x x

x,xx x,xx

Total 1,00 Nilai IFAS


(25)

3.7.2 Analisis EFAS (External Factors Analysis Strategic)

Menurut Wahyu (2010,hal.112) “EFAS adalah suatu bentuk analisis strategis dari faktor-faktor eksternal organisasi/perusahaan”. Analisis ini biasanya digunakan untuk mengetahui peluang dan ancaman suatu organisasi/perusahaan. Analisis ini dibutuhkan untuk menetahui tingkat kesiapan organisasi dalam menghadapi kekuatan dan tekanan dari lingkungan eksternal organisasi/perusahaan. Adapun yang harus dilakukan dalam menyusun EFAS adalah sebagai berikut:

1. Membuat matrik yang terdiri dari 5 kolom.

2. Pada baris 2 dibuat faktor peluang dan faktor ancaman organisasi/perusahaan.

3. Pada kolom 2, berikan bobot pada masing-masing faktor dimulai dari angka 0,0... untuk faktor peluang yang tidak penting, dan 1,0 untuk faktor peluang yang dianggap sangat penting. Indikator penting dan tidaknya faktor eksternal adalah tingkat peran faktor tersebut terhadap dampaknya bagi keputusan strategis.

4. Pada kolom 3 adalah rating untuk masing-masing faktor. Angka rating dimulai dari angka 1 untuk kondisi lemah dan sampai 4 bagi faktor yang kuat berpengaruh bagi organisasi/perusahaan. Cara memberikan rating adalah :

a. Faktor peluang adalah nilai positif 1 (+1) bagi peluang yang bernilai kecil dan positif 4 (+4) bagi faktor peluang yang memiliki nilai sangat besar.

b. Faktor ancaman adalah nilai positif 1 (+1) bagi ancaman yang bernilai besar dan positif 4 (+4) bagi faktor ancaman yang memiliki nilai sangat sedikit.

5. Kolom 4 adalah skor, yaitu perkalian antara bobot dan rating (kolom 2 dan kolom 3) dari masing-masing skor. Hasil skor pembobotan masing-masing faktor ini akan dimulai dari angka 1 (lemah) sampai pada angka 4 (kuat). Namun karena pada penbelitian ini menggunakan skala likert, maka skkor pembobotan dimulai


(26)

6. Selanjutnya hasil skor ini dijumlahkan untuk memperoleh total skor pembobotan. Total skor pembobotan ini akan menunjukkan potret organisasi/perusahaan disalam menyikapi peluang dan ancaman terhadap kondisi obyektif eksternal organisasi/perusahaannya. Total skor faktor eksternal ini dapat dipergunakan untuk membandingkan dengan peluang dan ancaman dari organisasi/perusahaan lain.

7. Kolom 5 berisi tentang komentar atau catatan dari masing-masing faktor. Kolom ini bersifat bilamana diperlukan

Tabel 3.4 EFAS

Faktor-faktor strategis

eksternal bobot Rating Skor

Komentar

Peluang (Opportunities) 1.xxx

2.xxx

x,xx x,xx

x x

x,xx x,xx Ancaman (Threats)

1.xxx 2.xxx

x,xx x,xx

x x

x,xx x,xx

Total 1,00 Nilai EFAS

Sumber : Wahyu (2010,hal. 114) 3.7.3 Analisis Internal dan Eksternal

Berdasarkan analisis lingkungan faktor internal dan faktor eksternal perusahaan, maka perusahaan dapat mengetahui posisi perusahaan berada di kuadran mana, maka dibutuhkan matrik IE . menurut Wahyu (2010,hal. 117) mengatakan bahwa “Untuk menentukan posisi organisasi berada pada kuadran mana, maka sebagai acuannya adalah hasil IFAS dan EFAS”. Sumbu koordinat x untuk hasil analisis IFAS yang dimulai dari angka 0 dan ke arah kiri, sedangkan sumbu y untuk hasil EFAS mulai dari angka 0 ke arah atas. Angka 0 berada pada sudut kanan bawah, untuk lebih jelas, bisa dilihat dari matrik IE berikut:


(27)

GROWTH Konsentrasi melalui intergrasi vertikal GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal RETRENCHMENT turnaround STABILITY Hati-hati GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal STABILITY Tidak ada perubahan strategi RETRENCHMENT Captive company atau divesment GROWTH Diversifikasi konsentrik GROWTH Diversifikasi konglomerat RETRENCHMENT Bangkrut atau likuidasi 0

Gambar 3.1 Matrik IE

Sumber: Wahyu (2010,hal. 117) Penjelasan matrik IE

a. Strategi pertumbuhan (Growth). Tujuan strategi perusahaan mengacu pada pencapaian pertumbuhan penjualan, modal, laba atau gabungan dari semuanya. Pada pososi ini perusahaan harus bisa memanfaatkan peluang-peluang yang ada, dan mengefesiensikan biaya yang keluar agar perusahaan dapat bertahan.

b. Strategi stabilitas (Stability). Perusahaan yang berada diposisi ini cenderung tidak adanya pertumbuhan, tetapi biasanya perusahaan yang berada diposisi ini merupakan perusahaan yang sukses beroperasi pada daya tarik industri menengah. Strategi ini berguna untuk jangka pendek karena apabila dipergunakan untuk jangka panjang maka akan berbahaya bagi perusahaan tersebut.

c. Strategi penciutan (Retrenchment). Stratgei ini dilakukan apabila perusahaan memiliki persaingan yang lemah, pada posisi ini mengakibatkan kinerja yang buruk sehingga penjualan menurun. Pada HA

SIL EFA S


(28)

posisi ini perusahaan harus membuat strategi baru agar bergerak dan berkembang.

3.7.4 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan analisis yang mudah, ampuh apabila digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mengembangkan usahanya yang dilihat dari hasil analisis faktor internal dan eksternal perusahaan. Menurut Husein (2010,hal. 86) alternatif strategi yang bisa dilakukan yaitu :

a. Strategi SO (Strength-Oppurtunity)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST (Strength-Treath)

Strategi ini dibuat berdasarkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengantisipasi ancaman-ancaman yang ada.

c. Strategi WO (Waekness-Oppurtunity)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT (Weakness-Treath)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif, berusaha meminimalkan kelemahan-kelemahan perusahaan serta sekaligus menghindari ancaman-ancaman.


(29)

Tabel 3.5 Matriks SWOT

Sumber: Husein (2010,hal. 87)

3.7.5 Pemilihan Alternatif QSPM

Menurut Husein (2010,hal. 90) mengatakan bahwa “QSPM adalah merupakan matriks yang dapat menentukan strategi paling tepat berdasarkan akternatif strategi yang diajukan”. Berdasrkan pengertian tersebut telah diketahui bahwa tujuan dari QSPM yaitu untuk menetapkan kemenarikan relatif dan strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih untuk menentukan strategi aman yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan. Pada alternatif QSPM ini faktor internal yang merupakan kekuatan dan kemelahan perusahaan dimasukan, serta faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman perusahaan. Bobot merupakan hasil dari IFAS dan EFAS. Hasil dari IFAS dan EFAS yaitu pemilihan strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya. Berikut tabel QSPM :

Strength (S) Susunlah daftar kekuatan-kekuatan kunci internal perusahaan Weakness (W) Susunlah daftar kelemahan-kelemahan kunci internal perusahaan Opportunities (O)

Susunlah daftar peluang-peluang kunci eksternal perusahaan Strategi SO Hasilkan strategi-strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi WO Hasilkan strategi-strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memnafaatkan peluang Treath (T)

Susunlah daftar ancaman-ancaman kunci eksternal perusahaan Strategi ST Hasilkan strategi-strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi WT Hasilkan strategi-strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Internal Eksternal


(30)

Tabel 3.6 QSPM

Faktor utama bobot

Alternatif strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Faktor internal

1.xxx 2.xxx

Faktor eksternal 1.xxx

2.xxx

Sumber: Husein (2008,hal. 246) Keterangan:

a. Pada tahap 1, buatlah daftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan dikolom sebelah kiri QSPM. Informasi didapat dari IFAS dan EFAS yng telah dibuat sebelumnya

b. Tahap 2, beri weight (bobot) setiap pernyataan dari peluanh,ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan. Bobot ini sama dengan yang ada di IFAS dan EFAS

c. Tahap 3, teliti pernyataan dan identifikasikan strategi apa untuk perusahaan. Catatlah stratgei yang telah dibuat baris QSPM

d. Tahap 4, tetapkan Attractiveness Score (AS) , yaitu nilai yang menunjukan kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi yang terpilih. Attractiveness Score (AS) ditetapkan dengan cara meneliti masing-masing faktor eksternal dan internal perusahaan. Tentukan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sdang dibuat. Jika peran dari faktor tersebut adalah besar, maka strategi-strateginya harus dibandingkan relatif pada faktor utama itu. Secara rinci nilai AS harus ada pada masing-masing strategi untuk menunjukan kemenarikan relatif dari satu strategi terhadap strategi lainnya. Batasan nilai AS adalah 1=tidak menarik, 2=agak menarik, 3= menarik dan 4= sangat menarik


(31)

e. Tahap 5, hitunglah Total Attractiveness Score (TAS) yang didapat dari perkalian antara weight (bobot) dengannial AS pada masing-masing baris. Total Attractive Score (TAS) menunjukkan relative attractive dari masing-masing alternatif strategi

f. Tahap 6, hitung Sum Total Attractive Score (STAS). Jumlahkan semua nilai TAS pada masing-masing kolom QSPM. Dari beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama, sedangkan nilai TAS ynag terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT.Griya Nutrisi Bandung, maka dapatditarik kesimpulan dalam upaya meengembangan bisnis di PT.Griya Nutrisi Bandungyaitu sebagai berikut :

1. Keadaan faktor internal yang merupakan kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh PT.Griya Nutrisi Bandung. Sehingga keadaan faktor internal berasal dari dalam perusahaan yang harus segela diatasi. Adapun yang menjadi kekuatan bagi PT.Griya Nutrisi Bandung yairu memiliki staf ahli gizi, memiliki akses yang dekat antara perusahaan dengan bahan baku ,memberikan produk yang berkualitas, memiliki sumber daya yang handal, memiliki sistem manajemen yang baik, memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen dan memiliki kendaraan operasional yang cukup.Adapun kelemahan yang dimiliki oleh PT.Griya Nutrisi Bandung yaitu kurangnya promosi, tempat operasional yang berpindah-pindah, tingginya turn over atau keluar masuknya tenaga kerja, harga produk yang mahal, kurangnya kerjasama antara PT.Griya Nutrisi Bandung dan sistem pembukuan yang kurang baik.

2. Keadaan faktor ekternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi PT.Griya Nutrisi Bandung. Keadaan faktor eksternal berasal dari luar perusahaan yang akan mempengaruhi kebijakan kebijakan PT.Griya Nutrisi Bandung, biasanya dari kebijakan pemerintah maupun dari konsumen. Peluang yang dimiliki oleh PT.Griya Nutrisi Bandung yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan usahanya yaitu tingginya permintaan jasa katering, adanya ketentuan bagi penderita penyakit tertentu yang disarankan untuk makan makanan khusus, dukungan pemerintah terhadap gaya hidup sehat, sedikitnya pesaing usaha sejenis, Kekuatan tawar menawar atau konsultasi dengan konsumen, kemajuan IPTEK, dan tingginya tingkat


(33)

kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Sedangkan yang menjadi penghambat atau ancaman bagi PT.Griya Nutrisi Bandung dalam mengembangkan usahanya yaitu adanya barang pengganti atau substitusi, kondisi cuaca yang mempengaruhi ketersdiaan bahan baku, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kenaikan harga bahan baku, rendahnya daya bli masyarakat terhadap makanan sehat, banyaknya katering yang mengembangkan produknya, dan datangnya pesaing baru di industi usaha sejenis.

3. Adapun strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi PT.Griya Nutrisi Bandung dalam mengembangkan bisnisnya yaitu yang pertama menjaga kualitas serta mengembangkan produk menjadi prioritas utama yang dapat dilakukan oleh PT.Griya Nutrisi Bandung , kedua memberikan harga sesuai dengan kualitas produk, ketiga mencari perusahaan lain untuk bekerjasama dalam mengmbangkan bisnisnya, keempat menjaga serta meningkatkan reputasi perusahaan untuk memperkuat brand image di masyarakat , kelima menjaga serta meningkatkan kepercayaan konsumen kepada PT.Griya Nutrisi Bandung baik melalui produk ataupun kualitas pelayanan , keenam melakukan promosi secara agresif dengan memanfaatkan IPTEK , ketujuh mengoptimalkan kendaran operasional yang ada, kedelapan memaksimalkan sumber daya yang ada untuk menentukan strategi, kesembilan merekrut karyawan serta menempatkannya sesuai dengan kemampuan masing-masing , kesepuluh mengembangkan program-program untuk menstabilkan perusahaan yang sedang mengalami penurunan, kesebelas memperbaiki efisiensi operasional perusahaan dan yang terakhir yaitu keduabelas strategi yang dapat dilakukan oleh PT.Griya Nutrisi Bandung yaitu mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen


(34)

5.2 SARAN

Adapun saran ataupun masukan yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini kepada PT.Griya Nutrisi Bandung dalam kegiatan pengembangkan usaha atau bisnisnya serta untuk penelitian selanjutnya yaitu: 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai strategi pengembangn bisnis di PT.Griya Nutrisi Bandung melalui anaisis SWOT dan matrik IE yang berada pada sel v atau growth maka strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan cara memperluas segmentasi pasar untuk meningkatkan jangkauan produk dan jasa yang ditawarkan. Selain itu PT.Griya Nutrisi Bandung dapat melakukan akuisisi atau joint-venture dengan perusahaan lain pada industri yang sejenis. Melakukan promosi secara agresif dengan memanfaatkan IPTEK juga merupakan strategi yang tepat bagi PT.Griya Nutrisi Bandung agar masyarakat mengetahui keberadaan PT.Griya Nutrisi Bandung dan menggunakan jasa PT.Griya Nutrisi Bandung

2. Peneliti juga mengajukan saran untuk penelitian selanjutnya agar memahami lebih dalam mengenai tahapan anialisis SWOT dan menggunakan matrik lainnya untuk mengetahui posisi keberadaan perusahaan yang diteliti sehingga dapat menghasilkan strategi yang tepat bagi perusahaan yang ditelitinya


(35)

Sri Wahyuni, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku

Akdon. (2009). Strategic Management for Educational Management.

Bandung: Alfabeta

Amir, M. Taufiq.(2011).Manajemen Strategik. Jakarta: Rajawali Pers

Arikunto, Suharsimi.(2009).Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta

Buchari, Alma.(2010). Pengantar Bisnis. Bandung: ALFABETA

Hunger, J. David dan Wheelen, L. Thomas.(2003).Manajemen Strategis.

Yogyakarta: Andi

Juliansyah, Noor. (2013). Metode Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group

Moleong, Lexi J.(2010).Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Pendit, S. Nyoman.(2006). Pariwisata. Jakarta: PT. Praddnya Paramita

Purhantara, Wahyu. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Salusu.(2002).Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan

Organisasi Nonprofit. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Singarimbun, Masri dan Effendi Sofian.(1989). Metode Penelitian Survai.

Jakarta: LP3ES

Sondang.(2004). Manajemen Stratejik. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Suwinto, Johan. (2011). Pengembangan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono.(2011).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung:


(36)

Sri Wahyuni, 2015

Umar, Husein. (2008). Strategic Management in Action. Yogyakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama

. (2010). Desain Penelitian Manajemen Strategik. Jakarta:

Rajawali Pers

Skripsi

Ramdhani, Dani.(2014).Strategi Pengembangan RM Nasi Bancakan sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner di Kota Bandung.(skripsi).Bandung : Universitas Pendidikan

Putra, Rendy Pratama.(2014).Analisis Strategi Pengembangan Usaha pada

Kedai Sate Lugina dalam Meningkatkan Volume

Penjualan.(skripsi).Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Wulandari, Dini Haris.(2014). Analisis Strategi Pengmbangan Bisnis pada

Soerabi Pa’is Bandung.(skripsi). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Yanwardika , Eryanda.(2014). Strategi Pengembangan Bisnis Berbasis Mebu Enginering di Burgundy Wine and Dine Bandung.(skripsi). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Annisa, Fithri Nur.(2014). Strategi Pengembangan Bisnis pada Warung Cepot.(skripsi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Sumber internet

www.hukor.depkes.go.id. www.perekraf.go.id.

disbudpar.kutaikartanegarakab.go.id.


(1)

e. Tahap 5, hitunglah Total Attractiveness Score (TAS) yang didapat dari perkalian antara weight (bobot) dengannial AS pada masing-masing baris. Total Attractive Score (TAS) menunjukkan relative attractive dari masing-masing alternatif strategi

f. Tahap 6, hitung Sum Total Attractive Score (STAS). Jumlahkan semua nilai TAS pada masing-masing kolom QSPM. Dari beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama, sedangkan nilai TAS ynag terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir


(2)

77

Sri Wahyuni, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI PT.GRIYA NUTRISI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT.Griya Nutrisi Bandung, maka dapatditarik kesimpulan dalam upaya meengembangan bisnis di PT.Griya Nutrisi Bandungyaitu sebagai berikut :

1. Keadaan faktor internal yang merupakan kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh PT.Griya Nutrisi Bandung. Sehingga keadaan faktor internal berasal dari dalam perusahaan yang harus segela diatasi. Adapun yang menjadi kekuatan bagi PT.Griya Nutrisi Bandung yairu memiliki staf ahli gizi, memiliki akses yang dekat antara perusahaan dengan bahan baku ,memberikan produk yang berkualitas, memiliki sumber daya yang handal, memiliki sistem manajemen yang baik, memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen dan memiliki kendaraan operasional yang cukup.Adapun kelemahan yang dimiliki oleh PT.Griya Nutrisi Bandung yaitu kurangnya promosi, tempat operasional yang berpindah-pindah, tingginya turn over atau keluar masuknya tenaga kerja, harga produk yang mahal, kurangnya kerjasama antara PT.Griya Nutrisi Bandung dan sistem pembukuan yang kurang baik.

2. Keadaan faktor ekternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi PT.Griya Nutrisi Bandung. Keadaan faktor eksternal berasal dari luar perusahaan yang akan mempengaruhi kebijakan kebijakan PT.Griya Nutrisi Bandung, biasanya dari kebijakan pemerintah maupun dari konsumen. Peluang yang dimiliki oleh PT.Griya Nutrisi Bandung yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan usahanya yaitu tingginya permintaan jasa katering, adanya ketentuan bagi penderita penyakit tertentu yang disarankan untuk makan makanan khusus, dukungan pemerintah terhadap gaya hidup sehat, sedikitnya pesaing usaha sejenis, Kekuatan tawar menawar atau konsultasi dengan konsumen, kemajuan IPTEK, dan tingginya tingkat


(3)

kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Sedangkan yang menjadi penghambat atau ancaman bagi PT.Griya Nutrisi Bandung dalam mengembangkan usahanya yaitu adanya barang pengganti atau substitusi, kondisi cuaca yang mempengaruhi ketersdiaan bahan baku, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kenaikan harga bahan baku, rendahnya daya bli masyarakat terhadap makanan sehat, banyaknya katering yang mengembangkan produknya, dan datangnya pesaing baru di industi usaha sejenis.

3. Adapun strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi PT.Griya Nutrisi Bandung dalam mengembangkan bisnisnya yaitu yang pertama menjaga kualitas serta mengembangkan produk menjadi prioritas utama yang dapat dilakukan oleh PT.Griya Nutrisi Bandung , kedua memberikan harga sesuai dengan kualitas produk, ketiga mencari perusahaan lain untuk bekerjasama dalam mengmbangkan bisnisnya, keempat menjaga serta meningkatkan reputasi perusahaan untuk memperkuat brand image di masyarakat , kelima menjaga serta meningkatkan kepercayaan konsumen kepada PT.Griya Nutrisi Bandung baik melalui produk ataupun kualitas pelayanan , keenam melakukan promosi secara agresif dengan memanfaatkan IPTEK , ketujuh mengoptimalkan kendaran operasional yang ada, kedelapan memaksimalkan sumber daya yang ada untuk menentukan strategi, kesembilan merekrut karyawan serta menempatkannya sesuai dengan kemampuan masing-masing , kesepuluh mengembangkan program-program untuk menstabilkan perusahaan yang sedang mengalami penurunan, kesebelas memperbaiki efisiensi operasional perusahaan dan yang terakhir yaitu keduabelas strategi yang dapat dilakukan oleh PT.Griya Nutrisi Bandung yaitu mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen


(4)

79

Sri Wahyuni, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI PT.GRIYA NUTRISI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5.2 SARAN

Adapun saran ataupun masukan yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini kepada PT.Griya Nutrisi Bandung dalam kegiatan pengembangkan usaha atau bisnisnya serta untuk penelitian selanjutnya yaitu: 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai strategi pengembangn bisnis di PT.Griya Nutrisi Bandung melalui anaisis SWOT dan matrik IE yang berada pada sel v atau growth maka strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan cara memperluas segmentasi pasar untuk meningkatkan jangkauan produk dan jasa yang ditawarkan. Selain itu PT.Griya Nutrisi Bandung dapat melakukan akuisisi atau joint-venture dengan perusahaan lain pada industri yang sejenis. Melakukan promosi secara agresif dengan memanfaatkan IPTEK juga merupakan strategi yang tepat bagi PT.Griya Nutrisi Bandung agar masyarakat mengetahui keberadaan PT.Griya Nutrisi Bandung dan menggunakan jasa PT.Griya Nutrisi Bandung

2. Peneliti juga mengajukan saran untuk penelitian selanjutnya agar memahami lebih dalam mengenai tahapan anialisis SWOT dan menggunakan matrik lainnya untuk mengetahui posisi keberadaan perusahaan yang diteliti sehingga dapat menghasilkan strategi yang tepat bagi perusahaan yang ditelitinya


(5)

Sri Wahyuni, 2015

Sumber buku

Akdon. (2009). Strategic Management for Educational Management. Bandung: Alfabeta

Amir, M. Taufiq.(2011).Manajemen Strategik. Jakarta: Rajawali Pers Arikunto, Suharsimi.(2009).Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta Buchari, Alma.(2010). Pengantar Bisnis. Bandung: ALFABETA

Hunger, J. David dan Wheelen, L. Thomas.(2003).Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi

Juliansyah, Noor. (2013). Metode Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Moleong, Lexi J.(2010).Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Pendit, S. Nyoman.(2006). Pariwisata. Jakarta: PT. Praddnya Paramita Purhantara, Wahyu. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Salusu.(2002).Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Singarimbun, Masri dan Effendi Sofian.(1989). Metode Penelitian Survai.

Jakarta: LP3ES

Sondang.(2004). Manajemen Stratejik. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Suwinto, Johan. (2011). Pengembangan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu Sugiyono.(2011).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung:


(6)

Sri Wahyuni, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI PT.GRIYA NUTRISI BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Umar, Husein. (2008). Strategic Management in Action. Yogyakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

. (2010). Desain Penelitian Manajemen Strategik. Jakarta: Rajawali Pers

Skripsi

Ramdhani, Dani.(2014).Strategi Pengembangan RM Nasi Bancakan sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner di Kota Bandung.(skripsi).Bandung : Universitas Pendidikan

Putra, Rendy Pratama.(2014).Analisis Strategi Pengembangan Usaha pada Kedai Sate Lugina dalam Meningkatkan Volume Penjualan.(skripsi).Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Wulandari, Dini Haris.(2014). Analisis Strategi Pengmbangan Bisnis pada

Soerabi Pa’is Bandung.(skripsi). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Yanwardika , Eryanda.(2014). Strategi Pengembangan Bisnis Berbasis Mebu Enginering di Burgundy Wine and Dine Bandung.(skripsi). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Annisa, Fithri Nur.(2014). Strategi Pengembangan Bisnis pada Warung Cepot.(skripsi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Sumber internet

www.hukor.depkes.go.id. www.perekraf.go.id.

disbudpar.kutaikartanegarakab.go.id. file.persagi.org