Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

  

KUTIPAN TUTURAN DALAM

WACANA BERITA HALAMAN A HARIAN KOMPAS

SUPLEMEN YOGYAKARTA EDISI DESEMBER 2007

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Barbara Wenny Primandari

  

NIM: 044114022

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

  

KUTIPAN TUTURAN DALAM

WACANA BERITA HALAMAN A HARIAN KOMPAS

SUPLEMEN YOGYAKARTA EDISI DESEMBER 2007

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Barbara Wenny Primandari

  

NIM: 044114022

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

  

Skripsi

KUTIPAN TUTURAN DALAM

WACANA BERITA HALAMAN A HARIAN KOMPAS

SUPLEMEN YOGYAKARTA EDISI DESEMBER 2007

  Oleh Barbara Wenny Primandari

  NIM: 044114022 Telah disetujui oleh

  Pembimbing I Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum Tanggal 3 Februari 2009

  Pembimbing II Drs. Hery Antono, M. Hum Tanggal 3 Februari 2009

  

Skripsi

KUTIPAN TUTURAN DALAM

WACANA BERITA HALAMAN A HARIAN KOMPAS

SUPLEMEN YOGYAKARTA EDISI DESEMBER 2007

  Dipersiapkan dan ditulis oleh Barbara Wenny Primandari

  NIM: 044114022 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

  Pada tanggal 13 Februari 2009 Dan dinyatakan memenuhi syarat

  Susunan Panitia Penguji Ketua : Drs. B. Rahmanto, M. Hum ...............................

  Sekretaris : Drs. Hery Antono, M. Hum ............................... Anggota : 1. Drs. P. Ari Subagyo, M. Hum ...............................

  2. Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum ................................

  3. Drs. Hery Antono, M. Hum ...............................

  Yogyakarta, 11 Maret 2009 Dekan Fakultas Sastra,

  Universitas Sanata Dharma Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 27 Februari 2009 Penulis

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Barbara Wenny Primandari Nomor Mahasiswa : 044114022

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  KUTIPAN TUTURAN DALAM WACANA BERITA HALAMAN A HARIAN KOMPAS SUPLEMEN YOGYAKARTA EDISI DESEMBER 2007 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 27 Februari 2009 Yang menyatakan, (Barbara Wenny P.)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena penulis telah menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “Kutipan Tuturan dalam Wacana Berita Halaman A Harian Kompas Suplemen Yogyakarta Edisi Desember 2007”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sastra Indonesia. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, antara lain: 1. Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum selaku pembimbing I.

  2. Drs. Hery Antono, M. Hum selaku pembimbing II.

  3. Drs. B. Rahmanto, M. Hum., S. E. Peni Adji, S. S., M. Hum., Drs. P. Ari Subagyo, M. Hum., Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M. Hum., Drs. F. X.

  Santoso, M. S., Drs. Yoseph Yapi Taum, M. Hum., serta dosen tamu di Sastra Indonesia.

  4. Segenap staf dan karyawan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma.

  5. Ayahanda Y. Paulus S, ibunda M. C. Purwatminingsih dan adik-adik tercinta (Ratri, Roshi, dan Refza).

  6. Simbah Putri tersayang, Om Moko dan Bulik Aseh dan keluarga di Wonosari.

  7. Rekan-rekan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma angkatan 2004.

  8. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Penulis telah berusaha dengan maksimal dalam penyusunan skripsi ini. Namun, penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun terhadap skripsi ini dari pembaca. Penulis akan bertanggung jawab atas setiap kesalahan dalam skripsi ini Terima kasih.

  Yogyakarta, 27 Februari 2009

  Halaman Persembahan Skripsi ini Penulis persembahkan bagi: Ayahanda Yoseph Paulus Soewignyo dan Ibunda M. C. Purwatminingsih

  Adik-adik tercinta: - Cirrilya Wenny Ratri Andari, Otho Wenny Roshi Andari, dan - Verena Wenny Refza Andari - Simbah Putri Tercinta

  Keluarga besarku (Terima kasih atas doa dan dukungan Kalian semua)

  

Motto

Jika seseorang maju dengan ketetapan hati karena mimpinya dan berusaha keras untuk hidup

seperti yang ia bayangkan, maka ia akan memperoleh sukses yang tidak pernah dipikirkannya.

  

(Thoreau)

Rahasia dari kebijaksanaan, kekuatan dan pengetahuan adalah kerendahan hati, dan

Rahasia dari pengaruh adalah kesederhanaan.

  

(NN)

Selalu berpikirlah positif dan kenyataan akan membawamu ke arah pikiranmu

(NN)

  

DAFTAR ISI

  6 1.6 Landasan Teori.........................................................................

  11 1.7.2 Metode Analisis Data..............................................

  11 1.7.1 Metode Pengumpulan Data.....................................

  9 1.7 Metode Penelitian.....................................................................

  8 1.6.4 Macam-macam Kutipan.....................................

  8 1.6.3 Pengertian Kutipan................................................

  7 1.6.2 Pengertian Berita Halaman Muka.........................

  7 1.6.1 Pengertian Berita Utama........................................

  5 1.5 Tinjauan Pustaka.....................................................................

  Halaman

  5 1.4 Manfaat Penelitian...................................................................

  4 1.3 Tujuan Penelitian......................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................

  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.........................................................................

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................. v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................ vi KATA PENGANTAR.............................................................................. vii HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... viii MOTTO..................................................................................................... ix DAFTAR ISI.............................................................................................. x DAFTAR SINGKATAN........................................................................... xiii ABSTRAK............................................................................................... xiv ABSTRACK................................................................................................ xv

  iv

  HALAMAN JUDUL ............................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING..................................... iii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...............................................

  12

  1.8 Sistematika Penyajian.................................................................. 14

  

BAB II JENIS KUTIPAN TUTURAN DALAM BERITA HALAMAN A

HARIAN KOMPAS SUPLEMEN YOGYAKARTA EDISI DESEMBER 2007 2.1 Pengantar............................................................................

  15 2.2 Kutipan Langsung.................................................................

  15 2.2.1 Jenis Kutipan langsung..................................................

  16 2.2.1.1 Kutipan Langsung Berpenanda............................

  16 2.2.1.2 Kutipan langsung Tidak Berpenanda....................

  21 2.2.2 Letak Kutipan Langsung.................................................

  23

  2.2.2.1 Kutipan Langsung Setelah Penjelasan Wartawan

  24

  2.2.2.2 Kutipan Langsung Sebelum Penjelasan Wartawan 25

  2.2.2.3 Kutipan Langsung Setelah Kutipan tidak langsung 26

  2.2.2.4 Kutipan Langsung Sebelum Kutipan Tidak Langsung......................................................

  27

  2.2.2.5 Kutipan Langsung antara Penjelasan Wartawan dan Kutipan Tidak Langsung..........................

  28 2.2.4 Posisi Kutipan Langsung dalam Berita.......................

  30 2.3 Kutipan Tidak Langsung......................................................

  33 2.3.1 Penanda Kutipan Tidak Langsung..................................

  35 2.3.2 Letak Kutipan Tidak Langsung.........................................

  37

  2.3.2.1 Kutipan Tidak Langsung Setelah Penjelasan Wartawan............................................................

  37

  2.3.2.2 Kutipan Tidak Langsung Sebelum Penjelasan Wartawan............................................................

  38

  2.3.2.3 Kutipan Tidak Langsung Sebelum Kutipan Langsung.............................................................

  39

  2.3.2.4 Kutipan Tidak Langsung Setelah Kutipan Langsung.............................................................

  39

  Wartawan dan Kutipan Langsung.......................

  40 2.3.3 Posisi Kutipan Tidak Langsung Dalam Berita..................

  41

  2.4 Kutipan Campuran....................................................................... 44

  

BAB III PROPORSI JUMLAH JENIS KUTIPAN DALAM WACANA

BERITA HALAMAN A HARIAN KOMPAS SUPLEMEN YOGYAKARTA EDISI DESEMBER 2007

  3.1 Pengantar………………………………………………………. 46

  3.2 Satu Jenis Kutipan dalam Satu Berita........................................... 46

  3.3 Dua Jenis Kutipan dalam Satu Berita.......................................... 49

  3.4 Tiga Jenis Kutipan Dalam Satu Berita.......................................... 52

  BAB III PENUTUP 4.1 Kesimpulan.......................................................................................

  55 4.2 Saran....................................................................................................

  57 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................

  58 LAMPIRAN.............................................................................................

  69

DAFTAR SINGKATAN

  KL : Kutipan Langsung KTL : Kutipan Tidak Langsung P : Predikat PTL : Penanda Tuturan langsung S : Subjek TL : Tuturan Langsung

  

ABSTRAK

Primandari, Barbara Wenny. 2009. “Kutipan Tuturan dalam Berita

Halaman A Harian Kompas Suplemen Yogyakarta Edisi Desember 2007”. Skripsi Strata Satu (S1). Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

  Dalam skripsi ini dibahas tentang kutipan tuturan dalam berita halaman A Harian Kompas suplemen Yogyakarta Edisi Desember 2007. Ada dua masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Pertama, apa saja jenis kutipan tuturan yang ada dalam berita halaman A Harian Kompas Suplemen Yogyakarta Edisi Desember 2007. Kedua, bagaimana proporsi jenis kutipan yang digunakan dalam sebuah berita halaman A Harian Kompas Suplemen Yogyakarta Edisi Desember 2007.

  Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis kutipan tuturan yang ada dalam berita halaman A Harian Kompas Suplemen Yogyakarta Edisi Desember 2007 dan mendeskripsikan proporsi jumlah jenis kutipan yang membangun berita halaman A Harian Kompas Suplemen Yogyakarta Edisi Desember 2007.

  Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak. Penyimakan dilakukan terhadap kutipan yang ada dalam berita halaman A Harian Kompas suplemen Yogyakarta Edisi Desember 2007. Pada tahap penyimakan ini digunakan teknik sadap, kemudian dilanjutkan dengan teknik copy paste, dan segera dilanjutkan dengan klasifikasi data. Klasifikasi data dilakukan berdasarkan jenis kutipan dalam berita.

  Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan dan metode agih. Teknik yang digunakan dalam analisis data ini adalah padan ortografis. Lalu dilanjutkan dengan teknik baca markah. Teknik baca markah digunakan untuk membuktikan sebuah kutipan dapat dikatakan sebagai kutipan tidak langsung. Dalam penyajian hasil analisis data digunakan metode informal dan formal. Metode informal yaitu perumusan hasil analisis data yang dirumuskan dengan kata-kata biasa dalam bentuk bahasa tertulis; sedangkan metode formal adalah perumusan hasil analisis data dengan menggunakan lambang-lambang.

  Dari pembahasan ditemukan hal-hal sebagai berikut. Pertama, ada tiga jenis kutipan tuturan dalam wacana berita utama. Ketiga jenis kutipan yang dimaksud yaitu kutipan langsung, kutipan tidak langsung, dan kutipan campuran. Dari jenis kutipan tersebut ditemukan penanda kutipan, pola penulisan, letak kutipan, dan posisi kutipan dalam sebuah berita. Kedua, dalam sebuah berita ditemukan mengandung jenis kutipan tertentu. Ada yang mengandung satu kutipan, ada yang mengandung dua kutipan, dan ada yang mengandung ketiga- tiganya.

  ABSTRACT

Primandari, Barbara Wenny. “The Cite Narrative of The News at The Page

A at Kompas Supplement Yogyakarta Daily of December 2007

  Edition”. Undergraduate Thesis. Department of Indonesian Letter, Faculty of Letter, Sanata Dharma University, 2009.

  This thesis discusses “The Cite Narrative of The News at The Page A at

  

Kompas Supplement Yogyakarta Daily of December 2007 Edition”. There are two

  problem investigated in the research. First is what kind of the type of citation used in a headline news at the page A at Kompas supplement Yogyakarta Daily of December 2007 edition. Second is how the proportion of citation used in constructing a news at the page A at Kompas Supplement Yogyakarta Daily of December 2007 edition.

  The aim of this research is to describe the type of cite narrative in head line news used in constructing a head line news at the page A at Kompas supplement Yogyakarta Daily of December 2007 edition and to describe the proportion of citation used in constructing a news at the page A at Kompas Supplement Yogyakarta Daily of December 2007 edition.

  The methodology of collecting data applied in this research was distributional method. The listening attentively done towarded citation in headline news at the page A at Kompas supplement Yogyakarta Daily of December 2007 edition. The technique used was tapping. It was continued with copy paste technique. After that, data were classified. The classification was based on the kind/type of citation in the news.

  The methodology used in analyzing data was match method and distributional method. The technique used in this method is match ortografis. Then it is continued with reading the mark technique. Reading the mark technique was done to prove if cite can be considered as indirect citation. In the result of data analysis, informal and formal method was applied. Informal method is the formulation of data analysis result which is written in common language; while the formal method is the formulation of data analysis result which is written in symbol.

  Based on the discussion result, following points were identified: First, there are three kind of cite narrative in the head line news. The methods are direct method, indirect method, and combination the two of them. Based on the type of citation, the analysis of marker of citation, structure of citation, location of citation, and position of citation in news are done. Second, in news results in some kind of citation. Some contains one citation, the other contains two of citation, and the rest contains the two of them.

  

B A B I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Dalam sebuah berita sering ditemui penulisan kutipan yang dikutip dari pendapat/tuturan seorang narasumber. Kutipan dalam sebuah berita berfungsi menguatkan berita itu. Kutipan dapat digunakan untuk memberikan efek khusus yakni membiarkan narasumber berbicara dengan kata-kata sendiri merupakan alat dalam memberikan gaya menghidupkan pada tulisan berita (Kusumaningrat, 2005: 155). Hal tersebutlah yang ingin diteliti lebih lanjut oleh penulis. Maka dari itu, penulis bermaksud meneliti jenis kutipan tuturan apa saja yang terdapat dalam berita utama dan bagaimana proporsi jenis kutipan tuturan yang membangun sebuah berita. Perhatikan contoh salah satu berita utama yang diambil dari harian

  Kompas Suplemen Yogyakarta tanggal 1 Desember 2007 berikut: (1) Rekonsiliasi Pascagempa Rencana Wisata Pejabat ke Bali Dipertanyakan

  BANTUL, KOMPAS – (a) Rencana berwisata bagi kepala desa, camat, dan pejabat setingkat kepala dinas Pemerintah Kabupaten Bantul ke Bali sebagai bagian rekonsiliasi pascagempa mendapat sorotan banyak pihak.

  (b) Kepala Dusun Cangkring, Sumberagung, Jetis, Sulistyo langsung menunjukkan keheranannya. Ia khawatir ketika program wisata itu benar- benar jalan, malah timbul kembali gesekan dalam masyarakat sehingga upaya rekonsiliasi menjadi tak kunjung selesai.

  (c) "Lagipula, yang memerlukan rekonsiliasi warga di tingkat bawah, karena yang paling terlibat konflik adalah kadus dengan warga. Tolong rencana wisata itu dikaji," ujar Sulistyo yang juga Ketua Paguyuban Kepala Dusun (Pandu) se-Bantul ini, Jumat (30/11).

  (d) Kepala Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Sudirman Alfian juga menyatakan kecemasan yang sama. Kalau program itu jelas dilakukan, ia memilih tidak ikut karena rentetan hal sesudahnya pasti panjang. Ia akan merasa tidak enak terhadap warganya.

  (e) "Kesannya nanti Pak Kades malah piknik ke Bali ramai-ramai. Walaupun tujuan program wisata itu adalah rekonsiliasi pascagempa agar keguyuban kembali tercipta, esensinya menjadi kurang tepat. Ini hanya akan menghabiskan anggaran," ucap Sudirman.

  Terima masukan

  (f) Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul Gendut Sudarto menjelaskan, rekonsiliasi dengan berwisata ke Bali memang sudah direncanakan untuk tahun depan. Dananya akan mengambil sebagian dari total anggaran rekonsiliasi sebesar Rp 10 miliar. Uang ini berasal dari pos belanja tidak langsung Rancangan APBD Bantul 2008.

  (g) Gendut belum menyinggung berapa biaya untuk program wisata yang rencananya juga mengikutsertakan istri para pejabat di lingkungan Pemkab Bantul tersebut. Namun, dia juga menegaskan bahwa pihaknya akan menerima masukan dari warga terhadap rencana ini.

  (h) "Penyaluran dana rekonstruksi pascagempa tidak hanya menimbulkan konflik pada masyarakat bawah karena para pejabat juga mengalami. Camat, para kades, dan kami di pemkab mengalami disharmonisasi karena saling curiga dan berprasangka," ucapnya.

  (i) Apalagi, lanjut Gendut, jajaran Pemkab Bantul dituntut untuk bekerja ekstra keras sebagai bentuk tanggung jawab kepada warga. Dengan demikian, program wisata ke Bali sejatinya lebih pada penyegaran kembali secara psikologis. Anggaran juga tidak dihambur- hamburkan percuma. Berita (1) terdiri dari sembilan paragraf. Sebuah berita hakikatnya mengandung kutipan dari tuturan pembicara. Kutipan tersebut berfungsi untuk memperkokoh argumen dalam berita atau memperjelas sebuah peristiwa. Berikut analisis kutipan yang ada dalam berita tersebut. Paragraf (a) merupakan kata-kata wartawan dan pengetahuan wartawan tentang sebuah peristiwa yang menjadi sorotan masyarakat, sehingga paragraf (a) tidak bisa disebut sebagai kutipan.

  Paragraf (b) merupakan paragraf kutipan yang dikutip dari pembicaraan Kadus Cangkring, Sulistyo yang khawatir jika program wisata dijalankan malah akan menimbulkan masalah dalam masyarakat. Paragraf (b) tuturannya tidak serta merta ditulis sesuai dengan aslinya. Namun, kutipan tersebut telah diparafrasekan oleh wartawan. Oleh sebab itu, kutipan tersebut dinamakan kutipan parafrase atau tidak langsung.

  Paragraf (c) merupakan kutipan langsung yang diucapkan oleh Sulistyo. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya tanda petik yang ada pada awal dan akhir kutipan, kemudian disusul oleh tanda pemisah koma dan diikuti penanda tuturan tersebut diucapkan oleh siapa lengkap dengan jabatan dan waktu dituturkannya tuturan tersebut.

  Paragraf (d) berisi kutipan yang diucapkan oleh pembicara dan telah diparafrasekan oleh wartawan. Paragraf (d) sama dengan paragraf (b), yakni kutipan parafrase atau tidak langsung. Paragraf (e) merupakan kutipan langsung, sama seperti paragraf (c). Kutipan tersebut diucapkan oleh Sudirman. Paragraf (f) berisi kutipan tidak langsung karena dalam paragraf tersebut terdapat pendapat pembicara yang telah diparafrasekan oleh wartawan. Dalam hal ini pembicara adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, Gendut Sudarto.

  Paragraf (g) juga merupakan kutipan tidak langsung sama seperti paragraf (f). Paragraf (h) merupakan kutipan langsung yang diucapkan oleh Gendut. Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya pemarkah yang berupa kata ganti persona ketiga, yakni ucapnya, –nya menunjuk pada persona Gendut yang ada pada paragraf sebelumnya. Paragraf (i) merupakan kutipan tidak langsung yang dituturkan oleh Gendut.

  Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa dalam contoh berita (1) terdapat dua jenis kutipan, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

  Kutipan langsung dapat dilihat pada paragraf (c), (e), dan (h), dan kutipan tidak langsung dapat dilihat pada paragraf (b), (d), (f), (g), dan (i). Dari hasil analisis tersebut, masih terdapat kemungkinan ditemukannya variasi kutipan lain dalam sebuah berita. Hal tersebutlah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti berita utama yakni jenis kutipan tuturan yang membangun sebuah berita.

  Dari klasifikasi tentang kutipan yang telah dilakukan, ditemukan variasi berita dengan jumlah jenis kutipan tertentu di dalamnya. Seperti contoh berita (1) merupakan berita yang terdiri dari dua jenis kutipan, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Oleh karena itu, rumusan kedua yang penulis temukan adalah mengenai proporsi jumlah jenis kutipan dalam berita halaman A pada harian Kompas Suplemen Yogyakarta edisi Desember 2007.

  Sejauh pengamatan penulis, topik tentang kutipan tuturan dalam wacana berita belum penulis temukan. Yang ditemukan adalah hasil penelitian tentang interferensi dalam wacana berita yang dilakukan oleh Yeni Yulianti (2005) dan hasil penelitian tentang kohesi dan koherensi antarkalimat dalam teras berita yang dilakukan oleh Maria Retnoningsih (2005).

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.2.1 Apa saja jenis kutipan tuturan yang terdapat dalam wacana berita halaman

  A harian Kompas Suplemen Yogyakarta edisi Desember 2007?

  1.2.2 Bagaimana proporsi jenis kutipan tuturan pada wacana berita halaman A harian Kompas Suplemen Yogyakarta edisi Desember 2007?

1.3 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1.3.1 Mendeskripsikan jenis kutipan tuturan yang ada dalam wacana berita halaman A harian Kompas Suplemen Yogyakarta edisi Desember 2007.

  1.3.2 Menentukan proporsi jumlah jenis kutipan tuturan yang ada dalam wacana berita halaman A harian Kompas Suplemen Yogyakarta edisi Desember 2007.

1.4 Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini berupa deskripsi jenis kutipan dan proporsi jenis kutipan. Deskripsi ini memberikan manfaat teoritis dan praktis. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan sintaksis dan analisis wacana.

  Bagi pengembangan sintaksis, hasil penelitian ini menambah referensi tentang tuturan langsung dan pengutipannya dalam wacana berita. Bagi pengembangan analisis wacana hasil penelitian ini menambah referensi tentang unsur pembangun wacana berita, yaitu kutipan langsung, kutipan tidak langsung dan tuturan wartawan.

  Hasil penelitian ini bermanfaat praktis untuk menyusun pedoman menulis berita. Pedoman tersebut berkenaan dengan menentukan jenis kutipan dan meletakkannya pada wacana berita sehingga menjadikan suatu berita apik dan enak dibaca.

1.5 Tinjauan Pustaka

  Peneliti bahasa yang telah membahas berita utama antara lain (i) Yeni Yulianti (2005), (ii) Maria Retnoningsih (2005). Yeni Yulianti menganalisis interferensi yang ada dalam wacana berita pada Surat Kabar Harian Kedaulatan

  

Rakyat terbitan bulan Agustus 2003. Interferensi adalah penyimpangan berbahasa

akibat adanya unsur dari bahasa lain yang masuk dalam suatu kaidah berbahasa.

  Yulianti mendeskripsikan bahasa apa saja yang menginterferensi bahasa Indonesia dalam wacana berita, satuan lingual apa saja yang menginterferensi, dan bagaimana cara mencari padanan unsur-unsur yang menginterferensi bahasa Indonesia. Dari penelitian yang dilakukan oleh Yulianti dapat disimpulkan bahwa interferensi (penyimpangan bahasa) didominasi oleh penggunaan bahasa Jawa dan bahasa Inggris. Ada dua cara untuk mencari padanan unsur-unsur yang menginterferensi bahasa Indonesia dalam wacana berita, yakni (i) mencari padanannya dalam bahasa Indonesia dan (ii) menyerapnya secara utuh.

  Maria Retnoningsih menganalisis teras berita pada wacana berita utama Harian Kompas terbitan September 2003. Retno mendeskripsikan variasi struktur informasi yang terdapat dalam teras berita utama, koherensi dan kohesi apa saja yang membangun keutuhan teras berita dalam berita utama Harian Kompas terbitan September 2003. Dari penelitian yang dilakukan oleh Maria diperoleh kesimpulan bahwa ada tiga belas jenis struktur informasi berdasarkan analisis sintaksis. Selain itu ditemukan empat jenis kohesi dan enam jenis koherensi dalam teras berita utama Harian Kompas terbitan September 2003.

  Dari tinjauan pustaka di atas, dapat dilihat bahwa penelitian tentang kutipan dalam berita utama belum penulis temukan. Maka dari itu, dalam skripsi ini penulis akan meneliti kutipan yang ada dalam wacana berita halaman A harian

  

Kompas SuplemenYogyakarta edisi Desember 2007. Adapun hal yang akan

  diteliti penulis meliputi apa saja jenis kutipan tuturan yang ada dalam berita utama.

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Berita

  Menurut Junaedhie (1991: 26) berita adalah laporan/pemberitahuan mengenai terjadinya peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi (aktual) yang disampaikan oleh wartawan dalam media massa. Masih menurut Junaedhie (1991: 29) berita utama lebih populer dengan headline news.

  Berita yang dianggap sangat layak dipasang di halaman depan, dengan judul yang merangsang perhatian dan menggunakan tipe huruf yang relatif lebih besar.

  Pendeknya berita istimewa.

  Berita utama adalah berita-berita pokok yang biasanya diletakkan di halaman muka sebuah surat kabar. Menurut George Fox dalam bukunya New

  

Survey of Jurnalism suatu head line yang baik harus dapat menyajikan dan

  menyingkatkan cerita dan harus dapat memperindah halaman dimana ia dimuat (Medan Bahasa, 1954: 37 via Palupi 2000: 12-13).

  Berita dalam head line merupakan berita faktual. Dalam surat kabar harian yang cukup maju, jenis-jenis berita itu ditangani oleh wartawan yang ahli dalam bidang tersebut (Sudaryanto dan Sulistiyo (eds), 1997: 284 via Palupi, 2000: 13). Tulisan jenis berita dalam head line bersifat deskriptif. Di situ wartawan atau penulis berita semata-mata berusaha membeberkan atau memaparkan secara rinci objek yang sedang dibicarakan. Tulisan semacam itu diharapkan mampu membangkitkan daya khayal pembaca, sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan sendiri suatu peristiwa atau kejadian secara utuh.

  1.6.2 Berita Halaman Muka

  Berita halaman muka adalah berita-berita yang sengaja dipasang di halaman depan, karena dianggap bisa memikat perhatian pembaca, punya nilai berita tinggi, setidak-tidaknya mengandung unsur-unsur: aktualitas, keluarbiasaan, jauh-dekat terjadinya berita, ternama-tidaknya yang diberitakan dan lain sebagainya (Junaedhie, 1991: 27).

  1.6.3 Kutipan

  Menurut Keraf (1980: 179) kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik dalam buku- buku maupun majalah-majalah. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 619) kutipan diartikan sebagai pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dalam tulisan sendiri.

  Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kutipan adalah pengambilan satu kalimat atau lebih dari sebuah buku atau karya orang lain maupun pendapat seorang ahli/narasumber yang digunakan untuk memperkuat argumen dalam tulisan sendiri.

1.6.4 Macam-macam Kutipan

  Kutipan digunakan untuk memberikan efek khusus bagi berita yakni membiarkan nara sumber berbicara dengan kata-kata sendiri merupakan alat dalam memberikan gaya menghidupkan pada tulisan berita. Menurut Luwi Ishwara (2005: 132) variasi kutipan yang umum dipakai dalam berita dan cerita

  

feature ada lima macam variasi, antara lain: (i) kutipan langsung; (ii) kutipan tidak

  langsung; (iii) kutipan parafrasa (paraphrase); (iv) kutipan fragmentaris; dan (v) dialog.

  Kutipan langsung adalah kutipan yang menuliskan kata demi kata dari apa yang dikatakan oleh pembicara. Kutipan ini dibuka dan ditutup dengan tanda kutip. Deviasi kecil dari kata-kata yang eksak masih dibolehkan oleh kebanyakan surat kabar, selama artinya tidak berubah. Misalnya, seorang anggota dewan kota, Bambang, berkata: “Eee, apa yang ingin saya katakan adalah, anu ahhh, mungkin

  

kita harus, aaah, maksud saya kita harus mempertimbangkan, anu, apakah kita

punya, itu eee, uang untuk, ahhh, membangun gedung baru .” Memang ada orang

  yang memiliki gaya bicara seperti itu. Bila ini ingin dikutip langsung maka wartawan bisa membersihkannya tanpa mengurangi makna ucapan pejabat tersebut menjadi, misalnya: “Kita harus mempertimbangkan apakah kita punya uang untuk membangun gedung baru .” (Ishwara, 2005: 132-133).

  Kutipan tidak langsung berisi apa yang kurang lebih dikatakan oleh pembicara dan bagaimana cara penyampaiannya. Di sini tanda kutip tidak dipakai.

  Contohnya: Bambang mengatakan dewan harus mempertimbangkan apakah

  

tersedia anggaran untuk membangun gedung baru (Ishwara, 2005: 133). Atau

  dengan kata lain, kutipan tidak langsung adalah kutipan yang dirumuskan sendiri atas dasar isi sumber asli/inti sari atau ikhtisar dari pendapat seorang tokoh yang kemudian diintegrasikan dalam teks dan tidak diapit oleh tanda petik.

  Menurut Ishwara (2005: 133) kutipan parafrasa (paraphrase) berisi apa yang dikatakan oleh pembicara tetapi disajikan dengan kata-kata dari penulisnya atau dari wartawan. Di sini kata-kata asli dari pejabat tidak dipertahankan. Contoh: Bambang mengajukan pertanyaan tentang pembiayaan gedung baru.

  Kutipan fragmentaris adalah gabungan dari parafrasa dan kutipan langsung. Kutipan ini sangat baik dipakai jika pembicara memasukkan kata-kata yang penuh warna ke dalam suatu pernyataan yang sebenarnya bisa disampaikan biasa-biasa saja. Misalnya: Bejo menentang pembangunan gedung itu sebagai suatu “pemborosan yang melebihi sebuah istana” (Ishwara, 2005: 133).

  Masih menurut Ishwara ((2005: 133) kutipan berikutnya dapat berbentuk dialog. Teknik dialog ini digunakan jika dua atau lebih pembicara dikutip dalam suatu konversasi tanya-jawab, seperti misalnya di sidang pengadilan. Dialog ini dapat membuat sebuah artikel menjadi enak dibaca.

  Dari penjelasan tentang macam-macam kutipan di atas, dapat dilihat bahwa kutipan langsung, tidak langsung, parafrase dan fragmentaris merupakan penjelasan tentang dasar-dasar mengutip sedangkan dialog merupakan penjelasan tentang sesuatu yang dikutip, yakni berupa dialog.

  Setelah memperhatikan pengertian antara kutipan tidak langsung dan kutipan parafrase, maka ditemukan persamaan antara pengertian keduanya, yaitu sama-sama ucapan narasumber yang ditulis tidak sesuai sama persis dengan yang dikatakan tetapi telah memperoleh penambahan kata-kata wartawan. Maka dari itu dalam penelitian ini, kedua kutipan tersebut dilebur menjadi satu, yaitu menjadi kutipan tidak langsung. Sehingga landasan teori yang digunakan untuk menganalisis data kutipan pada penelitian ini ada tiga, yakni kutipan langsung, kutipan tidak langsung dan kutipan fragmentaris (campuran).

1.7 Metode Penelitian Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.

  Prosedur dalam penelitian ini meliputi tiga tahap, yakni: (1) metode pengumpulan data, (2) metode analisis data, dan (3) metode penyajian hasil analisis data.

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

  Pada awal penelitian, penulis mencari dan mengumpulkan atau browsing

  

internet mengenai Harian Kompas suplemen Yogyakarta edisi Desember 2007

  halaman A sebagai konteksnya. Kemudian memilih paragraf yang menyatakan kutipan sebagai objek penelitian. Setelah itu, terkumpullah data berupa paragraf- paragraf yang di dalamnya terdapat kutipan

  Setelah penggunaan bahasa berupa kutipan tuturan pada wacana berita utama disimak, kemudian dilakukan teknik penyadapan. Penyadapan dilakukan dengan cara mencermati cara mengutip tuturan dan mengelompokkannya. Kemudian dilanjutkan dengan meng-copy paste data yang berupa berita dari media online ke word. Copy paste data dilakukan karena terlalu banyaknya data sehingga tidak memungkinkan penulis untuk mencatat data satu per satu ke kartu data. Selain itu, copy paste data dilakukan supaya pengklasifikasian data lebih mudah dilakukan. Lalu dicatat sumber datanya yang meliputi nama surat kabar, tanggal dan tahun terbitnya.

1.7.2 Metode Analisis Data

  Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode padan dan metode agih. Metode padan adalah metode analisis bahasa dengan alat penentunya berada diluar bagian bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 1993:13). Metode padan yang digunakan dalam tahap ini adalah metode padan ortografis. Metode padan ortografis digunakan untuk menetukan suatu kutipan dapat dikatakan sebagai kutipan langsung. Kutipan langsung yakni kutipan dari tuturan narasumber yang selalu diapit oleh tanda petik pada awal dan akhir tuturan., dan kemudian diikuti oleh tanda koma (,) sebagai pemisah antara tuturan dengan narasumber.

  Pembuktian teknik padan ortografis dapat dilihat pada contoh berikut: (2) "Sudah sembilan rumah gubuk yang hanyut dan enam atau tujuh rumah yang sudah ditinggal pemiliknya karena takut. Gerusan semakin hari semakin besar. Padahal, puncak pasang masih sekitar sebulan lagi," ujar Rujito (49), tokoh nelayan setempat, Jumat (28/12). (Kompas Yogyakarta, 29 Desember 2007)

  Contoh (2) merupakan kutipan langsung. Teknik padan ortografis yang dimaksud dapat dilihat pada penulisan tanda petik (“......”) di awal dan akhir tuturan narasumber. Selain itu, terdapat juga penulisan tanda koma (,) sebagai pemisah antara tuturan dengan narasumber. Dengan adanya penulisan tanda petik dan tanda koma tersebut, maka sebuah kutipan dapat dikatakan sebagai kutipan langsung.

  Metode yang digunakan selanjutnya adalah metode agih. Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya terdapat dalam bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 15-16). Teknik yang digunakan dalam metode agih ini adalah teknik bagi unsur langsung. Teknik ini dilakukan dengan membagi satuan lingual datanya menjadi bagian atau unsur. Taknik yang digunakan selanjutnya adalah teknik baca markah. Teknik baca markah adalah teknik membaca peranan pemarkah (marker) (Sudaryanto, 1993: 95). Dalam teknik ini, peneliti hanya melihat langsung pemarkahan yang bersangkutan. Penggunaan teknik ini dapat dilihat pada contoh kutipan berikut:

  (3) Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika Yogyakarta Tiar Prasetya menyatakan, angin tersebut termasuk kategori puting beliung kecil. Dari pemantauan citra satelit, kondisi awan di DIY merata. Penumpukan awan pada Senin sore justru terjadi di daerah selatan atau sekitar pantai. (Kompas Yogyakarta,

11 Desember 2007)

  Dengan melihat langsung kutipan (3), kita dapat menentukan ada tiga bagian di dalamnya, yakni subyek/penutur, predikat/verba, dan tuturan. Subjeknya adalah Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika

  

Yogyakarta Tiar Prasetya , verbanya adalah menyatakan, dan tuturannya adalah

  

satelit, kondisi awan di DIY merata. Penumpukan awan pada Senin sore justru

terjadi di daerah selatan atau sekitar pantai.

  Pemarkah yang dimaksud dari kutipan (4) adalah penulisan subjek dan predikat yang berupa verba ‘menyatakan’, karena hal tersebutlah yang membedakan penulisan antara kutipan langsung dan tidak langsung.

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

  Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan metode informal dan metode formal. Metode informal adalah metode penyajian dengan perumusan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145). Hasil analisis data disampaikan dengan menggunakan kata-kata yang dapat langsung dimengerti; sedangkan penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang.

1.8 Sistematika Penyajian

  Penelitian ini akan dipaparkan menjadi tiga bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penyajian. Bab II berisi pembahasan jenis kutipan tuturan yang ada pada wacana berita halaman A Harian Kompas Suplemen Yogyakarta edisi Desember 2007. Bab III berisi pembahasan proporsi jumlah jenis kutipan yang ada dalam berita halaman A Harian Kompas Suplemen Yogyakarta edisi Desember 2007. Bab IV merupakan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang sudah dilakukan dan saran penulis.

  

B A B II

JENIS KUTIPAN TUTURAN DALAM

KOMPAS WACANA BERITA HALAMAN A HARIAN

SUPLEMEN YOGYAKARTA EDISI DESEMBER 2007

  2.1 Pengantar

  Dalam bab ini dibahas tentang jenis kutipan tuturan yang terdapat pada berita halaman A Harian Kompas Suplemen Yogyakarta edisi Desember 2007.

  Data kutipan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi (i) kutipan langsung; (ii) kutipan tidak langsung; dan (iii) kutipan campuran.

  2.2 Kutipan Langsung

  Kutipan langsung adalah tuturan yang diucapkan oleh narasumber yang ditirukan secara persis sama dengan yang diucapkan oleh orang tersebut dan dituangkan ke dalam sebuah tulisan dengan diapit tanda petik ganda (“....”) pada awal dan akhir kutipan. Seperti dijelaskan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah (2004: 53) bahwa tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.

  Selain tanda petik, ciri lain kutipan langsung adalah adanya tanda koma (,) setelah petikan. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung (selanjutnya disebut tuturan langsung/TL) dari bagian lain dalam kalimat (selanjutnya disebut penanda tuturan langsung/PTL) (Depdiknas, 2004: 44).

2.2.2 Jenis Kutipan Langsung

  Menurut jenisnya, kutipan langsung dapat dibedakan menjadi dua, yakni kutipan langsung berpenanda dan kutipan langsung tidak berpenanda.

2.2.2.1 Kutipan Langsung Berpenanda

  Kutipan langsung berpenanda adalah kutipan tuturan yang secara persis sama dengan yang dituturkan oleh narasumber dan diapit tanda petik ganda lengkap dengan keterangan dituturkan oleh siapa. Penanda yang dimaksud disini adalah verba dan narasumber. Penulisan kutipan langsung berpenanda dapat dilihat pada contoh kutipan berikut:

  (4) "Dulu, waktu saya kecil, sepertinya malah sedikit teman-teman yang paham seluk beluk agama. Namun, kami berteman tulus. Tanpa gembar- gembor, kerukunan tercipta dengan sendirinya. Tak ada yang meributkan hal-hal yang sekarang jadi bahan serang antaragama,"

  ujarnya. (Kompas Yogyakarta, 31 Desember 2007)

  (5) (a) Tahapan perundingan dan perjuangan bersenjata kala itu benar- benar dikoordinasikan dari Yogyakarta. (b) Keberhasilan gerilya kota, misalnya, adalah berkat bantuan Sultan yang melindungi gerilyawan di dalam keraton. (c) “Sultan menjadi figur demokratis meski tetap punya karisma besar sebagai pemimpin yang dihormati rakyatnya," kata

  Suhartono. (Kompas Yogyakarta, 31 Desember 2007)

  Contoh (4) dan (5c) merupakan kutipan langsung karena kalimat tersebut diapit oleh tanda petik (“....”) pada awal dan akhir kutipan. Selain diapit tanda petik, terdapat juga penulisan koma yang berfungsi sebagai pemisah antara kalimat tuturan dengan PTL-nya (penanda tuturan langsung). Penanda tuturan langsung kalimat (4) adalah ujarnya dan kutipan (5) adalah persona kata Suhartono .

  Kutipan (4) dan (5c) disebut kutipan langsung berpenanda karena kutipan tuturan narasumber diapit oleh tanda petik pada awal dan akhir tuturan, kemudian diikuti oleh tanda koma yang memisahkan tuturan sumber tuturan. Dapat dilihat juga setelah tanda koma ada pemarkah dalam kutipan langsung yang ditunjukkan kata ujarnya contoh (4) dan kata Suhartono pada contoh (5c). Selanjutnya akan diuraikan mengenai pemarkah apa saja yang digunakan pada kutipan langsung.

  Perhatikan contoh berikut tentang pemarkah tuturan langsungnya: (6) "Penyaluran dana rekonstruksi pascagempa tidak hanya menimbulkan konflik pada masyarakat bawah karena para pejabat juga mengalami.

  Camat, para kades, dan kami di pemkab mengalami disharmonisasi karena saling curiga dan berprasangka," ucapnya. (Kompas

  Yogyakarta , 1 Desember 2007)

  (7) “Sasaran awal masyarakat Sleman berpenghasilan rendah dengan perolehan pendapatannya maksimal Rp2,5 juta per bulan. Rencananya, untuk masyarakat sekitar yang sudah berkeluarga namun belum punya rumah,” kata Yuni, Jumat (30/11). (Kompas Yogyakarta, 1 Desember 2007)

  (8) “Cabai dan sapu lidi jangan terusik atau berpindah tempat,” kata