BAB. 2 PROFIL KABUPATEN MELAWI

RPI2JM Bidang Cipta Karya

BAB. 2
PROFIL KABUPATEN MELAWI
2.1.

Wilayah Administrasi

Kabupaten Melawi terletak di 0°07' - 1°21' Lintang Selatan dan 111°07' - 112°27' Bujur
Timur. Secara administratif, batas wilayah sebelah utara dan timur adalah Kabupaten
Sintang. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kotawaringin Timur Propinsi
Kalimantan Tengah. Sementara sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang.
Kabupaten Melawi memiliki wilayah administrasi seluas 10.640,80 km2 yang
didominasi wilayah perbukitan dengan luas 8.818,70 km2 atau 82,85 persen dari luas
keseluruhan. Bukit tertinggi adalah Bukit Saran di Kecamatan Belimbing dengan
ketinggian 1.758 meter dpl.

Kabupaten Melawi dialiri oleh dua sungai besar yaitu

Sungai Melawi dan Sungai Pinoh. Juga terdapat sungai-sungai kecil yang merupakan
anak dari dua sungai besar tersebut. Sungai terbesar adalah Sungai Melawi dengan

panjang 471 km dan melalui sisi utara wilayah Melawi.

Sementara Sungai Pinoh

melalui wilayah barat Melawi.

Pada tahun 2015 rata-rata curah hujan tahunan di Kabupaten Melawi sebanyak 311,9
mm.

Curah hujan ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 262 milimeter.

Sementara itu, rata-rata temperatur udara tahunan mencapai 27,1°C dimana kondisi ini
tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Rata-rata kecepatan angin yang
tercatat sebesar 1,83 knot dengan kecepatan angin tertinggi mencapai 21 knot di Bulan
Mei.

Rata-rata penyinaran matahari selama tahun 2015 sebesar 52,5 persen. Nilai ini lebih
rendah dari tahun 2014, hal ini menunjukkan Nanga Pinoh mendapat lebih sedikit
penyinaran matahari sepanjang tahun 2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Secara administratif, Pemerintahan Kabupaten Melawi dibagi menjadi sebelas

kecamatan, 169 desa, dan 603 dusun. Jumlah kecamatan dan desa merupakan hasil
pemekaran dari tahun 2009.

(kabupaten melawi) pt. trias erisko konsultan

II-1

RPI2JM Bidang Cipta Karya
Selama tahun 2014, untuk mengatur kegiatan administrasi kabupaten, pemerintah
daerah Kabupaten Melawi sudah menghasilkan 356 produk hukum yang terdiri dari 10
Peraturan Daerah, 32 Peraturan Bupati, dan 314 Keputusan Bupati. Jumlah produk ini
berkurang dari tahun 2013 sebesar 2 produk.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Melawi sepanjang tahun 2014 terdata 3.656
pegawai daerah dan 222 pegawai pusat. Sebanyak 31 persen pegawai daerah adalah
golongan dua dan 46 persen adalah golongan tiga. Sementara sisanya adalah pegawai
golongan satu dan empat.

Pegawai di lingkungan Pemerintahan Daerah Kabupaten Melawi sebagian besar
merupakan lulusan Sarjana (42 persen) dan Diploma (32 persen). Sementara paling

sedikit adalah lulusan SMP. Sementara pegawai pusat sebagian besar adalah lulusan
Sarjana (69 persen) dan paling sedikit adalah SMP. Untuk memenuhi aspirasi
masyarakat Melawi dalam berpolitik, pemerintah memberikan kebebasan bagi
masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya melalui organisasiorganisasi maupun
lembaga. Tercatat ada 26 Ormas, 9 LSM, 12 partai politik, 8 Forum Pembauran
Kebangsaan, dan 9 For the vertical employees, 79 percent were third rank, 14 Forum
Kerukunan Umat Beragama Penerbitan surat izin untuk kepentingan masyarakat umum
jumlahnya selalu berkembang tiap tahunnya.

Seperti untuk penerbitan NPWP, kantor KP2KP Kabupaten Melawi telah menerbitkan
sebanyak 1.024 NPWP dengan klasifikasi jenis terbanyak adalah untuk orang pribadi.
Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 933 perizinan.
Selain itu, untuk penerbitan surat kendaraan bermotor sepanjang tahun 2014 mencapai
delapan ribu perizinan STNK dan enam ribu perizinan BPKB. Sementara untuk sertifikat
tanah yang dikeluarkan sebanyak 1.113 sertifikat dengan jumlah terbanyak adalah hak
milik atas tanah.

2.2.

Potensi Wilayah Kabupaten Melawi


Pada tahun 2014 produksi padi sawah di Kabupaten Melawi mengalami penurunan
23,4 persen dibanding tahun 2013. Penurunan terjadi karena adanya penurunan luas
(kabupaten melawi) pt. trias erisko konsultan

II-2

RPI2JM Bidang Cipta Karya
panen. Luas panen pada tahun 2014 sebesar 5.484 hektar atau menurun sekitar 17,9
persen dibandingkan luas panen pada tahun 2013. Produksi padi ladang pada tahun
2014 mengalami penurunan sebesar 32,5 persen dari tahun 2013. Penurunan ini
disebabkan oleh menurunnya luas panen padi ladang sebesar 2.836 hektar atau 28
persen dari tahun 2013.

Produksi perkebunan terbesar di Kabupaten Melawi adalah perkebunan karet dan
kelapa sawit. Luas tanaman karet yang masih menghasilkan pada tahun 2014 sebesar
18.831 ha, dimana seluruhnya dikembangkan dengan pola perkebunan rakyat dengan
produksi sebesar 15.783 ton karet. Pada tahun 2014 tanaman kelapa sawit yang masih
menghasilkan berasal dari pola PIR seluas 8.953 ha dengan produksi CPO sebesar
29.894 ton. Jumlah ini bertambah 258 ton dari tahun sebelumnya. Selain dua komoditi

utama di atas, Kabupaten Melawi juga memiliki produksi tanaman perkebunan lain
seperti : tanaman kelapa dalam, lada, kopi, aren, dan pinang.

Populasi ternak besar didominasi oleh sapi sebanyak 9.678 ekor dibanding kerbau yang
jumlahnya 77 ekor, sedangkan populasi ternak kecil didominasi oleh babi sebesar
15.690 ekor dan kambing sebesar 2.889 ekor. Ternak unggas terdiri dari ayam dan itik.
Ternak ayam terdiri dari ayam ras dan ayam buras. Populasinya masing-masing sebesar
ayam ras 53.500 ekor, ayam buras 109.504 ekor dan itik 8.545 ekor.

Pada tahun 2014 produksi perikanan terbesar berasal dari perairan budidaya kolam dan
keramba yaitu sebesar 95,83 persen dari total produksi perikanan Kabupaten Melawi.
Produksi perikanan keramba terbesar berasal dari ikan nila yaitu sebesar 566 ton, begitu
juga perikanan kolam tebesar adalah ikan nila dengan produksi sebesar 1.132 ton.
Produksi perikanan di perairan umum nilainya meningkat dari tahun sebelumnya.
Produksi tertinggi perikanan di perairan umum adalah ikan baung, lais, paray, gabus
dan tapah.

Kawasan hutan Kabupaten Melawi seluas 1.064.080 Ha, sebesar 44,37 persen
digunakan sebagai hutan produksi, yang lainnya sebesar 4,02 persen sebagai hutan
tanaman nasional, 20,76 persen sebagai hutan lindung dan sisanya sebesar 30,85

persen digunakan sebagai pertanian lahan kering. Luas lahan kritis di Kabupaten Melawi
(kabupaten melawi) pt. trias erisko konsultan

II-3

RPI2JM Bidang Cipta Karya
sebesar 26,54 persen dari seluruh luas wilayah, dimana 69,1 persen dari lahan kritis
berada di kawasan hutan dan 30,9 persen berada di kawasan lainnya. Persentase lahan
kritis yang terluas adalah kawasan hutan produksi biasa yaitu sebesar 40,15 persen
merupakan lahan kritis.

Jumlah industri besar, sedang dan kecil di Kabupaten Melawi pada tahun 2015 adalah
45 usaha, jumlah ini sama dengan tahun 2014. Sementara untuk industri mikro
jumlahnya mengalami penambahan dari tahun sebelumnya sebanyak 39 unit. Apabila
dilihat dari sektor formal dan nonformal, jumlah industri yang bergerak di bidang
informal sebesar 94,5 persen. Industri informal ini mampu menyerap 1.354 tenaga
kerja, sedangkan industri formal mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 492 tenaga
kerja.

Potensi bahan galian di Kabupaten Melawi sebagian besar meliputi Bijih Besi, Batu

Bara, Tembaga, Emas, Bauksit, Zirkon dan Andesit dimana sebagian besar masih berupa
eksplorasi. Bahan galian yang sudah berproduksi adalah pasir, tanah urug, batu, dan
kerikil. Nilai produksi paling tinggi adalah tanah urug, kemudian diikuti pasir, batu, dan
kerikil.

Jumlah pelanggan PLN paling besar berasal dari rumah tangga sebanyak 28.379
pelanggan, diikuti oleh Industri dan usaha 1.880 pelanggan, badan sosial 569
pelanggan, dan pemerintah 214 pelanggan. Sedangkan produksi listrik yang terjual
untuk seluruh Kabupaten Melawi mencapai 53,61 GWh.

Jumlah air minum yang terjual pada tahun 2015 mengalami penurunan drastis
dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini diikuti oleh nilai penjualan yang juga
ikut turun dari tahun 2014. Apabila dilihat dari jumlah pelanggan, pelanggan terbesar
berasal dari jenis rumah tangga, kemudian diikuti oleh niaga kecil, badan sosial, niaga
besar, dan kantor pemerintah.

(kabupaten melawi) pt. trias erisko konsultan

II-4


RPI2JM Bidang Cipta Karya
2.3.

Demografi dan Urbanisasi

Data kependudukan Kabupaten Melawi tahun 2015 diperoleh dari hasil proyeksi
penuduk dengan data dasar penduduk hasil SP2010. Jumlah penduduk Kabupaten
Melawi tahun 2015 sebanyak 195.999 jiwa, yang terdiri dari 100.128 laki-laki dan
95.871 perempuan.

Penyebaran penduduk masih terpusat di Kecamatan Nanga Pinoh yakni sebesar 24,93
persen, meningkat dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar 24,38 persen. Dilihat dari laju
pertumbuhan penduduk (LPP) selama tahun 2000-2015, laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Melawi sebesar 2,10 persen pertahun. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi
dialami oleh Kecamatan Nanga Pinoh yakni sebesar 5,02 persen per tahun, sedangkan
(kabupaten melawi) pt. trias erisko konsultan

II-5

RPI2JM Bidang Cipta Karya

LPP terkecil dialami oleh Kecamatan Belimbing Hulu yakni sebesar -0,87 persen per
tahun.

Dengan luas wilayah sekitar 10.640 Km2 yang didiami oleh 195.999 orang maka ratarata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Melawi yaitu sebesar 18 jiwa/Km2.
Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan
Nanga Pinoh yakni sebanyak 79 jiwa/ Km2 sedangkan yang paling rendah adalah
Kecamatan Sokan yakni sebanyak 10 jiwa/ Km2. Sex ratio digunakan untuk menyatakan
perbandingan jumlah penduduk laki-laki setiap 100 orang penduduk perempuan. Pada
tahun 2015, sex ratio penduduk Kabupaten Melawi sebesar 104 yang artinya terdapat
104 penduduk laki-laki di setiap 100 orang penduduk perempuan.

(kabupaten melawi) pt. trias erisko konsultan

II-6

RPI2JM Bidang Cipta Karya

Sex ratio terbesar terdapat di Kecamatan Belimbing Hulu yakni sebesar 109 dan yang
terkecil di Kecamatan Sokan sebesar 100. Dari hasil Sakernas Agustus 2015 diketahui
bahwa jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) sebanyak 138.917 orang. Dari

jumlah tersebut bagian yang aktif dalam kegiatan ekonomi atau yang disebut sebagai
Angkatan Kerja sebanyak 102.142 orang yang berarti TPAK Melawi sebesar 73,53
persen. Pada tahun 2015, dari 102.142 angkatan kerja di Kabupaten Melawi, sebanyak
96,98 persennya sudah bekerja.

(kabupaten melawi) pt. trias erisko konsultan

II-7

RPI2JM Bidang Cipta Karya
2.4.

Isu Strategis Ekonomi dan Lingkungan berdasarkan RPJMD dan RTRW
Kabupaten Melawi

RPJMD terbaru sedang dalam proses penyusunan, sehingga belum dapat ditampilkan.
Segera setelah disusun akan segera tim rumuskan dari sisi isu strategis ejonomi dan
lingkungan.

Dan isu tersebut dari sisi RTRW kabupaten dapat disajikan sebagai berikut :








Program
Perencanaan kws. Agropolitan
Pemb. Kws. Agropolitan
Pengembangan Ekonomi lokal
Peningkatan keterkaitan antara sektor
pertanian dengan sektor industri dan
jasa berbasis sumber daya lokal
Pengembangan usaha agrobisnis
Pengembangan kawasan peternakan















 Evaluasi dan penataan lingkungan
hidup daerah
 Penegakan hukum lingkungan hidup
 Peningkatan peran serta masyarakat
dalam pelestarian lingkungan hidup
 Perluasan akses informasi lingkungan

(kabupaten melawi) pt. trias erisko konsultan







Kegiatan Proyek
Penyusunan Masterplan kws.
Agropolitan
Pembangunan kws. Agroindustri
Pembangunan terminal agroindustri
Pembangunan infrastruktur penunjang
agroindustri
Pengembangan kelembagaan
agroindustri
Penguatan rantai pasok bagi industri
perdesaan
Pengembangan dan penerapan ilmu
dan teknologi tepat guna dalam
kegiatan usaha ekonomi masyarakat
perdesaan
Peningkatan peren perempuan dalam
kegiatan usaha ekonomi produktif di
perdesaan
Perluasan pasar dan peningkatan
promosi produk-produk perdesaan
Pembentukan lembaga promosi
produk unggulan daerah
Pengembangan budaya usaha dan
kewirausahaan terutama bagi angkatan
kerja muda perdesaan
Peningkatan pelayanan lembaga
keuangan, termasuk lembaga
keuangan mikro, kepada pelaku usaha
di perdesaan
Pengembangan sentra peternakan
Penyusunan KLHS (kajian lingkungan
hidup strategis)
Penyusunan masterplan/grand desain
pengelolaan lingkungan hidup
Konservasi dan rehabilitasi lingkungan
hidup
Penyusunan neraca sumber daya alam
dan lingkungan hidup
II-8

RPI2JM Bidang Cipta Karya
 Pembuatan model penegakan hukum
lingkungan
 Peningkatan kemampuan masyarakat
dalam pengelolaan lingkungan hidup
 Mengukur pencemaran lingkungan
akibat kegiatan PETI (penambangan
emas tanpa ijin)

(kabupaten melawi) pt. trias erisko konsultan

II-9