J U R U S A N TARBIYAH PR O G RA M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLAM SE K O L A H T IN G G I A G AM A ISLAM N E G E R I

  

PENGARUH KEAGAMAAN ANAK TERHADAP

AKHLAK KEPADA ORANG TUA DI MI NGADISEPI

KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

  S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  Oleh:

  

R O C H I M

NIM: 11408031

  

J U R U S A N TARBIYAH

PR O G RA M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLAM

SE K O L A H T IN G G I A G AM A ISLAM N E G E R I

S A L A T I G A

2 0 1 0 P E R S E T U J U A N P E M B IM B IN G Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara :

  Nama : ROCHIM NIM : 11408031 Fakultas : Tarbiyah

  Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul : Pengaruh Keagamaan Anak Terhadap Akhlak Kepada

  Orang Tua di MI Ngadisepi Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung.

  Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 27 Agustus 2010 Pembimbing

  Dra. Siti Asdiqoh, M. Si NIP. 19680812 199403 2 003

  IV

  K EM ENTERIAN AGAM A SEKOLAH TINGGI AGAM A ISLAM NEGERI (S T A IN ) SALATIGA Jl. T e n ta ra Pelajar 0 2 T e lp . ( 0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 5 0 7 2 1 SKRIPSI Saudara ROCHIM dengan Nomor Induk Mahasiswa : 1 1 4 0 8 0 3 1 yang berjudul :

  

“ PENGARUH KEAGAMAAN ANAK TERHADAP AKHLAK KEPADA

ORANG TUA DI Ml NGAD1SEPI KECAMATAN GEM AWANG KABUPATEN

TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010.” Telah dimunaqoskan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

  Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari : Sabtu, dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.

  P E N G E S A H A N K E L U L U S A N

  Salatiga, 25 September 2010 Panitia Ujian

  Pembimbing Dra. , t, M. Si

  NIP. 19680812 199403 2 003 SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah i n i :

  Nama : Rochim NIM : 11408031 Jurusan : Tarbiyah

  Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang merupakan pikiran- pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian surat pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 25 September 2010 Peneliti

  R O CH IM NIM 11408031 vi

  

MOTTO

  Sebaik-baik orang adalah yang bisa menghormati kepada kedua orang tuanya dan bisa memberi manfaat kepada orang lain

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua saya, sebagai simbol bakti dan kasih sayang, serta kesetiaan dan pengakuan akan jerih payah mereka dalam membimbing dan mendidik saya. Terimakasih kepada ayah tercinta, atas segala nilai yang telah engkau tanamkan di dalam diri saya berupa kegigihan, kesemangatan, kecintaan mencari ilmu. Terimakasih kepada ibunda tersayang atas segala pengorbanan yang engkau curahkan demi perjalananku mencari dan menuntut ilmu. Saya persembahkan pula untuk istri saya tercinta yang merupakan sumber harapan sebagai bentuk balasan dan penghargaan atas dukungan dan motivasinya dalam perjalanan studi dan karir saya, ia sungguh menjadi pendamping dan pendukung yang terbaik. Untuk kakakku,kakek dan semua kerabat saya yang telah memberikan bantuan dan doronganya.Untuk dosen pembimbing saya, Dra. Siti Asdiqoh,M.Si atas seluruh kebaikanya yang beliau curahkan selama bimbingan, arahan dan catatan sungguh berpengaruh besar bagi skripsi ini. Seluruh bapak dan ibu guru di MI Ngadisepi, segenap pendidik dan teman-teman yang selalu memotivasi saya untuk terus berkarir. Skripsi ini saya persembahkan dengan harapan semoga Allah menjadikanya sebagai amal untuk meraih ridha-Nya,bermanfaat dan dapat menjadi media penghapus segala dosa dan kekeliruan.

  KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya, penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan jenjang pendidikan strata satu (SI) pada jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

  Penulis sadar bahwa penyusun Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang berkenan membantu dalam penulisan Skripsi ini, khususnya kepada yang terhormat :

  1 Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga beserta staf yang memberikan bantuan serta ijin dalam penyusunan Skripsi ini.

  2 Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si yang banyak meluangkan waktu, pikiran serta tenaga untuk membimbing penulis dalam menyusun Skripsi ini.

  3 Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama belajar di Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  4 Ibu Kepala Sekolah MI Ngadisepi, Gemawang, Temanggung, yang telah memberi ijin dan bantuan selama penelitian ini.

  5 Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini.

  Semoga jasa-jasa mereka mendapat balasan yang lebih dari Allah Subhanallahu wata’ala. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikan Skripsi ini, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.

  Salatiga.... ......................2010 Penulis

  IX A B S T R A K Rochim. 2010. Pengaruh Keagamaan Anak Terhadap Akhlak Kepada Orang Tua Di Mi Ngadisepi Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung.

  Skipsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh,M.Si.

  Kata Kunci: Pengaruh Keagamaan Anak, Akhlak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah Pengaruh Keagamaan anak terhadap Akhlak pada Orang Tua pada Siswa MI Ngadisepi Gemawang Temanggung. Penelitian ini menggunakan metode angket, observasi, dokumentasi data.Subyek penelitian sebanyak 46 responden.

  Data Penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Pengujian Hipotisis menggunakan analisis korelasi Dalam pengujian hipotesis menunjukan adanya pengaruh positif antara Pengaruh Keagamaan terhadap Akhlak kepada Orang Tua Hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang memperoleh kategori B mencapai nilai 61 % dari 46 responden yang memandang bahwa keagamaan anak dalam kaegori sedang dan untuk Akhlak pada orang tua memperoleh kategori B mencapai 61 % .

  Setelah data berhasil kemudian data tersebut dikonsultasikan dengan r tabel, dengan jumlah subyek sebanyak 46 siswa dengan dengan taraf signifikan 5% di peroleh pada tabel N taraf Signifikan 5 % = 0,162 dan apabila ditunjukan dengan hasil hitung koefisien korelasi = 0,261 >

  0,162. Maka Hipotesis keija (Ha ) yang berbunyi ada pengaruh positif antara Keagamaan Anak terhadap Akhlak pada Orang Tua di MI Ngaisepi Gemawang Temanggung.

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  4 B. Rumusan Masalah ..................................................................

  4 D. Hipotesis Penelitian.................................................................

  6 F. Definisi Operasional...............................................................

  

  

  17

  17

  

  22

  22 xi

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  4. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Ngadisepi

  3. Visi, Misi dan Tujuan MI Ngadisepi Gemawang

  

  

  

  

  BAB V PENUTUP

  66

  

   xiii

  I B A B I

  PENDAHULUAN

  A. L a ta r B elakang M asalah Dalam kehidupan nyata setiap manusia akan lebih banyak mendapatkan pendidikan akhlak melalui dunia nonformal atau lebih pada pemberian contoh dari kaum yang lebih tua. Pendidikan adalah pengalaman- pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan non formal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbanagan kemampuan- kemampuan individu, agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat (Redja Mudiyahaijo : 2002 : 11). Perkembangan keagamaan siswa tidak terlepas dari pengaruh keluarga, karena pada hakekatnya keluarga merupakan yang pertama dan utama bagi anak untuk memperoleh pendidikan awal dan pembinaan serta terbentuknya kepribadian anak selanjutnya. Peranan keluarga sebagai pemberi dasar kepribadian menjadi sangat penting, karena anak yang tidak sempat di didik dalam lingkungan beragama pada masa kecilnya maka akan mengalami akibat yang buruk pada kehidupannya kelak.

  Jalaludin Rachmad dan Muhtar Ganda Atmaja (1994 : 20) menyatakan bahwa salah satu fungsi keluarga adalah fungsi religius.

  Fungsi religius berkaitan dengan kewajiban orang tua untuk mengenalkan, membimbing, memberi teladan dan melibatkan anak serta anggota keluarga lainnya, mengenai kaidah-kaidah agama dan perilaku keagamaan.

  1 Fungsi ini mengharuskan orang tua sebagai tokoh inti dan panutan dalam keluarga untuk menciptakan iklim keagamaan dalam kehidupan keluarganya.

  Menurut M. Arifin (1995: 74) bahwa keluarga adalah persekutuan hidup terkecil dari masyarakat yang luas. Keluarga merupakan ladang terbaik dalam penyemaian nilai-nilai agam a Pendidikan dan penanaman nilai- nilai agama harus diberikan kepada anak sedini mungkin salah satunya melalui keluarga sebagai tempat pendidikan pertama yang dikenal oleh anak.

  Menurut Zuhairini dkk (1995: 182) bahwa pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama, tempat anak didik pertama-tama menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tua atau anggota keluarga lainnya. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikan orang tua dan anggota lain.

  Dalam keluarga khususnya orang tua mengharapkan anaknya menjadi anak sholeh yang bertaqwa dan berakhlak mulia. Dengan harapan ketika si anak teijun ke masyarakat ia mampu memposisikan dirinya sebagai manusia yang bisa diterima diberbagai golongan. Pendidikan agama berfungsi menanamkan keimanan pada diri anak sebagai bekal kehidupannya sebagai bekal dimasa depan. Keagamaan adalah modal utama untuk mengembangkan kecerdasan spiritual yang bersifat life skill untuk membangun kehidupan yang berkualitas.

  2. Timbul dengan sendirinya tanpa pertimbangan dan berpikir-pikir terlebih dahulu.

  Dipandang dari Terminologi, ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela tentang perkataan dan perbuatan manusia baik lahir dan batin. Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia, karen aitu selain dengan aqikah, akhlak juga tidak dapat dipisahkan dengan syariah yang mempunyai lima kategori penilaian tentang perbuatan dan tingkah laku manusia.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana Keagamaan anak pada siswa MI Ngadisepi Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung ?

  2. Bagaimana akhlak anak pada orang tua pada siswa MI Ngadisepi Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung ?

  3. Adakah pengaruh keagamaan anak terhadap akhlak kepada orang tua pada siswa MI Ngadisepi Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung ?

  C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Mengetahui tingkat keagamaan anak terhadap akhlak kepada orang tua pada siswa MI Ngadisepi Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.

  4

  2. Mengetahui akhlak anak kepada orang tua di MI Ngadisepi Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009/2010.

  3. Mengetahui pengaruh keagamaan anak terhadap akhlak kepada orang tua di MI Ngadisepi Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung tahun

  pelajaran 2009/2010. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis ada dua macam yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Dalam hal ini terdapat hipotesis nol yakni ada pengaruh positif tingkat keagamaan anak terhadap akhlak kepada orang tua pada siswa MI Ngadisepi kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung.

  E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis.

  Apabila ada pengaruhnya antara keagamaan anak terhadap akhlak kepada orang tua pada siswa MI Ngadisepi, maka hal ini bagi para pendidik sangat penting agar supaya benar-benar berusaha untuk berbagai macam pendidikan yang bernafaskan islam.

  5

  2. Manfaat Teoritis.

  Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan.

  F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahfahaman mengenai istilah judul yang peneliti gunakan, maka akan diberikan penjelasan tentang pengertian tersebut diantaranya sebagai berikut:

  1. Keagamaan Adalah kepercayaan atau keyakinan akan yang gaib dan merupakan pokok kepercayaan keagamaan bagi setiap agama yang berdasarkan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat dicapai dengan penglihatan indera mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan, dan Dialah yang Maha halus lagi Maha mengetahui.

  j k ' j i 'ojUtll j ^ L - e a J j A j j l

  Artinya: Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan dan Dialah yang Maha halus lagi Maha mengetahui. ( QS Al An’am :103)

  2. Akhlak Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dipahami bahwa pentingnya tingkat keagamaan anak terhadap akhlak kepada orang tua dengan tingkat keagaman anak, maka akan

  6 memiliki iman dan akhlak mulia sehingga dapat lebih menghormati orang tua.

  Akhlak merupakan cara untuk membentuk manusia yang bermoral baik, berkemauan keras, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, bersifat bijaksana, sopan, beradab, ikhlas, jujur dan suci. Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai cerminan akhlak jik a dilakukan berulang-ulang dan timbul karena keinginannya sendiri bukan paksaan dari orang lain.

  G; M etode Penelitian

  1. Populasi Populasi adalah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Hadi, 1987: 257). Pada penelitian ini sebagai populasinya adalah siswa MI Ngadisepi Gemawang Temanggung tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 46 siswa.

  2. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini instrumen yang penulis perlukan yaitu hasil angket siswa (responden). Adapun indikator-indikatornya adalah sebagai berikut: a. Keagamaan anak (x) dengan indikator :

  Menjalankan shalat secara aktif. - Menjalankan puasa pada bulan Romadhon.

  Aktif membaca Al-Qur’an -

  7 b. Akhlak kepada orang tua di MI Ngadisepi (y) dengan indikator : Taat kepada orang tua - Sopan bila berbicara kepada orang tua -

  Mendoakan orang tua - Berbakti kepada orang tua - Memiliki rasa sayang kepada orang tua -

  3. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan berbagai metode sebagai b erik u t: a. Metode Angket

  Metode angket adalah metode pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan dikirim langsung kepada orang yang dimintai pendapat atau keyakinan atau diminta menceritakan tentang dirinya sendiri (Hadi, 1973 : 136).

  Daftar pertanyaan diberikan kepada sampel atau responden untuk diisi sesuai dengan pendapat atau keyakinan masing-masing sampel atas alternatif jawaban yang telah disediakan. Metode ini penulis gunakan sebagai metode pokok dalam mencari data tentang tingkat keagamaan anak dan akhlak kepada orang tua. Metode angket atau yang disebut juga metode kuesioner, untuk memperoleh data mengenai pengaruh keagamaan anak terhadap akhlak kepada orang tua pada siswa MI Ngadisepi Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010.

  8 b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dari beberapa kumpulan data verbal seperti buku catatan, tabel dan grafik, dan lainnya. Metode ini peneliti gunakan sebagai pelengkap dalam pengumpulan data yang berupa surat-surat atau dokumentasi, grafik, dan lainnya ( Shadily, 1982 : 192). Adapun data yang peneliti peroleh melalui metode ini adalah data tentang : 1) Gambaran umum lokasi peneletian. 2) Sejarah singkat berdirinya sekolah. 3) Keadaan guru dan karyawan. 4) Keadaan murid.

  5) Pelaksanaan pendidikan. 6) Struktur Organisasi 7) Keadaan Responden

  c. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini, peneliti dalam menganalisa data menggunakan analisis persentase, sebagai analisis pendahuluan yakni untuk mencapai tujuan pertama dan kedua dengan rumus : P = - x 100%

  N

  K eterangan: P = Persentasi F = Frekuensi N = Jumlah Sampel

  9 Sedang untuk analisis lanjut yaitu mengetahui tujuan yang ketiga peneliti menggunakan analisis statistik Product Moment dengan ru m u s:

  N X X Y - ( £ X ) ( X y ) Keterangan : rxy = Koefisien korelasi Product Moment x = Sikap keagamaan anak y = Akhlak terhadap orang tua pada siswa MI Ngadisepi N = Banyaknya responden X = Jumlah

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai b erik u t:

  BAB I : Pendahuluan, pada bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II : Kajian Pustaka, berisi tentang pengertian keagamaan, pengertian akhlak kepada orang tua, akhlak kepada orang tua, pengaruh keagamaan anak terhadap akhlak kepada orang tua. BAB III : Laporan Hasil Penelitian, pada bab ini memuat Gambaran umum MI Ngadisepi Gemawang Temanggung yang meliputi sejarah singkat berdirinya MI Ngadisepi Gemawang

  Temanggung, letak geografis MI Ngadisepi Gemawang Temanggung, visi, misi dan tujuan MI Ngadisepi Gemawang Temanggung, struktur organisasi MI Ngadisepi Gemawang Temanggung, keadaan guru dan siswa, sarana prasarana, susunan pengurus sekolah, tata tertib sekolah, data pengaruh keagamaan anak terhadap akhlak kepada orang tua pada siswa MI Ngadisepi.

  BAB IV : Analisa Data, pada analisa data meliputi analisa data analisa terhadap pengaruh keagamaaan anak terhadap akhlak kepada orang tua di MI Ngadisepi Gemawang Temanggung, analisa terhadap akhlak kepada orang tua kelas IV, V dan VI MI

  Ngadisepi Gemawang Temanggung, analisa terhadap pengaruh keagamaan anak kepada akhlak kepada orang tua siswa kelas IV, V dan VI MI Ngadisepi Gemawang Temanggung.

  BAB V : Pada bab ini berisi kesimpulan, saran dan penutup.

  11

  

B A B U

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Keagamaan

  Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Allah Swt adalah dia dianugerahi fitrah (perasaan dan kemampuan) untuk mengenal Allah dan

  insting

  melakukan ajaran-Nya. Dengan kata lain, manusia dikaruniai religius (naluri beragama). Karena memiliki fitrah ini, manusia dijuluki sebagai “Homo Devinans” dan “Homo religious” yaitu makhluk yang bertuhan dan beragama.

  Dengan kehalusan dan fitrah tadi, pada saat tertentu seseorang setidak-tidaknya pasti mengalami, mempercayai, bahkan meyakini dan menerimanya tanpa keraguan bahwa di luar dirinya ada suatu kekuatan yang Maha Agung yang melebihi apapun termasuk dirinya.

  Pendidikan dalam arti luas ialah bimbingan yang diberikan sampai mencapai tujuan hidupnya; bagi pendidikan Islam, sampai terbentuknya kepribadian muslim. Jadi pendidikan Islam berlangsung sejak anak dilahirkan sampai mencapai kesempurnaannya atau sampai akhir hidupnya. ( Ahmad D Marimba, 1 9 9 4 :3 1 )

  Ketaatan beribadah pada anak juga dimulai dari dalam keluarga. Pelaksanaan pendidikan dalam keluarga dituntut untuk

  menumbuhkan komitmen ibadah yang tidak bersifat rutinitas saja,

  melainkan yang lebih penting adalah membangun komitmen ibadah pada

  (Zakiah Darojat, 1993:59).

  Sejalan dengan perkembangan kesadaran moralitas, perkembangan penghayatan keagamaan yang erat hubungannya dengan perkembangan intelektual di samping emosional dan volisional, mengalami perkembangan. Para ahli sependapat bahwa pada garis besarnya perkembangan penghayatan keagamaan dapat dibagi dalam tiga tahapan yang secara kualitatif menunjukkan karakteristik yang berbeda.

  Seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman muslim terhadap ajaran-ajaran agamanya, terutama mengenai ajaran pokok dari agamanya sebagaimana termuat dalam kitab sucinya (Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori S, 1996:81).

  Para ahli juga sependapat bahwa proses perkembangan juga merupakan gejala yang universal, namun terdapat variasi yang luas, pada tingkat individual maupun tingkat kelompok tertentu. Peranan lingkungan sangat penting dalam pembinaan penghayatan keagamaan ini.

  Dalam ajaran agama dijelaskan bahwa pada dasarnya manusia itu baik dan memiliki potensi beragama, maka keluarganyalah yang akan mewarnai perkembangan agamanya itu. Keluarga hendaknya menciptakan lingkungan psikologis yang mendukung pembentukan karakter anak dalam menjalankan ajaran agamanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi keagamaan :

  1. Faktor Intern

  a. Faktor kognitif, mengacu pada anak yang memiliki mental masih abstrak, mereka hanya mengkaji isu-isu agama dengan berpatokan pada dasar-dasar agama tanpa memperdalaminya lebih jauh.

  b. Faktor personal, mengacu pada konsep individual dan identitas, individual maksudnya seseorang itu selalu menyendiri sedangkan identitas maksudnya proses menuju pada kestabilan

  c. Faktor hereditas, perbuatan yang buruk dan tercela jik a dilakukan akan menimbulkan rasa bersalah dalam diri pelakunya. Bila pelanggaran yang dilakukan terhadap larangan agama maka akan timbul rasa berdosa dan perasaan seperti ini yang ikut mempengaruhi perkembangan keagamaan seseorang.

  d. Tingkat usia, pada usia anak-anak saat mereka menginjak usia kematangan seksual mempengaruhi perkembangan keagamaan mereka. Tingkat perkembangan usia dan kondisi yang dialami para anak ini menimbulkan konflik kejiwaan yang cenderung mempengaruhi teijadinya konversi agama. Bahkan pada usia adolesensi sebagai rentang umur tipikal teijadinya konversi agama meskipun konversi cenderung dinilai sebagai produk sugesti dan bukan akibat dari perkembangan kehidupan spiritual seseorang.

  e. Kepribadian, dalam kondisi normal secara individu manusia memiliki perbedaan dalam kepribadian dan perbedaan ini diperkirakan berpengaruh terhadap perkembangan aspek-aspek kejiwaan termasuk keagamaan.

  f. Kondisi kejiwaan, seorang yang mengidap schizoprenia akan mengisolasi diri dari kehidupan sosial serta persepsinya tentang agama akan dipengaruhi oleh berbagai halusinasi. Demikian pula pengidap phobia akan dicekam oleh perasaan takut yang irasional sedangkan penderita infantil autisme (berperilaku seperti anak- anak) akan berperilaku seperti anak-anak di bawah usia sepuluh tahun.

  2. Faktor Ekstern Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan keagamaan dapat dilihat dari lingkungan di mana seseorang itu hidup.

  Umumnya lingkungan tersebut dibagi menjadi tiga yaitu:

  a. Lingkungan keluarga, menyatakan bahwa perkembangan keagamaan dipengaruhi oleh citra keluarga. Kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan keagamaan.

  Pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan keagamaan dalam pandangan Islam sudah lama disadari. Oleh karena itu sebagai intervensi terhadap perkembangan keagamaan tersebut kedua orang tua diberikan beban tanggung jawab. Keluarga dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiw a keagamaan. b. Lingkungan institusional, yang ikut mempengaruhi perkembangan kegamaan dapat berupa institusi formal seperti sekolah ataupun yang nonformal seperti berbagai perkumpulan dan organisasi.

  Kurikulum, hubungan guru dan murid serta hubungan antar teman dilihat dari kaitannya dengan perkembangan keagamaan tampaknya ketiga kelompok tersebut ikut berpengaruh sebab pada prinsipnya perkembangan keagaman tidak dapat dilepaskan dari upaya untuk membentuk kepribadian yang luhur. Pembiasaan yang baik merupakan bagian dari pembentukan moral yang erat kaitannya dengan perkembangan keagamaan seseorang.

  c. Lingkungan masyarakat, yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan keberagamaan sebab kehidupan keagamaan terkondisi dalam tatanan nilai mauptm institusi keagamaan. Keadaan seperti ini akan berpengaruh dalam pembentukan keagamaan warganya. Keagamaan yang baik dapat diukur atau dilihat dari aspek-aspek menjalankan ibadah sep erti:

  1. Menjalankan shalat secara aktif.

  2. Menjalankan puasa pada bulan Romadhon.

  3. A ktif membaca Al-Qur’ an

  4. Tata kepada orang tua

  5. Berbakti kepada orang tua

  6. Sayang kepada sesama manusia

B. Pengertian Akhlak kepada Orang Tua

1. Pengertian Akhlak

  Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi perkataan "akhlak" berasal dari bahasa Arab jam a' dari bentuk mufradnya "Khuluqun" yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan "khalkun" yang berarti kejadian, serta erat hubungan " Khaliq berarti Pencipta dan

  "Makhluk" yang berarti yang diciptakan.

  Baik kata akhlaq atau khuluq kedua-duanya dapat dijumpai di dalam al- Qur'an, sebagai berik u t:

  t& c . ( j J i

  A rtinya: “ Dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung (Q.S. Al-Qalam, 68:4).” Sedangkan menurut pendekatan secara term inologi, berikut ini beberapa pakar mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut: a. Ibn Miskawaih

  Bahwa akhlak adalah keadaan jiw a seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu) ( Zahrudin, 2 0 0 4 :4 )

  b. Imam Al-Ghazali Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiw a yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa

  17 perlu kepada pikiran dan pertimbanagan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji baik dari segi akal dan syara', maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jik a lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk ( Moh Ardani, 2005 : 29)

  c. Prof. Dr. Ahmad Amin Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlak.

  Menurutnya kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah imbang, sedang kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya, masing-masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan dari kekuatan itu menimbulkan kekuatan yang lebih besar Kekuatan besar inilah yang bernama akhlak. ( Zahrudin, 2004: 5 )

  Ketiga definisi diatas sepakat menyatakan bahwa akhlaq atau khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiw a manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar. (Yunahar Ilyas, 1999 :2 ).

  Jika diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa seluruh definisi akhlak sebagaimana tersebut diatas tidak ada yang saling bertentangan, melainkan saling melengkapi, yaitu sifat yang tertanam

  18 kuat dalam jiw a yang nampak dalam perbuatan lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sudah menjadi kebiasaan.

  Bila dikaitkan dengan kata Islami, maka akan berbentuk akhlak islami, secara sederhana akhlak islami diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran islam atau berdasarkan ajaran islam atau akhlak yang bersifat islami. Dengan demikian akhlak islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah

  daging

  dan sebenarnya berdasarkan pada ajaran Islam. Dilihat dari segi sifatnya yang universal, maka akhlak Islami juga bersifat universal. ( Abudin Nata, 2003 :147)

  Suatu perbuatan baru dapat dikatakan sebagai cerminan akhlak, jika memenuhi syarat sebagai berikut:

  1. Dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan.

  2. Timbul dengan sendirinya tanpa dipikir-pikir terlebih dahulu.

  Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, pentingnya kedudukan akhlak dapat dilihat dari berbagai sunnah qauliya (sunnah dalam bentuk perkataan Rasulullah) dinataranya:

  A rtinya: “ Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak ” (HR A hm ad).

  i. jin o ijj) tsfc. u Uu i ^

  Artinya : “ Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya ” ( HR Tirm izi).

  19

2. Sumber dan Macam-macam Akhlak

  a. Sumber Akhlak Persoalan "akhlak" didalam Islam banyak dibicarakan dan dimuat dalam Al- Hadits. Sumber tersebut merupakan batasan-batasan dalam tindakan sehari-hari bagi manusia, ada yang menjelaskan arti baik dan buruk untuk memberi informasi kepada umat apa yang mestinya harus diperbuat dan bagaimana harus bertindak, sehingga dengan mudah dapat diketahui apakah perbuatan itu terpuji atau tercela, benar atau salah. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surat Al Ahzab ayat 21 yang berbunyi:

J* J}

  f jjJlj a

  I I I (J^ J j I dj ^$3 (jin <111 j S i j yjs.

  A rtinya: “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. ” b. Macam-macam Akhlak

  1) Akhlak Al-Karimah Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan

  Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: a) Akhlak Terhadap Allah

  Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terwujud yang demikian Agung, jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau hakekatnya.

  b) Akhlak terhadap Diri Sendiri Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya.

  c) Akhlak terhadap sesama manusia Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain. Untuk itu, ia perlu bekeijasama dan saling tolong- menolong dengan orang lain. Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasakan kita, dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Diantara caranya yang dapat dilakukan yaitu dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya (Moh Ardani, 2005 :49-57)

  2) Akhlak Mazmumah Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela ) adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik seagaimana tersebut di atas. Dalam ajaran islam membicarakan secara terperinci masalah hal tersebut, dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya. Berdasarkan petunjuk ajaran islam dijumpai berbagai macam akhlak yang tercela, di antaranya:

  a. Berbohong Ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

  b. Takabur

  {sombong)

  Ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain. Pendek kata merasa dirinya lebih hebat.

  c. Dengki Ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain.

  d. Bakhil atau kikir Ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk orang lain (Moh Ardani, 2005 : 57-59)

  C. Akhlak kepada Orang Tua

  1. Akhlak kepada orang tua yang masih hidup Disini agama Islam meletakkan keagungan orang tua dihadapan anak-anaknya dalam rangka berbakti dan berjuang di jalan Allah, bukan semata-mata jihad kemudian orang tua ditinggalkan begitu saja tanpa dim intai izin sama sekali, bahkan berangkat ke medan peperanganpun dinomorduakan jik a memang belum memenuhi kebaktiannya kepada orang tua.

  Al Qur'an secara tegas mewajibkan manusia untuk berbakti kepada kedua orang tuanya

  'M cM »3 V! i jijy vl j i LaJjS V L j a j V j C_it ^ j i

  A rtin y a: “ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kam u jangan menyembah selain D ia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakm u dengan sebaik-baiknya, jik a salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berum ur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kam u mengatakan kepada keduanya perkataan

  "ah" dan janganlah kamu membentak m ereka dan ucapkanlah kepada m ereka perkataan yang m u lia ..” (QS Al Isra : 23).

  Berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain) m erupakan alkhoir, yakni nilai kebaikan yang secara universal diw ajibkan oleh Tuhan. A rtinya nilai kebaikan berbakti kepada orang tua itu berlaku sepanjang zaman dan pada seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi bagaim ana caranya berbakti sudah termasuk kategori al m a'ruf, yakni nilai kebaikan yang secara sosial diakui oleh masyarakat pada suatu zaman dan suatu lingkungan.

  Dalam hal ini, Al Qur 'an pun memberi batasan, m isalnya seperti yang disebutkan dalam surat al Isra, bahwa seorang anak tidak boleh berkata kasar apalagi menghardik kepada kedua orang tuanya. Seorang anak juga harus menunjukkan sikap berterim a kasih kepada

  23 kedua orang tua yang menjadi sebab kehadirannya di muka bumi. Di mata tuhan sikap terim a kasih anak kepada orang tuanya dipandang sangat penting, sampai perintah itu disam paikan dengan perintah bersyukur kepadaNya.

  (jialc. p A j y & la&j q

  II uj

  VI i j j

  j o - in y i ^ j s a o'

  A rtinya : “Dan Kami perintahkan kepada m anusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun,bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS L uqm an: 14).

  Meski demikian, kepatuhan seorang anak kepada orang tua dibatasi dengan kepatuhannya kepada Tuhan. Jika orang tua menyuruh anaknya melakukan hal-hal yang bertentangan dengan perintah tuhan, maka sang anak dilarang mematuhi perintah orang tua tersebut, seraya tetap harus menghorm atinya secara patut (ma’ruf) sebagai orang tua.

1 Ag» In' ^11

  A j (jjjl L a (j! y t . q \ j Uu y i ^ y j

ui\

y £$i j n yy u&i y

  Artinya: “Dan jik a keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada- Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu keijakan (QS Luqman : 15)

  24 Dalam hubungan dengan kerabat, secara umum semangat hubungan baiknya sejalan dengan semangat keharusan berbakti kepada orang tua. Paman, bibi, m ertua dan seterusnya harus dideretkan dalam deretan orang tua, saudara m isan yang m uda dan seterusnya dideretkan pada saudara muda atau adik, yang tua dideretkan kepada kakak. Secara spesifik kerabat harus didahulukan dibanding yang lain, m isalnya jik a seseorang mengeluarkan zakat, kem udian diantara kerabatnya ada orang m iskin yang layak m enerim a zakat itu, maka ia harus didahulukan dibanding orang m iskin yang bukan kerabat. Semangat etik hubungan kekerabatan diungkapkan oleh rasulullah dengan kalim at m enghormati kepada yang lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih muda.

D. Pengaruh Keagamaan Anaka terhadap Akhlak kepada Orang Tua

  Perkembangan keagamaan seseorang di tentukan oleh pendidikan dan latihan-latihan yang dilakukan pada masa kecilnya, karena melalui pendidikan secara terpadu akan membantu pertumbuhan dan perkembangan keagamaan secara terpadu pula. Anak yang di waktu kecilnya mempunyai pengalaman-pengalaman agama seperti ibu bapaknya yang mengerti agama, lingkungan sosial dan kawan-kawannya yang juga hidup menjalankan agama, ditam bah pula dengan pendidikan agam a secara sengaja di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, pertumbuhan agama pada anak tergantung kepada orang tuanya, karena anak-anak sikap, tindakan, dan perbuatan orang tua sangat mempengaruhi perkembangan agama pada anak.

  26 Suatu sikap keteladanan dan perbuatan yang baik dan positif yang dilaksanakan oleh orang tua sangat diperlukan. Hal ini m erupakan proses pendisiplinan diri anak sejak dini, agar anak kelas terbiasa berbuat baik sesuai dengan aturan dan norm a yang ditetapkan di m asyarakat berdasarkan kaidah yang berlaku. Orang tua yang dapat memberi contoh tauladan yang baik kepada anak-anaknya adalah orang tua yang mampu dan dapat membimbing anak-anaknya ke jalan yang baik sesuai dengan yang diharapkan.

  Keluarga menurut para pendidik merupakan lapangan pendidikan yang pertam a dan pendidiknya adalah orang tua. Orang tua (bapak-ibu) adalah pendidik kodrati, mereka pendidik bagi anak-anaknya, karena secara kodrati ibu dan bapak di berikan anugerah oleh A llah Swt berupa naluri orang tua, karena naluri ini, tim bul rasa sayang para orang tua kepada anak-anak mereka, hingga secara moral keduanya m erasa terbebani tanggung jaw ab untuk memelihara, mengawasi, melindungi serta membimbing keturunan mereka (Jalaludin, 2007,234)

  Di dalam kehidupan keluarga pendidikan m ulai membentuk suatu sentra lingkungan kecil yang di sebut lingkungan pendidikan lapisan pertam a, tegasnya jik a pendidikan diasosiasikan sebagai “pengasuh” di dalam keluarga, anaklah yang pertama kali diikut sertakkan dalam kegiatan pendidikan (Suparlan - Suhartono, 2006 : 153). Untuk itu sebagai orang tua dituntut untuk mengasuh yaitu membimbing, m endididk dan

  mengarahkan

  anak-anaknya m enuju agama yang sesuai dengan fitrah (naluri manusia) agar m ereka kelak m enitik akhlak m ulia dan menjadi manusia yang bertaqwa. Anak-anak adalah bagaikan kertas putih, orang tuanya lah yang nantinya memberikan corak warna apa yang dikehendakinya.

  Orang tua juga memberi teladan bagi anaknya khususnya dalam hal keagam aan terutam a dalam perilaku keagamaan dan yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan. Perilaku di sebut juga dengan akhlak, m enurut al-G hozali, perilaku adalah gerakan jiw a yang m endarah daging yang karena gerakan itu dapat menimbulkan suatu pekeijaan yang dapat ditunaikan dengan mudah tanpa memerlukan pertim bangan pikiran.

  Sedangkan m enurut Lewin, perilaku adalah hasil interaksi antara person (diri orang itu) dengan envioonment (lingkungan psikologinya). (Jalaludin Rahmat; 2 0 0 7 :2 7 )

  Sedangkan perilaku keagamaan adalah aktifitas perbuatan atau penam pilan dari seseorang m anusia sepanjang hidupnya yang berdasarkan kesadaran tentang adanya Tuhan Yang M aha Esa, menurut teori Behavioristik berpendapat bahw a perilaku itu tersusun dari unsur-unsur yang paling sedehana yaitu reflek (Y asin Setiawan, 2006:2) Anak adalah amanah yang dititipkan kepada kita oleh A llah SWT. agar dipelihara dan diraw at sesuai dengan pesan dari pihak yang memberi am anah yaitu A llah SWT. Orang tua mempunyai kew ajiban untuk menanamkan akhlak karimah atau perilaku keagamaan pada anak-anak yang dapat membahagiakan di alam kehidupan dunia dan akherat. Pendidikan akhlak karimah sangat penting untuk diberikan oleh orang tua kepada anak- anaknya dalam keluarga.

  28 Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk m anusia yang bermoral baik, berkemauan keras, sopan dalam berbicara dan perbuatan, m ulia dalam tingkah laku, bersifat bijaksana, sopan dan beradab, ikhlas, ju ju r dan suci.

  Dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk m elahirkan m anusia yang memiliki keutamaan (A l-fadhilah). Berdasarkan tujuan ini, m aka setiap saat, keadaan, pelajaran, aktifitas, merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan setiap pendidik harus mem elihara akhlak dan memperhatikan akhlak di atas segalagalanya.

  Namun sebagian orang tua m elalaikan kepentingan pembinaan budi pekerti dan sopan santun anak, bahkan m ereka menganggap hal tersebut sebagai hal yang remeh yang dapat diabaikan begitu saja, maka para orang tua yang malang itu tidak menyadari bahw a ia sebenarnya telah menjerumuskan anaknya sendiri ke jurang kedurhakaan. Sesungguhnya pem binaan akhlak budi pekerti adalah hak anak atas orang tuanya, seperti hak makan dan minum serta nafkah dari mereka.

  Ibnu M ajah meriwayatkan dari Ibnu Abas r.a. Bahwa Nabi SAW bersabda; “M uliakanlah anak-anakm u dan ajarkanlah mereka budi pekerti yang luhur.” Anak harus m em iliki akhlak yang baik sejak usia kecilnya, agar ia hidup dicintai pada w aktu besarnya, diridhoi Tuhan-Nya, dicintai keluarganya dan semua orang, ia harus pula m enjauhi akhlak yang buruk. Agar tidak menjadi orang yang dibenci, tidak dim urkai Tuhan-Nya, tidak dibenci keluarganya dan tidak dibenci siapapun.

  BAB m

  A. Gambaran Umum MI Ngadisepi Gemawang Temanggung

1. Sejarah Berdirinya MI Ngadisepi

  M adrasah Ibtidaiyah Ngadisepi didirikan pada tahun 1964 oleh seorang tokoh ulam a' yang bernam a K.H Ilyas. Pada awalnya gedung M adrasah Ibtidaiyah m asih menggunakan bambu dan kayu. M ulai dari berdiri sampai sekarang, M adrasah Ibtidaiyah Ngadisepi mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik dari kuantitas dan kualitasnya.

  Secara kuantitas, M adrasah Ibtidaiyah Ngadisepi dari tahun ke tahun bertam bah siswanya, sehingga pihak dari pengurus juga menambah fasilitas. Secara kualitas, banyak output sisw a M adrasah Ibtidaiyah N gadisepi yang telah berhasil, bahkan telah mencetak tokoh-tokoh penting.

Dokumen yang terkait

B E N T U K PE N GA W A S A N B E B A S V I S A K U N J U N G A N S I N G K A T ( B V K S ) O L E H K A N T O R K E I M I G R A S I A N K E P A D A W A R G A N E G A R A A S I N G Y A N G T I N G G A L D I I N D O N E S I A

0 4 15

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

I M PL E M E N T A S I S PE K T R U M R E S PO N S G E M PA PA D A N G PA D A G E D U N G L A B O R M I C R O T E A C H I N G U N I V E R S I T A S N E G E R I PA D A N G D E N G A N M E T O D E A N A L I S I S S PE K T R U M R E S PO N S

0 4 10

D O S E N PEMBIMBfrNG D A N P E N G U J I FAKUTiTAS H U K U M U N I V E R S I T A S A I R L A N G G A SURABAYA

0 1 51

J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN ) S A L A T IG A

0 0 95

P E N G A R U H K E D E K A T A N H U B U N G A N M A H A S IS W A D E N G A N D O SE N T E R H A D A P O B J E K T IV IT A S P E N IL A IA N D O S E N P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M S T A IN S A L A T IG A T A H U N A K A D E

0 1 111

JU R U S A N T A R B IY A H PR O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLAM SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G ER I SA L A T IG A

0 0 91

J U R U S A N TARBIYAH PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I SALATIGA

0 0 69

J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

0 0 94