J U R U S A N TARBIYAH PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I SALATIGA

  

PENG ARUH BIM BING AN ORANG TUA T E R H A D A P

  

IN T E N SIT A S MENGAMALKAN SH O L A T W A JIB

  (Studi Kasus SD Negeri Tingkir Lor 02 Kec. Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010)

  

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

SURI P

  

NIM: 11408021

J U R U S A N TARBIYAH

PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M

SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I

S A L A T I G A

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 Eks Hal : Naskah Skripsi

  Saudara Surip

  Kepada Yth : Ketua STAIN Salatiga Di-Salatiga

ASSALAMUALAIKUM, WR.WB

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Surip NIM : 11408021 Jurusan ; Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

  Judul Skripsi . PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS

  MENGAMALKAN SHALAT WAJIB (Studi Kasus SD N Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2009/2010)

  Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

WASSSALAMUALAIKUM, WR.WB

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

  JL Stadion 03 Telp (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 Website:wvmsta/«sq/qfzgaacT</E-mail

  

HALAMAN PENGESAHAN

J u d u l: PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS

MENGAMALKAN SHOLAT WAJIB ( Studi Kasus SD N Tingkir Lor

02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga) TAHUN 2009/2010 Nama : Surip NIM : 11408021 P ro g d i: Pendidikan Agama Islam (PAI)

  25 September 2010 Salatiga,

  16 Syawall431H

Panitia Ujian

  Drs.Taufiqul Mu’in, M.Ae Drs.Kastolani. M.Ag NIP: 196312051992031001 NIP: 196906121994031003

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Surip NIM : 11408021 Judul : PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS

  MENGAMALKAN SHOLAT WAJIB (Studi Kasus SD N Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga) TAHUN 2009/2010

  Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa judul skripsi ini adalah benar-benar karya saya sendiri dan bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Demikian surat pernyataan ini saya buat, dan apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik apapun.

  Salatiga, 25 September 2010 Yang membuat pernyataan Surip MOTTO

  J k j I S j j SjlLalb ^13 a \ 'JA j

  . ^ j s a t t u i i r ^ a r y “Daw perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.

  ” (QS. Thaha, 20:132)

  

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati skripsi ini penulis persembahkan

kepada:

  

1. Suami dan anak-anakku tercinta, yang selalu membimbing,

mendo'akan dan memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kelancaran studyku, semoga Allah senantiasa meridhoinya.

  2. Rekan-rekan guru di Dinas Pendidikan Kota Salatiga

  3. Rekan-rekan di jurusan PAI Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga

  

K A T A P E N G A N T A R

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt Tuhan YME yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang beijudul “PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP INTENSITAS MENGAMALKAN SHOLAT

  WAJIB (Studi Kasus SD N Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga) TAHUN 2009/2010)”.

  Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswattun khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Alloh SWT. Sebagai insan yang lemah penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini merupakan bukanlah tugas yang ringan, tetapi tugas yang yang berat.

  Skripsi ini tidak akan mungkin selesai tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebanyak- banyaknya kepada:

  1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah merestui pembahasan skripsi ini.

  2. Bapak Drs. Juz’an, M.Hum,selaku pembimbing sekripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

  3. Drs.Zaenal Abidin, selaku Kepala SD Tingkir Lor 02 yang memberikan ijin penulis untuk melaksanakan penelitian.

  4. Keluarga ku: Suamiku dan anak-anakku atas dukungan yang diberikan selama ini.

  5. Semua Guru SD Tingkir Lor 02 yang telah memberikan dukungan.

  6. Siswa-siswi SD Tingkir Lor 02 yang dalam pelaksanaan penelitian telah turut berpartisipasi dan semua pihak yang telah membantu terselesaikanya skripsi ini.

  7. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilas buku yang sangat membantu sehingga dapat dijadikan referensi.

  8. Rekan - rekan sepeijuangan yang selalu memberikan motivasi. Semoga amal baik dan seluruh bantuanya dicatat oleh Allah Swt sebagai amal shaleh. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bias berdo’a, semoga SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda.

  Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya.

  Amin-amin yarobbal ‘ alamin

  Salatiga, 25 September 2010 Penulis

  

ABSTRAK

  Dalam hal pendidikan agama, kemampuan siswa dalam membaca Alquran, melaksanakan ibadah wajib juga mengalami pengaruh yang cukup besar. Khusus untuk pelaksanaan sholat wajib, berdasarkan pengamatan dan penilaian yang dilakukan saat ujian praktik, siswa banyak yang belum mampu melaksanakan sholat wajib dengan baik dan tertib. Hal tersebut lebih banyak dipengaruhi karena siswa tidak melaksanakan sholat wajib dengan baik dan tertib. Selain itu faktor bimbingan orang tua yang sangat kurang berakibat terhadap lemahnya pengawasan terhadap anak-anaknya dalam menjalankan ibadah sholat.

  Rumusn masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh bimbingan orang tua terhadap intensitas mengamalkan sholat wajib siswa SD N Tingkir Lor

  02 Tahun 2009/2010? Sehingga tujuan penelitianya adalah untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap intensitas mengamalkan sholat wajib siswa SD N Tingkir Lor 02 Tahun 2009/2010.

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di SD N Tingkir Lor 02 Tahun 2009/2010 Salatiga. Jumlah sample dalam penelitian ini sebanyak 34 orang siswa. Pengumpulan Data dilakukan dalam penelitiaan ini adalah metode angket untuk bimbingan orang tua dan intensitas mengamalkan sholat wajib. Analisis dalam penelitian ini mengnakan analisis korelasional.

  Hasil penelitian menunjukkan Bimbingan orang tua berpengaruh terhadap intensitas mengamalkan sholat wajib siswa SD N Tingkir Lor 02 Salatiga, dimana nilai r hitung sebesar 0,445 lebih besar dari tabel 1% dan 5 %.

  DAFTAR ISI

   B A B I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB IV ANALISIS DATA

  

  

  

  

  

   LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL TABEL I DAFTAR GURU SD N TINGKIR LOR 02 TABEL II JUMLAH SISWA SD N TINGKIR LOR 02 TABEL IB DAFTAR NAMA RESPONDEN TABEL IV JAWABAN ANGKET BIMBINGAN ORANG TUA TABEL V JAWABAN ANGKET INTENSITAS SHALAT TABEL VI NILAI ANGKET BIMBINGAN ORANGTUA TABEL VII

  INTERVAL NILAI BIMBINGAN ORANGTUA TABEL VII NOMINASI BIMBINGAN ORANGTUA TABEL IX KLASIFIKASI BIMBINGAN ORANGTUA TABEL X HASIL ANGKET INTENSITAS SHALAT WAJIB TABEL XI

  INTERVAL INTENSITAS SHALAT WAJIB TABEL XII NILAI NOMINASI INTENSITAS SHALAT WAJIB TABEL XIII

  INTERVAL INTENSITAS SHALAT WAJIB TABEL XIV TABEL KORELASI

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Dalam dunia pendidikan sekarang ini, baik yang berlangsung di sekolah maupun di dalam keluarga seringkali dijumpai adanya pelanggaran- pelanggaran terhadap disiplin yang dilakukan oleh anak, sehingga kadang- kadang sikap anak kurang terarah dan terkontrol, yang dikarenakan rendahnya disiplin dari anak. Perilaku anak yang kurang terarah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah perilaku dalam keluarga, perilaku dalam masyarakat, dan perilaku inisiatif pada anak sebagai akibat interaksinya dengan keluarga maupun masyarakat1. Dalam usia sekolah dasar biasanya perilaku anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, mengingat interaksi dengan lingkungan masyarakat masih kurang.

  Disiplin diri merupakan aspek utama dan esensial pada pendidikan, baik pendidikan di lingkungan sekolah maupun yang berlangsung di dalam keluarga. Keberhasilan pendidikan anak sangat ditentukan oleh pendidikan di dalam keluarga, dan hal ini tidak lepas dari pendidikan yang diterima anak pada saat sekolah. Lingkungan di sekolah hanya menjadi suatu lembaga pelayanan dan membantu pengembangan pendidikan pada anak, dalam waktu yang terbatas. Dengan situasi dan kondisi di sekolah seperti itu, maka keberhasilan utama pendidikan anak sangat ditentukan oleh pendidikan di

1 Moh Shocib, Pola Asuh Orang tua, Jakarta, Rineka Cipta, 1998, hal. 62

  2

  dalam keluarga, orang tua yang sangat bertanggung jawab. Secara kodrati dalam meletakkan dasar-dasar dan fondasi kepada anak, mengasuh anak, benar-benar merupakan tanggung jawab yang berat. Pada anak usia tingkat sekolah dasar, merupakan masa kritis perkembangan kemampuan kognitif, kemandirian, koordinasi motorik, kreatifitas dan yang terpenting adalah sikap positif terhadap hidup. Dengan demikin keluarga merupakan salah satu lembaga yang mengemban tugas dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan umum.

  Pendidikan di dalam keluarga akan tercapai jika anak telah mampu mengontrol perilaku sendiri dengan acuan dari nilai-nilai moral yang terinternalisasi yang meliputi esensiasi penataan situasi dan kondisi yang dapat mengundang anak secara sukarela untuk menyeburkan diri ke dalam kehidupan sesuai nilai-nilai moral sehingga dapat dijadikan dasar untuk berperilaku yang berdisiplin diri. Jika anak mampu berdisiplin diri, maka secara maknawi anak memiliki kemampuan mengantisipasi, mengakomodasi, dan tidak berperilaku yang menyimpang.

  Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa keluarga merupakan “Pusat Pendidikan” yang pertama dan yang terpenting karena keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia2. Di samping itu orang tua dapat menanamkan budi kebatinan yang sesuai dengan kebutuhannya sendiri dalam jiwa anak-anaknya. Untuk itu orang tua yang

1 Ibid, hal. 14

  3

  utama dan tidak bisa dibatalkan orang lain. Sehubungan dengan itu, disiplin diri sangat diperlukan bagi anak agar memiliki budi pekerti yang baik.

  Anak dalam masa perkembangan (usia sekolah dasar) merupakan masa terpenting bagi anak untuk membentuk kepribadian yang baik, dimana diperlukan input dari orang tua sebagai orang terdekat dengan anak. Perkembangan lingkungan telah banyak memberikan pengaruh terhadap perilaku anak. Untuk itulah orang tua perlu memberikan pengawasan dan perhatian kepada anak-anaknya sehingga perilaku anak sesuai dengan yang diharapkan3.

  Salah satu bentuk pendidikan yang dilakukan oleh orang tua adalah mendidik anak untuk disiplin dalam segala hal, yang dimulai dari hal-hal yang kecil sampai dengan yang besar. Mendidik dan membimbing anak merupakan hal yang penting, mengingat orang tua merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Anak akan menjadi anak yang baik jika orang tuanya memberikan bimbingan yang baik, demikian sebaliknya.

  Anak-anak di SD Negeri Tingkir Lor 02 Kota Salatiga merupakan anak yang tumbuh di kota kecamatan yang cukup ramai. Keadaan orang tua siswa yang sebagian berprofesi sebagai karyawan perusahaan menjadikan peran bimbingan orang tua terhadap anak tentu sangat kurang. Orang tua berangkat ketika anak belum bangun tidur dan pulang ketika anak sudah mau tidur lagi. Dampaknya adalah orang tua tidak sempat memberikan

3 Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, 2003, hal. 76

  4

  bimbingan terhadap anak-anaknya. Anak lebih banyak dipengaruhi oleh factor lingkungan dan media televisi.

  Dalam hal pendidikan agama, kemampuan siswa dalam membaca al qur'an, melaksanakan ibadah wajib juga mengalami pengaruh yang cukup besar. Khusus untuk masalah pelaksanaan shalat wajib, berdasarkan pengamatan dan penilaian yang dilakukan saat ujian praktik, siswa banyak yang belum mampu melaksanakan shalat wajib dengan baik dan tertib. Hal tersebut lebih banyak dipengaruhi karena siswa tidak melaksanakan shalat wajib dengan tertib. Selain itu factor bimbingan orang tua yang sangat kurang berakibat terhadap lemahnya pengawasan terhadap anak-anaknya dalam menjalankan ibadah shalat.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : "Adakah pengaruh bimbingan orang tua terhadap intensitas mengamalkan shalat wajib siswa SD N Tingkir Lor 02 Tahun 2009/2010?

  Tujuan Penelitian C.

  Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap intensitas mengamalkan shalat wajib siswa SD N Tingkir Lor 02 Tahun 2009/2010.

  5 D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis dalam penelitian ini adalah "Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara bimbingan orang tua terhadap intensitas mengamalkan shalat wajib siswa SD N Tingkir Lor 02 Tahun 2009/2010"

E. Kegunaan Penelitian

  Dari beberapa masalah yang dirumuskan diatas setelah diperoleh jawaban, maka dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Manfaat Teoritis

  a. Memberi sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan, khususnya berkaitan dengan masalah pola asuh orang tua.

  b. Sebagai pertimbangan penelitian yang sejenis di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi orang tua siswa sebagai bahan masukan untuk lebih memperkuat pengawasan terhadap anak.

  b. Bagi para guru sebagai pertimbangan tentang pentingnya mengupayakan pola pendidikan yang baik agar tercapai kemandirian belajar pada siswa secara optimal.

  c. Bagi para siswa dapat menambah pengetahuan tentang bimbingan belajar sehingga mereka mampu mencapai pribadi yang mandiri dalam belajarnya.

  6 F. Definisi Operasional

1. Pengaruh

  Pengaruh didefinisikan sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang4.

2. Bimbingan orang tua

  Bimbingan adalah kegiatan membimbing, mengarahkan agar sesuai dengan apa yang diharapkan5. Orangtua adalah ayah ibu kandung atau orang yang membesarkan kita6. Adapun indikatornya adalah:

  a. Memberikan contoh pada anak

  b. Mengarahkan anak untuk berbuat

  c. Menyerahkan pendidikan pada orang yang lebih mampu (ustadz, kyai)

  3. Intensitas Intensitas adalah tingkat keseringan atau biasa disebut dengan frekuensi7.

  4. Shalat Shalat adalah perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan disudahi dengan salam, yang dengannya kita

  4 Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yogyakarta, Yrama Widya, 2008, hal.424

  5 Ibid, him. 51 6 Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1986, hal.

  388

7 Surayin, Op.cit, hal. 184

  7 beribadat kepada Ailah sesuai syarat-syarat yang telah ditentukan8.

  Sedangkan indicator intensitas shalat wajib adalah:

  a. Tinggi (tertib, tepat waktu)

  b. Sedang (tertib, belum tepat waktu)

  c. Rendah (tidak tertib, tidak tepat waktu)

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat serta menguji hipotesis yang diajukan9

2. Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD N Tingkir Lor 02 Kota Salatiga. Waktu penelitian akan dimulai bulan Mei 2010 sampai dengan selesai

3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

a. Populasi

  Populasi merupakan kumpulan individu atau orang dalam suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu10. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas IV SD N Tingkir Lor 02 sebanyak 34 orang siswa.

  8 Tim Dosen UMS, Studi Islam 3, Surakarta, UMS, 1997, hal. 24

  9 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2008, him. 56

  10 Ibid, him. 6

  8

b. Sampel

  Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan obyek penelitian. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi11.

4. Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner (daftar pertanyaan). Metode kuesioner dipakai untuk mendapatkan data variabel pola bimbingan orang tua dan intensitas melaksanakan ibadah salat wajib. Kuesioner dibagikan kepada responden.

5. Analisis Data

  Untuk menganalisa data yang telah terkumpul digunakan analisa statistik dengan rumus sebagai berikut:

a. Rumusan Prosentase

  P = — *100%

  N

  .P : Angka prosentase yang diberi F : Frekuensi dari jawaban N : Jumlah Responden 1

  1

  11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 2003, him. 134

b. Rumus korelasi Product Moment

  • •£xr-

  N J)

  Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman persetujuan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

  XY : Produk dari X kali Y £ : Sigma (jumlah)

  Y : Hasil kuadrat variabel Y

  N : Jumlah responden X : hasil kuadrat variabel x

  Keterangan: rxy : koefisien korelasi antara x dan y x : skor variabel x y : skor variabel y

  1 Y 2 ~ (Z ^)2

  9 Rumus ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh

  N

  2 -

  N ' y y ,

  r>, =

  Dalam mengolah data, penulis menggunakan analisa data kualitatif

  bimbingan orangtua terhadap intensitas melaksanakan shalat wajib siswa SDN Tingkir Lor 02 Salatiga,

H. Sistematika Penulisan

  10 Sedangkan bagian inti terdiri dari:

  Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, hipotesis penelitian, dan kegunaan penelitian dan metode penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang landasan teori tentang bimbingan orangtua dan shalat. Bab IH Laporan Hasil Penelitian, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian dan subjek penelitian serta penyajian data. Bab IV Analisis Data, berisi tentang hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. BabV Penutup, berisi kesimpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

  

BAB n

KAJIAN PUSTAKA

A. Bimbingan Orangtua

  Bimbingan merupakan pemberian pertolongan atau bantuan, dan bantuan atau pertolongan itu merupakan hal yang pokok dalam bimbingan.

  Tetapi sekaligus bimbingan merupakan pertolongan, namun tidak semua pertolongan dapat disebut sebagai bimbingan. Orang dapat memberikan bimbingan kepada anak yang jatuh agar bangkit, tetapi ini bukan merupakan bimbingan. Pertolongan yang merupakan bimbingan mempunyai sifat-sifat lain yang harus dipenuhi1.

  Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang menuntun. Bimbingan merupakan suatu tuntutan. Hal ini mengandung suatu pengertian bahwa di dalam memberikan bimbingan, apabila keadaan menuntut, adalah kewajiban dari pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif, yaitu memberikan arah kepada yang dibimbingnya. Di samping itu bimbingan juga mengandung pengertian memberikan pertolongan dengan menentukan arah dengan diutamakan kepada yang dibimbingnya.

  Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi

1 Sofyan S. Willis, Konseling Individual, Bandung, Alfabeta, 2009, him. 38

  12

  kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraannya2.

  Kegiatan bimbingan merupakan salah satu cara mengatasi permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dalam proses pendidikan.

  Dengan diberikannya materi bimbingan diharapkan pada siswa mempunyai kemandirian yang tinggi dalam belajarnya, sehingga ia mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya.

  Bentuk-bentuk bimbingan ada tiga, ialah (a) Pengajaran perbaikan

  (remedial teaching), (b) Bimbingan melalui peningkatan motivasi, (3)

  Bimbingan dengan penguasaan prinsip-prinsip belajar. Ketiga bentuk bimbingan belajar tersebut akan penulis uraikan satu per satu, yaitu :

1. Pengajaran Perbaikan (Remedial Teaching)

  Remedial Teaching atau pengajaran perbaikan adalah bentuk pengajaran yang berguna untuk mengadakan pembetulan terhadap kesalahan-kesalahan yang dialami murid atau pengajaran untuk membuat perbaikan-perbaikan atau penyembuhan terhadap kesalahan atau kesulitan yang dialami murid.

  Adapun fungsi dari Remedial Teaching adalah sebagai berikut: (1) Fungsi Korektif, yaitu mengadakan pembetulan atau perbaikan terhadap kesalahan yang dilakukan oleh murid, (2) Fungsi Pemahaman, yaitu murid mampu mengerti dan memahami diri sendiri dalam kemampuan ketrampilannya dilain pihak guru memahami secara lebih

2 Ibid, him. 39

  13

  baik terhadap murid-murid yang mengalami kesulitan belajar, (3) Fungsi Penyesuaian, yaitu membuat murid mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, (4) Fungsi Pengayaan, yaitu pengajaran perbaikan diharapkan mampu memperkaya pengetahuan, (5) Fungsi percepatan, yaitu pengajaran perbaikan diharapkan mempercepat penguasaan murid terhadap bahan pengajaran.

2. Bimbingan Belajar Melalui Peningkatan Motivasi

  Motivasi dalam belajar mengandung maksud untuk membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang diinginkan. Anak yang lemah dalam semangat belajarnya perlu diberi motivasi.

  Motivasi adalah "Perubahan energi dalam diri sesorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan". Sedangkan menurut motivasi adalah "Kondisi Psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu"3.

  Motivasi mempunyai tiga fungsi, ialah: (a) mendorong manusia untuk berbuat, (b) menentukan arah perbuatan (c) menyeleksi kegiatan/perbuatan (menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan).

3. Bimbingan belajar dengan penguasaan prinsip-prinsip Belajar.

  Prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat dalam meningkatkan proses belajar siswa. Beberapa prinsip belajar adalah sebagai berikut:

3 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi, Jakarta, Graha Ilmu, 2006, him. 4

  14

  a. Belajar membutuhkan partisipasi yang aktif dari individu

  b. Belajar harus di dorong motivasi yang kuat oleh individu sendiri

  c. Belajar adalah proses kontinyu

  d. Belajar lebih berkembang pada lingkungan yang menantang

  e. Belajar adalah proses kontinuitas

  dilaksanakan

  Adapun bentuk-bentuk bimbingan orangtua yang di SD N Tingkir Lor 02 adalah:

1. Pemberian bimbingan belajar

  Menurut Oemar Hamalik dengan mengutip pendapat Stikes & Dorcy, menyatakan bahwa bimbingan adalah “suatu proses untuk menolong individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalahnya. Bimbingan adalah “suatu proses yang terus menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.” Bimbingan adalah “bantuan yang diberikan kepada individu dalam menentukan pilihan dan mengadakan penyesuaian secara logis dan nalar”4.

  Dari beberapa definisi bimbingan yang telah dikemukakan, jika dikaitkan dengan bimbingan orang tua kepada anak, bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan orang tua kepada anaknya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Memberikan

4 Sofyan S. Willis, Konseling Individual, Bandung, Alfabeta, 2009, him. 62

  15

  bimbingan kepada anak merupakan kewajiban orang tua. Hal ini tersirat dalam Al Qur'an dalam surah An Nisaa’ ayat 9 Allah firman:

  

j c j j j

^ ^ I . q a I £ Ijili. \ jl (jjill (jSijl j

  JCUXui V jS

  Artinya: dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

  

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan Perkataan yang benar

  Bimbingan belajar terhadap anak berarti pemberian bantuan kepada anak dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup, agar anak lebih terarah dalam belajarnya dan bertanggung jawab dalam menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya, serta memiliki potensi yang berkembang secara optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai individu yang potensial. Di dalam belajar anak membutuhkan bimbingan. Anak tidak mungkin tumbuh sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Anak sangat memerlukan bimbingan dari orang tua, terlebih lagi dalam masalah belajar. Seorang anak mudah sekali putus asa karena ia masih labil, untuk itu orang tua perlu memberikan bimbingan pada anak selama ia belajar. Dengan pemberian bimbingan ini anak akan merasa

  16

  semakin termotivasi, dan dapat menghindarkan kesalahan dan memperbaikinya.

  Dalam upaya orang tua memberikan bimbingan kepada anak yang sedang belajar dapat dilakukan dengan menciptakan suasana diskusi di rumah. Banyak keuntungan yang dapat diambil dari terciptanya situasi diskusi di rumah antara lain; memperluas wawasan anak, melatih menyampaikan gagasan dengan baik, terciptanya saling menghayati antara orang tua dan anak, orang tua lebih memahami sikap pandang anak terhadap berbagai persoalan hidup, cita-cita masa depan, kemauan anak, yang pada gilirannya akan berdampak sangat efektif bagi daya dukung terhadap kesuksesan belajar anak.

2. Memberikan nasihat

  Bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan nasihat kepada anak. Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pikiran sehat. Nasihat dan petuah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak-anak terhadap kesadaran akan hakikat sesuatu serta mendorong mereka untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik. Betapa pentingnya nasihat orang tua kepada anaknya, sehingga Al Qur’an memberikan contoh, seperti yang terdapat dalam surah Luqman 31:13 Allah berfirman:

  17 M i j a

  pkJ ijljlili Jl ^ j i j Ajjy J SJ JIS j |j

  Artinya: cfcr« (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

  waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’’s.

  Nasihat dapat diberikan orang tua pada saat anak belajar di rumah. Dengan demikian maka orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan anaknya dalam belajar. Karena dengan mengenai kesulitan-kesulitan tersebut dapat membantu usaha untuk mengatasi kesulitannya dalam belajar, sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

  Dalam upaya memberikan bimbingan, di samping memberikan nasihat, kadang kala orang tua juga dapat menggunakan hukuman. Hukuman diberikan jika anak melakukan sesuatu yang buruk, misalnya ketika anak malas belajar atau malas masuk ke sekolah. Tujuan diberikannya hukuman ini adalah untuk menghentikan tingkah laku yang kurang baik, dan tujuan selanjutnya adalah mendidik dan mendorong anak untuk menghentikan sendiri tingkah laku yang tidak baik. Di samping itu hukuman yang diberikan itu harus wajar, logis, obyektif, dan tidak membebani mental, serta harus sebanding antara kesalahan yang

5 Ibid, him. 654

  18

  diperbuat dengan hukuman yang diberikan. Apabila hukuman terlalu berat, anak cenderung untuk menghindari atau meninggalkan. Sifat hukuman yang mendidik, yaitu “a) senantiasa merupakan jawaban atas suatu pelanggaran; b) sedikit-banyaknya selalu bersifat tidak menyenangkan; c) selalu bertujuan ke arah perbaikan; hukuman itu hendaklah diberikan untuk kepentingan anak itu sendiri”6

3. Pengawasan Orang Tua terhadap belajar

  Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya, sebab tanpa adanya pengawasan yang kontinu dari orang tua besar kemungkinan pendidikan anak tidak akan berjalan lancar. Pengawasan orang tua tersebut dalam arti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan yang diberikan orang tua dimaksudkan sebagai penguat disiplin supaya pendidikan anak tidak terbengkelai, karena terbengkelainya pendidikan seorang anak bukan saja akan merugikan dirinya sendiri, tetapi juga lingkungan hidupnya. Pengawasan orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian orang tua dapat membenahi segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang

6 M. Ngalim Poerwanto, Ilmu Pendidikan, Jakarta, Balai Pustaka, 2001, hlm.236

  19 maksimal. Pengawasan orang tua bukanlah berarti pengekangan terhadap kebebasan anak untuk berkreasi tetapi lebih ditekankan pada pengawasan kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab. Ketika anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penyimpangan, maka orang tua yang bertindak sebagai pengawas harus segera mengingatkan anak akan tanggung jawab yang dipikulnya terutama pada akibat-akibat yang mungkin timbul sebagai efek dari kelalaiannya. Kelalaiannya di sini contohnya adalah ketika anak malas belajar, maka tugas orang tua untuk mengingatkan anak akan kewajiban belajarnya dan memberi pengertian kepada anak akan akibat jika tidak belajar. Dengan demikian anak akan terpacu untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat.

  Pengawasan atau kontrol yang dilakukan orang tua tidak hanya ketika anak di rumah saja, akan tetapi hendaknya orang tua juga terhadap kegiatan anak di sekolah. Pengetahuan orang tua tentang pengalaman anak di sekolah sangat membantu orang tua untuk lebih dapat memotivasi belajar anak dan membantu anak menghadapi masalah- masalah yang dihadapi anak di sekolah serta tugas-tugas sekolah.

  Untuk mengetahui pengalaman anak di sekolah orang tua diharapkan selalu menghadiri setiap undangan pertemuan orang tua di sekolah, melakukan pertemuan segitiga antara orang tua, guru dan anak sesuai kebutuhan terutama ditekankan untuk membicarakan hal-hal yang positif serta orang tua sebaiknya secara teratur, dalam suasana santai mendiskusikan dengan anak, kejadian-kejadian di sekolah.

  20

4. Pemberian motivasi dan penghargaan

  Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua hendaknya mampu memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar.

  Jika anak tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua menasihati kepada anaknya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya.

  Dan untuk mendorong semangat belajar anak hendaknya orang tua mampu memberikan semacam hadiah untuk menambah minat belajar bagi anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan motivasi atau dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar. Dorongan orang tua kepada anaknya yang berprestasi jelek atau kurang itu sangat diperlukan karena dimungkinkan kurangnya dorongan dari orang tua akan bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan menimbulkan keputusasaan. Tindakan ini perlu dilakukan oleh orang tua baik kepada anak yang berprestasi baik ataupun kurang baik dari berbagai jenis aktivitas, seperti mengarahkan cara belajar, mengatur waktu belajar dan sebagainya, selama pengarahan dari orang tua itu tidak memberatkan anak. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua pada anak yang prestasinya kurang, yaitu : 7

7 Ibid, him. 238

  21

  a) Kenali kemampuan anak. Jangan menuntut anak melebihi kemampuannya. Anak yang sering mendapat tuntutan yang terlalu tinggi, akan mudah menjadi frustrasi dan akhirnya menjadi mogok belajar.

  b) Jangan membanding-bandingkan. Orang tua sebaiknya jangan membanding-bandingkan anak dengan kakak atau adiknya mengingat setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda. Anak yang sering dibanding-bandingkan dapat kehilangan kepercayaan diri. Bangkitkanlah rasa percaya diri anak dengan menghargai setiap usaha yang telah dilakukan.

  c) Menerima anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

  d) Membantu anak mengatasi masalahnya. Bila anak memang membutuhkan guru les, jangan dipaksakan anak dengan kemampuannya sendiri hanya karena ayah dan ibunya dahulu tidak pernah les.

  e) Tingkatkan semangat belajar anak. Kita dapat melakukan hal ini dengan, misalnya memberi pujian, pelukan, belaian maupun ciuman.

  f) Jangan mencela anak dengan kata-kata yang menyakitkan. Orang tua harus menghindari mencela anak dengan kata-kata, “bodoh”, “tolol”, “otak udang”, dan sebagainya. Anak yang sering mendapat label atau cap seperti itu pada akhirnya akan mempunyai pandangan bahwa dirinya memang bodoh dan tolol.

  22

  g) M endidik adalah tanggung jawab bersama. Ayah dan Ibu mempunyai tanggung jawab yang sama dalam mendidik anak.

  h) Jangan lupa berdoa agar anak kita mendapat hasil yang terbaik. Di samping itu orang tua juga perlu memberikan penghargaan kepada anak. Penghargaan adalah sesuatu yang diberikan orang tua kepada anaknya karena adanya keberhasilan anak dalam belajar sehingga meraih prestasi. Hal ini sangat berguna bagi anak karena dengan penghargaan anak akan timbul rasa bangga, mampu atau percaya diri dan berbuat yang lebih maksimal lagi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi. Yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah memberikan pujian dan penghargaan pada kemampuan atau prestasi yang diperoleh anak. Pujian dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa orang tua menilai dan menghargai tindakan usahanya.

  Bentuk lain penghargaan orang tua selain memberi pujian adalah dengan memberikan semacam hadiah atau yang lain. Hadiah ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi pada anak, untuk menggembirakan, dan untuk menambah kepercayaan pada anak itu sendiri, serta untuk mempererat hubungan dengan anak. Akan tetapi orang tua juga harus tetap memberikan nasihat karena hadiah itu sendiri juga bisa merusak dan menyimpangkan pikiran anak dari tujuan belajar yang sebenarnya.

  Pemenuhan Kebntuhan Belajar 5. Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan

  untuk menunjang kegiatan belajar anak, kebutuhan tersebut bisa berupa

  23

  ruang belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik. Dalam hal ini Bimo Walgito menyatakan bahwa semakin lengkap alat- alat pelajarannya, akan semakin dapat orang belajar dengan sebaik- baiknya, sebaliknya kalau alat-alatnya tidak lengkap, maka hal ini merupakan gangguan di dalam proses belajar, sehingga hasilnya akan mengalami gangguan. Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak- anak yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya sering kali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar.

B. Definisi Salat

  Shalat merupakan ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu sesuai syarat dan rukunnya yang dimulai dengan Takbiratul Ihram dan disudahi dengan Salam8. Tata caranya adalah sesuai yang disampaikankan oleh para Sahabat yang melihat Rasulullah sedang melaksanakan shalat.

  Sudah turun-temurun hingga kini, begitulah kita melihat orang- orang mendirikan shalat. Demikian pula kita mendirikan shalat sesuai ajaran

  

BAB m

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Keadaan Umum SD N Tingkir Lor 02 Salatiga

1. Identitas Sekolah

  a. Nama Sekolah : SD N Tingkir Lor 02 Salatiga

  b. Alamat sekolah : Jalan Ki Suropati Nomor 11 Tingkir Lor Salatiga

  c. Dibuka tahun : 1983

  d. Status Sekolah : Negeri

  e. Luas tanah : 1600 m2

  f. Luas bangunan : 456 m2

  g. Jenjang akreditasi : B pada tahun 2004

2. Letak Geografis

  SD N Tingkir Lor 02 Salatiga terletak di Jalan Ki Suropati Nomor 11 Tingkir Lor Salatiga. Sekarang ini telah mempunyai gedung yang permanen. Dilihat dari letak geografis sangatlah strategis karena berada di dekat wilayah kecamatan. Hal ini memungkinkan terciptanya suasana yang tenang karena jauh dari keramaian sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.

  34 3.

  Struktur Organisasi Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan pendidikan diperlukan organisasi yang baik. Organisasi dalam arti yang luas adalah badan yang mengatur segala urusan untuk mencapai tujuan, maka diperlukan organisasi yang teratur.

4. Keadaan Guru

  Guru merupakan alat pendidikan, yakni sebagai tenaga pendidik, guru yang berpotensi sangat mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan pembelajaran. Jumlah guru di SD N Tingkir Lor 02 Salatiga adalah 12 orang, 1 orang sebagai kepala sekolah dan yang lainnya sebagai guru kelas. Dari keseluruhan guru ada 3 orang guru wiyata bhakti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut:

  TABEL 1 DAFTAR GURU SD N TINGKIR LOR 02 SALATIGA No Nama Status

  Keterangan

  1 Drs. Zainal Abidin PNS Kepala sekolah

  2 Sri Haiyati PNS Guru Kelas

  3 Mochamad Arief PNS Guru Kelas

  4 Ponijan Hariwianto PNS Guru Kelas

  5 Suharmi, S.Pd PNS Guru Kelas

  6 Siti Taslihah PNS Guru Agama

  7 Surip PNS Guru Agama

  8 Nur Hayati PNS Guru Kelas

  9 Munarsih PNS Gr. Penjaskes

  10 Zumroni Penjaga

  35

  11 Um i Nuryanah GWB

  12 Indi Huliyana GWB

  13 Tri Umi Handayani GWB

  5. Keadaan Siswa dan Fasilitas Sekolah

a. Keadaan Siswa

  Menurut pengamatan penulis dalam penelitian ini yang dilakukan melalui pengumpulan data, persentase antara siswa laki- laki dan perempuan mempunyai selisih yang tidak terlalu besar, dimana jumlah siswa laki-laki lebih banyak dari siswa perempuan.

  Dengan teknik dokumentasi dapat dilihat keadaan siswa pada tabel berikut: TABEL II DAFTAR JUMLAH SISWA SD N TINGKIR LOR 02 SALATIGA

  No Kelas Jumlah

  51

1 I

  28

  n

  m

  35

  4 IV

  34

  5

  v

  35

  6 VI

  39 Jumlah 222 siswa

  2

  3

  36

b. Fa silitas Sekolah

  SD N Tingkir Lor 02 Salatiga menempati tanah seluas 1600 m2 dengan bangunan 456 m2. Fasilitas pendidikan yang memenuhi syarat sangat menentukan kelancaran proses belajar mengajar.

  Adapun fasilitas gedung/ ruang yang tersedia di SD N Tingkir Lor 02 Salatiga adalah sebagai berikut:

  1) Ruang kepala sekolah : 1 buah 2) Ruang guru

  : 1 buah 3) Ruang kelas : 6 buah

  4) Ruang perpustakaan : 1 buah

5) Ruang UKS

  : 1 buah 6) Kamar mandi/ WC guru

  : 1 buah 7) Kamar mandi/ WC murid

  : 1 buah 8) Dapur : 1 buah 9) Gudang

  : lbuah Sedangkan fasilitas perlengkapan sekolah antara lain sebagai berikut:

  1) Komputer : 2 buah 2) Mesin ketik : 2 buah

  3) Almari : 8 buah 4) Rak buku : 2 buah 5) Papan tulis : 8 buah 6) Kursi guru 12 buah

  37

  7) Meja g uru :1 2 buah

  8) Kursi siswa : 133 buah 9) Meja siswa : 134 buah

B. Keadaan Responden

1. Daftar Nama Responden

  Kelas

  9 Fida Aulia P

  Jumlah seluruh siswa SD N Tingkir Lor 02 Salatiga adalah 128 anak. Dari penulis mengambil sampel kelas IV sebanyak 34 orang siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut:

  IV

  15 Ananda Fikri B. L

  IV

  14 M. Ridwan Yulianto L

  IV

  13 M. Danu Wahyu L

  IV

  12 Mijwab Najah P

  IV

  11 M. Sodiqi Hafidz L

  IV

  10 Mila Sovi Oktaviani P

  IV

  IV

  1 Muhamad Robayani L

  8 Candra Eka Budi L

  TABEL III DAFTAR NAMA RESPONDEN No Responden Jenis Kelamin

  7 Ananda Aris P. L

  IV

  6 Sumiyati P

  IV

  5 M. Hisbuna Bangkit L

  IV

  4 Muhamad Rizki L

  IV

  3 Kumiati Arumsari P

  IV

  2 Septi Amalia P

  IV

  IV

  38

  16 M. An dika Siswanto L

  IV

  17 M. Rozzy Ardyansah L

  IV

  18 Maulana Ryzki L

  IV

  19 M. Syarif Yunanto L

  IV

  20 Rahtri Nugraheni P

  IV

Dokumen yang terkait

E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R M E N U L I S K A L I M A T E F E K T I F D A L A M P A R A G R A F A R G U M E N T A S I M E L A L U I K E G I A T A N P E E R C O R R E C T I O N P A D A S I S W A K E L A S X 1 S M A N E G E R I R A M B I P U

0 2 17

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

I M PL E M E N T A S I S PE K T R U M R E S PO N S G E M PA PA D A N G PA D A G E D U N G L A B O R M I C R O T E A C H I N G U N I V E R S I T A S N E G E R I PA D A N G D E N G A N M E T O D E A N A L I S I S S PE K T R U M R E S PO N S

0 4 10

J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN ) S A L A T IG A

0 0 95

P E N G A R U H K E D E K A T A N H U B U N G A N M A H A S IS W A D E N G A N D O SE N T E R H A D A P O B J E K T IV IT A S P E N IL A IA N D O S E N P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M S T A IN S A L A T IG A T A H U N A K A D E

0 1 111

JU R U SA N T A R B I Y A H PR O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G ER I SALATIGA 2006

0 0 102

JU R U S A N T A R B IY A H PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2 6

0 1 123

JU R U S A N T A R B IY A H PR O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLAM SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G ER I SA L A T IG A

0 0 91

N IM 11106141 JU R U SA N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I SA L A T IG A 2010

0 0 161