HUBUNGAN PERSEPSI SANTRI TENTANG KEWIBAWAAN KYAI DAN TINGKAT KEDISIPLIN PENGURUS DENGAN INTENSITAS SHALAT BERJAMA’AH SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN SUNAN GIRI KOTA SALATIGA TAHUN 20152016 SKRIPSI

  

HUBUNGAN PERSEPSI SANTRI TENTANG

KEWIBAWAAN KYAI DAN TINGKAT KEDISIPLIN PENGURUS

DENGAN

  INTENSITAS SHALAT BERJAMA’AH SANTRI PUTRI

PONDOK PESANTREN SUNAN GIRI KOTA SALATIGA

TAHUN 2015/2016

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd.I)

  

Oleh:

MAR’ATUS SHOLIKHAH

NIM: 11111214

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Mufiq, S.Ag. M.Phil.

  Dosen IAIN Salatiga Lamp : 4 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudari

  :Mar‟atus Sholikhah Kepada: Yth.Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu‟alaikum Wr. Wb

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki,maka bersama ini, kami kirimkan skripsi saudari: Nama

  : Mar‟atus Sholikhah NIM : 111 11 214 Fakultas : Tarbiyahdan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul :Hubugan Persepsi Santri tentang Kewibawaan Kyai dan Tingkat

  Kedisiplinan Pengurusdengan Intensitas Shalat Berjama‟ah Santri Putri Pondok Pesantren Sunan Giri Kota Salatiga Tahun 2015/2016

  Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqasyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

  Salatiga, 10 Maret 2016 Pembimbing Mufiq,S.Ag.M.Phil.

  NIP. 196906171996031004

  

MOTTO

       

  Artinya: “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk ”( Q.S. Al Baqarah (2): 43).

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk:

  1. Kedua orang tuaku tercinta bapak Miftahudin dan Ibu Malikah, yang senantiasa selalu mencurahkan kasih sayang, mendidik dan membimbingku, dan do‟a restunya yang tak pernah putus serta nasihat- nasihatnya yang selalu kurindukan.

  2. Keluarga besarku yang tak henti- hentinya memberi semangat dan bimbingan kepadaku.

  3. Kepada beliau Bapak Mufiq,S.Ag.,M.Phil., selaku pembimbing skripsi sekaligus dosen pembimbing akademik yang senantiasa selalu mengarahkan dan membimbingku dengan penuh ketulusan dan kesabaran.

  4. Dosen-dosen Tarbiyah, terimakasih telah mengalirkan ilmu kepada penulis, menjadi fasilitator serta mendorongku untuk selalu berbuat yang terbaik.

5. Keluarga besar pondok pesantren Sunan Giri (Bapak KH. Maslikhuddin Yazid, Ibu Hj. A‟idah Shodaqoh, Bapak KH. Muslimin Al Asy‟ari, Bapak K.

  Sa‟dullah). Terimakasih telah memberikan ilmu, mengarahkan agar menjadi seseorang yang lebih bermanfaat dan do‟a yang tak henti-hentinya dari kalian.

  6. Teman- teman seperjuangan mahasiswa PAI angkatan 2011, dan teman- teman PPL, serta teman- teman KKN angkatan 2011, terimakasih atas kebersamaan kita dalam menuntut ilmu. Semoga senantiasa kita dapat menggapai cita- cita yang selama ini kita impikan.

  7. Teman- teman pondok pesantren Sunan Giri dan teman- teman kelas 2 Aliyah (Juman Awal). Terimakasih atas kebersamaan kita, yang telah memberikan banyak pengalaman dan kenangan yang indah .

  8. Sahabat-sababat saya Umul, Yuanita, Uswatun, Malaikah, Ilmi dan teman satu kamar yang sudah mau menjadi pendengar saya dan selalu menyemangati saya.

  

KATA PENGANTAR

ِمْيِحهرلا ِنَمْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, serta hidayah- Nya skripsi dengan judul Pengaruh Kewibawaan Kyai dan Tingkat Kedisiplinan Pengurus

  

terhadap Intensitas Shalat Berjama‟ah Santri Putri Pondok Pesantren Sunan Giri

Tahun 2015/2016 bisa diselesaikan. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada

  baginda Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW, serta kepada para sahabat, keluarga, dan orang yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan ajaran- ajaran Beliau.

  Penulis mengakui dan sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih dengan setulusnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

  4. Bapak Mufiq,S.Ag.,M.Phil., selaku pembimbing skripsi sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah mengarahkan, membimbing, meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini, dan membimbing penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

  5. Teman-teman pondok pesantren Sunan Giri yang telah bersedia meluangkan waktunya membantu penulis dalam pengambilan data skripsi ini.

  6. Sahabat- sahabatku tercinta yang telah memberikan bekal baik material maupun spiritual.

  7. Seluruh pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, banyak kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 07 Februari 2016 Penulis Mar‟atus Sholikhah NIM. 11111214

  

ABSTRAK

  Sholikah, Mar‟atus. 2016. Hubungan Persepsi Santri tentang Kewibawaan Kyai dan

  Tingkat Kedisiplinan Pengurus dengan Intensitas Shalat Berjama‟ah Santri Putri Pondok Pesantren Sunan Giri Tahun 2015/2016. Skripsi Jurusan

  Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Mufiq. S.Ag.,M.Phil.

  Kata Kunci:

  Kewibawaan, Kedisiplinan, dan Intensitas Shalat Berjama‟ah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimanakah kewibawaan kyai pondok pesantren Sunan Giri kota Salatiga tahun 2015/2016, (2) Bagaimanakah tingkat kedisiplinan pengurus pondok pesantren Sunan Giri kota Salatiga tahun 2015/2016, (3) Bagaimanakah intensitas shalat berjama‟ah pondok pesantren Sunan Giri kota Salatiga tahun 2015/2016, (4) Apakah ada hubungan persepsi santri tentangkewibawaan Kyai dengan intensitas shalat berjama‟ah pondok pesantren Sunan Giri kota Salatiga tahun 2015/2016, (5) Apakah ada hubungan antarapersepsi santri antara tingkat kedisiplinan pengurus dengan intensitas shalat berjama‟ah pondok pesantren Sunan Giri kota Salatiga tahun 2015/2016, (6) Apakah ada hubungan persepsi santri antara kewibawaan kyai dan tingkat kedisiplinan pengurus dengan intensitas shalat be rjama‟ah pondok pesantren Sunan Giri kota Salatiga tahun 2015/2016.

  Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi korelasional. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 101 responden. Dengan pengambilan sampel sebanyak 20 responden. Pengambilan sampel menggunakan metode

  

proporsional random sampling. Kemudian metode pengumpulan data menggunakan

  angket untuk variabel X, dan metode dokumentasi untuk variabel Y. Selanjutnya data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan rumus product moment dan regresi

  ganda yang kemudian disajikam dalam bentuk deskriptif.

  Hasil penelitian ini menunjukkan: (1)Kewibawaan Kyai pondok pesantren Sunan Giri kota Salatiga tahun 2015/2016 tergolong tinggi degan presentase 100%(2)Tingkat kedisiplinan pengurus pondok pesantren Sunan Giri kota Salatiga tahun 2015/2016 tergolong tinggi dengan presentase 75%.(3)Intensitas shalat berjam‟ah pondok pesantren Sunan Giri kota Salatiga tahun 2015/2016 tergolong tinggi dengan persentase 80%.(4)Ada hubungan antara persepsi santri tentang kewibawaan kyai dengan intensitas shalat berjama‟ah santri, hal ini ditunjukkan dengan r > r pada taraf signifikansi 1% (0,649>0,561).(5) Ada hubungan antara

  h t

  persepsi santri tentang tingkat kedisiplinan pengurusdengan intensitas shalat

  h >r t pada taraf signifikansi 1% (0,568

  berjama‟ah santri , hal ini ditunjukkan dengan r >0,561). (6) Ada hubungan antara persepsi santri tentang kewibawaan Kyai dan tingkat kedisiplinan pengurus dengan intensitas shalat berjama‟ah santri, hal ini ditunjukkan dengan r >r pada taraf signifikansi 1% (0,739>0,561). Kemudian hasil

  h t

  teresebut di uji kebenarannya menggunakan uji F tabel, diperoleh F > F (10,5 > 3,59)

  h t berarti persamaan regresi tersebut signifikan.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. iv MOTTO................................................................................................................. v PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5 C. TujuanPenelitian ................................................................................. 6 D. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 7 E. Defenisi Operasional ........................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10 G. Metode Penelitian................................................................................ 11 H. SistematikaPenulisan........................................................................... 20 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 22 A. Kewibawaan Kyai ............................................................................... 22 B. Kedisiplinan Pengurus ........................................................................ 28 C. Intensitas Shalat Berjama‟ah ............................................................... 36 D. Hubungan Persepsi Santri tentang Kewibawaan Kyai dan Tingkat Kedisiplinan Pengurus Intensitas Shalat Berjama‟ah .......................... 51

  BAB III HASIL PENELITIAN ............................................................................ 53 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 53 B. Penyajian Data Penelitian .................................................................. 65 BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 70 A. Analisis Data tentang Kewibawaan Kyai ............................................ 70 B. Analisis Data tentang Tingkat Kedisiplinan Pengurus........................ 75 C. Analisis Data tentang Intensitas Shalat Berjama‟ah ........................... 80 D. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 85 E. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ......................................................... 93 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 95 A. Kesimpulan......................................................................................... 95 B. Saran .................................................................................................. 97 C. Penutup .............................................................................................. 98 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kisi-kisi Instrumen Angket Kewibawaan Kyai ................................... 14Tabel 1.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Tingkat Kedisiplinan Pengurus ............... 15Tabel 1.3 Kisi- kisi Instrumen Angket IntensitasShalat Berjama‟ah .................... 15Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Sunan Giri ........................... 58Tabel 3.2 Kegiatan Harian Santri Putri Pondok Pesantren Sunan Giri ................ 59Tabel 3.3 Kegiatan Mingguan Santri Putri Pondok Pesantren Sunan Giri .......... 60Tabel 3.4 Kegiatan Tahunan Santri Putri Pondok Pesantren Sunan Giri .............. 60Tabel 3.5 Pembelajaran dan Pendidikan Pondok Pesantren Sunan Giri .............. 60Tabel 3.5 Dewan Pengajar Madrasah Diniyah Sunan Giri .................................. 62Tabel 4.1 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang Tingkat KewibawaanKyai

  71 Tabel 4.2 Interval Tingkat Kewibawaan Kyai ..................................................... 72

Tabel 4.3 Nominasi Nilai tentang Tingkat Kewibawaan Kyai ............................ 73Tabel 4.4 Persentase tentang Kewibawaan Kyai ................................................ 75Tabel 4.5 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang Tingkat Kedisiplinan

  Pengurus ............................................................................................... 76

Tabel 4.6 Interval Tingkat Kedisiplinan Pengurus .............................................. 77Tabel 4.7 Nominasi Nilai tentang Tingkat Kedisiplinan Pengurus..................... 78Tabel 4.8 Persentase tentang Tingkat Kedisiplinan Pengurus ............................. 80Tabel 4.9 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang Intensitas Shalat

  Berjama‟ah............................................................................................ 81

Tabel 4.10 Interval Intensitas Shalat Berjama‟ah ................................................. 82Tabel 4.11 Nominasi Nilai Intensitas Shalat Berjama‟ah ..................................... 83Tabel 4.12 Persentase tentang

  IntensitasShalat Berjama‟ah ................................. 85 Tabel4.13 Tabel Kerja KoefisienHubunganPersepsi Santri tentang Kewibawaan

  Kyai dan TingkatKedesiplinan Pengurus dengan Intensitas Shalat Berjama‟ah ......................................................................................... 86

Tabel 4.14 Ringkasan Statistik X

  1 dan Y .............................................................. 87

Tabel 4.15 Ringkasan Statistik X dan Y .............................................................. 89

  2

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar Nama Respoden Lampiran 2 Angket Penelitian Lampiran 3 Daftar Tabel r Product Moment Lampiran 4 Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05 Lampiran 5 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 6 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 8 Daftar Nilai SKK Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mengandung berbagai ajaran, baik ritual ataupun non ritual yang

  amatmemerlukan kedisiplinan, sebab dari situ bangunan jiwa akan membentuk keteraturan. Sebagai misal adalah Islam telah mengajarkan untuk shalat berja ma‟ah, ajaran tersebut bertujuan untuk membentuk jiwa disiplin pada setiap muslim agar selalu shalat tepat pada waktunya.Adapun dasar kewajiban shalat be rjama‟ah adalah sebagai berikut :

   Artinya: “Dan dirikanlah salat,tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk”(Q.S. Al Baqarah (2): 43) (Depag, 2009: 7).

  Ayat tersebut di atas memberi landasan hukum yang jelas untuk pelaksanaan shalat secara berjama‟ah. Umat Islam diperintahkan ruku‟ beserta orang

  • –orang yang ruku‟ mengandung pengertian shalat berjama‟ah (Ash Shiddieqy, 1989: 304).

  Ketentuan waktu pelaksanaan shalat dapat menggambarkan kedisplinan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian shalat merupakan pemelihara waktu untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan. Allah berfirman dalam Q.S.

  Al Jumu‟ah (62): 10, sebagai berikut:

  

           

   

Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, bertebarlah kamu di muka bumi,

dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu

berunt ung” (Q.S. Al Jumu‟ah (62): 10)(Depag, 2009: 553).

  Intensitas orang muslim dalam melaksanakan shalat fardhu, dapat dilihat dari kedisiplinan orang dalam memanfaatkan waktu. Orang yang melaksanakan shalat fardhu dengan tekun dan berjama‟ah, maka ia telah belajar menata hidupnya agar lebih teratur dan disiplin.

  Dan salah satu tempat untuk membentuk kepribadian manusia yang disiplin adalah pondok pesantren.Dengan adanya pondok pesantren diharapkan anak-anak pada zaman sekarang bisa mempunyai perilaku yang baik, madiri dan bisa menggunakan waktu sebaik mungkin.Hal ini dilaksanakan dengan menerapkan peraturan-peraturan yang harus ditaati bagi semua santri.

  Adapun tujuan pendidikan dalam pesatren bukan hanya seorang santri itu mengetahui atau paham tentang ilmu yang diperolehnya, tetapi diharapkan santri bisa mengamalkan ilmu tersebut.Dengan cara santri memahami dan menyadari akan perintah-perintah Allah dan larangan-laranganNya.

  Adapun elemen sebuah pondok diantaranya adalah:Pondok, Masjid, Pengajaran kitab-kitab klasik, Santri,Kyai (Zamakhsyari, 1983: 44).Dari elemen tersebut ada saling keterkaitan hubungan yang erat, diantaranya hubungan santri dengan kyai, dan hubungan santri dengan santri.Dan elemen yang sangat berpengaruh dalam suatu pondok adalah seorang kyai.Perkembangan sebuah pesantren bergantung sepenuhnya kepada kemampuan pribadi kyainya, karena kyai merupakan cikal-bakal dari sebuah pesantren(Zamakhsyari, 1983: 61).

  Kyai selama ini dipandang sebagai sosok yang sangat dihormati dalam pesantren.Hormatnya santri kepada kyai biasanya tergantungtingkat kewibawaan kyai, sedang dalam dunia pesantren konsep kewibawaan ditunjukkan dalam perilaku keseharian kyai dan dalam mengajarkan ilmu keagamaan (kitab kuning) terhadap santrinya karena seorang santri berpendapat bahwasannya seorang kyai mempunyai kelebihan dalam penguasaan ilmu-ilmu agama dibanding santri tersebut.Kewibawaan seorang kyai dapat dirasakan dan dilihat dari sikap tawadhu‟ santri kepada kyai.

  Dengan banyaknya santri, maka dalam mengatur pesantren, kyai memerlukan pengurus untuk mengatur dan mengawasi para santri agar bisamenciptakan kedisiplinan pada santri itu lebih mudah.Karena tidak mungkin seorang kyai akan mengatur santrinya sendiri. Tetapi, kyai juga mempunyai andil dalam menciptakan peraturan. Jika ada santri yang bersalah maka akan dilaporkan kepada kyai dan kyai lah yang menentukan hukuman yang sesuai atas pelaggarannya.

  Salah satu peraturan dalam pesantren adalah santri harus mengikuti shalat berjama‟ah lima waktu.Biasanya jika santri meninggalkan shalat berjama‟ah maka akan mendapatkan hukuman atau sanksi tertentu yang dapat membuat santri tersebut jera dan sadar akan pentingnya berja ma‟ah. Tanpa adanya kesadaran santri dalam memahami nilai dan keutamaan shalat berja ma‟ah maka mungkin untuk mencapai target agar santri dapat melaksanakan peraturan shalat berjama‟ahpun kurang maksimal.

  Masalah yang berkembang saat ini yaitu ada beberapa pondok pesantren yang penulis ketahui kurang menekankan pentingnya shalat b erjama‟ah kepada para santri, padahal dalam peraturan dan tata tertib tercantum kewajiban santri untuk melaksanakan shalat berjama‟ah.

  Dari uraian diatas maka penulis ingin meneliti terkait dengan kewibawaan kyai dan tingkat kedisiplinan pengurus terhadap intensitas pengamalan shalat berjama‟ah.Namun dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan yang hanya ter fokus pada “HUBUNGAN PERSEPSI

  SANTRI TENTANGKEWIBAWAAN KYAI DAN TINGKAT KEDISIPLINAN PENGURUS DENGAN

  INTENSITAS SHALAT

BERJAMA‟AH SANTRI PUTRI DI PONDOK PESANTREN SUNAN GIRI

  KOTA SALATIGA TAHUN 2015/2016 ”.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimanakah tingkat kewibawaankyai pada Pondok Pesantren Sunan Giri Dusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015/2016? 2. Bagaimanakah tingkat kedisiplinan pengurus Pondok Pesantren Sunan

  Giri Dusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015/2016? 3. Bagaimanakah tingkat intensitas shalat berjama‟ah santri putri Pondok

  Pesantren Sunan GiriDusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun2015/2016? 4. Adakah hubungan persepsi santri tentang kewibawaankyai dengan intensitas sha lat berjama‟ah santri putri Pondok Pesantren Sunan

  GiriDusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun2015/2016? 5. Adakah hubungan persepsi santri tentangtingkat kedisplinan pengurus denganintensitas shalat berjama‟ah santri putri Pondok Pesantren Sunan

  GiriDusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015? 6. Adakah hubungan persepsi santri tentangkewibawaan kyai dan tingkat kedisiplinan pengurus pondok pesantren denganintensitas shalat berjama‟ah santri putri Pondok Pesantren Sunan GiriDusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015/2016.

C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahuikewibawaankyai pada Pondok Pesantren Sunan Giri Dusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015/2016.

  2. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan pengurus pada Pondok Pesantren Sunan Giri Dusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015/2016.

  3. Untuk mengetahui tingkat intensitas shalat berjama‟ah santri putri Pondok Pesantren Sunan GiriDusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun2015/2016.

  4. Untuk mengetahuihubungan persepsi santri tentang kewibawaan kyai denganintensitas sha lat berjama‟ah santri putri Pondok Pesantren Sunan

  Giri Dusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015/2016.

  5. Untuk megetahui hubungan persepsi santri tentang tingkat kedisplinan pengurus denganintensitas shalat berjama‟ah santri putri Pondok

  Pesantren Sunan Giri Dusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015/2016.

  6. Untuk mengetahui hubungan persepsi santri tentangkewibawaan kyai dan tingkat kedisiplinan pengurus pondok pesantren denganintensitas shalat berjama‟ah santri putri Pondok Pesantren Sunan Giri Dusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015/2016.

D. Hipotesis

  Menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara variabel satu dengan variabel lainnya(Hadi, 1981: 63). Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini adalah :

  1. Adahubungan persepsi santri tentangkewibawaan kyai terhadap intensitas sha lat berjama‟ah santri putri Pondok Pesantren Sunan Giri Dusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015/2016.

  2. Ada hubungan persepsi santri tentang tingkat kedisplinan pengurus terhadap intensitaas shalat berjama‟ah santri putri Pondok Pesantren

  Sunan Giri Dusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015/2016.

  3. Ada hubungan persepsi santri tentang kewibawaan kyai dan tingkat kedisiplinan pengurus pondok pesantren terhadap intensitas shalat berjama‟ah santri putri Pondok Pesantren Sunan Giri Dusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015/2016.

E. Defenisi Operasional 1.

  Kewibawaan Kyai Kewibawaan adalah suatu pancaran batin dapat menimbulkan pada pihak lain sikap untuk mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian atas kekuatan tersebut (Tirtarahardja, 2005: 54).

  Adapun kyai adalah gelar yang diberikan masyarakat kepada ahli agama Islam yang memilikiatau menjadi pemimpin pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya. Selain gelar kyai, ia juga sering disebut orang alim (Zamakhsyari, 1983: 55).

  Untuk mengukur kewibawaan kyai dalam penelitian dalam ini, maka ditentukan indikator-indikator sebagai berikut: a.

  Memiliki jiwa kepemimpinan yang tegas dan teguh pendirian b. Menjadi acuan dalam pengambilan keputusan c. Berpenampilan baik d. Melaksanakan sunah-sunah Nabi dengan shalat tahajud dan berpuasa

  Senin dan Kamis e. Lebih mementingkan kepentingan pondok dariapada kepentingan pribadi dan sering memberi sedekah f.

  Bersikap ramah

2. KedisiplinanPengurus

  Kediplinan berasal dari kata “disiplin “yang mendapat awalan ke- dan akhiran

  • –an, yaitu kedisiplinan, yang artinya suatu hal yang membuat manusia untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kehendak- kehendak langsung, ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib (Depdiknas, 2007: 268).

  Sedangkan pengurus adalah orang yang mengurus: sekelompok orang yang mengurus dan memimpin perkumpulan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 1253).

  Berdasarkan pengertian di atas, maka yang dimaksud penulis kedisplinan pengurus adalah ketaatan dan kepatuhan pengurus terhadap tata tertib dan segala sesuatu yang berkaitan kegiatan pondok.

  Adapun indikator-indikator kedisiplinan pengurus adalah: a. Pengurus melaksanakan piket harian b. Pengurus melaksanakan tugas kepengurusan masing-masing c.

  Pengurus patuh terhadap aturan yang berlaku d. Pengurus melaksanakan kegiatan pengajian kitab dan musyawaroh e. Memanfaatkan waktu luang untuk belajar f. Bila ada kegiatan, pengurus datang lebih awal g.

  Bila adzan berkumandang, pengurus bergegasmengambil air wudhu h. Pengurus tepat waktu dalam shalat berjama‟ah

  3. Intensitas Shalat Berjama‟ah Intensitas menurut Poerwadarminto (1978:437) ialah ukuran kekuatan keadaan tingkatan seseorang. Pada penelitian ini yang dimaksud intensitas adalah tolak ukur yang kemudian menjadi kebiasaan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Sedangkan shalat jama

  ‟ah adalah shalat yang dikerjakan oleh dua atau lebih orang dengan satu orang di depan sebagai imam sedangkan yang lain makmumnya(Nashir, 2012: 77).

  Adapun indikator-indikator intensitas shalat berjama‟ah yaitu: a.

  Disiplin dalam melaksanakan shalat tepat pada waktunya b. Bila adzan berkumandang bergegas mengambil air wudhu c. Selalu melaksanakan shalat berjama‟ah d. Selalu berusaha menempati shaf paling depan F.

   Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, baik bagi secara teoritis maupun secara praktis.

  1. Manfaat Teoritis a.

  Sebagai bahan pengembangan wawasan dan khasanah keilmuan khususnya dalam ilmu pendidikan agama Islam.

  b.

  Sebagai sumbangan ilmiah bagi akademis yang mengadakan penelitian berikutnya dalam meningkatkan wacana tentang pentingnya pengamalan shalat berjama‟ah.

2. Manfaat Praktis a.

  Dengan penelitian ini diharapkan santri dapat menjalankan peraturan shalat berjama‟ah yang ada sehingga ketika diluar pondok akan terbiasa melaksanakan shalat berjama‟ah.

  b.

  Penelitian ini sebagai masukan bagi pengurus pondok pesantren tentang arti penting kedisiplinan pengurus terhadap pengamalan shalat berjama‟ah santri.

  c.

  Bagi penulis dapat melatih ketrampilan menulis karya ilmiah berupa penelitian, serta menambah wawasan dan pemahaman bagi penulis tentang arti penting kedisiplinan.

G. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.Peneliti memilih menggunakan pendekatan kuantitif untuk menguji pengaruh kewibawaan kyai dan tingkat kedisiplinan pengurus terhadap intensitas shalat berjama‟ah.Dan jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan.

2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

  Penelitian dilaksanakan di Pondok Pesantren Sunan Giri Jl.Argowilis No.15 Dusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo, kota Salatiga.Penelitian ini dilaksanakan pada tahun2015-2016.

3. Populasi dan Sampel a.

  Populasi Fathoni (2011: 103) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian. Sedangkan Mordalis (1995: 55) menyatakan bahwa definisi populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel.

  Berdasarkan penjelasan tentang populasi di atas, maka penulis mengambil populasi santri putri Sunan Giri Salatiga tahun 2015/2016 yang berjumlah 101 santri.

  b.

  Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Ridwan, 2010: 11). Hakikat penggunaaan sampel dalam suatu penelitian adalah dikarenakan sulitnya untuk meneliti seluruh populasi. Maka dari itu untuk mempermudah penelitian, penulis menggunakan teknik sampling

  proposional random sampling,

  yaitu peneliti “mencampur” subjek- subjek di dalam populasi sehingga semua subjek- subjek di dalam populasi semuanya dianggap sama.

  Arikunto (1998: 120) berpendapat bahwa:Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dari waktu, tenaga dan dana.

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis mengambil 20% dari jumlah populasi. Sehingga dari populasi yang berjumlah 101santri putri, dapat diambil sampelnya sebanyak 20santri putri. Teknik untuk pengambilan sampel ini adalah dengan cara teknik sampling

  proposional random sampling (pengambilan sampel secara acak), yang dinilai atau dianggap dapat mewakili populasi.

4. Metode Pengumpulan data a.

  Metode Angket atau Kuasioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998: 128).

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup sehingga responden tinggal menjawab pertanyaan yang telah disediakan.Kuesioner disini digunakan sebagai metode pokok dalam memperoleh informasi tentang pengaruh kewibawaan kyai dan kedisiplinan pengurus terhadap intensitas shalat berjama‟ah pada santri Pondok Pesantren Sunan Giri Dusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun 2015. b.

  Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998: 236).

  Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengambil yang telah ada di Pondok Pesantren serta gambaran, keadaan, lokasi, dan sarana pra-sarana yang ada di Pondok Pesantren Sunan Giri, Dusun Krasak, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga tahun 2015/2016.

5. Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2006:206).

  Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari tiga yaitu mengetahui bagaimana kewibawaan kyai atau variabel X

  1 , tingkat kedisiplinan

  pengurus atau variabel X

  2

  , dan intensitas shalat berjama‟ah atau Y. Kisi-kisi Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Instrumen Angket Kewibawaan Kyai Variabel Indikator Item Angket

  Kyai memiliki jiwa kepemimpinan 1,2 yang tegas dan teguh pendirian Kyai menjadi acuan dalam

  3 pengambilan keputusan Kyai mempunyai kewenangan

  4 penuh dalam menagatur pondok Kewibawaan

  Kyai berpenampilan baik

  5 Kyai Kyai melaksanakan sunah-sunah 6,7 Nabi dengan shalat tahajud dan berpuasa Senin dan Kamis Kyai lebih mementingkan 8,9 kepentingan pondok daripada kepentingan pribadi dan sering memberi sedekah Kyai bersikap ramah

  10 Tabel 1.2

  Instrumen Angket Tingkat Kedisiplinan Pengurus Variabel Indikator Item Angket

  Pengurus melaksanakan piket

  1 harian Pengurus melaksanakantugas

  2 kepengurusan masing-masing Pengurus mentaati peraturan yang 3,4

  Tingkat berlaku Kedisiplinan

  Melaksanakan kegiatan pengajian 5,6 Pengurus kitab dan musyawaroh

  Pengurus memanfaatkan waktu

  7 luang untuk belajar Bila ada kegiatan, pengurus datang

  8 lebih awal Bila adzan terdengar, pengurus

  9 bergegas mengambil air wudhu Pengurus tepat waktu dalam shalat

  10 berjama‟ah

Tabel 1.3 Instrumen Angket Intensitas Shalat Berjama’ah Variabel Indikator Item Angket

  Intensitas Shalat

  Berjama‟ah Santri shalat tepat pada waktunya 1,2 Bila adzan berkumandang , santri bergegas mengambil air wudhu

  3 Santri selalu shalat berjama‟ah 4,.5,6,7,8

  Santri selalu berusaha menempati shaf paling depan 9,10 6.

  Analisis Data Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisis data yang diperoleh untuk mencari ada tidaknya hubungan antara persepsi santri tentangkewibawaan kyai dan tingkat kedisiplinan pengurus dengan intensitas shalat berjama‟ah.

  Dalam mengnalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan teknik sebagai berikut: a)

  Analisis pendahuluan Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket responden ke dalam data tabel distribusi frekuensi.

  Dalam tahap pendahuluan ini untuk memberikan penilaian angket yang telah dijawab oleh responden dengan ketentuan sebagai berikut: 1)

  Untuk pilihan jawaban “a” diberi skor 3 2)

  Untuk pilihan jawaban “b” diberi skor 2 3)

  Untuk pilihan jawaban “c” diberi skor 1

  Adapun cara untuk mengetahui analisis pendahuluan digunakan teknik analisis data prosentase frekuensi dengan rumus:

   F P= X 100%

  N Keterangan: P: Presentase perolehan

  F: Frekuensi N: Jumlah responden Analisis ini digunakan untuk mendapat gambaran mengenai frekuensi variabel kewibawaan kyai, tingkat kedisiplinan pengurus dan intensitas shalat berjama‟ah.

  b) Analisis lanjutan

  Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara persepsi santri tentang kewibawaan kyaidengan intensitas shalat berjama‟ah dan hubungan antara persepsi santri tentang tingkat kedisiplinan pengurusdenganintensitas shalat berjama‟ah menggunakan rumus Product Moment. Sedangkan untuk mengetahui adakah hubungan antara persepsi santri tentang kewibawaan kyai dan tingkat kedisiplinan pengurus dengan intensitas shalat berjama‟ah menggunakan rumus Regrensi Ganda. Karena dalam penelitian kewibawaan kyai dan tingkat kedisiplinan pengurus terhadap shalat berjama‟ah ini penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi dalam

  2 kategori meliputi variabel independent (variabel bebas) yaitu kewibawaan kyai (X

  1 ) dan tingkat kedisiplinan pengurus (X 2 ). Sedangkan

  variabel yang ketiga adalah variabel dependent (variabel terikat) yaitu intensitas shalat berjama‟ah (Y).

  Adapun rumusnya yang terdapat dalam bukunya Sugiyono (2010: 225) adalah sebagai berikut: 1)

  1 dengan Y dengan cara sebagai berikut:

  Mencari hubungan variabel X

  rX

1 Y=

  √{ }{ }

  Keterangan:

  rX Y 1 : Angka indeks korelasi “r” Product Moment

  N : Number of case

  1 Y : Jumlah hasil perkalian antara skor X 1 dan skor Y

  ∑X Jumlah seluruh skor X

  1 :

  1

  ∑X : Jumlah seluruh skor Y

  ∑Y 2)

  2 dengan Y sebagai berikut:

  Mencari hubungan variabel X

  rX Y=

  2 √{ }{ }

  Keterangan: rX

2 Y

  : Angka indeks korelasi “r” product moment N : Number of case

  2 Y : Jumlah hasil perkalian antara skor X 2 dan skor Y

  ∑X

  2 : Jumlah seluruh skor X

  2

  ∑X : Jumlah seluruh skor Y

  ∑Y 3) dan X dengan cara sebagai berikut:

  1

  2 Mencari korelasi X = rX

  2 √{ }{ }

1 X

  4) Untuk menguji Regrensi Ganda dengan mengkorelasikan ketiga variabel rumusnya sebagai berikut:

  RX

  X Y= √

  Keterangan: R X

  2 Y : Korelasi ganda antara X

  1 X

  1 X 2 dan Y r

  rX Y : Korelasi antara x1y

  1 r

  rX

  2 Y : Korelasi antara x2y r

  rX

1 X 2 : Korelasi antara x1x2 Korelasi yang dihasilkan baru berlaku untuk sampel yang diteliti.

  Apakah hubungan itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut:

  Keterangan: R : Koefisien korelasi ganda k : Jumlah variabel independent n : Jumlah anggota sampel

  Hasil ini selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel (F

  t

  ), dengan dk pembilang = k dan dk penyebut (n-k-1) dan taraf kesalahan 5% dan 1%.

  Dalam hal ini berlaku ketentuan apabila F h lebih besar dari F t maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Atau bisa dikatakan H o ditolak.

H. Sistematika Penulisan

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka dibuat sistematika penulisan. Adapun wujud dari sistematika yang dimaksud adalah:

  Bab I : Pendahuluan Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, defenisi operasional, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sisitematika penulisan skripsi.

  Bab II : Kajian Pustaka Isi dari bab ini meliputi teori yang berkaitan dengan kewibawaan kyai (pengertian kewibawaan kyai, munculnya wibawa kyai, indikasi tindakan kewibawaan kyai, peran kyai), kedisiplinan pengurus

  (pengertian kedisiplinan pengurus,macam-macamkedisiplinan, aspek- aspek kedisiplinan, kiat-kiat disiplin), intensitas shalat berjama‟ah

  (pengertian intensitas s halat berjama‟ah, dalil shalat berjama‟ah, hukum shalat berjama‟ah, aturan shalat berjama‟ah, tujuan shalat ber jama‟ah, keutamaan shalat berjama‟ah, manfaat shalat berjama‟ah).

  Bab III : Laporan Hasil Penelitian Dalam bab ini peneliti menjelaskan tentang gambaran umum keadaan Pondok Pesantren Sunan Giri berkaitan sejarah singkat berdirinya, letak geografis, profil, visi dan misi, aktifitas pendidikan, dan lain-lain. Selanjutnya menyajikan data responden dan jawaban angket tentang pengaruh kewibawaan kyai dan tingkat kedisiplinan pengurus terhadap intensitas shalat berjama‟ah.

  Bab IV : Analisis Data Pada bab ini berisi tentang analisis data yang sudah terkumpul, untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan statistik melalui tahapan analisis deskriptif (tiap-tiap variabel) kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dan pembahasan.

  Bab V : Penutup Pada bab ini memuat tentang kesimpulan, saran dan penutup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kewibawaan Kyai 1. Pengertian Kewibawaan Kyai Kewibawaan berasal dari kata wibawa yang berarti kekuasaaan memberi perintah (yang harus ditaati) (Poerwadarminta,2006: 1366). Sedangkan yang dimaksud dengan kewibawaan adalah suatu pancaran

  batin yang dapat menimbulkan pada pihak lain sikap untuk mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian atas kekuasaan tersebut (Tirtarahardja, 2005: 54). Kewibawaan dalam kata lain juga disebut gezag. Gezag berasal dari kata “zeggen” yang berarti berkata.Siapa yang perkataanya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang lain (Purwanto,1995:48).

  Dengan demikian bahwa kewibawaan adalah perkataan atau perbuatan seseorang yang dapat mempengaruhi dan mengikat orang lain. Adapun orang yang dipengaruhi tersebut tunduk dan patuh terhadap apa yang diperintahkan. Rasa tunduk dan patuh itu bukan karena terpaksa, akan tetapi karena taat dan patuh terhadap orang tersebut.

  Adapun kyai adalah gelar yang diberikan masyarakat kepada ahli agama Islam yang memilikiatau menjadi pemimpin pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya. Selain gelar kyai, ia juga sering disebut orang alim (Zamakhsyari, 1983: 55).

  Mujamil Qomar (dalam Haryanto, 2001:28) menjelaskan bahwa gelar kyai tidak didapatkan melalui jalur formal, melainkan datang dari masyarakat yang secara tulus memberikannya. Adanya gelar ini diperoleh atas kelebihan-kelebihan ilmu dan amal yang tidak dimiliki orang lain, dan atas dukungan komunitas pondok pesantren yang dipimpinnya. Oleh karenanya kyai menjadi patron bagi masyarakat sekitar, terutama yang menyangkut kepribadian. Sebagai patron, seorang kyai memainkan peranan yang lebih dari sekedar seorang guru. Kyai bukan sekedar menempatkan dirinya sebagai pengajar dan pendidik santri-santrinya, melainkan juga aktif memecahkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

  Sikap patuh yang dilakukan santri terhadap kyai adalah adanya rasa hormat santriyang mendalam kepada kyai.Karena menurut pandangan santri, bahwasannya seorang kyai mempunyai kelebihan dalam penguasaan ilmu-ilmu agama dibanding santri tersebut dan mempunyai sifat

  wira‟i dalam menjalankan syari‟at agama.Selain itu kepribadian kyai

  dapat memberikan contoh pada santri-santrinya dalam kehidupan sehari- hari.

2. Munculnya Wibawa Kyai

  Wibawa dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Adapun menurut Jacuba (1980: 17) sumber yang dapat memunculkan kewibawaan yaitu: a.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU DISIPLIN PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN

5 21 88

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KYAI DENGAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL ULUM KEMUNING SARI LOR-KRAJAN KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2012

0 6 17

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KYAI DENGAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL ULUM KEMUNING SARI LOR-KRAJAN KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2012

0 20 17

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KYAI DENGAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL ULUM KEMUNING SARI LOR-KRAJAN KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2012

0 6 17

HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD PUTRI KEMBANGARUM STAIN SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 105

HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD PUTRI KEMBANGARUM STAIN SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Islam

1 1 120

SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAMAL FALAH SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 125

HUBUNGAN INTENSITAS SHALAT TAHAJUD DAN SIKAP TAWADHU’ DI PONDOK PESANTREN AL- MUNTAHA KEL.CEBONGAN KEC.ARGOMULYA KOTA SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI

0 0 98

IMPLEMENTASI METODE AL-QOSIMI DALAM PEMBELAJARAN TAHFIZHUL QUR’AN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AN-NIDA KOTA SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI

0 0 121

PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 98