PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh FAKHRUNI NUR KARIMAH NIM 11111170 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

KEMENTERIAN AGAMA RI

   INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. TentaraPelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721

  Website:www.iainsalatiga.ac.id Email: administrasi@iainsalatiga.ac.id

  

SKRIPSI

PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI

PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015

DISUSUN OLEH

FAKHRUNI NUR KARIMAH

NIM : 111 11 170

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 januari 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd __________________ Sekretaris Penguji : Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd __________________ Penguji I : __________________

  Rovi‟in, M.Ag Penguji II : Wahidin, S.PdI., M.Pd __________________

  Salatiga, 27 Januari 2016 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.

  NIP: 19670121 199903 1 002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Fakhruni Nur Karimah NIM : 11111170 Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 12 Januari 2016 Yang menyatakan,

   Fakhruni Nur Karimah NIM: 111 11 170

  MOTTO

“ Gunakanlah waktu untuk berdoa dan bersujud kepada

Allah, karena itu adalah sumber kesehatan dan

ketenangan hidup ”

  

PERSEMBAHAN

  Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan untuk: 1.

  Kedua orang tua tercinta yaitu bapak Kasran dan ibu Eny Sripurwati, yang senantiasa selalu mencurahkan kasih sayang, mendidik dan membimbingku, dan do‟a restunya yang tak pernah putus serta nasihat- nasihatnya yang selalu kurindukan.

  2. Keempat adikku tercinta Sabrina Hanifah, Ahmad Zikri Ikhsani, Al Mujahidatul Adilah dan Jundi Izharul Azzam yang senantiasa selalu membuatku semangat dalam belajar dan membuatku lebih bertanggungjawab dalam segala hal.

  3. Suami dan anakku tercinta Bayu Fajar Haryanto, Ahmad Rizqi Baihaqi yang tak henti-hentinya memberi semangat dan bimbingan kepadaku.

  4. Kepada beliau Bapak Drs. Ahmad Shultoni, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang senantiasa selalu mengarahkan dan membimbingku dengan penuh ketulusan dan kesabaran.

  5. Dan untuk semua teman angkatan 2011 khususnya sahabatku Isnayni Rachmawati, Ani Rochmani Galuh R dan Usriya Hidayati yang selalu ada saat aku sedih maupun bahagia.

KATA PENGANTAR

  Asslamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).

  3. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Drs. Ahmad Sultoni M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk

  5. Dra. Sri Suparwi, M.A. selaku pembimbing akademik.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Santri putri pondok pesantren Nurul Asna Salatiga yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di pondok tersebut.

  8. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku, serta keluarga besarku yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.

  Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, 12 Januari 2016 Penulis

  FAKHRUNI NUR KARIMAH

  

ABSTRAK

  Nur Karimah, Fakhruni. 2016. Peranan Shalat Tahajud Dalam Kesehatan Mental Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga Tahun 2015/2016 .

  Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Drs. Ahmad Sultoni M.Pd.

  Kata kunci: Peranan Shalat Tahajud dan Kesehatan Mental.

  Fokus penelitian ini adalah: Shalat tahajud merupakan shalat sunnah pelengkap bagi shalat fardhu, shalat tambahan yang berfungsi meningkatkan pendekatan dan kedekatan kita kepada Allah. Memelihara shalat tahajud dapat membuka pintu rizqi dan pertolongan dari Allah yang telah ditetapkan kepada hambanya. Selain melaksanakan ibadah shalat wajib sebagian santri putri ada yang melaksanakan shalat tahajud karena sudah diajarkan dari keluarga, para santri menganggap shalat tahajud merupakan doa yang dikhususkan untuk meminta sesuatu yang dibutuhkan dan jug sebagai sarana membangun komunikasi dengan Allah. Bagaimana peranan shalat tahajud dalam kesehatan mental santri putri di Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga? Faktor-faktor apakah yang mendukung aktivitas shalat tahajud yang berperan dalam kesehatan mental?.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi, analisis data melalui reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi, pengecekan keabsahan data ada tiga amacam yaitu kepercayaan, ketergantungan, kepastian, tahap-tahap penelitian.

  Hasil penelitian yang dapat diperoleh adalah: 1) Peranan shalat tahajud dalam kesehatan mental santri putri, perasaan senang yang ada di dalam diri, adanya rasa nyaman terhadap kehadiran seseorang, pengendalian pikiran dan tingkah laku, perasaan dan emosi yang positif dan sehat, Ketenangan dan kedamaian pikiran. 2) Faktor-faktor pendukung aktivitas shalat tahajud yang berperan dalam kesehatan mental santri putri, gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri, adanya keseimbangan antara mental dalam diri, mau menerima orang lain, mampu melakukan aktifitas sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal, berminat dalam tugas, agama dan cita-cita yang paling utama, rasa tanggungjawab bagi tingkah laku. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini bahwa Kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajud secara ikhlas dan rasa kecintaanya terhadap Allah memiliki ketahanan tubuh yang kuat dan kemampuan individual untuk

  DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i LEMBAR BERLOGO ………………………………………………………… ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING …………………………………………. iii PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………………………. iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN …………………………………….. v MOTT O………………………………………………………………………… vi PERSEMBAHAN ……………………………………………………………... vii KATA PENGANTAR ……………………………………………………….... viii ABSTRAK ……………………………………………………………………... x DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xi DAFTAR TABEL ……………………………………………………………... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6 C.

  7 Tujuan Penelitian..................................................................................

  D.

  7 Manfaat Penelitian................................................................................

  E.

  7 Penegasan Istilah ..................................................................................

  F.

  12 Metode Penelitian.................................................................................

  G.

  34 3. Tanda-Tanda Kesehatan Mental Menurut Islam ..................................

  50 4. Keadaan Ustadz Ustadzah dan Santri...................................................

  49 3. Profil Pondok Pesantren Nurul Asna....................................................

  48 2. Letak Geografis Pondok Pesantren Nurul Asna...................................

  Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Asna.................

  Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1.

  45 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A.

  38 C. Hubungan Shalat Tahajud dengan Kesehatan Mental................................

  36 4. Faktor-faktor yang Berperan dalam Kesehatan Mental.........................

  33 2. Ciri-ciri Kesehatan Mental Secara Umum ...........................................

  Sistematika Penulisan ..........................................................................

  Pengertian kesehatan mental ................................................................

  28 B. Kesehatan Mental 1.

  25 5. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Shalat Tahajud .................

  22 4. Manfaat Shalat Tahajud .......................................................................

  21 3. Keutamaan Shalat Tahajud ...................................................................

  21 2. Waktu Pelaksanaan dan Bilangan Rakaat Shalat Tahajud ...................

  Pengertian Shalat Tahajut .....................................................................

  Shalat Tahajud 1.

  19 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  50 5.

  6. Program Pengajaran Pondok Pesantren Nurul Asna............................ 53 7.

  Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Nurul Asna.......................... 56 B. Penerapan Shalat Tahajud dan Peranannya dalam Kesehatan Mental

  Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Asna 1.

  Makna Shalat Tahajud Menurut Para Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Asna........................................................................................... 57 2. Pelaksanaan Shalat Tahajud Santri Putri di Pondok Pesantren Nurul

  Asna..................................................................................................... 58 3. Pengetahuan Santri Putri Mengenai Penjelasan dari Kesehatan Mental yang Mereka Ketahui ............................................................................ 58

  4. Peranan Shalat Tahajud dalam Kesehatan Mental Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga ............................................................. 59 C. Faktor-faktor yang Mendukung Santri Putri Melaksanakan Shalat

  Tahajud dan Terbentuknya Kesehatan Mental di Pondok Pesantren Nurul Asna 1.

  Faktor Pendukung Santri Putri Melaksanakan Shalat Tahajud di Pondok Pesantren Nurul Asna ........................................................ 60

  2. Faktor Pendukung Terbentuknya Kesehatan Mental di Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga ........................................................... 61

  BAB IV ANALISIS DATA A. Peranan Shalat Tahajud dalam Kesehatan Mental Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga .............................................. .

  63 B. Faktor-faktor Pendukung Aktivitas Shalat Tahajud yang Berperan dalam Kesehatan Mental di Pondok Pesantren Nurul Asna...............

  68 BAB V PENUTUP A.

  73 Kesimpulan ........................................................................................

  B.

  Saran ................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 3.4 Keadaan Ustadz dan Ustadzah ......................................................... 50Tabel 3.4 Keadaan Santri Putra ........................................................................ 51Tabel 3.4 Kegiatan Santri Putri ........................................................................ 52Tabel 3.6 Kegiatan Santri Harian ..................................................................... 54Tabel 3.6 Kegiatan Santri Mingguan ............................................................... 54Tabel 3.6 Kegiatan Santri Bulanan .................................................................. 55Tabel 3.7 Sarana dan Prasana........................................................................... 56

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan mental adalah sehat kondisi atau keadaan terhindarnya

  seseorang dari gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa, seperti terhindarnya dari rasa cemas, gelisah, malas, menggambarkan tingkah laku yang sehat. Dapat memanfaatkan bakat dan potensi semaksimal mungkin serta mencapai ketenangan jiwa dalam hidup (Daradjat, 1985:11-12).

  Seseorang tidak akan bahagia apabila mentalnya terganggu dengan banyaknya masalah yang datang silih berganti. Kesehatan umumnya dimengerti sebagai hal yang bersifat fisik dan kurang memperhatikan hal-hal yang bersifat mental karena hal-hal fisik lebih mudah diamati karena tampak dalam realita kehidupan sehingga lebih mudah disadari oleh individu dibanding hal yang bersifat psikis.

  Banyaknya persoalan kehidupan menyebabkan manusia merasa bimbang, resah dan gelisah. Apabila berhadapan dengan persoalan yang harus dihadapi mental seseorang harus dalam keadaan tenang, sehat dan kuat mentalnya. Terkadang seseorang yang sehat belum tentu sehat mentalnya, karena orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dapat melewati segala faktor dalam hidupnya, sehingga dapat menghindarkan tekanan perasaan atau hal-hal yang membuat stres dan frustrasi. Kehidupan di dunia memang penuh dengan cobaan dan ujian itulah kedewasaan dan kesabaran akan diuji oleh Allah, tetapi sebagai umat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah tidak boleh mengeluh akan keadaan tersebut.

  Bahagia atau tidak dalam diri ini sebenarnya berasal dari diri sendiri. Tidak bahagianya seseorang karena belum bisa mengambil pelajaran dari suatu kejadian, belum bisa menerima pahitnya kenyataan yang akibatnya mental sakit dan merasa menderita meskipun masalah atau kejadiannya sudah berlalu. Banyak pengaruh yang menimbulkan kesehatan mental terganggu dari pengaruh lingkungan, pendidikan, keluarga bahkan dari masalah yang dihadapinya. Upaya untuk menjaga kesehatan mental dapat dilakukan antara lain memenuhi kebutuhan spiritual atau kerohanian (kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa). Mental yang melahirkan kebahagiaan berawal dari menyerahkan diri dengan bersujud terhadap Sang Maha Kuasa, menerima semua kenyataan dan apa yang telah diberikan-Nya, serta yakin dan berusaha untuk terus memperbaiki diri. Mengetahui seseorang sehat atau terganggu mentalnya tidak mudah diukur dan diperiksa dengan alat-alat seperti halnya kesehatan badan.

  Perasaan tidak menentu yang disertai ketakutan, cenderung membuat kita berfikir dan berbuat hal yang menjauhkan kita dari perbuatan positif. Shalat adalah salah satu cara yang dapat melawan rasa gelisah, takut, sedih dan lain sebagainya. Shalat merupakan ibadah yang dapat menjadi obat dan solusi dari permasalahan yang dialami pada kesehatan mental. Hal itu dengan menyerahkan segala persoalan kepada Allah SWT dan melaksanakan shalat wajib maupun sunah yang dapat mendatangkan ketenangan hati, jiwa dan pikiran dalam menghadapi segala sesuatu. Menanamkan sebuah keyakinan bahwa Allah Yang Maha Segalanya, seseorang bisa memahami dan membaca sesuatu hal dari persoalan yang dihadapinya. Shalat menjadi sumber kedamaian hati setiap insan, menjadi perekat agar selalu hidup dalam kedamaian. Shalat merupakan sarana penting untuk mensucikan jiwa, menyelamatkan diri dan menciptakan rasa khusuk. Dalam kondisi apapun dengan shalat akan membuat manusia tidak lupa diri, menumbuhkan kepercayaan diri, memberikan harapan yang terus ada dan mengikat tali hubungan langsung dengan Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 45-46 yang berbunyi sebagai berikut:

  

            

      Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada- Nya” (Qs. Al Baqarah: 45-46).

  Dengan demikian, untuk merasakan lebih dekat kepada Allah dan sebagai pencegah dari perbuatan dosa, Dia memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan malam sebagai sarana untuk bermesraan dengan-Nya. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Isra‟ ayat 79 yang berbunyi sebagai berikut:

               Artinya: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan

  Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji” (Qs. Al Isra’: 79).

  Dalam ayat di atas Allah menegaskan bahwa shalat tahajud sebagai sebuah ibadah tambahan dengan janji akan mengangkat derajat si pengamal salat tahajud ke derajat yang terpuji. Shalat tahajud memiliki manfaat praktis, baik dari sudut pandang religius maupun kesehatan.

  Fakta dalam sebuah penelitian dari sabda Rasulullah dapat dihubungkan dengan alur logika dan pembuktian sains. Penelitian yang membuktikan bahwa ketenangan dapat meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Dengan demikian, secara teoritis para pengamal salat tahajud pasti terjamin kesehatanya, baik secara fisik maupun mental (Sholeh, 2006:2).

  Berikut adalah hakikat, manfaat, tujuan, atau makna anjuran Allah Swt kepada kita agar mengerjakan shalat tahajud pada malam hari yang pertama shalat sunnah (Tahajud) merupakan pelengkap bagi shalat fardhu. Kedua shalat sunnah (Tahajud) merupakan cara, sarana, metode, atau jalan untuk memohon kepada Allah Swt sesuai keperluan masing-masing. Ketiga shalat sunnah (Tahajud) juga dimaksudkan untuk memuji kebesaran Allah Swt. keempat shalat sunnah (Tahajud) merupakan shalat tambahan yang berfungsi meningkatkan pendekatan dan kedekatan kita kepada Allah Swt (Muhyidin, 2007:52).

  Selain itu, shalat tahajud dapat membuka pintu rezeki bagi kaum muslim yang bertahajud. Berbagai macam pertolongan Allah yang telah ditetapkan kepada hambanya yang senantiasa memelihara shalat tahajud dalam bentuk rezeki dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu rezeki materi (seperti uang, jabatan, kesehatan jasmani, dan lain sebagainya), rezeki spiritual (seperti ketenangan jiwa, kesabaran, iman, ketakwaan, dan lain-lain), dan rezeki emosional (seperti kebahagiaan, kecerdasan, kesehatan ruhani dan lain-lain) dan Allah akan mengangkat mereka ketempat yang terpuji (Firdaus, 2013:165-165). Begitu pentingnya shalat malam bagi kehidupan, walaupun manusia terkadang mempunyai sifat arogan yang menyatakan bahwa dirinya dapat menjalani kehidupan di dunia ini dengan mudah dan tanpa harus menjalankan shalat malam, tetapi apabila Allah belum menghendaki kehidupan yang seperti itu maka kehidupan yang di pandang mudah tidak akan terwujud.

  Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama yang berkembang di tengah-tengah masyarakat sekaligus bagian komunitas di dunia yang menjunjung nilai-nilai moral keagamaan. Pondok pesantren Nurul Asna berdiri pada tanggal 22 januari 1997 M dengan pendiri simbah KH. Asnawi dan putra beliau yaitu Drs. H. Nasafi, M. Ag. Pondok pesantren ini didirikan untuk menghidupkan dan melanggengkan agama islam, kegiatan dalam pondok ini dibentuk dalam harian, mingguan, bulanan dan tahunan bahkan ada extra kurikuler.

  Selain itu pondok pesantren ini memberikan penanaman dalam diri mereka untuk memperkuat kualitas iman dan takwa dalam kehidupan di sekolah, keluarga dan masyarakat luas melalui berbagai macam program diantaranya pendidikan pondok yaitu kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan ba‟da maghrib, ba‟da „isyak dan ba‟da subuh. Kegiatan lainnya seperti pengajian, piket sesuai jadwal, sorogan, pengajian kitab-kitab, tahlilan, kerja bakti, mempelajari kitab kuning, shalawat nabi. Selain melaksanakan ibadah shalat wajib sebagian santri putri ada yang rutin melaksanakan shalat tahajud karena sudah diajarkan dari keluarga dan menjadi terbiasa saat santri puntri berada di Pondok Pesantren. Para santri menganggap shalat tahajud merupakan doa yang dikhususkan untuk meminta sesuatu yang dibutuhkan dan juga sarana membangun komunikasi dengan Allah SWT.

  Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti memberanikan diri untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul, “PERANAN SHALAT

  TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015‟‟. B.

  Rumusan Masalah Berdasarkan judul penelitian diatas maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana peranan shalat tahajud dalam kesehatan mental santri putri di Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga? 2. Faktor-faktor apakah yang mendukung aktivitas shalat tahajud yang berperan dalam kesehatan mental?

  C.

  Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat di tentukan tujuan penelitian yang ingin dicapai, antara lain:

  1. Untuk mengetahui peranan shalat tahajud dalam kesehatan mental santri putri di pondok pesantren Nurul Asna.

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung aktivitas sholat tahajud yang berperan dalam kesehatan mental.

  D.

  Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau pengaruh terhadap peneliti dan yang hendak diteliti:

  1. Kegunaan Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat ilmu dan pengetahuan secara teoritik sekurang-kurangnya dapat menambah khasanah keilmuan dalam pengaruh shalat tahajud dan kesehatan mental.

2. Kegunaan Praktik

  Bagi pihak santri putri Nurul Asna Salatiga hasil penelitian dapat memberikan gambaran keberhasilan beserta perbaikan dalam peranan intensitas sholat tahajud dalam kesehatan mental santri putri di pondok pesantren Nurul Asna Salatiga.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap penafsiran judul, maka penulis perlu adanya penjelasan berkenaan dengan beberapa istilah pokok dalam penelitian ini.

1. Peranan Sholat Tahajud a.

  Peranan Pengertian peranan adalah bagian yang dimainkan seseorang atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang pada suatu peristiwa (Kamus

  Besar Bahasa Indonesia, 2007:854 ).

  b.

  Sholat Tahajud Secara bahasa, shalat Tahajud adalah bentuk mashdar dari tahajjada yatahajjadu, yang berarti “tidak tidur”. Kata ini diambil dari akar kata hajada yahjudu, yang artinya “tidur”. Tambahan dua huruf, yaitu ta dan jim (tahajjada) berfungsi menafikan sesuatu, dari yang semula bermakna tidur menjadi tidak tidur. Sedangkan menurut terminologi al-

  Qur‟an, Tahajud adalah ibadah tambahan yang dilakukan pada malam hari baik di awal, tengah atau akhir malam. Hukum shalat tahajud adalah sunnah mu‟akkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Oleh karena itu Nabi Muhammad Saw sangat menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa mengerjakan shalat tahajud (Hamidin, 2013:145).

2. Kesehatan Mental a.

  Kesehatan mental Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan masyarakat di mana ia hidup.

  Untuk dapat menyesuaikan diri dengan diri sendiri orang harus menerima dirinya sebagaimana adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

  Menurut definisi ini, orang yang bermental sehat adalah orang yang dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya sehingga ia dapat mengatasi kekalutan mental sebagai akibat dari tekanan-tekanan perasaan dan hal-hal yang menimbulkan frustasi.

  Kesehatan mental dapat diartikan suatu pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembanagkan dan memanfaatkan segala kapasitas, kreativitas, energi dan dorongan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain serta terhindar dari gangguan atau penyakit mental (Semiun, 2006:50).

  b.

  Indikator kesehatan mental

  Kesehatan mental yang baik memiliki indiktator yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1)

  Perasaan senang yang ada di dalam diri sendiri Perasaan senang yang ada di dalam diri, diantaranya: perasaan senang dapat terwujud pada sikap mental yang dimiliki oleh seseorang.

  Seseorang dapat mengontrol rasa yang timbul dari dalam dirinya, seperti rasa takut, emosi, sedih bahkan depresi. Merasa senang dan bahagia membutuhkan latihan dan disiplin dengan cara pandai bersyukur, ikhlas dan selalu merasa cukup. Perasaan senang terletak di dalam diri sendiri untuk mengetahui dimana sumber kesenangan itu kita dapat melihat dengan bantuan introspeksi yang dapat menggambarkan tentang kehidupan dan kebahagiaan. 2)

  Adanya rasa nyaman terhadap kehadiran seseorang Setiap manusia memiliki cinta dan kasih yang bisa dibagi kepada orang lain. Rasa nyaman adalah rasa dimana seseorang merasakan kebebasan dan tidak memiliki beban terhadap orang lain, rasa nyaman lebih fokus terhadap dirinya disitu akan ada keterbukaan yang selama ini menjadi beban akan tercurahkan baik dari sikap maupun perilakunya. Kesehatan mental ini menunjukkan bahwa seseorang yang sehat mentalnya dapat menerima sebuah perbedaan dalam masyarakat dan menjadikannya sebagai suatu yang membuat keadaan lebih baik (Editor, 2014:1-2).

  3) Pengendalian pikiran dan tingkah laku

  Hal yang penting bagi kesehatan mental adalah integrasi pikiran dan tingkah laku, suatu kualitas yang biasanya diidentifikasikan sebagai integrasi pribadi. Melaui otak manusia dapat dikontrol, diubah dan dikendalikan cara berpikirnya, untuk dapat mengendalikan pikiran kita harus menyadari bahwa kita dan pikiran kita adalah dua hal yang berbeda. Dengan kata lain, kita menggunakan pikiran namun pikiran bukanlah diri kita. Diri kita adalah sebuah kesadaran yang menggunakan pikiran sebagai alat untuk menghasilkan buah pikir, kesadaran merupakan langkah awal untuk mengendalikan pikiran.

  Tingkah laku adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya. 4)

  Perasaan dan emosi yang positif dan sehat Integrasi yang dibutuhkan bagi kesehatan mental dapat ditunjang oleh perasaan-perasaan positif dan demikian juga sebaliknya perasaan- perasaan negatif dapat mengganggu atau bahkan merusak kestabilan emosi. Perasaan dan emosi yang tidak aman adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian yang ditunjukkan ketika merasa cemburu, marah kepada seseorang, iri hati ataupun takut terhadap sesuatu itu akan menyebabkan mental tidak sehat.

  Seseorang yang dapat menjaga perasaan dan emosinya secara sehat tidaklah mudah semua tergantung pada karakter masing-masing pribadi, maka diperlukan metode tersendiri sehingga dapat membentuk perasaan dan emosi yang positif dari situ akan tumbuh kesehatan mental yang baik. 5)

  Ketenangan dan kedamaian pikiran Banyak kriteria penyesuaian diri dan kesehatan mental berorientasi kepada ketenangan pikiran atau mental, yang sering disinggung dalam pembicaraan mengenai kesehatan mental. Adapun cara yang dapat dilakukan agar ketenangan dan kedamaian pikiran didalam diri kita yaitu jangan tergantung kepada orang lain, jangan berburuk sangka, jangan selalu mengingat penyesalan di masa lalu, membuang rasa dendam, kemarahan, iri hati dan kekhawatiran yang berlebihan (Semiun, 2006:52-53).

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian langsung karena peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari konteks lingkungan pada saat mana tingkah laku tersebut berlangsung (Sudjana, 1989: 197). Meneliti fenomena yang ada di lapangan dan memusatkan pada suatu kasus secara terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.

  Selanjutnya, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena sifatnya deskriptif analitik yang mana data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, cuplikan tertulis dari dokumen, catatan lapangan, tidak dituangkan dalam bentuk dan bilangan statistik (Sudjana, 1989:197).

2. Kehadiran Peneliti

  Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian, artinya peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan pengumpulan data, adapun karakteristik dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan sistem wawancara tidak berstruktur. Dengan pemahaman tentang kesehatan mental yang dimiliki oleh peneliti, sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan untuk wawancara secara mendalam.

  Peneliti mengadakan komunikasi dengan objek dengan menggunakan bahasa pertemanan agar lebih akrab dan mudah dipahami, sehingga terjalin suasana yang baik antara peneliti dan responden. Peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara terperinci berkaitan dengan hal-hal yang bertalian dengan permasalahan yang diteliti.

  3. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan kepada santri putri pondok pesantren Nurul Asna yang letaknya ada dipulutan kota Salatiga.

  4. Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber secara langsung, adapun data primer dalam penelitian ini adalah data wawancara dan pengamatan terhadap santri putri pondok pesantren Nurul Asna Salatiga, tentang peranan shalat tahajud terhadap kesehatan mental. Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah tersedia, berupa data-data kepustakaan, profil dan dokumen para santri.

  5. Prosedur Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh langsung dari lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan, mengidentifikasi permasalahan, dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian. Data primer dapat diperoleh melalui: a.

  Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011:104). Sutrisno Hadi

  (1986) menyatakan dalam bukunya Dr. Sugiyono bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan, metode ini peneliti gunakan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang objek penelitian serta kegiatan langsung.

  b.

  Wawancara Esterberg (2002) menyatakan bahwa “wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk betukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu” (Sugiyono, 2006:260). Wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara tak berstruktur atau terbuka, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2006:263).

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi merupakan materi tertulis yang didasarkan pada catatan dan dokumen-dokumen yang digunakan untuk elengkapi subuah data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumen-dokumen tersebut bisa berupa foto dan hasil wawancara yang didapat dari informan.

  Sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, catatan sipil, artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya.

6. Analisis Data

  Data dalam penelitian kualitatif sangat beragam bentuknya, diantaranya ada catatan wawancara, rekaman suara, gambar, foto, peta, dokumen, bahkan rekaman pada shoting lapangan.

  Menurut Bogdan dalam buku yang ditulis Sugiyono (2006:274) menyaktakan bahwa, “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain”. Analisis ini sendiri akan dilakukan melaluai beberapa tahap, yaitu: a.

  Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2006:277-278). b.

  Penyajian Data (Data Display) Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya, tapi yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami (Sugiyono, 2006:280). Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapi tujuan penelitian.

  c.

  Kesimpulan dan Verifikasi Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara sistematis melalui reduksi dan penyajian data yang kemudian disimpulkan sehingga makna data dapat ditemukan. Untuk memperoleh kesimpulan yang lebih mendalam, maka diperlukannya data baru sebagai penguji terhadap kesimpulan awal. Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data diambil dari hasil reduksi dan panyajian data merupakan kesimpulan sementara.

  Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti- bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki keajegan (sama dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Ada empat kriteria yang digunakan yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), kepastian (confirmability) (moleong, 2008:324).

  Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti memakai tiga macam antara lain sebagai berikut: a.

  Kepercayaan (creadibility) Kriteria creadibilitas ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Adapun teknik dalam penentuan kepercayaan ini adalah memperpanjang masa observasi, menggunakan bahan referensi, membicarakan dengan orang lain serta mengadakan member check (proses pengecekan data yang dilakukan oleh peneliti kepada informan/ subjek).

  b.

  Ketergantungan (depandibility) Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis melakukan kriteria ini dalam pengecekan data dengan cara sesering mungkin melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing dan santri putri yang melaksanakan sholat tahajud, diharapkandengan cara ini, penulis dapat mengetahui kesalahan- kesalahan serta dapat memperbaikinya.

  c.

  Kepastian (konfermability) Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interprestasi hasil penelitian yang didukung oleh data yang ada pada audit. Dengan cara peneliti wawancara langsung kepada informan (santri putri yang melaksanakan shalat tahajud) sehingga peneliti mendapatkan data yang pasti dan akurat.

8. Tahap-tahap Penelitian a.

  Kegiatan administratif, yang meliputi pengajuan izin operasional untuk penelitian dari ketua IAIN Salatiga selaku penanggung jawab, kemudian menyusun pertanyaan untuk wawancara, serta melakukan administratif lainnya.

  b.

  Kegiatan lapangan yang meliputi: 1)

  Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu pada santri yang ada di pondok pesantren Nurul Asna.

  2) Menemui para pengurus dan santri putri pondok pesantren Nurul Asna yang akan dijadikan objek penelitian.

  3) Melakukan wawancara kepada para informan sebagai langkah untuk pengumpulan data, kemudian observasi langsung ke lapangan secara mendalam berkaitan dengan yang diteliti.

  4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.

  5) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau menyimpang.

  6) Melakukan ferivikasi data untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian.

7) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui urutan-urutan dalam penulisannya, diantaranya:

  BAB I PENDAHULUAN Berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliatian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap- tahap penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA

  Berisi tentang kajian teori yang meliputi: pengertian shalat tahajud, manfaat shalat tahajud, pengertian kesehatan mental, ciri-ciri dan tanda kesehatan mental, faktor-faktor yang berperan dalam kesehatan mental, hubungan shalat tahajud dengan kesehatan mental.

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Berisi paparan data dan temuan penelitian yang menjelaskan tentang: gambaran umum lokasi penelitian, gambaran informan terdiri dari: sejarah singkat, kepengurusan, program pengajaran, dan deskripsi hasil temuan penelitian.

  BAB IV ANALISIS DATA Pembahasan memuat tentang shalat tahajud di pondok pesantren Nurul Asna, penerapan shalat tahajud dan peranannya dalam kesehatan mental santri putri Nurul Asna, faktor-faktor pendukung pelaksanakan shalat tahajud dan pendukung terbentuknya kesehatan mental santri putri di pondok pesantren Nurul Asna Salatiga.

  BAB V PENUTUP Penutup memuat tentang: kesimpulan dan saran. Bagian Akhir Pada bagian akhir, akan dilampirkan daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan lampiran-lampiran yang relevan dengan penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Shalat Tahajud 1. Pengertian Shalat Tahajud Tahajud artinya bangun dari tidur. Shalat tahajud adalah shalat yang

  dilakukan orang di malam hari dan dilaksanakan setelah tidur lebih dahulu walaupun tidurnya hanya sebentar. Syafi‟i berkata: “Shalat malam dan shalat witir baik sebelum maupun sesudah tidur di namai tahajud. Orang yang melaksanakan shalat tahajud disebut muttahajid (Sholeh, 2007:109). Hukum shalat tahajud adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan dan ditekankan untuk dilaksanakan. Dahulu Allah pernah mewajibkan shalat tahajud. Namun, ketika kewajiban tahajud ini dirasa memberatkan umat islam, maka setahun kemudian Allah menghapus kewajiban itu dan menggantinya dengan kewajiban shalat fardhu lima waktu yang merupakan buah dari perjalanan Isra‟ dan Mi‟raj Nabi Muhammad saw. Dengan demikian shalat tahajud menjadi sunnah, bukan wajib (Iskandar, 2010:29).

2. Waktu Pelaksanaan dan Bilangan Rakaat Shalat Tahajud

  Waktu shalat tahajud adalah sepanjang malam, yaitu selepas isya‟ sampai menjelang subuh. Malam di hitung mulai isya‟ sampai subuh, kira-kira selama 9 jam. Lalu para ulama membagi malam itu menjadi tiga bagian. Pembagian malam ini dimaksudkan untuk mengetahui waktu afdhal (utama) dalam melaksanakan shalat tahajud.

  a.

  Waktu utama (1/3 malam pertama) Waktu sepertiga malam pertama adalah waktu utama untuk melaksanakan shalat tahajud. Jika diukur dengan jam, kira-kira waktu ini dimulai dari pukul 19.00 WIB atau selepas isya‟, sampai dengan pukul 22.00 WIB.

  b.

  Waktu lebih utama (1/3 malam yang tengah) Sepertiga malam yang tengah adalah waktu yang lebih utama untuk melaksanakan shalat tahajud dibandingkan sepertiga malam pertama.

Dokumen yang terkait

FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 132

PENGARUH KEWIBAWAAN PENGASUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 103

HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD PUTRI KEMBANGARUM STAIN SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 105

HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD PUTRI KEMBANGARUM STAIN SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Islam

1 1 120

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 187

PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI KOMUNITAS HIJABERS KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 132

PENGARUH INTENSITAS MEMBACA AL-QUR’AN BERDZIKIR DAN MENJAGA WUDHU TERHADAP PENGENDALIAN EMOSI SANTRI DI PONDOK PESANTRENTARBIYATUL ISLAM (PPTI) AL-FALAH SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 149

EFEKTIVITAS METODE BERDZIKIR DALAM PENANGANAN PROBLEM PSIKOLOGIS SANTRI DI PONDOK PESANTREN SURYABUANA DESA BALAK KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 187

SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAMAL FALAH SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 125

PENERAPAN METODE WAHDAH DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN ARGOMULYO SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 85