PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAYAH TUKANGAN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN

  i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN

DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IV

MADRASAH IBTIDAYAH TUKANGAN KECAMATAN AMPEL

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.)

Oleh :

  

PARAMITA AYU EKASARI

NIM

  • - -

  

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA ii

iii

iv

v MOTTO “Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna (Albert Einstein)”. “Ku olah kata, kubaca makna, Kuikat dalam alenia, kubingkai dalam bab sejumlah lima, jadilah mahakarya gelar Sarjana kuterima, orang tua pun bahaagia (Paramita Ayu Ekasari) ”.

vi

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan skripsi ini orang-orang yang sangat kukasihi dan kusayangi : . Bapak dan ibu tercinta

  Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada bapak dan ibu yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat bapak dan Ibu bahagia.

  . Saudaraku laki-laki yang teramat saya sayangi dan saya banggakan: Muhammad Firman Ardiansyah.

  . Sahabat Terbaikku Muhammad Afif, Vina Ardiyanti, Najmul Laila yang tak pernah henti mendukungku, memberi semangat padaku.

  . Teman-taman PGMI satu angakatan. . Teman-teman KKN IAIN Salatiga posko . . Teman-teman PPL di MIN Salatiga. . Kepala Sekolah MI Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. . Wali Kelas IV MI Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. vii

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga Laporan Penelitian ini dapat kami laksanakan dan kami selesaikan sesuai rencana.

  Sebagai guru kita tentunya bangga dengan hasil prestasi siswa yang memuaskan sesuai dengan tujuan yang direncanakan, dengan menggunakan pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam belajar, maka dari itu penilitian kami beri judul Peningkatan Hasil Belajar Materi Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan Konstruktivisme Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran .

  Pelakasanaan Penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya pemberian kesempatan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: . Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

  . Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga, dan Pembibing yang dengan sabar dan teliti di dalam membimbing skripsi penulis.

  . Ibu Peni Susapti, M. Si. Selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga. . Ibu Hj. Anifah, S.H. Selaku Kepala Sekolah MI Tukangan. viii

  . Wali Kelas IV MI Tukangan Bapak Muh. Rofiq S.P. , S.S. , S. Pd. I. . Bapak serta ibu yang tak henti-hentinya memberikan motivasi baik berupa material maupun spiritual.

  . Sahabat- sahabat tebaikku Muhammad Afif, Vina Ardiyanti, Najmul Laila yang selalu memberi semangat kepada penulis.

  . Seluruh teman-teman PGMI angkatan . . Seluruh teman-teman posko KKN IAIN Salatiga. . Seluruh teman- teman PPL MIN Salatiga. . Dan seluruh teman-teman yang mengenalku dan membaca tulisan ini.

  Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakan kegiatan penulisan hasil penelitian mendatang.

  Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmad, bimbingan dan petujuknya kepada kita semua. Amiin.

  Salatiga, Juli

  Penulis ix ABSTRAK

  Ayu, Ekasari, Paramita , Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi

  Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan Konstruktivisme Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran . Skipsi. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu

  Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembibing: Suwardi, M.Pd.

  Kata Kunci: Hasil belajar, Pendekatan Konstruktivisme dan Matematika

  Pembelajaran Matematika pada umumnya membutuhkan kemampuan siswa untuk memahami konsep materi pelajaran, sehingga guru sebagai pengajar haruslah lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa tidak merasa bosan. Namun masih ada guru yang belum melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif. Hal ini membuat siswa menjadi bosan dan cenderung pasif dalam pembelajaran akibatnya hasil belajar Matematika rendah. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan pendekatan Konstruktivisme mampu meningkatakan hasil belajar siswa terhadap materi penjumlahan pecahan pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun ajaran

  / Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I, dan siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi post tes lembar pengamatan dan dokumentasi.

  Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Pendekatan

  

Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Penjumlahan

  Pecahan pada siswa kelas IV MI Tukangan Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali tahun ajaran . Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hasil dari penerapan pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I dan II dengan hasil Pre tes dan Post tes mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata Pre tes adalah

  , dengan dan rata- rata Post tes , . Dari rata-rata Pre tes dan Pos tes mengalami peningkatan , dengan persentase peningkatan

  %. Pada siklus II rata-rata Pre tes adalah dan rata-rata Post tes , . Dari rata-rata Pre tes dan Pos tes mengalami peningkatan , dengan persentase peningkatan sebesar , . Peningkatan nilai rata-rata pada

  Pre tes dan Post tes menunjukkan pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  x

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ iv MOTTO ................................................................................................................ v PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................... ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................... B. Rumusan Masalah .................................................................................... C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... D. Hipotesis ................................................................................................. E. Manfaat Penelitian ................................................................................... F. Definisi operasional ................................................................................. G. Metode Penelitian ................................................................................... H. Sistematika Penulisan ..............................................................................

  xi

  BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Konstuktivisme . Pengertian pendekatan ...........................................................................

  . Pengertian konstruktivisme ...................................................................

  B.

  Pembelajaran Matematika . Belajar ....................................................................................................

  . Hasil Belajar .......................................................................................... . Pembelajaran Matematika ..................................................................... . Penjumlahan Pecahan ............................................................................

  C.

  Kaitan pembelajaran Matematika dengan Konstruktivisme materi Penjumalah pecahan ....................................................................................

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah ..................................................................... B. Subyek Penelitian ..................................................................................... C. Pelaksanaan Penelitian . Deskripsi Siklus I .........................................................................

  . Deskripsi Siklus II ........................................................................

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian . Siklus I ..........................................................................................

  . Siklus II ........................................................................................

  B.

  Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................

  xii

  BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN .................................................................................. B. SARAN ............................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................

  xiii

DAFTAR TABEL

  Tabel Siklus Penelitian ................................................................................... Tabel SK dan KD Matematika Kelas IV ........................................................ Tabel Perbatasan MI Tukangan ..................................................................... Tabel Fasilitas sarana prasarana MI ............................................................... Tabel Data Guru dan Staff MI Tukangan ...................................................... Tabel Daftar nama siswa kelas IV MI Tukangan ........................................... Tabel Nilai Siswa Siklus I .............................................................................. Tabel Hasil Pengamatan Siklus I .................................................................... Tabel Nilai Siswa Siklus II ............................................................................. Tabel Hasil Pengamatan Siklus II .................................................................. Tabel Data peningkatan siswa .......................................................................

  xiv

DAFTAR LAMPIRAN

  . Silabus . RPP Siklus . RPP Siklus . Lembar Kerja Siswa . Lembar Evaluasi . Foto Kegiatan Pembelajaran . Surat Tugas Pembimbing . Surat Keterangan Penelitian . Surat Izin Penelitian . Lembar Konsultasi Pembimbing . Daftar SKK . Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Matematika merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh

  sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran Matematika ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) masih sangat jauh dari standar yang diharapkan.

  Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, : ).

  Kondisi ini juga terjadi pada pembelajaran Matematika, yang memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran Matematika di sekolah dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran.

  Penyebab utama kelemahan pembelajaran tersebut adalah karena kebanyakan guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran dengan memfokuskan pada pengembangan keterampilan proses pada anak. Selain itu guru masih menggunakan pendekatan konvensional dalam menyampaikan materi. Siswa diberikan definisi-definisi maupun teorema-teorema, setelah itu langsung diberi contoh-contoh sehingga peserta didik hanya memperoleh catatan yang berupa simbol-simbol dan rumus-rumusnya saja tidak ada aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berakibat pada siswa yang apabila mereka diberi soal yang berbeda dengan contoh-contoh atau soal latihan cenderung membuat kesalahan. Selain itu rendahnya minat belajar matematika dengan materi dan metode yang kurang menarik. Dengan keadaan yang seperti tersebut di atas menyebabkan rendahnya hasil belajar Matematika. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwasannya belajar merupakan suatu kegiatan yang penting untuk dilaksanakan. Pada akhirnya, keadaan semacam ini yang menyebabkan kegiatan pembelajaran dilakukan hanya juga mendorong siswa untuk berusaha menghafal pada setiap kali akan diadakan tes atau ulangan harian atau tes hasil belajar, baik ulangan tengah semester, maupun ulangan akhir semester.

  Peranan penggunaan pendekatan pembelajaran di kelas apabila dilihat dari kenyataan di lapangan banyak sekali dijumpai sekolahan-sekolahan yang belum menggunakan pendekatan pembelajaran dalam pengajarannya di dalam kelas secara maksimal dan kurang bervariasi. Melihat keadaan yang seperti itu maka dapat dianalisis kekurangan dalam proses pembelajaran guna mengetahui kendala-kendala dan hambatan yang ditemukan untuk perbaikan yang lebih baik dalam proses pembelajaran yang berikutnya. Dalam melakukan perbaikan proses pembelajaran dilakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

  MI Tukangan adalah salah satu MI yang ada di Kecamatan Ampel. MI ini telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), namun menurut hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan KTSP. Salah satu kendala utama adalah kurangnya antusias siswa untuk belajar, siswa lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, diam dan enggan dalam mengemukakan pertanyaan maupun pendapat.

  Berdasarkan informasi tersebut, dilakukan observasi di MI Tukangan pada tanggal April dan diperoleh keterangan bahwa hasil belajar Matematika siswa kelas IV di madrasah tersebut masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal yang diterapkan untuk mata pelajaran Matematika adalah

  . Dari hasil survei pada bulan April diketahui bahwa dari sejumlah siswa, siswa memperoleh nilai KKM dan siswa yang lain belum memenuhi KKM yang ditentukan. Dari hasil wawancara ini pula diperoleh informasi dari guru pengampu Matematika kelas IV bahwa siswa seringkali mengalami kesulitan dan kekeliruan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Peneliti dan guru menduga pendekatan pembelajaran yang digunakan selama ini belum efektif. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelass IV MI Tukangan.

  Atas dugaan di atas maka peneliti bersama-sama dengan guru sepakat untuk mencobakan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan pendekatan pembelajaran lain yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Pendakatan pembelajaran yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran Konstruktivisme.

  Penjumlahan pecahan dalam kehidupan sehari-hari merupakan materi yang di dalamnya memerlukan pemahaman dari sisi konsep. Pecahan merupakan salah satu topik yang sulit diajarkan, Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknannya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru (Heruman,

  ). sehingga siswa memerlukan cara yang tepat untuk memahaminya. Namun berdasarkan fakta yang penulis temukan di lapangan, MI Tukangan dalam penggunaan pendekatan yang variatif masih belum digunakan. Proses KBM di sekolah tersebut masih sangat monoton yang menjadikan salah satu faktor belum tercapainya hasil belajar yang maksimal.

  Membangun pengetahuan merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman siswa dan daya ingat belajarnya. Melalui pendekatan

  Konstruktivisme siswa dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berpikir, hal ini menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada siswa.

  Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul

  “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IV MADRASAH

  IBTIDAYAH TUKANGAN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan pendekatan Konstruktivisme mampu meningkatakan hasil belajar siswa terhadap materi Penjumlahan Pecahan pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun ajaran

  / ”?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi penjumlahan pecahan dengan pendekatan konstruktivisme pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun ajaran / .

  D. Hipotesis

  Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian.

  Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka di dalam penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan konstruktivisme mampu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajran Matematika materi penjumlah pecahan pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidayah Tukangan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran / .

  E. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritik dan praktis. . Secara Teoritik

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran Matematika untuk penerapan Pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas IV di MI Tukangan. Apabila siswa tertarik untuk belajar, maka hasil belajar dapat meningkat sehingga akan tercipta sumber daya manusia yang handal dan dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

   . Secara Praktis

  Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada: a.

  Siswa Dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

  b.

  Guru Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan pembelajaran Matematika melalui penerapan Pendekatan

  Konstrutivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan

  kemampuan siswa sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien.

  c.

  Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sebagai masukan bagi Madrasah, Mapeda dan jajaran terkait untuk melakukan pembinaan guru dalam inovasi dan Implementasi Pendekatan-Pendekatan Pembelajaran dalam Matematiaka

F. Definisi Operasional

  Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, penulis memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

   . Peningkatan

  Menurut Poerwadarminta dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (

  : ) Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan, meningkatkan usaha. Maksudnya adalah usaha seseorang untuk memproleh nilai yang lebih dari sebelumnya, dengan berbagai cara sesuai dengan peraturan yang ada.

   . Hasil Belajar

  Apabila mendengar kata hasil belajar maka tak akan lepas dari kata belajar. Belajar merupakan komponen yang paling vital dalam usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Seperti anggapan dari Syah (

  : ), Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaran setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah Menurut R. Gagne dalam Susanto ( : ) Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

  Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Secara keseluruhan pemahaman terhadap konsep dasar pembelajaran tidak akan sempurna jika berhenti pada definisi atau proses. Maka perlu diuraikan apa yang dihasilkan dari suatu proses pembelajaran. Bloom dalam Daryanto dan Rahardjo (

  : ) Mengemukakan tiga Ranah Hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, untuk aspek kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu: Pengetahuan, pemahaman, pengertian, aplikasi, analisa, sintesa, dan eveluasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut kognitif, afeksi psikomotor.

   . Pendekatan Konstruktivisme

  Pendekatan merupakan usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk untuk mencapai tujuan tentang masalah masalah yang dihadapi. Menurut Huda (

  : ) Pendekatan pembelajaran bisa dipahami sebagai cara- cara yang ditempuh oleh seorang pembelajar untuk bisa belajar dengan efektif. Dalam hal ini guru juga berperan penting dalam menyediakan perangkat-perangkat metodis yang memungkinkan siswa untuk mencapai kebutuhan tersebut.

  Pandangan Konstruktivisme sebagai filosofis pendidikan mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa atau gejala lingkungan sekitarnya.

  Menurut Sriyanti, dkk ( : ) Belajar menurut konstruktivisme merupakan proses aktif peserta didik dalam mengkonstruksi konsep dan pengalamannya.

   . Mata Pelajaran Matematika

  Sebagian besar orang berasumsi arti kata Matematika adalah menghitung bilangan-bilangan dengan menggunakan rumus-rumus tertentu. Padahal definisi matematika sangatlah beragam menurut pendapat Johnson dan Rising dalam Ismunamto (

  : ) Matematika adalah pola pikir, pola menorganisasikan pembuktian secara logis.

  Matematika adalah pengetahuan tentang bentuk yang terorganisasi, sifat- sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan unsure-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, sifat-sifat atau teori-teori yang sudah dibuktikan kebenarannya.

G. Metode Penelitian . Rancangan Penelitian

  Penelitian yang dilakukan menggunakan penilitian tindakan kelas, istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto dalam Suyadi (

  : ) Penelitaian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati, Tindakan adalah Gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu, Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran yang sama.

  Sedangkan menurut Suyanto dalam Basrowi dan Suwandi ( : ),

  Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk peneliian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

  Berdasarkan definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh beberapa pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kualitas pembelajaran. Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas, agar permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran di dalam kelas dapat dipecahkan.

  Adapun penelitian yang akan diteliti terdiri atas empat rangkaian yang dilakukan secara berulang-ulang yakni berupa tahapan-tahapan antara lain: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

  Gambar . Siklus Penelitian

  Perencanaan Refleksi

  Pelaksanaan SIKLUS I

  Pengamatan Perencanaan

  SIKLUS II Refleksi

  Pelaksanaan Pengamatan

  ?

   . Subjek Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di MI Tukangan Kabupaten Boyolali dan dilaksanakan di kelas IV yang berjumlah siswa. Terdiri dari siswa laki-laki dan siswi perempuan.

   . Langkah-Langkah Penelitian

  Menurut Arikunto ( : ), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting, meliputi: (

  ) Planning (rencana), ( ) Action (tindakan), ( )

  Observation (pengamatan) dan (

  ) Reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut: a.

  Tahap rencana (planning) Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah: ) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan Pendekatan

  Konstruktivisme (Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP ).

  ) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan. ) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab. ) Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.

  ) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian perhatian siswa.

  ) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran. ) Menyusun test formatif untuk siswa. ) Target yang diharapkan dalam penerapan Pendekatan

  Konstruktivisme ini keberhasilan pembelajaran minimal memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum.

  b.

  Tahap tindakan (action) Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dan pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi.

  c.

  Tahap pengamatan (observation) Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dan pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi. Tahap refleksi (reflection), meliputi: ) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.

  ) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II.

  Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan selanjutnya.

   . Instrumen Penelitian

  Bentuk instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian adalah: . Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran Matematika materi Opersi penjumalahan pecahan dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme.

  . Silabus, sebagai acuan atau pedoman bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut, dan sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran. . RPP, Untuk acuan guru dalam memberikan pembelajaran, sehingga lebih sistematis dan terencana untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam waktu tertentu. . Materi Pembelajaran Matematika, Sumber belajar yang relevan digunakan dalam pembelajaran.

  . Lembar soal tes, digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk

   . Pengumpulan Data

  Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode: a.

  Pengamatan/ Observasi Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti.

  Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana perhatian aktivitas, dan hasil belajar terhadap materi Matematika yang diajarkan.

  b.

  Wawancara Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik siswa secara umum, tingkat hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran khususnya Matematika.

   . Analisis Data

  Analisis data sangat diperlukan guna mengetahui hasil dan atau untuk menarik kesimpulan yang logis berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan di setiap siklusnya.

  a.

  Untuk menilai rata-rata ulangan tes formatif digunakan penghitungan dengan rumus:

  M= Keterangan: M = Nilai rata-rata ∑X = Jumlah semua nilai kelas N = Jumlah siswa (Djamarah,

  : ) b. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

  P = × Keterangan: P = Jumlah nilai dalam persen F = Frekuensi N = Jumlah nilai keseluruhan (Djamarah,

  : - ) H.

   Sitematika Penulisan

  Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan Pada bab ini mencakup dengan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian, Definisi

  Operasional, Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

  BAB II: Kajian Pustaka Dalam bab ini menguraikan tentang Pendekatan Konstruktivisme, Pembelajaran Matematika, Kaitan Pembelajaran Matematika dengan Konstruktivisme materi penjumlahan pecahan. BAB III: Pelaksanaan Penelitian Dalam bab ini penulis berupaya mengurai tentang pelaksanaan

  tindakan yang terdiri dari: gambaran umum MIN Tukangan, subyek penelitiaan, deskripsi pelaksanaan siklus I, dan deskripsi pelaksanaan siklus

  II. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan dari siklus I dan Siklus II.

  BAB V: Penutup Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Konstruktivisme

  . Pengertian Pendekatan Dalam mengajar guru harus pandai-pandai menggunakan pendekatan pembelajaran secara arif dan bijaksana, bukan sembarang yang bisa merugikan anak didik. Menurut Syah (

  : ) Pendekatan pembelajaran (approach to learning) dan strategi atau kiat melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat efisensi dan keberhasilan peserta didik.

  Pada hakikatnya, Pendekatan pembelajaran bisa dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh oleh seorang pembelajar untuk bisa belajar dengan efektif (Huda, : ).

  Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Adalah Langkah- langkah atau cara yang ditempuh untuk dapat belajar secara efektif dan efisien dengan mempertimbangkan strategi, metode dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik.

  . Pengertian konstruktivisme Menurut Kuhn dalam Sriyanti dkk (

  : ), konstruktivisme merupakan paradigma alternative yang muncul sebagai dampak dari revolusi ilmiah yang terjadi dalam beberapa dasawarsa terakhir, konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi kita sendiri. Menurut Sriyanti (

  : ), Konstruktivisme adalah pengetahuan, Pengetahuan adalah hasil dari konstruksi kognitif dalam diri seseorang. Pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari subyek yang mengetahui.Pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalamannya. Pengetahuan merujuk pada pengalaman seseorang akan dunia. Tanpa pengalaman sesorang tidak akan mendapat pengetahuan.

  Menurut Fathurrohman dan Sulistyorini ( : ), konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofis) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh menusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong.Siswa harus membiasakan diri untuk memecahkan masalah dan dapat menemukan ide-idenya yang berguna bagi dirinya sendiri. Sedangkan esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi ke situasi yang lain.

  Rorti dalam Sriyanti, dkk ( : ), menilai konstruktivisme merupakan salah satu bentuk dari pragmatisme, terutama dalam soal pengetahuan dan kebenaran.

  Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan Pendekatan konstruktivisme adalah Pendekatan yang mementingkan pemahaman suatu konsep dan strategi memperoleh lebih diutamakan Seperti yang dikemukaan oleh Depdiknas dalam fathurrohman dan sulistyorini (

  : ), bahwa tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara: menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

  a.

  Implementasi Pembelajaran Konstruktivisme dalam pembelajaran Menurut Sriyanti, dkk (

  : ) Implementasi pembelajaran konstruktivisme meliputi : ) Makna belajar mengajar

  Belajar menurut konstruktivsme merupakan proses aktif peserta didik dalam mengkonstruksikan konsep dan pengalamanya.

  ) Peran guru / pengajar Berdasarkan prinsip pembelajaran konstruktivisme yang menekankan partisipasi aktif peserta didik, maka guru atau pengajar hanyalah berperan sebagai fasilitator dan mediator bagi peserta didik dalam membentuk pengetahuannya.

  ) Peran siswa / peserta didik Ciri pembelajaran konstruktivisme adalah peran aktif peserta didik.Pembelajaran adalah kegiatan yang menuntut keaktifan siswa atau peserta didikdalam membangun pengetahuannya. ) Tujuan pembelajaran

  Bagi konstruktivisme, tujuan pembelajaran bukan untuk menambah pengetahuan, akan tetapi tujuan pembelajaran untuk mengkonstruksikan (membentuk) pengetahuan dan pengalaman baru.

  ) Penataan lingkungan belajar Konstruktivisme menekankan kebebasan dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu proses pembelajaran perlu dilakukan pada lingkungan yang menjamin kebebasan peserta didik untuk mengekspresikan gagasan dan pengalamannya.

  ) Evaluasi Evaluasi hasil belajar pada dasarnya untuk mengetahui perubahan perilaku peserta didik.

  ) Materi Materi pembelajaran konstruktivisme disesuaikan dengan kebutuhan belajar dengan mempertimbangkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik. ) Strategi pembelajaran

  Strategi pembelajaran konstruktivisme menekankan pada proses yang diarahkan untuk mengembangkan pandangan peserta didik. Untuk mencapai proses pembelajaran tersebut perlu ditempuh strategi pembelajaran sebagai berikut, Penyajian isi menekankan pada penggunnaan pengetahuan secara bermakna mengikuti urutan dari keseluruhan kebagian-bagian, Pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan pertanyaan dan gagasan peserta didik, Pembelajaran diarahkan untuk pengembangan kemampuan berpikir kritis, Pembelajaran ditekankan pada proses. b.

  Kelebihan Pendekatan Konstruktivisme : Menurut Nuralilah (

  ) pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme di sekolah dasar dilakukan karena memiliki kelebihan ) Pembelajaran dimulai dari konsep yang dimiliki peserta didik, bukan konsep yang dimiliki guru sehingga kegiatan peserta didik berangkat dari pengalaman yang relevan dengan tingkat perkembangannya.

  ) Kegiatan dipilih sesuai dengan minat kebutuhan anak. ) Memberikan kesempatan peserta didik menemukan dan menerapkan idenya sendiri dengan tujuan supaya seluruh kegiatan akan lebih bermakna bagi siswa. ) Menyajikan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan peserta didik.

  ) Ketrampilan sosial peserta didik akan terbina seperti saling menghargai pendapat orang lain (toleransi) kerjasama.

  ) Peserta didik dibiasakan untuk memecahkan masalah menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-idenya. c.

  Kelemahan Pendekatan Konstruktivisme : Adapun kelemahan Pendekatan Konstruktivisme adalah sebagai berikut :

  ) Langkah yang sulit dalam menerapkan model konstruktivisme di kelas tinggi sebab anak terbiasa dengan pembelajaran yang konvensional sebelumnya

  ) Lebih banyak waktu yang diperlukan dalam pengembangan konsep sebuah fokus lebih kepada kegiatan-kegiatan dalam menemukan konsep itu. ) Banyak membutuhkan alat bantu dan benda manipulatif untuk pembelajaran, mengingat kemampuan setiap anak yang berbeda yang dirasakan belum memahami konsep tersebut ketika diajarkan dengan alat peraga.

  ) Intensitas bimbingan dan arah menujukonsep yang diharapkan lebih tinggi untuk menghindarkan miskonsepsi tersebut.

  ) Guru perlu mengobservasi setiap anak dengan teliti supaya bisa diketahui sejauh mana dia memperoleh pemahaman mengenai konsep yang dipelajari dalam kegiatan dan proses pembelajaran yang dilakukan (Nuraliah,

  ).

B. Pembelajaran Matematika

  . Belajar a.

  Pengertian Belajar Menurut Syah (

  : ) Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

  Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak (Susanto, : ).

  b.

  Ciri-ciri Belajar Menurut Baharuddin dan Esa N.W dalam Sriyanti (

  : ), mengemukakan ciri-ciri belajar meliputi: ) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku. ) Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen. ) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial. ) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman. c.

  Tujuan Belajar Menurut Fathurrohman dan Sulistyorini (

  : ), tujuan belajar dimaksudkan untuk memberi landasan belajar, yaitu dari bekal pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik sampai ke pengetahuan berikutnya.Pada intinya tujuan dari belajar dan pembelajaran adalah terciptanya perubahan menuju keadaan yang lebih baik. . Hasil Belajar a.

  Pengertian Hasil Belajar Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresepsi dan ketrampilan

  (Supriyono, : ).

  Sedangkan menurut Susanto ( : ) Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

  Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Hasil belajar adalah tingkat kemampuan yang diperoleh serta perubahan perilaku anak setelah melalui aktivitas belajar sebagai tingkat keberhasilan dalam pembelajaran. b.

  Faktor yang Mempengaruhi Keberasilan Belajar Yusuf dan Nursin (

  : ) Menyebutkan “ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.

  Faktor itu meliputi faktor internal, yang bersumber dari diri sendiri dan faktor eksternal yang bersumber dari luar atau lingkungan ” ) Faktor Internal

  Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi agar belajarnya berhasil.Syarat-syarat itu meliputi kondisi fisik dan psikis, diantaranya kecerdasan, motivasi, minat, sikap kebiasaan belajar dan emosi.Apabila kedua faktor itu mengalami gangguan maka kemungkinan besar individu tersebut mengalami kesulitan belajar.

  ) Faktor Eksternal Faktor ini meliputi aspek sosial dan non sosial. Yang dimaksud faktor sosial adalah manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau komunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa foto, suara musik atau pembicaraan dalam radio, televise dan tape recorder. Sedangkan faktor non sosial adalah keadaan suhu, udara (panas, dingin), waktu (pagi, siang dan malam), suasana (sepi dan bising), keadaan tempat (kualitas gedung, luas ruangan, kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan).

  c.

  Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar Menurut Arifin (

  : ), ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non objektif.

  ) Instrumen Penilaian secara Objektif

  a) Pilihan Ganda

  Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan opsi (pilihan jawaban). Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh (diktator).

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI BANYUBANG LAMONGAN

0 6 21

ENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN YANG PENYEBUTNYA TIDAK SAMA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN PULO 02 KABUPATEN LUMAJANG

0 11 9

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI KARANG TARUNA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 17 31

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD 2 JURANG

0 1 24

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN BIDANG STUDI MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 DURENAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 20122013

0 0 12

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA MATERI INDRA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV MI KLUMPIT KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 20132014 PTK (KOLABORATIF)

0 0 134

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA KELAS III MI AL HUDA MUNGGANGSARI KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN

0 0 172

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI HEWAN DAN JENIS MAKANANNYA MELALUI METODE SCRAMBLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAKIS KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

0 0 152

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI UANG MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III MI TUKANGAN KEC.AMPEL KAB.BOYOLALI TAHUN AJARAN 20162017

0 4 169

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI ASPEK KOGNITIF MELALUI METODE JIGSAW LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP ISLAM SUDIRMAN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 20152016

0 0 176