Pengaruh Pelayanan Teller Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Muamalat Salatiga. Skripsi. Jurusan Syariah. Program Studi Perbankan Syariah - Test Repository
PENGARUH PELAYANAN TELLER TERHADAP
KEPUASAN NASABAH BANK MUAMALAT SALATIGA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh :
FERY SUJARWO
NIM 21311028
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Yang paling baik diantara kamu adalah orang yang mau belajar Al- Qur’an dan mengajarkanya” (HR.Bukhori)
PERSEMBAHAN Karya kecil ini ku persembahkan kepada : Ayahanda dan Ibunda atas belaian kasih sayangnya selama ini, semoga
Allah selalu memberi ridlo-Nya kepada beliau berdua. Untuk kelurga besarku yang telah membantu dan mendukung aku menuntut ilmu di IAIN Salatiga. Untuk para dosenku yang telah memberikan bekal ilmu untuk masa depanku.
Dan spesial untuk dosen pembimbingku yang telah memberikan bimbingan skripsiku hingga selesai dengan baik.
ABSTRAK
Sujarwo, Fery. 2016. Pengaruh Pelayanan Teller Terhadap Kepuasan
Nasabah Bank Muamalat Salatiga. Skripsi. Jurusan Syariah.Program Studi Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.P embimbing : Drs.H. Alfred L, M.Si. Kata Kunci : Pelayanan, Kepuasan Nasabah Teller berhubungan langsung dengan para nasabah. Pelayanan yang
diberikan oleh bagian ini tentunya akan berpengaruh terhadap kepuasan nasabah.
Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah Bagaimana
pelayanan teller yang dilaksanakan oleh Bank Muamalat Salatiga? Bagaimana
gambaran kepuasan nasabah pada Bank Muamalat Salatiga? Dan Bagaimana
pengaruh pelayanan teller terhadap kepuasan nasabah pada Bank Muamalat
Salatiga? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakanpendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan data
dokumentasi seperti jumlah karyawan dan sejarah berdirinya Bank Muamalat
Salatiga.Berdasarkan hasil penelitian diketahui terdapat pengaruh yang signifikan
antara tangible (X1), reliability (X2), responsiveness (X3), assurance (X4) dan
emphaty (X5) terhadap kepuasan nasabah (Y) secara individual. Berdasarkan
pengujian secara simultan juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan
antara variabel tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty
secara bersama-sama terhadap kepuasan nasabah (Y) yang dibuktikan dengan F
hitung yang diperoleh sebesar 1553.977 (Sig.0.000) yang jika dibandingkan
dengan nilai F tabel dengan degree of freedom (df) pada angka 5 dan 85, level of
significance ( ) 0,05 sebesar 2.25 sehingga nilai F hitung = 1553.977 jauh lebih
besar dari F tabel = 2.25, dan signifikansi (0.000) lebih kecil dari 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan
emphaty secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan nasabah (Y)KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.Merupakan kebahagiaan bagi penulis yang telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pelayanan Teller Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Muamalat Salatiga
”. Selanjutnya dengan penuh kerendahan hati penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
Adapun ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis sampaikan kepada :
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Fetria Eka Yudiana,M. Si. Selaku kaprodi jurusan perbankan syariah
3. Drs. H. Alfred L, M.Si. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.4. Para dosen dan seluruh civitas jurusan Syariah IAIN Salatiga.
5. Para staff IAIN salatiga yang selalu memberi bantuan dalam membuatkan
persyaratan-persyaratan saya dan mahasiswa lainnya.
6. Manajer dan para staff kantor bank muamalat salatiga yang telah memberikan
ijin dalam penyusunan skripsi ini.
7. Simbah Kamil yang selalu mendoakan dan yang mendidik saya sampe saat ini.
8. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga yang telah memberikan do‟a restu serta dukungan kepada penulis.
9. Bulek dan om yang telah memberikan dukungan moral dan materi selama
saya kuliah di IAIN Salatiga.
10. Mbak Rita, mbk Rahma, mbk Asty,mas socha,mas sazali,mas Rohan,dan adik-
adik ku yang telah memberikan do‟a serta sarannya dalam menyusun skripsi ini.
11. Sebagai tanda kasih dan sayangku, Putry yang telah menemani, memberikan
dukungan, semangat dan mengajari kesabaran dalam menyusun skripsi ini.Semoga engkau menjadi pilihan terbaikku dan masa depanku. Terima kasih “phesek”.
12. Teman-teman SSG (sedulur sendang gotri) yang telah membantu dan
memberikan inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.13. Mbak hanifa yang telah memberi semangat dalam penyusunan skripsi ini” you my best friend always and forever”
14. Kepada teman-teman seperjuangan khususnya rekan- rekan PS”2011” yang tak bias tersebutkan namanya satu-persatu terima kasih yang tiada tara ku ucapkan.
15. Terakhir, penulis hendak menyapa setiap nama yang tidak dapat penulis cantumkan satu- persatu,terima kasih atas do‟a yang senantiasa mengalir tanpa sepengetahuan penulis. Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada orang- orang yang turut bersuka-cita atas keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini. Alhamdulillah.
Semoga segala amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT,
mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.Sebagai manusia biasa,tentumya penulis masih memiliki banyak
kekurangan pengetahuan dan pengalaman pada topik yang diangkat dalam skripsi
ini,begitu pula dalam penulisannya yang masih banyak terdapat kekurangannya.
Oleh karena, itu penulis akan merasa senang jika menerima masukan dari para
pembaca baik berupa kritik maupun saran yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan penulisan-penulisan skripsi di masa yang akan datang.Akhirnya kepada Allah-lah penulis memohon agar usaha ini dijadikan
amal shalih dan diberikan pahala oleh-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurah
kepa da Nabi Muhammad Shallallahu‟alaihi wasallam beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga hari akhir. Amin.Salatiga, 15 Februari 2016 Penulis Fery Sujarwo NIM. 21311028
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .............................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. vii
HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. A. Latar Belakang ..................................................................................
1 B. Rumusan Masalah .............................................................................
5 C. Tujuan Penelitian ..............................................................................
5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................
6 E. Sistematika Penulisan Skripsi ...........................................................
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ..................................................................................
8 B. Kerangka Teori..................................................................................
9 C. Kerangka Penelitian ..........................................................................
32 D. Hipotesis ............................................................................................
34
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ...................................................................................
35 B. Populasi dan Sampel .........................................................................
35 C. Definisi Konsep Definisi Operasional ...............................................
36 D. Jenis dan Sumber Data ......................................................................
41 E. Metode Pengumpulan Data ...............................................................
42 F. Metode Analisis Data ........................................................................
42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian ..............................................................
51 B. Deskripsi Data ..................................................................................
60 C. Analisis Data ....................................................................................
66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................
86 B. Saran ..................................................................................................
87 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
89 LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu badan usaha yang berusaha dalam
bidang pelayanan jasa keuangan. Perbankan atau biasa disebut dengan bank
menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Fungsi bank
merupakan perantara di antara masyarakat yang membutuhkan dana dengan
masyarakat yang kelebihan dana, di samping menyediakan jasa-jasa perbankan
lainnya (Kasmir, 2002: 2). Bank syariah memiliki peran sebagai lembaga
perantara antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana dengan unit-
unit yang lain yang mengalami kekurangan dana.Melalui bank, kelebihan
tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan sehingga
memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Kualitas bank syariah sebagai
lembaga perantara ditentukan oleh kemampuan manajemen untuk melaksanakan
perannya(Sudarsono, 2004: 56).Dalam dunia perbankan terdapat manajemen, salah satunya adalah
manajemen sumber daya manusia (SDM) yang menjadi sorotan maupun
tumpuan bagi sebuah lembaga keuangan untuk tetap dapat bertahan. Sumber
daya manusia memiliki peran utama dalam suatu kegiatan organisasi dan sumber
daya paling penting untuk memenangkan persaingan,karena merupakan tulang
punggung dari seluruh sistem yang dirancang, metode yang diterapkan dan
teknologi yang digunakan (Wibisono, 2006: 131). Pada awal dikenalnya ilmu
ekonomi, sumber daya manusia masih dianggap sebagai mesin oleh sebagian
besar perusahaan, maka dewasa ini sumber daya manusia sudah diperlakukan
secara manusiawi, sehingga penerapan norma-norma kemanusiaan harus benar-
benar diterapkan secara manusiawi, melalui pengelolaan sumber daya manusia
yang berkualitas dan berkesinambungan (Kasmir,2002: 133).Dalam dunia perbankan, khususnya masalah pelayanan merupakan hal
yang sangat penting karena pelayanan dianggap mampu mempengaruhi minat
masyarakat terhadap bank. Pelayanan merupakan suatu hal yang sangat
menentukan kepuasan nasabah, karena pengukuran terhadap kualitas kepuasan
maupun ketidak-puasan nasabah merupakan tolak ukur yang pentingdari
kepuasan nasabah itu sendiri, dan hal inilah yang harus menjadikan nilai tambah
untuk bank syariah.Kepuasan nasabah merupakan harapan setiap perbankan,
kepuasan nasabah sangat menunjang kelangsungan perusahaan untuk
perkembangan dalam jangka panjang. Kepuasan nasabah tergantung dari apa
yang telah dilihat dan dirasakan oleh nasabah, sehingga nasabah dapat
memberikan tanggapan yang positif dan negatif terhadap Bank Muamalat
Salatiga tersebut.Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan bank pertama yang ber
oprasional berdasar prinsip syari‟ah. Namun perkembangan perbankan syari‟ah
berjalan lebih lambat dibandingkan dengan bank konvensional. Hal tersebut
dapat dilihat dari capaian market share baru mencapai 4,9% per maret 2015 dari
market share yang ingin di capai. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya
kualitas pemahaman masyarakat, rendahnya kepercayaan masyarakat dan secara
operasional masih menginduk pada bank umum konvensional. Bank syariah
berusaha meningkatkan kepercayaan nasabah dengan cara meningkatkan
kualitas pelayanan jasa, sehingga nasabah merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan bank syari‟ah. Dengan adanya hal tersebut diharapkan market share
perbankan syari‟ah ikut meningka Dalam kenyataan yang terjadi timbul permasalahan tentang kepuasan danketidakpuasan yang menyangkut nasabah di BMI salatiga, seperti halnya yang di
kutip oleh Pandhu Tri Kurnia Sakti, menjelaskan bahwa merasa kecewa karena
terkena biaya administrasi tabungan share produk BMI salatiga, awalnya tidak
ada biaya administrasi tetapi setahun terahir terkena biaya administrasi dan
jumlahnya besar setiap kali menabung, hal ini menjadi masalah karena
sebelumnya tidak ada sosialisasi dari pihak BMI salatiga ( m.detik.com,2010).Dan berdasarkan informasi dari nasabah dan peserta magang, maka
khususnya kualitas pelayanan teller yang ada di Bank Muamalat Salatiga masih
dipandang belum memuaskan. Hal tersebut dilihat dari kesigapan dalam
memberikan pelayanan, ketepatan dalam pelayanan serta pelayanan yang cepat
masih sangat kurang.Penelitian tentang kepuasan nasabah penting karena kepuasan nasabah
merupakan salah satu faktor atau ukuran keberhasilan bagi setiap pengembangan
dan implementasi sistem informasi pada suatu perusahaan (Umar, 2002: 16).
Dan juga menurut Hoq dan Amin (2010) dalam Mahyuni (2013) bahwa untuk
memuaskan dan mempertahankan pelanggan, kualitas produk dan layanan
merupakan prasyarat penting, elemen kunci dari kepuasan pelanggan adalah sifat
dari hubungan antar pelanggan dan penyedia produk dan jasa.Citra kualitas layanan yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang
atau persepsi pihak penyedia layanan, melainkan berdasarkan sudut pandang
atau persepsi nasabah. Nasabah yang menikmati layanan bank yang menentukan
kualitas layanan. Persepsi nasabah terhadap kualitas layanan merupakan
penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu layanan (Umar, 2002: 16).Kualitas pelayanan menjadi faktor pertimbangan bagi nasabah, untuk
menentukan apakah nasabah akan puas ataukah tidak puas terhadap sistem
pelayanan yang diberikan oleh Bank Muamalat Salatiga.Peningkatan pelayanan
kepada para nasabah adalah hal yang sangat penting dalam usaha meningkatkan
kepuasan para nasabah, karena para nasabah sangat besar peranannya dalam
pendapatan sebuah bank, hal ini secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh terhadap eksistensi perbankan itu sendiri. Setiap bank memiliki
masing-masing strategi dalam hal pelayanan nasabah, dengan memberikan
pelayanan yang terbaik tentunya nasabah akan merasa puas atas pelayanan yang
diberikan sehingga akan tetap setia menjadi nasabahbank tersebut. Salah satu
bagian yang bertugas melayani para nasabah ialah teller. Teller merupakan salah
satu jabatan yang berfungsi sebagai pelaksana kegiatan transaksi keuangan tunai
dengan nasabah di counter money (Harayah,1988: 40).Dengan kata lain, teller berhubungan langsung dengan para nasabah.
pelayanan yang diberikan oleh bagian ini tentunya akan berpengaruh terhadap
kepuasan nasabah. Pada dasarnya karyawan Bank Muamalat Salatiga telah
bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku sesuai prosedur kinerja atau sistem
pelayanan yang berlaku. Akan tetapi, di dalam pelayanan teller yang diberikan
belum sepenuhnya menunjukkan terjadinya peningkatan kepuasan nasabah,
padahal dengan adanya peningkatan pelayanan teller terhadap nasabah
seharusnya dapat menumbuhkan kepuasan nasabah yang merupakan tujuan
utama Bank Muamalat Salatiga. Mengapa hal itu belum mampu menumbuhkan
kepuasan nasabah? Hal inilah yang akan diteliti dalam penelitian kali ini.Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul penelitian ini
tentang “Pengaruh Pelayanan Teller Terhadap Kepuasan Nasabah Bank
Muamalat Salatiga ”.B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pelayanan teller yang dilaksanakan oleh Bank Muamalat
Salatiga?2. Bagaimana gambaran kepuasan nasabah pada Bank Muamalat Salatiga?
3. Bagaimana pengaruh pelayanan teller terhadap kepuasan nasabah pada
Bank Muamalat Salatiga?C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui mengenai pelayanan teller yang dilaksanakan oleh Bank Muamalat Salatiga.
2. Untuk mengetahui gambaran kepuasan nasabah pada Bank Muamalat
Salatiga.
3. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan teller terhadap kepuasan nasabah
pada Bank Muamalat Salatiga.D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan kajian-kajian ilmu ekonomi Islam terutama lembaga perbankan dalam hal ini pengaruh pelayanan teller terhadap kepuasan nasabah yang mampu memberikan penjelasan sebagaimana yang diinginkan olehpembaca yang tertarik pada masalah perbankan syariah. Dan hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai salah satu bentuk atau wujud nyata dari penerapan tugas dan fungsi perguruan tinggi yakni Intitut Agama Islam Negeri Salatiga khususnya program Studi Perbankan Syariah (PS) bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang perbankan syariah.
2. Bagi penulis Penelitian ini berguna untuk menerapkan teori yang telah didapat selama kuliah pada kenyataan yang ada serta merupakan kesempatan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai pelayanan teller dalam memberikan kepuasan kepada nasabah.
E. Sistematika Penulisan
Bab 1 pendahuluan, dalam bab pertama ini dijelaskan mengenai latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan sistematika penulisan.Bab II landasan teori, dalam bab ini diuraikan mengenai pengertian
pelayanan teller, dimensi kualitas pelayanan, pengertian kepuasan nasabah,
metode pengukuran kepuasan nasabah.Bab III metodologi penelitian, bab ini menguraikan tentang objek
penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, sumber data, populasi dan sampel,
variabel operasional, instrumen penelitian, uji validitas, teknik analisi data.Bab IV hasil penelitiandan analisispembahasan, bab ini berisikan
tentangpembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan,yakni
menggambarkankondisi objektif Bank Muamalat Salatiga, yang mencakup
sejarah berdirinya, Visi dan Misi yang ingin dicapai, serta struktur organisasi
Bank Muamalat Salatiga. Selain itu juga dalam bab ini menggambarkan tentang
pelayanan teller yang diterapkan Bank Muamalat Salatiga serta gambaran
kondisi kepuasan nasabah dan hasil pengaruh pelayanan teller terhadap
kepuasan nasabah Bank Muamalat Salatiga.Bab V penutup, dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian serta saran atas permasalahan tersebut.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka Indah Kurniawati (2005) dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan Nasabah” (Studi Pada Nasabah KUPEDES PT. BRI Tbk, Unit Krembung Sidoarjo) menunjukkan bahwa
diantara variabel Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy mempunyai pengaruh yang signifikan baik secara simultan atau secara parsial terhadapkepuasan nasabah.
Penelitian lain yang dilakukan Gita Rosita Dewi (2004) dengan judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Penabung Pada PT. BRI, Tbk Cabang Blitar menunjukkan hasil bahwa Diantara variabel Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance , danEmpathymempunyai pengaruh yang signifikan baik secara simultan atau secara parsial terhadap kepuasan nasabah.Variabel yang paling dominan adalah variabel Assurance.
Merida Manurung (2007) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Pada PT. Bank Jatim Cabang Malang menunjukkan hasil bahwa Variabel kinerja pelayanan jasa yang meliputi Tangibles, Reliability, Resposiveness, Assurance danEmpathyberpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap kepuasan nasabah dan mempunyai kemampuan menjelaskan perubahan kepuasan nasabah sangat tinggi, sedangkan perubahan variabel kepuasan nasabah lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dengan proporsi yang rendah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dari tempat,tahun,dan objek yang diteliti yaitu teller. Penelitian ini fokus pada kualitas pelayanan teller yang ada di Bank Muamalat Salatiga.Karena teller sangat berperan aktif dalam suatu trasnsaksi di suatu bank, karyawan bank yang bertanggung jawab terhadap lalu-lintas uang tunai. Teller disebut juga kuasa atas kas terbatas, karena dengan jumlah uang yang terbatas karyawan bank bisa bertindak secara langsung untuk melakukan transaksi kepada nasabah dalam memberikan suatu pelayanan secara langsung cepat dan aman. Oleh karenanya kinerja teller juga sangat berpengaruh terhadap kenyamanan nasabah dalam bertransaksi, sehingga terciptanya kepuasan nasabah.(Sembiring,2014).
B. Kerangka Teori
1. Kualitas PelayananTeller
a. Pengertian Pelayanan Pelayanan merupakan tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan sesuatu (Lupiyoadi, 2009: 54). Dengan demikian pelayanan merupakan perilaku nasabah dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan nasabah demi tercapainya kepuasan pada nasabah itu sendiri
sehingga akan mempengaruhi keputusan nasabah.b. Aspek-aspek kualitas pelayanan Dalam kegiatan masyarakat, faktor utama yang membedakan
antara perusahaan penghasil barang dengan perusahaan jasa adalah
kualitas pelayanan.Adapun kualitas pelayanan yang bermutu
mencakup 5 aspek.1) Tangible Tangibles adalah pernyataan tentang fasilitas fisik,
perlengkapan, penampilan personalia, dan sarana komunikasi suatu
perusahaan (Parasuraman, 2008: 24). Karena suatu service tidak bisa
dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba, maka aspek tangible
menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan. Pelanggan akan
menggunakan indra penglihatan untuk menilai suatu kualitas
pelayanan.Pelanggan akan mempunyai persepsi bahwa suatu
usaha/lembaga mempunyai pelayanan yang baik apabila bangunan
terlihat mewah dengan berbagai fasilitas pendukung. Selain gedung
dan peralatan, pelanggan akan menilai seragam dan penampilan fisik
dari pegawai. Fasilitas telah memberikan kekuatan yang besar dalam
mempengaruhi persepsi para pelanggannya bahwa mereka mempunyai
kualitas pelayanan yang baik(Parasuraman, 2008: 27).Tangibles merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian
yang diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen. Pentingnya
dimensi tangibles ini akan menumbuhkan image penyedia jasa
terutama bagi konsumen baru dalam mengevaluasi kualitas jasa.
Perusahaan yang tidak memperhatikan fasilitas fisiknya akan
menumbuhkan kebingungan atau bahkan merusak image perusahaan
(Tjiptono, 2011: 54).2) Reliability
Reliability adalah pernyataan tentang kemampuan perusahaan
dalam memenuhi atau mematuhi janji yang telah mereka sampaikan
kepada konsumen. Reliability atau keandalan merupakan kemampuan
perusahaan untuk melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah
dijanjikan secara tepat waktu. Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan
konsumen akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai dengan
yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi reliability ini
merupakan kemampuan perusahaan dalam menyampaikan jasa secara
tepat dan pembebanan biaya secara tepat(Parasuraman, 2008: 27).Ada 2 aspek dari dimensi ini. Pertama adalah kemampuan
pengusaha untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan.Kedua
adalah seberapa jauh suatu perusahaan mampu memberikan pelayanan
yang akurat atau tidak ada error(Parasuraman, 2008: 28).Ada 3 hal besar yang dapat dilakukan perusahaan dalam upaya
meningkatkan tingkat reliability.Pertama, adalah pembentukan budaya
kerja “error free” atau “no mistake”.Top management perlu
menyakinkan kepada semua bawahannya bahwa mereka perlu
melakukan sesuatu benar 100%.Kesalahan 1% bisa menurunkan
tingkat profitabilitas hingga 5-20%.Kedua, perusahaan perlu
mempersiapkan infrastruktur yang memungkinkan perusahaan
memberikan pelayanan “no mistake”. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara memberikan pelatihan secara terus-menerus dan menekankan
kerja teamwork. Dengan kerja teamwork, korrdinasi antar bagiaan
menjadi lebih baik.Ketiga, diperlukan test sebelum sutau layanan
diluncurkan benar-benar diluncurkan (Tjiptono, 2011: 56).3) Responsiveness
Responsiveness adalah keinginan tentang kemauan penyedia
jasa untuk membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang
cepat dan tepat. Responsivenessadalah dimesi kualitas pelayanan yang
paling dinamis. Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan
hampir dapat dipastikan akan berubah dengan kecenderunanga naik
dari waktu ke waktu (Tjiptono, 2011: 58).Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan
perusahaan yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk
memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap.Daya tanggap dapat
menumbuhkan persepsi yang positif terhadap kualitas jasa yang
diberikan.Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan atau
keterlambatan dalam penyampaian jasa, pihak penyedia jasa berusaha
memperbaiki atau meminimalkan kerugian konsumen dengan
segera.Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan
karyawan yang terlibat untuk menanggapi permintaan, pertanyaan, dan
keluhan konsumen.Jadi komponen atau unsur dari dimensi ini terdiri
dari kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan
karyawan dalam melayani pelanggan, dan penanganan keluhan
pelanggan(Parasuraman, 2008: 29).Pelayanan yang responsif atau yang tanggap, juga sangat
dipengaruhi oleh sikap front-line staf. Salah satunya adalah kesigapan
dan ketulusan dalam menjawab pertanyaan atau permintaan
pelanggan.Kepuasan pelanggan dalam hal responsiveness ini juga
seringkali ditentukan melalui pelayanan melalui telepon.Berdasarkan
banyak studi yang dilakukan, ada satu hal yang sangat sering membuat
pelanggan kecewa, yaitu pelanggan sering di ping-pong saat
menelepon. Dari operator dioper ke staf yang lain dan kemudian ke
staf lain, setelah itu, pelanggan akhirnya mendapat jawaban “saya
kembalikan ke operator lagi ya,pak?”.Sungguh pelayanan yang tidak
tanggap dan pastilah pelanggan tidak puas. 4) Assurance adalah pernyataan tentang kesopanan, pengetahuan dan Assurancekemampuan segenap karyawan yang dapat menimbulkan keyakinan
dan kepercayaan konsumen. Assurance atau jaminan merupakan
pengetahuan dan perilaku employee untuk membangun kepercayaan
dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang
ditawarkan.Dimensi ini sangat penting karena melibatkan persepsi
konsumen terhadap resiko ketidakpastian yang tinggi terhadap
kemampauan penyedia jasa.Perusahaan membangun kepercayaan dan
kesetiaan konsumen melalui karyawan yang terlibat langsung
menangani konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini terdiri dari
kompetensi karyawan yang meliputi ketrampilan, pengetahuan yang
dimiliki karyawan untuk melakukan pelayanan dan kredibilitas
perusahaan yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan konsumen kepada perusahaan seperti, reputasi
perusahaan, prestasi dan lain-lain (Parasuraman, 2008: 38) 5) EmphatyEmphaty adalah pernyataan tentang kepedulian dan perhatian
perusahaan kepada konsumen secara individual.Emphaty merupakan
kemampuan perusahaan yang dilakukan langsung oleh karyawan untuk
memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk
juga kepekaan akan kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi
ini merupakan gabungan dari akses (access) yaitu kemudahan untuk
memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi
merupakan kemampuan melakukan untuk menyampaikan informasi
kepada konsumen atau memperoleh masukan dari konsumen dan
pemahaman merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Dimensi emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi: Akses
(Access), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang
ditawarkan perusahaan. Komunikasi (Communication), merupakan
kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi
kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan.
Pemahaman pada pelanggan (Understanding the Customer), meliputi
usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan
keinginan pelanggan Semua hal yang diungkapkan di atas pada intinya menuntutbahwa pelayanan yang diberikan pada dasarnya harus selalu mengacu
pada segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan. Suatu
produk barang atau jasa dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan
keinginan pelanggan. Kualitas bukan hanya mencakup produk barang
atau jasa tetapi juga meliputi proses, lingkungan dan manusia. Kualitas
pelayanan harus dilakukan terus menerus, berkesinambungan untuk
mencapai kepuasan pelanggan atau masyarakat.Kualitas pelayanan dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa faktor dominan yang bisa disebutkan adalah: (Lupiyoadi, 2004: 33)
1) Kebijakan. Kebijakan ini adalah faktor yang akan mempengaruhi
lembaga pelayanan publik dari segi sumber keuangan, teknologi dan sumber daya organisasi lainnya untuk sebuah lembaga pelayanan publik.2) Karakteristik dan lingkungan dari masyarakat itu sendiri.
Karakteristik yang dimaksud berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, besaran masyarakat, heterogenitas, konfigurasi serta nilai-nilai dan norma-norma. Selain itu, faktor lingkungan seperti sistem politik, pers yang bebas atau tingkat kesulitan dalam mengakses lembaga layanan publik, juga merupakan faktor-faktor yang akan mempengaruhi kualitas pelayanan publik.
3) Kontrol pemerintah terhadap penyedia layanan.
Pada umumnya, pemerintah menganggap bahwa akuntabilitas publik (public acountability) merupakan prasyarat penting untuk bisa menciptakan efesiensi produksi dan pelayanan jasa publik. Oleh karena itu, kunci dari peningkatan kualitas pelayanan publik adalah bagaimana meningkatkan keseimbangan posisi tawar antara berbagai stakeholder, karena untuk meningkatkan efisiensi membutuhkan tindakan dari berbagai sisi.
Salah satu isu sentral yang sering berkembang akhir-akhir ini
adalah bagaimana pemerintah dan lembaga penyedia layanan publik
(public service provider) mampu bersikap lebih akuntabel terhadap
masyarakat berkaitan dengan pelayanan yang diberikannya. Jadi,
sebagai mana tercermin dari uraian di atas, maka kita bisa
mendefinisikan bahwa akuntabilitas adalah kekuatan pengendali yang
mampu menciptakan dorongan terhadap seluruh stakeholder yang
terlibat dan bertanggungjawab terhadap pelayanan publik, serta untuk
meyakinkan bahwa proses produksi dan jasa berlangsung sesuai dengan yang diinginkan.
Sektor pelayanan publik berkembang dengan pesat, baik dalam arti skala produksinya maupun diversitasnya. Perkembangan ini tentu tidak bisa terlepas dari adanya permintaan masyarakat yang juga semakin meningkat. Imbas dari perkembangan yang demikian pesat itu adalah lahirnya kebutuhan baru yang tidak akan bisa dikelola dengan baik oleh sistem akuntabilitas publik yang tradisional. Sistem akuntabilitas publik yang tradisional hanya mengandalkan hubungan formal antara legislatif, birokrasi pemerintahan dengan lembaga penyedia layanan publik itu sendiri.
Dalam sistem akuntabilitas publik yang modern, kontrol pemerintah terhadap lembaga penyedia layanan publik (berupa sistem kontrol dan insentif) diperkuat dengan dorongan dan kemampuan masyarakat (public's willingness and ability) untuk menemukan sumber-sumber pasokan alternatif (exit) atau untuk menggalang protes atau pressure (voice) apabila mereka merasa tidak puas terhadap layanan publik yang ada.
Pendekatan akuntabilitas publik menekankan pada hubungan- hubungan yang terjadi antara tiga entitas masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai stakeholder. Tiga entitas masyarakat tersebut adalah : (Lupiyoadi, 2004: 54)
1) Pimpinan pemerintah dan legislatif, sebagai pembuat kebijakan publik sekaligus melakukan kontrol hierarkis untuk penyediaan layanan publik itu sendiri. Dalam praktek sehari-hari, kedua lembaga ini berfungsi sebagai perencana sekaligus pengawas dan beroperasinya lembaga pelayanan umum.
2) Lembaga Pelayanan Umum, yaitu lembaga yang biasanya berbentuk
perusahaan atau dinas teknis yang dikelola oleh negara yang berfungsi memproduksi dan menyediakan jasa bagi masyarakat umum.
3) Masyarakat itu sendiri, baik sebagai pemilik lembaga tersebut
maupun sebagai pengguna jasa yang diberikan oleh lembaga pelayanan publik.Di era otonomi daerah saat ini, seharusnya pelayanan menjadi
lebih responsif terhadap kepentingan publik, di mana paradigma
pelayanan publik beralih dari pelayanan yang sifatnya sentralistik ke
pelayanan yang lebih memberikan fokus pada pengelolaan yang
berorientasi kepuasan pelanggan (customer-driven government) dengan
ciri-ciri: (a) lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan melalui
berbagai kebijakan yang memfasilitasi berkembangnya kondisi kondusif
bagi kegiatan pelayanan kepada masyarakat, (b) lebih memfokuskan diri
pada pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat mempunyai rasa
memiliki yang tinggi terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan yang telah
dibangun bersama, (c) menerapkan sistem kompetisi dalam hal
penyediaan pelayanan publik tertentu sehingga masyarakat memperoleh
pelayanan yang berkualitas, (d) terfokus pada pencapaian visi, misi,
tujuan dan sasaran yang berorientasi pada hasil (outcomes) sesuai
dengan masukan yang digunakan, (e) lebih mengutamakan apa yang
diinginkan oleh masyarakat, (f) memberi akses kepada masyarakat dan
responsif terhadap pendapat dari masyarakat tentang pelayanan yang
diterimanya, (g) lebih mengutamakan antisipasi terhadap permasalahan
pelayanan, (h) lebih mengutamakan desentralisasi dalam pelaksanaan
pelayanan, dan (i) menerapkan sistem pasar dalam memberikan
pelayanan. Namun dilain pihak, pelayanan publik juga memiliki
beberapa sifat antara lain: (1) memiliki dasar hukum yang jelas dalam
penyelenggaraannya, (2) memiliki wide stakeholders, (3) memiliki
tujuan sosial, (4) dituntut untuk akuntabel kepada publik, (5) memiliki
complex and debated performance indicators , serta (6) seringkali
menjadi sasaran isu politik (Lupiyoadi, 2004: 82) Pada dasarnya setiap institusi telah melakukan berbagai upayaagar menghasilkan pelayanan yang lebih cepat, tepat, manusiawi, murah,
tidak diskriminatif, dan transparan. Selain itu, pemerintah juga sedang