JUDUL : Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin - Test Repository

  Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: ANA BI’AUNIKA NIM: 11113048 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

  

Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

ANA BI’AUNIKA

  

NIM: 11113048

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI

Hal : Naskah Skripsi Saudari Ana Bi’aunika Lamp : 4 Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswi: Nama

  : Ana Bi’aunika NIM : 11113048 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  Judul skripsi : Konsep Pendidikan Islam Perspekif H.M. Arifin Dapat diajukan kepada fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk diajukan dalam sidang munaqasyah.

  Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaiman mestinya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 23 Agustus 2017 Pembimbing Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag.

  NIP. 19680613 199403 1004

  

MOTTO

ٍ م ْ و َ ق ِ ب ا َ م ُ رِّ ي َ غ ُ ي لا للَّا َّ َّ َ ن ِ إ

م ِ ْ ه ِ س ُ ف ْ ن َ أ ِ ب ا َ م او ُ رِّ ي َ غ ُ ي ى َّ ت َ ح

  

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan

sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan

yang ada pada diri mereka sendiri”

  (Q.S. Ar- Ra’du ayat 11)

  

PERSEMBAHAN

  Alhamdulillah dengan izin Allah SWT, skripsi ini dapat terselenggara dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan mimpiku: 1.

  Ayahanda Sudarsono dan ibunda Mutiah yang telah memberikan mahkota kasih sayangnya kepadaku sejak diriku kecil tidak mengerti apa-apa hingga kini aku mengerti makna hidup. Semoga kalian selalu diberi kesehatan, keberkahan rizqi dan keberkahan usia untuk bekal ibadah, amin.

  2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag., dan Bapak Sutrisno, M.Pd., selaku pembimbing dan sekaligus sebagai motivator serta pengarah sampai selesainya penulisan skripsi ini.

  3. Kakak dan adik-adikku tercinta Ifa Da’waty, M. Bariq Firizqina, Tuba Nazlul Huda, yang senantiasa mendukung dan memberi semangat, semoga apa yang kalian cita-citakan dalam kehidupan ini segera terwujud, amin.

  4. Guru-guruku yang telah memberikan dan membagikan ilmunya kepadaku sehingga aku menjadi manusia pembelajar dan semakin mengerti banyak hal.

  5. Sahabat-sahabat PAI Angkatan 2013, terima kasih untuk semua kisah yang telah kita bagi bersama selama 4 tahun ini. Semoga di manapun kalian berada, selalu mengamalkan ilmu yang kalian punya dengan hati yang tulus dan ikhlas.

  6. Teman-teman PPL SMA N 1 Suruh, teman-teman KKN Desa Papringan Dusun Kadirojo, terimakasih atas berbagai pengalaman lapangan yang telah kalian bagi bersama saya.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahirabbil’alamin peneliti ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang tiada henti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada jujungan kita Nabi Muhammad SAW, beliaulah suri tauladan bagi seluruh umat manusia, penyempurna akhlak mulia, dan pemimpin yang bijaksana bagi seluruh alam semesta. Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan, serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan.

  Terima kasih juga peneliti sampaikan kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga 3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga 4. Bapak Prof. H. Dr. Mansur, M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan dan motivasi selama pengerjaan penyesesaian skripsi.

5. Bapak Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan nasehat selama peneliti menjadi mahasiswanya.

  6. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen IAIN Salatiga yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti selama menjadi mahasiswanya.

7. Keluarga tercinta yang telah membesarkan peneliti dengan penuh kasih sayang dan memberikan bantuan moril dan materil maupun spiritual.

  8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan, semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan dan Ridho Allah SWT, serta tercatat dalam bentuk amalan ibadah, amin. Semoga semua jasa baik yang diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang lebih berarti dari Allah SWT, peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karenanya kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua kalangan terutama bagi peneliti sendiri.

  Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

  Salatiga, 23 Agustus 2017 Ana Bi’aunika NIM. 11113048

  

ABSTRAK

Ana Bi’aunika. 2017. Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag.

  Kata Kunci: Pendidikan Islam, H. M. Arifin.

  Saat ini dikalangan dunia Islam berkembang kesadaran urgensi rekonstruksi peradaban Islam melalui penguasaan sains dan teknologi, maka perlu dirumuskan lagi pendidikan Islam yang sesuai tuntutan di masa sekarang.Peneliti tertarik mengkaji tentang konsep pendidikan Islam perspektif H. M. Arifn sebagai alternatif pemikiran intelektual untuk menjawab permasalahan pendidikan Islam. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana konsep pendidikan Islam perspektif H. M. Arifin (2) Bagaimana konsep pendidikan Islam kontemporer (3) Sejauh mana relevansi konsep pendidikan Islam perspektif H. M. Arifin terhadap pendidikan Islam kontemporer. Metode penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Sumber data primer dari buku-buku karangan H. M. Arifin yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Sumber data sekundernya, dari buku lain yang berhubungan dengan penelitian. Analisis data yang digunakan adalah metode analisis deduktif, analisis induktif, analisis deskriptif dan analisis interpretasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai Islam. Tujuannya adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin, di dunia dan akhirat. Kurikulum yang dipandang baik adalah yang besifat integrated dan komprehensif, mencerminkan idealitas Al-

  Qur’an yang tidak memilih jenis disiplin ilmu secara taksonomis dikotomik. Metode pendidikan mengarahkan tugasnya kepada proses mempengaruhi dan membentuk kemampuan kognitif, afektif, psikomotor dalam diri manusia. Sistem pengelolaan pendidikan dalam bentuk formal adalah sekolah atau madrasah, yang bersifat informal ialah organisasi atau kelompok-kelompok dalam masyarakat termasuk keluarga. Evaluasi adalah teknik penilaian tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan komprehensif dari seluruh aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius.

  DAFTAR ISI HALAMAN BERLOGO ........................................................................... i

HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi

KATA PERSEMBAHAN .......................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

ABSTRAK .................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

  BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5 E. Penegasan Istilah ......................................................................... 5 F. Metode Penelitian ........................................................................ 8 G. Sistematika Penulisan .................................................................. 13 BAB II Konsep Pendidikan Islam Perspektif Muzayin Arifin A. Biografi H. M. Arifin .................................................................. 15 B. Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin ..................... 17

  BAB III Konsep Pendidikan Islam Kontemporer A. Pengertian Pendidikan Islam Kontemporer ................................. 38 B. Konsep Pendidikan Islam Kontemporer ...................................... 39 C. Kelebihan Pendidikan Islam Kontemporer ................................. 56 BAB IV Relevansi Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin Terhadap Pendidikan Islam Kontemporer A. Analisis ........................................................................................ 60 B. Relevansi Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin Terhadap Pendidikan Islam Kontemporer ............. 63 BAB V Penutup A. Kesimpulan .................................................................................. 75 B. Saran ............................................................................................ 77 DAFTAR PUSTAKA DAFTARLAMPIRAN Daftar Riwayat Hidup Peneliti Nota Pembimbing Skirpsi Lembar Konsultasi SKK

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Di era sekarang dunia telah dilanda perubahan nilai yang cenderung untuk

  

meninggalkan sistem tradisional. Apakah hal ini disebabkan oleh naluri manusia

yang cenderung untuk meninggalkan sistem nilai tradisional ataukah memang naluri manusia yang cenderung untuk menyukai hal-hal yang baru dan ada pressure power dari luar (Arifin, 2016: 44).

  

Arifin (1991: 139) berpendapat bahwa semakin meningkatnya rising demands

suatu masyarakat atau seseorang, semakin kompleks pula kehidupan jiwanya. Dan

semakin kompleks jiwa seseorang, semakin rigid terhadap penerimaan ajaran agama

yang dibawakan oleh juru dakwah/ penerang agama/ penyuluh agama. Asumsi

demikian berlaku bagi semua orang dewasa yang hidup dalam masyarakat modern

yang disebut masyarakat beradab.

  Berangkat dari firman Allah SWT: ْمِهِسُفْ نَأِب اَم اوُرِّ يَغُ ي ىَّتَح ٍمْوَقِب اَم ُرِّ يَغُ ي لا َهَّللا َّنِإ

  “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S. Ar-Ra’du ayat 11).

  Ayat ini mengingatkan bahwa manusia sebagai anggota masyarakat janganlah statis dan jumud dalam hidupnya, melainkan harus dinamis dan konstruktif dalam melakukan perubahan. Tingkah laku dan usaha perubahan yang dilakukan hendaknya jangan latah mengikuti ide orang lain yang tidak diketahui arah tujuannya (Arifin, 1987: 45-46).

  Menurut Arifin (1994: 36), Masyarakat Indonesia yang berfalsafah Pancasila mengambil sikap dan pendirian “tetap mempertahankan sistem nilai lama yang terbukti baik dan mengambil sistem nilai baru yang paling baik”. Dengan sikap keterbukaan inilah, peserta didik akan memperoleh kesempatan luas untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya dalam upaya memilih alternatif- alternatif kehidupan dalam bidang yang dianggap sesuai dengan bakat dan kemampuannya dan menuntut kepada kemandirian tanggung jawab pribadi dan ketergantungan kepada diri sendiri (self dependancy).

  

Tantangan masyarakat muslim di berbagai belahan dunia mengembangkan sains

dan teknologi dimasa mendatang akan semakin berat. Pada dasawarsa terakhir dikalangan dunia Islam mucul dan berkembang kesadaran tentang urgensi

rekonstruksi peradaban Islam melalui penguasaan sains dan teknologi, masyarakat

muslim tidak hanya berhadapan dengan hambatan internal, tetapi juga eksternal yang saling berkaitan (Azra, 2012: 11).

  

Pendidikan Islam khususnya di Indonesia, dewasa ini dihadapkan pada problematika

yang tak kunjung usai. Berbagai wacana dan tawaran yang muncul, baik dari kalangan pendidik maupun pemerhati dan peneliti pendidikan Islam, dimaksudkan

untuk menyelesaikan masalah krusial ini. Berbagai tawaran tentang proses, prosedur,

metodologi dan pendekatan diajukan dan diwacanakan oleh para pakar guna

membangun suatu kerangka pendidikan Islam yang kokoh, dari yang normatif hingga

yang historis ( Idi dan Suharto,2006: xv). Untuk itulah perlu dirumuskan lagi pendidikan Islam yang sesuai dengan tuntutan di masa sekarang.

  Pandangan dasar tentang keberhasilan suatu pendidikan Islam merupakan prasyarat yang perlu dipenuhi melalui berbagai daya dan upaya ilmiah. Prasyarat demikian

perlu diwujudkan dalam bentuk pemikiran-pemikiran teoritis dan praktis yang harus

ditindak lanjuti dengan pembentukan sistem keilmuan kependidikan Islam yang bulat

(Arifin, 2014: 7). Pendidikan Islam sendiri perlu memiliki pandangan yang sesuai dalam praktik dan kelenturan dalam teori-teori kependidikan, ia juga merupakan eksperimentasi teori pendidikan Islam yang bertugas memfungsionalkan ide-ide kependidikan dalam proses pelaksanaan baik dalam bentuk formal maupun non formal.

Inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk mengkaji dan menelaah tentang konsep

pendidikan Islam perspektif H. M. Arifn baik secara teoritis maupun secara praktis, untuk dijadikan alternatif pemikiran intelektual dan nilai-nilai yang berbeda untuk menjawab permasalahan pendidikan Islam, mengkritisi dan memahami ulang serta mengimplementasikan ajaran Islam yang menyejarah di dalam pendidikan agama Islam.

  Sasaran pendidikan Islam secara teori maupun praktik harus mampu memberikan pandangan yang tepat dan terarah tentang kemungkinan yang objektif dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Diharapkan pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin baik teoritis maupun praktis dapat menetapkan kaidah atau pedoman konsepsional dan operasional yang dapat menunjukan alternatif-alternatif dalam proses mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan manusia menuju ke arah pendewasaan individualitas,sosialitas, dan moralitas (Arifin, 2014: 13-14). Aspek inilah yang ingin ditonjolkan peneliti dalam skripsi yang berkaitan dengan

pendidikan Islam. Dengan kata lain, sejauh mana posisi, sikap, dan peran pemikiran

H.M. Arifin tentang konsep pendidikan Islam. Dan bagaimana relevansi konsep

  

pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin terhadap pendidikan Islam kontemporer.

Oleh karena itu skripsi ini peneliti beri judulKONSEP PENDIDIKAN ISLAM

PERSPEKTIF H. M. ARIFIN.

B. Rumusan Masalah

  

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin? 2.

  Bagaimana konsep pendidikan Islam kontemporer? 3. Sejauh mana relevansi konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin terhadap pendidikan Islam kontemporer?

C. Tujuan Penelitian

  

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin.

  2. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam kontemporer.

  3. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin dan relevansi terhadap pendidikan Islam kontemporer.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1.

  Manfaat Teoritis a.

  Menambah teori tentang konsep pemikiran H. M. Arifin untuk dijadikan referensi dan acuan bagi para peneliti atau pembaca.

  b.

  Menambah perbendaharaan yang menggunakan metode penelitian libary research mengenai pemikiran tokoh pendidikan H.M. Arifin yang dapat

dijadikan solusi bagi permasalahan pendidikan saat ini.

2. Manfaat Praktis a.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK) IAIN Salatiga pada khususnya dan kepada fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK) kampus lain pada umunya mengenai konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin.

  b.

  Memberikan pembahasan yang mendalam bagi peneliti untuk diimplementasikan dalam dunia pendidikan secara riil.

E. Penegasan Istilah

  Penegasan dimaksudkan untuk menghindari kekurang jelasan atau pemahaman yang berbeda antara pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan kosep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi.

  

Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah

tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Beberapa istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut: 1.

  Konsep Konsep adalah ide umum, pengertian, pemikiran, renungan, dan rencana dasar

(Jumali, 2004: 132). Konsep adalah ide abstrak dari peristiwa konkret yang

dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada

umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata (KBBI, 2007:

588).

  Dari pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa konsep merupakan

abstraksi dari realita yang menggambarkan tentang intisari atau kesimpulan

suatu hal dan memiliki fungsi sebagai penyederhana tentang suatu hal sehingga timbul keteraturan dan kemudahan komunikasi.

  2. Pendidikan Islam

Menurut UU no. 20 th. 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan diartikan juga sebagai proses timbal

balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian diri dengan alam, dengan

teman dan keluarga (Jumali, 2004: 18).

  Menurut Uyoh Sadulloh (2014: 5), prinsip dasar pendidikan dari arti luas yaitu: pertama, bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Kedua, bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab semua manusia; tanggung jawab orang tua, tanggung jawab masyarakat dan tanggung jawab pemerintah.

  Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya (Arifin, 2014: 7).

  

Menurut Tafsir (2014: 32) pendidikan Islam ialah bimbingan yang diberikan

oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai

dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan Islam ialah bimbingan belajar terhadap seseorang agar ia menjadi Muslim semaksimal mungkin.

  Dr. Mohd. Fadli Al-Djamaly mengungkapkan pendidikan Islam adalah proses

yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat

derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengauh dari luar) (Arifin, 1987 : 16).

  Jadi pendidikan Islam adalah, proses memberikan, mengarahkan dan

membimbing kemampuan manusia berdasarkan syariat Islam untuk menjadi

muslim semaksimal mungkin sesuai dengan fitrahnya.

  3. Kontemporer Kontemporer artinya pada waktu yang sama; semasa; sewaktu; pada masa kini; dewasa ini (KBBI, 2007:591). Dari pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa kontemporer adalah masa kini atau masa sekarang.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

  Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research). Studi

pustaka di sini adalah studi teks yang seluruh substansinya diolah secara

filosofis dan teoritis (Muhadjir, 1992: 158-159).

  Data-data yang digunakan peneliti dalam skripsi ini adalah berbagai tulisan yang temanya sama dengan judul yang diangkat. Dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, baik sumber buku primer maupun sumber buku sekunder, dicari dari sumber-sumber kepustakaan (Kuswaya, 2011: 11).

2. Metode Pengumpulan data

  

Metode pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka (library

research ) Mengumpulkan berbagai sumber data dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274) dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.

  Mengumpulkan buku-buku yang ada relevansinya dengan kajian permasalahan. Dalam hal ini penulis mengumpulkan buku-buku maupun data mengenai H. M. Arifin dan konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin.

  b.

  Mengidentifikasi semua permasalahan yang berkaitan dengan penelitian.

  Setelah diperoleh data mengenai pendidikan kontemporer dan konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin kemudian diidentifikasi berasarkan rumusan masalah yang ingin dijawab oleh peneliti.

  c.

  Menarik suatu kesimpulan sebagai hasil suatu penelitian tentang pokok permasalahan (Komarudin, 1988: 145). Dari data yang telah diidentifikasi, maka peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin dan relevansi terhadap pendidikan Islam kontemporer.

3. Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006: 129). Dalam penulisan skripsi ini sumber data yang digunakan adalah sumber yang relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun sumber data terbagi menjadi dua macam, yaitu: a.

  Sumber Data Primer Buku-buku karya H.M. Arifin:

  1. Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner) (Bumi Aksara; 2016).

  2. Filsafat Pendidikan Islam (Bumi Aksara; 2010) 3.

  Kapita Selekta Pendidikan (Islam Dan Umum)(Bumi Aksara; 2014).

  4. Ilmu Perbandingan Pendidikan (Golden Terayon Press; 2003).

  5. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah Dan Keluarga (Sebagai Pola Pengembangan Metodologi) (Bulan Bintang; 1977).

  6. Teori-Teori Counseling Umum Agama Dan (Golden Terayon Press; 1994).

  7. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi (Bumi Aksara; 1991).

  8. Pendidikan Dalam Arus Dinamika Masyarakat (Golden Terayon Press;1991).

  9. Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar

  10. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama(Golden Terayo Press; 1994).

  11. Psikologi Dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia 12.

  Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Dan Penyuluhan Agama (Bulan Bintang; 1979).

  

Dari semua buku karya-karya H. M. Arifin, peneliti memfokuskan pada

lima sumber buku saja yang dijadikan sebagai sumber data primer, karena dianggap paling banyak membahas materi-materi sesuai dengan penelitian. Maka yang dijadikan sebagai sumber data primer dalam penelitian skripsi ini adalah:

  1. Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner) (Bumi Aksara; 2016).

  2. Filsafat Pendidikan Islam (Bumi Aksara; 2010).

  3. Kapita Selekta Pendidikan (Islam Dan Umum)(Bumi Aksara; 2014).

  4. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah Dan Keluarga (Sebagai Pola Pengembangan Metodologi) (Bulan Bintang; 1977).

  5. Pendidikan Dalam Arus Dinamika Masyarakat (Golden Terayon Press;1991).

  b.

  Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder yaitu berbagai literatur yang berhubungan dan relevan dengan objek penelitian, baik berupa buku maupun website. Beberapa diantaranya yaitu: 1.

  Revitalisasi Pendidikan Islam: buku karya Abdullah Idi Dan Toto Suharto (Tiara Wacana; 2006).

  2. Pendidikan Islam Tradisi Dan Modernisasi Di Tengah Tantangan

Milenium III : buku karya Azyumardi Azra (Kencana; 2012).

  3. Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke 21: buku karya Hasan Langgung (Pustaka Al Husna; 1988).

  4. Pendidikan Islam Dan Krisis Moralisme Masyarakat Modern: buku

karya Umiarso dan Haris Fathoni Makmur (IRCiSoD; 2010).

  4. Metode Analisis Data Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan beberapa metode yaitu: a. Metode Analisis Deduktif Metode analisis deduktif adalah metode berfikir yang didasarkan pada

pengetahuan umum dimana kita hendak menilai suatu kejadian yang khusus

(Hadi, 1990: 42). Dalam penelitian ini metode analisis deduktif digunakan

untuk menjelaskan pengertian dan konsep pendidikan Islam kontemporer.

  b.

  Metode Analisis Induktif

Metode analisis induktif adalah metode berfikir yang berangat dari fakta-fakta

peristiwa khusus dan konkret, kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang

bersifat umum (Hadi, 1990: 42). Metode ini digunakan untuk mengkaji data

yang telah didapat dan terkait dengan konsep pendidikan Islam yang telah

dipaparkan oleh H.M. Arifin dan dikaitkan dengan relevansi kekinian, atau

pendidikan Islam kontemporer.

  c.

  Metode Analisis Deskriptif Metode Analisis Deskriptif, yaitu suatu metode yang menguraikan secara

teratur seluruh konsepsi dari tokoh yang dibahas dengan lengkap tetapi ketat

(Sudarto, 1997: 100). Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pemikiran pendidikan H.M. Arifin dalam konteks pendidikan Islam dan relevansinya terhadap pendidikan Islam kontemporer.

  d.

  Metode Analisis Interpretasi Metode Analisis Interpretasi, yaitu cara berfikir dengan menggunakan cara menyelami karya tokoh, agar dapat menangkap arti dan nuansa yang dimaksud tokoh secara khas (Bakker dan Zubair, 1990: 64). Metode ini digunakan untuk menganalisis pemikiran tokoh yaitu H.M. Arifin tentang konsep pendidikan Islam.

G. Sistematika Penulisan

  Penulisan skripsi yang disusun terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman

pernyataan orisinalitas, halaman moto, halamankata persembahan, halaman kata

pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi.

  Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, pada bab ini akan dibahas mengenai: latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II Konsep Pendidikan Islam Perspektif Muzayyin Arifin, Pada bab ini akan diuraikan biografi H.M. Arifin, dan konsep pendidikan Islam perspekif H. M. Arifin BAB III Konsep Pendidikan Islam Konemporer, Pada bab ini akan diuraikan tentang pengertian pendidikan Islam kontemporer, konsep pendidikan Islam kontemporer, dan kelebihan pendidikan Islam kontemporer.

  BAB IV relevansi konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin terhadap pendidikan Islam kontemporer, pada bab ini akan dibahas tentang analsis dan

relevansi konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin terhadap pendidikan Islam

kontemporer.

  BAB V Penutup, pada bab ini akan dibahas kesimpulan peneliti dari pembahasan skripsi, saran-saran, kalimat penutup yang sekiranya dianggap penting dan daftar pustaka.

  

Bagian akhir yaitu daftar lampiran yang terdiri dari daftar riwayat hidup peneliti,

nota pembimbing skripsi, lembar konsultasi dan SKK.

BAB II Konsep Pendidikan Islam Perspektif Muzayyin Arifin A. Biografi H.M. Arifin Prof. Dr. H. M. Arifin, M.ed., lahir di Bogor pada tanggal 2 Agustus 1954. Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Wajib Belajar di Nagrog, Ciampea Bogor

  tahun 1968. Kemudian melanjutkan pendidikannya di sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun. Sambil bersekolah beliau tinggal dan menginap (mondok) di Pondok Pesantren Nurul Ummah dan lulus tahun 1972.

  H. M. Arifin melanjutkan pendidikannya pada sekolah Pendidikan Guru Agama tingkat Atas (PGA A) 6 tahun. Sambil mondok di Pesantren Jauharatun Naqiyah Cibeber Cilegon Serang Jawa Barat, dan tamat tahun 1974. Setelah itu beliau memperoleh gelar Sarjana Muda (BA) pada tahun 1979, dan Sarjana Lengkap (baca: Drs) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang bernama Universitas Islam Negeri Jakarta), dan tamat tahun 1981. Gelar Magister bidang Studi Islam diperolehnya tahun 1991, sedangkan gelar Doktor bidang Studi Islam diperoleh pada tahun 1993 masing-masing dari Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  Karir H.M. Arifin dimulai sebagai tenaga peneliti lepas pada Lembaga Studi Pembangunan (LSP) di Jakarta 1981-1982; pada tahun yang sama menjadi Direktur Koperasi Pelajar Kerja Sama Pemerintah Jepang dengan Indonesia pada Himpunan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (HP2M). Kemudian menjadi instruktur pada Lembaga Bahasa dan Ilmu Al Qur’an (LBIQ) Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada tahun 1982-1985. Setelah itu akhirnya bertugas sebagai dosen Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mulai tahun 1985. Tahun 1990 bertugas pula sebagai dosen Fakultas Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bidang mata kuliah Sejarah Sosial dan Filsafat Pendidikan Islam. Namun, H.M. Arifin wafat pada tahun 2003.

  Meski beliau sudah wafat, pemikiran serta peran dan perjuangan beliau bisa kita ambil hikmah dan nilai-nilainya( http:// ejournal. kopertais4. or. id/

  

pantura/ index. php/ qura/ article/ view/ 2047 . Di akses pada 05 Juni 2017).

  H. M. Arifin, di kalangan civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikenal sebagai salah seorang yang concern dengan persoalan pendidikan, terutama pendidikan Islam. Hidupnya diabdikan sepenuhnya untuk kemajuan lembaga yang menjadi pilar utama kemajuan peradaban umat manusia. Hal ini bukan hanya terlihat dari berbagai karya tulis di bidang pendidikan, melainkan juga keterlibatannya secara langsung dalam mengelola berbagai lembaga pendidikan.

  Adapun karya-karya beliau yaitu: 13. Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan

  Pendekatan Interdisipliner) 14.

  Filsafat Pendidikan Islam

15. Kapita Selekta Pendidikan (Islam Dan Umum) 16.

  Ilmu Perbandingan Pendidikan 17. Pendidikan Dalam Arus Dinamika Masyarakat 18. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah Dan

  Keluarga (Sebagai Pola Pengembangan Metodologi) 19.

  Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar 20. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama 21. Teori-Teori Counseling Agama Dan Umum 22. Psikologi Dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia 23. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Filsafat Pendidikan Islam 24. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Dan Penyuluhan Agama B.

   Konsep Pendidikan Islam Perspektif H.M. Arifin 1. Pengertian Pendidikan Islam

  Lapangan pendidikan merupakan wilayah yang sangat luas. Ruang lingkupnya mencakup seluruh pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan. Setiap orang pernah mendengar tentang perkataan pendidikan, dan setiap orang waktu kecilnya pernah mengalami pendidikan. Namun tidak setiap orang mengerti dalam arti yang sebenarnya apa pendidikan itu, dan tidak setiap orang mengalami pendidikan ataupun menjalankan pendidikan sebagaimana mestinya (Sadulloh, 2014: 1).

  Tujuan dan sasaran pendidikan berbeda-beda menurut pandangan hidup masing-masing pendidik atau lembaga pendidikan. Oleh karenanya perlu dirumuskan pandangan hidup Islam yang mengarahkan tujuan dan sasaran pendidikan Islam (Arifin, 2016: 7).

  Jika Islam disebut agama yang benar di sisi Allah, maka bila manusia berpredikat muslim, dia harus menjadi penganut agama yang baik, menaati ajaran Islam, menjaga agar rahmat Allah tetap berada pada dirinya. Ia harus mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajarannya sesuai iman dan akidah islamiah (Arifin, 2016: 7). Untuk tujuan itulah, manusia harus dididik melalui proses pendidikan Islam. Berdasarkan pandangan tersebut, pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya (Arifin, 2016: 7). Dengan kata lain, manusia yang mendapatkan pedidikan Islam harus mampu hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana diharapkan oleh cita-cita Islam. Maka pengertian pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi (Arifin, 2016: 8). Mengingat luasnya jangkauan yang harus digarap oleh pendidikan Islam, maka pendidikan Islam tetap terbuka terhadap tuntutan kesejahteraan umat manusia, baik tuntutan di bidang ilmu pengetahuan teknologi maupun tuntunan pemenuhan kebutuhan hidup rohaniah. Kebutuhan itu semakin meluas sejalan dengan melauasnya tuntutan hidup manusia itu sendiri. Oleh karena itu, dilihat dari pengalamannya, pendidikan Islam berwatak akomodatif terhadap tuntutan kemajuan zaman sesuai acuan norma-norma kehidupan Islam (Arifin, 2016: 8).

2. Tujuan Pendidikan Islam

  Meskipun seorang manusia telah diberi fitrah, bila tanpa memperoleh kesempatan pendidikan, atau bimbingan/penyuluhan yang cukup memadai maka ia tidak akan mampu mencapai titik optimal perkembangan hidupnya yang positif dan konstruktif (Arifin, 1994: 39).

  Tatkala orang mendesain pendidikan, maka ia harus memulai dengan merumuskan tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan dasar pendidikan yang menjadi pandangan hidup pendesain itu ia merumuskan tujuan pendidikan. Jadi tujuan pendidikan pada dasarnya ditentukan oleh pandangan hidup (way of life) orang yang mendesain pendidikan itu. Pikiran inilah yang menyebabkan berbeda-bedanya desain pendidikan (Tafsir, 2010: 75).

  Demikian pula yang terjadi dalam proses kependidikan Islam, bahwa penetapan tujuan akhir itu mutlak diperlukan dalam rangka mengarahkan segala proses, sejak dari perencanaan program sampai dengan pelaksanaanya, agar tetap konsisten dan tidak menngalami deviasi-deviasi (penyimpangan). Adapun tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin, di dunia dan akhirat (Arifin, 1994: 39-40).

  Pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan dan indera. Pendidikan ini harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah, maupun bahasanya. Dan pendidikan itu mendorong semua aspek tersebut kearah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup (Arifin, 1994: 40-41).

  Tujuan memiliki peran strategis dalam menentukan kebijakan kurikulum. Tujuan dalam pendidikan berfungsi sebagai penentu arah, standar yang hendak dicapai, serta pedoman yang harus dipakai tatkala pendidik akan melakukan evaluasi tentang keberhasilan proses pendidikan yang dilakukan. Dengan demikian tujuan menjadi sentra pengembangan kurikulum (Roqib, 2009: 78-79).

  Arifin (1994: 115) berpendapat bahwa manusia baru Indonesia yang dikehendaki adalah manusia yang serba utuh lahir dan batin. Hidup duniawi dan uhkrowi, yang mampu membangun diri, masyarakat, dan negara dengan berbekal ilmu dan ketrampilan yang dijiwai oleh nilai-nilai agama. Tujuan terakhir dari pendidikan Islam itu terletak dalam realisasi sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara perorangan, masyarakat, maupun sebagai umat manusia keseluruannya (Arifin, 1994: 41).

  Sifat yang demikian membuat pendidikan Islam benar-benar berbeda dari pendidikan lainnya, baik dari segi tujuan, watak, isi, karakteristik maupun pengaruh praktisnya. Sifat itu pula yang membuat proses pendidikan Islam berjalan di atas jalur yang telah digariskan agama Islam dalam arti luas seperti yang dijelaskan di atas yaitu sebagai agama bagi kehidupan di dunia dan di akhirat yang meliputi segala persoalan hidup, berbagai hajat individu, masyarakat, dan seluruh umat manusia (Aly, 2003: 141).

3. Kurikulum dan Materi Pendidikan Islam

  Kurikulum pada mulanya diartikan sebagai bahan-bahan pelajaran apa saja yang harus disajikan dalam proses pembelajaran di dalam suatu sistem instruksional pendidikan (Arifin, 1994: 183). Dalam ilmu pendidikan Islam, ia juga menjadi salah satu bahan masukan yang mengandung fungsi sebagai alat pencapai tujuan pendidikan Islam. Menurut sifatnya, kurikulum pendidikan Islam dipandang sebagai cermin idealitas Islam yang tersusun dalam bentuk serangkaian program dan konsep dalam mencapai tujuan pendidikan. dengan memperhatikan program-program yang berbentuk kurikulum, kita dapat mengetahui cita- cita apakah yang hendak diwujudkan oleh proses kependidikan itu (Arifin, 2016: 136).

  Dalam perspektif Islam, keharusan mengitegrasikan unsur religius yang transendental dengan setiap cabang ilmu menjadi hal yang tak terelakkan.

  Sebab jika kedua hal tersebut tidak terintegrasi dengan baik, maka akan menimbulkan bias pemikiran yang pada gilirannya akan mengakibatkan rasa kebingungan pada peserta didik (Roqib, 2009: 78).

  Dengan demikian, kurikulum yang dapat dipandang baik untuk mencapai tujuan pendidikan Islam menurut H.M. Arifin (2010: 86) adalah yang besifat integrated dan komprehensif, mencakup ilmu agama, dan umum. Oleh karena itu, kurikulum harus besifat dinamis dan konstruktif dalam arus proses perkembangan masyarakat manusia yang arahnya tidak sama.

  Yang dimaksud integratif di sini adalah keterpaduan kebenaran wahyu dengan bukti-bukti yang ditemukan di alam semesta. Dikatakan struktur keilmuan integratif di sini bukanlah berarti antara berbagai ilmu tersebut dilebur menjadi satu bentuk ilmu yang identik, melainkan karakter, corak dan hakikat antara ilmu tersebut terpadu dalam kesatuan dimensi material spiritual, akal wahyu, ilmu umum dan ilmu agama, jasmani rohani, dan dunia akhirat (Muliawan, 2005: xii). Apalagi bila dilihat bahwa bersamaan dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang membawa dampak negatif dan positif itu, peserta didik yang berupa generasi muda kita tergolong kelompok usia yang rawan dan peka terhadap pengaruh tersebut, semakin memerlukan ketahanan dan ketangguhan mental spiritual berdasarkan nilai-nilai keimanan dan takwanya yang berfungsi sebagai benteng mental, sekaligus filter dalam menghadapi tantangan atau kesulitan yang mungkin terjadi, justru mereka termasuk generasi muda yang harus dididik atau dibimbing menjadi kader perjuangan Bangsa di masa depan jelas menduduki tempat strategis dalam perjuangan tersebut (Arifin, 1994: 116).

  Unsur-unsur pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimasukkan ke dalam content (isi) kurikulum yang didasarkan atas tabiat manusia sebagai makluk berpikir, merasa, dan menghendaki (unsur kemampuan kognitif, afektif, dan konatif), diwujudkan dalam bentuk-bentuk: ilmu pengetahuan akademis, seni budaya, dan ketrampilan bekerja (practical

  

arts ). Dengan ilmu pengetahuan, peserta didik dapat mengetahui sesuatu

  dan dengan seni budaya itulah mereka dididik untuk berbuat sesuatu untuk dirinya sendiri, masyarakat, dan lingkungan hidupnya (Arifin, 2010: 79). Dari kurikulum pendidikan Islam harus tercermin idealitas Al-

  Qur’an yang tidak memilih-milih jenis disiplin ilmu secara taksonomis dikotomik (Arifin, 2016: 137). Materi yang diuraikan dalam Al Qur’an menjadi bahan pokok pelajaran yang disajikan dalam proses pendidikan Islam, formal maupun nonformal. Oleh karena itu, materi pendidikan yang bersumber dari Al Qur’an harus dipahami, dihayati, diyakini, dan diamalkan dalam kehidupan umat Islam. Prinsip penyusunan kurikulum menurut H.M. Arifin (2016: 141): a.

  Kurikulum mengandung materi (bahan) ilmu pengetahuan yang mampu berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup islami.

  b.

  Kurikulum mengandung tata nilai islami yang intrinsik dan ekstrinsik yang mampu merealisasikan tujuan pendidikan Islam. c.

  Kurikulum diproses melalui metode yang sesuai tujuan pendidikan.

  d.

  Kurikulum, metode, dan tujuan pendidikan Islam harus saling menjiwai dalam proses mencapai produk yang dicita-citakan menurut agama Islam. Kategori kurikulum menurut H. M. Arifin (2016: 141): a.

  Ilmu pengetahuan dasar yang esensial adalah ilmu-ilmu yang membahas Al Qur’an dan Hadis.

  b.

  Ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat antara lain: antropologi, pedagogik, psikologi, sosiologi, sejarah, ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.

  c.

  Ilmu pengetahuan tentang alam atau disebut al-ulum al-kauniah antara lain ilmu biologi, botani, fisika, dan astonomi.

  Kandungan dalam Al- Qur’an tidak terdapat kontradiksi atau pemisahan ilmu-ilmu karena semuanya merupakan refleksi dari kekuasaan Allah atas nama semesta (Arifin, 2016: 142).