KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I

05

KETERPADUAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KABUPATEN
HALMAHERA SELATAN
5.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN HALMAHERA
SELATAN
5.1.1. Kawasan Strategis Kabupaten Halmahera Selatan
Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi,
sosial, budaya dan/atau lingkungan.
Penetapan Kawasan strategis provinsi dilakukan berdasarkan kepentingan:
1. Pertahanan dan keamanan
2. Pertumbuhan ekonomi
3. Sosial dan budaya
4. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
5. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
Mengingat kawasan strategis berdasarkan kepentingan pertahanan dan keamanan
memuat kepentingan nasional, penetapannya, pengawasan dan pelaksanaan

pembangunan dilakukan oleh negara RI. Namun mengingat Provinsi Maluku Utara
merupakan provinsi yang berbatasan dengan negara lain, perlu menetapkan kawasan
strategis provinsi dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, mengingat provinsi ini
merupakan garda depan menghadapi negara lain.
Kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan
dengan kriteria:
a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi provinsi;
c. Memiliki potensi ekspor;
d. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
e. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan provinsi;
f. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
Kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan sosial budaya bangsa ditetapkan
dengan kriteria:

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 1
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
a. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat-istiadat atau budaya

provinsi;
b. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial budaya dan jati diri bangsa dan
masyarakat lokal;
c. Merupakan aset nasional yang harus dilindungi dan dilestarikan;
d. Sebagai tempat perlindungan peninggalan budaya nasional di wilayah provinsi;
e. Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya;
f. Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional dan provinsi.
5.1.2. Arahan Pola Ruang Terkait dengan Pembangunan Cipta Karya
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
Berdasarkan hasil analisis pola pemanfaatan ruang, maka rencana zona pemanfaatan ruang
untuk Kawasan Lindung yang terdapat di Kawasan Kab. Halmahera Selatan Perkotaan
Labuha adalah sebagai berikut:
1. Zona Kawasan Lindung dan Buffer Lindung, yang terdiri dari:
a. Kawasan resapan air terdapat di timur Kawasan Perkotaan Labuha Kab.
Halmaherea Selatan, tepatnya di daerah perbukitan. Kawasan resapan air pada
dasarnya berupa hamparan bukit dengan vegetasi pohon-pohon besar dengan daya
resap air yang cukup tinggi. Dengan adanya perlindungan terhadap kawasan
resapan air ini, maka upaya konservasi air dapat terlaksana di utara (Perbukitan
Amasing) dan Selatan Kota Labuha (Cagar Alam Sibela).

b. Seluruh daerah pantai di Kawasan Perkotaan Labuha perlu dikonservasi yang
terkait dengan upaya untuk melestarikan lingkungan alami di pantai-pantai tersebut.
Upaya perlindungan terhadap daerah pantai ini juga Pembangunan permukiman
dan area terbangun seperti gedung perkantoran tidak diperkenankan di bangun di
daerah pantai ini. Pembangunan area terbangun lainnya masih memungkinkan
selama berupa jaringan utilitas dan transportasi (jalan).
c. Daerah rawa/genangan terdapat di wilayah bagian utara Kawasan Perkotaan
Labuha. Perencanaan rawa perlindungan adalah dengan pembuatan green belt
sebagai barier supaya kawasan rawa perlindungan dapat dipertahankan
keberadaanya, khususnya untuk konservasi habitat rawa, konservasi air tanah dan
air permukaan, perlindungan flora dan fauna. Kawasan rawa di Kawasan Perkotaan
Labuha sebagian besar dipertahankan keberadaannya dan sebagian boleh ditimbun.
2. Potensi Cagar Alam Einusa (CAE) terdapat di Wayamiga, dengan Danau Einusa dan
habitat buaya di dalamnya, yang perlu untuk dilindungi
3. Sesuai konsep pengembangan Kawasan Perkotaan Labuha, dan dengan
memperhatikan potensi yang dimilikinya, maka di masa mendatang akan
dikembangkan kawasan hutan wisata (kebun raya) dengan konsep taman hutan kota
(City Botanical Garden).
4. Zona Kawasan Hutan Kota (HK)dan Taman Kota (TK), yang dikembangkan di sekitar
Panamboang dan diantara zona niaga dan perkantoran

5. Zona Kawasan Heritage (KH), yang dikembangkan di Labuha Lama dengan menjaga
bangunan-bangunan bersejarah di dalamnya

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 2
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
6.

Zona Kawasan Evakuasi (KE), yang dikembangkan di areal perbukitan yang dekatn
dengan kawasan pesisir. Zona ini didominasi peruntukan lahan evakuasi seperti
Escape Hill. Luas total Kawasan Lindung ini adalah 23.770,777 Ha.

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 3
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I

3.1


Gambar 5.1 : Peta Pola Pemanfaatan Ruang Lindung

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 4
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan. Pada dasarnya kawasan budidaya terdiri dari budidaya terbangun
dan non terbangun.
1. Kawasan Budidaya Non Terbangun
Kawasan budidaya non terbangun yang dimaksud adalah jenis kawasan yang
diperuntukkan bagi kegiatan budidaya dengan intensitas pembangunan fisik yang
minim. Adapun jenis kegiatan pemanfaatan ruang untuk kawasan budidaya non
terbangun di Kota Labuha ini adalah kegiatan pertanian dan perkebunan.
2. Kawasan Budidaya Terbangun
Kawasan Budidaya Non Pertanian di Kawasan Perkotan Labuha dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Kawasan Permukiman, yang dialokasikan secara menyebar di seluruh wilayah
Kawasan Perkotaan Labuha dengan mempertimbangkan kondisi eksisting dan

arahan distribusi penduduk. Kawasan Permukiman yang dialokasikan terdiri dari:
1) Kawasan Permukiman Eksisting (Permukiman Petani/PP dan Pekebun serta
Permukiman Nelayan/PN)
hasil identifikasi di lapangan, bahwa permukiman eksisting di Kawasan
Perkotaan Labuha di dominasi permukiman nelayan dan pekebun. Pada
dasarnya lokasi eksisting dari permukiman nelayan menyebar di seluruh pesisir
Kawasan Perkotan Labuha. Namun kondisi permukiman nelayan, perlu
mendapatkan prioritas penanganan, terkait dengan mitigasi bencana, melalui
penyediaan escape route. Sementara itu permukiman pekebun berada di kakikaki bukit.
2) Kawasan Permukiman Baru, yang kemudian diklasifikasikan sebagai berikut:
• Kawasan Permukiman Berkepadatan Tinggi (PKT)
Memiliki karakteristik persil rendah dan diperuntukkan bagi Masyarakat
Menengah Bawah. Berdasarkan hasil analisis luas persil untuk permukiman
ini adalah 150 m2. Alokasi lahan permukiman berkepadatan tinggi adalah
pada area yang dekat dengan lokasi industri, dalam hal ini ada di Kecamatan
Bacan Timur serta pada area yang dekat dengan kegiatan pertanian dan
perkebunan yaitu di Kecamatan Bacan Selatan.
• Kawasan Permukiman Berkepadatan Sedang (PKS)
Memiliki karakteristik persil sedang dan diperuntukkan bagi Masyarakat
Menengah. Berdasarkan hasil analisis luas persil untuk permukiman ini

adalah 400 m2. Alokasi lahan permukiman berkepadatan sedang adalah
pada sisi jalan arteri Labuha-Babang dan kolektor primer maupun sekunder
jauh dari kawasan pesisir.
• Kawasan Permukiman Berkepadatan Rendah (PKR)
Memiliki karakteristik persil besar dan diperuntukkan bagi Masyarakat
Menengah Atas. Berdasarkan hasil analisis luas persil untuk permukiman ini
adalah 1000 m2. . Alokasi lahan permukiman berkepadatan rendah adalah
pada sisi jalan arteri Labuha-Babang dan kolektor primer maupun sekunder
jauh dari kawasan pesisir. Luas total Kawasan Permukiman ini adalah
4.543,83 Ha.

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 5
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
b. Kawasan Niaga
Analisa pengembangan kawasan niaga di Kab. Halmahera Selatan meliputi:
1) Zona Perdagangan dan Jasa (PJ)
• Toko/warung
Merupakan tempat belanja kehidupan sehari-hari masyarakat di tiap unit

lingkungan permukiman. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh jumlah
kebutuhan toko/warung di tahun 2013 adalah 95 buah. Alokasi ruang untuk
toko/warung berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan adalah 50 m2
• Pertokoan
Merupakan pertokoan dengan skala pelayanan untuk tingkat desa, dengan
barang yang diperjualbelikan adalah kebutuhan sandang dan papan.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh jumlah kebutuhan pertokoan di tahun
2013 adalah 4 buah. Pertokoan ini dibangun di sepanjang jalan utama
Kawasan Perkotaan Labuha dan berdekatan dengan Kawaan Permukiman
Berkepadatan Sedang/Rendah. Alokasi ruang untuk Pertokoan berdasarkan
SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan
di Perkotaan adalah 1.200 m2
• Pasar Lingkungan
Merupakan fasilitas perekonomian dengan skala pelayanan unit lingkungan
untuk menjembatani pelayanan lingkungan dengan kawasan, dengan barang
yang diperjualbelikan selain kebutuhan pokok penduduk juga berupa barangbarang kelontong, sandang, pangan, alat tulis dan lainnya bahkan pasar bagi
komoditas industri pengolahan/agroindustri. Fasilitas ini terdiri dari pasar dan
beberapa pertokoan dan jasa yang terletak dalam satu lokasi dan berada
dalam

unit-unit
lingkungan,
khususnya
liingkungan
Permukiman
Berkapadatan Tinggi. Alokasi ruang untuk Pasar Lingkungan berdasarkan
SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan
di Perkotaan adalah 10.000 m2.
2) Zona Kawasan Bisnis (KB)
• Pusat Perbelanjaan
Merupakan fasilitas perdagangan untuk menjual kebutuhan sehari-hari
sekaligus untuk pelayanan jasa perbengkelan, rerparasi dan unit produksi
yang tidak menimbulkan polusi. Pusat Perbelanjaan ini diletakkan di masingmasing Pusat Kegiatan Hirarki I. Alokasi ruang untuk Pasar Lingkungan
berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan adalah 36.000 m
• Perkantoran swasta
Perkantoran swasta yang dimaksud adalah kantor cabang dari perusahaanperusahaan yang berusaha di Kab. HALSEL dan kantor jasa keuangan serta
perbankan.
3) Zona Terminal Barang (KTB), merupakan zona dengan dominasi peruntukan
lahan terminal barang. Zona KTB ini akan dikembangkan pada sekitar Pelabuhan

Babang (areal yang cocok dikembangkan sebagai terminal barang)
4) Terminal Penumpang (KTP), merupakan zona dengan dominasi peruntukan
lahan terminal penumpang. Zona KTP ini akan berada di lokasi terminal
penumpang eksisting di labuha lama dan dekat pelabuhan babang dan BelangBelang. Luas total Kawasan Niaga ini adalah 770.319 Ha.
c. Kawasan Wisata
Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa potensi wisata yang sudah dan dapat
dikembangkan yaitu:

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 6
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
1) Kawasan Wisata Pesisir (WAP)
Potensi Kawasan Wisata Pesisir terdapat di sepanjang pesisir dari Labuha Lama
sampai Panamboang.
2) Kawasan Wisata Mangrove (KWM)
Potensi wisata mangrove di Kecamatan Bacan Timur, tepatnya di sekitar Desa
Sayoang
3) Kawasan City Park Panamboang (CPP)
Potensi wisata pesisir salah satunya dikembangkan dengan pengembangan

areal bermain di pesisir
4) Kawasan Eco-Wisata (KEW)
Terdapat danau besar yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata, yaitu
Wisata Danau Manggayoang di Kecamatan Bacan Timur dan alam sekitarnya
yang menjadi habitat flora dan fauna endemik yang ada di Kab.HALSEL
5) Kawasan Pusat Hiburan Rakyat (PHR)
Potensi wisata yang akan dikembangkan adalah hiburan rakyat, yang dikemas
dalam event-event tertentu, baik bulanan (turnamen sepakbola) maupun harian
seperti wisata pesisir
6) Kawasan Eduwisata (KedW)
Potensi wisata yang akan dikembangkan dalam zona ini adalah wisata air terjun
di Bibinoi dan Wayaua. Kedua air terjun yang nantinya dikembangkan sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), dapat dikembangkan sebagai
lokasi wisata edukasi, dimana para pengunjung dapat sekaligus menambah
pengetahuan mengenai cara-cara/teknik yang digunakan dalam PLTMH. Luas
total Kawasan Wisata ini adalah 2.125,44 Ha.
d. Kawasan Industri
Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa potensi kegiatan industri yang sudah
dan dapat dikembangkan adalah Agro Industri Menengah (AIM). Industri yang akan
dikembangkan di zona ini adalah industri pengolahan hasil perkebunan dan
pertanian. Zona ini dikembangkan secara terintegrasi dengan keberadaan gudang
dan pelabuhan di Babang. Luas total Kawasan Industri ini adalah 257,074 Ha.
e. Kawasan Tertentu
Kawasan tertentu adalah kawasan yang mempunyai nilai strategis untuk
dikembangkan, baik strategis dari sisi pertahanan dan keamanan, maupun strategis
dari sisi perkonomian dan fungsi humanis lainnya. Alokasi pemanfaatan lahan
dengan fungsi khusus ini terdiri dari beberapa bentuk dengan lokasi yang tersebar
pada beberapa bagian wilayah sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan
pengelompokan terhadap kawasan tertentu, maka didapat potensi kawasan tertentu
yaitu:
1) Zona Pendidikan Terpadu (KPT)
Kawasan Pendidikan Terpadu yang dimaksud adalah kawasan pendidikan yang
memadukan berbagai tingkat pendidikan dari SD hingga SLTA. Pengembangan
Kawasan Pendidikan Terpadu diarahkan di Kecamatan Bacan Selatan, tepatnya
di Desa Kupal.
2) Kawasan Olaraga Terpadu (KOT)
Kawasan Olahraga Terpadu yang dimaksud adalah kawasan olahraga yang
memadukan berbagai jenis sarana olahraga, baik yang bersifat bangunan
tertutup (gedung olahrga) maupun terbuka (lapangan olahraga). Pengembangan

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 7
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
Kawasan Olahraga Terpadu diarahkan di Kecamatan Bacan Selatan, tepatnya di
Desa Kupal
3) Kawasan Pemerintahan (KPR)
Kawasan Pemerintahan yang dimaksud adalah pemerintahan terpadu antara
kelompok eksekutif, legislatif dan yudikatif dalam satu lokasi
4) Kawasan Pelabuhan (KP) tingkat wilayah di Babang dan lokal di Belang-belang
5) Kawasan Bandar Udara (KBU) di Tomori
6) Hutan Tanaman Rakyat (HTR), yaitu hutan tanaman pada hutan produksi yang
dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas
hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin
kelestarian sumber daya hutan. HTR ini dikembangkan di sekitar Cagar Alam
Sibela dan dibatasi oleh Buffer lindung.
Luas total Kawasan Tertentu ini adalah 5.275,45 Ha.

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 8
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I

7

Gambar 5.2 : Peta Pola Pemanfaatan Ruang Budidaya

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 9
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
5.1.3. Arahan Struktur Ruang Terkait Dengan Pembangunan Cipta Karya
Arahan struktur ruang terkait dengan pembangunan bidang cipta karya antara lain:
1. Sistem Jaringan Air Minum
Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten
Halmahera Selatan sampai dengan tahun 2028, dibuat berdasarkan proyeksi kebutuhan
air minum perkecamatan di kabupaten Halmahera Selatan.
Perencanaan SPAM di Kabupaten Halmahera Selatan sampai dengan tahun 2028
secara garis besar dibagi menjadi 1 (satu) sistem Kota dan 24 Sistem IKK. Rencana
pengembangan SPAM Sistem Kota ditujukkan untuk melayani kebutuhan air minum
wilayah perkotaan Labuha (ibukota Kabupaten Halmahera Selatan), dimana proyeksi
kebutuhan air minumnya dibuat berdasarkan asumsi pertumbuhan penduduk 5 (lima)
kecamatan (Kecamatan Bacan, Kecamatan Bacan Timur, Kecamatan Bacan Selatan,
Kecamatan Bacan Timur Tengah dan Kecamatan Bacan Timur Selatan). Sedangkan
rencana pengembangan sistem IKK ditujukkan untuk melayani kebutuhan air minum per
kecamatan di luar 3 (tiga) kecamatan di atas.
2. Sistem Pengolahan Limbah
Karena kepadatan penduduk pada tahun akhir perencanaan pada tahun 2028 maka
sistem yang cocok diterapkan untuk kepadatan < 250 orq/ha adalah adalah ; sistem
setempat yaitu:
a. Untuk muka air tanah 0,3 – 1 m, cocok diterapkan sistem tangki septik dengan up
flow filter atau sistem pengolahan dengan sistem anaerobik;
b. Untuk yang tinggal di daerah pasang surut, daerah genangan atau tepi pantai atau
sungai, adalah dengan Tangki septik dengan biofiler
c. Untuk muka air tanah >1 m diterapkan sistem tangki septik dengan bidang resapan
atau sistem cubluk tunggal atau kembar;
d. Sistem tangki septik bersusun dengan biofilter anaerobik dapat diterapkan di semua
kondisi muka air tanah.
e. Untuk sistem komunal diterapkan sisten tangki septik dengan biofilter, dengan sistem
ini air limbah dapat langsung dibuang kebadan air penerima.
3. Sistem Persampahan
Rencana pengelolaan sampah untuk Kabupaten Halmahera Selatan diatur sesuai
dengan kondisi geografi wilayah. Secara fisik kebijakan pengelolaan sampah diatur
menurut wilayahnya, yakni wilayah Kota Labuha, di dalam pulau Bacan selain kota
Labuha dan diluar Pulau Bacan.
a. Kota Labuha
Sesuai dengan delineasi wilayah perencanaan, wilayah kota Labuha yang terdiri atas
Kecamatan Bacan, Kecamatan Bacan Timur, Kecamatan Bacan Selatan, jika
mengacu kepada hasil analisis kependudukan, dan dengan asumsi yang sama
diterapkan untuk wilayah Kabupaten Halmahera Selatan diatas;
1) Bahwa produksi sampah sebesar 1 – 3 liter/org/hari atau rata-rata 2 liter/org/hari,
2) Perkiraan pada tahun 2008, 40 % dari timbulan sampah yang tertangani
3) Pada tahun 2029, 80% dari timbulan sampah dapat ditangani,
b. Di Dalam Pulau Bacan
Untuk wilayah kelurahan atau kecamatan diluar kota Labuha tapi masih di pulau
Bacan, strategi pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan :

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 10
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I

4.

1) Sistem pengumpulan dilakukan secara koordinasi dibawah tanggung jawab
kelurahan masing – masing.
2) Pengumpulan sampah rumah tangga terlebih dahulu dilakukan oleh individu
rumah tangga dengan prinsip pemilahan terdiri atas 2 jenis sampah, yakni
sampah organik dan non organik.
3) Sebelum dikumpulkan oleh petugas pengumpul sampah dari kecamatan,
sampah organik dapat dikelola untuk dijadikan kompos. Petunjuk dan cara-cara
pembuatan kompos diberikan oleh BPLHD Kabupaten Halmahera Selatan selaku
pengelola sampah di Kabupaten Halmahera Selatan.
4) Untuk sampah non organik, kecamatan disarankan melakukan pemilihan lokasi
tempat pengumpulan sampah sementara. Untuk selanjutnya pembuangan akhir
dapat dilakukan di TPA yang bergabung dengan TPA kota Labuha khusus untuk
lokasi Pulau Bacan.
5) Sampah diperlakukan sesuai dengan prinsip 3R, yakni reduce (mengurangi
jumlah sampah), reuse (menggunakan sampah kembali jika memungkinkan) dan
recycle (mendaur ulang). Teknik perlakuan ini dapat disesuaikan menurut
keadaan dan situasi.
Sistem Drainase Kab. Halmahera Selatan
Beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pengelolaan sistem
drainase adalah sebagai berikut :
a. Rehabilitasi saluran drainase yang berupa perbaikan saluran dan pengembalian ke
kapasitas semula baik pada saluran sekunder maupun saluran primer.
b. Rehabilitasi sarana dan prasarana seperti rumah pompa dan peralatannya yang
telah habis umur teknisnya sehingga dapat kembali berfungsi secara optimal.
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana sistem drainase , yaitu saluran, pintu air dan
peralatannya lainnya secara baik dan rutin.
d. Perbersihan saluran dari sedimen/lumpur dan tumbuhan air yang ada secara rutin.
e. Optimalisasi pengoperasian pintu air dan rumah pompa yang ada.
f. Pembangunan saluran drainase pada permukiman yang belum ada saluran
drainasenya atau yang belum mencukupi.
g. Pembangunan saluran drainase pada kawasan yang sudah ada saluran drainase
namun belum terkait oleh bangunan sekunder ataupun primer.
h. Penanganan percepatan penurunan genangan yang ada disesuaikan dengan sektor
lain yang terkait.
i. Optimalisasi pembangunan sistem pengelolaan untuk memperbaiki kualitas
lingkungan.
j. Peningkatan kemampuan kelembagaan pengelola sistem drainase dan partisipasi
masyarakat dalam mengelola prasarana dan sarana drainase perkotaan melalui
bimbingan dan penyuluhan.

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 11
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
5.2. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
5.2.1. Kebijakan Pembangunan Daerah
Visi Pembangunan Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2014-2019 adalah:
”Menjadi Kabupaten Kepulauan yang Adil dan Damai, Maju dan Mandiri,
Sejahtera dan Bermartabat, Melayani dan
Diridhoi Allah Yang Maha Kuasa”
Visi di atas mengandung pengertian bahwa :
Kabupaten Halmahera Selatan telah dikaruniai Allah Yang Maha Kuasa dengan
wilayah yang berkarakter kepulauan. Wilayah seperti ini memiliki karakteristik khas dalam
hal kondisi alam dan penduduknya. Kondisi alam yang kaya akan berbagai potensi dan
penduduk yang beragam suku, bahasa dan agama adalah karakteristik khas kepulauan
yang harus disyukuri melalui pengelolaan yang sesuai dengan tuntutan karakteristiknya.
Adil adalah kata kunci untuk meredam semua potensi konflik dan potensi buruk yang
mengancam kesatuan wilayah Kabupaten Halmahera Selatan. Ketidakadilan adalah akar
dari semua bentuk kecemburuan, ketegangan dan konflik sosial. Sebaliknya, perwujudan
nilai keadilan yang bermakna menempatkan dan memperlakukan sesuatu sesuai dengan
tempat dan ukurannya, dalam aspek sosial, ekonomi, politik, hubungan antar agama dan
suku serta semua aspek kehidupan masyarakat lainnya.
Damai adalah kebutuhan mendasar masyarakat sebagai prasyarat dalam melakukan
pembangunan pada semua aspek. Untuk itu perlu menciptakan stabilitas sosial, politik dan
keamanan dalam berbagai kehidupan masyarakat. Wilayah kepulauan yang dikelola dengan
adil dalam suasana damai akan menjadikan Kabupaten Halmahera Selatan sangat
berpotensi untuk maju dan mandiri. Sumber daya yang ada harus dioptimalkan menjadi
potensi unggulan dan daya saing daerah. Semua potensi lokal harus diapresiasi, diolah dan
dikembangkan menjadi bagian dari proses kemajuan dan kemandirian daerah.
Sejahtera dan bermartabat adalah kondisi masyarakat Kabupaten Halmahera
Selatan yang dicita-citakan 20 tahun ke depan. Sejahtera mengacu kepada capaian-capaian
indikator pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi. Sementara bermartabat mengacu
kepada pengamalan nilai-nilai agama, kepercayaan diri yang timbul akan prestasi daerah
dan moral yang menjadi landasan mengabdi kepada kemajuan Kabupaten Halmahera
Selatan. Selain itu, termasuk di dalamnya adalah penghargaan terhadap hak-hak asasi
manusia dan meningkatnya harkat kemanusiaan yang semakin beradab.
Visi di atas harus didukung oleh sistem pemerintahan yang berparadigma melayani,
tanpa membeda-bedakan asal kelompok, suku maupun agama. Sistem pemerintahan dan
birokrasi harus menjadi khadimatul ummat, artinya pelayan bagi seluruh masyarakat. Aparat
birokrasi dalam melayani tanpa pamrih. Motifnya semata-mata mengabdi kepada Allah SWT
dan demi kemajuan daerahnya. Di depan memberi contoh kepada masyarakat dan di
belakang memberi motivasi. Karakter birokrasi semacam inilah yang akan mengetuk pintu
langit untuk turunnya ridho Allah Yang Maha Kuasa kepada Kabupaten Halmahera
Selatan menjadi Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghafur dimana berkah dari langit akan
turun melingkupi.
Untuk mewujudkan Visi Kabupaten Halmahera Selatan tersebut ditempuh melalui 6
(enam) Misi Pembangunan Kabupaten Halmahera Selatan sebagai berikut :

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 12
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
1. Meningkatkan stabilitas sosial, politik dan keamanan adalah mematuhi aturan
hukum, menjaga keamanan lingkungan, memelihara kerukunan internal dan antar umat
beragama, penegakan hukum dan hak asasi manusia, memantapkan persatuan dan
kesatuan masyarakat Halmahera Selatan yang heterogen, memberdayakan peran partai
poltik sebagai saluran aspirasi politik masyarakat, perluasan akses masyarakat terhadap
media massa. Stabilitas bertujuan menciptakan kondisi aman dan damai sehingga
masyarakat dapat melaksanakan pembangunan disegala bidang.
2. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang adil adalah pembangunan berpihak
kepada masyarakat, mengurangi kesenjangan sosial dalam masyarakat, kesenjangan
antar wilayah, menaggulangi kemiskinan dan pengangguran, serta menyediakan akses
yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan dasar dan sosial serta sarana
dan prasarana ekonomi.
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan budaya untuk kemajuan wilayah
artinya mengutamakan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan
berdaya saing berbasis kelautan dan kepariwisataan, pengembangan akses dan mutu
pendidikan, peningkatan derajat kesehatan, peningkatan peran serta perempuan dan
pemuda dalam pembangunan, pengendalian laju pertumbuhan penduduk, peningkatan
kapasitas aparatur serta kelembagaan pemerintahan daerah dan desa,
mengembangkan budaya dan kearifan lokal.
4. Mewujudkan pembangunan ekonomi, infrastruktur dan pengelolaan sumber daya
alam untuk mendorong terbentuknya kemandirian daerah artinya optimalisasi
pengembangan potensi ekonomi lokal berbasis keunggulan komparatif dan
kompetitifdengan membangun sistem produksi dan distribusi yang terpadu,
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan pariwisata, bahari dan
kelautan, meningkatkan kegiatan perdagangan dan investasi, pengembangan sektor
keuangan, UKM dan Koperasi, diversifikasi bahan pangan lokal, pengembangan
komoditas pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan berorientasi ekspor,
pemanfaatan potensi tambang dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan,
pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati kelautan secara berkelanjutan,
membangun ekonomi kelautan secara terpadu, pemanfaatan ruang yang serasi antara
permukiman, kegiatan sosial dan ekonomi serta upaya konservasi, penyediaan
infrastruktur wilayah, infrastruktur ekonomi, serta utilitas pendukungnya, pengembangan
pusat-pusat pertumbuhan wilayah.
5. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera, bermartabat, bermoral dan berbudaya
berlandaskan nilai-nilai agama artinya pelaksanaan pembangunan menjamin
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkesinambungan ditandai dengan
semakin meningkatnya kualitas pendidikan, derajat kesehatan, serta keadaan sosial dan
ekonomi masyarakat yang semakin baik, memperkuat jati diri dan karakter masyarakat
melalui pendidikan agama yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki
kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual,
moral dan etika bangsa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan
antar umat beragama.
6. Meningkatkan Tata Pemerintahan Yang Baik, Bersih, Berwibawa dan Melayani
yang diridhoi Allah Yang Maha Kuasa artinya membangun sistem pemerintahan dan
birokrasi yang berparadigma melayani / khadimatul ummat, pembinaan aparatur
berbasis nilai, peningkatan kualitas dan kinerja aparatur pemerintahan dilaksanakan
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan publik, peningkatan kesejahteraan
aparatur dilakukan guna mengeleminir penyalahgunaan wewenang, peningkatan
kualitas sistem keuangan daerah, peningkatan sistem pengawasan dan tindak lanjut
hasil pengawasan dan pemeriksaan, peningkatan kualitas perencanaan dan evaluasi

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 13
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
pembangunan daerah, peningkatan kualifikasi dan kompetensi aparatur, menerapkan
prinsip-prinsip Good Governance.
Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan RPJMD
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2010-2015, maka perlu strategi dan arah kebijakan
yang terencana, terpadu dan terukur dengan memperhitungkan lingkungan strategis.
1. Strategi dan Arah Kebijakan Untuk Mewujudkan Misi Pertama
Upaya mewujudkan Misi Kesatu yaitu mewujudkan suasana yang aman dan damai
dalam kehidupan bermasyarakat dilandasi nilai-nilai keagamaan yang universal, maka
stategi dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
Tabel 5.1. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Kesatu
No

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

1

2

3
Meningkatnya
kepatuhan
masyarakat
terhadap peraturan
perundangan

4

5
Peningkatan pemahaman
aparat tentang hukum
Peningkatan pemahaman
masyarakat
tentang
hukum
Pengembangan
system
insentif dan disinsentif
hukum
Pengembangan
system
ketertiban dan keamanan
yang maju
Peningkatan pemahaman
aparatur tentang hak azasi
manusia
Peningkatan pemahaman
aparatur tentang nilai-nilai
keutamaan daerah (hukum
adat)
Pengembangan kapasitas
pengurus organisasi dan
lembaga masyarakat
Harmonisasi
hubungan
kelembagaan
antara
pemerintah desa, badan
musyawarah
desa,
perangkat
adat
dan
lembaga kemasyarakatan
lainnya
Peningkatan
kualitas
kerukunan hidup
baik
intern umat beragama
maupun
antara
umat
beragama
Penerapan dan aktualisasi

Mengoptimalkan
pencegahan
tindakan
pelanggaran hukum

Terciptanya kondisi
yang
aman
diseluruh wilayah

Melaksanakan
pemberian
sanksi
hukum
secara
konsisten, adil dan
bertanggung jawab

Meningkatnya
profesionalitas
aparat
penegak
hukum Pemda

Meningkatnya
kemampuan
dan
kapasitas aparatur

2

Terciptanya
kehidupan sosial,
ekonomi, budaya
dan politik yang
serasi
dan
harmonis
dalam
suasana
kebersamaan
yang hakiki

Meningkatnya
partisipasi
masyarakat dalam
kehidupan sosial,
ekonomi dan politik

Meningkatnya
keberdayaan
organisasi
lembaga
masyarakat

3

Terwujudnya tata
kehidupan
masyarakat yang
relegius
dan
berbudaya

Meningkatnya
aktivitas
keagamaan
dimasyarakat

1

Terciptanya situasi
keamanan
yang kondusif

dan

Menciptakan
suasana kehidupan
keagamaan
yang
kondusif
Meningkatkan

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 14
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I

Meningkatnya
aktivitas
pembinaan
keagamaan pada
tingkat
PAUD,
pendidikan dasar
dan
pendidikan
menengah

Terpeliharanya
seni
dan
kebudayaan
daerah

4

5

Terwujudnya
masyarakat yang
memiliki
ketahanan
yang
tinggi terhadap isu
dan
provokasi
yang
tidak
bertanggung
jawab

Terwujudnya
kemudahan umat
beragama dalam
menjalankan
ibadahnya
dan
peningkatan peran
dan
fungsi
lembaga
keagamaan

Meningkatnya
ketahanan
masyarakat
terhadap
bahaya
konflik SARA

pemahaman
dan
pengalaman agama
dalam
kehidupan
bermasyarakat
Mengadakan
fasilitasi pendidikan
agama (formal, non
formal dan informal)
Meningkatkan
lembaga pendidikan
keagamaan dalam
pembangunan

pemahaman
dan
pengalaman agama dalam
kehidupan bermasyarakat

Percepatan peningkatan
kualitas pendidikan agama
dan keagamaan

Meningkatnya
pelestarian seni dan
budaya daerah

Pelestarian
seni
dan
budaya daerah
Pengembangan lembagalembaga budaya
Peningkatan
kecintaan
masyarakat
terhadap
budaya
Peningkatan
potensi
ekonomi lokal berbasis
pengembangan budaya

Memperkuat
kerjasama
kemitraan
kelompok
masyarakat

Pengembangan
forum
dialog
dan kerjasama
lintas komunitas

Revitalisasi
lembaga
keagamaan,
dan budaya

dan
antar

peran
sosial

Peningkatan
kesadaran
dan
kerukunan
hidup
bermasyarakat
Peningkatan
kesadaran
dan kerukunan beragama

Meniingkatnya
pengaruh
tokoh
agama
dalam
menjaga
keharmonisan
masyarakat

Meningkatkan peran
penyuluh
agama
dalam pembinaan
keagamaan

Penerapan
fungsi
informative dan edukatif,
konsultatif serta advokatif
dalam
pembinaan
keagamaan

Meningkatnya
pelaksanaan
kegiatan beribadah

Meningkatnya
jumlah dan kualitas
sarana
dan
prasarana ibadah
Meningkatnya
frekuensi kegiatankegiatan
keagamaan

Pemberian
jaminan
seluruh
lapisan
masyarakat
dapat
melaksanakan ibadah dan
ajaran
agama
sesuai
dengan keyakinan dan
kepercayaannya

Meningkatnya
peran dan fungsi
lembaga
keagamaan

Meningkatkan peran
lembaga-lembaga
sosial keagamaan

Peningkatan
lembaga-lembaga
keagamaan

peran

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 15
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
2.

Strategi dan Arah Kebijakan Untuk Mewujudkan Misi Kedua
Dalam upaya mewujudkan Misi Kedua yaitu Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas dan berdaya saing, maka stategi dan arah kebijakan yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.2. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Kedua

No

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

1

2

3

4

5
Peningkatan sarana dan
prasana kesehatan
Peningkatan
jumlah
tenaga
dokter
dan
paramedis

Meningkatkan
jangkauan dan mutu
layanan kesehatan

Pengembangan jaminan
kesehatan masyarakat

1

Terwujudnya
kesempatan yang
seluas-luasnya
bagi
masyarakat
untuk
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
yang
seoptimal mungkin
dan
pendidikan
yang
setingitingginya di dalam
wilayah Halmahera
Selatan

Terwujudnya
derajat kesehatan
yang tinggi dan
gizi yang cukup

Meningkatkan
kualitas
sarana
prasarana
pelayanan
kesehatan
puskesmas
dan
rumah sakit
Meningkatkan
kecukupan obat dan
perbekalan
kesehatan
Meningkatkan
keluarga sadar gizi
Mengembangkan
pola hidup bersih
dan sehat (PHBS)

Terwujudnya
kualitas pendidikan
yang baik dan
tinggi

Meningkatkan
akses
pendidikan
bagi seluruh anak
usia sekolah

Mengembangkan
pendidikan
berstandar nasional

Penyediaan perlengkapan
puskesmas dan RSUD
Mengembangkan sistem
rujukan
pelayanan
kesehatan
dan
penunjangnya
(laboratorium kesehatan)
Penyediaan
obat
dan
perbekalan
kesehatan
yang memadai
Peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang gizi
Peningkatan pengetahuan
dan
kesadaran
masyarakat
tentang
berperilaku hidup bersih
dan sehat
Pengembangan
pendidikan anak usia dini
(PAUD)
Pengembangan
pendidikan dasar dan
menengah
Pengembangan
pendidikan kejuruan
Pengembangan
pendidikan luar biasa
Penyediaan
prasarana
dan sarana pendidikan
Peningkatan
pendidikan
dan kompetensi tenaga
pengajar

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 16
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
Perbaikan
manajemen
pendidikan
Peningkatan
kesejahteraan
tenaga
pengajar

2

3

4

Terwujudnya
keberadaan SDM
pelayanan
kesehatan
dan
pendidikan
yang
cukup
diseluruh
wilayah Halmahera
Selatan

Terpenuhinya
kebutuhan
SDM
untuk pelayanan
kesehatan
Terpenuhinya
kebutuhan
SDM
untuk
bidang
pendidikan

Meningkatkan
kuantitas
dan
kualitas
tenaga
kesehatan
Meningkatkan
kuantitas
dan
kualitas
tenaga
pendidikan

Tersalurnya
potensi dan bakat
olah raga dan seni

Meningkatkan minat
pemuda
terhadap
olah raga dan seni

Tersalurnya
potensi dan bakat
kewirausahaan
pemuda

Meningkatkan
pendidikan informal

Meningkatnya
peran perempuan
dalam
bidang
politik,
ekonomi
dan sosial

Meningkatkan
keterlibatan
perempuan dalam
politik, ekonomi dan
sosial

Terwujudnya
fasilitas
pengembangan
SDM
sesuai
dengan potensinya

Terwujudnya
peningkatan
kesejahteraan
keluarga

Meningkatnya
perlindungan
perempuan
dan
anak

Meningkatkan
pelayanan KB dan
keluarga sejahtera

Meningkatkan peran
lembaga
hukum
dalam perlindungan
perempuan
dan
anak
Meningkatkan
jumlah dan mutu
layanan
dan
jaringan
keluarga
berencana
Mengurangi jumlah

Peningkatan
jumlah
tenaga kesehatan yang
berkualitas
Peningkatan
jumlah
tenaga pendidikan yang
berkualitas
Penyediaan fasilitas olah
raga
Peningkatan
partisipasi
pemuda
dalam
mengembangkan prestasi
olah raga
Pengembangan lembagalembaga seni
Peningkatan kegiatan olah
raga dan seni
Penyediaan
prasarana
dan sarana pendidikan
dan
pelatihan
kewirausahaan
Peningkatan
kersama
dengan swasta
Peningkatan
kurikulum
berbasis kewirausahaan
Peningkatan
jumlah
perempuan yang terlibat di
pemerintahan
dan
legeslatif
Peningkatan
kegiatan
perempuan
di
bidang
sosial
Peningkatan hukum KDRT
dan perlindungan anak
Penerapan perlindungan
anak di bawah umur

Peningkatan
KB terpadu

pelayanan

Peningkatan

jumlah

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 17
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
keluarga
sejahtera
Meningkatnya
pelayanan bantuan
sosial

3.

pra

Mengurangi jumlah
PMKS

keluarga sejahtera
Pengurangan
secara bertahap

PMKS

Strategi dan Arah Kebijakan Untuk Mewujudkan Misi Ketiga
Dalam upaya mewujudkan Misi Ketiga yaitu mewujudkan ekonomi kerakyatan berbasis
pengelolaan Sumber Daya Kepulauan yang berdaya saing, maka strategi dan arah
kebijakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Ketiga

No

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

1

2

3

4

5
Perbaikan
dan
peningkatan infrastruktur
kelautan dan perikanan
Pengembangan
sector
perikanan dan kelautan
dari hulu sampai hilir
Peningkatan
SDM
di
bidang kelautan (nelayan
dan pengelola perikanan)

Meningkatnya hasil
produksi dan nilai
investasi
bidang
kelautan
dan
perikanan

1

Mewujudkan
pengelolaan SDA
kelautan,
pertambangan,
kehutanan
dan
perkebunan
Meningkatnya hasil
produksi di bidang
SDA lainnya

Miningkatnya nilai
investasi
pengelolaan SDA

Mengembangkan
minapolitan
berbasis
potensi
unggulan

Meningkatkan
investasi di sector
kelautan
dan
perikanan
Meningkatkan
perdagangan hasil
kelautan
dan
perikanan
Mengelola
SDA
sektor
pertanian,
perkebunan,
kehutanan
dan
peternakan

Meningkatkan
kapasitas
petani/peternak

Meningkatnya
investasi di sektor
pertambangan dan
energi
Memperluas

Pemberian
kemudahan
perijinan investasi
Perluasan
jaringan
distribusi dan pemasaran
hasil
kelautan
dan
perikanan
Penggunaan
teknologi
produksi dan pengolahan
Penyediaan
peralatan
pengolahan produk SDA
Peningkatan keterampilan
petani
Pengembangan
kelompok tani
Peningkatan penyuluhan
pertanian,
perkebunan
dan peternakan
Pemberian
kemudhan
perijinan investasi
Perluasan
kerjasama
dengan swasta
Peningkatan
jumlah

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 18
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
jangkauan
pelayanan
listrik
perdesaan
Mengembangkan
energy alternatif

2

3

4

4.

Mewujudkan
keberdayaan
masyarakat
perdesaan
di
bidang
ekonomi
melalui
pemerataan
pembangunan
daerah
yang
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat

Terwujudnya
penanggulangan
kemiskinan
dan
pengangguran yang
merata

Menerapkan
program-program
pro rakyat

Terciptanya
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat
perdesaan
yang
merata

Mendorong
pengembangan
kegiatan
ekonomi
lokal

Menyediakan
lembaga keuangan
mikro syariah yang
mudah diakses

Tersedianya
lembaga keuangan
mikro syariah

Meningkatkan peran
BMT (baitul maal
watanwil)
dalam
ekonomi lokal
Meningkatkan
pelayanan lembaga
keuangan
mikro
syariah

Melaksanakan
kegiatan
dan
usaha
perdagangan serta
pelayanan
jasa
yang efisien

Terciptanya
iklim
usha perdagangan
dan
jasa
yang
kondusif

Menciptakan kondisi
investasi
yang
kondusif

pelayanan
listrik

pengguna

Peningkatan
pengguna
energy alternatif
Pelaksanaan program pro
rakyat
Pengembangan ekonomi
lokal
Pengembangan
kreatif

industri

Penyebar luasan jaringan
BMT
Peningkatan jangkauan
pelayanan
lembaga
keuangan mikro syariah
Peningkatan
satu atap

pelayanan

Pengembangan kawasan
perdagangan
Kota
Labuha

Strategi dan Arah Kebijakan untuk Mewujudkan Misi Keempat
Dalam upaya mewujudkan Misi Keempat yaitu mewujudkan tata kelola pemerintahan
daerah yang bersih dan profesional, maka stategi dan arah kebijakan yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.4. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Keempat

No

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

1

2

4

5

1

Mewujudkan
sinergitas antara
pelaku
pembangunan
daerah
dengan
pemerintah
daerah

3
Selarasnya
pembangunan
Halmahera Selatan
dengan
pembangunan
Provinsi
Maluku
Utara dan Nasional
Terakomodasinya
aspirasi
semua

Sinkronisasi
program
perencanaan
pembangunan
secara hirarki

Peningkatan keterpaduan
program pembangunan

Meningkatkan
pelibatan
seluruh

Peningkatan partisipasi
aktif seluruh pemangku

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 19
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
pemangku
kepentingan
kedalam
rencana
dan
pelaksanaan
pembangunan
daerah

2

Melaksanakan
tata pemerintahan
yang
aspiratif,
partisipatif
dan
terpadu

Meningkatnya
kualitas
perencanaan
pembangunan
daerah

Meningkatkan
kualitas data
informasi

dan

Meningkatkan
kualitas pengelolaan
keuangan daerah

3

4

Pengadaan
aparatur
pemerintah
daerah
yang
berkualitas,
berfungsi
melayani
masyarakat,
professional,
berdaya
guna,
produktif,
transparan
dan
bebeas
dari
korupsi

Mewujudkan
pelayanan publik
prima
yang
berorientase pada
rakyat

Meningkatkan
kualitas
dan
komptensi aparatur
dalam
melakukan
pelayanan
pada
masyarakat

Meningkatnya
kualitas pengelolaan
kepegawaian

Tersedianya
SOP/SPM
Meningkatnya
pelayanan
bidang
kependudukan dan
capil
Meningkatnya tata
kelola
kearsipan
daerah dari setiap
SKPD
Meningkatnya akses

pemangku
kepentingan dalam
proses
pembangunan

Meningkatkan
penerapan
perundangundangan
perencanaan dalam
proses penyusunan
dokumen
perencanaan
Meningkatkan
kualitas
sumberdaya
perencana
Mengembangkan
data
base
perencanaan
Meningkatkan
akuntabilitas
pelaporan
keuangan daerah

kepentingan
pembangunan

dalam

Penerapan
perundangundangan perencanaan
dalam
penyusunan
dokumen perencanaan

Peningkatan pendidikan
formal dan informal bagi
SDM perencana
Pengembangan data dan
informasi
Peningkatan pengelolaan
keuangan daerah yang
transparan

Meningkatkan peran
pegawai
melalui
pendidikan
dan
pelatihan

Peningkatan
pegawai

Meningkatkan
administrasi
kependudukan dan
catatan sipil

Peningkatan pelayanan
publik sesuai prosedur
standar operasional

Mengembangkan

Peningkatan

kualitas

akses

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 20
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
masyarakat
terhadap informasi
pembangunan
daerah

5.

system
informasi
pembangunan
daerah
secara
terpadu

informasi
daerah

pembangunan

Strategi dan Arah Kebijakan Untuk Mewujudkan Misi Kelima
Dalam upaya mewujudkan Misi Kelima yaitu mewujudkan pembangunan yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan, maka stategi dan arah kebijakan yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.5. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Kelima

No

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

1

2

3

4

Tersedianya perda
tentang
RTRW
kabupaten
dan
derivasinya

Mendorong
pelaksnaan RTRW
secara konsisten

Meningkatnya
penataan kawasan
sesuai
dengan
RTRW

Peningkatan
penataan
dan
pemanfaatan
ruang
kawasan
sesuai fungsinya

Terwujudnya
kelestarian
lingkungan hidup
yang berkualitas

Meningkatkan
kualitas
lingkungan hidup

5
Penegakan hukum terhadap
pelanggaran RTRW
Pencegahan
penyalahgunaan
peruntukan tata ruang
Peningkatan
partisipasi
masyarakat dalam penataan
ruang
Pengembangan pusat-pusat
kegiatan/pelayanan
dan
kawasan
strategis
kabupaten
Pengembangan
sistem
informasi berbasis spasial
Peningkatan
koordinasi
pengelolaan
lingkungan
hidup
Peningkatan
kapasitas
lembaga
pengelolaan
lingkungan hidup
Peningkatan
partisipasi
masyarakat
dalam
pemeliharaan
dan
pelestarian
lingkungan
hidup

1

2

6.

Mewujudkan tata
ruang
wilayah
yang dilaksanakan
secara benar dan
konsisten

Melaksanakan tata
kelola lingkungan
yang baik

Strategi dan Arah Kebijakan Untuk Mewujudkan Misi Keenam
Dalam upaya mewujudkan Misi Keenam yaitu mewujudkan aksesibilitas infrastruktur
yang mamadai dan merata, maka stategi dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut :

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 21
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
Tabel 5.6. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Keenam
No

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

1

2

3

5

1

Mewujudkan
infrastruktur yang
layak
bagi
pertumbuhan
ekonomi

Tersedianya
infrastruktur yang
layak
untuk
aksesibilitas darat,
laut dan udara

4
Meningkatkan
ketersediaan
prasarana
dan
sarana
yang
memadai
Mengembangkan
jaringan transportasi
darat dan laut secara
terpadu

2

Mewujudkan
fasilitas
pemerintahan
yang baik

Tersedianya
infrastruktur
pemerintahan
untuk pelayanan
publik

3

Mewujudkan
kawasan
permukiman yang
asri

Meningkatnya
lingkungan
perumahan yang
layak huni

Pembangunan
dan
pemeliharaan infrastruktur

Pengembangan jaringan
transportasi antar moda

Mengembangkan
infrastruktur
pemerintahan

Peningkatan
pemerintah

Mengembangkan
lingkungan
perumahan

Pengembangan kawasan
perumahan
Pengembangan
sumberdaya air untuk
pemenuhan
bagi
perumahan

infrastruktur

5.2.2. Kebijakan Keuangan Daerah
Kebijakan Pendapatan Daerah Kabupaten Halmahera Selatan sebagai berikut :
1. Pendapatan Asli Daerah
Kebijakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu :
a. Pemantapan kelembagaan dalam system operasional pemungutan pendapatan
daerah.
b. Peningkatan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi.
c. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat melalui penyediaan sarana prasana
pelayanan, penyempurnaan system pungutan dan peningkatan profesionalisme
aparatur.
d. Pengembangan koordinasi secara sinergis dalam pengelolaan pendapatan daerah.
e. Melakukan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah.
f. Peningkatan dan penggalian sumber-sumber pendapatan asli daerah lainnya.
2. Dana Perimbangan
Kebijakan Pendapatan Dana Perimbangan yaitu :
a. Peningkatan akurasi data sumber daya alam sebagai dasar perhitungan dan
pembagian dana perimbangan.
b. Mendorong upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PBB, Pajak Orang
Pribadi Dalam Negeri (PPh OPDN), PPh pasal 21 dan BPHTB.
c. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan dana
perimbangan.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Kebijakan Pendapatan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah, yaitu :

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program V - 22
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I
a. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dalam perhitungan dan
pembagian Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi.
b. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam upaya peningkatan alokasi
Dana Penyesuaian
4. Kebijakan Umum Belanja Daerah
Kebijakan umum belanja daerah diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan
yang prposional, efisien dan efektif, antara lain :
1. Penggunaan indeks relevansi anggaran dalam penentuan anggaran belanja dengan
memperhatikan fixed cost dan variable cost, sesuai dengan visi dan misi didalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten
Halmahera Selatan.
2. Peningkatan efektivitas belanja bantuan, belanja hibah dan bagi hasil serta belanja
tidak terduga.
3. Alokasi dari block grant dari pos bagi hasil secara proporsional, guna memperkuat
kapasitas fiscal dalam melaksanakan otonomi daerah.
4. Alokasi belanja tidak terduga adalah penyediaan dana yang ditujukan untuk dapat
menanggulangi beban belanja yang tidak dapat diduga/diperhitungkan sebelumnya,
serta tidak dianggarkan pada pos belanja sebelumnya yaitu untuk :
a) Penanggulangan bencana alam dan bencana social
b) Kegiatan yang bersifat mendesak dan bersifat strategis.
Untuk mencapai sasaran Terwujudnya Pembangunan Ekonomi Yang Mandiri pokok
tersebut, maka Arah Pembangunan selama kurun waktu 20 tahun mendatang adalah
sebagai berikut:
a. Pembangunan perokomomian diarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan
ekonomi daerah yang cukup tinggi, masyarakat menganut asas demokrasi ekonomi
dengan prinsip pemerataan, kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi
usaha kecil, menengah dan koperasi.
b. Perekonomian berorientasi pada daya saing nasional yang dikembangkan bertahap dari
perekonomian berbasis keunggulan komparatif sumberdaya alam menjadi
perekonomian yang berkeunggulan kompetitif dan inovatif dengan prinsip-prinsip:
pengelolaan secara berkelanjutan menuju peningkatan produktivitas melalui
penguasaan, penerapan, penciptaan (inovasi) teknologi tepat guna; pengelolaan
kelembagaan ekonomi secara berkelanjutan yang menguasai hajat hidup masyarakat
banyak.
c. Struktur perekonomian diperkuat dengan pembangunan sektor perikanan dan kelautan
sebagai sektor andalan yang mampu memberikan multiplier effect (efek pengganda)
bagi kemajuan sektor lain dengan menciptakan linkage (keterkaitan) dengan sektorsektor lain terutama industri pengolahan hasil laut, perdagangan, dan jasa-jasa
pelayanan lainnya.
d. Perdagangan dan investasi dikembangkan agar mampu mendukung penguatan daya
saing nasional. Perdagangan diarahkan untuk memperkuat jalur distribusi perdagangan
daerah, memperkuat posisi daerah dalam perdagangan regional, nasional dan
internasional, promosi dan pencitraan produk andalan daerah, dan mampu mendorong
integrasi kegiatan ekonomi daerah