KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Paser

5.1.1 Arahan Pengembangan Struktur Ruang

  Untuk mencapai struktur ruang wilayah yang dituju, maka arahan pengembangan pusat-pusat di Provinsi Kalimantan Timur mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

  

a. Kecenderungan pertumbuhan pusat-pusat yang ada di Provinsi Kalimantan Timur

menurut aspek demografis, kegiatan ekonomi, kegiatan sosial, dan pertahanan- keamanan negara.

  b. Kecenderungan keterkaitan ruang antar bagian wilayah Provinsi Kalimantan Timur.

  

c. Kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi Kalimantan Timur atas peran dan fungsi suatu

pusat.

  Arahan struktur ruang di dalam RTRW Propinsi Kalimantan Timur yang akan

disinergikan dalam RTRW Kabupaten Paser meliputi arahan sistem pusat permukiman,

arahan pengembangan sistem prasarana wilayah, arahan pengembangan sistem prasarana

sumber daya air, arahan pengembangan sistem prasarana energi, dan arahan

pengembangan telekomunikasi energi.

5.1.1.1 Rencana Sistem Perkotaan

  Sistem perkotaan di Kabupaten Paser didasarkan pada 2 (dua) aspek, yaitu; 1)

potensi dan permasalahan yang berkembang di lapangan yang mencerminkan kondisi riil

orientasi pasar kawasan; dan 2) arahan kebijakan yang tertuang dalam RTRWN.

  Berdasarkan kajian terhadap kedua aspek tersebut, akan ditentukan 6 (enam) bentuk pusat perkotaan, yaitu :

a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dengan kriteria :

  • Berfungsi sebagai pusat pengolahan pengumpul dan pemasaran komoditi unggulan wilayah berorientasi pasar yang melayani beberapa kabupaten.
  • • Berfungsi sebagai simpul jaringan transportasi wilayah untuk beberapa kabupaten.

  • Pusat penghubung antara PKN dan PKL.
  • Umumnya merupakan kota simpul utama di kawasan prioritas (sentra produksi dan kawasan andalan).

LAPORAN AKHIR

  • Memiliki bandar udara sekunder atau tersier atau pelabuhan pengumpan.
  • Memiliki fungsi pelayanan jasa-jasa pemerintahan dan kemasyarakatan beberapa kabupaten.

  b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan kriteria :

  • Berfungsi sebagai pusat pengumpul dan pemasaran komoditi unggulan lokal berorientasi pasar wilayah beberapa kecamatan atau lokal internal.
  • Berfungsi sebagai simpul jaringan transportasi lokal ( kabupaten atau beberapa kecamatan).
  • Memiliki fungsi pelayanan jasa-jasa pemerintahan dan kemasyarakatan beberapa kecamatan.
  • Bersifat khusus mendorong perkembangan sektor strategis atau kegiatan khusus lainnya di wilayah kabupaten.

  

c. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), yaitu pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di

kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKL dengan kriteria :

  • Pusat kegiatan yang dapat ditetapkan sebagai PKLp adalah kota-kota yang memenuhi persyaratan PPK.
  • Pusat Kegiatan Lokal Promosi sebagaimana dimaksud harus ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya ke dalam arahan pemanfaatan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL.

  d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan kriteria :

  • Pusat pengolahan/pengumpul barang untuk skala kecamatan atau beberapa desa.
  • Simpul transportasi untuk skala kecamatan atau beberapa desa.
  • Pusat pelayanan umum untuk skala kecamatan.

  e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan kriteria :

  • Pusat pengolahan/pengumpul barang untuk skala antar desa.
  • Simpul transportasi untuk skala antar desa. Pusat pelayanan umum untuk skala antar desa.

Tabel 5.1 Rencana Sistem Perkotaan di Kabupaten Paser

  

Sistem Perkotaan Pusat Kegiatan Fungsi Hirarki

  • PKN

  I

  • PKW Perkotaan Tanah Grogot Pusat pemerintahan skala wilayah
  • Pusat pelayanan umum skala wilayah
  • Pusat perdagangan dan jasa skala wilayah
  • Simpul transportasi nasional dan antar

LAPORAN AKHIR

  • Pusat permukiman

  • Pusat pemerintahan skala lokal
  • Pusat pelayanan umum skala lokal
  • Pusat perdagangan dan jasa skala lokal
  • Kota persinggahan
  • Pusat produksi dan pemasaran hasil SDA
  • Pusat permukiman

  Pembentukan struktur ruang wilayah Provinsi Kalimantan Timur melalui sistem pusat-

pusat didukung oleh sistem prasarana wilayah sesuai dengan lokasi dan fungsi masing-

masing prasarana. Sistem prasarana wilayah yang mendukung pembentukan struktur ruang

Wilayah Provinsi Kalimantan Timur tercantum dalam arahan pengembangan sistem

transportasi.

  IV Sumber : RTRW Kabupaten Paser 2011 – 2031

  Muara Samu); Desa Muara Payang, Muara Kuaro; Desa Suliliran Baru, Suatang Baru, Olong Pinang; Desa Mengkudu dan Desa Lori.

  Mendik (Kec. Long Kali); Desa Bukit Seloka, Belimbing, Tiwei (Kec. Long Ikis); Desa Rantau Atas (Kec.

  III PPL Desa Sebakung Taka,

  II PPK Perkotaan Pasir Belengkong, Kerang, Tanjung Aru, dan Muser

  II PKLp Perkotaan Muara Komam, Batu Kajang, dan Long Kali

  PKL Perkotaan Long Ikis dan Kuaro

  wilayah

  

Sistem Perkotaan Pusat Kegiatan Fungsi Hirarki

  • Pusat pemerintahan skala lokal
  • Pusat pelayanan umum skala lokal
  • Pusat perdagangan dan jasa skala lokal
  • Simpul transportasi nasional dan antar wilayah
  • Kota persinggahan
  • Pusat produksi dan pemasaran hasil SDA
  • Pusat permukiman

  • Pusat pemerintahan skala lokal
  • Pusat pelayanan umum skala lokal
  • Pusat perdagangan dan jasa skala lokal
  • Pusat produksi dan pemasaran hasil SDA dan hasil laut
  • Pusat permukiman, Pusat budaya
  • Simpul transportasi antar wilayah
  • Pusat pemerintahan skala lokal

  • Pusat pelayanan umum skala lokal
  • Pusat perdagangan dan jasa skala lokal
  • Pusat produksi dan pemasaran hasil SDA
  • Pusat permukiman

5.1.1.2 Arahan Pengembangan Sistem Prasarana Wilayah

1. Jaringan Transportasi Darat

LAPORAN AKHIR

  • Jaringan Jalan Jaringan jalan arteri sebagai jaringan lintas nasional dan regional antar wilayah
    • provinsi di Pulau Kalimantan dan di Provinsi Kalimantan Timur. Jalan arteri tersebut adalah jalan Trans Kalimantan yang ke arah Selatan menghubungkan Provinsi Kalimantan Timur dengan Provinsi Kalimantan Selatan dan ke arah Utara direncanakan menghubungkan Provinsi Kalimantan Timur dengan Malaysia serta jaringan jalan yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Timur dengan Provinsi Kalimantan Tengah.

  Jaringan jalan arteri yang terkait dengan pengembangan di Kabupaten Paser yaitu jaringan jalan Lintas Kalimantan Poros Selatan yang menghubungkan kota Tanjung di Provinsi Kalimantan Selatan - Batu Aji - Kuaro - Penajam - Balikpapan - Samarinda - Bontang - Sangatta - Simpang Perdau - Muarawahau - Tanjung Redeb - Tanjung Selor - Malinau - Mensalong - Simanggaris - Batas Negara. Jalan kolektor sebagai jaringan lintas regional yang menghubungkan jalan arteri

  • dengan pusat-pusat pada hirarki yang lebih rendah. Rencana pengembangan

    jalan kolektor yang terkait pengembangan di Kabupaten Paser meliputi :

    Jaringan jalan yang menghubungkan Batu Licin di Provinsi Kalimantan  Selatan - Tanah Grogot - Kuaro. Jaringan jalan yang menghubungkan Tanjung Aru - Tanah Grogot - Kuaro.

   • Jaringan Kereta Api Pada tahap menengah ketiga direncanakan pembangunan jaringan kereta api yang merupakan bagian dari rencana pembangunan Trans Kalimantan Railways. Jaringan rel kereta api akan menghubungkan batas provinsi Kalimantan Selatan - Kuaro - Long Kali - Penajam - Balikpapan - Samarinda - Bontang - Sengatta - Muara Wahau - Muara Lesan - Tanjung Redeb - Tanjung Batu - Tanah Kuning - Tanjung Selor - Kerang Agung - Sesayap - Tidung Pala - Malinau - Mensalong - Pembeliangan - Salang - Simanggaris - Batas Negara.

  2. Jaringan Transportasi Sungai dan Penyeberangan Rencana pengembangan jaringan transportasi sungai yang berfungsi sebagai jaringan kolektor dan lokal primer di Kabupaten Paser adalah lintas Tanah Grogot ke arah hulu Sungai Kandilo. Antara jaringan transportasi sungai dengan jaringan jalan arteri dan kolektor akan diintegrasikan oleh pusat-pusat pergantian antar moda (transhipment point) melalui penyediaan dermaga.

3. Jaringan Transportasi Laut

LAPORAN AKHIR

  Jaringan transportasi laut pembentuk struktur ruang wilayah provinsi diwakili oleh pelabuhan umum kargo dan penumpang dengan fungsi sebagai pelabuhan internasional, nasional, regional, dan lokal. Jaringan transportasi laut yang terkait dengan pengembangan di Kabupaten Paser adalah rencana pengembangan Pelabuhan Nasional Pondong di Teluk Adang.

  4. Jaringan Transportasi Udara Kebijakan Provinsi Kalimantan Timur mengenai pengembangan jaringan transportasi udara yang diwakili oleh bandar udara dengan fungsi sebagai bandar udara pusat penyebaran dan bandar udara bukan pusat penyebaran. Yang terkait dengan pengembangan bandar udara di Kabupaten Paser adalah rencana bandar udara pusat penyebaran dengan skala pelayanan tersier yaitu Bandar Udara Padang Pengrapat yang berlokasi di Desa Padang Pengrapat dan Desa Rantau Panjang.

5.1.1.3 Arahan Pengembangan Sistem Prasarana Sumber Daya Air

  Pelaksanaan reformasi pengelolaan SDA adalah untuk meningkatkan keandalan

pasokan air. Pola pembiayaan dengan sistem korporasi wilayah sungai dan arah

pengelolaan SDA yang berbasis wilayah sungai ditekankan dengan integrasi pemakaian air

permukaan dan air tanah serta peningkatan kualitas air dengan pendekatan partisipasi

berdasarkan prinsip “satu sungai, satu rencana terpadu, dan satu pengelolaan yang

terkoordinasi”.

  Konservasi sumber daya air dilaksanakan dengan memberikan perlindungan sumber

air, dan pengelolan kualitasnya tetap dilaksanakan secara seiring dengan prinsip

pengembangan kimpraswil secara berkelanjutan, yaitu yang memadukan aspek ekonomi,

sosial, dan perlindungan lingkungan.

  Strategi pengembangan sumber daya air meliputi :

  

1. Menghindari terjadinya bencana alam akibat fluktuasi aliran air permukaan yang bersifat

ekstrim, seperti banjir,longsor,dan kekeringan.

  

2. Menjamin ketersediaan air baku untuk kebutuhan irigasi pada sentra-sentra pangan,

kawasan pemukiman perkotaan, kawasan indusri dan sumber energi tenaga air secara berkelanjutan untuk mendukung pengembangan kawasan-kawasan andalan dan pusat koleksi-distribusi.

  

3. Mengembangkan daerah irigasi dan meningkatkan jaringan sistem pompanisasi di

Kalimantan Timur.

  

4. Mendukung pengembangan sektor-sektor produktif, khususnya sentra-sentra produksi

pangan dan sentra-sentra perkebunan.

  

5. Menghindari terjadinya krisis air baku bagi kawasan-kawasan sentra pertanian, industri,

pariwisata, dan sebagainya, serta kota-kota strategis.

LAPORAN AKHIR

  

6. Mengamankan kawasan-kawasan resapan air, khususnya pada zona resapan tinggi untuk

mencegah kekeringan di musim kemarau dan erosi di musim hujan.

  7. Menjamin kehandalan alur-alur sungai.

  

8. Peningkatan penyediaan air baku wilayah untuk keperluan domestik, perkotaan, maupun

industri, berupa pengembangan air baku dari sungai dan pengembangan bendungan/ waduk.

  Pengembangan SDA dengan penyediaan air irigasi yang cukup untuk menjamin

ketersediaan pangan hasil produksi, dilakukan dengan menyeimbangkan upaya konservasi

dan pendayagunaannya, serta melibatkan peran masyarakat sejak tahap perencanaan

sampai dengan pengawasan dan pengendalian pengelolaannya.

  Arah pengembangan sektor pertanian dan pengairan berupaya untuk menggali

segenap potensi fisik wilayah secara optimal agar tercipta suatu kondisi pertanian yang kuat

yang diwujudkan dengan swasembada pangan di tengah menurunnya hasil-hasil kayu

olahan. Khusus dalam pembangunan prasarana irigasi untuk mendukung kegiatan pertanian

tanaman pangan dilakukan dengan beberapa model penanganan antara lain :

  

1. Pengembangan irigasi pasang surut di daerah sekitar pantai terutama untuk

mengembangkan irigasi di bagian selatan ( Kabupaten Paser) dan sebagian utara (Kabupaten Berau).

  

2. Pengembangan irigasi sederhana dan sedang/ kecil di daerah pantai yang tidak memiliki

kemungkinan adanya pasang surut, yaitu dengan beda muka air besar seperti di bagian muara Sungai Mahakam.

  

3. Pengembangan model irigasi untuk melayani wilayah dataran rendah yang melimpah

penyediaan airnya sehingga akan menyangkut sistem irigasi yang besar dan kompleks.

  

4. Pengembangan irigasi di wilayah daratan tinggi dengan memanfaatkan potensi

sumberdaya lahan dan ketersediaaan sumber air dan ditangani secara terpisah-pisah terutama di bagian tengah provinsi yakni di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan sebagian Kabupaten Paser .

  Untuk pengembangan prasarana air irigasi di Kabupaten Paser berlokasi di

Kecamatan Tanah Grogot, Kuaro, Long I kis, Long Kali, dan Batu Sopang dengan

jenis arahan pengembangan yaitu pemantapan irigasi pertanian lahan basah.

  Rencana pengembangan prasarana sumber daya air dan irigasi di Kabupaten Paser meliputi :

  

1. Pengembangan kawasan konservasi, pendayagunaan dan pengendalian SDA di lokasi

WS Kendilo.

LAPORAN AKHIR

  

2. Pengembangan waduk, bendungan dan danau/situ (penyediaan air baku) di lokasi DAS

Telake dan DAS Kandilo.

  3. Pengembangan Pelayanan Air Baku di lokasi WS Kendilo di Kota Tanah Grogot.

  4. Pengembangan jaringan irigasi di lokasi Kabupaten Paser.

  Sedangkan program yang mendukung rencana tersebut adalah sebagai berikut :

  • SID DI AMDAL Bendung Lambakan (Kabupaten Paser).
  • SPV dan penanganan banjir Simpang Pasir (Kabupaten Paser).
  • Pengembangan waduk, bendungan, dan danau/situ dalam rangka penyediaan air baku serta konservasi sumber air di DAS Telake dan DAS Kandilo.
  • Pengembangan jaringan irigasi yang diprioritaskan di wilayah KabupatenPaser.

  Sedangkan untuk Rencana Pengembangan Wilayah Sungai (WS) Lintas Kabupaten/

Kota meliputi yang ada di Kabupaten Paser yaitu Rencana Pengembangan WS Kendilo

meliputi Rencana Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) Telake, DAS Adang-Kuaro,

DAS Kendilo, DAS Kerang-Segendang, DAS Riko-Manggar, dan DAS Tunan.

5.1.1.4 Arahan Pengembangan Sistem Prasarana Energi

  Strategi pengembangan sistem jaringan prasarana energi dan tenaga listrik meliputi upaya untuk :

  

1. Mengamankan pasokan energi pada pusat -pusat pemukiman perkotaan dan pedesaaan

serta kawasan-kawasan strategi nasional lain meliputi indutri, pariwisata dan pelabuhan.

  

2. Mengembangkan jaringan tenaga listrik interkoneksi lintas wilayah termasuk dengan

negara tetangga.

  

3. Mengatasi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan atas tenaga listrik di

Kalimantan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang

  

4. Mendorong pemanfaatan sumber energi terbarukan seperti biomass dan mikrohidro

sebagai altenatif energi konvensial.

  Arah pengembangan prasarana listrik bertujuan untuk mendorong penyediaan listrik

ke pusat-pusat industri, serta memenuhi salah satu kebutuhan dasar penduduk untuk

penerangan listrik. Pola penyediaan dilakukan melalui rencana pengembangan yang sudah

ada, dengan sejauh mungkin menyusun prioritas pembangunan sesuai perkembangan

kawasan yang terjadi.

  Upaya untuk mengantisipasi kepesatan sektor-sektor unggulan seperti industri, perdagangan dan pertanian dilakukan melalui :

   power house PLTU di Samarinda yang berkapasitas 2 x 65 Percepatan pembangunan MW.

LAPORAN AKHIR

   Pembangunan jaringan transmisi tegangan tinggi yang berkapasitas 150 KV dari power house PLTU ke sistem Samarinda, untuk menambah daya terpasang yang sangat mendukung perkembangan aneka indusri di sepanjang koridor kota samarinda yang tumbuh pesat.

   Perluasan daya PLTD Bontang (4 x 2,4 MW) berikut tambahan hasil adanya pemindahan dari PLTD Balikpapan (2 x 25 MW).

   Melanjutkan pembangunan jaringan transmisi yang menghubungkan sistem Samarinda ke sistem Balikpapan untuk mendorong adanya induncing power bagi pertumbuhan kegiatan industri di bagian selatan Provinsi Kalimantan Timur, yaitu Balikpapan, Penajam, Tanah Grogot .

   Mendorong pembinaan aneka industri melalui perbaikan informasi dan kemudahan perijinan terutama di kota Samarinda, kota Sangata dan Kawasan Strategis Provinsi yang diperkirakan akan berkembang pesat.

5.1.1.5 Arahan Pengembangan Sistem Telekomunikasi

  Arah pengembangan sektor pos dan telekomunikasi yang ditujukan untuk melayani

kemudahan hubungan antar wilayah. Sasaran pokoknya adalah meningkatkan pelayanan

pos dan telekomunikasi pada kota-kota baru yang diperkirakan akan berkembang. Selain itu

untuk meningkatkan keterkaitan desa-kota, diupayakan melalui dukungan prasarana pos

pedesaan dan pos sungai. Beberapa pokok arahan pengalokasian prasarana ini, antara lain:

  

1. Mempercepat peningkatan prasarana telekomunikasi pada kota-kota kecamatan di

sepanjang Penajam - Tanah Grogot yang diperkirakan akan berkembang sektor-sektor unggulan, khusunya perdagangan dan industri.

  

2. Meningkatkan peralatan telekomunikasi untuk kota-kota sedang pada tingkat pelayanan

SLJJ melalui pengadaan Stasiun Bumi Kecil (SBK).

  3. Memperluas jaringan telekomunikasi kabel listrik [ internet] di setiap daerah.

  Melanjutkan upaya peningkatan pelayanan pos dan telekomunikasi pedesaan dan angkutan sungai.

5.1.1.6 Rencana Perwilayahan Pembangunan

  Wilayah Pembangunan (WP) merupakan pembagian wilayah pembangunan yang

disusun berdasarkan kesamaan fungsi kawasan dalam wilayah Kabupaten Paser.

Pembagian WP juga dimaksudkan untuk membagi fokus pengembangan sehingga impuls

pembangunan dapat tersebar secara merata ke seluruh wilayah.

  Berdasarkan karakteristik aktivitas dan pola distribusi lokasi pusat -pusat pemukiman, maka Kabupaten Paser dibagi menjadi tiga WP yaitu :

a. WP Utara

LAPORAN AKHIR

  b. WP Tengah c. WP Selatan.

  Pembagian WP didasarkan pada Konsep Pengembangan Wilayah dengan Pola

Ring-Radial. Pertimbangan homogenitas wilayah ke dalam tiga WP dengan memperhatikan

aspek pertumbuhan dan pemerataan. Pendekatan pembagian memperhatikan perbandingan

secara proporsional antara sifat kawasan, yaitu pesisir, dataran tengah dan

pegunungan/pedalaman, sehingga setiap WP dibagi lagi ke dalam Sub Wilayah

Pembangunan (SWP) yaitu : a. SWP pesisir

  b. SWP tengah c. SWP pegunungan/pedalaman.

  Masing-masing WP mempunyai oulet berupa pelabuhan di SWP pesisir.

  • Wilayah Pembangunan Utara

  WP Utara merupakan pusat aktivitas dengan peran sebagai nodal penyebar pertumbuhan pada wilayah Utara Kabupaten Paser, dengan dominasi fungsi sebagai nodal transportasi, kawasan konservasi, kawasan pemukiman dan kawasan industri dan pertambangan.

  WP Utara ini terdiri dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Long Ikis dan Long Kali. WP Utara juga diarahkan untuk menjadi pusat pemukiman yang terintegrasi untuk mendorong perkembangan Kabupaten Paser dengan menjadi pusat pelayanan bagi wilayah Utara. Adapun arahan pengembangan fungsinya adalah sebagai berikut.

  1. Fungsi pelayanan umum/perkantoran, perdagangan dan jasa dikembangkan di pusat- pusat pelayanan umum dengan skala pelayanan tingkat kecamatan.

  2. Fungsi industri, yang dikembangkan adalah industri pengolahan hasil pertanian dan pariwisata.

  3. Fungsi permukiman, yang dikembangkan pada setiap pusat-pusat pemukiman, baik skala besar yang mengaglomerasi di dekat pusat aktivitas maupun pusat-pusat pemukiman skala kecil yang menyebar di dua kecamatan.

  4. Fungsi pertambangan, yang dikembangkan adalah pertambangan skala besar dengan tetap memperhatikan fungsi konservasi.

  5. Fungsi pertanian, yang dikembangkan pada bagian Utara dengan komoditas padi, komoditas campuran dikembangkan pada daerah yang sesuai untuk lahan pertanian.

  6. Fungsi fasilitas sosial dan umum, dikembangkan pada pusat-pusat pemukiman dan skala pelayanan kecamatan.

  7. Fungsi lindung dan kawasan resapan air diarahkan pada dua kecamatan tetap dipertahankan keberadaannya.

LAPORAN AKHIR

  • Wilayah Pembangunan Tengah

  WP Tengah merupakan pusat aktivitas terbangun yang terdiri dari Kecamatan Batu Sopang, Kecamatan Muara Komam, Kecamatan Kuaro, Kecamatan Tanah Grogot, dan Kecamatan Pasir Belengkong. WP ini merupakan pusat perkembangan Kabupaten Paser dengan akses yang intensif dan keterkaitan fisik yang dibentuk oleh satu-satunya koridor jalan yang ada di Kabupaten Paser. Adapun arahan pengembangan fungsinya adalah sebagai berikut :

  1. Fungsi pelayanan umum-sosial/perkantoran, di Tanah Grogot untuk tingkat kabupaten dan sebagai ibukota Kabupaten Paser, kemudian di Kecamatan Kuaro,

Pasir Belengkong, Batu Kajang dan Muara Komam untuk tingkat kecamatan.

  2. Fungsi perdagangan dan jasa, yang dikembangkan di kota Tanah Grogot untuk skala pelayanan tingkat kabupaten, kemudian Kecamatan Kuaro, Pasir Belengkong, Batu Kajang dan Muara Komam untuk skala pelayanan tingkat kecamatan.

  3. Fungsi permukiman, yang dikembangkan pada setiap pusat-pusat pemukiman baik skala besar yang mengaglomerasi di dekat pusat aktivitas maupun pusat-pusat pemukiman skala kecil yang menyebar di ke empat kecamatan.

  4. Fungsi pertanian, yang dikembangkan dengan komoditas padi dan palawija, dan bagian Selatan dengan komoditas ikan air tawar dengan memanfaatkan sungai yang ada di Kabupaten Paser.

  5. Fungsi transportasi, yang dikembangkan dengan pola transportasi darat untuk pergerakan internal serta transportasi laut dan udara untuk pergerakan eksternal.

  6. Fungsi pertambangan, pada beberapa titik di Kuaro, Pasir Belengkong, Muara Komam dan Batu Sopang.

  7. Fungsi lindung dan kawasan resapan air diarahkan pada lima kecamatan tetap dipertahankan keberadaannya.

  • Wilayah Pembangunan Selatan

  WP Selatan merupakan pusat pemukiman skala kecil yang sporadis melingkupi wilayah Kecamatan Tanjung Harapan, Kecamatan Batu Engau, dan Kecamatan Muara Samu. Ketiga kecamatan ini memiliki potensi tambang dan perkebunan. Oleh karenanya, WP ini perlu didorong perkembangannya untuk menjadi kawasan eksploitasi sumberdaya alam tambang dan perkebunan, pesisir, hutan dan transportasi, namun tetap dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan iklim makro kawasan. Adapun arahan pengembangan fungsinya adalah sebagai berikut.

  1. Fungsi pelayanan umum-sosial, perdagangan/jasa dan perkantoran dengan tingkat pelayanan kecamatan di pusatkan pada Kerang, Muser dan Tanjung Aru.

  2. Fungsi permukiman, yang dikembangkan di pusat kecamatan dan pelabuhan.

LAPORAN AKHIR

  3. Fungsi pertanian berupa budidaya hortikultura, perkebunan, dan palawija di daerah yang sesuai peruntukan lahannya di semua wilayah kecamatan.

  4. Fungsi transportasi, dengan pola jaringan transportasi darat dan sungai yang menghubungkan pusat-pusat kawasan perbatasan.

  5. Fungsi pertambangan, berupa eksploitasi batu bara dan galian C yang hampir merata pada seluruh wilayah .

  Fungsi lindung dan kawasan resapan air diarahkan pada tiga kecamatan tetap dipertahankan keberadaannya.

5.1.2 Arahan Pengembangan Pola Ruang Wilayah

  Arahan pengembangan pola ruang wilayah tentunya tidak terlepas dari kebijakan

pengembangan untuk mencapai struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah yang ideal

sesuai dengan kondisi daerah. Adapun arahan pengembangan pola ruang wilayah

Kabupaten Paser meliputi sebagai berikut :

5.1.2.1 Kawasan Lindung

  Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan,

dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah kerusakan fungsi lingkungan dan

juga diarahkan untuk mendukung misi Kabupaten Paser sebagai Kabupaten Konservasi

yaitu Kabupaten yang menyelenggarakan pembangunan berlandaskan perlindungan sistem

penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati, pemanfaatan berkelanjutan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang ditetapkan berdasarkan kriteria

tertentu. Salah satu kriteria yang ingin dicapai adalah Kabupaten Paser memiliki kawasan

konservasi dengan proporsi yang besar terhadap luas wilayah adminisratifnya.

  Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup. Sasaran pengelolaan kawasan lindung meliputi :

  • Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta nilai sejarah dan budaya.
  • Mempertahankan keanekaragaman hayati meliputi tumbuhan, satwa, tipe ekosistem, dan keunikan alam.

A. Kawasan Hutan Lindung

  Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang dipertahankan sebagai kawasan hutan yang fungsi pokoknya sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Kawasan hutan lindung sepenuhnya

LAPORAN AKHIR

  diperuntukkan bagi konservasi hidrologis. Kawasan lain di luar kawasan hutan, juga dimungkinkan ditetapkan menjadi kawasan lindung asalkan sesuai dengan kriteria yang ada.

  Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.

  Kawasan hutan lindung di Kabupaten Paser direncanakan berada di Gunung Beratus (Kecamatan Long Kali), Sungai Sawang (Kecamatan Muara Samu), Sungai Samu (Kecamatan Muara Samu, Batu Sopang, dan Muara Komam), Sungai Kendilo - Gunung Ketam (Kecamatan Long Kali dan Muara Komam), dan Gunung Lumut (Kecamatan Long Kali, Long Ikis, Batu Sopang, dan Muara Komam).

  Untuk kawasan hutan lindung diluar kawasan hutan direncanakan berada di kawasan Hulu Sungai Muru (Kecamatan Kuaro), kawasan Air Terjun Rangan, kawasan Air Terjun Gunung Rambutan, kawasan Air Terjun Modang, dan kawasan Hutan Anggrek Kuaro. Lokasi lain yang berpotensi sebagai kawasan hutan lindung diluar kawasan hutan adalah hutan pegunungan karts di arah Jalan Nasional Batu Sopang - Muara Komam, hutan pegunungan karts di arah jalan Lolo - Suweto dan hutan pegunungan karts di arah jalan Biu - Tanjung Pinang (Kecamatan Muara Samu).

  Hutan lindung di luar kawasan hutan ini direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai hutan lindung. Namun agar dalam penetapannya lebih mudah dan daerah dapat memiliki kewenangan dalam pengelolaannya disarankan dalam RTRW Kabupaten Paser kawasan ini direncanakan sebagai hutan lindung di luar kawasan hutan atau sebagai kawasan resapan air.

B. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

  Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya adalah kawasan yang diperuntukkan untuk menjamin terselenggaranya fungsi lindung hidrologis bagi kegiatan pemanfaatan lahan. Kawasan ini meliputi kawasan resapan air.

  Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air. Kawasan resapan air diperuntukkan bagi kegiatan pemanfaatan tanah yang dapat menjaga kelestarian ketersediaan air bagi daerah yang terletak di wilayah bawahannya. Kondisi fisik alam kawasan ini mempunyai kemampuan untuk menyerap hujan sebagai sumber utama pembentukan air tanah.

  Kawasan resapan air di Kabupaten Paser tersebar di hampir di seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan Tanjung Harapan. Selain itu, kawasan hutan lindung di luar kawasan hutan juga berpotensi untuk menjadi kawasan resapan air. Kawasan

LAPORAN AKHIR

  resapan air yang paling utama dilindungi berada di Kecamatan Long Ikis, Kuaro, dan Batu Sopang karena merupakan kawasan bagian hulu-hulu sungai dan sumber air bersih bagi kawasan sekitarnya dengan luas + 13.241 ha.

  C. Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan diperuntukkan bagi kegiatan pemanfaatan lahan yang dapat menjaga kelestarian jumlah, kualitas dan penyediaan tata air dan kelancaran serta ketertiban pengaturan dan pemanfaatan air dari sumber- sumber air. Kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Paser terdiri dari kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, sekitar mata air, dan sekitar danau/waduk.

  D. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, meliputi kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

  Untuk wilayah Kabupaten Paser, tidak seluruh kawasan yang menjadi bagian dari kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya akan ditetapkan, mengingat hal ini sangat tergantung pada karakteristik alam yang ada di wilayah Kabupaten Paser.

  Oleh karena itu, berdasarkan karakteristik alamnya, maka kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya yang menjadi muatan materi RTRW Kabupaten Paser terdiri dari cagar alam, pantai berhutan bakau, taman nasional laut, taman hutan raya, serta cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

  E. Kawasan Rawan Bencana Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Tujuan perlindungan kawasan ini adalah untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.

  Di wilayah Kabupaten Paser, kawasan rawan bencana alam yang teridentifikasi yaitu kawasan rawan banjir, kawasan rawan longsor, bencana gelombang pasang, bencana angin topan, bencana kebakaran, bencana rawan gempa, dan bencana kekeringan

  F. Kawasan Lindung Geologi Kawasan lindung geologi adalah suatu daerah yang memiliki ciri/fenomena kegeologian yang unik, langka dan khas sebagai akibat dari hasil proses geologi masa

LAPORAN AKHIR

  lalu dan atau yang sedang berjalan yang tidak boleh dirusak dan atau diganggu, sehingga perlu dilestarikan, terutama untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pariwisata.

  Kawasan lindung geologi meliputi kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah. Untuk wilayah Kabupaten Paser, tidak seluruh kawasan yang menjadi bagian dari kawasan lindung geologi akan ditetapkan, mengingat hal ini sangat tergantung pada karakteristik alam yang ada di wilayah Kabupaten Paser. Berdasarkan karakteristik alamnya, maka kawasan lindung geologi yang ada di Kabupaten Paser adalah kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.

  Berdasarkan hasil kajian wilayah diketahui bahwa sebagian besar wilayah di bagian utara dan bagian barat merupakan kawasan yang perlu dilindungi guna berbagai kepentingan, khususnya penyediaan air tanah dan usaha konservasi alam. Hal ini dikarenakan daerah tersebut mendukung fungsi daerah resapan air, serta letaknya yang relatif tinggi dibandingkan wilayah di bagian timur dan selatan.

  Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah di Kabupaten Paser meliputi sebagian besar wilayah Kecamatan Long Kali, Muara Komam, Batu Sopang, Muara Samu, serta sebagian kecil Long Ikis dan Batu Engau.

G. Kawasan Lindung Lainnya

  Kawasan lindung lainnya adalah kawasan lindung yang diperlukan untuk perlindungan fungsi tertentu dan memerlukan perlakuan secara khusus. Kawasan lindung lainnya meliputi cagar biosfer, ramsar, taman buru, kawasan perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsian satwa, terumbu karang, dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.

  Untuk wilayah Kabupaten Paser, tidak seluruh kawasan yang menjadi bagian dari kawasan lindung lainnya akan ditetapkan, mengingat hal ini sangat tergantung pada karakteristik alam di wilayah Kabupaten Paser. Berdasarkan karakteristik alamnya, maka kawasan lindung lainnya yang berada di Kabupaten Paser adalah kawasan perlindungan plasma nutfah dan kawasan pengungsian satwa.

5.1.2.2 Kawasan Budidaya

  Kawasan budidaya adalah kawasan yang memiliki kondisi fisik dan potensi sumber

daya alam yang dibutuhkan untuk kepentingan produksi dalam memenuhi kebutuhan

manusia dan pembangunan. Kawasan budidaya ini dapat dikelompokkan menjadi kawasan

kehutanan, pertanian, perindustrian, pertambangan, pariwisata dan permukiman.

  Pengelolaan kawasan budidaya dilakukan secara seksama dan berdaya guna bagi

masyarakat melalui kegiatan-kegiatan budidaya dengan mempertimbangkan aspek teknis

LAPORAN AKHIR

  

serta aspek-aspek keruangan. Untuk itu, dalam penetapan kegiatan-kegiatan budidaya

dibutuhkan pertimbangan teknis sektoral dan keruangan dengan menggunakan kriteria

teknis sektoral dan kriteria keruangan, yaitu ukuran yang digunakan untuk penentuan suatu

kawasan yang ditetapkan untuk kegiatan budidaya.

  Kriteria teknis sektoral adalah ukuran untuk menentukan bahwa pemanfaatan ruang

untuk suatu kegiatan dalam kawasan memenuhi ketentuan-ketentuan teknis, daya dukung,

kesesuaian lahan, dan bebas bencana alam.

  A. Kawasan Peruntukkan Hutan Produksi Kawasan hutan produksi adalah areal hutan yang dipertahankan sebagai kawasan hutan dan berfungsi untuk menghasilkan hasil hutan bagi kepentingan konsumsi masyarakat, industri, dan ekspor. Kawasan hutan produksi terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, dan hutan produksi yang dapat dikonversi.

  Berdasarkan Peta Perkembangan Tata Batas Kawasan Hutan Wilayah Kabupaten Paser yang diterbitkan oleh Kantor UPTD Planologi Kehutanan Balikpapan tahun 2008, terdapat 9 (sembilan) kawasan hutan produksi yang lokasinya berada di wilayah Kabupaten Paser, terdiri dari 3 (tiga) Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan 6 (enam) Hutan Produksi Tetap (HP) dengan luas keseluruhan 445.960,692 ha yang lokasinya tersebar di 7 (tujuh) kecamatan, dimana HP Sungai Kendilo - Sungai Toyu menjadi kawasan hutan produksi terluas yang berada di wilayah Kabupaten Paser yaitu seluas 205.061,699 ha.

  B. Kawasan Peruntukkan Pertanian Kawasan peruntukkan pertanian adalah kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian yang meliputi kawasan budidaya tanaman pangan, budidaya hortikultura, dan budidaya perkebunan. Penentuan sentra pertanian didasarkan pada pertimbangan kesesuaian lahan, produktivitas dan permintaan pasar.

  • Kawasan budidaya tanaman pangan meliputi kawasan pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering. Kawasan pertanian lahan basah adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan pertanian lahan basah karena didukung oleh kondisi topografi tanah yang sesuai dengan tujuan untuk memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk lahan basah dalam menghasilkan produksi pangan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.Komoditas yang dikembangkan pada lahan basah adalah meliputi tanaman pangan seperti padi dan palawija. Sedangkan Lokasi pengembangan kawasan pertanian lahan kering pada dasarnya tersebar di seluruh kecamatan dan yang paling dominan berada di Kecamatan Long

LAPORAN AKHIR

  Kali, Kuaro, Tanah Grogot, Pasir Belengkong, Batu Engau, dan Tanjung Harapan dengan komoditas yang dapat dikembangkan meliputi tanaman pangan.

  • Kawasan budidaya hortikultura adalah kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan yang sesuai untuk usaha budidaya tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan. Berdasarkan hasil analisis, komoditi hortikultura yang dapat dikembangkan di Kabupaten Paser meliputi komoditas sayur-sayuran dan buah-buahan.
  • Kawasan budidaya perkebunan adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan

  bagi kegiatan perkebunan dengan tujuan untuk memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk kegiatan perkebunan dalam meningkatkan produksi perkebunan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan perkebunan merupakan kawasan penyangga bagi kawasan hutan lindung.

  C. Kawasan Peruntukkan Peternakan Kawasan peruntukkan peternakan adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan peternakan dan segala kegiatan penunjangnya dengan tujuan untuk memanfaatkan lahan yang sesuai untuk kegiatan peternakan dalam menghasilkan produksi peternakan seperti ternak besar dan kecil serta hasil ternak lainnya dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Upaya pengembangan potensi peternakan Kabupaten Paser dilakukan melalui proses pengalokasian ruang wilayah sesuai dengan jenis potensi peternakan yang terdapat pada masing-masing kecamatan. Ruang untuk kegiatan budidaya ternak unggas, ternak kecil dan ternak besar dialokasikan tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Paser.

  D. Kawasan Peruntukkan Perikanan Kawasan peruntukkan perikanan adalah kawasan yang difungsikan untuk kegiatan perikanan dan segala kegiatan penunjangnya dengan tujuan pengelolaan untuk memanfaatkan potensi lahan untuk perikanan dalam meningkatkan produksi perikanan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan perikanan dibedakan menjadi kawasan perikanan budidaya air tawar, kawasan perikanan budidaya air payau, kawasan perikanan budidaya laut, kawasan perikanan tangkap, dan pengolahan hasil perikanan.

  Kawasan perikanan ini diperuntukkan untuk menampung kegiatan perikanan kolam atau pertambakan pada hamparan dengan luasan minimum 10 hektar. Kawasan perikanan yang menampung kegiatan perikanan kolam hanya dimungkinkan bila tersedia cukup air. Sedangkan kawasan pertambakan (budidaya air payau) diutamakan di wilayah pantai yang pertukaran air tawar dan air lautnya lancar.

LAPORAN AKHIR

  E. Kawasan Peruntukkan Pertambangan Kawasan peruntukkan pertambangan adalah kawasan dengan luas tertentu yang digunakan untuk pemusatan kegiatan pertambangan. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk memanfaatkan sumberdaya mineral, energi dan bahan galian lainnya bagi masyarakat, dengan tetap memelihara sumberdaya sebagai cadangan pembangunan

yang berkelanjutan dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan.

  Kawasan pertambangan merupakan lingkupan tempat-tempat penggalian bahan tambang dengan luas minimum 10 hektar atau daerah-daerah yang memiliki potensi tambang yang layak secara ekonomis untuk ditambang. Suatu tempat dapat dinyatakan sebagai tempat penambangan apabila nilai bahan galian yang ada bernilai ekonomis lebih tinggi dari nilai kegiatan yang ada di atas tanah. Penggalian bahan tambang dapat dilakukan secara besar-besaran oleh perusahaan berbadan hukum atau kecil-kecilan oleh perorangan.

  Potensi sumberdaya mineral di wilayah Kabupaten Paser diklasifikasikan atas empat golongan meliputi sumber daya mineral logam, sumber daya batubara, sumber daya minyak dan gas bumi, dan bahan galian C.

  F. Kawasan Peruntukan Industri Kawasan peruntukan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah pemanfaatan ruang dalam memenuhi kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan industri, dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan. Kegiatan perindustrian yang membentuk kawasan dapat dibedakan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu wilayah industri, kawasan industri, kawasan berikat, serta kegiatan industri yang secara ketat mensyaratkan dekat dengan bahan baku utama.

  • Wilayah industri adalah daerah yang merupakan kelompok-kelompok industri tertentu tanpa adanya ikatan ke dalam suatu sistem kelola, sehingga dapat dikatakan bahwa wilayah industri merupakan lingkungan tempat tumbuh dan berkembangnya kegiatan industri dan ekonomi lainnya yang didorong oleh industri dasar. Di wilayah Kabupaten Paser akan dikembangkan beberapa wilayah industri. Wilayah industri ini dikembangkan pada kawasan perkotaan, khususnya pada wilayah yang selama ini sudah berkembang menjadi kantong-kantong industri. Selanjutnya apabila persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan telah terpenuhi, wilayah industri dapat dikembangkan menjadi kawasan industri.

LAPORAN AKHIR

  • Kawasan I ndustri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan I ndustri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan I ndustri yang telah memiliki I zin Usaha Kawasan I ndustri. Kawasan ini diutamakan untuk menampung kegiatan industri yang pematangan tanahnya dan penyediaan prasarananya sepenuhnya dilakukan oleh pengusaha kawasan industri. Pengusaha kawasan industri dapat menjual kapling siap bangun kepada pengusaha industri, dengan segala kelengkapan fasilitas. Untuk lebih mengembangkan industri di Kabupaten Paser, telah direncanakan prioritas-prioritas jenis industri yang dapat dikembangkan pada masing-masing kawasan industri antara lain : Kawasan I ndustri Janju Jone Pondong, Kawasan I ndustri Muara Telake, Kawasan I ndustri Riwang (kawasan pelabuhan eks PT Bentala) ,
  • Kawasan berikat adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di wilayah pabean I ndonesia yang di dalamnya diberlakukan ketentuan khusus di bidang pabean, yakni terhadap barang yang dimasukkan dari luar daerah pabean atau dari dalam daerah pabean I ndonesia lainnya tanpa terlebih dahulu dikenakan pungutan bea, cukai, dan atau pungutan negara lain, sampai barang tersebut dikeluarkan untuk tujuan impor, ekspor, atau ekspor kembali. Untuk meningkatkan kemampuan ekspor komoditas industri, pengembangan kawasan berikat di Kabupaten Paser diintegrasikan dengan outlet) yaitu Pelabuhan Pondong.

  kawasan pelabuhan (

  • I ndustri yang menuntut dekat dengan bahan baku, industri jenis ini tidak harus