Gambar 2.1: Peta Administrasi Kabupaten Jembrana

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

BAB II
PROFIL KABUPATEN JEMBRANA

2.1.

WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN JEMBRANA

Kabupaten Jembrana adalah satu dari 9 (sembilan) Kabupaten dan Kota yang ada
di Provinsi Bali, terletak di belahan Barat pulau Bali, membentang dari arah Barat ke
Timur pada 8 .09'.30" 8 28'02" LS dan 114 25'53" – 114 5638" BT. Luas wilayah
Jembrana yaitu 841,80 Km² atau 84.180 Ha.
Batas administrasi wilayah Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara

:

Kabupaten Buleleng

Sebelah Timur


:

Kabupaten Tabanan

Sebelah Selatan

:

Samudera Indonesia

Sebelah Barat

:

Selat Bali

Secara administrasi Kabupaten Jembrana terdiri dari 5 Kecamatan dengan rincian
sebagaimana tabel 2.1 berikut:


KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 1

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Tabel 2.1:
Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Jembrana

No.

Nama Kecamatan

Desa/Kelurahan

Luas Wilayah (Ha)

1.

Melaya


10

19.719

2.

Negara

12

12.650

3.

Jembrana

10

9.397


4.

Mendoyo

11

29.449

5.

Pekutatan

8

12.965

51

84.180


Jumlah

Sumber: Profile Kabupaten Jembrana Tahun 2016

Gambar 2.1: Peta Administrasi Kabupaten Jembrana

Sumber: RTRW Kabupaten Jembrana Tahun 2012 – 2032

2.2.

POTENSI WILAYAH KABUPATEN JEMBRANA

Potensi wilayah yang dimiliki Kabupaten Jembrana terdiri atas beberapa sektor
yang tentunya akan lebih potensial berkembang apabila didukun sarana prasarana serta
infrastruktur yang handal. Beberapa potensi kabupaten jembrana antara lain:

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 2


RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

2.2.1 PERTANIAN PANGAN
Temperatur udara yang berkisar antara 20 - 29°C, kelembaban udara
berkisar antara 74 - 87 % serta rata-rata curah hujan 2.002 per tahun dan
ketinggian tempat antara 0 - 600 m dpl, Kabupaten Jembrana sangat cocok untuk
mengembangkan berbagai komoditas Pertanian.
Beberapa komiditas tanaman pangan yang ada di Jembrana, antara lain
padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Di tahun
2015 produksi padi sebanyak 65.295 Ton, produksi ubi kayu sebanyak 452 Ton,
dan produksi jagung 510 ton.Komoditas tanaman pangan yang merupakan
kebutuhan utama, yang sering disebut Bama (Bahan Makanan Utama), terdiri dari
: padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan ubi kayu. Adapun
data komoditas tanaman pangan di Kabupaten Jembrana Tahun 2015 dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

Data Komoditas Tanaman Pangan di Kabupaten Jembrana Tahun 2015
Jenis
Komoditas

Padi
Jagung
Kedelai
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Ubi Kayu
Ubi Jalar

Luas
Lahan
(Ha)

Luas
Panen
(Ha)

9,037
403
1,615
77

53
9
-

9,784
102
1,603
72
52
36
-

Ton

Rata-rata
Produksi
Kw/Ton

65,295
510

2,397
127
42
452
-

66.74
50.00
14.71
17.64
8.08
125.56
-

Produksi

Keterangan
Gabah Kering
Giling (GKG)
Pipilan Kering

Biji Kering
Biji Kering
Biji Kering
Ubi Basah
Ubi Basah

Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana, Dalam Jembrana dalam
Angka Tahun 2015

Dengan melihat luasan lahan untuk produksi komoditas tanaman pangan di
Kabupaten Jembrana tahun 2015, yang paling banyak dihasilkan adalah jenis
komoditas padi dengan luasan lahan 9.037 Ha dengan hasil produksi gabah
sebesar 65.295 ton, kedua adalah Kedelai dengan luasan lahan 1.615 Ha dengan
hasil produksi sebesar 2.397 ton dan yang tidak dibudidayakan lagi adalah Ubi
Jalar.

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 3


RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

2.2.2 PERKEBUNAN
Melalui Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jembrana,
komoditas yang dibina dalam Bidang Perkebunan terdapat beberapa jenis
tanaman yang dibina antara lain Kakao, Cengkeh, Panili, Kopi Robusta,Kelapa
Dalam, Kelapa Genjah, Kelapa Deres, Kelapa Hybrida dan kapok.
Perkebunan mempunyai kedudukan yang strategis dalam pengembangan
sector pertanian di Jembrana. 18,08 % luas lahan di Jembrana digunakan untuk
perkebunan yang bersifat perkebunan rakyat. Peningkatan kualitas dan produksi
hasil-hasil perkebunan adalah salah satu tujuan pembangunan sub sektor
perkebunan.Komoditas hasil perkebunan yang potensial dikembangkan dan
memiliki peluang ekspor yang tinggi di Jembrana adalah kelapa, kopi, cengkeh,
kakao dan vanili.Untuk komoditi kelapa dalam luas arealnya mencapai 15.007 ha
pada tahun 2015 dengan hasil buah kelapa sebanyak 15.155,54 Ton
Tanaman perkebunan lainnya yang potensial di Jembrana adalah kakao.
Pada tahun 2015 jumlah produksi sebanyak 2.741,46 Ton. Berikut beberapa
potensi perkebunan di kabupaten Jembrana

Luas Areal, Produksi, dan Banyaknya Pemilik Tanaman Kelapa Dalam
di Kabupaten Jembrana, 2015
Luas (Ha)
Kecamatan
1. Melaya
2. Negara
3. Jembrana
4. Mendoyo
5. Pekutatan
Jumlah/Total
2014
2013
2012
2011

Tanaman
Tanaman
Tanaman
Muda
Menghasilkan Tua/Rusak
141.75
91.00
239.00
190.80
661.80
668.55
668.55
668.55
676.00

3,185.50
316.50
3,127.25
217.00
1,763.00
180.00
6,065.55
457.45
647.95
102.00
15,007.00
1,272.95
15,969.25
86.95
15,969.25
86.95
15,669.20
348.00
15,799.20
347.95
Bentuk Hasil : Kopra

Produksi
(Ton)
3,387.76
3,139.88
1,857.62
6,086.89
683.40
15,155.54
18,878.00
18,298.90
18,374.33
18,379.32

Ratarata
Produksi
(Kg)
1,063.00
1,004.00
1,054.00
1,004.00
1,055.00
1,010.00
1,182.00
1,146.00
1,170.00
1,163.00

Pemilik
(Ruta)
3,829.00
3,553.00
1,678.00
5,337.00
2,133.00
16,530.00
16,530.00
16,530.00
16,530.00
16,530.00

Sumber : Dinas Pertanian,Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Jembrana, Dalam Jembrana dalam
Angka Tahun 2015

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 4

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Kecamatan

Luas Areal, Produksi, dan Banyaknya Pemilik Tanaman Kakao
di Kabupaten Jembrana, 2015
Luas (Ha)
RataProduksi
rata
Tanaman
Tanaman
Tanaman
(Ton)
Produksi
Muda
Menghasilkan Tua/Rusak
(Kg)

1. Melaya

168.90

1,217.73

2. Negara

104.73

3. Jembrana

92.82

4. Mendoyo

172.24

5. Pekutatan

85.94

Jumlah/Total

624.62

Pemilik
(Ruta)

446.95

781.64

642.00

3,450.00

321.52

80.41

204.44

636.00

1,981.00

341.62

103.57

217.51

837.00

529.00

1,548.86

407.57

995.42

643.00

4,725.00

851.52

125.98

542.43

637.00

2,119.00

4,281.24

1,164.47

2,741.46

640.00

12,804.00

2014 932.77

4,490.94

803.25

3,000.32

668.00

13,040.00

2013 788.94

4,649.43

818.58

2,928.83

630.00

13,040.00

2012 1,180.09

4,531.47

514.52

1,934.38

427.00

13,040.00

2011 1,157.26

4,523.93

543.78

1,934.38

428.00

13,040.00

Sumber : Dinas Pertanian,Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Jembrana, Dalam Jembrana dalam
Angka Tahun 2015

Luas Areal, Produksi, dan Banyaknya Pemilik Tanaman Kopi Robusta di Kabupaten Jembrana,
2015
Luas (Ha)
RataProduksi
rata
Pemilik
Kecamatan Tanaman
Tanaman
Tanaman
(Ton)
Produksi
(Ruta)
Muda
Menghasilkan Tua/Rusak
(Kg)
1. Melaya
55.50
11.95
13.89
250.00
422.00
2. Negara
17,00
44.90
3.60
10.60
236.00
1,093.00
3. Jembrana
27.52
66.99
15.39
18.39
273.00
1,045.00
4. Mendoyo
39.95
648.80
92.65
177.11
273.00
3,307.00
5. Pekutatan
10.00
182.50
69.28
380.00
710.00
Jumlah/Total
94.47
998.68
123.59
289.17
290.00
6,577.00
2014
94.47
998.69
123.59
275.73
276.00
6,577.00
2013
94.47
998.69
123.59
263.34
264.00
6,577.00
2012
94.47
998.69
123.59
294.54
295.00
6,577.00
2011
94.47
998.69
123.59
267.41
268.00
6,577.00
Sumber : Dinas Pertanian,Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Jembrana, Dalam Jembrana dalam
Angka Tahun 2015

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 5

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Luas Areal, Produksi, dan Banyaknya Pemilik Tanaman Cengkeh di Kabupaten Jembrana, 2015
Luas (Ha)
Rata-rata
Produksi
Pemilik
Kecamatan
Produksi
Tanaman
Tanaman
Tanaman
(Ton)
(Ruta)
(Kg)
Muda
Menghasilkan Tua/Rusak
1. Melaya
4.00
69.25
86.85
11.43
165.00
923.00
2. Negara
75.00
203.00
39.00
30.49
150.00
889.00
3. Jembrana
45.00
458.75
35.00
113.65
248.00
1,220.00
4. Mendoyo
1,789.05
64.65
408.42
228.00
3,934.00
5. Pekutatan
43.50
489.50
16.80
127.94
261.00
1,693.00
Jumlah/Total
167.50
3,009.55
242.30
691.93
230.00
8,659.00
2014
15.20
3,235.85
195.80
785.36
243.00
8,659.00
2013
8.60
3,232.45
205.80
772.34
239.00
8,659.00
2012
8.60
3,232.45
205.80
1,255.65
388.00
8,659.00
2011
8.60
3,232.45
205.80
75.02
23.00
8,659.00
Sumber : Dinas Pertanian,Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Jembrana, Dalam Jembrana dalam
Angka Tahun 2015

Luas Areal, Produksi, dan Banyaknya Pemilik Tanaman Panili di Kabupaten Jembrana, 2015
Luas (Ha)
Rata-rata
Produksi
Pemilik
Kecamatan
Produksi
Tanaman
Tanaman
Tanaman
(Ton)
(Ruta)
(Kg)
Muda
Menghasilkan Tua/Rusak
1. Melaya
2.85
6.20
0.01
2.00
116.00
2. Negara
1.25
4.91
2.00
101.00
3. Jembrana
0.92
3.75
1.00
84.00
4. Mendoyo
4.10
15.90
0.01
2.00
215.00
5. Pekutatan
2.91
3.88
2.00
349.00
Jumlah/Total
12.03
34.64
0.02
1.00
865.00
2014
19.40
41.32
15.50
0.96
23.00
917.00
2013
64.77
57.95
14.70
2.26
39.00
2,202.00
2012
70.38
145.34
12.70
43.76
301.00
2,453.00
2011
73.96
142.76
11.70
40.20
282.00
2,453.00
Sumber : Dinas Pertanian,Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Jembrana, Dalam Jembrana dalam
Angka Tahun 2015

2.2.3 PETERNAKAN
Ternak dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yakni ternak besar (sapi,
kerbau dan kuda), ternak kecil (kambing, domba dan babi) serta ternak unggas
seperti ayam buras, ayam ras petelor, ayam ras potong dan itik.Dalam kelompok
ternak besar, jumlah populasi sapi sebanyak 51.825 ekor, dan jumlah kerbau
sebanyak 1.328 ekor.
Daerah potensial sebagai kawasan peternakan di Kabupaten Jembrana
berkisar 37.373 km2 atau sekitar 44,94 % dari luas Wilayah Kabupaten Jembrana,
KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 6

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

yang terdiri dari daerah persawahan, perkebunan, tegalan dan lain sebagainya.
Berbagai pepohonan seperti waru, bunut, nangka, rumput gajah, rumput raja,
rumput setaria dan rumput lapangan dapat tumbuh subur sebagai pakan ternak.
Dengan kondisi yang demikian berbagai potensi ternak dapat berkembang di
Kabupaten Jembrana yang terdiri dari ternak besar, kecil dan unggas.

Kecamatan
1. Melaya
2. Negara
3. Jembrana
4. Mendoyo
5. Pekutatan
Jembrana
2014
2013
2012
2011

Populasi Ternak di Kabupaten Jembrana, 2015
Sapi Potong
Kerbau
Kuda
Kambing
Domba
19,584.00
264.00
2.00
490.00
12,726.00
514.00
92.00
4,095.00
9,146.00
228.00
59.00
946.00
5,454.00
300.00
8.00
1,163.00
4,915.00
22.00
2,093.00
51,825.00
1,328.00
161.00
8,787.00
52,306.00
1,101.00
116.00
7,735.00
52,014.00
1,006.00
100.00
7,893.00
54,306.00
1,224.00
104.00
9,575.00
54,114.00
1,224.00
104.00
9,575.00
-

Babi
4,436.00
12,234.00
6,151.00
30,667.00
12,139.00
65,627.00
64,998.00
68,894.00
71,759.00
71,829.00

Sumber : Dinas Pertanian,Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Jembrana, Dalam Jembrana dalam
Angka Tahun 2015

2.2.4 KEHUTANAN
Secara kondisi, Bali merupakan Ekosistem Pulau maka didalam
manajemen Pengelolaan Ekosistem harus berorientasi pada ”Satu Kesatuan
Manajemen” yaitu pengeloaaan DAS Unda Anyar. Satu Kesatuan Manajemen
mengandung arti bahwa, sistem pengelolaan hutan disetiap wilayah kabupaten
memiliki keterkaitan dan kesinambungan dengan pengelolaan hutan di wilayah
kabupaten lain. Pengelolaan Hutan tidak dapat dilaksanakan secara parsial karena
ekosistem tidak dipisahkan oleh batas administratif, sehingga dikhawatirkan dapat
mengancam kelestarian hutan. Skala prioritas pengeloaan Hutan di Bali
menenkankan pada 3 hal pokok, dimana prinsip yang utama yaitu prinsip Ekologi,
kemudian prinsip Sosial selanjutnya berorientasi Ekonomi, baik ekonomi daerah
maupun ekonomi masyarakat penyanding hutan. Atas prinsip pengelolaaan
tersebut, maka luas hutan yang berfungsi perlindungan yaitu Hutan Lindung dan
Hutan Konservasi memiliki porsi luasan yang lebih besar.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.632,86 km2, sedangkan luas Kawasan
Hutan di Provinsi Bali adalah 127.271,01 Ha atau 23,20 % dari luas Pulau Bali
yang terdiri dari 22 Kelompok Hutan dan 29 Register Tanah Kehutanan (RTK).
Dari seluruh luas kawasan hutan di Bali 93 % memiliki fungsi konservasi terhadap
tanah atau sebagai fungsi hidroorologis.Tipe hutan yang tumbuh di Provinsi Bali
KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 7

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

sebagian besar tipe hutan hujan tropik. Selain ditumbuhi flora yang beraneka
ragam. Pulau Bali memiliki fauna khas endemik yaitu Burung Jalak Bali yang
habitatnya terdapat di Kawasan Taman Nasional Bali Barat, dimana sebagaian dari
kawasan ini berada di wilayah administrasi Kabupaten Jembrana. Karena
kekhasannya, burung ini kemudian dijadikan sebagai maskot Provinsi Bali.
Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana berada pada kelompok Hutan Yeh
Leh Yeh Lebah (RTK 12) seluas 2.813,00 Ha dan Kelompok Hutan Bali Barat
(RTK 19) seluas 38.494,27 Ha. Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana
adalah 41.307,27 Ha atau 7, 48 % dari Luas Pulau Bali; atau 31,61 % dari luas
Kawasan Hutan Pulau Bali; atau 49,07 % dari luas daratan Kab. Jembrana.
Kawasan Hutan hampir 80,471 % berupa Kawasan fungsi Lindung. Berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana kawasan tersebut disepakati
dipertahankan sebagai Penyangga Sistem Kehidupan wilayah dibawahnya atau
daerah hilir. Dalam pembangunan sektor ekonomi, pertanian sebagai tulang
punggung pembangunan bidang ekonomi sangat tergantung pada kondisi tata
lingkungan dan tata air serta kelestarian ekosistem wilayah hulu sebagai sarana
pendukung produksi. Oleh sebab itu kelestarian wilayah hulu mutlak
dipertahankan . Kondisi saat ini diperkirakan sekitar 30 - 40 % Hutan diwilayah
hulu Jembrana dalam keadaan rusak akibat adanya usaha illegal perubahan fungsi
terhadap keberadaan fungsi Hutan tersebut, hal ini terjadi sebagaian besar pada
Hutan fungsi lindung di Jembrana.

Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana berada pada kelompok Hutan Yeh
Leh Yeh Lebah (RTK 12) seluas 2.813,00 Ha dan Kelompok Hutan Bali Barat
(RTK 19) seluas 38.494,27 Ha dengan rincian sebagai berikut :
Luas Hutan di Kabupaten Jembrana menurut fungsinya
Luas
No.
Jenis Fungsi Hutan
(Ha)
1. Hutan Fungsi Lindung
33.240,27
2. Hutan Produksi Terbatas
2.610,20
3. Hutan Produksi Tetap.
383,10
4. Hutan Konservasi/TNBB
5.073,70
Jumlah
41.307,27

KABUPATEN JEMBRANA 2017

Persentase
(%)
80,471
6,319
0,927
12,283

II- 8

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Jenis Fungsi Hutan
Hutan Konservasi/TNBB
5.073,70 ha
Hutan Produksi Tetap
383,1 ha

Hutan Produksi Terbatas
2.610,20 ha
Hutan Fungsi Lindung
33.240,27 ha

Jenis Fungsi Hutan
Sumber: Profil DKPK Jembrana 2015

2.2.5 PERIKANAN
Pengertian perikanan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan, adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi,
produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu
system bisnis perikanan. Pengelolaan perikanan dilakukan berdasarkan asas
manfaat, keadilan, kebersamaan, kemitraan, kemandirian, pemerataan,
keterpaduan, keterbukaan, efisiensi, kelestarian, dan pembangunan yang
berkelanjutan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan Daerah Provinsi untuk
mengelola sumber daya alam di laut sebagaimana dimaksud dalam Bab V Pasal
27, paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas
dan/atau kearah perairan kepulauan. Selain itu, disebutkan dalam pembagian
urusan pemerintahan konkuren antara pemerintah pusat, daerah provinsi dan
daerah kabupaten/kota, kewenangan urusan kelautan dan perikanan
kabupaten/kota adalah sebagai berikut :
1. Sub urusan perikanan tangkap, terdapat 2 (dua) kewenangan kabupaten/kota,
yaitu pemberdayaan nelayan kecil dalam Daerah kabupaten/kota, serta
pengelolaan dan penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 9

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

2. Sub urusan perikanan budidaya, terdapat 3 (tiga) kewenangan
kabupaten/kota, yaitu penerbitan IUP (Ijin Usaha Perikanan) di bidang
pembudidayaan ikan yang usahanya dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota,
pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan ikan, serta pengelolaan
pembudidayaan ikan.
Presiden telah menyatakan bahwa Laut adalah Masa Depan Peradaban
Bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa laut tidak boleh dipunggungi, sudah
saatnya bangsa Indonesia melihat laut sebagai sumber kehidupan manusia. Oleh
sebab itu, pembangunan kelautan dan perikanan harus dilakukan oleh seluruh
pemangku kepentingan untuk mengubah suatu keadaan menjadi keadaan yang
lebih baik dengan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan secara
optimal, efisien, efektif dan akuntabel, dengan tujuan akhir untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Memperhatikan amanat Trisakti dan Nawa Cita, serta untuk mendukung
terwujudnya Redistribusi Keadilan melalui sektor unggulan nasional
“Kemaritiman dan Kelautan” serta “Kedaulatan Pangan”, maka paradigma
pembangunan kelautan dan perikanan adalah (1) Pertumbuhan, (2) Pemerataan,
dan (3) Modernisasi. Pertumbuhan yang dimakud adalah bagaimana upaya KKP
untuk dapat meningkatkan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
nasional. Pemerataan pembangunan akan dilakukan dengan memberikan peluang
bagi usaha skala kecil untukmaju dan mandir dengan tetap memelihara
keberlanjutanusaha skala besar. Modernisasi dimaksudkan agar seluruh usaha
yang dilakukan dapat memberikan nilai tambah yang optimal di dalam negeri.
Kawasan sempadan pantai berdasarkan RTRW Kabupaten Jembrana
Tahun 2012-2032, meliputi seluruh pantai kabupaten sepanjang kurang lebih 93,6
kilometer, seluaskurang lebih 936 hektar atau 1,54% dari luas wilayah kabupaten.
Semua kecamatan di Kabupaten Jembrana merupakan wilayah pesisir dimana
seluruhnya mempunyai pantai. Secara detail, luas desa-desa pantai di wilayah
pesisir Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut :

No
A
1
2
3
4
5
B
1
2
3

Luas desa pantai di wilayah pesisir Kabupaten Jembrana
Desa Pantai
Luas (Ha) No
Desa Pantai
KEC. MELAYA
13.492
D KEC. MENDOYO
Gilimanuk
5.061
1 Dlod Berawah
Melaya
6.074
2 Penyaringan
Nusasari
788
3 Yeh Embang
Candikusuma
679
4 Yeh Embang Kangin
Tuwed
890
5 Yeh Sumbul
KEC. NEGARA
4.066
E KEC. PEKUTATAN
Banyubiru
939
1 Medewi
Baluk
1.055
2 Pulukan
Cupel
640
3 Pekutatan

KABUPATEN JEMBRANA 2017

Luas (Ha)
17.799
269
5.112
3.549
4.579
4.290
11.457
677
3.548
1.662

II- 10

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

No
4
5
C
1
2
3

Desa Pantai
Tegalbadeng Barat
Pengambengan
KEC. JEMBRANA
Perancak
Air Kuning
Yeh Kuning

Luas (Ha)
402
1.030
1.066
374
271

No
4
5
6

Desa Pantai
Pangyangan
Gumbrih
Pengeragoan

Luas (Ha)
1.179
1.627
2.764

Jumlah

47.880

421

Sumber : Rencana Strategis WP3K Kabupaten Jembrana Tahun 2013-2032

Kabupaten Jembrana memiliki luas wilayah Laut kurang lebih 604,24 Km2
merupakan penghasil ikan laut terbesar di Provinsi Bali, pantai yang terbentang di
bagian selatan Kabupaten Jembrana mulai dari Desa Pengeragoan sampai ke
wilayah paling barat Kabupaten Jembrana yaitu Gilimanuk. Penduduk yang
menetap disepanjang pantai ini mengandalkan mata pencaharian sebagai Nelayan,
baik tradisional atau semi modern.
Karakter garis pantai di Kabupaten Jembrana terdiri dari pantai berpasir
hitan/kelabu, pantai bermangrove, pantai berpasir dan kerakal serta pantai
berkerakal dan bongkah. Tipologi garis pantai Kabupaten Jembrana sebagian besar
merupakan pantai berpasir hitam/kelabu, yaitu mencapai 57,34 km (68,67%).
Pantai berpasir hitam/kelabu dengan rielief yang cukup datar terdapat mulai dari
Kelurahan Gilimanuk sampai Desa Yeh Embang Kangin. Pantai berpasir dan
kerakal panjangnya 11,93 km, terutama terdapat di Kecamatan Pekutatan yaitu
Desa Pekutatan, Pangyangan dan Gumbrih. Pantai berkerakal dan berbongkah
panjangnya 4,60 km, juga terdapat terdapat di Kecamatan Pekutatan yaitu Desa
Pengeragoan, Pulukan dan Medewi. Pantai bermangrove terdapat di Teluk
Gilimanuk sepanjang 7,28 km. Sedangkan pantai lainnya yaitu pantai bertembok,
panjangnya 2,35 km terdapat di Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Perikanan
Nusantara Pengambengan serta di Desa Tegal Badeng Barat dan Desa Cupel.
Tipe pantai di wilayah Kabupaten Jembrana

No
1
2
3
4
5

Kecamatan
Pekutatan
Mendoyo
Jembrana
Negara
Melaya
Jumlah

Berpasi
r
Hitam
14,52
7,34
10,98
24,50
57,34

Tipe Pantai
Berpasir
Bermangrov
&
e
Kerakal
10,56
1,37
7,28
7,28
11,93

Kerakal &
Bongkah

Lain

4,43
0,17
4,60

2,15
0,20
2,35

Jumlah
14,99
16,06
7,34
13,13
31,98
83,50

Sumber : Rencana Strategis WP3K Kabupaten Jembrana Tahun 2013-2032.

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 11

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

2.3.

DEMOGRAFI DAN URBANISASI

Informasi data kependudukan menjadi kebutuhan dasar dalam melakukan sebuah
perencanaan. Dangan data tersebut proyeksi beberapa tahun kedepan dapat tersusun
sistematis, sehingga perencanaan tidak hanya digunakan untuk kebutuhan sesaat saja
namun dapat diimplementasikan dalam jangka waktu tertentu. Proyeksi penduduk
tersebut bukan merupakan ramalan, tetapi perhitungan ilmiah yang didasarkan pada
asumsi – asumsi tertentu berdasarkan komponen – komponen laju pertumbuhan
penduduk.

2.3.1 Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk
Penduduk merupakan aset pembangunan apabila dapat diberdayakan secara
optimal. Meskipun demikian mereka juga bisa menjadi beban pembangunan jika
pemberdayaannya tidak disertai dengan kualitas yang memadai pada wilayah
bersangkutan. Berdasarkan data yang tercatat pada Kantor Catatan Sipil dan
Kependudukan, jumlah penduduk Kabupaten Jembrana sampai dengan Desember tahun
2015 adalah sebanyak 311.995 jiwa dengan distribusi sebagai berikut:


Kecamatan Melaya=59.926 Jiwa



Kecamatan Negara=92.778 Jiwa



Kecamatan Jembrana=59.610 Jiwa



Kecamatan Mendoyo=69.663 Jiwa



Kecamatan Pekutatan=30.018 Jiwa

Penduduk Kabupaten Jembrana yang wajib KK sampai dengan Desember tahun
2015 tercatat sebanyak 87.892 dengan jumlah penduduk wajib KTP sebanyak 226.982
orang. Penduduk yang telah memiliki KTP-EL berjumlah 203.567. Sementara berdasar
data proyeksi dari BPS pada tahun 2015 jumlah Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk
tahun 2014 tercatat jumlah penduduk Jembrana sebanyak 269,800 jiwa yang terdiri dari
133,900 jiwa (49,63 %) penduduk laki-laki dan 135,900 jiwa (50,37 %) penduduk
perempuan. Usaha yang telah dan terus dilakukan oleh Pemkab Jembrana untuk
merangsang minat masyarakat agar memiliki KK ataupun KTP adalah dengan cara
memberikan Santunan Kematian. Dengan adanya program Santunan Kematian ini maka
penduduk jembrana yang sudah memiliki KTP dan masih berlaku, apabila meninggal
dunia akan mendapat uang santunan.

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 12

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Jembrana Tahun 2015
Tahun
Jenis Kelamin
2012

2013

2014

2015

Laki

158,398

160,337

160,204

156,368

Perempuan

158,719

160,671

160,056

155,627

Total

317,117

321,008

320,260

311,995

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana

Diagram Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Jembrana

Sementara jumlah penduduk di Kabupaten Jembrana berdasarkan kecamatan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Jumlah Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2015
Kecamatan
Melaya
Negara
Jembrana
Mendoyo
Pekutatan
Total

Tahun
2012
62,027
91,280
62,224
70,534
31,052
317,117

2013
62,908
93,070
62,790
71,023
31,217
321,008

2014
62,916
93,047
62,434
70,622
31,241
320,260

2015
59,926
92,778
59,610
69,663
30,018
311,995

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 13

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Berdasar tabel diatas, pada tahun 2015 persentase jumlah penduduk menurut
kecamatan terbesar adalah di Kecamatan Negara sebesar 30% atau 92.778 jiwa, dan
terkecil di Kecamatan Pekutatan sebesar 10% atau 30.018 jiwa.

Diagram Presentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan

2.3.1 Penduduk Miskin
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Dengan masih adanya penduduk miskin maka menunjukkan pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah masih belum dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.Seiring
dengan inovasi dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Jembrana jumlah KK miskin yang
ada di Kabupaten Jembrana terus dapat diturunkan. Pada Tahun 2013 jumlah KK miskin
sebanyak 4.683 KK atau 16.885 jiwa. Selanjutnya, pada Tahun 2014 jumlah masyarakat
miskin menurun menjadi sebanyak 4.049 KK atau 12.900 jiwa. Angka ini menunjukkan
bahwa pada Tahun 2014 jumlah keluarga miskin dapat diturunkan sebanyak sebanyak
634 KK atau 3.985 jiwa, dan pada Tahun 2015 menurun sebanyak 312 KK atau 1.197
jiwa, sehingga jumlah masyarakat miskin pada Tahun 2015 adalah sebanyak 3.737 KK
atau 11.703 jiwa. Jumlah KK miskin selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada
tabel berikut:

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 14

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Angka Kemiskinan Kabupaten Jembrana

2.3.3 Proyeksi Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana dari tahun ke tahun terus mengalami
Peningkatan.Sebagai landasan perencanaan pembangunan sanitasi di Kabupaten
Jembrana, perlu dibuat angka proyeksi untuk 5 tahun kedepan, dengan digunakan rumus
perhitungan sebagai berikut :
Pt = Po (1+r )t
Di mana;
Pt = Jumlah penduduk tahun ke t
Po = Jumlah Penduduk awal
r = rata – rata pertumbuhan penduduk
t = Waktu (5)
Nilai rata – rata pertumbuhan jumlah penduduk setiap tahun sebesar 1 %, dengan
hasil proyeksi jumlah penduduk mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2017 dapat
dilihat pada Tabel 2.4. Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana berdasarkan Data Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2011 adalah 317.117 jiwa atau 6,72% dari total
penduduk Bali (3.891.428 jiwa). Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana telah meningkat
1.27 kali sejak 30 tahun (tahun 1980 jumlah penduduk 204.915 jiwa). Laju pertumbuhan
penduduk Kabupaten Jembrana 30 tahun terakhir adalah 0,92%/tahun jauh dibawah
pertumbuhan penduduk Provinsi Bali 1,9%/tahun. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk
dan perkembangannya disajikan pada Tabel 2.3.
Kondisi jumlah penduduk tiap kecamatan di Kabupaten Jembrana pada tahun 2011
menunjukkan bahwa Kecamatan Negara memiliki jumlah penduduk tertinggi yaitu 91.280
jiwa (28% dari total jumlah penduduk Jembrana) sedangkan Kecamatan yang memiliki
KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 15

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Pekutatan, yaitu sejumlah 310,052 jiwa
(10,23 % dari total jumlah penduduk Jembrana).
Ditinjau
dari
perkembangan
penduduknya, wilayah-wilayah di Kabupaten Jembrana relatif memiliki perkembangan
yang cenderung statis. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata pertahun perkembangan
penduduk dalam kurun waktu 2010-2011 diseluruh kecamatan rata-rata 0,97%/tahun.
Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Negara tahun 2010-2011 mengalami penurunan
hingga (-6,67%), karena pada tahun tersebut terjadi pemecahan kecamatan baru yaitu
Kecamatan Jembrana. Data tahun 2012, penduduk kabupaten Jembrana yang bekerja
97,77%, sisanya tidak lebih dari 2,23% penduduk adalah penggangguran. Sektor
pertanian yang merupakan sektor yang diunggulkan oleh sebagian besar kecamatankecamatan yang ada di Kabupaten Jembrana hanya menyerap tenaga kerja sebesar
32,11% dari total jumlah tenaga kerja, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan sebesar
20,20%, selanjutnya adalah sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi
sebesar 19,01% dan sektor jasa sebesar 10,99%
Menurut Dokumen Teknis RTRW Kabupaten Jembrana, proyeksi jumlah
penduduk Kabupaten Jembrana tahun 2017 mencapai 343.929 jiwa. Pertambahan
penduduk dalam kurun waktu 5 tahun tersebut sekitar 6 %, jumlah yang cukup signifikan
dengan laju pertumbuhan kabupaten sebesar 0,97%. Tabel 2.4 menguraikan proyeksi
pertumbuhan penduduk jembrana selama priode 5 Tahun. Jumlah penduduk Kabupaten
Jembrana serta proyeksinya per kecamatan tersaji pada Tabel 2.3.

Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil , 2012

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 16

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan saat ini dan Proyeksinya untuk 3 Tahun

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil , 2012

2.4.

ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN
BERDASARKAN RPJMD DAN RTRW KABUPATEN JEMBRANA

Uraian Visi RPJMD dalam Pembangunan menunjukkan ketidakseimbangan antara
kepentingan ekonomi dan sosial dengan kepentingan lingkungan hidup, berikut beberapa
isu strategis berdasarkan Dokumen RPJMD dan RTRW.

2.4.1 Data Perkembangan PDRB
Sebagai cerminan total nilai tambah yang tercipta akibat proses produksi di suatu
wilayah dalam jangka waktu tertentu, adalah PDRB yang memegang peran penting dalam
perencanaan dan evaluasi pembangunan. Dalam perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Jembrana ditandai adanya perubahan atau pergeseran dalam
kontribusi sektor ekonomi terhadap produk daerah sebagai akibat terjadinya pergeseran
tenaga kerja dari sektor pertanian (primer) ke sektor industri (sekunder), kemudian kearah
sektor jasa-jasa (tersier).
Pertumbuhan Ekonomi/PDRB ditunjukkan oleh pertumbuhan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) yang ukurannya terdiri dari PDRB atas dasar harga berlaku
maupun harga konstan. PDRB dipakai untuk menilai tingkat keberhasilan pembangunan
disuatu daerah, dan secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan produksi
yang terjadi di suatu daerah. Perkembangan PDRB Kabupaten Jembrana selama
limata tahun terakhir dapat dilihat pada table berikut.
PertumbuhanPDRBSelama 5 (lima) TahunTerakhir

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 17

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Tahun

PDRB
Atas Dasar Harga Konstan
(dalam jutaan Rp)

PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku
(dalam jutaan Rp)

2011
2012
2013
2014
2015

1.836.899.81
6.365.857,71
6.727.786,41
7.134.660,29
7 579 122,07

3.936.308,26
6.972.949,70
7.769.853,83
9.019.716,82
10 273 392,52

Sumber BPS Kabupaten Jembrana

Di lihat dari table diatas, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Jembrana dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan. Besarnya nilai tambah yang
diciptakan pada Tahun 2014 telah mencapai sekitar Rp.9.019.716,82 jutarupiah. Bila
dibandingkan dengan Tahun 2015 yang hanya sebesar Rp.1.739.283,69 juta terjadi
peningkatan yang cukup besar yakni sebesar 80,72 persen.
Secara lebih rinci, pertumbuhan ekonomidi Kabupaten Jembrana dapat dilihat dari
indikator distribusi persentase nilai tambah bruto sektoral yang meliputi 17 sektor, yaitu
1. pertanian, kehutanan dan perikanan,
2. pertambangan dan penggalian,
3. industri pengolahan,
4. pengadaan listrik dan gas,
5. pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang,
6. kontruksi,
7. perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda,
8. transportasi dan pergudangan,
9. penyediaan akomodasi dan makan minum,
10. informasi dan komunikasi,
11. jasa keuangan dan asuransi,
12. real estate,
13. jasa perusahaan,
14. administrasi pemerintahan, pertanahan, dan jaminan,
15. jasa pendidikan,
16. jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan
17. jasa lainnya.
KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 18

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Nilai kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB Kabupaten Jembrana atas
dasar harga berlaku dan harga konstan dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2015
dapat dilihat pada table berikut.

ProdukDomestikRegional Bruto(PDRB)MenurutLapangan Usaha AtasDasarHarga
BerlakuKabupaten JembranaTahun 2012-2015
Dalam Juta Rp
Lapangan Usaha

2012

2013 *

2014 **

2015 ***

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

A.

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

1 524 157,4

1 648 866,2

1 850 134,2

2 132 795,1

B.

Pertambangan dan Penggalian

74 071,9

82 867,5

91 863,4

93 126,3

C.

Industri Pengolahan

341 071,1

380 969,9

442 429,5

506 411,2

D.

Pengadaan Listrik dan Gas

6 798,7

6 540,5

8 497,2

11 312,2

E.

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang

7 053,1

7 421,4

8 188,4

9 258,1

F.

Konstruksi

736 072,1

804 388,3

862 256,3

974 903,9

G.

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Speda

698 796,8

796 395,8

889 811,5

1 019 069,8

H.

Transportasi dan Pergudangan

1 063 822,5

1 241 712,6

1 538 797,8

1 735 529,4

I.

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

920 075,4

1 074 369,8

1 327 112,0

1 515 795,2

J.

Informasi dan Komunikasi

418 169,6

434 260,1

480 746,0

540 581,5

K.

Jasa Keuangan dan Asuransi

214 001,4

249 709,3

288 916,2

330 885,6

L.

Real Estate

371 324,5

409 692,4

470 073,3

528 358,5

49 971,3

55 333,6

63 641,3

74 724,9

M,N.

Jasa Perusahaan

O.

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan,
dan Jaminan

203 087,5

202 577,7

232 312,2

261 058,9

P.

Jasa Pendidikan

125 427,4

150 923,0

175 146,5

200 589,2

Q.

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

126 138,2

146 541,1

169 890,2

202 374,6

92 910,7

104 284,8

119 900,8

136 618,2

6 972 949,70

7 769 853,83

9 019 716,82

10 273 392,52

R,S,T,U.

Jasa Lainnya

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 19

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Jembrana (Tahun Dasar 2000) Tahun 2012-2015
Dalam Juta Rp
Lapangan Usaha

2012

2013 *

2014 **

2015 ***

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

A.

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

1 380 987,0

1 402 348,3

1 462 938,7

1 527 568,6

B.

Pertambangan dan Penggalian

69 377,4

73 967,4

72 913,0

70 700,7

C.

Industri Pengolahan

312 138,8

335 511,0

359 880,2

382 775,1

D.

Pengadaan Listrik dan Gas

8 789,4

9 439,0

9 582,2

9 545,4

E.

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang

7 145,2

7 487,3

7 935,4

8 024,6

F.

Konstruksi

656 526,1

690 721,6

694 379,3

743 623,0

G.

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Speda

637 603,5

690 923,3

732 871,2

777 312,2

H.

Transportasi dan Pergudangan

951 421,8

1 024 155,2

1 126 204,2

1 196,189,3

I.

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

810 160,1

861 284,6

908 738,3

970 484,9

J.

Informasi dan Komunikasi

419 684,4

440 706,0

466 366,9

498 000

K.

Jasa Keuangan dan Asuransi

187 458,8

209 951,8

227 369,4

244 057,9

L.

Real Estate

354 284,0

376 226,3

404 940,5

433 904,6

M,N.

Jasa Perusahaan

47 006,8

50 972,2

54 203,0

58 155,5

O.

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan,
dan Jaminan

199 668,4

198 063,2

216 998,5

235 038,0

P.

Jasa Pendidikan

118 815,9

134 199,3

146 859,0

160 000

Q.

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

117 389,8

131 460,3

146 194,7

160 000

87 400,2

90 369,8

96 285,8

103 742,2

6 365 857,71

6 727 786,41

7 134 660,29

7 579 122,07

R,S,T,U.

Jasa Lainnya

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Sumber: BPS Kabupaten Jembrana

Tabel diatas menunjukkan bahwa kontribusi sector pertanian, kehutanan dan
perikanan memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kabupaten Jembrana,
disusul oleh sector transportasi dan pergudangan, penyediaana komodasi dan makan
minum, dan sektor-sektor lainnya. Keadaan ini menunjukan bahwa besarny aanggaran
yang dialokasikan untuk mengembangkan potensi daerah, seperti pertanian, kehutanan
dan perikanan dapat memberikan kontribusi positif terhadap keberhasilan
pembangunan potensi daerah tersebut. Disamping itu, terlihat pula bahwa kontribusi
masing-masing lapangan usaha terhadap PDRB setiap tahunnya terus mengalami
peningkatan.
Sejalan dengan peningkatan PDRB dan PDRB perkapita Kabupaten Jembrana,
jumlah keluarga miskin di Kabupaten Jembrana terus mengalami penurunan. Pada
Tahun 2013 jumlah KK miskin sebanyak 4.683KK atau 16.885 jiwa. Selanjutnya,
pada Tahun 2014 jumlah masyarakat miskin menurun menjadi sebanyak 4.049 KK
KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 20

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

atau 12.900 jiwa. Angkaini menunjukkan bahwa pada Tahun 2014 jumlah keluarga
miskin dapat diturunkan sebanyak 634KK atau 3.985 jiwa, dan pada Tahun 2015
menurun sebanyak 312KK atau1. 197 jiwa, sehingga jumlah masyarakat miskin pada
Tahun 2015 adalah sebanyak 3.737KK atau11.703jiwa.

2.4.2 Data Pendapatan Perkapita
Perhitungan laju inflasi hanya dilakukan di BPS Provinsi Bali, sehingga untuk
mengetahui angka inflasi di Kabupaten Jembrana menggunakan acuan perhitungan
angka inflasi di kota terdekat, yaitu Kota Denpasar. Selain dilakukan di Kota
Denpasar, perhitungan angka inflasi tersebut dilaksanakan di 66 kota di Indonesia
yang secara periodik diumumkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Inflasi
Menurut Kota Sejak Tahun 2015 inflasi provinsi Bali ditentukan berdasarkan kota
sampel inflasi pada 2 (dua) kota inflasi yaitu Kota Denpasar dan Singaraja.
Karakteristik inflasi Kota Denpasar maupun Singaraja terutama dipengaruhi oleh
kelompok pengeluaran bahan makanan, makanan jadi dan perumahansebagaimana
tercermin pada dominannya bobotkelompok pengeluaran tersebut dalam Kota
Denpasar maupun Singaraja.

Perkembangan Laju Inflasi Kota Denpasar Tahun 2011 s/d 2015
Inflasi

2011

2012

2013

2014

2015

Juli

3.75

4,71

7,35

8,03

2,70

Sumber : BPS Kabupaten Jembrana

2.4.3 Data Kondisi Lingkungan
Ketika kita berbicara tentang kondisi Lingkungan di Kabupaten Jembrana, maka
hal ini erat hubungannya dengan kondisi geografis dan alam kabupaten Jembrana.
berikut kondisi lingkungan Kabupaten Jembrana,:

1. Topografi
Kondisi topografi wilayah Kabupaten Jembrana meliputi daerah pegunungan
di bagian utara dan pendataran (pantai) di bagian selatan yang berbatasan dengan
Samudera Indonesia.Pada bagian tengah merupakan daerah perkotaan.
Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Jembrana dapat
dikelompokkan kedalam 4 kelompok :
KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 21

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

a. Wilayah dengan kemiringan lereng 0 – 2% (datar), tersebar diseluruh
kecamatan Kabupaten Jembrana, khususnya di Kecamatan Jembrana
dan Kecamatan Negara.
b. Wilayah dengan kemiringan lereng 2 – 15% (landai), tersebar hampir
diseluruhkecamatan di Kabupaten Jembrana.
c. Wilayah dengan kemiringan lereng 0 – 2% (datar), tersebar diseluruh
kecamatan Kabupaten Jembrana, khususnya di Kecamatan Jembrana
dan Kecamatan Negara.
d. Wilayah dengan kemiringan lereng 2 – 15% (landai), tersebar hampir
diseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana.
e. Wilayah dengan kemiringan lereng 15 – 40% (bergelombang/berbukit),
tersebar hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana.
f. Wilayah dengan kemiringan lereng >40% (curam sampai sangat curam),
merupakan bagian terluas dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten
Jembrana.

2. Ketinggian Lokasi
Di bagian utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai morfologi dan
fisiografi pegunungan yang dibentuk oleh deretan pegunungan Penginuman,
Gunung Klatakan, Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut, Gunung Sanggang
dan Gunung Batas. Ketinggian tempat bervariasi antara 250 – 700 m dpl.
KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 22

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Sedangkan di bagian selatan wilayah Kabupaten Jembrana topografinya relatif
datar hingga bergelombang, ketinggian tempat ini berkisar antara 1 – 250 m dpl.

Tabel 2.2 Ketinggian Lokasi Wilayah Kab. Jembrana
(Dari Terendah Sampai Tertinggi)
NO
.

KECAMATAN

TITIK
TERENDAH
(M DPL)

LOKASI

TITIK
TERTINGGI
(M DPL)

LOKASI

1.

MELAYA

3

GILIMANUK, MELAYA, NUSA SARI, EKASARI

699

DESA MELAYA

2.

NEGARA

1

CUPEL, PENGAMBENGAN, LOLOAN BARAT, LELATENG,
BALUK, BERANGBANG

585

DESA BALER BALE AGUNG

3.

JEMBRANA

1

483

DANGIN TUKADAYA

4.

MENDOYO

1

PERANCAK, AIR KUNING , YEH KUNING, LOLOAN
TIMUR
TEGAL CANGKRING, PENYARINGAN , YEH EMBANG
KAUH, YEH EMBANG, YEH EMBANG KANGIN, YEH
SUMBUL

700

YEH EMBANG KAUH, YEH
EMBANG, YEH EMBANG
KANGIN

5.

PEKUTATAN

3

MEDEWI, PENGERAGOAN, MANGGISSARI

699

PULUKAN

Sumber : Jembrana Dalam Angka, 2016

3. Geologi / Jenis Tanah
Geologi Kabupaten Jembrana terdiri dari batuan gunung api yang terdiri dari
lava, breksi, tufa, yang diperkirakan berumur kwarter kawah dan daerah
pedataran yang sebagian daerah persawahan terbentuk dari batuan yang
KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 23

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

tergabung dan disebut dengan Formasi Palasari yang terdiri dari batu pasir,
konglomerat dan batu gamping terumbu dan diperkirakan berumur kwarter,
sedangkan untuk daerah pesisir pantai pada umumnya endapan aluvium yang
terdiri dari pasir, lanau, lempung dan kerikil, yang dijumpai di sekitar daerah
pantai di Pengambengan, Tegalbadeng, Perancak, Yeh Kuning, Mendoyo dan di
pantai Gilimanuk. Berdasarkan data peta geologi Kabupaten Jembrana dapat
diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari lima jenis batuan yaitu


Formasi Gamping Agung



Batuan Gunung Api Jembrana



Formasi Palasari



Formasi Alluvium



Alluvium Formasi Sorga

Gunung yang terdapat di Kabupaten Jembrana berjumlah 17 buah termasuk
gunung yang tidak aktif.Dari jumlah tersebut Kecamatan Melaya mempunyai
gunung paling banyak sehingga topografi di Kecamatan Melaya termasuk
berbukit-bukit. Dari 17 gunung yang dijumpai di Kabupaten Jembrana ternyata
Gunung Merbuk yang tertinggi (1.386 m dpl) terletak di Kecamatan Jembrana
disusul dengan Gunung Mesehe (1.300 mdpl) di Kecamatan Mendoyo, Gunung
Bangul (1.253 m dpl) di Kecamatan Negara dan Gunung Lesung (1.047 m dpl)
di Kecamatan Mendoyo.
Berdasarkan peta jenis tanah Provinsi Bali wilayah Kabupaten Jembrana
terdiri dari beberapa jenis tanah yaitu :


Tanah Latosol Coklat dan Litosol (Inceptisol)
Jenis tanah ini tersebar di lima wilayah Kabupaten Jembrana, yang
paling luas terdapat di Kecamatan Mendoyo ( 25.985 ha), di
Kecamatan Melaya (16.319 ha) Kecamatan Negara dan Jembrana
(14.130 ha) dan Kecamatan Pekutatan (12.169 ha). Jenis tanah ini
dibentuk oleh bahan induk abu vulkanik intermediet dengan
kandungan bahan organik yang rendah sampai sedang dan PH
berkisar antara 4,5-5,5.



Tanah Alluvial Coklat Kelabu
Tanah ini merupakantanah endapan sungai dengan luas kurang lebih
10.750 Ha sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara dan
Kecamatan Jembrana (5.725 ha).



Tanah Alluvial Coklat Kelabu

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 24

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Jenis tanah ini dibentukoleh bahan induk batuan gamping dengan
bentuk morfologi bergelombang sampai berbukit bukit. Jenis tanah
ini mendominasi wilayah Kecamatan Melaya (1.878 ha).


Tanah Regosol Cokelat Kelabu
Jenis tanah ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara dan
Kecamatan Jembrana seluas 772 ha dan di wilayah Kecamatan
Mendoyo seluas 648 ha. Tanah ini terbentuk oleh induk vulkanik
intermedier dengan bentuk wilayah landai sampai berombak.



Tanah Alluvial Hidromorf
Jenis tanah ini terdapat di wilayah Kecamatan Negara dan
Kecamatan Jembrana khususnya di sepanjang wilayah pantai selatan
dan di sekitar Desa Pengambengan dan Desa Cupel. Luas jenis tanah
ini kurang lebih 1420 Ha. Tanah ini merupakan sedimen darat dan
laut yang dibentuk oleh lempeng pasir dan pecahan karang.

Masing masing jenis tanah tersebut diatas mempunyai tekstur yang berbedabeda, umumnya tekstur wilayah di Kabupaten Jembrana tergolong tektur halus
(kandungan liat sangat tinggi).Sedangkan tekstur kasar (pasir dan lempung
berpasir) merupakan tekstur tanah yang terdapat di sepanjang pantai dari wilayah
Kabupaten Jembrana.

4. Klimatologi
Kabupaten Jembrana memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Musim hujan terjadi pada Bulan Desember sampai Maret sedangkan
musim kemarau terjadi pada Bulan April sampai Mei. Curah hujan rata-rata
selama tahun 2012 yaitu 1.663 mm yang tercatat pada sepuluh stasiun pencatat
KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 25

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

yang tersebar di seluruh kecamatan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
Januari dan Desember tahun 2012 tercatat sebesar 360,60 mm dan 297,60 mm.
Banyaknya hari hujan sepanjang tahun di kabupaten Jembrana 122 hari/tahun,
sejak bulan Januari sampai dengan bulan Mei serta Nopember dan Desember
banyaknya hari hujan cukup tinggi yakni diatas 10 hari. Temperatur udara
berkisar antara 20˚C s/d 39˚C dengan temperatur optimal 29˚C - 32˚C,
kelembapan udara antara 74 s/d 87%, termasuk tipe iklim C sampai D ( Scmitdt
dan Ferguson).

5. Hidrogeologi
Berdasarkan data Identifikasi, Inventarisasi/Pendataan Penamaan Unsur
Rupabumi (Sungai) di Wilayah Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali Tahun 2011
yang dilakukan oleh Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten
Jembrana, sumber air permukaan di wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari air
sungai, pangkung, tukad dan telabah.
Di daerah ini terdapat 44 sungai, 75 pangkung, 4 tukad dan 2 telabah yang
mempunyai arahan aliran dari Utara (pegunungan) ke muara sungai di bagian
Selatan yaitu Samudera Indonesia. Masing-masing sungai, pangkung, tukad dan
telabah mempunyai daerah tangkapan hujan (catchment area) yang berbeda-beda.
Sungai yang alirannya paling panjang adalah Sungai Yeh Sumbul sepanjang
70,90 km, dan terpendek adalah Sungai Perahu Mati yang hanya 1,00 km.
Sumber air yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana meliputi :
Air permukaan : air sungai, pangkung, tukad dan telabah, bendung Palasari
Air tanah

: air yang bersumber dari bawah tanah

Mata air

: terdapat 37 mata air dengan kapasitas 110 l/det.

Berdasarkan karakteristik alirannya, sungai-sungai yang ada di wilayah
Kabupaten Jembrana dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu sungaisungai yang terletak di Bagian Darat dari wilayah Kabupaten Jembrana (sebelah
Barat Tukad Melaya), sungai-sungai hanya mengalir pada musim hujan. Hal ini
erat kaitannya dengan curah hujan yang sangat rendah di wilayah itu serta
kondisi tanah yang berbentuk dari batuan gamping. Sedangkan kelompok sungai
yang mengalir sepanjang tahun adalah sungai-sungai yang terletak diantara
Tukad Klatakan disebelah Barat dan Tukad Pulukan disebelah Timur umumnya
sungai-sungai tersebut tetap mengalir pada musim kemarau walau debit airnya
sangat kecil.
Berdasarkan peta hidrogeologi daerah Kabupaten Jembrana dari Direktorat
Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan Sub. Direktorat
KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 26

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Pendayagunaan Air Tanah (Tahun 1986) kondisi air tanah dan struktur geologi
Kabupaten Jembrana dapat diuraikan sebagai berikut:
Terdapatnya air tanah dan produksivitas akuifer (occurrence of groundwater
and productivity of aquifers) yaitu :
1.

Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir (aquifers in which flowe
is intergranular)

2.

Akuifer produktif dengan penyebaran luas, berarti: Akuifer dengan
keterusan sedang; muka air tanah atau tinggi pisometri air tanah dekat
atau bawah muka tanah; debit sumur umumnya 5 sampai 10 ltr/dtk ;

3.

Akuifer dengan produktivitas sedang, dan penyebaran luas berarti:
akuifer dengan keterusan sedang sampai rendah; muka air tanah
beragam dari atas atau dekat muka tanah sampai lebih dalam dari 10 m
dibawah tanah, debit sumur umumnya kurang dari 5 ltr/dtk ;

4.

Setempat akuifer dengan produktivitas sedang berarti: akuifer tidak
menerus, tipis dengan keterusan rendah, debit sumur umumnya kurang
dari 5 ltr/dtk.

5.

Akuifer (bercelah atau sarang) dengan produktivitas rendah dan daerah
air tanah langka (aquifers [fissured or produc]) of poor productivity and
regions without exploitables groundwater).

6.

Akuifer dengan produktivitas rendah setempat berarti: umumnya
keterusan sangat rendah, setempat air tanah dangkal dalam jumlah
terbatas dapat diperoleh dilembah-lembah atau pada zona pelapukan ;

7.

Daerah air tanah langka ;

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 27

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Peta Hidrogeologi Kabupaten Jembrana

2.4.4 Data Resiko Bencana Alam
Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi
mengalami bencana alam. Kawasan rawan bencana alam terdiri dari :
a. Kawasan rawan banjir;
b. Kawasan rawan bencana tanah longsor; dan
c. Kawasan rawan gelombang pasang.
d. Kawasan Rawan Banjir

Kawasan rawan bencana banjir ditetapkan dengan kriteria :
a. Terjadi kurang dari 3 (tiga) tahun sekali;
b. Lama genangan 2 (dua) sampai 3 (tiga) minggu;
c. Tinggi genangan lebih dari 1 (satu) meter;
d. Berdampak sedang; dan
e. Kawasan yang tergenang luas.

KABUPATEN JEMBRANA 2017

II- 28

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN JEMBRANA 2015-2019

Kawasan rawan bencana banjir seluas kurang lebih 200 hektar, meliputi :
a. Kawasan desa Pangyangan dan Lingkungan Koprahan di kecamatan
Pekutatan karena meluapnya sungai Tukad Yeh Lebah; dan
b. Kawasan di Kelurahan Baler Bale Agung, Kelurahan Lelateng, Kelurahan
Loloan Barat dan Desa Pengambengan karena buruknya sistem drainase
kota.

Arahan mitigasi dan adaptasi pada kawasan rawan banjir, mencakup :
a. Pengelolaan daerah pengaliran sungai yang dapat mengurangi limpasan
pada daerah pengaliran sungai tersebut ke sungai;
b. Pengelolaan kawasan rawan banjir melalui penerapan peraturan zonasi
peruntukan dan peraturan bentuk, struktur dan jenis bahan bangunan;
c. Prakiraan bahaya banjir yang disertai dengan sistem peringatan dini;
d. Mencegah terjadinya luapan air sungai pada debit banjir dengan periode
ulang tertentu dengan membangun tanggul penahan banjir;
e. Menurunkan elevasi muka air banjir dengan memperbaiki alur sungai,
normalisasi saluran, sodetan, banjir kanal dan interkoneksi sungai;
f. Memperkecil debit banjir atau mengurangi puncak banjir dengan rekayasa
teknis antara lain membangun kolam retensi banjir, banjir kanal,
interkoneksi sungai; dan
g. Perbaikan sistem drainase.

1. Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor
A. Kawasan rawan