IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI DI PAUD MEKAR SARI DESA GONDORIYO KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20172018 SKRIPSI Di ajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

PADA ANAK USIA DINI DI PAUD MEKAR SARI DESA

GONDORIYO KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2017/2018

  

SKRIPSI

Di ajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

NUR FAIZAH

  

NIM. 11613014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

PADA ANAK USIA DINI DI PAUD MEKAR SARI DESA

GONDORIYO KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2017/2018

  

SKRIPSI

Di ajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

NUR FAIZAH

  

NIM. 11613014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Dr. Wahyudhina, M.M.Pd.

  Dosen IAIN Salatiga Persetujuan Pembimbing Hal : Naskah Skripsi Lamp : 4 eksemplar Saudara : Nur Faizah

  Kepada: Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum Wr. Wb

  Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara/saudari: Nama : Nur Faizah NIM : 11613014 Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan Islam Anak Usia Dini Judul : Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini Di

  PAUD Mekar Sari Tahun Ajaran 2017/2018 Dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, 17 Mei 2018 Pembimbing,

  Dr. Wahyudhiana, M.M. Pd NIP. 19550320 198203 1 001

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah: Nama : Nur Faizah NIM : 116 13 014 Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun. Demikian surat pernyataan saya buat dan jika pada kemudian hari terbukti karya saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup untuk menanggung semua konsekuensinya.

  Salatiga, 3 Mei 2018 Penulis, Nur Faizah NIM. 116 13 014

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Telp. 02986031364

  

Websitee-mail:admnistrasi@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

  

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK

USIA DINI DI PAUD MEKAR SARI TAHUN AJARAN

2017/2018

disusun oleh

NUR FAIZAH

  

NIM : 116 13 014

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 18 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Fatchurrohman, S. Ag., M.Pd.

  Sekretaris penguji : Dr. Wahyudhiana, M.M.,Pd. Penguji I : Dr. M. Ghufron,M.Ag. Penguji II : Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

  Salatiga, 26 September 2018 Dekan Suwardi, M.Pd.

  NIP. 19670121 199903 1 002

  

MOTTO

ُهَمَّلَع َو َنآ ْرُقْلا َمَّلَعَت ْنَم ْمُك ُرْيَخ

  Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang beljar Al qur‟an dan mengajarkannya. (HR. Bukhri)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1.

  Keluarga saya yang selalu membimbing dan mendukung setiap usaha.

  2. Suamiku tercinta mas Habib yang telah memberi dukungan spiritual, material dan kasih sayang.

  3. Adik-adikku tersayang, terutama “Saifuddin Nur” yang menyuport dan membantu.

  4. Teman-teman seperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi.

  5. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.

  6. Semua Dosen dan Karyawan yang selalu mendukung dan membimbing.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul

  “ Implementasi Pendidikan Karakter Anak Usia Dini PAUD Mekar Sari Tahun Ajaran 2017/2018 telah selesai.

  Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.

  Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak

  Usia Dini 4. Bapak Dr. Wahyudhiana, M.M.Pd, selaku pembimbing yang telah membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  6. Dewan Guru PAUD Mekar Sari Kabupaten Semarang yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga selesai.

  7. Segenap keluargaku tercinta yang selalu mendoakanku.

  8. Teman-teman PIAUD angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama. Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman. Amin.

  Salatiga, 3 Mei 2018 Penulis

  

ABSTRAK

  Faizah, Nur. 2018. Implementasi Pendidikan Karakter Anak Usia Dini PAUD

  Mekar Sari Tahun Ajaran 2017/2018. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Wahyudhiana, MM, Pd

  Kata kunci: Pendidikan Karakter, Usia Dini, Implementasi Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 14, PAUD adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini di PAUD Mekar Sari.

  Penelitian ini merupakan Penelitian Deskripstif Kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan anak PAUD. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter anak usia dini PAUD Mekar Sari dilakukan melalui metode pembelajaran, metode keteladanan, metode pembiasaan, metode bercerita dan metode pariwisata. Selain itu dapat dilihat dari indikator yaitu Permendikbud No 146 tahun 2014. Implementasi pendidikan karakter anak usia dini di PAUD Mekar Sari antara lain: 1.) Anak menunjukkan sikap rasa ingin tahu dan kreatif, terlihat ketika guru menunjukkan media yang menarik. 2). Anak yang menunjukkan sikap estetis terlihat cara berpakaian. 3). Anak yang menunjukkan sikap percaya diri terlihat ketika anak mau maju kedepan kelas. 4). Anak yang menunjukkan sikap kedisiplinan terlihat anak masuk kelas tepat waktu. 5). Anak yang menunjukkan sikap sabar terlihat ketika mengantri cuci tangan. 6). Anak yang menunjukkan sikap kamandirian terlihat ketika mampu menyelesaikan tugas sendiri dan mampu di dalam kelas tanpa bantuan orang tua. 7). Anak yang menunjukkan sikap peduli terlihat ketika anak membagi makanan kepada temannya. 8). Anak yang menunjukkan sikap menghargai dan menyesuaikan diri terlihat ketika anak mampu menjawab pertanyaan setelah menonton video. 9). Anak yang menunjukkan sikap tanggung jawab terlihat ketika anak merapikan sepatu kedalam rak sepatu. 10). Anak yang menunjukkan sikap jujur terlihat ketika mengembalikan mainan yang bukan miliknya. 11). Anak yang menunjukkan sikap rendah hati ketika anak diajak tanya jawab tentang video yang sudah ditonton.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i LEMBAR LOGO IAIN .................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... v MOTTO…………………………………………………………………….. vi PERSEMBAHAN

  ………………………………………… .......................... vii KATA PENGANTAR

  ………………………………………… ................... viii ABSTRAK………………………………………… ..................................... x DAFTAR ISI………………………………………… .................................. xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 10 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 10 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10 E. Penegasan Istilah ......................................................................... 11 F. Sistematika Penulisan .................................................................. 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ................................................................................. 14 B. Kajian Pustaka .............................................................................. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………………………………………………….. 35 B. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………… 36 C. Sumber Data ………………………………………………….... 36

  D.

  Prosedur Pengumpulan Data …………………………….....….. 37 E. Analisis Data ………………………………………………....… 38 F. Pengecekan Keabsahan ……………………………………..…. 39

  BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Penelitian ........................................................................... 41 B. Pembahasan…………………………………………………… .. 63 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 69 B. Saran ............................................................................................ 70 Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis

  

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Guru PAUD Mekar Sari Gondoriyo

  …………………….. 43

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur

  Organisasi PAUD Mekar Sari Gondoriyo …………… 11

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 RPPH Lampiran 6 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 7 Transkip Wawancara Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budi merupakan alat batin yang menjadi panduan akal dan perasaan

  untuk menimbang baik dan buruk, tabiat, akhlak, watak, perbuatan baik daya upaya, dan akal. Perilaku diartikan sebagai tanggapan atau reaksi individu yang berwujud dalam gerakan (sikap) tidak hanya badan, tetapi juga ucapan (Fatuhurrohman, 2013: 18). Pendidikan merupakan kewajiban bagi semua orang, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Melalui pendidikan dapat menjadikan seseorang menjadi pribadi yang berkualitas dan mempunyai sumber daya manusia yang tinggi.

  Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak (Zubaedi, 2011: 8). Karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya dengan orang lain (Gunawan, 2012: 3). Karakter mulia individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati dan nilai-nilai lainnya (Gunawan, 2012: 4). Karakter adalah sebuah kata yang merujuk pada kualitas orang dengan karakteristik tertentu (Kesuma, 2011: 24).

  Menurut istilah (terminologis) terdapat beberapa pengertian tentang karakter sebagaimana telah dikemukakan oleh bebeapa ahli (Gunawan, 2012: 2), diantaranya: 1.

  Hermawan Kartajaya tahun 2010, mendefinisikan karakter sebagai ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu manusia.

  Ciri khas tersebut asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan mesin pendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berucap, berujar, serta merespon sesuatu.

2. Doni koesuma A tahun 2007 menerangkan bahwa karakter sama dengan kepribadian (Gunawan, 2014: 1-2).

  3. Menurut Licona, karakter yang baik atau karakter mulia meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Karakter mengau pada serangkaian pemikiran, perasaan, dan perilaku yang sudah menjadi kebiasaan (Zubaedi dkk, 2010: 16).

  Karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Maka hal positi apa saja yang dilakukan orang tua, guru atau masyarakat sekitar berpengaruh pada karakter anak yang diajarkannya.

  Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Megawangi, 2004: 95).

  Pendidikan karakter muncul kepermukaan di Indonesia pada akhir- akhir ini, setelah terjadi degradasi moral yang melanda bangsa Indonesia.

  Contoh yang terjadi dimasyarakat Indonesia antara lain pembunuhan seorang siswa kepada gurunya, pembunuhan seorang siswa kepada sopir

  

online , dan paling mengerikan sekarang yaitu pemerkosaan anak di bawah

  umur dimana-dimana. Sangat miris sekarang anak sekolah yang hamil di luar nikah karena pergaulan bebas karena perkenalan dan pergaulan di media sosial, ini membuktian rendahnya moral bangsa, nilai-nilai karakter anak bangsa sudah hampir punah ditelan zaman teknologi. Masyarakat cenderung lebih menghargai keunggulan intelektual dan menyampingkan kematangan emosional sosial dan spiritual.

  Nilai-nilai moral bangsa yang tertulis pada Pancasila lambat laun akan pudar. Padahal nilai-nilai ini jika dijiwai dan diimplementasikan dalam kehidupan jelas akan membantu bangsa Indonesia untuk menjadi Negara yang bermoral dan bermartabat. Menurunnya moral bangsa ini akan mengakibatkan runtuhnya sikap sopan santun, gotong royong, dan toleransi beragama. Pendidikan karakter merupakan bagian yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan antara aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.

  Mulyasa berpendapat bahwa pendidikan karakter bagi anak usia dini mempunyai makna yang lebih tinggi dari pendidikan moral karena tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan tentang berbagai perilaku yang baik dalam kehidupan sehingga anak memiliki kesadaran dan komitmen untuk menerakan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari (Fadlillah, 2013: 44).

  Inilah yang menjadi penting dalam penanaman pendidikan karakter pada anak usia dini. Seorang anak yang sejak kecil dikenalkan dan ditanamkan pendidikan karakter, ketika besar karakter-karakter yang diperolehnya tersebut akan menjadi kebiasaan bagi dirinya. Untuk itu, dituntut peran serta aktif orang tua,, pendidik, dan masyarakat untuk bersama-sama menggalakkan pendidikan karakter dalam setiap kesempatan, khususnya kepada anak-anak, baik dalam lingkup rumah, sekolah maupun lingkungan. Pendidikan karakter menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi degradasi moral bangsa Indonesia di setiap usia, khususnya pada anak usia dini. Cara penerapannya pun beragam, mulai dari bercerita, bernyanyi, memberikan teladan, kebiasaan, dan masih banyak lagi.

  Pemerintah memberikan perhatian penuh betapa pentingnya pendidikan karakter ini di setiap jenjang pendidikan termasuk bagi pendidikan anak usia dini (PAUD). Dalam pasal 1 angka 43 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan bahwa PAUD adalah suatu upaya untuk pembinaan yang ditujukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dan memasuki pendidikan lebih lanjut. Amanah UU Sisdiknas 2003 bermaksud agar pendidikan tidakhanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, tetapi juga berkepribadian atau berkarkter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh kembang dengan karakter yang bernapaskan nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

  Menurut Ginanjar menjabarkan fitrah sebagai tubuh budi mulia yang sekaligus menjadi tujuh budi utama, yaitu jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerja sama, adil dan peduli (Fadlillah, 2013: 45). Selain itu, menurut Ari Ginanjar yang terkenal dengan konsep Emotional Spritual mengajukan pemikiran, bahwa setiap karakter postif

  Question (ESQ)

  sesungguhnya akan merujuk pada sifat-sifat Allah yang terdapat Asma Al Husan ini harus menjadi sumber inspirasi perumusan karakter yang dapat diteladani dari nama-nama Allah SWT yang baik (Gunawan, 2012: 32).

  Terdapat tujuh karakter yang mendasar antara lain: jujur, tanggung jawab, disiplin, visioner, adil, peduli dan kerjasama.

  Sedangkan Indonesia heritage Foundation (IHF) merumuskan Sembilan karakter dasar menjadi tujuan pendidikan karakter, antara lain cinta kepada allah dan semesta beserta idinya, tanggung jawab, disiplin dan mandiri, jujur, hormat an santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, keadalan dan kepempinana, baik dan rendah hati, dan toleransi cinta damai dan persatuan (Gunawan, 2012: 32).

  Pendidikan karakter berarti pendidikan yang bertujuan untuk membantu agar siswa-siswa mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang diinginkan (Suparno, 2015: 29). Nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa munurut Puskur antara lain, nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan. Cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahat /komunikasi, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, peduli lingkungan, dan tanggung jawab (Suparno, 2015: 35-37). Nillai nilai pendidikan karakter bangsa menurut Puskur ini menjadi acuan dalam penilaian karakter dalam pendidikan pra sekolah.

  Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasang 1 angka 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Peraturan Pemerintah Dinas Pendidikan Nasional, 2009: 1).

  Pendidikan anak usia dini (PAUD) diarahkan untuk memfasilitasi tumbuh kembang anak secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai, norma, dan harapan masyarakat. Pendidikan tersebut dilakukan melalui pemberian pengalaman dan rangsangan yang kaya dan maksimal. Oleh karena itu, diperlukan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan: 2011: 1).

  Salah satu yang menjadi ciri masa usia dini adalah “golden ages” atau periode keemasan. Dimana anak mempunyai masa eksplorasi, masa indentifikasi/imitas, masa peka, masa bermain, dan masa tahap 1. Pada masa ini anak sangat memerlukan bimbingan orang-orang sekitar, seperti keluarga, sekolah, teman sebaya. Pada masa ini juga membutuhkan pendampingan yang tepat dan cukup sehingga dapat menumbuh dan mengembangkan semua aspek perkembangan secara optimal.

  Masa golden age dimana masa-masa keemasan seorang anak mempunyai banyak potensi yang sangat baik untuk dikembangkan inilah waktu yang sangat tepat untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan, karakter yang nantinya dapat membentuk kepribadiannya. Stimulasi sejak dini kepada anak yang berusia 0 hingga 6 tahun sangatlah penting, karena pada masa tersebut perkembangan otak mereka dapat berlangsung optimal dan itu sangat berpengaruh terhadap kehidupannya kelak. Stimulasi yang diberikan ketika anak berada usia dini akan berdampak saat dewasa, maka orang tua dan guru mempunyai peran penting dalam memberikan stimulus kepada anak. Stimulasi-stimulasi yang diberikan dapat melalui tiga aktivitas antara lain pengindraan, persepsi dan belajar.

  Berdasarkan keunikan dan perkembangannya, anak usia dini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu masa lahir sampai 12 bulan, masa batita

  

(toddler) usia 1-3 tahun, masa pra sekolah usia 3-6 tatuhn, dan masa kelas

  awal 6-8 tahun (Mansur, 2009: 88). Anak usia dini disebut masa golden

  

age karena pada usia ini pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik

  kasar maupun halus, sosial emosional, intelektual, dan bahasa berlangsung sangat pesat (Suyanto, 2005: 6). Kemudian para ahli pendidikan anak memandang usia dini merupakan masa emas (the golden age) yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang. Bloom mengemukakan bahwa pada usia dini ini perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan mereka (Ardy, 2014: 28).

  Hasil penelitian menyebutkan bahwa pada anak usia dini, 90% dari fisik otak anak sudah terbentuk. Menurut Gardner menyebutkan bahwa anak usia dini memegang peranan yang sangat penting karena perkembangan otak manusia mengalami lompatan dan berkembang sangat pesat, yaitu mencapai 80%. Ketika dilahirkan ke dunia, perkembangan otak 25%, sampai umur 4 tahun perkembangannya mencapai 50%, dan umur 8 tahun mencapai 80%, selebihnya berkembang sampai usia 18 tahun (Mulyasa, 2012: 2).

  Pelaksanaan pendidikan karakter di PAUD Mekar Sari perlu diteliti, karena berperan cukup besar dalam melakukan dan penyelenggaraan pendidikan, terutama dalam proses pendidikan karakter anak usia dini dalam upaya menanamkan nilai-nilai kebaikan khususnya disiplin. Selain itu PAUD Mekar Sari mempunyai keunikan tersendiri dalam hal kegiatan pembelajaran yang berbeda dengan sekolah lainnya. Dimana kegiatan pembelajaran menggunakan sistem sentra. Guru PAUD Mekar Sari tergolong kreatif dalam mempromosikan lembaga. Letak PAUD Mekar Sari mudah dijangkau dan strategis karena dapat dijangkau dengan mudah. Kegiatan pembelajaran dimulai pukul 07.30 WIB sampai dengan 10.00 WIB.

  PAUD Mekar Sari menggunakan kurikulum 2013 sebagai pedoman pembelajaran peserta didik. Kurikulum 2013 dipilih karena merupakan sebuah inovasi terbaru dunia pendidikan di Indonesia yang memiliki konsep Pendidikan Karakter yang dirancang untuk melahirkan Generasi Emas Indonesia 2045 dan memiliki sifat terbuka untuk pengembangan sesuai dengan kebijakan daerah masing-masing. Jika dilihat dari isi dan kontennya, kurikulum 2013 dapat menjawab tantangan krisis moral dan karakter yang sekarang menjadi permasalahan di masayarakat. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk mendorong perkembangan peserta didik secara optimal sehingga memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

  Berangkat dari sinilah maka pendidikan karakter sebaiknya masuk pada ranah terkecil dan dimulai sedini mungkin agar lahir generasi penerus yang memilliki kepribadian berkualitas dan paripurna. Karena, pendidikan karakter intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa pariotik, berkembang dinamis, beriorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

  Berdasarkan fenomena yang diuraikan di atas maka peneliti ingin mengkaji penelitian dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini PAUD Mekar Sari Tahun 2017/2018 ”.

B. Fokus Masalah

  Bagaimana implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini PAUD Mekar Sari tahun 2017/2018? C.

   Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini PAUD Mekar Sari tahun 2017/2018 D.

   Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.

  Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan menambah wawasan tentang pendidikan karakter anak usia dini.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi Guru Menambah wawasan tentang pendidikan karakter anak usia dini b. Bagi Murid

  Menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter anak usia dini.

  c.

  Bagi Sekolah Menambah wawasan dan dapat menerapkan pendidikan karakter anak usia dini.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian di atas, maka peneliti berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul tersebut, yaitu : 1.

  Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengajarkan tabiat, moral, tingkah laku maupun kepribadian.

  Maksud dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh lembaga pendidikan yang mengarahkan, mengembangkan, dan menanamkan nilai-nilai karakter kebaikan peserta didik dikehidupan sehari-hari.

2. Anak Usia Dini

  Anak usia dini adalah kelompok anak yang berumur 0-8 tahun berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik pada dirinya. Maksud dalam penelitian ini adalah anak-anak yang sekolah di PAUD Mekar Sari.

3. Implementasi

  Implementasi menurut bahasa adalah pelaksanaan atau penerapann (Darmoko, 2009: 246). Implementasi merupakan suatu proses penerapan, ide, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam oxford advance learner‟s dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah

  “put something into effect

  ”, (penerapan sesuatu yang memberikan dampak atau efek). (Mulyasa, 2002: 93). Dalam hal ini implementasi kaitannya dengan pendidikan karakter adalah penerapan suatu kegiatan atau metode secara terus menerus yang dilakukan oleh para pendidik terhadap peserta didik di PAUD Mekar Sari sebagai upaya terhadap pembentukkan karakter siswa sejak usia dini.

F. Sistematika Penelitian

  Dalam penelitian ini, peneliti menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, sistematika penelitian

  BAB II KAJIAN PUSTAKA

  Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: A.

  Landasan teori B. Kajian Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal mengenai: A. Jenis Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Sumber Data D. Prosedur Pengumpulan Data E. Analisis Data F. Pengecekan Keabsahan BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data B. Analisis Data BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Pendidikan Karakter a. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan merupakan terjemahan dari education, yang kata

  dasarnya educate atau bahasa Latinnya educo. Educo berarti mengembangkan dari dalam, mendidik, melaksanakan hukum kegunaan (Sutrisno, 2011: 3).

  Mansur berpendapat bahwa pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing kepada yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan (Mansur, 2009: 84).

  Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terancana untuk meuwjudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

  Pendidikan karakter adalah upaya yang disengaja untuk membantu memahami manusia, peduli dan inti atas nilai-nilai etis/susila (Heri, 2012: 23).

  Menurut bahasa (estimologis) istilah karakter berasal dari bahasa Latin kharakter, kharassaein, dan khara, dalam bahasa Yunani

  

character dari kata charassein, yang berarti membuat tajam dan

  membuat dalam.. Dalam bahasa Inggris character dan dalam bahasa Indonesia lazim digunakan dengan istilah karakter ( Heri, 2012: 1).

  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional kata karakter berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, atau bermakna bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, persoalanalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesame, lingkungan, bangsa dan Negara serta dunia inteernasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya/perasaannya (Heri, 2012: 2).

  Karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya denngan orang lain.

  Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-bilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analisis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hti, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, dan nilai-nilai lainnya.

  Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia. Secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar kedamaian, menghargai, kerjasama, kebebasan, kebahagiaan, kejujuran, kerendahan hati, kasih sayang, tanggung jawab, kesederhanaan, toleransi, dan persatuan.

  Karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seorang anak tidak jauh dari perilaku ayah atau ibunya. Kecuali itu lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkaran alam ikut membentuk karakter.

  Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak - anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari - hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Megawangi, 2004: 95).

  Sementara itu menurut Fakry Ghafar, pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi salah satu dalam perilaku kehidupan orang itu, terdapat tiga ide pikiran penting antara lain proses transformasi nilai-nilai, ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, menjadi satu dalam perilaku (Ghafar, 2010:1).

  Pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan oleh guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya (Muchlas, 2014: 43).

  Menurut Megawangi karakter anak dipengaruhi 5 faktor, yaitu: 1)

  Temperamen dasar (dominan, intim, stabil, cermat) 2)

  Keyakinan (apa yang dipercayai, paradigma) 3)

  Pendidikan (apa yang diketahui, wawasan anak) 4)

  Motivasi hidup (apa yang dirasakan, semangat hidup) 5)

  Perjalanan atau pengalaman, yaitu apa yang telah dialami oleh anak, masa lalu anak, pola asuh dan lingkungan di sekitar anak.

  Karakter yang dipercaya menurut Megawangi dapat membawa keberhasilan dan harus ditanamkan pada anak (Wibowo, 2013: 71), yaitu:

  1) Empati, yaitu mengasihi sesame seperti diri sendiri

  2) Tahan uji, yaitu tetap tabah dan ambi hikmah kehidupan serta bersyukur dalam keadaan apapun

  3) Beriman kepada Tuhan

  Penanaman pendidikan karakter sejak dini akan menjadikan anak lebih tangguh, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab, serta memiliki kepribadian maupun akhlak yang baik. Anak yang sejak awal sudah ditanamkan pendidikan karakter, ia akan tumbuh dan berkembang dengan optimal sebagaimana potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

  Penanaman pendidikan karakter untuk anak usia dini sangat penting karena akan mempengaruhi di masa depannya kelak.

  Karakter anak usia dini dilakukan secara terus menerus dalam kegiatan sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan untuk menanamkan karakter untuk anak usia dini adalah kegiatan yang positif. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pihak lembaga sekolah maupun keluarga dan masyarakat. Kegiatan yang positif untuk anak usia dini antara lain memberikan motivasi bagi anak untuk melakukan kejujuran, tolong menolong, saling menghargai.

  b.

  Landasan Pendidikan Karakter di Indonesia Pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia terdapat landasan- landasan yang dapat dijadikan rujukan. Landasan-landasan ini agar pendidikan karakter yang diajarkan, tidak menyimpang dari jati diri masyarakat Indonesia.

  Pendidikan karakter di Indonesia didasarkan pada Sembilan pilar karakter dasar (Zubaedi, 2011: 72), meliputi: 1)

  Cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya 2)

  Tanggung jawab, disiplin dan mandiri 3)

  Jujur 4)

  Hormat dan santun 5)

  Kasih sayang, peduli, dan kerja sama

  6) Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah

  7) Keadilan dan kepempinan

  8) Baik dan rendah hati

  9) Toleransi, cinta damai, dan persatuan

  Kesembilan pilar tersebut dikembangkan dan saling terkait dengan landasan pendidikan karakter di Indonesia. Landasan berfungsi sebagai titik acuan, sedangkan pilar dasar tersebut dijadikan nilai dalam pelaksanaannya. Berikut merupakan landasan-landasan dalam melaksanakan dan mengembangkan pendidikan karakter di Indonesia (Zubaedi, 2011: 73), antara lain:

  1) Agama

  Agama merupakan sumber kebaikan. Oleh karenanya, pendidikan karakter harus dilaksanakan berdarkan nilai-nilai ajaran agama. Agama merupakan landasan yang pertama dan utama dalam mengembangkan pendidikan karakter di Indonesia, khususnya pada lembaga pendidikan anak usia dini. 2)

  Pancasila Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip- prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan. Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia yang menjadi acuan dalam melaksanakan setiap roda pemeintahan. Pancasila yang susunannya tercantum dalam pembukaan UUD 1945, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi nilai-nilai pula dalam mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni. Konteks pendidikan karakter yang dimaksud untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang lebih baik, yaitu warga Negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sebagai warga Negara.

  3) Budaya

  Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Oleh karena itu, budaya yang ada di Indonesia harus menjadi sumber nilai dalam pendidikan karakter bangsa. Hal ini dimaksudkan supaya pendidikan yang ada tidak tercabut dari akar budaya bangsa Indonesia. 4)

  Tujuan Pendidikan Nasional Rumusan pendidikan nasional secara keseluruhan telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pendidikan karakter, landasan ini tidak boleh terlupakan, meskipun itu pada anak usia dini. Pendidikan karakter harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, nilai-nilai pendidikan karate yang dikembangkan harus terintegrasikan dengan tujuan pendidikan nasional.

  Penanaman nilai karakter untuk anak usia dini harus melalui landasan pendidikan agar tidak adanya trial and eror dalam menanamkan nilai karakter. Karena, dari pembelajaran trial and eror maka akan berdampak berbahaya di masa yang akan datang.

  c.

  Nilai-nilai Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Nilai karakter bagi anak yang diadaptasi seperlunya

  (Kemendiknas, 2010: 9-10), yaitu religius, jujur, toleransi, dispilin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat /komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, mandiri, kreatif, berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, kepempinan, inovatif, pantang menyerah, komitmen

  Dalam Permendikbud tahun 2014 nomor 146 lampiran I Kompetensi Inti 2 menyebutkan kompetensi PAUD antara lain memiliki hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu menghargai dan toleran kepada orang lain, mampu menyesuaikan diri, tanggung jawab, jujur, rendah hati, dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik dan teman.

  Nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran anak usia dini antara lain religius, jujur, toleransi, diplin, kerja keras, kreatif, mansiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Fadlillah, 2012: 190-205).

  Nilai- nilai pendidikan karakter untuk anak usia dini ini yang menjadi acuan pendidik dalam menanamkan nilai karakter anak di lembaga-lembaga. Walaupun terlihat begitu banyak nilai-nilai karakter untuk anak, namun lembaga pendidikan anak usia dini sudah siap dalam memberikan pembelajaran dengan cara dan metode yang berbeda-beda.

  d.

  Ragam Metode Pembelajaran Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur (Suyono, 2011: 19).

  Terdapat empat metode dalam memperkenalkan pendidikan karakter pada anak usia dini (Fadlillah , 2012: 166-188), antara lain: 1)

  Metode Keteladanan Metode keteladanan adalah metode influitif yang paling menyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak.

  2) Metode Pembiasaaan

  Metode pembiasaan adalah suatu cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak berpikir, bersikap, bertindak sesuai dengan ajaran agama Islam. 3)

  Metode Bercerita Cerita adalah salah satu cara untuk menarik perhatian anak.

  Metode bercerita ialah suatu cara menyampaikan materi pembelajaran melalui kisah-kisah atau cerita yang dapat menarik perhatian peserta didik. 4)

  Metode karyawisata Karyawisata sebagai metode pengajaran memberikan kesempatan kepada anak untuk mengamati. Dengan cara tersebut anak akan mendengar, merasakan, melihat dan melakukan.

  Metode-metode inilah yang digunakan untuk menanamkan nilai karakter anak usia dini, karena dengan beragam metode yang digunakan maka anak akan tertarik dan tujuan pendidik menanamkan nilai-nilai karakter anak akan tercapai.

  e.

  Indikator pencapaian perkembangan karakter anak usia dini Permendikbud No 146 tahun 2014 tentang indikator pencapaian perkembangan anak.

  1) Indikator pencapaian perkembangan anak adalah penanda perkembangan yang spesifik dan terukur untuk memantau/menilai perkembangan anak pada usia tertentu.

  2) pencapaian perkembangan anak merupakan Indikator kontinum/rentang perkembangan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun.

  3) Indikator pencapaian perkembangan anak berfungsi untuk memantau perkembangan anak dan bukan untuk digunakan secara langsung baik sebagai bahan ajar maupun kegiatan pembelajaran.

  4) Indikator pencapaian perkembangan anak dirumuskan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD).

Dokumen yang terkait

DAMPAK TAYANGAN SINETRON TERHADAP KARAKTER ANAK USIA DINI DI PAUD BERLIAN BONDOYUDO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014

0 5 17

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

13 347 274

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KARAKTER ANAK USIA DINI DI PAUD ANAK KITA PRESCHOOL SAMARINDA

0 2 11

METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN BUSTANU USYSYAQIL QUR’AN DESA GADING KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

1 16 113

PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBINA RELIGIUSITAS ANAK DI DESA MEDAYU KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 169

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN KALIBENING SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 170

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAH SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 132

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SMP ISLAM AL-AZHAR 18 KOTA SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 189

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN MELALUI MEDIA TEKA-TEKI BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ISLAM ASSALAM DESA TLOGO KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 149

UPAYA PEMBINAAN KEAGAMAAN PESERTA DIDIK SMP NEGERI 3 GETASAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 119