IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAH SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAH

SALATIGA TAHUN 2017

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MUHAMMAD ANWAR SALIM

  

NIM 111 12 169

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 603364 Salatiga 50716 Website :tarbiyah.iainsalatig

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp. :- Hal :Pengajuan Naskah Sekripsi Kepada Yth.

  Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Muhammad Anwar Salim Nim : 111-12-169 Judul : Implementasi Pendidikan Karakter pada Santri Pondok Pesantren

  Al-Falah Salatiga Tahun 2017 Dapat diajukan kepada Fakultas Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk ditujukan kepada sidang munaqasyah.

  Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagai mana mestinya.

  Wa ssalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

KEMENTERIAN AGAMA

  

SKRIPSI

  

PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAH

SALATIGA TAHUN 2017

Disusun oleh

MUHAMMAD ANWAR SALIM

  Telah dipertahankan di depan PanitiaDewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Maret 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Fatchurrahman, M.Pd.

  Sekretaris Penguji : Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. Penguji I : Mufiq, S.Ag., M.Phil. Penguji II : Dra. Nur Hasanah, M.Pd.

  Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 603364 Salatiga 50716 Website :tarbiyah.iainsalatig

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

NIM: 111-12-169

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Muhammad Anwar Salim Nim : 111-12-169 Jurusan : Tarbiyah Progdi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa, skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil karya sayaa sendiri, bukan jiplakan atau hasil karya tulis orang lain. Pendapat orang lain yang terdapat dalam sekripsi ini dirujuk atau dikutip berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 8 Maret 2017

  

MOTTO

Perhatikanlah orang2 yang memberikan nasehat kepadamu,

seandainya ia memulai dari sisi yang merugikan orang banyak,

janganlah diterima nasehatnya dan berhati-hatilah darinya,

sedang jika ia memulai dari sisi keadilan dan kebaikan orang

banyak maka terimalah nasehatnya itu.

  

(Sayyidina Ali RA)

.

  

PERSEMBAHAN

  Dengan Rahmat Allah Swt. Yang telah melimpahkan Tafiq dan hidayah- Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini, tanpa menghilangkan rasa Syukur kepada Allah, penulis persembahkan skripsi ini kepada : 1.

  Kepada Kedua orang tua saya yang saya cintai, yaitu Bapak Abdul Munir d an Ibu Suhartini yang seantiasa mengirimkan do’a, sehingga skripsi bisa terselesaikan, semoga selalu sehat dan dalam lindungan-Nya.

  2. Kepada pengasuh PPTI Al- Falah Salatiga, Ibu Ny. Hj. Latiefah Zoemri, dan seluruh Ahlu Baitnya, yang telah ikhlas mendidik rohani kami, dan semngat spiritual sampai sekarang, semoga selalu sehat dan dalam lindungan-Nya.

  3. Kepada seluruh Dosen yang telah memberi pengajaran ilmu, serta Karyawan yang telah memberikan pelayanan akademik semoga selalu diberi kesehatan dan lindungan Allah.

  4. Kepada seseorang yang telah rela meluangkan waktunya menyemangati dan memberi dorongan semangat,semoga dikau selalu sehat dan dalam lindungan, semoga ini menjadi bingkisan yang indah.

  5. Kepada semua teman- teman yang telah berpartisipasi, baik teman- teman santri Al- Falah maupun teman- teman mahasiswa IAIN Salatiga, semoga sehat selalu dan dalam lindungan-Nya.

  6. Kepada kakak saya dan kedua adik saya, semoga selalu diberi kesehatan dan semangat serta Lindungan-Nya.

  7. Dan seluruh pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi.

  Semoga skripsi ini bisa bermanfaat dan membawa keberkahan Amin Yaa Rabbal Alamin.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmaanirrahikhim

  Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Pendidikan Karakter pada Santri Pondok Pesantren Al- Falah Salatiga Tahun 2017. Tak lupa sholawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, semoga kita termasuk umat Beliau yang akan mendaptkan syafaat di Yaumul Qiyamah, Amin.

  Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan (FTIK).

  3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Prof. H. Mansur, M.Ag., selaku pembimbing skripsi, yang telah meluangkan waktunya guna memberikan arahan dan dukungan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan hingga selesai.

  5. Bapak Yedi Efriadi, M.Ag. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan.

  6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga, yang telah banyak memberikan berbagai ilmu yang Insya Allah bermanfaat.

  7. Serta Karyawan dan Karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan bantuan dan layanan.

  Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  Amin yaa rabbal ‘alamin

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Yang bertanda tangan dibawah ini, saya: Nama : Muhammad Anwar Salim Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 16 Februari 1993 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia Alamat : Indrosari RT 01/03, Buluspesantren, Kebumen Jenjang Pendidikan : 1.

  TK Tunas Harapan 2. SDN 1 Indrosari 3. SMP N 2 Buluspesantren 4. MAN 2 Kebumen Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

  

ABSTRAK

  Salim, Muhammad Anwar. 2017. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Santri

  Pondok Pesantren Al- Falah Salatiga Tahun 2017. Skripsi. Fakultas

  Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Mansur.

  Kata Kunci: Implementasi Pendidikan, Karakter, Santri

  Pendidikan karakter merupakan usaha untuk membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Dulu pendidikan karakter di Indonesia pernah eksis dengan istilah pendidikan budi pekerti di sekolah. Salah satu lembaga pendidikan yang dianggap masih menanamkan pendidikan karakter dari dulu hingga sekarang adalah pondok pesantren. Dari hal itulah peneliti mempunyai pandangan dan ketertarikan untuk meneliti implementasi pendidikan pada santri pondok, khususnya bagaimana implementasi pendidikan karakter pada santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al- Falah.

  Sehubungan dengan hal itu dilakukan penelitian lapangan implementasi pendidika karakter pada santri pondok pesantren al- falah salatiga, dengan rumusan masalah yang telah peneliti buat diantaranya (1) Apa saja kegiatan yang dilaksanakan dalam penerapan nilai-nilai karakter santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah?, (2) Bagaimana metode pendidikan karakter santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah?, (3) Bagaimana peran kyai dalam pendidikan karakter santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah?, (4) Apa saja kendala yang dihadapi dalam penerapan pendidikan karakter santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah?. Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pendidikan karakter diajarkan pada santri dalam setiap kegiatan. (2) Metode pendidikan yang dipakai diterapkan nilai-nilai religius, kemandirian dan tanggung jawab. (3) Peran kyai dan ustadz dalam pendidikan karakter tidak hanya sebagai ulama, tetapi juga sebagai uswah atau teladan bagi santri. (4) kendala yang dihadapi dalam penerapan pendidikan karakter di pondok pesantren, meliputi: sering kali santri kelelahan dan mengantuk dalam mengikuti kegiatan pondok pesantren, administrasi telat, ustadz kurang, santri baru kurang nyaman. Saran yang diberikan penulis guna meningkatkan keberhasilan pendidikan karakter tersebut maka,(1) santri diharapkan dapat bersungguh-sungguh mengikuti setiap kegiatan agar penanaman nilai-nilai karakter dapat diserap secara maksimal.(2) Kiai sebaga pusat pemerintahan dan pengasuh pondok diharapkan memberikan dorongan motivasi (3)Pengurus diharapkan bertindak adil, dalam menegakaan sanksi kepada santri (4) Ustadz sebagai sumber pendidikan baik materi maupun karakter hendaknya sering hadir.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..................................................................................

  PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................... PENGESAHAN SKRIPSI........................................................................ MOTTO...................................................................................................... PERSEMBAHAN...................................................................................... KATA PENGENTAR................................................................................ ABSTRAK.................................................................................................. DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. DAFTAR ISI..............................................................................................

  i ii iii iv v vi vii ix x xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... B. Rumusan Masalah ............................................................................... C. Tujuan Penelitian ................................................................................ D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... E. Penegasan Istilah ................................................................................ F. Metode Penelitian ...............................................................................

  1

  4

  5

  5

  6

  9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  Konsep Pendidikan Karakter ...............................................................

  B.

  Karakter danNilai-Nilai yang Berkembang di Pesantren ....................

  17

  21

  C.

  26 Metode Pendidikan Karakter ...............................................................

  D.

  30 Bentuk Pendidikan Karakter ................................................................

  BAB III PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al- Falah Salatiga ................................................................................................

  33 B.

  40 Temuan Penelitian ..............................................................................

  BAB IV PEMBAHASAN A. Kegiatan yang Dilaksanakan dalam Penerapan Nilai- nilai Karakter Santri di Pondok Pesantren Al- Falah Salatiga ...................................

  52 B. Metode Pendidikan Karakter yang Digunakan dalam Penerapan

  Pendidikan Karakter Santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al- Falah Salatiga ...............................................................................

  56 C. Peran Kiai dan Ustadz dalam Penerapan Pendidikan Karakter Santri di Pondok Pesantren Al- Falah Salatiga .............................................

  59 D. Kendala yang Dihadapi dan Solusi yang Ditempuh dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Pondok Islam Al- Falah ...........

  61 BAB V PENUTUP

  65 A.

  Kesimpulan ...........................................................................................

  66 B.

  Saran .....................................................................................................

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan pendidikan yang dapat melahirkan manusia yang memiliki karakter sangat dirasakan oleh semua kalangan lapisan masyarakat. Alasanya sangat jelas bahwa degradasi moral dari tahun ketahun selalu

  meningkat sehingga nyaris membuat negeri Indonesia hancur. Korupsi menjadi budaya yang seakan telah mengakar pada bangsa ini, mulai dari tingkat kampung hingga pejabat tingginegara. Padahal jelas bahwa mereka adalah orang-orang yang berpendidikan, selainitu penyalahgunaan narkoba yang semakin marak, tawuran antar pelajar serta kejahatan yang telah menghilangkan rasa aman bagisetiap warga di negeri ini, hal itu adalah bukti nyata adanaya degradasi moral bangsa ini (Asmani,2012:47).

  Dalam seseorang hanya pada pikirannya saja dan tidak pada moralnya sama artinya dengan mendidik seseorang yang berpotensi menjadi ancaman bagi masyarakat (Lickona,2013:3).Gagasan program pendidikan karakter yang muncul di dunia pendidikan Indonesia sangat didambakan, sebab selama ini dirasakan proses pendidikan ternyata belum berhasil membangun moral manusia Indonesia.

  Tak cuma itu, dikatakan bahwa pendidikan di Indonesia telah dinilai gagal dalam membangun karakter, dikarenakan banyak lulusan sekolah dan sarjana yang hanya pandai dalammenjawab soal-soalujian dan berotak cerdas, tetapi mentalnya lemah dan penakut serta perilakunya tidak terpuji, inilah hal yang mendorong lahirnya pendidikan karakter (Gunawan,2012:29).

  Dalam perspektif Islam, secara teoritis sebenarnya pendidikan karakter telah ada sejak islam diturunkan didunia, seiring dengan diutusnya Nabiyuna Muhmmad SAW untuk menyempurnakan akhlak (karakter) manusia.

  Seperti sabda Rasulullah:

   قلاخلاا مراكم ممتلأ تثعب امن إ

  “sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq-akhlaq mulia ”(HR. Malik, Hakim dan Baihaqi).

  Ajaran Islam adalah ajaran yang mengandung sistematika ajaran yang tidak hanya menekankan pada aspek keimanan, ibadah dan

  mu‟amalah, tetapi

  juga menekankan pada akhlaq. Pengamalan ajaran Islam yang secara utuh atau

  

kaffah merupakan model karakter seorang muslim, bahkan dicontohkan oleh

  model karakter Nabi Mumammad SAW, yang memiliki sifat Shidiq,Tabligh, Amanah , dan Fathaanah.

  Jika diteliti lebih lanjut, pendidikan karakter Indonesia adalah pendidikan yang dulu pernah diterapkan dengan nama pendidikan budi pekerti, yang kemudian hilang dan sekarang mulai digunakan kembali. Salah satu lembaga pendidikan yang sejak dulu hingga saat ini masih menanamkan pendidikan karakter adalah pondok pesantren. Para santri diajarkan untuk mandiri, taawun , tasamuh dan lainya sebagai perwujudan pendidikan karakter tersebut. Para santri tidak hanya mendapatkan materi pembelajarannya tetapi juga dilatih untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari.

  Pendidikan di pondok pesantren bahkan telah menjadi inspirasi di luar negeri dengan model boarding school maupun lesson study.Sistem pendidikan di pondok pesantren yang banyak ditiru oleh lembaga pendidikan modern antara lain dari segi, diantaranya Interaksi langsung antara kyai dan santri,hidup bersahaja/sederhana meskipun gedungnya megah, belajar dan beribadah berlangsung selama 24 jam, hubungan antara santri dan kyai merupakan hubungan multidimensional, kebiasaan hidup mandiri (Sauri,2011:21).

  Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al- Falah yang menjadi objek penelitian dalam skripsi ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menggunakan sistem pondok pesantren yang 24 jam sehari. Dalam Perkembangan yang awalnya sistem pendidikan madrasah diniyyah yang awalnya didirikan oleh K.H. Muhammad Zumri RWS mendapat sambutan hangat dari masyarakat sekitar dari masyarakat sekitar untuk didirikanya pondok pesantren. Karena diyakini dengan mendirikan pesantren akan lebih mudah dalam menanamkan nilai-nilai yang di tujukan pada visi dan misi pondok pesantren.

  Sejalan dengan pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional yang tengah kembali menggalakan kembali pembangunan krakter bangsa Indonesia. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan seharusnya tidak hanya menghasilkan generasi yang cerdas secara akademis, tetapi seharusnya juga menghasilkan generasi yang berakhlaq mulia. Dengan demikian, pemantapan pendidikan karakter secara komprehensif menjadi sangat esensial untuk segera diimplementasikan di semua lembaga pendidikan termasuk di pondok pesantren.

  Dari beberapa uraian yang dipaparkan diatas tentang pentingnya pendidikan karakter, maka penulis tertarik meneliti terhadap penerapan pendidikan karakter pada suatu lembaga pendidikan pesantren, yaitu Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al-Falah Salatiga, dengan judul: Implementasi Pendidikan Karakter pada Santri Pondok Pesantren Terbiyatul Islam Al-Falah Salatiga.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan ditas, kajian tentang peran Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah (PPTI) Al-Falah dalam pendidikn karakter akan menjadi fokus kajian dalam skripsi ini. Adapun rumusan masalah yang dibentuk oleh penulis meliputi:

  1. Apa saja kegiatan yang dilaksanakan dalam penerapan nilai-nilai karakter santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah?

  2. Bagaimana metode pendidikan yang digunakan dalam penerapan pendidikn karakter di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah? Bagaimana peran kyai dan ustadz dalam penerapan pendidikan karakterdi 3. Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah? Apa saja kendala yang dihadapi dan solusi yang ditempuh dalam penerapan 4. pendidikan karakter santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah?

C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan dalam penerapan nilai-nilai pendidikan karakter santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga.

  2. Untuk mengetahui metode pendidikan yang digunakan dalam penerapan pendidikan karakter di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga.

3. Untuk mengetahui bagaimana peran kyai dan ustadz dalam penerapan pendidikan karakter santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah.

  4. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dan solusi yang dibutuhkan dalam penerapan pendidikan karakter santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara akademis maupun praktis.

1. Secara Akademis a.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah tentang pendidikan karakter di pondok pesantren khususnya bagi peneliti dan para pembaca pada umumnya. b.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran tentang peran pondokpesantren dalam menaanamkan pendidikan karakter bagi praktisi dan pemerhati pendidikan.

  2. Secara Praktis a.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan kontribusi positif dalam rangka penanaman karakter di pesantren bagi praktisi pendidikan islam.

  b.

  Hasil penelitian ini merupakan wawasan bagi penulis tentang implementasi pendidikan karakter di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah.

  E.

  Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahfahaman pada judul skripsi ini, maka penulis akan memaparkan penegasan istilah sebagai berikut:

  1. Implementasi Menurut bahasa implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan.

  Implementasi merupakan suatu prose side, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak,baik berupa pengetahuan , ketrampilan maupun sikap. Dalam

  oxford advance learner‟s dictionary

  bahwa implementasi adalah “put something into effect,peneapan sesuatu yang memberikan dampak dan efek (Mulyasa,2001:93).

2. Pendidikan karakter a.

  Pendidikan Secara etimologi pendidikan dapat diartikan pada istilah

  “tarbiyyah, ta‟lim, dan ta‟dib.ketiga istilah ini memiliki makna yang berbeda , walaupun ketiganya saling melengkapi. Makna tarbiyah memiliki tiga bahasan . pertama memiliki arti tambah dan berkembang. Kedua, memiliki arti tumbuh dan menjadi besar, ketiga memiliki arti memperbaiki, menguasai urusan, memelihra, merawat dan menunaikan.selanjutnya istilah

  ta‟limmengandung arti proses transmisi

  ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Adapun istilah

  ta‟dibmengandung pengertian pendidikan kepribadian, sopan santun dan penanaman akhlaq (Mastuhu,1994:16).

  b.

  Karakter Menurut bahasa karakter berasal dari bahasa latin kharakter,

  kharasein, dan kharak,dalam bahasa Yunani charkter dari kata charassein, yang berarti membuat tajam/ membuat dalam. Dalam bahasa

  Inggris character dalam bahasa Indonesia lazim digunakan dengan istilah karakter. Sementar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional karakter berarti sifat- sifat kejiwaan, akhlaq atau budi pekertiyang membedakan seseorang dengan yang lain, atau bermakna bawaan, hati,jiwa,kepribdian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempramen,watak. Karakter menurutistilah umum adalah keadaan asli yang ada dalam individu seseorang yang membedakan dengan orang lain (Gunawan,2012:3).

  Menurut pendapat lain, istilah karakter diambil dari bahasa Yunani yang berarti, to mark (menandai). Istilah ini lebih fokus pada tindakan atau tingkah laku. Ada dua pengertian tentang karakter.

  Pertama, menunjukan bagaimana seseorang bertingkah laku.

  Apabila sesorang berperilaku tidak jujur, kejam maupun rakus tentulah orang itu memanifestasikanperbutan buruk, sebaliknyaapabila seseorang berperilaku baik, jujur, suka meenolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan tindakan mulia . Kedua, istilah karakter erat kaitanya dengan personality.

  Seseorang bias disebut “orang yang berkarakter” (a

  person of character) apabila tingkah lakunya sesuaikaidah normal (Mulyasa,2013:3).

  c.

  Pendidikan Karakter Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya dilihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormatihaka orang lain, kerja keras, dan sebagainya (Lickona, 2013:295) d. Santri

  Secara etimologi santri berasal dari bahasa sansekerta (sastri) dan tamli (sattri) yang berarti terpelajar / learned.

  Santri dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Santri mukim adalah murid- murid yang berasal dari daearah yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren.

  2. Santri kalong adalah murid- murid yang berasal dari desa- desa di sekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren (Dhofier,1994:52).

  e.

  Pondok Pesantren Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam, dimana asrama sebagai tempat para santri belajar mengaji dan ilmu- ilmu agama Islam kepada seorang kiai (Muhammad,2009:232).

  Pendididkan didalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang kitab Al- Quran dan Sunnah Rasul, dengan mempelajari bahasa Arab dan kaidah- kaidah tata bahasa Arab. Sedangkan pelajar didalam pesantren disebut dengan santri. Hal serupa juga terdapat di negara-negara lainya misalnya Malaysia dan Thailand bagian selatan yang disebut dengan sekolah pondok, serta di bagian negara India dan Pakistan disebut dengan Madrasa Islamia.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena penlitian kualitatif menghasilkan prosedur analisis.

  Meskipun dalam penelitian ini ditunjang pula dengan kepustakaan sebagai sumber data yang berupa buku- buku yang berkaitan tentang pembahasan penlitian.

  2. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian ini berada di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al- Falah kota Salatiga yang beralamat di Jl. Bima no.2 Rt:2/ Rw: 2 Kelurahan Dukuh, Sidomukti, Salatiga, 50722.

  3. Sumber Data

  Dalam penelitian ini, peneliti mengguanakan sumber data yang diambil melalui sumber data primer dan sumber data sekunder: a.

  Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden atau nara sumber. Dalam penelitian ini, sumber data primer diperoleh dari pengasuh PPTI Al- Falah yaitu Ibu Nyai Hj. Latifah Zumri, Pengurus PPTI Al-Falah, Santri PPTI Al-Falah.

  b.

  Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber utama. Sumber data sekunder dari penelitian ini adalah buku-buku acuan yang sangat menunjang penelitian ini.

  4. Prosedur pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi.

  a.

  Teknik Observasi Teknik observasi sebagai teknik ilmiah bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan tentang sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang bagaimana implementasi pendidikan karakter di PPTI Al- Falah. b.

  Teknik Wawancara Teknik wawancara yaitu suatu proses tanya jawab secara lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu melihat dan yang lain mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya. Teknik ini digunakan untuk melengkapi jawaban yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi, guna menunjang kevalidan data yang didinginkan.

  Adapun pembagian macam-macam wawancara terbagi menjadi dua macam yaitu:

  1. Wawancara secara individu adalah wawancara yang ditujukan untuk memperoleh data dari individu dan dilaksanakan secara individu.

  2. Wawancara secara kelompok adalah wawancara yang dilakukan untuk menghimpun data dari kelompok. Contohnya wawancara dengan suatu kelurga, wawancara dengan pengurus yayasan, dll (Sukmadinata,2009:216).

  Adapun yang dilakukan peneliti dalam melakukan wawancara adalah:

  1. Sebelum melakukan wawancara peneliti mempersiapkan instrumen wawancara yang disebut pedoman wawancara.

  2. Peneliti menciptakan hubungan baik dengan responden.

  3. Peneliti melakukan tanya jawab dengan responden dibarengi dengan bahasa yang halus dan sopan

  4. Dalam pembuatan catatan hasil wawancara dicatat jawaban atau respon-respon dari responden yang langsung berhubungan dengan pertanyaan.

  c.

  Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah sekumpulan data verbal yang berbentuk dokumen, sertifikat, foto, rekaman kaset, dan lain- lain(Moleong,2009:64).

  Dalam teknik ini peneliti mengambil dokumentasi yang berhubungan dengan hal implementasi pedidikan karakter santri di PPTI Al- Falah, seperti halnya pengambilan dokumen saat santri mengaji, jamaah maupun kegiatan pendukung pendidikan karakter.

  5. Analisis Data

  Padaanalisis data ini menunjuk pada kegiatan yang mengorganisasikan data kedalam susunan-susunan tertentu dalam rangka penginterpretasi data. Data ditampilkan sesuai dengan susunan sajian data yang dibutuhkan untuk menjawab masing-masing masalah atau hipotesis penelitian. Kemudian diinterpretasikan atau disimpulkan, baik untuk masing-masing masalah atau hipotesis penelitian maupun untuk keseluruhan masalah yang diteliti (Faisal,2001:34).

  6. Pengecekan Keabsahan Data

  Agar dalam penelitian dapat mengetahuai apa saja yang telah ditemukan dan di interpretasi didalam lapangan, maka kita perlu mengtahui kredibelitasnya dengan menggunakan teknik perpanjagan kehadiran peneliti dilapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (sumber, metode, penelitian dan teori) dan pelacakan kesesuaian hasil.

  Jadi yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi: mendemonstrasikan nilai yang benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, memperoleh keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsitensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan- keputusanya (Moleong,2009:320).

7. Tahap- Tahap Penelitian

  Adapun tahapan dalam melakukan penelitian ini adalah menyiapkan sebuah rencana, adapun perencanaan tersebut adalah sebagai berikut;

  Pertama , mengetahui sesuatu yang perlu diketahui.tahap ini dinamakan tahap “orientasi ataupun memperoleh gambaran umum”.

  Dengan pengetahuadasar dasar penulis tentang situasi lapangan berdasarkan bahan yang dipelajari dengan berbagai sumber, pada tahap ini penulis harus mengadakan pendekatan secara terbuka kepada responden. Tujuan pada tahap ini memperoleh informasi atau data awal.

  Tahap kedua, ialah “eksplorasi fokus”. Pada tahap ini penulis menyediakan waktu untuk menyusun “petunjuk” memperoleh data seperti petunjuk wawancara dan pengamatan. Pada tahap inilah pengumpulan data dilaksanakan, kemudian dianalisis dan diikuti dengan laporan hasil analisis data yang dilakukan.

  Tahap ketiga, ialah tahap pengecekan dan pemeriksaan keabsahan data. Pada tahap ini biasanya diadakan penghalusan data yang dilakukan pada subyek dan informan. Jika terdapat ketidaksesuaian maka perlu diadakan perbaikan.

  Tahap keempat, ialah tahap merancang penulisan. Tahap ini hendaknya dijelaskan pada rancangan penulisan walaupun tidak dilakukan secara rinci. Jadwal untuk setiap tahap harus diperkirakan secara tepat, karena akan menjadi pegangan dalam menyelesaikan secara keseluruhan penulisan selanjutnya.

8. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah pokokpermasalahan, maka penulis menyusun skripsi ini dengan sistematika yang terdiri dari lima bab, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini memberi gambaran tentang skripsi yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini akan memaparkan tentang konsep pendidikan karakter, karakter dan nilai-nilai yang berkembang di pesantren, metode pendidikan karakter, bentuk pendidkan, dan bentuk pendidikan di pondok pesantren.

  BAB III PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini dipaparkan tentang gambaran umum Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga, kegiatan yang dilaksanakan dalam penerapan nilai-nilai karakter Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga, metode pendidikan karakter di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga, peran kyai dalam pendidikan karakter Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga, kendala yang dihadapi dan solusi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga.

  BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan mengulas tentang kegiatan yang dilaksanakan dalam penerapan nilai-nilai karakter santri di Pondok Pesantren Al-Falah Salatiga, metode pendidikan karakter santri di Pondok Pesantren Al-Falah Salatiga, peran kiai ustadz dalam pendidikan karakter santri di Pondok Pesantren Al-Falah Salatiga, serta kendala yang dihadapi dan solusi yang tempuh dalam penerapan pendidikan karaktesantri Pondok Pesantren Al-Falah Salatiga.

  BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pendidikan Karakter Secara harfiah karakter berarti kualitas mental atau moral, nama atau reputasi. Berkarakter artinya mempunyai watak atau mempunyai kepribadian. Dengan demikian, karakter biasberarti kualitas atau kekuatan mental atau

  moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta membedakan dengan individu lain. Orang yang berkarakter berarti dia memiliki kepribadian yang ditinjau dari titik tolaketis atau moral, seperti sifat kejujuan,amanah, dan keteladanan (Hidayatullah,2010:12).

  Tentu saja proses pendidikanerat kaitannya dengan pembentukan karakter terhadap anak didik.Sisi lain, secara etimologis, karakter berasaldari bahasa Yunani yaitu karassoyang berarti cetak biru, formatdasar, sidik (seperti sidik jari). Syarkawi memandang karakter sama dengan kepribadian yaitu ciri, karakteristik, gaya, sifat khas dari seorang yang bersumber dari bentukan- bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir (Kusuma,2009:80).

  Selanjutnya, bahwa dalam pengertian yang sederhana pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Untuk perkembangan istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yangdiberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar dia menjadi dewasa (Hasbullah,1999:2).

  Sementara itu K.H.Dewantara menyebutkan bahwa pendidikan adalah tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak- anak,adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuataan kodrat pada anak-anak itu agar mereka mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya(Hasbullah,1999:4).

  Pada dasarnya pendidikan diselenggarakan dalam rangka membebaskan manusia dari berbagai persoalan hidup yang melingkupinya.Sedangkan Paulo Freire berpendapat bahwa pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mengembalikan fungsi manusia menjadi menjadi manusia agar terhindar dari berbagai bertukpenindasan, kebodohan, sampai ketertinggalan. Oleh karena itu manusia sebagai pusat pendidikan harus menjadikan pendidikan sebagai alat pembebasan untuk mengantarkan manusia menjadi makhluk yang bermartabat. Dalam proses ini pendidikan dimaknai sebagai proses pembentukan kepribadian dan pengembangan seseorang sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan makhluk yang beragama, kesemuanya menghendaki manusia menjadi makhluk yang seimbang sehingga diharapkan pendidikan dapat menjadikan proses untuk mencapai tujan tersebut (Yunus,2007:1).

  Dalam UU no.20 th.2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agarpeserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan sebagai wahana untuk memanusiakan manusia terikat oleh dua misi penting yaitu harmonisasi dan humanisasi.Sebagai proses harmonisasi pendidikan memiliki kepentingan untuk meposisikan manusia sebagai makhluk yang memililki keserasian dengan habitat ekologinya. Manusia diarahkan untuk, mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya seperti makan minum, sandang dan papan, dalam proses tersebut diharapkan pendidikan mampu mengarahkan manusiapada cara-cara pemilihan dan pemilihan nilai sesuai dengan kodrat biologismanusia. Pada sisi yang lain sebagai proses humanisasi pendidikan mengarahkan manusia agar dapat hidup sesuai dengan kaidah moral, karena hakikatnya manusia dalah makhluk yang bermoral. Dengan demikian maka nilai dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Bahkan ketika pendidikan cenderung diperlakukan sebagai wahan transfer of knowledge, disini terjadi perabataan nilai

  • – nilai yang setidaknya bermuara pada nilai-nilai kebenaran intelektual (Mulyana,2004:103).

  Jadi pendidikan merupakan, wahana yang strategisdalam upaya meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan warga negara sehingga masyarakat yang adil dan makmur yang menjadi tujuan dari pembangunan nasional dapat tercapai. Dan konteks tersebut pendidikan dimaknai sebagaiupaya penanaman sikap yang merupakan fundamen bagi kehidupan manusia didalam masyarakat. Sikap menentukan keberhasilan hidup manusia karena dia memberikan perspektif dalam berfikir dan bertindak.

  Akhir-akhir ini timbul kesadaran bahwa pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka mncapai tujuan pendidikan. Hal ini diperkuat oleh temuan bahwa keberhasilan seseorang dalam kehidupan sebagian besar dipengaruhi oleh EQ (Emotional quotient) yang menyumbang 80%, bila dibandingkan dengan IQ (intelegent quotient) yang hanya menyumbang 20% (Zuchdi,2008:67).

  Berbicara tentang karakter dalam pendidikan mau tidak mau harus mempertanyakan secara kritis gambaran manusia macam apa yang ada dalam kepala kita. Gambaran manusia yang memiliki karakter baik dan kuat adalah manusia yang memiliki keutamaan (Kusuma,2007:79). Dari awalnya keutamaan merupakan hal yang interen dalam diri manusia. Namun dalam perkembangan karakter manusia selalu mengalami perubahan mengikuti tempat dan lingkungan kebudayaan dimana dia tinggal. Proses perubahan, baik itu perubahan yang positif maupun negatif memiliki daya dinamis.

  Dinamisasi perubahan karakter seseorang memiliki relevansi yang signifikan dengan lingkungan dimana dia tumbuh. Oleh karena itu pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya menjadikan dirinnya sebagai manusia yang memiliki keutamaan (Kusuma,2007:81).

  Pendidikan karakter menjadi semacam tambahan atau aksesoris bagi manusia yang berupa hasil pengembangan dirinya. Jika pendidikan karakter berhasil dengan baik maka keutamaan yang melekat dalam diri individu dapat teraktualisasi dalam kehidupan sehari- hari.

B. Karakter dan Nilai-nilai yang Berkembang di Pesantren

  Tujuan umum pendidikan santri adalah membimbing santri untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam, yang dengan ilmu agamanya, dia sanggup menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalannya. Sedangkan, tujuan khususnya adalah memprsiapkan santri untuk menjadi seorang yang

  „alim dan mendalami ilmu agama serta mengamalkan

  dalam masyarakat. Dengan demikian tujuan terpenting pesantren adalah membangun moralitas agama santri dan pengamalannya (Mansur, 2004: 26- 27).

  Intinya, bahwa tujuan pesantren adalah pembentukan insan yang memahami ajaran agama Islam dan kemudian mengajarkannya. Dengan kata lain adalah manusia memproduk manusia yang memiliki karakter yang selanjutnya mengamalkan nilai- nilai Islam dalam kehidupan. Sementara itu, sebagai tempat memahami dan mendalami ajaran Islam serta pembentukan karakter Islami, pesantren memiliki ciri khas tersendiri.

  Oleh karena itu kehidupan pesantren sering disebut unik sehingga bisa dikatakan subkultur. Sebuah subkultur karena pesantren memiiki keunikan sendiri dalam aspek-aspek seperticara hidup yang dianut, pandangan hidup dan tatanilai yang diikuti, serta hierarki kekuasaan interen tersendiri yang ditaati sepenuhnya (Wahid, 2007:9)

  Misalnya pesantren adalah sebuah komplek dengan lokasi yang umumnya terpisah dari kehidupan disekitarnya, dalam kompleks itu berdiri beberapa buah bangunan, yaitu ndalem atau rumah kediaman pengasuh pondok pesantren yang sering disebut dengan kiai, kemudian terdapat surau atau masjid, tempat pengajaran yang diberikan madrasah atau sekolah, dan asrama tempat tinggal para siswa pesantren. Dalam lingkungan fisik yang demikian ini , diciptakan semacam cara kehidupan yang memiliki sifat dan ciri khas tersendiri. Dimulai dari jadwal kegiatan yang memang menyimpang dari pengertian rutin kegiatan masyarakat sekitar (Wahid,2007:11)

  Corak kehidupan tersendiri dari kehidupan di pesantren dapat dilihat dari struktur pengajaran yang diberikan, dari sistematika pembelajaran, dijumpai jenjang pelajaran yang diulang- ulang dari tingkat ke tingkat, tanpa terlihat kesudahannya, persoalan yang diajarkan sering kali pembahasan serupa yang diulang ulang selama jangka wantu bertahun-tahun.

  Dari kekhasan inilah yang mehasilakan pandangan hidup dan aspirasi yang khas pula. Misalnya visi yng dicapai untuk mencapai penerimaan disisi Allah di hari kelak adalah merupakan kedudukan yang paling penting dalam tata nilai di pesantren, visi mana dalam terminologi pesantren sering dikenal dengan nama keikhlasan.orientasi yang mengarah pada kehidupan akhirat ini, yang terutama ditekankan pada perintah-perintah agama seteliti dan selengkap mungkin, merupakan pokok dasar kehidupan pesantren, sebagaimana dapat ditemukan pada literatur yang diwajibkan didalamnya.

  Wajah lain dari ajaran ini adalah kesediaan yang tuulus untik menerima apa saja kadar yang diberikan oleh kehidupan, terutama apabila dipandang dari sudut kehiupan yang bermateri, asalkan pandangan ukhrawi itu sejauh mungkin dapat dipuaskan. Pandangan hidup semacam ini memiliki segi positifnya, yaitu kemampuan menciptakan penerimaan perubahan- perubahn setatus dalam kehidupan dengan mudah, serta fleksibelitas para santri untuk menempuh karir masing- masing nanti (Wahid , 2007:7-8).

  Ciri utama pesantren sebagai subkultur adalah mempunyai peran ganda, yaitu sebagai unit budaya yang terpisah dari dan pada waktu yang bersamaan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Dalam menjalankan peran ganda ini pesantren terlibat dalam proses penciptaan tata nilai yang mempunyai dua unsur utama, yaitu peniruan, adalah usaha dimana dilakukan terus menerus tanpa sadar untuk memindahkan pola memindahkan pola kehidupan para sahabat nabi, da n para ulama’ salaf kedalam praktik kehidupan pesantren , yang tercermin atas kondisi materiil yang relatif serba kurang, dan kesadaraan kelompok yang tinggi. Unsur kedua, pengekangan¸yang memiliki perwujudan

  utama dalam disiplin yang ketat dalam pesantren (Wahid, 2007:13-14).

Dokumen yang terkait

PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI KOMUNITAS HIJABERS KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 132

PENGARUH INTENSITAS MEMBACA AL-QUR’AN BERDZIKIR DAN MENJAGA WUDHU TERHADAP PENGENDALIAN EMOSI SANTRI DI PONDOK PESANTRENTARBIYATUL ISLAM (PPTI) AL-FALAH SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 149

IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI PENDIDIKAN HUMANISME RELIGIUS PADA PONDOK PESANTREN BAGI MASYARAKAT (STUDI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO, GEDANGAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 134

SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAMAL FALAH SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 125

PENERAPAN METODE WAHDAH DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN ARGOMULYO SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 85

PERANAN SHALAT TAHAJUD DALAM KESEHATAN MENTAL SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 98

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KI HAJAR DEWANTARA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 107

PENERAPAN METODE SIMA’I DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN TA’MIRUL ISLAM LAWEAN SURAKARTA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 142

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN KALIBENING SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 170

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT SUNAN KALIJAGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 124