DOCRPIJM 335249bb14 BAB VI06 ASPEK TEKNIS

  Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor

  RPI2JM Kabupaten Lombok Barat TAHUN 2015 - 2019 BAB 6.

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

6. Analisis dan Kajian Aspek Teknis RPI2JM

6.1 Rencana Pengembangan Permukiman

  7. Kuripan 21,56 34.400

  Dalam Konteks Permukiman, Kabupaten Lombok Barat dapat dikategorikan sebagai Permukiman yang terdiri dari perumahan, jalan lingkungan, jalan setapak, dan

  TOTAL 862,62 606.044 Sumber : Lombok Barat Dalam Angka 2011

  10. Sekotong 330,45 56.808

  9. Lembar 70,29 44.934

  8. Gerung 62,30 75.220

  Permukiman adalah perumahan dan lingkungannya beserta sarana prasarana pendukungnya ditambah dengan interaksi antar manusia yang ada didalamnya. Dalam konteks ke-PU-an khususnya Bidang Cipta Karya, Permukiman meliputi perumahan layak dan tidak layak, jalan lingkungan aspal maupun tanah, jalan setapak tanah maupun yang sudah permanent, dan saluran permanent maupun yang masih tanah.

  Kabupaten Lombok Barat yang berdiri tahun 1958 saat ini terdiri atas 10 kecamatan yang mempunyai luas 862,62 km2 dengan jumlah penduduk 606.044 jiwa. Untuk lebih jelasnya diuraikan pada tabel dibawah ini :

  5. Labuapi 28,33 61.462

  4. Narmada 107,62 88.932

  3. Lingsar 96,58 64.155

  2. Gunung Sari 89,74 79.475

  1. Batu Layar 34,11 45.887

  

Kabupaten Lombok Barat

No. Kecamatan Luas Wilayah (km2) Jumlah Penduduk (jiwa)

Tabel 6.1 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk

  6. Kediri 21,64 54.771 saluran-saluran yang ada. Untuk mengurangi kondisi permukiman yang tidak memadai seperti masih banyaknya rumah tidak layak huni, jalan lingkungan tanah yang belum di aspal, jalan setapak yang belum permanen, dan saluran yang belum permanen, maka secara rutin setiap tahun Dinas PU Kabupaten Lombok Barat Bidang Cipta Karya mengadakan proyek terkait dengan disesuikan dengan anggaran yang ada. Dari tahun 2006 sampai tahun 2008 besar volume yang ditanggulangi setiap tahun sebagai berikut:

Tabel 6.2 Rata-rata Jumlah Proyek Antara Tahun 2006 Sampai Tahun 2008

  

No. Sub Kegiatan Satuan 2006 2007 2008

  1. Stimulan Rumah Tidak Layak Huni Buah 300 364 -

  2. Pembangunan Jalan Lingkungan M’ 750 1750 2500

  3. Pembangunan Jalan Setapak M2 1000 1150 2700

  4. Pembuatan Saluran Drainase M’ 500 1200 1500

  Sumber : Data Proyek Cipta Karya 2006-2008

  Berdasarkan hasil survey tahun 2005 yang dilakukan oleh Dinas PU Kabupaten Lombok Barat yang kemudian diperbaharui dengan data tahun 2009, data permukiman Kabupaten Lombok Barat dijabarkan pada tabel 6.3. Dari besarnya rata-rata jumlah perumahan, jalan lingkungan, jalan setapak, dan saluran yang dapat ditanggulangi setiap tahun maka disusunlah rencana penanganan jangka panjang yaitu 15 tahun, karena jangka waktu 15 tahun dipandang relevan dengan kondisi data yang ada dan kondisi anggaran proyek setiap tahunnya. Uraian Rencana Penanganan 15 tahun dijabarkan pada tabel 4.4, tabel 4.5, tabel 4.6, dan tabel 4.7.

  | 6-3

  13

  Sumber : Hasil Survei Dinas PU Kab. Lobar Tahun 2009

  

10 Sekotong 5.910 4.547 10.457 10.000 25.800 35.800 1.000 41.100 42.100 1.000 4.000 5.000

Jumlah 100.221 23.676 123.897 43.948 213.809 257.757 22.984 292.048 315.032 14.703 133.969 148.672

  9 Lembar 7.030 2.432 9.462 2.630 15.370 18.000 1.791 22.709 24.500 2.355 20.045 22.400

  8 Gerung 14.070 1.439 15.509 12.205 27.757 39.962 1.881 31.263 33.144 2.000 23.929 25.929

  7 Kuripan 5.909 784 6.693 2.000 16.000 18.000 1.500 23.000 24.500 1.000 13.000 14.000

  6 Kediri 9.197 1.600 10.797 2.250 10.250 12.500 1.000 13.850 14.850 1.735 9.630 11.365

  5 Labuapi 10.124 2.246 12.370 2.333 14.497 16.830 1.415 24.323 25.738 1.000 11.142 12.142

  4 Narmada 17.470 3.651 21.121 2.425 36.880 39.305 3.491 56.549 60.040 1.992 22.418 24.410

  3 Lingsar 11.414 3.029 14.443 3.163 34.477 37.640 4.007 36.353 40.360 1.220 8.830 10.050

  2 Gunungsari 11.422 2.970 14.392 1.620 29.000 30.620 3.906 31.744 35.650 1.192 17.913 19.105

  1 Batulayar 7.675 978 8.653 5.322 3.778 9.100 2.993 11.157 14.150 1.209 3.062 4.271

  14

  12

Tabel 6.3 Jumlah Rumah, Jalan Lingkungan, Jalan Setapak dan Saluran di Kabupaten Lombok Barat

  11

  10

  9

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  1

  (m2) (m') (m') (m')

  No. Kecamatan Rumah Jalan Lingkungan Jalan Setapak Saluran Rumah Layak Rumah Tidak Jumlah Rumah Jalan Lingkungan Jalan Lingkungan Jumlah Jalan Jalan Setapak Jalan Setapak Jumlah Jalan Saluran Permanen Saluran Tanah Jumlah Saluran (buah) Layak (buah) (buah) Aspal (m') Tanah (m') Lingkungan (m') Permanen (m 2 ) Tanah (m 2 ) Setapak

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  | 6-4

  96

  78

  78 78 - - - - -

  8 GERUNG 14.070 1.439

  96

  96

  96

  96

  96

  96

  96

  78

  96

  96

  96

  96

  96

  96

  96

  9 LEMBAR 7.030 2.432 162 162 162 162 162 162 162 162 162 162 162 162 162 162 162

  10 SEKOTONG 5.910 4.547 303 303 303 303 303 303 303 303 303 303 303 303 303 303 303

JUMLAH 100.221 23.676 1.637 1.637 1.637 1.637 1.637 1.637 1.637 1.637 1.637 1.637 1.461 1.461 1.461 1.461 1.461

Sumber : Hasil Analisis

  78

  78

Tabel 6.4 Rencana Penanganan Permukiman Kabupaten Lombok Barat

  98

  NO KECAMATAN KONDISI RUMAH (buah) RENCANA PROGRAM TAHUN PENANGANAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 LAYAK TIDAK LAYAK

  1 BATU LAYAR 7.675 978

  98

  98

  98

  98

  98

  98

  98

  98 98 - - - - -

  78

  2 GUNUNGSARI 11.422 2.970 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198 198

  3 LINGSAR 11.414 3.029 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

  4 NARMADA 17.470 3.651 243 243 243 243 243 243 243 243 243 243 243 243 243 243 243

  5 LABUAPI 10.124 2.246 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150

  6 KEDIRI 9.197 1.600 107 107 107 107 107 107 107 107 107 107 107 107 107 107 107

  7 KURIPAN 5.909 784

  78

  78

  78

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

RENCANA PROGRAM TAHUN PENANGANAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 ASPAL TANAH

  | 6-5

Tabel 6.5 Rencana Penanganan Jalan Lingkungan Kabupaten Lombok Barat

  NO KECAMATAN KONDISI JALAN (m')

  

1 BATU LAYAR 5.322 3.778 756 756 756 756 756 - - - - - - - - - -

  

2 GUNUNGSARI 1.620 29.000 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933

  

3 LINGSAR 3.163 34.477 2.298 2.298 2.298 2.298 2.298 2.298 2.298 2.298 2.298 2.298 2.298 2.298 2.298 2.298 2.298

  

4 NARMADA 2.425 36.880 2.459 2.459 2.459 2.459 2.459 2.459 2.459 2.459 2.459 2.459 2.459 2.459 2.459 2.459 2.459

  

5 LABUAPI 2.333 14.497 966 966 966 966 966 966 966 966 966 966 966 966 966 966 966

  

6 KEDIRI 2.250 10.250 1.025 1.025 1.025 1.025 1.025 1.025 1.025 1.025 1.025 1.025 - - - - -

  

7 KURIPAN 2.000 16.000 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067 1.067

  

8 GERUNG 12.205 27.757 1.850 1.850 1.850 1.850 1.850 1.850 1.850 1.850 1.850 1.850 1.850 1.850 1.850 1.850 1.850

  

9 LEMBAR 2.630 15.350 1.023 1.023 1.023 1.023 1.023 1.023 1.023 1.023 1.023 1.023 1.023 1.023 1.023 1.023 1.023

  

10 SEKOTONG 10.000 25.800 1.720 1.720 1.720 1.720 1.720 1.720 1.720 1.720 1.720 1.720 1.720 1.720 1.720 1.720 1.720

JUMLAH 43.948 213.789 15.098 15.097 15.097 15.097 15.097 14.341 14.341 14.341 14.341 14.341 13.316 13.316 13.316 13.316 13.316

  Sumber : Hasil Analisis

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  | 6-6

Tabel 6.6 Rencana Penanganan Jalan Setapak Kabupaten Lombok Barat

RENCANA PROGRAM TAHUN PENANGANAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 PRMNN TANAH

  NO KECAMATAN KONDISI JALAN (m2)

  

1 BATU LAYAR 2.993 11.157 1.116 1.116 1.116 1.116 1.116 1.116 1.116 1.116 1.116 1.116 - - - - -

  

2 GUNUNGSARI 3.906 31.744 2.116 2.116 2.116 2.116 2.116 2.116 2.116 2.116 2.116 2.116 2.116 2.116 2.116 2.116 2.116

  

3 LINGSAR 4.007 36.353 2.424 2.424 2.424 2.424 2.424 2.424 2.424 2.424 2.424 2.424 2.424 2.424 2.424 2.424 2.424

  

4 NARMADA 3.491 56.549 3.770 3.770 3.770 3.770 3.770 3.770 3.770 3.770 3.770 3.770 3.770 3.770 3.770 3.770 3.770

  

5 LABUAPI 1.415 24.323 1.622 1.622 1.622 1.622 1.622 1.622 1.622 1.622 1.622 1.622 1.622 1.622 1.622 1.622 1.622

  

6 KEDIRI 1.000 13.850 1.385 1.385 1.385 1.385 1.385 1.385 1.385 1.385 1.385 1.385 - - - - -

  

7 KURIPAN 1.500 23.000 1.533 1.533 1.533 1.533 1.533 1.533 1.533 1.533 1.533 1.533 1.533 1.533 1.533 1.533 1.533

  

8 GERUNG 1.881 31.263 2.084 2.084 2.084 2.084 2.084 2.084 2.084 2.084 2.084 2.084 2.084 2.084 2.084 2.084 2.084

  

9 LEMBAR 1.791 22.709 1.514 1.514 1.514 1.514 1.514 1.514 1.514 1.514 1.514 1.514 1.514 1.514 1.514 1.514 1.514

  

10 SEKOTONG 1.000 41.100 2.740 2.740 2.740 2.740 2.740 2.740 2.740 2.740 2.740 2.740 2.740 2.740 2.740 2.740 2.740

JUMLAH 22.984 292.048 20.303 20.304 20.304 20.304 20.304 20.304 20.304 20.304 20.304 20.304 17.803 17.803 17.803 17.803 17.803 Sumber : Hasil Analisis

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

RENCANA PROGRAM TAHUN PENANGANAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 PERMANEN TANAH

  | 6-7

Tabel 6.7 Rencana Penanganan Permukiman Kabupaten Lombok Barat

  NO KECAMATAN KONDISI SALURAN (m')

  

1 BATU LAYAR 1.209 3.062 612 612 612 612 612 - - - - - - - - - -

  

2 GUNUNGSARI 1.192 17.913 1.194 1.194 1.194 1.194 1.194 1.194 1.194 1.194 1.194 1.194 1.194 1.194 1.194 1.194 1.194

  

3 LINGSAR 1.220 8.830 883 883 883 883 883 883 883 883 883 883 - - - - -

  

4 NARMADA 1.992 22.418 1.495 1.495 1.495 1.495 1.495 1.495 1.495 1.495 1.495 1.495 1.495 1.495 1.495 1.495 1.495

  

5 LABUAPI 1.000 11.142 743 743 743 743 743 743 743 743 743 743 743 743 743 743 743

  

6 KEDIRI 1.735 9.630 963 963 963 963 963 963 963 963 963 963 - - - - -

  

7 KURIPAN 1.000 13.000 867 867 867 867 867 867 867 867 867 867 867 867 867 867 867

  

8 GERUNG 2.000 23.929 1.595 1.595 1.595 1.595 1.595 1.595 1.595 1.595 1.595 1.595 1.595 1.595 1.595 1.595 1.595

  

9 LEMBAR 2.355 20.045 1.336 1.336 1.336 1.336 1.336 1.336 1.336 1.336 1.336 1.336 1.336 1.336 1.336 1.336 1.336

  

10 SEKOTONG 1.000 4.000 800 800 800 800 800 - - - - - - - - - -

JUMLAH 14.703 133.969 10.488 10.488 10.488 10.488 10.488 9.076 9.076 9.076 9.076 9.076 7.230 7.230 7.230 7.230 7.230

  Sumber : Hasil Analisis

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  RPIJM merupakan Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah dengan masa penanganan selama 5 tahun. Untuk saat ini rencana 5 tahun pertama antara tahun 2009 sampai tahun 2013, dengan mengambil data 5 tahun pertama dari 15 tahun rencana penanganan permukiman di Kabupaten Lombok Barat. Tentunya dengan harapan terjadinya peningkatan kondisi perumahan, jalan lingkungan, jalan setapak, dan saluran yang ada di Kabupaten Lombok Barat. Manfaat yang besar dari kondisi permukiman yang baik tentu akan berpengaruh kepada kondisi manusia yang ada didalamnya secara sosial budaya, ekonomi, dan lain-lain.

  Besarnya nilai investasi pada sub bidang permukiman akan dihitung setiap tahunnya mengacu kepada harga satuan tahun 2009, dengan peningkatan harga satuan setiap tahunnya sebesar 10 %. Harapan ke depan RPIJM I (2009-2013) akan dilanjutkan dengan RPIM II (2014-2018) dan RPIJM III (2019-2023), dengan demikian pada tahun 2024 permasalahan permukiman di Kabupaten Lombok Barat akan tuntas. Besarnya nilai investasi dan sumber anggaran dijelaskan pada tabel 6.8 berikut :

Tabel 6.8 Jumlah Investasi Sub Bidang Permukiman RENC. INVESTASI 5 THN. NO. KEGIATAN

  VOL. SATUAN 2009 2010 2011 2012 2013

  VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  A. Stimulan Rumah Tidak Layak Huni

  1 Batu Layar 490 bh. Rp. 5.000.000 98 490.000.000 98 539.000.000 98 588.000.000 98 637.000.000 98 686.000.000 Rp. 5.000.000 990.000.000 1.089.000.000 1.188.000.000 1.287.000.000 1.386.000.000

  2 Gunung Sari 990 bh. 198 198 198 198 198

  

3 Lingsar 1010 bh. Rp. 5.000.000 202 1.010.000.000 202 1.111.000.000 202 1.212.000.000 202 1.313.000.000 202 1.414.000.000

  

4 Narmada 1215 bh. Rp. 5.000.000 243 1.215.000.000 243 1.336.500.000 243 1.458.000.000 243 1.579.500.000 243 1.701.000.000

  

5 Labuapi 750 bh. Rp. 5.000.000 150 750.000.000 150 825.000.000 150 900.000.000 150 975.000.000 150 1.050.000.000

  

6 Kediri 535 bh. Rp. 5.000.000 107 535.000.000 107 588.500.000 107 642.000.000 107 695.500.000 107 749.000.000

  7 Kuripan 390 bh. Rp. 5.000.000 78 390.000.000 78 429.000.000 78 468.000.000 78 507.000.000 78 546.000.000

  8 Gerung 480 bh. Rp. 5.000.000 96 480.000.000 96 528.000.000 96 576.000.000 96 624.000.000 96 672.000.000

  

9 Lembar 810 bh. Rp. 5.000.000 162 810.000.000 162 891.000.000 162 972.000.000 162 1.053.000.000 162 1.134.000.000

  

10 Sekotong 1515 bh. Rp. 5.000.000 303 1.515.000.000 303 1.666.500.000 303 1.818.000.000 303 1.969.500.000 303 2.121.000.000

Sub Total 8185 1637 8.185.000.000 1637 9.003.500.000 1637 9.822.000.000 1637 10.640.500.000 1637 11.459.000.000

  Sumber : Hasil Analisis ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  | 6-9

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  

2 Gunung Sari 9665 m’ Rp. 368.500 1933 712.310.500 1933 783.541.550 1933 854.772.600 1933 926.003.650 1933 997.234.700

  

10 Sekotong 8600 m’ Rp. 368.500 1720 633.820.000 1720 697.202.000 1720 760.584.000 1720 823.966.000 1720 887.348.000

Sub Total 75485 15097 5.563.244.500 15097 6.119.568.950 15097 6.675.893.400 15097 7.232.217.850 15097 7.788.542.300

  

9 Lembar 5115 m’ Rp. 368.500 1023 376.975.500 1023 414.673.050 1023 452.370.600 1023 490.068.150 1023 527.765.700

  

8 Gerung 9250 m’ Rp. 368.500 1850 681.725.000 1850 749.897.500 1850 818.070.000 1850 886.242.500 1850 954.415.000

  

7 Kuripan 5335 m’ Rp. 368.500 1067 393.189.500 1067 432.508.450 1067 471.827.400 1067 511.146.350 1067 550.465.300

  

6 Kediri 5125 m’ Rp. 368.500 1025 377.712.500 1025 415.483.750 1025 453.255.000 1025 491.026.250 1025 528.797.500

  

5 Labuapi 4830 m’ Rp. 368.500 966 355.971.000 966 391.568.100 966 427.165.200 966 462.762.300 966 498.359.400

  

4 Narmada 12295 m’ Rp. 368.500 2459 906.141.500 2459 996.755.650 2459 1.087.369.800 2459 1.177.983.950 2459 1.268.598.100

  

3 Lingsar 11490 m’ Rp. 368.500 2298 846.813.000 2298 931.494.300 2298 1.016.175.600 2298 1.100.856.900 2298 1.185.538.200

  

1 Batu Layar 3780 m’ Rp. 368.500 756 278.586.000 756 306.444.600 756 334.303.200 756 362.161.800 756 390.020.400

  | 6-10

  B. Pembangunan Jalan Lingkungan

  VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  

VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  VOL. SATUAN RENC. INVESTASI 5 THN. 2009 2010 2011 2012 2013

  Lanjutan Tabel 6.8 : NO. KEGIATAN

  Sumber : Hasil Analisis

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  

5 Labuapi 8110 m2 Rp. 100.500 1622 163.011.000 1622 179.312.100 1622 195.613.200 1622 211.914.300 1622 228.215.400

  20304 2.856.772.800

  20304 2.652.717.600

  20304 2.448.662.400

  20304 2.244.607.200

  1E+05 20304 2.040.552.000

  

10 Sekotong 13700 m2 Rp. 100.500 2740 275.370.000 2740 302.907.000 2740 330.444.000 2740 357.981.000 2740 385.518.000

Sub Total

  

9 Lembar 7570 m2 Rp. 100.500 1514 152.157.000 1514 167.372.700 1514 182.588.400 1514 197.804.100 1514 213.019.800

  

8 Gerung 10420 m2 Rp. 100.500 2084 209.442.000 2084 230.386.200 2084 251.330.400 2084 272.274.600 2084 293.218.800

  

7 Kuripan 7665 m2 Rp. 100.500 1533 154.066.500 1533 169.473.150 1533 184.879.800 1533 200.286.450 1533 215.693.100

  

6 Kediri 6925 m2 Rp. 100.500 1385 139.192.500 1385 153.111.750 1385 167.031.000 1385 180.950.250 1385 194.869.500

  

4 Narmada 18850 m2 Rp. 100.500 3770 378.885.000 3770 416.773.500 3770 454.662.000 3770 492.550.500 3770 530.439.000

  | 6-11

  

3 Lingsar 12120 m2 Rp. 100.500 2424 243.612.000 2424 267.973.200 2424 292.334.400 2424 316.695.600 2424 341.056.800

  

2 Gunung Sari 10580 m2 Rp. 100.500 2116 212.658.000 2116 233.923.800 2116 255.189.600 2116 276.455.400 2116 297.721.200

  

1 Batu Layar 5580 m2 Rp. 100.500 1116 112.158.000 1116 123.373.800 1116 134.589.600 1116 145.805.400 1116 157.021.200

  C. Pembangunan Jalan Setapak

  VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  VOL. SATUAN RENC. INVESTASI 5 THN. 2009 2010 2011 2012 2013

  Lanjutan Tabel 6.8 : NO. KEGIATAN

  Sumber : Hasil Analisis

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  

2 Gunung Sari 5970 m’ Rp. 378.500 1194 451.929.000 1194 497.121.900 1194 542.314.800 1194 587.507.700 1194 632.700.600

  

10 Sekotong 4000 m’ Rp. 378.500 800 302.800.000 800 333.080.000 800 363.360.000 800 393.640.000 800 423.920.000

Sub Total 52440 10488 3.969.708.000 10488 4.366.678.800 10488 4.763.649.600 10488 5.160.620.400 10488 5.557.591.200

  

9 Lembar 6680 m’ Rp. 378.500 1336 505.676.000 1336 556.243.600 1336 606.811.200 1336 657.378.800 1336 707.946.400

  

8 Gerung 7975 m’ Rp. 378.500 1595 603.707.500 1595 664.078.250 1595 724.449.000 1595 784.819.750 1595 845.190.500

  

7 Kuripan 4335 m’ Rp. 378.500 867 328.159.500 867 360.975.450 867 393.791.400 867 426.607.350 867 459.423.300

  

6 Kediri 4815 m’ Rp. 378.500 963 364.495.500 963 400.945.050 963 437.394.600 963 473.844.150 963 510.293.700

  

5 Labuapi 3715 m’ Rp. 378.500 743 281.225.500 743 309.348.050 743 337.470.600 743 365.593.150 743 393.715.700

  

4 Narmada 7475 m’ Rp. 378.500 1495 565.857.500 1495 622.443.250 1495 679.029.000 1495 735.614.750 1495 792.200.500

  

3 Lingsar 4415 m’ Rp. 378.500 883 334.215.500 883 367.637.050 883 401.058.600 883 434.480.150 883 467.901.700

  

1 Batu Layar 3060 m’ Rp. 378.500 612 231.642.000 612 254.806.200 612 277.970.400 612 301.134.600 612 324.298.800

  | 6-12

  D. Pembuatan Saluran Drainase

  VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  

VOL. HARGA

  VOL. HARGA

  VOL. SATUAN RENC. INVESTASI 5 THN. 2009 2010 2011 2012 2013

  Lanjutan Tabel 6.8 : NO. KEGIATAN

  Sumber : Hasil Analisis

6.2 Rencana Investasi Penataan Bangunan Lingkungan

6.2.1 Profil Rinci Penataaan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  Kota Gerung merupakan Pusat Kota Kabupaten sekaligus Pusat Pemerintahan Kabupaten Lombok Barat. Kontur yang datar dengan panorama Gunung Sasak sebagai

  

landmark dan point of view membuat Kota ini menjadi menarik. Gerung berada di wilayah

  dengan pranata sosial dan budaya yang sangat kuat sehingga memperkuat karakter Kota ini sebagai pusat pemerintahan dan pusat kebudayaan. Namun sampai saat ini, Kota Gerung relatif “belum hidup”.

  Sebagian besar gedung perkantoran telah dibangun sesuai dengan Masterplan Kota Gerung dan Rencana Kawasan Perkantoran. Sebagian lainnya terbangun di luar kawasan perkantoran dan sebagian masih berada di Kota Mataram dengan menggunakan sarana bangunan lama. Gedung-gedung tersebut secara detail tidak terlepas dari permasalahan keselamatan, keamanan dan kenyamanan sehingga diperlukan penertiban dan penegakkan aturan dan tata tertib bangunan gedung. Begitu pula dengan infrastruktur dan fasilitas penunjang kawasan lainnya belum memadai karena Kota Gerung ini merupakan kawasan kota yang relatif masih muda.

  Dibidang pariwisata dan perdagangan, Kabupaten Lombok Barat berpotensi untuk berkembang pesat. Sebagian besar wilayah di Lombok Barat merupakan kawasan strategis, antara lain kawasan wisata Senggigi dan Batu Layar, kawasan wisata konservasi Taman Narmada, kawasan wisata konservasi hutan Suranadi, kawasan pusat kerajinan gerabah di Banyumulek, pelabuhan Regional NTB di Lembar dan beberapa wilayah yang berbatasan dengan Kota Mataram. Wilayah perbatasan berpotensi menjadi daerah perkembangan kota. Wilayah Lombok Barat sebagai “sabuk” Kota Mataram. terdapat kantung-kantung industri kecil dan menengah, permukiman padat penduduk dan pusat hiburan dan perdagangan. Di sisi lain, akan timbul berbagai masalah perkotaan, antara lain persoalan sosial ekonomi, tata ruang kota, sirkulasi dan lalu lintas, lahan parkir, persampahan, permukiman kumuh dan lain-lain.

  Banyak pengembang melakukan pembangunan perumahan yang tidak terkendali dan masih banyak bangunan yang belum mengajukan IMB pada saat pembangunan. Begitu pula dengan pembangunan berbagai akomodasi pariwisata di Desa Batu Layar dan Desa Senggigi yang memunculkan issue kerusakan alam. Hal tersebut nampak dari data IMB yang sudah dikeluarkan Dinas PU Kabupaten Lombok Barat. Berikut dipaparkan data Bangunan yang sudah dikeluarkan IMB-nya dari Tahun 1995 sampai dengan Tahun 2008 (sebelum pemekaran KLU).

Tabel 6.9 Data Bangunan Yang Sudah Memiliki IMB

  

Dari Tahun 1995 Sampai Dengan Tahun 2008

Rumah Bangunan Bangunan Bangunan No. Kecamatan

  Jumlah Tinggal Pemerintah Swasta Lainnya

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  • 1 Sekotong 2,00 22,00 13,00 37,00

  

2 Lembar 7,00 7,00 12,00 9,00 35,00

  

3 Gerung 1.917,00 22,00 28,00 8,00 1.975,00

  

4 Labuapi 4.682,00 16,00 31,00 8,00 4.737,00

  

5 Kediri 24,00 6,00 17,00 11,00 58,00

  • 6 Kuripan 1,00 2,00 1,00 4,00

  

7 Narmada 50,00 19,00 41,00 25,00 135,00

  

8 Lingsar 29,00 4,00 18,00 6,00 57,00

  

9 Gunung Sari 4.265,00 2,00 27,00 11,00 4.305,00

  

10 Batu Layar 430,00 3,00 133,00 18,00 584,00

  • 11 Bayan 2,00 13,00 9,00 24,00

  

12 Kayangan 3,00 11,00 - 5,00 19,00

13 - Gangga 6,00 11,00 5,00 22,00

  

14 Tanjung 631,00 5,00 159,00 8,00 803,00

  

15 Pemenang 3,00 8,00 65,00 17,00 93,00

TOTAL 12.039,00 105,00 590,00 154,00 12.888,00 Ket :

  : Kecamatan Yang Tergabung Dalam wilayah KLU Sumber : Seksi Tata Bangunan DPU Kab. Lombok Barat, 2008

  Dari tabel tersebut terlihat ada 5 Kecamatan yang perkembangan wilayahnya cukup pesat, antara lain Kecamatan Gerung, Labuapi, Gunung Sari, Batu Layar dan Tanjung. Namun tabel tersebut tidak dapat menampilkan jumlah bangunan yang sudah memiliki IMB dan yang belum memiliki IMB.

6.2.2 Permasalahan yang Dihadapi

  Permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, antara lain adalah :

  • Koordinasi yang sulit antar instansi dan pelayanan yang kurang prima karena lokasi beberapa instansi yang terkait berada di luar Pusat Pemerintahan.
  • Ketersediaan lahan (tanah milik Pemerintah Kabupaten Lombok Barat) yang terbatas dan kesulitan pembebasan tanah.

  Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan dan penataan bangunan dan lingkungan di kabupaten Lombok Barat, antara lain :

  • Saat ini pembangunan gedung perkantoran kurang menjadi prioritas karena keterbatasan APBD.
  • Kurang ditegakkannya aturan 3K (Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan) Bangunan Gedung Pemerintahan.
  • Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian.
  • Standar bangunan Pemerintah kabupaten merupakan bangunan sederhana yang harga per-m2 nya rendah, sehingga tidak dapat memenuhi standar keselamatan (pemadam kebakaran) karena biayanya yang cukup tinggi.
  • Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional, padahal mempunyai potensi wisata.
  • Kurangnya kesadaran publik terhadap perencanaan daerah dan pengendalian bangunan dan lingkungan melalui permohonan ijin.

6.2.3 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi

  Tingkat pembangunan yang masih rendah di Gerung merupakan indikasi rendahnya pergerakan dan kegiatan ekonomi di Kawasan ini sebagai Kota Kabupaten, sehingga diperlukan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana perkantoran (gedung pemerintah) sebagai salah satu katalisator pendorong kegiatan ekonomi di Kawasan Gerung. Selain itu, dengan pembangunan gedung perkantoran ini diharapkan untuk meningkatkan koordinasi antar instansi dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dipandang perlu untuk membangun dan merelokasi kantor dari instansi di atas ke Kota Gerung sebagai Pusat Pemerintahan.

  Dengan memperhatikan perubahan struktur kelembagaan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, dapat dilihat kebutuhan gedung kantor Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Instansi-instansi yang sudah berkantor di wilayah Lombok Barat dan gedung lainnya, yaitu :

  • Kantor Bupati dan Sekretariat -

  • Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga -
  • Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika -
  • Dinas Pariwisata dan Kebudayaan -
  • Dinas Pertanian -
  • Dinas Kehutanan -
  • Badan Perencanaan Pembangunan Daerah -
  • Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan -
  • Badan Lingkungan Hidup -
  • Kantor Arsip Daerah -
  • Rumah Sakit Umum Daerah.
  • Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi -
  • Inspektorat Kabuapaten -
  • Kantor Pelayanan Terpadu Perijinan Daerah -
  • Kantor Kebersihan dan Tata Kota -
  • Kantor INKOM.

  Kantor PMK dan

  Kantor Perpustakaan Daerah

  Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

  Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

  Sedangkan kantor yang masih berada di luar wilayah Kabupaten Lombok Barat dan perlu disiapkan gedung kantornya, yaitu :

  Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan

  Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

  Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan Daerah

  Badan Kepegawaian Daerah

  Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

  Dinas Kelautan dan Perikanan

  Dinas Perindustrian dan Perdagangan

  Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

  Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

  Gedung DPRD dan Sekretariat DPRD

  Sedangkan bangunan lainnya yang akan direncanakan sesuai dengan Master Plan kawasan perkantoran, yaitu : Gedung PKK dan Guest House

  • Rumah Jabatan Sekda -

  Rumah Jabatan Ketua DPRD dan

  • Rumah Jabatan Wakil Ketua DPRD
  • Pembangunan di atas akan direncanakan terlebih dahulu. Beberapa bangunan telah direncanakan dengan memperhatikan persyaratan 3K (Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan). Perencanaan dan pembangunannya memerlukan strategi penanganan agar tertib, fungsional, andal dan efisien dengan sasaran : Terwujudnya bangunan gedung yang laik fungsi pada tahun 2010.
  • Terlaksananya pendataan bangunan pada tahun 2009.
  • Adapun bangunan yang telah terbangun, diperlukan upaya penertiban terhadap persyaratan 3K tersebut.

  Untuk mendukung pembangunan dan penataan Gedung dan Lingkungan di wilayah Lombok Barat, maka dibutuhkan infrastruktur yang memadai. Peningkatan kualitas infrastruktur dan utilitas Kawasan Kota Kabupaten dan Kota Wisata dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Skala prioritas pembangunan infrastruktur adalah Kota Gerung dan beberapa wilayah potensial yang selama ini menjadi penopang kegiatan ekonomi di Lombok Barat.

  Tidak kalah pentingya dalam upaya pembangunan daerah adalah pembangunan budaya masyarakat. Yang dapat dilakukan oleh Bidang Cipta Karya yaitu mengembangkan arsitektur tradisional setempat. Gerung merupakan salah satu wilayah yang memiliki budaya yang cukup kuat. Untuk langkah awal, akan dibuat head project untuk percontohan di wilayah Gerung. Proyek ini mengembangkan dan menata permukiman tradisional setempat dengan mempertahankan karakter dan memperhatikan lingkungan yang layak dan sehat. Penataan Permukiman Tradisional ini mempunyai potensi sosial budaya yang dapat mendorong tingkat perekonomian setempat. Dengan demikian terwujud permukiman yang memiliki kualitas fungsional, visual dan kualitas lingkungan yang seimbang, serasi dan selaras yang berwawasan budaya lokal yang menjadi teladan bagi lingkungannya serta dapat secara arif mengakomodasi nilai-nilai luhur budaya lokal.

  Pertumbuhan dan pembangunan Kabupaten Lombok Barat cukup pesat. Pembangunan gedung-gedung di kantung-kantung perdagangan dan bisnis menjadi tidak teratur. Pembangunan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi ini dapat menurunkan kualitas lingkungan binaan. Pemerintah harus mengendalikan lingkungan binaan ini sesuai dengan RTRW Kabupaten Lombok Barat dan Perda tentang Bangunan.

6.2.4 Program yang Diusulkan

  Dari analisa permasalahan dan kebutuhan di atas, dapat diusulkan beberapa program penanganan dengan memperhatikan Masterplan wilayah sebagai platform pembangunan Kabupaten Lombok Barat. Rencana Penanganan dan Program yang diusulkan dari Bidang Cipta Karya Sub Bidang Gedung dan Lingkungan, antara lain : a. Perencanaan Gedung Kantor Pemerintah.

  Bangunan gedung yang akan di desain, antara lain : Perencanaan Dinas PU, Pertambangan dan Energi

   Perencanaan Kantor Pelayanan Terpadu Perijinan Daerah

   Perencanaan Kantor Kebersihan dan Tata Kota

   b. Pembangunan Gedung Kantor Pemerintah.

  Adapun tahapan pembangunan gedung kantor tersebut termasuk bangunan lainnya, seperti Rumah Jabatan Sekda, Rumah Jabatan Ketua DPRD, Rumah Jabatan Wakil Ketua DPRD dan gedung lainnya yang dibutuhkan disesuaikan dengan Masterplan Kota Gerung dan dilakukan secara bertahap, yang dapat dijabarkan dalam Bab VIII Program Gedung dan Lingkungan.

  c. Identifikasi dan Studi Bangunan Gedung Kantor terhadap aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan. Identifikasi dan studi bangunan gedung kantor ini, meliputi :

  Kantor Bupati dan Sekretariat 

  Gedung DPRD dan Sekretariat DPRD 

  Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 

  Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 

  Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 

  Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 

  Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 

  Dinas Perindustrian dan Perdagangan 

  Dinas Pertanian 

  Dinas Kelautan dan Perikanan 

  Dinas Kehutanan 

  Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 

  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 

  Badan Kepegawaian Daerah 

   Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

   Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan Daerah

   Badan Lingkungan Hidup

   Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

   Kantor Arsip Daerah

   Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan

   Rumah Sakit Umum Daerah d. Perencanaan Infrastruktur Kawasan Ibukota dan Kawasan Wisata.

  Perencanaan ini adalah perencanaan drainase dan utilitas. Perencanaan Infrastruktur diprioritaskan di Gerung, terutama di Kawasan Perkantoran. Sedangkan Kawasan Pariwisata diprioritaskan di Senggigi.

  e. Perencanaan dan Penataan Permukiman Tradisional Lombok di Gunung Sasak.

  Kegiatan ini mewujudkan lingkungan yang dapat memberikan nilai tambah bagi kualitas fisik, sosial, ekonomi masyarakat yang menjadi penunjang bagi tercapainya kesehjateraan masyarakat setempat yang lebih baik.

  f. Pendataan Bangunan.

  Merupakan langkah awal pemerintah dari rangkaian kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik diperkotaan maupun diperdesaan yang tertib, layak huni dan berjati diri.

6.3 Rencana Investasi Sub Bidang Air Limbah

6.3.1 Petunjuk Umum Pengelolaaan Air Limbah

  Penanganan Bidang air limbah merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten yang secara spesifik untuk mengatasi permasalahan penyehatan lingkungan. Disadari bahwa penanganan air limbah berpengaruh langsung terhadap kesehatan masyarakat. Sejalan dengan kebijakan yang akan diterapkan maka upaya ini akan dilakukan bersama sektor yang lain. Lebih jauh kedepan penanganan ini diarahkan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan serta berperilaku hidup bersih dan sehat; dan Meningkatkan peran serta masyarakat dan lintas sektoral dalam mendukung pembangunan yang berwawasan kesehatan serta Visi Lombok Barat Sehat 2010.

  Tetapi mengingat faktor biaya dan kelayakan teknis dalam pelaksanaannya maka rencana jaringan air limbah di IKK dan wilayah pusat Kota Gerung disusun berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

  1. Jaringan air limbah yang ada ditata dan direhabilitasi kembali serta dilengkapi dengan tempat pengontrol (main hole) setiap 50 meter dan setiap pergantian arah sehingga lebih memudahkan pengontrolan apabila terjadi penyumbatan saluran terutama pada jaringan yang tertutup.

  2. Jaringan air limbah diusahakan degan jaringan tertutup dan terpisah dengan saluran air hujan (drainase), tetapi apabila kondisi tidak memungkinkan karena faktor teknis maupun non teknis maka salurannya dapat disatukan dengan syarat jaringan air limbah tidak boleh masuk ke saluran air hujan.

  3. Jaringan air limbah diusahakan lokasinya berada di belakang bangunan (brandgang).

  4. Ukuran pipa sekunder minimal 800 mm 5. Ukuran pipa tersier minimal 400 mm.

  6. Sambungan pipa harus rapat air.

  7. Pada jaringan air limbah utama akan disalurkan ke sungai setelah melalui pembersihan air (SewerageTreatement) agar tidak mencemari sungai.

  8. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat oleh aparat pemerintah mulai dari tingkat kecamatan sampai RT untuk tidak membuang sampah ke saluran-saluran pembuangan.

6.3.1.1 Umum

  Pada dasarnya pengelolaan air limbah di Lombok Barat masih sangat sederhana, untuk kawasan perdesaan di salurkan ke sungai atau ke belakang rumah. Beberapa kawasan perumahan di lingkungan kota disalurkan ke system drainase yang selama ini kurang berfungsi. Untuk itu pemda akan melakukan secara bertahap buangan limbah rumah tangga maupun industri akan diarahkan pada sistem saluran tertutup.

  Sistem pembuangan limbah manusia yang sesuai untuk kota IKK adalah yang sederhana, murah, dan dapat disediakan sendiri oleh penduduk, yaitu Septic Tank. Untuk kawasan perrnukiman padat yang sebagian besar penduduknya menggunakan air tanah dangkal, maka sistem yang sebaiknya dipakai adalan Septic Tank kolektif bersamaan dengan penyediaan MCK.

  

6.3.1.2 Kebijakan, Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Dalam Rencana

Kabupaten/Kota

  Mengingat Kabupaten Lombok Barat di dominasi oleh kawasan perdesaan maka penyediaan prasarana lingkungannya pun masin dapat menggunakan sistem yang relatif sedernana dan murah. Sistem pembuangan air limbah yang akan direncanakan terbatas pada limbah domestik rumah tangga, yang berupa antara lain : air buangan dari dapur, kamar mandi, tempat cuci dan sebagainya. Kebijaksanaan yang perlu diambil dalam pengembangan air limbah adalah :

  Mengurangi pemakaian cubluk sebagai sarana pembuangan air limbah domestik yang  konvensional dengan memakai septic tank yang aman dan tertutup.

  Secara bertahap buangan limbah rumah tangga maupun industri akan diarahkan pada  sistem saluran teertutup.

  Pengembangan sistem jaringan akan diprioritaskan pada kawasan pemukiman padat  dan sekitar kawasan pusat pemerintahan ibu kota kabupaten.

  Pembangunan kawasan perumahan baru, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun  pihak swasta harus disertai dengan saluran pembuangan limbah yang aman dan tertutup. lndustri dengan skala tertentu wajib memiliki pengolahan air limbah.

  Salah satu penyederhanaan sistem penyediaan prasarana adalan menggabungkan sistern pernbuangan air limbah (domestik) dengan sistern penyaluran air limbah. Limbah dari masing-masing rumah disalurkan ke brandgang di belakang rumah untuk selanjutnya disalurkan ke saluran drainase

6.3.2 Profil Pengelolaan Air Limbah

  6.3.2.1 Gambaran Umum Pengelolaan air Limbah Saat Ini

  Kondisi pengelolaan air limbah pada saat ini belum sampai pada pengelolaan menjadi sebuah sistem yang tertata. Sebagian besar menggunakan sistem individu yaitu dengan cara penyaluran air limbah dari rumah tangga kedalam septic tank yang umumnya berada dibawah tanah dimana air limbah yang berasal dari kakus, kamar mandi serta air bekas lainnya disalurkan ke septic tank. Pemda sendiri belum memprioritaskan penanganan air limbah mengingat faktor biaya dan kelayakan teknis dalam pelaksanaannya.

6.3.2.1.1 Tingkat Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan

  Berdasarkan sumber data dari Dinas Kesehatan Masyarakat Kabupaten Lombok Barat 2007, angka harapan hidup mayarakat rata-rata 58 tahun dengan angka kematian balita/bayi rata-rata 15–20 per 1000 jiwa (lahir hidup 13143 jiwa, lahir meninggal 153 jiwa /Profil Dinkesmas Lobar 2003). Penyakit-penyakit yang sebabkan oleh faktor air berada pada peringkat ke 3 dari penyakit utama. Lima penyakit yang mendominasi dari penyakit utama sampai saat ini antara lain dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut :

Tabel 6.10 Data Penyakit yang Mendominasi

  

Kabupaten Lombok Barat

Tahun 2007

Penyakit Jumlah kunjungan Peringkat

  Infeksi akut lain pada saluran 81.687 (1) 16,19% pernapasan bagian atas

  Peny.pd.sist.otot & jar.pengikat 38.747 (2) 7,68%

  (peny.reumatik) Penyakit kulit infeksi 35.837 (3) 7,10% Penyakit lain pada saluran

  34.607 (4) 6,86% pernapasan atas Penyakit kulit alergi 28.838 (5) 5,72% Diare (termasuk tersangka kolera) 26.498 (6) 5,25%

  Sumber : Profil Dinkesmas Kab. Lobar Tahun 2007

  Berdasarkan penyebarannya permasalahan kasus diare sepanjang tahun di Kabupaten ini Kecamatan yang tergolong daerah rawan diare dan penyakit berbasis air adalah Kecamatan Gerung dengan jumlah kasus diare 5.737 kasus; Kecamatan Lingsar dengan jumlah kasus 3.650 kasus; Kecamatan Gunungsari dengan jumlah kasus diare 3.216 kasus; Kecamatan Kediri dengan jumlah kasus diare 2.664 kasus; Kecamatan Tanjung dengan jumlah kasus diare 2.006 kasus. (Profil Dinkesmas Lobar 2003).

  Upaya Pemerintah Kabupaten secara spesifik untuk mengatasi permasalahan penyehatan lingkungan antara lain; a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adil, merata dan terjangkau;

  b. Meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya;

  c. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan serta berperilaku hidup bersih dan sehat; dan d. Meningkatkan peran serta masyarakat dan lintas sektoral dalam mendukung pembangunan yang berwawasan kesehatan serta Visi Lombok Barat Sehat 2010. (Profil

  Dinkesmas Lobar 2003).

  Proyek/program terkait dengan penyehatan lingkungan dan pendidikan hidup bersih dan sehat sampai saat ini antara lain ; a. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan;

  b. Peningkatan manajemen program kesehatan; c. Upaya kesehatan keluarga;

  d. Meningkatkan status gizi masyarakat;

  e. Pemeberantasan penyakit;

  f. Penyehatan lingkungan dan penyehatan kualitas air;

  g. Pengembangan asuransi kesehatan dan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat;

  h. Promosi kesehatan dan peran serta masyarakat; i. Kabupaten Sehat.