Analisis hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian produk fashion Planet Surf : studi kasus pada konsumen produk fashion Planet Surf Malioboro Mall Yogyakarta - USD Repository

  

ANALISIS HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN PENDAPATAN

DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

FASHION PLANET SURF

Studi kasus pada konsumen produk fashion

Planet Surf Malioboro Mall

  

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

  

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

  

Oleh:

M. Fransiska Purwaningsih

032214097

  

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

F A K U L T A S E K O N O M I

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

MOTO DAN PERSEMBAHAN

  Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.

  • Confusius Bangkitlah hati ku! Berjalanlah bersama sang fajar karena malam telah berlalu.
  • Kahlil Gibran Karya ini kupersembahkan untuk:

  1. Tuhan ku Yesus Kristus, karena pertolongan Nyalah skripsi ini bisa diselesaikan.

  2. Keluarga yang selalu mendukungku dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Teman- teman serta orang-orang yang mendukung dan menyayangi ku.

  

ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN PENDAPATAN

DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TERHADAP PRODUK

FASHION PLANET SURF

Studi kasus pada konsumen produk fashion Planet Surf

Malioboro Mall

  

Yogyakarta

M. Fransiska Purwaningsih

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah gaya hidup dan

pendapatan berhubungan dengan keputusan pembelian baik secara parsial maupun

secara simultan. Penelitian dilakukan di Planet Surf Malioboro Mall pada bulan

Oktober sampai November 2007. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen

toko Planet Surf, sampel penelitian ini berjumlah 100 responden. Teknik

pengambilan data menggunakan teknik kuisioner. Teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis korelasi product moment, uji t dengan taraf signifikan

  , 05 , dan Uji F dengan taraf signifikan , 05 . α = α = Hasil penelitian dengan uji t menunjukkan semua variabel independen

memiliki hubungan dengan keputusan pembelian. Hasil penelitian dengan uji F

menunjukkan bahwa semua variabel independen secara simultan berhubungan

dengan keputusan pembelian konsumen. Pada koefisien determinasi menunjukkan

hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian sebesar

0,66%.

  

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON THE CORRELATION BETWEEN LIFE STYLE

AND INCOME TOWARDS CONSUMER DECISION MAKING

OF PLANET SURF FASHION

A Case Study on the consumer of Planet Surf

Malioboro Shopping Mall

  Jogjakarta

M. Fransiska Purwaningsih

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  

2008

The purpose of this research was to know whether the life style and

income related with consumer decision making partially or simultaneously. This

research was carried out at Planet Surf Malioboro Shopping Mall Jogjakarta in

October-November 2007. This research population was all of the consumer of

Planet Surf. The sample size of this research was 100 respondents. The sampling

technique used was Incidental Sampling Method. Data were collected through

distributing questionnaires. Data analysis technique used were Product Moment

correlation, t-test (two-tile) with level of significance α = 0,05, F-test with level of significance α = 0,05.

  The result of research with t-test indicated that all of the independent

variables related with consumer decision making. F-test result indicated that all of

the independent variables simultaneously related with consumer decision making.

The determination coefficient of indicated correlation between life style and

income with consumer decision making was 66%.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya,

maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyusun skripsi

dengan judul Analisis hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan

keputusan pembelian produk fashion Planet Surf. Skripsi ini merupakan salah satu

syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada program studi

Manajemen, jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

  Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

  

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi

ini bisa selesai.

  2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G. M. Si selaku ketua jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Universitas Sanata Dharma.

  

4. Bapak Drs. Marianus Mochtar Modesir, M. M selaku dosen pembimbing I

yang telah memberi arahan, bimbingan, kritikan, saran, masukan, serta bantuan yang tak terhingga banyaknya selalu proses penyusunan skripsi ini.

  5. Bapak Drs. Hg. Suseno TW, M. S selaku dosen pembimbing II yang juga banyak memberi arahan, bimbingan dan masukan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

  6. Bapak Terry Prasetya selaku Area Manager Planet Surf yang bersedia memberi ijin penelitian kepada penulis.

  7. Karyawan Planet Surf Malioboro Mall yang mau menerima dan membantu penulis selama proses penelitian.

  8. Charlie yang selalu ada untuk mendampingi dan mendukungku.

  9. My best friend (Henny dan Elvi) yang selalu ada untuk mendampingiku.

  10. Orang tua dan kakak-kakak ku yang selalu mendukung dan mencintaiku.

  11. Seluruh karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi Universita Sanata Dharma yang telah banyak membantu dan melayani semua kebutuhan penulis baik selama kuliah maupun selama penyusunan skripsi ini.

  12. Responden dan semua pihak yang tidak mungkin bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan

kerendahan hati penulis mohon kerelaan pembaca untuk memberi kritik, saran

yang sifatnya membangun bagi terciptanya kesempurnaan skripsi ini. Atas

perhatiannya penulis mengucapkan banyak terima kasih

  ( M. Fransiska P)

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

  

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................ 3 C. Batasan Masalah ................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian ................................................................. 4 E. Manfaat Penelitian ................................................................ 4 1. Bagi Perusahaan ............................................................................... 4

  2. Bagi Penulis .................................................................................... 5

  3. Bagi Universitas Sanata Dharma ..................................................... 5

  F. Hipotesis ............................................................................... 5

  G. Sistematika Penulisan ........................................................... 5

  

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7

A. Pengertian Gaya Hidup ........................................................ 7 B. Identifikasi Gaya Hidup ....................................................... 15 C. Tipikal Konsumen Gaya Hidup ........................................... 16 D. Pendapatan ........................................................................... 17 E. Perilaku Konsumen .............................................................. 20

  1. Pengertian Perilaku Konsumen ........................................................ 20

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Pembelian .................. 21

  3. Perilaku Pembelian .......................................................................... 22

  F. Tipe-tipe Perilaku Keputusan Pembelian ............................. 22

  

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 26

A. Jenis Penelitian...................................................................... 26 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 26 C. Subjek dan Objek .................................................................. 26

  1. Subjek Penelitian ............................................................................. 26

  2. Objek Penelitian ............................................................................... 27

  D. Populasi dan Sampel ............................................................. 27

  1. Populasi ............................................................................................ 27

  2. Sampel ............................................................................................. 27

  E. Variabel Penelitian ................................................................ 28

  1. Analisis Validitas ............................................................................. 31

  D. Struktur Organisasi ............................................................... 42 E.

  C. Culture ................................................................................... 40

  2. Misi .................................................................................................. 39

  1. Visi.................................................................................................... 39

  

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................... 39

A. Sejarah Perusahaan ............................................................... 39 B. Visi dan Misi ......................................................................... 39

  2. Analisis Reliabilitas ......................................................................... 32 J. Teknik Analisa Data ............................................................. 33

  I. Teknik Pengujian Instrumen ................................................. 31

  F. Teknik Pengukuran Variabel ................................................ 28

  3. Wawancara ....................................................................................... 31

  2. Metode Observasi ............................................................................ 31

  1. Kuesioner ......................................................................................... 31

  H. Metode Pengumpulan Data ................................................... 30

  2. Data Sekunder .................................................................................. 30

  1. Data Primer ...................................................................................... 30

  G. Data ....................................................................................... 30

  Produk-produk yang dipasarkan ........................................... 42

  

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................. 43

A. Analisis Profil Responden .................................................... 43 B. Pengujian Instrumen Penelitian ............................................ 46

  1. Pengujian Validitas .......................................................................... 47

  2. Pengujian Reliabilitas ...................................................................... 48 C.

  Analisis Data ......................................................................... 50

  1. Hipoteis pertama ............................................................................... 50

  2. Hipotesis kedua ................................................................................ 52

  3. Hipotesis ketiga ................................................................................ 54 D.

  Pembahasan ........................................................................... 57 1.

  Hipotesis pertama ............................................................................ 57 2. Hipotesis kedua ................................................................................ 57 3. Hipotesis ketiga ................................................................................ 58

  BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ...................................................... 59 A.Kesimpulan ......................................................................... 59 B. Saran ................................................................................... 59 C. keterbatasan ........................................................................ 60 DAFTAR PUSTAKA

  DAFTAR TABEL Tabel II.1 Dimensi AIO Tabel II.2 Empat tipe perilaku pembelian Tabel III.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment Tabel V.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel V.2 Karakteristik responden berdasarkan usia Tabel V.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel V.4 Karakteristik responden berdasarkan pendapatan atau uang saku Tabel

  V.5 Karakteristik responden berdasarkan frekuensi belanja dalam setahun Tabel

  V.6 Karakteristik responden berdasarkan jumlah uang yang dibelanjakan pada sekali belanja Tabel V.7 Hasil uji Validitas variabel independen gaya hidup Tabel V.8 Hasil uji Validitas vaiabel dependen keputusan pembelian Tabel V.9 Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai alpha Tabel V.10 Hasil uji Reliabilitas variabel independen gaya hidup Tabel V.11 Hail uji Reliabilitas variabel dependen keputusan pembelian

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I Surat IjinPenelitian Lampiran II Kuisioner Lampiran III Hasil Kuisioner Lampiran IV Tabel frekuensi profil responden Lampiran V Analisis Validitas dan Reliabilitas Lampiran VI Analisis Data

Lampiran VII Distribusi t dan nilai-nilai r Product Moment

Lampiran VIII Distribusi F

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masyarakat konsumen Indonesia mulai tumbuh beriringan dengan

  globalisasi ekonomi yang ditandai dengan menjamurnya pusat perbelanjaan bergaya seperti shopping mall, industri mode atau fashion, industri kecantikan, kawasan huni mewah, apartemen, real estate, gencarnya iklan barang-barang mewah, kegandrungan terhadap merk-merk asing, dan berbagai tawaran gaya hidup melalui iklan televisi.

  Globalisasi industri media mancanegara mulai masuk ke Indonesia sejak akhir tahun 1990-an. Banyaknya majalah-majalah mode dan gaya hidup yang terbit dalam edisi khusus bahasa Indonesia menawarkan gaya hidup

yang tidak mungkin terjangkau oleh kebanyakan masyarakat. Majalah-

majalah yang diperuntukkan bagi pria dan wanita kelas menengah ke atas ini menanamkan nilai, cita rasa, dan gaya yang terlihat jelas dari kemasan, rubrik, cover, dan slogan yang menawarkan fantasi hidup seperti “Be Smarter, Richer, & Sexier !”. Begitu juga berkembangnya industri penerbitan majalah remaja yang menjadi target pertumbuhan industri gaya hidup. Majalah anak muda ini banyak menawarkan gaya hidup dengan budaya selera diseputar perkembangan tren busana, problema gaul, shopping, dan acara mengisi waktu luang.

  Dalam abad gaya hidup, penampilan adalah segalanya. Perhatian

terhadap penampilan sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam sejarah.

  

Urusan penampilan atau presentasi diri ini sudah lama menjadi perbincangan

sosiolog dan kritikus budaya. Erving Goffman, misalnya dalam The

Presentation of Self in Everyday Life (1959), mengemukakan bahwa

kehidupan sosial terutama terdiri dari penampilan teatrikal yang diritualkan,

yang kemudian lebih dikenal dengan pendekatan dramaturgi (dramaturgical

approach ). Yang dia maksudkan adalah bahwa kita bertindak seolah-olah di

atas sebuah panggung. Bagi Goffman, berbagai penggunaan ruang, barang-

barang, bahasa tubuh, ritual interaksi sosial tampil untuk memfasilitasi

kehidupan sosial sehari-hari.

  Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern atau biasa juga

disebut modernitas. Maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam

masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk

menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup adalah

pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan

opininya (Kotler, 2002:192). Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat

menerapkan suatu gagasan mengenai gaya hidup tanpa perlu menjelaskan apa

yang kita maksud; dan mungkin sulit menemukan gambaran mengenai hal-hal

yang merujuk pada pada gaya hidup. Oleh karena itu, gaya hidup membantu

memahami apa yang orang lakukan, mengapa mereka melakukannya, dan

apakah yang mereka lakukan bermakna bagi dirinya maupun orang lain.

  Gaya hidup berkaitan dengan bagaimana seseorang membentuk image

di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk

membentuk image inilah, dibutuhkan simbol-simbol tertentu yang sangat

berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Simbol yang di

maksud adalah jenis benda yang harus dimiliki dan yang lebih penting adalah

mereknya.

  Selain gaya hidup, faktor sumber daya dalam hal ini adalah

pendapatan juga sangat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang.

  

Dimana tingkat pendapatan sangat menentukan daya beli seseorang. Orang

yang berpendapatan tinggi cenderung mengkonsumsi barang-barang dengan

merk terkenal, sedang orang yang dengan penghasilan pas-pasan membeli

barang berdasar apa yang dibutuhkan.

  Banyak pemasar menggunakan konsep gaya hidup dan faktor sumber

daya sebagai dasar untuk memahami perubahan nilai konsumen dan

bagaimana hubungannya dengan keputusan pembelian seseorang.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil topik

“ANALISIS HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN

PENDAPATAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

FASHION PLANET SURF”.

B. Rumusan Masalah

  Pengambilan keputusan pembelian setiap konsumen berbeda,

tergantung dari gaya hidup dan tingkat pendapatan masing-masing. Gaya hidup itu sendiri bertujuan bagaimana seseorang ingin dipersepsikan oleh orang lain dalam masyarakat berkaitan dengan status sosialnya. Berdasarkan masalah tersebut maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah gaya hidup berhubungan dengan keputusan pembelian?

  2. Apakah pendapatan berhubungan dengan keputusan pembelian?

  3. Apakah gaya hidup dan pendapatan secara simultan berhubungan dengan keputusan pembelian? C. Batasan Masalah

  Untuk mempersempit dan membatasi produk atau barang apa saja yang menjadi bahan penelitian maka penulis meneliti produk pakaian Planet Surf dan faktor yang diteliti adalah gaya hidup dan tingkat pendapatan dengan keputusan pembelian konsumen produk fashion Planet Surf malioboro Mall.

  D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian konsumen produk fashion Planet Surf Malioboro Mall.

  E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

  Sebagai masukan dalam memasarkan produk ke konsumen melalui riset konsumen kemudian dari riset ini bisa ditentukan segmentasi pasar, target pasar, serta strategi pemasaran yang efektif.

  2. Bagi Penulis Sebagai penerapan ilmu yang telah didapat di kampus dalam kegunaannya sebagai pembanding teori yang di dapat di bangku kuliah dengan pelaksaan penelitian pada konsumen.

  3. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan akan memperkaya khasanah kepustakaan dibidang perilaku konsumen bagi Universitas Sanata Dharma.

F. Hipotesis

  Hipotesis adalah perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan dapat menuntun penyelidikan

selanjutnya (Umar, 2001:104). Berdasarkan perumusan masalah maka penulis

merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

  1. Ada hubungan antara gaya hidup dengan keputusan pembelian.

  2. Ada hubungan antara pendapatan dengan keputusan pembelian.

  3. Secara simultan terdapat hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian.

G. Sistematika Penulisan

  Keseluruhan penulisan skripsi ini terdiri dari 6 bab dengan pembahasannya sebagai berikut. Dalam bab pendahuluan akan dikemukakan Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Hipotesis, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan dan Sistematika Penulisan.

  Dalam bab ke 2 yaitu Landasan Teori dikemukakan secara rinci studi pustaka yang berisi teori-teori yang mendukung analisis permasalahan, dan membahas pengertian perilaku konsumen, gaya hidup dan pendapatan.

  Dalam bab ke 3 yaitu Metodologi Penelitian dikemukakan tentang jenis lokasi dan waktu, objek dan subjek, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik sampling dan pengujian hipotesis.

  Dalam bab ke 4 yaitu Gambaran Umum Perusahaan dikemukakan tentang sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi, culture, struktur organisasi serta produk-produk yang dipasarkan.

  Dalam bab ke 5 yaitu bab yang berbicara mengenai Hasil Penelitian dan Pembahasan dikemukakan tentang analisis profil responden dan pembahasan dari hasil perhitungan data.

  Sedangkan dalam bab ke 6 atau penutup dikemukakan Kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran dari penulis yang diambil dari analisis dan pembahasan yang mungkin berguna sebagai bahan masukan bagi perusahaan maupun bagi pembaca.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Gaya Hidup Media massa sangat kuat didalam memberikan pengaruh pada gaya hidup seseorang karena banyak hal yang bisa diperoleh dari media massa tersebut. Media massa pada saat ini dalam hal isinya sudah mulai mempengaruhi gaya

  hidup sebagian remaja kita, hal ini dikarenakan adanya faktor psikologis, pendidikan konsumtifisme yang dapat membuat orang untuk terus bermimpi.

  Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diungkapkan dalam kegiatan minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup melukiskan “keseluruhan orang” tersebut yang berinteraksi dalam lingkupnya. (Philip Kotler, 1995: 215).

  Untuk memahami hal ini maka kita dapat mengukur dimensi-dimensi utama konsumen yaitu dimensi AIO. Dimensi yang pertama ialah Activities yang meliputi pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kegiatan sosial. Dimensi yang kedua ialah Interests yang meliputi makanan, mode, keluarga, rekreasi. Dimensi yang ketiga ialah Opinions yang meliputi mengenai diri mereka sendiri, masalah- masalah sosial, bisnis, produk.

  Beberapa perusahaan berusaha untuk mengembangkan klasifikasi mengenai gaya hidup. Yang paling banyak digunakan ialah values and lifestyles buatan SRI Consulting yang membagi konsumen menjadi delapan kelompok berdasarkan dua dimensi utama yaitu dimensi orientasi diri dan dimensi sumber membantu seseorang memperkuat identitas sosialnya. Terdapat tiga orientasi diri berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh values and lifestyles yaitu:

  1. Konsumen berorientasi prinsip membeli berdasarkan kriteria abstrak atau ideal dan bukan perasaan, emosi atau keinginan yang diterima oleh masyarakat.

  2. Konsumen berorientasi status berusaha mendapatkan posisi sosial yang jelas dan membeli berdasarkan pendapat orang lain.

  3. Konsumen berorientasi tindakan didorong oleh keinginan atas kegiatan, variasi dan pengambilan resiko.

  Dimensi sumber daya terbagi-bagi di dalam pendapatan, pendidikan, kesehatan, kepercayaan diri, tenaga dan faktor-faktor lain.

  Klasifikasi gaya hidup menurut VALS 2, yaitu terdapat 8 segmen konsumen VALS 2: (Kotler & Amstrong, 2001: 208)

  1. Actualizers : orang-orang yang sukses, modern, aktif, siap bekerja keras dengan pengakuan diri yang tinggi dan sumber daya yang melimpah.

  2. Fulfileds (berorientasi prinsip) : dewasa, merasa puas, memiliki informasi, reflektif dan yang paling jelas berpendidikan. Mereka adalah konsumen konservatif dan praktis yang menginginkan nilai, daya tahan dan kemanfaatan dalam produk yang mereka beli.

  3. Believers (berorientasi prinsip). Ini adalah orang-orang yang konservatif dan konvensional dengan kepercayaan yang konkrit berdasarkan pada nilai-nilai tradisional: keluarga, gereja, komunitas, dan negara. Sebagai konsumen mereka adalah konservatif dan biasa diduga, menyukai produk-produk Amerika dan merk-merk yang sudah mapan.

  4. Achievers (berorientasi status). Orang-orang dalam segmen ini sukses dan berorientasi kerja dan berusaha mengendalikan kehidupannya. Mereka menilai struktur, prediktabilitas, stabilitas, dan menyukai produk dan jasa yang sudah mapan.

  5. Stivers (berorientasi status). Mereka mencari informasi, definisi diri dan pengakuan dari dunia di sekeliling mereka. Mereka sangat memperhatikan opini dan pengakuan dari orang lain. Stivers bersifat impulsive dan mudah merasa bosan.

  6. Experiencers (berorientasi tindakan). Mereka adalah orang-orang yang antusias, impulsive, dan suka memberontak yang menginginkan variasi dan kegembiraan. Mereka menyukai latihan fisik, olah raga dan kegiatan sosial dan merupakan konsumen yang antusias terutama terhadap pakaian, musik, film bioskop, dan makanan cepat saji.

  7. Makers (berorientasi tindakan). Ini adalah orang-orang yang praktis dan mandiri dengan keahlian konstruktif. Mereka tinggal di dalam lingkungan keluarga tradisional, pekerjaan praktis, dan rekreasi fisik, tidak begitu berminat pada hal-hal lain.

  8. Strugalers. Mereka miskin, kurang terampil, berpendidikan rendah, beranjak tua, dan sangat mengkhawatirkan kesehatan. Mereka sering putus asa, pasif dan sangat memperhatikan keamanan.

  Gaya hidup merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam memilih dan mengambil keputusan untuk prinsip hidupnya karena itu gaya hidup seseorang dapat menjadi simbol prestise dalam sistem stratifikasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang meurut Wirth adalah: (Daldjoeni, 1982: 71).

  1. Jumlah manusia Semakin banyak manusianya semakin bermunculan kegiatan-kegiatan dan lembaga-lembaga baru yang dibuat manusia.

  2. Kepadatan Kepadatan ini yang mendorong kegiatan-kegiatan seleksi seperti kebugaran, time zone, dan arena permainan.

  3. Heterogenitas Munculnya relasi yang segmentasi orang yang mengenal seseorang tak secara utuh lagi, akan tetapi perhatian tertentu saja. Ini disebabkan segmentasi bersifat universal heterogenitas, yang mengakibatkan munculnya gejala universal heterogenitas yang mengakibatkan munculnya depersonalisasi, yakni lunturnya kepribadian di mana ia menjadi penting secara individual saja. Gejala ini dalam proses selanjutnya akan menuju pada impersonalitas dari masyarakat modern.

  Banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan sebuah gaya hidup diantaranya adalah latar belakang budaya, agama, pendidikan, lingkungan sosial, tingkat kesejahteraan, sarana dan prasarana, atau wilayah tempat tinggal sering

  Menurut Redana (Ecstacy Gaya Hidup, 1997: 181) suatu perubahan gaya hidup dalam sebuah kebudayaan masyarakat melalui media masa (komunikasi) di mana media komunikasi merupakan bagian terpenting sebagai bagian dari wujud kebudayaan masa. Dalam dunia kebudayaan masa, konsumen memasuki, didatangi, atau terpaksa menerima berbagai lingkungan budaya lain secara perlahan atau cepat membawa mereka menjadi masyarakat transtruktural.

  Tawaran gaya hidup yang “wah” akan mendekonstruksi atau mengubah kebudayaan beserta pengertiannya lewat gemerlap iklan dan sihir-sihir program televisi, dan bukan melalui indoktrinasi kaku, pamflet, propaganda, pidato, penataran, atau yang lainnya.

  Menurut Redana (dalam Ibrahim, 1997: 181) perubahan dalam kebudayaan masa tersebut dapat terjadi semboyan secara besar-besaran dan perang besar-besaran untuk mendewakan kekuatan uang, kekuatan materi, dan perpacuan yang bukan saja menjadi orang kaya tetapi bagaimana tampil dan dihormati sebagai orang kaya, ini dapat dilihat pada:

  1. Tingkat konsumsi. Yang dikonsumsi masyarakat pada level ini bukan lagi berdasarkan nilai guna, nilai pakai, tetapi sesuatu yang disebut simbol.

  Simbol citra atau image menjadi sangat penting sehingga informasi dari media komunikasi tidak lagi sebagai alat atau modal tetapi sebagai produk.

  Adanya rumah produksi tidak lagi memproduksi barang tetapi memproduksi informasi tentang barang, citra tentang barang, sehingga dalam dunia sehari- hari mereka yang telah dikuasai simbol akan memproduksi dan mendistribusikan simbol tersebut sehingga mengklaim bahwa kebenaran hanya satu adanya.

  2. Orang rela membayar atau mengongkosi dengan mahal untuk kepentingan citra seperti produk-produk tertentu, makanan tertentu, bergaya tertentu, rekreasi tertentu. Dengan perubahan terutama pada gaya hidup tertentu ada ongkos sosial yang harus dibayar dalam arti seberapa banyak orang atau kelompok yang harus menderita dan menyingkir dari kemakmuran demi membiayai satu kelompok tertentu.

  Perubahan yang terjadi di atas merupakan perubahan yang mutakhir di Indonesia, bagaimana orang dilatih dan terobsesi dengan persoalan gaya hidup.

  Bukan hanya perempuan, lelaki pun pergi ke salon untuk merawat kuku. Sekolah yang disebut sekolah kepribadian merupakan sekolah yang melatih bagaimana orang-orang bisa makan sup dengan sopan dan akhir-akhir ini menjamur. Belum lagi fitness center yang merebak sampai ke kampung-kampung dan urusan diet untuk menjaga kelangsingan dan sebagainya.

  Pentingnya citra atau image cukup menyolok manifestasinya yang terjadi pada perubahan kebudayaan yaitu terjadinya jor-joran iklan, disain, aksesoris, toko dan plasa yang bukan main gemerlapnya, sehingga nyaris tak ada subkultur tandingan (counter sub cultur) yang secara terprogram dan disadari hendak dihadapkan pada iklan konsumentifisme dari kebudayaan material itu.

  Pada umumnya gaya hidup remaja masa kini bertujuan untuk sekedar memberikan hiburan dan menunjukkan bahwa identitas dirinya berbeda dengan yang lainnya, gaya hidup yang sering banyak dicontoh / ditiru adalah gaya hidup kota yang muncul dari produk kebudayaan popular seperti:

  1. Majalah-majalah trend remaja yaitu : Gadis, Hai, Aneka, Kawanku, dan lain- lain.

  2. Film-film import yang begitu mudah didapat dalam bioskop, tv maupun

  VCD

  3. Musik-musik barat beserta konser-konsernya yang selalu dilihatnya secara berkelompok atau individu

  4. Novel-novel atau bacaan ringan

  5. Aktivitas kelompok, seperti jalan-jalan di mall serta ikut senam aerobik dan lain-lain.

  Hal tersebut di atas dinamakan komunikasi masyarakat yang sekarang ini sedang berkembang, tetapi pada saat menyampaikan segala kebudayaan yang populer tersebut sebagai cermin dari masyarakat tidak memasukkan kenyataan, bahkan lebih banyak merefleksikan bayangan-bayangan yang diinginkan oleh masyarakat tersebut (Ibrahim, dalam Abar, 1998: 224).

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan indikator gaya hidup yang berhubungan dengan gaya berpakaian.

  Pengertian gaya (fad) berpakaian adalah gaya dalam cara berpakaian yang masa berlakunya bersifat sementara, dan berjangka waktu pendek.

  Gaya lahir dari keinginan untuk memperoleh dan mempertahankan status seseorang yang lain. Gaya akan hilang dengan sendirinya bila tidak lagi dipandang sesuatu yang baru. Semua ragam gaya berkembang dengan cepat selama dua atau tiga bulan kemudian menghilang.

  Pengertian mode (fashion) adalah gaya dalam cara berpakaian yang massa berlakunya bersifat sementara, kurang penting, jangka waktunya lebih singkat daripada gaya, serta kemunculannya cenderung bersiklus (Horton dan Hunt, 1992: 186).

  Mode lahir dari keinginan seseorang untuk menghias dirinya agar memiliki daya tarik seksual yang lebih memikat. Mode hanya penting dalam masyarakat yang bersistem kelas sosial, pada masyarakat yang homogen (tidak berdeferensiasi) tidak terdapat perbedaan mode karena semua orang berdandan dan berperilaku hampir sama. Mode hanya penting pada kelas sosial yang terbuka. Orang-orang kelas sosial menengah yang aktif adalah orang-orang yang paling memperhatikan mode.

  Penyebaran mode tidak selalu berawal dari kalangan elit, kemudian ditiru oleh kalangan kelas bawah tetapi dapat berawal dari tiap kelas sosial. Penyebaran mode terjadi karena orang-orang ingin mengikuti mode terakhir, melengkapi koleksi dengan berbagai macam model yang bersaing.

  Mode dapat nampak pada hampir semua aspek kehidupan yaitu kelompok tindak tanduk, kesenian, kesusasteraan, filsafat dan metodologi ilmu pengetahuan, tetapi tampak sangat menonjol pada aspek cara berpakaian dan cara berdandan. Mode tidak semata-mata menyangkut hal yang sepele atau hal yang aneh-aneh karena mode merefleksikan minat dan nilai-nilai masyarakat

B. Identifikasi Gaya Hidup

  Klasifikasi gaya hidup tidak dapat dianggap berlaku secara universal antara negara yang satu dengan negara yang lain dapat berbeda, antara wilayah yang satu dapat berbeda dengan wilayah yang lain. Harry Susianto dalam penelitiannya dalam mengidentifikasi gaya hidup anak muda Jakarta mendapatkan hasil sebagai berikut:

  1. Hura-hura Orang-orang yang selalu terlibat dengan orang lain, berjumlah 9%.

  2. Hedonis Orang-orang yang mengarahkan gaya hidupnya atau aktivitasnya untuk mencapai kenikmatan hidup, berjumlah 2%.

  3. Rumahan Orang-orang yang banyak menghabiskan waktunya di rumah, berjumlah 23%.

  4. Sportif Orang-orang yang cenderung berhati-hati dalam bertingkah-laku, berjumlah 21%.

  5. Orang untuk orang lain Orang-orang yang peka terhadap kebutuhan orang lain, berjumlah 15%.

  Tabel berikut ini memperlihatkan dimensi-dimensi utama yang digunakan dalam mengukur elemen AIO.

  

Tabel II.1

Dimensi AIO

Kegiatan Minat Pendapat Demografis

  Pekerjaan Keluarga Mereka sendiri Umur Hobi Rumah Isu-isu sosial Pendidikan

  Kejadian sosial Pekerjaan Plolitik Penghasilan Liburan Masyarakat Bisnis Pekerjaan Hiburan Rekreasi Ekonomi Ukuran keluarga

  Klub Mode Pendidikan Tempat tinggal Masyarakat Makanan Produk Geografi

  Belanja Media Masa depan Besar kota Olah raga prestasi Kebudayaan Tahap siklus hidup C.

   Tipikal Konsumen Gaya Hidup Terdapat dua macam tipikal konsumen terhadap produk gaya hidup.

  Yang pertama ialah konsumen yang mementingkan kualitas ketimbang harga dan yang kedua ialah konsumen yang lebih mengutamakan citra ketimbang yang lainya.

  Pada masa sekarang ini di mana masyarakat menjadi lebih konsumtif menyebabkan pemasar berusaha untuk mempertajam segmen pasar yang dimasukinya sehingga muncul segmen pasar berdasarkan psikografis. Pada segmen pasar ini banyak orang membedakan antara riset psikografis dan gaya hidup (lifesyle). Tetapi gaya hidup (lifesyle) merupakan bagian yang dominan dari dimensi psikografis manusia. Sejalan dengan perkembangan gaya hidup tersebut pemasar juga mengembangkan konsep lifesyle branding, di mana produk dilihat lebih dari sekedar memberi manfaat emosional tetapi juga pernyataan diri (self-expressive-benefit). Pemasar dalam mengembangkan

  1. Memperoleh keuntungan melalui pembentukan dan mempertahankan ikatan yang kuat, emosional dan jangka panjang dengan konsumennya.

  2. Membangun lifesyle brand dapat bermanfaat saat meluncurkan produk baru karena biaya lebih murah.

  3. Dapat mencapai ROI (Return On Investment) lebih cepat.

  4. Pengguna yang loyal akan menceritakan kepada orang lain mengenai keuntungan penggunaan suatu produk.

D. Pendapatan

  1. Pengertian Pendapatan

  Pendapatan yaitu jumlah barang dan jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang. Jika kita memperhatikan lingkungan di sekitar kita, maka akan terlihat betapa sibuknya orang bekerja. Hal ini dilakukan orang agar memperoleh imbalan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup suatu rumah tangga, maka sebuah keluarga harus berusaha agar memperoleh pemasukan sebagai sumber keuangan guna memenuhi kebutuhannya. Keduanya mempunyai pengertian yang sama yaitu besarnya arus uang dan barang masuk dalam suatu rumah tangga yang diperoleh dari sektor usaha baik formal maupun informal yang dinilai dengan satuan uang (rupiah).

  2. Bentuk Pendapatan

  Menurut biro pusat statistik pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga a. Pendapatan berupa uang

  b. Pendapatan berupa barang

  c. Pendapatan berupa uang dan barang Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontraprestasi. Sumber-sumber utama adalah gaji dan upah serta lain-lain balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari jumlah barang yang dipelihara di halaman rumah, investasi serta keuntungan sosial.

  Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang-barang dan jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi atau disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut. Demikian pula penerimaan barang secara cuma-cuma, penerimaan barang dan jasa dengan harga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang.

  Untuk penerimaan barang yang disepakati sebagai pedoman adalah segala penerimaan yang bersifat transfer atau retribusi dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga, misalnya penjualan barang-barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, penagihan utang, kiriman uang, menang judi dan lain-lain.

  Ketiga bentuk pendapatan tersebut dapat dirinci dalam kategori a. Pendapatan berupa uang 1) Dari gaji dan upah yang diperoleh

  a) Kerja pokok

  b) Kerja sampingan

  c) Kerja kadang-kadang 2) Dari usaha sendiri, yang meliputi

  a) Hasil bersih dari usaha sendiri

  b) Komisi

  c) Penjualan dari kerajinan rumah 3) Dari instansi yaitu pendapatan yang diperoleh dari hak milik rumah 4) Dari keuntungan sosial yaitu pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial b. Pendapatan berupa barang

  1) Bagian pembayaran upah dan gaji yang diwujudkan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan, rekreasi dan sebagainya 2) Penerimaan uang yang bukan merupakan pendapatan, yaitu :

  a) Pengambilan tabungan

  b) Penjualan barang-barang yang dipakai

  c) Penagihan utang

  d) Pinjaman uang

  e) Kiriman uang

  f) Hadiah h) Menang judi E.

   Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

  Perilaku konsumen perlu diketahui untuk menentukan strategi pemasaran yang akan dijalankan supaya produk yang ditawarkan bisa tepat sasaran dan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Analisis perilaku konsumen menyangkut kegiatan-kegiatan yang sulit diamati. Mempelajari perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli tetapi juga bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi macam apa barang dan jasa itu dibeli.

  Pengertian tentang perilaku konsumen yang diungkapkan oleh ahli (James F. Engel, Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniard, 1994: 3):

  Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan ini.

  Sedangkan American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen adalah pengaruh atau kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka (dalam Amirullah, 2002: 2).

  Menurut David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta, perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh atau dapat mempergunakan barang dan jasa (dalam Amirullah, 2002: 2).

  Dari definisi di atas ada dua elemen terpenting dalam perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan yang semua ini mencerminkan usaha konsumen dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhannya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Pembelian

  Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian adalah sebagai berikut: a. Faktor budaya

  1) Budaya 2) Sub budaya 3) Kelas sosial

  b. Faktor sosial 1) Kelompok acuan 2) Keluarga 3) Peran dan status

  c. Faktor pribadi 1) Usia dan tahap siklus hidup 2) Pekerjaan 3) Keadaan ekonomi 4) Gaya hidup d. Faktor psikologis 1) Motivasi 2) Persepsi 3) Pengetahuan 4) sikap 3.

   Perilaku Pembelian

  Menurut Philip Kotler (2002: 202) ada lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian, yaitu: a. Pencetus: seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk atau jasa.

  b. Pemberi pengaruh: seseorang yang dipandang sarannya mempengaruhi keputusan.