Analisis hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian produk fashion Planet Surf : studi kasus pada konsumen produk fashion Planet Surf Malioboro Mall Yogyakarta.

(1)

vii ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN PENDAPATAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TERHADAP PRODUK

FASHION PLANET SURF

Studi kasus pada konsumen produk fashion Planet Surf Malioboro Mall

Yogyakarta M. Fransiska Purwaningsih Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah gaya hidup dan pendapatan berhubungan dengan keputusan pembelian baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian dilakukan di Planet Surf Malioboro Mall pada bulan Oktober sampai November 2007. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen toko Planet Surf, sampel penelitian ini berjumlah 100 responden. Teknik pengambilan data menggunakan teknik kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment, uji t dengan taraf signifikan

05 , 0 =

α , dan Uji F dengan taraf signifikan α=0,05.

Hasil penelitian dengan uji t menunjukkan semua variabel independen memiliki hubungan dengan keputusan pembelian. Hasil penelitian dengan uji F menunjukkan bahwa semua variabel independen secara simultan berhubungan dengan keputusan pembelian konsumen. Pada koefisien determinasi menunjukkan hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian sebesar 0,66%.


(2)

viii ABSTRACT

AN ANALYSIS ON THE CORRELATION BETWEEN LIFE STYLE AND INCOME TOWARDS CONSUMER DECISION MAKING

OF PLANET SURF FASHION A Case Study on the consumer of Planet Surf

Malioboro Shopping Mall Jogjakarta

M. Fransiska Purwaningsih Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The purpose of this research was to know whether the life style and income related with consumer decision making partially or simultaneously. This research was carried out at Planet Surf Malioboro Shopping Mall Jogjakarta in October-November 2007. This research population was all of the consumer of Planet Surf. The sample size of this research was 100 respondents. The sampling technique used was Incidental Sampling Method. Data were collected through distributing questionnaires. Data analysis technique used were Product Moment correlation, t-test (two-tile) with level of significance α = 0,05, F-test with level of significance α = 0,05.

The result of research with t-test indicated that all of the independent variables related with consumer decision making. F-test result indicated that all of the independent variables simultaneously related with consumer decision making. The determination coefficient of indicated correlation between life style and income with consumer decision making was 66%.


(3)

i

ANALISIS HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN PENDAPATAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

FASHION PLANET SURF Studi kasus pada konsumen produk fashion

Planet Surf Malioboro Mall Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh:

M. Fransiska Purwaningsih 032214097

PROGRAM STUDI MANAJEMEN F A K U L T A S E K O N O M I

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit

kembali setiap kali kita jatuh.

- Confusius

Bangkitlah hati ku! Berjalanlah bersama sang fajar karena malam telah berlalu.

-Kahlil Gibran

Karya ini kupersembahkan untuk:

1.

Tuhan ku Yesus Kristus, karena pertolongan Nyalah skripsi ini bisa

diselesaikan.

2.

Keluarga yang selalu mendukungku dalam menyelesaikan skripsi ini.

3.

Teman- teman serta orang-orang yang mendukung dan menyayangi ku.


(7)

(8)

(9)

vii ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN PENDAPATAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TERHADAP PRODUK

FASHION PLANET SURF

Studi kasus pada konsumen produk fashion Planet Surf Malioboro Mall

Yogyakarta M. Fransiska Purwaningsih Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah gaya hidup dan pendapatan berhubungan dengan keputusan pembelian baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian dilakukan di Planet Surf Malioboro Mall pada bulan Oktober sampai November 2007. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen toko Planet Surf, sampel penelitian ini berjumlah 100 responden. Teknik pengambilan data menggunakan teknik kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment, uji t dengan taraf signifikan

05 , 0 =

α , dan Uji F dengan taraf signifikan α=0,05.

Hasil penelitian dengan uji t menunjukkan semua variabel independen memiliki hubungan dengan keputusan pembelian. Hasil penelitian dengan uji F menunjukkan bahwa semua variabel independen secara simultan berhubungan dengan keputusan pembelian konsumen. Pada koefisien determinasi menunjukkan hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian sebesar 0,66%.


(10)

viii ABSTRACT

AN ANALYSIS ON THE CORRELATION BETWEEN LIFE STYLE AND INCOME TOWARDS CONSUMER DECISION MAKING

OF PLANET SURF FASHION A Case Study on the consumer of Planet Surf

Malioboro Shopping Mall Jogjakarta

M. Fransiska Purwaningsih Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The purpose of this research was to know whether the life style and income related with consumer decision making partially or simultaneously. This research was carried out at Planet Surf Malioboro Shopping Mall Jogjakarta in October-November 2007. This research population was all of the consumer of Planet Surf. The sample size of this research was 100 respondents. The sampling technique used was Incidental Sampling Method. Data were collected through distributing questionnaires. Data analysis technique used were Product Moment correlation, t-test (two-tile) with level of significance α = 0,05, F-test with level of significance α = 0,05.

The result of research with t-test indicated that all of the independent variables related with consumer decision making. F-test result indicated that all of the independent variables simultaneously related with consumer decision making. The determination coefficient of indicated correlation between life style and income with consumer decision making was 66%.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya, maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyusun skripsi dengan judul Analisis hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian produk fashion Planet Surf. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada program studi Manajemen, jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini bisa selesai.

2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G. M. Si selaku ketua jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. Marianus Mochtar Modesir, M. M selaku dosen pembimbing I yang telah memberi arahan, bimbingan, kritikan, saran, masukan, serta bantuan yang tak terhingga banyaknya selalu proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hg. Suseno TW, M. S selaku dosen pembimbing II yang juga banyak memberi arahan, bimbingan dan masukan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.


(12)

x

6. Bapak Terry Prasetya selaku Area Manager Planet Surf yang bersedia memberi ijin penelitian kepada penulis.

7. Karyawan Planet Surf Malioboro Mall yang mau menerima dan membantu penulis selama proses penelitian.

8. Charlie yang selalu ada untuk mendampingi dan mendukungku.

9. My best friend (Henny dan Elvi) yang selalu ada untuk mendampingiku. 10.Orang tua dan kakak-kakak ku yang selalu mendukung dan mencintaiku. 11.Seluruh karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi Universita Sanata Dharma

yang telah banyak membantu dan melayani semua kebutuhan penulis baik selama kuliah maupun selama penyusunan skripsi ini.

12.Responden dan semua pihak yang tidak mungkin bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mohon kerelaan pembaca untuk memberi kritik, saran yang sifatnya membangun bagi terciptanya kesempurnaan skripsi ini. Atas perhatiannya penulis mengucapkan banyak terima kasih


(13)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Perusahaan ... 4

2. Bagi Penulis ... 5


(14)

xii

F. Hipotesis ... 5

G. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Pengertian Gaya Hidup ... 7

B. Identifikasi Gaya Hidup ... 15

C. Tipikal Konsumen Gaya Hidup ... 16

D. Pendapatan ... 17

E. Perilaku Konsumen ... 20

1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 20

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Pembelian ... 21

3. Perilaku Pembelian ... 22

F. Tipe-tipe Perilaku Keputusan Pembelian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

C. Subjek dan Objek ... 26

1. Subjek Penelitian ... 26

2. Objek Penelitian ... 27

D. Populasi dan Sampel ... 27

1. Populasi ... 27


(15)

xiii

E. Variabel Penelitian ... 28

F. Teknik Pengukuran Variabel ... 28

G. Data ... 30

1. Data Primer ... 30

2. Data Sekunder ... 30

H. Metode Pengumpulan Data ... 30

1. Kuesioner ... 31

2. Metode Observasi ... 31

3. Wawancara ... 31

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 31

1. Analisis Validitas ... 31

2. Analisis Reliabilitas ... 32

J. Teknik Analisa Data ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 39

A.Sejarah Perusahaan ... 39

B.Visi dan Misi ... 39

1. Visi... 39

2. Misi ... 39

C.Culture ... 40

D.Struktur Organisasi ... 42


(16)

xiv

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 43

A.Analisis Profil Responden ... 43

B.Pengujian Instrumen Penelitian ... 46

1. Pengujian Validitas ... 47

2. Pengujian Reliabilitas ... 48

C.Analisis Data ... 50

1. Hipoteis pertama ... 50

2. Hipotesis kedua ... 52

3. Hipotesis ketiga ... 54

D.Pembahasan ... 57

1. Hipotesis pertama ... 57

2. Hipotesis kedua ... 57

3. Hipotesis ketiga ... 58

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 59

A.Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

C. keterbatasan ... 60


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Dimensi AIO

Tabel II.2 Empat tipe perilaku pembelian

Tabel III.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment Tabel V.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel V.2 Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel V.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel V.4 Karakteristik responden berdasarkan pendapatan atau uang saku Tabel V.5 Karakteristik responden berdasarkan frekuensi belanja dalam

setahun

Tabel V.6 Karakteristik responden berdasarkan jumlah uang yang dibelanjakan pada sekali belanja

Tabel V.7 Hasil uji Validitas variabel independen gaya hidup Tabel V.8 Hasil uji Validitas vaiabel dependen keputusan pembelian Tabel V.9 Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai alpha

Tabel V.10 Hasil uji Reliabilitas variabel independen gaya hidup Tabel V.11 Hail uji Reliabilitas variabel dependen keputusan pembelian


(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat IjinPenelitian Lampiran II Kuisioner

Lampiran III Hasil Kuisioner

Lampiran IV Tabel frekuensi profil responden Lampiran V Analisis Validitas dan Reliabilitas Lampiran VI Analisis Data

Lampiran VII Distribusi t dan nilai-nilai r Product Moment Lampiran VIII Distribusi F


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masyarakat konsumen Indonesia mulai tumbuh beriringan dengan globalisasi ekonomi yang ditandai dengan menjamurnya pusat perbelanjaan

bergaya seperti shopping mall, industri mode atau fashion, industri

kecantikan, kawasan huni mewah, apartemen, real estate, gencarnya iklan barang-barang mewah, kegandrungan terhadap merk-merk asing, dan berbagai tawaran gaya hidup melalui iklan televisi.

Globalisasi industri media mancanegara mulai masuk ke Indonesia sejak akhir tahun 1990-an. Banyaknya majalah-majalah mode dan gaya hidup yang terbit dalam edisi khusus bahasa Indonesia menawarkan gaya hidup yang tidak mungkin terjangkau oleh kebanyakan masyarakat. Majalah-majalah yang diperuntukkan bagi pria dan wanita kelas menengah ke atas ini menanamkan nilai, cita rasa, dan gaya yang terlihat jelas dari kemasan, rubrik,

cover, dan slogan yang menawarkan fantasi hidup seperti “Be Smarter,

Richer, & Sexier!”. Begitu juga berkembangnya industri penerbitan majalah remaja yang menjadi target pertumbuhan industri gaya hidup. Majalah anak muda ini banyak menawarkan gaya hidup dengan budaya selera diseputar

perkembangan tren busana, problema gaul, shopping, dan acara mengisi


(20)

Dalam abad gaya hidup, penampilan adalah segalanya. Perhatian terhadap penampilan sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam sejarah. Urusan penampilan atau presentasi diri ini sudah lama menjadi perbincangan

sosiolog dan kritikus budaya. Erving Goffman, misalnya dalam The

Presentation of Self in Everyday Life (1959), mengemukakan bahwa kehidupan sosial terutama terdiri dari penampilan teatrikal yang diritualkan,

yang kemudian lebih dikenal dengan pendekatan dramaturgi (dramaturgical

approach). Yang dia maksudkan adalah bahwa kita bertindak seolah-olah di atas sebuah panggung. Bagi Goffman, berbagai penggunaan ruang, barang-barang, bahasa tubuh, ritual interaksi sosial tampil untuk memfasilitasi kehidupan sosial sehari-hari.

Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern atau biasa juga disebut modernitas. Maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya (Kotler, 2002:192). Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menerapkan suatu gagasan mengenai gaya hidup tanpa perlu menjelaskan apa yang kita maksud; dan mungkin sulit menemukan gambaran mengenai hal-hal yang merujuk pada pada gaya hidup. Oleh karena itu, gaya hidup membantu memahami apa yang orang lakukan, mengapa mereka melakukannya, dan apakah yang mereka lakukan bermakna bagi dirinya maupun orang lain.


(21)

3

Gaya hidup berkaitan dengan bagaimana seseorang membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk membentuk image inilah, dibutuhkan simbol-simbol tertentu yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Simbol yang di maksud adalah jenis benda yang harus dimiliki dan yang lebih penting adalah mereknya.

Selain gaya hidup, faktor sumber daya dalam hal ini adalah pendapatan juga sangat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Dimana tingkat pendapatan sangat menentukan daya beli seseorang. Orang yang berpendapatan tinggi cenderung mengkonsumsi barang-barang dengan merk terkenal, sedang orang yang dengan penghasilan pas-pasan membeli barang berdasar apa yang dibutuhkan.

Banyak pemasar menggunakan konsep gaya hidup dan faktor sumber daya sebagai dasar untuk memahami perubahan nilai konsumen dan bagaimana hubungannya dengan keputusan pembelian seseorang. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil topik

“ANALISIS HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN

PENDAPATAN DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FASHION PLANET SURF”.

B. Rumusan Masalah

Pengambilan keputusan pembelian setiap konsumen berbeda, tergantung dari gaya hidup dan tingkat pendapatan masing-masing. Gaya


(22)

hidup itu sendiri bertujuan bagaimana seseorang ingin dipersepsikan oleh orang lain dalam masyarakat berkaitan dengan status sosialnya. Berdasarkan masalah tersebut maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah gaya hidup berhubungan dengan keputusan pembelian?

2. Apakah pendapatan berhubungan dengan keputusan pembelian?

3. Apakah gaya hidup dan pendapatan secara simultan berhubungan dengan

keputusan pembelian?

C. Batasan Masalah

Untuk mempersempit dan membatasi produk atau barang apa saja

yang menjadi bahan penelitian maka penulis meneliti produk pakaian Planet

Surf dan faktor yang diteliti adalah gaya hidup dan tingkat pendapatan

dengan keputusan pembelian konsumen produk fashion Planet Surf malioboro

Mall.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian konsumen

produk fashion Planet Surf Malioboro Mall.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan


(23)

5

Sebagai masukan dalam memasarkan produk ke konsumen melalui riset konsumen kemudian dari riset ini bisa ditentukan segmentasi pasar, target pasar, serta strategi pemasaran yang efektif.

2. Bagi Penulis

Sebagai penerapan ilmu yang telah didapat di kampus dalam kegunaannya sebagai pembanding teori yang di dapat di bangku kuliah dengan pelaksaan penelitian pada konsumen.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan akan memperkaya khasanah kepustakaan dibidang perilaku konsumen bagi Universitas Sanata Dharma.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan dapat menuntun penyelidikan selanjutnya (Umar, 2001:104). Berdasarkan perumusan masalah maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara gaya hidup dengan keputusan pembelian.

2. Ada hubungan antara pendapatan dengan keputusan pembelian.

3. Secara simultan terdapat hubungan antara gaya hidup dan pendapatan


(24)

G. Sistematika Penulisan

Keseluruhan penulisan skripsi ini terdiri dari 6 bab dengan pembahasannya sebagai berikut. Dalam bab pendahuluan akan dikemukakan Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Hipotesis, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan dan Sistematika Penulisan.

Dalam bab ke 2 yaitu Landasan Teori dikemukakan secara rinci studi pustaka yang berisi teori-teori yang mendukung analisis permasalahan, dan membahas pengertian perilaku konsumen, gaya hidup dan pendapatan.

Dalam bab ke 3 yaitu Metodologi Penelitian dikemukakan tentang jenis lokasi dan waktu, objek dan subjek, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik sampling dan pengujian hipotesis.

Dalam bab ke 4 yaitu Gambaran Umum Perusahaan dikemukakan tentang sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi, culture, struktur organisasi serta produk-produk yang dipasarkan.

Dalam bab ke 5 yaitu bab yang berbicara mengenai Hasil Penelitian dan Pembahasan dikemukakan tentang analisis profil responden dan pembahasan dari hasil perhitungan data.

Sedangkan dalam bab ke 6 atau penutup dikemukakan Kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran dari penulis yang diambil dari analisis dan pembahasan yang mungkin berguna sebagai bahan masukan bagi perusahaan maupun bagi pembaca.


(25)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Gaya Hidup

Media massa sangat kuat didalam memberikan pengaruh pada gaya hidup seseorang karena banyak hal yang bisa diperoleh dari media massa tersebut. Media massa pada saat ini dalam hal isinya sudah mulai mempengaruhi gaya hidup sebagian remaja kita, hal ini dikarenakan adanya faktor psikologis, pendidikan konsumtifisme yang dapat membuat orang untuk terus bermimpi.

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diungkapkan dalam kegiatan minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup melukiskan “keseluruhan orang” tersebut yang berinteraksi dalam lingkupnya. (Philip Kotler, 1995: 215).

Untuk memahami hal ini maka kita dapat mengukur dimensi-dimensi utama konsumen yaitu dimensi AIO. Dimensi yang pertama ialah Activities yang meliputi pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kegiatan sosial. Dimensi yang kedua ialah Interests yang meliputi makanan, mode, keluarga, rekreasi. Dimensi yang ketiga ialah Opinions yang meliputi mengenai diri mereka sendiri, masalah-masalah sosial, bisnis, produk.

Beberapa perusahaan berusaha untuk mengembangkan klasifikasi mengenai gaya hidup. Yang paling banyak digunakan ialah values and lifestyles

buatan SRI Consulting yang membagi konsumen menjadi delapan kelompok berdasarkan dua dimensi utama yaitu dimensi orientasi diri dan dimensi sumber daya. Dimensi orientasi diri menggambarkan pola sikap dan kegiatan yang


(26)

membantu seseorang memperkuat identitas sosialnya. Terdapat tiga orientasi diri berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh valuesand lifestyles yaitu:

1. Konsumen berorientasi prinsip membeli berdasarkan kriteria abstrak atau ideal dan bukan perasaan, emosi atau keinginan yang diterima oleh masyarakat.

2. Konsumen berorientasi status berusaha mendapatkan posisi sosial yang jelas dan membeli berdasarkan pendapat orang lain.

3. Konsumen berorientasi tindakan didorong oleh keinginan atas kegiatan, variasi dan pengambilan resiko.

Dimensi sumber daya terbagi-bagi di dalam pendapatan, pendidikan, kesehatan, kepercayaan diri, tenaga dan faktor-faktor lain.

Klasifikasi gaya hidup menurut VALS 2, yaitu terdapat 8 segmen konsumen VALS 2: (Kotler & Amstrong, 2001: 208)

1. Actualizers : orang-orang yang sukses, modern, aktif, siap bekerja keras dengan pengakuan diri yang tinggi dan sumber daya yang melimpah.

2. Fulfileds (berorientasi prinsip) : dewasa, merasa puas, memiliki informasi, reflektif dan yang paling jelas berpendidikan. Mereka adalah konsumen konservatif dan praktis yang menginginkan nilai, daya tahan dan kemanfaatan dalam produk yang mereka beli.

3. Believers (berorientasi prinsip). Ini adalah orang-orang yang konservatif dan konvensional dengan kepercayaan yang konkrit berdasarkan pada nilai-nilai tradisional: keluarga, gereja, komunitas, dan negara. Sebagai konsumen


(27)

9

mereka adalah konservatif dan biasa diduga, menyukai produk-produk Amerika dan merk-merk yang sudah mapan.

4. Achievers (berorientasi status). Orang-orang dalam segmen ini sukses dan berorientasi kerja dan berusaha mengendalikan kehidupannya. Mereka menilai struktur, prediktabilitas, stabilitas, dan menyukai produk dan jasa yang sudah mapan.

5. Stivers (berorientasi status). Mereka mencari informasi, definisi diri dan pengakuan dari dunia di sekeliling mereka. Mereka sangat memperhatikan opini dan pengakuan dari orang lain. Stivers bersifat impulsive dan mudah merasa bosan.

6. Experiencers (berorientasi tindakan). Mereka adalah orang-orang yang antusias, impulsive, dan suka memberontak yang menginginkan variasi dan kegembiraan. Mereka menyukai latihan fisik, olah raga dan kegiatan sosial dan merupakan konsumen yang antusias terutama terhadap pakaian, musik, film bioskop, dan makanan cepat saji.

7. Makers (berorientasi tindakan). Ini adalah orang-orang yang praktis dan mandiri dengan keahlian konstruktif. Mereka tinggal di dalam lingkungan keluarga tradisional, pekerjaan praktis, dan rekreasi fisik, tidak begitu berminat pada hal-hal lain.

8. Strugalers. Mereka miskin, kurang terampil, berpendidikan rendah, beranjak tua, dan sangat mengkhawatirkan kesehatan. Mereka sering putus asa, pasif dan sangat memperhatikan keamanan.


(28)

Gaya hidup merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam memilih dan mengambil keputusan untuk prinsip hidupnya karena itu gaya hidup seseorang dapat menjadi simbol prestise dalam sistem stratifikasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang meurut Wirth adalah: (Daldjoeni, 1982: 71).

1. Jumlah manusia

Semakin banyak manusianya semakin bermunculan kegiatan-kegiatan dan lembaga-lembaga baru yang dibuat manusia.

2. Kepadatan

Kepadatan ini yang mendorong kegiatan-kegiatan seleksi seperti kebugaran, time zone, dan arena permainan.

3. Heterogenitas

Munculnya relasi yang segmentasi orang yang mengenal seseorang tak secara utuh lagi, akan tetapi perhatian tertentu saja. Ini disebabkan segmentasi bersifat universal heterogenitas, yang mengakibatkan munculnya gejala universal heterogenitas yang mengakibatkan munculnya depersonalisasi, yakni lunturnya kepribadian di mana ia menjadi penting secara individual saja. Gejala ini dalam proses selanjutnya akan menuju pada impersonalitas dari masyarakat modern.

Banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan sebuah gaya hidup diantaranya adalah latar belakang budaya, agama, pendidikan, lingkungan sosial, tingkat kesejahteraan, sarana dan prasarana, atau wilayah tempat tinggal sering ikut menentukan pilihan seseorang atas gaya hidup tertentu (Intisari, 2005: 4).


(29)

11

Menurut Redana (Ecstacy Gaya Hidup, 1997: 181) suatu perubahan gaya hidup dalam sebuah kebudayaan masyarakat melalui media masa (komunikasi) di mana media komunikasi merupakan bagian terpenting sebagai bagian dari wujud kebudayaan masa. Dalam dunia kebudayaan masa, konsumen memasuki, didatangi, atau terpaksa menerima berbagai lingkungan budaya lain secara perlahan atau cepat membawa mereka menjadi masyarakat transtruktural. Tawaran gaya hidup yang “wah” akan mendekonstruksi atau mengubah kebudayaan beserta pengertiannya lewat gemerlap iklan dan sihir-sihir program televisi, dan bukan melalui indoktrinasi kaku, pamflet, propaganda, pidato, penataran, atau yang lainnya.

Menurut Redana (dalam Ibrahim, 1997: 181) perubahan dalam kebudayaan masa tersebut dapat terjadi semboyan secara besar-besaran dan perang besar-besaran untuk mendewakan kekuatan uang, kekuatan materi, dan perpacuan yang bukan saja menjadi orang kaya tetapi bagaimana tampil dan dihormati sebagai orang kaya, ini dapat dilihat pada:

1. Tingkat konsumsi. Yang dikonsumsi masyarakat pada level ini bukan lagi berdasarkan nilai guna, nilai pakai, tetapi sesuatu yang disebut simbol. Simbol citra atau image menjadi sangat penting sehingga informasi dari media komunikasi tidak lagi sebagai alat atau modal tetapi sebagai produk. Adanya rumah produksi tidak lagi memproduksi barang tetapi memproduksi informasi tentang barang, citra tentang barang, sehingga dalam dunia sehari-hari mereka yang telah dikuasai simbol akan memproduksi dan


(30)

mendistribusikan simbol tersebut sehingga mengklaim bahwa kebenaran hanya satu adanya.

2. Orang rela membayar atau mengongkosi dengan mahal untuk kepentingan citra seperti produk-produk tertentu, makanan tertentu, bergaya tertentu, rekreasi tertentu. Dengan perubahan terutama pada gaya hidup tertentu ada ongkos sosial yang harus dibayar dalam arti seberapa banyak orang atau kelompok yang harus menderita dan menyingkir dari kemakmuran demi membiayai satu kelompok tertentu.

Perubahan yang terjadi di atas merupakan perubahan yang mutakhir di Indonesia, bagaimana orang dilatih dan terobsesi dengan persoalan gaya hidup. Bukan hanya perempuan, lelaki pun pergi ke salon untuk merawat kuku. Sekolah yang disebut sekolah kepribadian merupakan sekolah yang melatih bagaimana orang-orang bisa makan sup dengan sopan dan akhir-akhir ini menjamur. Belum lagi fitness center yang merebak sampai ke kampung-kampung dan urusan diet untuk menjaga kelangsingan dan sebagainya.

Pentingnya citra atau image cukup menyolok manifestasinya yang terjadi pada perubahan kebudayaan yaitu terjadinya jor-joran iklan, disain, aksesoris, toko dan plasa yang bukan main gemerlapnya, sehingga nyaris tak ada subkultur tandingan (counter sub cultur) yang secara terprogram dan disadari hendak dihadapkan pada iklan konsumentifisme dari kebudayaan material itu.

Pada umumnya gaya hidup remaja masa kini bertujuan untuk sekedar memberikan hiburan dan menunjukkan bahwa identitas dirinya berbeda dengan


(31)

13

yang lainnya, gaya hidup yang sering banyak dicontoh / ditiru adalah gaya hidup kota yang muncul dari produk kebudayaan popular seperti:

1. Majalah-majalah trend remaja yaitu : Gadis, Hai, Aneka, Kawanku, dan lain-lain.

2. Film-film import yang begitu mudah didapat dalam bioskop, tv maupun VCD

3. Musik-musik barat beserta konser-konsernya yang selalu dilihatnya secara berkelompok atau individu

4. Novel-novel atau bacaan ringan

5. Aktivitas kelompok, seperti jalan-jalan di mall serta ikut senam aerobik dan lain-lain.

Hal tersebut di atas dinamakan komunikasi masyarakat yang sekarang ini sedang berkembang, tetapi pada saat menyampaikan segala kebudayaan yang populer tersebut sebagai cermin dari masyarakat tidak memasukkan kenyataan, bahkan lebih banyak merefleksikan bayangan-bayangan yang diinginkan oleh masyarakat tersebut (Ibrahim, dalam Abar, 1998: 224).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan indikator gaya hidup yang berhubungan dengan gaya berpakaian.

Pengertian gaya (fad) berpakaian adalah gaya dalam cara berpakaian yang masa berlakunya bersifat sementara, dan berjangka waktu pendek.

Gaya lahir dari keinginan untuk memperoleh dan mempertahankan status seseorang yang lain. Gaya akan hilang dengan sendirinya bila tidak lagi


(32)

dipandang sesuatu yang baru. Semua ragam gaya berkembang dengan cepat selama dua atau tiga bulan kemudian menghilang.

Pengertian mode (fashion) adalah gaya dalam cara berpakaian yang massa berlakunya bersifat sementara, kurang penting, jangka waktunya lebih singkat daripada gaya, serta kemunculannya cenderung bersiklus (Horton dan Hunt, 1992: 186).

Mode lahir dari keinginan seseorang untuk menghias dirinya agar memiliki daya tarik seksual yang lebih memikat. Mode hanya penting dalam masyarakat yang bersistem kelas sosial, pada masyarakat yang homogen (tidak berdeferensiasi) tidak terdapat perbedaan mode karena semua orang berdandan dan berperilaku hampir sama. Mode hanya penting pada kelas sosial yang terbuka. Orang-orang kelas sosial menengah yang aktif adalah orang-orang yang paling memperhatikan mode.

Penyebaran mode tidak selalu berawal dari kalangan elit, kemudian ditiru oleh kalangan kelas bawah tetapi dapat berawal dari tiap kelas sosial. Penyebaran mode terjadi karena orang-orang ingin mengikuti mode terakhir, melengkapi koleksi dengan berbagai macam model yang bersaing.

Mode dapat nampak pada hampir semua aspek kehidupan yaitu kelompok tindak tanduk, kesenian, kesusasteraan, filsafat dan metodologi ilmu pengetahuan, tetapi tampak sangat menonjol pada aspek cara berpakaian dan cara berdandan. Mode tidak semata-mata menyangkut hal yang sepele atau hal yang aneh-aneh karena mode merefleksikan minat dan nilai-nilai masyarakat pada kurun waktu tertentu.


(33)

15

B. Identifikasi Gaya Hidup

Klasifikasi gaya hidup tidak dapat dianggap berlaku secara universal antara negara yang satu dengan negara yang lain dapat berbeda, antara wilayah yang satu dapat berbeda dengan wilayah yang lain. Harry Susianto dalam penelitiannya dalam mengidentifikasi gaya hidup anak muda Jakarta mendapatkan hasil sebagai berikut:

1. Hura-hura

Orang-orang yang selalu terlibat dengan orang lain, berjumlah 9%. 2. Hedonis

Orang-orang yang mengarahkan gaya hidupnya atau aktivitasnya untuk mencapai kenikmatan hidup, berjumlah 2%.

3. Rumahan

Orang-orang yang banyak menghabiskan waktunya di rumah, berjumlah 23%.

4. Sportif

Orang-orang yang cenderung berhati-hati dalam bertingkah-laku, berjumlah 21%.

5. Orang untuk orang lain

Orang-orang yang peka terhadap kebutuhan orang lain, berjumlah 15%. Tabel berikut ini memperlihatkan dimensi-dimensi utama yang digunakan dalam mengukur elemen AIO.


(34)

Tabel II.1 Dimensi AIO

Kegiatan Minat Pendapat Demografis

Pekerjaan Keluarga Mereka sendiri Umur

Hobi Rumah Isu-isu sosial Pendidikan

Kejadian sosial Pekerjaan Plolitik Penghasilan

Liburan Masyarakat Bisnis Pekerjaan

Hiburan Rekreasi Ekonomi Ukuran keluarga

Klub Mode Pendidikan Tempat tinggal

Masyarakat Makanan Produk Geografi

Belanja Media Masa depan Besar kota

Olah raga prestasi Kebudayaan Tahap siklus hidup

C. Tipikal Konsumen Gaya Hidup

Terdapat dua macam tipikal konsumen terhadap produk gaya hidup. Yang pertama ialah konsumen yang mementingkan kualitas ketimbang harga dan yang kedua ialah konsumen yang lebih mengutamakan citra ketimbang yang lainya.

Pada masa sekarang ini di mana masyarakat menjadi lebih konsumtif menyebabkan pemasar berusaha untuk mempertajam segmen pasar yang dimasukinya sehingga muncul segmen pasar berdasarkan psikografis. Pada segmen pasar ini banyak orang membedakan antara riset psikografis dan gaya hidup (lifesyle). Tetapi gaya hidup (lifesyle) merupakan bagian yang dominan dari dimensi psikografis manusia. Sejalan dengan perkembangan gaya hidup tersebut pemasar juga mengembangkan konsep lifesyle branding, di mana produk dilihat lebih dari sekedar memberi manfaat emosional tetapi juga pernyataan diri (self-expressive-benefit). Pemasar dalam mengembangkan


(35)

17

1. Memperoleh keuntungan melalui pembentukan dan mempertahankan ikatan yang kuat, emosional dan jangka panjang dengan konsumennya.

2. Membangun lifesyle brand dapat bermanfaat saat meluncurkan produk baru karena biaya lebih murah.

3. Dapat mencapai ROI (Return On Investment) lebih cepat.

4. Pengguna yang loyal akan menceritakan kepada orang lain mengenai keuntungan penggunaan suatu produk.

D. Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan yaitu jumlah barang dan jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang. Jika kita memperhatikan lingkungan di sekitar kita, maka akan terlihat betapa sibuknya orang bekerja. Hal ini dilakukan orang agar memperoleh imbalan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup suatu rumah tangga, maka sebuah keluarga harus berusaha agar memperoleh pemasukan sebagai sumber keuangan guna memenuhi kebutuhannya. Keduanya mempunyai pengertian yang sama yaitu besarnya arus uang dan barang masuk dalam suatu rumah tangga yang diperoleh dari sektor usaha baik formal maupun informal yang dinilai dengan satuan uang (rupiah).

2. Bentuk Pendapatan

Menurut biro pusat statistik pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk (Mulyanto S dan Hans Ever, 1982:92):


(36)

a. Pendapatan berupa uang b. Pendapatan berupa barang

c. Pendapatan berupa uang dan barang

Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontraprestasi. Sumber-sumber utama adalah gaji dan upah serta lain-lain balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari jumlah barang yang dipelihara di halaman rumah, investasi serta keuntungan sosial.

Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang-barang dan jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi atau disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut. Demikian pula penerimaan barang secara cuma-cuma, penerimaan barang dan jasa dengan harga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang.

Untuk penerimaan barang yang disepakati sebagai pedoman adalah segala penerimaan yang bersifat transfer atau retribusi dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga, misalnya penjualan barang-barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, penagihan utang, kiriman uang, menang judi dan lain-lain.

Ketiga bentuk pendapatan tersebut dapat dirinci dalam kategori sebagai berikut (Sumardi dan Hans Dieter Evers, 1982:13) :


(37)

19

a. Pendapatan berupa uang

1) Dari gaji dan upah yang diperoleh a) Kerja pokok

b) Kerja sampingan c) Kerja kadang-kadang

2) Dari usaha sendiri, yang meliputi a) Hasil bersih dari usaha sendiri b) Komisi

c) Penjualan dari kerajinan rumah

3) Dari instansi yaitu pendapatan yang diperoleh dari hak milik rumah 4) Dari keuntungan sosial yaitu pendapatan yang diperoleh dari kerja

sosial

b. Pendapatan berupa barang

1) Bagian pembayaran upah dan gaji yang diwujudkan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan, rekreasi dan sebagainya

2) Penerimaan uang yang bukan merupakan pendapatan, yaitu : a) Pengambilan tabungan

b) Penjualan barang-barang yang dipakai c) Penagihan utang

d) Pinjaman uang e) Kiriman uang f) Hadiah g) Warisan


(38)

h) Menang judi

E. Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen perlu diketahui untuk menentukan strategi pemasaran yang akan dijalankan supaya produk yang ditawarkan bisa tepat sasaran dan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Analisis perilaku konsumen menyangkut kegiatan-kegiatan yang sulit diamati. Mempelajari perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli tetapi juga bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi macam apa barang dan jasa itu dibeli.

Pengertian tentang perilaku konsumen yang diungkapkan oleh ahli (James F. Engel, Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniard, 1994: 3):

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan ini.

Sedangkan American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen adalah pengaruh atau kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka (dalam Amirullah, 2002: 2).

Menurut David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta, perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu


(39)

21

secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh atau dapat mempergunakan barang dan jasa (dalam Amirullah, 2002: 2).

Dari definisi di atas ada dua elemen terpenting dalam perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan yang semua ini mencerminkan usaha konsumen dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhannya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Pembelian

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian adalah sebagai berikut:

a. Faktor budaya 1) Budaya 2) Sub budaya 3) Kelas sosial b. Faktor sosial

1) Kelompok acuan 2) Keluarga

3) Peran dan status c. Faktor pribadi

1) Usia dan tahap siklus hidup 2) Pekerjaan

3) Keadaan ekonomi 4) Gaya hidup


(40)

d. Faktor psikologis 1) Motivasi 2) Persepsi 3) Pengetahuan 4) sikap

3. Perilaku Pembelian

Menurut Philip Kotler (2002: 202) ada lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian, yaitu:

a. Pencetus: seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk atau jasa.

b. Pemberi pengaruh: seseorang yang dipandang sarannya mempengaruhi keputusan.

c. Pengambil keputusan: seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan pembelian; apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli, dan di mana akan membeli.

d. Pembeli: orang yang akan melakukan pembelian sesungguhnya.

e. Pemakai: seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang bersangkutan.

F. Tipe-tipe Perilaku Keputusan Pembelian

Ketika konsumen melakukan pembelian pada umumnya akan terjadi banyak perbedaan dengan konsumen yang lain. Hal ini terjadi karena melibatkan banyak pertimbangan pembelian dan lebih banyak konsumen. Jenis perilaku


(41)

23

pembelian konsumen dapat dibedakan menjadi empat berdasarkan derajat keterlibatan pembeli dan derajat perbedaan antara berbagai merek. (Kotler, 2001 : 202)

Tabel II.2

Empat tipe perilaku pembeli

Keterlibatan tinggi Keterlibatan rendah Perbedaan merek yang

signifikan

Perilaku pembelian yang kompleks

Perilakupembelian mencari variasi Sedikit perbedaan

merek

Perilaku pembelian mengurangi disonansi

Perilaku pembelian menurut kebiasaan Keterangan tabel:

1. Perilaku pembelian yang kompleks

Perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi bercirikan keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli dan adanya perbedaan pandangan yang signifikan antara mereka yang satu dengan yang lain. Pembelian-pembelian dengan keterlibatan tinggi meliputi produk atau jasa yang secara psikologis penting bagi konsumen karena dapat memenuhi kebutuhan sosial atau pribadinya. Konsumen mengambil resiko sosial apabila keluarganya atau teman-temannya mengatakan bahwa pembelian tersebut tidak tepat selain itu juga resiko keluarga yang berhubungan dengan produk yang tidak memuaskan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka konsumen mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan produk yang ingin dibeli sehingga dapat menimbulkan kesalahan pembelian. Pada umumnya konsumen akan melalui proses pembelajaran untuk mengembangkan kepercayaan mengenai produk tersebut sehingga akhirnya tumbuh kesetiaan pada suatu mereka tertentu (brand loyalty) dan


(42)

jarang berpaling untuk memilih produk yang lain. Dengan melihat hal tersebut para pemasar perusahaan harus menciptakan perbedaan-perbedaan pada produk yang dihasilkannya dengan cara menjelaskan keunggulan yang mereka miliki kepada konsumen, memotivasi penjual dan pembeli untuk mempengaruhi pilihan merek akhir.

2. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakcocokan (disonansi)

Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakcocokan ialah perilaku konsumen dalam situasi bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan di antara merek-mereka yang ada. Keterlibatan yang tinggi ini berdasarkan kenyataan bahwa pembelian terhadap suatu produk tersebut bersifat mahal, jarang dan beresiko.

3. Perilaku pembelian menurut kebiasaan

Perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek-merek yang ada. Perilaku konsumen tidak melewati urutan keyakinan, sikap, perilaku yang biasa. Konsumen langsung mengambil suatu proses keputusan pembelian tanpa berpikir terlalu banyak karena sudah merasa percaya akan produk yang dibelinya sehingga tampak bahwa konsumen tidak mencari informasi mengenai produk yang ingin dibelinya dan tidak mengevaluasi kelebihan atau kekurangan produk tersebut.

4. Perilaku membeli yang mencari variasi

Perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen tetapi perbedaan di antara mereka dianggap besar.


(43)

25

Konsumen tidak memiliki suatu kepercayaan terhadap salah satu atau beberapa macam merek. Pada umumnya konsumen mencoba-coba suatu produk yang baru, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengalihan penggunaan terhadap suatu merek tertentu oleh konsumen. Pengalihan mereka ini terjadi karena dengan alasan untuk mencari variasi lain yang ditawarkan produk lain, mungkin karena bosan atau ingin rasa yang berbeda bukan karena ketidakpuasan terhadap suatu produk.

Proses keputusan pembelian:

Keterangan:

1. Identifikasi masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi.

3. Evaluasi alternatif

Konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sadar dan rasional. 4. Keputusan pembelian

Konsumen memutuskan jadi atau tidak melakukan pembelian. 5. Perilaku pasca pembelian:

Konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Identifikasi

masalah

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pas-ca pembelian


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah studi kasus yang mana penelitian tersebut memusatkan diri secara intensif pada individu yang memiliki kekurangan, kelemahan, ketidakseimbangan untuk diperbaiki (Nawawi, 1998: 31). Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian kuantitatif bersifat studi kasus yang menggambarkan suatu keadaan atau mengungkapkan suatu masalah sesuai keadaan sebenarnya dari subjek yang diteliti yaitu hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian produk fashion

Planet Surf.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian : Penelitian dilakukan di Planet Surf Malioboro Mall 2. Waktu Penelitian : Oktober sampai November 2007

C. Subjek dan Objek

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah konsumen produk fashion

Planet Surf Malioboro Mall.


(45)

27

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian pokok dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah keputusan pembelian pada konsumen produk fashion Planet Surf.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiono ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

2. Sampel

Menurut Sugiono (Sugiono, 2001:73) sampel ialah bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian, artinya sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili seluruh populasi dengan demikian sampel juga dapat dikatakan sebagai bagian individu yang diselidiki dan sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan insidental sampling (incidental sampling methods ) yaitu pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan kedalam sampel dilakukan secara kebetulan saja dengan catatan bahwa sampel tersebut bersifat representatif atau mewakili populasi. Konsumen yang diambil sebagai sampel adalah konsumen Planet Surf Malioboro Mall Yogyakarta yang


(46)

terdapat atau dijumpai dilokasi penelitian (Sugiono ,1999:77). Besarnya sampel yang diambil adalah 100 responden, hal ini berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang terlalu besar.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu karakteristik, ciri, sifat, watak, milik atau keadaan yang melekat pada beberapa subjek, orang atau barang yang dapat berbeda-beda intensitasnya, banyaknya atau kategorinya (Soehardi Sigit, 2003: 37).

Variabel yang ada dalam penelitian ini adalah variabel independen dan dependen.

1. Variabel dependent:

Keputusan pembelian yaitu berbagai pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk.

2. Variabel independent:

a. Gaya hidup yaitu pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam minat, aktivitas, dan opininya.

b. Pendapatan yaitu jumlah barang dan jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang.

F. Teknik Pengukuran Variabel


(47)

29

a. Gaya hidup

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert yaitu memberi penilaian terhadap jawaban.

Metode penilaian:

Penilaian Skor SS : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

b. Pengukuran tingkat pendapatan

Tingkat pendapatan diukur dengan menggunakan jumlah rupiah yang diterima oleh masing-masing konsumen selama periode tertentu (dalam hal ini bulanan) sebagai upah, gaji, sewa bunga, deviden, dan lain sebagainya.

2. Variabel terikat

a. Keputusan pembelian

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert yaitu memberi penilaian terhadap jawaban.


(48)

Metode penilaian:

Penilaian Skor SS : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

G. Data

Data merupakan sejumlah informasi yang menjelaskan mengenai karakteristik dari suatu objek (orang dan benda) untuk keperluan penelitian (Widayat dan Amirullah, 2002: 65).

1. Data Primer

Informasi yang diperoleh dari sumber pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat, hasil dari wawancara/pengisian kuesioner yang dilakukan oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk seperti tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika disgunakan oleh orang lain.

H. Metode Pengumpulan Data

Penulis menggunakan metode penelitian analisis kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan data, mengolah data, serta menganalisis data agar dapat tersusun sistematis, terarah dan sesuai dengan masalah penelitian.


(49)

31

Jenis-jenis metode pengumpulan data:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

2. Metode Observasi

Observasi meliputi kegiatan pencatatan pola perilaku orang, objek dan kejadian-kejadian dalam suatu cara sistematis untuk mendapatkan informasi tentang fenomena-fenomena yang diminati. Metode observasi dapat dilakukan secara terstruktur/tidak terstruktur, tersembunyi atau terang-terangan.

3. Wawancara

Metode wawancara merupakan metode yang memberi pertanyaan baik terstruktur maupun tak terstruktur kepada sampel dari populasi dan dirancang untuk memperoleh informasi dari responden.

I. Teknik Pengujian Instrumen

1. Analisis Validitas

Analisis validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur benar-benar cocok atau sesuai sebagai alat ukur yang diinginkan (Salamah Wahyuni 1993: 42). Analisis validitas menggunakan rumus korelasi product moment (Sugiono 1999: 182), yaitu:


(50)

r =

[

2 2

][

2 2

]

) y ( y n . ) x ( x n y x xy n

∑ ∑

− − di mana:

r = koefisien korelasi sederhana x = gaya hidup

y = keputusan pembelian n = jumlah sampel

Besarnya rxy dihitung menggunakan korelasi dengan taraf signifikansi 5%.

Di mana jika rhitung > rtabel maka instrumen penelitian yang digunakan

dinyatakan valid.

2. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur konsisten atau memiliki kemantapan dalam penggunaannya, baik ditinjau dari waktu kewaktu maupun dari kondisi satu dengan kondisi yang lain (Sumarni & Wahyuni, 2006:49). Menurut Umar (2003:87) semakin kecil kesalahan pengukuran, maka makin reliabel alat pengukur. Sebaliknya jika makin besar kesalahan pengukuran maka semakin tidak reliabel alat pengukur tersebut. Besar kecil kesalahan pengukuran dapat diketahui antara lain dari nilai korelasi antara hasil pengukuran pertama dan kedua. Ada cukup banyak teknik untuk mengukur reliabilitas dan salah satunya adalah teknik Alpha Cronbach yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat reliabilitas dalam penelitian ini. Teknik Alpha Cronbach ini mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1-0, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 10 atau


(51)

0-33

100 atau bentuk skala 1-3, 1-5 dan 1-7 dan seterusnya dapat menggunakan koefisien alpha cronbach, adapun rumusnya seperti berikut:

=

2

2 11

1

1

t b

k

k

r

σ

σ

Keterangan: 11

r = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pernyataan

2 t

σ = Varian total

2 b

σ = Jumlah varian butir

Untuk mengetahui daftar pertanyaan atau kuesioner (kumpulan dari item pertanyaan yang valid) reliabel atau tidak maka dilakukan pengujian terhadap koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Suatu daftar pertanyaan atau scale dinyatakan reliabel jika memiliki koefisien reliabilitas Alpha Cronbach > 0,60.

J. Teknik Analisa Data

1. Untuk menguji hipotesis pertama, yang menyatakan ada hubungan antara gaya hidup dengan keputusan pembelian, maka digunakan rumus koefisien korelasi product moment (Sugiono, 1999: 182) sebagai berikut:

r =

[

2 2

][

2 2

]

) ( . ) (

∑ ∑

− − y y n x x n y x xy n


(52)

di mana:

r = koefisien korelasi antara gaya hidup dan keputusan pembelian X = gaya hidup

Y = keputusan pembelian n = jumlah sampel

Nilai koefisien korelasi dapat bervariasi dari –1 sampai dengan 1.

r = 1 berarti kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang sempurna dan positif. Jika r mendekati 1 berarti hubungan kedua variabel sangat kuat dan positif.

r = -1 berarti kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang sempurna dan negatif. Jika r mendekati –1 hubungan kedua variabel sangat kuat dan negatif.

Langkah selanjutnya memberikan interpretasi koefisien korelasi dengan menggunakan pedoman sebagai berikut (Sugiyono 1999: 183):

Tabel III.1

Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment

Interval Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup kuat

0,60 – 0,799 Kuat


(53)

35

Untuk menguji signifikansi korelasi di atas dengan rumus uji t (Wapolle, 1986: 188).

t = 2

1 2

r n r

− −

Keterangan:

r = koefisien korelasi n = sampel

r2 = koefisien determinasi t = nilai t hitung

Untuk menguji signifikansi r yaitu: a. Dengan menentukan hipotesis:

H0 = Tidak ada hubungan antara gaya hidup dengan keputusan

pembelian.

H1 = Ada hubungan antara gaya hidup dengan keputusan pembelian.

b. Menentukan level of significance:

Level signifikansi sebesar 5% dan derajat kebebasan n-2.

c. Perbandingan nilai t hitung dengan nilai t tabel dengan ketentuan: Jika H0 diterima maka t hitung < t tabel.

Jika H0 ditolak maka t hitung > t tabel.

2. Untuk menguji hipotesis kedua, yang menyatakan ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan keputusan pembelian maka digunakan rumus koefisien korelasi product moment (Sugiyono, 1999: 182) sebagai berikut:


(54)

r =

[

2 2

][

2 2

]

) y ( y n . ) x ( x n y x xy n

∑ ∑

− − di mana:

r = koefisien korelasi antara pendapatan dan keputusan pembelian X = pendapatan

Y = keputusan pembelian n = jumlah sampel

Nilai koefisien korelasi dapat bervariasi antara –1 sampai dengan 1.

r = 1 berarti kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang sempurna dan positif. Jika r mendekati 1 berarti hubungan kedua variabel sangat kuat dan positif.

r = -1 berarti kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang sempurna dan negatif. Jika r mendekati –1 hubungan kedua variabel sangat kuat dan negatif.

Langkah selanjutnya memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi dengan menggunakan pedoman pada Tabel III.1.

Untuk menguji signifikansi korelasi di atas dengan rumus t (Supranto, 2001: 72).

t = 2

1 2 r n r − − Keterangan:

r = koefisien korelasi n = sampel


(55)

37

r2 = koefisien determinasi t = nilai t hitung

Untuk menguji signifikansi r yaitu: a. Dengan menentukan hipotesis:

H0 = Tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan keputusan

pembelian.

H1 = Ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan keputusan

pembelian.

b. Menentukan level of significance:

Level signifikansi sebesar 5% dan derajat kebebasan n-2.

c. Perbandingan nilai t hitung dengan nilai t tabel dengan ketentuan: Jika H0 diterima maka t hitung < t tabel.

Jika H0 ditolak maka t hitung > t tabel.

3. Untuk menguji hipotesis ketiga, yang menyatakan ada hubungan antara gaya hidup dan pendapatan secara simultan dengan keputusan pembelian maka digunakan rumus koefisien korelasi ganda (Sugiyono, 1999: 182) sebagai berikut: 2 12 12 2 1 2 2 1 2 1,2 r 1 r ry ry 2 -y r y r ) Ry( − + = di mana:

Ry12 = koefisien korelasi antara variabel gaya hidup dan pendapatan


(56)

ry1 = koefisien korelasi antara variabel gaya hidup dengan keputusan

pembelian

ry2 = koefisien korelasi antara variabel pendapatan dengan keputusan

pembelian

r12 = koefisien korelasi antara gaya hidup dan pendapatan dengan

keputusan pembelian

Langkah selanjutnya memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi dengan menggunakan pedoman pada Tabel III.1.

Kemudian untuk membuktikan bahwa hipotesis dapat diterima atau tidak diadakan pengujian hipotesis dengan tingkat signifikan 5%, untuk menguji signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda digunakan uji F, yaitu:

(

n k 1

)

2 R 1 k 2 r Fh − − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = Keterangan:

R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel Kriteria pengujiannya adalah:

a. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel, berarti tidak ada hubungan uji signifikan

dari variabel independen terhadap variabel dependen.

b. H0 diterima jika Fhitung > Ftabel, berarti ada hubungan uji signifikan dari


(57)

39

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Planet Surf berpusat di Bali dan bernaung di bawah pimpinan PT. PLANET SELANCAR MANDIRI dengan alamat:

Jl. Mertasari No 7 Kerobokan – Kuta Bali 80361 (Kantor Bali)

Ruko Taman Palem Lestari Blok E 22-23, Cengkareng, Jakarta barat (Kantor Jakarta)

Pendiri sekaligus Owner Planet Surf adalah Bapak Bruno Tjahjono.

Untuk kota Yogyakarta, Planet Surf pertama kali berdiri di Galeria Mall Jl. Jend. Sudirman, pada 31 Januari 1997. Selanjutnya disusul dengan dibukanya cabang-cabang lain seperti Planet Surf Malioboro dan Plaza Ambarukmo.

B. Visi dan Misi

1. Visi

“Menembus Batas Meraih Bintang Di Dunia Surfing Indonesia”

2. Misi

a. Team Work Sinergy


(58)

Menyiapkan struktur organisasi yang jelas dan membangun infrastruktur yang mendukung pencapaian Team Work Sinergy untuk memperoleh produktivitas yang maksimum.

b. On Time Information

Menyiapkan infrastruktur yang menunjang perusahaan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara tepat waktu dan tepat guna.

c. Provide The Best

Mendorong dan melatih seluruh karyawan dan perangkat yang diperlukan untuk dapat memberikan pelayanan terbaik dan kecepatan serta ketepatan layanan terbaik.

C. Culture

Adapun culture Planet Surf adalah “HIGH FIVE

1. Hard and Smart Working

Kami siap bekerja dengan tekun, teliti dan jeli.

Improvement:

Kami bertekad untuk selalu meningkatkan mutu dan cara kerja serta sumbang sumbang saran yang inovatif setiap saat.


(59)

41

2. Great Attitude

Kami mengutamakan kepentingan perusahaan diatas kepentingan individu, serta mendahulukan kewajiban sebelum menuntut hak.

3. Honest and Responsible

Kami menjunjung tinggi iman, kejujuran, dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaa.

4. Fight Like a Tiger Win Like Champion

Kami siap berjuang dengan semangat yang tinggi dan selalu berjiwa pemenang.

5. Integrity

Kami siap bahu-membahu dalam kerja sama tim untuk menyelesaikan pekerjaan dan pemecahan masalah.

6. Viva Vision and Mission

Kami siap terus-menerus memberi kontribusi yang terbaik untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

7. Efficient, Effective and enterpreneur

Kami siap melaksanakan pekerjaan secara tepat sasaran dan efisien, menuju enterpreneur skill agar mandiri.


(60)

D. Struktur Organisasi

PT PLANET SELANCAR MANDIRI

E. Produk-produk yang dipasarkan

Planet Surf menawarkan berbagai jenis fashion seperti jeans, T-shirt, kemeja, dan berbagai aksesoris seperti dompet, topi, tas, belt, jam tangan, sendal, dan sebagainya. Produk yang ditawarkan ditujukan untuk segmen kelas atas, terdiri dari merk-merk seperti: Billabong, Hurley, Insight, Ripcurl, Roxy, Rusty, Spyderbilt, Volcom, Quicksilver, Globe, dan Planet Surf.

DIRECTOR

GENERAL MANAGER FINANCE ACCOUNTING & IT

GENERAL MANAGER SALES, OPERATION & HRGA

REA

M ERCHAINDI

F INANCE &

IT MANAGER HR & GA


(61)

43

BAB V

ANALISIS DATA

A. Analisis Profil Responden

Profil dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan pengelompokkan responden dalam kategori-kategori seperti jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, dan pendapatan atau uang saku setiap bulan.

1.Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel V.1

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Responden Persentase

Laki-laki 51 responden 51%

Perempuan 49 responden 49%

Total 100 responden 100%

Sumber: data primer diolah

Dilihat dari data yang diperoleh pengelompokkan berdasarkan jenis kelamin, yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 51 orang atau 51% dari 100 responden yang diteliti, sisanya sebanyak 49 orang atau 49% berjenis kelamin perempuan. 2.Profil Responden berdasarkan Usia

Tabel V.2

Karakteristik responden berdasarkan usia

Kelompok usia Responden Persentase

Dibawah 20 tahun 25 responden 25%

20 sampai 25 tahun 51 responden 51%

Lebih dari 25 tahun 24 responden 24%

TOTAL 100 responden 100%

Sumber: data primer diolah

Pengelompokkan responden berdasarkan usia, responden yang masuk dalam kelompok usia kurang dari 20 tahun berjumlah 25 orang atau 25% dari 100


(62)

responden, responden yang masuk kelompok usia antara 20 sampai 25 tahun berjumlah 51 orang atau 51% dari 100 responden merupakan jumlah responden yang terbesar, dan kelompok usia lebih dari 25 tahun berjumlah 24 orang atau 24% dari 100 responden.

3. Profil responden berdasarkan pekerjaan

Tabel V.3

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Responden Persentase

Mahasiswa/pelajar 63 responden 63%

Pegawai Negeri 2 responden 2%

Pegawai Swasta 14 responden 14%

Wiraswasta 14 responden 14%

Ibu rumah tangga 7 responden 7%

TOTAL 100 responden 100%

Sumber: data primer diolah

Pengelompokan responden berdasarkan pekerjaan, responden yang berstatus mahasiswa atau pelajar berjumlah 63 respoden atau 63%, responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri 2 orang atau 2% dari 100 responden, responden yang bekerja sebagai pegawai swasta berjumlah 14 orang atau 14% dari 100 responden, responden yang bekerja sebagai wiraswasta berjumlah 14 orang 22% dari 100 responden, dan responden ibu rumah tangga 7 orang atau 7% dari 100 responden.

4.Profil responden berdasar pendapatan/uang saku

Tabel V.4

Karakteristik responden berdasarkan pendapatan atau uang saku

Pendapatan Responden Persentase

Kurang dari Rp.2000.000;00 40 responden 40%

Antara Rp.2000.000;00 - Rp 4.000.000;00 58 responden 58%

Lebih dari Rp.4000.000;00 2 responden 2%

TOTAL 100 responden 100%


(63)

45

Dalam penelitian ini dari data yang diperoleh bahwa responden yang pendapatannya kurang dari Rp.2000.000 berjumlah 40 responden atau 40% dari 100 responden. Jumlah responden dengan pendapatan antara Rp.2000.000 sampai Rp.4000.000 sebesar 58 responden atau 58% dari 100 responden. Dan kelompok pendapatan lebih dari Rp.4000.000 berjumlah 2 responden atau 2% dari 100 responden.

5.Profil responden berdasarkan frekuensi belanja dalam setahun

Tabel V.5

Karakteristik responden berdasarkan frekuensi belanja

Frekuensi responden Persentase

Kurang dari 3 kali 31 responden 31%

Antara 3 sampai 5 kali 46 responden 46%

Antara 6 sampai 8 kali 20 responden 20%

Lebih dari 8 kali 3 responden 3%

TOTAL 100 responden 100%

Sumber: data primer diolah

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian, diketahui bahwa jumlah responden yang berbelanja kurang dari 3 kali dalam setahun sebesar 31 responden atau 31% dari 100 responden. Responden yang menjawab kelompok frekuensi belanja antara 3 sampai 5 kali berjumlah 46 responden atau 46% dari 100 responden, responden yang berbelanja antara 6 sampai 8 kali dalam setahun berjumlah 20 responden atau 20% dari 100 responden. Dan responden yang berbelanja lebih dari 8 kali dalam stahun berjumlah 3 responden atau 3% dari 100 responden.


(64)

6.Profil responden berdasarkan jumlah uang yang dibelanjakan pada sekali belanja

Tabel V.6

Karakteristik responden berdasarkan jumlah uang yang dibelanjakan pada sekali belanja

Jumlah uang belanja responden Persentase

Antara Rp 150.000;00 – Rp 300.000;00 53 responden 53%

Antara Rp 301.000;00 – Rp 450.000;00 20 responden 20%

Antara Rp 451.000,00 – Rp 600.000;00 13 responden 13%

Antara Rp 601.000;00 – Rp 750.000;00 5 responden 5%

Lebih dari Rp 750.000;00 9 responden 9%

TOTAL 100 responden 100%

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa jumlah uang yang dibelanjakan antara Rp.150.000;00 sampai Rp.300.000;00 sebanyak 53 responden atau 53% dari 100 responden. Kelompok jumlah uang belanja kisaran antara Rp.301.000;00 sampai Rp. 450.000;00 sebanyak 20 responden atau 20% dari 100 responden. Responden yang membelanjakan uang antara antara Rp.451.000,00 sampai Rp.600.000;00 berjumlah 13 responden atau 13% dari 100 responden, kelompok jumlah uanga yang dibelanjakan antara Rp.601.000;00 sampai Rp.750.000;00 sebesar 5 responden. Dan responden dengan jumlah uang yang dibelajakan untuk fashion Planet Surf lebih dari Rp.750.000;00 berjumlah 9 orang atau 9 % dari 100 responden.

B.Pengujian Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini pengujian instrumennya menggunakan pengujian validitas dan pengujian reliabilitas sebagai alat ukur terhadap 30 responden yang mengisi kuesioner bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu instrumen penelitian


(65)

47

yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 15.00 for windows sebagai berikut:

1. Pengujian Validitas

Pengujian validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang digunakan variabel bebas dalam penelitian ini (gaya hidup) dalam kuesioner dapat diukur secara tepat atau tidak dengan menggunakan validitas instrumen ini, Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari masing-masing item dengan skor total dengan menggunakan teknik korelasi

product moment dengan tingkat signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil pengujiannya menggunakan bantuan software SPSS 15.00 for windows dengan melihat tabel Item Total Statistic pada kolom Corrected Item Total Correlation

(lampiran) dan rhitung terkoreksi dengan melihat tabel Correlations pada kolom

total (lampiran V) sebagai berikut:

Tabel V.7

Hasil Uji Validitas Variabel Independen gaya hidup Item

pertanyaan

r hitung r tabel Status

1 0,568 0,361 Valid

2 0,476 0,361 Valid

3 0,688 0,361 Valid

4 0,514 0,361 Valid

5 0,580 0,361 Valid

6 0,611 0,361 Valid

7 0,681 0,361 Valid

8 0,496 0,361 Valid

9 0,489 0,361 Valid

10 0,532 0,361 Valid


(66)

Berdasarkan hasil uji validitas di atas menunjukkan bahwa instrumen penelitian untuk variabel gaya hidup dinyatakan valid, dapat lihat bahwa hasil dari kesebelas item pertanyaan rhitung lebih besar dibanding rtabel atau rhitung > rtabel,

sehingga instrumen dapat dipakai dalam penelitian, karena hasil pengukurannya mampu mengukur dengan tepat apa yang ingin dianalisis dalam penelitian ini.

Tabel V.8

Hasil Uji Validitas Variabel Dependen (keputusan pembelian) Item

pertanyaan

r hitung r tabel Status

1 0,626 0,361 Valid

2 0,588 0,361 Valid

3 0,572 0,361 Valid

4 0,700 0,361 Valid

5 0,397 0,361 Valid

6 0,496 0,361 Valid

7 0,384 0,361 Valid

8 0,432 0,361 Valid

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa instrumen penelitian untuk variabel keputusan pembelian dinyatakan valid, dapat dilihat bahwa dari kedelapan item pertanyaan hasil rhitung lebih besar dibanding rtabel atau rhitung > rtabel, sehingga

instrumen dapat dipakai dalam penelitian, karena hasil pengukuran mampu mengukur dengan tepat apa yang ingin dianalisis dalam penelitian ini.

2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah item pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner reliabel atau tidak. Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan


(67)

49

alphahitung dengan nilai alpha sebesar 0,60, apabila alphahitung > nilai alpha 0,60

dan alphahitung bernilai positif maka item pertanyaan yang digunakan adalah

reliabel dan begitu juga sebaliknya apabila alphahitung < nilai alpha 0,60 dan

alphahitung bernilai negatif maka item pertanyaan yang digunakan adalah tidak

reliabel. Tingkat reliabilitas diukur berdasarkan skala alpha dari 0 sampai 1, ukuran kemantapan alpha dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel V.9

Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s/d 0,20 Sangat Tidak Mantap

0,00 s/d 0,40 Tidak Mantap

0,00 s/d 0,60 Cukup Mantap

0,00 s/d 0,80 Mantap

0,00 s/d 1,00 Sangat Mantap

Berikut hasil pengujiannya menggunakan bantuan software SPSS 15.00 for windows dengan melihat tabel Reliability Statistic pada kolom Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items (Lampiran V).

Tabel V.10

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independen Gaya Hidup

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

0,862 0,865 11

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data pada tabel di atas, maka dapat dinyatakan reliabel karena nilai alphahitung > nilai alpha 0,60. Dalam


(68)

item yang ada pada variabel gaya hidup adalah reliabel dan memiliki tingkat reliabilitas kategori sangat mantap.

Tabel V.11

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independen Keputusan Pembelian

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

0,808 0,808 8

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data pada tabel di atas, maka dapat dinyatakan reliabel karena nilai alphahitung > nilai alpha 0,60. Dalam

analisis koefisien reliabilitas alphahitung 0,808 > nilai alpha0,60, maka semua item

yang ada pada variabel keputusan membeli adalah reliabel dan memiliki tingkat reliabilitas kategori sangat mantap.

C. Analisis Data

1. hipotesis pertama:

“Ada hubungan antara gaya hidup dengan keputusan pembelian produk

fashion Planet Surf”. a. Menentukan H0 dan H1

H0 : Tidak ada hubungan antara gaya hidup dengan keputusan pembelian. H1 : Ada hubungan antara gaya hidup dengan keputusan pembelian. b. Mencari nilai korelasi untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup

dengan keputusan pembelian. Korelasi menunjukan hubungan antara dua variabel yaitu variabel x (keputusan pembelian) sebagai variabel


(69)

51

Rxy =

[

2 2

][

2 2

]

) ( .

)

(

∑ ∑

− −

y y

n x x

n

y x xy n

Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,756. Dari hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa antara gaya hidup dengan keputusan pembelian mempunyai hubungan yang positif.

c. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang signifikan, maka dilakukan pengujian terhadap r tersebut dengan menggunakan uji t yaitu sebagai berikut:


(70)

Apabila thitung > ttabelmaka terdapat hubungan yang signifikan, sebaliknya

apabila thitung< ttabelmaka tidak terdapat hubungan yang signifikan. Uji t

dilakukan dengan menggunakan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan n-2. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 11,4

sedangkan ttabel sebesar 1,9845 artinya nilai thitung > ttabel, hal ini

menunjukkan bahwa nilai r yang diperoleh menunujukkkan hubungan yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya hidup dengan keputusan pembelian. Dalam hal ini berarti H1 diterima dan H0 ditolak.

2. Hipotesis kedua:

“Ada hubungan antara pendapatan dengan keputusan pembelian terhadap produk

fashion Planet Surf”: a. Menentukan H0 dan H1

H0 : tidak ada hubungan antara pendapatan dengan keputusan pembelian. H1 : ada hubungan antara pendapatan dengan keputusan pembelian.

b. Mencari nilai korelasi untuk mengetahui hubungan antara pendapatan dengan keputusan pembelian. Teknik korelasi ini untuk menunjukkan hubungan antara dua variabel yaitu variabel x2 (pendapatan) sebagai variabel


(71)

53

dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment sebagai berikut:

Rxy =

[

2 2

][

2 2

]

) ( .

)

(

∑ ∑

− −

y y

n x x

n

y x xy n

Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahuibahwa nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,734 Dari hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa antara pendapatan dengan keputusan pembelian mempunyai hubungan yang positif.

c. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang signifikan, maka dilakukan pengujian terhadap nilai r tersebut dengan menggunakan uji t yaitu:


(72)

Ketentuan:

Apabila thitung > ttabel maka terdapat hubungan yang signifikan, sebaliknya

apabila thitung< ttabelmaka tidak terdapat hubungan yang signifikan. Dari hasil

perhitungan diperoleh thitung sebesar 10,7 sedangkan ttabel sebesar 1,9845

artinya nilai thitung> ttabel,hal ini menunjukkan bahwa nilai r yang diperoleh

menunujukkan hubungan yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pendapatan dengan keputusan pembelian. Dalam hal ini berarti H1 diterima dan H0 ditolak.

3. Hipotesis ketiga:

“Ada hubungan secara simultan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian produk fashion Planet Surf”.

a. Menentukan H0 dan H1

H0 : secara simultan tidak terdapat hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian produk fashion Planet Surf.

H1 : secara simultan terdapat hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian produk fashion Planet Surf.


(73)

55

b. Mencari nilai korelasi untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian. Teknik korelasi ini untuk menunjukkan hubungan antara tiga variabel yaitu variabel x1 (gaya hidup)

dan x2 (pendapatan) sebagai variabel independen dan variabel y (keputusan

pembelian) sebagai variabel dependen, dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasi ganda product moment sebagai berikut:

Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang signifikan, maka dilakukan pengujian terhadap nilai R tersebut dengan menggunakan uji F yaitu:


(74)

 

Kriteria adalah:

Apabila Fhitung > Ftabel maka terdapat hubungan yang signifikan, sebaliknya

apabila Fhitung < Ftabel maka tidak terdapat hubungan yang signifikan.Dari

hasil perhitungan diperoleh Fhitung sebesar 94,28 sedangkan ttabel sebesar 3,090

artinya nilai Fhitung> Ftabel,hal ini menunjukkan bahwa nilai r yang diperoleh

menunujukkan hubungan yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian. Dalam hal ini berarti H1 diterima dan H0 ditolak.


(75)

57

D. Pembahasan

1. Hipotesis pertama

Berdasarkan analisa data diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara gaya hidup dengan keputusan pembelian produk

fashion Planet Surf. Nilai r yang diperoleh sebesar 0,756 dan koefisien determinasi = r2 = 0,5715, yang artinya bahwa keputusan pembelian produk

fashion Planet Surf berhubungan dengan gaya hidup sebesar 57%. Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor psikografis yaitu gaya hidup, dimana produk dilihat lebih dari sekedar memberi manfaat emosional tetapi juga memberi manfaat pernyataan diri (self- exprensive-benefit). Uji hipotesis yang diperoleh nilai thitung = 11,5 berarti hubungan tersebut positif dan

signifikan karena nilai thitung lebih besar dari ttabel =1,9845. Dengan demikian

H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Hipotesis kedua

Berdasarkan analisa data yang dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pendapatan dengan keputusan pembelian produk fashion

Planet Surf. Diketahui nilai r = 0,734, dan koefisien determinasi = r2 = 0,5387 yang artinya adalah keputusan pembelian produk fashion Planet Surf berhubungan dengan tingkat pendapatan sebesar 53%. Artinya jumlah uang yang diterima seseorang mempengaruhi pola konsumsinya, misalnya orang yang dengan pendapatan pas-pasan akan membelanjakan uangnya berdasarkan kebutuhan. Sedangkan orang yang mempunyai pendapatan tinggi cenderung


(76)

membeli barang-barang bermerk yang merupakan simbol status dan citra diri. Uji hipotesis yang diperoleh nilai thitung= 10,7 berarti hubungan tersebut positif

dan signifikan karena nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel = 1,9845. Dengan

demikian H0 ditolak dan H1 diterima yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara pendapatan dan keputusan pembelian produk fashion Planet Surf.

3. Hipotesis ketiga

Berdasarkan analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian produk fashion Planet Surf. Dapat dilihat dari nilai R = 0,812 yang artinya bahwa hubungan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian produk fashion Planet Surf adalah positif dan hubungannya sangat kuat. Hubungan tersebut dipengaruhi oleh aktivitas, minat, dan opini masing-masing konsumen yang membentuk gaya hidup tertentu, kemudian didukung oleh pendapatan atau daya beli konsumen sehingga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Uji hipotesis yang diperoleh nilai Fhitung = 94,28 berarti

hubungan tersebut positif dan signifikan karena nilai Fhitung lebih besar dari

Ftabel =3,090 dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima yaitu ada hubungan

yang positif dan signifikan antara gaya hidup dan pendapatan dengan keputusan pembelian produk fashion Planet Surf.


(77)

59

BAB VI

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang sudah dilakukan tentang hubungan gaya hidup dan pendapatan pada produk fashion Planet Surf, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengolahan data dari 100 responden, yang dominan adalah kelompok mahasiswa atau pelajar sebanyak 63%, laki –laki dan wanita, berusia antara 20 – 25 tahun, pendapatan atau uang saku antara Rp 2.000.0000;00 sampai Rp.4.000.000;00, dan jumlah uang yang dibelanjakan untuk fashion Planet surf antara Rp.150.000; sampai dengan Rp 300.000;00.

2. Berdasarkan hasil uji signifikan variabel yang mempunyai hubungan yang paling kuat dengan keputusan membeli adalah gaya hidup thitung11,4 ≥ ttabel1,9845 atau

rhitung pada p value 0,00≤ 0,05, dikarenakan produk fashion Planet Surf

menggambarkan identitas diri berdasarkan merk dan trend yang ditawarkan, sehingga konsumen melakukan pembelian berdasarkan manfaat pernyataan diri.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang sudah ada, maka penulis mencoba memberikan saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pemasar produk

fashion Planet Surf. Pada penelitian ini gaya hidup merupakan variabel yang mempunyai hubungan yang kuat dengan keputusan pembelian. Untuk itu


(78)

sebaiknya pihak pemasar dapat memperhatikan hal-hal berikut untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memasarkan produk fashionnya, yaitu:

1. Pemasar harus dapat mengembang konsep lifestyle branding, dimana sebuah produk dilihat lebih dari sekedar memberikan manfaat emosional tetapi juga memberikan manfaat pernyataan diri (self-expensive-benefit).

2. Peningkatan penjualan dapat dilakukan melalui segmentasi psikografis dan demografis, dengan target pasarnya adalah pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan segmentasi diatas, pemasar dapat menentukan promosi yang tepat, untuk meningkat penjualan.

C. Keterbatasan

Penelitian ini masih jauh dari sempurna, dan memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan seperti:

1. Keterbatasan kemampuan dari peneliti terutama disebabkan oleh belum adanya pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian sebelumnya.

2. Responden sebagai sumber utama memiliki kemungkinan untuk melakukan kesalahan dalam mengisi kuisioner yang dikarenakan kurangnya konsentrasi. 3. Dasar teori yang digunakan sebagai landasan teori dianggap masih belum cukup

untuk menjelaskan topik penelitian ini. Maka untuk penelitian mendatang diharapkan dapat memperluas wawasan dan dasar teori yang digunakan.

4. Berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga dan biaya membuat penelitian terhadap obyek terlalu sempit dengan jumlah sampel yang terbatas.


(79)

(80)

               

LAMPIRAN I

Surat Ijin Penelitian


(81)

(82)

LAMPIRAN II

Kuisioner


(1)

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF B Std. Error 1 (Constant) 12,213 1,964 6,218 ,000

pendapatan

1,94E-006 ,000 ,408 5,020 ,000 ,532 1,881 gaya hidup ,354 ,060 ,477 5,877 ,000 ,532 1,881 a Dependent Variable: keputusan beli


(2)

LAMPIRAN VII


(3)

(4)

(5)

LAMPIRAN VIII

Distribusi F


(6)