Pengelolaan dalam Implementasi Rencana T
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Pengelolaan dalam Implementasi
Perpres KSN Danau Toba dan Sekitarnya
Oleh:
Direktur Tata Ruang dan Pertanahan
Medan, November 2014
Kerangka Pembahasan
2
1
• Definisi,
Peran,
dan
Fungsi
KSN
2
• KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
3
• Kebijakan
Nasional
4
• Koordinasi
Penataan
Ruang
5
• Pendekatan
Kerja
Sama
dalam
Penataan
Ruang
Daerah
6
• Integrasi
RTR
dengan
RP
7
• Penutup
KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN)
DEFINISI
PERAN
3
Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,
pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan
dunia.
Rencana Tata Ruang KSN berperan sebagai perangkat operasional dari
RTRWN serta alat koordinasi pelaksanaan pembangunan di kawasan
strategis nasional.
FUNGSI RTR KSN berfungsi sebagai pedoman untuk:
1. Penyusunan Rencana Pembangunan KSN.
2. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan
perkembangan antar wilayah provinsi dan kabupaten/kota, serta
keserasian antar sektor di KSN.
3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di KSN.
4. Penentuan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di KSN.
5. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota di KSN.
6. Pengelolaan KSN.
7. Perwujudan keterpaduan rencana pengembangan kawasan di luar KSN
dengan KSN
KSN DANAU TOBA DAN SEKITARNYA
PENATAAN Penataan
ruang
KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
bertujuan
untuk:
pelestarian
Kawasan
Danau
Toba
sebagai
air
kehidupan
(Aek
NaKo)
masyarakat,
RUANG
ekosistem,
dan
kawasan
kampung
masyarakat
adat
Batak;
dan
pengembangan
kawasan
pariwisata
berskala
dunia
yang
terintegrasi
dengan
pengendalian
kawasan
budi
daya
sesuai
dengan
daya
dukung
dan
daya
tampung
lingkungan
hidup
serta
adapKf
terhadap
bencana
alam.
RTR
RTR
Kawasan
Danau
Toba
dan
berperan
sebagai
alat
operasionalisasi
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
Nasional
(RTRWN)
dan
sebagai
alat
koordinasi
pelaksanaan
pembangunan
di
Kawasan
Danau
Toba
untuk
meningkatkan
kualitas
lingkungan,
sosial
budaya,
dan
kesejahteraan
masyarakat
4
Tugas
dan
Wewenang
dalam
Penataan
Ruang
NEGARA
Psl.
8
WEWENANG
Ps
7
ayat
1
PEMERINTAH
Negara
menyelenggarakan
penataan
ruang
untuk
s e b e s a r -‐ b e s a r n y a
kemakmuran
rakyat
Psl
9
(1)
Menteri
Ps
7
ayat
2
Dalam
melaksanakan
tugasnya,
negara
memberikan
kewenangan
penyelenggaraan
penataan
ruang
kepada
Pemerintah
dan
Pemerintah
Daerah.
TUR
=
Pengaturan
BIN
=
Pembinaan
LAK
=
Pelaksanaan
WAS
=
Pengawasan
PR
=
Penataan
Ruang
5
Psl
10
TUR,BIN
dan
WAS
terhadap:
-‐ LAK
PR
Wilayah
Nasional,
Pulau,
Provinsi
&
Kab/Kota
-‐
LAK
PR
Kws
Strategis
Nasional,
Provinsi,
&
Kab/Kota
LAK
PR
wilayah
Nasional,
Pulau
LAK
PR
Kws
Strategis
Nasional
Kerjasama
PR
antarnegara
&
fasilitasi
kerja
sama
antar
provinsi
TUR,BIN
dan
WAS
terhadap:
-‐ LAK
PR
Wilayah
,
Provinsi
&
Kab/Kota
-‐
LAK
PR
Kws
Strategis,Provinsi,
WEWENANG
PEMERINTAH
PROVINSI
LAK
PR
wilayah
Provinsi
Psl
11
TUR,BIN
dan
WAS
terhadap:
-‐ LAK
PR
Wilayah
,
Kabupaten/Kota
-‐
LAK
PR
Kws
Strategis
Kabupaten/Kota
WEWENANG
PEMERINTAH
KAB/KOTA
Sumber:
UU
26/2007
tentang
Penataan
Ruang
LAK
PR
Kws
Strategis
Provinsi
Kerjasama
PR
antar
provinsi
&
fasilitasi
kerja
sama
antar
Provinsi
LAK
PR
wilayah
Kabupaten/Kota
LAK
PR
Kws
Strategis
Kabupaten/Kota
Kerjasama
PR
antar
Kabupaten/Kota
KEBIJAKAN NASIONAL:
Penataan Ruang dalam RPJPN dan RPJMN
RPJMN
I
MiKgasi
Bencana
Alam
Sesuai
Dengan
Kondisi
Geologi
Indonesia
6
RPJMN
II
RPJMN
III
− Mantapnya
– Mewujudkan
Pembangunan
Yang
Berkelanjutan,
kelembagaan
dan
Pengelolaan
Sumber
Daya
kapasitas
penataan
Alam,
dan
Pelestarian
Fungsi
ruang
di
seluruh
Lingkungan
Hidup
melalui
wilayah
Indonesia
penguatan
kelembagaan
dan
− Ketersediaan
peningkatan
kesadaran
Infrastruktur
yang
masyarakat
Sesuai
dengan
Rencana
Tata
Ruang
– Meningkatnya
kualitas
perencanaan
tata
ruang
serta
konsistensi
pemanfaatan
ruang
dengan
mengintegrasikannya
ke
dalam
dokumen
perencanaan
pembangunan
terkait
dan
penegakan
peraturan
dalam
rangka
pengendalian
pemanfaatan
ruang
RPJMN
IV
Dalam
memantapkan
pembangunan
yang
berkelanjutan,
keanekaragaman
hayaK
dan
kekhasan
sumber
daya
alam
terus
dipelihara
dan
dimanfaatkan
untuk
mempertahankan
nilai
tambah
dan
daya
saing
bangsa
serta
meningkatkan
modal
pembangunan
pada
masa
yang
akan
datang
PENGEMBANGAN KSN DALAM RPJMN 2010-2014
PRIORITAS
NASIONAL
1. Mendorong
percepatan
pembangunan
kawasan
strategis
2. Penataan,
pemanfaatan
dan
pengendalian
tata
ruang
dengan
prinsip
harmonisasi
kepenKngan
nasional
dan
kebutuhan
daerah
serta
keserasian
antardaerah
dalam
rangka
mempercepat
pengembangan
wilayah
PRIORITAS
BIDANG
Kegiatan
Prioritas:
1. Perencanaan,
pemanfaatan,
dan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
wilayah
nasional
dalam
rangka
penyelesaian
peraturan
perundangan
sesuai
amanat
UU
Penataan
Ruang
dan
sinkronisasi
program
pembangunan
sesuai
dengan
RTR
2. Pembentukan
dan
pengembangan
kawasan
strategis
Sasaran:
1.
a.
Tersusunya
Perpres
RTR
KSN
sesuai
amanat
UU
26/2007
1.
b.
Keserasian
dan
keselarasan
program
pembangunan,
yaitu
program
dalam
RTRWN,
RTR
Pulau,
RTR
KSN,
RTR
PKN,
PKSN
2.
Berkembangnya
dan
meningkatnya
pengelolaan
dan
pengusahaan
kawasan
strategis
PRIORITAS
REGIONAL
Dengan
memperhaKkan
RTR
Pulau
Sumatera,
pengembangan
wilayah
Sumatera
antara
lain
diarahkan
untuk:
1. swasembada
pangan
dan
lumbung
pangan
nasional;
2. kemandirian
energi
dan
lumbung
energi
nasional
untuk
ketenagalistrikan;
3. pusat
industri
yang
berdaya
saing;
4. pusat
pariwisata
berdaya
saing
internasional
5. kelestarian
kawasan
berfungsi
lindung
bervegetasi
hutan
tetap
paling
sedikit
40%
(empat
puluh
persen)
dari
luas
Pulau
Sumatera
6. kawasan
perkotaan
nasional
yang
kompak
dan
berbasis
miKgasi
dan
adaptasi
bencana;
7. pusat
pertumbuhan
baru
di
wilayah
pesisir
barat
dan
wilayah
pesisir
Kmur
Pulau
Sumatera;
PENGEMBANGAN KSN DALAM RPJMN 2010-2014
7
KEBIJAKAN
NASIONAL
TERKAIT
KSN:
1. Mendorong
percepatan
pembangunan
kawasan
strategis
2. Penataan,
pemanfaatan
dan
pengendalian
tata
ruang
wilayah
PENGELOLAAN
KSN:
1. Mekanisme
koordinasi
penataan
ruang
2. Pendekatan
kerjasama
dalam
penataan
ruang
PENGELOLAAN
KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya:
Melalui
mekanisme
koordinasi
dan
pendekatan
kerjasama
dalam
penataan
ruang
KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
yang
baik
dapat
mewujudkan
rencana
struktur
dan
pola
ruang
RTR
Kawasan
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
8
KOORDINASI PENATAAN RUANG
Dalam
rangka
mendukung
penyelenggaraan
penataan
ruang
yang
aman,
nyaman
dan
produkKf,
maka
disepakaK
perlunya
lembaga
yang
mempunyai
peran
yang
sangat
strategis
dalam
koordinasi
kegiatan
penataan
ruang,
baik
pada
aspek
p eren ca n a a n ,
p ema n f a a t a n ,
ma u p u n
p en gen d a l i a n
pemanfaatan
ruang.
Tingkat
Pusat
:
Badan
Koordinasi
Penataan
Ruang
Nasional
(BKPRN)
9
Tingkat
Daerah
:
Badan
Koordinasi
Penataan
Ruang
Daerah
(BKPRD)
KELEMBAGAAN PENATAAN RUANG
BKPRN
(Pusat)
• Menyiapkan
kebijakan
penataan
ruang
nasional
• Pelaksanaan
RTRWN
secara
terpadu
• Penanganan
dan
penyelesaian
masalah
tata
ruang
• Pemaduserasian
tata
ruang
• Pemfasilitasi
kerjasama
penataan
ruang
antar
provinsi
• Sinkronisasi
Rencana
Umum
dan
Rencana
Rinci
Tata
Ruang
• Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
penataan
ruang
BKPRD
(Daerah)
§ Sebagai
wadah
koordinasi
penataan
ruang
di
daerah
§ Menjamin
terselenggaranya
penataan
ruang
di
daerah
§ Menserasikan
dan
Mensinergikan
Penyelenggaraan
Penataan
Ruang
Nasional
dengan
Daerah.
BKPRD
Provinsi
§ Perencanaan
pada
tingkat
Provinsi
§ Operasionalisasi
Pemanfaatan
Lintas
Kabupaten
dan
penge-‐
lolaan
Kawasan
Tertentu
§ Pengendalian
dalam
bentuk
pengawasan
dan
penertiban
pemanfaatan
ruang
Keppres
4/2009
tentang
BKPRN
10
BKPRD
Kab/Kota
§ Perencanaan
Tata
Ruang
Kab/Kota
§ Pemanfaatan
Ruang
Kab/
Kota
(keterpaduan
pelaksanaan
pembangunan)
§ Mekanisme
Perizinan
(investasi)
§ Pengawasan
(Monitoring
&
Evaluasi)
§ Penertiban
(melalui
sanksi)
Permendagri
50/2009
tentang
Pedoman
Koordinasi
Penataan
Ruang
di
Daerah
PENDEKATAN KERJASAMA DAERAH DALAM
PENATAAN RUANG DAERAH
•
Kerjasama
antardaerah
menjadi
salah
satu
pendekatan
utama
dalam
penataan
ruang
wilayah/kawasan
serta
pengelolaan
lingkungan
hidup
yang
melipuK
lebih
dari
satu
wilayah
administrasi.
•
Kerjasama
antardaerah
dapat
dilakukan
dalam
upaya
menyelesaikan
konflik
yang
bersifat
lintas
batas
dan/atau
persoalan
yang
sulit
untuk
ditanggulangi
sendiri,
misalnya
dalam
persoalan
prasarana
wilayah.
•
Kerjasama
antardaerah
dalam
penataan
ruang
merupakan
salah
satu
alat
untuk
meningkatkan
keseimbangan
dan
keserasian
perkembangan
antar
wilayah
dan
sektor
serta
berperan
dalam
mewujudkan
efisiensi
pemanfaatan
ruang.
11
KERJASAMA ANTARDAERAH
Kerjasama
antardaerah
yang
berdekatan
Sifat:
wajib
dilaksanakan
untuk
mendekatkan
pelayanan
kepada
masyarakat;
Kerjasama
antardaerah
yang
tidak
berdekatan
Sifat:
berdasarkan
kebutuhan
dan
dilakukan
dalam
rangka
pengembangan
potensi
dan
komoditas
unggulan
dari
masing-‐masing
daerah
yang
bekerjasama;
Kerjasama
antara
Pemerintah
Daerah
dengan
pihak
ketiga,
berbentuk:
a.
Kerjasama
Pemerintah
Daerah
dengan
pihak
swasta;
BUMN/BUMD;
LSM/Masyarakat;
dan
Pihak
Luar
Negeri
b.
Kerjasama
Antar
Negara
(pemerintah)
khususnya
di
wilayah
perbatasan
wilayah
negara.
12
KERJASAMA ANTARDAERAH (2)
Subjek
Objek
•
•
•
•
Gubernur,
Bupati,
Walikota,
dan
Pihak
ketiga
• Seluruh
urusan
Pemerintahan
Daerah
yang
telah
menjadi
kewenangan
daerah
otonom,
aset
daerah,potensi
daerah,
dan
penyediaan
pelayanan
umum,
meliputi
:
• Sosial
budaya;
• Sosial
ekonomi;
• Tata
ruang
dan
lingkungan
hidup;
dan
• Sarana
dan
prasarana.
13 Sumber: PP 50/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah dan
Permendagri 69/2007 tentang Kerja Sama Pembangunan Perkotaan
KERJASAMA ANTARDAERAH (3)
Bentuk
lembaga
kerjasama
antar
daerah
ditentukan
oleh
tuntutan
kebutuhan
dan
kesepakatan
antar
daerah
yang
bekerjasama
dan
dituangkan
dalam
perjanjian
kerjasama.
Sesuai
PP
No.
50
Tahun
2007,
kepala
daerah
dapat
membentuk
badan
kerjasama
yang
memiliki
tugas,
antara
lain:
• Membantu
melakukan
pengelolaan,
monitoring
dan
evaluasi
atas
pelaksanaan
kerjasama;
• Memberikan
masukan
dan
saran
kepada
kepala
daerah
masing-‐masing
mengenai
langkah-‐langkah
yang
harus
dilakukan
apabila
ada
permasalahan;
• Melaporkan
pelaksanaan
tugas
kepada
kepala
daerah
masing-‐masing.
Badan
kerjasama
lebih
memiliki
fungsi
teknis
yang
bersifat
profesional,
yaitu
menyiapkan
bahan
koordinasi
teknis
antar
daerah
yang
bekerjasama
berupa
beberapa
rancangan
perencanaan.
14
Sumber: PP 50/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah dan Permendagri 69/2007 tentang
Kerja Sama Pembangunan Perkotaan
Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS)
• Kerjasama
Pemerintah
dan
Swasta
(KPS)
merupakan
Kerjasama
antara
Pemerintah
dengan
Badan
Usaha
dalam
Penyediaan
Infrastruktur,
yang
dilaksanakan
melalui:
• Perjanjian
Kerjasama;
atau
• Izin
Pengusahaan.
• Dalam
pelaksanaan
kerjasama
dengan
Badan
Usaha,
yang
bertindak
selaku
Penanggung
Jawab
Proyek
Kerjasama
adalah
Menteri/Kepala
Lembaga/
Kepala
Daerah
terkait.
• Jenis
Infrastruktur
yang
dapat
dikerjasamakan:
Transportasi;
Jalan;
Pengairan;
Air
minum;
Air
limbah;
Telekomunikasi;
Ketenagalistrikan;
Minyak
bumi
dan
gas.
Sumber : Perpres 13/2012 atas Perubahan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan
15Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
Kerjasama Pemerintah-Swasta...(2)
• Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala
Daerah
dapat
bekerjasama
dengan
Badan
Usaha
dalam
Penyediaan
Infrastruktur
dengan
mempertimbangkan
paling
kurang:
• kesesuaian
dengan
rencana
pembangunan
jangka
menengah
nasional/
daerah
dan
rencana
strategis
sektor
infrastruktur;
• kesesuaian
lokasi
proyek
dengan
Rencana
Tata
Ruang;
• keterkaitan
antarsektor
infrastruktur
dan
antarwilayah;
• analisa
biaya
dan
manfaat
sosial.
Sumber : Perpres 13/2012 atas Perubahan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
16
PERENCANAAN TATA RUANG DALAM UUPR
RENCANA UMUM TATA RUANG DAN RENCANA RINCI TATA RUANG
Ps. 14 ayat (1)
RENCANA UMUM
TATA RUANG
RENCANA RINCI TATA RUANG
Ps. 14 ayat (3)
Ps. 14 ayat (2)
sebagai perangkat operasional
rencana umum tata ruang
disusun
apabila:
WILAYAH
RTR PULAU / KEPULAUAN
RTRW NASIONAL
RTR KWS STRA. NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTR KWS STRA. PROVINSI
PERKOTAAN
rencana umum tata ruang
belum dapat dijadikan
dasar dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan
pengendalian
pemanfaatan ruang; dan/
atau
b.
rencana umum tata ruang
mencakup wilayah
perencanaan yang luas
dan skala peta dalam
rencana umum tata ruang
tersebut memerlukan
perincian sebelum
dioperasionalkan
RTRW KABUPATEN
RTR KWS METROPOLITAN
17
a.
RTR KWS STRA KABUPATEN
RDTR WIL KABUPATEN
RTR KWS PERKOTAAN DLM
WIL KABUPATEN
RTR BAGIAN WIL KOTA
RTRW KOTA
RTR KWS STRA KOTA
Ps. 14 ayat (4)
Ps. 14 ayat (5)
Sebagai dasar penyusunan
peraturan zonasi
RDTR WIL KOTA
Ps. 14 ayat (6)
INTEGRASI RENCANA TATA RUANG DAN
RENCANA PEMBANGUNAN
Indikasi
Program
di
dalam
RTR
KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
harus
diakomodir
di
dalam
rencana
pembangunan
kabupaten/kota
di
Kawasan
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
Apabila
indikasi
program
tersebut
Kdak
sinergis
dengan
rencana
pembangunan,
akan
Kmbul
masalah
• Program-‐program
dalam
RTR
KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
Odak
dianggarkan
di
dalam
rencana
pembangunan
(RPJMD
dan
RKPD)
kabupaten/
kota
• Pelaksanaan
rencana
pembangunan
di
kabupaten/kota
di
Kawasan
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
berpotensi
dikenai
sanksi
(UU
No.
26/2007
tentang
Penataan
Ruang)
karena
Kdak
sesuai
dengan
RTR
KSN
Danau
Toba
dan
18
PRINSIP DASAR INTEGRASI
1.
Hubungan Dokumen Rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
Berdasarkan
UU No.
dandan
UUUU
32/2004
Berdasarkan
UU24/2005
No. 24/2005
32/2004
PENATAAN RUANG
berdasarkan UU No. 26/2007 dan Permen 15, 16, dan 17/PRT/M/2009
diacu
NASIONAL
4
1
1. PRESIDEN &
MENTERI
RPJP
Nasional
Renstra
KL
4
(Dep. PU, Dep.
Pertanian, dll)
2. BAPPENAS
3. BKPRN
Renja
KL
pedoman
RTRW
Nasional
(Dep. PU, Dep.
Pertanian, dll)
·∙
RTR Kawasan Strategis Nasional
pedoman
4. TIAP
DEPARTEMEN/
KEMENTERIAN
A. DEP. PU
B. DEPDAGRI
C. dll
pedoman
diacu
RPJM
Nasional
dijabarkan
RKP
5
6
6
RPJP
Provinsi
diacu
diserasikan melalui
musrenbang
diperhatikan
5. GUBERNUR
RPJM
Provinsi
pedoman
RKP
Provinsi
dijabarkan
6,7,8A
RTRW
Provinsi
diacu
6. BAPPEDA PROV
8
diperhatikan
8
Renstra
SKPD
(Tata Ruang,
Pertanian,
Kehutanan, dll)
pedoman
Renja
SKPD
(Tata Ruang,
Pertanian,
Kehutanan, dll)
9
10. BAPPEDA KAB/
KOTA
pedoman
RPJM
Kab/Kota
dijabarkan
RKP
Kab/Kota
pedoman
11. BKPRD KAB/
KOTA
12
12. SKPD KAB/KOTA
A. DINAS TATA
RUANG
B. DINAS
KEHUTANAN
C. dll
12
Renstra
SKPD
(Tata Ruang,
Pertanian,
Kehutanan, dll)
19
pedoman
diacu
Diacu
Diturunkan
10,11,12A
10
10
RPJP
Kab/Kota
9. WALIKOTA/BUPATI
RENCANA TATA RUANG PROV B
diacu
diserasikan melalui
musrenbang
KAB/KOTA
RENCANA TATA RUANG PROV A
diselaraskan
Diselaraskan
Renja
SKPD
(Tata Ruang,
Pertanian,
Kehutanan, dll)
diacu
Rencana Tata Ruang
Daerah
diacu
·∙
RTR Kawasan Strategis Provinsi
diacu
pedoman
7. BKPRD PROV
8. SKPD PROV
A. DINAS TATA
RUANG
B. DINAS
KEHUTANAN
C. dll
semua produk
rencana tata ruang
nasional yang terkait
dipertimbangkan
2
2
PROVINSI
Keterangan :
·∙
RTR Pulau
2, 3, 4A
·∙
RDTR Kabupaten
RTRW Kota
·∙
RTR Kawasan Strategis Kabupaten
RTRW
Kabupaten
·∙
RDTR Kota
·∙
RTR Kawasan Strategis Kota
RENCANA TATA RUANG KAB A.1
diselaraskan
RENCANA TATA RUANG KAB A.2
PRINSIP DASAR INTEGRASI (2)
2. Integrasi Proses Penyusunan – RTR KSN dan RPJPD
Mengingat RTR KSN Danau Toba dan Sekitarnya sudah disusun, maka
rencana pembangunan perlu mengakomodir RTR tersebut dalam proses
penyusunannya
Contoh: Proses
Penyusunan RPJP
Kab/Kota dengan
mengakomodir
analisis rencana
tata ruang
Sumber:
Permendagri
54
Tahun
2010
tentang
Pelaksanaan
PP
No.
8
Tahun
2008
tentang
Tahapan,
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan
Daerah
20
Penelaahan
RTR KSN,
RTRW
Provinsi,
Kab/Kota
Daerah lain
PRINSIP DASAR INTEGRASI (3)
3. Integrasi Proses Penyusunan – RTR KSN dan RPJMD
Mengingat RTR KSN Danau Toba dan Sekitarnya sudah disusun, maka
rencana pembangunan perlu mengakomodir RTR tersebut dalam proses
penyusunannya
Contoh: Proses
Penyusunan RPJM
Kab/Kota dengan
mengakomodir
analisis rencana
tata ruang
Sumber:
Permendagri
54
Tahun
2010
tentang
Pelaksanaan
PP
No.
8
Tahun
2008
tentang
Tahapan,
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan
Daerah
21
PRINSIP DASAR INTEGRASI (4)
4. Integrasi Muatan
Keterkaitan Muatan RTR KSN Danau Toba dan Sekitarnya dengan RPJPD dan RPJMD
RPJPD
Latar Belakang
RTR KSN Danau Toba dan
Sekitarnya
Pendahuluan
RPJMD
Pendahuluan
Dasar Hukum Penyusunan RTR KSN
Kondisi Umum
Hasil Perhitungan SWOT
Profil Wilayah KSN
Isu-Isu Strategis dan Peta-Peta
Kondisi Umum
Gambaran Pengelolaan Keuangan
Daerah dan Kerangka Pendanaan
Tujuan Penataan Ruang
Visi dan Misi
Arah dan Strategi
Pembangunan
Tahapan & Prioritas
Pembangunan
Kaidah Pelaksanaan
Analisis Isu-Isu Strategis
Kebijakan dan Strategi Penataan
Ruang Wilayah
Rencana Pola Ruang
Strategi Operasionalisasi
Arahan Pemanfaatan Ruang
(Indikasi Program Utama 5 Tahunan)
22
Visi dan Misi
Rencana Struktur Ruang
Arahan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Strategi & Arah Kebijakan
Kebijakan Umum & Program
Pembangunan Daerah
Indikasi Rencana Program
Prioritas + Kebutuhan Pendanaan
Penetapan Indikator Kinerja
Daerah
Pedoman Transisi dan
Kaidah Pelaksanaan
PRINSIP DASAR INTEGRASI (5)
4. Integrasi Muatan (2)
Paduserasi indikasi program RTR KSN dan rencana pembangunan
23
PENUTUP
Kebijakan
nasional
mendukung
pengembangan
kawasan
strategis
nasional
(KSN)
melalui
pengelolaan
KSN
Pengelolaan
KSN
dilakukan
melalui
• Mekanisme
koordinasi
penataan
ruang
• Pendekatan
kerjasama
dalam
penataan
ruang
Perlunya
melakukan
integrasi
RTR
dan
RP
agar
konsistensi
terjamin
Pengelolaan
KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
dilakukan
dalam
rangka
mewujudkan
rencana
struktur
dan
pola
ruang
Kawasan
Perkotaan
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
24
TERIMA KASIH
Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas
trp@bappenas.go.id (email Direktorat TRP Bappenas)
www.trp.or.id (situs Direktorat TRP Bappenas
www.tataruangpertanahan.com (portal Tata ruang dan
pertanahan)
www.scribd.com/tata ruang dan pertanahan (pustaka
virtual Tata Ruang dan Pertanahan)
https://groups.google.com/d/forum/tata-ruang-danpertanahan (milis Tata Ruang dan Pertanahan)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Pengelolaan dalam Implementasi
Perpres KSN Danau Toba dan Sekitarnya
Oleh:
Direktur Tata Ruang dan Pertanahan
Medan, November 2014
Kerangka Pembahasan
2
1
• Definisi,
Peran,
dan
Fungsi
KSN
2
• KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
3
• Kebijakan
Nasional
4
• Koordinasi
Penataan
Ruang
5
• Pendekatan
Kerja
Sama
dalam
Penataan
Ruang
Daerah
6
• Integrasi
RTR
dengan
RP
7
• Penutup
KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN)
DEFINISI
PERAN
3
Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,
pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan
dunia.
Rencana Tata Ruang KSN berperan sebagai perangkat operasional dari
RTRWN serta alat koordinasi pelaksanaan pembangunan di kawasan
strategis nasional.
FUNGSI RTR KSN berfungsi sebagai pedoman untuk:
1. Penyusunan Rencana Pembangunan KSN.
2. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan
perkembangan antar wilayah provinsi dan kabupaten/kota, serta
keserasian antar sektor di KSN.
3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di KSN.
4. Penentuan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di KSN.
5. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota di KSN.
6. Pengelolaan KSN.
7. Perwujudan keterpaduan rencana pengembangan kawasan di luar KSN
dengan KSN
KSN DANAU TOBA DAN SEKITARNYA
PENATAAN Penataan
ruang
KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
bertujuan
untuk:
pelestarian
Kawasan
Danau
Toba
sebagai
air
kehidupan
(Aek
NaKo)
masyarakat,
RUANG
ekosistem,
dan
kawasan
kampung
masyarakat
adat
Batak;
dan
pengembangan
kawasan
pariwisata
berskala
dunia
yang
terintegrasi
dengan
pengendalian
kawasan
budi
daya
sesuai
dengan
daya
dukung
dan
daya
tampung
lingkungan
hidup
serta
adapKf
terhadap
bencana
alam.
RTR
RTR
Kawasan
Danau
Toba
dan
berperan
sebagai
alat
operasionalisasi
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
Nasional
(RTRWN)
dan
sebagai
alat
koordinasi
pelaksanaan
pembangunan
di
Kawasan
Danau
Toba
untuk
meningkatkan
kualitas
lingkungan,
sosial
budaya,
dan
kesejahteraan
masyarakat
4
Tugas
dan
Wewenang
dalam
Penataan
Ruang
NEGARA
Psl.
8
WEWENANG
Ps
7
ayat
1
PEMERINTAH
Negara
menyelenggarakan
penataan
ruang
untuk
s e b e s a r -‐ b e s a r n y a
kemakmuran
rakyat
Psl
9
(1)
Menteri
Ps
7
ayat
2
Dalam
melaksanakan
tugasnya,
negara
memberikan
kewenangan
penyelenggaraan
penataan
ruang
kepada
Pemerintah
dan
Pemerintah
Daerah.
TUR
=
Pengaturan
BIN
=
Pembinaan
LAK
=
Pelaksanaan
WAS
=
Pengawasan
PR
=
Penataan
Ruang
5
Psl
10
TUR,BIN
dan
WAS
terhadap:
-‐ LAK
PR
Wilayah
Nasional,
Pulau,
Provinsi
&
Kab/Kota
-‐
LAK
PR
Kws
Strategis
Nasional,
Provinsi,
&
Kab/Kota
LAK
PR
wilayah
Nasional,
Pulau
LAK
PR
Kws
Strategis
Nasional
Kerjasama
PR
antarnegara
&
fasilitasi
kerja
sama
antar
provinsi
TUR,BIN
dan
WAS
terhadap:
-‐ LAK
PR
Wilayah
,
Provinsi
&
Kab/Kota
-‐
LAK
PR
Kws
Strategis,Provinsi,
WEWENANG
PEMERINTAH
PROVINSI
LAK
PR
wilayah
Provinsi
Psl
11
TUR,BIN
dan
WAS
terhadap:
-‐ LAK
PR
Wilayah
,
Kabupaten/Kota
-‐
LAK
PR
Kws
Strategis
Kabupaten/Kota
WEWENANG
PEMERINTAH
KAB/KOTA
Sumber:
UU
26/2007
tentang
Penataan
Ruang
LAK
PR
Kws
Strategis
Provinsi
Kerjasama
PR
antar
provinsi
&
fasilitasi
kerja
sama
antar
Provinsi
LAK
PR
wilayah
Kabupaten/Kota
LAK
PR
Kws
Strategis
Kabupaten/Kota
Kerjasama
PR
antar
Kabupaten/Kota
KEBIJAKAN NASIONAL:
Penataan Ruang dalam RPJPN dan RPJMN
RPJMN
I
MiKgasi
Bencana
Alam
Sesuai
Dengan
Kondisi
Geologi
Indonesia
6
RPJMN
II
RPJMN
III
− Mantapnya
– Mewujudkan
Pembangunan
Yang
Berkelanjutan,
kelembagaan
dan
Pengelolaan
Sumber
Daya
kapasitas
penataan
Alam,
dan
Pelestarian
Fungsi
ruang
di
seluruh
Lingkungan
Hidup
melalui
wilayah
Indonesia
penguatan
kelembagaan
dan
− Ketersediaan
peningkatan
kesadaran
Infrastruktur
yang
masyarakat
Sesuai
dengan
Rencana
Tata
Ruang
– Meningkatnya
kualitas
perencanaan
tata
ruang
serta
konsistensi
pemanfaatan
ruang
dengan
mengintegrasikannya
ke
dalam
dokumen
perencanaan
pembangunan
terkait
dan
penegakan
peraturan
dalam
rangka
pengendalian
pemanfaatan
ruang
RPJMN
IV
Dalam
memantapkan
pembangunan
yang
berkelanjutan,
keanekaragaman
hayaK
dan
kekhasan
sumber
daya
alam
terus
dipelihara
dan
dimanfaatkan
untuk
mempertahankan
nilai
tambah
dan
daya
saing
bangsa
serta
meningkatkan
modal
pembangunan
pada
masa
yang
akan
datang
PENGEMBANGAN KSN DALAM RPJMN 2010-2014
PRIORITAS
NASIONAL
1. Mendorong
percepatan
pembangunan
kawasan
strategis
2. Penataan,
pemanfaatan
dan
pengendalian
tata
ruang
dengan
prinsip
harmonisasi
kepenKngan
nasional
dan
kebutuhan
daerah
serta
keserasian
antardaerah
dalam
rangka
mempercepat
pengembangan
wilayah
PRIORITAS
BIDANG
Kegiatan
Prioritas:
1. Perencanaan,
pemanfaatan,
dan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
wilayah
nasional
dalam
rangka
penyelesaian
peraturan
perundangan
sesuai
amanat
UU
Penataan
Ruang
dan
sinkronisasi
program
pembangunan
sesuai
dengan
RTR
2. Pembentukan
dan
pengembangan
kawasan
strategis
Sasaran:
1.
a.
Tersusunya
Perpres
RTR
KSN
sesuai
amanat
UU
26/2007
1.
b.
Keserasian
dan
keselarasan
program
pembangunan,
yaitu
program
dalam
RTRWN,
RTR
Pulau,
RTR
KSN,
RTR
PKN,
PKSN
2.
Berkembangnya
dan
meningkatnya
pengelolaan
dan
pengusahaan
kawasan
strategis
PRIORITAS
REGIONAL
Dengan
memperhaKkan
RTR
Pulau
Sumatera,
pengembangan
wilayah
Sumatera
antara
lain
diarahkan
untuk:
1. swasembada
pangan
dan
lumbung
pangan
nasional;
2. kemandirian
energi
dan
lumbung
energi
nasional
untuk
ketenagalistrikan;
3. pusat
industri
yang
berdaya
saing;
4. pusat
pariwisata
berdaya
saing
internasional
5. kelestarian
kawasan
berfungsi
lindung
bervegetasi
hutan
tetap
paling
sedikit
40%
(empat
puluh
persen)
dari
luas
Pulau
Sumatera
6. kawasan
perkotaan
nasional
yang
kompak
dan
berbasis
miKgasi
dan
adaptasi
bencana;
7. pusat
pertumbuhan
baru
di
wilayah
pesisir
barat
dan
wilayah
pesisir
Kmur
Pulau
Sumatera;
PENGEMBANGAN KSN DALAM RPJMN 2010-2014
7
KEBIJAKAN
NASIONAL
TERKAIT
KSN:
1. Mendorong
percepatan
pembangunan
kawasan
strategis
2. Penataan,
pemanfaatan
dan
pengendalian
tata
ruang
wilayah
PENGELOLAAN
KSN:
1. Mekanisme
koordinasi
penataan
ruang
2. Pendekatan
kerjasama
dalam
penataan
ruang
PENGELOLAAN
KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya:
Melalui
mekanisme
koordinasi
dan
pendekatan
kerjasama
dalam
penataan
ruang
KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
yang
baik
dapat
mewujudkan
rencana
struktur
dan
pola
ruang
RTR
Kawasan
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
8
KOORDINASI PENATAAN RUANG
Dalam
rangka
mendukung
penyelenggaraan
penataan
ruang
yang
aman,
nyaman
dan
produkKf,
maka
disepakaK
perlunya
lembaga
yang
mempunyai
peran
yang
sangat
strategis
dalam
koordinasi
kegiatan
penataan
ruang,
baik
pada
aspek
p eren ca n a a n ,
p ema n f a a t a n ,
ma u p u n
p en gen d a l i a n
pemanfaatan
ruang.
Tingkat
Pusat
:
Badan
Koordinasi
Penataan
Ruang
Nasional
(BKPRN)
9
Tingkat
Daerah
:
Badan
Koordinasi
Penataan
Ruang
Daerah
(BKPRD)
KELEMBAGAAN PENATAAN RUANG
BKPRN
(Pusat)
• Menyiapkan
kebijakan
penataan
ruang
nasional
• Pelaksanaan
RTRWN
secara
terpadu
• Penanganan
dan
penyelesaian
masalah
tata
ruang
• Pemaduserasian
tata
ruang
• Pemfasilitasi
kerjasama
penataan
ruang
antar
provinsi
• Sinkronisasi
Rencana
Umum
dan
Rencana
Rinci
Tata
Ruang
• Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
penataan
ruang
BKPRD
(Daerah)
§ Sebagai
wadah
koordinasi
penataan
ruang
di
daerah
§ Menjamin
terselenggaranya
penataan
ruang
di
daerah
§ Menserasikan
dan
Mensinergikan
Penyelenggaraan
Penataan
Ruang
Nasional
dengan
Daerah.
BKPRD
Provinsi
§ Perencanaan
pada
tingkat
Provinsi
§ Operasionalisasi
Pemanfaatan
Lintas
Kabupaten
dan
penge-‐
lolaan
Kawasan
Tertentu
§ Pengendalian
dalam
bentuk
pengawasan
dan
penertiban
pemanfaatan
ruang
Keppres
4/2009
tentang
BKPRN
10
BKPRD
Kab/Kota
§ Perencanaan
Tata
Ruang
Kab/Kota
§ Pemanfaatan
Ruang
Kab/
Kota
(keterpaduan
pelaksanaan
pembangunan)
§ Mekanisme
Perizinan
(investasi)
§ Pengawasan
(Monitoring
&
Evaluasi)
§ Penertiban
(melalui
sanksi)
Permendagri
50/2009
tentang
Pedoman
Koordinasi
Penataan
Ruang
di
Daerah
PENDEKATAN KERJASAMA DAERAH DALAM
PENATAAN RUANG DAERAH
•
Kerjasama
antardaerah
menjadi
salah
satu
pendekatan
utama
dalam
penataan
ruang
wilayah/kawasan
serta
pengelolaan
lingkungan
hidup
yang
melipuK
lebih
dari
satu
wilayah
administrasi.
•
Kerjasama
antardaerah
dapat
dilakukan
dalam
upaya
menyelesaikan
konflik
yang
bersifat
lintas
batas
dan/atau
persoalan
yang
sulit
untuk
ditanggulangi
sendiri,
misalnya
dalam
persoalan
prasarana
wilayah.
•
Kerjasama
antardaerah
dalam
penataan
ruang
merupakan
salah
satu
alat
untuk
meningkatkan
keseimbangan
dan
keserasian
perkembangan
antar
wilayah
dan
sektor
serta
berperan
dalam
mewujudkan
efisiensi
pemanfaatan
ruang.
11
KERJASAMA ANTARDAERAH
Kerjasama
antardaerah
yang
berdekatan
Sifat:
wajib
dilaksanakan
untuk
mendekatkan
pelayanan
kepada
masyarakat;
Kerjasama
antardaerah
yang
tidak
berdekatan
Sifat:
berdasarkan
kebutuhan
dan
dilakukan
dalam
rangka
pengembangan
potensi
dan
komoditas
unggulan
dari
masing-‐masing
daerah
yang
bekerjasama;
Kerjasama
antara
Pemerintah
Daerah
dengan
pihak
ketiga,
berbentuk:
a.
Kerjasama
Pemerintah
Daerah
dengan
pihak
swasta;
BUMN/BUMD;
LSM/Masyarakat;
dan
Pihak
Luar
Negeri
b.
Kerjasama
Antar
Negara
(pemerintah)
khususnya
di
wilayah
perbatasan
wilayah
negara.
12
KERJASAMA ANTARDAERAH (2)
Subjek
Objek
•
•
•
•
Gubernur,
Bupati,
Walikota,
dan
Pihak
ketiga
• Seluruh
urusan
Pemerintahan
Daerah
yang
telah
menjadi
kewenangan
daerah
otonom,
aset
daerah,potensi
daerah,
dan
penyediaan
pelayanan
umum,
meliputi
:
• Sosial
budaya;
• Sosial
ekonomi;
• Tata
ruang
dan
lingkungan
hidup;
dan
• Sarana
dan
prasarana.
13 Sumber: PP 50/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah dan
Permendagri 69/2007 tentang Kerja Sama Pembangunan Perkotaan
KERJASAMA ANTARDAERAH (3)
Bentuk
lembaga
kerjasama
antar
daerah
ditentukan
oleh
tuntutan
kebutuhan
dan
kesepakatan
antar
daerah
yang
bekerjasama
dan
dituangkan
dalam
perjanjian
kerjasama.
Sesuai
PP
No.
50
Tahun
2007,
kepala
daerah
dapat
membentuk
badan
kerjasama
yang
memiliki
tugas,
antara
lain:
• Membantu
melakukan
pengelolaan,
monitoring
dan
evaluasi
atas
pelaksanaan
kerjasama;
• Memberikan
masukan
dan
saran
kepada
kepala
daerah
masing-‐masing
mengenai
langkah-‐langkah
yang
harus
dilakukan
apabila
ada
permasalahan;
• Melaporkan
pelaksanaan
tugas
kepada
kepala
daerah
masing-‐masing.
Badan
kerjasama
lebih
memiliki
fungsi
teknis
yang
bersifat
profesional,
yaitu
menyiapkan
bahan
koordinasi
teknis
antar
daerah
yang
bekerjasama
berupa
beberapa
rancangan
perencanaan.
14
Sumber: PP 50/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah dan Permendagri 69/2007 tentang
Kerja Sama Pembangunan Perkotaan
Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS)
• Kerjasama
Pemerintah
dan
Swasta
(KPS)
merupakan
Kerjasama
antara
Pemerintah
dengan
Badan
Usaha
dalam
Penyediaan
Infrastruktur,
yang
dilaksanakan
melalui:
• Perjanjian
Kerjasama;
atau
• Izin
Pengusahaan.
• Dalam
pelaksanaan
kerjasama
dengan
Badan
Usaha,
yang
bertindak
selaku
Penanggung
Jawab
Proyek
Kerjasama
adalah
Menteri/Kepala
Lembaga/
Kepala
Daerah
terkait.
• Jenis
Infrastruktur
yang
dapat
dikerjasamakan:
Transportasi;
Jalan;
Pengairan;
Air
minum;
Air
limbah;
Telekomunikasi;
Ketenagalistrikan;
Minyak
bumi
dan
gas.
Sumber : Perpres 13/2012 atas Perubahan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan
15Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
Kerjasama Pemerintah-Swasta...(2)
• Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala
Daerah
dapat
bekerjasama
dengan
Badan
Usaha
dalam
Penyediaan
Infrastruktur
dengan
mempertimbangkan
paling
kurang:
• kesesuaian
dengan
rencana
pembangunan
jangka
menengah
nasional/
daerah
dan
rencana
strategis
sektor
infrastruktur;
• kesesuaian
lokasi
proyek
dengan
Rencana
Tata
Ruang;
• keterkaitan
antarsektor
infrastruktur
dan
antarwilayah;
• analisa
biaya
dan
manfaat
sosial.
Sumber : Perpres 13/2012 atas Perubahan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
16
PERENCANAAN TATA RUANG DALAM UUPR
RENCANA UMUM TATA RUANG DAN RENCANA RINCI TATA RUANG
Ps. 14 ayat (1)
RENCANA UMUM
TATA RUANG
RENCANA RINCI TATA RUANG
Ps. 14 ayat (3)
Ps. 14 ayat (2)
sebagai perangkat operasional
rencana umum tata ruang
disusun
apabila:
WILAYAH
RTR PULAU / KEPULAUAN
RTRW NASIONAL
RTR KWS STRA. NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTR KWS STRA. PROVINSI
PERKOTAAN
rencana umum tata ruang
belum dapat dijadikan
dasar dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan
pengendalian
pemanfaatan ruang; dan/
atau
b.
rencana umum tata ruang
mencakup wilayah
perencanaan yang luas
dan skala peta dalam
rencana umum tata ruang
tersebut memerlukan
perincian sebelum
dioperasionalkan
RTRW KABUPATEN
RTR KWS METROPOLITAN
17
a.
RTR KWS STRA KABUPATEN
RDTR WIL KABUPATEN
RTR KWS PERKOTAAN DLM
WIL KABUPATEN
RTR BAGIAN WIL KOTA
RTRW KOTA
RTR KWS STRA KOTA
Ps. 14 ayat (4)
Ps. 14 ayat (5)
Sebagai dasar penyusunan
peraturan zonasi
RDTR WIL KOTA
Ps. 14 ayat (6)
INTEGRASI RENCANA TATA RUANG DAN
RENCANA PEMBANGUNAN
Indikasi
Program
di
dalam
RTR
KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
harus
diakomodir
di
dalam
rencana
pembangunan
kabupaten/kota
di
Kawasan
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
Apabila
indikasi
program
tersebut
Kdak
sinergis
dengan
rencana
pembangunan,
akan
Kmbul
masalah
• Program-‐program
dalam
RTR
KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
Odak
dianggarkan
di
dalam
rencana
pembangunan
(RPJMD
dan
RKPD)
kabupaten/
kota
• Pelaksanaan
rencana
pembangunan
di
kabupaten/kota
di
Kawasan
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
berpotensi
dikenai
sanksi
(UU
No.
26/2007
tentang
Penataan
Ruang)
karena
Kdak
sesuai
dengan
RTR
KSN
Danau
Toba
dan
18
PRINSIP DASAR INTEGRASI
1.
Hubungan Dokumen Rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
Berdasarkan
UU No.
dandan
UUUU
32/2004
Berdasarkan
UU24/2005
No. 24/2005
32/2004
PENATAAN RUANG
berdasarkan UU No. 26/2007 dan Permen 15, 16, dan 17/PRT/M/2009
diacu
NASIONAL
4
1
1. PRESIDEN &
MENTERI
RPJP
Nasional
Renstra
KL
4
(Dep. PU, Dep.
Pertanian, dll)
2. BAPPENAS
3. BKPRN
Renja
KL
pedoman
RTRW
Nasional
(Dep. PU, Dep.
Pertanian, dll)
·∙
RTR Kawasan Strategis Nasional
pedoman
4. TIAP
DEPARTEMEN/
KEMENTERIAN
A. DEP. PU
B. DEPDAGRI
C. dll
pedoman
diacu
RPJM
Nasional
dijabarkan
RKP
5
6
6
RPJP
Provinsi
diacu
diserasikan melalui
musrenbang
diperhatikan
5. GUBERNUR
RPJM
Provinsi
pedoman
RKP
Provinsi
dijabarkan
6,7,8A
RTRW
Provinsi
diacu
6. BAPPEDA PROV
8
diperhatikan
8
Renstra
SKPD
(Tata Ruang,
Pertanian,
Kehutanan, dll)
pedoman
Renja
SKPD
(Tata Ruang,
Pertanian,
Kehutanan, dll)
9
10. BAPPEDA KAB/
KOTA
pedoman
RPJM
Kab/Kota
dijabarkan
RKP
Kab/Kota
pedoman
11. BKPRD KAB/
KOTA
12
12. SKPD KAB/KOTA
A. DINAS TATA
RUANG
B. DINAS
KEHUTANAN
C. dll
12
Renstra
SKPD
(Tata Ruang,
Pertanian,
Kehutanan, dll)
19
pedoman
diacu
Diacu
Diturunkan
10,11,12A
10
10
RPJP
Kab/Kota
9. WALIKOTA/BUPATI
RENCANA TATA RUANG PROV B
diacu
diserasikan melalui
musrenbang
KAB/KOTA
RENCANA TATA RUANG PROV A
diselaraskan
Diselaraskan
Renja
SKPD
(Tata Ruang,
Pertanian,
Kehutanan, dll)
diacu
Rencana Tata Ruang
Daerah
diacu
·∙
RTR Kawasan Strategis Provinsi
diacu
pedoman
7. BKPRD PROV
8. SKPD PROV
A. DINAS TATA
RUANG
B. DINAS
KEHUTANAN
C. dll
semua produk
rencana tata ruang
nasional yang terkait
dipertimbangkan
2
2
PROVINSI
Keterangan :
·∙
RTR Pulau
2, 3, 4A
·∙
RDTR Kabupaten
RTRW Kota
·∙
RTR Kawasan Strategis Kabupaten
RTRW
Kabupaten
·∙
RDTR Kota
·∙
RTR Kawasan Strategis Kota
RENCANA TATA RUANG KAB A.1
diselaraskan
RENCANA TATA RUANG KAB A.2
PRINSIP DASAR INTEGRASI (2)
2. Integrasi Proses Penyusunan – RTR KSN dan RPJPD
Mengingat RTR KSN Danau Toba dan Sekitarnya sudah disusun, maka
rencana pembangunan perlu mengakomodir RTR tersebut dalam proses
penyusunannya
Contoh: Proses
Penyusunan RPJP
Kab/Kota dengan
mengakomodir
analisis rencana
tata ruang
Sumber:
Permendagri
54
Tahun
2010
tentang
Pelaksanaan
PP
No.
8
Tahun
2008
tentang
Tahapan,
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan
Daerah
20
Penelaahan
RTR KSN,
RTRW
Provinsi,
Kab/Kota
Daerah lain
PRINSIP DASAR INTEGRASI (3)
3. Integrasi Proses Penyusunan – RTR KSN dan RPJMD
Mengingat RTR KSN Danau Toba dan Sekitarnya sudah disusun, maka
rencana pembangunan perlu mengakomodir RTR tersebut dalam proses
penyusunannya
Contoh: Proses
Penyusunan RPJM
Kab/Kota dengan
mengakomodir
analisis rencana
tata ruang
Sumber:
Permendagri
54
Tahun
2010
tentang
Pelaksanaan
PP
No.
8
Tahun
2008
tentang
Tahapan,
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan
Daerah
21
PRINSIP DASAR INTEGRASI (4)
4. Integrasi Muatan
Keterkaitan Muatan RTR KSN Danau Toba dan Sekitarnya dengan RPJPD dan RPJMD
RPJPD
Latar Belakang
RTR KSN Danau Toba dan
Sekitarnya
Pendahuluan
RPJMD
Pendahuluan
Dasar Hukum Penyusunan RTR KSN
Kondisi Umum
Hasil Perhitungan SWOT
Profil Wilayah KSN
Isu-Isu Strategis dan Peta-Peta
Kondisi Umum
Gambaran Pengelolaan Keuangan
Daerah dan Kerangka Pendanaan
Tujuan Penataan Ruang
Visi dan Misi
Arah dan Strategi
Pembangunan
Tahapan & Prioritas
Pembangunan
Kaidah Pelaksanaan
Analisis Isu-Isu Strategis
Kebijakan dan Strategi Penataan
Ruang Wilayah
Rencana Pola Ruang
Strategi Operasionalisasi
Arahan Pemanfaatan Ruang
(Indikasi Program Utama 5 Tahunan)
22
Visi dan Misi
Rencana Struktur Ruang
Arahan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Strategi & Arah Kebijakan
Kebijakan Umum & Program
Pembangunan Daerah
Indikasi Rencana Program
Prioritas + Kebutuhan Pendanaan
Penetapan Indikator Kinerja
Daerah
Pedoman Transisi dan
Kaidah Pelaksanaan
PRINSIP DASAR INTEGRASI (5)
4. Integrasi Muatan (2)
Paduserasi indikasi program RTR KSN dan rencana pembangunan
23
PENUTUP
Kebijakan
nasional
mendukung
pengembangan
kawasan
strategis
nasional
(KSN)
melalui
pengelolaan
KSN
Pengelolaan
KSN
dilakukan
melalui
• Mekanisme
koordinasi
penataan
ruang
• Pendekatan
kerjasama
dalam
penataan
ruang
Perlunya
melakukan
integrasi
RTR
dan
RP
agar
konsistensi
terjamin
Pengelolaan
KSN
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
dilakukan
dalam
rangka
mewujudkan
rencana
struktur
dan
pola
ruang
Kawasan
Perkotaan
Danau
Toba
dan
Sekitarnya
24
TERIMA KASIH
Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas
trp@bappenas.go.id (email Direktorat TRP Bappenas)
www.trp.or.id (situs Direktorat TRP Bappenas
www.tataruangpertanahan.com (portal Tata ruang dan
pertanahan)
www.scribd.com/tata ruang dan pertanahan (pustaka
virtual Tata Ruang dan Pertanahan)
https://groups.google.com/d/forum/tata-ruang-danpertanahan (milis Tata Ruang dan Pertanahan)