Domain Name sebagai obyek Hak Atas Kekay

Domain Name sebagai obyek Hak Atas Kekayaan Intelektual
Pendahuluan
Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi informatika, yang ditandai
dengan berkembangnya teknologi jaringan komunikasi dunia maya, yang dikenal dengan nama
internet, membuat setiap orang merasa perlu untuk turut berinteraksi dalam jaringan komunikasi
dunia maya ini. Hal ini diikuti dengan tumbuh menjamurnya situs-situs (website) di internet, dari
yang sekedar memberikan jasa pelayanan informasi sampai jual-beli barang. Saat ini saja
lembaga pendaftaran domain name terbesar dan tertua di dunia, Network Solutions Inc. (NSI),
telah mendaftarkan lebih dari 5 juta alamat sejak tahun 1992 bagi top level domain yang
berakhiran dengan com, org, dan net.
Dengan semakin banyak pihak yang ingin membuat atau memiliki situs di Internet, maka
tak ayal lagi kebutuhan akan domain name meningkat. Hal ini mendorong beberapa pihak, baik
pribadi maupun badan usaha, untuk menjadi penjual atau sekedar broker domain name bagi
pihak-pihak yang membutuhkannya. Pengusaha asal Houston baru-baru ini menjual domain
name business.com seharga US$ 7.5 juta (Bisnis Indonesia, 20/1/2000). Beberapa situs di
internet juga menjadi broker untuk jual beli domain name, antara lain www.domainmart.com,
www.buydomains.com, www.domainsale.com, dan sebagainya.Pada perkembangannya, jual beli
domain name ternyata dapat menimbulkan masalah. World Wrestling Federation (WWF), keluar
sebagai pemenang atas gugatan mereka terhadap penyalahgunaan domain name. Lembaga A.U.N
yang bermarkas di Geneva memerintahkan Michael Bosman dari Redlands, California,
memberikan domain name www.worldwrestlingfederation.com kepada WWF (Bisnis Indonesia,

20/1/2000). Bosman awalnya mendaftarkan domain name tersebut ke lembaga pendaftaran
setempat akhir Oktober lalu dengan biaya US$100. Tiga hari kemudian dia ingin menjualnya ke
WWF dengan harga US$1,000, suatu keuntungan yang cukup besar untuk Bosman. Namun dia
gagal mengklaim bahwa domain name tersebut berhubungan dengan miliknya yaitu nama
panggilannya atau keluarganya, atau bahkan nama salah satu binatang peliharaannya,
sebagaimana dipersyaratkan oleh Lembaga A.U.N.
Sengketa lainnya yang baru-baru ini terjadi adalah antara Yahoo, salah satu situs
terpopuler yang bermarkas di Amerika Serikat, dengan Yoohoo, sebuah situs yang bermarkas di
Thailand (Indonesian Observer, 21/6/2000). Yahoo menggugat Yoohoo karena situs itu meniru
domain name Yahoo yang telah terkenal. Pengacara Yahoo berpendapat bahwa domain name
Yoohoo terdengar sangat mirip dengan Yahoo sehingga akan membingungkan para pengguna
internet, meskipun webmaster Yoohoo berdalih bahwa dari segi isinya situs Yoohoo berbeda
dengan Yahoo.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sebagaimana dipaparkan di atas,
beberapa waktu lalu Direktur Jenderal HAKI Departemen Hukum dan Perundang-undangan RI,
A. Zen Umar Purba, mengemukakan bahwa domain name di internet untuk saat ini bisa
didaftarkan sebagai hak cipta, dan diharapkan bisa menjadi hak atas merek (Bisnis Indonesia,
21/5/2000). Namun begitu, diakuinya bahwa peraturan mengenai domain name di tingkat
nasional maupun internasional belum ada. Domain Name sebagai Ciptaan


Menurut UU Hak Cipta, yang telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir
dengan UU No. 12 Tahun 1997, yang dimaksud dengan Ciptaan adalah hasil setiap karya
pencipta dalam bentuk yang khas dan menunjukan keasliannya dalam lapangan ilmu
pengetahuan, seni dan sastra. Sedangkan Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk
itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Ciptaan yang mendapat perlindungan dari UU Hak Cipta adalah ciptaan dalam
bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang meliputi antara lain: buku atau hasil karya tulis
lainnya, program komputer, pamflet, ceramah atau pidato yang diwujudkan dengan cara
diucapkan, ciptaan lagu atau musik, drama, tari, seni rupa dalam segala bentuk, arsitektur,
fotografi, sinematografi, terjemahan, dan sebagainya.
Domain name merupakan sebuah karya cipta yang diwujudkan dalam suatu susunan
huruf, angka atau kata yang khas, sehingga dapat dikategorikan sebagai suatu hasil karya tulis.
Apabila domain name tersebut dalam tampilannya dipadu dengan gambar atau susunan warna
maka dapat saja dikategorikan sebagai suatu bentuk hasil seni lukis/gambar. UU Hak Cipta
memberikan perlindungan terhadap domain name untuk dua kategori tersebut adalah selama
hidup pencipta domain name tersebut, ditambah 50 tahun setelah penciptanya meninggal dunia.
Apabila domain name tersebut diciptakan oleh 2 orang atau lebih, maka hak cipta berlaku selama
hidup pencipta yang terlama hidupnya dan berlangsung hingga 50 tahun sesudah pencipta yang
terlama hidupnya tersebut meninggal dunia.

Pendaftaran domain name ke Kantor Hak Cipta di Departemen Hukum dan Perundangundangan RI untuk mendapatkan hak cipta memang bukan merupakan kewajiban, namun
demikian sangat dianjurkan untuk mendaftarkan domain name tersebut karena Surat Pendaftaran
Ciptaan dari Kantor Hak Cipta dapat dijadikan sebagai alat bukti awal di Pengadilan apabila
timbul sengketa dikemudian hari terhadap domain name tersebut. UU Hak Cipta memberikan
sanksi pidana antara lain penjara paling lama 7 tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
100.000.000,- bagi siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau
memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu.
Domain Name sebagai Merek
Menurut UU Merek, yang terakhir diubah dengan UU No. 14 Tahun 1997, yang
dimaksud Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Sedangkan Hak atas Merek adalah hak khusus
yang diberikan Negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk
jangka waktu tertentu menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk menggunakannya.
Domain name yang berupa nama, susunan huruf, kata atau angka, dan seringkali juga
dikombinasikan dengan susunan warna dan gambar, dapat dikategorikan sebagai merek apabila
memiliki daya pembeda dengan domain name lain dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa. Domain name sebagai merek ini akan berfungsi sebagai tanda pengenal untuk


membedakan dengan domain name lain dan juga sebagai alat promosi bagi produk yang
dihasilkannya.
Untuk mendapatkan hak atas merek, pemilik domain name harus mengajukan permintaan
pendaftaran merek ke Kantor Merek di Departemen Hukum dan Perundang-undangan RI.
Permintaan pendaftaran merek dapat ditolak apabila setelah dilakukan pemeriksaan ternyata
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek milik orang lain yang
sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan atau jasa yang sejenis. Kantor Merek juga akan
menolak permintaan pendaftaran merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik orang lain untuk barang dan atau jasa
sejenis, serta beberapa hal lainnya yang diatur dalam UU Merek dan peraturan pelaksanaannya.
Fungsi pendaftaran merek ini adalah sebagai dasar penolakan terhadap merek yang dimohonkan
pendaftaran oleh orang-orang untuk barang dan atau jasa sejenis, dan sebagai dasar untuk
mencegah orang lain memakai merek yang sama pada pokoknya dalam peredaran untuk barang
dan atau jasa sejenis.
Domain name sebagai merek terdaftar akan mendapat perlindungan hukum untuk jangka
waktu 10 (sepuluh) tahun dan berlaku surut sejak tanggal penerimaan pendaftaran merek
bersangkutan. Atas permintaan pemilik merek jangka waktu perlindungan merek terdaftar dapat
diperpanjang setiap kali untuk jangka waktu yang sama. UU Merek memberikan sanksi pidana
antara lain penjara paling lama 7 tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,- bagi
siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada

keseluruhannya dengan merek terdaftar milik orang lain atau badan hukum lain untuk barang dan
atau jasa sejenis maupun tidak sejenis yang diproduksi dan atau diperdagangkan.

Penutup
Meskipun belum ada peraturan yang secara khusus mengatur mengenai domain name,
penulis setuju dengan tindakan Dirjen HAKI yang mengakomodir domain name ke dalam regim
hukum HAKI yang berlaku di Indonesia, sehingga tidak terjadi kekosongan hukum apabila
terjadi sengketa dikemudian hari. Namun begitu, karena keunikan dari domain name ini, ada
beberapa hal yang perlu mendapat kejelasan, pertama, apakah suatu domain name harus
memiliki kesamaan, kemiripan ataupun kaitan yang erat dengan nama pencipta atau pemiliknya?
Kedua, apakah domain name dapat diperjualbelikan secara bebas? Ketiga, apakah seseorang atau
suatu badan usaha dapat memiliki atau menguasai lebih dari satu domain name?
Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat tidak
pernah mau menunggu perangkat hukum yang akan mengaturnya, maka langkah-langkah
antisipatif dan progresif harus segera dilakukan oleh para pembuat kebijakan agar perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan menjadi sumber malapetaka bagi kehidupan umat
manusia.


















Pengertian – Pengertian :
Hak Kekayaan Intelektual
Hak Kekayaan Intelektual, disingkat "HKI", adalah padanan kata yang biasa digunakan
untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang
menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Intinya HKI adalah
hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang

diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan
intelektual manusia.
Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Merek adalah suatu "tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angkaangka,
susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda
dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
Indikasi geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang, yang
karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi
dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang
dihasilkan.
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara
Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya, untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut.
Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau

warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi
atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga
dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang,
komoditas industri, atau kerajinan tangan.
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.

Sumber : http://underlaw98.tripod.com/domain_name_sebagai_obyek_hak_.htm