Evaluasi Pelayanan Perizinan Di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan

EVALUASI PELAYANAN PERIZINAN DI KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (KPPT) KABUPATEN PELALAWAN.

Oleh

Andriyus

Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisipol UIR

Abstract

This study due to the low quality of care by building permit offices Pelalawan Sub Province integrated license service. Phenomenon many homes built without permits, many buildings that do not comply with the license and permit completion time many are not in accordance with the established rules. In this study will be to evaluate the implementation of services with the construction permit should compare with reality (das solen - das sein). Type of research is a descriptive survey method combined qualitative and quantitative. Results of the study concluded, the delivery of services in an office building permits overall unified licensing services are in accordance with standard operating procedures that have been established. Constraints faced was the lack of both quality and quantity of personnel, lack of coordination and the absence of a shared vision of integrated services and support agencies, lack of facilities and infrastructure that one stop service, electricity often die area of office and the absence of public transport lines are cheap to localized office.

Key Word : evaluation, public service

PENDAHULUAN

masing-masing dengan mempertimbangkan

A. Latar Belakang aspirasi masyarakat daerah bersangkutan Format kebijakan otonomi daerah

serta dengan pemberian hak dan kewajiban yang ada pada saat ini menandai awal dari

menyelenggarakan otonomi daerah dalam suatu perubahan fundamental dalam

penyelenggaraan paradigma penyelenggaraan pemerintahan

kesatuan

sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik di negeri ini. Kalau pada pemerintahan orde

Indonesia.

baru, pembangunan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun terpenting pemerintah (developmentalism)

menjadi

misi

2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang dan pemerintah yang pada masa itu

menjelaskan bahwa daerah diberikan menjadikan dirinya sebagai pusat kendali

mengatur dan proses pembangunan itu (sentralisasi di

kewenangan

untuk

mengelolah serta mengurus rumah tangga tingkat nasional), kini harus mereposisi diri

daerahnya sendiri, adapun yang menjadi sebagai

daerah adalah masyarakat dan harus menyebarkan

dan pengendalian aktivitasnya ke berbagai pusat (plusentris)

perencanaan

pembangunan, perencanaan, pemanfaatan di tingkat lokal (sumitro, 2001 : 28).

dan pengawasan tata ruang serta Semenjak diberlakukannya Undang-

pengendalian lingkungan hidup. Sedangkan Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

yang menjadi fungsi pemerintah daerah Pemerintahan

adalah untuk menciptakan kehidupan penyelenggaraan pemerintahan daerah

Daerah,

maka

masyarakat yang sehat, menciptakan dilakukan dengan memberikan kewenangan

bersih serta yang seluas-luasnya kepada daerah untuk

lingkungan

yang

mengendalikan pencemaran air, udara dan mengurus dan mengatur urusan daerah

tanah.

Pemberian otonomi kepada daerah dilihat dari masih banyaknya keluhan yang dimaksudkan

disampaikan masyarakat kepada aparatur pembangunan dalam rangka peningkatan

untuk

mempercepat

pemerintah yang memberikan layanan kesejahteraan masyarakat dan mendekatkan

kepada masyarakat.

pelayanan kepada masyarakat. Dengan Kondisi ini pada gilirannya akan otonomi

mendapatkan pengakuan atas kualitas bertanggungjawab,

pelayanan yang datang dari masyarakat itu kewenangan untuk mengatur dan mengurus

daerah

diberi

sendiri. Untuk itu perlu dikaji secara rumah tangganya sendiri berdasarkan

mendalam tentang kategori pelayanan yang kebutuhan dan kemampuan serta aspirasi

memuaskan masyarakat sebagai pelanggan masyarakat didaerahnya.

agar sesuai dengan perubahan masyarakat Sesuai dengan tuntutan paradigma

yang cenderung tak terhindarkan, sehingga baru

peningkatan kualitas pelayanan pada pemerintahan, dimana tugas pokok dan

didalam

penyelenggaraan

masyarakat dalam menghadapi era fungsi pemerintah termasuk pemerintah

globalisasi sangat memerlukan sebuah daerah adalah memberikan pelayanan dan

strategi, mulai dari strategi perancangan pemberdayaan

pelayanan prima dalam manajemen kualitas kesejahteraan masyarakat maka dituntut

masyarakat

untuk

modern hingga kepada implementasi dari adanya

rancangan terhadap kualitas pelayanan. mewujudkan tugas pokok dan fungsi

Permasalahan dalam hal pelayanan tersebut.

tersebut memiliki dimensi yang sangat luas pemerintahan daerah akan terlaksana secara

Penyelenggaraan

fungsi

dengan aneka ragam corak pelaksanaan di optimal apabila penyelenggaraan urusan

berbagai keadaan. Barangkali jika mampu pemerintahan diikuti dengan pemberian

diukur kondisi kualitas pelayanan publik, sumber-sumber penerimaan yang cukup

dalam hal ini tentunya bukan hanya pada kepada

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu saja disesuaikan

tetapi pada setiap institusi pemerintah yang kewenangan antara pemerintah pusat dan

dengan

pembagian

secara langsung memberikan pelayanan daerah. Daerah diberikan hak untuk

publik yang berlaku dilingkungan masing- mendapatkan sumber keuangan yang antara

masing, maka hasilnya adalah suatu rasa lain

frustasi yang tidak kunjung habisnya. pendanaan dari pemerintah pusat sesuai

berupa kepastian

tersedianya

Selanjutnya perlu dikemukakan juga dengan urusan pemerintah yang diserahkan

perihal begitu panjangnya prosedur mata yaitu melalui Dana Alokasi Umum, hak

rantai birokrasi yang harus dihadapi oleh bagi hasil dari sumber-sumber daya

seorang klien apabila berhadapan dengan nasional yang berada didaerah, hak untuk

aparat pelayanan publik. Hal ini mengelolah kekayaan daerah dan hak untuk

mengakibatkan bertambah panjangnya memungut dan mendayagunakan pajak dan

daftar keluhan masyarakat terhadap retribusi daerah.

yang ada. Salah satu yang menjadi tugas

pelayanan

publik

otonomi daerah pokok penyelenggaraan pemerintahan

Penyelenggaraan

dititikberatkan pada pemerintah daerah adalah melaksanakan pelayanan, dengan

kabupaten/kota, untuk itu pemerintah adanya kebijakan otonomi daerah memberi

daerah kabupaten/kota harus memiliki harapan besar bagi masyarakat akan

untuk mendukung terlaksananya pelayanan yang prima dalam

kemampuan

penyelenggaraan otonomi daerah tersebut berbagai hal. Selama ini, umumnya

baik secara finansial maupun sumber daya masyarakat mengkonotasikan pelayanan

manusianya.

yang diberikan oleh aparatur pemerintah Kabupaten Pelalawan merupakan kepada masyarakat cenderung kurang dan

salah satu Kabupaten yang masih tergolong bahkan tidak berkualitas. Hal ini dapat

muda akan tetapi memiliki tingkat muda akan tetapi memiliki tingkat

pembangunan infrastruktur yang akan Adapun sebagian kewenangan yang memberi dampak pada meningkatnya

dilimpahkan Bupati kepada Kepala Kantor kebutuhan masyarakat akan pelayanan

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) pemerintah.

Kabupaten Pelalawan adalah sebagai Dalam rangka untuk efektifitas dan

berikut :

efisiensi penyelenggaraan pelayanan publik

1. Izin Operasional (SITU) maka dibentuklah Kantor Pelayanan

2. Izin Gangguan/Hinder Ordonantie (HO) Perizinan Terpadu (KPPT)

3. Izin Pemasangan Reklame berpedoman pada Peraturan Pemerintah

dengan

4. Izin Usaha Pariwisata Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi

5. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Perangkat Daerah dan Peraturan Menteri

6. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008

7. Tanda Daftar Industri (TDI) Tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja

8. Izin Usaha Industri (IUI) Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Di

9. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Daerah, dengan tujuan untuk meningkatkan

Surat Izin Bekerja Perencanaan (SIBP) kualitas layanan publik serta untuk

10. Izin Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) terwujudnya pelayanan publik yang cepat,

11. Izin Usaha Angkutan Umum murah, mudah, transparan, pasti dan

12. Izin Usaha Peternakan terjangkau.

13. Izin Usaha Angkutan Pedesaan/Kota Dengan

dibentuknya

Kantor

14. Izin Trayek

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT)

15. Izin Usaha Perikanan Kabupaten Pelalawan maka semua jenis

Dari semua jenis perizinan yang pelayanan perizinan (54 jenis perizinan dan

dilimpahkan kepada Kantor Pelayanan

17 jenis non perizinan) yang dulunya Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten menjadi kewenangan beberapa instansi

Pelalawan tersebut diatas, hanya Izin pemerintahan

Gangguan (HO) dan Izin Mendirikan sekarang sebagian (15 jenis perizinan

Kabupaten

Pelalawan

Bangunan (IMB) yang dikenakan biaya sampai tahun 2012) telah menjadi

sedangkan untuk jenis izin yang lainnya kewenangan Kantor Pelayanan Perizinan

sudah tidak dikenakan biaya. Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan.

dibentuknya Kantor Dalam melaksanakan tugas, Kantor

Dengan

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT)

Kabupaten Pelalawan maka diharapkan berpedoman pada pelimpahan sebagian

akan tercipta pelayanan yang prima kewenangan

sebagaimana yang cita-citakan dalam Keputusan Bupati Pelalawan Nomor :

penyelenggaraan otonomi daerah, yaitu KPTS.503/KPPT/2009/136

pelayanan yang berlandaskan pada prinsip- Pelimpahan Tugas dan

Tentang

prinsip pelayanan prima yaitu : Menandatangani Perizinan dan Non

Wewenang

a. Kesederhanaan, prosedur pelayanan Perizinan Pemerintah Daerah Kabupaten

harus dilaksanakan secara mudah, Pelalawan

cepat, tepat, lancar, tidak berbelit-belit, Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT)

dipahami dan mudah Kabupaten Pelalawan.

mudah

dilaksanakan.

b. Kejelasan dan kepastian dalam hal Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan

Kantor Pelayanan

Perizinan

prosedur atau tata cara pelayanan, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

persyaratan baik persyaratan teknis dan

maupun persyaratan administrasi, unit administrasi dibidang perizinan secara

menyelenggarakan

pelayanan

pejabat yang terpadu

bertanggungjawab serta rincian biaya bertanggungjawab serta rincian biaya

lainnya yang memadai sehingga pembayarannya.

tata

cara

memberikan rasa nyaman bagi

c. Kepastian waktu,

kesopanan dan diselesaikan dalam waktu yang telah

perizinan

dapat

g. Kedisiplinan,

keramahan, setiap petugas pelayanan ditetapkan tanpa memperhatikan skala

pelayanan kepada usaha pemohon.

memberikan

pemohon dengan memperhatikan etika

d. Kepastian hukum, proses, biaya dan dan kesopanan dalam berkomunikasi waktu wajib mengikuti aturan yang

baik dalam hal bertutur bahasa, raut berlaku, sehingga dokumen perizinan

muka maupun bahasa tubuh serta yang dihasilkan memiliki kekuatan

setiap petugas memberikan pelayanan hukum yang menjadi jaminan hukum

sesuai dengan prosedur yang telah dan rasa aman bagi pemiliknya.

ditetapkan.

e. Kemudahan akses, ditunjukkan dengan Untuk melihat jumlah pelayanan ketersediaan informasi yang dapat

perizinan yang sudah dikeluarkan oleh dengan mudah dan langsung diakses

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu oleh masyarakat, pelayanan aparat

(KPPT) Kabupaten Pelalawan selama tiga yang responsif.

tahun terakhir penulis sajikan pada tabel

f. Kenyamanan, harus memiliki ruang

berikut :

pelayanan dan sarana pelayanan yang

Tabel.I.1. Jumlah Pelayanan Perizinan Selama Tiga Tahun Terakhir (2010 – 2012)

No Tahun

Jenis Perizinan

Jumlah

1 2010 Izin Usaha dan Perdagangan (SITU) 347 Izin Gangguan (HO)

127 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

360 Izin Tanda Daftar Industri (TDI)

12 Izin Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

378 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

221 Izin Pemasangan Reklame

2 2011 Izin Usaha dan Perdagangan (SITU) 415 Izin Gangguan (HO)

138 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

382 Izin Tanda Daftar Industri (TDI)

8 Izin Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

391 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

216 Izin Pemasangan Reklame

81 Izin Usaha Pariwisata

3 2012 Izin Usaha dan Perdagangan (SITU) 607 Izin Gangguan (HO)

504 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

506 Izin Tanda Daftar Industri (TDI)

9 Izin Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

473 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

289 Izin Pemasangan Reklame

Sumber : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan 2013

Dalam 2 penelitian ini penulis 1. Permanen : Rp. 2.000/M menfokuskan 2 pada Izin Mendirikan 2. Semi permanen : Rp. 1.500/M Bangunan (IMB) khusus untuk bangunan 2 3. Pri permanen : Rp. 1.000/M

ruka dan rumah tempat tinggal dengan

4. Bangunan bertingkat ditambah 50% pertimbangan

dari lantai sebelumnya Mendirikan Bangunan (IMB) yang

Sedangkan waktu penyelesaian Izin dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan

Mendirikan Bangunan (IMB), berdasarkan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten

Standar Operasional Kantor Pelayanan dan Pelalawan belum seimbang dengan lajunya

Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten pembangunan di Kabupaten Pelalawan

Pelalawan, maksimal 14 hari kerja setelah khususnya bangunan tempat tinggal dan

berkas diserahkan.

ruko.

untuk persyaratan Berdasarkan Standar Operasional

Adapun

pelayanan Izin Mendirikan Bangunan Prosedur Kantor Pelayanan dan Perizinan

(IMB), berdasarkan Standar Operasional Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan,

Prosedur Kantor Pelayanan Perizinan untuk pengurusan

Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan Bangunan (IMB) biaya yang dikenakan

Izin Mendirikan

adalah sebagai berikut : disesuaikan dengan ukuran luas bangunan

A. Kecil

dan bentuk bangunan serta jenis bangunan.

1. Foto Copy Kartu Tanda Sebagaimana yang terdapat pada Pasal 9

Penduduk

Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan

2. Gambar Rencana Bangunan Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Retribusi

3. Foto copy surat pemilik tanah Izin Mendirikan Bangunan, disebutkan

4. Surat persetujuan sepadan bahwa besarnya pengenaan retribusi

5. Rekomendasi Camat berdasarkan luas bangunan dan jenis

6. Rekomendasi Tim Teknis bangunan yang didirikan yaitu sebagai

7. Bukti pembayaran PBB berikut :

8. Pas foto 3x4 sebanyak 4 (empat)

a. Bangunan untuk pabrik

lembar

- 2 Skala besar : Rp. 10.000/M B.

2 Besar

- Skala kecil : Rp. 7.500/M 9. Izin gangguan

b. Bangunan usaha (pertokoan, perumahan,

10. Izin lokasi

perhotelan dan sejenisnya)

2 Amdal

1. Permanen

: Rp. 3.000/M 12.

2 Pill banjir

2. Semi permanen : Rp. 2.000/M 13.

2 Izin prinsip

3. Pri permanen : Rp. 1.500/M Untuk melihat realisasi Izin

4. Bangunan bertingkat ditambah 50% Mendirikan Bangunan (IMB) selama tiga dari lantai sebelumnya

tahun terakhir di Kabupaten Pelalawan

c. Bangunan non usaha (rumah tempat penulis sajikan pada tabel berikut : tinggal)

Tabel.I.2.

Realisasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Selama Tiga Tahun Terakhir (2010 – 2012) di Kabupaten Pelalawan

No

Tahun

Jumlah IMB

Sumber : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan 2013 Sumber : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan 2013

Berdasarkan hasil pengamatan

yang

kurangnya pelaksanaan pelayanan perizinan yang

diindikasikan

pengawasan dan penerapan sanksi diberikan oleh Kantor Pelayanan Perizinan

setiap Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan,

terhadap

pelanggaran/penyimpangan dari dengan

instansi terkait.

pelayanan yaitu biaya, waktu penyelesaian dan persyaratan maka ada beberapa

B. Tujuan Penelitian

fenomena yang penulis lihat yaitu :

1. Untuk

mengevaluasi pelaksanaan

1. Masih banyak masyarakat yang pelayanan Izin Mendirikan Bangunan mendirikan

(IMB) yang diberikan oleh Kantor memperoleh

bangunan

tanpa

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Bangunan (IMB) yang berakibat

Izin

Mendirikan

Kabupaten Pelalawan. pada terjadi kesemerautan baik tata

2. Untuk mengetahui permasalahan yang bentuk maupun tata letak bangunan

menjadi kendala dalam pelaksanaan sehingga

pelayanan Izin Mendirikan Bangunan keindahan kota, padahal dalam

dapat

mengganggu

(IMB) di Kantor Pelayanan Perizinan Lembaran

Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan. Pelalawan Nomor 24 Tahun 2001 Pasal 2 Ayat (1) disebutkan bahwa

Daerah

Kabupaten

C. Kegunaan Penelitian setiap orang pribadi atau badan

1. Sebagai bahan masukan bagi yang akan mendirikan bangunan

daerah Kabupaten harus mendapat izin Kepala Daerah,

pemerintah

khususnya Kantor akan tetapi kenyataannya masih

Pelalawan

Perizinan Terpadu banyak bangunan tempat tinggal

Pelayanan

Kabupaten Pelalawan yang

(KPPT)

memberikan pelayanan Mendirikan Bangunan (IMB).

khususnya Izin

2. Berdasarkan Standar Operasional Mendirikan Bangunan (IMB). Prosedur

2. Sebagai sumbangan pemikiran Perizinan

Kantor

Pelayanan

untuk memperkaya khasanah ilmu Kabupaten Pelalawan

Terpadu

(KPPT)

pengetahuan terutama mengenai penyelesaian

waktu

tugas pemerintah Bangunan (IMB) maksimal 14

memberikan pelayanan (empat belas) hari kerja, tetapi

dalam

umum.

kenyataannya masih ada perizinan

3. Sebagai bahan referensi bagi yang tidak selesai tepat waktu yaitu

peneliti berikutnya dalam masalah lebih dari standar waktu yang

yang sama dengan indikator yang ditetapkan.

berbeda.

3. Banyaknya bangunan yang tidak sesuai dengan Izin Mendirikan

STUDI KEPUSTAKAAN

Bangunan (IMB) karena adanya

A. Konsep Pemerintahan

penambahan maupun perubahan

pemerintahan dapat bentuk bangunan padahal dalam

Ilmu

sebagai ilmu yang Lembaran

didefenisikan

mempelajari bagaimana memenuhi dan Pelalawan Nomor 25 Tahun 2001

Daerah

Kabupaten

melindungi kebutuhan tiap orang akan jasa Pasal

publik dan layanan sipil dalam hubungan pemegang

33 disebutkan bahwa

pemerintahan, sehingga dapat diterima Bangunan

Izin

Mendirikan

pada saat dibutuhkan oleh yang membangun menyimpang dari izin

(IMB)

dilarang

bersangkutan (Syafiie, 2001 : 6). Menurut

Poelje, ilmu pemerintahan mengajarkan sehingga ia berubah menjadi yang bagaimana dinas umum disusun dan

diperintah (Ndraha, 2003 : 24). dipimpin

Pemerintah adalah organ yang Sedangkan menurut Iver, pemerintahan itu

dengan

sebaik-baiknya.

berwenang memproses pelayanan publik adalah suatu organisasi dari orang-orang

dan berkewajiban memproses pelayanan yang mempunyai kekuasaan, jadi ilmu

sipil bagi setiap orang melalui hubungan pemerintahan adalah sebagai ilmu tentang

pemerintahan, sehingga setiap anggota bagaimana

yang bersangkutan diperintah (Syafiie, 2001 : 21-22). Ilmu

menerimanya pada saat diperlukan sesuai pemerintahan

dengan tuntutan (harapan) yang diperintah mempelajari bagaimana melaksanakan

(Ndraha, 2011 : 6). Menurut Labolo pengurusan (eksekutif), kepemimpinan dan

pemerintahan sesungguhnya merupakan koordinasi pemerintahan secara baik dan

upaya mengelola kehidupan bersama secara benar (Syafiie, 2001 : 23-24).

baik dan benar guna mencapai tujuan yang Ilmu pemerintahan adalah ilmu

disepakati atau diinginkan bersama. yang

Pemerintahan dapat ditinjau dari sejumlah melaksanakan koordinasi dan kemampuan

mempelajari

bagaimana

aspek penting seperti kegiatan (dinamika), memimpin bidang legislasi, eksekusi dan

struktur fungsional, maupun tugas dan yudikasi, dalam hubungan pusat dan

kewenangan (Labolo, 2007 : 24). Menurut daerah, antar lembaga serta antara yang

Suryaningrat mengatakan pemerintahan memerintah dengan yang diperintah

adalah sekelompok individu yang memiliki (Syafiie, 2007: 36).

wewenang tertentu untuk melaksanakan Menurut Syafiie (2002 : 11)

kekuasaan pemerintah adalah perbuatan Pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni

atau urusan atau memerintah (Ningrat, Dikatakan sebagai seni karena beberapa

banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa Pemerintahan adalah semua badan pendidikan pemerintahan mereka bisa

atau organisasi yang berfungsi memenuhi memimpin pemerintahan dengan baik.

kebutuhan dan kepentingan manusia dan Tujuan

masyarakat. Sedangkan yang dimaksud pemerintahan adalah untuk menjaga suatu

utama

dibentuk

dengan pemerintahan adalah proses sistem ketertiban didalam masyarakat bisa

pemenuhan dan perlindungan kebutuhan menjalankan kehidupan secara wajar,

dan kepentingan manusia dan masyarakat pemerintah modern pada hakekatnya adalah

:36). Memahami pelayanan

(Ndraha,

dalam konteks awal kondisi memungkinkan setiap masyarakat

menunjukkan bahwa mengembangkan

kejadiannya,

hubungan yang ada antara struktur kreatifitasnya demi kemajuan bersama

kemampuan

dan

pemerintah dengan rakyat adalah hubungan (Rasyid, 2002 : 14-16).

yang saling menguatkan yaitu bahwa Pemerintahan berasal dari kata

pemerintah disatu sisi berkewajiban pemerintah yang kecil kata perintah yang

mentaati dan mengikuti pemerintah bermakna ada dua pihak yang terkandung

berdasarkan kewenangan yang dimilikinya dan kedua pihak itu saling memiliki

(Ndraha, 2005 : 227).

hubungan, pihak yang memerintah yang Pemerintah bertujuan melindungi mempunyai wewenang dan kekuasaan dan

(azasi) manusia, pihak yang diperintah yang memiliki

hak-hak

esensial

melestarikan lingkungannya dan memenuhi ketaatan. Pada suatu saat seseorang atau

kebutuhan dasarnya melalui proses sekelompok orang berperan memerintah

interaksi tiga peran yaitu: dan oleh sebab itu ia disebut pemerintah,

1. Membentuk, meningkatkan dan pada saat lainnya ia kehilangan peran

melestarikan semua nilai tersebut atau tidak mampu berperan lagi

sumber

daya pendukung daya pendukung

baik untuk mencapai tujuan organisasi. sumber daya baru (peran Sub

(membentuk)

Menurut Dessler, Organisasi dapat Kultur Ekonomi)

diartikan sebagai pengaturan sumber daya

2. Mengontrol

dalam suatu kegiatan kerja, dimana tiap- Ekonomi, memberdayakan Sub

Sub

Kultur

tiap kegiatan tersebut telah disusun secara Kultur

sistematika untuk mencapai tujuan yang meredistribusikan

Ekonomi

dan

telah ditentukan. Pada organisasi tersebut yang telah berhasil ditingkatkan

nilai-nilai

masing-masing personal yang terlibat atau dibentuk oleh Sub Kultur

didalamnya diberi tugas, wewenang dan Ekonomi, melalui pelayanan

tanggung jawab yang dikoordinasi untuk kepada SKP, memberdayakan

mencapai tujuan organisasi. Dimana tujuan SKP agar SKP mampu membuat

organisasi tersebut dirumuskan secara pilihan dan berkesempatan.

musyawarah sebagai tujuan bersama yang

3. Mengontrol

diwujudkan secara bersama-sama (Richard Kekuasaan dihulu dan dihilir

(Ndraha, 2005 : 67). Gibson dkk, mengatakan bahwa Ilmu pemerintahan merupakan suatu

organisasi-organisasi merupakan entitas- ilmu untuk dapat menguasai dan memimpin

entitas yang memungkinkan masyarakat serta menyelidiki unsur-unsur dinas

mencapai hasil-hasil tertentu yang tidak berhubungan dengan keserasian kedalam

mungkin dilaksanakan oleh individu- dan hubungan antara dinas itu dengan

individu yang bertindak secara sendiri lingkungan

(Winardi, 2007 : 13). Selanjutnya menurut Sedangkan pemerintahan adalah segala

sekitarnya

(masyarakat).

Hamim bahwa organisasi dan manajemen daya upaya suatu negara untuk mencapai

ikut berpengaruh terhadap keberhasilan tujuannya (Musanef, 1982 : 6). Pada

pembangunan daerah, seperti halnya yang umumnya yang disebut pemerintah adalah

dikemukakan oleh Max Webber defenisi sekelompok individu yang mempunyai

tentang organisasi terdiri atas seorang wewenang tertentu untuk melaksanakan

pemimpin, suatu staf administrasi dan kekuasaan, sedangkan pemerintahan adalah

massa anggota-anggotanya. Yang paling perbuatan atau cara urusan memerintah.

penting dari peraturan dasar ini adalah peraturan yang membagikan otoritas suatu

B. Konsep Organisasi Pemerintahan

konsep yang harus dibedakan dari

semata-mata untuk Organisasi itu sangatlah penting

kekuasaan

melaksanakan kehendak seseorang, karena dalam kehidupan kita dan meresap dalam

otoritas didasarkan atas keyakinan seperti kehidupan masyarakat, karena dalam itu. Pertama, otoritas kharismatik, kedua, kenyataannya sebagian besar orang hidup

otoritas tradisional, ketiga, bahwa perintah- dalam organisasi dan menghabiskan waktu

perintah didasarkan atas kewajiban- hidup mereka sebagai anggota organisasi

kewajiban didalam suatu kitab peraturan (sosial, pekerjaan, sekolah dan sebagainya).

yang mencakup baik atasan maupun Memang

bawahan dan juga atasan-atasannya dan organisasi itu dapat dijalankan dengan

bawahan-bawahannya disebut otoritas legal lancar, efisien dan cepat serta tanggap

rasional. Ini adalah tipe otoritas yang terhadap

terdapat didalam suatu organisasi modern kadangkala juga dapat menjengkelkan atau

(Hamim dan Adnan Indra Muchlis, 2005 : membingungkan kita. Namun organsasi itu 67). Organisasi biasanya ditegakkan pada setidak-tidaknya dapat mencapai tujuannya

landasan mekanisme administratif, staf secara efisien dan efektif jika kemampuan

administratif bertanggungjawab terhadap technical skill dan manajerial skill dapat

organisasi dan diterapkan dengan baik menjadi satu

pemeliharaan pemeliharaan

masyarakat dan menyediakan pelayanan organisasi. Organisasi seperti itu biasa

kegiatan-kegiatan

publik berupa barang dan jasa publik. disebut birokrasi.

“Pemerintah dibentuk bukan untuk Birokrasi

melayani dirinya sendiri, tetapi untuk didefinisikan sebagai struktur pemerintahan

pemerintahan

melayani masyarakat serta menciptakan yang berfungsi memproduksi jasa publik

kondisi yang memungkinkan setiap anggota atau layanan civil tertentu berdasarkan

masyarakat mengembangkan kemampuan kebijakan

dan kreativitasnya demi mencapai tujuan mempertimbangkan berbagai pilihan dari

bersama” (Rasyid, 2002 : 11). Karenanya lingkungan (Ndraha, 2003 : 521). Birokrasi

birokrasi publik atau aparatur pemerintah pemerintah juga seringkali diartikan

berkewajiban dan bertanggung jawab untuk sebagai kerajaan pejabat. Suatu kerajaan

memberikan pelayanan secara baik dan yang raja-rajanya adalah para pejabat dari

profesional.

suatu bentuk organisasi yang digolongkan Pemberian layanan oleh aparatur modern. Didalamnya terdapat tanda-tanda

pemerintah kepada masyarakat merupakan bahwa seseorang mempunyai yurisdiksi

implikasi dari fungsi aparat negara sebagai yang jelas dan pasti, mereka berada dalam

pelayan masyarakat. Menurut INDEF, area ofisial yang yurisdiktif. Didalam

“secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi yurisdiksi tersebut seseorang mempunyai

utama yang harus dijalankan oleh tugas dan tanggung jawab resmi yang

tanpa memandang memperjelas

pemerintah

tingkatannya, yaitu public service function pekerjaannya. Mereka bekerja dalam

batas-batas

kewenangan

pelayanan masyarakat), tatanan pola hierarki sebagai perwujudan

(fungsi

function (fungsi dari tingkat otoritas dan kekuasaannya.

development

pembangunan) dan protection function Mereka memperoleh gaji berdasarkan

(fungsi perlindungan)” (INDEF, 1999 : 12). keahlian dan kompetensinya. Selain itu

Fungsi pelayanan masyarakat lebih dalam kerajaan pejabat tersebut, proses

berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas komunikasinya didasarkan pada dokumen

umum pemerintahan, kegiatan pemberian tertulis (Thoha, 2005 : 5).

berbagai pelayanan umum maupun fasilitas-fasilitas sosial kepada masyarakat

C. Konsep Pelayanan Publik

seperti penyedian pendidikan, kesehatan, pengurusan sampah, air minum dan

Pelayanan publik dapat diartikan

sebagainya.

sebagai pemberian layanan (melayani) Dipandang dari sudut ekonomi, keperluan orang atau masyarakat yang

pelayanan merupakan salah satu alat mempunyai kepentingan pada organisasi itu

pemuas kebutuhan manusia sebagaimana sesuai dengan aturan pokok dan tata cara

halnya dengan barang. Namun, pelayanan yang telah ditetapkan.

memiliki karakteristik tersendiri yang Pelayanan Publik terdiri dari dua

berbeda dari barang. Salah satu yang kata, yaitu pelayanan dan publik. Secara

dengan barang, sederhana, pelayanan dapat diartikan

membedakannya

sebagaimana dikemukakan oleh Gasperz, sebagai usaha melayani kebutuhan orang,

adalah outputnya yang tidak berbentuk sedangkan publik adalah masyarakat atau

(intangible output), tidak standar, serta rakyat. Jadi pengertian pelayanan publik

tidak dapat disimpan dalam inventori adalah

melainkan langsung dapat dikonsumsi pada masyarakat

usaha melayani

kebutuhan

saat produksi (INDEF, 1999 : 14). pemerintahan istilah pelayanan publik

pelayanan dikenal dengan istilah pelayanan umum.

Karakteristik

sebagaimana yang dikemukakan Gasperz Pemerintah

tadi secara jelas membedakan pelayanan diperlukan untuk melindungi kepentingan

pada

hakekatnya

dengan barang, meskipun sebenarnya dengan barang, meskipun sebenarnya

1. Efektif, lebih mengutamakan pada kebutuhan. Sebagai suatu produk yang

alat

pemuas

pencapaian apa yang menjadi tujuan intangible , pelayanan memiliki dimensi

dan sasaran;

yang berbeda dengan barang yang bersifat

mengandung arti tangible . Produk akhir pelayanan tidak

2. Sederhana,

cara pelayanan memiliki karakteristik fisik sebagaimana

prosedur/tata

diselenggarakan secara mudah, cepat, yang dimiliki oleh barang. Produk akhir

tepat, tidak berbelit-belit, mudah pelayanan sangat tergantung dari proses

dipahami dan mudah dilaksanakan oleh interaksi yang terjadi antara layanan

masyarakat yang meminta pelayanan; dengan konsumen.

3. Kejelasan dan kepastian (transparan), Dalam konteks pelayanan publik,

mengandung akan arti adanya kejelasan Thoha mengemukakan bahwa “tugas

dan kepastian mengenai : pelayanan lebih menekankan upaya

a. Prosedur/tata cara pelayanan; mendahulukan

pelayanan, baik mempermudah

kepentingan

umum,

b. Persyaratan

teknis maupun mempersingkat waktu proses pelaksanaan

persyaratan administratif; urusan publik dan memberikan kepuasan

c. Unit kerja dan atau pejabat yang kepada publik” (Thoha, 1995 : 101).

berwenang dan bertanggung jawab Senada dengan itu, Moenir mengemukakan

dalam memberikan pelayanan; bahwa “pelayanan umum adalah kegiatan

d. Rincian biaya/tarif pelayanan dan yang dilakukan oleh seseorang atau

tata cara pembayarannya; sekelompok orang dengan landasan faktor

waktu penyelesaian materiel melalui sistem, prosedur dan

e. Jadwal

pelayanan.

metode tertentu dalam rangka memenuhi

mengandung arti kepentingan orang lain sesuai dengan

4. Keterbukaan,

prosedur/tata cara persyaratan, satuan haknya (Moenir, H.A.S., 2000 : 26).

penanggungjawab Dalam ilmu politik dan administrasi

kerja/pejabat

pelayanan, waktu negara, Lay mengatakan bahwa pelayanan

pemberi

penyelesaian, rincian biaya/tarif serta publik merupakan istilah standar yang

hal-hal lain yang berkaitan dengan menggambarkan

proses pelayanan wajib diinformasikan pelayanan pemerintah (sektor publik)

secara terbuka agar mudah diketahui kepada masyarakat atau individu atas dasar

dan dipahami oleh masyarakat, baik pengangungan kepentingan umum (Lay,

diminta maupun tidak diminta; dkk, 2002 : 14).

5. Efisiensi, mengandung arti : Dari beberapa pengertian diatas

pelayanan hanya dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik

a. Persyaratan

dibatasi pada hal-hal berkaitan adalah segala bentuk kegiatan yang

dengan pencapaian diselenggarakan oleh instansi pemerintah

langsung

sasaran pelayanan dengan tetap mulai dari pusat sampai ke daerah dan di

memperhatikan keterpaduan antara lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk

dengan produk barang atau jasa dengan sistem, prosedur

persyaratan

pelayanan yang berkaitan; dan metode tertentu dalam rangka

adanya pengulangan memenuhi kebutuhan masyarakat atau

b. Dicegah

pemenuhan persyaratan, dalam hal individu sesuai dengan haknya.

proses pelayanan masyarakat yang Pelayanan publik yang profesional,

mempersyaratkan artinya pelayanan publik yang dicirikan

bersangkutan

adanya kelengkapan persyaratan oleh

satuan kerja/instansi responsibilitas dari pemberi layanan

pemerintah lain yang terkait. (aparatur pemerintah). Dengan ciri sebagai

waktu, kriteria ini berikut :

6. Ketepatan

mengandung

arti pelaksanaan arti pelaksanaan

dapat

e. Keamanan

diselesaikan dalam kurun waktu yang

f. Tanggung Jawab telah ditentukan;

g. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

7. Responsif, lebih mengarah pada daya

h. Kemudahan Akses tanggap dan cepat menanggapi apa

Kesopanan dan yang menjadi masalah, kebutuhan dan

i. Kedisiplinan,

Keramahan

aspirasi masyarakat yang dilayani; j. Kenyamanan (Keputusan Menpan

8. Adaptif, cepat menyesuaikan terhadap Nomor 63 Tahun 2004 ) apa yang menjadi tuntutan, keinginan

Standar Pelayanan Publik adalah dan aspirasi masyarakat yang dilayani

setiap penyelenggaraan pelayanan publik yang senantiasa mengalami tumbuh

harus memiliki standar pelayanan dan kembang.

dipublikasikan sebagai jaminan adanya Menurut

kepastian bagi penerima pelayanan. Standar Pendayaagunaan Aparatur Negara Nomor

Keputusan

Menteri

pelayanan merupakan ukuran yang

penyelenggaraan Penyelenggaraan

63 Tahun 2004 Tentang Pedoman Umum

dibakukan

dalam

pelayanan publik yang wajib ditaati oleh Hakikat pelayanan publik adalah pemberian

Pelayanan

Publik,

pemberi dan penerima pelayanan tersebut. pelayanan prima kepada masyarakat yang

Standar pelayanan publik sekurang- merupakan perwujudan kewajiban aparatur

kurangnya meliputi:

pemerintah sebagai abdi masyarakat. Asas

a. Prosedur Pelayanan Pelayanan Publik adalah untuk memberikan

b. Waktu Penyelesaian pelayanan yang memuaskan bagi pengguna

c. Biaya Pelayanan

jasa, penyelenggara pelayanan harus

d. Produk Pelayanan

memenuhi asas-asas pelayanan sebagai

e. Sarana dan Prasarana berikut :

f. Kompetensi

petugas pemberi

1. Transparansi pelayanan (Keputusan Menpan Nomor

2. Akuntabilitas

63 Tahun 2004 )

3. Kondisional Pola Penyelenggaraan Pelayanan

4. Partisipatif Publik dalam kaitannya dengan pola

5. Kesamaan Hak pelayanan menyatakan ada empat pola

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

pelayanan, yaitu:

(Keputusan Menpan Nomor 63

a. Fungsional : Pola pelayanan publik Tahun 2004 )

diberikan oleh penyelenggara pelayanan, Penyelenggaraan Pelayanan Publik

sesuai dengan tugas, fungsi dan perlu memperhatikan dan menerapkan

kewenangannya.

prinsip, standar, pola penyelenggaraan,

b. Terpusat : Pola pelayanan publik biaya, pelayanan bagi penyandang cacat,

tunggal oleh lanjut usia, wanita hamil dan balita,

diberikan

secara

penyelenggara pelayanan berdasarkan pelayanan khusus, biro jasa pelayanan,

wewenang dari tingkat kepuasan masyarakat, pengawasan

pelimpahan

penyelenggaraan pelayanan terkait penyelenggaraan, penyelesaian pengaduan

lainnya yang bersangkutan. sengketa,

c. Terpadu : Pola penyelenggaraan penyelenggaraan

pelayanan publik terpadu dibedakan Penyelenggaraan pelayanan publik harus

pelayanan

publik.

menjadi dua, yaitu:

1. Terpadu satu atap adalah Pola berikut:

memenuhi beberapa prinsip sebagai

pelayanan

terpadu satu atap

a. Kesederhanaan diselenggarakan dalam satu tempat

b. Kejelasan

yang

meliputi

berbagai jenis

c. Kepastian Waktu pelayanan yang tidak mempunyai

d. Akurasi keterkaitan proses dan dilayani d. Akurasi keterkaitan proses dan dilayani

demikian hanya jenis pelayanan yang sudah dekat

pengawasan. Jika

perbedaan mendasar pengawasan dan dengan masyarakat tidak perlu

penilaian terletak pada aspek orientasi disatuatapkan.

waktu, sasaran dan pemanfaatannya.

2. Terpadu satu pintu adalah Pola Menurut Zain Badudu evaluasi pelayanan terpadu satu

adalah menilai atau memaksa untuk menilai diselenggarakan pada satu tempat

pintu

sudah dilakukan, yang

pekerjaan

yang

bagaimana hasilnya cukup baik atau buruk pelayanan yang memiliki keterkaitan

(Badudu, 2001 : 402). Evaluasi kebijakan proses dan dilayani melalui satu

dapat dikatakan sebagai kegiatan yang pintu.

menyangkut estimasi atau penilaian

d. Gugus Tugas : Petugas pelayanan publik kebijakan yang mencakup substansi secara perorangan atau dalam bentuk

Evaluasi kebijakan gugus tugas ditempatkan pada instansi

implementasi.

suatu kegiatan pemberi pelayanan dan lokasi pemberian

dipandang

sebagai

fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan pelayanan tertentu (Keputusan Menpan

tidak hanya dilakukan pada tahap akhir Nomor 63 Tahun 2004).

saja, melainkan kepada seluruh proses kebijakan. Menurut Edward dan Brown,

D. Konsep Evaluasi

evaluasi adalah suatu tindakan atau usaha Evaluasi merupakan suatu proses

proses untuk menentukan nilai dari sesuatu yang mendasarkan diri pada disiplin

(Anas, 1996 : 1).

ketaatan dan tahapan waktu maka untuk Evaluasi implementasi kebijakan dapat mengetahui hasil dari kegiatan

dibagi tiga, menurut timing evaluasi yaitu ataupun kendala-kendala yang terjadi dari

sebelum dilaksanakan, pada waktu suatu kegiatan (Hanif, 2005 : 169),

dilaksanakan dan setelah dilaksanakan. Evaluasi merupakan penilaian pencapaian

Evaluasi pada waktu pelaksanaan biasanya kinerja dari implementasi. Evaluasi

disebut evaluasi proses. Evaluasi setelah dilaksanakan setelah kegiatan selesai

kebijakan juga disebut sebagai evaluasi dilaksanakan (Nugroho, 2012 : 723).

konsekuensi (output) kebijakan dan/atau Sebuah kebijakan publik tidak bisa

impak/pengaruh (outcome) dilepas begitu saja, kebijakan harus diawasi

evaluasi

kebijakan atau sebagai evaluasi sumatif dan salah satu mekanisme pengawasan

(Nugroho, 2012 : 730). James P. Lester dan tersebut disebut evaluasi kebijakan.

mengelompokkan Evaluasi biasanya ditujukan untuk menilai

Joseph

Steward,Jr

evaluasi implementasi kebijakan menjadi sejauhmana keefektifan kebijakan publik

evaluasi proses, yaitu evaluasi yang guna

berkenaan dengan proses implementasi. konstituennya. Sejauhmana tujuan dapat

dipertanggungjawabkan

kepada

Evaluasi impak, yaitu evaluasi berkenaan dicapai. Evaluasi diperlukan untuk melihat

dengan hasil dan/atau pengaruh dari kesenjangan antara harapan dan kenyataan

kebijakan. Evaluasi (Nugroho, 2012 : 727-728).

implementasi

kebijakan, yaitu apakah benar hasil yang Evaluasi menurut Siagian adalah

dicapai mencerminkan tujuan yang penilaian dan merupakan bagian yang

dikehendaki dan evaluasi meta-evaluasi internal dari proses pelaksanaan sistem

yang berkenaan dengan evaluasi berbagai pengawasan, penilaian merupakan suatu

implementasi kebijakan yang ada untuk proses analisa data yang diperoleh melalui

menemukan kesamaan-kesamaan tertentu proses penguasaan untuk menentukan hasil

(Nugroho, 2012 : 733).

faktual dari pelaksanaan pengawasan itu Fungsi utama evaluasi, pertama (Siagian, 1985 : 7). Instrument yang

memberi informasi yang valid dan dapat digunakan dalam proses penilaian boleh

dipercaya mengenai kinerja kebijakan, saja atau bisa menggunakan instrument

yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan

yang bersifat aktual pada saat meneliti yang sumbangan pada klarifikasi dan kritik

dituangkan dalam bentuk tabulasi dan terhadap nilai-nilai yang mendasari

disertai dengan penjelasan. pemilihan tujuan dan target, nilai diperjelas

B. Lokasi Penelitian

dengan mendefinisikan

Penelitian ini dilakukan di Kantor mengoperasikan tujuan dan target. Nilai

dan

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) juga dikritik dengan menanyakan secara

Kabupaten Pelalawan selaku perangkat sistematis kepantasan tujuan dan target

daerah yang memperoleh pelimpahan dalam hubungan dengan masalah yang

kewenangan dari Bupati di bidang dituju yang dapat menganalisis alternative

perizinan, penulis memilih Kantor sumber nilai (misalnya kepentingan

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) kelompok) maupun landasan mereka dalam

Kabupaten Pelalawan sebagai lokasi berbagai bentuk rasionalitas (misalnya

penelitian dengan pertimbangan bahwa teknis, ekonomis, legal, social, substantif).

diberikan Kantor Adapun kriteria-kriteria evaluasi adalah :

pelayanan

yang

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan,

Kabupaten Pelalawan kepada masyarakat responsivitas dan ketepatan. Ketiga ,

masih belum menggambarkan efektifitas evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi

dan efisiensi pelayanan. metode-metode analisis kebijakan lainnya

C. Populasi dan Sampel

termasuk perumusan

Populasi merupakan keseluruhan rekomendasi. Informasi tidak memadainya

masalah

dan

individu-individu yang menjadi objek kinerja

penelitian pada suatu lokasi atau ruang sumbangan pada perumusan ulang masalah

lingkup tertentu. Yang menjadi populasi kebijakan,

dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai menunjukan bahwa tujuan dan target

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu didefinisikan ulang, evaluasi dapat pula

Kabupaten Pelalawan dan menyumbang pada definisi alternative

(KPPT)

mengurus Izin kebijakan yang baru atau revisi dengan

masyarakat

yang

Mendirikan Bangunan (IMB) di Kantor menunjukan bahwa alternatif kebijakan

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) yang diunggulkan sebelumnya perlu

Kabupaten Pelalawan.

dihapus atau diganti dengan yang lain. Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

populasinya. Adapun yang menjadi sampel Dalam melakukan penelitian ini,

pada penelitian ini adalah Kepala Kantor Penulis menggunakan tipe penelitian

Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten survey deskriptif dengan metode gabungan

Pelalawan, Kepala Sub Bagian, Kepala antara kualitatif dan kuantitatif, yaitu

Seksi, pegawai Kantor Pelayanan Perizinan dengan melakukan penelitian langsung di

Terpadu Kabupaten Pelalawan serta Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

mengurus Izin (KPPT) Kabupaten Pelalawan guna

masyarakat

yang

Mendirikan Bangunan (IMB). Untuk mendapatkan gambaran yang tepat, jelas

melihat lebih jelasnya penulis sajikan pada dan terinci bagaimana adanya tentang

tabel berikut :

Tabel.III.1. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian

No

Jenis Populasi

Populasi

Sampel

1 Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

2 Kepala Sub Bagian

3 Kepala Seksi

4 Pegawai KPPT

5 Masyarakat Yang Mengurus IMB

Sumber : Data Olahan Tahun 2013

PEMBAHASAN

Kabupaten Pelalawan yang berpedoman

A. Evaluasi Pelayanan Perizinan Di

pada teori evaluasi yang dikemukakan Prof.

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

Talidziduhu

Ndraha dengan cara

Kabupaten Pelalawan

membandingkan pelayanan secara ideal Salah satu jenis pelayanan perizinan

sesuai dengan Standar Operasional yang menjadi tugas dan tanggungjawab

Prosedur Kantor Pelayanan Perizinan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan (KPPT) Kabupaten Pelalawan adalah Izin

dengan kenyataan yang terjadi dilapangan, Mendirikan Bangunan (IMB),

dengan uraian indikator sebagai berikut : pengamatan penulis dimasyarakat masih

dari

1. Prosedur

responden tentang berkaitan

ada dijumpai fenomena-fenomena yang

Jawaban

prosedur pelayanan yang diberikan oleh Bangunan (IMB) tersebut. Untuk itu

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu penulis

(KPPT) Kabupaten Pelalawan kepada pelayanan Izin Mendirikan Bangunan

mengevaluasi

pelaksanaan

masyarakat khususnya pelayanan Izin (IMB) yang diberikan oleh Kantor

Mendirikan Bangunan sebagai berikut : Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT)

Tabel.IV.17. Jawaban Responden Tentang Prosedur Pelayanan Yang di Berikan Oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan

No Tanggapan

2 Cukup Baik

3 Kurang Baik

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan penelitian dilapangan dengan Kepala Kantor Pelayanan Perizinan dapat diketahui bahwa semua prosedur

Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan pengurusan Izin Mendirikan Bangunan

(Drs. H. Fakhrizal, M.Si) pada hari senen (IMB) diatas sudah dilaksanakan oleh

tanggal 2 September 2013 : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

Dalam hal prosedur pelayanan yang (KPPT) Kabupaten Pelalawan, hal ini

kita berikan kepada masyarakat sesuai dengan hasil wawancara penulis

secara keseluruhan termasuk juga secara keseluruhan termasuk juga

Dapat disimpulkan bahwa prosedur Bangunan (IMB), sudah sesuai

Izin

Mendirikan

pelayanan Izin Mendirikan Bangunan dengan Standar Prosedur Perizinan

(IMB) yang dilaksanakan Kantor Pelayanan yang telah ditetapkan dalam Surat

Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Keputusan Bupati Pelalawan Nomor

Pelalawan sudah baik karena sudah sesuai : KPTS.503/KPPT/2012/109 dengan

dengan Standar Operasional Prosedur berpedoman

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Menpan Nomor 63 Tahun 2004

2. Waktu Penyelesaian

Penyelenggaraan Pelayanan Publik, Jawaban responden tentang waktu

yaitu pelayanan dengan prinsip penyelesaian pelayanan Izin Mendirikan kesederhanaan,

kejelasan

dan

Bangunan (IMB) yang diberikan oleh kepastian dalam hal prosedur atau

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu tata cara pelayanan, persyaratan

Kabupaten Pelalawan : baik persyaratan teknis maupun

(wawancara Penelitian).

Tabel.IV.18. Jawaban Responden Tentang Waktu Penyelesaian Pelayanan Yang di Berikan Oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan

No Tanggapan

2 Cukup Baik

3 Kurang Baik

Sumber : Hasil Penelitian 2013 Dari penelitian yang penulis

2013 di ruang kerjanya, beliau mengatakan lakukan dapat diketahui bahwa waktu

penyelesaian Izin Mendirikan Bangunan Dalam memberikan pelayanan yang (IMB) yang diberikan oleh Kantor

prima kepada masyarakat kita tetap Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT)

mengacu pada Standar Operasional Kabupaten Pelalawan sudah sesuai dengan

Prosedur yang telah ditetapkan, Standar Operasional Prosedur diatas

untuk Izin Mendirikan Bangunan walaupun masih ada Izin Mendirikan

(IMB) memakai pola II yaitu Bangunan

maksimal 14 hari kerja setelah penyelesaiannya melebih waktu maksimal

dilakukan survey lapangan oleh tim yang telah ditetapkan tersebut, namun

dan berkas lengkap diterima persentase tidak banyak dan hal ini lebih

walaupun masih ada pelayanan Izin banyak disebabkan oleh faktor non teknis

Bangunan (IMB) seperti lampu yang sering mati dikawasan

Mendirikan

beberapa orang warga masyarakat perkantoran Bhakti Praja Kabupaten

penyelesaiannya Pelalawan.

yang

waktu

melebihi batas waktu yang telah Hasil wawancara singkat penulis

ditetapkan tersebut akan tetapi dengan Kepala Seksi Pelayanan (Yefli Sas,

jumlahnya tidak banyak hanya SE) pada hari Rabu Tanggal 11 September

sebagian kecil saja dan itupun lebih sebagian kecil saja dan itupun lebih

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pungkiri bahwa setiap jenis

dalam Standar Operasional Prosedur pelayanan yang kita berikan sangat

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu tergantung pada tenaga listrik

(KPPT) Kabupaten Pelalawan. (wawancara penelitian).

3. Ketentuan Biaya

Jawaban responden tentang biaya penyelesaian pelayanan Izin Mendirikan

pelayanan Izin Mendirikan Bangunan Bangunan (IMB) yang diberikan oleh

(IMB) yang ditetapkan oleh Kantor Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) (KPPT) Kabupaten Pelalawan kepada

Kabupaten Pelalawan :

Tabel.IV.19. Jawaban Responden Tentang Biaya Pelayanan Yang di Tetapkan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Pelalawan

No Tanggapan

2 Cukup Baik

3 Kurang Baik

Sumber : Hasil Penelitian 2013 Hasil wawancara penulis dengan

Ketentuan biaya ataupun tarif salah seorang masyarakat yang mengurus

retribusi yang dikenakan terhadap Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada hari

Izin Mendirikan Senen tanggal 9 September 2013 :

pelayanan

(IMB) bervariasi Menurut saya biaya yang dikenakan

Bangunan

tergantung dari jenis dan luas untuk pengurusan Izin Mendirikan

bangunan yang akan dibangun, Bangunan (IMB) sudah sesuai

secara garis besar variasinya ada dengan

tiga kategori yaitu bangunan untuk ditetapkan, karena untuk biaya

pabrik, bangunan usaha yang setiap pelayanan perizinan sudah

meliputi pertokoan, perumahan, ada ditempel dipapan pengumuman

perhotelan dan sejenisnya serta dan dibrosur-brosur yang ada.

bangunan non usaha yaitu rumah Untuk izin yang saya urus menurut

tempat tinggal, khusus bangunan saya biayanya sudah sesuai karena

tempat tinggal ada tiga klasifikasi rumah yang akan saya bangun tidak

yaitu semi permanen, permanen dan luas dan biayanyapun tidak banyak,

pri permanen untuk masing-masing pokoknya menurut saya sudah

Dokumen yang terkait

Analisa Hubungan Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Volume Dan Kapasitas Jalan di Ruas Jalan Rantau Bais - Ujung Tanjung Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

0 0 14

Peranan Lembaga Kemasyarakatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kota Pekanbaru (Gerakan Cinta Keluarga Miskin)

0 2 45

Pengaruh Konsep Diri Dan Efikasi Diri Dengan Daya Juang Siswa Dalam Menentukan Jurusan Di Perguruan Tinggi Yang Diinginkan

1 1 10

PEMILIHAN TEMPAT WISATA DI TERNATE DENGAN METODE TECHNIQUE ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) A.Sumardin Teknik Informatika, STMIK AKBA mysumardingmail.com Abstrak - Pemilihan Tempat Wisata Di Ternate Dengan Metode Technique Order P

0 0 8

PENGARUH RESPON KOGNITIF AUDIENCE KAMPANYE IKLAN DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN VOTERS DALAM MEMILIH CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PADA PEMILU 2004 (Studi di Kelurahan Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogya

0 0 14

Analisis Peran Dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri

0 0 20

Pengawasan Terhadap Kebijakan Pemerintah Tentang Upah Minimum Provinsi Di Kota Pekanbaru Pada Tahun 2007

0 0 46

Nurmasari, S.Sos Alumni Prodi Administrasi Negara Fisipol-Universitas Islam Riau, Pekanbaru Abstract - Analisis Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Di Kabupaten Bengkalis

0 0 32

Pengaruh Sikap Materialistis Terhadap Kepuasan Kerja Dan Organizational Citizenship Behavior (Studi Pada Koperasi Syariah Di Provinsi Jawa Timur)

0 0 27

STUDI PERILAKU PEMILIH (VOTER BEHAVIOUR) PADA PEMILU LEGISLATIF (Studi Kasus Dapil 2 Kabupaten Muara Enim)

0 0 11