I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - PENERAPAN SANKSI PIDANA BAGI CALON ANGGOTA LEGISLATIF YANG MELAKUKAN POLITIK UANG (MONEY POLITIC) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM (Studi Putusan No. 34/pid.B/2014/PN.LW)

  

PENERAPAN SANKSI PIDANA BAGI CALON ANGGOTA LEGISLATIF

YANG MELAKUKAN POLITIK UANG (MONEY POLITIC) BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM

(Studi Putusan No. 34/pid.B/2014/PN.LW)

  

Dico Primantara Marga Putra

Jurusan Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung

Jl.Prof Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145

  

Telp (0721) 7906534 Fax (0721) 70 4625

Email: Dico.lidyatara@gmail.com

Abstract. Implementation of democracy is always littered with ways that are not

  either one of them is money politics. Money politic is defined as a form of gift or promise bribe someone good that the man did not exercise their right to vote and that he may exercise this right in a particular way at the time of elections. . In the case of money politics of this kind need to know how to process the application of criminal sanctions and what are the factors inhibiting the adoption of such cases. The method used in this study is the juridical approach to normative and empirical. As for the sources and types of data are primary data obtained from field studies and secondary data obtained from the literature. Based on research that has been done it is known that the application of criminal sanctions against legislative candidates who do political money stipulated in Article 301 Paragraph (1) of the Act. No. 8 of 2012 on the general election. The factors that most affect the application of criminal sanctions against legislators who do politics society money is a factor.

  

Abstrak. Pelaksanaan demokrasi selalu dikotori dengan cara-cara yang tidak baik

  salah satunya adalah money politic. Politik uang (money politic) didefinisikan sebagai suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Dalam kasus money politic semacam ini perlu diketahui bagaimana proses penerapan sanksi pidananya dan apa saja faktor penghambat dalam penerapan kasus semacam ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris. Adapun sumber dan jenis data adalah data primer yang diperoleh dari studi lapangan dan data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan sanksi pidana terhadap calon anggota legislatif yang melakukan politik uang telah sesuai dengan hukum yang berlaku namun hukumannya masih kurang berat tidak sesuai dengan isi Pasal 301 Ayat (1) Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 tentang pemilihan umum. Faktor penghambat yang paling mempengaruhi dalam penerapan sanksi pidana terhadap anggota legislatif yang melakukan politik uang adalah faktor masyarakat.

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang bahwa pada tingkat terakhir rakyat

  memberikan ketentuan dalam Demokrasi sebagai dasar hidup masalah-masalah pokok mengenai menilai kebijakan negara, karena kebijakan tersebut menentukan kehidupan rakyat.

  menuju sistem politik yang demokratis yang dicirikan dengan penyelenggaraan pemilihan umum yang relatif adil, dan adanya ruang yang lebih terbuka bagi warga negara yang memiliki pandangan politik yang berbeda.

  pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Bagi politisi,

1 Saat ini Indonesia bergerak

  merupakan media instan yang dengan cara itu suara konstituen dapat dibeli. Sebaliknya, bagi rakyat, money politic ibarat bonus rutin di masa Pemilu yang lebih riil dibandingkan dengan program-program yang dijanjikan.

  money politic

2 Pemilihan umum (pemilu)

  Hlm. 18.

  1999. Hlm. 25 2 Fuad, F. Agama Dan Pendidikan Demokrasi . Jakarta: Pustaka Alvabet.2006.

  Politik uang (money politic) didefinisikan sebagai suatu bentuk 1 Mahfud, MD.Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi. Yogyakarta: Gama Media.

  merupakan instrumen penting dalam demokrasi yang menganut sistem perwakilan. Pemilu berfungsi sebagai alat penyaring bagi “politikus- politikus” yang akan mewakili dan membawa suara rakyat di dalam lembaga perwakilan.

  hampir di seluruh wilayah Indonesia, contohnya kasus yang terjadi di wilayah Liwa, Lampung Barat. Dalam contoh kasus ini seorang calon anggota legislatif terindikasi melakukan tindak pidana money

  politic

  karena telah membagikan uang sebesar 50 ribu rupiah kepada peserta pemilu langsung dengan tujuan agar orang tersebut memberikan hak suaranya dalam pemilihan legislatif.

  Dalam kasus ini “jaksa menuntut terdakwa dengan tuntutan pidana penjara selama 6 bulan dan masa percobaan 9 bulan dan denda Rp. 10.000.000,- sub. 3 bulan kurungan

  ” berdasarkan “Pasal 89 Jo. Pasal 301 Ayat (1) Undang-Undang RI No. 08 Tahun 2012 tentang pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah”.

  Majelis hakim pengadilan negeri Liwa telah menjatuhkan putusan pada tanggal 06 Maret 2014 yang meyatakan bahwa terdakwa bersalah 3 Ismawan, Indra. Money Politics Pengaruh

  Uang Dalam Pemilu. Yogyakarta: Media Presindo. 1999.Hlm. 35.

  Pelaksanaan demokrasi selalu dikotori dengan cara-cara yang tidak baik. Money politic kini tidak hanya terjadi ditingkat pemerintahan pusat, tapi sudah sampai dipelosok daerah yang jauh dari pusat pemerintahan. Sudah tidak asing memang, bahkan pelakunya tidak lagi sembunyi- sembunyi tapi sudah berani terang- terangan. Baik lewat sumbangan sarana prasarana, perbaikan jalan, renovasi sarana sosial, sampai masing-masing individu menerima uang “panas”, dengan syarat memberikan suaranya pada ajang pemilihan dan pemungutan suara.

  3 Kasus politik uang ini terjadi

  melanggar Pasal 89 Jo. Pasal 301 Ayat (1) Undang-Undang RI No. 08 Tahun 2012 tentang pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

  Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder yaitu data yang di peroleh dari studi kepustakaan (library

  Secara umum money politic dapat diartikan sebagai suatu tindakan jual beli suara pada sebuah proses politik dan kekuasaan. Kasus money politic ini sebenarnya sudah sering terjadi, namun selama ini kasus semacam ini

  II. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Narasumber adalah seseorang yang memberikan informasi yang diinginkan dan dapat memberikan tanggapan mengenai informasi yang diberikan. Narasumber dalam penelitian ini berjumlah 4 orang, yakni Hakim Pengadilan Negeri liwa, Jaksa kejaksaan Negeri Liwa, Polisi di Kepolisian Resort Liwa dan Akademisi.

  1. Narasumber

  c. Penentuan Narasumber

  Sumber data yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah bersumber pada data primer dan data sekunder.

  2. Jenis Data

  ) dengan cara, membaca dan menganalisis berbagai literatur.

  research

  1. Sumber Data

  Berdasarkan hasil putusan majelis hakim pengadilan negeri Liwa, penulis melakukan penelitian mengenai penerapan sanksi pidana terhadap calon anggota legislatif yang melakukan politik uang untuk mengetahui apakah hasil putusan tersebut telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ada.

  b. Sumber dan Jenis Data

  Selain itu penulis juga menggunakan pendekatan yuridis dilakukan dengan mengadakan penelitian di lapangan, untuk meliahat realitas bagaimana penerapan sanksi pidana terhadap calon anggota legislatif yang melakukan politik uang. Tujuannya adalah untuk memproleh data murni tentang masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

  Penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan melalui penelaahan terhadap teori-teori, konsep-konsep, dokumen-dokumen hukum berupa Rancangan Undang- Undang (RUU), Undang-undang, makalah-makalah, serta perumusan- perumusan yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dan diteliti.

  3. Metode Penelitian

  Apakah yang menjadi faktor penghambat dalam penerapan sanksi pidana terhadap calon anggota legislatif yang melakukan politik uang.

  b.

  Bagaimanakah penerapan sanksi pidana terhadap calon legislatif yang melakukan politik uang.

  Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a.

  2. Rumusan Masalah

a. Pendekatan Masalah

  dianggap saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Namun pada tahun 2014 ini, lebih tepatnya pada tanggal 25 Januari 2014 telah berhasil terkuak sebuah kasus money

  politic yang dilakukan oleh calon anggota legislatif yang bernama Ir.

  EFAN TOLAMI, M.Ap., kasus ini berada di wilayah Liwa Lampung Barat.

  Berdasarkan laporan dari para saksi dan adanya barang bukti, maka perbuatan Terdakwa sebagaimana tersebut diatur dan diancam pidana dalam Pasal 89 Jo Pasal 301 Ayat (1) Undang-Undang RI No. 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang berisi: (1) Setiap pelaksana kampanye pemilu yang dengan sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta kampanye pemilu secara langsung ataupun tidak langsung sebagaimana di maksud dalam Pasal 89 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp. 24.000.000,-. (2) Setiap pelaksana, peserta, dan/atau petugas Kampanye

  Pemilu yang dengan sengaja pada Masa Tenang menjanjikan atau memberikan imbalan uang atau materi lainnya kepada Pemilih secara langsung ataupun tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam

   dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun dan denda

  (3) Setiap orang yang dengan sengaja pada hari pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada Pemilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih Peserta Pemilu tertentu dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 36.000.000,-. Hasil wawancara dengan M. Samsari selaku kasat reskrim diperoleh informasi bahwa kasus

  money politic atau bisa juga disebut

  dengan permainan uang dalam politik sebenarnya sudah banyak terjadi di seluruh wilayah di Indonesia tidak terkecuali di Lampung. Selama ini kasus-kasus semacam ini belum banyak yang dapat diadili. Selanjutnya dari hasil wawancara dengan Joko Kuswanto selaku kepala seksi tindak pidana umum diperoleh informasi bahwa saat ini sistem demokrasi pemilu di Indonesia banyak dikotori dengan praktik money politic. Praktik money

  politic ini sudah menjadi kebiasaan dan rahasia umum di masyarakat.

  Untuk mencari data terjadinya praktik money politic pun saat ini cukup sulit karena masyarakat pun seolah menutupi karena mereka merasa hal ini menguntungkan bagi mereka, padahal hal ini justru akan merugikan mereka nantinya.

  Hasil wawancara dengan Hermansyah selaku Hakim diperoleh informasi bahwa berdasarkan surat tuntutan pidana dari Jaksa penuntut umum, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Liwa menjatuhkan putusan sebagaimana didakwakan kepadanya dalam dakwaan yakni telah Ayat (1) Undang-Undang No. 8 Tahun 2012. Hasil wawancara dengan Edi Rifai selaku dosen hukum pidana Universitas Lampung diketahui bahwa berdasarkan Undang-Undang Pemilu disebutkan bahwa adanya larangan untuk melakukan politik uang bagi anggota legislatif, pasangan calon dan atau tim kampanye. Lebih jelasnya tercantum dalam pasal 82 Ayat (1) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004

  Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa, penerapan sanksi pidana terhadap calon anggota legislatif yang melakukan politik uang yang diatur dalam Pasal 301 Ayat (1) Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 tentang pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah telah berjalan sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang ada hanya saja sanksi yang diberikan masih kurang berat yakni terdakwa dikenai sanksi dengan pidana penjara 4 bulan dan menetapkan pidana penjara tersebut tidak perlu dijalani kecuali apabila di kemudian hari terdapat perintah lain dalam putusan majelis hakim karena terdakwa telah melakukkan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan selama 6 bulan berakhir dan menjatuhkan pidana denda sebesar Rp. 6.000.000,-. Seharusnya terdakwa dapat dikenai sanksi yang lebih berat sebagaimana tercantum dalam isi Pasal 301 Ayat (1).

  Penegakan hukum sebagai proses sosial bukan merupakan proses yang tertutup, melainkan merupakan proses yang melibatkan lingkungannya. Oleh karena itu, dengan lingkungannya dengan unsur- unsur yaitu manusia, politik, sosial, budaya, dan lainnya. Jadi penegakan hukum dipengaruhi berbagai macam kenyataan dan keadaan yang terjadi dalam masyarakat yang menjadi faktor-faktor penghambat dalam penegakan hukum.

  Berdasarkan wawancara dan analisis yang dilakukan penulis, maka yang menjadi faktor penghambat dalam Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Calon Anggota Legislatif yang Melakukan Politik Uang adalah:

  1. Faktor hukumnya Faktor hukum yaitu peraturan itu sendiri yang telah mengatur tentang ketentuan penegakan hukum terhadap politik uang. Faktor hukum inilah yang membatasi penegakan hukum untuk melakukan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang telah ada.

  2. Faktor penegakan hukum Faktor penegak hukum merupakan pihak-pihak yang membentuk maupun pihak yang menerapkan ketentuan hukum yang berlaku dan berpedoman padaa kode etik serta batasan-batasan yang telah di tentukan.para penegak hukum tidak dapat melakukan suatu tindakan hukum sesuai dengan kehendaknya sendiri.

  3. Faktor masyarakat Faktor masyarakat sangat mempengaruhi dalam peroses penegakan hukum politik uang, karena masyarakat dapat menilai baik atau buruknya suatu tindakan yang telah terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka, selama ini bahwa politik uang menguntungkan bagi mereka, sehingga masyarakat yang sebenarnya adalah korban enggan melaporkan tindakan politik uang.

  4. Faktor sarana dan fasilitas Jika dilihat dari faktor sarana dan fasilitas, penegakan hukum dalam kasus politik uang ini, tidak memerlukan sarana dan fasilitas yang menjadi penghambat dalam penegakan hukumnya.

  5. Faktor kebudayaan. Faktor kebudayaan yakni sebagai karya cipta rasa didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Pergaulan hidup yang baik akan membawa dampak hidup yang positif, sebaliknya pergaulan hidup kurang baik akan membawa dampak hidup yang negatif.

  Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa faktor penghambat yang paling mempengaruhi dalam penerapan sanksi pidana terhadap anggota legislatif yang melakukan politik uang adalah faktor masyarakat. Faktor masyarakat sangat mempengaruhi dalam proses penegakan hukum politik uang karena masyarakat dapat menilai baik atau buruknya suatu tindakan yang telah terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka, selama ini kebanyakan masyarakat menganggap bahwa politik uang menguntungkan bagi mereka, sehingga masyarakat yang sebenarnya adalah korban enggan melaporkan tindakan politik uang.

  III. KESIMPULAN

  Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas adalah dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Penerapan sanksi pidana terhadap calon anggota legislatif yang melakukan politik uang yang diatur dalam Pasal 301 Ayat (1) Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 tentang pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah telah berjalan sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang ada hanya saja sanksi yang diberikan masih kurang berat yakni terdakwa dikenai sanksi dengan pidana penjara 4 bulan dan menetapkan pidana penjara tersebut tidak perlu dijalani kecuali apabila di kemudian hari terdapat perintah lain dalam putusan majelis hakim karena terdakwa telah melakukkan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan selama 6 bulan berakhir dan menjatuhkan pidana denda sebesar 6 juta rupiah. Seharusnya terdakwa dapat dikenai sanksi yang lebih berat sebagaimana tercantum dalam isi Pasal 301 Ayat (1).

  2. Faktor penghambat yang paling mempengaruhi dalam penerapan sanksi pidana terhadap anggota legislatif yang melakukan politik uang adalah faktor masyarakat. Faktor masyarakat sangat mempengaruhi dalam proses penegakan hukum politik uang karena masyarakat dapat menilai baik atau buruknya suatu tindakan yang telah terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka, selama ini menganggap bahwa politik uang DAFTAR PUSTAKA menguntungkan bagi mereka, sehingga masyarakat yang Fuad, F. Agama Dan Pendidikan sebenarnya adalah korban enggan Demokrasi . Jakarta: Pustaka Alvabet. melaporkan tindakan politik uang. 2006. Hlm. 18. Penegakan hukum sebagai proses sosial bukan merupakan proses Ismawan, Indra. Money Politics yang tertutup, melainkan proses Pengaruh Uang Dalam Pemilu. yang melibatkan lingkungannya. Yogyakarta: Media Presindo. 1999. Oleh karena itu penegakan hukum Hlm. 35. akan berinteraksi dengan lingkungannya dengan unsur- Mahfud, MD.Hukum dan Pilar-Pilar unsur yaitu manusia, sosial, Demokrasi. Yogyakarta: Gama budaya, politik, dan lainnya. Media. 1999. Hlm. 25.

Dokumen yang terkait

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMILU LEGISLATIF DALAM PASAL 309 UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2012 (Studi Perkara Nomor: 70/Pid./2014/PT.Tjk.)

0 0 9

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DELIK PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM ANGGOTA POLISI (Studi Kasus Nomor.114Pid.2012PT.TK) Oleh: FERRY ADTIA HUTAJULU ABSTRAK - PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DELIK PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM ANGGOTA PO

0 0 14

KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT (Jurnal)

1 4 28

ANALYSIS OF LEGAL PROTECTION FOR SALE ONLINE FRAUD VICTIM By: Fabiandi Cornelis ABSTRACT - ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KORBAN PENIPUAN JUAL BELI ONLINE

0 0 11

ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENATAAN RUANG KOTA BERBASIS LINGKUNGAN (Studi di Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung) (Jurnal)

0 0 14

ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011

0 0 26

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH WANITA (Studi pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Bandar Lampung) Dwi Agustina, Firganefi, Tri Andrisman email : dwie_agtyahoo.co.id Abstrak - ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FA

0 0 13

PENERAPAN TARIF PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENERBITAN NOMOR REGISTRASI KENDARAAN BERMOTOR PILIHAN DI BANDAR LAMPUNG

0 0 16

ANALISIS PEMBERIAN PARCEL KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI GRATIFIKASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 0 20

PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 0 24