ANALISIS DAN PERANCANGAN WEBSITE suara

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh:

Siti Sarah Adilah PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1433 H/2012 M

PRAKTEK KERJA LAPANGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN WEBSITE INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Disusun Oleh :

SITI SARAH ADILAH NIM 108093000110

Disetujui dan Disahkan Sebagai Salah Satu Syarat Mengajukan Skripsi Program Studi Sistem Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Dosen Pembimbing

SUCI RATNAWATI, MTI

Mengetahui

Ketua Program Studi Sistem Informasi FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

NUR AENI HIDAYAH, MMSI NIP. 19750818 20051 2 008

PRAKTEK KERJA LAPANGAN PADA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Judul Praktek Kerja Lapangan : Analisis Dan Perancangan Website Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Jakarta, April 2012 Ciputat, April 2012 Menyetujui

Menyetujui

Syamsuri, S.Ap Siti Sarah Adilah Pembimbing Lapangan

Pelaksana Kerja Praktek

“Analisis dan Perancangan Website Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian Republik Indonesia” oleh Siti Sarah Adilah - 108093000110 di bawah bimbingan Ibu Suci Ratnawati, MTI.

Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian memiliki tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perindustrian. Menjelang akhir tahun 2011 dan masuknya tahun baru 2012, Inspektorat jenderal memiliki keinginan untuk memiliki website sendiri. Untuk membantu mewujudkan keinginan Inspektorat Jenderal, maka diperlukan adanya analisis dan perancangan yang baik untuk membuat website sesuai dengan keinginan dan kebutuhan data web bagi Inspektorat Jenderal.

Dari permasalahan di atas, ada dorongan untuk menganalisis dan merancang sebuah sistem yang dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan tugasnya. Rancangan sistem dibuat menggunakan metode Object Oriented Analysis Design (OOAD) dengan menggunakan tools Unified Modelling Language (UML) dan model pengembangan sistem waterfall. Hasil penelitian ini berupa analisis dan perancangan website yang dapat digunakan oleh Inspektorat Jenderal dalam meningkatkan progress kinerjanya menjadi lebih maksimal.

Kata kunci: web, waterfall, Object Oriented Analysis Design, Unified Modelling Language.

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala atas limpahan rahmat, hidayah dan nikmat-Nya yang tidak terhitung jumlahnya. Shalawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‟Alaihi Wasallam beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Atas izin dan rahmat-Nya penulis mendapat kekuatan untuk melewati langkah demi langkah kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, dengan mengambil judul “Analisis dan Perancangan Website Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian Republik Indonesia ”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, bimbingan, bantuan kepada penulis selama melakukan PKL dan proses penyelesaian laporan PKL ini, khususnya kepada:

1. Bapak. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI selaku Ketua Program Studi Jurusan Sistem Informasi.

3. Ibu Suci Ratnawati, MTI selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan dukungan dan saran.

4. Kepala dan staff ITJEN yang telah memberikan penulis kesempatan PKL di sana dan terimakasih atas keramahan dan bantuannya untuk segera menyelesaikan laporan PKL ini.

membimbing dan membantu penulis di lapangan dan memberikan banyak kemudahan selama PKL.

6. Orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan, do‟a yang tak pernah berhenti, serta Mba Opi dan Mas Salman yang selalu menyemangati agar laporan ini selesai.

7. Weny Sisio Wiyandri, Nur Wulan Zaenab Sumantri, Ramadhaniansyah Hasan, Nugroho DS, Suyana, dan teman-teman Prodi Sistem Informasi kelas D angkatan 2008 dan SIK. Terima kasih atas doa dan dukungannya.

Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Jakarta, April 2012

Siti Sarah Adilah

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi sangat mempengaruhi pertumbuhan suatu perusahaan, di mana teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis (Kadir, 2003).

Internet adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan ribuan jaringan komputer, melalui sambungan telepon umum maupun pribadi (pemerintah maupun swasta) (Bride, 1997).

Proses bisnis perusahaan dengan menggunakan internet dapat mempermudah akses penggunannya yang terhubung dengan internet untuk mendapatkan dan menyalurkan informasi pada media elektronik berbasis website atau situs.

Situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi, gambar gerak, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan link-link.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia adalah instansi pemerinah yang bertanggung jawab pada bidang industri. Di dalamnya terdapat beberapa

fungsinya. Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian adalah bagian dari kementerian perindustrian yang memiliki tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan kementerian perindustrian. Menjelang akhir tahun 2011 dan masuknya tahun baru 2012, Inspektorat Jenderal memiliki keinginan untuk memiliki website sendiri. Karena pada tahun 2010 lalu, Inspektorat Jenderal sudah ada persiapan untuk membuat situs mereka sendiri, namun ada kendala teknis yang mengurungkan niat mereka. Kemudian pada 2012 ini, dan berhubung dengan adanya logo baru kementerian perindustrian, maka kali ini Inspektorat Jenderal telah mempersiapkan diri untuk membuat website. Alasan pembuatan website ini adalah karena Inspektorat Jenderal ingin mengenalkan kepada masyarakat tentang apa saja yang telah Inspektorat Jenderal kerjakan dalam Kementerian Perindustrian.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat masalah yang bisa diangkat mengenai perancangan website untuk Inspektorat Jenderal Kementerian

Perindustrian Republik Indonesia. Oleh karena itu, judul “Analisis dan Perancangan Website Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian Republik Indonesia” layak diangkat ke permukaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat dirumuskan rumusan masalah, yaitu:

Jenderal Kementerian Perindustrian?

2. Bagaimana membuat perancangan website untuk Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah:

1. Membuat analisis website pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian.

2. Membuat perancangan website pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian.

3. Penelitian ini tidak sampai pada tahap pembuatan website.

1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan analisis dan perancangan website pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini antara lain menghasilkan:

1. Analisis website pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian.

2. Perancangan website pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian.

Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya, khususnya dalam membuat analisis dan perancangan website.

2. Memberikan gambaran secara umum analisis pembuatan website.

3. Memberikan gambaran umum tentang perancangan website pada instansi pemerintahan.

1.5 Metodologi Penelitian

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

1. Observasi, dengan cara mengamati langsung objek penelitian (Jogiyanto, 2008).

2. Wawancara, merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2008).

3. Studi pustaka, dengan mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian (Nazir, 2005).

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang dipakai pada penelitian ini adalah metode pengembangan sistem berorientasi objek dengan model pengembangan sistem waterfall, tahapannya terdiri dari permulaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem dan implementasi sistem (Whitten et al. 2004). Namun, dalam Metode pengembangan sistem yang dipakai pada penelitian ini adalah metode pengembangan sistem berorientasi objek dengan model pengembangan sistem waterfall, tahapannya terdiri dari permulaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem dan implementasi sistem (Whitten et al. 2004). Namun, dalam

1.6 Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL)

PKL telah dilaksanakan pada: Waktu

: Januari 2012 – Februari 2012. Tempat

: Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian. Alamat

: Jalan Gatot Subroto Kav.52-53 Jakarta 12950.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan PKL ini sistematika penulisan terdiri dari 5 (lima) bab. Adapun uraian masing-masing bab tersebut adalah:

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penenilitan, metodologi penelitian, waktu dan tempat PKL, serta sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metode pengumpulan data dan metode perancangan sistem yang digunakan untuk laporan PKL ini. Penjelasan yang terkait merupakan tahap dan kegiatan dalam penelitian selama PKL.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan profil singkat Inspektorat Jenderal serta penjelasan bagaimana membuat analisis dan perancangan sistem informasi berbasis web untuk Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian.

BAB V. PENUTUP

Bab ini berisi simpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan juga berisi saran-saran perbaikan.

LANDASAN TEORI

2.1 Analisis dan Perancangan Sistem

2.1.1 Analisis Sistem

Definisi analisis sistem menurut Jogiyanto (1999) adalah penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian, komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan- permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi serta kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sihingga dapat diusulkan perbaikkan- perbaikan.

2.1.2 Perancangan Sistem

Definisi perancangan menurut Ladjamudin (2005) adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.

Tahap perancangan sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu (Jogiyanto, 2005):

1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem

2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancangan bangunan yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainya yang terlibat.

2.2.1 Pengertian Sistem

McLeod (2001) berpendapat bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Jogiyanto (2001) menjelaskan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau sub sistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.2.2 Karakteristik Sistem

Menurut Jogiyanto (2001) Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).

1. Komponen-komponen sistem (Components) Komponen sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan. Komponen atau elemen sistem dapat berupa subsistem atau beberapa bagian sistem. Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batas sistem (Boundary) 2. Batas sistem (Boundary)

3. Lingkungan Luar Sistem (Environments) Lingkungan luar dari suatu sistem adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem yang mempengaruhi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan sistem atau merugikan sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface) Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Penghubung inilah yang menyebabkan beberapa subsistem berintegrasi dan membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input) Masukkan adalah sesuatu yang dimasukkan ke dalam sistem yang berasal dari lingkungan. Masukan dapat berupa peralatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang diproses agar didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya sedangkan data adalah signal input utuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran Sistem (Output) Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

7. Pengolah Sistem (Process) 7. Pengolah Sistem (Process)

8. Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan (Goal) Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak mempunyai sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.3 Konsep Dasar Informasi

2.3.1 Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang (Kadir, 2003).

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 2005).

2.3.2 Kualitas Informasi

Kualitas informasi sangat dipengaruhi oleh :

1. Relevan (relevancy) Seberapa jauh tingkat relevansi informasi tersebut terhadap kanyataaan kejadian masa lalu, kejadian hari ini dan kejadian yang akan datang.

Suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi telah tersampaikan, seluruh pesan telah sesuai, serta pesan yang disampaikan sudah lengkap.

3. Tepat Waktu (timeliness) Berbagai proses dapat diselesaikan dengan tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu.

4. Ekonomis (economy) Informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut minimal.

5. Efisien (efficiency) Informasi yang berkualitas memiliki kalimat yang sederhana, namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam.

6. Dapat Dipercaya (reliability) Informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.4.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005).

berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi (Whitten et al. 2004).

2.4.2 Komponen Sistem Informasi

Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti (Kadir, 2003):

1. Perangkat Keras (Hardware): mencakup piranti-piranti fisik.

2. Perangkat Lunak (Software): kumpluan dari perintah / fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu.

3. Proses Sistem (Procedure): menghubungkan berbagai perintah dan aturan yang akan menentukan rancangan dan penggunaan sistem informasi.

4. Manusia (People): orang-orang yang terlibat dalam kegiatan sistem informasi.

5. Data (Data): komponen dasar sistem informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan informasi.

6. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sumber dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

2.5.1 Internet

Internet berasal dari kata interconnection networking yang mempunyai arti hubungan berbagai komputer dan tipe komputer yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (global jaringan) dengan melalui jalur komunikasi seperti telepon dan wireless (Sutarman, 2003).

Koneksi jutaan komputer di internet ditangani dengan menggunakan protokol TCP / IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol). Protokol ini mensyaratkan bahwa setiap komputer di dalam jaringan internet harus memliki identitas yang unik yang dinamakan nomor atau alamat IP. Nomor ini terdiri dari emapat bilangan dengan masing-masing bernilai antara 0 samapai dengan 255 dan antar bilangan dipisahkan dengan tanda titik. Contoh alamat IP: 128.252.115.5. umumnya alamat Ip dinyatakan dengan nama domain. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa mengingat suatu nama, misalnya ugm.ac.id, lebih mudah diingat daripada mengingat alamat IP seperti 128.252.115.5. sistem yang memetakan domain ke alamat IP disebut Domain Name Server (DNS). Server ini memelihara daftar nama jaringan local dan nama computer serta alamat IP (Kadir, 2003).

2.5.2 Web

Sistem pengaksesan informasi dalam internet yang paling terkenal adalah World Wide Web (WWW) atau biasa dikenal dengan istilah web. Pertama kali diciptakan pada tahun 1991 di Cern, Laboratorium Fisika Partikel Eropa, Sistem pengaksesan informasi dalam internet yang paling terkenal adalah World Wide Web (WWW) atau biasa dikenal dengan istilah web. Pertama kali diciptakan pada tahun 1991 di Cern, Laboratorium Fisika Partikel Eropa,

2.6 Model Pengembangan Sistem

Dalam penelitian ini, model pengembangan sistem yang digunakan adalah waterfall development system (Whitten, 2004). Dalam metode ini terdapat beberapa fase yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Model Waterfall

2.6.1 Tahap Permulaan Sistem

Merupakan sebuah perencanaan awal untuk suatu proyek yang mendefinisikan ruang lingkup, tujuan, jadwal anggaran awal proyek yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau kesempatan yang dipresentasikan Merupakan sebuah perencanaan awal untuk suatu proyek yang mendefinisikan ruang lingkup, tujuan, jadwal anggaran awal proyek yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau kesempatan yang dipresentasikan

2.6.2 Tahap Analisis Sistem

Tahap analisis sistem adalah tahap penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau memperbaharui sistem yang ada. Tahap ini merupakan tahap kritis dan sangat penting karena akan dapat menentukan berhasil tidaknya sistem yang akan dibangun atau dikembangkan. Kesalahan pada tahap analisis akan menjadikan kesalahan pada tahap-tahap yang selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis sistem menyerupai tahap perencanaan, hanya pada tahap analisis dilakukan secara rinci.

2.6.3 Tahap Perancangan Sistem

Tahap perancangan sistem adalah tahap setelah analisis sistem yang menentukan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Beberapa pakar berpendapat bahwa perancangan sistem dibedakan menjadi dua macam, yaitu perancangan sistem umum dan perancangan sistem terinci, dimana perancangan sistem umum berupa perancangan konseptual, sedangkan perancangan sistem terinci berupa perancangan fisik atau perancangan internal. Tujuan pada tahap perancangan adalah untuk memenuhi kebutuhan kepada para pemakai, serta memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya. Dalam tahap ini sudah dimulai Tahap perancangan sistem adalah tahap setelah analisis sistem yang menentukan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Beberapa pakar berpendapat bahwa perancangan sistem dibedakan menjadi dua macam, yaitu perancangan sistem umum dan perancangan sistem terinci, dimana perancangan sistem umum berupa perancangan konseptual, sedangkan perancangan sistem terinci berupa perancangan fisik atau perancangan internal. Tujuan pada tahap perancangan adalah untuk memenuhi kebutuhan kepada para pemakai, serta memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya. Dalam tahap ini sudah dimulai

2.6.4 Tahap Implementasi Sistem

Tahap implementasi atau penerapan adalah tahap di mana desain sistem dibentuk menjadi suatu kode (program) yang siap untuk dioperasikan. Tahap ini juga merupakan tahap untuk menyatukan seluruh materi yang telah disiapkan kedalam sebuah desain yang telah dipersiapkan.

2.7 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

2.7.1 Pengertian Object

Objek adalah pembungkusan data (properti) yang mendeskripsikan orang, objek, tempat, kejadian atau sesuatu yang berlainan dengan semua proses (disebut metode) yang diizinkan untuk menggunakan atau memperbaharui data dan properti-properti tersebut. Satu-satunya untuk mengakses atau memperbaharui data objek adalah menggunakan proses-proses yang didefinisikan sebelumnya (Whitten, 2004).

Atribut adalah data yang mewakili karakteristik interes tentang sebuah objek (Whitten, 2004). Metode adalah logika perangkat lunak yang dieksekusi sebagai respons terhadap sebuah pesan (Whitten, 2004). Enkapsulasi adalah pengemasan beberapa item ke dalam satu unit (Whitten, 2004).

2.7.2 Pengertian Object Oriented Analysis (OOA)

Object Oriented Analysis adalah pendekatan pemodelan objek selama analisis dan desain sistem (Whitten, 2004). Sebuah teknik yang model-driven yang mengintegrasikan data dan proses ke dalam konstruksi yang disebut objek. Model-model OOA adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perspektif seperti struktur, kelakuan dan interaksi objek-objek (Whitten, 2004).

2.7.3 Pengertian Object Oriented Design (OOD)

Object Oriented Design adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menetukan solusi perangkat lunak khususnya pada objek yang berkolaborasi, atribut dan metode mereka (Whitten, 2004).

2.7.4 Pengertian Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Kumpulan peralatan dan teknik untuk pengembangan sistem yang akan memanfaatkan teknologi objek untuk mengkostruksikan sebuah sistem dan perangkat lunaknya (Whitten, 2004).

2.8 Alat Perancangan Sistem

2.8.1 Unified Modeling Language (UML)

UML lahir dari penggabungan banyak bahasa pemodelan grafis berorientasi objek yang berkembang pesat pada akhir 1980-an dan awal 1990-an UML lahir dari penggabungan banyak bahasa pemodelan grafis berorientasi objek yang berkembang pesat pada akhir 1980-an dan awal 1990-an

2.8.2 Diagram-Diagram UML

UML memiliki beberapa diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem. Tujuan pembuatan diagram ini adalah agar sistem mudah dimengerti oleh semua pihak, baik yang teknis maupun nonteknis (Fowler, 2005). Beberapa contoh dari diagram tersebut, antara lain:

1. Class Diagram

Class diagram terdiri dari sekumpulan class dan interface lengkap dengan kolaborasi dan hubungan antara mereka

 Pada class diagram, terdapat simbol-simbol :

a. Simbol „+‟ untuk menandakan public

b. Simbol „-„ untuk menandakan private

c. Simbol „#‟ untuk menandakan protected

Gambar 2.2 Class Diagram dalam UML

2. Object Diagram 2. Object Diagram

Gambar 2.3 Object Diagram dalam UML

3. Use Case Diagram Menggambarkan sekumpulan use case dan actor dan hubungan antara mereka. Use case diagram mempunyai peranan penting dalam pengorganisasian dan pemodelan behavior dari sistem.

Gambar 2.4 Use Case Diagram dalam UML

4. Activity Diagram Menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang.

Gambar 2.5 Activity Diagram

5. Sequence Diagram Merupakan diagram interaksi yang menekankan pada urutan waktu dari

pertukaran message.

Gambar 2.6 Sequence Diagram

UML mempunyai banyak diagram karena UML memungkinkan untuk menganalisis sebuah sistem dari sejumlah sudut pandang, misalnya berdasarkan contoh di atas, dapat dilihat berapa lama suatu objek dibutuhkan, hubungan antar elemen sistem, dan lain-lain.

METODOLOGI

3.1 Metode Pengumpulan Data

Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Observasi Observasi dilakukan di Kementerian Perindustrian Republik Indonesia bagian Inspektorat Jenderal dimulai sejak tanggal 17 Januari – 20 Februari 2012. Hasil dari observasi ini adalah penjelasan tentang kebutuhan informasi pada bagian Inspektorat Jenderal.

2. Metode Wawancara Wawancara dilakukan dengan Mba Ciendy dan Bapak Denny Chandra selaku staff dan tim TI di Inspektorat Jenderal. Hasil dari wawancara tersebut menjelaskan tentang permasalahan yang ada di Inspektorat Jenderal, yaitu mengenai pembuatan website. Karena Inspektorat ingin memiliki sebuah website sendiri.

3. Metode Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari teori-teori terkait dan hasil penelitian sebelumnya yang mendukung pemecahan masalah. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil dari sumber-sumber media cetak maupun elektronik yang dapat dijadikan acuan pembahasan masalah.

Metode pengembangan sistem yang dipakai pada penelitian ini adalah metode pengembangan sistem berorientasi objek dengan model pengembangan sistem waterfall, tahapannya terdiri dari permulaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem dan implementasi sistem (Whitten et al. 2004). Namun, dalam penelitian ini penulis hanya membahas tahap permulaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem dan implementasi yang berupa rancangan interface sistem.

Perancangan pada sistem ini menggunakan tools UML (Unified Modelling Language ). Diagram yang digunakan dalam penelitian ini adalah use case diagram, class diagram, activity diagram, dan sequence diagram (Fowler, 2005).

Start

Merode Pengumpulan Data

Observasi

Metode Observasi (Jogiyanto, 2008)

Wawancara Metode Wawancara (Jogiyanto, 2008)

Studi Pustaka Metode Studi Pustaka (Jogianto, 2008)

Metode Pengembangan Sistem

Permulaan Sistem

Metode Pengembangan Sistem Analisis Sistem

berorientasi Objek dengan Model waterfall (Whitten et al. 2008)

Perancangan Sistem

Implementasi

Selesai

Gambar 3.1 Kerangka Berfikir

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Singkat Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perindustrian. Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perindustrian;

2. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Perindustrian terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

3. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Perindustrian;

4. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Perindustrian; dan

5. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal

4.1.1 Visi dan Misi Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

4.1.1.1 Visi

Terwujudnya pengawasan sebagai mitra kerja dan penjamin mutu pencapaian sasaran pembangunan industri.

8 (delapan) misi Inspektorat Jenderal, yaitu:

1. Mengoptimalkan fungsi pengawasan dalam satu siklus fungsi manajemen.

2. Melaksanakan Pengawasan, Evaluasi dan Pengendalian dalam rangka pembinaan.

3. Mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksaan Keuangan RI terhadap Laporan Keuangan Kementerian Perindustrian yang telah dicapai pada tahun 2009.

4. Melakukan pengawasan dengan mengacu pada Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

5. Melaksanakan Pengawasan dalam rangka meminimalisir penyimpangan untuk terciptanya good governance di lingkungan Kementerian Perindustrian.

6. Mengedepankan fungsi check and balance dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang industri, dalam rangka akuntabilitas dan transparansi penggunaan keuangan negara.

7. Melaksanakan pengawasan yang independen terhadap auditi.

8. Melaksanakan advokasi, pendampingan dan konsultansi pelaksanaan kegiatan satuan kerja.

4.1.2 Strategi Pengawasan

Terdapat 7 (tujuh) strategi pengawaasan pada Inspektorat Jenderal, di antaranya: Terdapat 7 (tujuh) strategi pengawaasan pada Inspektorat Jenderal, di antaranya:

2. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pembangunan industri nasional;

3. Mendorong percepatan penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan;

4. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi dengan seluruh aparat pengawasan;

5. Meningkatkan profesionalisme dan indepedensi aparat pengawasan;

6. Meningkatkan budaya pengawasan di lingkungan Kementerian Perindustrian;

7. Menerapkan standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

4.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

4.2.1 Permulaan Sistem

Dalam tahap ini, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan di dalam membangun website Inspektorat Jenderal, antara lain:

1. Identifikasi masalah Identifikasi masalah yang dilakukan selama PKL yaitu identifikasi terhadap kebutuhan informasi untuk pembuatan web. Pada sistem yang berjalan saat ini, masyarakat yang ingin melakukan konsultasi atau pengaduan kepada Inspektorat Jenderal dilakukan dengan mendatangi klinik konsultasi Inspektorat Jenderal. Kemuadian mengisi form pengajuan. Lalu form tersebut nantinya dikirim ke Inspektur Jenderal yang nantinya akan ditembuskan kepada bagian yang akan menanganinya. Lalu admin yang akan menanganinya akan mempelajari pengaduan tersebut dan menjawab kembali pengaduan tersebut kepada pengaju pengaduan lewat email yang disertakan pada form ajuan.

Bagi masyarakat yang ingin konsultasi, bisa juga melalui telepon atau datang lansung ke klinik konsultasi Inspektorat Jenderal. Selain itu, nntuk mendapatkan informasi terbaru mengenai perindustrian, pihak Inspektorat masih menggunakan situs resmi milik Kementerian Perindustrian.

Dari permasalahan di atas, pihak Inspektorat merasa ingin memiliki web tersendiri dan dapat melihat berita melalui situsnya dan agar masyarakat tidak perlu repot datang ke kantor untuk melakukan konsultasi atau mengajukan pengaduan. Sehingga perlu adanya integrasi sistem yang menghubungkan antara Dari permasalahan di atas, pihak Inspektorat merasa ingin memiliki web tersendiri dan dapat melihat berita melalui situsnya dan agar masyarakat tidak perlu repot datang ke kantor untuk melakukan konsultasi atau mengajukan pengaduan. Sehingga perlu adanya integrasi sistem yang menghubungkan antara

2. Lingkup sistem Ruang lingkup website ini tertuju untuk pihak Inspektorat Jenderal dan masyarakat, meliputi update informasi dan berita, menambah akun, tanya-jawab dari pengaduan masyarakat, menambah tautan terkait, menambah peraturan terbaru, menerima testimoni dari masyarakat dan ubah password. Di mana masyarakat hanya bisa mengirim pengaduan dan meninggalkan testimoni.

3. Tujuan Website ini bisa dipakai untuk masyarakat dan khususnya untuk Inspektorat Jenderal. Tujuan dari pembuatan website ini adalah agar pihat isnpektorat tidak lagi menangani masalah konsultasi atau pengaduan dari masyarakat dengan pertemuan langsung. Tetapi bisa dengan menjawab segala pertanyaan melalui website-nya. Di sisi lain, dengan adanya website ini, kedua belah pihak diuntungkan dari menghemat waktu dan biaya bagi masyarakat itu sendiri.

4.2.2 Analisis Sistem

4.2.2.1 Analisis Sistem yang Berjalan

Sistem pendokumentasian pengaduan masyarakat pada Inspektorat Jenderal saat ini sebagai berikut:

2. Pihak klinik menginputkan data dari form yang diisi masyarakat

3. Form ajuan dikirim ke inspektur Jenderal

4. Inspektur Jenderal akan membuat tembusan dari pengaduan tersebut kepada bagian admin yang akan menangani pengaduan itu.

5. Admin yang menangani akan mempelajari pengaduan tersebut dan menjawab pengaduan yang bersangkutan lewat email yagn disertakan.

6. Jika masyarakat yang sudah tau nomor telepon pihak Klinik bisa dilakukan dengan telepon atau masyarakat datang ke klinik dan konsultasi di tempat.

Gambar 4.2 Rich Picture Sistem yang Berjalan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, terdapat kelebihan dan kelemahan terhadap sistem yang berjalan saat ini, seperti pada tabel di bawah ini:

Kelebihan Kelemahan

Tidak memerlukan biaya untuk Ada kemungkinan data hilang karena pembelian dan perawatan perangkat tidak ada media penyimpanan yang bisa lunak maupun perangkat keras menyimpan data dalam jangka panjang. computer

Tidak memerlukan sumber daya yang Terjadi human error. memiliki keahlian khusus, sehingga biaya

yang dikeluarkan

untuk Kurang efisien.

membayar karyawan pun murah.

4.2.2.2 Analisis Sistem Usulan

Berdasarkan hasil analisis yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada pada Inspektorat Jenderal, maka diusulkan sebuah website agar dapat menghubungkan Inspektorat Jenderal dengan klinik konsultasi Inspektorat Jenderal dan juga masyarakat. Sehingga Inspektorat Jenderal dapat dengan mudah mengetahui permasalahan apa saja yang ada pada masyarakat melalui web, dan masyarakat bisa lebih mudah menjangkau Inspektorat Jenderal dengan menghubunginya melalui website tanpa perlu datang ke kantor. Hal ini dapat menghemat waktu dan kinerja Inspektorat Jenderal dapat berjalan lebih prodiktif. Selain itu pendokumentasian dapat disimpan pada media penyimpanan berkapasitas besar pada server yang dipakai. Karena server tersebut hanya akan menampung data-data yang berhubungan dengan kebutuhan website Inspektorat Jenderal tanpa digabung dengan data-data kerja pegawai Inspektorat Jenderal.

Gambar 4.3 Rich Picture Sistem Usulan

Tabel 4.2 Perbandingan Sistem

Proses bisnis yang berjalan Sistem Usulan

Pertukaran dokumen dan informasi Pertukaran dokumen dan informasi membutuhkan waktu yang lama

dilakukan melalui website Masyarakat melakukan pengaduan Pengaduan dapat dilakukan kapan pun

dengan mengisi formulir pengajuan dan melalui website. menunggu persetujuan dari Inspektur Jenderal.

Untuk meninggalkan komentar atau Komentar atau saran dapat saran dilakukan melalui mengisi disampaikan kapan pun melalui formulir, telepon atau saat melalukan website . pengaduan ke kantor.

Pertukaran informasi dapat dilakukan Update informasi dapat dilihat dan hanya

di website kemeterian dilakukan di website Inspektorat perindustrian.

Jenderal.

Pencarian berita terbaru dilihat pada Update berita bisa dilakukan di website Kementerian Perindustrian dan

Struktur organisasi hanya ada di website Struktur tiap bagian Inspektorat Kementerian Perindustrian dan tidak Jenderal ada di website Inspektorat lengkap.

Jenderal.

Data tidak tersimpan rapi. Data tersimpan dalam database

4.2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Usulan

Tujuan dibuatnya sistem usulan adalah untuk memperbaiki sistem lama. Untuk kelebihan dan kelemahan sistem usulan, sebagai berikut:

Tabel 4.3 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Usulan

Kelebihan Kelemahan

Tiap pegawai Inspektorat Jenderal user membutuhkan pelatihan terlebih dapat menjadi seorang moderator untuk dahulu sebelum menggunakan sistem update berita, informasi dan untuk mengunggah serta menunduh peraturan.

Segala update informasi mengenai perlu biaya untuk pembelian dan Inspektorat Jenderal kini bisa dilihat di perawatan perangkat keras maupun situs web.

perangkat lunak

4.2.3.1 Rancangan Use Case Diagram

create user

edit biodata

download peraturan

ganti password

kirim pengaduan

update berita

masyarakat

update informasi

kirim testimoni

upload peraturan

update media

update galeri

edit kontak

edit profil

update struktur

update FAQ

update tautan

jawab pengaduan

tampilkan testimoni

Gambar 4.4 Use Case Diagram Gambar 4.4 Use Case Diagram

Penjelasan dari use case scenario di atas, akan dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4 Use Case Scenario Login

Use case name

Login

Actor

User (moderator, admin)

Brief condition User ingin login ke dalam website Inspektorat Jenderal. Basic flow

a. User masuk ke dalam website Inspektorat Jenderal.

b. Sistem menampilkan menu login.

c. User memasukkan username dan password.

d. Sistem memvalidasi username dan password.

e. Sistem menampilkan menu utama.

Alternative flow Jika username dan password yang dimasukan tidak valid, maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan dan meminta user untuk memasukan kembali username dan password.

Precondition

Komputer dalam keadaan siap atau hidup.

Post condition

Tampil menu utama.

Use case name

Logout

Actor

User (moderator, admin)

Brief condition User ingin keluar dari website Inspektorat Jenderal. Basic flow

a. User sudah masuk ke dalam sistem informasi website.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman user.

c. User memilih menu logout.

Alternative flow

Precondition

User berhasil logout.

Post condition

User keluar dari web.

Tabel 4.6 Use Case Scenario Create User

Use case name

Create User

Actor

Admin.

Brief condition

Admin ingin membuat user baru.

Basic flow

a. Admin sudah masuk ke dalam website.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman Admin.

c. Admin memilih menu User.

d. Sistem menampilkan menu yang admin pilih.

e. Admin menambah data User.

Alternative flow Jika data yang diisi tidak lengkap maka sistem memberikan pesan kesalahan dan meminta untuk melengkapinya.

Precondition

Menu user sudah tersimpan pada sistem.

Post condition

Admin berhasil menambah data user.

Tabel 4.7 Use Case Scenario Edit Biodata

Use case name

Edit Biodata

Actor

User (moderator, admin)

Basic flow

a. User sudah masuk ke dalam website.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman User.

c. User memilih menu Biodata pada moderator dan menu User pada admin.

d. User mengubah Biodatanya.

Alternative flow

Precondition Menu Biodata dan Menu User sudah tersimpan pada sistem. Post condition

User dapat melihat perubahan biodata yang telah di-edit.

Tabel 4.8 Use Case Scenario Ganti Password

Use case name

Ganti Password

Actor

User (moderator, admin)

Brief condition User ingin mengubah password lama dengan password baru. Basic flow

a. User sudah masuk ke dalam website.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman user.

c. User memilih menu password.

d. User memasukan password lama dan password baru, kemudian ulangi password.

e. User mengklik tombol simpan.

Alternative flow

Precondition

Menu pilihan password sudah ada di sistem.

Post condition

Password baru telah tersimpan.

Tabel 4.9 Use Case Scenario Update Berita

Use case name

Update Berita

Actor

User (moderator, admin)

Brief condition User ingin membuat pembaharuan mengenai berita industry.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman user.

c. User memilih menu Berita.

d. User mengisi Berita.

Alternative flow Jika data yang diisi tidak lengkap maka sistem memberikan pesan kesalahan dan meminta untuk melengkapinya.

Precondition

Menu berita sudah ada di sistem.

Post condition

Berita sudah ditambah..

Tabel 4.10 Use Case Scenario Update Informasi

Use case name

Update Informasi

Actor

User (moderator, admin)

Brief condition User ingin membuat pembaharuan mengenai informasi industri.

Basic flow

a. User sudah masuk ke dalam website.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman user.

c. User memilih menu informasi.

d. User mengisi informasi.

Alternative flow Jika data yang diisi tidak lengkap maka sistem memberikan pesan kesalahan dan meminta untuk melengkapinya.

Precondition

Menu Informasi sudah ada di sistem.

Post condition

Informasi sudah ditambah.

Tabel 4.11 Use Case Scenario Update Peraturan

Use case name

Update Peraturan

Actor

User (moderator, admin)

Brief condition User ingin menambah Peraturan yang masih berlaku di Kementerin Perindustrian.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman user.

c. User memilih menu Peraturan.

d. User menambah peraturan.

Alternative flow Jika data yang diisi tidak lengkap maka sistem memberikan pesan kesalahan dan meminta untuk melengkapinya.

Precondition

Menu peraturan sudah ada di sistem.

Post condition

Peraturan sudah ditambah.

Tabel 4.12 Use Case Scenario Update Media

Use case name

Update Media

Actor

Admin.

Brief condition

Admin ingin meng-update data Media.

Basic flow

a. Admin sudah masuk ke dalam website.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman Admin.

c. Admin memilih menu Media.

d. Admin meng-update Media.

Alternative flow Jika data yang diisi tidak lengkap maka sistem memberikan pesan kesalahan dan meminta untuk melengkapinya.

Precondition

Menu Media sudah tersimpan pada sistem.

Post condition Admin berhasil meng-update Media terbaru.

Tabel 4.13 Use Case Scenario Update Galeri

Use case name

Update Galeri

Actor

Admin.

Brief condition

Admin ingin meng-update Galeri.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman Admin.

c. Admin memilih menu Galeri.

d. Sistem menampilkan menu yang admin pilih.

e. Admin memperbaharui galeri.

Alternative flow Jika data yang diisi tidak lengkap maka sistem memberikan pesan kesalahan dan meminta untuk melengkapinya.

Precondition

Menu Galeri sudah tersimpan pada sistem.

Post condition Admin berhasil meng-update Galeri terbaru.

Tabel 4.14 Use Case Scenario Edit Kontak

Use case name

Edit Kontak

Actor

Admin.

Brief condition

Admin ingin meng-edit data kontak .

Basic flow

a. Admin sudah masuk ke dalam website.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman Admin.

c. Admin memilih menu Kontak Kami.

d. Sistem menampilkan menu yang admin pilih.

e. Admin memperbaharui data Kontak Kami. Alternative flow

Jika data yang diisi tidak lengkap maka sistem memberikan pesan kesalahan dan meminta untuk melengkapinya.

Precondition Menu Kontak Kami sudah tersimpan pada sistem. Post condition

Admin berhasil meng-edit isi menu Kontak Kami.

Tabel 4.15 Use Case Scenario Edit Profil

Use case name

Edit Profil

Actor

Admin.

Brief condition Admin ingin meng-edit Profil Inspektorat Jenderal.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman Admin.

c. Admin memilih Menu Profil.

d. Sistem menampilkan sub menu yang admin pilih.

e. Admin mengubah profil yang dipilih. Alternative flow

Jika data yang diisi tidak lengkap maka sistem memberikan pesan kesalahan dan meminta untuk melengkapinya.

Precondition

Menu profil sudah tersimpan pada sistem.

Post condition Admin berhasil meng-edit profil Inspektorat Jenderal.

Tabel 4.16 Use Case Scenario Edit Struktur

Use case name

Edit Struktur

Actor

Admin.

Brief condition Admin ingin mengubah (nama pejabat) struktur organisasi. Basic flow

a. Admin sudah masuk ke dalam website.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman Admin.

c. Admin memilih menu Struktur.

d. Sistem menampilkan menu yang admin pilih.

e. Admin memperbaharui Struktur.

Alternative flow Jika data yang diisi tidak lengkap maka sistem memberikan pesan kesalahan dan meminta untuk melengkapinya.

Precondition Menu Struktur sudah tersimpan pada sistem. Post condition

Admin berhasil mengubah struktur organisasi.

Tabel 4.17 Use Case Scenario Update FAQ

Use case name

Update FAQ

Actor

Admin.

Brief condition

Admin ingin memperbaharui FAQ.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman Admin.

c. Admin memilih menu FAQ.

d. Sistem menampilkan menu yang admin pilih.

e. Admin memperbaharui data FAQ.

Alternative flow Jika data yang diisi tidak lengkap maka sistem memberikan pesan kesalahan dan meminta untuk melengkapinya.

Precondition

Menu FAQ sudah tersimpan pada sistem.

Post condition

Admin berhasil meng-update FAQ.

Tabel 4.18 Use Case Scenario Update Tautan

Use case name

Update Tautan

Actor

Admin.

Brief condition

Admin ingin meng-update Tautan terkait.

Basic flow

a. Admin sudah masuk ke dalam website.

b. Sistem menampilkan menu pada halaman Admin.

c. Admin memilih menu Tautan terkait.

d. Admin men-update tautan.

Alternative flow Jika data yang diisi tidak lengkap maka sistem memberikan pesan kesalahan dan meminta untuk melengkapinya.

Precondition

Menu Tautan sudah tersimpan pada sistem.

Post condition

Admin berhasil meng-update tautan terkait.

Tabel 4.19 Use Case Scenario Jawab Pengaduan

Use case name

Jawab Pengaduan

Actor

Admin

Brief condition Admin ingin meng-update data pengaduan masyarakat Brief condition Admin ingin meng-update data pengaduan masyarakat

c. Admin memilih menu pengaduan masyarakat

d. Sistem menampilkan sub menu yang admin pilih

e. Admin menjawab pengaduan dari masyarakat. Alternative flow

Jika data yang diisi tidak lengkap maka sistem memberikan pesan kesalahan dan meminta untuk melengkapinya.

Precondition Menu Pengaduan Masyarakat sudah tersimpan pada sistem. Post condition

Admin berhasil meng-update data pengaduan masyarakat.

Tabel 4.20 Use Case Scenario Tampilkan Testimoni

Use case name

Tampilkan Testimoni

Actor

Admin.

Brief condition Admin ingin menampilkan testimoni yang dikirim oleh masyarakat.

Basic flow

a. Admin sudah masuk ke dalam website

b. Sistem menampilkan menu pada halaman Admin

c. Admin memilih menu Testimoni.

d. Admin menampilkan testimoni yang ada. Alternative flow

Precondition Menu Tetimoni sudah tersimpan pada sistem. Post condition

Status testimoni kini sudah tampil di website.

Tabel 4.21 Use Case Scenario Download Peraturan

Use case name

Download Peraturan

Actor

Masyarakat.

Brief condition

Masyarakat ingin men-download peraturan.

b. Sistem menampilkan menu

c. Masyarakat mengklik link unduh peraturan

d. Masyarakat tinggal memilih peraturan yang ingin di- download

Alternative flow

Precondition

Data peraturan sudah ada pada sistem.

Post condition

Peraturan dalam extensi .pdf

Tabel 4.22 Use Case Scenario Kirim Pengaduan

Use case name

Kirim Pengaduan

Actor

Masyarakat

Brief condition

Masyarakat ingin mengajukan pengaduan

Basic flow

a. Masyarakat sudah masuk ke dalam website

b. sistem menampilkan menu

c. Masyarakat memilih menu Pengaduan Masyarakat

d. Masyarakat mengisi form Pengaduan

Alternative flow Jika form yang diisi belum lengkap, maka sistem akan memberikan pesan kesalahan dan meminta masyarakat untuk melengkapi form tersebut

Precondition Menu Pengaduan Masyarakat sudah ada pada sistem. Post condition

Pengaduan sudah berhasil dikirim

Tabel 4.23 Use Case Scenario Kirim Testimoni

Use case name

Kirim Testimoni

Actor

Masyarakat

Brief condition Masyarakat ingin mengirimkan komentarnya Brief condition Masyarakat ingin mengirimkan komentarnya

c. Masyarakat menklik link kirim

d. Masyarakat mengisi form testimony

Alternative flow Jika form yang diisi belum lengkap, maka sistem akan memberikan pesan kesalahan dan meminta masyarakat untuk melengkapi form tersebut

Precondition

Menu Tetimoni sudah ada pada sistem.

Post condition

Tetimoni sudah berhasil dikirim

Gambar 4.5 Class Diagram

1. Activity Diagram Login

Login

masukkan NIP

nip/email

dan Password

tidak cocok email tidak cocok

tidak valid masukkan nip

email cocok

dan email

valid masuk ke

halaman user password berhasil dikirim ke email

Gambar 4.6 Activity Diagram Login

Gambar activity diagram login di atas menjelaskan bagaimana aktifitas login user pada sistem. Saat user (admin dan moderator) ingin masuk ke sistem web, maka user harus masuk ke aplikasi halaman login, kemudian diminta masukkan nip dan password. Jika password yang dimasukan tidak sesuai, maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan login gagal. Agar user dapat masuk ke dalam halaman user, maka user dapat melakukan pilihan lupa password dengan cara masukan nip dan email. Jika email cocok, maka password baru akan dikirim ke email dan sistem akan kembali ke halaman login. Jika tidak, maka email tidak bisa dikirim dan sistem akan mengembalikan proses ke halaman lupa password.

Login

masukkan NIP

nip/email

dan Password

tidak cocok

tidak valid

email tidak cocok

masukkan nip

dan email valid

email cocok masuk ke halaman user

password berhasil dikirim ke email

pilih menu logout