PENYIAPAN DAN PEMBEKALAN UNTUK WIRAUSAHA MUDA D3 MANAJEMEN BISNIS FEB UNS

  

”Pengembangan Sumber Daya Per desaan dan Kear i f an Lokal Ber kel anj ut an VI I ”17-

  18November 2017 Pur woker t o

Tema: 8 (pengabdian masyarakat)

  

PENYIAPAN DAN PEMBEKALAN UNTUK WIRAUSAHA MUDA D3

MANAJEMEN BISNIS FEB UNS

Oleh

  1

  2

  3 Hunik Sri Huning Sawitri , Suryandari Istiqomah , Yeni Fajariyanti

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Jl. Ir Sutami 36A Kentingan, Jebres, Surakarta, Indonesia

  

Email

ABSTRAK

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi mahasiswa D3 Manajemen Bisnis FEB UNS untuk memberikan gambaran nyata dunia usaha kepada siswa saat memulai proses bisnis. Metode yang digunakan dalam pelatihan penelitian terdiri dari pelatihan motivasi kewirausahaan dengan pendekatan model peran dan pelatihan pengembangan produk dan pendampingan. Proses mentoring memberikan solusi alternatif terhadap permasalahan yang timbul pada saat start up bisnis. Permasalahan yang terjadi selama pengembangan bisnis siswa adalah segmentasi pasar yang kurang jelas, strategi pemasaran tidak tepat sasaran, kurangnya kompetensi dalam pengelolaan sumber daya manusia / tim, motivasi pengusaha yang kurang dalam beberapa kelompok siswa, harga Terlalu rendah, rencana pengelolaan keuangan yang masih kurang optimal. Pada akhir sesi pelatihan dan pendampingan wirausahawan muda diberikan kepada kelompok bisnis terbaik. Penilaian ini didasarkan pada kreativitas, antusiasme, motivasi selama proses dan hasil akhirnya. Dari hasil evaluasi selama pelatihan dan pendampingan menunjukkan bahwa siswa dengan motivasi tinggi atau niat tinggi untuk menjadi pengusaha biasanya cenderung lebih kuat dan berusaha mencapai hasil yang baik. Dari hasil tersebut maka dapat menjadi tolok ukur bagi pengabdian kepada seleksi awal peseta tahun depan pelatihan dan pendampingan adalah siswa dengan niat tinggi untuk menjadi wirausahawan muda.

  Kata kunci: Kewirausahaan, Pengusaha Muda, pelatihan, pendampingan, start up bisnis

  ABSTRACT

The purpose of this research is to provide training and mentoring for students of D3

Business Management FEB UNS to give a real picture business world for students when

start up business process. The method used in research training consists of entrepreneurial

motivation training with approach a role model and product development training and

mentoring. Mentoring process provide alternative solutions to the problems that arise

during start-up businesses. The problems that occur during the development of students'

business are market segmentation is less clear, marketing strategies are not well targeted,

lack of competence in the management of human resources / teams, motivated

entrepreneurs who are less in some groups of students, the pricing is too low, management

financial plan which is still less than optimal. At the end of training sessions and mentoring

young entrepreneurs were awarded to the best business groups. This assessment is based

on creativity, enthusiasm, motivation during the process and the end result. From the

results of the evaluation during training and mentoring showed that students with high

motivation or high intention to become entrepreneurs usually tend to be stronger and strive

  

”Pengembangan Sumber Daya Per desaan dan Kear i f an Lokal Ber kel anj ut an VI I ”17-

  18November 2017 Pur woker t o

to achieve good results. From these results it can be a benchmark for the devotion to the

initial selection peseta next year training and mentoring is a student with a high intention to

become young entrepreneurs.

  Entrepreneurship, Young Entrepreneur, training, mentoring, start up business

  Keywords: PENDAHULUAN

  Kewirausahaan memiliki peran yang penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebuah negara (Lado & Vozikis, 1996; Van Praag & Versloot 2007). Hal ini sejalan dengan pendapat David McCleland yang menyatakan bahwa negara akan dapat makmur apabila negara memiliki pengusaha (entreprenuer) sedikitnya 2% dari jumlah penduduknya (Riani dkk, 2005). Semakin besar pengusaha yang dimiliki oleh sebuah negara maka semakin makmur negara tersebut. Hal ini disebabkan oleh multiplayer efek yang ditimbulkan dari adanya kewirausahaan, seperti mengurangi pengangguran, meningkatkan daya beli masayarakat dan sebagainya. Sampai saat ini, jumlah wirausaha di Indonesia masih di bawah 2% seperti pada gambar 1. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemakmuran negara makan Indonesia harus bisa meningkatkan jumlah wirausaha.

  Gambar. 1 Perbandingan jumlah wirausaha Indonesia dengan negara lain

  Sumber: Wirausaha Mandiri, 2014 Salah satu cara meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia adalah dengan menumbuhkan semangat dan jiwa wirausaha pada generasi muda di Indonesia. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah melalui petode pembelajaran yang dilakukan di perguruan tinggi. Peningkatan semangat dan nita wirausaha digenerasi muda perlu ditumbuhkan karena rentang usia muda memiliki semangat dan gelora yang menggebu. Selain itu tidak semua lulusan perguruan

  

”Pengembangan Sumber Daya Per desaan dan Kear i f an Lokal Ber kel anj ut an VI I ”17-

  18November 2017 Pur woker t o

  perguruan tinggi relatif cukup besar. Hal ini menunjukan bahwa belum semua lulusan terserap sepenuhnya dalam lapangan kerja yang ada. Hal ini menjadi masalah tersendiri bagi negara (pemerintah) dan perguruan tinggi sendiri sebagai pencetak tenaga terdidik.

  Tabel. 1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2013-2014 2013 2014 Pendidikan Tertinggi No. Yang Ditamatkan Februari Agustus Februari Agustus Tidak/belum pernah 1 112.435 81.432 sekolah

  134.040 74.898

  2 Belum/tidak tamat SD 523.400 489.152 610.574 389.550

  3 SD 1.421.873 1.347.555 1.374.822 1.229.652

4 SLTP 1.821.429 1.689.643 1.693.203 1.566.838

  5 SLTA Umum 1.874.799 1.925.660 1.893.509 1.962.786

  6 SLTA Kejuruan 864.649 1.258.201 847.365 1.332.521 Diploma 7 197.270 185.103 I,II,III/Akademi 195.258 193.517

  8 Universitas 425.042 434.185 398.298 495.143 Total 7.240.897 7.410.931 7.147.069 7.244.905

  Sumber: Data Sakernas BPS (2015)

  Berdasarkan kenyataan tersebut, maka pengembangan kewirausahaan perlu ditanamkan ke generasi muda, karena dengan pengembangan jiwa kewirausahaan ini mereka diharapkan berperan sebagai sebagai lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak sebagai insan pencari kerja, tetapi menciptakan lapangan pekerjaan (Riani, dkk, 2005). Cruz et al ., (2009) menyatakan program pendidikan kewirausahaan membuat individu-individu yang terlibat di dalamnya menjadi lebih inovatif dan secara tidak langsung melalui hubungan antara inovasi dan kesuksesan, pendidikan kewirausahaan secara spesifik memberikan kontribusi untuk mendapatkan hasil bisnis yang lebih baik. Perusahaan harus menggunakan strategi yang dapat memberikan keunggulan kompetitif dalam hal perbedaan produk dan proses, agar perusahaan harus selalu inovatif (Popadiuk dan Choo, 2007).

  D3 Manajemen Bisnis FEB UNS merupakan salah satu program studi D3 yang memiliki visi misi yang mengarah kepada terciptanya calon-calon wirausaha muda. Hal ini tercermin dari kurikulum D3 Manajemen Bisnis yang unik yaitu adanya praktik Meeting,

  

Incentive, Convention,and Exhibition (MICE) dan praktik simulasi bisnis (PSB). PSB merupakan

  kuliah lanjutan kewirausahaan dengan tujuan memberikan pengalaman bagi mahasiswa terjun dalam praktik bisnis yang sesungguhnya yang dimulai dari mencetuskan ide, mebuat dan memasarkan produknya. Namun masih terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya antara lain kurangnya ketrampilan mahasiswa dalam pembuatan produk( terutama untuk makanan). Hal ini didasari dari kurangnya pengetahuan dan terbatasnya kesempatan mahasiswa untuk melakukan trial dan error produk mereka. Adapunlatar belakang mahasiswa D3 Manajemen Binis FEB UNS dapat dilihat sebagai berikut:

  

”Pengembangan Sumber Daya Per desaan dan Kear i f an Lokal Ber kel anj ut an VI I ”17-

  18November 2017 Pur woker t o

Tabel. 2. Uraian latar belakang mahasiswa D3 Manajemen Bisnis FEB UNS

Aspek Kondisi D3 Manajemen Bisnis angkatan 2013

  1. Intake  Mahasiswa D3 Manajemen Bisnis merupakan mahasiswa hasil seleksi calon mahasiswa D3 dengan jumlah pendaftar yang cukup banyak, sehingga tingkat keketatan pendaftaran pada tahun 2013 adalah 1:5 (spmb.uns.ac.id)  Mahasiswa D3 Manajemen Bisnis tahun 2013 berasal dari hampir semua provinsi di Jawa, yaitu Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Namun memang jumlah mahasiswa didominasi dari daerah Jawa Tengah.

  2. Kurikulum  Kurikulum D3 Manajemen bisnis terdiri dari mata kuliah-mata kuliah yang mendukung agar mahasiswa mampu membangun an mengembangkan bisnis, yaitu dimulai dari ilmu dasar-dasar manajemen, kewirausahaan, Studi kelayakan Bisnis, hingga mata kuliah yang bersifat aplikatif yang lansung dipraktikkan mahasiswa D3 Manajemen Bisnis FEB UNS.

   Kurikulum yang mengarah kepada lahirnya pengusaha-pengusaha baru yaitu terdiri dari mata kuliah manajemen dasar yaitu manajemen pemasarn, operasi, keuangan dan Sumber daya manusi, kewirausahaan untuk menanamkan sikap wirausaha, studi kelayakan bisnis, praktik MICE dan PSB sebagai mata kuliah aplikasi kewirausahaan.

   Terdapat dua mata kuliah unggulan yang bersifat praktif dan aplikatif yang harus dijalankan mahasiswa D3 Manajemen Bisnis yaitu Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition ( MICE ) dan Praktik Simulasi Bisnis (PSB).

   Mata kuliah MICE memberikan pengalaman mahasiswa dalam meng- sebuah yang bersifat akademis, seperti seminar

  handle event nasional kewirausahaan, seminar nasional otomotif dan sebagainya.

   Sedangkan mata kuliah PSB memberikan pengalaman mahasiswa D3 Manajemen Bisnis untuk terjun langsung dalam dunia bisnis yang sebenarnya. Pengalaman wirausaha tersebut diwujudkan dengan cara mengaplikasikan semua mata kuliah yang telah diperoleh dengan cara membentuk dan menjalankan bisnis dalam bentuk kelompok yang diwadahi dalam sebuah mata kuliah.

  

”Pengembangan Sumber Daya Per desaan dan Kear i f an Lokal Ber kel anj ut an VI ” 24- 25

November 2016 Pur woker t o

PERMASALAHAN MITRA

  Dalam pelaksanaan mata kuliah PSB yang sudah berlangsung selama 3 tahun, maka didapatkan review sebagai berikut:

  1. Mahasiswa masih berorientasi aplikasi mata kuliah PSB ini hanya untuk mendapatkan nilai tertentu dan sebagai syarat dalam menempuh kuliah di D3 Manajemen Bisnis, bukan sebagai sarana untuk melatih memulai bisnis secara nyata.

  2. Mahasiswa masih kesulitan dalam menentukan ide bisnis untuk dapat segera dieksekusi, karena kurangnya rasa percaya diri mahasiswa dalam menjalankan sebuah bisnis dan banyaknya ide bisnis yang muncul dari kelompk mahasiswa.

  3. Minimnya pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam mengolah/ membuat produk yang akan mereka jual (khususnya di industri makanan). Hal ini disebabkan karena untuk mahasiswa D3 Manajemen Bisnis lebih banyak mendapatkan mata kuliah yang bersifat manajerial dan tidak ada mata kuliah yang bersifat praktik pembuatan produk.

  4. Penentuan harga yang masih terlalu rendah sehingga menyebabkan laba yang diperoleh kurang sebanding dengan usaha yang telah dikeluarkan. Hal ini dilatarbelakangi adanya ketakutan tidak lakunya produk yang mereka jual.

  5. Kurangnya disiplin mahasiswa dalam melakukan pencatatan pengeluaran dan pemasukan yang didaptkan sehingga kurang mengetahui secara pasti keuntungan dan kerugian yang telah dijalankan 6.

   Kurangnya inovasi dan kreasi dari produk-produk yang diproduksi dan kebanyakan hanya

  sekedar me too

  

Dari beberapa permasalahan diatas, pengabdi menawarkan beberapa solusi untuk

memecahkan masalah tersebut.

METODE PELAKSANAAN

  Secara garis besar metode pengabdian yang digunakan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Implementasi IPTEK Tahapan Pelaksanaan

  Meningkatkan motivasi

   Kuliah umum dengan menghadirkan praktisi yang memiliki cerita sukses berwirausaha di usia muda

  kewirausahaan

  yang diisi oleh Fitra Jaya Saleh, yaitu Alumni dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah sukses menjadi wirausaha

  Penentuan Ide Bisnis

   Mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan brainstorming dengan rekan dalam satu kelompok  Pengabdi memberikan penjelasan menganai analisis

  SWOT  Dari banyak ide yang masuk, kelompok mahasiswa

  

”Pengembangan Sumber Daya Per desaan dan Kear i f an Lokal Ber kel anj ut an VI ” 24- 25

November 2016 Pur woker t o

  bisnis  Menentukan ide bisnis yang siap dijalankan

  Pelatihan Inovasi dan Kreasi

   Menanyakan kepada mahasiswa ide bisnis apa yang akan dijalankan

  produk

   Pakar memberikan gambaran mengenai produk dan variasi produk up to date yang dilakukan oleh Chef Budi, yaitu seorang Chef yang telah berpengalaman di industri makanan. Dari pelatihan ini dapat membuka pandangan yang lebih luas mahasiswa mengenai kreasi produk yang dapat mereka hasilkan dari bahan-bahan yang relatif sama.

   Mahasiswa diminta untuk melakukan kreasi dari hasil pelatihan tersebut

  Strategi Pemasaran

   Mahasiswa diminta untuk mempresentasikan bauran pemasaran, persaingan, dan strategi harga yang akan digunakan  Pengabdi memberikan evaluasi dan masukan mengenai strategi pemasaran yang akan dan sedang dilakukan  Dari evaluasi didapatkan bahwa kebanyakan mahasiswa menetapan harga yang terlalu minim, segmen pasar yang dituju kurang jelas

  Penyelesaian masalah bisnis dan

   Pengabdi akan melakukan evaluasi rutin terhadap perkembangan bisnis kelompok mahasiswa

  konflik dalam kelompok

   Pengabdi memberikan masukan dan saran untuk masalah-masalah yang ada

  Pembukuan dan pencatatan

   Mahasiswa diwajibkan mengumpulkan laporan keuangan selama proses bisnis berlangsung

  sederhana

   Dari laporan tersebut, pengabdi akan melakukan evaluasi dari laporan keuangan yang ada  Pengabdi mengkonfirmasi dan menanyakan masalah yang dihadapi oleh mahasiswa  Dari proses evaluasi didapatkan laporan keuangan yang tidak standar dan laba yang dihasilkan masih minim jika dibandingkan dengan usaha yang telah dikeluarkan

  Pelatihan Dalam pengabdian ini, tim pengabdian memberikan pelatihan kepada UKM mitra binaan.

  Pelatihan diikuti oleh anggota UKM. Bentuk pelatihan yang diberikan adalah : a.

   Inovasi dan Kreasi produk

   Intruktur yang diambil dari ahli boga memberikan materi dan praktik tentang variasi dan kreasi makanan yang sedang up to date yang dilakukan oleh Chef Budi, yaitu seorang Chef yang telah berpengalaman di industri makanan. Dari pelatihan ini dapat membuka pandangan yang lebih luas mahasiswa mengenai kreasi produk yang dapat mereka hasilkan dari bahan- bahan yang relatif sama.

  

”Pengembangan Sumber Daya Per desaan dan Kear i f an Lokal Ber kel anj ut an VI ” 24- 25

November 2016 Pur woker t o b.

   Motivasi Wirausaha

  Instruktur/ pakar memberikan materi dan penjelasan tentang motivasi dalam wirausaha di waktu muda yang diisi praktisi yang memiliki cerita sukses berwirausaha di usia muda yang diisi oleh Fitra Jaya Saleh, yaitu Alumni dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah sukses menjadi wirausaha

  Pendampingan Pendampingan dilakukan oleh peneliti dengan memantau perkembangan bisnis

mahasiswa di lapangan. Proses pendampingan dilakukan dengan cara mendengarkan

keluhan dan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok bisnis mahasiswa dengan

memberikan masukan dan solusi atas permasalahan tersebut. Proses pendampingan akan

dilakukan intensif kepada kelompok bisnis mahasiswa. Hal ini diperlukan untuk melihat

progress dan perkembangan kinerja bisnis dari waktu ke waktu. Proses pendampingan

intensif ini diharapkan dapat memaksimalkan program pelatihan yang telah diberikan di

awal, sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan kepada

mahasiswa D3 Manajemen Bisnis FEB UNS semester 6 yang sedang menempuh mata

kuliah praktik simulasi bisnis. Berikut secara rinci dijelaskan hasil kegiatan yang telah

dicapai:

  1. Pelatihan inovasi pengembangan inovasi dilakukan pada tanggal 24 Maret 2016 dengan mendatangkan praktisi Chef Budi. Pelatihan ini dilaksanakan untuk memperkaya pandnagan mahasiswa mengenai produk-produk yang dapat dijual dengan bahan yang relatif sederhana dan mudah didapatkan disekitar kita. Selain itu pelatihan ini juga memberikan cara penghitungan HPP dan segmen pasar yang dimasuki dengan produk tersebut. Dalam pelatihan inin ditunjukkan 3 produk olahan, yaitu Thai Sweet Soup, PineApple Crepes dan Variasi Rotigoreng pisang coklat.

  2.

  role model dilakukan pada tanggal 2 Juni 2106

  Pelatihan kewirausahaan dengan pendekatan dengan pembicara Fitra Jaya Saleh sebagai pembicara. Pembicara merupakan salah satu alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang sukses sebagai wirausaha. Pelatihan ini diharapkan mampu mendorong mahasiswa untuk semakin memiliki minat pada bidang kewirausahaan.

  3. Pendampingan tahap 1 merupakan pendampingan dari Tim dosen kepada mahasiswa dalam menentukan ide produk mereka, dan memberikan masukan dari berbagai aspek untuk kelayakan produk yang mereka sampaikan

  

”Pengembangan Sumber Daya Per desaan dan Kear i f an Lokal Ber kel anj ut an VI ” 24- 25

November 2016 Pur woker t o 4.

  Seminggu setelah pemilihan ide, maka mahasiswa dapat mengimplementasikan ide bisnis yang telah mereka pilih.

  5. Selama 1-2 minggu usaha mahasiswa mulai terdapat beberapa masalah antara lain: munculnya konflik antara anggota di beberapa kelompok, kebanyakan kelompok mahasiswa masih menyasar segmen pasar mahasiswa, menggunakan metode penjualan yang kurang efektif (penjualan berkelompok), harga yang terlalu murah.

  6. Pendampingan kedua mulai masuk pada pendampingan pada proses produksi dan pemasaranan bagi kelompok mahasiswa. Pendampingan ini memberikan masukan, penilaian terhadap cara atau metode pemasaran kelompok mahasiswa dalam pemasaran yang sudah mereka lakukan, mengatasi konflik yang terjadi dan sebagainya.

  7. Pendampingan ketiga menitikberatkan pada pembuatan laporan keuangan sederhana yang digunakan. Dengan laporan keuangan sederhana mahasiswa mampumemperkirakan kapan BEP kemudian berapa keuntungan meraka dan sebagainya.

  8. Pendampingan keempat adalah pendampingan di akhir sesi atau evaluasi. Dengan proses evaluasi mahasiswa tahu dimana kelemahan kelompok wirausaha mereka. Kebanyakan adalah ketika menetapkan harga yang sangat rendah dan tidak memperhitungkan waktu, biaya bensin dan sebagainya sehingga cukup senang ketika sudah mendapatkan laba

  9. Penilaian kinerja kelompok-kelompok bisnis oleh tim pengabdi. Penilaian ini berdasarkan kreativitas, antusiasme, motivasi selama proses dan hasil akhir kelompok bisnis. Dari hasil penilaian didapatkan tiga kelompok yang mempunyai kinerja baik proses dan akhir terbaik adalah kelompok Lolycake, Pisang Mumi dan ADUDU Choholate. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa mahasiswa dengan motivasi yang tinggi atau niat yang tinggi untuk menjadi wirausaha biasanya cenderung untuk lebih kuat dan berusaha keras untuk mencapai hasil yang baik. Dari hasil tersebut dapat menjadi patokan untuk pengabdian pada tahun depan seleksi awal peseta pelatihan dan pendampingan adalah mahasiswa dengan niat yang tinggi untuk menjadi wirausaha muda. Selain itu didapatkan ketua kelompok memiliki peran sentral dalam menggerakkan tim.

10. Penghargaan praktik Simulasi bisnis bagi kelompok-kelompok yang berprestasi. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan stimulus kepada mahasiswa untuk lebih berprestasi.

  KESIMPULAN

  Selama proses pelatihan dan pendampingan pengembangan bisnis mahasiswa D3 Manajemen Binis dapat disimpulkan beberapa hal yaitu: 1.

  Beberapa masalah yang muncul hampir sama disemua kelompok antara lain: munculnya konflik dalam tim, segmentasi pasar yang kurang sesuai, strategi pemasran yang kurang

  

”Pengembangan Sumber Daya Per desaan dan Kear i f an Lokal Ber kel anj ut an VI ” 24- 25

November 2016 Pur woker t o

  mengena, motivasi wirausaha yang kurang di beberapa kelompok mahasiswa, penetapan harga yang terlalu rendah, pengelolaan rencana keuangan yang masih kurang optimal.

  2. Konflik dalam tim muncul biasanya dikarenakan kurang cakapnya tim leader dalam menggerakkan dan memotivasi anggota tim untuk berkinerja secara optimal

  3. Segmen pasar yang hampir sama disemua kelompok yaitu mahasiswa, sehingga juga berdampak pada penentuan harga yang terlalu rendah. Hal ini disebabkan karena ketakutan tidak lakunya produk yang mereka buat.

  4. mahasiswa dengan motivasi yang tinggi atau niat yang tinggi untuk menjadi wirausaha biasanya cenderung untuk lebih kuat dan berusaha keras untuk mencapai hasil yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

  Riani, Asri Laksmi. 2005. Dasar- Dasar Kewirausahaan. UNS Press. Surakarta Cruz, N.M., Escudero, A.I.L., dan Leitao, F.S. 2009. The effect of entrepreneurship education programmes on satisfaction with innovation behaviour and performance. Journal of

  . Vol. 33 No. 3, 2009, pp. 198-214.

  European Industrial Training

  Lado, A. A., and G. S. Vozikis (1996).Transfer of Technology to Promote Entrepreneurshipin Developing Countries: An Integration and Proposed Framework,

  Entrepreneurship Theory and Practice. 21(2), 55 –72.

  Popadiuk, S dan Choo, CW. 2007. Innovation and knowledge creation: How are these concepts related? International Journal of Information Management, V olume 27, Issue 1, 01february 2007, p. 302 – 312. Van Praag, C. M., and P. H. Versloot (2007). What Is the Value of Entrepreneurship? A Review of Recent Research, Small Business Economics 29(4), 351 –382.