89 HUBUNGAN ANTARA STATUS DEMOGRAFI DENGAN KEPUASAN PASIEN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO
HUBUNGAN ANTARA STATUS DEMOGRAFI DENGAN KEPUASAN PASIEN DALAM
PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO Rika Fitriyana*, Angelheart J. M. Rattu, Jane M. Pangemanan*- *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK Pertumbuhan penduduk di Wilayah Indonesia yang semakin ketat dan tajam menuntut beberapa instansi
pelayanan kesehatan agar memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin kepada pengguna jasa pelayanan
kesehatan. Untuk itu status demografi diperlukan agar dapat diketahui factor apa saja yang dapat
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Status demografi adalah status yang dimiliki oleh seseorang contohnya
umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara status demografi dengan
kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di puskesmas Tuminting Manado. Jenis penelitian ini adalah
observasional analitik dengan analisis hubungan menggunakan uji statistik Cross Sectional dengan derajat
kemaknaan p ≤ 0,05. Populasi yaitu seluruh pasien rawat jalan di Puskesmas Tuminting selama waktu
pengambilan data di lapangan. Sampel penelitian adalah total populasi yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
berjumlah 95 pasien.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dan kepuasan pasien dengan
nilai ρ sebesar 0,313 > α (0,05), tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kepuasan pasien dengan nilai
ρ 0,821 >α (0,05), tidak ada hubungan antara pekerjaan dan kepuasan pasien dengan nilai ρ 0,435 >α (0,05),
dan ada hubungan antara pendidikan dengan kepuasan pasien dengan nilai p = 0,008.Kesimpulan yang diperoleh penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin,
dan pekerjaan dengan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado, dan
terdapat hubungan antara pendidikan dan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting
Manado.Kata Kunci: Status Demografi, Kepuasan, Pelayanan Pasien ABSTRACT Regional population growth in Indonesia is getting tighter and sharper demanded some health care
institutions in order to provide maximum possible service to users of health care services . Demographic status is
required in order to know what factors can affect the level of patient satisfaction . Demographic status is the
status of a person eg age , gender, occupation , and education .This research is analityc survey with cross-sectional study approach with p ≤0.05 significance level.
The entire population of out patients in public health center Tuminting during the time of data collection in the
field. The sample was total population that met the inclusion criteria which totaled 95 patients.The result of this research is showed there was no relationship between age and patients satisfaction
with the value ρ of 0.313 > α(0.05), there was no relationship between sexand patient's satisfaction with the value
ρ 0.821 > α(0.05), there was no relationship between work and patient satisfaction with the value ρ 0.435 >
α(0.05), and there is a correlation between education and patient satisfaction with p =0.008.The conclusion of this study there was no association between age, sex, and work with patient
satisfaction in the public health center Tuminting Manado, and there is a relationship between education and
patient satisfaction in the public health center Tuminting Manado.Keywords: Demographics status, Satisfaction, Patient Services
PENDAHULUAN
Pasien adalah konsumen akhir dari layanan kesehatan dan layanan kesehatan yang bermutu yang diberikan kepada pasien merupakan hasil kerjasama semua petugas kesehatan terkait yang terdapat dalam organisasi layanan kesehatan. Layanan kesehatan yang bermutu tidak mungkin merupakan hasil kerja seorang petugas kesehatan saja. Namun, harus diingat bahwa masing-masing petugas kesehatan itu akan menjadi konsumen dari petugas kesehatan lainnya (Pohan, 2007). Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata- rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan (Azwar, 2010).
Pemberi layanan kesehatan (provider) mengaitkan layanan kesehatan yang bermutu dengan ketersediaan pelayanan, prosedur kerja, atau protocol, kebebasan profesi dalam setiap melakukan pelayanan kesehata sesuai dengan teknologi kesehatan mutakhir, dan bagaimana keluaran (outcome) atau hasil layanan kesehatan itu.
Suatu layanan kesehatan mungkin memang telah dapat memenuhi kebutuhan pasien/konsumen, sebagaimana yang dirasakannya. Namun, Mutu layanan kesehatan bukan sesuatu yang dapat memenui kebutuhan pasien/konsumen dengan biaya berapa saja, harus selalu dihubungkan dengan penggunaan sumber daya yang paling efisien. Berdasarkan survey awal yaitu wawancara langsung dengan beberapa pasien rawat jalan ditemukan adanya keluhan dari sebagian masyarakat/pasien rawat jalan sebagai penerima pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting dan sesuai data sekunder pada 3 bulan terakhir jumlah pengunjung pada bulan Oktober 2014 yaitu 611 orang an pada bulan Desember 2014 menurun menjadi 520 orang. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh mutu layanan tenaga kesehatan yang masih kurang di Puskesmas Tuminting.
Dari permasalahan tersebut maka pengukuran tingkat kepuasan pasien mutlak diperlukan. Untuk itu penulis mengangkat permasalahan mengenai pelayanan di Puskesmas yang saat ini banyak tidak memenuhi kepuasan pasien.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional di Puskesmas Tuminting Manado pada bulan Desember 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien pasien rawat jalan di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Manado yang diambil pada bulan Oktober sampai dengan Desember. Sampel di ambil secara Pusposive sampling yaitu peneliti membagikan kuisioner kepada pasien yang datang diPuskesmas.
Analisis bivariat perlu dilakukan untuk untuk menunjukkan hasil uji hubungan antara variabel bebas (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan) dan variabel terikat (kepuasan pasien) dengan menggunakan Uji
Chi Square .
Tinggi
90
5
95 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
bahwa perhitungan menggunakan tes chi square dengan bantuan program SPSS 20 menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,821 dengan tingkat kesalahan 0,05. Bila nilai probabilitas lebih besar dari tingkat kesalahan maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdaat hubungan antara kedua variabel yang diteliti yaitu jenis kelamin pasien dengan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado.
3. Hubungan antara Pendidikan dengan kepuasan pasien Tabel 3. Analisis Hubungan Antara Pendidikan dengan Kepuasan Pasien
Pendidikan Puas Tidak puas Total ρ value
38
HASIL PENELITIAN Demografi Pasien
5
43 Rendah
52 52 0,008 Total
90
5
95 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
bahwa perhitungan menggunakan tes chi square dengan bantuan program SPSS 20 menghasilkan nilai probabilitas 0,008 dengan tingkat kesalahan 0,05. Bila nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan maka dapat dinyatakan bahwa terdaat hubungan antara kedua variabel yang diteliti yaitu pendidikan pasien dengan kepuasan pasien dalam
4 73 0,821 Total
69
22 Perempuan
ANALISIS BIVARIAT 1.
31 > 30 Tahun
Status demografi yang dibahas dalam penelitian ini adalah umur pasien, jenis kelamin pasien, pekerjaan pasien, dan pendidikan pasien. Pasien pada penelitian ini dibagi berdasarkan kategori umur yaitu ≤ 30 Tahun 31 pasien dan > 30 Tahun 64 pasien, jenis kelamin laki-laki 22 pasien, perempuan 73 pasien, pendidikan tinggi 43 pasien, pendidikan rendah 52 pasien, bekerja 41 pasien, tidak bekerja 54 pasien.
Hubungan antara umur dengan kepuasan pasien Tabel 1. Analisis Hubungan Antara Umur dengan Kepuasan Pasien
Umur Puas Tidak puas Total ρ value
≤ 30 Tahun
28
3
64 64 0,313 Total
1
92
3
bahwa perhitungan menggunakan tes chi square dengan bantuan SPSS 20 menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,313 dengan tingkat kesalahan 0,05. Bila nilai probabilitas lebih besar dari tingkat kesalahan maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara kedua variable yang diteliti yaitu umur pasien dengan keuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado.
2. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan kepuasan pasien Tabel 2. Analisis Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Kepuasan Pasien
Jenis Kelamin Puas Tidak puas Total ρ value
Laki-laki
21
95 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado.
4. Hubungan antara Pekerjaan dengan kepuasan pasien Tabel 4. Analisis Hubungan Antara Pendidikan dengan Kepuasan Pasien
Pekerjaan Puas Tidak puas Total ρ value
Bekerja
39
2
41 Tidak bekerja
51
3 54 0,435 Total
90
5
bahawa perhitungan menggunakan tes chi square dengan bantuan program SPSS 20 menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,435 dengan tingkat kesalahan 0,05. Bila nilai probabilitas lebih besar dari tingkat kesalahan maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara kedua variabel yang diteliti yaitu pekerjaan pasien dengan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado.
PEMBAHASAN Hubungan Antara Umur dengan Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Kesehatan di Puskemas Tuminting Manado
Hasil penelitian sebanyak 28 dari 31 pasien berumur ≤ 30 tahun puas terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting dan 3 dari 31 pasien berumur ≤ 50 tahun tidak puas. Sedangkan 64 dari 95 pasien berumur > 50 tahun puas terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting. Dari hasil uji statistik tidak terdaat hubungan antara umur dengan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di
Puskesmas Tuinting Manado, dimana nilai ρ sebesar 0,313 > α (0,05). Hal ini berbeda dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Montol (2014) mengenai Studi tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan Jamkesmas di Puskesmas Ratahan yang mengatakan terdaat hubungan antara umur dan kepuasan pasien. Menurut Davis, 1994 dalam Lestari (2011), semakin tua usia, harapan terhadap pelayanan semaki rendah, sehingga meraka cenderung lebih mudah puas. Hal ini didapati pada 33 dari 93 pasien puas terhadap pelayanan Jamkesmas. Tidak adanya hubungan antara umur dengan tingkat kepuasan dimugkinkan menurut Hidayati dkk (2014) karena pada dasarnya setia pasien dari yang muda maupun tua menginginkan perhatian dan kasih sayang, setiap keluhannya ingin didengar oleh tenaga kesehatan khususnya dokter dan perawat. Setiap pasien yang datang dalam keadaan sakit baik tua maupun muda, mereka penuh harapan seperti ingin cepat sembuh, cepat ditangani, cepat bisa kembali bekerja. Jadi baik yang muda maupun tua sama-sama merasakan apabila keadaanya sudah mulai membaik atau merasa sembuh maka mereka data merasakan kecocokannya berobat dipelayanan kesehatan terkait. Sesuai temuan penelitian yang dilakukan di Poli mata SEC oleh Hidayati dkk bahwa pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan disana cenderung merasa puas karena merasa lebih baik dari kondisi awal pada saat mereka datang dengan keadaan sakit.
95 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado
Berdasarkan hasil penelitian, pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 21 dari 95 dan pasien 69 dari 95 pasien perempuan puas dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting. Sedangkan 1 dari 95 pasien laki-laki dan 4 dari 95 pasien perempuan tidak puas dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting. Dari hasil uji statistik tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting dimana nilai ρ 0,821 > α (0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian Hidayati dkk (2014) mengenai Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kepuasan Pelayana rawat jalan Semarang Eye Center (SEC) RS Islam Sultan Agung Semarang yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kepuasan. Menurut Dollinsky dalam Hidayati dkk (2014) bahwa ersepsi dan reaksi terhadap gangguan sakit dipengaruhi oleh sex, ras pendidikan, kelas ekonomi dan latar belakang budaya. Dari pernyataan tersebut antara pria dan wanita akan relatif sama dalam merasakan kepuasan.
Hubungan Antara Pekerjaan dengan Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado
Berdasarkan hasil penelitian, pasien yang bekerja sebanyak 39 dari 95 dan pasien 51 dari 95 pasien puas dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting. Sedangkan 2 dari 95 pasien yang bekerja dan 3 dari 95 pasien yang tidak bekerja tidak puas dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting.
Dari hasil uji statistik tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting dimana nilai ρ 0,435> α (0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian Hidayati dkk (2014) mengenai Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kepuasan Pelayana rawat jalan Semarang Eye Center (SEC) RS Islam Sultan Agung Semarang yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan tingkat kepuasan. Meskipun begitu pasien yang tidak bekerja cenderung merasa lebih puas dibandingkan pasien bekerja.
Hubungan Antara Pendidikan dengan Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado
Berdasarkan hasil penelitian, pasien dengan pendidikan rendah sebanyak 52 dari 95 dan pasien 38 dari 93 pasien dengan pendidikan tinggi puas dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting. Sedangkan 5 dari 95 pasien dengan pendidikan tinggi tidak puas dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting. Dari hasil uji statistik terdapat hubungan antara pendidikan dengan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting dimana nilai ρ 0,008 > α (0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian Budiman dkk (2010) mengenai Hubungan Status Demografi dengan Kepuasan Masyarakat tentang Pelayanan Jamkesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsari Kabupaten Bogor Tahun 2010 yang menyatakan bahwa Pendidikan berhubungan dengan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting. Menurut Budiman dkk (2010) sebagian besar responden berendidikan rendah yang menyatakan puas adalah sebesar 52 pasien.Dari hasil tersebut, secara persentase responden yang berpendidikan rendah lebih banyak yang puas dibandingkan dengan responden yang berpendidikan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Status Demografi dengan Kepuasan Masyarakat Tentang Pelayanan Jamkesmas di Wilayah Puskesmas Tanjungsari Kabupaten Bogor Tahun 2010 , (Online),
(Online).(http://elibrary.unisba.ac.id/files/ Dewisri_10050005009_Skr_2011_Studi_te ntang_kepuasan.PDF, diakses 04 April 2015).
Pasien Rawat Inap Terhadap Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Indramayu ,
Masyarakat, vol. 2 no (1), p. 11-12 Lestari D. 2011. Studi Tentang Kepuasan
Hubungan Karakteristik dengan Kepuasan Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Jurnal Kesehatan
Hidayati, Suryawati, Sriatmi, 2014. Analisis
KESIMPULAN 1.
Tidak terdapat hubungan antara umur dengan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado.
Kesehatan . Ciputat Tanggerang: Binarupa Aksara.
Azwar, A. 2010. Pengantar Administrasi
2. Pihak Puskesmas juga harus lebih memperhatikan status demografi pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan karena akan berdampak positif terhadap mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado.
2. Tidak terdapat hubungan antara Jenis
Puskesmas Tuminting Manado Perlu memperhatikan Mutu Pelayanan Kesehatan melalui dimensi Tangible (bukti fisik) berupa kenyamanan pasien saat menunggu antrian.
SARAN 1.
4. Terdapat hubungan antara Pendidikan dengan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado.
3. Tidak terdapat hubungan antara Pekerjaan dengan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado.
Kelamin dengan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado.
Budiman, Suhayat, Herlina. 2010. Hubungan Muninjaya
A. 2011. Manajemen Mutu
Layanan Kesehatan . Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.Montol S. 2014. Hubungan Antara Status
Demografi dengan Kepuasan Pasien
dalam Pelayanan Pasien Jamkesmas Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ratahan
Kabupaten Minahasa Tenggara. (Skripsi),
Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Pohan, I. 2007. Jaminan Mutu Layanan
Kesehatan. Jakarta : EGC