PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI.IPA SMA NEGERI 1 SUNGAI AMBAWANG

Vol. 4 No. 2 Februari 2016

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA VIDEO
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI
KELAS XI.IPA SMA NEGERI 1 SUNGAI AMBAWANG
Dewi Setiawati*, Dedeh Kurniasih dan Fitriani
Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat
*
Email: ump.arrazi@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan
menggunakan model kooperatif tipe NHT berbantuan media video dan metode ceramah berbantuan
media video, dan mengetahui seberapa besar pengaruh model kooperatif tipe NHT berbantuan
media video di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai Ambawang. Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental Research) dengan rancangan Nonequivalent
Control Group Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh berdasarkan nilai
ulangan harian siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengukuran, observasi tidak
langsung dan teknik komunikasi langsung. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai rata-rata
kelas eksperimen (72,50) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kelas kontrol (60,50). Hasil uji
Kolmogrov Smirnov diperoleh salah satu kelas tidak berdistribusi normal sehingga dilakukan
analisis statistik uji U-mann whitney diperoleh 0,028. Hasil ini lebih kecil dibandingkan dengan α
(0.05), artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Perhitungan effect size menunjukkan nilai sebesar 0,54 berada pada kategori sedang dan merujuk
pada tabel Z diperoleh nilai 20,54%. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe NHT berbantuan media video memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa
Kata Kunci : Hasil Belajar, Laju Reaksi, Numbered Heads Together (NHT)
ABSTRACT
This research had the purpose to find out the difference between the students’ learning outcomes
which were taught by using NHT type of Cooperative Learning Method Assisted Video as Media
and Lectures Method Assisted Video as Media as well as to find out how large the effect of NHT
type of Cooperative Learning Method Assisted Video as Media in XI IPA class of SMA Negeri 1
Sungai Ambawang. This research was Quasi Experimental Research Nonequivalent Control Group
Design. The sampling technique was saturated sample based on the students’ daily tests scores. The
techniques of data collection used measurement, indirect observation and direct communication

techniques. The data analysis result showed that the mean score of experimental class (72.50) was
higher compared to the mean score of control class which was 60.50. Kolmogorov-Smirnov test
resultsshowed that one class did not distribute normally so that it was done the statistical analysis
using U-mannwhitneytest which obtained 0.028. This result was smaller than α(0.05) which meant
that there was difference between experimental and control class. The calculation of effect size
showed the value of 0.54 in moderate category and referred to the table Z which obtained 20.54%
value. It showed that NHT type of Cooperative Learning Method Assisted Video as Media gave
effect on students’ learning outcomes.
Keywords : Learning Outcomes, The Reaction Rate, Numbered Heads Together (NHT)

33

Vol. 4 No. 2 Februari 2016

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

PENDAHULUAN

ISSN. 2503-4448


yang tidak ada hubungannya dengan
pelajaran, misalnya mengobrol dengan
teman dan sibuk sendiri saat guru
menjelaskan.
Hasil observasi diperkuat dengan
hasil wawancara yang dilakukan terhadap
guru kimia SMA Negeri 1 Sungai
Ambawang diperoleh informasi bahwa
saat belajar kimia siswa lebih cenderung
bersikap pasif saat proses belajar
mengajar terutama pada materi yang
bersifat pemahaman konsep yaitu
hapalan.
Selain
itu,
guru
juga
mengatakan
saat
pembelajaran

menggunakan metode ceramah dan
media papan tulis saja karena metode dan
media ini dianggap mudah, cepat, dan
praktis.
Hal ini juga diperkuat dengan hasil
wawancara dengan 6 orang siswa yang
mempunyai
kemampuan
akademis
berbeda, diperoleh informasi bahwa
materi kimia yang bersifat konsep
dianggap sulit karena siswa merasa
kesulitan
untuk
memahami
serta
mengingatnya. Menurut siswa kelas XI
IPA, metode yang digunakan oleh guru
hanya metode ceramah, sehingga hanya
siswa yang memiliki kemampuan atas

dan sedang saja yang dapat memahami
materi yang diajarkan berbeda dengan
siswa yang memiliki kemampuan rendah.
Hal ini menyebabkan siswa hanya
mendengarkan dan menuliskan apa yang
dijelaskan
oleh
guru
tanpa
memahaminya. Selain itu siswa juga
menyatakan bahwa saat pembelajaran
guru tidak menggunakan media yang
menarik perhatian siswa sehingga siswa
merasa sulit untuk memahami materi dan
jenuh dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan guru dan siswa

Ilmu kimia merupakan ilmu yang
pada

awalnya
diperoleh
dan
dikembangkan berdasarkan percobaan
namun pada perkembangan selanjutnya
kimia juga diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan teori (Mulyasa, 2008:132).
Ilmu kimia terkait dengan semua aspek
yang terdapat dalam kehidupan seharihari seperti makanan, minuman, obatobatan dan kendaraan (Mudzakir, Sujana,
dan Sopandi, 2014:6). Hal tersebut
menunjukkan bahwa ilmu kimia sangat
penting untuk dipahami oleh siswa.
Kenyataan yang ditemui di lapangan
menunjukkan bahwa pelajaran kimia
masih menjadi pelajaran yang sulit
dipahami dan sering dianggap sulit oleh
siswa. Anggapan ini muncul dikarenakan
ketidaktahuan siswa mengenai kegunaan
kimia dalam kehidupan sehari-hari
(Mudzakir, Sujana, dan Sopandi, 2014:7).

Kenyataan ini masih dialami oleh
sebagian besar siswa di sekolah yang
menyebabkan
siswa
takut
untuk
mempelajari kimia dan pada akhirnya
berdampak pada hasil belajar yang tidak
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM).
Fakta tersebut juga dialami di SMA
Negeri 1 Sungai Ambawang. Fakta itu
terlihat dari hasil observasi yang
menunjukkan bahwa dalam proses belajar
mengajar guru menggunakan metode
ceramah dan menggunakan media papan
tulis. Pada saat pembelajaran, peran guru
lebih aktif saat menerangkan bahan
pembelajaran sehingga siswa kurang
memperhatikan penjelasan guru dan

bersifat pasif dalam proses pembelajaran.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
siswa yang terlihat melakukan kegiatan
34

Vol. 4 No. 2 Februari 2016

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

Proses pembelajaran NHT akan lebih
mudah diterapkan apabila dibantu dengan
adanya suatu media pembelajaran. Media
pembelajaran yang dapat digunakan
adalah media video. Menurut Arsyad
(2014:36), media video dianggap
menarik dan memberikan pesan yang
dapat diterima secara lebih merata oleh
siswa dan

relatif bagus untuk
menerangkan suatu proses sehingga
memudahkan siswa dalam memahami
materi yang sifatnya pemahaman konsep.
Adanya peningkatan hasil belajar
siswa
yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) dilakukan oleh
Nuswantara, Masykuri, dan Nurhayati
(2013) pada materi Koloid. Dalam
penelitiannya diperoleh informasi bahwa
terjadi peningkatan prestasi belajar siswa
pada kelas eksperimen dengan persentase
ketuntasan sebesar 81,3% menjadi bukti
NHT dapat digunakan sebagai model
pembelajaran yang baik. Selain itu,
penelitian Manurung, Mulyani, dan
Saputro (2012) pada pokok bahasan tata
nama senyawa

menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar siswa
dengan nilai rata-rata sebesar 77,49%.
Adanya peningkatan prestasi belajar
siswa berbantuan media video dalam
penelitian
Wintoro
(2012)
juga
menunjukkan
bahwa
terdapat
peningkatan hasil belajar siswa melalui
penerapan metode demonstrasi dengan
menggunakan video dalam pembelajaran
IPA dengan persentase ketuntasan
sebesar 71,43%.
Berdasarkan latar belakang yang
diuraikan dan penelitian yang relevan,
maka peneliti tertarik melakukan

penelitian mengenai pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe NHT

diketahui yang menjadi permasalahan
dalam pembelajaran kimia adalah
karakteristik siswa yang kurang aktif
dalam pembelajaran serta siswa kurang
memperhatikan penjelasan guru. Saat
proses pembelajaran guru menggunakan
metode ceramah dan media papan tulis
sehingga kurangnya pemahaman siswa
dan siswa menunjukkan sikap pasif
dalam
proses
pembelajaran,
dikhawatirkan hasil belajar juga akan
menurun. Oleh karena itu, diperlukan
solusi untuk melakukan kegiatan belajar
mengajar, yaitu dengan menggunakan
model pembelajaran yang dilakukan guru
dan menggunakan media dalam kegiatan
belajar mengajar. Alternatif model
pembelajaran yang dapat digunakan di
SMA Negeri 1 Sungai Ambawang adalah
model pembelajaran kooperatif.
Salah satu model pembelajaran
kooperatif yang dapat digunakan yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT). Lie
(2002: 60) menyatakan bahwa model
pembelajaran
NHT
memberikan
kesempatan beraktivitas yang merata
kepada semua siswa, sehingga siswa
menjadi lebih aktif dan mempunyai
tanggung jawab pribadi untuk memahami
materi pelajaran secara berkelompok
maupun individu.
Ciri khas NHT adalah pemberian
nomor kepada setiap siswa dalam setiap
kelompok untuk mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, siswa dengan nomor
yang dipanggil guru wajib melaporkan
hasil kerja sama siswa (Lie, 2002: 60).
Oleh sebab itu, pada saat diskusi semua
siswa harus benar-benar memperhatikan
karena
semua
siswa
mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dipanggil
nomornya.
35

Vol. 4 No. 2 Februari 2016

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

observasi tidak langsung dalam penelitian
ini dilakukan dengan bantuan 3 orang
observer
untuk
mengisi
lembar
pengamatan
terhadap
tahapan
pelaksanaan pembelajaran dan mencatat
kegiatan apa saja yang dilakukan oleh
peneliti ataupun siswa. Adapun teknik
komunikasi langsung dalam penelitian ini
berupa wawancara untuk memperoleh
informasi dari hasil posttest.

berbantuan media video terhadap hasil
belajar siswa pada materi laju reaksi
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungai
Ambawang. Melalui penelitian ini
diharapkan dapat menjadi alternatif solusi
terhadap permasalahan rendahnya hasil
belajar siswa pada materi laju reaksi dan
dapat memberikan gambaran mengenai
kemampuan kognitif siswa sehingga para
guru memperoleh informasi dalam
melakukan pengukuran kemampuan
kognitif siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen. Jenis eksperimen yang
digunakan adalah eksperimen semu
(Quasy eksperiment) dengan rencana
penelitian yang digunakan adalah
Nonequivalent Control Group Design
(Sugiyono, 2014:112). Variabel bebas
dalam
penelitian
adalah
model
pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan media video dan metode
pembelajaran ceramah berbantuan media
video. Sedangkan variabel kontrol dalam
penelitian ini adalah guru yang mengajar
di kelas kontrol dan kelas eksperimen
adalah sama, yaitu peneliti, media video,
alokasi waktu dan materi.
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
sampling jenuh. Penentuan kelas
eksperimen dan kelas kontrol dilihat dari
hasil rata-rata nilai ulangan harian kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Sungai
Ambawang.
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan pengukuran, observasi tidak
langsung dan wawancara. Teknik
pengukuran digunakan untuk melihat
hasil belajar siswa melalui pengaruh
perlakuan yang akan diberikan. Teknik

Pada penelitian ini diperoleh hasil
berupa nilai pretest dan posttest siswa
pada pembelajaran kimia materi laju
reaksi. Data hasil belajar siswa pada kelas
kontrol pretest dan posttest ditampilkan
pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata dan persentase
ketuntasan Pretest dan Posttest kelas
control

Tabel 1. menunjukkan nilai rata-rata
pretest siswa pada kelas kontrol sebesar
23,60 dan nilai rata-rata posttest sebesar
60,50. Perubahan nilai pretest ke posttest
sebesar 36,90. Berdasarkan hasil posttest,
dari 29 siswa sebanyak 14 siswa
(48,27%)
yang
mencapai
KKM,
sedangkan 15 siswa (51,73%) tidak
mencapai KKM. Untuk hasil pretest dari
29 siswa sebanyak 0 siswa (0%) yang
mencapai KKM, sedangkan 29 siswa
(100%) tidak mencapai KKM (73).
36

Vol. 4 No. 2 Februari 2016

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

terdapat perbedaan kemampuan awal
siswa.
Selanjutnya
dilakukan
uji
kenormalan
data
posttest
kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang telah
dianalisis menggunakan uji kolmogrov
smirnov.
Hasil uji menunjukkan nilai
signifikan posttest kelas eksperimen
diperoleh Pvalue sebesar 0,10. Oleh karena
Pvalue> α (0,05) maka data dapat
dikatakan berdistribusi normal. Berbeda
dengan kelas eksperimen, Pvalue pada
kelas kontrol sebesar 0,00, nilai ini lebih
kecil dari α (0,05), maka data dikatakan
tidak berdistribusi normal. Langkah
selanjutnya yaitu uji Umann Whitney.
Berdasarkan hasil uji U-Mann Whitney
diperoleh angka probabilitas, yaitu Pvalue
sebesar 0,028 lebih kecil dari α (0,05).
Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar siswa
antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.

Data hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen
pretest
dan
posttest
ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata dan persentase
ketuntasan Pretest dan Posttest kelas
eksperimen

Tabel 2. menunjukkan nilai rata-rata
pretest siswa pada kelas eksperimen
sebesar 13,21 dan nilai rata-rata posttest
sebesar 72,50. Peningkatan hasil belajar
(nilai pretest dan posttest) terjadi di kelas
eksperimen sebesar 59,29. Berdasarkan
hasil posttest, dari 28 siswa sebanyak 20
siswa (71,42%) yang mencapai KKM
(73), sedangkan 8 siswa (28,58%) tidak
mencapai KKM. Untuk hasil pretest dari
28 siswa sebanyak 0 siswa (0%) yang
mencapai KKM, sedangkan 28 siswa
(100%) tidak mencapai KKM.
Analisis
data
hasil
pretest
menggunakan uji normalitas yang
bertujuan untuk melihat kenormalan data
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai
pretest kelas eksperimen diperoleh Pvalue
(0,01) lebih kecil dari α (0,05) maka data
tidak berdistribusi normal, sedangkan
nilai pretest pada kelas kontrol diperoleh
Pvalue sebesar 0,00. Nilai ini lebih kecil
dari α (0,05) maka data dikatakan tidak
berdistribusi normal. Maka dilanjutkan
dengan uji statistik nonparametrik yaitu
uji UMann-Whitney, diperoleh nilai
probabilitas (Pvalue) sebesar 0,26. Nilai
Pvalue diketahui lebih besar dari α (0,05),
maka Ho diterima yang berarti tidak

Proses Pembelajaran Kelas Kontrol
Rencana pelaksanaan pembelajaran
pada model konvensional pada penelitian
ini
yaitu
terdiri
dari
kegiatan
pendahuluan,
inti
dan
penutup.
Pembelajaran dilaksanakan dalam 1 kali
pertemuan, dengan alokasi waktunya
2x45 menit.
Tahap pendahuluan dimulai dengan
guru menyampaikan apersepsi dan tujuan
pembelajaran. Pada kegiatan inti dimulai
dengan memberikan pretest. Setelah
semua siswa mengumpulkan pretest,
guru mulai menjelaskan materi laju
reaksi dengan bantuan media video,
seluruh siswa mendengarkan penjelasan
dari guru. Selanjutnya, guru memberikan
contoh soal dan memberikan kesempatan
37

Vol. 4 No. 2 Februari 2016

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

media video serta memberikan contoh
soal. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang tidak dipahami. Terdapat 1
orang siswa bertanya tentang contoh
faktor laju reaksi. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa lain untuk
menjawab, kemudian guru meluruskan
jawaban siswa. Selanjutnya guru
menjelaskan
metode
yang
akan
digunakan agar kegiatan pembelajaran
sesuai
dengan
metode
yang
direncanakan.
Jumlah siswa di kelas eksperimen
berjumlah 28 orang dan guru membagi
siswa menjadi 7 kelompok yang
beranggotakan 4 orang. Pembagian
kelompok dilakukan sebelum kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Hal ini
dilakukan
agar
waktu
dapat
dipergunakan seefisien mungkin. Dalam
satu kelompok terdiri dari siswa yang
berkemampuan berbeda-beda. Siswa
yang berkemampuan tinggi ditugaskan
untuk mengajari siswa yang lainnya agar
kemampuan anggota kelompok tersebut
tersebar secara merata. Setelah siswa
bergabung dengan kelompoknya masingmasing, guru memberi nomor anggota
kelompok (fase 3) sehingga setiap siswa
mendapat nomor yang menjadi identitas
saat pengundian untuk mengerjakan soal.
Guru memberikan soal Lembar Kerja
Siswa (LKS) pada setiap kelompok. Guru
meminta siswa untuk mendiskusikan soal
latihan yang terdapat dalam LKS. Guru
mengamati seluruh kelompok dengan
cara berkeliling dalam kelompok agar
diskusi
berjalan
dengan
baik.
Berdasarkan pengamatan di kelas, setiap
kelompok mengerjakan soal dengan
membagi soal untuk dikerjakan kemudian
anggota kelompok itu menyampaikan

kepada siswa untuk bertanya, hanya 1
orang siswa saja yang bertanya.
Kemudian guru menjelaskan materi yang
tidak dimengerti siswa.
Selanjutnya guru meminta 2 orang
siswa untuk mengerjakan soal yang
diberikan. Kegiatan inti diakhiri dengan
konfirmasi yaitu guru meluruskan dan
memberikan penguatan berupa tepuk
tangan atas setiap jawaban yang
diberikan siswa.
Kegiatan terakhir adalah kegiatan
penutup, guru memberikan posttest
dengan waktu yang telah ditetapkan.
Kemudian guru membimbing siswa
untuk membuat kesimpulan mengenai
materi
yang
telah
diajarkan,
mengingatkan siswa untuk belajar materi
selanjutnya dan mengucapkan salam
untuk mengakhiri pembelajaran.
Proses Pembelajaran Kelas
Eksperimen
Rencana pelaksanaan pembelajaran
pada model kooperatif yang diterapkan
pada penelitian ini yaitu terdiri dari 6 fase
yaitu fase menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa, fase menyampaikan
informasi,
fase
penomoran,
fase
membimbing kelompok, fase evaluasi,
dan fase memberikan penghargaan.
Sebelum menyampaikan materi, guru
memberikan pretest kepada siswa. Pada
saat guru menyampaikan apersepsi dan
tujuan pembelajaran (fase 1) siswa
terlihat kurang aktif, sehingga kurang
terjadi interaksi antara guru dan siswa.
Sebelum menyampaikan materi (fase
2), guru memberikan soal pretest untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
Setelah semua siswa mengumpulkan
jawaban pretest, guru menyampaikan
materi tentang laju reaksi dengan bantuan
38

Vol. 4 No. 2 Februari 2016

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

hasil kerjanya kepada teman lain dalam
satu kelompok.
Pada saat guru
membimbing siswa (fase 4), beberapa
kelompok bertanya saat kurang mengerti
dalam mengerjakan soal yang terdapat
dalam LKS, kemudian guru memberikan
penjelasan.
Guru mengevaluasi hasil belajar
siswa (fase 5) dengan memberikan
posttest tentang materi yang telah
disampaikan. Posttest berguna untuk
mengetahui kemampuan akhir siswa
setelah diberi perlakuan. Selanjutnya
guru memberikan pujian (fase 6) kepada
kelompok yang telah berhasil menjawab
pertanyaan yang telah diberikan dengan
tepat dan benar serta telah bekerja sama
pada saat proses diskusi berlangsung agar
siswa termotivasi.
Kegiatan
terakhir
dalam
pembelajaran adalah kegiatan penutup.
Dari hasil pengamatan, siswa terlihat
antusias
untuk
menyimpulkan
pembelajaran dan guru melengkapi
kesimpulan yang disampaikan siswa,
kemudian guru menutup pelajaran
dengan salam.
Berdasarkan perhitungan rata-rata
belajar siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh rata-rata hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan media video lebih tinggi dari
rata-rata hasil belajar siswa yang
diajarkan dengan menggunakan metode
ceramah berbantuan media video yang
terdapat pada Gambar 1.

ISSN. 2503-4448

80
72,5

70

60,5

60
50
40

23,6

Pretest
Posttest

13,2

30
20
10
0
Eksperimen Kontrol

Gambar 1. Perbedaan hasil belajar
siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Gambar 1. menunjukkan adanya
perbedaan hasil belajar kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari
nilai rata-rata nilai pretest dan posttest
dari kedua kelas tersebut. Nilai rata-rata
pretest pada kelas kontrol sebesar 23,60
lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata
pretest kelas eksperimen yang hanya
bernilai 13,20. Sedangkan untuk nilai
rata-rata posttest, kelas eksperimen
mendapatkan nilai rata-rata yang sebesar
72,5 lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol yang hanya bernilai 60,5.
Pada
kelas
kontrol
terjadi
peningkatan nilai rata-rata pretest ke
posttest sebesar 36,90 dan pada kelas
eksperimen sebesar 59,3. Berdasarkan
Gambar 4.1, terlihat bahwa kenaikan
rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Perbedaan
hasil belajar dipengaruhi oleh pemberian
perlakuan yang berbeda pada kedua kelas
dalam proses pembelajaran.
Peningkatan hasil belajar siswa
dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT berbantuan media video pada
materi laju reaksi ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Setiawan,
Susanti, dan Mulyani (2013:11). Hasil
39

Vol. 4 No. 2 Februari 2016

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

penelitian menunjukkan bahwa prestasi
belajar aspek kognitif siswa yang
diajarkan dengan metode pembelajaran
kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada
siswa yang diajar dengan metode Think
Pair Share (TPS), hal ini terlihat dari
hasil uji-t diperoleh aspek kognitif (1,88)
dan aspek afektif (1,99) lebih besar dari
nilai ttabel 1,67. Hal ini dikarenakan pada
metode NHT, proses pembelajarannya
lebih merata, siswa mendapatkan
kesempatan yang sama untuk menjawab
soal sehingga siswa lebih aktif dalam
pembelajaran.

reaksi ini didukung pula oleh penelitian
lain yang dilakukan oleh Zahratul (2010)
tentang pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe NHT berbantuan media
flash terhadap hasil belajar siswa dengan
nilai effect size yang diperoleh sebesar
0,82. Namun, nilai effect size pada
penelitian ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan penelitian Zahratul
(2010) yang menggunakan media flash
dilengkapi dengan animasi, sedangkan
penelitian ini menggunakan media video.

Pengaruh
Penerapan
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Berbantuan Media Video
Pengaruh
penerapan
model
kooperatif tipe NHT berbantuan media
video dapat dihitung menggunakan
rumus Effect Size. Perhitungan effect size
menggunakan data posttest, dikarenakan
hasil pretest antara kelas kontrol dan
eksperimen sama. Hasil pretest telah
dianalisis secara statistik menggunakan
SPSS 17,0 for windows. Melalui standar
deviasi kelas kontrol sebesar 22,0 maka
diperoleh effect size sebesar 0,54.
Berdasarkan tabel kriteria effect size,
pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe NHT berbantuan media video
terhadap hasil belajar siswa dikategorikan
sedang karena 0,2 < ES < 0,8.
Berdasarkan
Tabel
Z
(Sugiono,
2014:453) diperoleh persentase sebesar
20,54%. Hal ini menunjukkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan media video memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Pengaruh
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan media video pada materi laju

Berdasarkan hasil penelitian tentang
model pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan media video pada materi laju
reaksi kelas XI IPA SMA Negeri 1
Sungai Ambawang dapat disimpulkan
bahwa :
1. Terdapat perbedaan antara hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan media video dengan yang
diajarkan menggunakan metode
ceramah berbantuan video pada
materi laju reaksi.
2. Penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT berbantuan
media video memberikan pengaruh
yang sedang terhadap hasil belajar
siswa dengan effect size sebesar 0,54
dan merujuk pada tabel Z diperoleh
persentase sebesar 20,54%

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2004). Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Lie, A. (2002). Cooperative Learning.
Jakarta: Grasindo.
40

Vol. 4 No. 2 Februari 2016

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN. 2503-4448

Sugiono. (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: ALFABET.

Manurung, I.W, Mulyani, B dan Saputro.
(2012). Pengaruh Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head
Together (NHT) Menggunakan
Metode
Eksperimen
dan
Demonstrasi
Ditinjau dari
Kemampuan Berpikir Kritis Pada
Materi Koloid Kelas XI Tahun
Ajaran 2012/2013 di SMA N 1
Karanganyar. Jurnal Pendidikan
Kimia
Fakultas
FMIPA
Universitas Surakarta. Vol.2
No.4.

Wintoro, R.A..(2012). Penerapan Metode
Demonstrasi
Dengan
Menggunakan
Media
Video
Untuk
Meningkatkan
Hasil
Belajar IPA pada Siswa Kelas IV
SD Negeri Sambiroto 02 Tayu
Pati Tahun Pelajaran 2011/2012.
Skripsi.
Jurusan
PGSD:
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta. Hal,3.

Mudzakir., Sujana, W. dan Sopandi.
(2014). Literasi Kimia Mahasiswa
PGSD dan Guru IPA Sekolah
Dasar . Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia. Vol.3 No.5.

Zahratul, A. (2010). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT)
Berbantuan
Media
Flash
Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Struktur Atom Kelas
X IPA SMA Negeri 1 Sungai
Raya. Skripsi. Jurusan FKIP:
Universitas
Muhammadiyah
Pontianak.

Mulyasa. (2008). Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Dosdakarya Offset.
Nuswantara,W.K,
Masykuri,M
dan
Nurhayati, D.N. (2013). Pengaruh
Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif
Numbered
Head
Together (NHT) dan Learning
Together (LT) dengan Melihat
Kemampuan
Memori
Siswa
terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada Materi Tata Nama Senyawa
Kimia Kelas X SMA Negeri 2
Karanganyar Tahun 2012/2013.
Jurnal
Pendidikan
Kimia
Fakultas FMIPA Universitas
Surakarta. Vol.2 No.4.
Setiawan, D.A, Susanti,E dan Mulyani,S.
(2013). Prestasi belajar dengan
pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT)
lebih tinggi dari pada TPS pada
materi tata nama senyawa kimia
dan persamaan reaksi kimia.
Jurnal Pendidikan Kimia. Vol.2
No. 4.

41

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25