HUBUNGAN ANTAR PRIBADI DAN TEORI

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI DAN TEORI

LAILATUL ISTIANA1
Abstract

Writing of this scientific paper aims to describe the relationship between the human
person and social life and which the communication process occurs and to find out what is meant
by interpersonal relationships and know the importance of interpersonal communication along with
the type of interpersonal communication. There is also a background in the writing of this scientific
work because humans are not separated from communication betwen human beings an in
communicating itself there are also theories of interpersonal. So in communicating itself there are
also ways and limitations. This study includes a type of research development with reference to the
material of scientific experts and also on the scientists who expose the notions of interpersonal
relationships and theory. The subject of the writing of this scientific paper is the subject of the
expert, the material (scientist), as well as the subject of the environment as a proof that in the
material or explanation of the writings of this imitation work can be bandied in the surrounding
environment. The results showed that in communicating not just happen, but in communicating it
also has something to do with cognitive, effective and konatif and in communicate among or
personality of communicant.
Keywords: Interpersonal communication in everyday life, interpersonal relationships, adjustment in
communication, interpersonal relationship formation, adjustment in communicating


Abstrak

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hubungan antar pribadi manusia dan
kehidupan sosial yang di dalamnya terjadi proses komunikasi serta untuk mengetahui apa yang di
maksud komunikasi antar pribadi beserta dengan teori hubungan antar pribadi dan mengetahui
pentingnya komunikasi antar pribadi beserta tahap-tahap komunikasi antar pribadi beserta jenis
dari komunikasi antar pribadi.Ada pun yang menjadi latar belakang penulisan karya ilmiah ini
karena manusia tidaklah lepas dari komunikasi antar sesama manusia dan di dalam berkomunikasi
itu sendiri terdapat pula teori-teori hubungan antar pribadi. Jadidalam berkomunikasi itu sendiri
juga ada cara dan batasannya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan dengan
mengacu pada materi para pakar ilmiah dan juga pada para ilmuan-ilmuan yang memaparkan
pengertian-pengertian tentang hubungan antar pribadi dan teori. Subjek dari penulisan karya ilmiah
ini adalah subjek ahli, yaitu ahli materi (ilmuan), serta subjek lingkungan sebagai pembuktian
bahwa di materi-maeri atau penjelasan pada tulisan karya imiah ini dapat di butikan di dalam
lingkungan sekitar.Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam berkomunikasi bukan hanya terjadi
begitu saja, namun dalam berkomunikasi itu juga ada hubungannya dengan bagai mana kita dapat

1


Kowel pamekasan, lailatulistiana99@gmail.com

menmanfaatkan komunikasi itu dengan kognitif, efektif dan konatif serta dalam berkomunikasi
antar sesama dapat mengetahui sifat atau kepribadian komunikan.
Kata kunci: Komunikasi antar pribadi dalam kehidupa sehari-hari, hubungan antar pribadi,
penyesuaian dalam berkomunikasi, pembentukan hubungan antar pribadi, penyesuaian dalam
berkomunikasi
Pendahuluan
Seiring berjalannya waktu, setiap makhluk akan berubah. Sama halnya degan kondisi
manusia sebagai lakon utama dalam kehidupan ini. Manusia sebagai pelaku komunikasi terbesar
di dunia ini.Berbicara manusia dan kehidupan sosial yang di dalamnya terjadi proses komunikasi,
maka seiring perubahan alam, komunikasi pun akan berubah. Berubah sesuai dengan perubahan
zaman atau lebih populer dengan istilah ke-kontemporer-an.Perubahan-perubahan akan menuntut
kita untuk mempelajari lebih intens mengenai perubahan itu sendiri. Hal tersebut di lakukan adalah
agar kita lebih memahami mengenai hidup ini. Sama halnya dengan perubahan yang terjadi dalam
komunikasi.Sebagi insan komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai fenomena yang
terjadi proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat ini. Tujuannya adalah agar terwujudnya
komunikasi efektif. Maka dari itu komunikasi antar pribadi sangat penting untuk di bahas dalam
tulisan karya ilmiah ini karena dengan terciptanya hubungan yang akrab antara komunikator
dengan komunikan sehingga tujuan yang ingin di capai bersama akan terwujud

Dari pendahuluan di atas dapat di ambil beberapa rumusan masalah, pertama hubungan
antar pribadi?. Kedua teori mengenai hubungan interpersonal?. Ketiga tahap hubungan
interpersonal?. Pembentukan hubungan interpersonal?. Ke lima jenis hubungan interpersonal?.
Tujuan penelitian ini adalah pertama hubungan antar pribadi. Kedua teori mengenai
hubungan interpersonal. Ketiga tahap hubungan interpersonal. Pembentukan hubungan
interpersonal. Ke lima jenis hubungan interpersonal.

PEMBAHASAN
Hubungan antarpribadi disebut juga hubungan interpersonal yaitu merujuk kepada
hubungan antara individu ke individu lainnya, hubungan interpersonal dimana
ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita
tidak hanya

menentukan content melainkan juga menentukan relationship.

Hubungan interpersonal erat kaitannya dengan konsep diri yang vital bagi
perkembangan kepribadian. Lebih lanjut dijelaskan konsep diri berpengaruh pada
perilaku manusia, bagaimana anda memandang diri anda dan bagaimana orang lain
memandang anda, akan mempengaruhi pola-pola interaksi anda dengan orang lain.

Hubungan interpersonal ialah proses komunikasi yang berlangsung antara
dua orang atau lebih secara tatap muka.
Berdasarkan uraian di atas, maka komunikasi antar pribadi dapat
didefinisikan sebagai proses hubungan yang tercipta, tumbuh dan berkembang
antara individu yang satu (sebagai komunikator) dengan individu lain (sebagai
komunikan) dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada yang lain
(komunikan), sedangkan yang satu (komunikan) dengan gayanya sendiri menerima
pesan dari sumber (komunikator). Dengan gaya, kedinamisan, kesadaran dan
hubungan yang akrab dari masing-masing pihak maka komunikasi itu terus tumbuh
dan berkembang hingga dicapai persepsi dan tujuan bersama.2
Selanjutnya, terdapat beberapa definisi komunikasi antarpribadi menurut
beberapa ahli lain, diantaranya adalah:
2H.

Syaiful Rohim, Teori Komunikasi perspektif, ragam, dan aplikasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), hlm.63.

1. Komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesanpesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang,
dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (the process of
sending and receiving messages between two persons, or among a small
group of persons, with some effect and some immediate feedback).

2. Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang
terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.
3. Komunikasi dua arah, tatap muka, dalam suasana pribadi
4. Komunikasi tatap muka antara dua atau beberapa orang yang
memungkinkan adanya umpanbalik segera
5. Proses membangun, memelihara, dan mengakhiri hubungan dengan orang
lain, relatif tidak berstruktur dan informal
6. Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang
atau lebih. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan
efek tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh komunikator. Efek
yang ditimbulkan oleh komunikasi dapat diklasifikasikan pada:
1. Efek kognitif
Yaitu bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dipersepsi oleh komunikan
atau yang berkaitan dengan pikiran dan nalar/rasio. Dengan kata lain, pesan yang
disampaikan ditujukan kepada pikiran komunikan.
2. Efek efektif
yaitu bila ada perubahan pada apa yang dirasakan atau yang berhubungan dengan
perasaan. Dengan kata lain, tujuan komunikator bukan saja agar komunikan tahu tapi
juga tergerak hatinya.
3.


Efek konatif

yaitu perilaku yang nyata yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, kebiasaan, atau
dapat juga dikatakan menimbulkan itikad baik untuk berperilaku tertentu dalam arti kita
melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik (jasmaniah).3
1. Teori Mengenai Hubungan Interpersonal
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan interpersonal,yaitu:
A. Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang
berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.
Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial
sebagai berikut:
“Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela
memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup
memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.
Ganjaran yang dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh
seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan
terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang
negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik,

kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menimbulkan efekefek tidak menyenangkan.4
B. Model Peranan

3Ibid.,hlm.103.
4Ibid.,

hlm.134.

Peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang
harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat.
Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan peranannya.
C. Model Interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifatsifat strukural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling
tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem
mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium
dari sistem terganggu, segera akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal harus
dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.5
D. Teori Johari Window
Teori ini merupakan teori yang mengungkapkan tentang tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran
mengenai diri kita. Johari Window digambarkan sebagai segi empat dengan garis tengah yang

membelah jendela menjadi dua bagian. Bagian atas menunjukkan bagian diri kita yang diketahui
oleh orang lain disebut public self, sedangkan untuk bagian bawah menggambarkan aspek diri kita
yang tidak diketahui oleh orang lain disebut sebagai private self.
Bila jendela dibelah ke bawah, sebelah kiri adalah aspek diri yang kita ketahui, dan
sebelah kanan adalah aspek yang tidak diketahui. Jika kedua jendela digabung, maka Johari
Window menjadi lengkap. Lalu tiap kamar dimasukkan konsep-konsep terbuka (open), buta (blind),
tersembunyi (hidden), dan tidak dikenal (unknown).
Empat jendela tersebut adalah:

5Aronson,

Elliot, social psychology (upper saddle riverperson prentice hall, 2009), hlm.163.

1. Kotak pertama/daerah terbuka (open area)
Meliputi informasi komunikasi interpersonal yang dimengerti oleh dirinya sendiri maupun oleh
orang lain. Kotak ini sering juga disebut sebagai the open Self (diri yang terbuka), dimana seluruh
informasi, perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan pikiran-pikiran diketahui oleh diri
sendiri maupun orang lain. Untuk menunjukkan komunikasi yang efektif maka hal yang harus
dilakukan adalah memperbanyak ruang terbuka pada dirinya.
2. Kotak kedua/daerah buta (blind area)

Meliputi informasi yang tidak dimengerti oleh diri sendiri tetapi dipahami oleh orang lain. Kotak ini
sering disebut sebagai titik buta (blindspot). Artinya bahwa seseorang hampir apa yang dimilikinya
diketahui oleh orang lain tetapi justru dirinya tidak mengetahuinya. Komunikasi interpersonal
biaanya mengalami kegagalan karena tidak memahami tentang dirinya sendiri.
3. Kotak ketiga/daerah tersembunyi (hidden area)
Meliputi informasi yang hanya dimengerti oleh dirinya sendiri tanpa orang lain mengetahuinya.
Kotak ini merupakan daerah yang dilindungi, dimana dalam batas-batas tertentu setiap orang
melakukannya agar dapat mempertahankan dirinya. Dalam kotak ini ia tidak hanya mengetahui
dirinya sendiri tetapi juga mengetahui tentang orang lain hanya saja orang lain tidak mengetahui
mengenai dirinya.
4. Kotak keempat/daerah tak dikenal (unknown area)
Meliputi informasi yang tidak diketahui oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain. Kotak ini
memberi petunjuk adanya suatu potensi yang tersembunyi.di kotak ini terdapat kepercayaan
bahwa mungkin saja yang terjadi adalah kehendak dari Tuhan.6

6Jalaluddin

Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Edisi 12, (Bandug: SPT Remaja Rosdakarya Offset,1998), hlm.46.

5. Teori Atribusi

Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat
pada perilaku yang tampak. Atribusi boleh juga ditujukan pada diri sendiri (self attribution), tetapi di
sini kita hanya membicarakan atribusi pada orang lain. Atribusi merupakan masalah yang cukup
populer pada dasawarsa terakhir di kalangan psikologi sosial, dan agak menggeser fokus
pembentukan dan perubahan sikap. Secara garis besar ada dua macam atribusi, yakni :
A. Atribusi kausalitas
Heider memperkenalkan konsep “causal attribution” – proses penjelasan tentang penyebab suatu
perilaku. Mengapa Tono pindah ke kota lain ?, Mengapa Ari keluar dari sekolah ?. Kita bisa
menjelaskan perilaku sosial dari Tono dan Ari jika kita mengetahui penyebabnya. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita bedakan dua jenis penyebab, yaitu internal dan eksternal. Penyebab internal
(internal causality) merupakan atribut yang melekat pada sifat dan kualitas pribadi atau personal,
dan penyebab eksternal (external causality) terdapat dalam lingkungan atau situasi.
B. Atribusi kejujuran
Atribusi ini merupakan proses untuk menyimpulkan bahwa persona stimuli jujur atau munafik.
Menurut Baron dan Byrne, kita akan memperhatikan dua hal untuk dapat menyimpulkan, yakni
sejauh mana pernyataan orang itu menyimpang dari pendapat yang populer dan diterima orang
dan sejauh mana orang itu memperoleh keuntungan dari kita dengan pernyataan itu.7
6. Teori Penetrasi Sosial
Untuk menguraikan Teori Penetrasi Sosial dari Irwin Altman Dalmas Taylor dengan
mengemukakan sebuah ilustrasi fiktif, berdasarkan inspirasi terhadap kasus rumah tangga


7

Ibid., hlm.137.

artis/musisi yang rumah tangganya sedang gonjang-ganjing. Karena hanya merupakan inspirasi,
gambaran tentang karakter pribadi, dan latar belakang sosial baik suami dan istri.8
7. Teori Dissonansi Kognitif
Teori ini percaya bahwa manusia memperoleh informasi yang diterima melalui lima tahap, yaitu:
1.

Sensory input, yakni terjadinya proses pengindraan terhadap stimulus yang ada dilingkugan.

2.

Central processing, yakni terjadinya proses pemberian makna (persepsi) terhadap informasi

yang masuk.
3.

Information storage, yakni tahap penyimpanan informasi yang masuk kegudang memori

manusia.
4.

Information retrieveal, yakni pemanggilan kembali informasi yang disimpan dalam gudang

memori.
5.

Utilization, yakni bagaimana cara kita memanggil dan mentranformasikan informasi akan

mempengaruhi perilaku nonverbal dan pembicaraan yang akan dilakukan.9
7. Pentingnya Hubungan Antarpribadi dalam Komunikasi
1.

Hubungan antar pribadi adalah kunci utama keefektifan komunikasi antarpribadi atau apa

yang disebutnya sebagai komunikasi relasional.
2.

Hubungan antarpribadi dan komunikasi antar pribadi memiliki kaitan timbalbalik.

3.

Komunikasi antar pribadi yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan antar pribadi

barangkali merupakan hal yang paling penting.
8

Ibid., hlm.142.
S Calvin., Lindzey , Gardner, teori - teori psikodinamika, (Yogyakarta:Kanisius 2008), hlm.82.

9Hall,

8. Tahap Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal berlangsung melewati 3 tahap, yaitu: pembentukan hubungan,
peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan.
A. Pembentukan Hubungan Interpersonal
Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan. Perkenalan adalah proses komunikasi di mana
individu mengirimkan (secara sadar) atau menyampaikan (kadang-kadang tidak sengaja) informasi
tentang struktur dan isi kepribadiannya kepada bakal sahabatnya, dengan menggunakan cara-cara
yang agak berbeda pada bermacam-macam tahap perkembangan persahabatan. Initial contact
phase (fase kontak awal) ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk "menangkap" informasi dari
reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap, dan nilai
pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan
diri. Bila mereka merasa berbeda, mereka akan berusaha menyembunyikan dirinya, dan hubungan
interpersonal mungkin diakhiri. Pada tahap 'saling menyelidik' ini, informasi yang dicari dan
disampaikan umumnya berkisar mengenai data demografis, seperti: usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga, dsb.
Dengan data demografis, orang berusaha membentuk kesan tentang diri orang lain.
Katakanlah, Anda lahir di Tapanuli dari keluarga Batak Karo. Saya segera menangkap identitas,
sikap, dan nilai-nilai yang Anda anut. Dari informasi itu, saya bisa menduga Anda beragama
Kristen. Informasi lebih lanjut tentang pendidikan dan pekerjaan Anda akan mempengaruhi
penilaian saya terhadap diri Anda.
informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan menjadi 7 kategori, yaitu:
1) informasi demografis;
2) sikap dan pendapat: tentang orang atau obyek;

3) rencana yang akan datang;
4) kepribadian, misalnya: "Bagaiman Anda menghadapi kenaikan harga sekarang
ini?";
5) perilaku pada masa lalu, misalnya: "Mengapa Anda sekolah di SMP Katholik?";
6) orang lain, misalnya:"Apakah Anda kenal dengan Suvlika?";
7) hobi dan minat.10
Informasi-informasi itu tidak selalu kita peroleh melalui komunikasi verbal. Kita juga
membentuk kesan dari petunjuk proksemik, kinesik, paralinguistik, dan artifaktual. Cara Anda
mempertahankan jarak, gerak tangan, lirikan mata Anda, intonasi suara, dan pakaian yang Anda
kenakan akan membentuk kesan pertama. Kesan pertama ini amat menentukan apakah hubungan
interpersonal harus diakhiri atau diperteguh. Kesan pertama sangat menentukan, karena itu hal-hal
yang pertama kelihatan (hal-hal yang menentukan kesan pertama) menjadi sangat penting. Para
ahli psikologi sosial menemukan bahwa penampilan fisik, apa yang diucapkan pertama, apa yang
dilakukan pertama mejadi penentu yang penting terhadap pembentukan citra pertama seseorang.
B. Peneguhan Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Ada 4 faktor penting yang
diperlukan untuk memelihara keseimbangan dan memperteguh hubungan interpersonal,
yaitu: keakraban, kontrol, respon yang tepat, dan nada emosional yang tepat.
1. Keakraban
Merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan
terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan. Jika
dua orang melakukan tingkat keakraban yang berbeda, akan terjadi ketidak-serasian dan
10

Ibid., hlm.116.

kejanggalan. Jika A menggunakan teknik sosial seperti berdiri lebih dekat, melihat lebih sering,
dan tersenyum lebih banyak daripada B, maka B akan merasa A bersifat agresif dan terlalu
akrab, sedangkan A akan merasa B bersikap acuh tak acuh dan sombong.
2. Kontrol
Ini adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa dan bilamana. Jika dua
orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah yang
harus berbicara lebih banyak, siapakah yang menentukan, siapakah yang dominan. Konflik
terjadi umumnya bila masing-masing pihak ingin berkuasa, atau tidak ada yang mau mengalah.
3. Ketepatan respons
Artinya respons A harus diikuti oleh respons B yang sesuai. Dalam percakapan misalnya,
pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa, permintaan keterangan
dengan penjelasan. Bayangkan apa jadinya jika pertanyaan dibalas dengan pertanyaan, atau
lelucon dibalas dengan nasehat. Respons ini bukan saja berkenaan dengan pesan-pesan
verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan saya yang serius dijawab dengan
main-main, ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh diterima dengan air muka yang
menunjukkan sikap tidak percaya, hubungan interpersonal akan mengalami keretakan. Ini
berarti Anda memberikan respons yang tidak tepat.
4. Keserasian suasana emosional
Ketika berlangsungnya komunikasi adalah faktor berikutnya yang diperlukan dalam memelihara
hubungan interpersonal. Walaupun mungkin saja terjadi dua orang berinteraksi dengan
suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil, besar kemungkinan
salah satu pihak mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi. Bila saya turut sedih
ketika Anda mengungkapkan penderitaan Anda, saya menyamakan suasana emosional saya
dengan suasana emosional Anda. Anda akan menganggap saya "dingin" bila saya menanggapi
penderitaan Anda dengan perasaan yang netral.

5. Pemutusan Hubungan Interpersonal
Walaupun kita dapat menyimpulkan bahwa jika empat faktor di atas tidak ada, hubungan
interpersonal akan diakhiri, sesungguhnya penelitian tentang pemutusan hubungan masih
jarang sekali dilakukan. Namun demikian, kita dapat mengambil analisis yaitu:
a. Kompetisi. Salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan
orang lain, misalnya menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan
merendahkan orang lain.
b. Dominasi. Salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang itu
merasakan hak-haknya dilanggar.
c. Kegagalan. Masing-masing berusaha menyalahkan yang lain ketika tujuan bersama
tidak tercapai.
d. Provokasi. Salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui
menyinggung perasaan yang lain.
e. Perbedaan nilai. Kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.11
Mengenai siklus hubungan interpersonal yang terdiri dari 10 tahapan, 5 tahap pertama
merupakan tahap menuju kebersamaan (coming together) dan 5 tahap berikutnya menuju
perpisahan (coming apart). Knapp menganggap hubungan manusia bersifat sekuensial, suatu
tahap mengikuti tahap selanjutnya dengan sedikit kesempatan untuk melompat-lompat. Namun
harus diingat bahwa perpindahan tahap itu dapat maju atau mundur. Banyak hubungan berhenti
pada suatu tahap tertentu (misalnya tahap penjajagan, penggiatan, atau pengikatan), dan tidak
berlangsung lebih jauh lagi.
1. Jenis Hubungan Interpersonal

11A

Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi. (Yogyakarta:Kanisius 1995), hlm.152.

Terdapat beberapa jenis hubungan interpersonal, yaitu:
a)

berdasarkanjumlah individu yang terlibat;

b)

berdasarkan tujuan yang ingin dicapai;

c)

berdasarkan jangka waktu; serta

d)

berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman.Hubungan interpersonal

berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2, yaitu hubungan
diadik dan hubungan triadik. Hubungan diadik merupakan hubungan atara dua
individu. Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik. Dimana
setiap hubungan diadik memiliki tujuan khusus, individu dalam hubungan
diadmenampilkan wajah yang berbeda dengan ‘wajah’ yang ditampilkannya
dalamhubungan diad yang lain, dan pada hubungan diadik berkembang pola
komunikasi(termasuk pola berbahasa) yang unik/ khas yang akan membedakan
hubungantersebut dengan hubungan diad yang lain. Sedangkan hubungan
triadik merupakan hubungan antara tiga orang. Hubungan triadik ini memiliki ciri
lebih kompleks, tingkat keintiman/ kedekatan anatar individu lebih rendah, dan
keputusan yang diambillebih didasarkan voting atau suara terbanyak (dalam
hubungan diadik, keputusandiambil melalui negosiasi). Hubungan interpersonal
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dibagimenjadi 2, yaitu hubungan tugas dan
hubungan sosial. Hubungan tugas merupakansebuah hubungan yang terbentuk
karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu
sendirian. Misalnya hubungan antara pasien dengan dokter, hubungan mahasiswa
dalam kelompok untuk mengerjakan tugas, dan lainlain. Sedangkan hubungan sosial
merupakan hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan
sesuatu. Hubungan ini terbentuk (baik secara personal dan sosial). Sebagai contoh

adalah hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua orang kenalan saat makan
siang dan sebagianya.12
Hubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi 2, yaitu hubungan
jangka pendek dan hubungan jangka panjang. Hubungan jangka pendek merupakan hubungan
yang hanya berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang yang saling menyapa
ketika bertemu di jalan. Sedangkan hubungan jangka panjang berlangsung dalam waktu yang
lama. Semakin lama suatu hubungan semakin banyak investasi yang ditanam didalamnya
(misalnya berupa emosi atau perasaaan, materi, waktu, komitmen dan sebagainya). Dan karena
investasi yang ditanam itu banyak maka semakin besar usaha kita untuk mempertahankannya.
Selain ketiga jenis hubungan interpersonal yang sudah dijelaskan di atas,masih terdapat
satu lagi jenis hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkatkedalaman atau keintiman,
yaitu hubungan biasa dan hubungan akrab atau intim. Hubungan biasa merupakan hubungan yang
sama sekali tidak dalam atau impersonal atau ritual. Sedangkan hubungan akrab atau intim
ditandai denganpenyingkapan diri (self-disclosure). Makin intim suatu hubungan, makin
besar kemungkinan terjadinya penyingkapan diri tentang hal-hal yang sifatnya pribadi.
Hubungan intim terkait dengan jangka waktu, dimana keintiman akan tumbuh pada jangka
panjang. Karena itu hubungan intim akan cenderung dipertahankan karena investasi yang
ditanamkan individu di dalamnya dalam jangka waktu yang lama telah banyak. Hubungan ini
bersifat personal dan terbebas dari hal-hal yang ritual.13
Kesimpulan
Komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai proses hubungan yang tercipta, tumbuh dan
berkembang antara individu yang satu (sebagai komunikator) dengan individu lain (sebagai
12Sarwono,

W. Sarlito., dan Meinarno, A. Eko, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hlm.295.

13Ibid.,hlm.293.

komunikan) dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada yang lain (komunikan),
sedangkan yang satu (komunikan) dengan gayanya sendiri menerima pesan dari sumber
(komunikator). Dengan gaya, kedinamisan, kesadaran dan hubungan yang akrab dari masingmasing pihak maka komunikasi itu terus tumbuh dan berkembang hingga dicapai persepsi dan
tujuan bersama. Dalam hal ini komunikasi antar pribadi lebih menekankan hubungan antar pribadi
sehingga komunikasi antar pribadi yang terjadi menjadi lebih efektif dan Hubungan antar pribadi
adalah kunci utama keefektifan komunikasi antarpribadi atau apa yang disebutnya sebagai
komunikasi relasional.
DAFTAR PUSTAKA
H. Syaiful Rohim, Teori Komunikasi perspektif, ragam, dan aplikasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2005).
Aronson, Elliot, social psychology (upper saddle river person prentice hall, 2009), hlm.163
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Edisi 12, (Bandug: SPT Remaja Rosdakarya
Offset,1998).
Hall, S Calvin., Lindzey , Gardner, teori - teori psikodinamika, (Yogyakarta: Kanisius 2008).
A Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi. (Yogyakarta: Kanisius 1995).
Sarwono, W. Sarlito., dan Meinarno, A. Eko, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009).