HUBUNGAN ANTARA INTEGRITAS KEPALA SEKOLA
HUBUNGAN ANTARA INTEGRITAS KEPALA SEKOLAH
DAN TRANSPARANSI MANAJERIAL DENGAN KINERJA GURU
MADRASAH TSANAWIYAH
Oleh :
SABIR
ABSTRAK
Sabir, 2015 : Artikel ini berjudul Hubungan Antara Integritas Kepala Sekolah dan
Tranparansi Manajerial dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan tidak akan terlepas dari kualitas kinerja
guru dalam melaksanakan tugas sebagai profesinya. Dalam operasionalisasinya,
kinerja guru dapat dilaksanakan dengan menerapkan berbagai kompetensi dasar
yang dimiliki guru dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Supaya kualitas
kinerja guru dapat terwujud sesuai yang diharapkan, maka diperlukan seorang
kepala sekolah yang kompeten. Kompetensi diantaranya adalah kepala sekolah
harus memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin dan memiliki transparansi
dalam kemanajerialannya.
Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara integritas kepala
sekolah dan keterbukaan manajerial dengan kinerja guru. Adapun tujuannnya
adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara integritas kepala
sekolah dan keterbukaan manajerial dengan kinerja guru. Objek penelitian ini
adalah guru Madarasah Tsanawiyah di Kota Baubau dengan jumlah populasinya 89
guru. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis kuantitatif
melalui teknik regresi dan korelasi. Hipotesis diuji dengan menggunakan
perhitungan dari statistik dengan bantuan Program IBM SPSS (Statistical Product
and Service Solution) Statitics versi 22.
Untuk pengumpulan data mengenai integritas kepala sekolah dan transparansi
manajerial, serta kinerja guru melalui angket secara tertutup, skala yang digunakan
dengan menggunakan skala likert atau berjenjang dengan jawaban selalu, sering,
kadang-kadang, jarang dan tidak pernah.
Penelitian ini menginformasikan bahwa: pertama, terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara integritas kepala sekolah dengan kinerja guru Madrasah
Tsanawiyah di Kota Baubau. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai korelasi r (R
Squere) sebesar 0.544 merupakan indeks determinasi atau prosentase hubungan
X1 dengan Y. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa besarnya hubungan
integritas kepala sekolah memberikan kontribusi sebesar 54,4% terhadap kinerja
guru, sedangkan sisanya 45,6 % dipengaruhi variabel lain; Kedua, terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara transparansi manajerial dengan kinerja
guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau. Hal ini dibuktikan dengan perolehan
nilai korelasi r (R Squere) sebesar 0.427 merupakan indeks determinasi atau
prosentase hubungan X2 dengan Y. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
besarnya hubungan keterbukaan manajerial memberikan kontribusi sebesar 42,7%
terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 57,3% dipengaruhi faktor lain; Ketiga,
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara integritas kepala sekolah dan
keterbukaan manajerial dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau.
Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai korelasi r (R Squere) sebesar 0.612
merupakan indeks determinasi atau prosentase hubungan X1 dan X2 dengan Y.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa besarnya hubungan integritas kepala
sekolah dan transparansi manajerial memberikan kontribusi sebesar 61,2%
terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 38,8% dipengaruhi variabel lain.
Kata Kunci : Integritas Kepala Sekolah, Transparansi Manajerial, Kinerja Guru
A. PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru mempunyai fungsi, peran, dan
kedudukan yang sangat strategis serta menjadi ujung tombak bagi tercapainya
tujuan pendidikan, karena gurulah yang bersentuhan langsung dengan siswa dalam
proses pembelajaran. Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan
yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam
hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu
pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai
sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun
siswa dalam belajar.
Dengan demikian usaha dalam meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan,
maka guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan terus menerus. Potensi sumber daya guru perlu terus bertumbuh
dan berkembang agar dapat mengembangkan fungsinya secara potensial. Selain itu
pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus menerus
belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta mobilitas masyarakat. Untuk itulah guru harus mempunyai kemampuan serta
kompetensi kerja yang berkualitas dan profesional.
Supaya kualitas kinerja guru dapat terwujud sesuai yang diharapkan, maka
diperlukan seorang kepala sekolah yang kompeten. Ada lima kompetensi yang
harus dimiliki oleh kepala sekolah/madrasah berdasarkan permendiknas nomor 13
tahun 2007, yaitu : (1) kompetensi kepribadian; (2) kompetensi manajerial; (3)
kompetensi kewirausahaan; (4) kompetensi supervisi; (5) kompetensi sosial.
Dalam kompetensi kepribadian ada sub-sub komptensi yang harus dimiliki oleh
kepala sekolah, dua diantaranya adalah bahwa kepala sekolah harus memilki
integritas kepribadian sebagai pemimpin dan bersikap terbuka dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya. Kepala sekolah yang memiliki integritas yang tinggi
tahu bahwa satu-satunya cara untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas
kinerja bawahannya atas dasar integritas adalah kerja keras untuk menegakkan
integritas itu. Begitu pula dalam menjalankan kemanajerialannya kepala sekolah
selalu membiasakan budaya transparan.
Berdasarkan temuan awal dilapangan, peneliti menduga ada beberapa faktor yang
menentukan kualitas kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau,
diantaranya adalah faktor integritas kepala sekolah dan faktor transparansi dalam
menjalankan kemanajeriannya. Rendahnya integritas kepala sekolah dan kurang
optimalnya keterbukaan manajerial kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan
fungsinyanya akan berdampak pada kinerja guru Madrasah Tsanawiyah yang kurang
maksimal. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengkaji tentang sejauhmana
hubungan antara integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan
kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau. Dengan judul penelitian,
”Hubungan Antara Integritas Kepala Sekolah dan transparansi Manajerial dengan
Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau”.
B. INTEGRITAS KEPALA MADRASAH, TRANSPARANSI MANAJERIAL DAN KINERJA GURU
1. Integritas Kepala Madrasah
Kata integritas dikenal dalam bahasa Inggris dengan istilah “Integrity” yang
mengandung arti menyeluruh, lengkap atau segalanya. Kamus Oxford
menghubungkan arti integritas dengan kepribadian seseorang yaitu jujur dan utuh.
Sedang dalam kamus bahasa Inggris, integritas atau integrity diartikan sebagai “the
state of being honest, up right and sincere.“. (kejujuran, kebenaran, ketulusan).
Dalam wikipedia dikatakan “a concept of consistency of actions, values, methods,
measures, principles, expectations and outcomes”. (sebuah konsep tindakan yang
konsisten, nilai, metode, langkah-langkah, prinsip, harapan dan tujuan). Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata integritas mengandung makna mutu, sifat atau
keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.
Pengertian Integrity menurut Cedric Cullingford adalah Integrity, The quality of
someone who is doing his best, modestly and without self consciousness.
(Integritas, kualitas seseorang yang melakukan yang terbaik, sederhana dan tanpa
kesadaran diri). Sedang menurut Herry Tjahjono mendefinisikan integritas adalah
kemampuan untuk menjaga dan memelihara martabat serta kepentingan
perusahaan melalui kepribadian dan prilaku kerja sesuai VMV (Vision-MissionValues) .
Arti lain dari intergritas adalah prilaku seseorang konsisten dengan nilai yang
menyertainya, orang tersebut bersifat jujur, etis dan dapat dipercaya. Kejujuran
mengandung arti melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di katakan dan apa
yang di perbuat. Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik).
Munafik bermakna suka mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan
perbuatannya; bermuka dua. Pernyataan tentang kejujuran dan kemunafikan di
jelaskan dalam firman Allah SWT QS. Ash Shaff Ayat 2-3, dan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhri Muslim, Nabi SAW menjelaskan bahwa ada tiga ciri-ciri
orang yang munafiq yaitu : a) apabila berkata dia bohong; b) apabila berjanji dia
mengingkari; c) dan apabila dipercaya dia berkhianat .
Integritas merupakan penentu utama apakah sesorang mampu menjadi seorang
pemimpin yang dapat dipercaya sehingga membuat kolega ataupun bawahannya
mampu dan mau bekerja sama dengannya, ataupun bawahan akan
mempertahankan kesetiaaan dan dukungan dari rekan sejawat. Kepercayaan dari
bawahan akan hilang manakala pemimpin katahuan hanya mengekspoitasi dan
memanipulasi mereka untuk mendapatkan tujuan pribadi pimpinannya. Integritas
ini berkaitan dengan kepercayaan yang tinggi, yang melandasi kegiatan organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa integritas kepala sekolah/madrasah
adalah prilaku kepala sekolah/madrasah yang konsisten dengan ketaatan pada nilainilai moral dan etika yang diyakininya untuk membentuk perilakunya sebagai
manusia yang berharkat dan bermartabat sehingga mendapatkan kepercayaan
yang tinggi yang melandasi kegiatan di sekolah/madrasah untuk mencapai tujuan
tujuan pendidikan disekolah tersebut.
Intergritas kepala sekolah/madrasah ini erat kaitannya dengan kompetensi atau
keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah/madrasah. Ada seperangkat
keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah/madrasah sebagai pemimpin
pendidikan dalam melaksanakan tugasnya. Robert L. Katz yang dikutip oleh
Sudarwan Danim menjelaskan keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah
yaitu : a) keterampilan teknis (technical skill); b) keterampilan hubungan manusiawi
(human relation skill); c) keterampilan konseptual (conceptual skill). Dalam
Permendiknas No.13 Tahun 2007, dijelaskan bahwa kepala sekolah dituntut harus
memiliki sekurang-kurangnya lima kompetensi. Kelima kompetensi itu adalah: a)
kompetensi kepribadian; b) kompetensi manajerial; c) kompetensi kewirausahaan;
d) kompetensi supervisi; e) kompetensi sosial . Salah satu kompetensi yang ada
kaitannya dengan integritas kepala sekolah adalah kompetensi kepribadian. Aspekaspek dalam kompetensi kepribadian ini adalah: a) integritas diri; b) transparansi; c)
pengendalian diri; d) bakat kepemimpinan.
Selanjutnya terkait dengan karakteristik integritas kepala sekolah/madrasah Budi
Suhardiman mengemukakan bahwa ciri-ciri kepala sekolah yang memiliki integritas
kepribadian yang kuat sebagai pemimpin adalah sebagai berikut : a) selalu
konsisten dalam berpikir, bersikap, berucap dan berbuat dalam setiap
melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi; b) memiliki komitmen/
loyalitas/dedikasi/etos kerja yang tinggi dalam setiap melaksanakan suatu tugas
pokok dan fungsi; c) tegas dalam mengambil sikap dan tindakan sehubungan
dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi; d) disiplin dalam melaksanakan
suatu tugas pokok dan fungsi.
Dengan memiliki integritas yang tinggi, seorang kepala sekolah akan tampil apa
adanya pada diri sendiri dan orang lain, mampu tampil dengan percaya diri dan
tanpa beban, mampu menjalin hubungan sejati dengan orang lain, dapat dipercaya
dan mempercayai, merasakan kenyamanan, kedamaian dalam dirinya sehingga
diharapkan menjadi kepala sekolah/madrasah yang sukses. Kepala
sekolah/madrasah yang sukses menurut Budi Suhardiman akan berpengaruh pada
perbaikan belajar siswa. Hal ini karena kepala yang sukses akan mampu
menggerakkan guru agar melaksanakan pembelajaran yang baik. Kepala sekolah
yang sukses akan selalu melakukan pembinaan bahkan memberi contoh
pembelajaran yang baik kepada guru .
2. Transparansi Manajerial
Istilah kata “transparan” mengandung arti jernih; nyata; jelas; tidak terbatas pada
orang tertentu saja; terbuka. Dalam Wikipedia Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
transparansi memiliki beberapa makna yaitu 1) dalam dunia optic mengandung arti
keadaan yang memungkinkan cahaya untuk menembusnya. Benda-benda yang
memiliki keadaan ini disebu transparan; 2) transparansi secara politik mengandung
arti keterbukaan dalam melakukan segala kegiatan organisasi.. dapat berupa
keterbukaan informasi, komunikasi, bahkan dalam hal budgeting. Oleh karena itu,
keterbukaan atau transparansi mengacu pada tindakan yang memungkinkan suatu
persoalan menjadi jelas, mudah dipahami, dan tidak disangsikan lagi kebenarannya.
Transparansi dibangun berdasarkan kebebasan untuk memperoleh informasi. Proses
kelembagaan, dan informasi tersedia secara langsung terutama bagui pihak-pihak
yang berkepentingan. Keterbukaan informasi publik telah di atur dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 adalah sebagai berikut : Informasi
Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau
diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan
penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan
public lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang
berkaitan dengan kepentingan publik.
Kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan, transparansi manajerial kepala
sekolah/madrasah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sifat yang dimiliki
oleh perasaan teloransi dan keterbukaan hati kepala sekolah/madrasah yang
diwujudkan dengan sikap jujur, rendah hati, adil, serta mau menerima pendapat
dan kritik dari orang lain dalam melaksanakan kemanajerialan di sekolah/madrasah
dan tidak menutupi apa yang dikerjakannya sehingga menjadi jelas mudah
dipahami dan tidak disangsikan lagi kebenarannya.
Transparansi manajerial sangat diperlukan dalam meningkatkan dukungan guru,
orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program
pendidikan di sekolah. Transparansi ditujukkan untuk membangun kepercayaan dan
keyakinan kepada sekolah/madrasah bahwa sekolah/madrasah adalah organisasi
pelayanan pendidikan yang bersih dan berwibawa, bersih dalam arti tidak KKN dan
berwibawa dalam arti professional.
Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam
memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Oleh karena itu Kepala
sekolah/madrasah perlu mendayagunakan sebagai jalur komunikasi seperti melalui
brosur, leaflet, pengunguman melalui koran, radio serta televise lokal. Sekolah perlu
menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara mendapatkan informasi. Kebijakan
ini memperjelas bentuk informasi yang dapat diakses masyarakat atau bentuk
informasi yang bersifat rahasia, bagaimana cara mendapatkan informasi, lama
waktu mendapatkan informasi serta prosedur pengaduan apabila informasi tidak
sampai kepada masyarkat.
Keterbukaan ada kaitannya dengan komunikasi antar pribadi. Untuk mewujudkan
kualitas transparansi dari komunikasi antar pribadi, diantaranya ada dua aspek
yaitu: 1) aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan
orang lain; 2) aspek keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang
datang kepadanya.
Menurut Budi Suhardiman bahwa ciri-ciri kepala sekolah yang bersikap terbuka
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, sebagai berikut : 1) kecenderungan
untuk selalu menginformasikan secara transparan dan proporsional, dan
keefektifan, kelebihan dan kekurangan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.;
2) terbuka atas saran dan kritik yang disampaikan oleh atasan, teman sejawat,
bawahan, dan pihak lain atas pelaksanaan tugas poko dan fungsi.
Kaitannya dengan pemimpin yang transparan Jatisusetyono mengemukakan bahwa
sebagai pemimpin yang transparan, kepala sekolah harus memiliki tugas penting,
diantaranya: (1) kepala sekolah yang transparan harus menumbuhkan integritas;
(2) kepala sekolah yang transparan harus bersedia mendengarkan; (3) kepala
sekolah yang transparan menjunjung tinggi prinsip utama transparansi; (4) kepala
sekolah yang transparan belajar dari kegagalan (atau keberhasilan) orang lain; (5)
kepala sekolah yang transparan bersedia menjadi mentor.
3. Kinerja Guru
Kinerja merupakan terjemahan dari kata “performance” dalam bahasa Inggris .
Secara etimologi performance berasal dari kata “to perform” yang berarti
melakukan, menyelenggarakan atau memainkan, sedang kata performance
mengandung arti (a) pertunjukan; (b) perbuatan; (c) daya guna, prestasi, hasil .
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kinerja mengandung arti (a) sesuatu yang
dicapai; (b) prestasi yang diperlihatkan; (c) kemampuan bekerja . Hal ini sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh E. Mulyasa bahwa kenerja sebagai
prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.
Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya yang meliputi menyusun program pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah
unjuk kerja, hasil kerja atau prestasi kerja yang dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kinerja guru dapat dilihat dari beberapa kriteria yaitu: (a) karakteristik individu; (b)
proses; (c) hasil; (d) kombinasi antara karakter individu, proses dan hasil . Menurut
TR Mitchell yang dikutip oleh Rusman ukuran kinerja guru dapat dilihat dari quality
of works, promptness, initiative, and communication. (kualitas kerja, ketepatan
waktu, inisiatif, dan komunikasi). Keempat komponen tersebut merupakan ukuran
standar kinerja yang dapat dijadikan dasar untuk mengetahui baik buruknya atau
efektif tidaknya kinerja seorang guru. Pendapat lain mengemukakan bahwa untuk
mengetahui keberhasilan kinerja perlu dilakukan evaluasi dan penilaian kinerja
dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur
secara efektif dan efisien seperti produktivitasnya, efektivitas menggunakan waktu,
dana yang dipakai serta bahan yang tidak terpakai. Sedang evaluasi kerja melalui
prilaku, dilakukan dengan cara membandingkan dan mengukur prilaku seseorang
dengan teman sekerja atau mengamati tindakan seseorang dalam menjalankan
perintah atau tugas yang diberikan, cara mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan
dengan orang lain. Evaluasi atau penilaian kinerja menjadi penting sebagai feed
back sekaligus sebagai follow up bagi perbaikan kinerja selanjutnya.
Dalam lembaga pendidikan, khususnya dalam lingkup sekolah/madrasah, kinerja
guru perlu dilakukan evalusi dan Penilaian Kinerja Guru (PKG). Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui seberapa besar mereka bekerja melalui system formal dan
terstruktur seperti menilai, mengukur dan mengetahui sifat-sifat yang berkaitan
dengan pekerjaan, prilaku, dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran .
Eksistensi guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari
pengaruh-pengaruh baik pangaruh dari faktor internal maupun pengaruh dari faktor
eksternal yang membawa dampak pada perubahn kinerja guru. Ada beberapa
pendapat yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: (a) sikap, meliputi keyakinan,
perasaan dan prilaku yang cenderang kepada orang lain atau sesuatu; (b)
keterlibatan kerja, yaitu tingkat dimana seseorang memilih berpartisipasi secara
aktif dalam kerja, menjadikan kerja sebagai sebagai pusat perhatian hidup dan
memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang penting kepada penghargaan diri; (c)
perilaku yaitu tindakan seseorang dalam keadaan umum dan khusus; (d) partisipasi
yaitu tingkat dimana sesorang secara nyata ikut serta dalam kegiatan organisasi;
(e) penampilan yaitu tindakan individu yang membantu memcapai tujuan
organisasi, termasuk kuantitas dan kualitas .
Menurut Gibson yang dikutif oleh Moeheriono mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja,adalah : 1) faktor individu yang meliputi kemampuan,
keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman tingkat sosial, dan demografi
seseorang; 2) faktor psikologis yang meliputi persepsi, peran, sikap, kepribadian,
motivasi, dan kepuasan kerja; 3) faktor organisasi yang meliputi struktur organisasi,
desain pekerjaan, kepemimpinan, system penghargaan (reward system).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi terhadap peningkatan produktivitas kinerja
guru adalah pemberdayaan guru yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai
manajer. Melalui proses ini diharapkan para guru memilki kepercayaan diri (selfreliance) dalam meningkatkan produktivitas kerja sehingga mutu pendidikan di
sekolah bisa tercapai dengan baik . Semantara pendapat Irham Fahmi
mengemukakan bahwa kualitas kinerja itu dapat ditentukan oleh kemampuan
seorang manajer dalam membangun dan mengendalikan suasana tempat kerja
menjadi lebih baik .
Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja diatas, faktor integritas kepribadian dan transparansi manajerial kepala
sekolah merupakan bagian yang ikut pula mempengaruhi terhadap kinerja guru.
Kinerja guru dalam konteks sekarang ini memerlukan perubahan ke arah yang
inovatif. Kinerja inovatif guru menjadi hal yang penting bagi berhasilnya
implementasi inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran. Menurut Udin Syaefudin Sa’ud inovasi pendidikan adalah suatu
perubahan baru dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta
sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujaun
tertentu dalam pendidikan .
Selain itu, kinerja guru akan berkembang dan meningkat dipengaruhi oleh kepuasan
guru yaitu perasaan individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan batin
kepada seseorang sehingga pekerjaan itu disenangi. Berkenaan dengan kepuasan
guru Koster sebagaimana dalam kutipan Abdullah Munir mengatakan bahwa
kepuasaan kerja guru adalah keseluruhan perasaan guru yang berkenaan dengan
aspek pekerjaan yang meliputi lima aspek, yaitu . 1) sumber daya pendidikan; 2)
proses belajar mengajar; 3) prestasi madrasah; 4) penghasilan dan penghargaan; 5)
kebebasan melakukan aktivitas.
Rasa puas dalam bekerja ini dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala madrasah.
Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan
kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh
karena itu, kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan
kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga
pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus
dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga
kinerja guru selalu terjaga. Selain itu kepala sekolah yang mempunyai integritas
tinggi dan transparan dalam menjalankan kemanajerialannya akan mempengaruhi
pula pada guru. Guru akan merasa puas bila lingkungan madrasah tempat bekerja
memberikan suasana yang nyaman dan memberikan ruang gerak yang cukup untuk
mengembangkan inovasi dan kreativitasnya serta untuk meningkatkan kinerja guru.
C. METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan
rancangan deskriptif korelasional. Rancangan deskriptif dimaksudkan untuk
memperoleh semua informasi yang berkaitan dengan fenomena yang diamati.
Sedangkan rancangan korelasional dimaksudkan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak
hubungan itu. Populasi penelitian ini adalah semua guru Madrasah Tsanawiyah yang
ada di Kota Baubau yang berjumlah 145 orang. Data penelitian dihimpun melalui
penyebaran angket secara tertutup kepada para guru sebagai responden, skala
yang digunakan dengan menggunakan skala likert atau berjenjang dengan jawaban
selalu, sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif melalui teknik
regresi dan korelasi. Analisis data penelitian dihitung dengan bantuan komputer
program IBM SPSS Statistics 22.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi dan regresi baik secara sederhana
maupun ganda adalah positif dan signifikan, sedangkan besarnya sumbangan
masing-masing varibel X1 dan X2 terhadap variabel Y dapat dinyatakan sebagai
berikut :
a. Besarnya hubungan integritas kepala sekolah memberikan kontribusi sebesar
54,4% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 45,6 % dipengaruhi variabel lain.
b. Besarnya hubungan transparansi manajerial memberikan kontribusi sebesar
42,7% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 57,3% dipengaruhi faktor lain.
c. Besarnya hubungan integritas kepala sekolah dan keterbukaan manajerial
memberikan kontribusi sebesar 61,2% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya
38,8% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti contohnya gaya kepemimpinan,
kesejahteraan guru.
Besarnya hubungan integritas kepala sekolah dan keterbukaan manajerial secara
simultan (bersama-sama) terhadap kinerja guru.
Dari hasil analisis data yang telah dikemukakan di atas, dapat penulis simpulkan
bahwa ada hubungan positif antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y, yaitu
integritas kepala sekolah dan keterbukaan manajerial dengan kinerja guru. Dengan
demikian,
a. Hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada hubungan yang positif antara
integritas kepala sekolah dengan kinerja guru” ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif antara integritas kepala sekolah
dengan kinerja guru” diterima
b. Hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada hubungan yang positif antara
transparansi manajerial dengan kinerja guru” ditolak dan hipotesis alternative (Ha)
yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif antara keterbukaan manajerial
dengan kinerja guru” Diterima
c. Hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada hubungan yang positif antara
integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru” ditolak
dan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif antara
integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru”
Diterima
Jadi kesimpulan analisinya adalah “terdapat hubungan yang positif antara integritas
kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru Madrasah
Tsanawiyah di Kota Baubau”. Artinya bahwa ada hubungan antara integritas kepala
sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di
Kota Baubau.
2. Pembahasan
a) Hubungan Integritas Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru
Integritas bagi kepala sekolah merupakan kepribadian yang mutlak harus dimiliki
dan diupayakan untuk senantiasa konsisten ditegakkan dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya sebagai kepala sekolah. Konsep kontribusi integritas kepala sekolah
terhadap kinerja guru telah diyakini oleh para pakar pendidikan seperti yang
dikemukakan oleh Irham Fahmi bahwa kualitas kinerja itu dapat ditentukan oleh
kemampuan seorang manajer dalam membangun dan mengendalikan suasana
tempat kerja menjadi lebih baik . Kemudian Uhar Suharsaputra telah mengutip
pendapat Zane K. Quible yang mengemukakan bahwa Ability atau kemampuan
akan menentukan bagaimana seseorang dapat melakukan pekerjaan, bahkan akan
berperan dalam membantu melaksanakan pekerjaan jika ada kesesuaian dengan
jenis pekerjaannya, demikian juga halnya dengan persepsi, konsep diri, nilai-nilai,
minat, emosi, kebutuhan dan kepribadian .
Kepala sekolah yang mempunyai integritas kepribadian yang tinggi akan terus
berupaya untuk konsisten menunjukan antara perkatan dan perbuatan dirinya
untuk bisa menjadi contoh bagi bawahannya, dan juga terus berupaya
memberdayakan guru dalam mengelola kegiatan di sekolah/madrasah. Melalui
proses ini diharapkan para guru memiliki kepercayaan diri (self-reliance) dalam
meningkatkan produktivitas kerja sehingga mutu pendidikan di sekolah/madrasah
bisa meningkat secara optimal.
Produktivitas kinerja guru dikatakan meningkat ditandai salah satunya adalah
dengan mampunya mengelola kegiatan proses pembelajaran yang dapat
memberikan rangsangan kepada siswa sehingga siswa mampu belajar karena siswa
adalah subyek utama dalam belajar. Apabila sekolah mampu mengelola sistem
yang baik maka siswa akan mencapai optimalisasi dalam pembelajarannya. oleh
karena itu diperlukan integritas kepala sekolah sebagai bagian jawaban dari
tuntutan jaman dalam menghadapi era globalisasi.
Integritas yang dimiliki oleh Kepala Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau
diidentifikasi dari indikator integritas kepribadian kepala sekolah yaitu konsisten
dalam bekerja, terbuka dalam menyusun program, terbuka dalam melaksanakan
kegiatan di madrasah serta terbuka menerima masukan dari stakeholder pendidikan
di madrasah, jujur dalam berucap dan bertindak, komitmen dalam bekerja, disiplin
dan tegas dalam menegakkan aturan yang berlaku di sekolah, loyal dalam
pergaulan. Dalam pelaksanaannya integritas kepala sekolah menggambarkan
penilaian baik terbukti mayoritas menjawab selalu.
Kinerja guru dalam penelitian ini diidentifikasi dari indikator yaitu kehadiran dan
ketepatan waktu, disiplin dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, tekun,sabar
dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas melaksanakan administrasi guru,
dan selalu bekerja sama, baik kerjasama dengan kepala sekolah, teman sejawat
ataupun dengan pihak lain yang bisa meningkatkan kinerjanya, dalam
pelaksanaannya guru Madrasah Tsanawiyah menggambarkan penilaian baik
terbukti mayoritas responden menjawab selalu.
Hubungan antara integritas kepala madrasah dengan kinerja guru menggambarkan
cukup kuat, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara integritas kepala sekolah dengan kinerja
guru. Integritas kepala sekolah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kinerja guru. Integritas kepala sekolah yang tinggi akan memberi kontribusi
terhadap kinerja guru. Guru-guru, stap, karyawan dan para siswa akan siap
mengikuti dan meningkatkan kinerjanya apabila mereka yakin sepenuhnya bahwa
kepala sekolah adalah orang yang mempunyai integritas yang tinggi. Kejujuran,
keterbukaan, kepecayaan, kedisiplinan, komitmen dan konsiten merupakan bagian
dari integritas, hal ini jika dimiliki dan dilaksanakan oleh kepala sekolah akan
membawa dampak yang positif terhadap peningkatan kinerja guru.
b) Hubungan Transparansi Manajerial dengan Kinerja Guru
Transparansi manajerial sangatlah penting dimiliki oleh pemimpin pendidikan.
Transparansi manajerial memberikan kontribusi untuk peningkatan kinerja guru,
untuk itu kepala sekolah harus bisa memahami dan membiasakan budaya
trasparan, sehingga mampu mengembangkan bawahannya yang suka
menyembunyikan kesalahan dan baru mengungkapkannya setelah kerusakan yang
besar terjadi.
Transparansi manajerial diidentifikasi dari indikator yaitu memberikan informasi
secara transparan, terbuka atas kritik dan saran yang membangun, serta bersedia
mendengarkan atas pendapat, kritik dan saran yang diungkapkan dari stakeholder
pendidikan yang ada di lingkungan sekolah tersebut, berucap dan bertindak dengan
jujur, tanggap terhadap permasalahan, dan belajar dari kegagalan atau
keberhasilan orang lain. Dalam pelaksanaanya kepala Madrasah Tsanawiyah
menggambarkan penilaian baik terbukti mayoritas rensponden menjawab selalu.
Kinerja guru dalam penelitian ini diidentifikasi dari indikator yaitu kehadiran dan
ketepatan waktu, disiplin dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, tekun,sabar
dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas melaksanakan administrasi guru,
dan selalu bekerja sama, baik kerjasama dengan kepala sekolah, teman sejawat
ataupun dengan pihak lain yang bisa meningkatkan kinerjanya, dalam
pelaksanaannya guru Madrasah Tsanawiyah menggambarkan penilaian baik
terbukti mayoritas responden menjawab selalu.
Hubungan antara keterbukaan manajerial dengan kinerja guru menggambarkan
cukup kuat, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara transparansi manajerial dengan kinerja
guru. Transparansi manajerial kepala sekolah merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kinerja guru. Trasparansi manajerial kepala sekolah yang tinggi akan
memberi kontribusi terhadap kinerja guru. Guru-guru, stap, karyawan dan para
siswa akan siap mengikuti dan meningkatkan kinerjanya apabila mereka yakin
sepenuhnya bahwa kepala sekolah adalah transparan dalam menjalankan
kemanajerialannya..
c) Hubungan Integritas Kepala Sekolah dan Transparansi Manajerial dengan Kinerja
Guru
Kualitas kinerja guru merupakan kontribusi penting yang akan menentukan
keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pengembangan kinerja
guru perlu terus ditingkatkan karena akan berdampak pada peningkatan kualitas
pendidikan.
Kualitas kinerja guru dalam proses pembelajaran akan memberikan dampak yang
sangat besar bagi kualitas hasil belajar siswa. Upaya untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran dan peningkatan kesejahteraan akan mendorong motivasi guru dalam
meningkatkan kinerjanya sehingga guru akan memberikan kemampuan profesional
terbaiknya saat melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Kinerja guru sangat dipengaruhi oleh kepuasan kerja guru itu sendiri dalam
melaksanakan tugas profesinya. Rasa puas dalam bekerja ini dipengaruhi oleh
kepemimpinan kepala madrasah. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus
dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan
kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus
mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilanketerampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya
sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan
dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga. Selain
itu kepala sekolah yang mempunyai integritas tinggi dan trasparan dalam
menjalankan kemanajerialannya akan mempengaruhi pula pada guru. Guru akan
merasa puas bila lingkungan madrasah tempat bekerja memberikan suasana yang
nyaman dan memberikan ruang gerak yang cukup untuk mengembangkan inovasi
dan kreativitasnya serta untuk meningkatkan kinerja guru.
Faktor integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial yang sinergis dan
saling mendukung maka akan meningkatkan kinerja guru secara optimal. Derajat
hubungan yang cukup tinggi antara integritas kepala sekolah dan keterbukaan
manajerial, dapat dilihat dari hasil penelitian ini. Secara keseluruhan hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara integritas
kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan di Madarasah Tsanawiyah se-Kota Baubau. Namun
demikian, diakui bahwa kinerja guru tidak semata-mata dipengaruhi oleh integritas
kepala sekolah dan transparansi manajerial. Artinya masih banyak faktor-faktor lain
yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru. Oleh karena itu penelitian
lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, perlu secara
terus menerus dilakukan, sehingga mampu memperjelas berbagai fenomena
menyangkut hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja guru.
E. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Bertitik tolak pada pembahasan, landasan teori, analisis data empirik, hasil uji
hipotesis, pada bagian ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang berkaitan
dengan hubungan integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan
kinerja guru adalah sebagai berikut :
a) Integritas kepala sekolah terdapat hubungan yang positif dengan kinerja guru.
Artinya semakin tinggi integritas yang dimiliki oleh kepala sekolah, maka akan
semakin tinggi tingkat kinerja guru. Dengan kata lain, peningkatan integritas kepala
sekolah akan diikuti oleh peningkatan kinerja guru.
b) Transparansi manajerial terdapat hubungan yang positif dengan kinerja guru.
Artinya semakin baik transparansi manajerial, maka akan semakin tinggi tingkat
kinerja guru. Dengan demikian, peningkatan transparansi manajerial akan diikuti
oleh peningkatan kinerja guru.
c) Integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial secara bersama-sama
terdapat hubungan yang positif dengan kinerja guru. Hal ini berarti, semakin baik
integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial, maka kinerja guru akan
meningkat.
2. Saran
Berdasarkan analisis dan hasil penelitian disarankan sebagi berikut :
a) Karena kinerja guru ada hubungan yang positif dengan integritas kepala sekolah,
maka untuk meningkatkan kinerja guru perlu diupayakan dan ditegakkan secara
terus menerus peningkatan kualitas integritas kepala sekolah, diantaranya melalui :
1) Budaya jujur, dengan membudayakan kejujuran di lingkungan sekolah/ madrasah
pada setiap kegiatan di madrasah akan lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan
integritas. Hal ini bisa dilakukan oleh kepala sekolah, guru, pegawai maupun siswa
dengan diberi contoh oleh kepala sekolah.
2) Penanaman kedisiplinan. Penanaman kedisiplinan itu perlu diaplikasikan dan
ditegakkan dengan ketentuan tidak pandang bulu apabila aturan yang telah
disepakati tidak dilaksanakan. Hal ini perlu diteladani oleh kedidiplinan kepala
sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
3) Penandatanganan fakta integritas yang ditandatangani oleh pegawai sesuai
dengan profesinya masing-masing. Hal ini akan mendukung secara moral untuk
meningkatkatkan kinerja baik kepala sekolah maupun guru Madrasah Tsanawiyah.
b) Kinerja guru terdapat hubungan yang positif dengan transparansi manajerial,
maka untuk meningkatkan kinerja guru harus bisa meningkatkan transparansi
manajerial, diantaranya meliputi :
1) Budaya transparan, Budaya ini mampu menghilangkan pribadi yang suka
menyembunyikan kesalahan dan baru mengungkapkannya setelah kerusakan yang
besar terjadi.
2) Membiasakan musyawarah dalam segala aktivitas yang dilaksanakan di sekolah,
dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi program kegiatan. Hal
ini bisa dijadikan sarana untuk memberikan informasi, kritik, saran yang sifatnya
membangun untuk meningkatkan kualitas madrasah.
c) Kinerja guru terdapat hubungan yang positif dengan integritas kepala sekolah
dan transparansi manajerial, maka untuk meningkatkan kinerja guru perlu dibangun
komitmen sekolah dalam rangka meningkatkan integritas kepala sekolah dan
budaya tansparan dalam kemanajerialannya. Disamping itu perlu juga
memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik itu
faktor internal maupun faktor ekternal.
d) Penelitian ini hanya terbatas kepada dua variabel yang ada hubungannya dengan
kinerja guru, maka perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut, menyangkut
variabel-variabel yang ada hubungannya dengan kineja guru, selain variabel
integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdullah Munir, 2010, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, Jakarta: Ar-Ruzz Media.
2. Budi Suhardiman, 2012, Studi Pengembangan Kepala Sekolah, Jakarta: Rineka
Cipta.
3. Baharudin dan Umiarso, 2012, Kepemimpinan Pendidikan Islam antara Teori dan
Praktek, Jogjakarta: Ar- Ruzz Media.
4. Cedric Cullingford, The Effective Teacher, Cassell.
5. Depdiknas. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/madrasah.
6. E. Mulyasa, 2005, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
7. E. Mulyasa, 2004, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan
Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
8. Gary Yukl, 2010, Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: PT. Indek.
9. Herry Tjahjono, 2011, Culture Based Leadership, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
10. http://id.wikipedia.org/wiki/Transparansi diunduh tgl 03/05/2014 jam 20:03.
11. Imam Wahyudi, 2012, Pengembangan Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustaka.
12. Imam Nawawi. Riadus Shalihin, Semarang: Pustaka Uluwiyah.
13. Irham Fahmi, 2012, Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi, Bandung:
Alfabeta.
14. Iskandar Agung dan Yufridawati, 2013, Pengembangan Pola Kerja Harmonis dan
Strategis Antara Guru, Kepala Sekolah dan pengawas, Jakarta: Bestaria Buana
Murni.
15. John M. Echols dan Hasan Shadily, 2003, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:
Gramedia.
16. Kumpulan Peraturan tentang Keterbukaan Informasi Publik, Jakarta: Lazuardi
Buku Utama, 2013.
17. Moeheriono, 2012, Indikator Kinerja Utama (IKU), Jakarta: Rajawali Pers.
18. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
19. Prim Masrokan Matohar, 2013, Manajemen Mutu Sekolah, Jakarta: Ar-Ruzz
Media.
20. Rusman, 2009, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
21. Sudarwan Danim, 2007, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke
Lembaga Akademik, Jakarta: Bumi Aksara.
22. Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
23. Udin Syaefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, Jakarta: Alfabeta.
24. Uhar Suharsaputra, 2010, Administrasi Pendidikan, Bandung: Refika Aditama.
DAN TRANSPARANSI MANAJERIAL DENGAN KINERJA GURU
MADRASAH TSANAWIYAH
Oleh :
SABIR
ABSTRAK
Sabir, 2015 : Artikel ini berjudul Hubungan Antara Integritas Kepala Sekolah dan
Tranparansi Manajerial dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan tidak akan terlepas dari kualitas kinerja
guru dalam melaksanakan tugas sebagai profesinya. Dalam operasionalisasinya,
kinerja guru dapat dilaksanakan dengan menerapkan berbagai kompetensi dasar
yang dimiliki guru dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Supaya kualitas
kinerja guru dapat terwujud sesuai yang diharapkan, maka diperlukan seorang
kepala sekolah yang kompeten. Kompetensi diantaranya adalah kepala sekolah
harus memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin dan memiliki transparansi
dalam kemanajerialannya.
Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara integritas kepala
sekolah dan keterbukaan manajerial dengan kinerja guru. Adapun tujuannnya
adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara integritas kepala
sekolah dan keterbukaan manajerial dengan kinerja guru. Objek penelitian ini
adalah guru Madarasah Tsanawiyah di Kota Baubau dengan jumlah populasinya 89
guru. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis kuantitatif
melalui teknik regresi dan korelasi. Hipotesis diuji dengan menggunakan
perhitungan dari statistik dengan bantuan Program IBM SPSS (Statistical Product
and Service Solution) Statitics versi 22.
Untuk pengumpulan data mengenai integritas kepala sekolah dan transparansi
manajerial, serta kinerja guru melalui angket secara tertutup, skala yang digunakan
dengan menggunakan skala likert atau berjenjang dengan jawaban selalu, sering,
kadang-kadang, jarang dan tidak pernah.
Penelitian ini menginformasikan bahwa: pertama, terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara integritas kepala sekolah dengan kinerja guru Madrasah
Tsanawiyah di Kota Baubau. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai korelasi r (R
Squere) sebesar 0.544 merupakan indeks determinasi atau prosentase hubungan
X1 dengan Y. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa besarnya hubungan
integritas kepala sekolah memberikan kontribusi sebesar 54,4% terhadap kinerja
guru, sedangkan sisanya 45,6 % dipengaruhi variabel lain; Kedua, terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara transparansi manajerial dengan kinerja
guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau. Hal ini dibuktikan dengan perolehan
nilai korelasi r (R Squere) sebesar 0.427 merupakan indeks determinasi atau
prosentase hubungan X2 dengan Y. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
besarnya hubungan keterbukaan manajerial memberikan kontribusi sebesar 42,7%
terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 57,3% dipengaruhi faktor lain; Ketiga,
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara integritas kepala sekolah dan
keterbukaan manajerial dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau.
Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai korelasi r (R Squere) sebesar 0.612
merupakan indeks determinasi atau prosentase hubungan X1 dan X2 dengan Y.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa besarnya hubungan integritas kepala
sekolah dan transparansi manajerial memberikan kontribusi sebesar 61,2%
terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 38,8% dipengaruhi variabel lain.
Kata Kunci : Integritas Kepala Sekolah, Transparansi Manajerial, Kinerja Guru
A. PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru mempunyai fungsi, peran, dan
kedudukan yang sangat strategis serta menjadi ujung tombak bagi tercapainya
tujuan pendidikan, karena gurulah yang bersentuhan langsung dengan siswa dalam
proses pembelajaran. Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan
yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam
hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu
pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai
sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun
siswa dalam belajar.
Dengan demikian usaha dalam meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan,
maka guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan terus menerus. Potensi sumber daya guru perlu terus bertumbuh
dan berkembang agar dapat mengembangkan fungsinya secara potensial. Selain itu
pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus menerus
belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta mobilitas masyarakat. Untuk itulah guru harus mempunyai kemampuan serta
kompetensi kerja yang berkualitas dan profesional.
Supaya kualitas kinerja guru dapat terwujud sesuai yang diharapkan, maka
diperlukan seorang kepala sekolah yang kompeten. Ada lima kompetensi yang
harus dimiliki oleh kepala sekolah/madrasah berdasarkan permendiknas nomor 13
tahun 2007, yaitu : (1) kompetensi kepribadian; (2) kompetensi manajerial; (3)
kompetensi kewirausahaan; (4) kompetensi supervisi; (5) kompetensi sosial.
Dalam kompetensi kepribadian ada sub-sub komptensi yang harus dimiliki oleh
kepala sekolah, dua diantaranya adalah bahwa kepala sekolah harus memilki
integritas kepribadian sebagai pemimpin dan bersikap terbuka dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya. Kepala sekolah yang memiliki integritas yang tinggi
tahu bahwa satu-satunya cara untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas
kinerja bawahannya atas dasar integritas adalah kerja keras untuk menegakkan
integritas itu. Begitu pula dalam menjalankan kemanajerialannya kepala sekolah
selalu membiasakan budaya transparan.
Berdasarkan temuan awal dilapangan, peneliti menduga ada beberapa faktor yang
menentukan kualitas kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau,
diantaranya adalah faktor integritas kepala sekolah dan faktor transparansi dalam
menjalankan kemanajeriannya. Rendahnya integritas kepala sekolah dan kurang
optimalnya keterbukaan manajerial kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan
fungsinyanya akan berdampak pada kinerja guru Madrasah Tsanawiyah yang kurang
maksimal. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengkaji tentang sejauhmana
hubungan antara integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan
kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau. Dengan judul penelitian,
”Hubungan Antara Integritas Kepala Sekolah dan transparansi Manajerial dengan
Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau”.
B. INTEGRITAS KEPALA MADRASAH, TRANSPARANSI MANAJERIAL DAN KINERJA GURU
1. Integritas Kepala Madrasah
Kata integritas dikenal dalam bahasa Inggris dengan istilah “Integrity” yang
mengandung arti menyeluruh, lengkap atau segalanya. Kamus Oxford
menghubungkan arti integritas dengan kepribadian seseorang yaitu jujur dan utuh.
Sedang dalam kamus bahasa Inggris, integritas atau integrity diartikan sebagai “the
state of being honest, up right and sincere.“. (kejujuran, kebenaran, ketulusan).
Dalam wikipedia dikatakan “a concept of consistency of actions, values, methods,
measures, principles, expectations and outcomes”. (sebuah konsep tindakan yang
konsisten, nilai, metode, langkah-langkah, prinsip, harapan dan tujuan). Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata integritas mengandung makna mutu, sifat atau
keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.
Pengertian Integrity menurut Cedric Cullingford adalah Integrity, The quality of
someone who is doing his best, modestly and without self consciousness.
(Integritas, kualitas seseorang yang melakukan yang terbaik, sederhana dan tanpa
kesadaran diri). Sedang menurut Herry Tjahjono mendefinisikan integritas adalah
kemampuan untuk menjaga dan memelihara martabat serta kepentingan
perusahaan melalui kepribadian dan prilaku kerja sesuai VMV (Vision-MissionValues) .
Arti lain dari intergritas adalah prilaku seseorang konsisten dengan nilai yang
menyertainya, orang tersebut bersifat jujur, etis dan dapat dipercaya. Kejujuran
mengandung arti melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di katakan dan apa
yang di perbuat. Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik).
Munafik bermakna suka mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan
perbuatannya; bermuka dua. Pernyataan tentang kejujuran dan kemunafikan di
jelaskan dalam firman Allah SWT QS. Ash Shaff Ayat 2-3, dan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhri Muslim, Nabi SAW menjelaskan bahwa ada tiga ciri-ciri
orang yang munafiq yaitu : a) apabila berkata dia bohong; b) apabila berjanji dia
mengingkari; c) dan apabila dipercaya dia berkhianat .
Integritas merupakan penentu utama apakah sesorang mampu menjadi seorang
pemimpin yang dapat dipercaya sehingga membuat kolega ataupun bawahannya
mampu dan mau bekerja sama dengannya, ataupun bawahan akan
mempertahankan kesetiaaan dan dukungan dari rekan sejawat. Kepercayaan dari
bawahan akan hilang manakala pemimpin katahuan hanya mengekspoitasi dan
memanipulasi mereka untuk mendapatkan tujuan pribadi pimpinannya. Integritas
ini berkaitan dengan kepercayaan yang tinggi, yang melandasi kegiatan organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa integritas kepala sekolah/madrasah
adalah prilaku kepala sekolah/madrasah yang konsisten dengan ketaatan pada nilainilai moral dan etika yang diyakininya untuk membentuk perilakunya sebagai
manusia yang berharkat dan bermartabat sehingga mendapatkan kepercayaan
yang tinggi yang melandasi kegiatan di sekolah/madrasah untuk mencapai tujuan
tujuan pendidikan disekolah tersebut.
Intergritas kepala sekolah/madrasah ini erat kaitannya dengan kompetensi atau
keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah/madrasah. Ada seperangkat
keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah/madrasah sebagai pemimpin
pendidikan dalam melaksanakan tugasnya. Robert L. Katz yang dikutip oleh
Sudarwan Danim menjelaskan keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah
yaitu : a) keterampilan teknis (technical skill); b) keterampilan hubungan manusiawi
(human relation skill); c) keterampilan konseptual (conceptual skill). Dalam
Permendiknas No.13 Tahun 2007, dijelaskan bahwa kepala sekolah dituntut harus
memiliki sekurang-kurangnya lima kompetensi. Kelima kompetensi itu adalah: a)
kompetensi kepribadian; b) kompetensi manajerial; c) kompetensi kewirausahaan;
d) kompetensi supervisi; e) kompetensi sosial . Salah satu kompetensi yang ada
kaitannya dengan integritas kepala sekolah adalah kompetensi kepribadian. Aspekaspek dalam kompetensi kepribadian ini adalah: a) integritas diri; b) transparansi; c)
pengendalian diri; d) bakat kepemimpinan.
Selanjutnya terkait dengan karakteristik integritas kepala sekolah/madrasah Budi
Suhardiman mengemukakan bahwa ciri-ciri kepala sekolah yang memiliki integritas
kepribadian yang kuat sebagai pemimpin adalah sebagai berikut : a) selalu
konsisten dalam berpikir, bersikap, berucap dan berbuat dalam setiap
melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi; b) memiliki komitmen/
loyalitas/dedikasi/etos kerja yang tinggi dalam setiap melaksanakan suatu tugas
pokok dan fungsi; c) tegas dalam mengambil sikap dan tindakan sehubungan
dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi; d) disiplin dalam melaksanakan
suatu tugas pokok dan fungsi.
Dengan memiliki integritas yang tinggi, seorang kepala sekolah akan tampil apa
adanya pada diri sendiri dan orang lain, mampu tampil dengan percaya diri dan
tanpa beban, mampu menjalin hubungan sejati dengan orang lain, dapat dipercaya
dan mempercayai, merasakan kenyamanan, kedamaian dalam dirinya sehingga
diharapkan menjadi kepala sekolah/madrasah yang sukses. Kepala
sekolah/madrasah yang sukses menurut Budi Suhardiman akan berpengaruh pada
perbaikan belajar siswa. Hal ini karena kepala yang sukses akan mampu
menggerakkan guru agar melaksanakan pembelajaran yang baik. Kepala sekolah
yang sukses akan selalu melakukan pembinaan bahkan memberi contoh
pembelajaran yang baik kepada guru .
2. Transparansi Manajerial
Istilah kata “transparan” mengandung arti jernih; nyata; jelas; tidak terbatas pada
orang tertentu saja; terbuka. Dalam Wikipedia Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
transparansi memiliki beberapa makna yaitu 1) dalam dunia optic mengandung arti
keadaan yang memungkinkan cahaya untuk menembusnya. Benda-benda yang
memiliki keadaan ini disebu transparan; 2) transparansi secara politik mengandung
arti keterbukaan dalam melakukan segala kegiatan organisasi.. dapat berupa
keterbukaan informasi, komunikasi, bahkan dalam hal budgeting. Oleh karena itu,
keterbukaan atau transparansi mengacu pada tindakan yang memungkinkan suatu
persoalan menjadi jelas, mudah dipahami, dan tidak disangsikan lagi kebenarannya.
Transparansi dibangun berdasarkan kebebasan untuk memperoleh informasi. Proses
kelembagaan, dan informasi tersedia secara langsung terutama bagui pihak-pihak
yang berkepentingan. Keterbukaan informasi publik telah di atur dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 adalah sebagai berikut : Informasi
Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau
diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan
penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan
public lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang
berkaitan dengan kepentingan publik.
Kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan, transparansi manajerial kepala
sekolah/madrasah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sifat yang dimiliki
oleh perasaan teloransi dan keterbukaan hati kepala sekolah/madrasah yang
diwujudkan dengan sikap jujur, rendah hati, adil, serta mau menerima pendapat
dan kritik dari orang lain dalam melaksanakan kemanajerialan di sekolah/madrasah
dan tidak menutupi apa yang dikerjakannya sehingga menjadi jelas mudah
dipahami dan tidak disangsikan lagi kebenarannya.
Transparansi manajerial sangat diperlukan dalam meningkatkan dukungan guru,
orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program
pendidikan di sekolah. Transparansi ditujukkan untuk membangun kepercayaan dan
keyakinan kepada sekolah/madrasah bahwa sekolah/madrasah adalah organisasi
pelayanan pendidikan yang bersih dan berwibawa, bersih dalam arti tidak KKN dan
berwibawa dalam arti professional.
Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam
memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Oleh karena itu Kepala
sekolah/madrasah perlu mendayagunakan sebagai jalur komunikasi seperti melalui
brosur, leaflet, pengunguman melalui koran, radio serta televise lokal. Sekolah perlu
menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara mendapatkan informasi. Kebijakan
ini memperjelas bentuk informasi yang dapat diakses masyarakat atau bentuk
informasi yang bersifat rahasia, bagaimana cara mendapatkan informasi, lama
waktu mendapatkan informasi serta prosedur pengaduan apabila informasi tidak
sampai kepada masyarkat.
Keterbukaan ada kaitannya dengan komunikasi antar pribadi. Untuk mewujudkan
kualitas transparansi dari komunikasi antar pribadi, diantaranya ada dua aspek
yaitu: 1) aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan
orang lain; 2) aspek keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang
datang kepadanya.
Menurut Budi Suhardiman bahwa ciri-ciri kepala sekolah yang bersikap terbuka
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, sebagai berikut : 1) kecenderungan
untuk selalu menginformasikan secara transparan dan proporsional, dan
keefektifan, kelebihan dan kekurangan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.;
2) terbuka atas saran dan kritik yang disampaikan oleh atasan, teman sejawat,
bawahan, dan pihak lain atas pelaksanaan tugas poko dan fungsi.
Kaitannya dengan pemimpin yang transparan Jatisusetyono mengemukakan bahwa
sebagai pemimpin yang transparan, kepala sekolah harus memiliki tugas penting,
diantaranya: (1) kepala sekolah yang transparan harus menumbuhkan integritas;
(2) kepala sekolah yang transparan harus bersedia mendengarkan; (3) kepala
sekolah yang transparan menjunjung tinggi prinsip utama transparansi; (4) kepala
sekolah yang transparan belajar dari kegagalan (atau keberhasilan) orang lain; (5)
kepala sekolah yang transparan bersedia menjadi mentor.
3. Kinerja Guru
Kinerja merupakan terjemahan dari kata “performance” dalam bahasa Inggris .
Secara etimologi performance berasal dari kata “to perform” yang berarti
melakukan, menyelenggarakan atau memainkan, sedang kata performance
mengandung arti (a) pertunjukan; (b) perbuatan; (c) daya guna, prestasi, hasil .
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kinerja mengandung arti (a) sesuatu yang
dicapai; (b) prestasi yang diperlihatkan; (c) kemampuan bekerja . Hal ini sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh E. Mulyasa bahwa kenerja sebagai
prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.
Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya yang meliputi menyusun program pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah
unjuk kerja, hasil kerja atau prestasi kerja yang dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kinerja guru dapat dilihat dari beberapa kriteria yaitu: (a) karakteristik individu; (b)
proses; (c) hasil; (d) kombinasi antara karakter individu, proses dan hasil . Menurut
TR Mitchell yang dikutip oleh Rusman ukuran kinerja guru dapat dilihat dari quality
of works, promptness, initiative, and communication. (kualitas kerja, ketepatan
waktu, inisiatif, dan komunikasi). Keempat komponen tersebut merupakan ukuran
standar kinerja yang dapat dijadikan dasar untuk mengetahui baik buruknya atau
efektif tidaknya kinerja seorang guru. Pendapat lain mengemukakan bahwa untuk
mengetahui keberhasilan kinerja perlu dilakukan evaluasi dan penilaian kinerja
dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur
secara efektif dan efisien seperti produktivitasnya, efektivitas menggunakan waktu,
dana yang dipakai serta bahan yang tidak terpakai. Sedang evaluasi kerja melalui
prilaku, dilakukan dengan cara membandingkan dan mengukur prilaku seseorang
dengan teman sekerja atau mengamati tindakan seseorang dalam menjalankan
perintah atau tugas yang diberikan, cara mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan
dengan orang lain. Evaluasi atau penilaian kinerja menjadi penting sebagai feed
back sekaligus sebagai follow up bagi perbaikan kinerja selanjutnya.
Dalam lembaga pendidikan, khususnya dalam lingkup sekolah/madrasah, kinerja
guru perlu dilakukan evalusi dan Penilaian Kinerja Guru (PKG). Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui seberapa besar mereka bekerja melalui system formal dan
terstruktur seperti menilai, mengukur dan mengetahui sifat-sifat yang berkaitan
dengan pekerjaan, prilaku, dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran .
Eksistensi guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari
pengaruh-pengaruh baik pangaruh dari faktor internal maupun pengaruh dari faktor
eksternal yang membawa dampak pada perubahn kinerja guru. Ada beberapa
pendapat yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: (a) sikap, meliputi keyakinan,
perasaan dan prilaku yang cenderang kepada orang lain atau sesuatu; (b)
keterlibatan kerja, yaitu tingkat dimana seseorang memilih berpartisipasi secara
aktif dalam kerja, menjadikan kerja sebagai sebagai pusat perhatian hidup dan
memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang penting kepada penghargaan diri; (c)
perilaku yaitu tindakan seseorang dalam keadaan umum dan khusus; (d) partisipasi
yaitu tingkat dimana sesorang secara nyata ikut serta dalam kegiatan organisasi;
(e) penampilan yaitu tindakan individu yang membantu memcapai tujuan
organisasi, termasuk kuantitas dan kualitas .
Menurut Gibson yang dikutif oleh Moeheriono mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja,adalah : 1) faktor individu yang meliputi kemampuan,
keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman tingkat sosial, dan demografi
seseorang; 2) faktor psikologis yang meliputi persepsi, peran, sikap, kepribadian,
motivasi, dan kepuasan kerja; 3) faktor organisasi yang meliputi struktur organisasi,
desain pekerjaan, kepemimpinan, system penghargaan (reward system).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi terhadap peningkatan produktivitas kinerja
guru adalah pemberdayaan guru yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai
manajer. Melalui proses ini diharapkan para guru memilki kepercayaan diri (selfreliance) dalam meningkatkan produktivitas kerja sehingga mutu pendidikan di
sekolah bisa tercapai dengan baik . Semantara pendapat Irham Fahmi
mengemukakan bahwa kualitas kinerja itu dapat ditentukan oleh kemampuan
seorang manajer dalam membangun dan mengendalikan suasana tempat kerja
menjadi lebih baik .
Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja diatas, faktor integritas kepribadian dan transparansi manajerial kepala
sekolah merupakan bagian yang ikut pula mempengaruhi terhadap kinerja guru.
Kinerja guru dalam konteks sekarang ini memerlukan perubahan ke arah yang
inovatif. Kinerja inovatif guru menjadi hal yang penting bagi berhasilnya
implementasi inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran. Menurut Udin Syaefudin Sa’ud inovasi pendidikan adalah suatu
perubahan baru dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta
sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujaun
tertentu dalam pendidikan .
Selain itu, kinerja guru akan berkembang dan meningkat dipengaruhi oleh kepuasan
guru yaitu perasaan individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan batin
kepada seseorang sehingga pekerjaan itu disenangi. Berkenaan dengan kepuasan
guru Koster sebagaimana dalam kutipan Abdullah Munir mengatakan bahwa
kepuasaan kerja guru adalah keseluruhan perasaan guru yang berkenaan dengan
aspek pekerjaan yang meliputi lima aspek, yaitu . 1) sumber daya pendidikan; 2)
proses belajar mengajar; 3) prestasi madrasah; 4) penghasilan dan penghargaan; 5)
kebebasan melakukan aktivitas.
Rasa puas dalam bekerja ini dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala madrasah.
Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan
kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh
karena itu, kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan
kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga
pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus
dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga
kinerja guru selalu terjaga. Selain itu kepala sekolah yang mempunyai integritas
tinggi dan transparan dalam menjalankan kemanajerialannya akan mempengaruhi
pula pada guru. Guru akan merasa puas bila lingkungan madrasah tempat bekerja
memberikan suasana yang nyaman dan memberikan ruang gerak yang cukup untuk
mengembangkan inovasi dan kreativitasnya serta untuk meningkatkan kinerja guru.
C. METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan
rancangan deskriptif korelasional. Rancangan deskriptif dimaksudkan untuk
memperoleh semua informasi yang berkaitan dengan fenomena yang diamati.
Sedangkan rancangan korelasional dimaksudkan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak
hubungan itu. Populasi penelitian ini adalah semua guru Madrasah Tsanawiyah yang
ada di Kota Baubau yang berjumlah 145 orang. Data penelitian dihimpun melalui
penyebaran angket secara tertutup kepada para guru sebagai responden, skala
yang digunakan dengan menggunakan skala likert atau berjenjang dengan jawaban
selalu, sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif melalui teknik
regresi dan korelasi. Analisis data penelitian dihitung dengan bantuan komputer
program IBM SPSS Statistics 22.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi dan regresi baik secara sederhana
maupun ganda adalah positif dan signifikan, sedangkan besarnya sumbangan
masing-masing varibel X1 dan X2 terhadap variabel Y dapat dinyatakan sebagai
berikut :
a. Besarnya hubungan integritas kepala sekolah memberikan kontribusi sebesar
54,4% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 45,6 % dipengaruhi variabel lain.
b. Besarnya hubungan transparansi manajerial memberikan kontribusi sebesar
42,7% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 57,3% dipengaruhi faktor lain.
c. Besarnya hubungan integritas kepala sekolah dan keterbukaan manajerial
memberikan kontribusi sebesar 61,2% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya
38,8% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti contohnya gaya kepemimpinan,
kesejahteraan guru.
Besarnya hubungan integritas kepala sekolah dan keterbukaan manajerial secara
simultan (bersama-sama) terhadap kinerja guru.
Dari hasil analisis data yang telah dikemukakan di atas, dapat penulis simpulkan
bahwa ada hubungan positif antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y, yaitu
integritas kepala sekolah dan keterbukaan manajerial dengan kinerja guru. Dengan
demikian,
a. Hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada hubungan yang positif antara
integritas kepala sekolah dengan kinerja guru” ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif antara integritas kepala sekolah
dengan kinerja guru” diterima
b. Hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada hubungan yang positif antara
transparansi manajerial dengan kinerja guru” ditolak dan hipotesis alternative (Ha)
yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif antara keterbukaan manajerial
dengan kinerja guru” Diterima
c. Hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada hubungan yang positif antara
integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru” ditolak
dan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif antara
integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru”
Diterima
Jadi kesimpulan analisinya adalah “terdapat hubungan yang positif antara integritas
kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru Madrasah
Tsanawiyah di Kota Baubau”. Artinya bahwa ada hubungan antara integritas kepala
sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di
Kota Baubau.
2. Pembahasan
a) Hubungan Integritas Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru
Integritas bagi kepala sekolah merupakan kepribadian yang mutlak harus dimiliki
dan diupayakan untuk senantiasa konsisten ditegakkan dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya sebagai kepala sekolah. Konsep kontribusi integritas kepala sekolah
terhadap kinerja guru telah diyakini oleh para pakar pendidikan seperti yang
dikemukakan oleh Irham Fahmi bahwa kualitas kinerja itu dapat ditentukan oleh
kemampuan seorang manajer dalam membangun dan mengendalikan suasana
tempat kerja menjadi lebih baik . Kemudian Uhar Suharsaputra telah mengutip
pendapat Zane K. Quible yang mengemukakan bahwa Ability atau kemampuan
akan menentukan bagaimana seseorang dapat melakukan pekerjaan, bahkan akan
berperan dalam membantu melaksanakan pekerjaan jika ada kesesuaian dengan
jenis pekerjaannya, demikian juga halnya dengan persepsi, konsep diri, nilai-nilai,
minat, emosi, kebutuhan dan kepribadian .
Kepala sekolah yang mempunyai integritas kepribadian yang tinggi akan terus
berupaya untuk konsisten menunjukan antara perkatan dan perbuatan dirinya
untuk bisa menjadi contoh bagi bawahannya, dan juga terus berupaya
memberdayakan guru dalam mengelola kegiatan di sekolah/madrasah. Melalui
proses ini diharapkan para guru memiliki kepercayaan diri (self-reliance) dalam
meningkatkan produktivitas kerja sehingga mutu pendidikan di sekolah/madrasah
bisa meningkat secara optimal.
Produktivitas kinerja guru dikatakan meningkat ditandai salah satunya adalah
dengan mampunya mengelola kegiatan proses pembelajaran yang dapat
memberikan rangsangan kepada siswa sehingga siswa mampu belajar karena siswa
adalah subyek utama dalam belajar. Apabila sekolah mampu mengelola sistem
yang baik maka siswa akan mencapai optimalisasi dalam pembelajarannya. oleh
karena itu diperlukan integritas kepala sekolah sebagai bagian jawaban dari
tuntutan jaman dalam menghadapi era globalisasi.
Integritas yang dimiliki oleh Kepala Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau
diidentifikasi dari indikator integritas kepribadian kepala sekolah yaitu konsisten
dalam bekerja, terbuka dalam menyusun program, terbuka dalam melaksanakan
kegiatan di madrasah serta terbuka menerima masukan dari stakeholder pendidikan
di madrasah, jujur dalam berucap dan bertindak, komitmen dalam bekerja, disiplin
dan tegas dalam menegakkan aturan yang berlaku di sekolah, loyal dalam
pergaulan. Dalam pelaksanaannya integritas kepala sekolah menggambarkan
penilaian baik terbukti mayoritas menjawab selalu.
Kinerja guru dalam penelitian ini diidentifikasi dari indikator yaitu kehadiran dan
ketepatan waktu, disiplin dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, tekun,sabar
dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas melaksanakan administrasi guru,
dan selalu bekerja sama, baik kerjasama dengan kepala sekolah, teman sejawat
ataupun dengan pihak lain yang bisa meningkatkan kinerjanya, dalam
pelaksanaannya guru Madrasah Tsanawiyah menggambarkan penilaian baik
terbukti mayoritas responden menjawab selalu.
Hubungan antara integritas kepala madrasah dengan kinerja guru menggambarkan
cukup kuat, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara integritas kepala sekolah dengan kinerja
guru. Integritas kepala sekolah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kinerja guru. Integritas kepala sekolah yang tinggi akan memberi kontribusi
terhadap kinerja guru. Guru-guru, stap, karyawan dan para siswa akan siap
mengikuti dan meningkatkan kinerjanya apabila mereka yakin sepenuhnya bahwa
kepala sekolah adalah orang yang mempunyai integritas yang tinggi. Kejujuran,
keterbukaan, kepecayaan, kedisiplinan, komitmen dan konsiten merupakan bagian
dari integritas, hal ini jika dimiliki dan dilaksanakan oleh kepala sekolah akan
membawa dampak yang positif terhadap peningkatan kinerja guru.
b) Hubungan Transparansi Manajerial dengan Kinerja Guru
Transparansi manajerial sangatlah penting dimiliki oleh pemimpin pendidikan.
Transparansi manajerial memberikan kontribusi untuk peningkatan kinerja guru,
untuk itu kepala sekolah harus bisa memahami dan membiasakan budaya
trasparan, sehingga mampu mengembangkan bawahannya yang suka
menyembunyikan kesalahan dan baru mengungkapkannya setelah kerusakan yang
besar terjadi.
Transparansi manajerial diidentifikasi dari indikator yaitu memberikan informasi
secara transparan, terbuka atas kritik dan saran yang membangun, serta bersedia
mendengarkan atas pendapat, kritik dan saran yang diungkapkan dari stakeholder
pendidikan yang ada di lingkungan sekolah tersebut, berucap dan bertindak dengan
jujur, tanggap terhadap permasalahan, dan belajar dari kegagalan atau
keberhasilan orang lain. Dalam pelaksanaanya kepala Madrasah Tsanawiyah
menggambarkan penilaian baik terbukti mayoritas rensponden menjawab selalu.
Kinerja guru dalam penelitian ini diidentifikasi dari indikator yaitu kehadiran dan
ketepatan waktu, disiplin dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, tekun,sabar
dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas melaksanakan administrasi guru,
dan selalu bekerja sama, baik kerjasama dengan kepala sekolah, teman sejawat
ataupun dengan pihak lain yang bisa meningkatkan kinerjanya, dalam
pelaksanaannya guru Madrasah Tsanawiyah menggambarkan penilaian baik
terbukti mayoritas responden menjawab selalu.
Hubungan antara keterbukaan manajerial dengan kinerja guru menggambarkan
cukup kuat, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara transparansi manajerial dengan kinerja
guru. Transparansi manajerial kepala sekolah merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kinerja guru. Trasparansi manajerial kepala sekolah yang tinggi akan
memberi kontribusi terhadap kinerja guru. Guru-guru, stap, karyawan dan para
siswa akan siap mengikuti dan meningkatkan kinerjanya apabila mereka yakin
sepenuhnya bahwa kepala sekolah adalah transparan dalam menjalankan
kemanajerialannya..
c) Hubungan Integritas Kepala Sekolah dan Transparansi Manajerial dengan Kinerja
Guru
Kualitas kinerja guru merupakan kontribusi penting yang akan menentukan
keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pengembangan kinerja
guru perlu terus ditingkatkan karena akan berdampak pada peningkatan kualitas
pendidikan.
Kualitas kinerja guru dalam proses pembelajaran akan memberikan dampak yang
sangat besar bagi kualitas hasil belajar siswa. Upaya untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran dan peningkatan kesejahteraan akan mendorong motivasi guru dalam
meningkatkan kinerjanya sehingga guru akan memberikan kemampuan profesional
terbaiknya saat melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Kinerja guru sangat dipengaruhi oleh kepuasan kerja guru itu sendiri dalam
melaksanakan tugas profesinya. Rasa puas dalam bekerja ini dipengaruhi oleh
kepemimpinan kepala madrasah. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus
dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan
kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus
mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilanketerampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya
sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan
dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga. Selain
itu kepala sekolah yang mempunyai integritas tinggi dan trasparan dalam
menjalankan kemanajerialannya akan mempengaruhi pula pada guru. Guru akan
merasa puas bila lingkungan madrasah tempat bekerja memberikan suasana yang
nyaman dan memberikan ruang gerak yang cukup untuk mengembangkan inovasi
dan kreativitasnya serta untuk meningkatkan kinerja guru.
Faktor integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial yang sinergis dan
saling mendukung maka akan meningkatkan kinerja guru secara optimal. Derajat
hubungan yang cukup tinggi antara integritas kepala sekolah dan keterbukaan
manajerial, dapat dilihat dari hasil penelitian ini. Secara keseluruhan hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara integritas
kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan di Madarasah Tsanawiyah se-Kota Baubau. Namun
demikian, diakui bahwa kinerja guru tidak semata-mata dipengaruhi oleh integritas
kepala sekolah dan transparansi manajerial. Artinya masih banyak faktor-faktor lain
yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru. Oleh karena itu penelitian
lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, perlu secara
terus menerus dilakukan, sehingga mampu memperjelas berbagai fenomena
menyangkut hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja guru.
E. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Bertitik tolak pada pembahasan, landasan teori, analisis data empirik, hasil uji
hipotesis, pada bagian ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang berkaitan
dengan hubungan integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan
kinerja guru adalah sebagai berikut :
a) Integritas kepala sekolah terdapat hubungan yang positif dengan kinerja guru.
Artinya semakin tinggi integritas yang dimiliki oleh kepala sekolah, maka akan
semakin tinggi tingkat kinerja guru. Dengan kata lain, peningkatan integritas kepala
sekolah akan diikuti oleh peningkatan kinerja guru.
b) Transparansi manajerial terdapat hubungan yang positif dengan kinerja guru.
Artinya semakin baik transparansi manajerial, maka akan semakin tinggi tingkat
kinerja guru. Dengan demikian, peningkatan transparansi manajerial akan diikuti
oleh peningkatan kinerja guru.
c) Integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial secara bersama-sama
terdapat hubungan yang positif dengan kinerja guru. Hal ini berarti, semakin baik
integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial, maka kinerja guru akan
meningkat.
2. Saran
Berdasarkan analisis dan hasil penelitian disarankan sebagi berikut :
a) Karena kinerja guru ada hubungan yang positif dengan integritas kepala sekolah,
maka untuk meningkatkan kinerja guru perlu diupayakan dan ditegakkan secara
terus menerus peningkatan kualitas integritas kepala sekolah, diantaranya melalui :
1) Budaya jujur, dengan membudayakan kejujuran di lingkungan sekolah/ madrasah
pada setiap kegiatan di madrasah akan lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan
integritas. Hal ini bisa dilakukan oleh kepala sekolah, guru, pegawai maupun siswa
dengan diberi contoh oleh kepala sekolah.
2) Penanaman kedisiplinan. Penanaman kedisiplinan itu perlu diaplikasikan dan
ditegakkan dengan ketentuan tidak pandang bulu apabila aturan yang telah
disepakati tidak dilaksanakan. Hal ini perlu diteladani oleh kedidiplinan kepala
sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
3) Penandatanganan fakta integritas yang ditandatangani oleh pegawai sesuai
dengan profesinya masing-masing. Hal ini akan mendukung secara moral untuk
meningkatkatkan kinerja baik kepala sekolah maupun guru Madrasah Tsanawiyah.
b) Kinerja guru terdapat hubungan yang positif dengan transparansi manajerial,
maka untuk meningkatkan kinerja guru harus bisa meningkatkan transparansi
manajerial, diantaranya meliputi :
1) Budaya transparan, Budaya ini mampu menghilangkan pribadi yang suka
menyembunyikan kesalahan dan baru mengungkapkannya setelah kerusakan yang
besar terjadi.
2) Membiasakan musyawarah dalam segala aktivitas yang dilaksanakan di sekolah,
dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi program kegiatan. Hal
ini bisa dijadikan sarana untuk memberikan informasi, kritik, saran yang sifatnya
membangun untuk meningkatkan kualitas madrasah.
c) Kinerja guru terdapat hubungan yang positif dengan integritas kepala sekolah
dan transparansi manajerial, maka untuk meningkatkan kinerja guru perlu dibangun
komitmen sekolah dalam rangka meningkatkan integritas kepala sekolah dan
budaya tansparan dalam kemanajerialannya. Disamping itu perlu juga
memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik itu
faktor internal maupun faktor ekternal.
d) Penelitian ini hanya terbatas kepada dua variabel yang ada hubungannya dengan
kinerja guru, maka perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut, menyangkut
variabel-variabel yang ada hubungannya dengan kineja guru, selain variabel
integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdullah Munir, 2010, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, Jakarta: Ar-Ruzz Media.
2. Budi Suhardiman, 2012, Studi Pengembangan Kepala Sekolah, Jakarta: Rineka
Cipta.
3. Baharudin dan Umiarso, 2012, Kepemimpinan Pendidikan Islam antara Teori dan
Praktek, Jogjakarta: Ar- Ruzz Media.
4. Cedric Cullingford, The Effective Teacher, Cassell.
5. Depdiknas. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/madrasah.
6. E. Mulyasa, 2005, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
7. E. Mulyasa, 2004, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan
Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
8. Gary Yukl, 2010, Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: PT. Indek.
9. Herry Tjahjono, 2011, Culture Based Leadership, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
10. http://id.wikipedia.org/wiki/Transparansi diunduh tgl 03/05/2014 jam 20:03.
11. Imam Wahyudi, 2012, Pengembangan Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustaka.
12. Imam Nawawi. Riadus Shalihin, Semarang: Pustaka Uluwiyah.
13. Irham Fahmi, 2012, Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi, Bandung:
Alfabeta.
14. Iskandar Agung dan Yufridawati, 2013, Pengembangan Pola Kerja Harmonis dan
Strategis Antara Guru, Kepala Sekolah dan pengawas, Jakarta: Bestaria Buana
Murni.
15. John M. Echols dan Hasan Shadily, 2003, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:
Gramedia.
16. Kumpulan Peraturan tentang Keterbukaan Informasi Publik, Jakarta: Lazuardi
Buku Utama, 2013.
17. Moeheriono, 2012, Indikator Kinerja Utama (IKU), Jakarta: Rajawali Pers.
18. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
19. Prim Masrokan Matohar, 2013, Manajemen Mutu Sekolah, Jakarta: Ar-Ruzz
Media.
20. Rusman, 2009, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
21. Sudarwan Danim, 2007, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke
Lembaga Akademik, Jakarta: Bumi Aksara.
22. Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
23. Udin Syaefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, Jakarta: Alfabeta.
24. Uhar Suharsaputra, 2010, Administrasi Pendidikan, Bandung: Refika Aditama.