SEJARAH aliran PSIKOLOGI SOSIAL (1)

SEJARAH PSIKOLOGI SOSIAL
A. Definisi Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah cabang ilmu psikologi yang meneliti dampak atau
pengaruh

sosial

terhadap

perilaku

manusia.

Psikologi

sosial

merupakan

perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan cabang dari ilmu
pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan –

kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi – situasi sosial.
Menurut Gordon Allport (1985), psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan
yang berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah
laku seseorang yang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, baik secara nyata / aktual,
dalam bayangan /imajinasi dan dalam kehadiran yang tidak langsung. Definisi ini
tidak mementingkan stimulus (rangsangan dari luar), melainkan berusaha memahami
apa yang terjadi dalam pikiran seseorang ketika ia terkena stimulus tertentu.
Menurut Davis O Sears, psikologi sosial merupakan usaha sistematis untuk
memahami prilaku sosial, yakni bagaimana kita mengamati orang lain dan situasi
social, bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita, dan bagaimana kita dipengaruhi
oleh situasi sosial.
Menurut Dewey & Huber (1916), psikologi sosial adalah studi tentang
manusia

individual,

ketika

berinteraksi,


biasanya

secara

simbolis

dengan

lingkungannya, yaitu dengan lambang yang digunakan oleh manusia untuk saling
berinteraksi, misalnya: kata – kata, huruf, rambu – rambu lalu lintas, papan nama dan
lain – lain.
Kesimpulannya, psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
individu dalam konteks-kontek sosial, baik hubungan sosial antar individu, maupun
antar individu dengan kelompok, juga semua hal menyangkut tingkah laku seseorang
yang berkaitan dengan aspek sosial baik ‘sosial’ secara simbolis maupun nyata.

1

B. Topik dalam Psikologi Sosial
Psikologi sosial mempelajari perilaku manusia, feelings, thougts, beliefs,

attitudes, intentions, goals, dsb. Topik – topik yang dibahas dalam psikologi sosial
antara lain konformitas, persuasi, kekuasaan, pengaruh, ketaatan, prasangka,
diskrimanasi, stereotype, seksisme, rasisme, kelompok kecil, hubungan antar
kelompok, perilaku kelompok, konflik sosial, kepemimpinan, komunikasi, bahasa,
pembuatan keputusan, frustasi, keluarga, cinta, kekerasan, dan sebagainya.
C. Perbedaan Psikologi Sosial dengan Psikologi Orang Awam
Menurut kami, hal yang membedakan psikologi sosial dengan psikologi orang
awam adalah cara pandang masyarakat awam yang memandang psikososial secara
tidak kompleks. Umumnya orang awam mengetahui psikologi sosial hanyalah sebatas
bagaimana individu berelasi dengan lingkungan dan konteks sosialnya, tanpa
melibatkan perasaan, pengalaman, cara berfikir, dan aspek-aspek lain yang
sebenarnya ikut terlibat dalamnya. Tidak hanya membicarakan tentang bagaimana
individu mampu beradaptasi lingkungan tetapi bagaimana individu itu berpengaruh
dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang melibatkan aspek-aspek psikologisnya.
D. Pentingnya Sebuah Teori
Teori menjadi suatu hal penting dan menjadi hal yang kita butuhkan karena
teori merupakan suatu landasan bagi kita untuk membantu dalam merumuskan suatu
hipotesis. Teori juga mengorganisir dan meringkaskan pengetahuan,sehingga kita
tidak perlu memulai semua dari awal, kita bisa memulai penyelidikan dari
pengetahuan-pengetahuan yang terlah teroganisir dari generalisasi para ilmuan

sebelum kita.
Selain itu, teori dapat memprediksi, teori dapat membantu kita untuk
membuat suatu prediksi tentang suatu fenomena dan hal-hal yang dapat atau akan

2

terjadi nantinya. Teori juga dapat membantu kita dalam memahami suatu fenomena
yang terjadi.
E. Terbentuknya Teori
Teori bersifat ilmiah, yang menjelaskan dan merepresentasikan pengalamanpengalaman. Pada dasarnya, teori tidak dilihat pada konteks benar atau salahnya,
melainkan seberapa besar manfaatnya. Teori itu tidak terbentuk begitu saja, karena
harus melewati tahapan-tahapan sistematis yang menjadi buah pikiran manusia. Ada
tiga tahapan pembentukan sebuah teori menurut Gerald E. Miller dan Henry
Nicholson dalam buku Theories of Human Communication (Sthepen W. Littlejohn &
Karen A. Foss, 2009:10), tahapan ini disebut sebagai process of inquiry, yaitu sebuah
studi sistematis tentang pengalaman yang mengarah kepada pengetahuan. Di mana
ada upaya untuk mencari kebenaran dan informasi, yang muncul karena adanya
pertanyaan-pertanyaan.
Tahapan pertama adalah proses asking question, yaitu tahapan di mana
muncul pertanyaan-pertanyaan terhadap suatu gejala atau permasalahan. Suatu

pertanyaan yang ‘bermakna' terinspirasi dari rasa keingintahuan peneliti yang sangat
besar terhadap dunia di sekitarnya, sehingga pada tahapan ini pertanyaan-pertanyaan
mengenai permasalahan tersebut menjadi terfokuskan. Seorang peneliti mulai
mencoba

untuk

mengdefinisikan

pertanyaan-pertanyaan

tersebut

dan

menggambarkannya ke dalam sebuah formula.
Tahapan kedua adalah observation, yaitu tahapan di mana seorang peneliti
berusaha mencari jawaban-jawaban dengan mengamati objek atau fenomena, dengan
menggunakan metode tertentu. Metode yang digunakan tersebut berbeda-beda,
tergantung pada jenis tradisi dari penelitian tersebut. Pada tahapan observasi ini

muncul konsep-konsep penelitian, melalui konsep materi-materi akan dikelompokkan
ke dalam suatu kategori-kategori, sesuai dengan kualitas yang diamati.
Oleh karena itu, penting bagi peneliti untuk membuat sebuah kerangka pemikiran
sebelum terjun ke lapangan dan melakukan observasi. Melalui kerangka pemikiran,
3

peneliti dapat memahami bagaimana hubungan teori dengan berbagai konsep sesuai
dengan pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah yang telah dibentuknya
(Rachmat Kriyantono, 2006:79).
Tahapan ketiga dalam proses pembentukan teori adalah constructing answer,
ini adalah tahapan terakhir dari proses terbentuknya suatu teori. Pada tahapan ini,
peneliti mencoba menjelaskan, menggambarkan atau mengdefinisikan terhadap apaapa yang telah diamati olehnya, sehingga terbentuk penilaian dan interpretasi
(Rachmat

Kriyantono,

2006:73).

Menjelaskan


berarti

mencoba

untuk

mengidentifikasikan pola-pola dalam hubungan antarvariabel, yaitu melalui
penjelasan kausal (causal explanation) dan penjelasan praktis (practical explanation).
Penjelasan kausal lebih menekankan pada bagaimana menjelaskan sesuatu melalui
hubungan sebab akibat, yang mana salah satu variabel menjadi akibat atau hasil
terhadap variabel lainnya. Sedangkan penjelasan praktis lebih menekankan pada
tindakan-tindakan. Suatu akibat terjadi dikarenakan oleh adanya tindakan-tindakan.
F. Kegunaan Penelitian dalam Bidang Ilmu Tertentu
Kegunaan dari penelitian yaitu untuk melakukan penyelidikan dari suatu
keadaan atau peristiwa serta untuk menemukan alasan dan juga konsekuensi dari
suatu keadaan. Keadaan tersebut dapat juga dikontrol dengan melalui eksperimen
atau percobaan berdasarkan observasi tanpa kontrol. Selain itu penelitian memegang
peranan penting untuk memberikan fondasi terhadap keputusan yang akan diambil
atau dicapai serta tindakan dalam segala aspek. Misalnya saja dalam bidang ilmu
psikologi, dalam menghadapi suatu masalah dan untuk mengetahui cara – cara dan

usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian sangat
diperlukan. Dengan adanya penelitian, kita dapat mengetahui alasan dan pemecahan
dari masalah tersebut.

4

G. Alasan Banyaknya Jenis Penelitian
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditetapkan dan
jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian. Tujuan penelitian dijabarkan,
biasanya menggunakan kata-kata kerja pembuka antara lain: menemukan,
menjelaskan, menganalisis, menguraikan, menilai, menguji, membandingkan,
menemukan hubungan antara, memperoleh data atau pengetahuan atau keterangan
tentang peneliti. Dan tidak semua permasalahan dapat diselesaikan dengan jenis
penelitian yang sama. Diperlukan penelitian yang tepat dan sesuai dengan kondisi dan
situasi permasalahan yang akan mempengaruhi hasil penelitian tersebut. Dengan
adanya banyak jenis penelitian maka memudahkan peneliti dalam meneliti sebuah
permasalahan untuk dapat menghasilkan data atau hasil yang lebih maksimal.
H. Pemecahan Masalah
Sebagai gubernur, menurut kami, penelitian yang akan kami pakai adalah
penelitian kuasi eksperimental karena dengan menggunakan jenis penelitian tersebut,

kita dapat menyesuaikan dengan keadaan atau peristiwa yang telah terjadi dan telah
dikondisikan tetapi tetap pada situasi yang ada. Sedangkan, jika menggunakan
penelitian lapangan, kita tidak dapat mengkondisikan situasi atau keadaan sesuai
dengan apa yang ingin kita capai dan terkadang banyak hal yang tidak terduga yang
mungkin dapat menghambat dan menghalangi penelitian atau ketidaksesuaian
lainnya.
I. Perbedaan KBK Psikologi Individu dan Lingkungan dengan Psikologi
Kepribadian
Psikologi individu dan lingkungan memusatkan pada individu atau kelompok
didalam lingkungan dan konteks sosialnya. Sedangkan psikologi kepribadian
memusatkan sesuatu yang ada dalam diri individu tersebut.

5