BAB 3 Pertumbuhan Ekonomi - BAB 3-Pertumbuhan Ekonomi

BAB 3 Pertumbuhan Ekonomi A. DEFINISI PERTUMBUHAN EKONOMI Jika anda pernah berbincang-bincang dengan kakek-nenek anda mengenai seperti

  apa kehidupan mereka dimasa muda, kemungkinan besar anda telah mendapatkanpelajaran penting tentang ilmu ekonomi: standar materi kehidupan telah meningkat secara mengesankan sepanjang waktu bagi sebagian besar keluarga dibanyak negara. Perkembangan ini berasal dari pendapatan yang terus meningkat, yang memungkinkan orang-orang mengkonsumsi jumlah barang dan jasa yang lebih banyak serta beragam.

  Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, para ekonom menggunakan data produk domestik bruto (GDP), yang mengukur pendapatan total setiap orang dalam perekonomian. GDP rill Amerika Serikat dewasa ini ada tiga kali lebih besar dari tahun 1950, dan GDP rill perkapita dua kali lebih besar dari tahun 1950. pada tahun-tahun tertentu, kta juga dapat mengamati perbedaan yang besar dalam standar kehidupan antar negara. Nigeria mempunyai pendapatan perkapita hanya $770―lebih kecil dari 3 persen dari pendapatan perkapita AS.

  Dengan tujuan untuk memahami apa yang menyebabkan perbedaan pendapatan sepanjang waktu dan antarnegara. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor produksi―modal dan tenaga kerja―dan teknologi produksi sebagi sumber output perekonomian dan, dengan demikian, pendapatan totalnya, jadi perbedaan pendapat, berasal dari perbedaan modal, tenaga kerja, dan teknologi.

  Tugas utama kita adalah mengembangkan teori pertumbuhan ekonomi yang disebut metode pertumbuhan solow (Solow growth model). Analisis yang kita lakukan memungkinkan kita untuk menjelaskan bagaimana perekonomian berproduksi dan menggunakan outputnya pada suatu waktu tertentu. Analisis tersebut bersifat statis―sebuh tinjauan skilas tentang perekonomian. Untuk menjelaskan mengapa pendapatan nasional kita tumbuh, dan mengapa sebagian perekonomian tumbuh lebih cepat ketimbang yang membuat analisis menjadi dinamis―lebih seperti sebuah film ketimbang sehelai foto. Model pertumbuhan Solow menunjukkan bagaimana tabungan, pertumbuhan populasi, dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat output perekonomian serta pertumbuhannya sepanjang waktu.

  Pertumbuhan ekonom terjadi bila perekonomian mengalami kenaikan keluaran total. Kenaikan keluaran total rill yang dimulai di dunia barat dengan adanya revolusi industri dan berlanjut sampai sekarang telah berlangsung begitu lama dan begitu cepat sehingga para ahli ekonomi merujuk keadaan itu sebgai periode pertumbuhan ekonomi modern.

  Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil daripada tingkat pertambahan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.

  Pandangan tradisional beranggapan yang membedakan antara negara maju dengan Negara Sedang Berkembang (NSB) adalah pendapatan rakyatnya. Dengan ditingkatkannya pendapatan per kapita diharapkan masalah-masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan yang dihadapi NSB dapat terpecahkan, misalkan melalui apa yang dikenal dengan “dampak merembes ke bawah” (trickle down effect).

  Indikator berhasil tidaknya pembangunan semata-mata dilihat dari meningkatnya pendapatan nasional (GNP) per kapita riel, dalam arti tingkat pertumbuhan pendapatan nasional harus lebih tinggi dibanding tingkat pertumbuhan penduduk. Kecenderungan di atas terlihat dari pemikiran-pemikiran awal mengenai pembangunan, seperti teori Harrod Domar, Arthur Lewis, WW Rostow, Hirschman, Rosenstein Rodan, Nurkse, Leibenstein.

  Perkembangan selanjutnya, banyak NSB mulai menyadari bahwa “pertumbuhan” (growth) tidak identik dengan “pembangunan” (development). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, setidaknya melampaui negara-negara maju pada tahap awal pembangunan mereka, memang dapat dicapai, namun dibarengi dengan masalah-masalah, seperti pengangguran, kemiskinan di pedesaan, distribusi pendapatan yang timpang, dan ketidakseimbangan struktural. Inilah yang menandai dimulainya masa pengkajian ulang tentang arti pembangunan. Maka, muncul paradigma baru dalam pembangunan seperti pertumbuhan dengan distribusi, kebutuhan pokok (basic needs), pembangunan mandiri (self-reliant

  (ecodevelopment), pembangunan yang memperhatikan ketimpangan pendapatan menurut etnis (ethnodevelopment).

  B.

  INDIKATOR PERTUMBUHAN Indikator pembangunan diperlukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembangunan yang dilakukan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu. Indikator-indikator kunci pembangunan secara garis besar pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi (1) indikator ekonomi; (2) indikator sosial. Sedangkan yang termasuk sebagai indikator ekonomi adalah GNP (GNI) per kapita, laju pertumbuhan ekonomi, GDP per kapita dengan Purchasing Power Parity, sedangkan yang termasuk indikator sosial adalah Human Development Index (HDI) dan PQLI (Physical Quality Life Index) atau Indeks Mutu Hidup.

  Untuk tujuan operasional dan analitikal, kriteria utama Bank Dunia dalam mengklasifikasikan kinerja perekonomian suatu negara adalah Gross National Income (GNI) atau Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita yang merupakan pendapatan nasional bruto dibagi jumlah populasi penduduk. Bank Dunia (2003) mengklasifikasikan negara berdasarkan tingkatan GNI per kapitanya, yaitu (1) negara berpenghasilan rendah (low- income economies), (2) negara berpenghasilan menengah (middle-income economies). Dalam kelompok negara berpenghasilan menengah dapat dibagi menjadi negara berpenghasilan menengah papan bawah (lower-middle-income economies) dan negara berpenghasilan menengah papan atas (upper-middle-income economies), (3) negara berpenghasilan tinggi (high-income economies), (4) dunia (world) meliputi semua negara di dunia, termasuk negara-negara yang datanya langka dan dengan penduduk lebih dari 30.000 jiwa.. Sumber daya alam yang dimiliki mempengaruhi pembangunan ekonomi.

  C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.

  Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.

   yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah,

  keadaan suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dandibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).

  Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.

  Sementara itu, sumber daya untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.Faktor nonekonomi mencakup kondisi kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

  D. PENGHITUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI Laju pertumbuhan ekonomi pada satu tahun tertentu dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :

  PNRPNR t t1 x100% PNR t t1

  G =

  t

  Dimana G adalah tingkat perkembangan ekonomi yang dinyatakan dalam persen, PNR

  t t−1

  adalah pendapatan nasional riil pada tahun t dan PNR adalah pendapatan nasional riil pada tahun t-1.