Skripsi Gesit Timarna bab 3

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1.

Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1
Karanganyar yang beralamat di Jalan A.W. Monginsidi 03 Kabupaten
Karanganyar. SMA Negeri1 Karanganyar terletak

1 km sebelah selatan

Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar.

2.

Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahap-tahap dan
waktu penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a.


Tahap Persiapan
1) Observasi awal
Pada kegiatan observasi awal, peneliti melakukan observasi
untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam kelas sebagai
refleksi

dalam

membantu

guru

untuk

memperbaiki

proses

pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi di

kelas XI IPS dan kelas X SMA N 1 Karanganyar. Kegiatan ini
dilakukan pada bulan Maret 2013.
2) Penyusunan proposal
Penyusunan proposal dilakukan pada bulan Maret sampai
April

2013

dan

dilanjutkan

dengan

pembuatan

perangkat

pembelajaran pada bulan Mei 2013.
3) Observasi lanjutan

Pada observasi lanjutan peneliti mengambil data sebagai
data awal yang digunakan sebagai refleksi dalam menentukan
tindakan yang akan dilakukan. Tahap ini dilaksanakan pada bulan
Agustus 2013 di kelas XI IPS 3 SMA N 1 Karanganyar.

29

30
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengambilan data pada kelas
XI IPS 3 SMA Negeri 1 Karanganyar selama bulan September 2013.
c.

Tahap pengolahan data dan penyusunan laporan
Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan laporan dan
konsultasi dengan pembimbing yang dilakukan pada Oktober sampai
Desember 2013. Adapun jadwal pelaksaan penelitian tersebut secara
terperinci disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Kegiatan Penelitian
Kegiatan


1. Persiapan Penelitian

a. Permohonan pembimbing
b. Survey dan diskusi dengan
guru untuk mengidentifikasi
masalah pembelajaran dan
merancang tindakan
c. penyusunan proposal penelitian

d. pembuatan permohonan ijin
penelitian

e. penyiapkan

perangkat
pembelajaran
f. observasi lanjutan (pra siklus)
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I

- perencanaan
- pelaksanaan tindakan
- observasi
- refleksi
b. Siklus II
- perencanaan
- pelaksanaan tindakan
- observasi
- refleksi
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis data
b. Menyusun laporan / skripsi
c. Ujian dan revisi

Bulan
Mar

Apr

Mei


Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

31
B. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1
Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014.


C. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil ulangan/tes
siswa untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan
hasil pengamatan/observasi selama proses tindakan untuk mengetahui keaktifan
siswa. Data berupa hasil tes siklus siswa diperoleh dari siswa-siswa kelas XI IPS 3
SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014. Sedangkan data berupa
keaktifan siswa diperoleh dari observasi mengenai kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.

D. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan sumber data yang digunakan, ada dua macam metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu:
1.

Metode observasi
Menurut Budiyono (2003:53), observasi (pengamatan) adalah cara
pengumpulan data dimana peneliti (orang yang ditugasi) melakukan
pengamatan terhadap subjek penelitian demikian hingga si subjek tidak tahu
bahwa dia sedang diamati.
Menurut Sagala (2010:271) observasi dilakukan untuk mengamati

peristiwa dan kegiatan di dalam kelas selama proses pembelajaran. Kegiatan
yang diamati meliputi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran.
Observasi dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan
rencana yang telah disusun untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan
tindakan dapat menghasilkan perubahan sesuai dengan yang dikehendaki.
Observasi dilakukan oleh peneliti dan enam orang rekan peneliti
untuk membantu mengobservasi agar data yang diperoleh tidak subyektif.
Hal-hal yang akan diamati adalah aktivitas guru dan siswa selama proses

32
pembelajaran materi peluang berlangsung dengan menerapkan pembelajaran
kolaboratif tipe TAPPS.
2.

Metode Tes
Menurut Budiyono (2003:54) “Metode tes adalah cara pengumpulan
data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhansuruhan kepada subyek penelitian”. Menurut Arikunto (2002: 127) yang
dimaksud dengan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

Pada penelitian ini tes yang digunakan adalah bentuk tes uraian
tertulis. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa yang bisa dilihat dari setiap langkah-langkah penyelesaian
yang dikerjakan oleh siswa.

E. Validitas Data
Menurut Budiyono (2003:56) yang dimaksud dengan validitas adalah
penilaian evaluatif terintegrasi yang dilakukan oleh penilai mengenai seberapa
jauh bukti-bukti empirik dan rasional teoritis mendukung ketepatan inferensi dan
tindakan berdasar skor tes atau asesmen lain. Suatu informasi yang akan dijadikan
data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam
menarik kesimpulan.
Validitas data dilakukan untuk menguji keabsahan data. Validitas data
dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. Menurut Arikunto (2007:128)
triangulasi adalah proses memastikan sesuatu (getting a ‘fix’) dari berbagai sudut
pandang untuk meningkatkan ketajaman hasil pengamatan melalui berbagai cara
dalam pengumpulan data. Lexy J. Moleong (1999:178) menyatakan bahwa
“triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu”.

33
Dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan untuk menguji
keabsahan data keaktifan belajar siswa adalah triangulasi penyidik, yaitu
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh dengan cara memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya (Lexy J.
Moleong, 1999 :178 ). Triangulasi penyidik dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara melihat dan membandingkan hasil observasi dari dua observer yang telah
mengamati keaktifan masing-masing siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Data hasil observasi keaktifan siswa dikatakan valid apabila hasil
pengamatan dua observer menunjukkan hasil yang sama.
Data hasil tes siswa tidak divalidasi secara langsung seperti data
keaktifan siswa. Lather (dalam Arikunto dkk:2008) menyatakan bahwa untuk
meningkatkan validasi data dalam penelitian tindakan dapat dilakukan dengan
empat cara, salah satunya adalah dengan critical reflection, yaitu apabila pada
setiap tahap siklus mutu refleksi dipertahankan, maka mutu pengambilan
keputusan akan dapat dijamin. Dalam suatu penelitian tindakan kelas, peneliti
sengaja memberikan perlakuan kepada kelas dengan tujuan untuk memperbaiki
masalah yang ada, dalam hal ini adalah kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa. Jika data hasil tes siswa menunjukkan hasil yang cenderung
naik di setiap siklusnya maka secara tidak langsung peneliti telah melakukan
validasi terhadap data hasil tes siswa.

F. Teknik Analisis Data
Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang,
menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasikan data
untuk menjawab pertanyaan pokok: (1) Tema apa yang dapat ditemukan pada
data, (2) Seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan penelitian
(Arikunto, dkk., 2007:132).
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi
keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan tes hasil belajar. Berikut ini
teknik analisis yang digunakan :
1.

Analisis Data Hasil Observasi

34
Analisis hasil observasi keaktifan siswa dilakukan dengan cara
pemberian skor, yaitu untuk jawaban “ya” akan diberi skor 1 dan jawaban
“tidak” diberi skor 0. Skor 1 dperoleh jika kedua observer menghasilkan data
yang sama, yaitu keduanya adalah jawaban “ya” dan skor 0 jika hasil amatan
dari kedua observer berbeda atau jawaban keduanya adalah “tidak”.
Kemudian skor keaktifan pada pertemuan pertama dan kedua dirata-rata
untuk menghasilkan keaktifan siswa pada tiap siklus. Selanjutnya, keaktifan
siswa tersebut dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil persentase
observasi seperti pada Tabel 3 :
Tabel 3. Pedoman Kualifikasi Hasil Observasi
Presentase

Kategori

0%  p  33,33%

Rendah

33,34%  p  66,67%

Sedang

66,67%  p  100%

Tinggi

(Arikunto dan Safruddin, 2004:18)
Skor minimal untuk keaktifan siswa adalah 0 dan skor maksimal
adalah 11. Berdasarkan pedoman kualifikasi hasil observasi diatas, maka
kategori untuk keaktifan siswa dapat dijelaskan pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Kategori Keaktifan Siswa
Skor keaktifan

Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi

2.

Analisis Data Hasil Tes
Hasil tes dari tiap siklus ditentukan jumlah skornya berdasarkan
kriteria penyekoran yang telah dirumuskan. Indikator yang menunjukkan
bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa meningkat dapat
diketahui dengan cara membandingkan analisis hasil tes pada tiap-tiap siklus.
Setiap tes akhir siklus akan menghasilkan skor kemampuan siswa dalam

35
memecahkan masalah matematika. Skor maksimal setiap soal adalah 10, yaitu
2 skor maksimal untuk tahap memahami masalah, 4 skor maksimal untuk
melakukan perencanaan penyelesaian masalah, 2 skor maksimal untuk
pelaksanaan rencana, dan 2 skor maksimal untuk tahap memeriksa kembali
jawaban yang telah diperoleh. Setiap tes akhir siklus terdiri dari 2 soal, maka
skor maksimal setiap tes akhir siklus adalah 20. Pemberian skor kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa didasarkan pada indikator sebagai
berikut : (1) kemampuan siswa untuk memahami masalah yang diberikan, (2)
kemampuan

siswa untuk

merencanakan

langkah-langkah

pemecahan

masalah, (3) kemampuan siswa untuk melaksanakan penyelesaian masalah
yang telah direncanakan, dan (4) kemampuan siswa untuk memeriksa
kembali hasil yang diperoleh.

G. Indikator Capaian Penelitian
Indikator kinerja/keberhasilan penelitian adalah indikator ketercapaian
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kolaboratif tipe Thinking
Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) yang dapat dinyatakan dalam bentuk
presentase. Indikator keberhasilan penelitian ini sebagai berikut :
1) Lebih dari atau sama dengan 65% dari jumlah total siswa mencapai skor tes
akhir siklus lebih dari atau sama dengan 6 untuk setiap soal. Dimana skor
maksimal tiap soal adalah 10. Skor 6 tersebut diperoleh dari 2 skor maksimal
untuk tahap memahami masalah dan 4 skor maksimal untuk tahap melakukan
perencanaan penyelesaian masalah.
2) Lebih dari atau sama dengan 65% dari jumlah total siswa mencapai kategori
keaktifan belajar tinggi dalam proses pembelajaran.

H. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini diterapkan penelitian kolaboratif.
Arikunto, Suhardjono & Supardi (2007: 17) menyatakan bahwa dalam penelitian
kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru, sedangkan yang

36
melakukan pengamatan adalah peneliti itu sendiri. Sedangkan Sanjaya, Wina
(2009:59) menyatakan bahwa dalam penelitian kolaboratif pelaksanaan penelitian
bukan dari guru, tetapi dari pihak luar untuk memecahkan masalah pembelajaran.
Dalam penelitian ini pihak yang melakukan tindakan adalah peneliti sedangkan
pihak yang melakukan pengamatan adalah guru dibantu enam rekan peneliti.
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
keaktifan dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui
penerapan pembelajaran TAPPS, yaitu 65% siswa atau lebih memiliki skor
kemampuan pemecahan masalah lebih dari atau sama dengan 6 untuk setiap soal
dan 65% siswa atau lebih memiliki kategori keaktifan tinggi selama proses
pembelajaran berlangsung. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut
dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Siklus pelaksanaan PTK dilakukan
melalui empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan,
(3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan yang dapat
digambarkan sebagai berikut :

(Arikunto; 2007: 16)
Gambar 1. Bagan Tahapan Setiap Siklus
Keempat komponen tersebut adalah tahapan-tahapan yang harus
ditempuh setiap peneliti yang akan melaksanakan penelitian tindakan kelas.
Dalam penelitian tindakan sekurang-kurangnya terdapat dua siklus, dan setiap
siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,

37
observasi atau pengamatan, dan analisis serta refleksi. Tahapan tersebut diulang
sampai sekurang-kurangnya dua kali, dengan catatan bahwa perencanaan pada
siklus berikutnya harus didasarkan dari hasil refleksi siklus sebelumnya, dengan
menunjukkan apa saja kekurangan dan hambatan pada siklus sebelumnya,
kemudian penjelasan tentang bagaimana kekurangan dan hambatan tersebut akan
diperbaiki. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus dan
tiap siklus terdiri dari tiga pertemuan melalui penggunaan model pembelajaran
kolaboratif tipe Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Berikut adalah
penjelasan masing-masing tahapan tiap siklus:
Rancangan Siklus I
1.

Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini meliputi :
a.

Menyusun

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran.

(terlampir

pada

Lampiran 2)
b.

Menyusun lembar observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran
matematika dengan TAPPS. (terlampir pada Lampiran 6)

c.

Menyusun lembar observasi mengenai keaktifan siswa selama proses
pembelajaran dengan TAPPS. (terlampir pada Lampiran 9)

d.

Menyusun Lembar Kerja Siswa yang digunakan untuk membantu proses
pembelajaran yang dilengkapi dengan latihan soal-soal untuk siswa.

e.

Menyusun tes akhir siklus yang dilaksanakan di akhir siklus. (terlampir
pada Lampiran 16)

f.

Melakukan validasi butir soal tes akhir siklus. Validasi ini dilakukan oleh
satu dosen dan dua guru matematika. (terlampir pada Lampiran 18)

2.

Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah
direncanakan yaitu pembelajaran dengan TAPPS seperti berikut:
a.

Pendahuluan
Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran

yaitu

siswa

dapat

menggunakan permutasi dan kombinasi untuk menyelesaikan masalah,
mengidentifikasi masalah yang bisa diselesaikan dengan permutasi biasa,

38
permutasi dengan beberapa unsur sama, permutasi siklik, ataupun
kombinasi. Selain itu guru juga memberikan apersepsi kepada siswa
dengan memberikan soal yang bisa diselesaikan dengan aturan perkalian
dan soal yang tidak bisa diselesaikan dengan aturan perkalian tetapi bisa
diselesaikan dengan permutasi atau kombinasi. Setelah itu guru
memberikan motivasi siswa dengan memberi tahu manfaat mempelajari
permutasi. Sebelum masuk pada materi permutasi, guru bersama siswa
membahas pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
b.

Kegiatan Inti
1) Guru memberikan LKS kepada siswa
2) Guru menyampaikan/ menjelaskan materi permutasi dan kombinasi
kepada siswa dengan LKS yang telah dibagikan kepada siswa.
3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 2
siswa dan mengarahkan siswa untuk menentukan siapa yang akan
menjadi problem solver dan listener dalam kelompok tersebut.
4) Guru membagikan soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok.
Pihak problem solver akan menyelesaikan masalah yang diberikan
oleh guru dan menjelaskan langkah-langkah penyelesaian masalah
tersebut kepada listener. Listener harus mendengarkan dan
memahami setiap langkah yang diambil oleh problem solver. Setelah
itu, problem solver dan listener berganti peran. Selama siswa
bekerja, guru berkeliling untuk memantau kegiatan siswa.
5) Guru dan siswa bersama-sama membahas masalah yang telah
dikerjakan.

Guru

memberikan

kesempatan

kepada

beberapa

kelompok untuk maju mempresentasikan hasil kerja mereka. Guru
memberikan penjelasan dan terhadap masalah yang dibahas.
6) Guru memberikan post test kepada siswa untuk dikerjakan secara
mandiri. Dengan adanya post test akan menunjukkan tentang apa
yang telah mereka pelajari selama bekerja dalam kelompok.
7) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa yang
berhasil mendapatkan skor tertinggi.

39
c.

Penutup
1) Guru membimbing siswa untuk merangkum materi permutasi dan
kombinasi yang telah dipelajari.
2) Guru memberikan pekerjaan rumah pada modul milik siswa dan
menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya, yaitu ruang sampel dan peluang suatu kejadian.

3.

Tahap observasi (pengamatan)
Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung bagaimana
aktivitas siswa maupun guru selama proses belajar mengajar. Observasi
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan telah mencapai
sasaran. Observasi dilakukan oleh observer, dalam penelitian ini observer
adalah guru dan enam orang rekan peneliti. Sebelum observasi dilakukan,
peneliti telah mempersiapkan lembar observasi guna mengetahui keaktifan
siswa dan keterlaksanaan pembelajaran dengan TAPPS. Setiap aktivitas yang
terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung diusahakan untuk dicatat
seperti apa adanya agar diperoleh informasi lapangan yang sebenarnya.

4.

Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi sehingga
diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu diperbaiki/disempurnakan dan
bagian mana yang telah memenuhi target. Peneliti bersama dengan guru mata
pelajaran matematika mengadakan pertemuan guna melakukan evaluasi
terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi dilakukan di
setiap akhir siklus. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil
tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian
terhadap proses yang terjadi, mengamati masalah yang muncul dan segala hal
yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah itu peneliti dan guru
merumuskan tindakan berikutnya.
Pada akhir siklus I, peneliti mengadakan tes siklus I. Hasil dari tes siklus

I digunakan sebagai data untuk mengetahui keberhasilan dari proses pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif tipe TAPPS berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan.

40
Rancangan Siklus II
Perencanaan tindakan pada siklus II disesuaikan dengan hasil tindakan
pada siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi
pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran matematika. Tahapan
pelaksanaan siklus kedua mengacu pada tahapan siklus pertama, yaitu:
1.

Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini meliputi :
a.

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
siklus I. (terlampir pada Lampiran 3)

b.

Menyusun lembar observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran
matematika dengan TAPPS. (terlampir pada Lampiran 6)

c.

Menyusun lembar observasi mengenai keaktifan siswa selama proses
pembelajaran dengan TAPPS. (terlampir pada Lampiran 9)

d.

Menyusun Lembar Kerja Siswa yang digunakan untuk membantu proses
pembelajaran yang dilengkapi dengan latihan soal-soal untuk siswa.

e.

Menyusun tes akhir siklus yang dilaksanakan di akhir siklus. (terlampir
pada Lampiran 20)

f.

Melakukan validasi butir soal tes akhir siklus. Validasi ini dilakukan oleh
satu dosen dan dua guru matematika. (terlampir pada Lampiran 22)

2.

Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah
direncanakan yaitu pembelajaran menggunakan TAPPS sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menentukan
ruang sampel suatu percobaan, menentukan peluang suatu kejadian, dan
menentukan peluang dari komplemen suatu kejadian. Selain itu guru juga
memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara memberikan video
permainan monopoli dimana seseorang harus mendapatkan jumlah mata
dadu sama untuk keluar dari penjara dalam permainan tersebut kemudian
guru menanyakan kemungkinan apa saja yang terjadi dalam pelemparan
dua buah dadu tersebut dan bagaimana menentukan peluang bahwa

41
seseorang itu bisa keluar dari penjara. Setelah itu guru memberikan
motivasi siswa dengan memberi tahu manfaat mempelajari peluang untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari.
b.

Kegiatan Inti
1) Guru memberikan LKS kepada siswa
2) Guru menyampaikan/ menjelaskan materi peluang kepada siswa
3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 2
siswa dan mengarahkan siswa untuk menentukan siapa yang akan
menjadi problem solver dan listener dalam kelompok tersebut.
4) Guru memberi soal pada siswa untuk dikerjakan secara berpasangan.
5) Selama siswa memecahkan masalah, guru berkeliling untuk
memantau kegiatan siswa.
6) Guru dan siswa bersama-sama membahas masalah yang telah
dikerjakan.

Guru

memberikan

kesempatan

kepada

beberapa

kelompok untuk maju mempresentasikan hasil kerja mereka. Setelah
itu setiap siswa diberi kesempatan untuk menanggapi jawaban
kelompok yang maju.
7) Guru memberikan post test kepada siswa untuk dikerjakan mandiri.
8) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa yang
berhasil mendapatkan skor tertinggi.
c.

Penutup
1) Guru membimbing siswa untuk merangkum materi peluang.
2) Guru menginformasikan bahwa akan diadakan ulangan untuk materi
peluang pada pertemuan berikutnya.
3) Guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa untuk materi peluang.

3.

Tahap observasi (pengamatan)
Kegiatan pengamatan yang dilakukan pada tindakan siklus II sama
dengan kegiatan pada siklus I, yaitu mengamati keaktifan siswa dan
keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan TAPPS.

4.

Tahap Analisis dan Refleksi

42
Setelah melakukan tindakan siklus II, peneliti dan guru berdiskusi
mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti juga
melakukan

pengolahan

data

untuk

mengetahui

keberhasilan

proses

pembelajaran dengan TAPPS berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Dari tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas tersebut dapat dibuat
bagan kegiatan inti penelitian sebagai berikut :
Identifikasi Masalah

1. Perencanaan
a. RPP
b. Lembar Observasi
c. Tes Akhir Siklus I
4. Refleksi
a. Tes unit siklus 1
b. Hasil observasi

SIKLUS I
3. Observasi
a. Kesesuaian dengan RPP
b. Kendala yang dihadapi
c. Aktifitas siswa
1.
a.
b.
c.

4. Refleksi
a. Tes unit siklus 2
b. Hasil observasi

2. Pelaksanaan

Perencanaan:
RPP
Lembar Observasi
Tes akhir siklus II

2. Pelaksanaan

SIKLUS II
3. Pengamatan oleh guru
a. Kesesuaian dengan RPP
b. Kendala yang dihadapi
c. Aktifitas siswa

b.

Berhasil ?
a. Ya, siklus berhenti
Belum, lanjut siklus berikutnya

Gambar 2. Bagan Prosedur Penelitian