PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI. docx

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi sebagai suatu wadah yang menampung individu-individu untuk mewujudkan satu
visi dan misi yang disepakati bersama. Organisasi senatiasa berjalan dengan tiga opsi, yaitu
opsi maju, mundur, dan stagnan. Ketiga opsi tersebut secara teoritis tidak terlalu jelimet.
Namun, praktiknya yang kerapkali menimbulkan sebuah usaha decode prediction di luar
perkiraan.
Secara kosmologis, seluruh komponen kehidupan senantiasa meyakini perubahan. Termasuk
pada usaha, bisnis atau sebuah organisasi. Mengutip pernyataan Jack Wick dalam artikelnya
yang berjudul “A Master of Medical Change” berbunyi :“Orang selalu bertanya, apakah
perubahan organisasi telah usai? dapatkah kita berhenti sekarang? Anda harus mengatakan
‘tidak, perubahan baru saja dimulai’ mereka harus mulai menyadari bahwa perubahan tidak
pernah selesai. Para pemimpin harus menciptakan suatu atmosfir yang memungkinkan anak
buahnya memahami bahwa peru bahan merupakan proses yang berkelanjutan.Rumusan
masalah dari penulisan makalah ini menyatakan tentang pentingnya perubahan organisasi
apabila itu dipandang dan dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan produktivitas
organisasasi. Namun, penulis juga merasa penting untuk juga memaparkan beberapa hal yang
perlu dilakukan dan dihidari baik itu dalam penulisan secara eksplisit maupun implisit.Secara
teori, memang setiap perubahan selalu mengarah pada dua kemingkinan utama, yaitu berubah
semakin baik dan berubah menjadi jelek. Kalau dipandang dari sudut pandang filosofi

organisasi, perubahan tidak bisa dihidari, walaupun stigma gagal atau sukses selalalu
dianggap sebagai kemestian yang akan datang. Dalam berorganisasi, eksisitensi seperti roda
yang kadang ada dibawah, dan kadang ada diatas. Otomatis, semakin besar suatu organisasi,
semakin kompleks pula struktur dan sistem kerjanya dan semakin berpeluang menghasilkan
produktifitas melalui prigresifitas yang mampuni.Namun, keberadaan sesuatu yang kompleks
membutuhkan kinerja dan loyalitas yang tinggi pula. Mengutip pepatah perancis yang
berbunyi “corruptio optimi de pessima” yaitu kesalahan dari sesuatu yang terbaik adalah
bencana.
Oleh karena itu, tujuan dari penyulisan makalah ini adalah memperkenalkan apakah itu
perubahan organisasi dan bagaimana mengolahnya menuju progresivitas yang berkelanjutan.
Dewasa ini perubahan tata nilai kehidupan berjalan begitu cepat karena pengaruh globalisasi.
Masyarakat menghadapi masalah yang semakin beragam sebagai akibat modernisasi dan
perkembangan dunia. Masalah hubungan sosial dan tuntutan lingkungan seiring harapan
untuk meningkatkan pencapaian diri ketidak sanggupan pribadi untuk memenuhi tuntutan
tersebut bisa menimbulkan stres dalam diri seseorang. Beberapa faktor penyebab umum dari
stres antara lain : masalah pekerjaan, ujian, problem rumah tangga, sakit ,kurang tidur ,dan
banyak lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa stres memberi kontribusi 50 sampai 70 persen terhadap
timbulnya sebagian besar penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, hipertensi, kanker,
penyakit kulit, infeksi, penyakit metabolik dan hormon, serta lain sebagainya. Ketika

seseorang mengalami stres yang berat.Orang hidup tidak mungkin terhindar dari stres untuk
itu kita harus dapat menyikapi dan mengelola stres dengan baik sehingga kualitas hidup kita
menjadi lebih baik.

BAB II
PEMBAHASAN
PERUBAHAN ORGANISASI
Perubahan atau berubah secara etimologis dapat bermakna sebagai usaha atau perbuatan
untuk membuat sesuatu berbeda dari sebelumnya. Dalam istilah perubahan organisasi,
dikenal istilah senada yaitu change interventation; sebuah rancangan aksi atau tindakan untuk
membuat inovasi merubah sesuatu menjadi berbeda. Dan change again; individu atau
kelompok yang bertindak sebagai katalis atau suatu sekte yang bertanggung jawab untuk
melakukan manajemen dan menentukan prosedur kerja kedepan. Perubahan organisasi akan
mengarah kepada opsi mundur, apabila system perencanaan yang ada didalamnya baik satu
ataupun banyak komponen yang menyusun mengalami disfungsi. Konsekuensinya akan
tampak pada meredupnya kegiatan tanpa ada alasan yang jelas dan timbulnya kesenjangan di
dalam organisasi . untuk hal yang paling tampak adalah pada administrasi yang tumpang
tindih dan tidak sesuai dengan AD/ART organisasi. Perubahan organisasi akan mengarah
pada opsi stagnan, apabila terjadi gangguan sistgem organisasi yang tidak ditangani secara
serius oleh kolektif. Sebenarnya banyak factor yang menyebabkan stagnansi. Namun yang

paling gencar terjadi ada dua yaitu, ketidak sesuaian itu sendiri dan munculnya satu kejadian
atau satu system yang tidak diduga sebelumnya. Seperti sekelompok pengelola perusahaan
yang kaget terhadap inplasi saham yang dialami oleh perusahaannya masing – masing.
Perubahan organisasi akan mengarah pada opsi maju apabila ada kesinambungan yang
harmonis antara system dan pelaksananya. Suasana yang berlangsung pada sisterm tersebut
tertata dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur atau membuat inovasi yang koorperatif satu
sama lain. Contohnya, apabila sebuah perusahaan mengalami kenaikan saham pada suatu
periode hal itu tidak lepas dari rancangan POAC (Planning, Organizing, Actuating dan
Controlling) yang mapan. Apabila perencanaan sebuah organisasi mapan, namun
kontrolingnya lemah, maka kenaikan saham akan terjadi kalau ada keberuntungan saja.
MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI
Perkembangan Organisasi
Istilah perkembangan organisasi (organizational development) bisa digunakan untuk sebuah
perubahan aktivitas yang sudah dirancang. Istilah ini merupakan produk dari pengelolaan
organisasi secara umum. Perkembangan organisasi juga didiskripsikan sebagai jarring –
jaringan komplek dari beberapa event (kegiatan, proyek dan sebagainya) yang meningkatkan
kemampuan dari anggota – anggota organisasi untuk mengelola budaya organisasi interen
mereka, supaya mereka kreatif dalam memecahkan masalah, dan membantu organisasi
mereka dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan luar. Artinya, perkembangan
organisasi tidak dapat disaklekan difinisinya, disatu konsepkan, tetapi lebih pada istilalah

yang pas untuk mengarahkan suatu bentuk aktivitas dalam mengelola perubahan dalam
organisasi.
Untuk mewujudkan perkembangan organisasi, dibutuhkan pengelolaan yang sistematik.
Maka perlu dilakukan introduksi terhadap konsepsi – konsepsi yang berkaitan dengan
perkembangan organisasi sebagai buah pengelolaan organisasi menuju progesivitas
berkelanjutan.
Hambatan Dalam Perubahan

Does an employee resist an up word change in pay rate or vacation allowance? Does a home
maker resist the replacement of a cranky old dishwasher for a new one? Does a manager resit
an imposed schedule change that requires him to represent his division at an important
reception for the new company president rather than finishing his quarterly budget? All these
changes that people concerned. What distinguishes these changes from the changes that
people resist strongly is the fact that their nature and effect are relatively well-known and are
enthusiastically desired. The degree of people’s resistance to changes depends of the kind of
of change involve and how well it’s understood. What people resist is not change but loss, or
the possibility of loss.
ARTINYA;
Apakah satu karyawan melawan satu atas perubahan kata di pinjaman kecepatan-angka
membayar atau liburan? Apakah satu pembuat situs awal melawan penggantian dari satu tua

sakitan dishwasher untuk yang baru? Apakah satu manajer duduki ulang satu jadwal
dipaksakan mengubah yang memerlukan dia untuk mewakili divisinya pada satu resepsi
penting untuk perusahaan baru presiden agak dibandingkan selesai anggaran keuangan
triwulanannya? Semua ini perubahan yang people mengaitkan. Apa mencirikan perubahan ini
dari perubahan orang-orang itu lapisan pelindung betul-betul adalah fakta yang sifat alami
dan akibat mereka secara relatif terkenal dan dengan antusias diinginkan. Derajat dari daya
tahannya orang-orang untuk mengubah menyesuaikan dari semacam perubahan melibatkan
dan seberapa baik ini dipahami. Apa lapisan pelindung orang-orang bukan berganti kecuali
rugi, atau kemungkinan dari rugi .
Pernyataan di atas dikeluarkan oleh W.W Bhurkee dalam bukunya Organization
Development: Principle and Practice organisasi pada dasarnya mengalami hambatan dalam
perubahan apabila :
Kurang Pengalaman Acapkali dalam melakukan pekerjaan karyawan yang pertama kali
memulai kerja mengalami gugup pada saat awal – awal. Dengan alasan tersebut, banyak
lapanngan pekerjaan yang mensyaratkan pelamarnya berpengalaman. Secara teori, orang
yang berpengalaman akan lebih mudah dan lancer dalam pekerjaannya. Namun kekurang
pengalaman itu justru menjadi hambatan untuk menciptakan organizational development.
Sebab, dalam proses menuju perkembangan biasanya akan ditemukan hal – hal yang baru dan
sering mengecoh atau bisa – bisa mengocek kantong sia – sia. Terpaku Pada Kesalahan
Artinya, ketika perusahaan melakukan evaluasi, biasanya muncul statmen -statmen yang

menyatakan kekurangan – kekurangan yang terjadi. Apa bila kita hanya terpaku pada
kesalahan – kesalahan tersebut, hal itu akan menghambat untuk melakkukan planning
progress untuk mengembangkan dan membangun organisasi.
Merubah Proses
Ketika habatan daspat dilalui, bukan berarti hambatan akan hilang secara keseluruhan. Yang
bisa kita lakukan adalah mereduksi hambatan itu sendiri untuk merubah dan dapat dipahami
dengan mempertimbangkan kompleksitas yang ada dalam merubah proses. K.Lewin dalam
bukunya yang berjudul Field Theory in Social Science menyatakan bahwa merubah proses
menuju sukses adalah merubah usaha untuk menangani tekanan dari ham batan individual
dan konformasi kelompok yang dikenal dengan istilah unfreezing dan menstabilkan change
intervention dengan menyeimbangkan manajemen dan mengelola kekuatan yang dikenal
dengan istilah refreezing. Hal itu berarti bahwa unfreezing dilakukan untuk menanggulangi
status quo, dan melakukan gerakan ke wilayah ide baru dan refreezing perubahan yang baru
dan menjadikannya permanent. Dalam unfreezing, satus quo dikenal dengan tiga metode

alternatif, yaitu driving force (mendorong dan menguatkan daya secara langsung) dan
restraining force (mendorong dan menguatkan daya secara tidak langsung).
Ada enam cara yang bisa digunakan dalam perubahan proses, yaitu :
a. pendidikan dan komunikasi
b. pertisipasi

c. fasilitas dan dukungan
d. negoisasi
e. manipulasi dan kooptasi
f. coercion (paksaan)
Nilai dan Objektifitas
Dalam perubahan organisasi, secara moril dibutuhkan perspektif yang mengarah kepada
objektifitas, diantaranya adalah sebagai berikut :
peka terhadap orang lain
motivasi
keadilan
konfrontasi
patisipasi
Program Berkelanjutan
Dalam operasional organisasi, perlu dilakukan program-program yang dilaksanakan secara
berkelanjutan sebagai suatu hal yang wajib dilakukan di samping kegiatan-kegiatan yang
bersifat sementara. Karena pada dasarnya organisasi yang mengalami perubahan menuju
progresifitas berkelanjutan siaga dengan banyak probablitas.
Kususnya ketika melakukan unfreezing, movement dan unfreezing dari sebuah rencana
perubahan yang dielaborasi ketika diorientasikan pada suatu maksud tertentu. Lebih
spesifiknya kepada praktisi dan konsultan. Proses-proses yang bisa dilakukan adalah :

1. Entry (kontrak antara konsultan dan klain atau manajer)
2. Kontrak
3. Diagnosis
4. Umpak balik
5. Rencana perubahan
6. Intervensi
7. Evaluasi
Yang paling penting adalah evaluasi. Ketika melakukan evaluasi kita perlu melakukannya
dengan cara yang dapat mengoptimalkan “brainstorming” evaluasi itu sendiri. Berikut
beberpa metodenya :
Human Process Techniques
Pelatihan Sensitivitas
Yaitu pelatihan kelompok yang mencari pola pikir perubahan yang tidak terstruktur dalam
interaksi kelompok.
Umpan Balik
Yaitu penggunaan kuisioner untuk mengidentifikasi ketidak-selarasan persepsi anggotaanggota kelompok.
Proses Konsultasi
Yaitu konsultan memberi klain sebuah pandangan tentang apa prospek yang bisa terjadi;
mengidentifikasi proses yang dibutuhkan “improvisasinya”.


Team Building
Yaitu interaksi serius antara anggota dalam suatu kelompok untuk meningkatkan motivasi
kerja dan keterbukaan.
Inter Group Development
Perkembangan organisasi oleh pegawai-pegawainya untuk menimprovisasi interaksi antar
grup.
Metode Tradisional
Metode tradisional dalam perubahan organisasi adalah :
Eksposisi dan Propaganda
Artinya, pengetahuan adalah kekuatan utama. Ide ini dipelopori oleh Marx, Keynes, dan
Darwin. Jadi, filosof-filosof tersebut lebih cenderung disebut sebagai ilmuan social;
mengubah dunia sosial dengan teori dan pemikiran umum
Elite Corps
Tidak jauh beda dengan di atas, bahwa ilmu pengetahuan adalah kekuatan utama. Tetapi,
pada eksposisi dan propaganda menyatkan bahwa elitis (yang mempunyai ide) dapat
mengkomunikasikan ide-ide mereka kepada pembuat undang-undang. Tetapi, persepsi elite
corps bahwa pembuat undang-undang dan orang-orang tidak bisa berkomunikasi satu sama
lain. Solusinya adalah menetapkan beberapa intelektual kepada posisi pembuat undangundang. Metode-metode yang lain antara lain adalah, pandangan psikoanalisis, teori staf,
scholarry consultation, sirkulasi ide para elitis, dan lain sebagainya.
PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI (CHANGE AND

ORGANIZATION DEVELOPMENT )
A) Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
Manajer senatiasa mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang akan
mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian disain organisasi diwaktu yang akan datang.
Perubahan-perubahan dalam lingkungan organisasi dapat disebabkan oleh kekuatan internal
dan kekuatan eksternal. Berbagai kekuatan eksternal dapat menekan organisasi untuk
mengubah tujuan, struktur dan operasinya. Sedangkan perubahan dari faktor seperti tujuan,
kebijakan manajer, sikap karyawan, strategi dan teknologi baru juga dapat merubah
organisasi.
B) Cara Penanganan Perubahan
Cara menangani perubahan organisasi memerlukan pendekatan. Cara pertama adalah konsep
perubahan reaktif dan yang kedua program perubahan yang direncanakan ( Planed Cange )
Pada cara pertama biayanya murah dan sederhana serta ditangani secara cepat, di mana
manajer akan memberikan reaksi setelah masalah terjadi. Misalnya bila peraturan pemerintah
baru mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai perlindungan terhadap kebakaran mungkin
manajer membeli alat-alat kebakaran.
Pendekatan yang kedua atau juga disebut proses produktif, thomas dan Bennis
mendefinisikan perubahan yang direncanakan sebagai perencanaan dan implementasi inovasi
struktural, kebijaksanaan secara sengaja. Pendekatan ini tepat bila keseluruhan atau sebagaian
besar satuan organisasi menyiapkan diri untuk menyesuaikan dengan perubahan.

C) Penolakan Terhadap Perubahan
Ada tiga sumber penolakan terhadap perubahan yaitu :
1. Ketidak pastian tentang akibat dan pengaruh perubahan

2. Ketidak pastian untuk melepaskan keuntungan-keuntungan yang ada
3. Pengetahuan akan kelemahan-kelemahan dalam perubahan yang diusulkan.
D) Proses Pengelolaan Perubahan
Proses perubahan harus mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai kualifikasi organisasi.
Pertama ada retribusi kekuasaan dalam struktur organisasi, kedua retribusi ini dihasilkan dari
proses perubahan yang bersifat pengembangan.
E) Pendekatan Perubahan Organisasi
Harold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan struktur,
teknologi dan atau orang-orangnya.
Pendekatan Struktur
Pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sistem internal,
seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja, sistem komunikasi, hubunganhubungan tanggung jawab atau wewenang. Pendekatan struktural dibagi menjadi tiga
kelompok yang terdiri dari :
Pertama melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisai klasik. Pendekatan ini
berusaha untuk memperbaiki penciptaan pembagian kerja yang tepat dari tanggung jawab
jabatan para anggota organisasi, pengubahan rentang manajemen, deskripsi jabatan dan
sebagainya.
Kedua desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan satuan-satuan organisasi yang lebih
kecil dan dapat berdiri sendiri dan memutuskan perhatian pada kegiatan yang berorientasi
tinggi. Hasilnya perbaikan prestasi kerja. Ketiga modifikasi aliran kerja dalam organisasi.
Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa aliran kerja dan pengelompokan keahlian
yang tepat akan berakibat kenaikan produktifitas secara langsung dan cenderung
memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.
Pendekatan Teknologi
Untuk mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba menganalisa dan
memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan
efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi adakalanya perubahan yang dilakukan
ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi. Hal ini dapat menciptakan ketidak
senangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi akibanya terjadi
penurunan produktifitas lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang
tinggi.
Pendekatan Orang
Pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui
pemusatan pada keterampilan sikap, prsepsi dan pengharapan mereka, sehingga dapat
melaksanakan tugas dengan efektif.
F) Konsep Pengemabangan Organisasi
Salah satu teknik pengembangan Organisasi adalah Grid OD yang didasarkan atas kisi-kisi
manajerial. R. Blake dan J. Mouton mengidentifikasikan berbagai kombinasi perhatian
terhadap produk dan orang. Enam tahap yang perlu diperhatikan dari program Grid OD
yaitu :
1. Latihan
2. Pengembangan tim
3. Pengembangan antar kelompok
4. Penetapan tujuan organisasi

5. Pencapaian tujuan
6. Stabilitas.
PENGERTIAN STRES
Stres dapat didefinisikan sebagai semua jenis perubahan yang menyebabkan fisik,emosi atau
tekanan psikologis. Stres adalah respons mental seseorang dalam menghadapi berbagai
persoalan kehidupan. Stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan karena
itu sesuatu yang mengganggu kita ( Maramis ).
Stres adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam yang menimbul;kan suatu
ketegangan dalam diri seseorang ( Soeharto Heerdjan 1987). Hal ini merupakan kondisi
mental yang secara subyektif tidak menyenangkan pada manusia. Stres bersumber dari
internal dan eksternal. Stres menyebabkan kemampuan seseorang menghadapi masalah
menurun dan menimbulkan berbagai keluhan psikis (mental emosional) maupun fisik. Stres
menyebabkan hambatan dalam kehidupan psikososial (pergaulan, pekerjaan, penggunaan
waktu senggang)
Vincent Cornelli mengatakan stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan
oleh perubahan dan tuntunan kehidupan,yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun
penampilan individu didalam lingkungan tersebut sedangkan Dadang hawari (2000) stres
adalah suatu bentuk ketegangan yang mempengaruhi fungsi alat-alat tubuh.
Stres adalah perasaan yang tercipta ketika kita bereaksi terhadap kejadian tertentu. It’s the
body’s way of rising to a challenge and preparing to meet a tough situation with focus,
strength, stamina, and heightened alertness. Ini adalah cara tubuh naik ke sebuah tantangan
dan bersiap-siap untuk memenuhi situasi yang sulit dengan fokus, kekuatan, stamina, dan
peningkatan kewaspadaan danThe events that provoke stress are called stressors , and they
cover a whole range of situations – everything from outright physical danger to making a
class presentation or taking a semester’s worth of your toughest subject. peristiwa-peristiwa
yang menimbulkan stres disebut stresor .
Stres tidak selalu berarti sakit, dalam taraf tertentu stres bermanfaat untuk mengembangkan
kepribadian. Stres adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari yang
disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian atau adaptasi ( Dafis 1988). Stres
adalah sebuah kondisi dimana sistim respon manusia berubah keseimbangannya (Lilis1997).
MEKANISME TUBUH MENGHADAPI STRES
Respon Stres :
Bila mendapatkan stresor tubuh manusia akan berusaha mengadakan perlawanan dengan
mencari keseimbangan. Stres dapat memicu respon tubuh terhadap ancaman atau bahaya
yang dirasakan, yang fight atau flight respon. Tubuh manusia merespon stres dengan
mengaktifkan sistem saraf dan hormon tertent.
Hipotalamus memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk memproduksi lebih banyak
hormon adrenalin dan kortisol serta melepaskan mereka ke dalam aliran darah. These
hormones speed up heart rate, breathing rate, blood pressure, and metabolism. Hormonhormon ini mempercepat denyut jantung, laju pernafasan, tekanan darah, dan metabolisme.

Blood vessels open wider to let more blood flow to large muscle groups, putting our muscles
on alert. Pembuluh darah terbuka lebih lebar untuk membiarkan lebih banyak darah mengalir
ke otot besar. Pupils dilate to improve vision. Pupil melebar untuk memperbaiki penglihatan.
The liver releases some of its stored glucose to increase the body’s energy. Glukosa yang
sebagian disimpan dilepaskan untuk meningkatkan energi tubuh. And sweat is produced to
cool the body. Kemudian keringat dihasilkan untuk mendinginkan tubuh.
All of these physical changes prepare a person to react quickly and effectively to handle the
pressure of the moment.Awalnya kemampuan ini untuk kita secara fisik melawan bahaya.
Ketika bahaya sudah hilang sistem dirancang kembali ke fungsi normal. Bila kita mengalami
stres yang lama atau terus menerus maka tubuh akan mengalami banyak perubahan seperti
meningkatnya tekanan darah dan peningkatan hormon stres yang terus menerus dapat
mengakibatkan penekenan terhadap sistem kekebalan tubuh sehingga risiko terjadinya infeksi
semakin meningkat.
Reaksi Adaptasi Terhadap Stres
Seberapa banyak, lama, dan berat keberadaan gejala-gejala stres menggambarkan pada tahap
mana reaksi seseorang terhadap stres yang dialaminya.
Penolakan (denial) : menyangkal atau tidak percaya atau belum menerima bahwa ia
mengetahui penyakit tersebut.
Marah: Marah kepada orang lain atau bahkan kepada Tuhan
Depresi : sedih, bersalah, merasa bahwa ia memang patut mengalami kondisi sakitnya
sekarang. Sering juga individu mengkait-kaitkan penyakit yang dialami dengan perbuatannya
di masa lalu.
Kecemasan: Merasa cemas dan tegang setelah mengetahui, menjadi berpikir dan
mengantisipasi ke masa yang akan datang, bagaimana menghadapi hidup selanjutnya dengan
kondisi yang sekarang dialami tersebut.
Tawar-menawar: Mulai dapat menerima, tetapi di saat yang sama juga masih sulit
membayangkan harus mengalami kondisi yang berubah tersebut.
Menerima
Sudah dapat menerima keadaan yang berubah tersebut, sehingga dapat menjalani hidup
dengan lebih nyaman.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB STRES
Secara umum, faktor penyebab stres meliputi:
1. Ancaman. Persepsi tentang adanya ancaman membuat seseorang merasa stres, baik
ancaman fisik, sosial, finansial, maupun ancaman lainnya. Keadaan akan menjadi buruk bila
orang yang mempersepsikan tentang adanya ancaman ini merasa bahwa dirinya tidak dapat
melakukan tindakan apa pun yang akan bisa mengurangi ancaman tersebut.

2. Ketakutan. Ancaman bisa menimbulkan ketakutan. Ketakutan membuat orang
membayangkan akan terjadinya akibat yang tidak menyenangkan, dan hal ini membuat orang
menjadi stres.
3. Ketidak pastian. Saat kita merasa tidak yakin tentang sesuatu, maka kita akan sulit
membuat prediksi. Akibatnya kita merasa tidak akan dapat mengendalikan situasi. Perasaan
tidak mampu mengendalikan situasi akan menimbulkan ketakutan. Rasa takut menyebabkan
kita merasa stres.
4. Disonansi kognitif. Bila ada kesenjangan antara apa yang kita lakukan dengan apa yang
kita pikirkan, maka dikatakan bahwa kita mengalami disonansi kognitif, dan hal ini akan
dirasakan sebagai stres. Sebagai contoh, bila kita merasa bahwa kita adalah orang yang baik,
namun ternyata menyakiti hati orang lain, maka kita akan mengalami disonansi dan merasa
stres. Disonansi kognitif juga terjadi bila kita tidak dapat menjaga komitmen. Kita yakin
bahwa diri kita jujur dan tepat janji, namun adakalanya situasi/lingkungan tidak mendukung
kita untuk jujur atau tepat janji. Hal ini akan membuat kita merasa stres karena kita terancam
dengan sebutan tidak jujur atau tidak mampu menepati janji.
Faktor lain yang bisa menimbulkan stres adalah kehidupan sehari-hari, seperti:
1. Kematian, baik kematian pasangan, keluarga, maupun teman
2. Kesehatan: kecelakaan, sakit, kehamilan
3. Kejahatan: penganiayaan seksual, perampokan, pencurian, pencopetan.
4. Penganiayaan diri: penyalahgunaan obat, alkoholisme, melukai diri sendiri
5. Perubahan keluarga: perpisahan, perceraian, kelahiran bayi, perkawinan.
6. Masalah seksual
7. Pertentangan pendapat: dengan pasangan, keluarga, teman, rekan kerja, pimpinan
8. Perubahan fisik: kurang tidur, jadual kerja baru.
9. Tempat baru: berlibur, pindah rumah
10. Keuangan: kekurangan uang, memiliki uang, menginvestasikan uang.
11. Perubahan lingkungan: di sekolah, di rumah, di tempat kerja, di kota, masuk penjara.
12. Peningkatan tanggung jawab: adanya tanggungan baru, pekerjaan baru
Beberapa situasi stres dapat ekstrim dan mungkin memerlukan perhatian khusus dan
perawatan. Gangguan stres pasca trauma ( PTSD) adalah reaksi stres yang dapat berkembang
pada orang-orang yang telah hidup melalui peristiwa yang sangat traumatis, seperti
kecelakaan mobil yang serius, bencana alam seperti gempa bumi , atau serangan seperti
pemerkosaan. Some people have anxiety problems that can cause them to overreact to stress,
making even small difficulties seem like crises.
GEJALA-GEJALA STRES
Stres mempengaruhi seluruh diri kita. Kondisi stres dapat diamati dari gejala-gejalanya, baik
gejala emosional/kognitif maupun gejala fisik. Jika kita dapat menandai gejala-gejalanya,
maka kita akan dapat mengelolanya.
Seseorang yang stres tidak berarti harus memiliki/menampakkan seluruh gejala ini, bahkan
satu gejala pun sudah bisa kita curigai sebagai pertanda bahwa seseorang mengalami stres.
Namun kita juga perlu menyadari bahwa gejala-gejala ini bisa juga merupakan indikator dari
masalah lain, misalnya karena memang benar ada gangguan kesehatan secara fisik.

Tabel berikut menggambarkan gejala-gejala stres:
Gejala Emosional/Kognitif Gejala Fisik / Psikosomatik
• Mudah merasa ingin marah
• Merasa putus asa saat harus menunggu sesuatu
• Merasa gelisah
• Tidak dapat berkonsentrasi
• Sulit berkonsentrasi
• Jadi mudah bingung
• Bermasalah dengan ingatan (mudah lupa, susah mengingat)
• Setiap saat memikirkan hal-hal negatif
• Berpikir negatif tentang diri sendiri
• Mood naik turun (mood mudah berubah-ubah, misalnya merasa gembira tapi tak lama
kemudian merasa bosan dan ingin marah)
• Makan terlalu banyak
• Makan padahal tidak lapar
• Merasa tidak memiliki cukup energi untuk menyelesaikan sesuatu
• Merasa tidak mampu mengatasi masalah
• Sulit membuat keputusan
• Emosi suka meluap-luap (baik gembira, sedih, marah, dan sebagai- nya)
• Biasanya merasa marah dan bosan
• Kurang memiliki sense of humor • Otot-otot tegang
• Sakit punggung bagian bawah
• Sakit di bahu atau leher
• Sakit dada
• Sakit perut
• Kram otot
• Iritasi atau ruam kulit yang tidak dapat dijelaskan kategorinya
• Denyut jantung cepat
• Telapak tangan berkeringat
• Berkeringat padahal tidak melakukan aktivitas fisik
• Perut terasa bergejolak
• Gangguan pencernaan dan cegukan
• Diare
• Tidak dapat tidur atau tidur berlebihan
• Napas pendek
• Menahan napas
TATALAKSANA
Manajemen atau penatalaksanaan stres pada tahap pencegahan dan terapi memerlukan suatu
metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu yang mencakup fisik (somatik),
psikologik/psikiatrik, psikososial dan religius. Di bidang pencegahan agar seseorang tidak
jatuh dalam keadaan stres, maka sebaiknya ketahanan yang bersangkutan perlu ditingkatkan
agar mampu menanggulangi stressor (penyebab) psikososial yang muncul. dan sebagainya.8
1. Secara fisik: kebutuhan dasar manusia dipenuhi mengkonsumsi makanan dan minuman
yang cukup gizi. Tidur dan istirahat yang cukup.Tidur adalah obat alamiah yang dapat
memulihkan segala keletihan fisik dan mental. Rekreasi seperti menonton acara-acara
hiburan di televisi, berolahraga secara teratur, melakukan tai chi, yoga, relaksasi otot,
penyaluran kearah positif. Vitamin, imunisasi . Jaga kondisi supaya tidak sakit.8,9

2. Secara mental yang disadari, yang disebut sebagai direct coping, yaitu seseorang secara
sadar melakukan upaya untuk mengatasi stres. Jadi pengelolaan stres dipusatkan pada
masalah yang menimbulkan stres. Ada dua strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi
stres, yaitu:
a. Meningkatkan toleransi terhadap stres, dengan cara meningkatkan
keterampilan/kemampuan diri sendiri, baik secara fisik maupun psikis, misalnya, Secara
psikis: menyadarkan diri sendiri bahwa stres memang selalu ada dalam setiap aspek
kehidupan dan dialami oleh setiap orang, walaupun dalam bentuk dan intensitas yang
berbeda.8 Di dalam upaya-upaya yang dapat dilakukan sendiri termasuk upaya-upaya yang
pada umumnya dapat dilakukan oleh individu tersebut sendiri, misalnya upaya-upaya dimana
stres dihadapi secara awam hingga upaya-upaya yang sebetulnya bersifat psikoterapeutik. Di
sini dimaksudkan antara lain memperbanyak stress coping skills. Tergantung dari kekuatan
kepribadian serta pengalaman belajar dan aset yang dimiliki oleh individu tersebut dalam
menghadapi stres. Contoh adalah stres yang mirip dengan yang pernah dialami sebelumnya
dapat dihadapi dengan menggunakan strategi yang sebelumnya berhasil.9
b. Mengenal dan mengubah sumber stres, yang dapat dilakukan dengan tiga macam
pendekatan, yaitu: (a) bersikap asertif, yaitu berusaha mengetahui, menganalisis, dan
mengubah sumber stres. Misalnya: bila ditegur pimpinan, maka respon yang ditampilkan
bukan marah, melainkan menganalisis mengapa sampai ditegur; (b) menarik diri/menghindar
dari sumber stres. Tindakan ini biasanya dilakukan bila sumber stres tidak dapat diatasi
dengan baik. Namun cara ini sebaiknya tidak dipilih karena akan menghambat
pengembangan diri. Kalaupun dipilih, lebih bersifat sementara, sebagai masa penangguhan
sebelum mengambil keputusan pemecahan masalah, dan
c kompromi, yang bisa dilakukan dengan konformitas (mengikuti tuntutan sumber stres,
pasrah) atau negosiasi (sampai batas tertentu menurunkan intensitas sumber stres dan
meningkatkan toleransi terhadap stres
Dalam hal ini terdapat cara terapi yang tentunya perlu bimbingan terapis seperti terapi
kognitif, assertiveness training, social skills training, teknik imagery, desensitisasi sistematik
dan lain-lain.
Meditasi merupakan upaya mencari ketenangan dengan cara tertentu, yang dapat diajarkan
sambil diawasi serta kemudian dapat dilakukan sendiri bila telah menguasai tekniknya. Ada
yang mengatakan bahwa meditasi lebih cepat mengembalikan seseorang ke dalam
ekuilibrium sesudah pengalaman stres 10
Hipnosis merupakan suatu alat terapi dalam dunia kedokteran,sehingga dikenal sebagai
medical hypnosis. Ada hipnosis yang dibimbing oleh terapis dan ada pula yang dapat
diajarkan untuk dilakukan sendiri, yang kita kenal sebagal auto-hypnosis. Didalam keadaan
trance hipnosis seseorang dapat diberikan sugesti-sugesti.9
Terapi kognitif – perilaku yang berupaya melatih keterampilan pengatasan umum (general
coping skills) dapat dipergunakan dalam kondisi stres yang tinggi serta adanya kegelisahan.
Terapi terdiri dari 3 fase, yaitu fase pendidikan, membuat pasien menyadari permasalahannya
dapat diatasi dengan memiliki keterampilan-keterampilan pengatasan yang tepat, berikutnya
adalah fase latihan, dimana pasien diperkenalkan kepada dan dilatih penggunaannya berbagai
respons pengatasan kognitif dan perilaku , dan terakhir adalah fase aplikasi, dimana pasien

harus melatih diri untuk mempergunakan respons-respons tersebut dalam menghadapi situasi
situasi stres secara bertahap. Terapi ini telah dipergunakan secara luas untuk mengatasi
berbagai kondisi secara baik.
Psikoterapi dan konseling dapat diberikan untuk mengatasi kondisi stres. Konseling biasanya
diberikan oleh awam yang berminat untuk itu, seperti guru-guru sekolah, ulama, pimpinan
organisasi tertentu, dan lain-lain. Dalam konseling permasalahan dievaluasi dan diberikan
pemecahan secara lebih direktif sifatnya, yang tentunya tergantung dari wibawa dan kharisma
sang konselor. Untuk konseling sebaiknya konselor mengalami pelatihan sebelumnya agar ia
terampil dalam teknik dan menguasai bidang di dalam mana konseling ditujukan. Psikoterapi
diberikan selain oleh psikiater, juga oleh ahli psikologi,
Bila dengan semua ini belum berhasil perlu ditambah psikofarmaka seperti anti ansietas, anti
depresi atau anti psikotik., tergantung dari gejala yang tampak.
SRUDI KASUS
1. Akan anda sebut apa jenis proses perubahan ini ? Jelaskan
2. Mengapa proses itu berhail ?
3. Ada konsekuensi negatif yang menurut anda bisa timbul dalam proses ini ?
4. Mengapa menurut anda CEO GE yang baru, Jeff Immelt, merevisi konsep Work-Out ?
JAWABAN :
1. Menurut kami jenis proses perubahan yang digunakan oleh General Electric adalah proses
perubahan Work-Out. Proses perubahan ini merupakan proses perubahan yang melibatkan
seluruh elemen dalam suatu organisasi. Proses perubahan ini di mulai dengan
mempertemukan elemen-elemen organisasi dalam suatu forum diskusi. Forum deskusi
tersebut membahas masalah-masalah yang telah diidentifikasi. Kemudian dibentuklah timtim kecil yang didorong untuk berpendapat menyusun rekomendasi untuk perbaikan dalam
organisasi. Kemudian hasil diskusi tadi dipresentasikan kepada manajer senior. Presentasi
tersebut diawasi oleh manajer penanggung jawab yang memutuskan diterima atau tidak
rolomendasi tersebut.
2. Proses perubahan ini dapat berhasil karena perubahan didukung oleh semua elemen
perusahaan GE.Perubahan tersebut yang membuat atau yang merekomendasikan elemen
perusahaan GE.Elemen perusahaan diberi kebebasan untuk merancang suatu asumsi dan
menyusun rekomendasi untuk perbaikan dalam proses-proses perusahaan,kemudian
rekomendasi tersebut didiskusikan diterima atau tidak.Maka dengan elemen perusahaan tidak
ada yang protes karena perubahan tersebut mereka yang membuat.
3. Menurut kami konsekuensi negatif yang akan timbul dalam proses ini adalah kemungkinan
terjadinya konflik antar elemen organisasi.Konlik ini mungkin terjadi karena perbedaan
pendapat pada saat diskusi,dimana mungkin terdapat pemaksaan pendapat yang dilakukan
oleh elemen-elemen perusahaan.Konflik juga mungkin terjadi karena tidak disetujuinya
keputusan rekomendasi dari para manajer senior.Penolakan rekomendasi ini mungkin karena
rekomendasi dari karyawan memberatkan perusahaan atau mungkin sebaliknya
4. Menurut kami keputusan Jeff Immelt merevisi konsep work out didasari atas semakin
majunya perkembangan teknologi dan sebagai perencanaan jangka panjang perusahaan.Jeff
Immelt menginginkan semua manajer ahli dalam pemikiran strategis yang sebagian besar
diserahkan kepada manajer senior.Dengan ini para manajer mampu menciptakan lini bisnis
baru yang dapat bersaing dengan perusahaan lain seiring semakin majunya perkembangan
teknologi.Sehingga perencanaan jangka panjang yang lebih inovatif juga dapat terwujud.

V. Kesimpulan
Dari makakalah ini dapat disimpulkan bahwa perubahan organisasi adalah upaya atau usaha
merubah organisasi dari bentuk yang satu menjadi bentuk yang lain secara sistematis dan juga
merupakan hal yang mesti terjadi di dalam sebuah organisasi. Maka, perlu manajemen
pengelolaan perubahan organisasi yang yang berpedoman kepada perencaan dan aplikasi
yang sistematis.
Di samping itu juga perlu evaluasi yang berkelajuta, dan yang terpenting adalah bagaimana
komponen-komponen yang ada di dalamnya dapat berinteraksi dengan harmonis. Salah satu
contoh kasus yang dapat dipelajari adalah “konflik” antara perubahan organisasi dengan
privatisasi dan post-privatisasi.
1. Perlu adanya sosialisasi terhadap lapisan-lapisan masyarakat tentang cara melakukan
perubahan organisasi yang efektif dan efisien.
2. Perlu adanya upaya oleh para organisatoris untuk melakukan aplikasi perubahan organisasi
sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi
Tags: Organisasi sebagai suatu wadah yang menampung individu-individu untuk
mewujudkan satu visi dan misi yang disepakati bersama.